pendahuluan dan isi 2a

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengambilan kasus seminar kelompok mengangkat kasus tentang ”Hipertensi” dikarenakan kasus Hipertensi di RS Bhayangkara setiap tahunnya meningkat dan untuk penderitaanya sendiri terkadang tidak terlalu peduli dengan kesehatannya. Faktor yang menjadikan Hipertensi setiap tahunnya kemungkinan dari pola makan klien semasa hidupnya kasus Hipertensi tidak hanya terjadi pada usia 35 keatas namun sudah banyak yang berumur 20 tahun keatas menderita hipertensi dengan komplikasi yang serius biasanya obesitas menjadi faktor Pencetus Hipertensi. Pada saat ini di Negara maju, penyakit system kardiovaskuler merupakan penyebab kematian yang paling utama. Penyakit kardiovaskuler yang merupakan masalah di masyarakat adalah penyakit hipertensi. Bila penyakit hipertensi tidak diobati, tekanan darah semakin meningkat dengan bertambahnya umur penderita.Tekanan darah terus meningkat dapat menimbulkan komplikasi jantung, ginjal, dan otak. 1.2 Tujuan Umum 1.Membentuk pola pikir mahasiswa menjadi terarah dan sistematik 2.Mahasiswa mampu menyusun tulisan ilmiah yang baik dan benar 3.Menambah pengetahuan mahasiswa tentang hipertensi 1 | Page

Upload: rahmat-nursyamli

Post on 25-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan Dan Isi 2a

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam pengambilan kasus seminar kelompok mengangkat kasus tentang

”Hipertensi” dikarenakan kasus Hipertensi di RS Bhayangkara setiap tahunnya

meningkat dan untuk penderitaanya sendiri terkadang tidak terlalu peduli dengan

kesehatannya. Faktor yang menjadikan Hipertensi setiap tahunnya kemungkinan dari

pola makan klien semasa hidupnya kasus Hipertensi tidak hanya terjadi pada usia 35

keatas namun sudah banyak yang berumur 20 tahun keatas menderita hipertensi dengan

komplikasi yang serius biasanya obesitas menjadi faktor Pencetus Hipertensi.

Pada saat ini di Negara maju, penyakit system kardiovaskuler merupakan penyebab

kematian yang paling utama. Penyakit kardiovaskuler  yang merupakan masalah di

masyarakat adalah penyakit hipertensi. Bila penyakit hipertensi tidak diobati, tekanan

darah semakin meningkat dengan bertambahnya umur penderita.Tekanan darah terus

meningkat dapat menimbulkan komplikasi jantung, ginjal, dan otak.

1.2 Tujuan Umum

1. Membentuk pola pikir mahasiswa menjadi terarah dan sistematik

2. Mahasiswa mampu menyusun tulisan ilmiah yang baik dan benar

3. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang hipertensi

4. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang terapi dan pencegahan hipertensi

1.3 Tujuan Khusus

1. Mengetahui patofisiologi, patogenesis hipertensi.

2. Mengetahui hubungan antara faktor resiko dengan gangguan pada hipertensi.

3. Menentukan diagnosis secara sistematis melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.

4. Mengetahui cara pencegahan, terapi dari gangguan kardiovaskuler.

1 | P a g e

Page 2: Pendahuluan Dan Isi 2a

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode narasi, adapun teknik

yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku, browsing internet

dan sumber lain untuk mendapatkan data dasar ilmiah yang berhubungan dengan asuhan

keperawatan pada klien dengan hipertensi.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari 3 bab yang disusun secara sisitematik dengan urutan sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan             :

Latar belakang, tujuan umum dan tujuan khusus, metode penulisan, sistematika

penulisan.

Bab II Tinjauan teori          :  

Konsep hipertensi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan

penunjang, penatalaksanaan. Asuhan  keperawatan; pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi

Bab lll studi kasus :

Pengkajian , diagnose , intervensi , implementasi dan evaluatif

Bab lV pembahasan :  

Perbandingan teoritis dengan keadaan praktik dilapangan

Bab V penutup :

Kesimpulan dan saran

2 | P a g e

Page 3: Pendahuluan Dan Isi 2a

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

KONSEP TEORI

2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg(Smeltzer & Bare, 2002, hal 896).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg, tekanan darah diastolik 90 mmHg

atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Mansjoer Arief, 2000, hal 518)

Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan

sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal, tinggi

sampai hipertensi maligna. (Doenges, 2000, hal 39)

2.2 Etiologi

faktor yang mempengaruhi hipertensi :

1. Genetic : respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na

2. Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi mengakibatkan tekanan darah

meningkat

3. Umur : umur semakin tua hilangnya elastisitas jaringan dan arteriosklerosis

4. Jenis kelamin : biasanya kebanyakan pria karna aktivitas saraf simpatis saat bekerja

5. Kembar monozigot : jika salahsatu hipertensi maka kembarannya juga akan

hipertensi

6. Pola kebiasaan : akibat makan makanan yang mengandung garam , kolesterol serta

minum alcohol , merokok .

