pendahuluan pusaka saujana di...

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pusaka Saujana di Indonesia Pusaka saujana adalah sebuah bidang baru yang diterapkan di indonesia. Pusaka Saujana merefleksikan hubungan antara pusaka alam dan pusaka budaya dalah kesatuan ruang yang luas dan waktu yang lama. Pusaka alam merupakan bentukan alam secara alamiah seperti gunung, hutan, danau dll. Sedangkan pusaka budaya adalah hasil cipta rasa, karsa dan karya manusia antara lain tradisi, kepercayaan dan cara hidup (Rahmi,2012 ) Di Indonesia yang terdiri atas banyak pulau dan budaya masyarakat yang khas memiliki banyak kawasan pusaka saujana yang sangat beragam, dikarenakan kawasan-kawasan tersebut memiliki nilai sejarah yang kuat, kondisi geografis yang khas, serta keberagaman budaya masyarakat yang masih beragam. Salah satu kawasan pusaka saujana yang baru di Indonesia adalah Dataran Tinggi Dieng. Kawasan Dataran Tinggi Dieng secara geografis adalah sebuah kawasan dataran tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 2.093 m diatas permukaan laut. Dataran Tinggi Dieng terletak berdekatan dengan gunung- gunung besar di Jawa Tengah , diantaranya adalah Gunung Sindoro, Gunung Sumbing.

Upload: dinhkhanh

Post on 26-Jun-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Pusaka Saujana di Indonesia

Pusaka saujana adalah sebuah bidang baru yang diterapkan di

indonesia. Pusaka Saujana merefleksikan hubungan antara pusaka alam

dan pusaka budaya dalah kesatuan ruang yang luas dan waktu yang lama.

Pusaka alam merupakan bentukan alam secara alamiah seperti gunung,

hutan, danau dll. Sedangkan pusaka budaya adalah hasil cipta rasa, karsa

dan karya manusia antara lain tradisi, kepercayaan dan cara hidup

(Rahmi,2012 )

Di Indonesia yang terdiri atas banyak pulau dan budaya

masyarakat yang khas memiliki banyak kawasan pusaka saujana yang

sangat beragam, dikarenakan kawasan-kawasan tersebut memiliki nilai

sejarah yang kuat, kondisi geografis yang khas, serta keberagaman budaya

masyarakat yang masih beragam. Salah satu kawasan pusaka saujana yang

baru di Indonesia adalah Dataran Tinggi Dieng.

Kawasan Dataran Tinggi Dieng secara geografis adalah sebuah

kawasan dataran tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 2.093 m diatas

permukaan laut. Dataran Tinggi Dieng terletak berdekatan dengan gunung-

gunung besar di Jawa Tengah , diantaranya adalah Gunung Sindoro,

Gunung Sumbing.

2

Kawasan Dataran Tinggi Dieng sendiri adalah sebuah kawasan yang subur

karena terletak di kawasan gunung vulkanik yang masih aktif. Panorama

Dataran Tinggi Dieng didominasi oleh desa-desa dan area pertanian yang

menghadirkan panorama yang indah. Selain itu di Dataran Tinggi Dieng

memiliki peninggalan-peninggalan arkeologi, seperti Candi Arjuna,Candi

Bima, Candi Sembadra dan lain-lain. Kawasan Dataran Tinggi Dieng

Adalah sebuah kawasan gunung purba yang meletus beribu-ribu tahun

yang lalu sehingga membentuk gunung-gunung kecil yang mengelilingi

Dataran Tinggi Dieng antara lain adalah Bisma, Seroja, Binem, Pangonan ,

Pagerkandang, Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil, Kunir dan Prambanan.

Masyarakat di desa-desa di kawasan Dataran Tinggi Dieng memiliki

kehidupan sosial dan budaya yang khas, seperti adat istiadat, kepercayaan,

tata kehidupan masyarakat maupun kesenian.

Dengan seiring semakin meningkatnya kegiatan pariwisata ,

jumlah penduduk, pengaruh modernisme, memberikan ancaman terhadap

keberadaan pusaka saujana yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng.

Penelitian ini bermaksud menggali potensi pusaka saujana yang terdapat di

Dataran Tinggi Dieng , mendokumentasikan, mengkaji ancaman dan

menemukan konsep pokok dari pusaka saujana di Dataran Tinggi Dieng.

