rencana dan strategi indonesia dalam menghadapi aec 2015

13
Tugas UAS Teori Perencanaan | 1 OLEH : MUHAMMAD ALHASYMI [100501049] Program Studi Ekonomi Pembangunan FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Latar Belakang Dalam rangka menjaga stabilitas keamanan dan stabilitas ekonomi negara-negara di ASEAN, meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan standar hidup masyarakat di kawasan regional ASEAN, maka seluruh negara anggota sepakat untuk membentuk suatu kerja sama berbentuk integrasi ekonomi yaitu ASEAN Economy Community (AEC) yang direncanakan tercappai pada 2015. Dimana para pemimpin negara ASEAN menyepakati blueprint yang telah disusun sebagai acuan seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen AEC pada KTT ASEAN ke-13 (2007) di Singapura. Yang apabila tercapai pada tahun 2015 akan menjadikan kawasan ini sebagai pasar tunggal dan basis produksi tunggal dimana arus barang, investasi, jasa, tenaga kerja serta modal yang lebih bebas diantara negara anggota. AEC (ASEAN Economy Community) sendiri berisi empat hal pokok. Yakni ; Pertama, ASEAN akan menjadi wilayah dengan aliran bebas barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas tenaga kerja terdidik, dan bebas modal (single market and production base). Kedua, ASEAN diharapkan bisa menjadi kawasan dengan daya saing yang tinggi (a highly competitive economic region). Ketiga, ASEAN diharapkan menjadi wilayah dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil menengah (a region of equitable economic development). Keempat, ASEAN menjadi wilayah yang betul-betul terintegrasi dengan perekonomian global (a region fully integrated in to the global economy). Diharapkan dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas ini Indonesia akan dapat membuka peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN. B. Identifikasi Masalah Dalam perjalanan menuju ASEAN Economy Community pada tahun 2015 mendatang masih banyak kalangan yang meragukan Indonesia akan siap dan mempu bersaing dengan negara lainnya di ASEAN. Sebab, daya saing baik produk maupun sumber daya

Upload: riskaditha

Post on 20-Oct-2015

958 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 1

    OLEH :

    MUHAMMAD ALHASYMI

    [100501049]

    Program Studi Ekonomi Pembangunan

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    A. Latar Belakang

    Dalam rangka menjaga stabilitas keamanan dan stabilitas ekonomi negara-negara di ASEAN, meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan standar hidup masyarakat di kawasan regional ASEAN, maka seluruh negara anggota sepakat untuk membentuk suatu kerja sama berbentuk integrasi ekonomi yaitu ASEAN Economy Community (AEC) yang direncanakan tercappai pada 2015. Dimana para pemimpin negara ASEAN menyepakati blueprint yang telah disusun sebagai acuan seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen AEC pada KTT ASEAN ke-13 (2007) di Singapura. Yang apabila tercapai pada tahun 2015 akan menjadikan kawasan ini sebagai pasar tunggal dan basis produksi tunggal dimana arus barang, investasi, jasa, tenaga kerja serta modal yang lebih bebas diantara negara anggota. AEC (ASEAN Economy Community) sendiri berisi empat hal pokok. Yakni ; Pertama, ASEAN akan menjadi wilayah dengan aliran bebas barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas tenaga kerja terdidik, dan bebas modal (single market and production base). Kedua, ASEAN diharapkan bisa menjadi kawasan dengan daya saing yang tinggi (a highly competitive economic region). Ketiga, ASEAN diharapkan menjadi wilayah dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil menengah (a region of equitable economic development). Keempat, ASEAN menjadi wilayah yang betul-betul terintegrasi dengan perekonomian global (a region fully integrated in to the global economy). Diharapkan dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas ini Indonesia akan dapat membuka peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN. B. Identifikasi Masalah

    Dalam perjalanan menuju ASEAN Economy Community pada tahun 2015 mendatang masih banyak kalangan yang meragukan Indonesia akan siap dan mempu bersaing dengan negara lainnya di ASEAN. Sebab, daya saing baik produk maupun sumber daya

