menunaikan amanat konstitusi bukanlah suatu hal yang mudah
TRANSCRIPT
BPK RIMenunaikan AmanatKONSTITUSI
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:09 Page I
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:09 Page II
Daftar IsiSambutan Ketua BPK ........... vPengantar Sekjen BPK ........... ix
Bagian satu: Titik Balik BPK ........... 2Bab 1: BPK dalam Tata Kelola Pemerintahan
yang Bersih dan Baik ........... 4Bab 2: Landasan Gerak dan Kemajuan ........... 14Bab 3: Relasi dengan Masyarakat, DPR dan
Pemerintah ........... 36Bab 4: Relasi dengan Penegak Hukum ........... 50
Bagian dua: Capaian-capaian Penting ........... 64Bab 5: Hasil-hasil Pemeriksaan Menonjol ........... 66Bab 6: Mendorong Transparansi Keuangan Pusat dan
Daerah ........... 102Bab 7: Pengembangan Organisasi ........... 112Bab 8: BPK dalam Pergaulan Internasional ........... 124
Bagian tiga: Penutup ........... 140Bab 9: Menuju BPK Idaman ........... 142Bab10: BPK dalam Gambar ........... 154
III
Bagian
¦ Pendahuluan
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:09 Page III
Baris bawah: Anwar Nasution, Abdullah ZainieBaris tengah: Herman Widiananda, Imran
Baharuddin Aritonang, Sapto Amal DamandariBaris atas: IG Agung Rai, Hasan Bisri, Udju Djuhaeri
SUSUNAN PIMPINAN BPK RI
Ketua: Anwar NasutionWakil Ketua: Abdullah Zainie
Anggota I: ImranAnggota II: IG Agung Made Rai
Anggota III: Baharuddin AritonangAnggota IV: Herman Widyananda
Anggota V: Hasan BisriAnggota VI: Sapto Amal Damandari
Anggota VII: Udju Djuhaeri
Anwar NasutionAbdullah ZainieImranIG Agung Made RaiBaharuddin AritonangHerman WidyanandaHasan BisriSapto Amal DamandariUdju Djuhaeri
Ketua :Wakil Ketua :
Anggota I :Anggota II :
Anggota III :Anggota IV :Anggota V :
Anggota VI :Anggota VII :
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:10 Page IV
Sambutan Ketua BPK RI
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)sebagai lembaga negara dibentuk berdasarkan UUD 1945
hanya untuk melaksanakan satu tugas, yaitu memeriksapengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, danmelaporkannya kepada lembaga perwakilan sebagaipemegang hak budjet. Semua ini ditujukan untukmendorong transparansi dan akuntabilitas keuangan negarauntuk menegakkan good governance yang merupakanpondasi utama bagi terciptanya demokrasi politik yangsesungguhnya.
Dalam menjalankan amanat konstitusi tersebut, BPK RItelah melewati suatu perjalanan panjang - sejak didirikanpada tahun 1947 hingga saat ini telah berusia 62 tahun.Selama kurun waktu itu pula, BPK RI dihadapkan padaberbagai tantangan dan kendala yang membuatnya belumdapat berfungsi secara optimal karena berada sebagai bagiandari cabang eksekutif pemerintahan ataupun sebagai badanyang terpisah atau mandiri tetapi masih berada dalamkendali Pemerintah.
Pada awal kemerdekaan, BPK RI meneruskan perananAlgemene Rekenkamer yang diwarisi dari jaman Belandadan bertanggungjawab kepada Gubernur Jenderal. Pada eraDemokrasi Terpimpin pada masa pemerintahan Orde Lama,BPK menjadi bagian dari Pemerintah. Pada waktu itu,Presiden Sukarno bertindak sebagai Pemeriksa Agung
V
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:10 Page V
sedangkan Ketua dan Anggota BPK RI berkedudukan sebagaiMenteri Koordinator dan Menteri yang berada di bawahkomando Presiden/Mandataris MPR yang adalah PemimpinBesar Revolusi.
Pada era Orde Baru, meskipun BPK RI telah memiliki UUNo. 5 tahun 1973 tentang BPK yang membuatnya sebagaisuatu lembaga negara yang berada di luar Pemerintah, tetapiperanannya telah diredusir. Reduksi peranan BPK dilakukanoleh Pemerintah Orde Baru dengan membatasi objekpemeriksaan, cara atau metode pemeriksaan, maupun isidan nada laporan pemeriksaan. Bahkan laporan BPK tidakboleh dipublikasikan secara luas kepada masyarakat. Semua‘tambang emas’ Pemerintah Orde Baru, seperti Pertamina,Bank Indonesia dan bank-bank Negara maupun BUMN tidakboleh dimasuki oleh BPK. Akibatnya, laporan BPK padamasa orde baru itu tidak dapat menjadi sumber informasiataupun deteksi dini pada kondisi keuangan negara bagipengambilan keputusan sehingga tidak dapatmengantisipasi krisis ekonomi dan perbankan yang melandaIndonesia pada 1997-1998. Pemerintah Orde Baru jugamengontrol BPK melalui organisasi, personil dananggarannya. Sarana dan prasarana untuk peningkatanmutu kerja dan sumber daya manusia (SDM) BPK punsangat terbatas.
Dengan pembatasan seperti itu, mustahil dapat terciptatransparansi dan akuntabilitas keuangan negara. Bahkansebaliknya, memunculkan dan membuat nyaman sifat danperilaku koruptif untuk terus berkembang dan mewariskankerusakan dan kebobrokan pada generasi sekarang danmendatang untuk memperbaikinya.
Era reformasi yang bergulir sejak jatuhnya rezim OrdeBaru pada 1998 telah memunculkan angin segar dankesadaran bagi para pemangku kepentingan (stakeholder)untuk menegakkan tata kelola keuangan negara yang baik.Lahirnya amandemen ketiga UUD 1945 dan paket ketigaUndang-undang di bidang Keuangan Negara tahun 2003-2004 mendudukkan dan menegaskan BPK sebagai satu-
Bag
ian
¦ Pe
ndah
ulua
n
VI
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:10 Page VI
satunya pemeriksa keuangan negara yang bebas dan mandiridi luar lembaga negara. Independensi BPK RI pun sudahmendekati kondisi ideal Lima Declaration 1977 dan MexicoDeclaration 2007 on Independence.
Di bawah UU No. 15 tahun 2006 tentang BadanPemeriksa Keuangan, BPK telah menjadi lembaga yang bebasdan mandiri. BPK kini dapat menentukan sendiri susunanorganisasi dan diberikan fleksibilitas dalam mengelola SDMnya. Kini, anggaran BPK ditetapkan oleh DPR. Di lain pihak,kebebasan dan kemandirian BPK diikuti oleh peningkatantransparansi dan akuntabilitasnya. Bahkan, BPK telahmencanangkan dirinya untuk menjadi tauladan (leading byexample) bagi seluruh instansi/lembaga publik dalam haltransparansi dan akuntabilitas. Laporan pemeriksaan BPKdimuat di website sehingga terbuka luas untuk umum.Laporan Keuangannya diperiksa oleh Kantor Akuntan Publikyang ditunjuk oleh DPR dan mendapatkan opini WajarTanpa Pengecualian. Mutu pemeriksaan dan kinerjanyadireviu setiap lima tahun sekali oleh BPK negara lain.Pelaksanaan kode etik BPK diawasi oleh Majelis KehormatanKode Etik yang juga beranggotakan akademisi.
Dengan semakin bertambah kuat kedudukan danmandatnya, bertambah pula tanggung jawab dan tantanganyang harus dihadapi oleh BPK RI. Hal ini memerlukanupaya dan kemauan yang luar biasa untuk dapatmenunaikan amanat konstitusionalnya.
Sejak pertama kali saya masuk di BPK pada bulanDesember 2004, saya menegaskan bahwa satu-satunya misisaya di BPK adalah untuk ikut meningkatkan transparansidan akuntabilitas keuangan negara. Tidak kurang ada duabelas janji – mencakup masalah pemeriksaan sampai padamasalah penguatan kegiatan penunjang dan pendukung,termasuk sarana, prasarana dan kesejahteraan pegawai -yang saya ucapkan pada waktu itu untuk saya laksanakanselama masa jabatan saya. BPK RI juga telah membantuPemerintah untuk mengimplementasikan paket tiga UU dibidang Keuangan Negara. Bahkan dengan belum adanya
VII
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:10 Page VII
program menyeluruh dan langkah signifikan dariPemerintah, BPK telah mengambil inisiatif ‘beyond its call ofduty’ untuk mendorong auditee menuju terwujudnyatransparansi dan akuntabilitas keuangan melalui apa yangdikenal dengan enam langkah inisiatif BPK.
Saya melihat bahwa hampir seluruh janji telah sayapenuhi. Semua langkah dan capaian selama lima tahunterakhir telah mampu menunjukkan makna kemandirian dankebebasan yang diamanatkan konstitusi kepada BPK RI.Selama lima tahun terakhir ini pula, BPK RI telahmenyiapkan pondasi dan rancang bangun yang kokoh bagiBPK RI masa kini dan mendatang untuk semakinmeningkatkan peran dan sumbangsihnya dalammewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik,bersih, transparan dan akuntabel.
Saya berharap buku “BPK RI Menunaikan AmanatKonstitusi” dapat menjelaskan semuanya itu sehingga dapatmemberikan manfaat bagi BPK RI dan para pemangkukepentingan dalam memaknai peran dan kiprah BPK RIselama 5 tahun terakhir ini, yang tidak terlepas dariperjalanan panjang 62 tahun. Saya juga berharap catatansejarah ini dapat menjadi bekal untuk lebih meningkatkanperan BPK RI di masa mendatang sesuai dengan cita-citapara pendiri Bangsa.
Jakarta, Januari 2009
BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
Ketua,
Prof. Dr. Anwar Nasution
VIII
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:10 Page VIII
IX
Pengantar Sekjen BPK RI
Kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YangMaha Esa karena berkat limpahan rahmat dan
bimbingan-Nya, buku “BPK RI Menunaikan AmanatKonstitusi” telah dapat diterbitkan bertepatan dengan HariUlang Tahun BPK RI ke 62 dan sekaligus menandai akhirperiode pimpinan BPK RI 2004-2009.
Menunaikan amanat konstitusi bukanlah suatu hal yangmudah dilakukan, namun bukan pula suatu hal yangmustahil. Terlebih dalam masa lima tahun terakhir inidimana reformasi di segala bidang termasuk bidangkeuangan negara telah digulirkan dan mandat BPK RI telahdipulihkan. Banyak hal dan peristiwa penting yang telahdilakukan oleh BPK RI untuk menunaikan amanat konstitusidalam rangka mendorong transparansi dan akuntabilitaskeuangan negara. Semuanya itu perlu dicatat dandidokumentasikan agar dapat menjadi rujukan bagi siapasaja yang ingin mengetahui lebih mendalam tentang kiprahBPK RI.
Diawali dengan rekaman perjalanan sejarah sejak berdirisampai sekarang, buku ini secara khusus mengulas peranBPK RI, hubungannya dengan stakeholder, capaian selamalima tahun terakhir dan juga harapan BPK RI dalammenunaikan amanat konstitusi. Buku ini disajikan dengangaya bahasa yang lugas dan dilengkapi dengan berbagai foto,gambar dan info grafis dengan harapan agar para pembaca,
IX
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:11 Page IX
X
khususnya masyarakat awam, dapat lebih mudah dalammemahami isinya.
Diharapkan buku ini dapat menjadi kenang-kenanganbagi kita semua dan bagi generasi BPK RI mendatang, serta dapat menjadi media publikasi bagi BPK RI dalammengenalkan dirinya kepada masyarakat luas. Buku ini juga akan menjadi sumber utama bagi penyusunan bukupencapaian dan pertanggungjawaban BPK RI yang lebihlengkap, khususnya terkait dengan akhir masa jabatanpimpinan BPK RI 2004-2009.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepadaTim Penyusun, nara sumber, para editor dan kepada semuapihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranhingga buku ini dapat diterbitkan.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh darisempurna. Untuk itu, kami mengharapkan saran danmasukan yang membangun demi kesempurnaan buku ini di kemudian hari.
Akhir kata, selamat membaca dan semoga buku inibermanfaat.
Jakarta, Januari 2009
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Sekretaris Jenderal,
Dharma Bhakti
BPK_Bab awal_final:Layout 1 02/01/2009 23:11 Page X
Visi BPK RIMenjadi lembaga pemeriksa keuangan negara
yang bebas, mandiri, dan profesional, sertaberperan aktif dalam mewujudkan tata kelola
keuangan negara yang akuntabel dan transparan.
Misi BPK RIMemeriksa pengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara dalam rangka mendorongterwujudnya akuntabilitas dan transparansikeuangan negara, serta berperan aktif dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dantransparan.
Tiga Nilai Dasar BPK RI- Independensi
- Integritas- Profesionalisme
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 16:56 Page 1
ERA REFORMASI yang bergulirsejak runtuhnya rezim Orde
Baru pada 1998 memberi anginsegar bagi upaya-upayamenempatkan BPK kembalikepada peran dan kedudukansebagaimana diangankan parapendiri bangsa. Orde Baru telahmewariskan masyarakat madaniyang berantakan karena tidaktegaknya tata kelola yang baik.Secara alamiah munculkesadaran dan semangat yangbesar untuk menegakkan tatakelola yang baik. Ruh trans -paransi yang berhembus dariera Reformasi terus mendorongupaya menghadirkanpemerintahan yang bersih.Lembaga legislatif sepertimendapat energi baru untukmenjalankan hak-hakkonstitusionalnya.
2
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 16:57 Page 2
TitikBalikBPK
3
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 16:57 Page 3
Kilas Balik Sejarah
Badan Pemeriksa Keuangan(BPK), yang berdiri pada 1947,
telah melalui perjalanan panjangdalam melaksanakan peran dantugas konstitusionalnya. Dengansegala kekurangannya, pendirianBPK pada masa revolusi fisik ituadalah sebuah langkah strategisbagi pembangunan Republik inidan itu adalah prestasi bersejarahyang patut diapresiasi.
Pada era Hindia Belanda, lem -baga dengan tugas seperti yangdiemban BPK sekarang bernama"Algemeene Rekenkamer" (ARK).Lembaga ini ditopang peraturan
Bab
I¦
Pend
ahul
uan BPK dalam
Tata Kelola Pemerintahan
yang Bersihdan Baik
4
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 16:58 Page 4
5
Bab I¦ Pendahuluan
perundangan yang lengkap, antaralain Indische Comptabiliteits Wet(ICW) dan Instructie en verderebepalingen voor de AlgemeneRekenkamer (IAR). Namun, sejakmenjadi sebuah lembaga tingginegara dan namanya menjadi"Badan Pemeriksa Keuangan",instansi ini tak kunjung memilikipijakan peraturan pelaksanaan yangmemadai.
Bila ditengok kembali raksejarah pembentukan negeri ini,para founding fathers sungguh telahmemberi tempat yang kokoh bagiBPK dalam urusan penyelenggaraannegara. Simaklah pidato-pidatopara anak bangsa yang terhimpundalam Badan Persiapan UsahaPenyelidik Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI), yang bersidang pada 28Mei-1 Juni 1945 dan 10 -17 Juli1945. Cermati juga berbagai pidatosidang-sidang Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia tanggal 18-22 Agustus 1945. Pidato-pidatotersebut memperlihatkan betapamereka adalah negarawan-negarawan kelas satu. Merekamemikirkan dengan sungguh-sungguh akan sebuah lembagapemeriksa keuangan dengan sifatkemandirian yang melekat. Merekamenyadari pentingnya lembagaseperti itu bagi kelangsungannegara dengan tata kelola yangbaik.
| Ketua BPK tahun 1947 - 2009|
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 16:59 Page 5
Dalam selembar kertas berjudulHal Keuangan, Drs. MohammadHatta menyampaikan butir-butirusul sebagai berikut:
1. Tahun keuangan berjalan daritanggal 1 April setiap tahunsampai tanggal 31 Maret tahunyang berikut. Rancangananggaran belanja negara untuktahun yang akan datangdimajukan kepada Dewan Rakyatpaling lambat sebulan sebelumtahun keuangan yang akandatang bermula. Anggaranbelanja ditetapkan denganundang undang.
2. Segala pajak untuk keperluannegara berdasarkan undang-undang.
3. Pinjaman pajak untuk keperluanNegara hanya boleh dilakukandengan permufakatan DewanRakyat. Segala perjanjian Negaraterhadap Si Pemimpin akanditanggung oleh Negara.
4. Macam dan harga mata uangditetapkan dengan undang- undang. Pemerintah berhakmembuat uang logam.
5. Hal-hal keuangan negaraselanjutnya ditetapkan dengan undang-undang.
6. Untuk memeriksa tanggung
6
Bab
I¦
Pend
ahul
uan
| Rapat Kerja Dewan Pengawas Keuangan di Cipayung, yang dipimpin ketuanya R. Soerasno (1949-1960).
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 16:59 Page 6
7
Bab I¦ Pendahuluan
jawab tentang keuangan negaradiadakan suatu Badan PemeriksaKeuangan yang peraturannyaditetapkan dengan undang- undang.1
Dalam pembahasan lanjutan,sebagian dari butir-butir usul Drs.Mohammad Hatta menjadi satu Babdari UUD 1945, yaitu Bab VIII HalKeuangan Pasal 23, termasuk didalamnya masalah BPK.
Dalam lanjutan PembahasanRancangan UUD, pada rapat besartanggal 15 Juli 1945, Prof. Dr. Mr. R.Soepomo dalam membahas batangtubuh UUD tersebut menyinggungpula Pasal 23 sebagai berikut:
"Tentang keuangan, lihatlahpasal 23 rancangan Undang-Undang Dasar. " (1) Anggaranpenghasilan dan belanja ditetapkan
tiap-tiap tahun dengan undang-undang.
"Jadi, Pemerintah tiap-tiap tahunwajib minta persetujuan dariDewan Perwakilan Rakyat untukmenetapkan anggaran penghasilandan belanja. Inilah yang dinamakan"begrotingsrecth" Dewan PerwakilanRakyat. Juga pajak yang begitumengenai penghidupan rakyat dankeuangan negara harus jugadidasarkan atas undang-undang.Macam dan harga mata uangditetapkan dalam undang-undangdan hal keuangan negaraselanjutnya dengan undang-undang. Seperti di negeri-negerilain, untuk memeriksatanggungjawab tentang keuangannegara diadakan satu BadanPemeriksa Keuangan (Rekenkamer),yang peraturannya ditetapkandengan undang-undang.2
Fungsi StrategisDari pidato-pidato itu,tergambar dengan jelas bahwaBPK dicita-citakan memilikifungsi strategis dalamkehidupan negara, karenakeberadaannya menyangkutunsur pokok dalampenyelenggaraan negara, yaituanggaran. Tidak ada anggaranbelanja tidak ada kegiatanpenyelenggaraan negara.Keuangan negara adalah
| Ketua BPK Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1964-1966) dan Wakil Ketua BPK R. Soedradjat.
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 16:59 Page 7
sumber daya yang diperlukan untukmencapai tujuan bernegara. Dalamhal ini, BPK diharapkan mem bantulegislatif dalam men jalan kan hak-hak konstitusionalnya, yaitu haklegislasi, pengawasan, dan budjet.BPK juga diharapkan membantueksekutif dalam men jalankantugasnya dalam bentuk koreksi atausaran perbaikan yang konstruktif.
Jelas sekali bahwa tujuankeberadaan (raison d'etre) BPKadalah bagian tak terpisahkan daritujuan bernegara.
Dengan kedudukan sepentingitu, faktanya hingga keluarnyaUndang-Undang Nomor 5 Tahun1973, BPK hanya memiliki pijakanSATU ayat dari Pasal 23 Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu Ayat (5).Dan, undang-undang yang dibuatitu pun sejatinya hanya adopsibelaka dari peraturan-peraturanpeninggalan era kolonial yang taksesuai dengan semangat Pasal 23UUD 1945. Tentu bisa dimengertimengapa begitu "minim" pijakanBPK dalam UUD 1945.Bagaimanapun UUD 1945 adalah
sebuah undang-undang dasar yangdibuat dalam tekanan tenggatkemerdekaan, dan karena itu,sejatinya bersifat sementara dansangat ringkas memuat hal-hal yangpaling pokok dan mendasar sertaharus segera dilengkapi.
Ketika Badan PemeriksaKeuangan berdiri, Republik
Bab
I¦
Pend
ahul
uan
| Serah Terima Jabatan Ketua BPK dari Mr. I.G.K. Pudja (1960-1964) kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
8
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 16:59 Page 8
Indonesia masih dalam suasanarevolusi fisik, sehingga tidakmemungkinkan pengadaan suatuundang-undang yang mengaturBPK. Untuk sementara, berdasarkanPenetapan Pemerintah tanggal 28Desember 1946 N. 11/Um yoAturan Peralihan Pasal II Undang-Undang Dasar 1945, tugas-kewajiban, susunan maupun tatakerja Badan Pemeriksa Keuangan RIdidasarkan pada peraturan-peraturan perundang-perundanganyang berlaku bagi AlgemeeneRekenkamer Hindia Belanda.
Toh, meski hanya dengan SATUayat, kedudukan dan peran BPKdalam UUD 1945 sebenarnya amatkokoh. Untuk memeriksa tanggungjawab tentang keuangan Negaradiadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan, yang peraturannyaditetapkan dengan undang-undang.Hasil pemeriksaan itudiberitahukan kepada DewanPerwakilan Rakyat.
Perhatikanlah penjelasan otentikatas Ayat (5) Pasal 23 UUD 1945:
"Cara Pemerintah memper guna -kan uang belanja yang sudahdisetujui oleh Dewan PerwakilanRakyat harus sepadan dengankeputusan tersebut. Untukmemeriksa tanggung jawabPemerintah itu perlu ada suatuBadan yang terlepas dari pengaruhkekuasaan Pemerintah.
Suatu Badan yang tundukkepada Pemerintah tidak dapatmelakukan kewajiban yang seberat
9
Bab I¦ Pendahuluan
| Sidang Paripurna Badan Pemeriksa Keuangan membahas Perpu No. 16/1964 untuk dijadikan UU No. 17/1965.
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 17:00 Page 9
itu. Sebaliknya, Badan itu bukanlahBadan yang berdiri di atasPemerintah. Sebab itu, kekuasaandan kewajiban Badan itu ditetapkandengan undang-undang."
Bisa dikatakan bahwa parapendiri bangsa ini telah jauhmendahului konsep Deklarasi Limamenyangkut prinsip-prinsipkemandirian BPK. Deklarasi Limaadalah deklarasi tentang PedomanMengenai Aturan Audit yangdicetuskan seluruh negara yanghadir dalam kongres IX organisasiBPK sedunia, INTOSAI, termasukIndonesia, pada Oktober 1977.Deklarasi itu antara lain bertujuanmemastikan pemeriksaan keuangannegara yang independen.
BPK memang akhirnya
mendapat tambahan penopangpada 1973, dengan keluarnyaUndang-Undang Nomor 5 Tahun1973. Namun, dibandingkandengan peraturan-peraturanpenopang Algemene Rekenkamer,jauh kalah lengkap. Patut diingat,pada masa Hindia Belanda,Algemene Rekenkamer nyata-nyataadalah alat pemerintah, yangmelakukan tugas-tugas pemerintah,yakni pembukuan dan pengurusankeuangan semata-mata untukmempertinggi kesejahteraanekonomi keuangan negara, menurutpolitik pemerintah kolonialBelanda. Namun, lembaga itumemiliki peraturan-peraturanpelaksanaan yang lengkap.Sementara, peraturan-peraturanyang mendasari BPK masih terbatas
10
Bab
I¦
Pend
ahul
uan
| Pelantikan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK, 4 Desember 2004.
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 17:00 Page 10
pada hal-hal yang pokok saja, mulaidari kewajiban, hak, wewenang,hubungan kerja, dan kedudukannyadalam berhadapan dengan legislatifmaupun eksekutif. Hal-hal yangberkaitan dengan peraturan danketentuan pelaksanaan, sebagianmasih didasarkan pada peraturanlama, dan penerapannya tidak
mendukung apa yang harusdilakukan oleh sebuah lembagadengan kedudukan yang mandiri,lepas dari pengaruh kekuasaanpemerintah.
Dengan bekal yang serba terbatasseperti itu, dalam praktik seringterjadi kondisi-kondisi yang tidakmencerminkan kemandirian BPK.Misalnya, Pada masa Orde Lama
saat era demokrasi terpimpin, BPKmenjadi bagian dari pemerintah.Presiden Soekarno menjadiPemeriksa agung, sedangkan Ketuadan Anggota BPK menjadi menterikoordinator dan menteri yangbertanggung jawab kepadaPresiden. Atau, pada saat OrdeBaru, Ketua BPK ditunjuk oleh
Presiden dan seterusnya danseterusnya. Akibatnya, hasil-hasilkerja keras BPK menjadi seakan-akan tidak memiliki nilai atau dayayang semestinya. Selain itu, baiksecara samar-samar maupun terang-terangan, kedudukan dan peranBPK tereduksi karena adanyapembatasan obyek, metode danlaporan audit, pengontrolan
11
Bab I¦ Pendahuluan
| Ramah Tamah Ketua BPK Anwar Nasution dan Wakil Ketua Abdullah Zainie dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah Pelantikan.
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 17:00 Page 11
anggaran dan SDM oleh pemerintahsecara ketat, dan adanya lembaga-lembaga pengawas yang jugamelakukan fungsi-fungsi pemeriksa,seperti BPKP, Irjen-Irjen, Itwilpropdan lain-lain. Ini sesungguhnyatidak hanya mereduksi kedudukandan hak konstitusional BPK, tetapipada akhirnya juga mengganggukinerja lembaga-lembaga yangdiaudit.
Semangat ReformasiEra Reformasi yang bergulir sejakruntuhnya rezim Orde Baru pada1998 memberi angin segar bagiupaya-upaya menempatkan BPKkembali kepada peran dankedudukan sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa ini.Orde Baru telah mewariskanmasyarakat madani yang
Bab
I¦
Pend
ahul
uan
| Anwar Nasution menandatangani dokumen Sumpah Jabatan Ketua BPK.
12
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 17:00 Page 12
berantakan karena tidaktegaknya tata kelola yangbaik. Tumbangnya rezimOrde Baru secara alamimemunculkan kesadaran dansemangat yang besar untukmenegakkan tata kelola yangbaik. Semangat transparansiyang berhembus dari eraReformasi terus mendorongupaya menghadirkanpemerintahan yang bersih.Lembaga legislatif sepertimendapat energi baru untukmenjalankan hak-hakkonstitusionalnya. Bergulirlahtransisi sistem pemerintahandari yang otoriter dantertutup menuju sistem yangterbuka dan demokratis.Transisi itu disertaigelombang perubahan darisistem ekonomi yang tertutupke sistem pasar yang terbuka,dari monopoli menujukompetisi.
Tak pelak, demokrasi punmembawa serta tuntutan
akan transparansi dan akuntabilitaskeuangan negara. Di sinilah BPKmenemukan jalan untuk meraihkembali kedudukan dan perannyayang sejati. Pijakan BPK dalammenjalankan tugaskonstitusionalnya menjadi semakinkokoh setelah adanya PerubahanKetiga Undang-Undang Dasar 1945yang memaklumkan pemulihan
independensi BPK. Perubahan itumemperluas pengaturan tentangBPK dari hanya satu ayat (Ayat 5)Pasal 23 pada Bab VIII, menjadisatu bab tersendiri, yaitu Bab VIIIA yang terdiri dari tiga pasal, yakniPasal 23E, 23F, dan 23G, yangkeseluruhannya berisi tujuh ayat.Termasuk di dalamnya diaturtentang pemilihan anggota Badanoleh Dewan Perwakilan Rakyatdengan memperhatikan DewanPerwakilan Daerah dan diresmikanoleh Presiden. Tidak lagi ditunjukoleh Presiden, pimpinan BPKdipilih dari dan oleh anggota BPKsendiri.
Landasan bagi kedudukan BPKsemakin mantap dengan keluarnyaUndang-Undang Nomor 15 Tahun2006 tentang BPK. Dengan undang-undang ini, secara formalindependensi BPK telahterpulihkan. Yang lebih penting,tentu saja BPK semakin dekat padaharapan para pendiri bangsa, yangmendamba kan suatu BadanPemeriksa Keuangan sebagai bagiantak terpisahkan dari penegakanPemerintahan yang Bersih dan Tatakelola yang Baik. •
Catatan:1 Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta), Cetakan kedua Edisi III,1995., h. 395
2 Ibid, h. 273
13
Bab I¦ Pendahuluan
BPK_Bab 01_final:Layout 1 02/01/2009 17:01 Page 13
14
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
Landasan Gerak dan Kemajuan
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:08 Page 14
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
Indonesia pada era Orde Baruadalah Indonesia yang mengalami
tekanan kebebasan. Penyebabutamanya adalah kepempinannasional yang otoriter, sehinggademokrasi tidak berkembang.Ekonomi pun terpusat pada
kelompok-kelompok yang dekatdengan kekuasaan. Dalam keadaandemikian, mustahil diharapkantercipta transparansi dalamkeuangan negara. Mudahdimengerti pula pada akhirnya tata-kelola negara yang baik (good
15
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:08 Page 15
governance) pun hanya jadi impianbelaka.
Pada sistem politik otoriter,kedudukan lembaga-lembaga tingginegara praktis berada di bawahkekuasaan eksekutif. Tak terkecualiBadan Pemeriksa keuangan (BPK)
yang sejatinya mengemban tugasmulia, yakni menjaga transparansidan akuntabilitas keuangan negara.Kondisi ini amat menyimpang darikonstitusi yang menghendakikedudukan eksekutif sejajar denganparlemen dan lembaga tinggi negaralainnya.