2.3 Klasifikasi

The joint national committee on detection , evaluation and treatment of high blood

pressure : untuk usia lebih dari 18 tahun

No. Kategori Sistolik (mmhg) Diastole

1. Normal <130 <85

2. Normal tinggi 130-139 85-89

3. Hipertensi (+)

4. Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99

5. Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109

6. Tingkat 3 (berat ) >180 >110

3 | P a g e

Page 4: Pendahuluan Dan Isi 2a

2.4 Patofisiologi

Hipertensi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah

sistolik dan/atau diastolik yang tidak normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak

pasti. Nilai yang didapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin (sistolik

140-160 mmHg; diastolik 90-95 mmHg). Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung,

tekanan perifer dan tekanan atrium kanan.

Didalam tubuh terdapat sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah

secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk

mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskular

melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan

darah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh

yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.

Berbagai faktor seperti faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada ginjal

dan membran sel, aktivitas saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin yang

mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolisme kalium dalam

ginjal, serta obesitas dan faktor endotel mempunyai peran dalam peningkatan tekanan

darah. Stres dengan peninggian aktivitas saraf simpatis menyebabkan kontriksi

fungsional dan hipertensi struktural.

Berbagai promotor prosesor-growth bersama dengan kelainan fungsi membran sel

yang sama dengan kelainan fungsi membran sel yang mengakibatkan hipertrofi vaskuler

akan menyebabkan peninggian terhadap perifer dan peningkatan tekanan darah,

mengenai kelainan fungsi membran sel membuktikan adanya defek transpor Na+ dan

atau Ca++ lewat membran sel yang disebabkan oleh faktor genetik atau oleh peninggian

hormon natriuretik akibat peninggian volume intravaskular yang dapat menghambat

pompa natrium yang bersifat vasokontriksi.

Sistem renin angiotensin dan aldosteron berperan pada timbulnya hipertensi,

sekresi angiotensin yang mengakibatkan retensi natrium dan air merupakan salah satu

peran timbulnya hipertensi. Adanya hubungan hipertensi dan kadar gula darah yang

membuat parahnya penderita. Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui

saraf simpatis yang dapat meningkatkan peninggian tekanan darah yang menetap. 

(Tjokronegoro, 2001, hal 457)   mekanisme yang mengontrol konstriksi dan

relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor. Pada medulla di otak . dari pusat

vasomotor ini bermula saraf simpatis yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan

4 | P a g e

Page 5: Pendahuluan Dan Isi 2a

keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen rangsangan

saraf pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui

system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan

asetilkolin yang merangsang serabut saraf pasca ganglia ke pembuluh darah , dimana

dengan dilepaskannya nereepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluhdarah . berbagai

factor kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap

rangsang vasokonstriksi.

System saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan

emosi , kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokonstriksi korteks adrenal menskeri kortison lainnya yang dapat memperkuat respon

vasokonstriksi pembuluh darah yang menyebabkan aliran ke ginjal dan pelepasan rennin

yang akan meningkatkan volume intravaskuler.

5 | P a g e

Page 6: Pendahuluan Dan Isi 2a

2.5 WOC (Web Of Caution) Hypertension

6 | P a g e

Merangsang kelenjar adrenal Penurunan aliran darah ke ginjal

Merangsang saraf Tekanan pembuluh darah naik

Agiotensi membuat stimulus kortek adrenal

Stimulus korteks adrenal Penurunan aliran darah ke ginjal

Riduksi aldosteronVolume cairan ekstraseluller

Peningkatan beban kerja jantung ( kontraksi ventrikel )

Ventrikel hipertensi dan terjadi kontaksi ( Cardio output)

Korosi saluran cerna ( neusa vemitus )

Jaringan tubuh ( metabolisme anaerob 02 &co2 )

Stimulus peka nyeri kapiler

MK. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Otot ( kelemahan)MK. Otak (nyeri kepala)/ Nyeri akut

Factor resiko hipertensi: genetic, jenis kelamin, stress, obesitas, garam, kopi,rokok

MK. Intoleransi aktivitas

MK. Kelebihan volume cairan

Peningkatan beban jantung DC

MK. Penurunan curah jantung

Page 7: Pendahuluan Dan Isi 2a

2.6 Manisfestasi Klinis

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.

2. Sakit kepala

3. Pusing / migrain

4. Rasa berat ditengkuk

5. Penyempitan pembuluh darah

6. Sukar tidur

7. Lemah dan lelah

8. Nokturia

9. Azotemia

10. Sulit bernafas saat beraktivitas

11. Kesadaran menurun

12. Sesak nafas

13. Lemas dan kelelahan

14. Gelisah

2.7 Komplikasi

1. Pada mata: Berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan

kebutaan.

