penatalaksanaan.docx

3
A. Penatalaksanaan Penanganan pasien gangguan skizoafektif meliputi : 1. Farmakoterapi a. Gejala manik : antimanik b. Gejala depresi : antidepresan Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan percobaan anti depresan dan terapi elektrokonvulsan (ECT) sebelum mereka diputuskan tidak responsif terhadap terapi anti depresan. c. Gejala bipolar : antipsikotik. harus mendapatkan percobaan lithium, carbamazepine (Tegretol), valporate (Depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif (Sadock, dkk., 2003). 2. Psikoterapi a. Psikoterapi suportif Psikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan, reassurance, serta terapi kelompok b. Psikoterapi reedukatif 1) Terhadap Pasien : a) Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor-faktor penyebab, pengobatan, komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera

Upload: ekadiahfrisiliadewi

Post on 07-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. PenatalaksanaanPenanganan pasien gangguan skizoafektif meliputi :1. Farmakoterapia. Gejala manik: antimanikb. Gejala depresi: antidepresanPasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan percobaan anti depresan dan terapi elektrokonvulsan (ECT) sebelum mereka diputuskan tidak responsif terhadap terapi anti depresan.c. Gejalabipolar: antipsikotik. harus mendapatkan percobaan lithium, carbamazepine (Tegretol), valporate (Depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif (Sadock, dkk., 2003).2. Psikoterapia. Psikoterapi suportifPsikoterapi ini dapat dilakukan dengan bimbingan,reassurance, serta terapi kelompokb. Psikoterapi reedukatif1) Terhadap Pasien:a) Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor-faktor penyebab, pengobatan, komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian harib) Memotivasi pasien untuk berobat teraturc) Mengajarkan terapi relaksasi pada pasien saat pasien marah ataupun akan marah sehingga diharapkan pasien dapat mengontrol marahnya dan mengemukakan amarahnya dengan cara yang lebih halus.2) Terhadap Keluarga:a) Memberikan edukasi dan informasi mengenai penyakit pasien, gejala, faktor-faktor pemicu, pengobatan, komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan di kemudian hari.b) Menjelaskan kepada keluarga bahwa salah satu faktor pemicu penyakit pasien saat ini adalah keluargapasien yang mengabaikan pasienc) Meminta keluarga untuk mendukung pasien pada saat-saat setelah sakit agar pasien dapat mengalamiremisi.

B. PrognosisPrognosis buruk pada pasien dengan gangguan skizoafektif umumnya dikaitkan dengan sejarah premorbid yang buruk, onset yang tidak diketahui, tidak ada faktor pencetus, psikosis yang dominan, gejala negatif, onset awal, kekambuhan yang tak henti-hentinya, atau mereka yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia (Brannon, 2012).

Daftar pustaka

Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2003. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.