pendahuluan & isi makalah

52
BAB I PENDAHULUAN A. PEMAHAMAN Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha, berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah (teladan yang baik). B. LANDASAN DAN SUMBER Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al-Quran dan Sunnah Nabi yang merupakan pengembangan dan pengayaan daripemikiran- pemikiran formal (baku) dalam Muhammadiyah seperti Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 1

Upload: riyan-kemal-seftiayana

Post on 23-Jun-2015

4.357 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. PEMAHAMAN

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai

dan norma Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi

pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan

sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pedoman Hidup Islami Warga

Muhammadiyah merupakan pedoman untuk menjalani kehidupan dalam lingkup

pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, mengelola amal usaha,

berbisnis, mengembangkan profesi, berbangsa dan bernegara, melestarikan

lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

mengembangkan seni dan budaya yang menunjukkan perilaku uswah hasanah

(teladan yang baik).

B. LANDASAN DAN SUMBER

Landasan dan sumber Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah ialah Al-

Quran dan Sunnah Nabi yang merupakan pengembangan dan pengayaan

daripemikiran-pemikiran formal (baku) dalam Muhammadiyah seperti Matan

Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar

Muhammadiyah, Matan Kepribadian Muhammadiyah, Khittah Perjuangan

Muhammadiyah, serta hasil-hasil Keputusan Majelis Tarjih.

C. KEPENTINGAN

Warga Muhammadiyah dewasa ini makin memerlukan pedoman kehidupan

yang bersifat panduan dan pengayaan dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-

hari. Tuntutan ini didasarkan atas perkembangan situasi dan kondisi antara lain:

1) Kepentingan akan adanya pedoman yang dijadikan acuan bagi segenap

anggota Muhammadiyah sebagai penjabaran dan bagian dari Keyakinan

Hidup Islami Dalam Muhammadiyah yang menjadi amanat Tanwir

Jakarta1992 yang lebih merupakan konsep filosofis.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 1

Page 2: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

2) Perubahan-perubahan sosial-politik dalam kehidupan nasional di era

reformasi yang menumbuhkan dinamika tinggi dalam kehidupan umat dan

bangsa serta mempengaruhi kehidupan Muhammadiyah, yang memerlukan

pedoman bagi warga dan pimpinan Persyarikatan bagaimana menjalani

kehidupan di tengah gelombang perubahan itu.

3) Perubahan-perubahan alam pikiran yang cenderung pragmatis

(berorientasipada nilai-guna semata), materialistis (berorientasi pada

kepentingan materisemata), dan hedonistis (berorientasi pada pemenuhan

kesenangan duniawi) yang menumbuhkan budaya inderawi (kebudayaan

duniawi yang sekular) dalam kehidupan modern abad ke-20 yang disertai

dengan gaya hidup modern memasuki era baru abad ke-21.

4) Penetrasi budaya (masuknya budaya asing secara meluas) dan

multikulturalisme (kebudayaan masyarakat dunia yang majemuk dan serba

melintasi) yang dibawa oleh globalisasi (proses hubungan hubungan sosial

ekonomi-politik-budaya yang membentuk tatanan sosial yang mendunia)

yang akan makin nyata dalam kehidupan bangsa.

5) Perubahan orientasi nilai dan sikap dalam bermuhammadiyah karena

berbagai faktor (internal dan eksternal) yang memerlukan standar nilai dan

norma yang jelas dari Muhammadiyah sendiri.

D. SIFAT

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah memiliki beberapa

sifat/kriteria sebagai berikut:

1. Mengandung hal-hal yang pokok/prinsip dan penting dalam bentuk acuan

nilai dan norma.

2. Bersifat pengayaan dalam arti memberi banyak khazanah untuk

membentuk keluhuran dan kemulian ruhani dan tindakan.

3. Aktual, yakni memiliki keterkaitan dengan tuntutan dan kepentingan

kehidupan sehari-hari.

4. Memberikan arah bagi tindakan individu maupun kolektif yang bersifat

keteladanan.

5. Ideal, yakni dapat menjadi panduan umum untuk kehidupan sehari-hari

yang bersifat pokok dan utama.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 2

Page 3: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

6. Rabbani, artinya mengandung ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang bersifat

akhlaqi yang membuahkan kesalihan.

7. Taisir, yakni panduan yang mudah difahami dan diamalkan oleh setiap

muslim khususnya warga Muhammadiyah.

E. TUJUAN

Terbentuknya perilaku individu dan kolektif seluruh anggota

Muhammadiyah yang menunjukkan keteladanan yang baik (uswah hasanah)

menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

F. KERANGKA

Materi Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah dikembangkan dan

dirumuskan dalam kerangka sistematika sebagai berikut:

1) Bagian Umum : Pendahuluan

2) Bagian Kedua : Islam dan Kehidupan

3) Bagian Ketiga : Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah

a) Kehidupan Pribadi

b) Kehidupan dalam Keluarga

c) Kehidupan Bermasyarakat

d) Kehidupan Berorganisasi

e) Kehidupan dalam Mengelola Amal usaha

f) Kehidupan dalam Berbisnis

g) Kehidupan dalam Mengembangkan Profesi

h) Kehidupan dalam Berbangsa dan Bemegara

i) Kehidupan dalam Melestarikan Lingkungan

j) Kehidupan dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

k) Kehidupan dalam Seni dan Budaya

4) Bagian Keempat : Tuntunan Pelaksanaan

5) Bagian Kelima : Penutup Bagian Kedua

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 3

Page 4: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

BAB II

PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN

Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul1, sebagai

hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa, yang menjamin

kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi. Agama Islam, yakni

Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai Nabi akhir zaman, ialah

ajaran yang diturunkan Allah yang tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi yang

shahih(maqbul) berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk

untukkebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran Islam bersifat menyeluruh

yang satudengan lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan meliputi bidang-bidang aqidah,

akhlaq, ibadah, dan mu'amalah duniawiyah. Islam adalah agama untuk penyerahan diri

semata-mata kepada Allah2, Agama semua Nabi-nabi3, Agama yang sesuai dengan

fitrah manusia4, Agama yang menjadi petunjuk bagi manusia5, Agama yang mengatur

hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama6, Agama yang

menjadi rahmat bagi semesta alam7. Islam satu-satunya agama yang diridhai Allah8 dan

agama yang sempurna9. Dengan beragama Islam maka setiap muslim memiliki

dasar/landasan hidup Tauhid kepada Allah10, fungsi/peran dalam kehidupan berupa

ibadah11, dan menjalankan kekhalifahan12, dan bertujuan untuk meraih Ridha serta

Karunia Allah SWT13. Islam yang mulia dan utama itu akan menjadi kenyataan dalam

kehidupan di dunia apabila benarbenar diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan oleh

seluruh pemeluknya (orang Islam, umat Islam) secara total atau kaffah14 dan penuh

ketundukan atau penyerahan diri15.

Dengan pengamalan Islam yang sepenuh hati dan sungguh-sungguh itu maka

terbentukmanusia muslimin yang memiliki sifat-sifat utama: a. Kepribadian Muslim16,

b.

1. Q.S.Asy-Syura/42:13

2. Q.S. An-Nisa/4 : 125

3. Q.S. Al-Baqarah/2: 136

4. Q.S. Ar-Rum/30: 30

5. Q.S. Al-Baqarah/2: 185

6. Q.S. Ali Imran/3: 112

7. Q.S. Al-Anbiya/21: 107

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 4

Page 5: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

8. Q.S. Ali Imran/3: 19

9. Q.S. Al-Maidah/5: 3

10. Q.S. Al-Ikhlash/112: 1-4

11. Q.S.Adz-Dzariyat/51:56

12. Q.S. Al-Baqarah/2: 30; Al-An'am/6: 165; Al`Araf/7: 69, 74; Yunus/10: 14, 73;

As-Shad/38: 26

13. Q.S. Al-Fath/48: 29

14. Q.S. Al-Baqarah/2: 208

15. Q.S. Al-An'am/6: 161-163

Kepribadian Mu'min17, c. Kepribadian Muhsin dalam arti berakhlak mulia18,

dan d. Kepribadian Muttaqin19.

