pendahuluan suara serak bukanlah suatu penyakit melainkan

5
PENDAHULUAN Suara serak bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari suatu penyakit, umumnya berhubungan dengan gangguan pita suara. Gangguan pita suara dapat terjadi karena adanya infeksi pada tenggorokkan, pemakaian suara yang berlebihan, pertumbuhan tumor pada pita suara, gangguan saraf pita suara, trauma pada leher akibat benturan dan infeksi paru-paru. Penyebab paling sering umumnya adalah infeksi pada tenggorokkan, biasanya karena infeksi saluran nafas atas, lesi jinak pita suara dan gangguan suara funsional. Perlu diwaspadai apabila suara serak lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan untuk menilai gangguan pada pita suara. Penyebab lain yang perlu diwaspadai adalah tumor laring. Tumor laring dapat ditemukan diberbagai belahan dunia dengan insiden yang bervariasi. The American Cancer Society melaporkan pada 2006 di Amerika tercatat ada 12.000 kasus baru dengan 4.740 kasus meninggal akibat tumor laring. Laporan dari WHO menyatakan 1,5 orang dari 100.000 penduduk meninggal karena tumor ganas ini. Di Indonesia angka kekerapan tumor laring belum dapat dipastikan, namun diper-kirakan mencapai 1% dari semua keganasan di bidang THT. Artinya, menempati posisi ketiga tumor terbanyak di bidang THT, setalah tumor ganas nasofaring, dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Data Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSCM selama periode 2000-2005 ditemukan 3.344 kasus tumor ganas di daerah kepala-leher, terbanyak kasus kanker nasofaring 948 kasus (28,35 %) sedangkan tumor ganas laring sekitar 213 kasus (6,73%). Sekitar 60 % keganasan laring ditemukan didaerah glotis, ada 35 % di supraglotis, dan 5 % di subglotis. Penatalaksanaan suara serak diberikan sesuai dengan diagnosis yang sudah ditegakkan. Oleh karena itu sangat penting mengetahui penyebab dan gejala-gejala kelainan laring sehingga penatalaksanaan yang diberikan dapat sesuai 2.2 Fisiologi Laring

Upload: einjhi

Post on 15-Jun-2015

605 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN Suara Serak Bukanlah Suatu Penyakit Melainkan

PENDAHULUAN

Suara serak bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari suatu penyakit, umumnya berhubungan dengan gangguan pita suara. Gangguan pita suara dapat terjadi karena adanya infeksi pada tenggorokkan, pemakaian suara yang berlebihan, pertumbuhan tumor pada pita suara, gangguan saraf pita suara, trauma pada leher akibat benturan dan infeksi paru-paru. Penyebab paling sering umumnya adalah infeksi pada tenggorokkan, biasanya karena infeksi saluran nafas atas, lesi jinak pita suara dan gangguan suara funsional. Perlu diwaspadai apabila suara serak lebih dari 2 minggu harus segera diperiksakan untuk menilai gangguan pada pita suara. Penyebab lain yang perlu diwaspadai adalah tumor laring.

Tumor laring dapat ditemukan diberbagai belahan dunia dengan insiden yang bervariasi. The American Cancer Society melaporkan pada 2006 di Amerika tercatat ada 12.000 kasus baru dengan 4.740 kasus meninggal akibat tumor laring. Laporan dari WHO menyatakan 1,5 orang dari 100.000 penduduk meninggal karena tumor ganas ini.

Di Indonesia angka kekerapan tumor laring belum dapat dipastikan, namun diper-kirakan mencapai 1% dari semua keganasan di bidang THT. Artinya, menempati posisi ketiga tumor terbanyak di bidang THT, setalah tumor ganas nasofaring, dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Data Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSCM selama periode 2000-2005 ditemukan 3.344 kasus tumor ganas di daerah kepala-leher, terbanyak kasus kanker nasofaring 948 kasus (28,35 %) sedangkan tumor ganas laring sekitar 213 kasus (6,73%). Sekitar 60 % keganasan laring ditemukan didaerah glotis, ada 35 % di supraglotis, dan 5 % di subglotis.

Penatalaksanaan suara serak diberikan sesuai dengan diagnosis yang sudah ditegakkan. Oleh karena itu sangat penting mengetahui penyebab dan gejala-gejala kelainan laring sehingga penatalaksanaan yang diberikan dapat sesuai

2.2 Fisiologi Laring

Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan, emosi serta fonasi.

Page 2: PENDAHULUAN Suara Serak Bukanlah Suatu Penyakit Melainkan

Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Pemantauan suara dilakukan melalui umpan balik yang terdiri dari telinga manusia dan suatu sistem dalam laring sendiri. Fungsi fonasi dengan membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis. Syarat suara nyaring yaitu anatomi korda vokalis normal dan rata, fisiologis harus normal dan harus ada aliran udara yang cukup kuat.

