penanganan pada emergency seizurej.ppt

22
Oleh : Delina Putri Agustini (082011101012) R. Anggi Dwi P.J.S (082011101035) Pembimbing: dr.Supraptiningsih, Sp.S

Upload: delina-putri

Post on 30-Nov-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Oleh : Delina Putri Agustini (082011101012)

R. Anggi Dwi P.J.S (082011101035)

Pembimbing: dr.Supraptiningsih, Sp.S

Page 2: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Seizure adalah manifestasi dari aktivitas neuronal atau muatan listrik kortikal yang berlebihan, yang dapat menghasilkan perubahan pada sensai, kesadaran, dan atau fungsi motorik.

Kejang dapat dikategorikan berdasarkan etiologi, gambaran klinis, dan kesadaran pasien.

Page 3: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Seizure emergency adalah kondisi kejang yang berkepanjangan atau terjadi secara terus menerus. Salah satu jenis yang umum dalam kedaruratan kejang disebut status epileptikus (SE) dan acute repetitive seizure.

Page 4: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

10.000-15.000 kasus epilepsy baru per tahun di Amerika Serikat dengan tingkat prevalensi 4-10 per 1000 orang secara umum, 25% diantaranya akan mencapai kondisi status epileptikus (SE). Insiden lebih tinggi terjadi pada usia kurang dari 2 tahun, dan pada mereka yang lebih dari 65 tahun. perempuan > laki-laki. Mortalitas kejang 1-2 %, tetapi mortalitas yang berhubungan dengan penyakit yang disebabkan status epileptikus kira-kira 10 %.

Page 5: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Penyebab Total perkiraan (%)

Ketidak patuhan pengobatan epilepsy/ dosis yang tidak mencukupi 20

cidera kepala 15

Cidera vascular akut 15

Alcohol 10

Gangguan metabolic/elektrolit 10

Tidak diketahui/kriptogenik 10

Infeksi CNS 5

Tumor otak 5

Trauma akut 5

Keracunan obat <5

Global hypoxic injury <5

Epilepsy idiopatik <5

Page 6: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Patofisiologi epilepsibrain’s excitatory neurotransmitter:

Glutamat, aspartat, dan asetil kolinbrain’s inhibitory neurotransmitter: GABA

(Gamma Aminobutyric Acid), noradrenalin, dopamine, serotonin (5-HT), dan peptida

Page 7: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Secara teoritis faktor yang menyebabkan epilepsi:

-fungsi neuron penghambat (inhibitorik) kurang optimal sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan, misalnya disebabkan konsentrasi GABA yang kurang.

-fungsi neuron eksitatorik berlebihan sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik yang berlebihan, misalnya meningkatnya konsentrasi glutamat di otak.

- Pada dasarnya otak yang normal itu sendiri juga mempunyai potensi untuk mengadakan pelepasan abnormal impuls epileptik.

Page 8: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Patofisiologi epilepsi

Page 9: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

A. Bangkitan Parsial1. Parsial Sederhana.2. Parsial Kompleks (Epilepsi Psikomotor).3. Kejang Parsial Mid Tonik-Klonik Umum secara Sekunder.

B. Bangkitan Umum1. Absence Seizure (Petit Mal).2. Tonik-Klonik (Grand Mal).3. Epilepsi mioklonik.4. Epilepsi Atonik (Astatic Seizure).5. Clonic Seizure.6. Tonic Seizure.

C. Kejang yang Tidak Dapat Diklasifikasikan

Page 10: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

1. Anamnesis (auto dan allo-anamnesis)a.pola/bentuk bangkitanb.lama bangkitanc.gejala sebelum, selama, dan pascabangkitand.frekuensi bangkitane.faktor pencetusf.ada atau tidak adanya penyakit lain yang diderita sekarangg.usia pada saat terjadinya bangkitan pertamah.riwayat pada saaat dalam kandungan, persalinan, dan perkembangan bayi/anaki.riwayat terapi epilepsi sebelumnyaj.riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologik

Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi, misalnya trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal atau difus, kecanduan alkohol atau obat terlarang, dan kanker.