Setiap muslim yang berjiwa mu'min, muhsin, dan muttaqin, yang paripuma itu

dituntut untuk memiliki keyakinan (aqidah) berdasarkan tauhid yang istiqamah

danbersih dari syirk, bid'ah, dan khurafat; memiliki cara berpikir (bayani),

(burhani), dan (irfani); dan perilaku serta tindakan yang senantiasa dilandasi

oleh dan mencerminkan akhlaq al karimah yang menjadi rahmatan li-`alamin.

Dalam kehidupan di dunia ini menuju kehidupan di akhirat nanti pada

hakikatnya Islam yang serba utama itu benar-benar dapat dirasakan, diamati,

ditunjukkan, dibuktikan, dan membuahkan rahmat bagi semesta alam sebagai

sebuah manhaj kehidupan (sistem kehidupan) apabila sungguh-sungguh secara

nyata diamalkan oleh para pemeluknya. Dengan demikian Islam menjadi sistem

keyakinan, sistem pemikiran, dan sistem tindakan yang menyatu dalam diri

setiap muslim dan kaum muslimin sebagaimana menjadi pesan utama risalah

da'wah Islam. Da'wah Islam sebagai wujud menyeru dan membawa umat

manusia ke jalan Allah20 pada dasarnya harus dimulai dari orang-orang Islam

sebagai pelaku da'wah itu sendiri (ibda binafsika) sebelum berda’wah kepada

orang/pihak lain sesuai dengan seruan Allah: “Hai orang-orang yang beriman,

peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka....”21. Upaya mewujudkan

Islam dalam kehidupan dilakukan melalui da'wah itu ialah mengajak kepada

kebaikan (amar ma’ruf), mencegah kemunkaran (nahyu munkar), dan mengajak

untuk beriman (tu'minuna billah) guna terwujudnya umat yang sebaikbaiknya

atau khairu ummah22 Berdasarkan pada keyakinan, pemahaman, dan

penghayatan Islam yang mendalam dan menyeluruh itu maka bagi segenap

warga Muhammadiyah merupakan suatu kewajiban yang mutlak untuk

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 5

Page 6: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

melaksanakan dan mengamalkan Islam dalam seluruh kehidupan dengan jalan

mempraktikkan hidup Islami dalam lingkungan sendiri sebelum menda’wahkan

Islam kepada pihak lain. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam

16. Q.S. Al-Baqarah/2: 112, 133, 136, 256; Ali Imran/3 : 19, 52, 82, 85; An-

Nisa/4: 125, 165, 170; Al-Maidah/5: 111, Al-An'am/6: 163; Al-Araf/7:

126; At-Taubah/9: 33; Yunus/10: 72, 84, 90; Hud/11: 14; Yusuf/12: 101;

An-Nahl/16: 89, 102; Asy-Syuura/42: 13; Ash-Shaf/61: 9;

Al-Mu'minun/23: 1-11

17. Q.S. Al-Baqarah/2: 2-4, 213 s/d 214, 165, 285; Ali Imran/3: 122 s/d 139;

An-Nisa/4:76; At-Taubah/9: 51, 71; Hud/11: 112 s/d 122;

Al-Mu'minun/23: 1 s/d 11; Al-Hujarat/49:15 18 Q.S. Al-Baqarah/2: 58,

112; An-Nisa/4: 125; Al-`An'am/6: 14; An-Nahl/16: 29, 69,

128; Luqman/31: 22; Ash-Shaffat/37: 113; Al-Ahqhaf/46: 15

18. Q.S. Al-Baqarah/2: 2 s/d 4, 177, 183; Ali Imran/3: 17, 76, 102, 133 s/d

134; Al-Maidah/5: 8; Al-'Araf/7: 26, 128, 156; Al-Anfal/8: 34; At-

Taubah/9: 8; Yunus/10: 62 s/d64; An-Nahl/16: 128; Ath-Thalaq/65: 2 s/d

4; An-Naba/78: 31

19. Q.S. Yusuf/112: 108

20. Q.S. At-Tahrim/66: 6

21. Q.S. Ali Imran/3: 104, 110

maupun warga Muhammadiyah sebagai muslim benar-benar dituntut

keteladanannya dalam mengamalkan Islam di berbagai lingkup kehidupan,

sehingga Muhammadiyahsecara kelembagaan dan orang orang

Muhammadiyah secara perorangan dan kolektif sebagai pelaku da'wah

menjadi rahmatan lil `alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 6

Page 7: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

BAB III

KEHIDUPAN ISLAMI WARGA MUHAMMADIYAH

A. KEHIDUPAN PRIBADI

1. Dalam Aqidah

1.1 Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran

imani berupa tauhid kepada Allah Subhanahu Wata'ala23 yang benar,

ikhlas, dan penuh ketundukkan sehingga terpancar sebagai lbad ar-

rahman24 yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi

mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna.

1.2 Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman25 dan tauhid26

sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan

berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirk, takhayul,

bid'ah, dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah

Subhanahu Wata'ala27.

2. Dalam Akhlaq

2.1 Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi

dalam mempraktikkan akhlaq mulia28, sehingga menjadi uswah

hasanah29 yang diteladani oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh,

dan fathanah.

2.2 Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup

harus senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas30 dalam wujud

amalamal shalih dan ihsan, serta menjauhkan diri dari perilaku riya’,

sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran.

2.3 Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlaq yang

mulia (akhlaq al-karimah) sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan diri

dari akhlaq yang tercela (akhlaq al-madzmumah) yang membuat dibenci

dan dijauhi sesama.

23. Q.S. Al-Ikhlash/112: 1 s/d 4

24. Q.S. Al-Furqan/25: 63-77

25. Q.S. An-Nisa/4: 136

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 7

Page 8: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

26. Q.S. Al-Ikhlash/112: 1 s/d 4

27. Q.S. Al-Baqarah/2: 105, 221; An-Nisa/4: 48; Al-Maidah/5: 72;

Al`An'am/6: 14, 22 s/d 23, 101, 121; At-Taubah/9: 6, 28, 33; Al-

Haj/22: 31; Luqman/31: 13 s/d 15

28. Q.S. Al-Qalam/68 : 4

29. Q.S. Al Ahzab/33: 21

30. Q.S. Al-Bayinah/98: 5, Hadist Nabi riwayat Bukhari-Muslim dari

Umar bin Khattab

2.4 Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas

maupun dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri

dari perbuatan korupsi dan kolusi serta praktik-praktik buruk lainnya yang

merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran dalam kehidupan di

dunia ini.

3. Dalam Ibadah

3.1 Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan

jiwa/hati ke arah terbentuknya pribadi yang mutaqqin dengan beribadah

yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang buruk31, sehingga

terpancar kepribadian yang shalih32 yang menghadirkan kedamaian dan

kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.

3.2 Setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan

sebaik-baiknya dan menghidup suburkan amal nawafil (ibadah sunnah)

sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta menghiasi diri dengan iman yang

kokoh, ilmu yang luas, dan amal shalih yang tulus sehingga tercermin

dalam kepribadian dan tingkah laku yang terpuji.

4. Dalam Mu’amalah Duniawiyah

4.1 Setiap warga Muhammadiyah harus selalu menyadari dirinya sebagai

abdi33 dan khalifah di muka bumi34, sehingga memandang dan menyikapi

kehidupan dunia secara aktif dan positif35 serta tidak menjauhkan diri dari

pergumulan kehidupan36 dengan landasan iman, Islam, dan ihsan dalam

arti berakhlaq karimah37.