1.1.2 Potensi Pusaka Saujana di Dataran Tinggi Dieng

Pusaka Saujana di Dataran Tinggi Dieng merupakan gabungan dari

kekayaan bentang alam dan budaya yang berada di kehidupan masyarakat

sehari-hari. Kekayaaan bentang alam di Dataran Tinggi Dieng meliputi

3

keragaman bentang alam pegunungan, danau, telaga ,kawah dan

sebagainya, sedangkan kekayaan budaya masyarakat Dieng dapat dilihat

pada adat istiadat, kepercayaan maupun kesenian yang terdapat di Dataran

Tinggi Dieng. Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata Bahasa Kawi:

"di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna

(Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para

dewa dan dewi bersemayam. Teori lain menyatakan, nama Dieng berasal

dari bahasa Sunda ("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-

Medang(sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh

politik Kerajaan Galuh. ( wikipedia )Dataran tinggi Dieng terletak tepat di

perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Wilayah

terbesar Dataran Tinggi Dieng milik Kabupaten Banjarnegara. Merupakan

dataran paling tinggi di Jawa yang terletak pada ketinggian 2.093 m di atas

permukaan laut dengan suhu rata-rata 150C. Daya tarik wisata lain yang

dapat dikunjungi misalnya kelompok Candi Hindu Pandawa, Telaga

Warna dan Pengilon, Kawah Sikidang, Goa Semar, Mata Air Sungai

Serayu, Proses Budidaya Jamur Merang, dll. Secara geografis, Dataran

Tinggi Dieng (Dieng Plateau) berada di dua wilayah Kabupaten

Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya pada ketinggian sekitar

2,093 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu siang hari antara 15

derajat Celcius dan 10 derajat Celcius pada malam hari.

Pada waktu musim kemarau, suhu dapat turun drastis di bawah titik nol

derajat Celcius. Rendahnya suhu tersebut membekukan embun.

4

Dengan keindahan alam yang ada di dataran tinggi dieng, didukung

beberapa obyek pariwisata di antaranya adalah kawah sikidang, telaga

warna dan berbagai candi peninggalan zaman kerajaaan hindu. Obyek

wisata Alam yang terdapat di Kawasan Dieng antara lain :

- Telaga Warna,

Telaga memantulkan aneka warna yang sangat indah ,

disampingnya terdapat pula Telaga Pengilon yang berkilau seperti cermin.

Di dekat dua telaga ini ada komplek gua yang sarat nilai budaya yaitu Gua

Semar, Gua Sumur dan Gua Jaran yang sering digunakan untuk meditasi.

Ada pula Gua Sumur yang di dalamnya ada sumber mata air suci yang

disebut “Tirta Prawitasari” yang sering digunakan umat Hindu dalam

upacara Mabakti.

Gambar 1. Telaga Warna

Sumber: Dokumentasi Penulis

5

Gambar 2. Tuk Bimo Lukar

Sumber: Dokumentasi Penulis

- Tuk Bimo Lukar

Tuk Bimo Lukar merupakan mata air Sungai Serayu. Menurut

legenda, nama Bimo Lukar, dimaksudkan sebagai tempat dimana sang

Bhima Sena melukar (melepas) pakaiannya untuk disucikan. Diyakini

dapat menjadikan awet muda, apabila seseorang mencuci muka/mandi di

lokasi mata air tersebut. Letak lokasi di pinggir Ruas Jalan Wonosobo –

Dieng, tepat di pintu masuk Kawasan Wisata Dieng.

Yang tak kalah menariknya lagi kita dapat melihat double sun rise

di pagi hari dan sunset pada waktu sore hari, tepatnya di desa Sembungan,

KecamatanKejajar.

6

Gambar 3. Sun Rise

Sumber: www.diengplateu.com

Gambar 4. Danau Cebongan

Sumber: www.diengplateu.com

Desa Wisata Sembungan adalah desa tertinggi di Jawa dengan

ketinggian 2200 meter DPL, di tempat ini Kelompok Sadar Wisata

“Cebong Sikunir” pada Tahun 2011 mendapatkan dana PNPM pariwisata.

- Kawah Sikidang

Sikidang adalah kawah di Dataran Tinggi Dieng yang paling

populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini

terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam

7

Gambar 5. Kawah Sikidang

Sumber: Dokumentasi Penulis

suatu kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk

setempat melihatnya berpindah-pindah seperti kijang

(kidang dalam bahasa Jawa).

