pendampingan pastoral terhadap remaja pengguna...

43
Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna Gadget dan Internet di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tulungrejo Oleh, Gita Restu Anandani NIM: 712012043 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si-Teol) Program Studi Teologi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016

Upload: phamanh

Post on 23-Feb-2018

311 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna Gadget dan Internet di Greja

Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tulungrejo

Oleh,

Gita Restu Anandani

NIM: 712012043

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi

Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk gelar Sarjana Sains Teologi

(S.Si-Teol)

Program Studi Teologi

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2016

Page 2: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4
Page 3: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4
Page 4: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4
Page 5: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

TTO:

Page 6: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

v

MOTTO:

Hidup adalah perjuangan panjang dengan segala

peluang dan hambatan, dan selama hidup itu masih

berjalan harapan tetap ada dan harus diperjuangkan.

Segala Perkara dapat

kutanggung di dalam Dia

yang memberi kekuatan

kepadaku.

Filipi 4:13

Page 7: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat dan kasih-Nya yang begitu besar

dalam perjalanan studi dan kehidupan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir tepat pada waktunya dengan judul “Pendampingan Pastoral Terhadap Remaja

Pengguna Gadget dan Internet di Greja Kristen jawi Wetan (GKJW) Tulungrejo”. Tugas

akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program

Sarjana Fakultas Teologi di Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam penyusunan tugas

akhir tersebut penulis banyak mendapatkan doa, saran, motivasi, semangat dan bimbingan

dari berbagai pihak yang dekat juga kenal dengan penulis. Penulis menyadari bahwa tanpa

bantuan, bimbingan dan doa dari semua pihak tersebut, maka penulisan tugas akhir ini

tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan kehendak yang diinginkan penulis. Untuk itu

dengan segala penuh kerendahan hati dan penuh ungkapan syukur penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan fasilitas, dukungan doa

dan dana, membimbing, memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir tersebut,

Oleh karena itu ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :

1. Pdt. Dr. Jacob Daan Engel, M,Si sebagai Pembimbing 1 yang telah setia meluangkan

waktunya dan juga memberikan bantuan berupa peminjaman buku, membimbing dan

mengarahkan proses penulisan tugas akhir ini.

2. Pdt. Mariska Lauterboom, MATS sebagai Pembimbing II yang selalu memotivasi,

meluangkan waktu untuk bimbingan dan juga memberikan bimbingan sampai akhir

penulisan tugas akhir ini.

3. Seluruh Dosen dan Pegawai Tata Usaha (TU) Fakultas Teologi Universitas Kristen

Satya Wacana; Pdt. Dr. Retnowati,M,Si, Pdt. Izak Latu, Ph.D, Pdt. Ebenhaizer Nuban

Timo, Pdt. Tony Tampake, Pdt. Yusak Setiyawan, Pdt. Jhon A. Titaley, Pak David

Samiyono, Pdt. Rama Tulus, Pdt. Simon Julianto, Pdt Agus Supratikno, Pdt. Irene

Ludji, MAR, Bu Fery, Pdt. Dr. Jacob Daan Engel, M,Si, Pdt. Mariska Lauterboom,

MATS, Ibu Ira Mangililo,Ph.D, Pdt. Kristanto, Kak Astrid Lusi, Pdt. Nelman , Pak

Handri Jonathan, Bu Budi, Mas Eko, Mas Adi, Bu Ningsih, yang telah membantu

seluruh proses dari awal perkuliahan sampai pada penulisan tugas akhir tersebut yang

merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teologi.

Page 8: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

vii

4. Bapak dan Ibu yang dengan setia dan tanpa mengenal putus asa selalu membimbing,

mendoakan, mengusahakan dana dan segala fasilitas untuk penyelesaian studi ini.

5. Pakde Joni, Bude Dwi, Lik Nita, Lik Bangkit, Mbah Sutabri, Mbah Mardikan, Mbah

Daten, Lik Yanti, Lik Ewo, Lik Suki, Lik Agung, Lik Yudi, Pakde Reso dan semua

keluarga besar yang juga ikut mengambil bagian dalam mendukung, membimbing,

memotivasi dan juga memberikan perhatiannya bagi penulis dari awal masuk

perkuliahan sampai penulis dapat mengakhiri tugas dan perjuangan selama studi di

UKSW.

6. Pdt. Indro Sujarwo dan Pdt. Luvi Eko Yunanto beserta keluarga sebagai pendeta jemaat

dan juga motivator penulis, terimakasih sudah memberikan sumbangan pemikiran,

nasehat, bimbingan, doa dan motivasi bagi penulis dalam studi dan juga penulisan tugas

akhir.

7. Seluruh warga GKJW Tulungrejo dimana penulis melakukan penelitian, terimakasih

atas kesediaannya untuk memberikan informasi yang terkait dengan pencarian data

penulisan tugas akhir, dukungan doa, dan bimbingannya.

8. Seluruh warga GKJW Wonoasri dimana penulis melakukan PPL VI, terimakasih atas

pertemuan, perkenalan, dan juga hubungan kekeluargaan yang boleh terjalin dan

mendatangkan doa, semangat, dan bimbingan bagi penulis.

9. Guru Sekolah Minggu GKJ Salatiga yang telah memberikan banyak pengalaman

pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman-teman yang memberikan doa

serta motivasi.

10. Angkatan 2012 Teologi Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan

banyak perhatian, doa dan motivasi melalui perjuangan hidup masing-masing dan

semangat kebersamaan ini. “Mari kita semua bersama melayani di dalam Tuhan,

menjadi saksi bagi Kristus kini dan selamanya”

11. SMA Laboratorium Universitas Kristen Satya Wacana yang merupakan tempat PPL V

secara khusus Bu. Maretta Kristiani, S.Th sebagai supervisor lapangan penulis yang

telah memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi dan pelayanan penulis.

12. Sahabat-Sahabat dan sekaligus keluarga penulis yaitu Ribka, Jenifer Ehiliani Nonitana,

Mumpuni Dwi Wardani, Novi Dwi Permatasari, Rima Delavia, Rima Kristiana Puspa

Wulandari, Yeni Nurindahsari, Novita Zapetri, Gleny, Maria Agnesia, Sinta Kristiani,

Debora Fery Sagita, Trivena Putri Agnesia, Grace, Kak Jesico, Mbak Fany, Mbak Yeni,

Page 9: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

viii

Page 10: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. i

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................................................ ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT…………………………………………………... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES…………………………………………… iv

MOTTO.............................................................................................................................. v

UCAPAN TERIMAKASIH.............................................................................................. vi

ABSTRAK.......................................................................................................................... viiii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... x

I. PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................ 4

1.5 Metode Penelitian................................................................................................. 5

1.6 Sistematika Penelitian........................................................................................... 6

II. KAJIAN TEORI PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP REMAJA

PENGGUNA GADGET DAN INTERNET.......................................................... 6

2.1 Remaja dan Perkembangannya........................................................................... 6

2.1.1 Konsep dan Definisi Remaja.................................................................... 6

2.1.2 Definisi-Definisi Pemahaman Diri Remaja.............................................. 7

2.2 Definisi Fungsi Pendampingan Pastoral............................................................. 9

2.3 Definisi Gadget dan Internet.............................................................................. 12

2.4 Fungsi Pendampingan Pastoral Terhadap Remaja............................................. 13

Page 11: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

x

III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA............................................................. 13

3.1 Gambaran Umum Pelayanan GKJW Tulungrejo............................................ 13

3.2 Temuan Hasil Penelitian................................................................................. 15

3.2.1 Pemahaman dan Penggunaan Gadget dan Internet oleh Remaja di GKJW

Tulungrejo.............................................................................................. 15

3.2.2 Pemahaman dan Pelaksanaan Pendampingan Pastoral.......................... 17

3.2.3 Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna Gadget dan Internet di

Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tulungrejo..................................... 18

IV. PENUTUP.............................................................................................................. 28

4.1 Kesimpulan....................................................................................................... 28

4.2 Saran................................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 31

Page 12: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Internet merupakan sebuah jaringan komputer raksasa, tersebar di seluruh dunia

dan terdiri dari jutaan komputer dari berbagai jenis.1 Kelompok chatting melalui internet

dapat menjembatani seluruh dunia, jenis kelamin, usia, agama, sementara erat homogen

dalam pendidikan dan ideologi.2 Karena itulah penggunaan internet dalam dunia sosial

harus dengan tata kelola yang baik dan tepat terutama sebagai sarana pendidikan,

kemajuan ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Internet dapat diakses melalui berbagai

cara salah satunya dengan menggunakan gadget. Berbagai jenis-jenis penggunaan internet

selain email, including messaging, webside, juga dalam bentuk blog.3

Gadget merupakan media elektronik berbentuk handphone, smartphone, laptop dan

tablet yang terdapat berbagai aplikasi di dalamnya. Gadget merupakan alat untuk

mengaktifkan dan menjalankan semua media sosial yang ada, bahkan di kalangan remaja

banyak yang menggunakan gadget yang terhubung oleh jaringan internet untuk bermain

games, memperoleh informasi dan sarana menjalin komunikasi. Dampak positif dari

gadget adalah memudahkan seseorang dalam mendapatkan informasi baik dalam bentuk

tulisan, gambar, maupun video. Selain itu, penggunaan internet juga dapat dilakukan

sebagai sarana komunikasi dan hiburan, sehingga berbagai media sosial seperti facebook,

youtube, twitter bisa dibuka melalui internet.

Penggunaan internet dan gadget memberikan dampak baik positif maupun negatif

kepada remaja. Remaja merupakan seseorang yang sedang bertumbuh menjadi dewasa,

memasuki masa pubertas dimana ada perubahan baik fisik, biologis, psikologis, dan juga

sosial.4 Dampak positifnya adalah memudahkan remaja dalam berkomunikasi dengan

banyak orang tanpa membutuhkan biaya yang banyak. Misalnya melalui jejaring sosial,

remaja dapat berkomunikasi dengan orang dari berbagai belahan dunia. Dengan kemajuan

teknologi yang dimiliki, remaja menemukan permainan-permainan kreatif dan menantang

1 Burhan R, Kamus Dunia Komputer dan Internet (Surabaya: Indah, 2003), 67. 2 Robert D. Putnam, Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community (New York:

Rockefeller Center, 2000), 23. 3 Christopher E. Beaudoin,”Explaining the Relationship between Internet Use and Interpersonal

Trust: Taking into Accaunt Motivation and Information Overload,” Internasional Communication Assocition

(2008), 1. 4 David Geldard, Konseling Remaja: Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011), 6.

Page 13: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

2

yang bisa menguntungkan kreativitas remaja.5 Namun, tidak semua penggunaan gadget

berdampak positif. Penggunaan gadget yang berlebihan membuat remaja menjadi malas

menulis dan membaca. Dengan penggunaan gadget, remaja lebih tergoda dengan variasi

warna yang ada pada tampilan gadget mereka. Media visual ini yang menyebabkan remaja

malas untuk membaca.6 Selain itu dampak negatif dari penggunaan gadget dan internet

yang berlebihan akan mengakibatkan adanya penurunan dalam kemampuan bersosialisasi.