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 2

    manusia yang masih kalah bersaing dengan produk impor lainnya, dan dikhawatirkan akan mematikan produk-produk dalam negeri. Sejatinya, banyak kalangan sangsi bahwa Indonesia akan mampu menghadapi rencana pengintegrasian kawasan ASEAN menjadi satu komunitas tunggal (Asean Community). Masih terbengkalainya penyediaan sarana infrastruktur, lemahnya daya saing, serta ketergantungan terhadap barang impor menjadi beberapa alasan utama. (Dikutip dari : detiknews.com). Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan, pelaksanaan Komunitas Ekonomi Asean (Asean Economic Community/AEC) pada Desember 2015 bisa menjadi awal lonceng kematian bagi industri nasional Bahkan, dampaknya dikhawatrikan lebih parah jika dibandingkan dengan pelaksanaan kerja sama perdagangan bebas Asean-Tiongkok (Asean-China Free Trade Agreement/ACFTA) yang dimulai 1 Januari 2010. "Hal itu akan terjadi jika tidak ada persiapan yang matang sejak sekarang," ujar Franky dalam keterangannya. Menurut dia, dalam pelaksanaan ACFTA, Indonesia setidaknya bisa merasakan manfaat dengan terbukanya potensi akses pasar ke Tiongkok yang memiliki 1,4 miliar jumlah penduduk. Sedangkan dalam rencana AEC, Indonesia justru berpotensi menjadi pasar besar bagi negara Asean lainnya karena memiliki penduduk 40% dari total populasi Asean. Apalagi, AEC menjadikan Asean sebagai pasar tunggal. (Dikutip dari : kemenperin.go.id). Namun dibalik itu semua, dengan catatan manis pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang bahkan dalam empat tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah di bawah 6 persen seharusnya tidak membuat khawatir Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 mendatang, karena dari pengalaman sebelumnya saat diberlakukannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) sejak 2002 ternyata semakin mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Baru-baru ini, lembaga riset bisnis dan ekonomi yang sangat terpandang di dunia, The McKinsey Global Institute, menerbitkan laporannya berjudul The Archipelago Economy: Unleashing Indonesias Potential. Dalam laporan itu, Indonesia diprediksi akan mengalami kecenderungan kejayaan di masa depan terkait pembangunan ekonomi. McKinsey menyebut, pada tahun 2030 Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat ke-7 ekonomi terbesar dunia, sesudah Cina, AS, India, Jepang, Brazil, Rusia. (Dikutip dari : detiknews.com). Meskipun demikian, hal tersebut tidak harus membuat Indonesia berpuas diri dikarenakan masih banyak kendala dan kelemahan yang dimiliki diantaranya daya saing yang dan infrastruktur yang dianggap masih dianggap lemah. Untuk kawasan Asia Pasifik bahkan peringkat daya saing Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia yang berada pada peringkat 17 dan 18. Sedangkan Indonesia di posisi 129. Indonesia juga menjadi tempat favorit untuk berinvestasi, namun memiliki iklim yang belum stabil dikarenakan faktor cost atau biaya tinggi serta birokrasi yang rumit. Oleh karena itu diperlukan sebuah rencana strategi yang tepat agar Indonesia siap menghadapi AEC 2015 mendatang. C. Tujuan dan Manfaat

    Perencanaan adalah menerapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan proses-proses. Rencana dibuat dengan tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat Indonesia yang berdaya saing melalui proses pembangunan manusia yang berkelanjutan (sustainable human growth) dan akhirnya diharapkan dapat bersaing dalam menghadapi ASEAN Economy Community (AEC). Sebab fokus utama dalam perencanaan di masa yang akan datang adalah manusia. Dimana manusia sebagai modal pembangunan harus diberdayakan, tidak boleh miskin, seragam dan setara. Manfaat dari kajian perencanaan ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan agar Indonesia dapat bersaing dalam ASEAN Economy Community 2015 mendatang.