Posisi ”disetir” kekuasaan itu
menyebabkan ruang gerak BPKamat terbatas. Lembaga ini takoptimal menjalankan fungsinya.Pembatasan pemerintah terhadapBPK itu dilakukan lewat berbagailangkah: mulai dari segi obyekpemeriksaan, kontrol organisasi,anggaran, hingga personil dan
karyawan, serta pengawasanmetode pemeriksaan.
Tak hanya itu. Laporan akhirBPK pun harus menyesuaikandengan ”selera” pemerintah.Alasannya, agar tak menggangustabilitas nasional. Laporan BPKharus mendapat persetujuanSekretariat Negara terlebih dulusebelum diserahkan kepada
16
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
| Pimpinan BPK dalam acara penyerahan IHPS di Dewan Perwakilan Daerah.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:10 Page 16
parlemen. Konsultasi denganpemerintah ini dimaksudkan untukmenghilangkan berbagai temuanpenyimpangan keuangan negara.Maka setelah diperiksa pemerintah,laporan BPK tak sepenuhnyamencerminkan kondisi keuangannegara (yang sejatinya sudah babakbelur).
Pada akhirnya, hampir seluruhlaporan BPK menjadi dokumenrahasia negara dan takdipublikasikan kepada khalayak.
Sentralisasi kekuasaan padaeksekutif juga berimbas padakehidupan ekonomi. Saat itu,ekonomi dibangun denganperencanaan terpusat dan terlalubanyak campur tangan pemerintah.Maka sektor swasta yangberkembang pesat hanyalah bagimereka-mereka yang memiliki”cantelan” pada kekuasaan. Proyek-
proyek pembangunan hanya jatuhpada pengusaha yang berada dilingkaran kekuasaan. Pertumbuhanekonomi harus diakui memangmelaju pesat. Tetapi akibatnya,aspek pemerataan justru macet.Modal dan kapitalisasi ekonomihanya menjadi milik segelintirkelompok orang.
Sistem ekonomi semacam itupada akhirnya membuka lebarpraktik-parktik tak sehat: korupsi,kolusi, dan nepotisme. Memangpernah digencarkan programdesentralisasi dan privatisasi.Namun, ini hanya siasat untukmengalihkan hak milik negarakepada pengusaha yang menjadikroni penguasa. Akumulasi daripraktik tak sehat itulah yang kelakmenggerus efisiensi nasional, laluberujung pada krisis pada 1997-1998.
17
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
| Pimpinan BPK dalam acara bersama pimpinan penegak hukum.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:12 Page 17
Kebutuhan PerubahanReformasi yang kemudian bergulirsejak 1998 mengubah banyak hal.Dari sisi ekonomi, gerakan inimenggantikan sistem ekonomiterpusat menjadi kegiatan yangbersendi pada mekanisme pasar.Jalan ini dipercayai mampumengikis distorsi ekonomi yang
telah merasuk dan menyebabkaninefisiensi.
Sementara itu, prosesdemokratisasi politik yangdiperjuangkan dalam era ini takhanya bertujuan mengembalikankedaulatan pada rakyat. Tetapi darisisi keuangan negara juga berusahamenegakkan transparansi danakuntabilitas, sehingga rakyatmelalui perlemen bisa mewujudkanhak budgetnya. Buruknya tata
kelola keuangan negara semasaOrde Baru itulah yang menjadisalah satu pemicu krisis ekonomipada 1997-1998.
Dengan adanya transparansi danakuntabilitas, pemerintah akanmengetahui secara akurat posisikeuangannya. Untuk itulahdiperlukan lembaga pemeriksa yangkuat, independen, dan mumpuni.
BPK, berdasar sejarah pendiriannyadiyakini mampu mengembantanggung jawab tersebut. Hanyasaja, karena selama era Orde Baruperan BPK sudah terpasung olehkekuasaan pemerinah, lembaga inimemerlukan suntikan energi baruagar dapat memenuhi panggilanzamannya. Suntikan itu berupalandasan hukum yangmemungkinkan BPK bergerakleluasa.
18
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
| Kunjungan mahasiswa Universitas Diponegoro di BPK.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:14 Page 18
Rupanya kehendak sejarah initertangkap pula oleh para wakilrakyat di Majelis PermusyawaratanRakyat (MPR). Sejak 1998 MPR eraReformasi telah tiga kali melakukanamandemen terhadap konstitusi.Hasilnya, BPK ditetapkan sebagaisatu-satunya lembaga pemeriksakeuangan negara yang bebas danmandiri.
Pada era sebelumnyakewenangan melakukanpemeriksaan itu acap mengalamitumpang tindih dengan berbagailembaga pengawasan internal,yakni: Inspektur JenderalPembangunan (Irjenbang), BPKP,Irjen Departemen/Pemeriksa InterenLembaga Negara, Itwilprop(Bawasda Tingkat I), dan ItwilkabKabupaten/Kota (Bawasda TingkatII).
Contoh tumpang tindihpemeriksaan itu bisa dilihat,misalnya, ketika sebuah provinsimelakukan pembangunan jalan.Maka proyek ini akan diperiksaberbagai institusi tersebut. Padahal,semestinya BPK lah sebagaipemeriksa eksternal yang palingberwenang melakukan audit.
Munculnya tiga Undang-Undang
Keuangan Negara 2003-2004 di erareformasi lalu memperkuat posisiBPK, sekaligus secara otomatismenghapuskan tumpang tindih itu.Ketiga pilar ini adalah UU No 17Tahun 2003 tentang KeuanganNegara, UU No 1 tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara,dan UU No 15 tahun 2004 tentangPemeriksaan Pengelolaan danTanggung Jawab Keuangan Negara.
19
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
| Rapat Koordinasi Pelaksana Teknis BPK.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:17 Page 19
Lalu pada 2006 munculahpengakuan resmi. Lewat UU No 15tahun 2006 tentang BPK, indepen -densi dan kemandirian itu benar-benar ditegaskan.
Profil IdealProfil BPK pascapemberlakukan
tiga uundang-undang keuanganNegara dan undang-undang BPKdapat diringkaskan ke dalam empatkata: Mandiri (independen),transparan, terpercaya, danprofesional.
BPK yang independen mencakupbaik segi organisasi, anggaran,hingga para personel auditornya.Secara organisasi, artinya BPK tidakberada di bawah kendali lembaga-lembaga lain (termasuk Presiden)ketika melakukan pemeriksaan.Pulihnya independensi inimemudahkan BPK menjalankanamanat konstitusi, yakni memeriksapengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara. Batasan keuangannegara ini amat luas.
Keuangan Negara bukan sajameliputi APBN, tetapi juga meliputiAPBD, BUMN/BUMD, yayasanmaupun perusahaan yang terkaitdengan kedinasan, serta lembagaswasta yang mendapat subsidinegara. Penggunaan definisi yangluas ini dilakukan karena lembagapemerintah dan tentara terbiasa
20
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan | Peresmian Kantor Perwakilan Provinsi Gorontalo.
| Cek fisik dalam rangka Audit Perusahaan Minyak.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:17 Page 20
mencari dana sendiri. Ini terjadikarena adanya doktrin PerlawananRaktyat Semesta sejak zamanrevolusi dulu.
Alasan lain adalah karena negarajuga memproduksi public goods,private goods, dan mixed goods.Ketiga jenis barang yang disebut diatas itu diproduksi oleh lembaganegara, seperti, pemerintah pusat,pemerintah daerah, lembaga negaralainnya, BUMN, BUMD, BadanLayanan Umum (BLU), BankIndonesia, dan lain-lain. Masihmasuk ke dalam kelompok iniadalah yayasan-yayasan yangterkait dengan kedinasan.
Sehingga ke semua lembagatersebutlah BPK akan melakkanpemeriksaan. Peran BPK semakinoptimal ketika kemudian parlemenmeminta lembaga ini memeriksabeberapa kebijakan pemerintah,seperti subsidi BBM, listrik danpupuk, serta kontrak pertambangan.Bahkan BPK kemudian jugadiminta mengaudit semburanlumpur panas Lapindo.
Dari segi anggaran, BPK mandiridalam menentukan besarannya.Anggaran yang bersumber dariAPBN ini kemudian digunakanuntuk meningkatkan sepak terjanglembaga. Beberapa hal yangdilakukan adalah meningkatkanpenghasilan auditor, menambahjumlah auditor, dan memperluas
21
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
| Peresmian Kantor Perwakilan Provinsi Maluku Utara.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:18 Page 21
jaringan kantor. Yang lebih penting,dengan meningkatnya anggaran ini,BPK tak lagi menerima danapemeriksaan dari auditee.
Meningkatnya cakupanpemeriksaan ini menuntut BPKjuga berbenah agar tak kedodoran.BPK kemudian menetapkan empatlangkah strategis: Pertama,Meningkatkan kualitas kerjamelalui perbaikan gaji dan honorauditor. Disiplin kerja jugaditingkatkan dengan selalu menaatikode etik. Kemampuan auditor punditingkatkan melalui pendidikandan latihan kerja—di dalam
maupun di luar negeri.
Kedua, memperluas kantorperwakilan dan tenaga auditor.Ketiga, menambah kapasitasjaringan telekomunikasi dankomputer sehingga dapatmenjangkau seluruh obyekpemeriksaan di penjuru tanah air.Dan, keempat, secara bertahap BPKakan menyerahkan audit keuangankepada kantor akuntan publik(KAP) dan secara bertahap beralihkepada audit kinerja daninvestigasi.
Selain mandiri secara organisasidan anggaran, BPK juga inde pen den
22
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
| Program Secondment dan Supervisory Visit.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:18 Page 22
secara personil. Ini berarti auditorBPK harus bebas dari pengaruh-pengaruh eksternal yang membuatdia terjebak dalam konflikkepentingan saat memeriksa.Contoh paling gamblang: jika ditempat mengaudit ada saudara ataukerabat, auditor bersangkutan harusmengundurkan diri dari kegiatanpemeriksaan di tempat tersebut.
Lalu aspek integritas. Aspek inilebih merujuk kepada kinerjaauditor. Setiap pemeriksa BPKmemiliki kode etik yang akanmenjaga integritasnya saat bertugas.Dengan kode etik tersebut, para
auditor tak akan terpengaruhdengan hal-hal di luar tugasmereka. Harapannya adalah hasilpemeriksaannya akan tetap dapatdipercaya.
Selain kode etik, sebagai aparatpegawai negeri sipil pemeriksa BPKjuga terikat pada aturan-aturankepegawaian. Sehingga berbagainorma dan aturan yang tercantumdi sana juga menjaga integritasseorang auditor. Sanksi yang terkaitaturan PNS ini akan diberikan jikadia melakukan pelanggaran.
Kemudian soal profesionalisme.
| Rapat Pra-Raker dihadiri oleh para Kepala Perwakilan BPK.
23
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:19 Page 23
BPK terus meningkatan aspek inisejak dari proses rekruitmenpegawai. Proses seleksi dilakukansecara ketat, sehingga padapenentuan penempatannya kelak.Para pegawai yang masuk BPK,kebanyakan auditor, diuji berdasarkompetensi yang ada di BPK.Untuk maksud ini, BPK mendapatkelonggaran dari BAKNmelaksanakan sendiri prosestesnya.
Tenaga auditor juga dilihatkompetensi teknisnya di bidangakuntasi. Bagi yang dinilai belum
mencukup, akan diberikanpelatihan selama tiga bulan. Dalammasa pelatihan ini dia mendapat -kan pengajaran di bidang auditing,akuntansi, dan laporan keuangan.
Untuk pegawai yang sudahditerima akan dilakukanpengembangan berbasiskompetensi. Kepada setiap pegawaidilakukan assesment berdasarkankompetensi. Peningkatankemampuan (upgrading)diberlakukan kepada semua unitlewat pelatihan selama 40 jamdalam setahun. Tujuannya adalah
24
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
| Majelis Kehormatan Kode Etik (MKKE) BPK.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:21 Page 24
25
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
Perbandingan antara SAP dengan SPKN
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:22 Page 25
26
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:22 Page 26
27
USULAN RENCANA PEMERIKSAAN TAHUN BERIKUTNYA
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:22 Page 27
peningkatan keberhasilan dari unitkerja itu sendiri. (Pembahasanlebih lanjut di Bab VIII).
Bagi auditor, profesionalismeartinya dia harus melakukan auditsesuai Standar Pemeriksaan, dandia harus memiliki kemampuanantara lain:
Menilai aktivitas atau informasiyang disajikan dengan mem -banding-bandingkannya terhadaprecognized framework atau pre-determined-criteria.
Mengumpulkan bukti-buktiuntuk mendukung penilaiantersebut.
Berdasarkan bukti-bukti yang
telah berhasil dikumpulkan, auditorkemudian menyiapkanopini/rekomendasi/simpulan yangdisajikan dalam laporan hasil audit.
Kemampuan mendasar lain yangwajib dikuasai auditor adalahmelaksanakan audit ketaatan(compliance audit). Audit inidimaksudkan untuk mengujiapakah auditee telah mematuhiprosedur, aturan, dan kebijakantertentu yang ditetapkan organisasidi atasnya. Agar mampu menjalan -kan prosedur ini, seorang auditorharus memiliki pengetahuanmengenai berbagai peraturan (baikperaturan pemerintah pusatmaupun daerah). Selain itu, auditor
28
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
| Auditor BPK dalam program secondment US GAO 2008.
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:24 Page 28
juga mesti memiliki kemampuanmanajemen publik, manajemenkeuangan, manajemen pelayananpublik, serta kebijakan publik.
Standar Pemeriksaandan PengendalianMutu
Salah satu diberlakukannya UUNo 15 Tahun 2004 dan UU No 15tahun 2006 adalah adanyaperubahan dan perkembangandalam hal pemeriksaan pengelolaandan tangung-jawab keuangannegara. Perubahan itu meliputi,antara lain, jenis pemeriksaan,standar pemeriksaan, pelaksanaan
dan pelaporan hasil pemeriksaan,serta pemantauan tindak lanjuthasil pemeriksaan.
Untuk mewujudkan hal itu,maka BPK kemudian menetapkanStandar Pemeriksaan KeuanganNegara (SPKN) lewat Peraturan BPKNomor 1 tahun 2007. SPKN inisekaligus merupakan penggantiStandar Audit Pemerintahaan (SAP)yang ditetapkan tahun 2005. BPKjuga menetapkan Peraturan No 2tahun 2007 tentang Kode Etik danMajelis Kode Etik.
Kode etik disusun berkaitandengan profesi auditor dandimaksudkan untuk menjagakepercayaan masyarakat terhadapBPK. Ini menjadi penting karenajenis pekerjaan auditor berkaitandengan kepercayaan. Posisi kodeetik ini sama, misalnya, dengankode etik kedokteran, kode etikwartawan, pengacara dan lain-lain.
Kode etik ini menjaga auditordari ada hal-hal yang tidak pantasdilakukan—yang dapat mengurangikepercayaan masyarakat. Jikakepercayaan berkurang atau hilang,hilang pula kepercayaan terhadaphasil pemeriksaan. Pendeknya, kodeetik harus dijaga untuk menjagamutu pekerjaan.
Untuk menjaga agar kode etiktetap dijunjung tinggi, dibentuklahMajelis Kode Etik. Anggota majelisterdiri dari unsur internal BPK dan
29
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:26 Page 29
dari eksternal, yakni akademisi dariUniversitas Gadjah Mada dan GuruBesar dari Universitas Indonesia.Hingga kini belum pernah adapengaduan soal pelanggaran etikyang ditangani majelis karenamemang belum pernah pengaduansoal itu. Pengaduan soal ini bisadilakukan siapa saja.
Karena diamanatkan UU, danditetapkan melalui peraturan BPK,tentu saja posisi SPKN menjadikuat. Dengan demikian BPK akanlebih mantap menggunakannya,sekaligus lebih mudah dipahamimasyarakat.
Penggunaan SPKN ini secaranyata akan bermanfaat bagi keduabelah pihak, yakni BPK (terutamaauditornya) dan bagi auditee. Bagiauditor, SPKN akan menjadi ukuranpelaksanaan kerjanya. Dengandemikian, apa pun hasil akhirpemeriksaan di suatu tempat, akandapat dipertanggung jawabkan jikasudah dilakukan bersandar padaSPKN.
Simak contoh berikut. Misalnya,suatu ketika ditemukan sesuatu halyang tak tercantum dalam laporanhasil pemeriksaan. Sang pemeriksatidak ikut bertanggung jawab jika
30
| Penandatanganan SIMAK disaksikan oleh Kaditama Revbang.
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:27 Page 30
selama melakukan pemeriksaansudah sesuai SPKN. Sebaliknyaapabila dia melakukan pemeriksaantidak sesuai standar, dia harus ikutbertanggung jawab. Disinilahartinya ada kejelasan bagi auditor(pemeriksa).
Kemudian bagi yang diperiksa(auditee), SPKN membarikankepercayaan bahwa auditor tidakmengada-ada. Sang pemeriksa tidaksedang mencari-cari kesalahan
karena dia melakukan prosedursecara proposional. Siapapun yangmemeriksa, akan melakukan halyang sama.
Berdasar SPKN ini pula auditeediberi hak memberikan tanggapanterhadap hasil pemeriksaan.Memang ada aturan bahwa setelahproses pemeriksaan selesai danlaporan disusun, kepada auditeedijelaskan hasilnya. Auditeedipersilakan memberikantanggapan, apakah setuju atautidak. Jika tidak setuju, padabagian-bagian manakah ketidaksetujuan itu.
Dengan SPKN, maka auditortidak hanya menyalahkan sajatanpa mau mendengar penjelasan.Dengan standar seperti itu, auditeeakan merasa nyaman.
Agar SPKN selalu sesuai denganperkambangan zaman, dibentuklahsebuah komite.
Komite SPKN bertugas melihatdan mempelajari setiapperkembangan untuk dibahas,apakah sudah saatnya standarpemeriksaan disesuaikan. Hal-halyang mereka bahas akan diusulkankepada Ketua BPK, termasuk usulanapakah perubahan perlu segeradilakukan, ditangguhkan, ataudilakukan secara bertahap.
Selanjutnya guna melaksanakanpemeriksaan sesuai SPKN, BPK
31
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
“Untuk menjagaagar kode etik tetap
dijunjung tinggi,dibentuklah
Majelis Kode Etik.Anggota majelis
terdiri dari unsurinternal BPK dan
dari eksternal,yakni dua
akademisi dariUniversitas Gadjah
Mada danUniversitasIndonesia.”
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:27 Page 31
menatapkan Panduan ManajemenPemeriksaan (PMP) pada 2008.Sebenarnya BPK sudah memilikiPMP yang ditetapkan pada 2002.PMP 2002 ini ini disusun denganmengacu pada SAP tahun 1995 danperaturan perundang-undanganyang berlaku saat itu. Namundengan adanya perubahan standar
pemeriksaan, PMP pundisempurnakan, terutama terkaitdengan hal-hal berikut:
• Sinergi PMP dengan pedoman-pedoman pemeriksaan BPK,sehingga tidak terjadi duplikasipengaturan
• Sinergi antara perencanaan
32
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
Piramida Kedudukan SPKN dalam Tata Perundang-undangan
Kode SPKN PMP SPKMEtik
UUD 1945PeraturanPer-UU-an
PemeriksaanKN
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:27 Page 32
pemeriksaan dan penganggaranBPK
• Integrasi PMP dengan aplikasisistem informasi manajemenpemeriksaa atau ComputerizedAudit Management InformationSystem (CAMIS).
Dengan adanya PMP 2008 inidiharapkan ada keseragaman dalampengelolaan pemeriksaan BPK.Karena inilah sistem yang mengaturmanajemen pemeriksaan dari tahappenyusunan Rencana KerjaPemeriksaan (RKP) sampai denganevaluasi hasil pemeriksaan. Dalamsetiap tahap pemeriksaan inilahdiselengarakan sistem pengendalianmutu (quality assurance system)dan dokumentasi, termasukpenggunaan CAMIS.
Penyelenggaraan sistempegendalian mutu mengacu padapetunjuk pelaksanaan (juklak)sistem pengendalian mutu.Sedangkan CAMIS mengacu padapetunjuk teknis terkait.
Dalam menyusun PMP ini BPKtetap memperhatikan mandat danperaturan perundang-undangan.
Hambatan EksternalAkibat lemahnya penyerasian antarundang-undang, masih ada duaitem keuangan negara yang tak bisa
diperiksa BPK. Dua item itumasing-masing ada di DirektoratJenderal Pajak (Ditjen Pajak) danMahkamah Agung (MA). DitjenPajak menolak di-audit denganberlindung pada Undang-undangKetentuan Umum Perpajakan(KUP). Berdasar undang-undang itumemang petugas pajak dan tenagaahli dilarang memberikan data-dataperpajakan kepada pihak lain,kecuali untuk kepentinganpenyidikan. Sementara biayaperkara di Mahkamah Agung takbisa diperiksa karena menurut MAdana tersebut tak termasukKeuangan Negara. MA berpendapatdana itu milik masyarakat yangdititipkan ke MA. Padahal kekayaanpihak lain yang dikuasaipemerintah dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahandan/atau kepentingan umum ter -masuk keuangan negara (Pasal 2UU No. 12/2003).
Ketidak-sinkronan memangterjadi antara Undang-Undang KUPdengan UUD 1945, UU KeuanganNegara dan UU BPK. Di satu sisiUU BPK memerintahkan lembagaitu memeriksa semua jeniskeuangan negara termasuk di DitjenPajak. Namun di-sisi lain UU KUPmemerintahkan agar data wajibpajak (WP) harus dilindungi.
BPK berpendapat untukmengetahui berapa nilai pajak yang
33
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:28 Page 33
seharusnya diterima, mereka tidakcukup hanya menerima data akhirsaja. Tetapi juga data-data yang bisamenunjukkan berapa seharusnyapenerimaan pajak. BPK tiak akanmasuk memeriksa data-data pribadiwajib pajak. Sejatinya BPK hanyaingin tahu, berapa kewajiban pajakseseorang dan benarkah sidahdisetorkan?
Ini sebenarnya sama denganketika BPK memeriksa instansisebuah departemen. Pada saatmelakukan pemeriksana auditor takakan harta kekayaan Kepala Dinasbersangkutan, karena itu bukanruang lingkup BPK Yang akandilakukan auditor adalahmemeriksa berapa APBD-nya,manakah SPN-nya, sudah berapadicairkan, dan bagaimana
pertanggung jawabannya?
Akan halnya soal biaya perkara,memang berdasar PeraturanPemerntah No 53 Tahun 2008 BPKsudah bisa memeriksa biayaperkara. Tetapi ini hanya sebatasbiaya perkara yang masuk kategoriPenerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP). Sedangkan biaya perkaradiluar kategori itu, BPK tak diberiakses untuk memeriksa. Yangmasuk kategori kedua ini, misalnya,biaya pemanggilan saksi atau ahlidalam proses persidangan tahappertama dan banding.
MA menolak hal itu diperiksakarena sudah memaski ranah hu -kum acara perdata, sehingga ber -ada dalam naungan lembaga yudi -katif. Dalam pandangan MA initerkait dengan kamandirian
34
| Pimpinan BPK dalam Pembukaan Raker Pelaksana BPK.
Bab
II¦
Land
asan
Ger
ak d
an K
emaj
uan
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:28 Page 34
yudikatif—termasuk dalamkeuangannya.
BPK tetap beranggapan semuabiaya perkara masuk dalam kategorikeuangan negara. Oleh karena itupemeriksaan terhadap hal inidiperlukan untuk mengetahuiapakah dana tersebut dikeloladengan baik dan benar.
Berkaitan dengan penolakanDitjen Pajak di atas BPK sudahmenempuh jalur hukum denganmengajukan judicial review ke
Mahkamah Konstitusi (MK). Namunternyata MK berpendapat lain,sehingga keadaan tidak berubah.Kini yang bisa mengubah keadaantinggal Dewan Perwakila Rakyat(DPR), karena di sanalah undang-undang bisa di-amandemen. Harusdicatat, tidak terbukanya aksespemeriksaan lebih mendalam diDitjen Pajak inilah salah satupenyebab munculnya opiniDisclaimer terhadap LaporanKeuangan Pemerintah Pusat.
35
| Diskusi dalam Rakornis kesetjenan BPK.
Bab II
¦ Landasan Gerak dan Kem
ajuan
BPK_Bab 02_final:Layout 1 02/01/2009 17:28 Page 35
Relasi denganMasyarakat, DPRdan Pemerintah
Bab
III
36
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:21 Page 36
Segitiga BPK-DPR-Pemerintah
Keuangan adalah syarat mutlakkeberadaan sebuah negara. Tak
ada uang sama artinya tak adanegara. Maka, Badan PemeriksaKeuangan (BPK) sesungguhnyamemiliki kedudukan strategisdalam kehidupan negara, danitulah yang diamanatkan Pasal 23Undang-UndangDasar 1945, tentangpengelolaan dantanggung jawabkeuangan negara.Pasal itu telahdiamandemenmenjadi satu babtersendiri, yakni BabVIII A tentang BadanPemeriksa Keuangan,yang berisi tiga pasal,yaitu Pasal 23E, 23F,dan 23G.
Pasal 23Eberbunyi: (1) Untukmemeriksapengelolaan dantanggung jawabtentang keuangannegara diadakan satu BadanPemeriksa Keuangan yang bebasdan mandiri. (2) Hasil pemeriksaankeuangan negara diserahkan kepadaDewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, sesuaidengan kewenangannya. (3) Hasilpemeriksaan tersebut ditindak -lanjuti oleh lembaga perwakilandan/atau badan sesuai denganundang-undang.
Pasal tersebut menyiratkanpengertian bahwa BPK padahakikatnya adalah bagian darikehendak untuk menciptakanpemerintahan yang bersih dengan
tata kelola yang baik. Rakyat,sebagai pemangku kedaulatantertinggi, mem per caya kan negaraini kepada DPR dan pemerintahmelalui pemilihan umum. DPRbertindak sebagai pengawas
| Ketua BPK bersama Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan (2006).
37
Bab III
¦ Relasi dengan Masyarakat, DPR dan Pem
erintah
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:22 Page 37
jalannya pengelolaan negara danpemerintah adalah pelaksananya.
BPK membantu kedua cabangkekuasaan negara itu dalammenjalankan tugasnya menyangkutkeuangan negara. Mengapademikian? Sebab, ketika BPKmemeriksa pengelolaan dantanggung jawab keuangan negarayang dijalankan pemerintah, makasesungguhnya BPK membantupemerintah agar tanggung jawab itudapat dijalankan dengan baik danbenar. Ketika BPK menyerahkanhasil pemeriksaan kepada DPR,maka BPK sesungguhnyamembantu DPR dalam menjalankanhak bujetnya. Dengan begitu,hubungan kelembagaan yangprofesional dan bermartabat antaraBPK dengan DPR dan pemerintah
adalah sebuah keniscayaan.
Efek PemulihanIndependensiEra Reformasi, dengan perubahanKonstitusi yang dibawanya,memulihkan independensi BadanPemeriksa Keuangan (BPK) secaraformal. Pemulihan ini membukapintu bagi hubungan yang lebihprofesional dan bermartabat antaraBPK dan ketiga unsur kekuasaanpemerintahan, yaitu legislatif,eksekutif, dan yudikatif. Pemulihankemandirian BPK adalah bagian takterpisahkan dari misi kolektifpenegakan tata kelola pemerintahanyang baik (good gorvernance).
Dengan semangat itu, serta
38
Bab
III
¦ Re
lasi
deng
an M
asya
raka
t, DP
R da
n Pe
mer
inta
h
| Foto bersama pada acara Workshop Procurement Process di Pusdiklat Kalibata.
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:22 Page 38
posisinya yang sejajar denganketiga unsur kekuasaan, maka BPKtidak semata-mata berada padaposisi sebagai pemeriksa,melainkan juga mitra pemerintahsebagai auditee dalam mewujudkanmisi secara bersama-sama. Carapandang ini memungkinkanterjadinya perubahan-perubahanparadigma kerja BPK. BPK tidakhanya berkepentingan dalam halmemeriksa (audit) laporankeuangan. BPK kini mulaimenyentuh ranah audit kinerjaauditee. Dengan demikian, BPKpada dasarnya berkepentingan pulapada perbaikan sistem tata kelola.Ini antara lain diwujudkan denganbantuan aktif BPK dalam menyusun
Standar Akuntansi Pemerintah yangkini telah berbentuk PeraturanPemerintah Nomor 24 Tahun 2005.
Dengan Undang-Undang Nomor15 Tahun 2006 Tentang BadanPemeriksa Keuangan, independensiBPK kini lebih dekat denganindependensi yang diinginkanDeklarasi Lima, hasil Kongres IXINTOSAI (organisasi BPK sedunia),di kota Lima, Peru, pada Oktober1977 dan Deklarasi Mexico hasilkongres XIX INTOSAI di NewMexico, 2007. Independensi BPKtidak hanya menyangkutorganisasinya, yang secara formalberada di luar unsur eksekutif,legislatif, maupun yudikatif.
Bab III
¦ Relasi dengan Masyarakat, DPR dan Pem
erintah
39
| Pimpinan BPK saat penyerahan IHPS di DPR.
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:22 Page 39
Independensi yang diharapkanDeklarasi Lima juga tercermindalam hal independensi personildalam pengambilan keputusan,dalam bidang keuangan sertaanggaran.