Remaja menjadi tidak peduli dengan sesama serta tidak memahami etika bersosialisasi

dengan lingkungan sekitarnya.7 Lebih ironisnya lagi tidak bisa menghormati orang yang

lebih tua. Remaja selalu ingin mendapatkan sesuatu dengan cepat tanpa melihat prosesnya.

Dampak penggunaan gadget dan internet yang telah dipaparkan di atas juga terjadi

di GKJW Tulungrejo. Fakta yang terjadi di lapangan, baik remaja laki-laki maupun

perempuan merupakan pengguna gadget dan internet. Kebanyakan remaja laki-laki

menghabiskan waktu untuk bermain games dengan gadget yang dimilikinya, sedangkan

remaja perempuan menghabiskan waktu mereka dengan menggunakan media sosial seperti

facebook, bbm, line, twitter dan instagram. Sangat mudahnya remaja mengakses berbagai

informasi dan melakukan komunikasi, membutuhkan peran gereja sebagai salah satu

wadah yang membentuk kepribadian remaja. Masa remaja itu sendiri menghadirkan begitu

banyak tantangan, karena banyaknya perubahan yang harus dihadapi mulai dari perubahan

fisik, biologis, psikologis, dan juga sosial.8 Perubahan ini salah satunya dipengaruhi oleh

penggunaan gadget dan internet, oleh karenanya diperlukan pendampingan pastoral gereja

untuk mencegah dan penyelesaian masalah remaja berkaitan dengan media tersebut.

Masa remaja merupakan saat remaja berada dalam sosialisasi primer, dimana

semua informasi dan pengalaman disekitar mereka akan dibawa saat mereka dewasa nanti.

Menurut Jean Piaget, usia remaja dalam perkembangannya sedang berada pada tingkatan

operasi berpikir formal, dimana remaja bekerja dengan sistematis mencoba semua

kemungkinan.9 Remaja tidak saja berada dalam penalaran matematis dan ilmiahnya, akan

5 Musbahiroh, Gadget, Penggunaan dan Dampak pada Anak-Anak (Universitas Negeri Semarang,

2013), 1. 6 Musbahiroh, Gadget, Penggunaan,1. 7 Musbahiroh, Gadget, Penggunaan. 8 David Geldard, Konseling Remaja: Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011), 6. 9 William Crain, Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014),

200.

Page 14: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

3

tetapi juga meliputi kehidupan sosial remaja.10 Demikian juga Erik H. Erikson

menempatkan masa perkembangan remaja yang diperhadapkan dengan adanya identitas

versus kebingungan identitas (identity versus identity confusion). Pada masa kini, individu

diperhadapkan pada tantangan untuk menentukan “siapakah mereka” itu, bagaimana

mereka nantinya, dan arah mana yang hendak mereka tempuh dalam hidupnya?.11

Berdasarkan permasalahan di atas, pendampingan pastoral gereja sangat diperlukan

dalam rangka membimbing, merawat, memelihara, melindungi, dan menolong remaja.12

Pendampingan pastoral memiliki beberapa fungsi antara lain: pertama, fungsi

menyembuhkan (healing), yakni fungsi pastoral yang bertujuan mengatasi beberapa

kerusakan dengan cara mengembalikan orang itu pada suatu keutuhan dan menuntunnya ke

arah yang lebih baik dari pada kondisi sebelumnya. Sedangkan kedua, fungsi menopang

(sustaining), yaitu menolong orang yang terluka (sakit) untuk bertahan dan melewati suatu

keadaan yang di dalamnya pemulihan kepada kondisi semula.13 Fungsi ketiga ialah

membimbing (guiding), yakni membantu orang-orang yang berada dalam kebingungan

untuk menentukan pilihan-pilihan yang pasti diantara berbagai pikiran dan tindakan

alternatif. Fungsi keempat ialah memulihkan (reconciling), yakni usaha membangun ulang

hubungan-hubungan yang telah rusak di antara manusia dengan Allah dan sesamanya.

Fungsi kelima ialah memberdayakan (empowering) fungsi ini membantu konseli menjadi

penolong bagi dirinya sendiri pada masa yang akan datang pada waktu menghadapi

kesulitan. Selain kelima fungsi tersebut, Howard Clinebell menambahkan lagi fungsi

pendampingan pastoral yakni fungsi memelihara atau mengasuh (nurturing), yaitu

memampukan orang untuk mengembangkan potensi-potensi yang diberikan Allah kepada

mereka.14

Pastoral berperan dalam suatu krisis dan kemalangan hidup, baik itu individu

maupun keluarga, bahkan dalam krisis perubahan sosial dalam masyarakat sekalipun.15

Pendampingan pastoral itu suatu panggilan yang harus dilakukan oleh setiap orang yang

telah merespon panggilan Allah.16 Pendampingan pastoral ini bukan saja menjadi

10 Crain, Teori Perkembangan, 200. 11 Santrock, Remaja Edisi 11, 51. 12 Jacob Daan Engel, Konseling Suatu Fungsi Pastoral (Salatiga: Tisara Grafika,2007), 2. 13 Engel, Konseling Suatu Fungsi Pastoral, 7. 14 Engel, Konseling Suatu Fungsi Pastoral, 8. 15 Engel, Konseling Suatu Fungsi Pastoral, 9. 16 Jacob Daan Engel, Konseling Dasar dan Pendampingan Pastoral (Salatiga: Widya Sari Press,

2003), 83.

Page 15: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

4

tanggungjawab pendeta, pastor atau kaum rohaniawan, tetapi semua orang percaya

terpanggil untuk melaksanakan tugas penggembalaan ini, termasuk juga GKJW Tulungrejo

yang remajanya banyak menggunakan gadget.17 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis

mengangkat judul:

“Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna Gadget dan Internet di Greja

Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tulungrejo”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian

ini adalah:

Bagaimana Pendampingan pastoral terhadap remaja pengguna gadget dan internet

di GKJW Tulungrejo?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Mendeskripsikan pendampingan pastoral terhadap remaja pengguna gadget dan

internet di GKJW Tulungrejo.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi mahasiswa maupun

penelitian berikutnya. Hal yang sama juga diharapkan bermanfaat bagi pendeta,

konselor dan semua warga gereja berkaitan dengan pemahaman pendampingan pastoral

terhadap remaja akibat pengguna gadget dan internet di GKJW Tulungrejo.

Secara Praktis

Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini menambah pengetahuan akan pastoral gereja

yang terkait dengan permasalahan remaja. Selain itu bagi gereja, pemahaman akan

pendampingan pastoral terhadap remaja pengguna gadget dan internet sangat

mendukung pelaksanaan pelayanan dan penyelesaian masalah dalam gereja.

17 Engel, Konseling Dasar.

Page 16: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

5

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif, yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah pendampingan

pastoral terhadap remaja pengguna gadget dan internet di GKJW Tulungrejo. Jenis

penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat

ini.18 Metode kualitatif dibangun atas dasar pemahaman intelektual dan argumentasi

yang didukung oleh data empirik. Objek penelitian adalah manusia (remaja) berkaitan

dengan segala sesuatu yang dilakukannya.

Penelitian dilakukan di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tulungrejo yang berada

di Banyuwangi-Jawa Timur. Dalam proses pengambilan data, cara yang akan digunakan

adalah dengan melakukan wawancara yang mendalam (deep interview) kepada pendeta

jemaat dan pengurus komisi remaja serta remaja. Dalam wawancara yang dilakukan

dengan remaja, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling,

dimana penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena

dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti

mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang

diberikan oleh dua orang sebelumnya.19 Selain dengan melakukan wawancara dan

observasi pada remaja, penulis juga melakukan studi pustaka (studi dokumen) untuk

memperoleh data tentang pendampingan pastoral terhadap remaja pengguna gadget dan

internet di GKJW Tulungrejo.

Responden dalam penelitian ini adalah pendeta jemaat dan pengurus komisi remaja

GKJW Tulungrejo. Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih ialah Greja Kristen Jawi

Wetan (GKJW) Tulungrejo. Lokasi ini dipilih karena remajanya cukup banyak, yaitu

sekitar 32 remaja dan dalam era globalisasi ini pengaruh penggunaan gadget dan

internet sudah begitu mempengaruhi kehidupan remaja disana. Penelitian ini akan

dilakukan dengan wawancara mendalam mengenai pendampingan pastoral gereja

terhadap remaja pengguna gadget dan internet di GKJW Tulungrejo. Sumber data

18 Hadari Nanawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1994), 73. 19 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2012), 68.

Page 17: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

6

utama adalah informasi verbal yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan

pendeta jemaat, pengurus komisi, dan remaja di GKJW Tulungrejo. Sumber ini

dilengkapi dengan data fisik berupa data yang didokumentasikan. Data sekunder seperti

dokumen-dokumen akan diperoleh melalui dokumen-dokumen gereja serta tulisan-

tulisan tentang topik yang diteliti.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulis akan membagi tulisan ini ke dalam empat bagian, yakni sebagai berikut:

Bagian pertama membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian. Bagian kedua

tentang definisi remaja, pendampingan pastoral, serta gadget dan internet, yang meliputi

remaja dan perkembangannya, peran pendampingan pastoral, alasan dan dampak

penggunaan gadget dan internet. Bagian ketiga ini membahas tentang hasil penelitian dan

pembahasan yang meliputi permasalahan-permasalahan remaja akibat penggunaan gadget

dan internet serta pendampingan pastoral gereja terhadap remaja pengguna gadget dan

internet di GKJW Tulungrejo. Kemudian pada bagian keempat berisi tentang penutup

yang meliputi kesimpulan berupa temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian,

pembahasan, analisis dan saran-saran yang berupa kontribusi dan rekomendasi untuk

penelitian yang mendatang.

II. KAJIAN TEORI PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP REMAJA

PENGGUNA GADGET DAN INTERNET

2.1 REMAJA DAN PERKEMBANGANNYA

2.1.1 Definisi Remaja

Masa remaja merupakan periode transisi dalam perkembangan antara masa

kanak-kanak dan dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan

sosio-emosional.20 Kata remaja berasal dari bahasa Inggris adolescence yang diadopsi

dari bahasa Latin adolescere yang berarti remaja, mengandung arti “tumbuh menjadi

dewasa”.21 Masa remaja menempatkan seseorang diantara tahap kanak-kanak dengan

tahap dewasa, tahapan ini dimulai dengan peristiwa kedewasaan yang telah banyak

20 John W. Santrock, Remaja Edisi 11 Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2007), 20.

21 Sumardjono Padmomartono, Konseling Remaja (Salatiga: Program Studi Bimbingan dan

Konseling UKSW, 2013), 1.