2. Gagal jantung: Merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat

disamping kelainan koroner dan miokard.

3. Pada otak: Sering terjadi perdarahan yang disebabkan pecahnya mikro aneurisma

yang dapat mengakibatkan kematian.

4. Gagal ginjal: Dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama pada proses akut

seperti pada hipertensi maligna.(Tjokronegoro Arjatmo, 2001, hal 470)

2.8 Pemeriksaan Penunjang

a. Hemoglobin/Hematokrit: Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti

hiperkoagulabilitas, anemia.

b. Glukosa: Hiperglikemia (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh

peningkatan kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).

7 | P a g e

Page 8: Pendahuluan Dan Isi 2a

c. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium dapat meningkatkan hipertensi.

d. VMA urin (metabolit ketokolamin): Kenaikan dapat mengindikasikan adanya

feokromositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat dilakukan untuk mengkaji

feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

e. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya

hipertensi.

f. IVP: Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi.

g. EKG: Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.

Sumber (Doenges, 2002, hal 42)

2.9 Penatalaksanaan

Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan resiko penyakit

kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah

mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan diastolik

dibawah 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui

modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat anti hipertensi.

Modifikasi gaya hidup, langkah-langkah yang dianjurkan:  

a. Penurunan berat badan,

b. Membatasi alkohol,

c. Peningkatan aktivitas fisik aerobik (30 – 45 menit/ hari),

d. Mengurangi asupan natrium (garam),

e. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak dan kolesterol dalam makanan,

f. Obat anti hipertensi: Diberikan obat diuretik/betabloker.

Beberapa obat anti hipertensi: Captopril, Atenolol, Propanolol, Tiazid. Beberapa obat

diuretik: Lasix, Furosemid (Mansjoer Arif et al, 2001; 519 )

8 | P a g e

Page 9: Pendahuluan Dan Isi 2a

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1.1 PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : Tanggal masuk :

Ruang kelas : Nomor register :

Diagnose medis :

A. Identitas Pasien

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Status perkawinan :

Agama :

Suku bangsa :

Pendidikan :

Bahasa yang digunakan :

Pekerjaan :

Alamat :

Menurut Doenges, (2000, hal 39) Pengkajian Pasien dengan penyakit hipertensi

adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas/istirahat

Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

b. Sirkulasi

Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan

penyakit serebrovaskuler, episode palpitasi, perpirasi.

Tanda: Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan

untuk menegakan diagnosis).  

c. Integritas ego

Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia, atau marah

kronik (dapat mengindikasikan kerusakan sererbral)

Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinyu perhatian, tangisan

yang meledak.

9 | P a g e

Page 10: Pendahuluan Dan Isi 2a

d. Eliminasi

Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau

riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).

e. Makanan/cairan

Gejala: Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi

lemak, tinggi kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan akhir-akhir ini

(meningkat/ menurun), riwayat penggunaan diuretik. 

Tanda: Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema: kongesti vena.

f. Neurosensori:

Gejala: Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital, episode kebas

dan/atau kelemahan pada satu sisi tubuh. gangguan penglihatan.

Tanda: Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, isi bicara, afek, proses

pikir, memori.

Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau reflek tendon

dalam.

g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang timbul

pada tungkai, sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya,

nyeri abdomen/massa.

h. Pernapasan   

Gejala: Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea, batuk

dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distres respirasi/gangguan otot aksesori pernafasan. Bunyi nafas tambahan

(rales/mengi), sianosis.

i. Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

j. Pembelajaran/penyuluhan

Gejala  : 

Faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, Diabetes

Melitus, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko etnik, seperti: orang Afrika Amerika,

Asia Tenggara. Penggunaan pil KB atau hormon lain penggunaan obat/alkohol.

10 | P a g e

Page 11: Pendahuluan Dan Isi 2a

2.1.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung

Definisi : suatu keadaan dimana terjadi penurunan curah jantung atau kekuatan aliran

darah pada jantung biasanya karena penyempitan katup maupun pembuluh.

Kemungkinan berhubungan dengan : perubahan kontraktilitas miokardial , iskemia

miokardia vasokonstriksi hipertrofi , perubahan frekuensi , irama konduksi listrik,

dan perubahan structural.

Kemungkinan dibuktikan oleh : peningkatan frekuensi jantung ( takikardia)

distritmia , perubahan gambaran pola EKG ,perubahan tekanan darah, bunyi

jantung ekstra ( S3 adanya hipertrofi ventrikel dan S4 adanya hipertrofi atrium ),

penurunan pengeluaran urine , nadi perifer tidak teraba, nyeri dada, distensi vena

jagularis, edema dan pembesaran hepar.

Hasil yang diharapkan : berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan

darah dan beban jantung, memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

dalam renta normal.