Ini berbeda sekali dengan posisiBPK dalam sistem politik otoritermasa lalu. Dulu, pemerintahmengontrol BPK, tidak hanyamelalui organisasi, personel dananggarannya. Obyek pemeriksaanBPK juga direduksi hingga tidakmencakup objek-objek yangmerupakan ”tambang emas”penguasa pada waktu itu. Objek-objek tersebut antara lainpenerimaan pajak, berbagaipenerimaan negara bukan pajak,bank-bank negara, kehutanan,Pertamina, dan kontraktor minyak
asing.
Di masa lalu, denganalasan agar tidak”mengganggu stabilitasnasional”, LaporanPemeriksaan BPK atasbeberapa obyek tertentu,seperti Bulog, GeloraSenayan, dan KompleksKemayoran, diatursedemikian rupa agarsejalan dengan selerapemerintah. Pada masaitu, Laporan PemeriksaanKeuangan BPK hanyatersedia bagi pemerintahdan DPR dan bukan
untuk konsumsi umum.
Dalam dua tahun terakhir,pemerintah dan DPR telah memberifleksibilitas dalam hal pengaturanorganisasi dan personel BPK.Anggarannya pun semakinbertambah untuk menambahpemeriksa, dan memperluasjaringan kantor, agar dapatmemeriksa keuangan provinsi,kabupaten, dan kota, sesuai UUNomor 15 Tahun 2006. Dengantersedianya anggaran yangmemadai dari sumber APBN, mulaitahun 2005, BPK tidak lagimenerima dana pemeriksaan dariterperiksa. Dalam dua tahun saja,jumlah tenaga pemeriksa BPK telahbertambah dari sekitar 2.851 orang(2004) menjadi 4.831 orang (2008),
40
Bab
III
¦ Re
lasi
deng
an M
asya
raka
t, DP
R da
n Pe
mer
inta
h
| Pertemuan para Menteri dengan BPK.
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:23 Page 40
sedangkan jumlah kantorperwakilannya bertambah darihanya tujuh, kini sudah ada di 33provinsi. Kecuali untuk melakukanpemeriksaan penerimaan pajak,ruang lingkup pemeriksaan BPKpun sudah semakin melebar danmendalam dalam memeriksakeuangan negara.
Dengan semua itu, tugas BPKsemakin berat. Mandat semakinkuat, godaan pun semakin banyak.Apa yang dikatakan oleh BPKdianggap sebagai kebenaran olehterperiksa. Kalau BPK lengah, asalbicara, dan itu dianggap sebagaikebenaran, tidak ada orang yangbertanya-tanya, maka akibatnyabisa sangat berbahaya.
Itu sebabnya, meskipun BPKbertugas mengingatkan pemerintah,pada sisi lain laporan keuanganBPK juga diperiksa oleh KantorAkuntan Publik (KAP) yangditunjuk DPR. Risiko BPK samadengan departemen atau instansiyang diperiksa BPK. Artinya, secaramoral, tugas BPK lebih berat.Bagaimana mungkin memeriksaorang, dirinya sendiri tidak benar.Selain itu, BPK direviu oleh BPKnegara lain. Tidak ada satupunlembaga/instansi di RepublikIndonesia yang direviu olehlembaga/instansi sejenis dari luarnegeri .
Di samping itu sebagaimana
telah diulas dalam bab II, BPKpunya Kode Etik dan MajelisKehormatan Kode Etik. Jikamelanggar kode etik, pemeriksadikenai sanksi, sedangkan anggotaBPK yang melanggar Kode Etik bisadiusulkan ke DPR untukdiberhentikan.
Hubungan denganMasyarakat: ProdukBPKSemua perubahan danperkembangan sebagaimanadijelaskan di atas pada hakikatnyamerupakan perbaikan yang padaakhirnya diharapkan bisa dinikmatimasyarakat sebagai pemangkukepentingan utama atas keberadaanBPK. Lebih khusus, hasilpemeriksaan oleh BPK mengalami
| Ketua BPK bersama pimpinan media massa.
41
Bab III
¦ Relasi dengan Masyarakat, DPR dan Pem
erintah
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:24 Page 41
perubahan bentuk, yang dulubernama Hasil PemeriksaanTahunan (Haptah), lalu mulai TA1993-1994 menjadi HasilPemeriksaan Semester (Hapsem),kini berupa HAPASEM ditambahIhtisar Hasil Pemeriksaan Semester(IHPS) dan Pokok-pokok IHPS.
Perubahan tersebut membuathasil pemeriksaan BPK semakincepat dan semakin ringkas sertamudah dibaca/dipahami tentangpermasalahan utama dari suatupemeriksaan. Dan yang lebihpenting, hasil-hasil pemeriksaan itubisa diakses masyarakat melaluisitus resmi internet BPK,www.bpk.go.id. Melalui situs inimasyarakat juga bisa membantumemonitor hasil pemeriksaan dantindaklanjuynya, menyampaikansaran atau pertanyaan, bahkanpengaduan kepada BPK.
Sejak Tahun 2005, HAPSEMdilengkapi dengan Ihtisar HasilPemeriksaan Semester (IHPS). IHPSdisusun untuk memenuhikebutuhan pemangku kepentinganagar memperoleh informasi secaramenyeluruh tentang hasilpemeriksaan BPK selama satusemester. IHPS disusun menurutentitas baik di tingkat pusat, daerahmaupun, BUMN/BUMD sehinggamemudahkan, misalnya, AnggotaDewan yang menjadi pasangankomisi masing-masing entitas untuk
melihat temuan-temuanpemeriksaan yang terkait danmengambil langkah-langkah yangdiperlukan untuk melakukan tindaklanjut sesuai dengan
kewenangannya. Sejak Semester ITA 2007, IHPS dilengkapi denganPokok-pokok IHPS; Pokok-pokokIHPS disusun menurut jenispemeriksaan dan/atau topik yangmenjadi prioritas dan permasalahanpemeriksaan, tanpa melihat obyekpemeriksaan secara spesifik, untukmembantu memudahkan pembacadalam memahami hasilpemeriksaan atas pengelolaan dantanggung jawab keuangan negaradalam satu semester.
42
Bab
III
¦ Re
lasi
deng
an M
asya
raka
t, DP
R da
n Pe
mer
inta
h
| Pertukaran cinderamata BPK dan MK dalam rangka perkenalan pimpinan MK yang baru (2008).
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:24 Page 42
Hubungan dengan DPRPemulihan independensi BPKmemudahkan pekerjaan BPK dalammenjalankan amanat Konstitusiagar dapat melakukan pemeriksaanpengelolaan dan tanggung jawabsetiap sen uang negara dari manapun asalnya dan di mana pundisimpan serta untuk apa pundipergunakan. Pasal 6 ayat (1) UUNo. 15 Tahun 2006 menyatakan
bahwa BPK bertugas memeriksapengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara dalam arti luas,yaitu semua hak dan kewajibannegara yang dapat dinilai denganuang, serta segala sesuatu baikberupa uang maupun barang yang
dapat dijadikan milik negaraberhubung dengan pelaksanaan hakdan kewajiban tersebut.
Tugas satu-satunya BPK adalahmenegakkan tata kelola keuanganyang baik (good governance).Dengan pelaksanaan tugas ini, BPKmembantu DPR dalam menjalankanhak bujet dan pengawasan terhadappemerintah. Dengan produk-produkyang dihasilkan BPK, DPR bisaefektif menjalankan tugasnyasebagai pengawas pemerintah,
khususnya dalampengelolaan keuangannegara.
Konstitusi negarakita, Undang-UndangDasar 1945,membentuk BPKhanya untukmelaksanakan satutugas: menegakkantransparansi fiskalguna membantulembaga perwakilanrakyat dalammelaksanakan hakbujetnya. BPKmelaksanakan tugas
itu melalui pemeriksaan atau auditpengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.
Undang-Undang Dasar 1945,yang telah diamandemen,menugaskan BPK sebagai satu-satunya auditor yang melakukan
43
Bab III
¦ Relasi dengan Masyarakat, DPR dan Pem
erintah
| Pertemuan Konsultasi Komisi XI DPR RI dengan BPK.
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:24 Page 43
pemeriksaan pengelolaan dantanggung jawab keuangan negara.Berbeda dengan lembaga sejenis dibanyak negara lain, Undang-Undang Dasar 1945 menempatkanBPK sejajar dengan lembaga-lembaga negara lain. Di berbagainegara yang lain, lembaga auditorseperti BPK ditempatkan langsungdi bawah lembaga legislatif sebagaipemegang hak bujet. Lembagalegislatif itulah yang menugaskanauditor eksternal untuk melakukanpemeriksaan atas pengelolaan danpertanggung jawaban keuangannegara.
Selain tetap mempertahankanpemberian hak eksklusifpemeriksaan keuangan negarakepada BPK, perubahan ketiga dari
UUD 1945 justru telah memperkuatposisi BPK dengan memberikankedudukan yang “bebas danmandiri" kepada BPK. Baik naskahasli maupun perubahan, UUD 1945menjunjung tinggi transparansi danakuntabilitas pengelolaan danpertanggung jawaban keuangannegara. ltulah alasan pemberiankedudukan tinggi, kebebasan, dankemandirian kepada BPK.Maksudnya adalah agar BPK dapatmelaksanakan tugasnya secaraobjektif. BPK dapat memeriksa danmelaporkan keuangan negarasebagaimana adanya, bebas daripengaruh dan tekanan politik.
Hasil pemeriksaan BPKdisampaikan kepada rakyat banyak,melalui wakil-wakilnya di DPR
44
Bab
III
¦ Re
lasi
deng
an M
asya
raka
t, DP
R da
n Pe
mer
inta
h
| Tim audit Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:25 Page 44
serta DPRD sebagai pemegang hakbujet. Seperti halnya DPR, DPDjuga menerima laporan hasilpemeriksaan keuangan PemerintahPusat. Sementara itu, DPRDmenerima laporan hasilpemeriksaan keuangan pemerintahdaerahnya masing-masing.Semuanya itu diatur dalam UU No.22 tentang Susunan danKedudukan MPR, DPR, DPD, danDPRD (Pasa147) dan UU No. 15tentang Pemeriksaan danPengelolaan Tanggung JawabKeuangan Negara (Pasal 17, ayat 1).Walaupun DPD tidak memiliki hakbujet, posisinya sangat penting,karena DPD memiliki fungsimemberikan pertimbangan kepadaDPR dalam hal penyusunanRancangan APBN Pemerintah Pusat
maupun dalam mengawasipelaksanaannya setelah menjadiAPBN.
Dengan menggunakan haklegislasinya, DPR dan DPRDmemiliki hak dan wewenangmasing-masing untuk menindak -lanjuti temuan-temuan BPK.Undang-Undang No. 15 Tahun 2004tentang Pemeriksaan Pengelolaandan Tanggung Jawab KeuanganNegara menyebut bahwa BPKmemantau pelaksanaan tindaklanjut rekomendasi hasilpemeriksaannya itu. BPK pun dapatmemproses secara pidana terperiksayang tidak serius melakukankoreksi terhadap temuannya.Terperiksa wajib menindaklanjutihasil pemeriksaan BPK dalam
45
Bab III
¦ Relasi dengan Masyarakat, DPR dan Pem
erintah
| Pimpinan BPK dalam pertemuan dengan Komisi X DPR RI
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:25 Page 45
waktu 60 hari, sesuai denganUndang-Undang. Temuan-temuanyang mengandung unsur pidanawajib diserahkan oleh BPK kepadapenegak hukum. Temuanpemeriksaan BPK tersebutmerupakan bukti awal yang dapatdiperdalam dan ditindaklanjutioleh penegak hukum. (Hubungan
BPK dengan penegak hukumdibahas pada Bab IV).
Dalam kaitan programpemerintah dewasa ini untukmemberantas KKN, seyogyanyapemerintah dan penegak hukumcukup melibatkan BPK danmenindaklanjuti temuan-temuanhasil pemeriksaannya. Pemerintahtidak perlu menciptakan lembaga-lembaga ad hoc baru yang tambalsulam dan tumpang tindih denganlembaga-lembaga penegak hukumyang te1ah ada. Jika ternyata ada diantara lembaga penegak hukum ituyang belum bekerja sesuai dengan
harapan, maka tugas semua pihaksecara bersama-sama untukmemperbaiki dan meningkatkankinerjanya. Selain menambahinefisiensi pemerintahan danmeningkatkan keperluan anggaranyang tidak perlu, lembaga-lembagaad hoc yang tumpang tindih jugamenimbulkan konflik antarinstansi
yang memakan energi sia-sia.
Hubungan denganPemerintahSebagaimana diuraikansebelumnya, BPK pada masaOrde Baru sangat tidak leluasamenjalankan tugas-tugaskonstitusionalnya karena BPKberada di bawah bayang-bayang pemerintah. Pemerintahtidak hanya mengontrol BPK
dalam urusan pemilihan anggota,pengaturan organisasi, karyawan,penetapan anggaran, tetapi jugahingga ke soal obyek danmetodologi pemeriksaan. Di masaitu, pemutakhiran laporanpemeriksaan BPK dikonsultasikankepada pemerintah agar tidak‘mengganggu stabilitas politik’.
Dalam hal sumber dayamanusia, jumlah personel BPKhanya sepertiga jumlah personelBadan Pengawasan Keuangan danPembangunan (BPKP), dan punlebih kecil daripada BPKP. Di sisi
46
| Pertemuan BPK RI dengan Kementerian ESDM.
Bab
III
¦ Re
lasi
deng
an M
asya
raka
t, DP
R da
n Pe
mer
inta
h
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:25 Page 46
lain, lembaga pengawas keuanganinternal pemerintah dibuatberlapis-lapis dan tumpang tindih:ada BPKP, Irjen Departemen,Itwilprop, Itwilkab/Itwilkot ditingkat provinsi dankabupaten/kota. Dengan itusemua, hubungan yang terciptaantara BPK dan pemerintahadalah hubungan kemitraanartifisial yang tidak berimbang.
Perubahan-perubahanUndang-Undang Dasar 1945 yangterjadi pada era reformasimembuka jalan bagi pulihnyakedudukan BPK yang semestinya.BPK pun memiliki modal untukmelakukan hubungan kemitraanyang bermartabat denganpemerintah. Pada gilirannya,hubungan yang berjalan denganbenar itu akan membantupemerintah dalam menjalankanpengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara.
Pada tahun 2002, BPK mulaimembantu pemerintah dalam halstandardisasi akuntansi. Pembuatanstandar untuk menyusun laporankeuangan itu baru dilakukan se -telah 57 tahun Indonesia merdeka.
Walaupun terlambat, ini adalahlangkah besar yang patut disyukuri.Dengan terbitnya Peraturan Peme -rintah Nomor 24 Tahun 2005 ten -tang Standar Akuntansi Pemerintah(SAP), kini telah ada pedoman da -lam membuat laporan keuangan.
47
Bab III
¦ Relasi dengan Masyarakat, DPR dan Pem
erintah
| Ketua BPK bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada malam pemberian penghargaan BPK.
| Pertemuan BPK dengan Kementerian BUMN.
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:26 Page 47
Ini memang sesuatu yang baru,dan butuh proses dalam melak-sanakannya. Tak mungkin, diber-lakukan sekarang, lalu besok sudahditerapkan secara menyeluruh.Namun, yang penting dari ituadalah BPK semakin mudah dalammenjalankan tugasnya. Masyarakatpun kelak dapat mengakses danmembaca, misalnya, pemerintahmemiliki aset berapa, utang berapa,dan seterusnya. Dengan satu lembarkertas saja, orang sudah bisa tahu,pemerintah memiliki uang sekiandan utang sekian. Artinya, ini akansemakin memperkecil peluangpenyimpangan atau main akal-akalan. Semua tercatat, semuaorang bisa tahu. Misalnya, sekarang
ada aset A, lalu tahun depan tidakada, maka akan ada pertanyaan,aset yang lalu itu ke mana.
Ke depan, dengan semua bekalkonstitusional yang dimilikinya,dan tentu saja kerja sama yangprofesional dan bermartabat denganmitranya, BPK akan turutmembantu membersihkankejanggalan-kejanggalan sepertiyang terjadi selama ini. Salah satukejanggalan yang masihberlangsung hingga kini adalah, adasuatu kebiasaan di instansi-instansipemerintah untuk membuatanggaran yang naik 10 persen darianggaran tahun sebelumnya.
Bila ditanya dari mana angka 10persen itu, pembuat anggaran pastiakan sulit menjawabnya. Inflasi?Apakah setiap tahun angka inflasiselalu 10 persen? Belum lagi biladikaitkan dengan daya serapanggaran tahun sebelumnya. Saatini ada suatu kondisi ketika tingkatpenyerapan anggaran menjadisangat rendah. Secara umum,hingga Oktober tahun ini, tingkatpenyerapan anggaran pemerintahmasih di bawah 70 persen. Jikapenyerapan kecil, maka itu berartistimulus perekonomian pun kecil.Kemungkinan ini antara laindisebabkan semakin ketatnyapengawasan, baik itu dari BPK daninspektur jenderal di masing-masing instansi, maupun dariKomisi Pemberantasan Korupsi.
48
Bab
III
¦ Re
lasi
deng
an M
asya
raka
t, DP
R da
n Pe
mer
inta
h
“Perubahan-perubahan Undang-Undang Dasar 1945
yang terjadi pada erareformasi membukajalan bagi pulihnya
kedudukan BPK yangsemestinya. BPK pun
memiliki modaluntuk melakukan
hubungan kemitraanyang bermartabat
dengan pemerintah.”
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:26 Page 48
Ketatnya pengawasan itu tidakbisa menjadi alasan untukmembiarkan keadaan rendahnyapenyerapan tersebut. Dalam halpenyerapan anggaran ini, BPKmengacu pada peraturan, yang didalamnya terdapat kriteria-kriteria.BPK membandingkanpelaksanaannya dengan kriteria-kriteria, yang bukan dibuat olehBPK, tetapi oleh pemerintahsendiri. Jika pemerintah takutmenuruti peraturan itu, danakibatnya anggaran tidak terserap,maka yang perlu dipertanyakanadalah apakah aturan itu masihsesuai. Kalau tidak, ya harusdiubah.
Itulah salah satu gambaranbetapa pentingnya kerja sama yangkonstruktif antara BPK sebagaipemeriksa dan pemerintah sebagaiauditee. Prinsip utamanya adalahtugas BPK tidak hanya memeriksa.BPK bersama pemerintah daninstitusi lain yang diperiksanyaadalah mitra dalam mencapaikeadaan yang lebih bagus. Artinya,BPK memikul tanggung jawabuntuk bersama-sama auditee dandepartemen teknis memperbaikipengelolaan keuangan negara. Kerjasama itu pun terjalin semakin baikmelalui rapat-rapat konsultasiantara BPK dan Pemerintah (dalamhal ini Menteri Keuangan).
49
Bab III
¦ Relasi dengan Masyarakat, DPR dan Pem
erintah
| Pertemuan Anggota BPK dengan Irjen TNI.
BPK_Bab 03_final:Layout 1 02/01/2009 19:26 Page 49
50
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:47 Page 50
LAPORAN PEMERIKSAAN dapatdikatakan merupakan ruh darieksistensi Badan Pemeriksa
Keuangan. Dari laporan-laporanyang merupakan hasil pemeriksaan(terhadap keuangan, kinerja, atau
untuk tujuan tertentu) di berbagaiinstasi pemerintah itulah, upayatata kelola kenegaraan yang baikditegakkan. Laporan Pemeriksaandengan demikian bisa berdampaksecara politis maupun hukum.
Sesuai ketentuan undang-undang, Laporan Pemeriksaan BPKdiserahkan kepada lembagaperwakilan (DPR, DPD, dan DPRDProvinsi, Kabupaten/Kota/Kota -praja). Berdasar laporan inilah, DPRdan DPRD yang memiliki hak bujetdapat menyusun undang-undangdan mendesak pemerintahmemperbaiki sistem pengelolaanuang beserta asetnya. Inilahdampak politik.
BPK juga memiliki mandatuntuk ikut memperbaiki sistempengelolaan keuangan negara. Iniberarti jika dalam pemeriksaannya
51
Bab IV
¦ Relasi dengan Penegak Hukum
RELASIdengan
PENEGAKHUKUM
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:47 Page 51
BPK menemukan indikasi tindakpidana, BPK tidak berdiam diri.Undang-undang memerintahkan,jika terjadi indikasi tindak pidana,BPK melaoporkannya kepada aparatyang berwenang. Hasil inilah yangdijadikan dasar penyidikan. Itulahdampak hukum.
Komitmen Timbal BalikYang dimaksud dengan aparatberwenang tidak hanya kepolisiandan kejaksaan, tetapi juga beberapalembaga lain yang berkompeten. Iniberdasarkan tugas BPK yang wajibmemeriksa pengelolaan dantanggung jawab keuangan negara.Sedangkan keuangan negara itutidak hanya mencakup APBNbelaka, tetapi juga APBD, BUMN,
BUMD, (Pasal 1 dan 2 UU No. 17Tahun 2003 tentang KeuanganNegara). Jelas, tindak pidana yangberkaitan dengan pengelolaankeuangan negara menjadi demikianberaneka-ragam, mulai dariperbankan hinga perpajakan.
Jika ditemukan indikasi tindakpidana, laporan akan disampaikankepada penegak hukum.
52
Bab
IV¦
Rela
si de
ngan
Pen
egak
Huk
um
| Pimpinan BPK bertemu dengan Pimpinan Mahkamah Konstitusi.
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:48 Page 52
Pemeriksaan BPK ini takmungkin akan dianggap sebagaiangin lalu saja oleh aparat lembaga-lembaga tersebut. Undang-undangtentang BPK (No 15/2006) jelasmenegaskan laporan BPK tentangadanya indikasi tindak pidana akandijadikan dasar penyidikan. Polisi,kejaksaan, juga Komisi Pemberan -tasan Korupsi (KPK) terikat olehundang-undang untuk me nindak -
lanjuti hasil pemeriksaan BPK.
Begitu pun sebaliknya. BPK jugaterikat untuk menyerahkan laporansemacam ini kepada aparatberwenang. Ada satu pasal yangmencantumkan ancaman pidanakalau lembaga ini tidakmenyerahkan temuan”bermasalah”. Bahkan ada batasanwaktu bagi pemeriksa, kapanlaporan itu harus disampaikan.
Konstruksi hubungan semacamini disusun semata untuk menegak -kan tata kelola keuangan yangbersih dan bertanggung jawab. BPKsebagai lembaga yang berwenangmengawasi dan memeriksakeuangan negara, ibaratnya adalahpengendus pertama terjadinyapenyelewengan keuangan.
Sementara para penegak hukumadalah institusi yang memiliki
53
Bab IV
¦ Relasi dengan Penegak Hukum
| Komitmen tiga lembaga: BPK-KPK-PPATK.
| Dialog Publik BPK bersama jajaran Pemerintah Daerah Jawa Tengah di Semarang.
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:48 Page 53
piranti untuk melakukanpenindakan. Wajar, kedua entitastersebut diharapkan mesrabergendengan tangan untukmenghapus tindak pidana korupsiyang telah membikin negara ininyaris bangkrut.
Hambatan-hambatanToh, meskipun sudah ada payunghukum yang demikian gamblang,sejumlah kerikil masih bisamengganggu kemulusan kerjasama. Kerikil yang pasti tidaksengaja ditaburkan tetapi sudahterlanjur ada. Kepolisan, misalnya,tidak begitu saja bisa melakukanpenyidikan terhadap sebuah kasus.Sebab, berdasar undang-undang,polisi memiliki kewenanganmelakukan penyelidikan lebih dulusebelum menyidik.
Tentu saja hal-hal semacam initak akan dibiarkan menjadi kendalayang bisa mementahkan tujuanlebih besar. Kedua lembaga sepakat,sebelum kasus temuan tindakpidana diajukan secara formal, BPKakan mengekspos lebih dulu keaparat penegak hukum. Kasustersebut dikonsultasikan, apakahtemuan sudah cukup masukkategori indikasi tindak pidana ataubelum. Kalau sudah, segeradiserahkan secara formal. Kalaubelum, BPK akan mengumpulkanbukti-buktinya dan melengkapi
bahan-bahannya. Jadi, sama-samaenak. Tak perlu lagi ada perdebatanterkait kewenangan masing-masingkarena tujuan yang lebih besar,yakni pemberantasan korupsi lebihpenting dikedepankan.
BeberapaKesepakatanSepanjang tahun 2006 hingga 2008BPK sudah mewujudkan beberapabentuk kerja sama itu denganbeberapa lembaga penegakanhukum, yakni Kejaksaan Agung,Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK), dan kepolisian. BPK jugamelakukan kesepakatan denganPusat Pelaporan dan AnalisisTransaksi Keuangan (PPATK). Kerjasama tersebut ditegaskan denganpenanda tanganan KesepakatanKerja sama (MoU) yang dilakukanpimpinan lembaga masing-masing.
54
Bab
IV¦
Rela
si de
ngan
Pen
egak
Huk
um
| Ketua BPK bersama pimpinan DPD dan KPK.
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:48 Page 54
Kerja Sama dengan KepolisianKerja sama dengan kepolisiandimaksudkan untuk menindak -lanjuti hasil pemeriksaan BPK yangberindikasi tindak pidana. Dengandemikian, proses dan penegakanhukum dapat segera dilakukan
kepolisian. Penyerahan hasilpemeriksaan berindikasi tindakpidana ini tidak hanya dilakukanoleh Ketua BPK, tetapi juga bisadilakukan Kepala Perwakilan BPK didaerah kepada Kepala Polisi Daerahsetempat.
Kedua pihak menyepakati,sebelum hasil pemeriksaandiserahkan terlebih dulu dilakukanpemaparan oleh BPK. Kemudiandilakukan pembahasan bersamayang bisa berujung pada dua
kemungkinan.
Jika disimpulkan hasil peme -riksaan belum cukup menemukanbukti awal, maka BPK harus segeramelengkapi. Namun, jika disimpul -kan bahwa bukti awal sudah cukup,maka hasil pemeriksaan bisa segeradiserahkan kepada kepolisian.
Pihak terakhir itu lalu segeramenindaklanjuti sesuai aturan yangberlaku.
Kerja sama tidak lantas berhentisampai tahap itu. Jika dalam proseshukum diperlukan berbagaipenjelasan lanjutan mengenai hasilpemeriksaan, kepolisian dapatmeminta keterangan dan penjelasandari ahli yang ditunjuk BPK.
Sementara itu, untuk kepen -tingan monitoring, kepolisiansecara berkala (setiap semester)akan menyampaikan informasitertulis seputar penangananhukumnya kepada BPK. Dan,sendainya sebuah perkara men -dapat perhatian publik atau atensipemerintah, kepolisian dapatmemaparkannya secara lisan.
Kerja sama kedua pihak jugamenyangkut perkara-perkara yangtidak berasal dari hasil pemeriksaanBPK. Misalnya, kepolisian tengahmenangani perkara tetapimemerlukan bukti adanya kerugiannegara. Untuk kepentingan itu,kepolisian dapat meminta bantuanBPK. Selain itu, kepolisian jugadapat meminta BPK melakukan
55
Bab IV
¦ Relasi dengan Penegak Hukum
| Ketua BPK beramah tamah dengan Kapolri dan Ketua PPATK.
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:49 Page 55
audit dengan tujuan tertentu.Permintaan ini diajukansebelum masuk tahappenyidikan.
Hasil perhitungan BPK ataskerugian negara atau hasilpemeriksaan dengan tujuantertentu itu kemudiandisampaikan kepada kepolisian.Kedua pihak kemudian dudukbersama untuk melakukanpembahasan bersama.
Semua bentuk kerja samatersebut juga dapat dilakukan ditingkat daerah. Dalam hal ini,Kepala Perwakilan BPK dan KepalaPolisi Daerah yang mengambilperanan.
Kerja Sama dengan KPKKerja sama dengan KPK dimaksud -kan untuk meningkatkan efektivitas
pencegahan dan pemberantasankorupsi. Ruang lingkup kerja samayang MoU-nya ditandatanganipada 25 September 2006 inimeliputi: pertukaran informasi,bantuan personil, pendidikan danpelatihan, pengkajian, dankoordinasi. Namun, harus dicatat
kerja sama ini tidak menghilangkanindependensi masing-masing.
Pertukaran informasi itu dapatdilakukan, misalnya, KPK me nye -rahkan laporan pengaduan masya -rakat yang berindikasi adanyatindak pidana korupsi. KPK jugadapat memberikan informasi lainyang diperlukan BPK untuk me -lakukan pemeriksaan investigatif.
Sebaliknya, BPK juga dapatmemberikan informasi mengenaiLaporan Hasil Pemeriksaan gunamelakukan penanganan suatu
56
Bab
IV¦
Rela
si de
ngan
Pen
egak
Huk
um
| Ketua BPK dan Anggota II BPK bersama Kapolri dan Wakil Ketua KPK.
| Penandatanganan MoU antara Ketua BPK dengan Ketua KPK (saat itu) Taufiequrrahman Ruki.
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:49 Page 56
kasus, penyelidikan, penyidkan,dan supervisi serta monitor untukpemberantasan korupsi. Informasilain yang diangap berguna juga bisadiserahkan.
Untuk memperlancar kerja samaitu kedua lembaga sepakat meng -gelar rapat koordinasi sekurang-kurangnya satu kali dalam tigabulan. Jika dipandang perlu danmendesak, rapat koordinasi khususbisa segera dilakukan.