Page 18: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

7

dijelaskan dengan sebutan “pubertas”.22 Pubertas merujuk pada peristiwa-peristiwa

biologis yang menyertai menstruasi pertama pada perempuan dan ejakulasi pertama

pada laki-laki.23 Selain melewati masa perubahan biologis, remaja juga sedang

mengalami perubahan kognitif yang didalamnya seorang remaja akan mengembangkan

kemampuan berpikir abstrak, menemukan cara untuk berpikir tentang masalah

hubungan, memahami cara-cara baru untuk mengolah informasi, dan belajar berpikir

secara kreatif dan kritis.24

2.1.2 Dimensi-dimensi Pemahaman Diri Remaja

Aristoteles abad ke-4 M menyatakan bahwa aspek terpenting dari remaja adalah

kemampuan untuk memilih dan determinasi diri merupakan jalan menuju kematangan.

Ia juga mengenali adanya egosentrisme remaja, dan mengatakan bahwa remaja

mengganggap dirinya mengetahui segala sesuatu dan cukup yakin mengenalinya.25

Sedangkan menurut G. Stanley Hall, masa remaja yang usianya berkisar antara 12

hingga 23 tahun diwarnai oleh pergolakan. Pandangan “badai dan stress (strorm and

stress view)” adalah konsep yang diajukan Hall yang menyatakan bahwa remaja

merupakan masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan perubahan suasana hati.

Menurut pandangan ini, berbagai pikiran, perasaan dan tindakan remaja berubah-ubah

antara kesombongan dan kerendahan hati, niat yang baik dan godaan, kebahagiaan dan

kesedihan.26

Selain G. Stanley Hall, Erik H. Erikson juga mengungkapkan bahwa masa

remaja menempatkan remaja yang diperhadapkan dengan adanya identitas versus

kebingungan identitas (identity versus identity confusion). Di masa ini, individu

diperhadapkan pada tantangan untuk menentukan siapakah mereka itu, bagaimana

mereka nantinya, dan arah mana yang hendak mereka tempuh dalam hidupnya.27

Sedangkan dalam pemikiran Jean Piaget, remaja termotivasi untuk memahami

dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk adaptasi biologis. Jean Piaget juga

mengatakan bahwa usia remaja dalam perkembangannya sedang berada pada tingkatan

22 David Geldard, Konseling Remaja: Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011), 7. 23 Geldard, Konseling Remaja. 24 Geldard, Konseling Remaja, 10. 25 John W. Santrock, Remaja Edisi 11 Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2007), 5. 26 Santrock, Remaja Edisi 11. 27 Santrock, Remaja Edisi 11, 51.

Page 19: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

8

operasi berpikir formal, dimana remaja bekerja dengan sistematis mencoba semua

kemungkinan.28

Susan Harter mengatakan bahwa pemahaman diri remaja memiliki sifat yang

kompleks dan melibatkan aspek diri, antara lain sebagai berikut:29 dimensi pertama

ialah abstraksi dan idealisasi, dimana ketika diminta untuk mendeskripsikan mengenai

dirinya sendiri, remaja mulai menggunakan istilah-istilah yang lebih abstrak dan

idealistik. Pemahaman akan remaja juga tidak lepas dari dimensi kedua ialah

diferensiasi, dimana remaja semakin mempertimbangkan berbagai konteks atau situasi

ketika mendeskripsikan dirinya. Dimensi ketiga dari pemahaman remaja ialah diri yang

berfluktuasi, remaja berada didalam kondisi tidak stabil hingga masa remaja akhir atau

bahkan masa dewasa awal. Dimensi keempat ialah kontradiksi di dalam diri. Harter

mengatakan bahwa remaja memiliki sejumlah kontradiksi yang muncul dalam dirinya

yang berbeda-beda itu, misalnya seperti suasana hati yang berubah-ubah dan

memahami, buruk dan menarik, bosan dan ingin tahu, peduli dan tidak peduli, introvert

dan gemar bersenang-senang. Dimensi kelima ialah diri riil versus diri ideal, diri

sebenarnya versus diri palsu. Rogers berpendapat bahwa kesenjangan yang kuat antara

diri riil dan diri ideal dapat menjadi indikasi dari gangguan penyesuaian diri. Dimensi

keenam ialah perbandingan sosial, dalam dimensi ini remaja cenderung melakukan

perbandingan sosial dalam mengevaluasi dirinya. Begitu juga dimensi ketujuh tidak

bisa dilepaskan dari kehidupan remaja, yaitu adanya kesadaran diri. Remaja mendekati

kawan-kawannya untuk memperoleh dukungan dan penjelasan atas dirinya, termasuk

mendengarkan pendapat kawan-kawannya dalam proses mendefinisikan siapakah

dirinya itu. Dimensi kedelapan ialah perlindungan diri, di antara remaja, perasaan

bingung dan konflik yang dipicu oleh upaya memahami dirinya sering kali disertai

dengan kebutuhan untuk melindungi diri. Kemudian adanya pemahaman akan diri yang

tidak disadari sebagai dimensi kesembilan, dibandingkan remaja yang lebih kecil,

remaja yang lebih besar lebih mempercayai adanya aspek-aspek tertentu dari

pengalaman mental yang berada di luar kesadaran atau kontrol mereka. Dimensi

kesepuluh adalah tentang integrasi diri.

28 William Crain, Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2014), 200. 29 Santrock, Remaja Edisi 11, 178-182.

Page 20: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

9

2.2 DEFINISI DAN FUNGSI PENDAMPINGAN PASTORAL

Pendampingan pastoral (pastoral care), yang dalam bahasa alkitabiah sering

dipakai istilah penggembalaan berasal dari kata gembala. Proses penggembalaan itu

sendiri ada sejak manusia pertama; Adam dan Hawa. Hukuman Allah adalah upaya

untuk memperbaiki dan membangun kembali hubungan yang tidak harmonis sebagai

proses penggembalaan Allah terhadap manusia.30 Di sisi lain, proses penggembalaan

Allah itu juga merupakan bentuk pertanggungjawaban manusia kepada Allah. Dalam

proses penggembalaan ini, Allah bertindak sebagai seorang gembala yang datang untuk

menolong umat ciptaan-Nya, menemukan akar dan penyebab permasalahan yang

dihadapi, serta upaya memperbaiki hubungan manusia dengan Allah.31

Pendampingan pastoral (pastoral care) yang dalam alkitab dipakai untuk

melaksanakan tugas penggembalaan, tidak hanya memulihkan tetapi juga

mengembangkan orang dalam potensi-potensinya yang dapat juga mengembangkan

orang dalam potensi-potensinya yang dapat digunakan untuk melayani Tuhan dalam

pelayanan kepada sesamanya.32 Yesus tahu kebutuhan setiap orang, bukan hanya

masalah lahiriah tetapi sentuhan kasih Yesus yang dirasakan oleh mereka yang datang

dengan berbagai penyakit dan penderitaan, memberikan dimensi spiritual,

membangkitkan dan mengobarkan semangat hidup yang berpengharapan (Matius

15:30; Lukas 4:40; 6:9). Pendampingan pastoral adalah suatu panggilan yang harus

dilakukan oleh setiap orang yang telah merespon panggilan Allah.33

Istilah “pendampingan pastoral” adalah gabungan dua kata yang mempunyai

makna pelayanan, yaitu kata pendampingan dan kata pastoral. Dengan demikian, istilah

pendampingan memiliki arti kegiatan kemitraan, bahu-membahu, menemani, membagi

atau berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan.34 Penggembalaan

inilah yang menjadi dasar pendampingan pastoral, untuk mewujudkan kasih, perhatian

dan kepedulian kepada yang berada dalam pergumulan, terutama perasaan-

30 Jacob Daan Engel, Konseling Dasar dan Pendampingan Pastoral: Pemahaman dan

Pengalaman dalam Praktek (Salatiga: Widya Sari Press, 2003), 78. 31 Engel, Konseling Dasar. 32 Jacob Daan Engel, Konseling Suatu Fungsi Pastoral (Salatiga: Tirasa Grafika, 2007), 5. 33 Engel, Konseling Suatu Fungsi. 34 Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2012), 9.

Page 21: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

10

perasaannya.35 Pandangan Alkitab Perjanjian Baru tentang peranan dan fungsi gembala

tidak dapat dipisahkan dari pemahaman tentang pekerjaan Tuhan Yesus sebagai

Gembala Agung dan Gembala yang baik. Yesus Kristus adalah tokoh Messianis yang

menyatakan diri-Nya sebagai Gembala yang baik, karena Ia telah berhasil

melaksanakan kehendak Allah (Yohanes 10:11). Yesus selalu melihat tujuan

pelayanan-Nya yaitu supaya jemaat yang adalah umat Allah dibangun. Pembangunan

jemaat adalah tujuan penggembalaan yang dilakukan Tuhan Yesus maupun gereja

sebagai tubuh-Nya terhadap anggota-anggota-Nya.36

Pendampingan pastoral yang diusahakan oleh gereja tidak terlepas dari proses

pendampingan. Pendampingan sendiri berasal dari kata kerja mendampingi, sebagai

suatu kegiatan menolong, karena suatu sebab perlu didampingi.37 Interaksi yang terjadi

dalam proses pendampingan, membuat pendampingan memiliki arti kegiatan

kemitraan, bahu-membahu, menemani, berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan

dan mengutuhkan dalam hubungan dengan konseling, pendampingan menempatkan

baik pendamping maupun yang didampingi dalam kedudukan yang seimbang dan

dalam hubungan timbal-balik yang serasi dan harmonis.38 Kata pastoral berasal dari

bahasa latin pastore, dalam bahasa Yunani poimen yang berarti gembala.39 Secara

tradisional, pastoral merupakan tugas pendeta yang menjadi gembala bagi jemaatnya.

Di dalam kata gembala terkandung pengertian tentang hubungan antara Allah yang

penuh kasih dengan manusia lemah yang memerlukan arahan dan bimbingan.

Pendampingan pastoral dapat dilakukan di dalam dua bentuk pendampingan, yaitu

bagaimana seseorang dapat mendampingi orang lain, hadir secara fisik dan psikhis,

mendengar secara aktif dan penuh perhatian.40

Pendampingan pastoral memiliki beberapa fungsi antara lain:41

1. Menyembuhkan (healing), yakni fungsi pastoral yang bertujuan mengatasi beberapa

kerusakan dengan cara mengembalikan orang itu pada suatu keutuhan dan

35 Engel, Konseling Suatu Fungsi. 36 Jacob Daan Engel, Konseling Dasar dan Pendampingan Pastoral: Pemahaman dan

Pengalaman dalam Praktek (Salatiga: Widya Sari Press, 2003), 80. 37 Jacob Daan Engel, Konseling Suatu Fungsi Pastoral (Salatiga: Tirasa Grafika, 2007), 4. 38 Engel, Konseling Suatu Fungsi. 39 Engel, Konseling Suatu Fungsi, 2. 40 Engel, Konseling Dasar, 83. 41 Engel, Konseling Suatu Fungsi, 7-8.