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 3

    D. Metode

    Metode yang digunakan adalah dengan teknik Analisis SWOT. Sebab Analisis SWOT lazim digunakan dalam penyusunan sebuah perencanaan, khusunya rencana strategis. Teknik Perencanaan ini menjadi populer karena dia dapat menghasilkan suatu strategi pembangunan yang lebih terarah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah atau wilayah bersangkutan bersangkutan. Disamping itu, dengan menggunakan teknik SWOT akan dapat pula dihasilkan program dan kegiatan yang lebih tepat untuk merebut peluang yang tersedia maupun untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi. SWOT merupakan singkatan dari kata Strength (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman). Keempat unsur ini merupakan aspek penting yang perlu dibahas untuk dapat mengetahui kondisi dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah atau wilayah tertentu. Kekuatan (Strength) pada dasarnya merupakan kelebihan yang dimiliki oleh suatu daerah atau wilayah atau negara dibandingkan dengan daerah atau wilayah atau negara lainnya. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi daerah kekuatan tersebut dapat muncul dalam bentuk kesuburan tanah yag lebih baik, potensi sumberdaya alam yang lebih besar. Kelemahan (Weaknesses) pada dasarnya merupakan kekurangan yang dimiliki oleh suatu daerah atau wilayah tertentu dibandingkan dengan daerah atau wilayah lainnya. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi, unsur kelemahan ini pada dasarnya merupakan kebalikan dari unsur kekuatan. Dengan demikian kelemahan dapat muncul dalam bentuk relatif rendahnya tingkat kesuburn lahan, terbatasnya atau relatif kecilnya potensi sumberdaya alam, rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan lain-lainnya. Peluang (Opportunities) dapat diartikan sebagai kesempatan dan kemungkinan yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembangunan daerah atau wilayah bersangkutan. Peluang adalah unsur yang datang dari luar (eksternal), baik dari kondisi ekonomi, sosial, aturan kebijakan dan aturan pemerintah atau karena adanya perubahan teknologi baru. Dalam analisis kondisi sosial ekonomi peluang tersebut dapat muncul dalam bentuk adanya minat masyarakat yang cukup tinggi terhadap sesuatu hal, meningkatnya daya beli masyarakat, adanya kebijakan dan aturan baru yang dapat memberikan peluang pengembangan atau karena adanya perubahan teknologi dan penemuan produk baru yang dapat mendorong timbulnya kebutuhan baru pula dan lain-lainnya. Ancaman (Threat) dapat pula diartikan sebagai suatu kondisi yang datang dari luar dan dapat menimbulkan kesulitan, kendala atau tantangan yang cukup serius bagi suatu daerah atau wilayahi tertentu. Ancaman tersebut dapat muncul sebagai akibat kemajuan dan perubahan kondisi sosial ekonomi, perubahan kebijakan dan aturan atau karena terjadinya perubahan pandangan dan kemajuan teknologi.. Manfaat Analisis SWOT untuk Perencanaan :

    a. Dengan menggunakan analisis SWOT pembahasan tentang kondisi umum daerah atau suatu wilayah akan menjadi lebih tajam dan terarah kepada hal-hal yang berkaitan langsung dengan penyusunan perencanaan.

    b. Dapat dirumuskannya strategi pembangunan wilayah sesuai dengan kondisi umum wilayah bersangkutan. Dengan demikian kemungkinan berhasilnya pelaksanaan strategi pembangunan wilayah tersebut akan menjadi lebih besar.

    E. Hasil Kajian

    Pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) akan memberi peluang bagi negara-negara anggotanya untuk memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagi investor dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan dan memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis. Disamping itu, pembentukan Komunitas Ekonomi Asean juga akan memberikan kemudahan dan peningkatan akses pasar intra-ASEAN serta

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 4

    meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan- peraturan dan standarisasi domestik. 1). Perbandingan Indonesia dengan negara lainnya di ASEAN terhadap beberapa faktor

    variabel ekonomi maupun non-ekonomi a. Investasi Asing Langsung di ASEAN Kawasan ASEAN yang strategis tentu menjadi alasan kuatnya arus investasi

    asing yang masuk ke negara-negara di kawasan ini meskipun investasinya tidak tersebar merata disebabkan berbagai faktor seperti perbedaan luas wilayah, jumlah populasi dan perbedaan sumber daya yang tersedia. Berikut adalah perkembangan FDI di negara-negara ASEAN lima tahun terakhir.

    Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa investasi asing yang masuk ke Indonesia terus meningkat tiap tahunnya bahkan termasuk yang tertinggi (US$ 11.106 Million) di ASEAN. Hal ini tentu merupakan salah satu peluang (opportunity) yang harus bisa dimanfaatkan Indonesia untuk dapat membangun perekonomian yang berdaya saing.

    b. Pertumbuhan GDP negara-negara ASEAN Kondisi perekonomian di kawasan regional ASEAN pada dasarnya dalam

    kondisi yang stabil dan dampak dari krisis global di tahun 2008 silam, tidak begitu terasa cukup signifikan bagi sebagian besar negara di kawassan ini, seperti Laos, Vietnam dan Indonesia, sedangkan untuk pertumbuhan yang minus dialami Brunei, Malaysia Singapura dan Thailand dimana pertumbuhannya tidak lebih dari -2%. Dan gambaran umum mengenai laju pertumbuhan GDP negara-negara di ASEAN dapat di lihat melalui diagram 1. di bawah ini

    Grafik diolah dari data World Bank

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 5

    Dari grafik di atas terlihat bahwa pertumbuhan GDP Indonesia (garis warna hijau) dari tahun ke tahun cenderung stabil. Dan bahkan pada tahun 2009 penurunannya tidak terlalu jatuh seperti beberapa negara yang bahkan minus akibat krisis 2008. Hal ini tentu menjadi kekuatan (streght) dan modal yang dimiliki Indonesia untuk menghadapi ASEAN Economy Community 2015 mendatang.

    c. Indeks Daya Saing Indonesia dan negara-negara ASEAN Diantara negara-negara ASEAN, setelah Singapura, negara yang tertinggi

    peringkat daya saingnya pada tahun 2012 adalah Malaysia (ke 25), disusul Brunei Darussalam (28), Thailand (38). Sedangkan Indonesia berada di urutan ke empat dengan posisi ke 50. Negara tetangga Timor-Leste menempati urutan terakhir (ke 136). Negara-negara ASEAN yang mengalami kenaikan indeks daya saing terbesar sejak 2008 adalah Kambodia (24 tingkat), Brunei Darussalam (11), Filipina (6), Indonesia (5) dan Singapura (3). Sedangkan Malaysia, Thailand, Vietnam dan Timor Leste mengalami penurunan peringkat daya saing selama 2008-2012. Lihat Tabel 2.

    . Tabel 2. Indeks Daya Saing Negara-negara ASEAN 2012

    Peringkat ASEAN

    Negara 2008 2012 Perubahan

    1 Singapura 5 2 +3

    2 Malaysia 21 25 -4

    3 Brunei Darussalam 39 28 +11

    4 Thailand 34 38 -4

    5 Indonesia 55 50 +5

    6 Filipina 71 65 +6

    7 Vietnam 70 75 -5

    8 Kambodia 109 85 +24

    9 Timor-Leste 129 136 -7

    Sumber : WEF (2012), The Global Competitiveness Report 20122013

    Pada tahun 2012 Indonesia mengalami penurunan indeks daya saing global,

    dari posisi ke 46 (2011) menjadi ke 50 (2012). Peringkat terbaik Indonesia adalah

    pada tahun 2010 (ke 44), yang meloncat dari posisi ke 54 dari tahun sebelumnya.

    d. Kualitas Infrastruktur Indonesia dan negara-negara ASEAN Kualitas infrastruktur di Indonesia mendapat nilai yang terendah se-Asia dan

    kualitasnya hanya lebih baik dari Filiphina

    Tabel 3. Kualitas Infrastruktur di beberapa negara ASEAN 2011-2012

    Negara Peringkat

    Tahun 2011 Peringkat

    Tahun 2012

    Singapura 2 2

    Malaysia 23 29

    Thailand 47 49

    Indonesia 82 92

    Filipina 113 98

    Sumber : WEF (World Economic Forum)

    Dari tabel di atas terlihat bahwa kualitas infrastruktur Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga lainnya seperti Thailand (peringkat 49), Malaysia (29) dan Singapura (2). Dimana pada tahun 2012 indonesia menempati peringkat 92. Nilai tersebut dipengaruhi oleh kualitas infrastruktur

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 6

    berupa kondisi jalan, rel kereta api, pelabuhan, bandara, dan listrik. Namun beberapa negara selain Indonesia seperti Thailand dan Malaysia mengalami penurunan peringkat kualitas infrastruktur dari tahun sebelumnya (2011). Sedangkan sebaliknya Filipina mengalami kenaikan peringkat dari 113 ke 98, hal ini menandakan bahwa Filipina sudah mulai membangun dan memperbaiki infrstruktur di negaranya ke kualitas yang lebih baik. Dan tentu patut dicontoh oleh Indonesia.