2. Nyeri (akut ) sakit kepala

Definisi : suatu keadaan dimana nyeri yang terjadi akibat stimulus pada otak cerebrum

Kemunginan berhubungan dengan : peningkatan tekanan vascular serebral

Kemungkinan dibuktikan oleh : melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak

pada region suboksipital, terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan

setelah beberapa waktu berdiri , kekakuan leher , pusing , mual hingga muntah

Hasil yang diharapkan : melaporkan nyeri , ketidaknyamanan hilang , mengetahiu

metode yang mengurangi nyeri

3. Perubahan nutrisi lebih dari tubuh

Definisi : suatu keadaan dimana terjadi perubahan kebutuhan nutrisi yang melebihi dari

kebutuhan tubuhnya

Kemungkinan berhubungan dengan : masukan berlebih sehubungan dengan

kebutuhan metabolic : pola hidup monoton, dan keyakinan budaya.

Kemungkinan dibuktikan oleh : berat badan 10-20 % , lipatan kulit trisep lebih

besar dari 15 mm pada pria dan wanita 25mm

Hasil yang diharapkan : mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan

kegemukan , melakukan program diet dan olah raga yang tepat secara individu

11 | P a g e

Page 12: Pendahuluan Dan Isi 2a

4. Intoleransi aktivitas

Definisi : dimana keadaan toleran atau sukar terhadap kegiatanyang biasanya bisa

dilakukan sendiri namun ketika sakit tidak bisa atau dibantu.

Mungkin berhubungan dengan : kelemahan umum dan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen

Kemungkinan dibuktikan oleh : laporan verbal tentang keletihan , frekuensi

jantung atau respon tekanan darah terhadap aktivitas, rasa tidaknyaman saat

bergerak , adanya dispnea, dan perubahan EKG mencerminkan iskemia atau

distirmia

Hasil yang diharapkan : berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan ,

melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas, dan menunjukkan penurunan

dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan

Definisi : suatu keadaan dimana ketidaktahuan tentang kondisi keadaanya serta

keterbatasan / kesediaan informasi yang ada

Kemungkinan berhubungan dengan : kurangnya pengetahuan , keterbatasan

kognitif, misinterpretasi informasi dan menyangkal diagnose

Kemungkinan dibuktikan oleh : menyatakan masalah , meminta informasi,

menyatakan miskonsepsi , mengikuti instruksi tidak akurat, inadekuat kinerja,

perilaku tidak tepat atau eksagregasi

Hasil yang diharapkan : menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan

regimen pengobatan , mengidentifikasi efeksamping obat dan kemungkinan

komplikasi perlu diperhatikan dan mempertahankan tekanan darah dalam

parameter normal.

12 | P a g e

Page 13: Pendahuluan Dan Isi 2a

2.1.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN

No. Diagnose Keperawatan

Tujuan/ Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung b/d peningkatan afterload, vasokonstriksi,hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard

NOC :- Cardiac pump effectiveness- Circulation status- Vital sign status

NIC:1. Pantau TD ukur

pada kedua tangan dan paha

2. Catat keberadaan , kualitas denyutan sentral dan perifer

3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

4. Amati warna kulit kelembaban ,suhu dan masa pengisian kapiler

5. Catat edema umum6. Berikan

kenyamanan terhadap pasien

7. Pertahankan pembatasan aktivitas

8. Buat jadwal aktivitas untuk pasien

9. Anjurkan teknik relaksasi

Kolaborasi1. Berikan obat obat

sesuai indikasi ex: diuretic tiazid

1. Perbandingan dari tekanan ada tidaknya masalah vaskuler Hipertensi sistolik merupakan vaktor resiko iskemia

2. Denyutan yang mungkin meurun mencerminkan efek dari vasokonstriksi

3. Pasien hipertensi karena adanya hipertropi atrium biasanya ada kakles bengik yang mengidentifikasi kongesti paru

4. Adanya pucat dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat berkaitan dengan vasokonstriksi atau penurunan curah jantung

5. Dapat menginidikasikan gagal jantung kerusakan ginjal atau vaskuler

6. Membantu untuk mnurunkan rangsangan simpatis dan meningkatkan relaksasi

7. Menurunan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekan darah dan perjalanan penyakit hipertensi

8. Agar aktifitas klien terkontrol

9. Dapat menurunkan rangsangan yang

13 | P a g e

Page 14: Pendahuluan Dan Isi 2a

menimbulkan stress ,membuat efek tenang , sehingga akan menurunkan TD

Kolaborasi1. Untuk menurunkan

TD pada pasien dan diuretik ini memperkuat agen agen anti hipertensi lain dengan membatasi retensi cairan