Page 22: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

11

menuntunnya ke arah yang lebih baik dari pada kondisi sebelumnya. Dalam hal

pastoral, fungsi menyembuhkan ini penting dalam arti bahwa melalui

pendampingan yang berisi kasih sayang, rela mendengarkan segala keluhan batin,

dan kepedulian yang tinggi akan membuat seseorang yang sedang menderita

mengalami rasa aman dan kelegaan sebagai pintu masuk ke arah penyembuhan

yang sebenarnya.

2. Menopang (sustaining), yakni menolong orang yang terluka (sakit) untuk bertahan

dan melewati suatu keadaan yang di dalamnya pemulihan kepada kondisi semula.

Sokongan berupa kehadiran dan sapaan yang meneduhkan dan sikap yang terbuka,

akan mengurangi penderitaan yang begitu memukul.

3. Membimbing (guiding), yakni membantu orang-orang yang berada dalam

kebingungan untuk menentukan pilihan-pilihan yang pasti diantara berbagai pikiran

dan tindakan alternatif. Fungsi membimbing penting dalam kegiatan menolong dan

mendampingi seseorang. Orang yang didampingi, ditolong untuk memilih atau

mengambil keputusan tentang apa yang akan ditempuh atau apa yang menjadi masa

depannya. Pengambilan keputusan tentang masa depan ataupun mengubah dan

memperbaiki tingkah laku tertentu atau kebiasaan tertentu, tetap ditangan orang

yang didampingi.

4. Memulihkan (reconciling), yakni usaha membangun ulang hubungan-hubungan

yang telah rusak di antara manusia dengan Allah dan sesamanya.

5. Memberdayakan (empowering), fungsi ini membantu konseli menjadi penolong

bagi dirinya sendiri pada masa yang akan datang pada waktu menghadapi kesulitan.

6. Mengasuh (nurturing), berkaitan dengan hidup yang selalu bertumbuh dan

berkembang, biasanya dalam proses perkembangan seorang bayi hingga ia dewasa,

terlihat adanya perubahan bentuk dan fungsi. Perkembangan ini meliputi aspek

emosional, cara berpikir, motivasi dan kemauan, tingkah laku, kehidupan rohani,

dalam interaksi dan sebagainya.

Page 23: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

12

2.3 DEFINISI GADGET DAN INTERNET

Gadget menurut kamus berarti perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi

khusus. Gadget merujuk pada suatu peranti atau instrumen kecil yang memiliki tujuan

dan fungsi praktis spesifik yang berguna. Gadget sendiri bisa berbentuk (handphone,

smartphone, laptop, tablet, note, mp3 dan lain-lain).42 Menurut Wing Winarno,

“Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa inggris, yang artinya perangkat

elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus”. Dalam bahasa Indonesia, gadget di

sebut “acang”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik

lainya adalah unsur “kebaruan”. Artinya dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan

menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis.

Fitur-fitur umum pada gadget adalah, internet, kamera, video call, telepon, email, sms,

bluetoot, wifi, games dan mp3.43

Penggunaan gadget sendiri memiliki dampak baik positif maupun negatif.

Dampak negatif dari penggunaan gadget secara berlebihan sendiri adalah sebagai

berikut: pertama, kecenderungan penggunaan gadget secara berlebihan dan tidak tepat

dapat menjadikan sesorang bersikap tidak peduli pada lingkunganya baik dalam

lingkungan keluarga dan msyarakat. Kedua, timbul kesenjangan antara peserta didik

yang memiliki gadget dengan peserta didik yang tidak memiliki gadget dapat

menanamkan sifat hedonis, asosial pada setiap anak lalu berkembang menjadi

pengelompokan dalam pertemanan.44 Ketiga, dengan kemudahan mengakses berbagai

media informasi dan komunikasi menyebabkan anak malas dalam bergerak dan

beraktivitas. Penggunaan gadget yang berlebihan juga berdampak pada kesehatan

remaja terutama perkembangan otak, psikologis anak, selain itu menurunnya fungsi

alat indera (mata) misalnya. Dampak positif dari penggunaan gadget adalah remaja

mampu mengasah kreativitas dan kecerdasan mereka, beragam aktivitas mewarnai,

membaca dan menulis akan mempengaruhi perkembangan otak remaja. Selanjutnya,

lebih efisien waktu dan tenaga karena remaja dapat mengakses segala informasi dan

menulis di tablet yang dimilikinya. Gadget dan berbagai fasilitas yang ada didalamnya

42 Lucia Tri Ediana Pamungkas Jati & F. Anita Herawati, Studi Deskriptif terhadap Mahasiswa

Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY dengan Teknik Analisis Cluster berdasarkan Motivasi dan

Perilaku Penggunaan Gadget (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya), 05. 43 Tara Lioni, Holillulloh, Yunisca Nurmalisa, Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Peserta

Didik Terhadap Interaksi Sosial, Vol2 No 2 (2014), 07. 44 Tara Lioni, Holillulloh, Yunisca Nurmalisa, Pengaruh Penggunaan Gadget.

Page 24: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

13

juga dapat mempermudah dalam melakukan komunikasi tanpa terbatas usia, tempat,

dan waktu.45

Sistem internet dapat meliputi seluruh dunia dan melibatkan ribuan koneksi dari

jaringan komputer, memberikan sejumlah informasi yang luar biasa banyaknya yang

dapat ditelusuri oleh remaja.46 Gaya hidup yang individual atau egoistis memunculkan

berbagai permasalahan dan mencemaskan setiap orang dalam upaya mencapai

kesuksesan dan meraih masa depan yang lebih baik.

2.4 FUNGSI PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP REMAJA

Tahapan remaja (adolescence) merupakan satu fase dimana mereka dapat

bertumbuh secara aktif. Berbagai kelompok pertumbuhan dapat digunakan untuk

menolong para remaja memperkuat rasa identitas mereka (pokok tujuan pertumbuhan

mereka); mengembangkan keterampilan hubungan yang baru dengan lawan jenisnya;

meningkatkan perasaan mereka dalam mengendalikan hidup mereka; meneguhkan dan

membimbing seksualitas mereka yang sedang mekar; dan mengembangkan iman

mereka yang aktif dan nilai-nilai etis mereka yang bertanggungjawab. Pendekatan-

pendekatan dengan konseling edukatif dapat digunakan secara proaktif dengan

anggota dari kelompok pendidikan dan kelas peneguhaan sidi untuk kaum muda.47

III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

3.1 Gambaran Umum Pelayanan GKJW Tulungrejo

Tempat penelitian yang diambil oleh penulis ialah GKJW Tulungrejo. Gereja

tersebut terletak di Jalan Sariman, Desa Tulungrejo, Dusun Tulungrejo, Kecamatan

Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. GKJW merupakan gereja sinodal dimana sinodenya

terletak di Balewiyata- Malang. Sinode GKJW atau yang biasanya disebutkan Majelis

Agung (MA) merupakan pusat pelayanan gereja-gereja GKJW. GKJW sendiri hanya

berada di daerah Jawa Timur. Menurut pembagian wilayah pelayanan, GKJW Tulungrejo

masuk dalam Majelis Daerah (MD) Besuki Timur. Seluruh pelayanan yang ada di GKJW

45 Iis Widiawati, Hendra Sugiman & Edy, Pengaruh Penggunaan Gagdet terhadap Daya

Kembang Anak (Jakarta: Universitas Budi Luhur, 10 Mei 2014), 04. 46 John W. Santrock, Remaja Edisi 11 Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2007), 218. 47 Howard Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral (Yogyakarta:

Kanisius, 2002), 483.

Page 25: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

14

secara umum tersusun dalam Program Kegiatan Tahunan (PKT), begitu juga secara khusus

yang ada di GKJW Tulungrejo.

Pelayanan yang ada di GKJW Tulungrejo meliputi pelayanan anak dan remaja,

pemuda, warga dewasa, dan lansia. Semua pelayanan yang ada merupakan bentuk

komitmen akan karya keselamatan dari Tuhan Yesus yang terwujud dalam tindakan nyata

keseharian untuk menyatakan keadilan dan kasih kepada sesama. Pendeta jemaat

merupakan ketua majelis yang sekaligus bertugas mengontrol segala kegiatan pelayanan

yang ada di gereja. Majelis jemaat yang ada terbagi dalam beberapa komisi selain bertugas

sebagai koordinator juga sebagai penghubung antara warga jemaat dengan Gereja. Komisi-

komisi yang ada di GKJW Tulungrejo meliputi Komisi Pembinaan Anak dan Remaja

(KPAR), Komisi Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa (KPPM), Komisi Pembinaan

Peranan Wanita (KPPW), Komisi Pembinaan Teologi (KPT), Komisi Pelayanan dan

Kesaksian (KPK), Komisi Pembinaan Pelayanan dan Cinta Kasih (KPPCK), Komisi Antar

Umat (KAUM), Komisi Pembinaan Penatalayanan (KPPL), Komisi Perencanaan

Penelitian dan Pengembangan (KOMPERLITBANG), Komisi Pengawas Perbendaharaan

Jemaat (KP2J).48 Semua tugas dan tanggungjawab pelayanan setiap komisi tersebut

tercantum dalam Tata dan Pranata Greja Kristen Jawi Wetan serta secara khusus dituliskan

dalam Organisasi dan Tata Laksana GKJW Tulungrejo (ORGTALA). Pelayanan remaja

masuk dalam Komisi Pembinaan Anak dan Remaja (KPAR), dimana disana ada sejumlah

23 pamong atau guru sekolah minggu yang terlibat aktif dalam pelayanan yang ada,

sedangkan remajanya sejumlah 32 anak.

Ibadah anak-anak dan remaja dilakukan setiap hari Minggu yang dibagi dalam

empat kelas yaitu Balita (pra-sekolah-TK), Pratama (kelas 1-3 SD), Madya (kelas 4-5 SD)

dan Remaja (Kelas 6 SD- belum Sidi) pada pukul 08.00 wib, ibadah KPAR pada hari

Jumat pukul 16.00 wib dan katekisasi remaja yang dilakukan setiap hari Rabu pukul 16.00

wib. Pelayan dalam ibadah anak dan remaja adalah pamong atau guru sekolah minggu,

sedangkan untuk pelayan katekisasi remaja adalah Pdt. Luvi Eko Yunanto sebagai pendeta

GKJW Tulungrejo. Selain kegiatan ibadah tersebut, remaja dilibatkan secara aktif dalam

kegiatan-kegiatan gerejawi seperti mengisi pujian, bermain musik atau drama. Masa

48 Tata dan Pranata Greja Kristen Jawi Wetan (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996).

Page 26: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

15

remaja merupakan masa dimana seorang anak akan banyak mengalami perubahan dalam

kehidupannya baik secara fisik, emosional ataupun kepercayaannya.