    2). Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Intra-ASEAN a. Total Perdagangan Total perdagangan Indonesia dengan negara-negara Asean terus mengalami

    peningkatan dari tahun ke tahun dalam lima tahun terakhir (2004-2008) peningkatan total perdagangan mencapai 3 kali lipat dari 24,5 Millyar US Dollar pada tahun 2004 menjadi 68,14 Millyar US Dollar pada tahun 2008. Dimana konsentrasi perdagangan terbesar berlangsung dengan Singapura, Malaysia dan Thailand.

    Tabel 4. Total Perdagangan Indonesia dengan negara Intra-ASEAN

    Selama periode 2004-2008 (dalam Juta US$)

    b. Neraca Perdagangan Neraca Perdagangan secara keseluruhan semenjak tahun 2005 mengalami

    defisit dan semakin buruk pada tahun 2008. Defisit perdagangan Indonesia dengan ASEAN dari tahun 2007 ke 2008 meningkat sembilan kali lipat, dimana defisit terbesar dialami dengan singapura

    Diagram 2. Perkembangan Neraca Perdagangan Indonesia dengan negara

    Intra-ASEAN (sumber:departemen perdagangan RI)

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 7

    b. Kinerja Ekspor Impor

    Tabel 5. Ekspor Indonesia ke negara ASEAN, Periode 2004-2008 (juta US$)

    Total Nilai ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN terus mengalami

    peningkatan dari tahun ketahun dengan total ekspor sebesar US$ 27,2 Juta. Dimana Singapura menjadi tujuan utama ekspor Indonesia dengan nilai US$ 12,9 Juta dan trend peningkatan nilai ekspor terbesar terjadi ke negara Myanmar dengan meningkat 50% dalam periode 2004-2008 serta Vietnam yang meningkat 31,51%, hal ini menunjukkan kedua negara tersebut memiliki potensi sebagai negara tujuan ekspor Indonesia

    Namun, di lain sisi peningkatan nilai ekspor tersebut tidak mampu mengimbangi kenaikan impor yang cukup besar dari negara ASEAN khususnya Singapura. Impor Indonesia dari 9 negara ASEAN terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Total peningkatan Impor Indonesia dari ASEAN meningkat lebih dari 300%, dari US$ 11,5 Juta pada tahun 2004 menjadi US$ 40,9 Juta pada 2008 (lihat tabel 6.). Hal ini telah mengakibatkan defisit neraca perdagangan Indonesia ke Intra-ASEAN.

    Tabel 6. Impor Indonesia ke negara ASEAN,

    Periode 2004-2008 (juta US$)

    3). Peluang dan Tantangan yang akan dihadapi Indonesia menuju AEC 2015 a. Peluang

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 8

    - Manfaat Integrasi Ekonomi Diharapkan dengan pembentukan AEC maka akan memberikan manfaat

    pertumbuhan terhadap ekonomi Indonesia dan negara lainnya di kawasan ini. Integrasi ekonomi dalam mewujudkan AEC 2015 melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, mendorong peningkatan daya saing dan efisiensi, serta membuka peluang kesempatan kerja yang lebih luas di kawasan ini dan diharapkan nantiinya akan meningkatkan kesejahteraan seluruh negara anggotanya.

    - Pasar Potensial Dunia Jika AEC 2015 terwujud maka akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk yang juga besar, terbesar ke-3 sesudah China dan India.

