pemilihan spesifikasi teknis passenger lift untuk …

8
PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK RUMAH SAKIT Sigit Wiendarto Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok 16425 Indonesia [email protected] Pembimbing: Ir. Rusdy Malin, MME. ABSTRAK Gedung bertingkat dibangun untuk mengatasi ketersediaan lahan yang semakin terbatas setiap waktu. Masalah yang timbul menyangkut hal ini adalah mobilitas penghuni bangunan menyangkut arus sirkulasi vertikal, lantai yang lebih tinggi secara umum akan lebih sulit untuk dicapai karena keterbatasan tenaga manusia, sistem lift digunakan untuk mengatasi masalah ini. Pemilihan sistem lift yang baik berpengaruh pada kualitas suatu gedung dari segi pelayanan transportasi vertikal, jika pemilihan yang dilakukan kurang baik maka akan berdampak pada fungsi gedung, masalah menyangkut fungsi gedung ini adalah sangat penting terutama pada rumah sakit karena sering sekali terjadi kondisi darurat yang harus segera ditangani dan mungkin berhubungan dengan nyawa manusia. Terdapat beberapa ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan kualitas sistem lift, yaitu interval (waktu tunggu rata-rata) dan jumlah penumpang yang diangkut dalam waktu lima menit (Handling Capacity). Variabel yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh nilai Interval dan Handling Capacity adalah kapasitas dan kecepatan dari Car. Metode perhitungannya yaitu harus mengetahui lebih dulu nilai Round Trip Time. Dilakukan beberapa kali perhitungan dengan variasi kapasitas dan kecepatan Car sehingga dapat dilihat Interval dan Handling Capacity yang memenuhi kriteria. Jumlah Car yang paling sedikit, Interval yang rendah dan Handling Capacity yang tinggi adalah parameter dari sistem yang dipilih. 1.PENDAHULUAN Ketersediaan lahan di suatu tempat semakin terbatas setiap waktu, untuk memaksimalkan lahan yang tersedia dalam melakukan suatu pembangunan gedung maka dibuatlah gedung bertingkat. Masalah yang timbul menyangkut hal ini adalah mobilitas penghuni gedung, lantai yang lebih tinggi secara umum akan lebih sulit untuk dicapai dan hal ini merupakan suatu kerugian. Untuk mengatasi hal ini maka dibuat suatu sistem transportasi vertikal. Lift dipasang pada gedung untuk memenuhi kebutuhan transportasi vertikal penghuni maupun pengunjung dan dirancang untuk kenyamanan, kemudahan dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pada perkantoran dan beberapa gedung komersil, lift dipasang untuk mencapai efisiensi dengan cara menghemat waktu begitu juga uang. Pertimbangan finansial mungkin tidak berlaku untuk gedung hunian. Perancangan lift untuk rumah sakit sedikit berbeda dengan bangunan lain dikarenakan keadaan darurat yang lebih sering terjadi dan tidak semua lift dapat digunakan oleh semua orang. Transportasi vertikal pada rumah sakit dipisahkan menjadi dua bagian berbeda. Pertama, pedestrian traffic yang terdiri dari staf, dokter, teknisi, relawan, pengunjung dan pasien yang dapat Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK …

PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK RUMAH

SAKIT

Sigit Wiendarto

Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok 16425 Indonesia

[email protected]

Pembimbing: Ir. Rusdy Malin, MME.

ABSTRAK Gedung bertingkat dibangun untuk mengatasi ketersediaan lahan yang semakin terbatas setiap waktu.

Masalah yang timbul menyangkut hal ini adalah mobilitas penghuni bangunan menyangkut arus sirkulasi vertikal,

lantai yang lebih tinggi secara umum akan lebih sulit untuk dicapai karena keterbatasan tenaga manusia, sistem lift

digunakan untuk mengatasi masalah ini. Pemilihan sistem lift yang baik berpengaruh pada kualitas suatu gedung

dari segi pelayanan transportasi vertikal, jika pemilihan yang dilakukan kurang baik maka akan berdampak pada

fungsi gedung, masalah menyangkut fungsi gedung ini adalah sangat penting terutama pada rumah sakit karena

sering sekali terjadi kondisi darurat yang harus segera ditangani dan mungkin berhubungan dengan nyawa manusia.