3.2 Temuan Hasil Penelitian

3.2.1 Pemahaman dan Penggunaan Gadget dan Internet oleh Remaja di GKJW

Tulungrejo

Pengertian gadget dan internet serta penggunaannya dalam lingkungan remaja tidak

lepas dari pemahaman bahwa gadget merupakan salah satu barang yang dekat dengan

remaja, hal ini dikarenakan remaja hidup dalam dunia digital. Menurut remaja, gadget

merupakan sebuah alat yang digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh, alat yang

membantu dalam mengerjakan tugas sekolah, alat untuk mencari informasi, bermain

games, alat untuk mengakses segala hal dan sebagai sarana bagi penggunaan media sosial

seperti facebook, bbm, instagram, path, twitter, line, whatsApp dan sebagainya.49

Sedangkan pemahaman remaja yang lain akan internet merupakan suatu jaringan yang

menghubungkan gadget yang merupakan suatu alat untuk dapat mengaktifkan aplikasi

dalam gadget dan berbagai media sosial yang ada didalamnya.50 Hampir semua remaja di

GKJW Tulungrejo memiliki gadget dan ada pula yang memiliki lebih dari satu. Menurut

penuturan remaja di sana, mereka seringkali berganti-ganti gadget dikarenakan mereka

mengikuti trend yang ada di dunia teknologi dan informasi serta untuk memenuhi

kebutuhan mereka untuk berkomunikasi.

Perkembangan teknologi khususnya penggunaan gadget dan internet membawa

berbagai pengaruh, baik yang bersifat positif maupun negatif. Ardiyanto Cahyadi yang

merupakan salah satu guru sekolah minggu di GKJW Tulungrejo mengatakan bahwa

dampak positif dari penggunaan gadget dan internet adalah memudahkan setiap orang

dalam mengakses berbagai informasi yang penting dan memudahkan orang dalam

menyampaikan sebuah pemikiran dan pemecahan masalah supaya mereka bisa bertukar

informasi dengan sesamanya.51 Pendapat yang hampir senada diungkapkan oleh Pnt.

49 Wawancara dengan Katrin Andika Florentina, Zefanya Nanda P. dan Krisna Yudit, (remaja),

Tulungrejo, 14 Desember 2015, Pukul 08.30 Wib. 50 Wawancara dengan Wahyudi Omega Putra dan Gabriel Ade Gunawan, (remaja), Tulungrejo, 20

Desember 2015, Pukul 20.38 Wib. 51 Wawancara dengan Sdr. Ardiyanto Cahyadi, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 16 Desember

2015, Pukul 20.36 Wib.

Page 27: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

16

Yunus Tricahyono bahwa adanya gadget dan internet bisa juga membantu mempermudah

kegiatan pelayanan yang ada di gereja misalnya membuka ayat-ayat Alkitab, pujian dan

juga renungan yang dengan mudah bisa diakses oleh siapa saja yang memiliki media untuk

itu.52 Bagi sebagian besar remaja sendiri, gadget dan internet ini memiliki fungsi yang

positif dalam dunia mereka yang meliputi mudahnya berkomunikasi di berbagai media

sosial, membantu mereka mengerjakan tugas sekolah dengan mengambil berbagai

informasi yang berkaitan dengan pelajaran mereka, selain itu bagi mereka yang gemar

bernyanyi atau bermain musik bisa melihat tutorial yang berkenaan dengan hal tersebut.53

Penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa ada kesadaran akan

dampak negatif dari penggunaan gadget dan internet oleh remaja, misalnya saja seperti

yang diungkapkan oleh Pdt. Luvi Eko Yunanto bahwa gadget dan internet itu merupakan

pedang bermata dua disatu sisi berguna akan tetapi di satu sisi bisa melukai atau

menghancurkan. Kekhawatiran gereja dan orangtua terhadap fungsi negatif gadget adalah

remaja melihat gambar-gambar atau video purno yang sulit dihalangi karena mudahnya

dalam mengaksesnya dan menjadi pribadi yang tidak mampu bersosialisasi dengan baik.54

Selain itu bagi para remaja yang merupakan penggila games, mereka akan menghabiskan

waktu untuk bermain, menghabiskan uang mereka untuk pembelian paket data internet dan

juga kesempatan yang lain misalnya belajar, berkumpul dengan keluarga dan teman, ke

gereja dan juga bersekolah. Penggunaan gadget dan internet yang tidak bijak akan

membuat seseorang menjadi individual dan hanya bermain dalam dunia maya mereka

sedangkan dunia nyata sebenarnya menunggu mereka dengan segala realitas yang harus

diketahui dan dijalani oleh remaja.

Guru sekolah minggu di GKJW Tulungrejo memahami remaja sebagai masa-masa

dari anak menuju ke masa dewasa dan masuk dalam pemikiran yang labil dan mudah

dipengaruhi. Hal tersebut sama dengan penuturan Pnt. Pirmaning Eldi Astutik bahwa

remaja merupakan usia anak-anak yang masih mencari jati diri dan terkadang masih sulit

diatur. Selain itu remaja juga merupakan potensi besar bagi gereja untuk menjadi penerus

52 Wawancara dengan Bp. Yunus Tricahyono, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 3 Januari 2016,

Pukul 16.35 Wib. 53 Wawancara dengan Christalia Eldi Gunawan, (remaja), Tulungrejo, 16 Desember 2015, Pukul

21.22 Wib. 54 Wawancara dengan Pdt. Luvi Eko Yunanto, (Pendeta jemaat), Tulungrejo, 31 Desember 2015,

Pukul 10.15 Wib.

Page 28: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

17

dari generasi-generasi yang akan datang dalam kegerejaan.55 Remaja masih senang dengan

mencoba hal-hal yang baru disekitar mereka, namun tetap harus diberi batasan yang dapat

di pegang supaya tidak terjerumus dalam arus kehidupan yang beragam dan setiap

waktunya bisa berkembang.56

Menurut penuturan Ibu Pirmaning Eldi Astutik, anak-anak sudah pasti pernah

melihat gambar atau video purno. Hal tersebut diketahui dari pertanyaan yang pernah

dilakukan oleh beliau kepada anak-anak remaja, tidak adanya batasan untuk mengakses

internet melalui gadget yang dimiliki remaja akan menjadikan mereka tidak terkontrol.

Remaja di GKJW Tulungrejo yang menggunakan gadget dan internet untuk bermain

games dan mengaktifkan berbagai media sosialnya seringkali menggunakannya sampai

larut malam bahkan dalam suasana sekolah dan ibadahpun mereka masih mengambil

waktu untuk bermain games dan media sosial yang dimilikinya. Kenakalan remaja yang

beranekaragam salah satunya dipengaruhi oleh luasnya pergaulan mereka dalam dunia

maya, bahkan jaringan untuk berkomunikasi yang tidak terbatas usia, tempat dan waktu

telah mengiringi kehidupan para remaja. Bebasnya pergaulan remaja akan membawa

mereka ke dalam banyak tantangan dan permasalahan. Hal tersebut menunjukkan betapa

pentingnya pendampingan pastoral gereja terhadap remaja dan secara umum bagi semua

warga jemaat.

3.2.2 Pemahaman dan Pelaksanaan Pendampingan Pastoral

Pendampingan pastoral dipahami oleh Ardiyanto Cahyadi sebagai pendampingan

warga jemaat dari segi iman. Ketika ada warga yang mengalami permasalahan, gereja bisa

mengambil sikap untuk menolongnya.57 Menurut Bapak Gunawan, pendampingan pastoral

dapat dilakukan dengan berkunjung ke warga namun perkunjungan itu tidak hanya sekedar

berkunjung, akan tetapi disana ada penguatan kepada yang dikunjungi.58 Pendampingan

pastoral juga didefinisikan oleh Ibu Tri Pancarwati sebagai upaya untuk mendampingi

orang-orang yang sedang bermasalah dalam hal pribadinya, tentang imannya atau tentang

55 Wawancara dengan Ibu. Pirmaning Eldi Astutik, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 8 Januari

2016, Pukul 11.45 Wib. 56 Wawancara dengan Ibu. Srinawangsih, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 16 Desember 2015,

Pukul 21.14 Wib. 57 Wawancara dengan Sdr. Ardiyanto Cahyadi, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 16 Desember

2015, Pukul 20.36 Wib. 58 Wawancara dengan Bp. Gunawan, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 19 Desember 2015, Pukul

19.34 Wib.

Page 29: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

18

kehidupannya untuk disharingkan dengan pendeta jemaat.59 Pendampingan pastoral tidak

hanya dilakukan kepada orang dewasa atau hanya kepada orang yang sakit secara fisik,

melainkan juga dilakukan bagi semua warga jemaat dari anak-anak sampai kepada warga

yang sudah masuk dalam usia lanjut usia.

Selama ini kebanyakan yang melakukan pendampingan pastoral adalah pendeta.

Bentuk pendampingan pastoral yang diberikan kepada remaja selain saat ibadah, katekisasi

dan perkunjungan yang berisikan percakapan mengenai remaja yang meliputi menanyakan

keadaan mereka dan keluarga, proses belajar dan juga masalah yang sedang dihadapi.

Selain itu perkunjungan yang dilakukan kepada remaja hanya kepada mereka yang

mengalami sakit secara fisik. Program P2A (Pendampingan dan Perlindungan Anak) yang

sedang dibuat untuk mendampingi anak-anak yang bermasalah diharapkan mampu

menjawab pergumulan pendampingan pastoral remaja ini. Pendampingan pastoral di

jemaat terkadang menemui berbagai macam kendala seperti penyesuaian waktu antara

pihak gereja yang bertugas sebagai konselor dengan remaja.60 Kendala lain ialah metode

pendampingan pastoral yang sesuai untuk pendekatan kepada mereka masih kurang,

pembekalan kepada pamong atau guru sekolah minggu dalam melakukan pendampingan

pastoral masih belum dilakukan, dan kurang adanya kerjasama yang baik antara gereja

dengan orangtua atau pihak keluarga.61

3.2.3 Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna Gadget dan Internet di

Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tulungrejo

Gadget dan internet merupakan wujud perkembangan teknologi dan informasi yang

akan terus berkembang seiring dengan perkembangan berbagai bidang ilmu.

Berkomunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, dimana hal itu menunjukkan

keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan membutuhkan.

Gadget dan internet merupakan salah satu media komunikasi yang kini dapat dinikmati

oleh semua kalangan masyarakat bahkan anak balitapun sudah diperkenalkan dengan

gadget oleh orangtuanya sebagai media belajar dan juga bermain mereka. Alat komunikasi

59 Wawancara dengan Ibu. Tri Pancarwati, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 6 Mei 2016, Pukul

17.35 Wib. 60 Wawancara dengan Bp. Reso Budiarjo, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 28 Desember 2015,

Pukul 10.35 Wib. 61 Wawancara dengan Pdt. Luvi Eko Yunanto, (Pendeta jemaat), Tulungrejo, 31 Desember 2015,

Pukul 10.15 Wib.

Page 30: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

19

tersebut membawa banyak pengaruh besar dalam dunia remaja secara khusus, dimana

ketika gadget dan internet digunakan secara salah atau berlebihan tanpa pengawasan dari

orang tua, gadget dapat berpengaruh pada interaksi sosial anak terhadap lingkunganya baik

lingkungan internal (keluarga) maupun eksternal (lingkungan sekolah, gereja, masyarakat

dan pertemanan).