2 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

NOC :- Konservasi

energi- Koleransi

aktivitas- Perawatan diriKriteria hasil :- Berpartisipasi

dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi,dan RR

- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri

NIC:1. Kaji respon pasien

terhadap aktifitas , perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 x/m diatas frekuensi istirahat , peningkatan TD yang nyata selama atau sesudah aktifitas , dispneun atau nyeri dada , keletihan dan kelemahan yang berlebihan pusing sampai pingsan

2. Intruksikan pasien tentang teknik penghematan energy misalnya melakukan aktifitas dengan perlahan

3. Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas atau perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuain dengan kebutuhan

1. Menyebutkan para meter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress aktifitas dan bila ada indicator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktifitas

2. Teknik menghemat energy mengurangi penggunaan energy , juga membantu keseimbangan anatara suplai dan kebutuhan oksigen

3. Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktifitas

3 Nyeri akut NOC :- Tingakatan

nyeri- Control nyeri- Tingkatan

NIC :1. Mempertahankan

tirah baring selama fase akut

2. Berikan tindakan non

1. Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi

14 | P a g e

Page 15: Pendahuluan Dan Isi 2a

nyamanKriteria hasil :- Mampu

mengontrol nyeri

- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

- Mampu mengenali nyeri

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

- Tanda vital dalam rentang normal

farmakologi untuk menghilangkan rasa sakit kepala misalnya kompres dingin pada dahi,pijat punggung dan teknik relaksasi

3. Minimalkan aktifitas vasekonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala

4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut, yang teratur bila terjadi perdarahan hidung

Kolaborasi1. Berikan sesuai

indikasi analgesic

2. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler cerebral dan yang memperlambat respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasi

3. Aktifitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala saat adanya peningkatan tekanan vaskuler cerebral

4. Pusing dan pengelihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala

5. Meningkatakan kenyamanan umum

Kolaborasi1. Dapat menurunkan

rangsangan saraf simpatis dan mengontrol nyeri

4 Ketidakseimbang nutrisi lebih dari kebutuahan tubuh b/d masukan berlebihan

NOC :-Status nutrisi-Kontrol berat badan

NIC :1. Kaji pemahaman

pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan

2. Bicarakan pentingnya menurunkan kalori dan batasi masukan lemak , garam, dan gula sesuai indikasi

3. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan

4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilih diet

5. Tetapkan perencana penurunan berat badan yang realistic dengan pasien

6. Dorong pasie untuk

1. Kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi anatara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan masa tubuh

2. Kesalahan kebiasaan makan akan menyebabkan terjadinya aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan predis posisi untuk hipertensi dan komplikasi . kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intra vaskuler dan dapat merusak ginjal

15 | P a g e

Page 16: Pendahuluan Dan Isi 2a

mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan dan dimana makanan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan

7. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi dan kolesterol

Kolaborasi1. Rujuk keahli gizi

sesuai indikasi

3. Motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal

4. Mengidentifikasi kelbihan dan kelemahan program diet

5. Penurunan masukan kalori sesorang dapat menurunkan berat badan karena kehilangan lemak melalui kerja otot

6. Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan dan kondisi emosi saat makan

7. Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting dalam mencegah perkembangan arterogenesis

Kolaborasi1. Memberikan konseling

dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual

16 | P a g e

Page 17: Pendahuluan Dan Isi 2a

BAB IIISTUDI KASUS

LAPORAN KASUSAsuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hipertensi

I. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 22 des 2014 Tanggal masuk : 20 des 2014

Ruang/ kelas : Seruni/ III Nomor register : 08.02.115

Diagnose medis : obs hipertensi + dyspepsia syndrome

A. Identitas klien

Nama klien : Tn. S

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 65 th

Status perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku bangsa : jawa

Pendidikan :SMP

Bahasa : Jawa , indonesia

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Bengkulu utara

B. Riwayat keperawatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

a. Keluhan utama : pasien mengatakan pusing, lemah, sesak, mual dan muntah

serta nyeri dada

b. Kronologis keluhan

- Factor pencetus : beraktivitas sedikit sesak

- Timbulnya keluhan : kurang nafsu makan , cepat lelah

- Lamanya : 1 minggu

- Upaya mengatasi : istirahat

2. Riwayat kesehatan masa lalu

a. Riwayat alergi : tidak ada

b. Riwayat kecelakaan : tidak ada

c. Riwayat di rumah sakit : dipuskesmas

d. Riwayat pemakaian obat : obat procol, paramex

17 | P a g e

Page 18: Pendahuluan Dan Isi 2a

3. Riwayat keselamatan keluarga

Ket : laki-laki

Pasien

laki-laki meninggal

perempuan meninggal

perempuan

4. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga

- Ibu pasien meninggal karena stroke

- Adik perempuan pasien juga ada riwayat hipertensi

5. Riwayat psikososial dan spiritual

Adakah orang terdekat pasien : Istri

a. Interaksi dalam keluarga

- Pola komunikasi baik

- Pembuatan keputusan baik

- Kegiatan masyarakat baik

b. Dampak penyakit pasien bagi keluarga :