    - Negara Pengekspor Negara di kawasan ini juga dikenal sebagai negara pengekspor baik yang berbasis sumber daya alam maupun barang-barang elektronik. Diharapkan dengan meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, maka akan menciptakan surplus transaksi perdagangan di kawasan ini. Meningkatkan prospek perekonomian sehingga ASEAN diharapkan menjadi kawasan yang menarik untuk berinvestasi.

    - Negara Tujuan Investor Jika AEC 2015 sukses dilaksanakan maka tentu akan menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi yang tentu akan menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di kawasan ini.

    - Daya Saing Dengan dihapusnya hambatan perdagangan baik yang sifatnya tarif maupun non-tarif maka akan menciptakan perdagangan bebas antar negara sehingga produsen dituntut untuk berproduksi secara lebih efisien agar produknya laku dan dapat bersaing di pasaran. Di sisi lain konsumen memiliki banyak pilihan alternatif terhadap barang yang dikonsumsinya.

    - Sektor Jasa Yang Terbuka Di ASEAN pengembangaan sektor jasa akan dibuka seluas-luasnya. Di mana, sektor jasa prioritas yang telah ditetapkan yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan dan e-ASEAN yang kemudian akan disusul dengan logistik. Peluang Indonesia bisa dalam penyedia tenaga kerja dan pasar yang cukup besar.

    - Aliran Modal AEC membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan aliran modal masuk ke kawasan yang kemudian ditempatkan di aset berdenominasi rupiah. Dimana aliran modal tidak hanya dalam bentuk porsi dari portofolio melainkan juga Penanaman Modal Asing (PMA).

    b. Tantangan - Laju Peningkatan Ekspor dan Impor Tantangan yang dihadapi Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN

    tidak hanya yang bersifat internal tetapi dapat bersifat eksternal berupa persaingan dengan negara sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India. Kinerja ekspor selama priode 2004-2005 nerada diurutan ke-4 setelah Singapura, Malaysia dan Thailand. Dan Importer tertinggi ke-3 setelah Singapura dan Malaysia menjadikan tantangan yang serius kedepan karena telah mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia yang defisit terhadap beberapa negara ASEAN tersebut.

    - Laju Inflasi Laju inflasi Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. Stabilitas makro masih menjadi kendala peningkatan daya saing Indonesia dan masih rendahnya tingkat kemakmuran Indonesia jika dibandingkan negara lainnya di kawasan ASEAN seperti

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 9

    Singapura, Malaysia, Thailand bahkan Brunei. Dikarenakan populasi yang besar menjadi hambatan dalam pemerataan pendapatan.

    - Kesamaan Produk Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah kesmaan keunggulan komparatif kawasan ASEAN, khususnya pada sektor pertanian, perikanan, produk-produk karet, produk berbasis kayu dan elektronik. Maka indonesia perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk ekspornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dari negara-negara ASEAN lainnya.

    - Daya Saing Sektor Prioritas Integrasi Tantangan lainnya yang juga dihadapi oleh Indonesia adalah peningkatan

    keunggulan komparatif di sektor prioritas integrasi seperti tekstil, elektronik, mineral (tembaga, batu bara, nikel), mesin-mesin, produk kimia, karet dan kertas dengan tingkat keunggulan yang masih terbatas.

    - Daya Saing SDM Daya saing tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan agar tenaga kerjanya bisa digunakan baik di dalam negeri maupun intra-ASEAN, untuk menjegah membanjirnya tenaga kerja terampil dari luar yang pekerjaannya tentu tidak mudah karena dimulai dari pembentukan strategi dalam sistem pendidikan yang lebih baik secara menyeluruh serta sertifikasi berbagai profesi terkait.

    - Tingkat Perkembangan Ekonomi Saat ini tingkat perkembangan ekonomi di kawasan ASEAN masih beragam. Terdapat beberapa kelompok negara seperti negara maju (Singapura), kelompok negara dinamis (Thailand, Malaysia), kelompok negara pendapatan menengah (Indonesia, Filipina dan Brunei) dan kelompok negara belum maju. Tingkat kesenjangan yang tinggi tersebut merupakan salah satu masalah di kawasan ASEAN yang cukup mendesak untuk segera ditemukan pemecahan solusinya agar tidak menghambat percepatan kawasan menuju AEC 2015.

