pemuda indonesia menghadapi aec 2015

Upload: amoi-jak

Post on 07-Mar-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pemuda

TRANSCRIPT

Pemuda Indonesia Menghadapi AEC 2015http://batampos.co.id/28-10-2014/pemuda-indonesia-menghadapi-aec-2015/Kita harus menyadari bahwa setiap zaman pasti memiliki tantangannya sendiri-sendiri, demikian juga dengan para pemuda Indonesia saat ini yang memiliki tantangan berbeda dan tak kalah beratnya dengan para pemuda Indonesia pada tahun 1928 silam, salah satu tantangan terdekat yang harus dihadapi oleh para pemuda Indonesia adalah AEC (ASEAN Economic Community) atau yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku mulai Januari 2015.Mungkin sebagian dari kita sudah ada yang mengerti apa yang dimaksud dengan AEC namun mungkin juga masih ada yang belum tahu. Maka bagi yang belum tahu, penulis akan mencoba berusaha menjelaskan secara singkat dalam bahasa yang lebih sederhana agar mudah dimengerti apa yang dimaksud dengan AEC.AEC adalah struktur berbentuk komunitas yang dibentuksetelah krisis ekonomi yang melanda Asia Tenggara, para Kepala Negara Asean pada KTT Asean ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003 menyepakati pembentukan komunitas ASEAN dalam bidang keamanan politik (ASEAN Political-Security Community), Ekonomi (ASEAN Economic Community), dan Sosial Budaya (ASEAN Socio-Culture Community) di kenal dengan Bali Concord II. Untuk pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, ASEAN menyepakati perwujudannya diarahkan pada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya harus mengacu kepada ASEAN Economic Community (AEC)Blueprint. TerbentuknyaAEC diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah dalam bidang perekonomian antar negara ASEAN dengan harapan krisis ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 1997 dulu tidak terulang kembali.Blue print AEC tersebut memiliki 4 karakteristik yakni: (a) a single market and production base, (b) a highly competitive economic region, (c) a region of equitable economic development, and (d) a region fully integrated into the global economyKesepakatan bersama untuk mengintegrasikan 10 (sepuluh) negara ASEAN(Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar)yang masing-masing memiliki latar-belakang sosial-budaya, ideologi politik, ekonomi dan kepentingan berbeda ke dalam suatu komunitas yang disebut ASEAN Economic Community (AEC).AEC dengan sasarannya yang mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan karakteristik utama dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, kawasan pengembangan ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan yang terintegrasi sepenuhnya menjadi ekonomi global.Saat ini ASEAN sebagai pasar tunggal kawasan terpadu dengan luas sekitar 4,47 juta km persegi yang didiami oleh lebih dari 600 juta jiwa dari 10 negara anggota ini yang mana pada tahun 2013 ASEAN menyumbangkan PDB sebesar USD 2.4 triliun, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi 5,1 persen, dimana Indonesia sendiri tumbuh 5,8 persen, merupakan potensi pasar dan tenaga kerja yang besar apabila dikelola dengan baik maka diyakini mampu menjadi kekuatan yang besar dalam memenangkan persaingan di era globalisasi ekonomi selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memacu daya saing ekonomi kawasan ASEAN yang diindikasikan melalui terjadinya arus bebas(free flow): barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal.AEC juga merupakan salah satu bentuk Free Trade Area ( FTA) dimana AEC akan berintegrasi lewat kerja sama ekonomi regional yang diharapkan mampu memberikan akses yang lebih mudah, tidak terkecuali perdagangan.Kondisi Indonesia TerkiniDari beberapa parameter yang bisa dijadikan rujukan maka penulis mengambil parameter yang terkenal di dunia agar kita bisa mengetahui perbandingan daya saing negara dan sumber daya manusia negara kita dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang lain yaitu : The Global Competitive Report dan Human Development Index.Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) melalui portalnya http://www.weforum.org mempublikasikan ranking daya saing global (The Global Competitiveness Report/GCR) tahun 2014-2015. Dalam publikasi ini, posisi Indonesia menempati peringkat 34 dari 144 negara. Artinya, Indonesia naik empat tingkat dari posisi sebelumnya yakni ranking ke-38 pada tahun 2013-2014 dan posisi ke-50 pada 2012-2013.Menurut WEF, naiknya ranking indeks daya saing Indonesia pada periode ini dikarenakan perbaikan di beberapa kriteria seperti infrastruktur dan konektifitas, kualitas tatakelola sektor swasta dan publik, efisiensi pemerintahan, dan pemberantasan korupsi.Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) juga kembali merilis Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terbaru untuk tahun 2013. Dalam laporan mereka, Indonesia berada di peringkat 108 dari 187 negara yang dinilai.Pada 2013, nilai IPM Indonesia adalah 0,684. Angka tersebut meningkat 0,003 poin dari tahun 2012, yakni 0,681. Dengan nilai 0,684, Indonesia berada dalam kategori negara dengan pembangunan manusia sedang.IPM merupakan ukuran perbandingan yang berasal dari ukuran harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup 187 negara di seluruh dunia.Mengacu pada data BPS, tahun 2013 jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang atau rata-rata 25 persen dari proporsi jumlah penduduk secara keseluruhan. Berkaca pada data-data tersebut maka kekuatan daya saing pemuda memegang peran penting dan strategis membawa arah perjalanan bangsa, termasuk dalam menghadapi tantangan AEC 2015 yang sudah di depan mata. Katakuncinya adalah, Pemuda Indonesia harus mampu meningkatkan kompetensinya, karena tantangan terbesar bagi para pemuda Indonesia saat ini adalah bagaimana mengisi kemerdekaan yang sudah diraih dengan susah payah. Pemuda harus bisa membuat prestasi serta pencapaian terbaik agar mampu bersaing dalam persaingan global terutama dalam menghadapi AEC 2015 nanti. Semoga!***