4.2 Setiap warga Muhammadiyah senantiasa berpikir secara burhani, bayani,

dan irfani yang mencerminkan cara berpikir yang Islami yang dapat

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 8

Page 9: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

membuahkan karya-karya pemikiran maupun amaliah yang mencerminkan

keterpaduan antara orientasi habluminallah dan habluminannas serta

maslahat bagi kehidupan umat manusia38.

4.3 Setiap warga Muhammadiyah harus mempunyai etos kerja Islami, seperti:

kerja keras, disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, berusaha secara

maksimal/optimal untuk mencapai suatu tujuan39.

31. Q.S. Asy-Syams/91 : 5-8

32. Q.S. Al-Ashr/103 : 3, Q.S. Ali Imran/4 : 114

33. Q.S. Al-Baqarah/2 :

34. Q.S. Al-Baqarah/2: 30

35. Q.S. Shad/38: 27

36. Q.S. Al-Qashash/28 : 77

37. H. R. Bukhari-Muslim

38. Q.S. Ali Imran/3 : 1 12

39. Q.S. Ali Imran/3: 142; Al-Insyirah/94 : 5-8

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 9

Page 10: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

B. KEHIDUPAN DALAM KELUARGA

1. Kedudukan Keluarga

1.1 Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai

tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan,

karenanya menjadi kewajiban setiap anggota Muhammadiyah untuk

mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah40

yang dikenal dengan Keluarga Sakinah.

1.2 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut untuk benar-

benar dapat mewujudkan Keluarga Sakinah yang terkait dengan

pembentukan Gerakan Jama’ah dan da'wah Jama’ah menuju terwujudnya

Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2. Fungsi Keluarga

2.1 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu difungsikan

selain dalam mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam juga

melaksanakan fungsi kaderisasi sehingga anak-anak tumbuh menjadi

generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi pelangsung dan

penyempuma gerakan da'wah di kemudian hari.

2.2 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanan

(uswah hasanah) dalam mempraktikkan kehidupan yang Islami yakni

tertanamnya ihsan/kebaikan dan bergaul dengan ma’ruf41, saling

menyayangi dan mengasihi42, menghormati hak hidup anak43, saling

menghargai dan menghormati antar anggota keluarga, memberikan

pendidikan akhlaq yang mulia secara paripuma44, menjauhkan segenap

anggota keluarga dari bencana siksa neraka45, membiasakan

bermusyawarah dalam menyelasaikan urusan46, berbuat adil dan

ihsan47, memelihara persamaan hak dan kewajiban48, dan menyantuni

anggota keluarga yang tidak mampu49.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 10

Page 11: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

3. Aktifitas Keluarga

3.1 Di tengah arus media elektronik dan media cetak yang makin terbuka,

keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah kian dituntut perhatian

dan kesungguhan dalam mendidik anak-anak dan menciptakan suasana

yang harmonis agar terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan

terciptanya suasana pendidikan keluarga yang positif sesuai dengan nilai-

nilai ajaran Islam.

40. Q.S. Ar-Rum/30 : 21

41. Q.S. An-Nisa/4 : 19, 36, 128; Al-Isra/17 : 23, Luqman/31 : 14

42. Q.S. Ar-Rum/30 : 21

43. Q.S. Al-An'am/6 : 151, Al-Isra/17 : 31

44. Q.S. Al-Ahzab/33 : 59

45. Q.S. At-Tahrim/66 : 6

46. Q.S. At-Talaq/65 : 6, Al-Baqarah/2 : 233

47. Q.S. Al-Maidah/5 : 8, An-Nahl/16 : 90

48. Q.S. Al-Baqarah/2 : 228, An-Nisa/4 : 34

49. Q.S. Al-Isra/17 : 26, Ar-Rum/30 : 38

3.2 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut

keteladanannya untuk menunjukkan penghormatan dan perlakuan yang

ihsan terhadap anakanak dan perempuan serta menjauhkan diri dari

praktik-praktik kekerasan dan menelantarkan kehidupan terhadap

anggota keluarga.

3.3 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu memiliki

kepedulian sosial dan membangun hubungan sosial yang ihsan, ishlah,

dan ma'ruf dengan tetangga-tetangga sekitar maupun dalam kehidupan

sosial yang lebih luas di masyarakat sehingga tercipta qaryah thayyibah

dalam masyarakatsetempat.

3.4 Pelaksanaan shalat dalam kehidupan keluarga harus menjadi prioritas

utama, dan kepala keluarga jika perlu memberikan sanksi yang bersifat

mendidik.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 11

Page 12: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

C. KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

1. Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan

dengan sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya

masing-masing dengan memelihara hak dan kehormatan baik dengan sesama

muslim maupun dengan non-muslim, dalam hubungan ketetanggaan bahkan

Islam memberikan perhatian sampai ke area 40 rumah yang dikategorikan

sebagai tetangga yang harus dipelihara hak-haknya.

2. Setiap keluarga dan anggota keluarga Muhammadiyah harus menunjukkan

keteladanan dalam bersikap baik kepada tetangga50, memelihara kemuliaan

dan memuliakan tetangga51, bermurah-hati kepada tetangga yang ingin

menitipkan barang atau hartanya52, menjenguk bila tetangga sakit53,

mengasihi tetangga sebagaimana mengasihi keluarga/diri sendiri54,

menyatakan ikut bergembira/senang hati bila tetangga memperoleh kesuksesan,

menghibur dan memberikan perhatian yang simpatik bila tetangga mengalami

musibah atau kesusahan, menjenguk/melayat bila ada tetangga meninggal dan

ikut mengurusi sebagaimana hak-hak tetangga yang diperlukan, bersikap

pemaaf dan lemah lembut bila tetangga salah, jangan selidik-menyelidiki

keburukan-keburukan tetangga, membiasakan memberikan sesuatu seperti

makanan dan oleh-oleh kepada tetangga, jangan menyakiti tetangga, bersikap

kasih sayang dan lapang dada, menjauhkan diri dari segala sengketa dan sifat

tercela, berkunjung dan saling tolong menolong, dan melakukan amar ma'ruf

nahi munkar dengan cara yang tepat dan bijaksana.

3. Dalam bertetangga dengan yang berlainan agama juga diajarkan untuk bersikap

baik dan adil55, mereka berhak memperoleh hak-hak dan kehormatan sebagai

tetangga56, memberi makanan yang halal dan boleh pula menerima makanan

dari

50. H.R. Bukhari & Muslim

51. H.R. Bukhari & Muslim

52. H.R. Bukhari & Muslim

53. H.R. Bukhari & Muslim

54. H.R. Bukhari & Muslim

55. Q.S. Al-Mumtahanah/60 : 8

56. H.R. Abu Dawud

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 12

Page 13: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

mereka berupa makanan yang halal, dan memelihara toleransi sesuai dengan

prinsi-prinsip yang diajarkan Agama Islam.

