penatalaksanaan parotitis

10
PENATALAKSANAAN PAROTITIS Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self- limited (sembuh/hilang sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif. Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan kompres hangat, sialagog seperti tetesan lemon, dan pijatan parotis eksterna. Cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi karena terbatasnya asupan oral. Jika respons suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi, maka antibiotik intravena mungkin lebih sesuai. Berikut tata laksana yang sesuai dengan kasus yang diderita: 1. Penderita rawat jalan Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan umum cukup baik). Istirahat yang cukup, di berikan kompres. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup Kompres panas dingin bergantian Medikamentosa Analgetik-antipiretik bila perlu metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari maksimum 2 g/hari parasetamol : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

Upload: bety-ayu-astuti

Post on 30-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: PENATALAKSANAAN PAROTITIS

PENATALAKSANAAN PAROTITIS

Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh/hilang

sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi spesifik

bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya

simptomatis dan suportif.

Pasien dengan parotitis harus ditangani dengan kompres hangat, sialagog

seperti tetesan lemon, dan pijatan parotis eksterna. Cairan intravena mungkin

diperlukan untuk mencegah dehidrasi karena terbatasnya asupan oral. Jika respons

suboptimal atau pasien sakit dan mengalami dehidrasi, maka antibiotik intravena

mungkin lebih sesuai.

Berikut tata laksana yang sesuai dengan kasus yang diderita:

1. Penderita rawat jalan

Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan

umum cukup baik).

Istirahat yang cukup, di berikan kompres.

Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup

Kompres panas dingin bergantian

Medikamentosa

Analgetik-antipiretik bila perlu

metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari maksimum 2 g/hari

parasetamol  : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

hindari pemberian aspirin pada anak karena pemberian aspirin berisiko

menimbulkan Sindrom Reye yaitu sebuah penyakit langka namun

mematikan. Obat-obatan anak yang terdapat di apotik belum tentu

bebas dari aspirin. Aspirin seringkali disebut juga sebagai “salicylate“

atau “acetylsalicylic acid“.

2. Penderita rawat inap

Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala hebat,

gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasi

Diet lunak, cair dan TKTP

Analgetik-antipiretik

Berikan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi

3. Tatalaksana untuk komplikasi yang terjadi

Encephalitis

Page 2: PENATALAKSANAAN PAROTITIS

simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk

mengurangi sakit kepala.

Orkhitis

o istrahat yang cukup

o pemberian analgetik

o sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24 jam,

peroral, selama 2-4 hari

Pankreatitis dan ooporitis

Simptomatik saja

Pemeriksaan Diagnosis

1. Anamnesis

Pada anamnesis didapatkan keluhan yaitu demam, nafsu makan turun, sakit

kepala, muntah, sakit waktu menelan dan nyeri otot. Kadang dengan

keluhan pembengkakan pada bagian pipi yang terasa nyeri baik spontan

maupun dengan perabaan , terlebih bila penderita makan atau minum sesuatu

yang asam.

2. Klinik

1. Panas ringan sampai tinggi (38,5 – 39,5)°C

2. Keluhan nyeri didaerah parotis satu atau dikedua belah fihak disertai

pembesaran

3. Keluhan nyeri otot terutama leher, sakit kepala, muntah, anoreksia dan

rasa malas.

4. Kontak dengan penderita kurang lebih 2-3 minggu sebelumnya (masa

inkubasi 14-24 hari).

5. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif

sampai sakit berat.

6. Pembengkakan parotis (daerah zygoma; belakang mandibula di depan

mastoid) (5,6)

Pemeriksaan Penunjang

Page 3: PENATALAKSANAAN PAROTITIS

1. Darah rutin

Tidak spesifik, gambarannya seperti infeksi virus lain, biasanya leukopenia

ringan yakni kadar leukosit dalam satu liter darah menurun. Normalnya

leukosit dalam darah adalah 4 x 109 /L darah .dengan limfositosis relatif,

namun komplikasi sering menimbulkan leukositosis polimorfonuklear tingkat

sedang.