Seiring berkembangnya berbagai teknologi dan informasi, gadget semakin

dilengkapi dengan berbagai aplikasi yang beragam, sehingga tidak hanya digunakan untuk

menerima pesan atau menelepon saja, namun juga untuk bermain games, mengakses segala

informasi baik bersifat pendidikan, hiburan, berita, olahraga dan juga mengaktifkan semua

media sosial sebagai bentuk trend yang sedang berkembang saat ini. Orangtua dalam

memberikan fasilitas tersebut kepada anak mereka juga memiliki alasan yang beragam,

seperti karena tidak ingin melihat anaknya gagap teknologi atau istilah kerennya “gaptek”,

ada yang karena paksaan dari anak mereka, ada juga yang membelikannya supaya anaknya

bisa dengan mudah mengakses segala informasi yang diperlukan dalam perkembangannya.

Perkembangan teknologi dan komunikasi tersebut memang tidak bisa dihindari karena

remaja hidup dalam dunia digital, namun yang terpenting orangtua dan juga gereja secara

khusus dalam penelitian ini dapat mendampingi mereka dan memberikan batasan dalam

penggunaan gadget dan internet tersebut.

Remaja merupakan masa dimana seseorang sedang mencari identitas mereka dan

mengupayakan berbagai macam cara untuk menjawab segala kebingungan dan rasa ingin

tahu mereka. Remaja di GKJW Tulungrejo berada dalam masa seperti ini, dimana mereka

selalu tidak puas dengan apa yang dimiliki atau mereka mengerti sekarang. Hal tersebut

membuat mereka melakukan berbagai macam hal seperti mengeksplorasi kemampuan

dirinya dengan media yang ada seperti gadget dan jaringan internet mereka. Keberadaan

ini sejalan dengan pemikiran Erik H. Erikson bahwa masa remaja menempatkan mereka

pada masa perkembangan yang diperhadapkan dengan adanya identitas versus

kebingungan identitas (identity versus identity confusion).62 Dengan berbagai aplikasi

dalam gadget yang dimilikinya, seorang remaja akan mampu mengekpresikan dirinya dan

juga mengembangkan potensinya. Misalnya saja dengan media sosial seperti facebook,

bbm, instagram, path, twitter, line, whatsApp, mereka akan dengan mudah menjalin

komunikasi dengan semua orang diberbagai belahan dunia, mereka juga dapat

62 John W. Santrock, Remaja Edisi II Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2007), 51.

Page 31: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

20

menunjukkan berbagai suasana hati mereka dalam media sosial yang dimilikinya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, terlihat bahwa remaja di GKJW

Tulungrejo seringkali memakai media sosial yang diaktifkan dari gadget mereka untuk

mengungkapkan suasana hatinya yang mudah berubah-ubah, seperti rasa senang, marah,

kecewa, sakit hati, sedih dan bahkan terdapat kata-kata memaki disana. Keberadaan ini

menurujuk kepada konsep G. Stanley Hall akan adanya badai dan stress (strorm and stress

view) dalam diri remaja dimana ini merupakan masa pergolakan yang dipenuhi oleh

konflik dan perubahan suasana hati. Menurut pandangannya ini, berbagai pikiran, perasaan

dan tindakan remaja berubah-ubah antara kesombongan dan kerendahan hati, niat yang

baik dan godaan, kebahagiaan dan kesedihan.63

Bagi para remaja yang menggunakan media sosial mereka dengan bijaksana tidak

akan terjerumus dalam permasalahan, namun bagi mereka yang menggunakannya dengan

tidak bijaksana itu justru akan membuat mereka tidak dapat berkembang. Hal ini terbukti

dari beberapa remaja yang sedang berkonflik dan kemudian mereka hanya meluapkan

amarah mereka dalam media sosial dengan kata-kata yang memaki dan saling

merendahkan, itu akan membuat mereka jatuh dalam gagalnya berkomunikasi dan tidak

adanya penghargaan antara satu dengan yang lainnya. Jikalau keadaan ini tidak dapat

diatasi dengan baik akan membuat remaja yang satu merasa minder atau malas untuk

berteman dan melakukan kegiatan bersama. Komunikasi merupakan salah satu yang

mendukung perkembangan remaja, karena setiap orang pasti akan berkomunikasi untuk

mendapatkan sesuatu atau mengungkapkan pemikirannya. Namun yang perlu disadari

bahwa komunikasi tidak hanya dilakukan dalam dunia maya saja, namun juga dalam

pertemuan langsung dan kegiatan bersama. Kesadaran itu harus dimiliki oleh para remaja

sehingga mereka tidak menjadi pribadi yang individual, namun mampu melakukan

sosialisasi dengan sekitarnya.

Menurut Erik H. Erikson, justru pada masa remajalah seorang individu mulai

melihat atau menyadari diri sendiri, mempunyai masa lalu dan masa depan yang secara

eksklusif merupakan dirinya sendiri.64 Masa remaja merupakan masa di mana seseorang

membuat kenangan dan antisipasi tentang masa depan. Suatu masa di mana seseorang

individu mencari identitas yang khusus. Keadaan ini terwujud dalam hubungan remaja

63 Santrock, Remaja Edisi 11. 64 Daniel, Nuhamara, Pendidikan Agama Kristen Remaja (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 10.

Page 32: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

21

dengan teman sebayanya, hubungan dalam keluarga, masyarakat, sekolah dan juga gereja.

Remaja senang dengan kehidupan berkelompok baik menurut jenis kelamin, tingkat usia,

hobby dan lain sebagainya menunjukkan bahwa kehidupan mereka dipengaruhi oleh

komunitas dan juga perubahan dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Dulu remaja bisa

bermain bersama berbagai permainan tradisional seperti bermain kasti, kelereng, layang-

layang, petak kumpet dan lain sebagainya yang menekankan adanya kehadiran dan adanya

komunikasi, namun kini semua permainan itu sudah jarang ditemui karena berbagai

macam permainan canggih dan lebih menantang dapat mereka lakukan sendiri dengan

gadget yang dimilikinya.

Keberadaan remaja di GKJW Tulungrejo sejalan dengan pemikiran Jean Piaget

tentang remaja yang menempatkan mereka dalam tingkatan operasi berpikir formal.

Remaja mengalami perkembangan dalam kognitif, umumnya mereka mulai

mempertanyakan banyak hal yang sudah diajarkan kepada mereka, maka tidak jarang

apabila banyak remaja menolak sebagian atau bahkan seluruh nilai-nilai dan kepercayaan

yang dipelajari atau didapatkan semasa kanak-kanak.65 Dengan memahami perubahan pola

pikir dalam diri remaja ke arah yang lebih rasional inilah maka sangatlah berbahaya jika

gereja hanya menjejali para remaja dengan aktivitas yang tidak berarti. Salah satu

keuntungan dari bekerja atau melayani remaja adalah bahwa pada masa ini remaja sangat

terbuka terhadap hal-hal atau ide-ide serta bimbingan. Selain itu masa remaja merupakan

masa dimana mereka sudah mulai mengambil sejumlah keputusan dan komitmen.66

Seluruh keberadaan remaja ini merupakan tantangan bagi keluarga dan gereja untuk

membimbing mereka dalam proses perkembangannya.

Remaja akan selalu mencoba-coba hal yang baru dan dekat dengan dunia mereka

untuk menunjukkan identitas diri mereka, dan adanya perasaan untuk ingin dipuji dan

diperhatikan. Akan tetapi kita juga harus bisa memahami isi hati mereka karena ada remaja

yang akan terbuka dan bercerita ketika mereka mengalami masalah dan kegagalan, namun

ada juga remaja yang justru akan menutup diri dan tidak jarang dari mereka tiba-tiba akan

depresi dan menjadi pendiam secara mendadak. Dinamika perubahan dan perkembangan

remaja inilah yang sudah seharusnya kita mengerti sebagai keluarga dan juga gereja.

65 Nuhamara, Pendidikan Agama., 12. 66 Nuhamara, Pendidikan Agama.

Page 33: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

22

Berbagai macam dukungan perlu dilakukan oleh gereja dan orangtua, misalnya dukungan

secara sosiologis yang menekankan akan kehidupan bersama dalam suatu komunitas yang

memberikan suasana nyaman bagi remaja untuk dapat berkembang dan mengekplorasi diri

mereka. Selain itu ada dukungan yang bersifat edukasi, sehingga dalam menggunakan

gadget dan internet harus diberikan batasan baik waktu juga situs-situs yang bisa diakses

mereka, sehingga mereka dapat menggunakan peluang itu untuk mencari informasi dan

tontonan yang baik.

Pendampingan yang diberikan saat masa anak-anak akan membawa pengaruh yang

besar bagi kehidupan kepribadian mereka dan juga perkembangan di jemaat. Pada

umumnya pendampingan pastoral diberikan sebagai salah satu bentuk pelayanan yang ada

di gereja yang berguna untuk menolong sesama yang menghadapi masalah atau menolong

mereka supaya dapat hidup dengan baik. Keterampilan dalam melakukan penggembalaan

pada dasarnya adalah keterampilan berkomunikasi dan berhubungan dalam cara yang

mendorong pertumbuhan.67 Remaja yang mengalami berbagai dinamika perubahan dalam

hidupnya memerlukan seseorang dan tempat yang nyaman bagi mereka untuk

mencurahkan segala rasa ingin tahu mereka dan juga permasalahan yang mereka alami.

Media dan teknologi informasi merupakan salah satu yang dekat dengan kehidupan

remaja. Kemajuan media informasi dan komunikasi sudah dirasakan oleh hampir seluruh

lapisan masyarakat baik dari segi positif maupun negatif penggunaannya. Banyak sekali

informasi yang dapat diakses di internet, salah satu kekhawatiran yang muncul adalah

bahwa informasi yang diakses oleh anak-anak dan remaja di internet tidak terkelola dengan

baik. Remaja dapat mengakses informasi yang mengandung unsur seksual, petunjuk untuk

melakukan kekerasan, serta informasi lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka.

Singkatnya, internet memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan peluang

pendidikan remaja. Meskipun demikian, internet juga memiliki keterbatasan dan

mengandung bahaya. Internet merupakan suatu teknologi di mana orang tua perlu

memonitor dan mengatur remaja dalam menggunakannya.68

67 Howard Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral (Yogyakarta:

Kanisius, 2002), 63. 68 Santrock, Remaja Edisi II Jilid II.

Page 34: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

23

Pemahaman akan manfaat penggunaan gadget dan internet ini semakin membuka

kesempatan remaja untuk menggunakannya baik secara positif maupun negatif. Selama ini

remaja tidak banyak mendapatkan perhatian dari gereja berkaitan dengan perkembangan

teknologi ini, terutama memberikan pendampingan serta memberdayakan remaja dalam

masa pencarian identitas mereka. Pelayanan yang diberikan kepada remaja hanya sebatas

dalam hubungan antara pelayan dan yang dilayani dalam sebuah peribadatan, katekisasi,

pelatihan drama, menyanyi dan juga musik. Kesadaran akan perkembangan yang semakin

merajalela dalam segala bidang membawa ke dalam pemahaman akan pentingnya

pendampingan bagi remaja. Pendampingan pastoral yang dilakukan oleh gereja perlu

dilengkapi dengan pendampingan orangtua (keluarga).