Keluarga kwatir dan aktivitas terganggu

c. Masalah yang mempengaruhi pasien :

Jika sampai stroke kasihan pada keluarga

d. Mekanisme koping terhadap stress :

Pasien kepikiran kalau sampai stroke

e. Persepsi pasien terhadap penyakitnya

6. Hal yang sangat difikirkan saat ini :

Keluarganya dan penyakitnya jika sampai stoke

7. Harapan setelah menjalani perawatan :

ingin sembuh

8. Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit :

18 | P a g e

Page 19: Pendahuluan Dan Isi 2a

Terbatasnya aktivitas

9. System nilai kepercayaan :

- Tidak ada nilai yang bertentangan dengan kesehatan

- Pasien dalam aktivitas agamanya terganggu

10. Kondisi lingkungan rumah bersih dekat dengan sungai

11. Pola kebiasaan sehari-hari

No Hal yang dikaji Sebelum sakit Di rumah sakit1 Pola nutrisi

Frekuensi makan 3x/hari

Napsu makan baik/buruk

Porsi makan yang dihabiskan

Makanan yang tidak disukai

Makanan yang membuat alergi

Makanan pantangan

Makanan diit

Penggunaan obat sebelum makan

Penggunaan alat bantu (NGT)

3x/hari

Baik

1 piring 1x makan

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak menentu

Tidak napsu makan karena mual, muntah,mulut terasa hambar

15 sendok 1x makan

Makanan berminyak

Tidak ada

Tinggi garam

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

2 Pola eliminasi 1. B.A.K

Frekuensi Warna Keluhan

2. B.A.B Frekuensi waktu Warna Konsistensi Keluhan

4 x/hari Kuning jernih Tidak ada

1x/hari Pagi Kuning gelap Lunak Tidak ada

5x/hari Kuning jernih Tidak ada

2hari 1x Sore Kuning Sedikit encer Tidak ada

3 Pola personal hygiene1. Mandi

Frekuensi Waktu

2. Oral hygiene Frekuensi

2x/hari Pagi,sore

2x/hari

1x/hari di lap Sore

2hari /1x

19 | P a g e

Page 20: Pendahuluan Dan Isi 2a

Waktu3. Cuci rambut

Frekuensi

pagi dan sore

2hari 1x

Sore

Tidak pernah

4 Pola istirahat dan tidur Lama tidur siang Lama tidur malam Kebiasaan sebelum

tidur

2 jam 8 jam Tidak ada

2 jam 3 jam Tidak ada

5 Pola aktivitas dan latihan Waktu bekerja Olah raga Jenis olahraga Frekuensi Keluhan aktivitas

pagi-sore tidak pernah tidak ada - -

Tidak ada Tidak ada - - Aktivitas sedikit

langsung sesak, lemah ,pusing

6 Kebiasaan yang mempengaruhi

1. Merokok Frekuensi Jumlah Lama pemakaian

2. Minuman keras Frekuensi Jumlah Lama Pemakaian

ya 3x/hari 5 batang 20 tahun Tidak minum

alcohol dsb

Tidak - - - Tidak ada

C. Pengkajian fisik1. Pemeriksaan fisik umum

Berat badan : 61 kgTinggi badan : 172 cmTekanan darah : 180/120 mmhgNadi : 110 x/mPernapasan : 32x/mSuhu tubuh : 37,5 cKeadaan umum : CMPembesaran : tidak ada

2. System penglihatan a. Posisi mata : normal simetrisb. Kelopak mata : normalc. Pergerakan bola mata : baikd. Konjungtiva : anemise. Kornea : simetris normalf. Sclera : isterikg. Pupil : baik

20 | P a g e

Page 21: Pendahuluan Dan Isi 2a

h. Otot-otot mata : normali. Fungsi penglihatan : kadang kaburj. Tanda radang : tidak adak. Pemakaian kacamata : tidak adal. Pemakaian kontak lensa : tidak adam. Reaksi terhadap cahaya : baik

3. System pendengarana. Daun telinga : simetrisb. Kondisi telinga tengah : sedikit kurang bersihc. Cairan dari telinga : ada sedikitd. Perasaan penuh ditelinga : tidak adae. Tinnitus : tidak adaf. Fungsi dengar : berkurang, kanan : 25 cm dan kiri :20 cmg. Gangguan keseimbangan : tidak adah. Pemakaian alat bantu : tidak ada

4. System wicara : baik5. System pernapasan

a. Jalan napas : efektif dan bersihb. Pernapasan : takipneac. Penggunaan otot bantu pernapasan : ICS, sternocleidomastoideusd. Frekuensi : 32x/me. Irama : tidak teraturf. Jenis pernapasan : perut dan dadag. Kedalaman : dangkalh. Batuk : ada tapi jarangi. Sputum : tidak adaj. Terdapat darah : tidakk. Suara napas : vesikuler