Kerja sama denganKejaksaan AgungUntuk menindaklanjuti perintahundang-undang ihwalpenyerahan laporan hasilpemeriksaan BPK kepadaKejaksaan Agung, kedua lembaga
menerjemahkannya dalam sebuahKesepakatan Kerja Sama yangditandatangani pada 25 Juli 2007.Hasil Pemeriksaan yang dimaksudadalah yang berindikasi tindakpidana.
Tujuan dari kesepakatan iniadalah mendukung pelaksanaantugas masing-masing agar labihoptimal. Tentu saja tujuan akhirdari sinergi ini adalah mewujudkanpenyelenggaraan negara yang bebaskorupsi-kolusi-nepotisme, aliasKKN.
Hasil Pemeriksaan BPK yangmengandung tindak pidana ituakan dipaparkan dan dibahasbersama BPK. Jika pemeriksaansudah diangap cukup, makaKejakgung langsung melakukanpenyidikan. Namun, jika buktipermulaan tidak cukup, Kejak -gung dapat meminta BPK me -laku kan pemeriksana lanjutan.
57
Bab IV
¦ Relasi dengan Penegak Hukum
| Penandatanganan MoU antara Ketua BPK dengan Jaksa Agung.
| Penandatanganan MoU antara Ketua BPK dengan Ketua PPATK.
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:49 Page 57
Agar temuan BPK tidak”mangkrak”, kedua lembaga sepakatbahwa Kejakgung akanmemberitahukan perkembanganpenyidikan selambat-lambatnyadalam dua bulan. Dengandemikian, ada jaminan bahwa hasilpemeriksaan BPK benar-benardirespons sesuai koridor hukumyang berlaku. Tentu saja kedualembaga akan tetap menggelarkoordinasi sehingga tujuanpenegakan hukum benar-benartercapai.
Bentuk-bentuk koordinasi yangdimungkinkan, antara lainpemberian keterangan ahli ataupemeriksa BPK untuk KejaksaanAgung. Sebaliknya, BPK juga dapatmeminta bantuan tenaga ahli ataubantuan dan pertimbangan hukumkepada Kejaksaan Agung.
Kerja sama dengan PPATKBPK menyadari bahwa salah satucara menyamarkan harta kekayaanyang merupakan hasil korupsi danpenyimpangan adalah denganpencucian uang. Moduspenyamaran ini sudah demikiancanggih sehinga diperlukan sinergiantarlembaga yang berkompetenguna menyelamatkan uang negaratersebut. Untuk itulah, BPK danPPATK melakukan kerja sama yangditandai dengan penandatanganan
kesepakatan pada 25 September2006.
Bentuk kerja sama itu adalahtukar menukar informasi terkaitdengan tugas dan kewenanganmasing-masing, saling bantu gunamenunjang tugas kedua institusi,melakukan sosialisasi rezimantipencucian uang, dan menggelarpendidikan serta pelatihan.
Bentuk informasi yang diberikanBPK kepada PPATK berupa hasilpemeriksaan dengan indikasiadanya tindak pidana pencucianuang. PPATK juga dapat memintainformasi lain dalam rangkamelakukan analisis laporanmengenai laporan pencucian uang.Sebaliknya, PPATK dapatmemberikan informasi serupakepada BPK yang terkait adanyapenyelewengan keuangan negaraberupa pencucian uang.
Patut dicatat infomasi-informasitersebut bersifat rahasia sehinggamasing-masing bertangung jawabmenjaga kerahasiaan tersebut.
Pencegahan KorupsiSesungguhnya BPK ibarat tombakbermata dua dalam peperanganmelawan korupsi. Di satu sisi, BPKmemiliki peran signifikan untukmengungkap terjadinya perbuatantak elok tersebut lewat berbagipemeriksaan yang dilakukan.
Di sisi lain, BPK dapat berperan
58
Bab
IV¦
Rela
si de
ngan
Pen
egak
Huk
um
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:49 Page 58
dari sisi pencegahan. Peran inidapat dimulai dengan ikutberpartisipasi dalam memperbaikisistem administrasi keuangannegara yang tidak transparan danakuntabel. Inilah keadaan yangdiwarisi dari rezim Orde Barusebagai akibat adanya pemisahananggaran rutin dan angaranpembangunan.
Anggaran rutin menjadi domainDitjen Anggaran untuk mengontrol -
nya. Sedangkan anggaran pem -bangunan dikendalikan olehBappenas. Sudah jamak diketahuianggaran pembangunan jugameliputi suplemen anggaran rutin,seperti honor dan gaji serta biayaperjalanan.
Selain kedua jenis anggaran itu,masih ada pula anggaran non -bujeter. Inilah anggaran yangbersumber dari dana yayasan, danapensiun, maupun dari koperasi atau
59
Bab IV
¦ Relasi dengan Penegak Hukum
| Wartawan berperan dalam menyampaikan hasil pemeriksaan kepada masyarakat.
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:50 Page 59
badan usaha milik instansipemerintah. Semua keadaan inimenyebabkan sistem administrasikeuangan negara tidak akuntabel.
Memenuhi tuntutan reformasiyang berkembang sejak akhir tahun1990-an, maka lahirlah tiga paketundang-undang di bidang keuangannegara (2003-2004) yang memberi -kan desain sistem keuangan negarayang lebih akuntabel. Tidak ada lagipemisahan anggaran rutin dan pem-bangunan. Anggaran non-bujeterpun pelan-pelan dihapus kan.
Langkah ini kian dipertajamdengan mengubah format laporankeuangan negara melalui PeaturanPemerntah No 24 Tahun 2005(tentang Standar AkuntansiPemerintah). Berdasar peraturanini, maka diberlakukan sistemakuntansi berpasangan,terkomputerisasi, dan diterapkandesentrali sasi pelaksanaan akuntasiberjenjang.
Seperti telah disebutkan, BPKikut berpartisipasi aktif dalammelakukan perombakan sistemkeuangan negara tersebut. Adatujuh langkah yang dilakukan:
• Membantu menyusun standarakuntasi pemerintahan;
• Menetapkan standar pemeriksaankeuangan negara;
• Mendorong pemerintahmenggunakan tenaga-tenaga ahliakuntasi pada posisi strukturalpengelola keuangan negara;
• Membantu menyatukan semuaanggaran nonbujeter dan quasifiskal kedalam APBN;
• Membantu pemerintahmemperjelas peranan dantanggung jawab lembaga negara disemua tingkatan;
• Mendorong proses penyiapan,pelaksanaan, dan pelaporananggaran negara yang transparandan akuntabel; dan
• Meningkatkan transparansi danakuntabilitas transaksi keuanganantarinstansi pemerintah, antarapemerintah pusat dan daerah,antara pemerintah denganBUMN/BUMD serta yayasanmaupun swasta yang memperolehsubsidi pemerintah.
Penyelesaian Kerugian NegaraBPK juga diberi kewenangan quasijudisial untuk ikut menyelesaikan
60
Bab
IV¦
Rela
si de
ngan
Pen
egak
Huk
um
“Guna meresponsperkembangan ini,BPK tak bisa lain
harus membangunkompetensi di
bidang hukum.”
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:50 Page 60
kerugian negara akibat praktikkorupsi (Pasal 22 UU 15 Tahun2004). Ketentuan ini juga berlakubagi perusahaan yang 51 persen(atau lebih) sahamnya dimilikinegara. Kewenangan yangdikantongi BPK itu adalahmenerbitkan surat keputusan bataswaktu pertanggung jawabanbendahara jika terjadi kekuranganpada kas atau barang.
Surat keputusan tersebut bersifatfinal dan tanpa harus melaluiproses hukum di pengadilan. Takhanya itu, BPK juga berhakmemantau penyelesaian gantikerugian tersebut. BPK melakukankonsultasi dengan pemerintah gunamenyusun tata cara mengenai halini.
Penyesuaian Internal BPK
Undang-undang BPK (No. 15tahun 2006) mau tak mau akhirnyamemang memperkuat wewenangBPK di dalam hukum. Gunamerespons perkembangan ini, BPKtak bisa lain harus membangunkompetensi di bidang hukum.Peningkatan di bidang wewenanghukum itu, misalnya, terlihat padamandat undang-undang agar BPKmembuat peraturan yang terkaitdengan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Dengan
kata lain, pekerjaan DirektoratUtama Pembinaan dan Pengem -bangan Hukum (Binbangkum) taklagi hanya sebatas bagaimanamembuat SK.
Agar lincah menangani per -ubahan itu, maka organisasi BPKpun mesti menyesuaikan diri.Bentuk penyesuaian diri ituterlihat, antara lain ”naik kelas”-nyastatus Biro Hukum dan Perundang-undangan. Dalam organisasi yanglama, semula bidang hukum inimerupakan Eselon III yangkemudian diubah menjadi EselonII. Setelah dilakukan reorganisasi(ditambah Binbangkum) naikmenjadi Eselon I. Denganperubahan ini, diharapkan bisamenjaga agar interaksi BPK baiksecara eksternal maupun internaltetap berada di dalam koridorhukum.
Ketua BPK Periode 2004-2009Profesor Doktor Anwar Nasutionmengimbau jajarannya untukmeningkatkan disiplin kerja danketaatan terhadap kode etik dalammeningkatkan kinerja organisasi.Setiap pemeriksa diwajibkan tetapmemelihara hubungan baik denganauditee (terperiksa), jugamemelihara dan kepercayaan danharga diri terperiksa. Temuanindikasi tindak pidana korupsidalam pemeriksaan harus harusdibicarakan secara terbuka dandirekonfirmasi kepada auditee.
61
Bab IV
¦ Relasi dengan Penegak Hukum
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:50 Page 61
Bab
IV¦
Rela
si de
ngan
Pen
egak
Huk
um
Laporan Pemeriksaan adalah ruh dari eksistensi BPK.Dengan inilah ditegakkan transparansi dan akuntabilitaskeuangan negara. BPK menyerahkan laporanpemeriksaannya kepada DPR, DPRD dan DPD. Dalam hallaporan tersebut mengandung indikasi tindak pidana, BPKakan menyerahkannya kepada instansi penegak hukumuntuk dijadikan dasar penyidikan. Yang dimaksud denganinstansi berwenang adalah kepolisian, kejaksaan, Komisi
62
Jika Hasil Pemeriksaan
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:50 Page 62
Bab IV
¦ Relasi dengan Penegak Hukum
dan Pemberantasan Korupsi (KPK). Pemeriksaan BPK initak mungkin akan dianggap sebagai angin lalu oleh aparatlembaga-lembaga tersebut. Polisi, kejaksaan, juga KomisiPemberantasan Korupsi (KPK) terikat pada undang-undanguntuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK.
Laporan Pemeriksaan yang Diserahkan Kepada:
Total dalam kurun 2003 hingga 2008 ada 210 kasus yang diserahkan kepada tiga instansi di atas. Nilainya total mencapailebih dari Rp 30 Triliun plus 470 Miliar Dolar AS.
63
Berindikasi Tindak Pidana
BPK_Bab 04_final:Layout 1 02/01/2009 17:50 Page 63
Bag
ian
dua
Dengan landasan yang kokoh BPK RImenunjukkan sepak terjang yang
menggembirakan sepanjang lima tahunterakhir (2004-2009). Tugas yang diemban
sesuai amanah yang tercantum dalamkonstitusi dan undang-undang dapat
ditunaikan sebaik-baiknya. Berbagai pemeriksaan dilakukan dan
menjangkau hampir semua entitas yangmengelola keuangan negara—kecuali masalah
perpajakan dan biaya perkara pada Mahkamah Agung.Bebarapa pemeriksaan yang menunjukkan adanya
indikasi tindak pidana diteruskan hingga ke proseshukum. Puncak-puncak hasil pemeriksaan itu, antara
lain, kasus aliran dana YPPI Bank Indonesia danberbagai audit investigasi. Tentu saja audit-audit
terhadap laporan keuangan pemerintah pusat danpemerintah daerah tak bisa diabaikan.
Pencapaian diluar tugas utamanya juga takmengecewakan. BPK kian berkembang sebagai
organisasi, ikut mendorong proses transparansi danakuntabilitas keuangan pemerintah, hingga kiprahnya
di dunia internasional yang makin besar.
Capaian
64
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 06:58 Page 64
Bagian dua
- capaianPenting
65
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 06:59 Page 65
Hasil-hasilPemeriksaan
yang Menonjol
66
Bab
V ¦
Has
il-ha
sil P
emer
iksaa
n M
enon
jol
Pondasi PerbaikanSistem Fiskal
Kelemahan dalam sistem keuangannegara Indonesia yang diwarisi
dari pemerintahan Orde Baru bersifatmendasar. Kelemahan tersebutmeliputi desain dan pelaksanaansistem pengendalian internal,ketidakpatuhan terhadap peraturanperundang-undangan, penyimpanankeuangan negara yang semrawut,tidak adanya informasi tentang asetmaupun utang negara, danpengungkapan SAL (Sisa AnggaranLebih) yang tidak konsisten dan tidak
memadai. Karena posisi keuangannegara tidak dilaporkan secara akuratdan tepat waktu, DPR tidak dapatmenggunakan hak bujetnya secaraefektif. Karena tidak seluruhpendapatan dan pengeluaran negaraditarik dan digunakan berdasarkanUndang-Undang dan/ataupun denganpersetujuan DPR, Rakyat dan DPRtidak mengetahui secara persisberapa sebenarnya jumlah anggaranbelanja negara, strukturpembelanjaannya maupunpenggunaannya. Informasi tentangkontijensi penerimaan maupunpengeluaran negara tidak diketahuikarena memang tidak diungkapkan
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 06:59 Page 66
Bab V ¦ Hasil-hasil Pem
eriksaan Menonjol
67
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:00 Page 67
oleh pemerintah dalam anggaranpendapatan dan belanja. Sistemyang buruk seperti itu tidakinformatif untuk mengetahui posisikeuangan negara sehingga tidakdapat digunakan sebagai dasarpengambil keputusan sertamelakukan antisipasi ke depan.
Buruknya pengelolaan keuangan
negara itu sekaligus telah menjadisalah satu faktor penyebab krisisekonomi Indonesia pada tahun1997-1998 dan lambatnyapemulihannya hingga saat ini.Peringkat atau rating SUN di pasardunia masih jauh di bawahinvestment grade sehingga sulituntuk menjualnya dan bunganya
68
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
| Beberapa pejabat Departemen Keuangan sedang melakukan konsultasi dengan BPK.
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:00 Page 68
69
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
pun sangat mahal (dua kali lipat)dari tingkat suku bunga pinjamandari lembaga-lembaga keuanganmultilateral seperti IMF, BankDunia dan ADB. Pada saat inibelum ada daerah (Provinsi/Kota/Kabupaten) yang mampumemobilisasi dana di pasarobligasi. Untuk meningkatkan
transparansi dan akuntabilitaspengelolaan keuangan negara,Pemerintah era reformasi telahmencoba melakukan koreksi secaramenyeluruh sistem pembukuan,manajemen maupunpertanggungjawaban keuangannegara yang dipergunakan padamasa Pemerintahan Orde Baru.Koreksi pertama adalah denganmenyatukan anggaran negara yangtadinya dibagi dalam duakelompok, yakni anggaran rutindan anggaran pembangunan. Dalammasa Orde Baru, anggaran rutindikontrol oleh DepartemenKeuangan sedangkan besarnyaanggaran pembangunan, strukturpembelanjaannya maupunalokasinya adalah dikendalikanoleh Bappenas. Dengan sistempolitik otoriter, sistempemerintahan yang sentralistis danekonomi yang relatif tertutup dansistem kredit perbankan selektif,pada waktu itu, Indonesiamenjalankan sistem perencanaanyang sentralistis.
Koreksi kedua adalah semakinmeniadakan anggaran non-bujeter.Koreksi ketiga adalah denganmengintrodusir paket tiga Undang-Undang dibidang Keuangan Negaratahun 2003-2004. Bentuk koreksikeempat adalah denganmengintrodusir Standar AkuntansiPemerintahan (SAP) pada tanggal13 Juni 2005 (Peraturan Pemerintah
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:01 Page 69
No. 24 Tahun 2005 tentang SAP).Penerimaan pembangunan dalamAPBN Orde Baru terdiri dari duasumber. Sumber pertama adalah‘penerimaan pembangunan’ yangterdiri dari hibah serta utang luarnegeri, terutama dari negara-negaradonor yang tergabung dalamIGGI/CGI. Sumber kedua adalahsurplus penerimaan dalam negeri
setelah dikurangi dengan anggaranrutin. Di masa itu, sumber utamapenerimaan dalam negeri adalahdari royalti penambangan migasserta eksploitasi hutan maupunsumber daya alam. Pada waktu itu,utang luar negeri disebut sebagaipenerimaan pembangunan danberfungsi untuk menutup defisit
APBN agar menjadi “seimbang”.Pada hakikatnya, sebagian daripengeluaran pembangunan dalammasa Orde Baru adalah merupakansuplemen dari pengeluaran rutin.Contohnya adalah biaya perjalanandan honor pejabat yang langsungterlibat dalam menangani proyek-proyek pembangunan. Perbedaangaji efektif antara pelaksana dan
non-pelaksana proyekmenimbulkan kecemburuan diantara pegawai negeri sipil dananggota ABRI. Dewasa ini, utangpemerintah (dari hasil penjualanSUN di pasar dalam maupun luarnegeri) hanya disebut utang dantidak lagi dinamakan sebagai‘penerimaan pembangunan’ seperti
70
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
| Anggota BPK mengendorkan ketegangan sejenak.
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:01 Page 70
pada masa Orde Baru. APBN sekarang semakin
meniadakan anggaran non-bujeteryang sangat berperan pada masapemerintahan Orde Baru. Hinggasaat ini, hanya sebagian daripengeluaran beberapa instansiPemerintah, termasuk TNI/POLRI,yang bersumber dari APBN dansebagian lainnya adalah berasaldari berbagai kegiatan bisnis yangterafliasi dengannya. Lembagaterafliasi tersebut terdiri dariberbagai bentuk badan usaha milikkoperasi karyawan, yayasan dandana pensiun yang terafliasi dengan
instansi pemerintah. Sumberlainnya dari anggaran non-bujeteradalah berasal dari pungutan liarpenerimaan non-pajak yang diaturdan dikumpulkan sendiri olehinstansi yang bersangkutan tanpamengacu pada UU PNBP(Penerimaan Negara Bukan Pajak)dan tanpa setahu DPR sertaDepkeu. Pungutan liar itudiadministrasikan sendiri olehinstansi yang bersangkutan dandigunakannya sendiri berdasarkanaturan yang dibuatnya sendiri pula.Termasuk dalam kelompok PNBPtidak resmi tersebut adalah balas
| Menteri ESDM Poernomo Yusgiantoro bertemu petinggi BPK.
71
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:01 Page 71
jasa bunga uang negara yangditahan oleh instansi ataupunbadan pemerintah yangbersangkutan.
Paket tiga UU di bidangKeuangan Negara Tahun 2003-2004mengubah secara mendasar sistemakuntansi, manajemen keuangannegara dan sistem anggaranPemerintah. Salah satu aspekperubahan itu adalah dalampenggunaan sistem perbendaharaantunggal yang terpadu (treasurysingle account). Selama ini, uangnegara disimpan dalam berbagairekening yang saling terpisah danbahkan dalam rekening individupejabat negara yang sudah lebihdari 10 tahun meninggal dunia.Akibatnya, Menteri Keuangan tidakpunya gambaran tentang posisi
keuangan negara secaramenyeluruh setiap saat. Perubahanyang kedua adalah menggantikansistem pembukuan satu sisi (singleentry account) dengan pembukuandua sisi (double entry account).Perubahan mendasar ketiga adalahuntuk secara bertahap akanmenggantikan akuntansi yangberbasis kas dengan akrual. Dalamsistem akuntansi berbasis akrualdapat diukur biaya pelayanan jasapemerintahan, efisiensi sertakinerja Pemerintah. Dalam sistemberbasis akrual juga dapat diketahuikewajiban kontijensi Pemerintahkarena dicatat komitmen atau hakmaupun kewajiban kontijensinegara terutama untuk penerimaanmaupun pengeluaran yangmelampaui masa satu tahun
72
| Forum Manajer Key Performance Indicator untuk memantau kinerja Satuan kerja BPK.
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:02 Page 72
anggaran. Anggaran berbasisakrual akan memungkinkanperencanaan anggaran jangkapanjang yang melebihi satu tahunanggaran.
Pada masa Orde Baru, sebagiandari kewajiban kontijensiPemerintah itu, seperti bea masukserta pajak PT Timor maupunkewajiban atas proyek-proyekinfrastruktur milik swasta, adalah
merupakan konsekuensi daripraktik-praktik KKN. BLBI(Bantuan Likuiditas BankIndonesia) yang digunakan untukrekapitalisasi industri perbankannasional dan nasabahnya yangtelah bangkrut pada saat krisisekonomi tahun 1997-1998 jugamerupakan bagian dari kewajiban
kontijensi APBN. BLBI itumencakup Rp 650 triliun atausetara dengan separuh dari nilaiPDB (Produk Domestik Bruto)Indonesia pada tahun 1998.
Era Baru LaporanKeuanganBerdasarkan Paket tiga UU dibidang Keuangan Negara Tahun
2003-2004 di atas, mulailahdisusun pertanggungjawabankeuangan negara yang transparandan akuntabel dalam LaporanKeuangan Pemerintah Pusat (LKPP)Tahun 2004. Sebelumnya,pemerintah mempe rtanggung jawab -kan pelaksanaan APBN dalambentuk PAN (Perhitungan
73
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
| Peserta sosialisasi tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:02 Page 73
| Ketua BPK pada rapat Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Negara yang akuntabel dengan jajaran Dephan dan TNI.
Bab
V¦
74
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:03 Page 74
Anggaran Negara). PenyusunanLKPP Tahun 2004 itu adalah duatahun lebih awal dari rencanasemula sebagaimana ditetapkandalam UU No. 15 Tahun 2004 danmerupakan yang pertama dilakukansetelah 60 tahun kita merdeka!
LKPP yang merupakanpertanggungjawaban keuangannegara dalam bentuk baru sepertisekarang diatur dalam Pasal 30 ayat(2) Undang-Undang Nomor 17Tahun 2003 tentang KeuanganNegara. Ketentuan peralihan Pasal36 ayat (2) UU No. 17/2003 tentangKeuangan Negara itu menyatakanbahwa ketentuan mengenai LKPPdalam bentuk sekarang berlakumulai APBN Tahun 2006. Namun,UU No. 28 Tahun 2003 tentangAPBN Tahun 2004 telahmemajukan awal mulai berlakunyapenerapan LKPP format barutersebut. Undang-Undang APBNTahun 2004 menyebutkan bahwalaporan pertanggungjawaban APBNoleh Presiden sudah berupa LKPPformat baru.
Walau masih jauh darisempurna, dan belum direviu olehpengawas internal pemerintah,LKPP selama empat tahun terakhir(Tahun 2004-2007) telah memuatrangkaian perubahan sistem fiskalyang disajikan dalam bentukneraca, lebih rinci dan lebihsistematis sehingga lebih mudahdipahami dan dicerna oleh
75
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:03 Page 75
masyarakat luas. Penyajiankeuangan negara dalam bentukneraca dan format baru, yang telahdiaudit oleh BPK tersebut, adalahmerupakan suatu tonggak sejarahkemajuan dalam pengelolaan danpertanggungjawaban keuangannegara kita.
LKPP format baru sekarangberbeda dengan laporan keuanganpemerintah pusat yang disusunberdasarkan aturan sebelumnya.Ada berbagai pokok perubahanyang mendasar dari ketentuanyang baru pada tahun 2003tersebut. Perubahan itu meliputijenis dan format laporan keuangan
negara. Sebagaimana disebutdimuka, sistem pembukuankeuangan negara telah mulaiberalih dari sistem pembukuan satusisi (single entry) menjadi sistempembukuan yang menggunakan duasisi yang berpasangan (doubleentry). Selanjutnya seluruh instansipemerintahan akan menggunakansistem akuntansi yang terpadu dandikomputerisasi serta menerapkandesentralisasi pelaksanaanakuntansi secara berjenjang olehunit-unit akuntansi baik di kantorpusat instansi maupun di daerah.Dengan demikian, format barulaporan dan sistem pembukuan
| Auditor melakukan penghitungan stok kayu bulat di lokasi Hak Pengusahaan Hutan di Kalimantan Barat.
76
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:04 Page 76
tersebut berlaku pada laporankeuangan di bawah LKPP, yaituLaporan KekuanganKementerian/Lembaga (LKKL) danLaporan Keuangan PemerintahDaerah (LKPD). LKKL dan LKPDmerupakan laporan dari entitas-entitas pengelola dan penang gung -jawab keuangan negara yangmenjadi subjek pemeriksaan BPK,termasuk di dalamnya Badan UsahaMilik Negara (BUMN) dan BadanUsaha Milik Daerah (BUMD) yangpada era Orde Baru tidakterjangkau oleh BPK.
Untuk menjaga ‘qualityassurance’ Laporan KeuanganPemerintah, Undang-Undang No.15 Tahun 2004 mensyaratkan agaraparat pengawasan internal wajibmereviunya dulu sebelumditandatangangi oleh Menteri/KetuaLembaga/Kepala InstansiPemerintah ataupunGubernur/Bupati/Walikota untukdiserahkan guna diperiksa olehBPK. Dengan sistem akuntansiberjenjang dan ‘quality assurance’seperti ini, masalah ataupunkelemahan dalam satu unitpemerintahan akan segera dapatdideteksi dan dilokalisir untukdikoreksi.
LKPP yang berlaku sekarangterdiri dari Laporan Realisasi APBN(LRA) Pemerintah Pusat yangdisusun berdasarkan LRAKementerian Negara/Lembaga,
Neraca, Laporan Arus Kas (LAK),dan Catatan atas Laporan Keuangan(CALK) yang dilampiri denganlaporan keuangan perusahaanNegara dan badan terafliasi lainnya.Bagian-bagian LKPP yang lebihrinci, tertib dan sistematis tersebutmerupakan hal yang sangat pentingbagi transparansi fiskal danpeningkatan akuntabilitas publik.
Paket tiga UU di bidangKeuangan Negara Tahun 2003-2004serta UU Nomor 15 Tahun 2006tentang BPK mengatur dengan ketattatacara, jenjang maupun jadwalpelaporan, pemeriksaan danpertanggungjawaban keuangannegara. UU itu mengamanatkanagar pemerintah menyampaikanLaporan Keuangannya kepada BPKpaling lambat tiga bulan setelah
77
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
“Contoh yang lebih baruadalah kasus rendahnyaharga gas dari ladang gasTangguh yang diekspor keCina. Pada bulan Agustus2008, Ketua BPK Anwar
Nasution menyuratipemerintah agar melakukanrenegosiasi harga gas alam
cair (LNG) Tangguh keFujian.
”
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:04 Page 77
tahun anggaran berakhir. Padagilirannya, BPK harus menyelesai -kan laporan pemeriksaannya dalammasa waktu dua bulan danmenyerahkannya kepada DPR-RIserta DPRD Provinsi danKabupaten/Kota sebagai pemeganghak bujet.
Prioritas AuditKarena keterbatasan sumber dayayang ada, BPK perlu menentukanprioritas dalam melakukan audit.
Sebagai contoh, pada tahun 2006,prioritas pemeriksaan BPKdidasarkan pada tiga pertimbanganutama. Yang pertama BPKmelakukan audit pada sisipenerimaan baik penerimaannegara maupun daerah. Pada sisipengeluaran, audit diprioritaskanpada obyek-obyek yang membebanikeuangan negara.
Audit rekonstruksi ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam danNias yang mengalami musibah
78
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
|Produk BPK: Haptah, Hapsem, sampai IHPS dan Pokok Masalah.
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:05 Page 78
dahsyat tsunami pada Desember2004 ikut masuk dalam prioritaskarena kekhususannya. Yangdiperiksa adalah penggunaan ban -tuan internasional yang me n gucurpada masa darurat maupun saatpembangunan kembali daerahtersebut.
Prioritas kedua adalah pemerik -sa an terhadap pengeluaran negarayang rawan korupsi, kolusi, dannepotisme. Ini terlihat, misalnya,dalam pengadaan barang dan jasapemerintah. Adapun prioritasketiga BPK adalah memeriksasektor-sektor yang strategis bagiperekonomian dan menyangkuthajat hidup orang banyak.
Pada tahun 2009 mendatang,prioritas meliputi pemeriksaanProgram Jamkesmas, Wajar Diknas9 Tahun, Pembangunan Jalan danJembatan serta Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan tetapmemberi perhatian pada auditpenerimaan negara, pengelolaanhutan, penyelenggaraan pemilu2009, dan operasional BPD.
Hasil Pemeriksaanterhadap LKPP, LKKLdan LKPDSebagaimana dijelaskan di muka,pada dasarnya, wujud pekerjaaninti BPK sebagaimana diamanatkankonstitusi adalah memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara, dalam hal inidiprioritaskan pada pemeriksaanLaporan Keuangan PemerintahPusat (LKPP), Laporan KeuanganKementerian/Lembaga (LKKL), danLaporan Keuangan PemerintahDaerah (LKPD). Pada ketiga sasaranitulah BPK bisa membantupemerintah agar dapat menjalankanpengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara dengan benar,sesuai dengan konstitusi.
Dalam empat tahun berturut-turut, yaitu dari 2004 sampaidengan 2007, opini BPK terhadapLKPP adalah Tidak MemberikanPendapat (TMP) atau disclaimer.Opini terhadap LKKL dan LKPDpun masih jauh dari memuaskan.