2. Amilase serum

Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung dengan

pembengkakan parotis dan kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2

minggu. Kadar amylase normal dalam darah adalah 0-137 U/L darah.

3. Pemeriksaan serologis

Ada tiga pemeriksaan serologis yang dapat dilakukan untuk menunjukan

adanya infeksi virus (Nelson, 2000), yaitu:

a. Hemaglutination inhibition (HI) test

Uji ini menerlukan dua spesimen serum, satu serum dengan onset

cepat dan serum yang satunya di ambil pada hari ketiga.  Jika

perbedaan titer spesimen 4 kali selama infeksi akut, maka

kemungkinannya  parotitis.

b. Neutralization (NT) test

Dengan cara mencampur serum penderita dengan medium untuk

biakan fibroblas embrio anak ayam dan kemudian diuji apakah terjadi

hemadsorpsi. Pengenceran serum yang mencegah terjadinya

hemadsorpsi dinyatakan oleh titer antibodi parotitis epidemika.  Uji

netralisasi asam serum adalah metode yang paling dapat dipercaya

untuk menemukan imunitas tetapi tidak praktis dan tidak mahal.

c. Complement – Fixation (CF) test

Tes fiksasi komplement dapat digunakan untuk menentukan jumlah

respon antibodi terhadap komponen antigen S dan V bagi diagnosa

infeksi parotitis epidemika akut. Antibodi terhadap antigen V

mencapai titer puncak dalam 1 bulan dan menetap selama 6 bulan

berikutnya dan kemudian  menurun secara lambat 2 tahun sampai suatu

jumlah yang rendah dan tetap ada.  Peningkatan 4 kali lipat dalam titer

Page 4: PENATALAKSANAAN PAROTITIS

dengan analisis standar apapun menunjukan infeksi yang baru terjadi. 

Antibodi terhadap antigen S timbul cepat, sering mencapai maksimum

dalam satu minggu setelah timbul gejala, hilang dalam 6 sampai 12

minggu.

4. Pemeriksaan Virologi

Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus

dilakukan dengan biakan virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor

serebrospinal atau darah. Biakan dinyatakan positif jika terdapat hemardsorpsi

dalam biakan yang diberi cairan fosfat-NaCl dan tidak ada pada biakan yang

diberi serum hiperimun.

Ngastiyah. 2007. Perawatan Pada Anak. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Soemarmo.2008.Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi 2.Jakarta:Penerbit IDAI

C.George Ray, Parotitis Epidemika, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Harrison,

Edisi XIII,EGC, Jakarta, 1999, hal : 935-938.

Page 5: PENATALAKSANAAN PAROTITIS

Penatalaksanaan Sialadenitis

            Pada semua keadaan, lubang masuk duktus harus diperlebar dengan beberapa

probe lakrimal. Batu pada duktus dapat dikeluarkan dengan membuat insisi ke duktus

dari mukosa mulut. Batu yang terletak lebih di dalam, memerlukan insisi linear

eksternal.

            Bila faktor penyebab tidak dapat dihilangkan, sebaiknya usahakan untuk

memperbesar aliran dengan cara mengunyah permen karet. Periode akut dapat

dikontrol dengan kombinasi antibiotic dan massage kelenjar. Pada keadaan yang lebih

parah, gejala yang ada dapat dikontrol dengan pengikatan duktus atau parotidektomi

permukaan.

            Pengikatan duktus hanya dilakukan bila ada hiposekresi yang hebat, mialnya

bila sindrom sicca atau kerusakan kelenjar telah sangat besar. Bila kecepatan sekresi

tinggi, parotidektomi merupakan indikasi.

            Kadang-kadang terjadi infeksi akut pada kelenjar yang tersumbat, dan

perawatan dengan antibiotic (terutama penisilin) diperlukan sebelum perawatan yang

lebih menyeluruh dilakukan.