4. Dalam hubungan-hubungan sosial yang lebih luas setiap anggota

Muhammadiyah baik sebagai individu, keluarga, maupun jama'ah (warga) dan

jam'iyah (organisasi) haruslah menunjukkan sikap-sikap sosial yang didasarkan

atas prinsip menjunjung-tinggi nilai kehormatan manusia57, memupuk rasa

persaudaraan dan kesatuan kemanusiaan58, mewujudkan kerjasama umat

manusia menuju masyarakat sejahtera lahir dan batin59, memupuk jiwa

toleransi60, menghormati kebebasan orang lain61, menegakkan budi baik 62,

menegakkan amanat dan keadilan63, perlakuan yang sama64, menepati

janji65, menanamkan kasihsayang dan mencegah kerusakan66, menjadikan

masyarakat menjadi masyarakat yang shalih dan utama67, bertanggungjawab

atas baik dan buruknya masyarakat dengan melakukan amar ma'ruf dan nahi

munkar68, berusaha untuk menyatu dan berguna/bermanfaat bagi

masyarakat69, memakmurkan masjid, menghormati dan mengasihi antara yang

tua dan yang muda, tidak merendahkan sesama70, tidak berprasangka buruk

kepada sesama71, peduli kepada orang miskin dan yatim72, tidak mengambil

hak orang lain73, berlomba dalam kebaikan74, dan hubunganhubungan sosial

lainnya yang bersifat ishlah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya.

5. Melaksanakan gerakan jamaah dan da'wah jamaah sebagai wujud dari

melaksanakan da'wah Islam di tengah-tengah masyarakat untuk perbaikan

hidup baik lahir maupun batin sehingga dapat mencapai cita-cita masyarakat

Islam yang sebenar-benarnya.

57. Q.S. Al-Isra/17 : 70

58. Q.S. Al-Hujarat/49 : 13

59. Q.S. Al-Maidah/5 : 2

60. Q.S. Fushilat/41 : 34

61. Q.S. Al-balad/90 : 13, Al-Baqarah/2 : 256, An-Nisa/4 : 29, Al-Maidah/5 :

38

62. Q.S. Al-Qalam/68 : 4

63. Q.S. An-Nisa/4 : 57-58

64. Q.S. Al-Baqarah/2 : 194, An-Nahl/16 : 126

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 13

Page 14: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

65. Q.S. Al-Isra/17 : 34

66. Q.S. Al-Hasyr/59 : 9

67. Q.S. Ali Imran/3 : 114

68. Q.S. Ali Imran/3 : 104, 110

69. Q.S. Al-Maidah/5 : 2

70. Q.S. Al-Hujarat/49 : 11

71. Q.S. An-Nur/24 : 4

72. Q.S. Al-Baqarah/2 : 220

73. Q.S. Al-Maidah/5 : 38

74. Q.S. Al Baqarah/2 : 148

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 14

Page 15: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

D. KEHIDUPAN BERORGANISASI

1. Persyarikatan Muhammadiyah merupakan amanat umat yang didirikan dan

dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan untuk kepentingan menjunjung tinggi dan

menegakkan Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang

sebenarbenarnya, karena itu menjadi tanggungjawab seluruh warga dan lebih-

lebih pimpinan Muhammadiyah di berbagai tingkatan dan bagian untuk benar-

benar menjadikan organisasi (Persyarikatan) ini sebagai gerakan da'wah Islam

yang kuat dan unggul dalam berbagai bidang kehidupan

2. Setiap anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah berkewajiban

memelihara, melangsungkan, dan menyempurnakan gerak dan langkah

Persyarikatan dengan penuh komitmen yang istiqamah, kepribadian yang mulia

(shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah), wawasan pemikiran dan visi yang luas,

keahlian yang tinggi, dan amaliah yang unggul sehingga Muhammadiyah

menjadi gerakan Islam yang benar-benar menjadi rahmatan lil `alamin.

3. Dalam menyelesaikan masalah-masalah dan konflik-konflik yang timbul di

Persyarikatan hendaknya mengutamakan musyawarah dan mengacu pada

peraturan-peraturan organisasi yang memberikan kemaslahatan dan kebaikan

seraya dijauhkan tindakan-tindakan anggota pimpinan yang tidak terpuji dan

dapat merugikan kepentingan Persyarikatan.

4. Menggairahkan ruh al Islam dan ruh al jihad dalam seluruh gerakan

Persyarikatan dan suasana di lingkungan Persyarikatan sehingga

Muhammadiyah benar-benar tampil sebagai gerakan Islam yang istiqamah dan

memiliki ghirah yang tinggi dalam mengamalkan Islam.

5. Setiap anggota pimpinan Persyarikatan hendaknya menunjukkan keteladanan

dalam bertutur-kata dan bertingkahlaku, beramal dan berjuang, disiplin dan

tanggungjawab, dan memiliki kemauan untuk belajar dalam segala lapangan

kehidupan yang diperlukan.

6. Dalam lingkungan Persyarikatan hendaknya dikembangkan disiplin tepat

waktubaik dalam menyelenggarakan rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, dan

kegiatankegiatan lainnya yang selama ini menjadi ciri khas dari etos kerja dan

disiplin Muhammadiyah.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 15

Page 16: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

7. Dalam acara-acara rapat dan pertemuan-pertemuan di lingkungan persyarikatan

hendaknya ditumbuhkan kembali pengajian-pengajian singkat (seperti Kuliah

Tujuh Menit) dan selalu mengindahkan waktu shalat dan menunaikan shalat

jama'ah sehingga tumbuh gairah keberagamaan yang tinggi yang menjadi

bangunan bagi pembentukan kesalihan dan ketaqwaan dalam mengelola

Persyarikatan.

8. Para pimpinan Muhammadiyah hendaknya gemar mengikuti dan

menyelenggarakan kajian-kajian keislaman, memakmurkan masjid dan

menggiatkan peribadahan sesuai ajaran Al-Quran dan Sunnah Nabi, dan

amalanamalan Islam lainnya.

9. Wajib menumbuhkan dan menggairahkan perilaku amanat dalam memimpin

dan mengelola organisasi dengan segala urusannya, sehingga milik dan

kepentingan Persyarikatan dapat dipelihara dan dipergunakan subesar-besarnya

untuk kepentingan da'wah serta dapat dipertanggungjawabkan secara organisasi.

10. Setiap anggota Muhammadiyah lebih-lebih para pimpinannya hendaknya jangan

mengejar-ngejar jabatan dalam Persyarikatan tetapi juga jangan menghindarkan

diri manakala memperoleh amanat sehingga jabatan dan amanat merupakan

sesuatu yang wajar sekaligus dapat ditunaikan dengan sebaik-baiknya, dan

apabila tidak menjabat atau memegang amanat secara formal dalam organisasi

maupun amal usaha hendaknya menunjukkan jiwa besar dan keikhlasan serta

tidak terus berusaha untuk mempertahankan jabatan itu lebih-lebih dengan

menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan akhlaq Islam.

11. Setiap anggota pimpinan Muhammadiyah hendaknya menjauhkan diri dari

fitnah, sikap sombong, ananiyah, dan perilaku-perilaku yang tercela lainnya

yang mengakibatkan hilangnya simpati dan kemuliaan hidup yang seharusnya

dijunjung tinggi sebagai pemimpin.

12. Dalam setiap lingkungan Persyarikatan hendaknya dibudayakan tradisi

membangun imamah dan ikatan jamaah serta jam'iyah sehingga

Muhammadiyah dapat tumbuh dan berkembang sebagai kekuatan gerakan

da'wah yang kokoh.

13. Dengan semangat tajdid hendaknya setiap anggota pimpinan Muhammadiyah

memiliki jiwa pembaru dan jiwa da'wah yang tinggi sehingga dapat mengikuti

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 16

Page 17: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

dan memelopori kemajuan yang positif bagi kepentingan `izzul Islam wal

muslimin (kejayaan Islam dan kaum muslimin dan menjadi rahmatan lil ‘alamin

(rahmat bagi alam semesta).

14. Setiap anggota pimpinan dan pengelola Persyarikatan di manapun berkiprah

hendaknya bertanggungjawab dalam mengemban misi Muhammadiyah dengan

penuh kesetiaan (komitmen yang istiqamah) dan kejujuran yang tinggi, serta

menjauhkan diri dari berbangga diri (sombong dan ananiyah) manakala dapat

mengukir kesuksesan karena keberhasilan dalam mengelola amal usaha

Muhammadiyah pada hakikatnya karena dukungan semua pihak di dalam dan di

luar Muhammadiyah dan lebih penting lagi karena pertolongan Allah

Subhanahu Wata'ala.