Terdapat beberapa ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan kualitas sistem lift, yaitu interval (waktu

tunggu rata-rata) dan jumlah penumpang yang diangkut dalam waktu lima menit (Handling Capacity). Variabel

yang digunakan dalam perhitungan untuk memperoleh nilai Interval dan Handling Capacity adalah kapasitas dan

kecepatan dari Car. Metode perhitungannya yaitu harus mengetahui lebih dulu nilai Round Trip Time. Dilakukan

beberapa kali perhitungan dengan variasi kapasitas dan kecepatan Car sehingga dapat dilihat Interval dan Handling

Capacity yang memenuhi kriteria. Jumlah Car yang paling sedikit, Interval yang rendah dan Handling Capacity

yang tinggi adalah parameter dari sistem yang dipilih.

1.PENDAHULUAN

Ketersediaan lahan di suatu tempat semakin

terbatas setiap waktu, untuk memaksimalkan lahan

yang tersedia dalam melakukan suatu pembangunan

gedung maka dibuatlah gedung bertingkat. Masalah

yang timbul menyangkut hal ini adalah mobilitas

penghuni gedung, lantai yang lebih tinggi secara

umum akan lebih sulit untuk dicapai dan hal ini

merupakan suatu kerugian. Untuk mengatasi hal ini

maka dibuat suatu sistem transportasi vertikal.

Lift dipasang pada gedung untuk memenuhi

kebutuhan transportasi vertikal penghuni maupun

pengunjung dan dirancang untuk kenyamanan,

kemudahan dan sesuai dengan undang-undang yang

berlaku. Pada perkantoran dan beberapa gedung

komersil, lift dipasang untuk mencapai efisiensi

dengan cara menghemat waktu begitu juga uang.

Pertimbangan finansial mungkin tidak berlaku untuk

gedung hunian. Perancangan lift untuk rumah sakit

sedikit berbeda dengan bangunan lain dikarenakan

keadaan darurat yang lebih sering terjadi dan tidak

semua lift dapat digunakan oleh semua orang.

Transportasi vertikal pada rumah sakit

dipisahkan menjadi dua bagian berbeda. Pertama,

pedestrian traffic yang terdiri dari staf, dokter,

teknisi, relawan, pengunjung dan pasien yang dapat

Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013

Page 2: PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK …

berjalan. Kedua, vehicular traffic yang terdiri dari

pasien yang ditandu atau memakai kursi roda, kereta

makanan, kereta perbekalan, peralatan portabel dan

lain lain. Jika lift yang digunakan tidak dipisahkan

atas dasar fungsinya maka para pasien akan

mengalami penundaan dan rasa tidak nyaman.

Staf dan pengunjung adalah pengguna lift

terbesar di rumah sakit. Para staf rumah sakit bahkan

berjumlah lebih banyak dari pasien. Statistik

menunjukkan bahwa jumlah staf per ranjang

mengalami peningkatan dari 1,98 pada tahun 1954

menjadi 2,4 pada tahun 1973 dan 3,7 pada tahun

1981 (Strakosch, 1982). Jumlah staf per ranjang

merupakan sebuah indikasi yang bagus untuk

menganalisa lalu lintas lift di rumah sakit dan sebuah

ukuran yg menjadi dasar penilaian atau penetapan

populasi yang ideal.

Pemilihan spesifikasi teknis passenger lift

untuk rumah sakit yang tepat diperlukan supaya

pasien mendapat pelayanan yang optimal dari faktor

yang dipengaruhi oleh transportasi vertikal.

Perencanaan sistem transportasi vertikal yang benar

merupakan indikator kualitas suatu bangunan

bertingkat.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tipikal Penghuni Bangunan

2.1.1 Pola Arus Sirkulasi Lift

Ada dua macam cara untuk menghitung arus

sirkulasi lift. Dengan cara konvensional yaitu

perhitungan dengan menggunakan rumus dan yang

satunya dengan simulasi digital. Cara konvensional

membandingkan hasil perhitungan dengan Handling

Capacity yang harus dipenuhi oleh kelompok lift

dalam suatu gedung pada saat terjadi arus puncak.

Dari sini diketahui bahwa untuk merancang suatu

sitem lift harus diketahui lebih dahulu tuntutannya,

yaitu jumlah orang yang harus dibawa per satuan

waktu.

Gambar 2.1 mengilustrasikan suatu pola

arus sirkulasi pada gedung perkantoran. Itu

menunjukkan jumlah panggilan ke atas maupun ke

bawah selama jam kerja berlangsung. Pada pagi hari

arus sirkulasi lebih banyak ke atas dan arus sirkulasi

ke bawah lebih banyak pada sore hari karena jam

pulang.

Gambar 2.1 Pola sirkulasi gedung perkantoran

Pada dasarnya ada 3 macam pola sirkulasi

dalam bangunan, yaitu :

1. Arus padat (puncak), arah ke atas pada pagi hari

jam masuk kantor, kebalikannya arus padat turun

pulang kantor. Hal ini terjadi pada gedung

kantor.