Langkah pertama adalah untuk memastikan Anda memiliki cukup cairan

dalam tubuh Anda. Anda mungkin harus menerima cairan intravena (melalui

pembuluh darah). Berikutnya, Anda akan diberikan antibiotik untuk menghancurkan

bakteri. Setelah saldo cairan telah dipulihkan, dokter gigi Anda dapat

merekomendasikan permen asam tanpa gula atau permen. Mereka dapat merangsang

tubuh memproduksi air liur lebih banyak. Jika infeksi tidak membaik, Anda mungkin

memerlukan pembedahan untuk membuka dan tiriskan kelenjar. Jika sialadenitis

disebabkan oleh batu di saluran, batu itu mungkin perlu dihilangkan dengan operasi

(Haskel, 1990).

Pemeriksaan Penunjang Sialadenitis

Hasil pemeriksaan menunjukkan pembengkakan elastic yang nyeri serta pre-

aurikular, dengan kulit di atasnya normal. Lubang masuk duktus meradang dan

jumlah sekresi ludah berkurang, sedang massage kelenjar dapat menghasilkan kotorsn

flokulen kental disertai aliran ludah yang deras.

Radiograf pada bidang postero-anterior bagian depan duktus, dengan film

yang diletakkan pada pipi dapat menunjukkan batu, bila batu tersebut memang ada.

Page 6: PENATALAKSANAAN PAROTITIS

Sialograf  harus dilakukan pad setiap keadaan diantara serangan akut yang satu ke

serangan berikut, dan dapat menunjukkan pembesaran duktus utama, penyempitan,

cacat radiolusen (baturadiolusen), sialektasis (sindrom sicca), atau pada keadan yang

sangat parah, ketidak teraturan yang menyeluruh. Keadaan abnormal terbatas pada

cabang duktus dan daerah-daerah yang berhubungan dengannya.

Pemeriksaan jumlah ludah yang berkurang memang dianjurkan, untuk

membandingkan aliran dari kelenjar ini dengan kelenjar lain, tetapi cara pemeriksaan

ini masih dalam penelitian. Kanula Lashley dipasang pada tiap duktus atau ludah

ditampung setelah paien mengunyah permen karet atau setelah dilakukan penyuntikan

pilokarpin secara intravena. Kecepatan aliran ludah yang normal 1 ml per menit dan

pada sebagian bear keadaan tersebut biasanya bersifat bilateral.

Bila terdapat sindrom sicca, dapat terjadi penurunan sekresi yang simetris.

Prognosa keadaan ini berhubungan dengan kecepatan sekresi, prognosa lebih baik bila

volume sekresi normal atau sedikit berkurang.

Pembengkakan rekuren (submandibula) disebabkan oleh neoplasma yang

terletak dalam kelenjar yang menimbulkan penyumbatan duktus. Hasil pemeriksaan

menunjukkan kelenjar submandibula yang membesar, keras, dan pembengkakan dapat

dilihat dengan meminta pasien mengingat makanan yang disenanginya atau mengiap

jeruk. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan berkurangnya aliran ludah dari duktus

yang terserang.

Hasil pemeriksaan radiograf yang oblique dan oklusal dari dasar mulut

menunjukkan adanya batu. Perawatan dari keadaan ini meliputi pengeluaran batu bila

batu terletak di atas otot milohoid atau memotong kelenjar bila batu terletak di bawah

daerah yang masih dapat dicapai secara intra-oral. Pemotongan kelenjar juga perlu

dilakukan bila gejala yang hebat timbul berulang kali. Keadaan ini, seperti terlihat

pada hasil sialograf, berhubungna dengan kerusakan kelenjar yang sangat luas dan

sialektasis yang mungkin berasal dari infeksi atau penyempitan duktus (Gordon,

1996).

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta: EGC

Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: EGC

Haskel, R. 1990. Penyakit Mulut. Jakarta: EGC