Dari pengalaman pemeriksaanBPK atas Laporan KeuanganPemerintah Pusat (LKPP) danLaporan Keuangan PemerintahDaerah (LKPD) pada TahunAnggaran 2004 sampai dengan2007, didapati sedikitnya sepuluhkelemahan sistem pengendalianinternal keuangan negara (Lihat BabIX). Kesepuluh temuan pemeriksa -an itu menyebabkan BPK memberi -kan opini pemeriksaan disclaimerpada LKPP selama empat tahunterakhir, periode 2004-2007.
Tabel 2 menunjukkan bahwa:Baru 17 kementerian/lembaga dari86 Laporan Keuangan (LKKL) yangdiperiksa oleh BPK pada tahun
Bab V ¦ Hasil-hasil Pem
eriksaan Menonjol
79
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:06 Page 79
2007 yang telah mendapatkan opiniWajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Sebanyak 31 kementerian/lem -baga mendapatkan opini Wajardengan Pengecualian (WDP), 37kementerian/lembaga memperolehopini Tidak Memberi Pendapat(TMP) atau disclaimer dan satukementerian mendapatkan opiniTidak Wajar (TW).
Ketujuh belas kementeri an/lem -baga yang mendapatkan WTP ituadalah kementerian/lembaga yangbaru didirikan (seperti MahkamahKonstitusi), memiliki organisasi,menguasai aset maupun anggarannegara yang relatif kecil (seperti
LAN, Badan Intelijen Negara, danLemhannas). Tabel 2 menggambar -kan bahwa ketujuh belas instansipemerintah pusat itu hanyamenguasai anggaran sebesar 12persen dari APBN.
Kementerian/lembaga yangmenguasai porsi besar dari APBNseperti Departemen Keuangan,Pendidikan Nasional, Kesehatan,Pekerjaan Umum dan Dephan/TNImasuk dalam kategori TMP.
Tigapuluh delapan instansipemerintah pusat yang memperolehopini pemeriksaan TMP(disclaimer) dan TW (adverse) padatahun 2007 menguasai 86 persen
80
Bab
V ¦
Has
il-ha
sil P
emer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:07 Page 80
dari total APBN. Daftar rekapitulasihasil pemeriksaan BPK atas LKKLpada semester I tahun 2008.
Gambar menunjukkan bahwatidak banyak berbeda dengan LKPP
dan LKKL, opini pemeriksaan BPKatas LKPD juga amat mengecewa -kan:a. Persentase LKPD yang memper -
oleh opini WTP justru semakin
81
Bab V ¦ Hasil-hasil Pem
eriksaan Menonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:09 Page 81
merosot dari 7 persen padatahun 2004 menjadi 5 persenpada tahun berikutnya danmasing-masing 1 persen padatahun 2006 dan 2007.
b. Persentase LKPD yang mendapat -kan opini WDP juga semakinmerosot dari tahun ke tahun.
c. Sebaliknya, LKPD yang memper -oleh opini TMP dan TW me -ningkat secara drastis. Tabelterkait menggambarkan bahwasebanyak 99 Pemda yangmendapatkan opini pemeriksaanTMP (disclaimer) dan TW(adverse) menguasai 40 persendari APBD pada tahun 2007.
Temuan-temuan PentingDari pemeriksaan terhadap LKPP,LKKL dan LKPD, BPK menemukanberbagai permasalahan yang khususyang perlu didalami. Oleh karenaitu, BPK melakukan pemeriksaantematik yang lebih terfokus padaarea-area di bidang penerimaan,pengeluaran, kekayaan dan utang.
Perlu digarisbawahi di sinibahwa permasalahan-permasalahanyang ditemukan BPK merupakanpermasalahan yang terkait denganbidang-bidang atau aspek pentingkeuangan negara. Sehingga, saran
82
Bab
V ¦
Has
il-ha
sil P
emer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:10 Page 82
dan rekomendasi BPK dapatmemberikan dampak signifikanbagi kualitas pengelolaan negarasecara menyeluruh.
Berikut ini beberapa temuanpenting BPK dalam beberapa tahunterakhir.
Pemeriksaan atas Penerimaan Negara
Undang-Undang Dasar 1945mengamanatkan agar sumber dayaalam (SDA) dikuasai oleh negarauntuk dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. SDAtelah memberikan sumbangan yangsangat signifikan bagipembangunan ekonomi bangsa.Oleh karena itu perlu pengawalanagar SDA dapat digunakan secaraoptimal dan berkesinambunganlewat pemeriksaan yang terarah.Pemeriksaan BPK difokuskan padaMinyak dan Gas Bumi, sertaPertambangan Batubara dan Timah.
1. Pemeriksaan atas Minyak danGas Bumia. Pemeriksaan Minyak dan Gas
Bumi ditekankan padapenilaian kewajaran padaharga jual LNG sertapenilaian atas pelaksanaanContractor Production Sharing(PSC) atas perhitungan bagihasil yang meliputi lifting dancost recovery. BPK baru bisamelakukan audit ini sejak
berakhirnya rezim Orde Baru.b. Beberapa tamuan penting
antara lain sebagai berikut: (i) Kontrak bagi hasil PSC:berkurangnya penerimaannegara karena terdapatpembebanan biaya-biaya yangtidak relevan denganpelaksanaan PSC dalam CostRecovery. Nilai temuan BPKatas cost recovery pada tahun2004 dan 2005 yang telahdisetujui untuk dikoreksisebesar US$ 14,3 juta dan Rp.1,35 miliar, dan yang belumdisetujui untuk dikoreksisebesar US$ 1,4 miliar danRp. 56 juta. (ii) Harga jualLNG: Penentuan batasmaksimal harga minyakmentah pada harga sebesarUS$ 38/barel dalam formulaharga jual LNG ke Fujian telahmembatasi kesempatanpemerintah memperolehpendapatan yang lebih besarkarena harga minyak mentahmelebihi US$ 100/barel. Padabulan Agustus 2008, KetuaBPK Anwar Nasutionmenyurati pemerintah agarmelakukan renegosiasi hargagas alam cair (LNG) Tangguhke Fujian, Cina, karenaharganya dinilai terlalumurah. Kontrak penjualan gasTangguh ke Cina dilakukanpada tahun 2002. Melihat
83
Bab V ¦ Hasil-hasil Pem
eriksaan Menonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:11 Page 83
harganya, kontrak penjualangas Tangguh disebut-sebutsebagai kontrak penjualan gasterjelek dan terparah dalamsejarah perminyakan diIndonesia. Gas Tangguh dijualdengan harga US$ 3,2/MMBTU, atau 1/6 dari hargapasar. Berkenaan dengankasus itu, BPK mulaimengaudit BP Migas pada 16September 2008 untukmenelusuri kontraknya danmembandingkannya dengankontrak-kontrak penjualanlain. Dari situ BPK akanmemberikan penilaian wajartidaknya kontrak tersebut.
c. BPK telah mengidentifikasikelemahan desain danpelaksanaan kebijakan Cost
Recovery, antara lain: (1)Banyaknya biaya tidakberkaitan langsung denganeksplorasi dan eksploitasimigas yang telahdiperhitungkan dalam costrecovery karena longgarnyaaturan, (2) Tidak adanyastandardisasi biaya danbenchmarking cost recovery,(3) Adanya transaksi afiliasiyang berpotensi merugikannegara, dan (4) permasalahanmenyangkut insentif interestrecovery.
d. Hasil pemeriksaan BPK diBidang Gas dan Minyak telahdigunakan oleh Pemerintahuntuk mengambil kebijakanpengaturan lebih lanjut ataskebijakan Cost Recovery dan
84
Bab
V ¦
Has
il-ha
sil P
emer
iksaa
n M
enon
jol
| Rapat Pembahasan Anggaran dan Kegiatan Perwakilan.
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:12 Page 84
melakukan perbaikanpengendalian cost recoveryagar pengelolaan kegiatanusaha hulu minyak dan gasbumi lebih transparan danakuntabel tanpa menggangguiklim investasi migas.
2. Pemeriksaan atas PengelolaanPertambangan (Batubara danTimah)a. Pemeriksaan atas pengelolaan
pertambangan ditekankanpada perhitungan bagi hasil,dan PAD sektor per tambang -an. Selain itu juga dilakukanpemeriksaan terhadapkontrak-kontrak pengusahaanpertambangan serta dampakkerusakan lingkungannya.
b. Temuan yang menonjol yaituterkait dengan bagi hasilroyalti dan landrent. Sejaktahun 2005-2007, BPK telahmelaksanakan audit atas
penerimaan negara terhadapenam perusahaan batubaradan dua perusahaan timahdengan hasil bertambahnyakeuangan negara melaluipenyetoran kekuranganpembayaran royalti danlandrent sebanyakUS$27,950,474.84 dan Rp. 392.200.000,00.
c. Saat ini BPK masih mem -prioritaskan pemeriksaan dibidang tersebut padaSemester II/2008.
Pemeriksaan atas Pengeluaran Negara
•Belanja Pusat dan DaerahPemeriksaan atas belanja
bertujuan untuk menilai ketaatanpengelolaan anggaran belanjasesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlakudan menguji penggunaannya
85
Bab V ¦ Hasil-hasil Pem
eriksaan Menonjol
Temuan Pemeriksaan atas Belanja pada Pemerintah Pusat
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:13 Page 85
86
Bab
V ¦
Has
il-ha
sil P
emer
iksaa
n M
enon
jol
dengan mengacu pada asaskehematan, efisiensi, danefektivitas. Pemeriksaan atasbelanja dilaksanakan padapemerintah pusat dan pemerintahdaerah. Berikut ini contohpermasalahan yang ditemukan BPKpada pemeriksaan Semester II TA2007.
Belanja PusatPemeriksaan atas belanja pada
pemerintah pusat meliputipemeriksaan atas DepartemenPertahanan, Departemen LuarNegeri, TNI, DepartemenKomunikasi dan Informasi,Departemen Sosial, Depkumham,Kejaksaan Agung, Kepolisian danBadan Rehabilitasi danRekonstruksi NAD-Nias. Jumlahtemuan sebanyak 59 dengan nilaitemuan Rp 171.077,72 juta(klasifikasi temuan lihat tabel).
Belanja DaerahPemeriksaan atas belanja daerah
dilaksanakan atas 141 entitaspemeriksaan provinsi/ kabupaten/kota pada 22 provinsi. Jumlahtemuan sebanyak 360 dengan nilaitemuan Rp 754,22 juta (klasifikasitemuan lihat tabel).
•SubsidiPemeriksaan atas subsidi BBM
menunjukkan bahwa pemberiansubsidi BBM oleh pemerintahkepada Pertamina lebih besar dariyang seharusnya, sehingga harusdikoreksi sebesar Rp. 18.130,87miliar selama 7 tahun terakhir,sebagai berikut:
No. Subsidi Tahun Koreksi(Miliar Rupiah)
1 2001 732,362 2002 305,013 2003 449,964 2004 3.644,295 2005 5.226,356 2006 1.169,547 2007 6.603,36
Jumlah 18.130,87
Temuan Pemeriksaan atas Belanja Daerah
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:14 Page 86
•Dana Perimbangan Temuan signifikan yang ter -
ungkap dari pemeriksaan atas DanaPerimbangan Pusat dan Daerahantara lain sebagai berikut:a. Lemahnya koordinasi antara
Pemerintah dan DPR dalammengimplementasikan ketentuanDana Perimbangan, khususnyaUU No. 33 Tahun 2004 dan PPNomor 55 Tahun 2005, sehinggaterdapat penetapan alokasi DanaPerimbangan yang bertentangandengan ketentuan tersebut;
b. Belum ada mekanismemonitoring dan rekonsiliasiantara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah untukmemastikan bahwa dana yangdisalurkan Pemerintah Pusatsudah diterima oleh PemerintahDaerah dan penerimaannya diKas Daerah;
c. Masih kurang efektifnyakoordinasi antara DepartemenKeuangan, Departemen Teknis,dan Pemerintah Daerah dalammenentukan besarnya realisasiDana Bagi Hasil Sumber DayaAlam (DBH SDA) sehinggapenyaluran DBH SDA terhambat;
d. Belum ada prosedur yangmemadai untuk memberikankeyakinan kepada PemerintahDaerah mengenai jumlah DanaPerimbangan yang akandialokasikan kepada suatudaerah, serta waktu
penyalurannya terutama untukDBH SDA;
e. Belum adanya harmonisasiAnggaran Pendapatan danBelanja Negara dan AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah(APBN dan APBD) untukmemperjelas sasaranpembangunan nasional dandaerah; dan
f. Adanya peluang terjadinyapenyalahgunaan kebijakanPemerintah Pusat pada Tahun2006 yang memberikan perintahkepada Pemerintah Daerahuntuk segera mencairkan DanaAlokasi Khusus (DAK) padaakhir tahun tanpa melihatkesiapan Pemerintah Daerah.
Pada Semester II/2008, BPKantara lain memprioritaskan auditatas dana Bantuan OperasionalSekolah (BOS) dan penyeleng -garaan haji.
Pemeriksaan atas Kekayaan Negara•Pemeriksaan atas Pengelolaan Aset
Dalam Semester I Tahun 2008,BPK telah menyelesaikan laporanhasil pemeriksaan dengan tujuantertentu atas Manajemen Aset TA2005, 2006, dan 2007 pada 17Kementerian dan 6 Lembaga.
Pemeriksaan atas manajemenaset pada 23 departemen/lembagameliputi jumlah aset dengan nilai
87
Bab V ¦ Hasil-hasil Pem
eriksaan Menonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:14 Page 87
sebesar Rp. 304,75 triliun, cakupanpemeriksaan dengan nilai sebesarRp. 64,15 triliun atau 21,05% darinilai aset, dan temuan dengan nilaisebesar Rp. 40, 36 triliun atau62,91% dari cakupan pemeriksaan.Temuan hasil pemeriksaan yangperlu mendapat perhatian antaralain sebagai berikut:a. Penggunaan Barang Milik Negara
(BMN) pada 17 K/L tidak sesuaidengan tugas pokok dan fungsi(Tupoksi) departemen/lembagaminimal dengan nilai sebesar RP.685,62 miliar, mengakibatkankeberadaan BMN tidak
memberikan kontribusi terhadappencapaian tugas pokok danfungsi departemen/lembaga,membuka peluang hilangnyaBMN departemen/lembaga dannegara kehilangan kesempatanuntuk memperolah pendapatandari pemanfaatan aset oleh pihaklain.
b. Pemanfaatan BMN yangdilakukan tidak sesuaiketentuan, mengakibatkan tidakada penerimaan dari hasilpemanfaatan aset negara yangseharusnya disetorkan ke KasNegara dengan nilai sebesar
88
| Pimpinan BPK dan manjemen membahas rencana kerja pemeriksaan.
Bab
V ¦
Has
il-ha
sil P
emer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:15 Page 88
Rp. 215,07 miliar dan berpotensimerugikan keuangan negaradengan nilai sebesar Rp. 377,98miliar.
c. Pelaksanaan pengamanan danpemeliharaan BMN yang tidakmenjamin kepentingan negaraberoptensi hilangnya BMN danmunculnya konflik dan ataupotensi konflik dalamkepemilikan dan pengelolaanBMN departemen/lembaga,berpotensi merugikan keuangannegara dari perubahan statuskepemilikan yang tidak sahdengan nilai sebesar Rp. 87,30miliar dan keberadaan BMNyang tidak jelas dengan nilaisebesar Rp. 13,68 miliar.
d. Kegiatan penghapusan danpemindahtanganan BMNmenyalahi ketentuan danberpotensi merugikan negaradengan nilai sebesar Rp. 7,41triliun.
e. Pelaksanaan penilaian BMNbelum sesuai dengan StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP)mengakibatkan neracadepartemen/lembaga belummenyajikan informasi nilaikekayaan yang sebenarnya.
f. Penatausahaan BMNdilaksanakan tidak tertibmengakibatkan neracadepartemen/lembaga belummenyajikan informasi nilaikekayaan yang sebenarnya.
g. Terdapat pengelolaan BMNberupa, aset tanah, gedung,bangunan, serta peralatanmenyimpang dari pengelolaanaset milik negara dan berpotensimerugikan keuangan negaradengan nilai sebesar Rp. 13,57miliar, neraca departemen/lembaga belum menggambarkankeadaan yang sebenarnya, danpenyelesaian Aset Bekas MilikAsing/China (ABMAC) berlarut-larut.
• Pemeriksaan atas PengelolaanRekening Pemerintaha. Hasil Pemeriksaan BPK atas
LKPP/LKKL Tahun 2004,2005, dan 2006 menemukanrekening-rekening atas namapemerintah yang tidakdilaporkan, seluruhnyasebanyak 4.543 rekeningsenilai Rp 32,33 triliun.Sebagai tindak lanjut atasrekomendasi BPK, pemerintahtelah menerbitkan PP No. 39Tahun 2007 tentangPengelolaan Uang Negara/Daerah (termasuk didalamnya pengelolaanrekening pemerintah) danaturan pelaksanaannya.Sampai dengan 31 Desember2007 telah terdata sebanyak32.570 rekening (baik yangselama ini telah dilaporkanmaupun yang belum
89
Bab V ¦ Hasil-hasil Pem
eriksaan Menonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:17 Page 89
dilaporkan dalamLKPP/LKKL), dengan saldosebesar Rp 36,76 triliun danUS$ 685,736,071 serta Euro462,398.
b. Berdasarkan temuanpemeriksaan LKPP/LKKLtersebut, BPK kemudianmelakukan pemeriksaantujuan tertentu ataspengelolaan RekeningPemerintah. BPKmenyimpulkan bahwameskipun pemerintah telahmelakukan upaya penertibanrekening, masih ditemukankelemahan dalam desain danpelaksanaan pengendalianintern pengelolaan rekeningpemerintah serta pengelolaanrekening belum seluruhnyasesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan. Berikut ini temuansignifikan dalam pembukaan,pengoperasian, penutupan,dan pelaporan rekening:(i) Pembukaan Rekening:
Sebanyak 3.027 rekeningyang dikelola K/Lminimal sebesar Rp8.725.428,36 juta danUS$ 94.545.375,16 belummemperoleh izin BUN.
(ii) Pengoperasian rekening,antara lain: Pertama,penyelesaian atas saldopada beberapa rekening
lainnya milik BUNberlarut-larut sehinggaterdapat pengendapandana di luar kas negaraper 31 Desember 2007sebesar Rp 3.043.821,75juta. Kedua, rekeningdana bergulir sebesar Rp 585.960,08 juta yangprogramnya telah selesaidan jasa giro sebesar Rp.10.741,64 juta belumdisetor ke kas negara.Ketiga, hibah luar negeriminimal sebesar Rp.322.083,79 juta,US$18,671,483.78 danAUD1,624,106.00 yangditampung pada 83rekening milik K/L tidakdilaporkan dalam APBN.Keempat, pungutanpendapatan bukan pajakminimal sebesar Rp.267.364,17 juta pada 13rekening milik K/L tidakmemiliki dasar hukum.
(iii) Penutupan Rekening:Sebanyak 142 rekeningbelum ditutup oleh K/Ldan 208 rekening yangtelah ditutup tidak dapatdiyakini saldo danpenyelesaiannya.
(iv) Pelaporan Rekening:Sebanyak 2.240 rekeningyang dikelola K/L sebesarRp. 1.390.265,99 juta
90
Bab
V ¦
Has
il-ha
sil P
emer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:18 Page 90
belum dilaporkan kepadaTPRP untuk dibahas danditentukan statusnya.
Pemeriksaan atas UtangPemeriksaan BPK terhadap LKPP
sejak TA 2004 sampai dengan 2007menunjukkan adanya ketidak -beresan dalam sistem pengelolaanpinjaman luar negeri yang akanmemberatkan APBN.
Berikut ini beberapa hal pentingyang ditemukan dalam pemeriksaantersebut:1. Hasil pemeriksaan terhadap
LKPP tahun 2006 menunjukkanadanya 553 dokumen perjanjiantidak dapat ditemukan. Hal inimenunjukkan administrasi atasdokumen-dokumen terkaitpinjaman luar negeri tidak tertib.
2. Hasil pemeriksaan terhadapLKPP tahun 2004, 2005, 2006dan 2007 menunjukkan masihlemahnya pencatatan danpelaporan utang luar negeri,sehingga data jumlah penarikanmaupun nilai outstanding
pinjaman luar negeri belumdapat diyakini kewajarannya.
3. Terdapat tunggakan kewajibandebitur atas penerusan pinjamansampai dengan 31 Desember2007 sebesar Rp. 16,44 triliun, diantaranya 96,73% diklasifikasi -kan sebagai tunggakan macet.
4. Beban Cicilan Pokok dan BungaKewajiban Luar Negeri terusmeningkat sebagai berikut:
No Tahun Cicilan CicilanPokok Bunga Total
1 2005 52,66 12,83 65,48
2 2006 52,68 21,06 73,74
3 2007 57,92 21,24 79,17
(dalam triliun rupiah)
Berdasarkan permasalahantersebut di atas, pada Semester IITA 2008 ini, BPK sedangmelaksanakan pemeriksaan secaramenyeluruh atas pinjaman luarnegeri dan penerusannya padabeberapa Badan Usaha MilikNegara (BUMN) dan beberapaKementerian Negara/Lembaga (K/L).
91
Bab V ¦ Hasil-hasil Pem
eriksaan Menonjol
Temuan hasil pemeriksaan atas kas dan rekening pemerintah dapat dikuantifikasikandalam kelompok temuan sebagai berikut:
Klasifikasi Temuan Nilai (dalam juta rupiah)
1. Potensi Kerugian 774.468,00
2. Kekurangan Penerimaan 6.442,86
3. Administrasi 28.513.504,47
4. Ketidakhematan 249.173,42
5. Ketidakefektifan 3.043.821,75
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:19 Page 91
KelemahanManajemen AnggaranBerdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan yang dijalankannya,BPK mendapati bahwa kontribusipermasalahan penyebab opini yangtidak menggembirakan tersebut diantaranya adalah kelemahanpengendalian intern terkait denganpencairan anggaran dengan meng -gunakan bukti pertanggungjawabankeuangan yang bersifat formalitas,yang disebabkan oleh realisasibelanja yang menumpuk di akhirtahun anggaran. Walaupun dapatdicairkan, tetapi tidak terserapdalam kegiatan atau menumpuk diescrow account. Inflow dan outflowtidak sesuai. Hal ini berulang-ulangterjadi setiap tahun dan menunjuk -kan lemahnya manajemenanggaran.
Berdasarkan identifikasipermasalahan dari hasilpemeriksaan, BPK telah berupayamelakukan kajian mengenai polapengeluaran pemerintah dalamempat tahun terakhir untukmenganalisis faktor-faktor apakahyang menjadi penyebabpenumpukan pencairan anggaran diakhir tahun, serta dampak-dampakyang ditimbulkan nya dalamkonteks pertanggung jawabankeuangan negara dan pengaruhnyaterhadap perekonomi an nasional.Fenomena penumpuk an total
belanja pada akhir tahun tersebutmerupakan akibat dari lonjakanjenis belanja modal, belanja barangdan belanja sosial, yang rata-ratamencapai di atas 30% dari total tiapjenis belanja. Sedangkan padabelanja dana perimbangan danbelanja lain-lain terjadi hanya dibulan Desember 2007 melonjakmasing-masing lebih dari 2 kalilipat dan 30 kali lipat dari bulansebelumnya.
Penyebab menumpuknya belanjadi akhir tahun:1. Kelemahan perencanaan
anggaran2. Mekanisme anggaran yang
kurang fleksibel tanpamemperbolehkan luncurananggaran atau menggunakansistem anggaran ataumenggunakan sistem sisaanggaran pembangunan (SIAP)
3. Manajemen kas yang masihtradisional
4. Implementasi ketentuanpengadaan barang dan jasa yangsulit termasuk prosedur, kriteria,tata cara dan jangka waktu yangkaku
5. Ketidaksiapan pelaksana atasperubahan mendasar dan cepatdalam pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara sepertikonsep pejabat, pembuatkomitmen dan penetapan satkermenjadi pengguna anggaran
6. Kelemahan pengendalian berupa
92
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:19 Page 92
pemantauan secaraberkelanjutan dalampelaksanaan anggaran tidakdilakukan secara rutin dan jelas.
Penumpukan pencairan anggarandi akhir tahun terjadi karena:1. Rendahnya pertanggungjawaban
penggunaan anggaran, yaitu: a)proses pengadaan yang bersifatrekayasa; b) penggunaanrekening antara (escrow account)untuk menampung sisa danapencairan anggaran; c) kesulitanpenetapan masa pemeliharaanproyek yang belum selesai diakhir tahun; d) permasalahandalam pencatatan aset dalamlaporan keuangan; dan e)permasalahan dendaketerlambatan kepada rekanan.
2. Pengaruh keterlambatanpencairan anggaran terhadapprtumbuhan ekonomi: APBNsebagai instrumen kebijakanfiskal pemerintah diharapkanmampu menjadi sektor yangmemberi stimulus kegiatanekonomi guna mencapaipertumbuhan ekonomi yangoptimal. Pada tahun 2005 alokasibelanja pemerintah pusat barusekitar Rp 358,9 triliun. Jumlahtersebut meningkat hampir tigakali lipat di tahun 2008 yangmencapai Rp. 999,5 triliun.Namun, Data DepartemenKeuangan menunjukkan
rendahnya penyerapan anggaransampai dengan triwulan III yaknihanya mencapai 50%-60%.Penyerapan triwulan IV adalahyang terbesar yakni sekitar 40%-50%. Padahal, dari hasilpemeriksaan BPK, pencairananggaran yang menumpuk diakhir tahun ini tidak efektif,sehingga seberapapun besarpeningkatan alokasi anggaranbelanja pemerintah tidak akanberpengaruh signifikan bagiperekonomian apabilapemerintah tidak mampumenyelesaikan permasalahanpenyerapan dan alokasi anggaranbelanja. Dengan pola belanjayang demikian, maka belanjanegara tidak menimbulkanmultiplier effect untukmempercepat pertumbuhanekonomi seperti yangdiharapkan.
Untuk ini, pemerintah dapatmengambil langkah-langkah sebagaiberikut: 1. Menyempurnakan mekanisme
anggaran;2. Menetapkan aturan/ketentuan
pengelolaan kas danmengefektifkanimplementasinya;
3. Melakukan perbaikanpengelolaan kegiatan/proyek(meliputi perencanaan,pelaksanaan dan pengendalian).
93
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:20 Page 93
Perlu digarisbawahi di sinibahwa transparansi danakuntabilitas masih jauh dariharapan. Upaya pemerintah dalammengimplementasikan ketiga paketUU di bidang keuangan negaramasih sangat lamban dan belumada suatu program komprehensif.Bahkan, sesuai dengan UU KN dantarget waktu yang ditetapkan, padaTA 2008 ini pemerintah seharusnyasudah menyelesaikan penggantiansistem pembukuan dari kas baris kebasis akrual. Penerapan sistemperbendaharan tunggal (treasurysingle account) juga masih jauh dariharapan. Oleh karena itu,pemerintah dan DPR perlumenetapkan target waktu danmenyusun program yang terpaduuntuk mewujudkannya.
Pemeriksaan IndoverBank AmsterdamPemerintah Belanda pada 1Desember 2008 melikuidasi IndoverBank Amsterdam (IBA), yangmerupakan anak perusahaan BankIndonesia dengan kepemilikan100%. Hasil pemeriksaan BPKTahun 2006 telah menyimpulkanbahwa keberadaan IBA tidakmemberikan manfaat dancenderung menjadi beban bagi BIkarena kinerjanya yang terusmenurun dan ketergantungan padapenempatan dana cadangan devisa
negara. Oleh karena itu, pada tahun2006 tersebut, BPK telahmenyarankan kepada BankIndonesia agar mempertimbangkanuntuk melikuidasi IBA karenaselama ini hanya menjadi bebanbagi BI.
Berdasarkan ketentuanperundang-undangan Eropa danBelanda, BPK tidak memilikikewenangan untuk memeriksa IBAyang saat ini berstatus dalamwilayah hukum Belanda. Satu-satunya cara untuk dapatmelakukan pemeriksaan terhadapIBA adalah melalui mekanismeMutual Legal Assistance yaitupertukaran informasi antar lembagapenegak hukum di kedua negaraatas hal-hal yang berindikasipidana.
Tindak Pidana KorupsiSelain ditemukan permasalahanyang bersifat administratif, centangprenangnya kondisi pengelolaandan tanggung jawab keuangannegara itu dengan sendirinyamengantar BPK pada temuan-temuan yang menyangkut kerugiannegara maupun indikasi tindakpidana korupsi. Sesuai denganPasal 14 UU No. 15/2004, biladalam pemeriksaan ditemukanunsur pidana, BPK segeramelaporkan hal tersebut kepada
94
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:20 Page 94
instansi yang berwenang. Laporan Tahun 2004, BPK
menemukan indikasi Tindak PidanaKorupsi (TPK) dalam pengadaanpesawat helikopter Mi-17-IV olehAngkatan Darat, dengan fasilitaskredit ekspor senilai US$3,2 juta.Kasus ini pun kemudiandisampaikan BPK ke penegakhukum untuk ditindaklanjuti.
Laporan pemeriksaan BPKsebelum tahun 2005 mengenaiSekretariat Negara (Setneg) tidakpernah mengungkapkanpenyimpangan yang terjadi padapengelolaan Kompleks IstanaKepresidenan, Kompleks RumahKediaman Pejabat Tinggi, GeloraSenayan dan bekas BandaraKemayoran yang berada di bawahpengendaliannya. Ternyata bahwasalah satu tugas Sekneg yangterpenting adalah dalampengelolaan tanah dan realestatmilik negara itu. Juga terungkapkemudian bahwa instansi itu puntidak luput dari bentukpenyimpangan.