Selain itu masih ada atraksi pariwisata lain yang terdapat di

Dataran Tinggi Dieng yang bersifat sebagai atraksi wisata budaya seperti

Tari Lengger, Tari Rampak Yaksa, pemotongan rambut gembel dll. Selain

itu juga terdapat peninggalan arkeologi seperti candi. Kelompok Candi

Arjuna terletak di tengah kawasan Candi Dieng, terdiri atas 4 candi yang

berderet memanjang arah utara-selatan. Candi Arjuna berada di ujung

selatan, kemudian berturut-turut ke arah utara adalah Candi Srikandi,

Candi Sembadra dan Candi Puntadewa. Tepat di depan Candi Arjuna,

terdapat Candi Semar. Keempat candi di komples ini menghadap ke barat,

kecuali Candi Semar yang menghadap ke Candi Arjuna. Kelompok candi

8

Gambar 6. Tari Rampak Yaksa dan Tari Lengger

Sumber: www.diengplateu.com

Gambar 7. Ruwatan Rambut Gembel

Sumber: www.diengplateu.com

ini dapat dikatakan yang paling utuh dibandingkan kelompok candi

lainnya di kawasan Dieng.

1.1.3 Supply dan Demand Pariwisata Di Dataran Tinggi Dieng

Potensi dan kekayaan alam yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng

ini tidak didukung dengan pengelolaan yang baik dan kebersihan

lingkungan sekitar objek wisata yang kurang diperhatikan. Selain itu salah

9

satu objek utama di kawasan Dataran Tinggi Dieng yaitu Telaga Warna

sudah tidak memancarkan warna seindah dahulu lagi karena adanya ulah

manusia dalam memanfaatkan kandungan mineral yang terkandung

didalamnya. Hal inilah yang diduga menyebabkan tingkat kunjungan

wisata di Dataran Tinggi Dieng semakin berkurang, dan Dataran Tinggi

Dieng seolah kalah pamor dengan daerah wisata lainnya di Jawa Tengah.

Permintaan pariwisata akan dipengaruhi oleh keadaan wisatawan dan

keadaan objek wisata tersebut. Keadaan wisatawan meliputi pendapatan,

umur, jarak ke obek wisata, dan hal lainnya. Kemudian keadaan objek

wisata meliputi harga objek wisata tersebut dan objek wisata lain sebagai

perbandingan, sarana dan prasarana lain yang mendukung peningkatan

permintaan pariwisata, kebersihan, dan hal lainnya. Harga suatu objek

wisata maliputi biaya perjalanan ke objek wisata tersebut, harga tiket

masuk, biaya konsumsi, biaya dokumentasi, biaya membeli cindera mata,

dan sebagainya. Harga suatu objek wisata ini mencerminkan seberapa

besar pengorbanan yang dikeluarkan suatu individu untuk memperoleh

utility pada suatu objek wisata. Sedangkan tingkat pendapatan

mencerminkan seberapa besar penghasilan yang diterima individu pada

tiap bulannya, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang keinginan

untuk melakukan perjalanan wisata juga semakin tinggi dikarenakan

kecenderungan seseorang dengan pendapatan tinggi yang bekerja dengan

jam kerja yang juga tinggi akan memanfaatkan waktu senggang (Leissure

Time) dengan melakukan perjalanan wisata (Yuwana,2010). Usia

10

seseorang juga menjadi hal penting dalam penentuan keinginan seseorang

untuk melakukan aktivitas wisata. Semakin meningkat usia seseorang,

semakin banyak aktivitas seseorang, semakin tinggi pula keinginan untuk

merefresh kembali jiwa dan raganya setelah melakukan berbagai rutinitas

pekerjaannya. Demikian pula jarak juga merupakan hal yang menjadi

pertimbangan seseorang untuk melakukan aktivitas wisata. Semakin dekat

jarak suatu objek wisata dengan suatu individu semakin besar pula

keinginan seseorang untuk berwisata ke objek wisata tersebut.

Pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan untuk meningkatkan

permintaan pariwisata di suatu objek wisata tersebut seperti

pengembangan pariwisata yang dilakukan di kawasan Dataran Tinggi

Dieng. Namun tidak serta merta pemanfaatan sumber daya alam yang

bertujuan untuk pembangunan di kawasan objek wisata dilakukan tanpa

mengindahkan kelestarian sumber daya alam di suatu objek wisata

tertentu. Karena dengan rusaknya sumber daya alam pada objek wisata

tertentu akan sangat berpengaruh pada keinginan wisatawan untuk

membayar pada objek wisata tersebut. (Yuwana,2010)

1.1.4 Keterjagaan Kualitas Pusaka Sujana dan Kegiatan Pariwisata

Dataran Tinggi Dieng menawarkan atraksi alam sebagai atraksi

pokok pariwisata, akan tetapi kondisi alam di Dataran Tinggi Dieng

sekarang mengalami kerusakan yang cukup kritis akibat dari kegiatan

pertanian yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Selain itu pariwisata

11

Sumber: Dinparbud Kab.Wonosobo

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan

Dieng tidak didukung oleh sarana infrastruktur pendukung yang kurang

baik dan kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam mengelola potensi

pariwisata di dataran tinggi dieng membuat minat pengunjung dari tahun

ke tahun terus menurun. Fakta ini dapat dilihat pada tabel berikut :

No Wisatawan Jumlah Tahun ( orang )

2007 2008 2009 2010 2011

1 Mancanegara 9.915 9.685 9.360 8.242 8.125

2 Domestik 236.915 142.390 144.880 144.242 110.129

Jumlah 246.830 152.075 154.240 152.484 118.254

Dengan fakta dilapangan diatas, maka perlu dilakukan perbaikan

infrastruktur yang tepat dan perhatian pemerintah dalam mengelola potensi

pariwisata maupun pertanian agar dapat menjadi kekuatan dalam arah

pengembangan kawasan dataran tinggi dieng yang menarik.

Dengan diberlakukanya UU No. 32 Tahun 2004, yang memberikan

kewenangan lebih luas pada Pemerintah Daerah untuk mengelola

wilayahnya, membawa implikasi semakin besarnya tanggung jawab dan

tuntutan untuk menggali dan mengembangkan seluruh potensi sumber

daya yang dimiliki daerah dalam rangka menopang perjalanan

pembangunan di daerah. Dari sudut sosial, di mana

kegiatan pariwisata akan memperluas kesempatan tenaga kerja baik dari

kegiatan pembangunan sarana dan prasarana maupun dari berbagai sektor

usaha yang langsung maupun yang tidak langsung berkaitan dengan

12

kepariwisataan. Hubungannya dengan kegiatan para wisatawan dalam

negeri, maka pariwisata akan dapat menumbuhkan dan meningkatkan

pengenalan dan cinta terhadap tanah airnya, sehingga dapat memotivasi

sikap toleransi dalam pergaulan yang merupakan kekuatan dalam

pembangunan bangsa.

Selain itu juga, pariwisata mampu memperluas cakrawala

pandangan pribadi terhadap nilai-nilai kehidupan. Segi ekonomi bahwa

kegiatan pariwisata dapat memberikan sumbangan terhadap penerimaan

daerah yang bersumber dari pajak, retribusi parkir dan karcis atau dapat

mendatangkan devisa dari para wisatawan mancanegara yang berkunjung.

Adanya pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi yang

saling merangkai dan menunjang kegiatannya sehingga dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat. Kecenderungan perkembangan

dunia pariwisata mulai meninggalkan konsep pariwisata massal dan

mengarah pada konsep pariwisata lingkungan (ecotourism), dimana

keaslian potensi kekayaan alam dan peran serta masyarakat setempat

dibutuhkan. Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu objek wisata

andalan Provinsi Jawa Tengah yang secara administratif terletak di dua

kawasan yaitu, Kawasan Dieng Kulon (Dieng Barat) yang terletak di

Kabupaten Banjarnegara dan Kawasan Dieng Wetan (Dieng Timur) yang

terletak diwilayah Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.

Dataran Tinggi Dieng merupakan daerah tujuan wisata nomor dua

di Jawa Tengah setelah Candi Borobudur. Dataran Tinggi Dieng terletak

13

tepat di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten

Wonosobo. Wilayah terbesar Dataran Tinggi Dieng ada di Kabupaten

Banjarnegara, namun untuk menuju kesana paling mudah dicapai dari

Kabupaten Wonosobo. Dataran Tinggi Dieng merupakan dataran yang

paling tinggi di Jawa Tengah yaitu pada ketinggian 2.093 meter diatas

permukaan air laut dengan suhu siang hari 150C dan 10

0C pada malam

hari.

Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah kompleks

gunung berapi dengan kerucut-kerucutnya terdiri dari Bisma, Seroja,

Binem, Pangonan , Pagerkandang, Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil,

Kunir dan Prambanan. Lapangan fumarola terdiri atas Kawah Sikidang,

Kawah Kumbang, Kawah Sibanteng, Kawah Upas, Telogo Terus, Kawah

Pagerkandang, Kawah Sipandu, Kawah Siglagah dan Kawah Sileri. Di

dalam Dataran Tinggi Dieng ini terdapat bebagai macam kompleks objek

wisata antara lain Kompleks Candi Pandawa, Kawah Sikidang, Goa

Semar, Telaga Warna, Dieng Vulcanic Theater dan lain-lain

(www.bluefameforum.com)

1.1.5 Kerusakan Lahan di Dataran Tinggi Dieng

Adanya lahan-lahan kritis umumnya disebabkan oleh kegiatan

yang secara langsung menyebabkan rusaknya daya dukung tanah/lahan.

Antara lain pemanfaatan lereng bukit yang tidak sesuai dengan

kemampuan peruntukannya, untuk lahan pertanian yang tidak menerapkan

14

Sumber: Dinas Pertanian Kab.Wonosobo

Tabel 2. Peta Guna Lahan Tahun 2007-2010

teknologi konservasi, bahkan tidak sedikit yang berubah fungsi menjadi

areal permukiman. Tingginya lahan kritis yang beresiko pada terjadinya

kerusakan lingkungan yang lebih kompleks, saat ini terjadi di Dataran

Tinggi Dieng.

Salah satu yang mempengaruhi besarnya erosi adalah penggunaan

lahan pada lokasi. Semakin bagus penggunaan lahannya maka daya erosi

tanah akan semakin kecil, tetapi jika tutupan lahannya semakin gersang,

maka daya erosinya semakin besar.

Penggunaan Lahan Luas Tahun 2007 (

m2)

Luas Tahun 2010 (

m2)

Selisih ( m2)

Hutan 189.986.945 189.790.037 -196.908

Permukiman 9.292.480 9.292.480 0

Rumput 6.733.488 5.567.713 -1.165.775

Tubuh Air 822.066 822.066 0

Tegalan 52.788.686 54.947.536 2.158.850

Kebun 23.137.832 23.147.593 9.761

Sawah 174.353.160 172.647.970 -1.705.190

Semak Belukar 66.323.937 68.802.156 2.478.219

Sawah Tadah Hujan 16.460.022 604.697 -15.855.325

Lahan Terbuka 2.183.654 16.460.022 14.276.368

Tabel diatas menunjukkan perubahan penggunaan lahan pada

kawasan Dieng dari tahun 2007 sampai tahun 2010. Perubahan

15

Gambar 8. Kerusakan Lahan Oleh Kegiatan Pertanian

Sumber: www.diengplateu.com

penggunaan lahan paling besar terjadi pada sawah tadah hujan yaitu

mengalami penurunan luas sebesar 15.855.325 m2, kemudian diikuti

dengan sawah sebesar 1.705.190 m2. Pengurangan luas penggunaan lahan

selalu diimbangi dengan penambahan luas dari beberapa penggunaan lahan

yaitu lahan terbuka yang meningkat luasanya sebesar 14.276.368 m2

diikuti dengan tegalan yang mengalami peningkatan luas sebesar

2.158.850 m2. Keberadaan pemukiman dari kurun waktu tahun 2007-2010

tidak mengalami peningkatan,begitu juga dengan tubuh air.

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi perubahan

(konversi) penggunaan lahan, salah satu di antaranya adalah adanya alih

fungsi lahan dari peruntukan sebelumnya. Penyebab terjadinya alih fungsi

lahan dimungkinkan karena adanya tuntutan ekonomi sehingga berdampak

pada perubahan fungsi lahan agar secara ekonomi lebih menguntungkan.