Terdapat 3 fase dalam berbicara: pulmonal (paru), laringeal (lariynx), dan supraglotis/oral. Fase pulmonal menghasilkan aliran energi dengan inflasi dan ekspulsi udara. Aktivitas ini memberikan kolom udara pada laring untuk fase laringeal. Pada fase laringeal, pita suara bervibrasi pada frekuensi tertentu untuk membentuk suara yang kemudian di modifikasi pada fase supraglotik/oral. Kata (word) terbentuk sebagai aktivitas faring (tenggorok), lidah, bibir, dan gigi. Disfungsi pada setiap stadium dapat menimbulkan perubahan suara, yang mungkin saja di interpretasikan sebagai hoarseness oleh seseorang/penderita.

Adapun perbedaan frekuensi suara dihasilkan oleh kombinasi kekuatan ekspirasi paru dan perubahan panjang, lebar, elastisitas, dan ketegangan pita suara. Otot adduktor laringeal adalah otot yang bertanggung jawab dalam memodifikasi panjang pita suara. Akibat aktivitas otot ini, kedua pita suara akan merapat (aproksimasi), dan tekanan dari udara yang bergerak menyebabkan vibrasi dari pita suara yang elastik.

Laring khususnya berperan sebagai penggetar (vibrator). Elemen yang bergetar adalah pita suara. Pita suara menonjol dari dinding lateral laring ke arah tengah dari glotis. pita suara ini diregangkan dan diatur posisinya oleh beberapa otot spesifik pada laring itu sendiri.

Page 3: PENDAHULUAN Suara Serak Bukanlah Suatu Penyakit Melainkan

Gambar 12 B, menggambarkan pita suara. Selama pernapasan normal, pita akan terbuka lebar agar aliran udara mudah lewat. Selama fonasi, pita menutup bersama-sama sehingga aliran udara diantara mereka akan menghasilkan getaran (vibrasi). Kuatnya getaran terutama ditentukan oleh derajat peregangan pita, juga oleh bagaimana kerapatan pita satu sama lain dan oleh massa pada tepinya. Gambar 12 A, memperlihatkan irisan pita suara setelah mengangkat tepi mukosanya. Tepat di sebelah dalam setiap pita terdapat ligamen elastik yang kuat dan disebut ligamen vokalis. Ligamen ini melekat pada anterior dari kartilago tiroid yang besar, yaitu kartilago yang menonjol dari permukaan anterior leher dan (Adam’s Apple”). Di posterior,ligamen vokalis terlekat pada prosessus vokalis dari kedua kartilago aritenoid. Kartilago tiroid dan kartilago aritenoid ini kemudian berartikulasi pada bagian bawah dengan kartilago lain, yaitu kartilago krikoid.

Pita suara dapat diregangkan oleh rotasi kartilago tiroid ke depan atau oleh rotasi posterior dari kartilago aritenoid, yang diaktivasi oleh otot- otot dari kartilago tiroid dan kartilago aritenoid menuju kartilago krikoid. Otot-otot yang terletak di dalam pita suara di sebelah lateral ligament vokalis, yaitu otot tiroaritenoid, dapat mendorong kartilago aritenoid ke arah kartilago tiroid dan, oleh karena itu, melonggarkan pita suara. Pemisahan otot-otot ini juga dapat mengubah bentuk dan massa pada tepi pita suara, menajamkannya untuk menghasilkan bunyi dengan nada tinggi dan menumpulkannya untuk suara yang lebih rendah (bass). Akhirnya, masih terdapat beberapa rangkaian lain dari otot laryngeal kecil yang terletak di antara kartilago aritenoid dan kartilago krikoid, yang dapat merotasikan kartilago ini ke arah dalam atau ke arah luar atau mendorong dasarnya bersama-sama atau memisahkannya, untuk menghasilkan berbagai konfigurasi pita suara.

DIAGNOSIS

Setiap keadaan yang menimbulkan gangguan dalam getaran, gangguan dalam ketegangan serta gangguan dalam pendekatan kedua pita suarakiri dan kanan akan menimbulkan suara parau. Walaupun suara parau hanya merupakan gejala tetapi bila prosesnya berlangsung lama (kronik) keadaan ini dapat merupakan tanda awal dari penyakit yang serius di daerah tenggorok, khususnya laring.

Penentuan diagnosis dimulai dari anamnesa yang lengkap. Anamnesa meliputi keluhan saat ini, riwayat keluhan sebelumnya yang berkaitan dengan keluhan yang dialami sekarang. Pada disfonia dapat ditanyakan riwayat penggunaan suara berlebih, riwayat trauma, dan riwayat penyakit sistemik.

Page 4: PENDAHULUAN Suara Serak Bukanlah Suatu Penyakit Melainkan

Pemeriksaan klinik meliputi pemeriksaan umum (status generalis), pemeriksaan THT termasuk pemeriksaan laring tak laingsung untuk melihat laring melalui kaca laring, maupun pemeriksaan laring langsung dengan laringoskop (atau dengan mikroskop).

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan meliputi pemeriksaan laboratorium klinik, radiologik, mikrobiologik dan patologi anatomi. Pemeriksaan darah, pemeriksaan leukositosis pada infeksi akut, BTA pada biakan laryngitis tuberculosis, histopatologi untuk kasus tumor, dan CT scan pada karsinoma laring.

Edit by riska and rony (^^)