6. System kardiovaskulera. Sirkulasi peripher

Nadi : 110 x/m Irama : teratur, kuat dan cepat Tekanan darah : 180/120 mmhg Distensi vena jagularis : ada

Kanan : 4,5 cm Kiri : 4,8 cm

Temperature kulit : hangat Warna kulit : pucat Edema : tidak ada Kapilarry refill : 3 detik

b. Sirkulasi jantung Kecepatan denyut apical : cepat dan sangat kuat Bunyi jantung : murmur (S3) Irama : teratur / cepat

21 | P a g e

Page 22: Pendahuluan Dan Isi 2a

Sakit dada : adanya nyeri dada yang menusuk7. System hematologi

Gangguan hematologi : ada Pucat : wajah dan ekstremitas Perdarahan : tidak ada

8. System syaraf pusat Keluhan sakit kepala : ada Tingga kesadaran : Compos Mentis Glasgow corna scale : 5544 Tanda peningkatan TIK : tidak ada Gangguan system syaraf : tidak ada Pemeriksaan reflek fisiologis : ada Reflek patologis : tidak ada Pemeriksaan nervus l-xll : baik

9. System pencernaana. Keadaan mulut

Gigi : ada caries dan ompong 3 Penggunaan gigi palsu : tidak ada Stomatitis : pucat Lidah kotor : tidak Silica : tidak

b. Muntah : ada 1x 50ccc. Nyeri daerah perut : tidak adad. Bising usus : (+) positif 10x/me. Konsistensi feses : lunakf. Konstipasi : tidakg. Hepar : pembesaran 2 cmh. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, bunyi timpani

dan auskultasi + Bu tidak hiperpigmentasi

10. System endokrin Pembesaran kelenjar tiroid : tidak Nafas bau keton : tidak Luka gangrene : tidak

11. System urogenital Perubahan pola kemih : tidak ada B.A.K : 5x/hari Warna : kuning jernih Distensi kandung kemih : tidak Keluhan sakit pinggang : tidak Skala nyeri : _

12. System lategumena. Turgor kulit : kurang baikb. Warna kulit : pucat

22 | P a g e

Page 23: Pendahuluan Dan Isi 2a

c. Keadaan kulit : kering kusamd. Kelainan kulit : ada ( hiperpigmentasi daerah

ekstremitas)e. Kondisi kulit bagian infuse : baik agak kering f. Keadaan rambut : kasar , kering dan tidak bersih

13. Sistem musculoskeletal Kesulitan dalam pergerakan : ada Sakit pada tulang, sendi dan kulit : ada (sendi ) Fraktur : tidak ada Keadaan tonus otot : kurang baik Kekuatan otot : lemah

14. Data penunjang

No Tanggal Pemeriksaan Nilai normal Hasil 1 21 des 2014 a. Hemoglobin

b. Hemotokritc. Natriumd. Kaliume. Leukositf. Eritrositg. trombosit

14-16 g/dl42-52 %136-146 mmol/l3,5-5,0 mmol/l5000-10.000/ul4,0-5,5 jta/ul150000-450000/ul

10,2 g/dl30 %157,2 mmol/l5,82 mmol/l4000/ul3 jta/ul100000ul

2 22 des 2014 a. hemoglobinb. hemotokritc. natrium d. kaliume. glukosaf. foto torak

14-16 g/dl42-52 %136-146 mmol/l3,5-5,0 mmol/l+/-

10,5 g/dl32%157 mmol/l5,75 mmol/l(-)Pelebaran jantung kekiri 3cm

15. Penatalaksanaan

No Tanggal Terapi 1 20-21 des 2014 infuse RL 2000 cc dan O2 2 liter

tiazid klorotiadid 3x1 ranitidine 2x1 amp iv pct 2x500mg ceforaxime 2x1 gr iv

2 22-23 des 2014 infuse RL dan Nacl 2000 cc O2 2 liter Ceforaxime 2x1 gr iv Ranitidine 2x1 amp iv Hidrolazim 2x1 Diazepam 3x1

23 | P a g e

Page 24: Pendahuluan Dan Isi 2a

16. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah 1 Ds : pasien mengatakan sesak dan

lemah saat beraktivitasDo :

pernapasan 32 x/m Irama : tidak teratur , dangkal Sianosis takipnea

takipnea (Hipoksia ) perubahan pola pernapasan

2 Ds : pasien mengatakan nyeri dada , lemah dan sesak saat beraktivitasDo :

TD : 180/120 mmhg Nadi : 110 x/m Napas :32x/m Bunyi jantung : murmur, cepat Nyeri dada Sianosis CTR : 3 detik

vasokonstrksi Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung

3 Ds : pasien mengatakan pusing, lemah, sesak saat beraktivitasDo :

Nyeri kepala Nadi :110 x/m TD :180/120 mmhg Nyeri dada Penglihatan kadang kabur

Peningkatan tekanan vascular serebral

Nyeri (akut) sakit kepala

4 Ds : pasien mengatakan lemah, sesak aktivitas dibantuDo :

Tonus otot kurang baik Kekuatan oto lemah Turgor kulit kering

kelemahan Intoleransi aktivitas

24 | P a g e

Page 25: Pendahuluan Dan Isi 2a

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. S UMUR : 65 tahunRUANGAN : Seruni (RS. Bhayangkara) NO.REG : 08.02.115

No DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL MASALA

H MUNCUL

PARAF TANGGL MASALAH TERATASI

PARAF

1.2.

