penanaman karakter anak usia dini melalui cerita...
TRANSCRIPT
Authors: Ana Mentari; Nopiana & Hermi Yanzi
PENANAMAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI CERITA RAKYAT
(dalam Perspektif Ki Hadjar Dewantara)
Pesatnya kemajuan dan canggihnya teknologi
sekarang, yang membuat kebiasaan-kebiasaan mulai
ditinggalkan.
Anak-anak sekarang lebihsuka bermain gadget dan play
station daripada permainananak tradisional, padahal
permainan anak tradisionalbukan hanya sekedar
permainan namun juga mengajarkan tentang banyak
pelajaran seperti, melatihkesabaran, kerja sama,
tanggung jawab, toleransi, dan kepedulian antar sesama.
Sehingga perlu adanya penanaman karakter sejak dini pada anak usia
dini, dengan harapan karakter yang baik dapat tertanam dengan baik
sejak dini.
Karakter tidak terbentuk dengan pembelajaran di kelas, namun perlu
pembiasaan.
Ki Hajar Dewantara juga mengemukakan cara-caranyamendidik kedalam beberapa pokok (Dewantara, 2013. hlm. 28), diantaranya: memberi contoh (voorbeeld); pembiasaan (pakulin, gewoontevorming); pengajaran(leering, wulang-wuruk); perintah, paksaan, dan hukuman(regeering en tucht); laku (zelfbeheersching, zelfdicilpine); pengalaman lahir dan batin (nglakoni, ngarasa, beleving);
syarat pendidikan karakter, yang oleh Ki Hajar Dewantarabiasa disebut “ngerti-ngrasa-ngelakoni” (menyadari, menginsyafi, dan melakukan) dapat dipenuhi (Dewantara, 1954; 2013. hlm.485).
Ki Hajar Dewantara merumuskan pendidikan yang
berdasarkan kebudayaan bangsa, oleh karena baik dalam implementasinya
pendidikan budipekerti dan pendidikan kebangsaan tidak
lepas dari ruh kebangsaan untuk menuju kearah
keluhuran dan kesucian hidup batin, serta ketertiban dan
kedamaian hidup.
Harapannya adalah anak-anak bangsa kita merupakan
warga negara yang berkarakter dan memiliki rasa
nasionalisme terhadap bangsanya karena dia
memahami dan merasakan jiwa kebangsaan Indonesia, sebab setiap warga negara Indonesia adalah duta bagi bangsa saat dia ke negeri
orang. Agar pendidikan budipekerti dan pendidikan
kebangsaan mampu berjalan dengan baik, perlu adanya
tripusat pendidikan.
Tripusat pendidikan / Trisentra
keluarga
sekolah
masyarakat
buat mendidik
budi pekerti
dan laku sosial
Melalui bercerita atau mendongeng tentang cerita rakyat diharapkan anak-anak akan mengenali, paham dan mampu merasakan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita, maka akan tertanam nilai karakter yang baik dalam diri anak.
Pembiasaan bercerita atau mendongeng tentang cerita rakyat perlu dilakukan di sekolah terutama di rumah, sehingga komunikasi antara guru, orang tua dan anak dapat terjalin dalam menanamkan karakter anak.
ASAL USUL KOTA
LAMPUNG
Ada empat bersaudara bernama Ompung Silamponga, Ompung Silitonga, Ompung Silatoa, clan Ompung Sintalaga
yang berusaha pergi menyelamatkan diri dari Tapanuli kearah tenggara. Mereka pergi menyeberangi lautan dengan
menggunakan rakit.
Berhari-hari mereka terombang-ambing tanpaarah di tengah laut dengan persediaan makanan.
Dengan perasaan gembira, tanpa sadar ia pun berteriak dengan kencang, "Lappung! Lappung!
Lappung!" (Dalam bahasa Tapanuli, lappung berarti luas).
Nama Lampung diakui berasal dari dua hal. Pertama, dari kata-kata yang diteriakkan Ompung Simapongadi atas bukit ketika pertama kali menemukan daerah
itu. Kedua, berasal dari sebagian nama OmpungSilamponga.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Lampung : ASal Usul Kota Lampung adalah dalam hidup kita
tidak boleh gampang menyerah.
KESIMPULAN
Bangsa Indonesia harus dibangun dengan mendahulukanpembangunan karakter karena character building ini yangakan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar,maju, dan jaya, serta bermartabat.
Karakter dalam perkembangannya mesti sejalan dengankarakter bangsa, karena ia dibungkus dengan kepribadianluhur bangsa. Sekalipun kita berada di era saat ini.
TERIMA KASIH