2. Arus padat ke bawah dan diikuti arus seimbang

dua arah naik dan turun. Hal ini terjadi pada

bangunan apartemen.

Arus dua arah seimbang terjadi hampir sepanjang

waktu, yaitu rumah sakit dan hotel. Arus searah

seimbang pada umumnya terjadi pada jam pergantian

tugas perawat dan jam kunjungan pasien.

Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013

Page 3: PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK …

2.1.2 Estimasi Populasi

Jumlah penghuni pada setiap gedung bervariasi dan

tergantung pada :

1. Kegunaan dari bangunan tersebut (residensial,

komersial atau institusional).

2. Kualitas dari akomodasi tersebut (semakin

prestis semakin membutuhkan area yang lebih

luas per orang).

3. Tipe dari penghuni (pada kasus gedung

perkantoran, apakah itu single tenant atau

multiple tenants)

Tabel 2.1 Estimasi populasi

Dalam beberapa buku yang lain disebutkan

bahwa kriteria populasi per ranjang untuk rumah

sakit adalah 3 sampai 4 orang per ranjang atau juga 3

sampai 5 orang per ranjang.

2.1.3 Estimasi Jumlah Kedatangan

Sangat penting untuk menentukan

persentase penghuni bangunan yang akan

membutuhkan lift dalam 5 menit arus puncak. Setiap

gedung mempunyai nilai standar yang bervariasi

tergantung jenisnya. Tabel dibawah menjelaskan

persentase jumlah orang dari gedung yang harus

dibawa dan Interval sesuai dengan tipe bangunan.

Tabel 2.2 Arrival Rate & Interval

2.1.4 Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan pada sebuah gedung

dapat dilihat dari nilai Interval yang ditunjukkan.

Dari tabel 2.2 dapat kita ketahui ketentuan yang

menjadi dasar untuk menilai kualitas pelayanan

gedung. Jika nilai yang sebenarnya lebih besar

daripada standar dapat dikatakan bahwa kualitas

pelayanannya tidak bagus.

2.2 Perhitungan Arus Sirkulasi Penghuni

Bangunan

Tuntutan transportasi vertikal dari penghuni

gedung harus dicocokkan dengan Handling Capacity

dari sistem lift. Tujuannya adalah mendapatkan

sistem lift yang baik dan menghasilkan solusi

ekonomi, artinya jika lift yang terpasang semakin

banyak maka kualitas pelayanan gedung akan

semakin baik tapi dari segi ekonomi tentu saja

merupakan pemborosan, hal inilah yang harus

dipecahkan dalam merancang suatu sistem lift.

Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013

Page 4: PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK …

2.2.1 Round Trip Time (Tempo Lintas Naik

Turun)

Untuk menghitung tempo yang dijalani oleh

satu lift melakukan pelayanan berangkat dari lobi ke

lantai-lantai (arah ke atas), kemudian kembali turun

ke lobi, dapat menggunakan rumus :

!"" = 2.!. !" + ! + 1 . !" + 2.!. !" (2.1)

2.2.1.1 Single Floor Transit Time (tv)

Parameter tv membutuhkan average interfloor

distance (df) dan rated speed (v).

!" = !"!

(2.2)

a. Average Interfloor Distance (df)

Interfloor Distance adalah jarak antara dua

lantai yang saling berdekatan, sementara Average

Interfloor Distance dihitung dari jarak perjalanan lift

sampai lantai paling atas dibagi dengan jumlah lantai

diatas lobi utama. Jarak antar lantai untuk gedung

komersial 3 sampai 3,3 meter, gedung yang tua 3

sampai 3,6 meter dan gedung yang moderen sampai

4,2 meter atau lebih (G.C. Barney, 2003).

Peningkatan dari jarak antar lantai ini diperlukan

untuk mengakomodasi pelayanan yang lain

(pendingin ruangan, perlengkapan elektronik dan

lain-lain).

b. Rated Speed (v)

Nilai dari Rated Speed biasanya sudah

disediakan oleh pembuat lift, produsen lift mungkin

memiliki nilai yang berbeda tergantung dari tinggi

gedung. Secara umum semakin tinggi suatu gedung

maka diperlukan kecepatan lift yang lebih tinggi

pula.

2.2.1.2 Waktu Yang Dibutuhkan Ketika Berhenti

(ts)

Parameter (ts) melibatkan waktu perjalanan lift dan

door times.

!" = !! + !" + !" − !" (2.3)

Atau dapat ditulis dengan :

!" = ! − !" (2.4)

Dimana : tf, jump performance.

to, waktu untuk pintu lift membuka.

tc, waktu untuk pintu lift menutup.

