pendahuluan ppok

3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya perorangan, tetapi juga kehendak kelompok bahkan masyarakat. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Status kesehatan dipengruhi oleh faktor biologik, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka pola dan gaya hidup pun semakin beraneka ragam, ditambah dengan aktivitas manusia yang tidak memperhatikan lingkungan, sehingga dapat menimbulkan polusi udara yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Berbagai macam penyakit yang tanpa disadari dapat terjadi akibat polusi udara antara lain Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah Penyakit Paru Kronik yang progresif, artinya penyakit ini berlangsung seumur hidup dan semakin memburuk secara lambat dari tahun ke tahun. Berbagai faktor berperan pada perjalanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitu faktor yang menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti kebiasaan merokok, polusi udara, polusi lingkungan, infeksi, genetik dan perubahan cuaca. PPOK menyerang pria dua kali lebih banyak daripada wanita, diperkirakan karena pria merupakan perokok yang lebih berat dibandingkan wanita, tetapi insidennya pada wanita semakin meningkat, dan stabil pada pria (Wilson, 1995).

Upload: rimayunike

Post on 20-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BAB 1

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTerwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya perorangan, tetapi juga kehendak kelompok bahkan masyarakat. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Status kesehatan dipengruhi oleh faktor biologik, lingkungan dan pelayanan kesehatan.

Seiring dengan perkembangan zamanyang semakin moderndan jumlah penduduk yang terus meningkat, maka poladan gaya hiduppun semakin beraneka ragam, ditambahdenganaktivitas manusia yang tidak memperhatikan lingkungan,sehinggadapat menimbulkan polusiudara yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan.Berbagai macam penyakit yang tanpa disadari dapat terjadi akibat polusi udaraantara lainPenyakit ParuObstruksiKronik(PPOK).

Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalahPenyakitParuKronik yang progresif, artinya penyakit ini berlangsung seumur hidup dan semakin memburuk secara lambat dari tahun ke tahun. Berbagai faktor berperan pada perjalanan penyakit ini, antara lain faktor resiko yaitu faktor yang menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti kebiasaan merokok, polusi udara, polusi lingkungan, infeksi, genetik dan perubahan cuaca.

PPOK menyerang pria dua kali lebih banyak daripada wanita, diperkirakan karena pria merupakan perokok yang lebih berat dibandingkan wanita, tetapi insidennya pada wanita semakin meningkat, dan stabil pada pria (Wilson, 1995).

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia. Di Inggris dan Amerika, penyakit paru obstruksi kronik merupakan salah satu penyebab kematian dan ketidakmampuan pasien untuk bekerja. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, PPOK menempati peringkat ke-4 sebagai penyakit uang menyebabkan kematian di Indonesia pada tahun 2010 dan dalam dekade mendatang akan meningkat ke peringkat ketiga. Tanpa disadari, angka kematian akibat PPOK semakin meningkat. WHO dalamWorld Health Report pada tahun 2007 menyebutkan, lima penyakit paru utama merupakan 17,4% dari seluruh kematian di dunia, masing-masing infeksi paru 7,2%, PPOK 4,8%, tuberkulosis 3,0%, kaker paru/ trakea/ bronkus 2,1%, dan asma 0,3% (Kasanah, 2011).

Menurut perkiraan WHO, terdapat 80 juta orang menderita PPOK derajat sedang sampai dengan berat. Lebih dari 3 juta orang meninggal karena PPOK pada tahun 2005, sekitar 5% dari jumlah semua kematian secara global. PPOK merupakan sebab terbanyak kelima dari kematian pada orang berusia 45-64 tahun, dan merupakan sebab tersering keempat dari kematian pada usia dibawah 65 tahun.

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia pada tahun 2006, penyakit saluran napas menduduki peringkat ketiga penyebab kematian utama di Indonesia setelah sistem sirkulasi, infeksi, dan parasit. Hasil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jenderal PPM & PL di 5 Rumah Sakit Propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera Selatan) pada tahun 2005, menunjukkan PPOK menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma bronkial (33%), kanker paru (30%) dan lainnya (2%) (Depkes RI, 2006).

Data yang diperoleh di Rekam Medis Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto pada bulan Januari 2013 sampai Februari 2015 didapatkan data sebanyak 75 pasien menderita penyakit paru obstruksi kronis (RSPAD Gatot Soebroto, 2015), maka dari itu,penulistertarik untuk mengangkat kasus ini dalam suatu makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Tn. D Dengan Gangguan Sistem Pernafasan : Penyakit Paru Obstruksi Kronis Di Ruang Perawatan Khusus Paru RSPAD Gatot Soebroto. Alasan penulis tertarik untuk mengambil kasus ini adalah karena penyakit ini memerlukan pengobatan dan perawatan yang optimal sehingga perawat memerlukan ketelatenan untuk dapat memelihara, mengembalikan fungsi paru dan kondisi pasien sebaik mungkin. Penyakit ini akan terus mengalami perkembangan yangprogresifdan belum ada penyembuhan secara total. Maka dari itu, perawat terfokus untuk melakukan perawatan yang meliputi terapi obat, perubahan gaya hidup, terapi pernafasan dan juga dukungan emosional bagi penderita penyakit paru obstruksi kronis (Reeves, 2001).