Page 11: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

3. Pemeriksaan penunjang- Elektroensefalografi (EEG)Kelainan epileptiform EEG interiktal (di luar bangkitan) pada orang dewasa dapat ditemukan sebesar 29-38 %, pada pemeriksaan ulang gambaran epileptiform dapat meningkat menjadi 69-77 %. - Magnetic Resonance Imaging (MRI) : Pemeriksaan MRI didindikasikan untuk epilepsi yang sangat mungkin memerlukan tindakan pembedahan.

Page 12: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

4. Pemeriksaan laboratorium- pemeriksaan darah, meliputi hemoglobin, leukosit, hematokrit, trombosit, hapus darah tepi, elektrolit, kadar gula, fungsi hati (SGOT, SGPT, alkali fosfatase), ureum, kreatinin, dan lain-lain atas indikasi- pemeriksaan cairan serebrospinalis, bila dicurigai adanya infeksi SSP- pemeriksaan lain dilakukan atas indikasi misalnya ada kelainan metabolik bawaan

Page 13: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

a. Epileptic SeizureJika kejang tersebut memiliki karakteristik parsial atau umum, tidak dapat diidentifikasi penyebab pastinya atau penyebabnya tidak dapat diobati dengan pengobatan spesifik, kejang tersebut disebabkan karena epilepsy.

b. Nonepileptic Paroxismal EventKejang nonepileptik tidak dapat dibedakan dengan

kejang epileptic berdasarkan pemeriksaan klinis saja,termasuk EEG. Kejang nonepileptik diklasifikasikan menjasi sistemik, neurological, atau kelainan psikiatrik.

Gangguan sistemik terdiri dari sinkop, hiperventilasi, dan toksik-kelainan metabolic.

Page 14: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Manajemen pra-rumah sakit yang efektif dan intervensi agresif di UGD sangat penting untuk

pencegahan gejala sisa neurologis dan sistemik.Ketika terapi AED dimulai dalam 30 menit pertama

onset kejang, 80% kejang akan berhenti, angka ini menurun secara progresif jika pengobatan tertunda.

Setiap kejang terus berlangsung selama 5 menit atau lebih dantidak dapat diatasi dengan terapi

harus dianggap SE.

Page 15: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Pertolongan PertamaPada : menit awal

1. Bersihkan jalan nafas, jika ada sekresi berlebihan segera bersihkan (bila perlu intubasi) a. Periksa tekanan darahb. Mulai pemberian Oksigenc. Monitoring EKG dan pernafasand. Periksa secara teratur suhu tubuhe. Anamnesa dan pemeriksaan neurologis

2. Kirim sampel serum untuk evaluasi elektrolit, Blood Urea Nitrogen, kadar glukosa, hitung darah lengkap, toksisitas obat-obatan dan kadar antikonvulsan darah; periksa AGDA (Analisa Gas Darah Arteri)

3. Infus NaCl 0,9% dengan tetesan lambat4. Berikan 50 mL Glukosa IV jika didapatkan adanya

hipoglikemia, dan Tiamin 100 mg IV atau IM untuk mengurangi kemungkinan terjadinya wernicke’s encephalophaty

Page 16: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Pengobatan Lini 1

Benzodiazepines adalah terapi lini pertama untuk SE dan harus segera diberikan.

Penghambatan saraf dilakukan melalui peningkatan langsung g-amino butirat acid (GABA), GABA dapat mengendalikan hingga 79% dari seizures.

Obat-obatan yang digunakan meliputi lorazepam. Diazepam, dan midazolam.

Efek samping dari penggunaan benzodiazepine ini adalah efek sedasi, hipotensi, dan depresi pernafasan.

Dosis lini pertama :-Lorazepam 0,02-0,03mg/kgBB secara IV atau IM (pada dewasa rata-rata 2mg) sampai 3-5 menit hingga kejang berakhir. -Diazepam 0,1-0,3mg/KgBB juga efektif dan dapat segera diberikan per rectal. Durasi efek antikonvulsi dari diazepam kurang dari 30 menit.

Page 17: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Pengobatan Lini 2

Phenytoin, adalah Na channel bloker pada lini ke-2.

Pada Status Epileptikus, phenytoin IV diberikan dengan loading dose 18-20mg/Kg hingga dosis maksimal 50mg/Kg.