T, cycle time = tf+to+tc

a. Jump Performance atau Single Floor Flight

Time (tf)

Terdiri dari waktu yang dibutuhkan kereta

untuk berakselarasi, mencapai kecepatan maksimum

dan perlambatan. Ada nilai maksimal untuk

percepatan kereta dengan pertimbangan kenyamanan

tubuh manusia. Penumpang tidak akan merasa

nyaman jika mengalami percepatan sebesar 1/5 dari

percepatan gravitasi.

Tabel 2.3 Typical lift dynamics

b. Waktu Untuk Pintu Kereta (to & tc)

Waktu yang diperlukan bagi pintu kereta

untuk membuka dan menutup tergantung dari

beberapa faktor, kecepatan panel, posisi pintu, lebar

pintu dan kontrol.

Tabel 2.4 Typical door closing and opening times (s)

for stated door width (mm)

Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013

Page 5: PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK …

2.2.1.3 Waktu Transfer Penumpang (tp)

Adalah waktu yang dibutuhkan penumpang

untuk masuk atau keluar dari kereta, hal ini sulit

ditentukan karena menyangkut perilaku manusia.

Waktu transfer penumpang rata-rata (masuk atau

keluar) adalah 1,2 detik, bisa meningkat jika bukaan

pintu semakin kecil. Untuk situasi dimana para

penumpang adalah orang-orang tua dan tidak ada

alasan untuk terburu-buru, waktu transfer bisa

meningkat menjadi 2 detik.

2.2.1.4 Probable Stop (S)

Selama beroperasi, kereta akan beberapa

kali berhenti untuk melayani penumpang. Tapi

sebagian besar waktu, kereta tidak berhenti di setiap

lantai. Probable Stop sangat mempengaruhi Round

Trip Time, tidak efisien jika dalam perhitungan

Round Trip Time kita berasumsi bahwa kereta

berhenti pada tiap lantai. Untuk menghitung

Probable Stop dapat menggunakan rumus :

! = !. 1 − !!!!

! (2.5)

Dimana : N, Jumlah lantai diatas lobi utama

P, Kapasitas kereta dikali 0,8

S, Probable stop

2.2.1.5 Highest Call Reversal Floor (H)

Waktu yang dibutuhkan oleh kereta untuk

sampai pada panggilan lantai yang paling atas. Waktu

ini dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan

yang diutarakan oleh Schroeder (1955), yaitu :

H = N − !!

!!!!!!! (2.6)

Tabel 2.5 Nilai H & S berdasar N & P

Nilai H dan S juga dapat ditentukan dengan

tabel diatas dengan kombinasi N (jumlah lantai di

atas lobi utama) dengan P (kapasitas car dikalikan

0,8). Tentu metode tabel ini mempunyai kekurangan

hanya berkisar pada nilai yang dicantumkan saja.

2.2.2 Up Peak Interval (UPPINT)

Pada instalasi satu buah kereta, nilai Round

Trip Time adalah sama dengan nilai Up Peak

Interval. Tapi dalam sistem yang jumlah kereta

sebanyak L, Up Peak Interval adalah :

UPPINT = !""!

(2.7)

2.2.3 Up Peak Handling Capacity (UPHC)

Up Peak Handling Capacity adalah

kemapuan satu unit kereta untuk mengangkut

sejumlah penumpang dalam lima menit pada saat

arus puncak. Hal ini dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

!"#$ = !"".!!""#$%

(2.8)

Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013

Page 6: PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK …

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Identifikasi Gedung

Untuk memulai perhitungan traffic analysis,

kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis atau

fungsi gedung, hal ini diperlukan untuk menentukan

karakteristik penghuni gedung dan setiap gedung

mempunyai standar yang berbeda berdasarkan

fungsinya.

3.2 Traffic Analysis

Sebelum mulai dengan perhitungan atas jumlah

lift, kapasitas dan kecepatannya kita harus

mempunyai patokan (guide line) untuk menentukan

batasan-batasan besaran kapasitas dan kecepatan,

agar hasil perhitungan tidak terlalu menyimpang dari

ketentuan kriteria (parameter) :

1. Penentuan jumlah penghuni gedung

2. Tuntutan arus sirkulasi (Peak Traffic Demand).

3. Waktu tunggu rata-rata yang diharapkan di lobi

sebagai criteria.