Dalam Semester I TA 2006, BPKmenyampaikan temuan-temuanyang berindikasi TPK kepadaKejaksaan Agung untuk ditindak -lanjuti, yaitu pemeriksaan atasDana Pensiun (DP) pada BankNegara Indonesia (BNI) ‘46 senilaiRp. 45,03 miliar, pengadaanhelikopter Bell 205-AL denganfasilitas ekspor senililai US$4,23
juta oleh Departemen Pertahanandan TNI-AD, dugaan TPK pada PTAsuransi Kredit Indonesia (PTAskrindo) senilai Rp. 8,18 miliardan dugaan TPK pada PT AsuransiJiwasraya (Persero) senilai Rp.31,90 miliar.
Pada Semester II TA 2006, BPKjuga melaporkan sejumlah temuanberindikasi TPK kepada KejaksaanAgung dan Kepolisian RI untukditindaklanjuti. Salah satunyaadalah kegiatan penerimaan danapensiun, pembayaran manfaatpensiun, pengelolaan danpengembangan dana sertapengadaan barang dan jasa padaDana Pensiun Bank NegaraIndonesia, dengan nilai Rp. 35,93miliar dan US$ 32.980,00 ribu yangberindikasi hal-hal yangmenimbulkan sangkaan TPK.
Dengan memperhatikan akutnyakorupsi di Indonesia dan berbagaikasus berindikasi tindak pidanakorupsi yang ditemukan dalampemeriksaan, BPK mengambilperan dalam upaya pemberantasankorupsi dengan membentuk UnitPemeriksaan Investigatif.
PemeriksaanInvestigatif 2006-2008Berdasar Undang-undang No 15Tahun 2006, terdapat tiga jenispemeriksaan, yaitu: pemeriksaan
95
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:20 Page 95
keuangan, pemeriksaan kinerja,dan pemeriksaan dengan tujuantertentu. Pemeriksaan investigatifadalah bagian dari audit dengantujuan tertentu tersebut.
Pemeriksaan investigatifdilakukan jika hasil pemeriksaanmemerlukan pendalaman lebihlanjut, misalnya dalam hal terdapatindikasi tindak pidana korupsi.Hasil pemeriksaan itu sendiri akandilaporkan kepada penegak hukum.Pemeriksaan ini dilakukan bisakarena temuan dari BPK sendiri,bisa pula atas permintaan darilembaga lain, misalnya DPR.
Dalam kurun waktu dari tahun2006 sampai dengan 2008, UnitPemeriksaan Investigatif BPK RItelah melakukan pemeriksaan atas17 kasus, dengan perincian 5 kasuspada tahun 2006, 6 kasus padatahun 2007 dan 6 kasus pada tahun2008. Dari ke-17 kasus itu, duakasus telah diputuskan dipengadilan, yaitu:
- pemeriksaan investigatif ataspelaksanaan APBD PemerintahKota Medan TA 2002-2006dengan jumlah kerugian sebesarRp. 26,86 miliar
- pemeriksaan investigatif ataspelaksanaan APBD PemerintahKabupaten Kutai Kertanegara TA2004-2006 dengan jumlahkerugian sebesar Rp. 6.273miliar.
Dan yang lebih signifikan adalahhasil pemeriksaan investigatif BPKatas pengadaan pesawat tanpa awaksenilai US$ 6,6 juta. Sejak dibeli,pesawat itu tidak dapat berfungsi,sehingga merugikan keuangannegara. Hasil pemeriksaaninvestigatif BPK pada tahun 2008mendorong penyelesaian kerugiantersebut melalui proses settlementantara pemasok dan auditee. BPKselanjutnya merekomendasikanagar pelaksanaan settlementmengacu pada ketentuan yangberlaku dan tujuan pengadaansemula, dengan tetapmemperhatikan kerugian negarayang timbul. BPK pun mendorong
“Kasus alirandana YPPImerupakan
kasus kejahatanluar biasa yangditemukan oleh
BPK.
”
96
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:21 Page 96
agar dilakukan perbaikan metode,standar dan prosedur pengadaan,terutama yang menggunakanfasilitas kredit ekspor.
Pemeriksaan investigatif akansemakin meningkat dalam tahun-tahun mendatang. Karena itu, BPKpun akan terus meningkatkankemampuan aparatnya dalammelakukan pemeriksaaninvestigatif. Harus diakui auditjenis ini memang rumit,membutuhkan kesabaran, danketelitian. Belum lagi tingkatresikonya yang cukup tinggi.
Salah satu tantangan yang saatini dihadapi adalah semakincanggihnya modus operandikejahatan. Oleh karena itu selaludibutuhkan pengembangankemampuan dan teknologi yangdimiliki auditor. BPK jugamengirimkan para auditornyauntuk mengkuti pelatihan dan ujiansertifikasi CFE (Certified FraudExamination) untuk mengembang-kan kompetensinya di bidang ini.Saat ini BPK telah memiliki 36auditor CFE
Audit BI: Kasus Aliran Dana YPPIDalam periode waktu tahun 2003sampai dengan bulan Semester II2008, BPK telah melaporkan 210hasil pemeriksaan berindikasi TPKsenilai Rp. 30.189,685.635.722,10
kepada penegak hukum (rinciannyadiuraikan dalam Bab 4). Kasusaliran dana YPPI adalah salahsatunya. Selain merupakankejahatan luar biasa, kasus yangditemukan oleh BPK inimenunjukkan betapa parahnyakerusakan sistem dan perilakuoknum penyelenggara negara.Kasus ini tidak hanya melibatkanoknum petinggi BI, tapi juga oknumpada lembaga legislatif dan penegakhukum.
Atas prestasinya, BPK tidakhanya memberikan tanda peng -hargaan, tetapi juga kenaikanpangkat dan promosi kepada timpemeriksa yang berhasil meng -ungkapkan kasus ini.
Setidaknya terdapat empatbentuk penyimpangan yangdilakukan dengan sengaja danberencana dalam kasus aliran danaYPPI. Bentuk pelanggaran yangpertama adalah manipulasipembukuan, baik buku YPPImaupun buku Bank Indonesia. Padasaat perubahan status YPPI dari UUYayasan lama ke UU No. 16 Tahun2001 tentang Yayasan, kekayaandalam pembukuan YPPI berkurangsekitar Rp. 100 miliar. Jumlah Rp100 miliar ini adalah lebih besardaripada nilai penurunan aset YPPIyang diduga semula sebesar Rp. 93miliar tersebut di atas. Sebaliknyapengeluaran dana YPPI sebesar Rp. 100 miliar tersebut tidak
97
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:22 Page 97
98
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
“Saya bersama Pak NovyPalenkahu dan teman-teman lainnya mulai
mengaudit BI sejak Tahun 1999. Padawaktu itu BI diatur dengan UU yangbaru, yaitu UU No. 23 Tahun 1999tentang Bank Indonesia yang antaralain mengatur bahwa Laporan KeuanganBI diperiksa oleh BPK. Pengetahuankami masih sangat awam mengenaioperasi dan laporan keuangan banksentral. Oleh karena itu kami dibantuoleh konsultan KPMG.
Dalam pemeriksaan BI inilah pertamakali saya belajar menerapkan Risk BaseAudit yang dilakukan secara terstruktur dengan dokumentasikertas kerja yang memadai. Pendekatan inilah yang terus kamikembangkan baik di BI maupun pada pemeriksaan lainnya.
Mengenai pengungkapan permasalahan aliran dana YPPIyang menjadi pemberitaan di media masa, menurut kami halitu hanya semata-mata karena Tim menjalankan proseduraudit. Pada waktu Tim Audit BPK melakukan pemeriksaan atasLaporan Keuangan BI Tahun Buku 2004, yang dilaksanakandari bulan Februari sampai dengan Mei 2005, Tim menemukanadanya aset/tanah milik BI yang digunakan dengan carapinjam pakai oleh Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia(YPPI), sebelumnya bernama Yayasan Lembaga PengembanganPerbankan Indonesia (LPPI).
Tim audit kemudian meminta penjelasan mengenai statusYPPI tersebut, dan kemudian diketahui bahwa YPPI adalahyayasan yang didirikan, diawasi oleh BI dan mendapatkanmodal awal serta bantuan operasional dari BI. Dengandemikian antara BI dan YPPI terdapat hubungan istimewa(terafiliasi). Oleh karena itu, Tim Audit BPK meminta Laporan
K e s a k s i a n
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:23 Page 98
99
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
Keuangan YPPI untuk keperluanpengungkapan (disclosure) di dalamLaporan Keuangan BI.
Dari perbandingan antara LaporanKeuangan YLPPI per 31 Desember 2003dan per Juni 2003, diketahui adanyapenurunan kekayaan YLPPI sekitarRp93 miliar. Menindak lanjutipermasalahan penurunan nilai asetYLPPI sebesar Rp93 milliar tersebut, TimAudit BPK di BI mulai melakukanpendalaman pada bulan Juni 2005.Dari sinilah kemudian terungkapadanya penggunaan dana YPPI sebesarRp100 miliar untuk keperluan
diseminasi kepada anggota DPR sebesar Rp31,5 miliar danbantuan hukum kepada mantan pejabat BI sebesar 68,5 miliar.
Pengungkapan kasus ini memerlukan waktu lebih dari 1,5Tahun sampai akhirnya dapat diungkap secara tuntas dandisampaikan kepada Komisi Pembarantasan Korupsi. Yangmenarik adalah, Bapak Anwar Nasution (Ketua BPK saat ini)memberikan dukungan sepenuhnya serta membangkitkansemangat Tim Audit BPK dalam mengungkap kasus ini,walaupun pada waktu kasus ini terjadi, beliau menjabatsebagai Deputi Gubernur Senior BI.
Setiap pemeriksaan tentu ada suka dukanya, tapi yangterpenting adalah bagaimana kita mengatasinya dengan tetapberpegang pada profesionalitas dan indpendensi. Dari kasus inikami juga mendapat pengalaman berharga bagaimana bersaksidi pengadilan Tipikor. Secara psikoligis, kami berusahamengatasi permasalahan psikologis, karena bebarapa pihakterkait adalah merupakan pejabat BI yang selama ini menjadimitra kerja pada waktu melakukan pemeriksaan laporankeuangan.” • I Nyoman Wara
S a n g A u d i t o r
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:24 Page 99
tercatat pada pembukuan BI sebagaipenerimaan ataupun utang.
Kedua, menghindari PeraturanPengenalan Nasabah Bank serta UUtentang Tindak Pidana PencucianUang. Dana itu Dipindahkan duludari rekening YPPI di berbagai bankkomersiil ke rekeningnya di BI danbaru kemudian seluruhnya ditariksecara tunai. Pelanggaran ketigaadalah tindakan bertentangandengan UU Yayasan karena danaYPPI ditarik dan digunakan untuktujuan yang berbeda dengan tujuanpendiriannya semula.
Bentuk pelanggaran keempatadalah dalam penggunaannya.Sebesar Rp. 31,5 miliar dari pada -nya diduga digunakan untukpenyuapan sekelompok oknumAnggota DPR. Sisanya sebesar Rp.68,5 miliar diduga digunakan untukkeperluan penyuapan oknum-oknum penegak hukum oleh limaorang mantan Anggota DewanDireksi/Dewan Gubernur BI yangmenghadapi masalah hukum.Padahal, kelimanya sudahmendapatkan bantuan hukum darisumber resmi anggaran BI sendirisebesar Rp. 27,7 miliar. Bantuanhukum secara resmi itu disalurkansecara resmi kepada parapengacaranya masing-masing.Sebaliknya, dana YPPI sebesar Rp. 68,5 miliar disalurkan langsungkepada individu mantan pejabat BIitu ataupun melalui perantaranya.
Penghargaan dari MAPINPada Desember 2008 BPK meraihpenghargaan dari MasyarakatPenginderaan Jauh Indonesia(MAPIN) kategori instansi peme -rintah/lembaga dengan pengem -bangan Geographic InformationSystem (GIS) dan Remote Sensing(Penginderaan Jauh/RS).
Penghargaan itu diberikan olehKetua MAPIN, Ketut Wikantika,kepada Sekretaris Jenderal BPK,Dharma Bhakti, di Aula Timur,Kampus ITB, Bandung, 10Desember 2008.
Menurut Ketut, penghargaan inidiberikan kepada lembaga-lembagayang mendorong pemasyarakatanpenggunaan dan pengembanganteknologi penginderaan jauh dalampelaksanaan tugasnya. BPK RIdinilai telah berhasil memperkenal -kan dan mengembangkan peng -gunaan GIS dan RS dalampemeriksaannya.
Hal ini dimulai denganketerlibatan BPK RI dalam programpilot study on the use of GIS foraudit of disaster-related aid dalamrangka International Organization ofSupreme Audit Institutions(INTOSAI) Task Force on TheAccountability and Audit of DisasterRelated Aid (AADRA). Teknologitersebut juga dimanfaatkan dibidang pemeriksaan kehutanan.
100
Bab
V¦
Hasil
-has
il Pe
mer
iksaa
n M
enon
jol
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:25 Page 100
Para auditor memang sangatterbantu dengan penggunaanteknologi penginderaan jauhtersebut. Pada akhirnya kualitaspemeriksaan pun meningkat. GISini menggunakan aplikasi komputerdan peta citra satelit sebagai datayang akan diolah. Penggunaanteknologi GIS dapat memperkayametodologi dan teknik pemeriksaan
dalam beberapa hal,antara lain:
•Penentuan SampelPemeriksaan.
Penggunaan teknologiGIS dapat memperluascakupan areal yang akandiuji denganmenggunakan peta citrasatelit.
•Alat Mengolah Data/ Bukti Pemeriksa an.
Teknologi GIS dan RSdapat dimanfaatkanuntuk membantu auditordalam mengolah dataterkait dengan peng -gundulan hutan,penebangan di luar arealyang diizinkan, tumpangtindih lahan (perkebunandan hutan), dan lain-lain.
Kini semakin jelasbahwa BPK memilikikekuatan dan energi yangsemakin kuat dankewenangan yang
semakin besar dalam menjalankanamanat konstitusi. Selebihnya yangdiperlukan adalah peningkatankualitas sumber daya manusia danorganisasi BPK. Selain itu diperlu -kan kerja sama yang sinergis daripemerintah, lembaga legislatif dansegenap unsur pemangkukepentingan.
101
Bab V
¦ Hasil-hasil Pemeriksaan M
enonjol
| Sekjen BPK menerima penghargaan dari MAPIN.
BPK_Bab 05_final:Layout 1 07/01/2009 07:26 Page 101
Perombakan sistem sosial yangbergulir sejak era Reformasi tak
bisa dilepaskan begitu saja tanpaarah yang jelas. Salah satu koridoryang mesti dilalui adalah tegaknyatransparansi dan akuntabilitasfiskal. Tanpa kepastian soal ini,reformasi tidak akan ada artinya.
Itu sama artinya negeri ini akanmengulangi kesalahan seperti yangdilakukan rezim sebelumnya.
Dengan ditegakannya trans -paransi keuangan negara, hal inidapat mencegah berkembangnyakorupsi, kolusi, dan nepotisme.
102
Bab
VI¦
Men
doro
ng T
rans
para
nsi
Keua
ngan
Pus
at d
an D
aera
h MendorongTransparansi
Keuangan Pusatdan Daerah
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:14 Page 102
103
Bab VI¦ M
endorong Transparansi Keuangan Pusat dan Daerah
Ketiga elemen inilah yang menjadisumber hancurnya keuangan negarapada era Orde Baru.
Kelemahan MendasarPada masa Orde Baru kelemahansistem keuangan negara sangatmendasar. Kelemahan tersebutterantang dari desain danpelaksanaan sistem pengendalianinternal, ketidak patuhan terhadapperaturan perundangan,
penyimpangan keuangan negarayang semrawut, dan pengungkapanSAL yang tidak memadai.
Ketiadaan transpransi fiskal padaera ini juga terlihat padapembatasan yang dilakukanterhadap BPK. Pada masa itu objekpemeriksaan BPK hanya terbatas
pada sisi pengeluaran dariAnggaran Pendapatan dan BelanjaNegara (APBN). BPK tak memilikikewenangan untuk memeriksa sisipenerimaan, anggaran non-bujeter,dana di BUMN/BUMD sertayayasan-yayasan yangmenggunakan fasilitas negara.
Pembatasan itu sama artinyadengan mereduksi hak bujet yangdimiliki DPR maupun DPRD.Ironisnya, pembatasan itu kadang
bersumber dari produk hukum yangdihasilkan parlemen sendiri.Beberapa peraturan yangmemasung wewenang BPK itu,antara lain, Undang-undang yangmengatur BUMN, Yayasan,Perseroran Terbatas, Pajak, sertaPerbankan.
| BPK dan Ditjen Pajak bekerjasama melakukan sosialisai SPT dan NPWP kepada pegawai BPK.
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:14 Page 103
Koreksi-koreksiSemangat reformasi menghendakiadanya perombakan sistemekonomi terpusat menjadi sistemberdasar mekanisme pasar. Padasistem ini dituntut adanya efisiensiekonomi dan menekan sekecilmungkin berbagai kebocoran.
Pemerintah era reformasikemudian melakukan serangkaiankoreksi mennyeluruh terhadapsistem keuangan negara warisanOrde Baru itu. Koreksi Pertamaadalah melakukan integrasi atasanggaran negara, sehingga tak adalagi pemisahan antara anggaranrutin dan anggaran pembangunan.Maka, kini kontrol atas anggaranada di pundak DepartemenKeuangan. Tahun anggaran pundiubah sesuai dengan tahunkalender (sebelumnya tahunanggaran dimulai setiap 1 April).
Koreksi di bidang ini dilengkapidengan perubahan format laporankeuangan negara. Berbeda dengaera sebelumnya yang masihmerujuk pada sistem ICW, kiniformat laporan keuangan negaramenggunakan sistem pembukuan
104
Bab
VI¦
Men
doro
ng T
rans
para
nsi
Keua
ngan
Pus
at d
an D
aera
h
| BPK RI Kantor Perwakilan Gorontalo melakukan penyerahan Laporan Pemeriksaan atas LKPD kepada DPRD.
| Rapat rencana aksi di BPK guna memperbaiki laporan keuangandepartemen dan lembaga.
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:14 Page 104
berpasangan, menerapkan akuntasiterpadu yang computerized, danmenerapkan desentralisasa akuntasisecara berjenjang. Penerapanakuntasi berjanjang itu berlaku baikdi tingkat pusat maupun daerah.(Perubahan ini termuat dalamUndang-undang Keuangan Negara2003-2004).
Pemerintah juga melakukanpenertiban atas berbagai anggarannon-bujeter dengan mengintegrasi -kanya kedalam APBN dan APBD.Instansi negara tak boleh lagi men -dirikan badan usaha, yayasan, dankoperasi. Berbagai praktikpenggelem bung an dana (mark up)atas pengadaan barang dan jasajuga ditertib kan. Pemerintah jugamenertibkan pemungutanPenerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP).
Koreksi Kedua, pemerintahmelakukan sosialisasi StandarAkuntasi Pemerintah (SAP) pada 13Juni 2005. SAP ini merupakan yangpertama sejak republik merdekapada 1945. (Pembahasan lebih detilsoal ini ada di BAB III).
Koreksi Ketiga adalah memulih -kan kemandirian BPK sekaligusmemperluas objek pemeriksaan.Perluasan obyek pemeriksaan inibermanfaat untuk mengetahuikondisi keuangan negara yangsesungguhnya. Dalam konstitusidisebutkan perluasanobyekpemeriksaan ini meliputiaset, hutang dan piutang negara,serta penerimaan danpengeluarannya.
Elemen DasarTransparansi FiskalDengan seluruh kondisi yang sudahdiuraikan itu, kebutuhan perlunyatransparansi fiskal memang takterelakkan. Hal ini semakin pentingsetelah Indonesia memutuskanhubungan dengan IMF. Tanpalembaga donor ini, otomatis tak adajuga fasilitas penjadwalan kembalipinjaman luar negeri melalui ParisClub.
Tanpa IMF dan negara donor,maka defisit APBN akan ditutupdengan penerbitan Surat Utang
105
Bab VI¦ M
endorong Transparansi Keuangan Pusat dan Daerah
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:15 Page 105
Negara (SUN) dan penjualan aktivanegara. Tentu saja keberhasilanpenjualan surat utang negara, jugaprivatisasi BUMN/BUMD, sangattergantung pada integritas bangsaitu sendiri. Dalam hal ini integritasitu akan terlihat pada ketepatanwaktu penyajian laporan keuangannegara.
Ada sejumlah elemen yang harusdiperhatikan berkaitan dengantransparansi fiskal ini. Yangpertama, perlunya kejelasanperanan dan wewenang lembaganegara, baik eksekutif, legislatif,maupun yudikatif. Selain soalmekanisme koordinasi, kejelasanjuga menyangkut soal kegiatananggaran dan non-angaran. Halserupa berlaku pula dalam
hubungan antara pemerintahdengan institusi negara non-pemerintah, seperti Bank Indonesia,Bulog, dan BUMN/BUMD.
Keterlibatan pemerintah dalamkegiatan usaha –baik secararegulator maupun pemilik— akandilakukan secara terbuka. Inidimaksdukan agar tak terjadi
monopoli, oligopoli, maupunpersaingan pasar yang tidak sehat.Segala aturan yang berlaku umum,akan berlaku juga untukpemerintah. Pendeknya, tidak adadiskriminasi.
Elemen dasar kedua adalahterbukanya informasi mengenaianggaran. Kegiatan-kegiatan yangdilakukan baik di masa lalu, kini,
106
Bab
VI¦
Men
doro
ng T
rans
para
nsi
Keua
ngan
Pus
at d
an D
aera
h
| Pimpinan BPK menyerahkan LKPP kepada DPD.
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:16 Page 106
hingga masa depan harus bisadiakses oleh publik. Dokumentasianggaran, neraca, dan laporanlainnya terbuka untuk umum.Dokumen-dokumen ini mestimencakup transaksi anggaran resmimaupun non-bujeter terkonsolidasi.
Keterbukaan informasi dariproses penyusunan, pelaksanaan,dan pelaporan anggaran jugamutlak diperlukan. Inilah elemenketiga yang diperlukan dalamtransparansi fiskal. Publikasikeuangan negara harus dibuatsecara resmi dan disajikan tepatwaktu. Ini akan menjadi dokumenresmi yang mengikat pemerintah.
Elemen terakhir yang harusdiperhatikan adalah menyangkutintegritas dan kebenaran keuangannegara. Data angaran yangmencerminkan proyeksipenerimaan dan pengeluaran harusdisusun berdasar asumsi makroekonomi yang komprehensif.
Kebenaran data tersebut disusundengan memperhatikan standarakuntasi yang baku. Kelak, data-data semacam inilah yang akadiperiksa dan diaudit oleh BPK.
Enam Inisiatif BPKPeran konstitusional BPK padadasarnya sampai sebatasmemberikan saran dan rekomendasibagi perbaikan sistem pembukuan,manajemen, dan pertanggungjawaban keuangan negara. Hanyasaja tampaknya kemajuan di bidangini berjalan lamban sehinggadiperlukan sejumlah terobosan.
Untuk mempercepat pem -bangunan dan perbaikan sistempembukuan dan manajemenkeuangan negara, BPK menggelarenam inisiatif yang pada dasarnyamerupakan beyond the call of dutydari tugas standarnya. Inisiatif inipada akhirnya juga mempengaruhi
107
Bab VI¦ M
endorong Transparansi Keuangan Pusat dan Daerah
| Diskusi Tim Pemeriksa BPK mengenai pemeriksaan BOS.
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:16 Page 107
sektor eksekutif dan legislatifpemerintahan. Enam inisiatif ituadalah:
1. Mewajibkan semua terperiksa(auditees) menyerahkanManagement RepresentationLetter (MRL) kepada BPK. Suratini harus dibuat pimpinantertinggi organisasi instansipemerintahan yang menyatakanbahwa laporan keuangan merekadisajikan secara wajar sesuaiStandar Akuntasi Pemerintahantahun 2005 (PP No 24/2005).
Untuk mendorong peningkatanquality assurance, LaporanKeuangan yang akan diperiksaBPK hendaknya di-reviewterlebih dulu oleh InspekturJenderal/Satuan PengendaliInteren ataupun Bawasda. Ini,pada akhirya juga akan men -dorong pengawas internal peme -rintah berfungsi sebagai peng -awas keuangan pemerintah danmencegah inefisiensi. PraktikKKN pun dapat dicegah sejakawal.
2. Inisiatif berikutnya adalahmendorong pemerintah pusatdan daerah segera mewujudkansistem pembukuan keuangannegara yang terpadu (treasurysingle acount). Denganmewujudkan prinsip inipemerintah akan mengetahuiposisi keuangan maupun
108
Bab
VI¦
Men
doro
ng T
rans
para
nsi
Keua
ngan
Pus
at d
an D
aera
h
| Ketua BPK dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan setelah memberikan dialog publik di Bandung.
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:17 Page 108
likuiditasnya secara menyeluruhsetaiap saat.
3. Meminta seluruh terperiksamenyusuan rencana aksi (actionplan) guna meningkatkan opinipemeriksaan laporan keuangan -nya oleh BPK. Rencana aksi ituhendaknya memuat sejumlahrencana perbaikan, sebagaiberikut:
- Menuju sistem pembukanakrual untuk mengungkapkanhak dan kewajiban kontinjesiserta perencanaan jangkapanjang berbasis kinerja
- Sistem aplikasi teknologikomputer yang terintegrasi
- Inventerisasi aset dan hutang
- Memenuhi jadwal penyusunanlaporan keuangan danpemeriksaan serta pertanggungjawaban anggaran seperti yangdiatur dalam tiga paketUndang-undang BidangKeuangan Negara (2003—2004)
- Quality assurance olehpengawas interen
- Perbaikan sumber dayamanusia terutama di bidangakuntansi dan pengelolaankeuangan negara.
4. Membantu entitas pemerintahmelaksanakan rencana aksi yangdisusunnya.
5. Mendorong perombakan struktur
109
Bab VI¦ M
endorong Transparansi Keuangan Pusat dan Daerah
| Ketua BPK dalam sebuah acara dialog publik di Jakarta.
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:17 Page 109
Badan Layanan Umum (BLU),BUMN, BUMD, dan yayasanmaupun kegiatan bisnis TNI/Polriagar menjad lebih mandiri.
6. Menyarankan kepada DPR RI,DPD, dan DPRD untuk segaramembentuk Panitia AkuntabilitasPublik (PAP). Pembentukanpanitia ini dimaksudkan untukmelengkapi fungsi manajemenberbagai institusi yang sudah adadi parlemen. Seperti diketahuiparlemen sudah memiliki PanitiaAnggaran yang bertugas meng -analisis perencanaan anggarannegara maupun daerah. Parlemenjuga memiliki komisi-komisiuntuk mengawasi pelaksanaananggaran oleh departemen teknismaupun dinas. Maka PAPdibentuk dengan tujuan agar
lembaga legislatif dapat meng -awasi pelaksanaan anggaran danprogram kerja pemerintah secarautuh selama tahun fiskal.
Inisiatif BPK itu sudah mem -buah kan hasil. DepartemenPertahanan/TentaraNasionalIndonesia dan POLRI sudahmenyusun program aksi (actionplan) untuk memperbaiki sistempembukuan dan manajemenkeuangannya. Ini sungguhmenggembirakan bahwa instansiyang berhubungan dengankeamanan tersebut telah menunjuk -kan inisiatif untuk melangkah kedepan dan menjadi contoh bagiinstansi pemerintah lainnya.
Dan, akhirnya langkah tersebutmemang diikuti beberapa instansi
110
Bab
VI¦
Men
doro
ng T
rans
para
nsi
Keua
ngan
Pus
at d
an D
aera
h
| Wakil Ketua BPK menerima kunjungan dari ANAO.
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:17 Page 110
111
Bab VI¦ M
endorong Transparansi Keuangan Pusat dan Daerah
pusat dan berbagai pemerintahdaerah. BPK memberikanpenghargaan kepada instansi yangtelah menjalankan perbaikan sistempembukuan dan manajemenkeuangannya. Pada ulang tahun ke-60 BPK (2007), penghargaandiberikan kepada Pemerintah
Provinsi Gorontalo. Penghargaanselanjutnya akan diberikan saatulang tahun ke-62 (2009).
Perluasan ObyekPemeriksaanPerluasan obyek pemeriksaan inidilakukan untuk memperolehgambaran yang nyata tentangkondisi keuangan negara yangsebenarnya. Perluasan ini meliputisemua aspek aset dan hutang-piutang negara, penerimaan danpengeluarannya. Penerimaan ini
mencangkup pajak dan non pajak.
Salah satu peranan pantingdalam kaitan ini adalah denganberlakunya otonomi daerah.Undang-Undang No 15 Tahun 2004tentang Pemeriksaan Pengelolaandan Tanggung Jawab KeuanganNegara telah memerintahkan BPK
untuk memeriksa keuanganPemerintah Daerah. Hasilpemeriksaan nantinya akandiserahkan kepada DPRDKabupaten/Kota.
Dengan menjalankan fungsiitulah BPK pada akhirnya juga ikutmenjadi perekat keutuhan NegaraKesatuan Republik Indonesia(NKRI). Dampak dari pemeriksaanke setiap pemerintah daerah ituakan meniadakan rasaketidakadian, kecurigaan, dancemburu antar daerah.
| Jajaran TNI dan Dephan sudah menyusun rencana aksi untuk memperbaiki Laporan Keuangan.