Keuntungan dari phenytoin ini antara lain waktu paruh yang panjang, dan menekan system saraf pusat.

Tetapi pemberian phenitoin secara IV ini harus disertai dengan monitoring ECG dan tekanan darah

Kontraindikasi absolut termasuk kehamilan dan hipersensitivitas. Kontraindikasi relatif meliputi hati atau penyakit ginjal.

Fosphenytoin, turunan hydrosoluble dari phenytoin, adalah pengobatan alternative lini kedua.

Dosis Fosphenytoin adalah 15 sampai 20 mg / kg IV, dan maksimum 150 mg. Lama reaksi dari Fosphenytoin mirip dengan fenitoin IV (sekitar 30 menit). Kontraindikasi Fosphenytoin mirip dengan fenitoin.

Page 18: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Pengobatan Lini 3Phenobarbital,

golongan Barbiturat dapat diberikan jika Phenitoin dan Fosphenytoin tidak efektif setelah 25-30 menit.

Jika seizure tidak dapat berhenti setelah penggunaan Phenobarbital, Pentobarbital dapat digunakan untuk menginduksi koma.

Dosis awal 20 mg / kg IV, maksimal 50 mg/kg.

Pemberian fenobarbital membutuhkan pemantauan pada denyut jantung, tekanan darah, dan puls oksimetri.

Intubasi juga seringkali diperlukan setelah pemberian IV fenobarbital karena dapat terjadi depresi pernafasan signifikan, terutama jika benzodiazepin juga telah diberikan.

Page 19: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

TIME (minute) MANAJEMEN

0 Posisikan pasien miring kiri Stabilkan airway Periksa tekanan darah dan monitor ECGStabilisasi perifer dengan infuse isotonic Pasang nasogatric tube Periksa EEG jika alat tersedia.

5 Cek darah lengkap, dan GDA. Thiamin 100mg IV,bersama Glukosa 50g IV.

10 Diazepam IV, jangan melebihi 2mg/menitmaksimal 20mg.ATAULorazepam jangan melebihi 2mg/menitmaksimal 8mg

25 JPhenytoin IV 20mg/Kg (<50mg/menit) monitor tekanan darah dan ECG.ATAUFosphenytoin IV 20mg/Kg (150mg/min) monitor tekanan darah dan ECG.Jika kejang berlanjut, beri tambahan dosis phenytoin 5mg/Kg (Fosphenytoin 5mg/kg) dan bila perlu, ulangi hingga dosis maksimum 30mg/kg.

60 pasang intubasi endotrakeal+Phenobarbital 20mg/kg (<100mg/min)monitor TTV hingga kejang berhenti.

ATAU Induksi general anastesi dengan Pentobarbital 5-15mg/kg IVdikurangi setiap 2-4jam untuk memastikan

bahwa aktivitas kejang telah berakhir. Jika tidak mampu untuk menekan aktivitas epilepk, beri Propovol 1mg/kg

IV, beri lebig dari 5 menit. Lalu 2-4mg/kg tiap jam

ATAU Berikan Midazolam 0,2mg/kg IV bolus. Hingga 0,05-0,5mg/kg per jam.

Page 20: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

Prognosis seizure tergantung pada berbagai faktor:termasuk klinisdurasi bangkitanusia pasiengangguan yang mendasari terjadinya bangkitan.Kematian refraktori seizure terbanyak pada lanjut usia.

Page 21: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

• Seizure merupakan suatu kegawatdaruratan medis yang harus ditangani segera dan secepat mungkin, karena melibatkan proses fisiologis pada sistem homeostasis tubuh, kerusakan syaraf dan otak yang dapat mengakibatkan kematian. •Penanganannya tidak hanya menghentikan kejang yang sedang berlangsung, tetapi juga harus mengidentifikasi penyakit dasar dari status tersebut. • Dengan ditetapkannya atau lebih dipahaminya dasar dari patofisologi penyakit ini dan adanya konsensus mengenai penatalaksanaan kejang, maka diharapkan prognosa pasien yang mengalami kasus ini dapat menjadi lebih baik.

Page 22: PENANGANAN PADA EMERGENCY SEIZUREJ.ppt

TERIMA KASIH