Keluarga merupakan dasar bagi seorang anak memulai sosialisasi mereka, dimana

melalui kasih sayang dan perhatian yang diberikan, anak mulai bertumbuh dan mengenal

dirinya sendiri juga lingkungannya. Seorang anak kecil yang kemudian bertumbuh menjadi

remaja memerlukan role model untuk mereka contoh dan sebagai sumber mengeksplorasi

diri mereka dan segala keinginannya. Keluarga disebut sebagai setting utama dan pertama

tidak lain karena peranan orang tua dalam mengasuh anak-anaknya adalah sangat penting.

Bukan hanya anak yang belajar dan mengalami pertumbuhan, tetapi sesungguhnya seluruh

anggota keluarga saling belajar dari yang lain melalui interaksi yang terjadi.69 Keluarga

dalam hal ini orangtua (ayah dan ibu) mempunyai tanggungjawab mendidik anak-anak

mereka di dalam iman kepada Tuhan serta cara hidup yang sesuai dengan kehendak

Tuhan.70

Keberadaan orangtua atau keluarga ini secara khusus juga diperlukan dalam

pendampingan kepada remaja yang saat ini hidup dalam dunia digital. Pengaruh gadget

dan internet yang beranekaragam memerlukan pengawasan orangtua saat mereka

menggunakannya. Selama ini pendampingan yang bisa dilakukan orangtua adalah

membatasi penggunaan gadget dan internet serta melakukan pengawasan kepada mereka,

sehingga ketika gadget mereka diberi password misalnya, orangtua harus mengerti dan

melarang mereka memberi password pada gadgetnya supaya orangtua bisa mengontrol apa

69 Daniel Nuhamara, Pembimbing Pendidikan Agama Kristen (Bandung: Jurnal Info Media, 2007),

57. 70 Nuhamara, Pembimbing Pendidikan, 59.

Page 35: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

24

saja yang dilakukan anak-anaknya dengan gadget tersebut.71 Orangtua di zaman modern

membelikan gadget dan fasilitas internet kepada anak-anaknya supaya mereka tidak

ketinggalan zaman, akan tetapi jauh dari itu sebagai orangtua harusnya bisa memilah dan

mengarahkan anak-anak mereka bertumbuh dengan baik. Tidak semua remaja mampu

memfungsikan gadget dan internet yang dimilikinya secara positif, disinilah memerlukan

kepekaan orangtua untuk meluangkan waktu dekat dan memberikan sapaan hangat untuk

mereka. Dengan cara seperti itu orangtua akan menjadi sahabat bagi anak-anaknya,

kemudian anak tidak takut dan tidak segan-segan jika mau bercerita tentang dirinya dan

masalah perkembangan yang dilaluinya.

Pendampingan pastoral merupakan sarana pelayanan untuk menolong setiap orang

yang menghadapi berbagai permasalahan, tujuannya selain untuk menyelesaikan masalah

yang sedang dihadapi juga supaya orang tersebut bisa mengambil sikap yang tepat ketika

di kemudian hari menghadapi masalah yang sama. Fungsi pendampingan pastoral yang

cocok untuk remaja adalah fungsi yang membimbing, memberdayakan dan mengasuh.

Namun seperti yang diungkapkan oleh Pdt. Luvi Eko Yunanto, secara khusus

pendampingan pastoral kepada remaja masih belum dilakukan secara maksimal, hal

tersebut dikarenakan tenaga yang khusus untuk itu masih belum ada.72 Selama ini

pendampingan yang dilakukan dalam bentuk ibadah-ibadah, katekisasi remaja, kunjungan

kepada mereka yang sakit secara fisik, memperkenalkan remaja dengan gereja melalui

keikutsertaan mereka dalam berbagai acara gereja dan juga melalui percakapan non-formal

yang dilakukan dengan mereka.73 Isi perkunjungan yang dilakukan oleh pendeta adalah

untuk menanyakan keadaan remaja, memberikan doa bagi mereka yang sakit secara fisik

dan juga keberadaan keluarga. Gereja selama ini hanya melakukan pendampingan pastoral

dibagian kulitnya saja, dalam arti ini sebuah perkunjungan itu menyangkut dua aspek yang

pertama adalah pendampingan pastoral yang merupakan inisiatif pelayan gereja melalui

percakapan basa-basi yang menanyakan keberadaan remaja dan juga hal apa yang

dirasakan mereka saat ini.

71 Wawancara dengan Ibu. Pirmaning Eldi Astutik, (guru sekolah minggu), Tulungrejo, 8 Januari

2016, Pukul 11.45 Wib. 72 Wawancara dengan Pdt. Luvi Eko Yunanto, (Pendeta jemaat), Tulungrejo, 31 Desember 2015,

Pukul 10.15 Wib. 73 Wawancara dengan Pdt. Luvi Eko Yunanto, (Pendeta jemaat).

Page 36: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

25

Dalam percakapan yang dalam ilmu konseling merupakan basa-basi itu merupakan

gerbang masuk bagi para pelayan untuk melakukan konseling pastoral nantinya. Gereja

sudah seharusnya sadar dan tidak menunggu kasus terjadi baru melakukan pendampingan,

akan tetapi pendampingan dilakukan dalam setiap kesempatan yang kita miliki. Hal

tersebut perlu dilakukan karena tidak semua remaja memiliki keberanian untuk

mengungkapkan permasalahannya. Bercermin pada keteladanan Yesus, kita belajar untuk

mau memahami orang sakit bukan pada apa yang menimpa fisiknya tetapi juga mental,

masalah sosial dan spiritualnya.74 Pendampingan pastoral merupakan wujud komitmen

gereja dalam melakukan panggilan pelayanannya ditengah-tengah dunia ini. Fungsi

pastoral yang dekat dengan kehidupan remaja dan perkembangan teknologi adalah fungsi

untuk membimbing, memberdayakan dan mengasuh, namun perlu dilengkapi dengan

fungsi lainnya yang dikatakan oleh Aart Van Beek sebagai fungsi menyembuhkan,

memulihkan dan menopang. Selama ini yang melakukan pendampingan pastoral hanya

pendeta, namun seharusnya itu menjadi tanggungjawab bersama sebagai orang-orang yang

telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Remaja merupakan generasi penerus gereja yang

perlu mendapatkan perhatian yang khusus pula, pendampingan pastoral bukan saja untuk

menyelesaikan masalah yang bersifat jasmani saja akan tetapi juga rohani yang meliputi

perkembangan iman dan juga kepribadian remaja.

Salah satu tujuan penggembalaan dan konseling adalah memampukan seseorang

menanggapi krisis-krisis mereka sebagai kesempatan-kesempatan untuk bertumbuh.75

Remaja yang berada dalam krisis mencari identitas seperti yang diungkapkan oleh Erik H.

Erikson, mereka memerlukan pendampingan dari segala pihak yang terdekat dengan

mereka, yaitu orangtua dan juga gereja. Penggembalaan (pendampingan pastoral) adalah

suatu jawaban terhadap kebutuhan setiap orang akan kehangatan, perhatian penuh,

dukungan, dan penggembalaan (pendampingan).76 Keberadaan yang seperti ini

memerlukan komunikasi yang baik diantara orangtua dan juga gereja, sebagaimana

tanggungjawab bersama dalam merawat dan mengarahkan pertumbuhan, kepribadian dan

iman remaja merupakan tanggungjawab bersama. Gereja perlu melakukan kerjasama yang

74 Jacob Daan Engel, Konseling Dasar dan Pendampingan Pastoral: Pemahaman dan Pengalaman

dalam Praktek (Salatiga: Widya Sari Press, 2003), 82. 75 Howard Clinebell, Tipe-Tipe Pendampingan dan Konseling Pastoral (Yogyakarta: Kanisius,

2002), 44. 76 Clinebell, Tipe-Tipe Pendampingan, 59.

Page 37: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

26

baik dengan orangtua melalui pelatihan-pelatihan akan pendampingan kepada anak,

pengenalan remaja dan dunianya, serta pengenalan teknologi dan infomasi yang lekat

dengan remaja. Selama ini orangtua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan

dengan mudah mengatasi perkembangan teknologi ini, akan tetapi warga yang lainnya

perlu mendapat pembinaan supaya memiliki wawasan yang luas untuk mendidik anak-anak

mereka lebih baik lagi.

Pendampingan pastoral kepada remaja memerlukan pengenalan akan remaja dan

juga perkembangannya, sebagai pelayan atau konselor, kita harus mampu menjadi seorang

sahabat bagi mereka. Seorang sahabat yang dimaksudkan adalah kita menyediakan waktu

untuk remaja, memperhatikan mereka dalam segala keadaan dan masalah yang dihadapi,

serta menjadi motivator atau penolong saat mereka kesulitan dan jatuh dalam masalah.

Tuhan Yesus begitu menaruh perhatian kepada anak-anak dan menyayangi mereka

walaupun sebagian besar orang menganggap anak-anak tidak berguna dan pembuat

keributan. Ada sebuah konsekuensi yang diberikan kepada setiap kita yang tidak

memperdulikan anak-anak (remaja). GKJW Tulungrejo mencoba mendampingi remaja

dalam ibadah-ibadah yang dilakukan, pembinaan iman melalui katekisasi remaja dan

kegiatan bersama dalam bentuk percakapan dan pertemuan non-formal. Namun

pendampingan itu masih kurang menjangkau secara personal dan terutama mengatasi

permasalahan perkembangan gadget dan internet dalam hidup remaja. Jalan yang bisa

ditempuh oleh gereja adalah dengan melakukan sarasehan dengan orangtua untuk

membekali mereka tentang perkembangan teknologi dan informasi sehingga mampu

menjadi kontrol bagi remaja disegala keadaan. Khotbah yang disampaikan dalam

peribadatan masih kurang karena setiap orang memiliki penghayatan yang berbeda

sehingga diperlukan ruang untuk bertemu baik pihak gereja dan remaja juga dengan

orangtua. Pendampingan pastoral yang diberikan oleh seluruh warga jemaat merupakan

wujud nyata janji seluruh warga yang terucap dalam formulasi pertanyaan kesanggupan

warga dalam suatu pelayanan baptisan yang menyatakan akan bersedia membimbing dan

mengingatkan ketika seorang anak dalam pertumbuhannya mengalami masalah atau

melakukan penyimpangan.