15. Setiap anggota pimpinan maupun warga Persyarikatan hendaknya menjauhkan

diri dari perbuatan taqlid, syirik, bid'ah, tahayul dan khurafat.

16. Pimpinan Persyarikatan harus menunjukkan akhlaq pribadi muslim dan mampu

membina keluarga yang Islami.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 17

Page 18: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

E. KEHIDUPAN DALAM MENGELOLA AMAL USAHA

1. Amal Usaha Muhammadiyah adalah salah satu usaha dari usaha-usaha dan

media da’wah Persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan,

yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud

Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Oleh karenanya semua bentuk

kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus mengarah kepada terlaksananya

maksud dan tujuan Persyarikatan dan seluruh pimpinan serta pengelola amal

usaha berkewajiban untuk melaksanakan misi utama Muhammadiyah itu

dengan sebaik-baiknya sebagai misi da'wah75. 75 Q.S. Ali Imran/3: 104, 110

2. Amal usaha Muhammadiyah adalah milik Persyarikatan dan Persyarikatan

bertindak sebagai Badan Hukum/Yayasan dari seluruh amal usaha itu, sehingga

semua bentuk kepemilikan Persyarikatan hendaknya dapat diinventarisasi

dengan baik serta dilindungi dengan bukti kepemilikan yang sah menurut

hukum yang berlaku. Karena itu, setiap pimpinan dan pengelola amal usaha

Muhammadiyah di berbagai bidang dan tingkatan berkewajiban menjadikan

amal usaha dengan pengelolaannya secara keseluruhan sebagai amanat umat

yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya76.

3. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh

pimpinan persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian

pimpinan amal usaha dalam mengelola amal usahanya harus tunduk kepada

kebijaksanaan Persyarikatan dan tidak menjadikan amal usaha itu terkesan

sebagai milik pribadi atau keluarga, yang akan menjadi fitnah dalam kehidupan

dan bertentangan dengan amanat77.

4. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang

mempunyai keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut, karena itu status

keanggotaan dan komitmen pada misi Muhammadiyah menjadi sangat penting

bagi pimpinan tersebut agar yang bersangkutan memahami secara tepat tentang

fungsi amal usaha tersebut bagi Persyarikatan dan bukan semata-mata sebagai

pencari nafkah yang tidak peduli dengan tugas-tugas dan

kepentingankepentingan Persyarikatan.

5. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran dan tugas

dirinya dalam mengemban amanah Persyarikatan. Dengan semangat amanah

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 18

Page 19: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

tersebut, maka pimpinan akan selalu menjaga kepercayaan yang telah diberikan

oleh Persyarikatan dengan melaksanakan fungsi manajemen perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan yang sebaik-baiknya dan sejujur jujurnya.

6. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha meningkatkan dan

mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh

kesungguhan. Pengembangan ini menjadi sangat penting agar amal usaha

senantiasa dapat berlomba-lomba dalam kabaikan (fastabiq al khairat) guna

memenuhi tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman.

7. Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka pimpinan amal

usaha Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam ukuran kewajaran

(sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap amanah dan

tanggungjawab akan kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan persyarikatan

hendaknya membuat tata aturan yang jelas dan tegas mengenai gaji tersebut

dengan dasar kemampuan dan keadilan.

8. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan pengelolaan

amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya dalam hal

keuangan/kekayaan kepada pimpinan Persyarikatan secara bertanggung jawab

dan bersedia untuk diaudit serta mendapatkan pengawasan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

9. Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan suasana

kehidupan Islami dalam amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dan 76

Q.S. An-Nisa/4: 57 77 Q.S. Al-Anfal/8 : 27 menjadikan amal usaha yang

dipimpinnya sebagai salah satu alat da'wah maka tentu saja usaha ini menjadi

sangat perlu agar juga menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat.

10. Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota) Muhammadiyah

yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau kemampuannya. Sebagai warga

Muhammadiyah diharapkan karyawan mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan

untuk memelihara serta mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk

pengabdian kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada sesama. Sebagai

karyawan dari amal usaha Muhammadiyah tentu tidak boleh terlantar dan

bahkan

berhak memperoleh kesejahteraan dan memperoleh hak-hak lain yang layak

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 19

Page 20: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

tanpa terjebak pada rasa ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan

kewajiban dan bersikap berlebihan.

11. Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha Muhammadiyah

berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan keteladanan diri,

melayani sesama, menghormati hak-hak sesama, dan memiliki kepedulian sosial

yang tinggi sebagai cerminan dari sikap ihsan, ikhlas, dan ibadah.

12. Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah

hendaknya memperbanyak silaturahim dan membangun hubungan-hubungan

sosial yang harmonis (persaudaraan dan kasih sayang) tanpa mengurangi

ketegasan dan tegaknya sistem dalam penyelenggaraan amal usaha

masingmasing.

13. Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah selain

melakukan aktivitas pekerjaan yang rutin dan menjadi kewajibannya juga

dibiasakan melakukan kegiatan-kegiatan yang memperteguh dan meningkatkan

taqarrub kepada Allah dan memperkaya ruhani serta kemuliaan akhlaq melalui

pengajian, tadarrus serta kajian Al-Quran dan As-Sunnah , dan bentuk-bentuk

ibadah dan mu'amalah lainnya yang tertanam kuat dan menyatu dalam seluruh

kegiatan amal usaha Muhammadiyah.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 20

Page 21: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

F. KEHIDUPAN DALAM BERBISNIS

1. Kegiatan bisnis-ekonomi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Sepanjang tidak merugikan

kemaslahatan manusia, pada umumnya semua bentuk kerja diperbolehkan, baik

di bidang produksi maupun distribusi (perdagangan) barang dan jasa. Kegiatan

bisnis barang dan jasa itu haruslah berupa barang dan jasa yang halal dalam

pandangan syariat atas dasar sukarela (taradlin).

2. Dalam melakukan kegiatan bisnis-ekonomi pada prinsipnya setiap orang dapat

menjadi pemilik organisasi bisnis, maupun pengelola yang mempunyai

kewenangan menjalankan organisasi bisnisnya, ataupun menjadi keduanya

(pemilik sekaligus pengelola), dengan tuntutan agar ditempuh dengan cara

yang benar dan halal sesuai prinsip mu'amalah dalam Islam. Dalam

menjalankan aktivitas bisnis tersebut orang dapat pula menjadi pemimpin,

maupun menjadi anak buah secara bertanggungjawab sesuai dengan

kemampuan dan kelayakan. Baik menjadi pemimpin maupun anak buah

mempunyai tugas, kewajiban, dan tanggungjawab sebagaimana yang telah

diatur dan disepakati bersama secara sukarela dan adil. Kesepakatan yang adil

ini harus dijalankan sebaik-baiknya oleh para pihak yang telah

menyepakatinya.

3. Prinsip sukarela dan keadilan merupakan prinsip penting yang harus dipegang,

baik dalam lingkungan intern (organisasi) maupun dengan pihak luar (partner

maupun pelanggan). Sukarela dan adil mengandung arti tidak ada paksaan,

tidak ada pemerasan, tidak ada pemalsuan dan tidak ada tipu muslihat. Prinsip

sukarela dan keadilan harus dilandasi dengan kejujuran.