BPK_Bab 06_final:Layout 1 02/01/2009 18:18 Page 111
Keniscayaan Reformasi Birokrasi
Hasil-hasil yang telah dicapai BPKsebagaimana diuraikan pada Bab
6 memang bisa disebut pencapaianbesar berkaitan dengan tugas yangdiamanatkan konstitusi. Namun,pencapaian yang lebih penting BPKsesungguhnya adalah dalam halpengembangan organisasi dan
peningkatan kapasitas sumberdayanya. Dengan ketiga hal ini, BPKmembangun sebuah pondasi yangkokoh dan menggelar ‘karpet merah’bagi para pengemban amanat yangluhur ini di masa-masa mendatang.
Dengan segala bekalkonstitusional yang telah dimiliki,kini semakin lempang jalan bagiBadan Pemeriksa Keuangan (BPK)untuk menjadi lembaga pemeriksa
112
Bab
VII
¦ Pe
ngem
bang
an O
rgan
isasi Pengembangan
ORGANISASI
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:24 Page 112
113
Bab VII¦ Pengem
bangan Organisasi
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:26 Page 113
keuangan negara yang bebas danmandiri. Namun, pemulihanindependensi saja tidak cukup,tanpa dibarengi dengan konsolidasiinternal agar BPK ini menjadiprofesional dan mampu berperanaktif dalam mewujudkan tata kelolakeuangan negara yang akuntabeldan transparan.
Secara ringkas, peran atau tugaspokok BPK yang semakin sarat itubisa diuraikan dalam dua hal:Pertama, BPK adalah pemeriksasemua asal-usul dan besarnyapenerimaan negara, dari mana pun
sumbernya. Kedua, BPK harusmengetahui tempat uang negara itudisimpan dan untuk apa uangnegara tersebut dipergunakan.Sebelum paket tiga undang-undangKeuangan Negara dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentangBadan Pemeriksa Keuangan, praktismasih sangat terbatas kekuatan BPKdalam menjalankan tugas tersebut,terutama tugas yang pertama.
Itu adalah sebagian dari keadaanyang mengharuskan langkahreformasi birokrasi di tubuh BPK.Banyak hal-hal lain yang
114
Bab
VII
¦ Pe
ngem
bang
an O
rgan
isasi
| Suasana tes rekruitmen pegawai baru BPK.
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:27 Page 114
mengharuskan itu, sepertipeningkatan tuntutan masyarakatterhadap keterbukaan danakuntabilitas BPK sendiri mengenaiproses, hasil, dan tindak lanjutpemeriksaan yang telah dilakukan -nya. Juga, masih banyak salahpersepsi dari masyarakat, auditee,aparat penegak hukum, dan pihak-pihak lain yang berkepentinganmengenai tugas pokok dan fungsiBPK. Belum lagi, tingkat awarenessmasyarakat terhadap BPK jugaterbilang masih rendah sehinggapartisipasi masyarakat dalammelaporkan dugaan tindakpenyalahgunaan keuangan negarajuga rendah. Bahkan, yang palingpenting dari semua itu adalahpeningkatan kemampuan dankualitas pemeriksaan oleh BPK.
PengembanganKualitas Sumber dayaManusiaLangkah-langkah reformasibirokrasi BPK pascaamandemenUUD 1945 telah menghasilkanbanyak kemajuan di bidangorganisasi, termasuk di dalamnyapengembangan sumber dayamanusia (SDM). Berbicaramengenai SDM tak bisa tidak harusdimulai dari masalah rekruitmen.BPK melakukan seleksi secara ketat,dengan melihat kompetensi apa danjabatan apa yang diperlukan diBPK. Pegawai yang akan masuk keBPK sudah diuji berdasarkankompetensi yang ada di BPK. Tentusaja, dalam hal ini, yang pokokadalah auditor.
115
Bab VII¦ Pengem
bangan Organisasi
TAHUN 2007 4.305
TAHUN 2008 4.382
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:28 Page 115
Selain itu, BPK kinimendapatkan fleksibilitas dariBadan Kepegawaian Negara (BKN),yakni kewenangan untukmelaksanakan tes sendiri. Tidakseperti dahulu, semua materi soalkini dibuat oleh BPK, mulai tespotensi akademik, kompetensiteknis berupa Bahasa Inggris agarbisa berkomunikasi dengan badanpemeriksaan asing, dan bahasaIndonesia serta kompetensi perilakudengan psikotes. Agar diperolehtenaga-tenaga yang berkualitas,proses seleksi ini melibatkan pihakluar (outsourcing). Untuk BahasaInggris, BPK bekerja sama denganLembaga Administrasi Negarakarena lembaga tersebut sudahmempunyai sertifikasi internasionaluntuk TOEFL. Sedangkan tes
Bahasa Indonesia dilakukanbersama Universitas Negeri Jakarta.Selanjutnya, sebagai bekalkompetensi teknis pemeriksaanbagi pegawai yang sudah diterima,BPK menyediakan pelatihan selamatiga bulan, yang berisi materiauditing, akuntansi, dan laporankeuangan.
Selanjutnya, untuk semua unitkerja di BPK berlaku kewajiban bagiseluruh pegawai untuk mengikutipendidikan profesionalberkelanjutan, berupa pelatihan 40jam dalam setahun. BPK juga kinitengah menyusun konsepkompetensi untuk seluruh jabatanyang ada di BPK. Meskipun konsepitu belum rampung, saat ini prosestelaah kompetensi (assessment)mulai diberlakukan kepada para
116
Bab
VII
¦ Pe
ngem
bang
an O
rgan
isasi
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:28 Page 116
pegawai BPK. Tahun 2008, ada1.000 pegawai yang menjalaninya.Mereka akan dinilai untukmengetahui siapa yang sudahmemenuhi, siapa yang belum,bahkan siapa yang kualitasnyamemang buruk. Auditor yangkemampuan auditnya buruk akanditarik dari tugas audit. Tidaktertutup kemungkinan, merekayang tidak memiliki kemampuanteknis dan secara perilaku jugaburuk diberhentikan.
Pada tahun 2006, menjelangkeluarnya UU No. 15 Tahun 2006,BPK mengundang MenteriPendayagunaan Aparatur Negaradan Kepala BAKN untuk
membicarakan kebutuhan pegawaiBPK. Dari pembahasan itu, Menpanmenjanjikan untuk menambahpegawai auditor saja sebanyak2.000 orang. Sekarang sudahterpenuhi, termasuk 600 yangsedang dalam proses rekruitmen.Untuk bidang auditor memangsudah terpenuhi, tetapi untuktenaga administrasi belum sehinggauntuk sementara auditor jugamerangkap sebagai pegawaiadministrasi.
Ini tentu harus dimaklumikarena berkaitan dengankebijaksanaan nasional pemerintahuntuk menerima 350 ribu pegawaisetiap tahun, dan 300 ribu adalah
117
Bab VII¦ Pengem
bangan Organisasi
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:29 Page 117
pengangkatan tenaga honorermenjadi pegawai negeri sipil.Dengan demikian, untukrekruitmen murni yangdialokasikan kepada publik hanyatersisa 50 ribu. Ini tentu berimbaspada BPK sehingga kini pemerintahbaru menjatah auditor saja.
Yang pasti, BPK terusmeningkatkan kualitas sumberdayamanusia maupun kapasitasorganisasionalnya. Perkembangan-perkembangan seperti diuraikan diatas merupakan kemajuan yangsangat drastis dibandingkan denganlima tahun lalu. Secara sederhanabisa dijelaskan bahwa dalammenjalankan tugaskonstitusionalnya, Pasal 34 UU No.15 Tahun 2006 berbunyi: (1) BPKdalam menjalankan tugas danwewenangnya dibantu olehPelaksana BPK, yang terdiri dariSekretariat Jenderal, unit pelaksanatugas pemeriksaan, unit pelaksanatugas penunjang, perwakilan,Pemeriksa, dan pejabat lain yangditetapkan oleh BPK sesuai dengankebutuhan. (2) Pemeriksasebagaimana dimaksud pada ayat(1) merupakan jabatan fungsional.(3) Dalam melaksanakan tugaspemeriksaan, BPK menggunakanPemeriksa yang berstatus sebagaiPegawai Negeri Sipil atau yangbukan Pegawai Negeri Sipil. (4)Ketentuan mengenai organisasi dan
118
Bab
VII
¦ Pe
ngem
bang
an O
rgan
isasi
| Sekjen BPK tahun 1964 - 2009|
Dharma BaktiSeno
SugiantoBambang Triadji
Syahbudin MasuliliSoewandhi
Rohana WangsadihardjaSudjito Sundhumihardjo
Yushar YahyaAbu Ismojo
Mulyatno SidnhudarmokoSelo Sumardjan
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:30 Page 118
tata kerja Pelaksana BPK sertajabatan fungsional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)ditetapkan oleh BPK setelahberkonsultasi dengan Pemerintah.
Pada bulan Juli 2008, dalamRapat Kerja Pelaksana BPK RITahun 2008, Sekretaris JenderalBPK RI Dharma Bhakti memapar -kan capaian rencana strategisKesetjenan. Sasaran strategiskesetjenan memiliki cakupanpencapaian seluruh biro di SetjenBPK, yaitu Biro Keuangan, BiroUmum, Biro Humas dan LuarNegeri, Biro SDM, Biro Teknologi
Informasi, dan Biro SekretariatPimpinan. Dalam pemaparannya,Sekjen BPK menyebutkan indikatorsukses (KPI) Setjen, di antaranya:jumlah hari penyelesaian risalahSidang Badan, jenis opini laporankeuangan, tingkat pemenuhan danpenyerapan anggaran BPK, tingkatkesesuaian proses pelaksanaananggaran dengan SOP, jumlahpengaduan yang ditindaklanjuti,serta indeks kepuasan pemilikkepentingan terhadap informasiyang dihasilkan BPK.
Sebagai gambaran, misalnya,pada Biro Keuangan, dipaparkan
119
Bab VII¦ Pengem
bangan Organisasi
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:32 Page 119
realisasi anggaran menurut jenisprogram atas pagu dalam DIPAtahun 2008 sampai dengan 30 Juni2008, yang mencapai 30,08%.Sedangkan realisasi biayapemeriksaan per 30 Juni 2008 padabeberapa perwakilan telah melebihi
pagu anggaran dalam DIPA dantelah dipenuhi dari anggaran pusat.Pencapai KPI Biro Keuangan padaSemester I tahun 2008 dipenuhidengan sasaran strategisterwujudnya pengelolaan dantanggungjawab keuangan BPK yang
120
Bab
VII
¦ Pe
ngem
bang
an O
rgan
isasi
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:32 Page 120
transparan dan akuntabel. Targetlaporan keuangan tahun 2007adalah mendapat opini Wajardengan Pengecualian (WDP).Namun, pencapaiannya mendapatopini Wajar Tanpa Pengecualian(WTP). Selain laporan keuangantelah mendapat opini WTP, BiroKeuangan telah mempublikasikanLaporan Keuangan Tahunan 2007yang telah teraudit di situs internetBPK dan media. Sebagaipencapaian tambahan, BPKmemperoleh penghargaan daripemerintah pada RakernasAkuntansi dan Pelaporan Keuanganpada 2008 atas pencapaian tertinggidalam penyusunan laporankeuangan sesuai dengan StandarAkuntansi Pemerintah.
Pertanggungjawabandan IndependensiAnggaranReformasi birokrasi di BadanPemeriksa Keuangan (BPK) yangbergulir sejak keluarnya UU No. 15
Tahun 2006 melahirkan perubahanyang cukup mendasar terkaitdengan independensi anggaranmaupun pertanggungjawabanlembaga ini. Kalau dulu BPK keMenteri Keuangan dalam urusananggarannya, kini berhubungandengan DPR. Anggaran BPK jugaterus mengalami peningkatan. Padatahun 2004, anggaran BPK adalahsebesar Rp. 279.073,55 juta, danpada 2008 menjadi 1,497 triliun. Inidi sebab kan banyak program-program yang diusulkan BPKdisetujui DPR maupun pemerintah,disamping untuk memenuhikebutuhan jaringan kantorperwakilan BPK yang semakinmeluas.
Independensi anggaran harusdipahami bahwa anggaran BPKtetap dalam satu entitas laporankeuangan di APBN. Seluruh paguanggaran dan seluruh alokasianggaran harus melalui prosesbiasa, yakni DPR, lalu dilakukanpembahasan pagunya berapa,alokasi per masing-masing unit,
121
Bab VII¦ Pengem
bangan Organisasi
Rekapitulasi Pegawai Terkena Hukuman Disiplin, 2004 - 2008
Keterangan: Tahun 2008 masih dalam proses sebanyak 14 orang.
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:33 Page 121
tetap melibatkan pemerintah, yakniDepartemen Keuangan danBappenas. Dengan demikiananggaran BPK merupakan bagiandari APBN.
Dalam praktiknya, independensianggaran telah memberi dampakyang besar, antara lain denganadanya remunerasi danpeningkatan biaya pemeriksaanyang akan memperbaiki sikap danperilaku auditor dalampemeriksaan. Sesuai dengan UUNo. 17 Tahun 2003, BPKmengusulkan agar anggaran untukdibahas pemerintah bersama DPR.Di sana, BPK mengusulkan
program-program dan anggaranyang dibutuhkan, kemudian keluarpagu indikatif. Tahap selanjutnyaberproses sesuai denganmekanisme RAPBN, dan terakhirditetapkan pagu definitif.
Pada TA 2007 KAP yangditunjuk DPR memberikan opiniWajar Tanpa Pengecualian ataslaporan keuangan BPK. Untuktahun 2008 ini, kira-kira padaMaret 2009 akan diaudit lagi.
Dengan kondisi sepertisekarang, auditor BPK semakinkompetitif. Ditilik prosesrekrutmennya, lulusan yang masuk
122
Bab
VII
¦ Pe
ngem
bang
an O
rgan
isasi
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:33 Page 122
BPK jauh lebih bagus sehingga BPKmempunyai tenaga auditor yangjauh lebih bagus dengan imbalanyang kom pe titif pula –gaji entrylevel berkisar antara Rp 4 sampai 5juta. Dengan demikian, auditor BPKtidak boleh menerima imbalan apapun dari auditee. Di samping itu,
kompetensi para auditor BPK jugaterus me ningkat dengan program-program sertifikasi, baik yangbersifat lokal maupun internasional(CPA, CFE). Saat ini, BPK telahmemiliki 12 auditor bersertifikatCISA, 36 bersertifikat CFE dan 14bersertifikat CIA.
123
Bab VII¦ Pengem
bangan Organisasi
Rasio PC dan Notebook dengan Jumlah Pegawai BPK
Status Juli 2008
- Jumlah Pegawai (termasuk CPNS) 4.836 orang- Jumlah Auditor 2.588 orang- Jumlah PC dan Notebook 1.750 + 1.885 = 3.635
- Rasio antara (PC+Notebook): Jumlah Pegawai = 3.635 : 4.838 = 1 : 1,3
- Rasio antara Notebook: Jumlah Auditor = 1.885 : 2.588 = 1 : 1,4
Catatan: Jumlah PC dan Notebook tersebut masih termasuk PC dan Notebook yang rusak karena belum dihapuskan, sedangkan data pegawai diperoleh dari SISDM.
Rencana BPK 2009 dalam Pengadaan Teknologi Baru
• Video Conference• Pengadaan dan sosialisasi software audit “Arbutus” (versi baru
dari ACL), baik di Pusat maupun seluruh kantor perwakilan• Penyediaan software GIS bagi tim audit lingkungan• Pengadaan teknologi VPN Dial (Virtual Private Network) untuk
dukungan bagi pegawai BPK yang melaksanakan tugas di luarkantor agar dapat link ke jaringan internet BPK
BPK_Bab 07_final:Layout 1 02/01/2009 18:34 Page 123
BPK dalam PergaulanINTERNASIONAL
124
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:45 Page 124
Semakin bertajinya BPK dalammenjalankan perannya di dalam
negeri tidak membuat lembaga inilantas hanya menjadi jago kandangbelaka. Pengaruh nyata BPK jugakian terasakan dalam kancahpergaulan internasional. Bahkan, diberbagai event internasional, BPKtidak hanya hadir secara
kelembagaan. Kontribusi paraauditornya pun telah ikutmenegaskan peranan lembaga ini.
Peran yang semakin meningkatini, misalnya, terlihat padaketerlibatan BPK dalam organisasiInternational Organization ofSupreme Audit Institutions(INTOSAI) maupun AsianOrganization of Supreme AuditInstitutions (ASOSAI). Dalamketerlibatannya dengan organisasi-organisasi internasional itu, BPKmelakukan pertukaran pengetahuandan pengalaman dengan BPKnegara-negara lain sesuai mottoINTOSAI: “Mutual ExperienceBenefits Alls.”
Selain berkiprah dalam berbagaiorganisasi internasional, BPK jugamenjalin hubungan bilateraldengan beberapa negara lain.Beberapa negara itu, antara lainAustralia, Belanda, Ceko, Swedia,Rusia, Polandia, Amerika Serikat,Norwegia, Iran, Brunei, Thailand,Malaysia, Perancis, Selandia Baru,dan lain-lain.
Dalam UUD 1945, para pendirirepublik telah menggariskan bahwanegeri ini harus ikut berperandalam melaksanakan ketertibandunia berdasar kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilansosial. Sepak terjang BPK dalampergaulan dunia tersebut sejatinyatak lain merupakan perwujudan
125
Bab VIII¦ BPK dalam
Pergaulan Internasional
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:46 Page 125
amanat konstitusi dan sekaligusbagi kepentingan nasional.
Tentu saja kiprah internasionalini juga memberikan manfaat bagiBPK sendiri. Berbagai pengalamanyang diperoleh dalam forumantarbangsa itu dapat digunakanuntuk meningkatkan kinerjaorganisasi, terutama dalammelakukan pemeriksaan.
Kiprah di INTOSAI dan ASOSAISegera setelah bencana tsunamipada 26 Desember 2004, BPKmenggelar International Conferenceon Promoting FinancialAccountability in Managing FundsRelated to Tsunami Conflict andOther Disaster, pada 25—27 April
2005. Konferensi ini dihadiri oleh142 delegasi dari 20 negaratermasuk negara donor dan negara-negara yang terkena dampaktsunami. Hadir pula lembaga-lembaga internasional, seperti PBB,IMF, Bank Dunia, UNDP, ADB, dansebagainya. Konferensi inidimaksudkan untuk memeriksabantuan internasional yangmengalir ke Indonesia gunamengatasi dampak tsunami di Acehdan Nias.
Konferensi kemudianmemutuskan membentuk DewanPenasihat BPK (BPK Advisory Board)yang terdiri dari 12 negara donor.Tugas dewan adalah memberikanbantuan teknis dan melakukanaudit bersama atau advis kepadaBPK.
Bab
VIII
¦ BP
K da
lam
Per
gaul
an In
tern
asio
nal
| Foto bersama dalam pembukaan The IDI-ASOSAI Quality Assurance Review Metting di Auditorium BPK.
126
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:47 Page 126
Terilhami dari kondisi itulahINTOSAI kemudian membentukgugus tugas (task force) khususyang melakukan audit danabencana alam pada November2005. Gugus tugas ini kemudiandisebut Working GroupAccountability for and Audit ofDisaster-related Aid (AADA) yangdipimpin oleh Ketua SAI Belanda.Ketua BPK Indonesia ditunjuksebagai Wakil Ketua.
Momentum di atas menjadi
sangat penting, karena setelahitulah bentuk-bentuk kerja-samaBPK di kancah internasionalsemakin intens. Peristiwa itu jugamenumbuhkan solidaritas antarBPK seluruh dunia. Berbagai gugus-tugas dibentuk untuk menangani
pemeriksaan-pemeriksaan yangsifatnya spesifik.
Saat ini, BPK juga terlibat dalamWorking Group on EnviromentalAuditing (WGEA). Di kelompokkerja ini, BPK menjadi anggotasteering commite sejak 2004. BPKjuga ditunjuk sebagai pemimpintim untuk penyusunan manualaudit kehutanan. Anggotanyaadalah Bahama, Bhutan, Brasil,Malaysia, Meksiko, dan lain-lain.
Pada tahun 2008 BPK pun ikut
aktif dalam Working Group on FightAgainst International MoneyLaindering and Corruption(FAIMLAC). Dalam WG FAIMLACinilah dilaksanakan kerja samadalam berbagai bentuk, misalnya,
1. Pertukaran informasi strategi
127
Bab VIII¦ BPK dalam
Pergaulan Internasional
| Auditor BPK dalam Pelatihan Audit atas PBB.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:48 Page 127
pemberantasan korupsi hinggametodologi pemeriksaan;
2. Kerja sama yang saling meng -untungkan dengan negara lain;
3. Saling membantu menarik uanghasil korupsi yang sudahdilarikan ke luar negeri.
Pada bulan Juli 2009, Indonesiamenjadi tuan rumah pertemuanWG FAIMLAC.
Saat ini (2008) BPK tengahmenjajagi menjadi anggotaINTOSAI Working Group on KeyNational Indicators. Ini dilakukanuntuk menjawab permintaan dantawaran dari Supreme AuditInstitution (SAI) Rusia selaku ketua.
Selain itu BPK juga aktif terlibatsebagai expert staff dalam INTOSAIProfessional Standards Comitteuntuk memberi masukan padapenyempurnaan standarpemeriksaan, dan sebagainya.
Jejak BPK dalam pergaulaninternasional juga tampak dalamASOSAI. Hingga kongresnya yangke-10 di Shanghai (2006), misalnya,BPK menjadi salah satu eksternalauditornya.
Keterlibatan BPK dalam ASOSAIbahkan sudah dilakukan sebelumorganisasi itu resmi didirikan.Dalam Kongres INTOSAI pada 1977di kota Lima, Peru, sejumlahdelegasi dari negara-negara Asia –
128
Bab
VIII
¦ BP
K da
lam
Per
gaul
an In
tern
asio
nal
| Penandatanganan kerja sama BPK RI dengan JAN Malaysia di Denpasar, Bali.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:49 Page 128
termasuk Indonesia—menyempatkan diri bertemu.Pertemuan yang diprakarsaidelegasi Filipina ini membahaskemungkinan mendirikan INTOSAIuntuk regional Asia.
Gagasan ini kemudiandiwujudkan pada tahun 1978 diBerlin Barat. Saat itu, parapemimpin SAI bertemu untukmenghadiri seminar Developmentand Government Audit CareerService, Problems and Implications.Pertemuan para pemimpin Asia inikemudian berhasil menandatangani“kesepakatan bersama” untukmendirikan ASOSAI. Para pendiriASOSAI adalah Afghanistan,Bangladesh, India, Indonesia,Malaysia, Nepal, Filipina,
Singapura, Srilanka, dan Thailand.BPK pun selanjutnya terlibat aktifdalam setiap kegiatan ASOSAI baiksebagai peserta, narasumber,instruktur, dan tuan rumahpenyelenggaraan kegiatan ASOSAI.Terakhir BPK RI menyelenggarakanIDI-ASOSAI Quality AssuranceReview Meeting di Jakarta.
INTOSAI DevelopmentInitiative (IDI) danASOSAI TrainingAdministratorSaat ini BPK memiliki duaASOSAI-IDI Training Specialistaktif, satu diantaranya memilikiDiploma Adult Learning dari IDI.Mereka aktif tidak hanya dalam
129
Bab VIII¦ BPK dalam
Pergaulan Internasional
| Penandatanganan kesepakatan kerja sama antara BPK RI dan Norwegia.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:50 Page 129
130
Bab
VIII
¦ BP
K da
lam
Per
gaul
an In
tern
asio
nal
kegiatan pelatihan regional/workshop, tetapi juga dalamkegiatan pengembangan kapasitaslainnya, seperti Capacity BuildingNeeds Assesment, pengembanganHandbook of Learning, danpengembangan modul training bagiASOSAI, dan sebagainya. Saat iniada empat orang auditor BPK yangsedang mengikuti progam enambulan ASOSAI Training Specialist.Saat ini pun BPK terlibat dalam tigaprogram capacity building IDI-ASOSAI, yakni: Electronic BlendedProgram for Trainers, programpengembangan audit atas hutang,dan program pengembangan qualityassurance audit keuangan.
Berbagai Kerja samaBilateralPeran aktif BPK di organisasiinternasional tak mengendurkan
lembaga ini dalam menjalinberbagai kerja sama bilateral. Kerjasama ini tak hanya terbatas denganBPK negara lain, tetapi juga dengannegara-negara donor.
Kerjasama bilateral yangdituangkan dalam bentuk MoU,meskipun masih benyak dalamtahap implementasi awal, namunaspek psikologisnya sudah mampumenciptakan sikap hati-hati bagiauditee dalam mengelola keuangannegara. Misalnya MoU dengan SAI
negara Eropa Timurdalam hal auditpengadaan senjata, bisamengurangi praktikekonomi biaya tinggi.
Berikut ini beberapacontoh kerja samabilateral.
• Kerjasama denganAlgemene Rekenkamer(ARK) Belanda
| Delegasi BPK Amerika Serikat dalam sebuah pertemuan di Jakarta (2005).
| Penandatanganan kerja sama audit keuangan antara BPK dan ANAO.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:50 Page 130
Kerja sama dengan LembagaPemeriksa Keuangan NegaraBelanda ini sudah berlangsunglama dan dalam suasana sangaterat. BPK memanfaatkan kerja samaini untuk mengembangkan sistempemeriksaan.
Belanda dan Perancis adalah duanegara yang memelopori sistempemeriksaan versi kontinental.Sistem lainnya adalah versi anglo-saxon (dipelopori Inggris) dan versiAmerika Utara (pelopornyaAmerika Serikat dan Kanada).
BPK mengirim delegasi keBelanda dalam kerangka kerjasama ini. Pada era reformasi,BPK kembali menengok versikontinental guna mempelajariaturan yang masih berlakuhingga awal abad 21.
Belanda juga berkontribusidalam penyusunan StandarPemeriksaan Keuangan Negara(SPKN). Pada tahun 2009 BPKBelanda akan melakukan peerreview atas kinerjapemeriksaan BPK. Untukmeningkatan quality assurancelaporan audit yang dihasilkan BPK,BPK Belanda akan melakukan peerreview atas BPK pada tahun 2009.Bekerja sama dengan pemerintahBelanda, selama dua tahun terakhirBPK mengirimkan auditor untukbelajar audit atas pekerjaan umum.
• Kerjasama de ngan Aus tra liaNational Audit Office (ANAO)
Kerja sama dengan SAI NegeriKanguru yang dimulai pada 2006dilakukan dalam bidang auditkinerja, audit keuangan, danmanajemen kontrak.
Hingga akhir Oktober 2008,kegiatan yang telah dilaksana kanadalah:
• Pemeriksaan Kinerja:
- Workshop Audit Kinerja (3 kali)
- Secondment Pemeriksaan kinerja(dilaksanakan dalam 2 batch danmelibatkan 4 auditor)
- Piloting Project PemeriksaanKinerja (3 tahap)
• Pemeriksaan Keuangan
- Workshop Audit Keuangandengan penekanan RBA (3 kali)
131
Bab VIII¦ BPK dalam
Pergaulan Internasional
| Salah satu kegiatan dalam Program Secondment di ANAO.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:51 Page 131
- Secondment PemeriksaanKeuangan ( 2 batch, melibatkan6 auditor)
- Supervisory Visit (2 kali)
• Contract Management. BPKmengirimkan auditornya keANAO untuk mempelajarikontrak manajemen.
Kerjasama dengan ANAO sangaterat, terbukti diluar item-itemperjanjian yang telah disepakati,kedua institusi juga melakukankerjasama lain. Misal nya ANAOmemberikan masukan bagi BPKsaat melakukan judicial review keMahkamah Kons titusi terkait UUNo 28 Tahun 2007. Mereka jugamemberi masukan dan penyem -purnaan manual pemeriksaan danmateri diklat audit kinerja danaudit lingkungan.
• Kerja sama denganBPK Perancis
Kerja sama denganSAI negeri inimerupakan perwujudandari rekomendasikonferensi internasionalyang di prakarsai BPK diJakarta pada 2005.
Kerja samadimaksudkan untukmeningkatkankemampuan pemeriksaBPK dalam memeriksa
dana bencana dan area konflik.Peningkatan kemampuan inidilakukan dengan mengirimpemeriksa BPK dalam trainingmultinasional di Perancis danFilipina. Selanjutnya, auditor BPKdiberi kesempatan bergabungdengan Tim Audit Perancis (selakuUN External Auditor ) untukmelakukan pemeriksaan di Kosovo,Kongo, Eritrea dan markas besarPBB di New York.
• Kerja sama dengan SAI AmerikaSerikat
Hubungan BPK Indonesiadengan sejawatnya di AmerikaSerikat sudah lama terjalin denganbaik. Hubungan yang baik inimemungkinkan untuk berkembangdalam bentuk kerja sama dalambidang pelatihan, studi banding,maupun penyediaan tenaga ahli.Berbagai pelatihan yang digelar di
132
Bab
VIII
¦ BP
K da
lam
Per
gaul
an In
tern
asio
nal
| Auditor BPK dalam program Secondment dengan US GAO.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:52 Page 132
133
Bab VIII¦ BPK dalam
Pergaulan Internasional
negeri Paman Sam itu juga diikutirutin oleh BPK. Misalnya, kegiatansecondment (Fellowship Program)selama enam bulan. Tak hanya itu,bantuan tenaga ahli untuk me-review konsep Standar PemeriksaanKeuangan Negara juga diberikanoleh Amerika Serikat.