    - Kepentingan Nasional Kepentingan nasional merupakan yang utama bagi negara-negara di

    kawasan ini. Jika kepentingan kawasan tidak sejalan dengan kepentingan nasional maka akan menjadikan kepentingan kawasan sebagai prioritas kedua yang tentu akan menghambat tercapainya integrasi ekonomi menuju AEC 2015.

    - Kedaulatan Negara Integrasi ekonomi ASEAN membatasi wewenang suatu negara untuk menggunakan kebijakan fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri. hilangnya kedaulatan negara merupakan pengorbanan terbesar yang diberikan masing-masing negara anggota ASEAN. Maka untuk mencapai kesuksesan AEC 2015 diperlukan kesadaran politik yang tinggi dari suatu negara. Kerugian besar lainnya adalah kemungkinan hilangnya peluang kerja di suatu negara serta kemungkinan menjadi pasar bagi negara ASEAN lainnya yang lebih mampu bersaing.

    3). Strategi Indonesia menuju AEC 2015 Indonesia harus segera menyusun langkah strategis yang dapat

    diimplementasikan secara spesifik agar peluang pasar yang terbuka dapat dimanfaatkan secara optimal. Langkah strategis harus disusun secara terpadu diantara sektor mulai dari hulu ke hilir. Langkah-langkah strategis setiap sektor kemudiian dijabarkan ke dalam tindakan-tindakan yang mengarah terhadap upaya perbaikan dan pengembangan infrastruktur baik yang bersifat fisik maupun non-fisik di setiap sektor dan linie dalam rangka meningkatkan efisiensi dan mendorong kinerja ekspor harus dilakukan secara terkoordinasi dengan seluruh sektor pembina serta pelaku usaha.

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 10

    Secara garis besar langkah strategis yang harus dilakukan adalah dengan : a. Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia terhadap seluruh linie c. Penguatan posisi usaha skala kecil, menengah dan usaha pada umumnya d. Penguatan kemitraan antara publik dan swasta e. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya tinggi f. Pengembangan sektor-sektor prioritas dan komoditi unggulan g. reformasi kelembagaan dan kepemerintahan h. perbaikan infrastruktur fisik seperti transportasi, telekomunikasi, revitalisasi dan

    restruktursasi industri, dan lain-lain. F. Rekomendasi dan Perencanaan di Masa Yang Akan Datang

    Rekomendasi dibuat sebagai bahan pertimbangan terhadap strategi apa yang akan dilakukan Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economy Community 2015 mendatang. Maka dari itu disusun sebuah rencana strategi yang bersifat umum dalam rangka menghadapi AEC 2015.

    Langkah-langkah sederhana Penyusunan Perencanaan :

    1. Penentuan Tujuan

    2. Melakukan Analisis SWOT

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 11

    3. Menentukan Rencana dan Strategi dalam menghadapi AEC 2015

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 12

    Rencana yang telah disusun seharusnya dapat diimplementasikan dan dilaksanakan secara optimal sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Dan jika telah dilaksanakan harus ada evaluasi menyeluruh terhadap kendala yang mungkin dapat muncul dalam mekanisme pelaksanaannya. Sehingga tujuannya akan tercapai dimana Indonesia akan mampu bersaing dan dapat memperoleh keuntungan yang dapat meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi masyarakat Indonesia dengan diberlakukannya ASEAN Economy Community (AEC) 2015 mendatang

  • Tugas UAS Teori Perencanaan | 13

    Referensi Dari Buku :

    Kuncoro, Mudrajad. 2010. Masalah, Kebijakan dan Politik EKONOMIKA PEMBANGUNAN. Jakarta : Penerbit Erlangga

    Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara Bustami, Gumardi (Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Depdag). 2012. Menuju ASEAN

    Economy Community 2015. Jakarta : Departemen Perdagangan republik Indonesia Schwab, Klaus. 2012. The Global Competitiveness Report 2012-2013. Geneva : World Economic

    Forum (WEF) Dari Web :

    http://bisniskeuangan.kompas.com

    http://detiknews.com

    http://www.bappenas.go.id

    http://www.kemenperin.go.id

    http://shnews.com

    http://www.anneahira.com

    http://lingkarlsm.com