3.

Perubahan pola napas ( hipoksia) b/d takipneaResiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d vasokonstriksiNyeri akut sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler cerebral

25 | P a g e

Page 26: Pendahuluan Dan Isi 2a

III. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Tanggal Diagnose keperawatan

Tujuan / kriteria hasil

Rencana tindakan Rasional

1. 22 des 2014

Perubahan pola napas ( hipoksia) b/d takipnea

Tujuan umum : tidak terjadi hipoksiaKH: pernapasan normal , tidak sesak,ekspansi dada maksimal

1. Pantau frekuensi ,irama, kedalaman pernapasan

2. Posisikan pasien semifowler

3. Ajarkan pasien teknik relaksasi

4. Auskultasi bunya napas

5. Pantau penggunaan otot bantu pernapasan

Kolaborasi 6. Berikan terapi

oksigen dan obat

1. Perubahan komplikasi pulmonal

2. Ekspansi dada maksimal

3. Rileks dan menghindari terjadinya kolaps

4. Mengidentifikasi adanya masalah paru

5. Menunjukkkan seberapa sulit pernapasan

Kolaborasi 6. Memaksimalkan

oksigen pada darah arteri dan mencegah hipoksia

2. 22 des 2014

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d vasokonstriksi

Tujuan umum : tidak terjadi penurunan curah jantungKH: TD normal, nadi normal, bunyi jantung normal nyeri hilang

1. Lakukan pemeriksaan TD

2. Lakukan pemeriksaan nadi perifer dan catat kualitas denyutan

3. Auskultasi bunyi jantung

4. Amati warnu kulit, kelembaban , suhu dan masa pengisian kapiler

5. Berikan lingkungan nyaman

6. Ajarkan teknik relaksasi

Kolaborasi 7. Berikan obat

diuretik

1. mengontrol TD2. mengetahui jika

terjadi penurunan denyutan

3. adanya bunyi S4 ( hipertrofi atrium) dan S3 ( hipertrifi ventrikel)

4. adanya pucat, dingin, kapilery reffil lambat dan lebih dari 3 detik menunjukkan penurunan curah jantung

5. meningkatkan relaksasi

6. membuat tenang sehingga TD

26 | P a g e

Page 27: Pendahuluan Dan Isi 2a

menurunKolaborasi7. menghambat

natrium dan lalim serta obat antihipertensi

3. 22 des 2014

Nyeri akut sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan umum : tidak adanya nyeri kepala serta dadaKH : neri kepala hilang, nyeri dada hilang, nadi normal, TD normal, penglihatan tidak kabur

1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut

2. Kompres, pijat punggung dan ajarkan teknik relaksasi

3. Meminimalkan aktivitas vasokonstriksi menejan saan B.A.B

4. Bantu pasien saat ambulasi

5. Berikan cairan dan makanan lunak

Kolaborasi6. Berikan obat

analgesic diazepam

1. Meminimalkan stimulus dan relaksasi

2. Menurunkan tekanan vascular serebral

3. peningkatan tekanan vascular serebral

4. Pusing dan penglihatan kabur berhubungan

Kolaborasi 5. Meningkatkan

kenyamanan

BAB IV

PEMBAHASAN

27 | P a g e

Page 28: Pendahuluan Dan Isi 2a

BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten

yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan

28 | P a g e

Page 29: Pendahuluan Dan Isi 2a

respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan

penyempitan jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat

diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non alergik) ,Asma

gabungan.

Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan asma

bronkhial yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor presipitasi(alergen, perubahan cuaca,

stress, lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas jasmani yang berat). Pencegahan serangan

asma dapat dilakukan dengan :

Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi

Menghindari kelelahan

Menghindari stress psikis

Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin

Olahraga renang, senam asma

1.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat

menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit

banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan

saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada

makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Smeitzer, Bare. (2002), Buku ajar keperawatan medikal bedah Brumner & Sudart, Edisi 8, Volume 3, Jakarta : Buku Kedokteran EGC

2. Hardi, Amin dkk, 2012. Nanda NIC-NOC. Media Hardy : Yogyakarta

29 | P a g e

Page 30: Pendahuluan Dan Isi 2a

30 | P a g e