4. Hasil dari aktivitas bisnis-ekonomi itu akan menjadi harta kekayaan (maal)

pihak yang mengusahakannya. Harta dari hasil kerja ini merupakan karunia

Allah yang penggunaannya harus sesuai dengan jalan yang diperkenankan

Allah. Meskipun harta itu dicari dengan jerih payah dan usaha sendiri, tidak

berarti harta itu dapat dipergunakan semau-maunya sendiri, tanpa

mengindahkan orang lain. Harta memang dapat dimiliki secara pribadi namun

harta itu juga mempunyai fungsi sosial yang berarti bahwa harta itu harus dapat

membawa manfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakatnya dengan halal dan

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 21

Page 22: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

baik. Karenanya terdapat kewajiban zakat dan tuntunan shadaqah, infaq,

wakaf, dan jariyah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam ajaran Islam.

5. Ada berbagai jalan perolehan dan pemilikan harta, yaitu melalui (1) usaha

berupa aktivitas bisnis-ekonomi atas dasar sukarela (taradlin), (2) waris , yaitu

peninggalan dari seseorang yang meninggal dunia pada ahliwarisnya, (3)

wasiat, yaitu pemindahan hak milik kepada orang yang diberi wasiat setelah

seseorang meninggal dengan syarat bukan ahli waris yang berhak menerima

warisan dan tidak melebihi sepertiga jumlah harta-pusaka yang diwariskan, dan

(4) hibah , yaitu pemberian sukarela dari/kepada seseorang. Dari semuanya itu,

harta yang diperoleh dan dimiliki dengan jalan usaha (bekerja) adalah harta

yang paling terpuji.

6. Kadangkala harta dapat pula diperoleh dengan jalan utang-piutang (qardlun),

maupun pinjaman (`ariyah). Kalau kita memperoleh harta dengan jalan

berutang (utang uang dan kemudian dibelikan barang, misalnya), maka sudah

pasti ada kewajiban kita untuk mengembalikan utang itu secepatnya, sesuai

dengan perjanjian (dianjurkan perjanjian itu tertulis dan ada saksi). Dalam hal

utang ini juga dianjurkan untuk sangat berhati-hati, disesuaikan dengan

kemampuan untuk mengembalikan di kemudian hari, dan tidak memberatkan

diri, serta sesuai dengan kebutuhan yang wajar. Harta dari utang ini dapat

menjadi milik yang berutang. Peminjam yang telah mampu mengembalikan,

tidak boleh menundanunda, sedangkan bagi peminjam yang belum mampu

mengembalikan perlu diberi kesempatan sampai mampu. Harta yang didapat

dari pinjaman (`ariyah), artinya ia meminjam barang, maka ia hanya

berwenang mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa kewenangan untuk

menyewakan, apalagi memperjualbelikan. Pada saat yang dijanjikan, barang

pinjaman tersebut harus dikembalikan seperti keadaan semula. Dengan kata

lain, peminjam wajib memelihara barang yang dipinjam itu sebaik-baiknya.

7. Dalam kehidupan bisnis-ekonomi, kadangkala orang atau organisasi bersaing

satu sama lain. Berlomba-lomba dalam hal kebaikan dibenarkan bahkan

dianjurkan oleh agama. Perwujudan persaingan atau berlomba dalam kebaikan

itu dapat berupa pemberian mutu barang atau jasa yang lebih baik, pelayanan

pada pelanggan yang lebih ramah dan mudah, pelayanan purna jual yang lebih

terjamin, atau kesediaan menerima keluhan dari pelanggan. Dalam persaingan

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 22

Page 23: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

ini tetap berlaku prinsip umum kesukarelaan, keadilan dan kejujuran, dan dapat

dimasukkan pada pengertian fastabiiq al khairat sehingga tercapai bisnis yang

mabrur.

8. Keinginan manusia untuk memperoleh dan memiliki harta dengan menjalankan

usaha bisnis-ekonomi ini kadangkala memperoleh hasil dengan sukses yang

merupakan rejeki yang harus disyukuri. Di pihak lain, ada orang atau

organisasi yang belum meraih sukses dalam usaha bisnis-ekonomi yang

dijalankannya. Harus diingat bahwa tolong-menolong selalu dianjurkan agama

dan ini dijalankan dalam kerangka berlomba-lomba dalam kebaikan. Tidaklah

benar membiarkan orang lain dalam kesusahan sementara kita bersenang-

senang. Mereka yang sedang gembira dianjurkan menolong mereka yang

kesusahan, mereka yang sukses didorong untuk menolong mereka yang gagal,

mereka yang memperoleh keuntungan dianjurkan untuk menolong orang yang

merugi. Kesuksesan janganlah mendorong untuk berlaku sombong78 dan inkar

akan nikmat Tuhan79, sedangkan kegagalan atau bila belum berhasil janganlah

membuat diri putus asa dari rahmat Allah80.

9. Harta dari hasil usaha bisnis-ekonomi tidak boleh dihambur-hamburkan dengan

cara yang mubazir dan boros. Perilaku boros di samping tidak terpuji juga

merugikan usaha pengembangan bisnis lebih lanjut, yang pada gilirannya

merugikan seluruh orang yang bekerja untuk bisnis tersebut. Anjuran untuk

berlaku tidak boros itu juga berarti anjuran untuk menjalankan usaha dengan

cermat, penuh perhitungan, dan tidak sembrono. Untuk bisa menjalankan bisnis

dengan cara demikian, dianjurkan selalu melakukan pencatatan-pencatatan

seperlunya, baik yang menyangkut keuangan maupun administrasi lainnya,

sehingga dapat dilakukan pengelolaan usaha yang lebih baik81.

10. Kinerja bisnis saat ini sedapat mungkin harus selalu lebih baik dari masa lalu

dan kinerja bisnis pada masa mendatang harus diikhtiarkan untuk lebih baik

dari masa sekarang. Islam mengajarkan bahwa hari ini harus lebih baik dari

kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan seperti itu harus

diartikan bahwa evaluasi dan perencanaan-bisnis merupakan suatu anjuran

yang harus diperhatikan82.

11. Seandainya pengelololaan bisnis harus diserahkan pada orang lain, maka

seharusnya diserahkan kepada orang yang mau dan mampu untuk menjalankan

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 23

Page 24: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

amanah yang diberikan. Kemauan dan kemampuan ini penting karena

pekerjaan apapun kalau diserahkan pada orang yang tidak mampu hanya akan

membawa kepada kegagalan. Baik kemauan maupun kemampuan itu bisa

dilatih dan dipelajari. Menjadi kewajiban mereka yang mampu untuk melatih

dan mengajar orang yang kurang mampu.

78. Q.S. Al-Isra/17: 37, Luqman/31: 18

79. Q.S. Ibrahim/14: 7

80. Q.S. Yusuf/12: 87; Al-Hijr/15: 55, 56; Az-Zumar/39: 53

81. Q.S. Al-Baqarah/2: 282

82. Q.S. Al-Hasyr/59 : 18

12. Semakin besar usaha bisnis-ekonomi yang dijalankan biasanya akan semakin

banyak melibatkan orang atau lembaga lain. Islam menganjurkan agar harta itu

tidak hanya berputar-putar pada orang atau kelompok yang mampu saja dari

waktu ke-waktu. Dengan demikian makin banyak aktivitas bisnis memberi

manfaat pada masyarakat akan makin baik bisnis itu dalam pandangan agama.

Manfaat itu dapat berupa pelibatan masyarakat dalam kancah bisnis itu serta

lebih banyak, atau menikmati hasil yang diusahakan oleh bisnis tersebut.

13. Sebagian dari harta yang dikumpulkan melalui usaha bisnis-ekonomi maupun

melalui jalan lain secara halal dan baik itu tidak bisa diakui bahwa seluruhnya

merupakan hak mutlak orang yang bersangkutan. Mereka yang menerima harta

sudah pasti, pada batas tertentu, harus menunaikan kewajibannya membayar

zakat sesuai dengan syariat. Di samping itu dianjurkan untuk memberi infaq

dan shadaqah sebagai perwujudan rasa syukur atas ni'mat rejeki yang

dikaruniakan Allah kepadanya.

G. KEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKAN PROFESI

1. Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dijalani setiap orang sesuai dengan

keahliannya yang menuntut kesetiaan (komitmen), kecakapan (skill), dan

tanggunggjawab yang sepadan sehingga bukan semata-mata urusan mencari

nafkah berupa materi belaka.

2. Setiap anggota Muhammadiyah dalam memilih dan menjalani profesinya di

bidang masing-masing hendaknya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 24

Page 25: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

kehalalan (halalan) dan kebaikan (thayyibah), amanah, kemanfaatan, dan

kemaslahatan yang membawa pada keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

3. Setiap anggota Muhammadiyah dalam menjalani profesi dan jabatan dalam

profesinya hendaknya menjauhkan diri dari praktik-praktik korupsi, kolusi,

nepotisme, kebohongan, dan hal-hal yang batil lainnya yang menyebabkan

kemudharatan dan hancumya nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan kebaikan

umum.

4. Setiap anggota Muhammadiyah di mana pun dan apapun profesinya hendaknya

pandai bersyukur kepada Allah di kala menerima nikmat serta bershabar serta

bertawakal kepada Allah manakala memperoleh musibah sehingga

memperoleh pahala dan terhindar dari siksa.

5. Menjalani profesi bagi setiap warga Muhammadiyah hendaknya dilakukan

dengan sepenuh hati dan kejujuran sebagai wujud menunaikan ibadah dan

kekhalifahan di muka bumi ini.

6. Dalam menjalani profesi hendaknya mengembangkan prinsip bekerjasama

dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak bekerjasama dalam dosa dan

permusuhan.

7. Setiap anggota Muhammadiyah hendaknya menunaikan kewajiban zakat

maupun mengamalkan shadaqah, infaq, wakaf, dan amal jariyah lain dari

penghasilan yang diperolehnya serta tidak melakukan helah (menghindarkan

diri dari hukum) dalam menginfaqkan sebagian rejeki yang diperolehnya itu.

H. KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh apatis (masa

bodoh) dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif sebagai

wujud bermuamalah sebagaimana dalam bidang kehidupan lain dengan

prinsipprinsip etika/akhlaq Islam dengan sebaik-baiknya dengan tujuan

membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2. Beberapa pinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur-jujurnya dan

sesungguh-sungguhnya yaitu menunaikan amanat83 dan tidak boleh

menghianati amanat84, menegakkan keadilan, hukum, dan kebenaran85,

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 25

Page 26: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

ketaatan kepada pemimpin sejauh sejalan dengan perintah Allah dan Rasul86,

mengemban risalah Islam87, menunaikan amar ma’ruf, nahi munkar, dan

mengajak orang untuk beriman kepada Allah88, mempedomani Al-Quran dan

Sunnah89, mementingkan kesatuan dan persaudaraan umat manusia90,

menghormati kebebasan orang lain91, menjauhi fitnah dan kerusakan92,

menghormati hak hidup orang lain93, tidak berhianat dan melakukan

kezaliman94, tidak mengambil hak orang lain95, berlomba dalam kebaikan96,

bekerjasama dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak bekerjasama

(konspirasi) dalam melakukan dosa dan permusuhan97, memelihara hubungan

baik antara pemimpin dan warga98, memelihara keselamatan umum99, hidup

berdampingan dengan baik dan damai100, tidak melakukan fasad dan

kemunkaran101, mementingkan ukhuwah Islamiyah102, dan prinsip-prinsip

lainnya yang maslahat, ihsan, dan ishlah.

3. Berpolitik dalam dan demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah

kepada Allah dan ishlah serta ihsan kepada sesama, dan jangan mengorbankan

kepentingan yang lebih luas dan utama itu demi kepentingan diri sendiri dan

kelompok yang sempit.

83. Q.S. An-Nisa/4 : 57

84. Q.S. Al-Anfal/8 : 27

85. Q.S. An-Nisa/4 : 58, dst.

86. Q.S. An-Nisa/4: 59, Al-Hasyr/59: 7

87. Q.S. Al-Anbiya/21 : 107

88. Q.S. Ali Imran/3 : 104, 110

89. Q.S. An-Nisa/4 : 108

90. Q.S. Al-Hujarat/49 : 13

91. Q.S. Al-Balad/90 : 13

92. Q.S. Al-Hasyr/59 : 9

93. Q.S. Al-An'am/6 : 251

94. Q.S. Al-Furqan/25 : 19, Al-Anfal/8 : 27

95. Q.S. Al-Maidah/5 : 38

96. Q.S. Al-Baqarah/2 : 148

97. Q.S. Al-Maidah/5 : 2

98. Q.S. An-Nisa/4 : 57-58

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 26

Page 27: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

99. Q.S. At-Taubah/9 : 128

100. Q.S. Al-Mumtahanah/60 : 8

101. Q.S. Al- Qashash/28 : 77, Ali Imran/3 : 104

102. Q.S. Ali Imran/3 : 103

4. Para politisi Muhammadiyah berkewajiban menunjukkan keteladanan diri

(uswah hasanah) yang jujur, benar, dan adil serta menjauhkan diri dari

perilakupolitik yang kotor, membawa fitnah, fasad (kerusakan), dan hanya

mementingkan diri sendiri.

5. Berpolitik dengan kesalihan, sikap positif, dan memiliki cita-cita bagi

terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan fungsi amar

ma’ruf dan nahi munkar yang tersistem dalam satu kesatuan imamah yang

kokoh.

6. Menggalang silaturahmi dan ukhuwah antar politisi dan kekuatan politik yang

digerakkan oleh para politisi Muhammadiyah secara cerdas dan dewasa.

I. KEHIDUPAN DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN

1. Lingkungan hidup sebagai alam sekitar dengan segala isi yang terkandung di

dalamnya merupakan ciptaan dan anugerah Allah yang harus

diolah/dimakmurkan, dipelihara, dan tidak boleh dirusak103.

2. Setiap muslim khususnya warga Muhammadiyah berkewajiban untuk

melakukan konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya sehingga terpelihara

proses ekologis yang menjadi penyangga kelangsungan hidup, terpeliharanya

keanekaragaman sumber genetik dan berbagai tipe ekosistemnya, dan

terkendalinya cara-cara pengelolaan sumberdaya alam sehingga terpelihara

kelangsungan dan kelestariannya demi keselamatan, kebahagiaan, kesejahteraan,

dan kelangsungan hidup manusia dan keseimbangan sistem kehidupan di alam

raya ini104.

3. Setiap muslim khususnya warga Muhammadiyah dilarang melakukan

usahausaha dan tindakan-tindakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan

alam, termasuk kehidupan hayati seperti binatang, pepohonan, maupun

lingkungan fisik dan biotik termasuk air laut, udara, sungai, dan sebagainya yang

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 27

Page 28: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

menyebabkan hilangnya keseimbangan ekosistem dan timbulnya bencana dalam

kehidupan105.

4. Memasyarakatkan dan mempraktikkan budaya bersih, sehat, dan indah

lingkungan disertai kebersihan fisik dan jasmani yang menunjukkan keimanan

dan kesalihan106.

5. Melakukan tindakan-tindakan amar ma'ruf dan nahi munkar dalam menghadapi

kezaliman, keserakahan, dan rekayasa serta kebijakan-kebijakan yang mengarah,

mempengaruhi, dan menyebabkan kerusakan lingkungan dan tereksploitasinya

sumber-sumber daya alam yang menimbulkan kehancuran, kerusakan, dan

ketidakadilan dalam kehidupan.