• Kerjasama dengan BPKSelandia Baru
Para auditor BPK beberapa kalibergabung dengan tim pemeriksanegeri Kiwi itu untuk memeriksalaporan keuangan entitas tertentudi sana. Kesempatan ini tentu sajadigunakan untuk meningkatkankemampuan pemeriksa BPK.
Hubungan kedua lembagasemakin erat ketika Auditor General
Selandia Baru ditunjuk untukmelakukan peer review terhadapBPK pada 2004. Kegiatan inidilakukan untuk menjawabpertanyaan siapakah lembaga yangberhak memeriksa BPK di erareformasi ini?
Pada akhirnya dipastikan,Laporan Keuangan BPK diperiksaoleh kantor akuntan publik (KAP).Sedangkan kinerja BPK diperiksalembaga pemeriksa independensesama anggota INTOSAI. BPKSelandia Baru dipilih setelahsebelumnya ditetapkan tigakandidat. Dua kandidat lain adalahSpanyol dan Italia.
• Kerja sama dengan BPK Rusia
Khusus dengan BPK Rusia, BPKmenjajaki kerja sama pada bidangpeningkatan kemampuanpemeriksaan sektor publik.Rancangan persetujuan kerjasamakedua belah pihak sudahditandatangani di Indonesia padatahun 2007 bertepatan dengankunjungan kenegaraan Presiden VPutin ke Indonesia. Dari Rusia pulaBPK belajar peranan lembagapemeriksa dalam sebuah negarayang mengalami transisi demokrasi.
Tujuan lainnya adalah mening -kat kan kemampuan auditor dalampengelolaan dan audit danaperimbangan. Saat ini kedua BPKsedang melakukan paralel audit dibidang pengadaan senjata.
| Kesepakatan kerja sama dengan BPK Rusia.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:53 Page 133
• Kerja sama dengan SwedishNational Audit Office (SNAO)
Tujuan kerja sama dengan badanpemeriksa dari negeri Skandinaviaini adalah untuk meningkatkankemampuan auditor BPK meng -audit Bank Indonesia.. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukanadalah:
Workshop dalam bidang RiskAssesment, Internal control analisysand planning of audit dan bantuanteknis untuk memeriksa BankIndonesia.
Kunjungan auditor BPK keSNAO untuk belajar proses auditbank sentral yang dilakukanlembaga itu. Juga menghadiriseminar terbatas mengenai
pengelolaan cadangan devisa dansistem pembayaran.
Selain itu juga memberi bantuanteknis pelaksanaan audit lapangandan pembuatan laporan. Padakesempatan ini pun BPK jugamembagikan pengalaman auditbank sentral bagi auditor SNAO.
• Kerja sama dengan JabatanAudit (JAN) Malaysia
Dengan negeri jiran ini BPKmenjalin kerjasama audit di bidanglingkungan, keamanan, dan lain-lain. Muncul pula gagasan untukmenyusun proposal pembentukanSAI ASEAN. Adapun berbagaikegiatan yang telah dilakukan,antara lain:
134
Bab
VIII
¦ BP
K da
lam
Per
gaul
an In
tern
asio
nal
| Penandatanganan kerja sama dengan JAN Malaysia.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:54 Page 134
- Pengiriman auditor untukmengikuti secondmant di JANMalaysia
- Supervisory Visit
- Penandatanganan rencana kerjasama dalam bidang audit pajak.
- Penyusunan modul traininguntuk Performance Audit sektorkesehatan yang dilakukan diMalaysia
- Joint training Pusdiklat BPK RIdengan National Academy JANMalaysia seputar bidanginvestigasi audit.
- Pelaksanaan paralel audit dibidang audit atas manajemenkehutanan.
Pengalaman yang penting dariMalaysia adalah terbukanyaDitjen Pajak Malaysia terhadappara auditor, termasuk auditorBPK yang magang, dalammengakses data pajak
• Kerja sama dengan RepublikIslam Iran
Iran adalah negeri yang sangatspesifik karena menjadikan Islamsebagai landasan bernegara. Dengannegeri ini BPK bermaksudmeningkatkan kemampuan auditordi bidang pemeriksaan per minyak -an. Selain itu juga belajarpengelolaan sistem keuanganberbasis Islam.
• Kerja sama denganSupreme Chamber of Control ofthe Republic of Poland (NIKPolandia)
Tujuan membuka kerja samadengan BPK Polandia ini adalahuntuk meningkatkan auditordalam mengaudit pemerintahdaerah. Selain itu juga untukmendukung penerapanpendekatan terintegrasi dankonsisten di bidang auditpertahanan negara sesuai standarinternasional. Untuk maksud itutelah dilakukan penanda-tanganan MoU.
135
Bab VIII¦ BPK dalam
Pergaulan Internasional
| Penandatanganan kerja sama dengan BPK Iran.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:55 Page 135
Pada tahun 2009 direncanakanakan dilakukan pertukaraninformasi mengenai auditpemerintah daerah.
* Kerjasama dengan BPK Ceko
BPK RI juga melakukanpenandatanganan perjanjiandengan BPK pada bulan November2008. Selain melakukan tukar-menukar informasi danpengetahuan di sektor publik, BPKjuga memandang perlu untukmelakukan implementasi kerjasama di bidang audit pengadaansenjata. Hal yang menarik dari BPKCeko adalah fokus pemeriksaannyapada pengelolaan pajakbekerjasama dengan Slovakia danJerman.
• Kerjasama dengan Norwegia
Di tengah isu perubahan iklimglobal, BPK berperan aktif dalammenanggulangi dampak kerusakanlingkungan. Salah satu peran nyataBPK dalam penyelamatanlingkungan adalah melakukan kerjasama dengan BPK Norwegia dibidang audit lingkungan, pada 5November 2008.
Kerja sama denganLembaga Donor
Berbagai kerja sama denganlembaga donor telah dilakukanmeliputi berbagai bidang. Berikutrinciannya.
Kerjasama antara BPK denganAsian Development Bank (ADB),meliputi dua kegiatan, yaitu:
136
Bab
VIII
¦ BP
K da
lam
Per
gaul
an In
tern
asio
nal
| Auditor BPK bersama auditor Perancis pada waktu melakukan audit di Kosovo.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:56 Page 136
• State Audit Reform SectorDevelopment Project (STAR-SDP)
STAR-SDP BPK RI merupakanbagian dari kegiatan reformasi atasinstansi pemeriksaan sektor publikdi Indonesia yang didanai melaluipinjaman ADB dan hibahpemerintah Belanda. Adapunpelaksanaan kegiatan STAR-SDP diBPK bertujuan untuk melakukanreformasi dalam hal penyusunanperaturan dan prosedur baru sesuaidengan perubahan mandat BPK.
Beberapa hal yang sudah dicapaimelalui kegiatan ini adalah:
- Penerbitan SPKN, Kode Etik, danPanduan Manajemen
Pemeriksaan (PMP);
- Pengadaan Komputer;
- Storage Area Network untukmeningkatkan kemampuanpenyimpanan data BPK;
- Peningkatan kemampuanjaringan dan LAN di kantorpusat dan perwakilan;
- Ujian sertifikasi internationalbagi para auditor dengan hasil14 bergelar CIA, 12 bergelarCISA dan 28 bergelar CFE;
- 94 orang BersertifikasiPengadaan Barang dan JasaPemerintah;
- 19 orang bergelar Master dariUniversitas Gadjah Mada
| Workshop Audit Bank Sentral dalam rangka kerja sama BPK RI dan SNAO.
137
Bab VIII¦ BPK dalam
Pergaulan Internasional
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:57 Page 137
• Earthquake & TsunamiEmergency Support Project(ETESP)
Proyek ETESP yang didanaimelalui dana hibah ADB, secaranasional bertujuan untukmembantu pemerintah melakukanpembangunan kembali dampak dariperistiwa tsunami. Adapun proyekETESP di BPK RI bertujuan untukmendukung kegiatan audit ataspenggunaan dana bantuan tersebut.
Kerjasama antara BPK denganWorld Bank (WB), meliputi duakegiatan, yaitu:
• Strengthening the Account -ability for and Audit of Disaster-Related Aid(SAADRA)
Kegiatan inimerupakan tindak lanjutatas pelaksanaankonferensi internasionalpenanganan audit ataspenyaluran danpenggunaan danabantuan tsunami yangdilakukan BPK diJakarta. Tujuan kegiatanini adalah meningkatkantransparansi danakuntabilitaspengelolaan danabantuan tsunami melaluiperencanaan,
pengawasan dan pemeriksaan danabantuan yang efektif dan efisiendan mengidentifikasi pelajaranyang dapat diambil untukkomunitas internasional.
Melalui kerjasama ini auditorBPK juga memproleh kesmepatanmelakukan pelatihan ataspenggunaan teknologi GIS dalamaudit.
• Strengthening InvestigativeAudit Capacity (SIAC)
Kegiatan ini bertujuan untukmendukung dan meningkatkanefektifitas BPK dalam melakukanpemeriksaan investigatif melaluipengembangan skill para pemeriksa
138
Bab
VIII
¦ BP
K da
lam
Per
gaul
an In
tern
asio
nal
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:58 Page 138
BPK dan membangun unitpemeriksaan investigasi di BPKbeserta infrastrukturpendukungnya.
Selain kerjasama denganlembaga multilateral BPK jugabekerjasana dengan lembaga donorlainnya yaitu:
• United States Agency forInternational Development(USAID)
BPK RI memperoleh bantuanmelalui USAID berupa kegiatantechnical assistance melaluilembaga FCPP (Financial CrimePrevention Project). Proyek inibersinergi dengan proyek SIACuntuk meningkatan kemampuanauditor dalam melakukan
pemeriksaan investigatif. Hasil darikegiatan ini yaitu 8 (delapan)auditor pada unit investigasimemperoleh gelar CFE sertapenyusunan modul pemeriksaaninvestigatif.
• Australian GovernmentOverseas Aid Program(AusAID).
Kegiatan ini merupakanpendukung atas pelaksanaanperjanjian kerjasama bilateralantara BPK RI dengan ANAO.Kegiatan utama yang dilakukanadalah peningkatan kemampuanauditor dalam melakukanpemeriksaan keuangan dan kinerjamelalui program secondment,workshop dan pilot project.
139
Bab VIII¦ BPK dalam
Pergaulan Internasional
| Ketua BPK melepas para auditor yang akan melakukan workshop audit ke-PU-an di Belanda.
BPK_Bab 08_final:Layout 1 02/01/2009 18:59 Page 139
140
Bag
ian
tiga
Capaian-capaian BPK sebagaimanadiuraikan pada bab-bab terdahulu pada
dasarnya merupakan pondasi yangkokoh untuk menciptakan lembaga
idaman di masa depan. Tantangan yangmembentang di depan BPK tidak
semakin ringan. Selain tugas pokoknyayang dmikian strategis, BPK juga
mengemban tanggung jawab moraldalam mendorong transparansi danakuntabilitas di segala bidang aspek
kenegaraan. BPK bahkan telahmencanangkan untuk menjadi suri
tauladan (leding by example) dalam soalini.
Selain itu BPK juga dituntut untukselalu tanggap akan praktik-praktik
penyimpangan keuangan negara—yangmodusnya kian canggih seiring
perkembangan jaman. Untuk maksud iniBPK berusaha menjalankan audit kinerja
dan tujuan tertentu selain auditkeuangan.
Angin perubahan telah menempatkanBPK pada posisi ideal untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara. Tteapi pada saat yangsama tanggung jawab BPK juga semakin
besar. BPK harus siap menjalaniperannya.
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:08 Page 140
141
Bagian tiga
Penutup
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:08 Page 141
MenujuBPKIdaman
Bab
IX¦
Men
uju
BPK
Idam
an
142
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:08 Page 142
Bab IX
¦ Menuju BPK Idam
an
KeteladananAkuntabilitas
Dengan tugas konstitusionalnyasebagai pemeriksa pengelolaan
dan tanggungjawab keuangannegara, Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) memiliki sifat yang unik.Dalam melaksanakan tugasnya itu,BPK tentu saja membutuhkanbiaya, dan karena itu BPK pun takluput dari urusan mengelolaanggaran untuk dirinya sendiri.Dengan demikian, BPK harusmemper tanggungjawabkankeuangan yang dikelolanya.Artinya, sebagai otoritas pemeriksakeuangan, BPK pun harus diperiksadalam hal pengelolaan keuangan -
nya sendiri, dengan risikomenerima opini sebagaimana yangdiberikannya kepada lembaga-lembaga yang diperiksanya.
Sifat itu meniscayakan BPKharus menjadi teladan. Sungguhaneh, lucu, dan bahkan memalukanapabila BPK memberikan opiniyang kurang baik dalam peme riksa -annya atas laporan keuanganinstansi lain, sementara opinipemeriksaan atas laporankeuangannya sendiri kurang baik.Itu sebabnya, BPK mengusungsemangat kelembagaan membericontoh keteladanan atau leading byexample. Dalam rangka mewujud -kan semangat itu, BPK menerapkaninstrumen yang dinamakan
| Para auditor BPK selalu mengasah diri meningkatkan kemampuan.
143
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:09 Page 143
penilaian key performance indicator(KPI) melalui Sistem ManajemenKinerja (SIMAK). Instrumen tingkatsatuan kerja dan akan segeraditeruskan hingga ke tingkatindividu.
BPK pun merupakan lembaga/instansi yang paling terbuka dantransparan di republik ini. Laporankeuangan BPK diperiksa oleh Kan-tor Akuntan Publik (KAP) yang di-tunjuk oleh DPR. Pada tahun 2007Laporan Keuangan BPK mendapatopini Wajar Tanpa Pengecualian(WTP). Selain itu, BPK jugadiperiksa oleh lembaga sejenis (peerreview) dari luar negeri. Pada tahun2004 BPK diperiksa oleh BPK Se-landia Baru dan pada 2009 akan
diperiksa oleh BPK Belanda. Manaada lembaga atau departemen di In-donesia yang diperiksa oleh se-jawatnya dari luar negeri?
Selain itu, sebagai salah satuwujud akuntabilitas BPK terhadappemangku kepentingan, BPK jugawajib menjalani peer review setiaplima tahun dari salah satu SupremeAudit Institution (SAI) anggotaINTOSAI, organisasi payung BPKseluruh dunia. Pada Agustus 2004,BPK di-peer review oleh SAISelandia baru. Pada tahun 2009,BPK yang akan di-peer review olehSAI Belanda. Hasil peer reviewtidak berupa opini, melainkan reko -mendasi-rekomendasi perbaikan.
Dalam masalah gratifikasi, BPK
144
Bab
IX¦
Men
uju
BPK
Idam
an
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:10 Page 144
145
Bab IX
¦ Menuju BPK Idam
an
dapat diteladani. Misalnya, pada 10Juli 2008, Ketua BPK AnwarNasution melaporkan penerimaandua gratifikasi atas namanya sendirike Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK). Gratifikasi pertama terdiridari tiket pesawat senilai US$2.842(dua ribu delapan ratus empatpuluh dua dolar Amerika) dan fasil-itas penginapan senilai QR 6.000(enam ribu riyal Qatar) dari Na-tional Committee of Integrity &Transparency dalam kegiatan kon-ferensi internasional bertema "Cor-ruption-free Asia: A long-term vi-sion" di Qatar. Gratifikasi keduaberupa tiket pesawat dan fasilitaspenginapan senilai total US$6.691,53 (enam ribu enam ratussembilan puluh satu dan limapuluh tiga sen dolar Amerika) dari
Southern Methodist UniversityDedman School of Law sehubungandengan keikutsertaan dalamkegiatan Rule of Law Forum diAmerika. Menanggapi laporan itu,KPK mengeluarkan dua surat kepu-tusan yang isinya menyatakanbahwa kedua gratifikasi itu menjadimilik Anwar Nasution.
Sebelumnya, Ketua BPK jugamelaporkan gratifikasi atasnamanya sendiri berupa jam tanganmerk Jacques Lemans. Jam berlogoBPK Austria diberikan kepadaAnwar Nasution saat Kongres XIXINTOSAI di Mexico City pada 6November 2007, karenakedudukannya sebagai Wakil KetuaWorking Group INTOSAI untukBencana Alam dan Anggota
Working Group untuk masalahlingkungan, Working GroupMoney Laundering danCorruption Eradication.Hadiah serupa didapat dariBPK Rusia saat kunjunganketuanya ke Indonesia pada 7September. Kedua hadiah yangditaksir masing-masingberharga US$ 100 dolar ituditetapkan KPK sebagai miliknegara. Kepada AnwarNasution, KPK menyampaikanharapannya agar keputusan ituditeruskan ke seluruh jajaranBPK sehingga di waktu-waktumendatang dapat menjadicontoh dan teladan yang baik.
| BPK akan selalu bersinergi dengan pemerintah mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan negara.
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:11 Page 145
Fungsi Keadilan SosialPemeriksaan terhadap pengelolaandan tanggungjawab keuangannegara tidak bisa dilihat semata-mata untuk keperluan menemukankesalahan dalam pelaporankeuangan pemerintah. Lebih dariitu pemeriksaan juga berperanuntuk memastikan bahwa
pemerintah telah membuatkebijakan yang tepat dalammemakai uang rakyat (analisiskebijakan). Pemeriksaan juga untukmemastikan bahwa kebijakan yangtelah dibuat pemerintahdilaksanakan secara efektif danefisien (audit kinerja). Yangterakhir, pemeriksaan juga untukmemastikan bahwa dampak positif
kebijakan benar-benar dirasakanoleh seluruh golongan (fungsikeadilan sosial).
Sejarah membuktikan, tanpakekuatan Pemeriksa yang memadai(di luar fungsi eksekutif-legislatif-yudikatif), pengelolaan uang negarasecara ugal-ugalan dalam kontekspembangunan di masa lalu ternyatamenimbulkan kebocoran, utang
luar negeri, dan kesengsaraanrakyat. Jelas sekali di sini bahwaseluruh elemen masyarakat punyakepentingan untuk membantuterciptanya BPK masa depan yangmandiri dan mampu mengembanamanat rakyat.
Secara bertahap, BPK akanmeningkatkan kemampuannya
Bab
IX¦
Men
uju
BPK
Idam
an
| Ketua BPK mengunjungi Kantor Perwakilan di Ambon.
146
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:11 Page 146
melakukan audit kinerja gunamenilai efisiensi, nilai ekonomimaupun efektivitas kegiataninstansi pemerintah. Dengansemakin berkembang nya BPK,diharapkan lembaga ini dapatmemberikan kecen derungan sertapemikiran jangka panjang sebagaibahan pertimbangan bagi badanlegislatif dan eksekutif sertamasyarakat luas untuk mengambilkeputusan.
Berbeda dengan di negara-negaramaju, hingga saat ini BPK barumulai memfokuskan pada
kemampuan melakukan auditkinerja maupun pemikiran jangkapanjang seperti itu. Sasaran jangkapanjang peranan BPK digambarkanpada ketiga lapis atas (dengan garispatah) Grafik-1. Meskipun masihjauh untuk bisa menilaikeberhasilan Renstra 2005-2010,namun selama dua tahun terakhirini BPK telah mampumeningkatkan kapasitas dankapabilitas organisasional secaracukup signifikan, seperti dalampeningkatan jumlah auditor denganlatar belakang berbagai disiplin
Bab IX
¦ Menuju BPK Idam
an
147
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:11 Page 147
ilmu, kelengkapan infrastrukturpemeriksaan seperti teknologiinformasi, peningkatan jumlahkantor perwakilan di setiapprovinsi dan penguatan tenagaadministratif penunjang.
Pembenahan tidak hanyaterfokus pada penambahankaryawan dan fasilitas kerja, namunjuga menyangkut pembenahanbudaya, etika kerja, sistemkompensasi dan metode kerja.Sistem remunerasi yang lebih sehatjuga diperlukan agar para auditorBPK tetap tegar dalam menjalankantugas walaupun menghadapibermacam-macam risiko sepertirisiko ancaman fisik, penyuapan,
dan berbagai macam bentukhambatan kerja di lapangan.Perbaikan sistem remunerasi jugasemakin diperlukan manakaladiingat bahwa BPK tidakdiperbolehkan mengutip fee untukmeningkatkan kesejahteraan stafnyaatas keberhasilan merekamenyelamatkan uang negara.
Peningkatan kapasitas dankapabilitas organisasi BPK masihterus dilakukan, sejalan dengantuntutan perubahan lingkungan.Untuk itu, BPK telah memiliki roadmap Rencana Strategis (Renstra)2006-2010 dan ImplementasiRenstra yang mencakup EmpatTujuan Strategis:
| BPK kelak akan banyak melakukan audit kinerja.
Bab
IX¦
Men
uju
BPK
Idam
an
148
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:12 Page 148
•Tujuan 1
Mewujudkan BPK sebagai lembagapemeriksa keuangan negara yangindependen dan profesional
BPK mengedepankan nilai-nilaiindependensi dan profesionalismedalam semua aspek tugasnyamenuju terwujudnya akuntabilitasdan transparansi pengelolaankeuangan negara.
•Tujuan 2
Memenuhi semua kebutuhan danharapan pemilik kepentingan
BPK bertujuan memenuhikebutuhan dan harapan pemilikkepentingan, yaitu DewanPerwakilan Rakyat (DPR), DewanPerwakilan Daerah (DPD), DewanPerwakilan Rakyat Daerah (DPRD),dan masyarakat pada umumnyadengan menyediakan informasiyang akurat dan tepat waktu kepadapemilik kepentingan ataspenggunaan, pengelolaan,kefektifan, dan pertanggungjawabanpengelolaan keuangan negara.
Bab IX
¦ Menuju BPK Idam
an
149
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:12 Page 149
•Tujuan 3
Mewujudkan BPK sebagai pusatregulator di bidang pemeriksaanpengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara
BPK bertujuan menjadi pusatpengaturan di bidang pemeriksaanatas pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yangberkekuatan hukum mengikat, yang
berkaitan dengan pelaksanaantugas, wewenang dan fungsi BPKsebagaimana ditetapkan dalamperaturan perundang-undangan.
•Tujuan 4
Mendorong terwujudnya tatakelola yang baik atas pengelolaandan tanggungj jawab keuangannegara
| BPK masa depan tergantung pada pundak mereka.
150
Bab
IX¦
Men
uju
BPK
Idam
an
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:12 Page 150
BPK bertujuan untukmendoron peningkatanpengelolaan keuangannegara denganmenetapkan standar yangefektif, mengidentifikasipenyimpangan,meningkatkan sistempengendalian intern,menyampaikan temuandan rekomendasi kepadapemilik kepentingan, danmenilai efektivitas tindaklanjut hasil pemeriksaan.
Dalam jangka panjang,seperti praktik umumdi berbagai negara danseusuai dengan semangatUU No. 15 Thaun 2004,pemeriksaan keuanganakan semakin banyakdiserahkan kepadaakuntan publik, denganpengawasan dari BPK.KAP yang akanmelakukan pemeriksaansektor publik untuk danatas nama BPK, akan
diseleksi, disertifikasi dan diawasioleh BPK. Selanjutnya, fokuspemeriksaan BPK akan lebihbanyak pada pemeriksaan kinerja,lingkungan, serta pembangunanberkelanjutan maupun pemeriksaanlainnya sebagaimana digambarkandalam lapisan atas bagan di bawah.
Penataan struktural yang
dilakukan BPK dalam beberapatahun terakhir ini telah terbuktimenjadi faktor penting yangmenunjang pencapaian kinerjaBPK, yang pada gilirannyamembantu perwujudan sasaranreformasi sistem sosial.
Sebagai badan legislatif, DPRmemiliki kewenangan untukmeneruskan kasus itu kepadapenegak hukum, menciptakanUndang-Undang maupun mendesakPemerintah untuk melakukankoreksi dan perbaikan sistem gunamencegah terjadinya kembalikerugian negara. Di masamendatang, laporan BPK tentangindikasi tindak pidana korupsi akansemakin bertambah dengan adanya(i) peningkatan kemampuannya; (ii)perluasan objek pemeriksaannya;(iii) perluasan jaringan kantorperwakilannya; (iv) perbaikanperalatan kerja serta perluasanjaringan telekomunikasinya; (v)peningkatan kerjasamanya denganlembaga penegak hukum(Kejaksaan, Kepolisian, KPK), sertaPPATK.
Dalam hal hubungan denganluar negeri, selanjutnya BPK akanlebih menitikberatkan padakegiatan-kegiatan utama yang fokuspada prioritas audit. Misalnya, pe -ningkatan kerja sama dan pelatihanterkait dengan penerimaan negara.
151
Bab IX
¦ Menuju BPK Idam
an
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:12 Page 151
Kebutuhan UpayaSinergis BPK-Pemerintah-ParlemenSeperti telah dijelaskan di atas,salah satu tugas strategis BPKadalah memastikan agar kebijakanyang telah ditetapkan pemerintahdijalankan secara efektif danefisien. Untuk mendukungterlaksananya tugas itu, diperlukanupaya sinergis bersama-samadengan pihak pemerintah(terperiksa) dalam menyiapkaninstrumen-instrumen yangdiperlukan. Bisa dikatakan, selaindari penerbitan PeraturanPemerintah No. 24 Tahun 2005tentang Standar AkuntansiPemerintahan, belum ada upayalebih lanjut yang signifikan daripemerintah untuk menerapkanpaket ketiga UU Keuangan NegaraTahun 2003-2004.
Dari pengalaman pemeriksaanBPK atas Laporan KeuanganPemerintah Pusat (LKPP) danLaporan Keuangan PemerintahDaerah (LKPD) pada tahunanggaran 2004 sampai dengan2007, didapati sedikitnya sepuluhkelemahan sistem pengendalianinternal keuangan negara.Kelemahan-kelemahan ini tentusaja menjadi penghalang besar bagiBPK dalam menjalankan amanatkonstitusinya. Untuk itulahdiperlukan kerjasama yang serius
dari pihak-pihak terkait dalammengatasi kelemahan-kelemahandimaksud.
Kelemahan-kelemahan itu adalah:
1. Masih perlunya perbaikan men -dasar sistem akuntansi keuangannegara agar dapat diseragamkandengan sistem yang ditetapkanoleh Menteri Keuangan padatahun 2003 dan 2005.
2. Perlunya sinkronisasi sistemkomputer instansi pemerintahagar menjadi terintegrasi ankompatibel antara satu denganlainnya. Hingga sekarang ini,sistem komputer antar direktoratjenderal di DepartemenKeuangan pun belum terintegrasidan kompatibel antara satudengan lainnya.
3. Perlunya mengimplementasi kansistem perbendaharaan tunggalagar uang negara tidak lagitersebar di berbagai rekening,termasuk rekening individupejabat negara yang sudah lamameninggal dunia. Temuan BPKtentang rekening yang belumdilaporkan oleh Kementerian/Lembaga dan kuasa BUN(Bendahara Umum Negara)dalam LKPP selama periode2004-2007 menggambarkanbahwa jumlah rekening peme -rintah seperti ini semakin banyak
152
Bab
IX¦
Men
uju
BPK
Idam
an
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:13 Page 152
dari tahun ke tahun. Nilainyapun semakin besar pula. Halyang sama juga terjadi di tingkatProvinsi, Kabupaten atau Kota.
4. Perlunya inventarisasi aset danutang negara, baik di tingkatpusat maupun daerah.
5. Perlunya penyediaan tenagaadministrasi pembukuan padasetiap unit instansipemerintahan, mulai dari tingkatpusat hingga daerah.
6. Perlunya transparansi danakuntabilitas pemungutan pajakmaupun penyimpanannyasebelum ditransfer ke kas negara.
7. Perlunya sinkronisasi penerima -an dan pengeluaran di sektorperminyakan dengan perincianongkos produksi penambanganmigas oleh kontraktor swastaharus dirasionalisir dalamperhitungan cost recovery agardapat mengoptimalkanpenerimaan negara.
8. Karena dihambat oleh undang-undang, BPK tidak dapatmelaksanakan tugaskonstitusionalnya untukmelakukan atas penerimaannegara yang bersumber daripajak. Secara tradisional,berbagai jenis PNBP (PenerimaanNegara Bukan Pajak) tidakdilaporkan dalam APBN atautidak diaudit oleh BPK.
9. Perlunya adanya penertiban
dasar pemungutan PNBP,penyimpanan dan penggunaan -nya agar seluruhnya menjaditransparan dan akuntabel sertadilaporkan kepada rakyat banyak.
10.Sebagaimana telah disebut diatas, belum adanya qualityassurance Laporan KeuanganDepartemen/Lembaga maupunPemda karena belum direviu olehaparat pengawasan internalpemerintah sebagaimanadiharapkan oleh Undang-Undang, sebelum ditandatanganioleh Menteri/Kepala Instansimaupun Gubernur sertaBupati/Walikota dan diserahkanuntuk diperiksa BPK.
Yang perlu ditekankan di siniadalah bahwa pengelolaan dantanggung jawab keuangan negarabukanlah urusan yang harusdipikul oleh BPK sendirian,melainkan secara bersama-samadengan pemerintah, parlemen danpihak-pihak lain yang terkait. BPKtelah mengambil bagiannya (do itspart) dengan sebaik-baiknya danakan terus memperbaiki diri. Maka,demikian pula seyogyanya pemerin-tah, parlemen dan segenap pe-mangku kepentingan negara, se-hingga BPK idaman akan terwujud,dan pada gilirannya pengelolaandan tanggunng jawab keuangan ne-gara benar-benar bisa dilaksanakansesuai dengan amanat konstitusi.
153
Bab IX
¦ Menuju BPK Idam
an
BPK_Bab 09_final:Layout 1 02/01/2009 19:13 Page 153