16

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perlu

dilakukan evaluasi terhadap tata ruang di Dataran Tinggi Dieng berdasarkan latar

belakang masalah hal diatas dengan rumusan permasalahan : Pusaka Saujana

Dataran Tinggi Dieng dengan Studi Kasus Dampak Kegiatan Pariwisata dan

Pertanian Terhadap Kemenerusan Pusaka Saujana di Dataran Tinggi Dieng. .

Sedangkan pertanyaan penelitian untuk permasalahan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah sejarah lingkungan Dataran Tinggi Dieng seperti sejarah

geomorfologi, sejarah benda-benda peninggalan arkeologi,sejarah

pertanian,dan sejarah keberadaan permukiman?

2. Apa dan bagaimanakah wujud saujana-saujana di Dataran Tinggi Dieng?

3. Bagaimana potensi saujana Dataran Tinggi Dieng sebagai sebuah pusaka

saujana?

4. Sejauh manakah perubahan yang terjadi di Dataran Tinggi Dieng?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan sejarah lingkungan, benda-benda arkeologi, dan falsafah

hidup dan kebudayaan masyarakat di Dataran Tinggi Dieng

2. Mendeskripsikan bentuk keunikan saujana Dataran Tinggi Dieng.

3. Menilai potensi saujana Dataran Tinggi Dieng sebagai sebuah pusaka

saujana.

17

4. Mengkaji pengaruh kegiatan pariwisata dan pertanian terhadap saujana

Dataran Tinggi Dieng.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah daerah

sebagai bahan pertimbangan dalam menetukan kebijakan Perencanaan Tata ruang

danPenataan Kawasan Dieng.

Bagi masyarakat

Bagi masyarakat dapat dimanfaatkan dalam upaya mendukung pemerintah

daerah Kabupaten Wonosobo dalam upaya memajukan pariwisata di Dataran

Tinggi Dieng.

Bagi Ilmu Pengetahuan

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan tentang pusaka saujana sebuah kawasan.

18

Sumber: Analisis Penulis

Tabel 3. Keaslian Penulis

1.5 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Penekanan

1 Julijanti Perubahan Pemanfaatan

Lahan di Kawasan Dataran

Tinggi dieng

Meneliti dampak

perubahan tata guna

lahan terhadap

Pariwisata Dieng

2 Hardi Warsono Kajian Setting Kawasan

Wisata Dieng Kaitannya

Dengan Model

Perencanaan Dan

Manajemen

Mengembangkan

setting dan konsep

memajukan kawasan

pariwisata Dieng

3 Dwita Hadi Rahmi Pusaka Sujana Candi

Borobudur, kaitannya

dengan bentang lahan dan

kehidupan masyarakat

Berdasarkan hasil

penelitian, Empat

wujud saujana yang

dapat diamati secara

fisik adalah pola

pengolahan lahan, tata

kehidupan, arsitektur

kawasan dan bentukan-

bentukan alami.

Untuk pengajuan judul penulisan, penulis mengajukan judul penelitian

:Pusaka Saujana Dataran Tinggi Dieng dengan Studi Kasus Dampak Kegiatan

Pariwisata dan Pertanian Terhadap Kemenerusan Pusaka Saujana di Dataran

Tinggi Dieng.

19

1.6 Sistematika Penulisan Tesis

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat,

keaslian penulisan, sistematika penulisan, kerangka pola pikir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan kajian teoritis meliputi tinjauan mengenai pusaka saujana di

dunia, pusaka saujana di Indonesia, pengertian pariwisata,pengertian

wisatawan,elemen pariwisata,pengertian pengembangan pariwisata,perkembangan

pariwisata di Indonesia, pola orientasi pertanian, pemanfaatan lahan

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang analisis yang digunakan sebagai landasan dalam

menentukan jenis penilisan penelitian, lokasi penelitian,variabel

penelitian,populasi, jenis dan sumber data serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan dari hasil analisa dan pengolahan data- data yang bertujuan

mendapat sintesa sebagai pedoman proses pendeskripsian keunikan pusaka

saujana di Dataran Tinggi Dieng.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang perumusan masalah berdasarkan analisis berdasarkan data-

data primer dan sekunder yang diperoleh dari lokasi penelitian.

20

Gambar 9. Kerangka Pola Pikir

Sumber:Analisis Penulis

1.7 Kerangka Pola Pikir

Untuk mencapai tujuan penelitian, maka secara sistematis alur pikir

kerangka pendekatan masalah adalah sebagai berikut:

21