6. Melakukan kerjasama-kerjasama dan aksi-aksi praksis dengan berbagai pihak

baik perseorangan maupun kolektif untuk terpeliharanya keseimbangan,

kelestarian, dan keselamatan lingkungan hidup serta terhindarnya

kerusakankerusakan lingkungan hidup sebagai wujud dari sikap pengabdian dan

103.Q.S. Al- Baqarah/2: 27, 60; Al-Araf/7: 56; Asy-Syu'ara/26: 152; Al

Qashas/28: 77

104.Q.S. Al-Maidah/5: 33; Asy-Syu'ara/26: 152

105.Q.S. Al-Baqarah/2: 205; Al-`Araf/7: 56; Ar-Rum/30: 41

106.Q.S. Al-Maidah/5: 6; Al-`Araf/7: 31; Al-Mudatsir/74: 4

kekhalifahan dalam mengemban misi kehidupan di muka bumi ini untuk

keselamatan hidup di dunia dan akhirat107.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 28

Page 29: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

J. KEHIDUPAN DALAM MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN DAN

TEKNOLOGI

1. Setiap warga Muhammadiyah wajib untuk menguasai dan memiliki keunggulan

dalam kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana kehidupan

yang penting untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat108.

2. Setiap warga Muhammadiyah harus memiliki sifat-sifat ilmuwan, yaitu:

kritis109, terbuka menerima kebenaran dari manapun datangnya110, serta

senantiasa menggunakan daya nalar111.

3. Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian

tidak terpisahkan dengan iman dan amal shalih yang menunjukkan derajat kaum

muslimin112 dan membentuk pribadi ulil albab113.

4. Setiap warga Muhammadiyah dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki

mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kepada masyarakat, memberikan

peringatan, memanfaatkan untuk kemaslahatan dan mencerahkan kehidupan

sebagai wujud ibadah, jihad, dan da'wah114.

5. Menggairahkan dan menggembirakan gerakan mencari ilmu pengetahuan dan

penguasaan teknologi baik melalui pendidikan maupun kegiatan-kegiatan di

lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai sarana penting untuk membangun

peradaban Islam. Dalam kegiatan ini termasuk menyemarakkan tradisi membaca

di seluruh lingkungan warga Muhammadiyah.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 29

Page 30: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

K. KEHIDUPAN DALAM SENI DAN BUDAYA

1. Islam adalah agama ftrah, yaitu agama yang berisi ajaran yang tidak

bertentangan dengan fitrah manusia115, Islam bahkan menyalurkan, mengatur,

dan mengarahkan fitrah manusia itu untuk kemuliaan dan kehormatan manusia

sebagai makhluq Allah.

2. Rasa seni sebagai penjelmaan rasa keindahan dalam diri manusia merupakan

salah satu fitrah yang dianugerahkan Allah SWT yang harus dipelihara dan

disalurkan dengan baik dan benar sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

107. Q.S. Al-Maidah/2: 2

108. Q.S. Al-Qashash/28 : 77; An-Nahl/16 : 43; Al-Mujadilah/58 : 11; At-

Taubah/9 : 122

109. Q.S. Al-Isra/17: 36

110. Q.S. Az-Zumar/39 : 18

111. Q.S. Yunus/10 : 10

112. Q.S. Al-Mujadilah/58 : 11

113. Q.S. Ali Imran/3 : 7, 190-191; Al-Maidah/5 : 100; Ar-Ra'd/13 : 19-20;

Al-Baqarah/2 :

114. 114 Q.S. At-Taubah/9 : 122; Al-Baqarh/2 : 151; Hadis Nabi riwayat

Muslim

115. Q.S. Ar-Rum/30: 30

3. Berdasarkan keputusan Munas Tarjih ke-22 tahun 1995 bahwa karya seni

hukumnya mubah (boleh) selama tidak mengarah atau mengakibatkan fasad

(kerusakan), dlarar (bahaya), isyyan (kedurhakaan), dan ba'id `anillah

(terjauhkan dari Allah); maka pengembangan kehidupan seni dan budaya di

kalangan Muhammadiyah harus sejalan dengan etika atau norma-norma Islam

sebagaimana dituntunkan Tarjih tersebut.

4. Seni rupa yang objeknya makhluq bemyawa seperti patung hukumnya mubah

bila untuk kepentingan sarana pengajaran, ilmu pengetahuan, dan sejarah; serta

menjadi haram bila mengandung unsur yang membawa `isyyan (kedurhakaan)

dan kemusyrikan.

5. Seni suara baik seni vokal maupun instrumental, seni sastra, dan seni

pertunjukan pada dasarnya mubah (boleh) serta menjadi terlarang manakala seni

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 30

Page 31: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

dan ekspresinya baik dalam wujud penandaan tekstual maupun visual tersebut

menjurus pada pelanggaran norma-norma agama.

6. Setiap warga Muhammadiyah baik dalam menciptakan maupun menikmati seni

dan budaya selain dapat menumbuhkan perasaan halus dan keindahan juga

menjadikan seni dan budaya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan

sebagai media atau sarana da'wah untuk membangun kehidupan yang

berkeadaban.

7. Menghidupkan sastra Islam sebagai bagian dari strategi membangun peradaban

dan kebudayaan muslim.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 31

Page 32: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

BAB IV

TUNTUNAN PELAKSANAAN

Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkewajiban dan bertanggungjawab

untuk memimpinkan pelaksanaan Pedoman Hidup Islami Warga

Muhammadiyah ini dengan mengerahkan segala potensi, usaha, dan

kewenangan yang dimilikinya sehingga program ini dapat berhasil mencapai

tujuannya. Karenanya, berikut ini disusun langkah-langkah pokok sebagai

Tuntutan Pelaksanaan dalam mewujudkan konsep Pedoman Kehidupan

Islami Dalam Muhammadiyah.

1. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah mengikat seluruh warga,

pimpinan, dan lembaga yang berada di lingkungan Persyarikatan

Muhammadiyah sebagai program khusus yang harus dilaksanakan dan

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebaikan hidup bersama dan

tegaknya Masyarakat Utama yang menjadi rahmatan lil `alamin.

2. Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan

Ranting di bawah kepemimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

bertanggungjawab di setiap daerah masing-masing untuk melaksanakan,

mengelola, dan mengevaluasi pelaksanaan program khusus Pedoman Hidup

Islami Warga Muhammadiyah.

3. Pelaksanaan penerapan/operasionalisasi Pedoman Hidup Islami Warga

Muhammadiyah di setiap tingkatan hendaknya dikoordinasikan dan

melibatkan semua Majelis dalam satu koordinasi pelaksanaan yang terpadu

dan efektif serta efisien menuju keberhasilan mencapai tujuan.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 32

Page 33: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

BAB V

PENUTUP

Konsep Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah akan terlaksana dan

dapat mencapai keberhasilan jika benar-benar menjadi tekad dan kesungguhan sepenuh

hati segenap warga dan pimpinan Muhammadiyah dengan menggunakan seluruh ikhtiar

yang optimal yang didukung oleh berbagai faktor yang positif menuju tujuannya.

Dengan senantiasa memohon pertolongan dan kekuatan dari Allah Subhanahu

Wata'ala insya Allah Muhammadiyah dapat melaksanakan program khusus yang mulia

ini sebagai wujud ibadah kepada-Nya demi tegaknya Baldatun Thayyibatun Warabbun

Ghafur.

Nashrun Minallah Wafathun Qarib.

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 33

Page 34: PENDAHULUAN & ISI MAKALAH

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. http://taufiqnugroho.blogspot.com/2009/02/pedoman-kehidupan-islam

warga.html

Tugas Makalah Kemuhammadiyah-an 34