Pendampingan pastoral yang sempurna merupakan bentuk pertolongan yang utuh

kepada sesama yang meliputi kebutuhan jasmani, mental, sosial, dan rohani. Sebab Allah

Page 38: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

27

yang adalah pencipta, bersifat merawat dan memelihara dengan baik, maka bila pastoral

dihubungkan kepada istilah pendampingan, dimaksud untuk memperdalam makna

pekerjaan pendampingan. Pendampingan tersebut tidak hanya memiliki aspek horizontal

(dari manusia kepada manusia) akan tetapi juga mewujudkan aspek vertikal (hubungan

dengan Allah).77 GKJW Tulungrejo melalui program terbarunya yaitu P2A (Pendampingan

dan Perlindungan Anak) bisa melakukan pendampingan pastoral kepada remaja secara

holistik dimana ada pemenuhan aspek fisik, aspek mental, aspek sosial dan juga aspek

spiritual mereka. Aspek fisik dapat dipenuhi melalui penyediaan atau perhatian kepada

kebutuhan fisik remaja seperti kesehatan, penyuluhan akan merawat tubuh yang baik dan

sebagainya. Aspek mental diberikan melalui pemberian perhatian, kasih sayang, rasa aman,

dan perasaan emosional yang dialami remaja melalui pendampingan dan sharing bersama.

Aspek sosial diberikan melalui kegiatan bersama yang dilakukan dalam kelompok,

masyarakat dan keluarga misalnya melalui kegiatan kerjabakti, menolong sesama yang

kekurangan dan sebagainya sehingga anak tidak hanya sibuk dengan gadget dan internet

mereka namun juga dapat mengenal sekitarnya. Sedangkan aspek spritual dapat diberikan

melalui penanaman nilai-nilai rohani yang memaknai kehidupan sehingga perkembangan

teknologi ini dapat digunakan sebagai pendekatan penyampaian itu kepada remaja

misalnya melalui sharing dalam media sosial, peraga dan variasi pelayanan dengan media

yang unik dan dekat dengan remaja. Fungsi pendampingan pastoral yang diperlukan

setidaknya meliputi fungsi membimbing yang diberikan melalui percakapan baik bersifat

formal maupun non-formal dalam rangka mengeksplorasi kebutuhan remaja dan

permasalahan mereka, fungsi memberdayakan diberikan melalui penyediaan fasilitas

seperti pelaksanaan seminar dan pelatihan akan penggunaan gadget dan internet secara

baik dan benar. Sedangkan fungsi mengasuh diberikan melalui perhatian dan pemberian

rasa nyaman dan aman bagi remaja dalam segala kegiatan bersama baik di gereja maupun

dalam keluarga dan masyarakat.

Memahami perkembangan remaja merupakan salah satu upaya alternatif terbaik

dalam membimbing remaja. Tujuan Allah dengan manusia adalah keutuhan. Hanya

sebagai manusia yang utuh kita dapat menjalankan tugas kita sebagai manusia beriman

menurut gambar Allah. Manusia merupakan makhluk yang tidak sempurna,

ketidaksempurnaan itu meliputi kehidupan sosial-ekonomi, fisik, emosional, spiritual,

77 Beek, Pendampingan Pastoral, 12.

Page 39: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

28

relasional, dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya

pendampingan pastoral itu dilakukan terutama dikalangan remaja. Pertumbuhan warga

jemaat yang diawali dengan remaja merupakan awal dari pembangunan dan juga

suksesnya pelayanan di gereja di masa yang akan datang. Perkembangan teknologi dan

informasi (gadget dan internet) bukan merupakan sesuatu yang perlu dihalangi untuk

diketahui remaja, namun pendampingan kepada merekalah yang perlu dilakukan oleh

gereja. Dengan begitu tugas pendampingan pastoral dengan tujuan pengutuhan menjadi

tugas seluruh umat Kristiani.78

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah mengadakan penelitian di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tulungrejo

dan menganalisa data maka penulis dapat mengetahui tentang bagaimana peran

pendampingan pastoral gereja terhadap remaja pengguna gadget dan internet. Berdasarkan

hasil penelitian yang peneliti lakukan maka kesimpulan secara keseluruhan sebagai

berikut;

1. Pendampingan pastoral terhadap remaja pengguna gadget dan internet di GKJW

Tulungrejo masih belum berjalan maksimal, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan

akan pendampingan pastoral, perkembangan remaja serta pengetahuan tentang

perkembangan teknologi dan informasi (gadget dan internet) dikalangan pelayanan

gerejawi secara khusus bagi pelayan remaja.

2. Fungsi pendampingan pastoral terhadap remaja pengguna gadget dan internet di GKJW

Tulungrejo lebih dekat dengan fungsi membimbing, memberdayakan, dan mengasuh.

Fungsi membimbing diberikan melalui percakapan baik bersifat formal maupun non-

formal dalam rangka mengeksplorasi kebutuhan remaja dan permasalahan mereka,

fungsi memberdayakan diberikan melalui penyediaan fasilitas seperti pelaksanaan

seminar dan pelatihan akan penggunaan gadget dan internet secara baik dan benar.

Sedangkan fungsi mengasuh diberikan melalui perhatian dan pemberian rasa nyaman

dan aman bagi remaja dalam segala kegiatan bersama baik di gereja maupun dalam

keluarga dan masyarakat.

78 Beek, Pendampingan Pastoral, 42.

Page 40: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

29

3. Pendampingan pastoral yang terjadi di GKJW Tulungrejo selama ini dilakukan oleh

pendeta, sedangkan seharusnya pendampingan itu dilakukan oleh semua orang yang

telah menerima karya keselamatan dari Allah dalam hal ini seharusnya juga dilakukan

oleh seluruh pelayan remaja dan juga semua warga. Hal tersebut menjadi bukti janji

seluruh warga dalam pelayanan baptisan yang menyatakan akan bersedia membimbing

dan mengingatkan ketika seorang anak dalam pertumbuhannya mengalami masalah atau

melakukan penyimpangan.

4. Gereja dan orangtua (keluarga) masih belum banyak melakukan kegiatan bersama

terutama untuk mendampingi remaja dalam pertumbuhannya secara holistik, kegiatan

bersama yang dilakukan keduanya masih terbatas pada pertemuan yang dilakukan pada

saat remaja akan melakukan peneguhan sidi dan dalam beberapa acara gerejawi yang

melibatkan semua warga. Pertemuan yang rutin terutama pembahasan mengenai

perkembangan remaja dan masalahnya secara khusus masalah penggunaan gadget dan

internet secara baik masih belum dilakukan.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka terdapat yang

mungkin dapat dipakai dan dilihat kembali fungsinya dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab gereja dalam melakukan pendampingan pastoral terhadap remaja

pengguna gadget dan internet di GKJW Tulungrejo.

1. Pendampingan pastoral yang dilakukan gereja terhadap remaja seharusnya tidak

menunggu terjadinya masalah, akan tetapi menyadari bahwa fungsi pendampingan

pastoral tidak hanya untuk menyembuhkan, menopang dan memulihkan saja, akan

tetapi ada juga fungsi untuk membimbing, memberdayakan dan mengasuh. Gereja

seharusnya melakukan pembinaan kepada remaja terutama dalam pemahaman akan

perkembangan teknologi yang semakin berkembang (gadget dan internet) misalnya

melalui seminar dan juga pelatihan.

2. Pendampingan pastoral terhadap remaja seharusnya dilakukan oleh semua pelayan

remaja dan secara umum seluruh warga jemaat. Gereja dapat melakukan seminar dan

pelatihan kepada orangtua dan para pelayan remaja tentang pendampingan pastoral

dan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi (gadget dan internet) sehingga

Page 41: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

30

dapat memberikan pendampingan yang tepat kepada remaja supaya mereka dapat

mengalami perkembangan secara holistik dengan baik.

3. Bagi Fakultas Teologi lebih memberikan banyak referensi baik berupa ilmu maupun

sumber-sumber mengenai pendampingan pastoral dalam perkembangan teknologi.

4. Bagi peneliti selanjutnya jika akan meneliti tentang pendampingan pastoral terhadap

remaja pengguna gadget dan internet dapat menambahkan setting pendampingan yang

tidak hanya gereja dan keluarga namun juga sekolah dan masyarakat.

Page 42: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

31

Daftar Pustaka

A. Jurnal

Beaudoin, Christopher E. ”Explaining the Relationship between Internet Use and Interpersonal

Trust: Taking into Accaunt Motivation and Information Overload.” Internasional

Communication Assocition. 2008.

Edy. Iis Widiawati & Hendra Sugiman. Pengaruh Penggunaan Gagdet terhadap Daya Kembang

Anak. Jakarta: Universitas Budi Luhur. 10 Mei 2014.

Herawati Anita F & Lucia Tri Ediana Pamungkas Jati. Studi Deskriptif terhadap Mahasiswa

Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY dengan Teknik Analisis Cluster berdasarkan Motivasi

dan Perilaku Penggunaan Gadget. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Musbahiroh. Gadget. Penggunaan dan Dampak pada Anak-Anak. Universitas Negeri Semarang.

2013.

Nurmala Yunisca. Tara Lioni & Holillulloh. Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Peserta Didik

Terhadap Interaksi Sosial. Vol2 No 2. 2014.

B. Buku

Bastaman. Logoterapi: Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bersama.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Crain, William. Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Engel, Jacob Daan. Model Logo Konseling untuk Memperbaiki Low Spiritual Self-Esteem.

Yogyakarta: PT Kanisius, 2014.

_____________. Nilai Dasar Logo Konseling. Yogyakarta: PT Kanisius, 2014.

_____________. Konseling Dasar dan Pendampingan Pastoral. Salatiga: Tisara Grafika, 2003.

_____________. Konseling Suatu Fungsi Pastoral. Salatiga: Tisara Grafika, 2007.

Geldard, David. Konseling Remaja: Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011.

Geldard, Kathryn dan David Geldard. Membantu Memecahkan Masalah Orang Lain dengan

Teknik Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Jones and Nelson, Richard. Teori dan Praktik Konseling dan Terapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011.

Latipun. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press, 2003.

Loekmono, Lobby. Hubungan Menolong dalam Konseling. Salatiga: Widya Sari Press, 2010.

____________. Model-Model Konseling. Salatiga: Widya Sari Press, 2003.

Page 43: Pendampingan Pastoral terhadap Remaja Pengguna …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10502/2/T1_712012043_Full... · pendewasaan iman dan juga sikap bagi penulis, teman ... 1.4

32

Nuhamara, Daniel. Pembimbing PAK. Bandung: Jurnal Info Media, 2007.

____________. Pendidikan Agama Kristen Remaja. Bandung: Jurnal Info Media, 2017.

Padmomartono, Sumardjono. Konseling Remaja. Salatiga: Program Studi Bimbingan dan

Konseling FKIP, 2013.

Palmer, Stephen. Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Putnam, Robert D. Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community. New York:

Rockefeller Center, 2000.

Santrock, W. John. Remaja: Edisi 1. Jakarta: Erlangga, 2007.

__________. Remaja: Edisi 2. Jakarta: Erlangga, 2007.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012.

Van Beek, Aart. Pendampingan Pastoral. Jakarta: Gunung Mulia, 2012.