4. Perkiraan kapasitas lift atas dasar fungsi gedung.

5. Perkiraan kecepatan lift atas dasar tinggi gedung.

3.3 Parameter (criteria)

Parameter yang dipakai ada 2 segi yang

sekaligus harus dipenuhi untuk memperoleh sistem

pelayanan lift yang baik, yaitu :

1. Interval

Selang waktu rata-rata satu lift berangkat sampai

lift berikutnya tiba di lantai dasar, harus lebih

rendah dari waktu tunggu rata-rata kriteria yang

ditetapkan khusus untuk jenis gedung tertentu.

2. Group Handling Capacity (daya angkut

gabungan)

Kemampuan seluruh lift mengangkut sejumlah

penumpang dalam jangka waktu 300 detik,

dibanding dengan jumlah penghuni yang

diperkirakan akan memakai lift, harus lebih besar

dari Tuntutan Arus Sirkulasi (Peak Traffic

Demand).

Segi 1 (interval), cenderung menyatakan

kualitas pelayanan sistem lift. Segi 2 (daya angkut

gabungan), cenderung menyatakan kuantitas

pelayanan sistem lift. Kedua segi criteria tersebut

diatas berbeda pada berbagai macam gedung,

tergantung arus sirkulasi dan lokasinya.

3.4 Dasar Pemilihan

Oleh karena 2 parameter tersebut diatas harus

dipenuhi sekaligus, maka dilakukan beberapa

perhitungan kemudian dipilih sistem dengan kriteria

yang sesuai.

a. Melakukan beberapa perhitungan dengan variasi

kapasitas dan kecepatan Car.

b. Dari hasil perhitungan dipilih terlebih dahulu

sistem dengan kriteria yang sesuai (Interval dan

Handling Capacity).

Sistem yang dipilih adalah yang memiliki jumlah Car

yang paling sedikit, interval yang paling rendah dan

Handling Capacity yang besar

4. PERHITUNGAN DAN HASIL

4.1 Data Gedung

Jenis/macam bangunan : Rumah Sakit

Lokasi : Surabaya

Sifat hunian : Single purpose

building

Beds : 402

Jumlah lantai di atas lobi utama : 18

Travel height : 78.6 meter

Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013

Page 7: PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK …

4.2 Pemilihan Standar Persyaratan

Kriteria populasi : 3 - 5 per bed

Handling capacity : 12 %

Interval : 30 – 50 detik

Door type : 0,8 m, center opening

Door opening (to) : 2 detik

Door closing (tc) : 2 detik

Single floor flight time : 4,5 detik

Passenger transfer time : 1,2 detik

4.3 Rekapitulasi

Trial   Speed  (m/s)  

Passenger  (persons)  

Average  waiting  time  (sec)  

Actual  HC  (%)  

Cars  (unit)  

 

1   3,6   25   37,44   13,29   5    2   3,6   21   34,16   12,23   5   pilih  3   3,6   18   31,46   11,39   5    4   3,6   15   23,76   12,56   6    5   2,54   31   54,90   11,24   4    6   2,54   28   41,86   13,31   5    7   2,54   25   39,65   12,55   5    8   2,54   21   36,46   11,46   5    9   2,54   18   28,19   12,70   6    10   2,54   15   25,80   11,57   6    11   2,03   31   57,14   10,80   4    12   2,03   28   43,69   12,75   5    13   2,03   25   41,54   11,98   5    14   2,03   21   32,02   13,05   6    15   2,03   18   29,88   11,99   6    16   2,03   15   23,61   12,64   7    17   1,78   31   46,97   13,14   5    18   1,78   28   44,98   12,39   5    19   1,78   25   42,86   11,61   5    20   1,78   21   33,16   12,60   6    21   1,78   18   31,06   11,53   6    22   1,78   15   24,65   12,11   7    

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari

“Pemilihan Spesifikasi Teknis Passenger Lift Untuk

Rumah Sakit” ini adalah :

1. Dipilih sistem lift dengan jumlah unit 5 dan

kapasitas 21 orang dengan kecepatan 3,6

meter/detik untuk bangunan Rumah Sakit

dengan 402 unit Beds, 18 jumlah lantai diatas

lobi utama dan 78,6 meter Travel Height.

2. Sistem yang dipilih mempunyai Interval sebesar

34,16 detik dan Actual Handling Capacity

12,23% dari potensi arus sirkulasi pada jam

sibuk.

3. Dasar pemilihan sistem ini adalah jumlah lift

karena akan berpengaruh pada biaya, Interval

yang paling singkat, Actual Handling Capacity

yang besar dan Kapasitas karena akan

mempengaruhi konsumsi energi gedung.

4. Dari tabel-tabel perhitungan dapat diketahui

bahwa jumlah unit lift berpengaruh pada Interval

dan Actual Handling Capacity, semakin banyak

unit maka Interval akan semakin rendah dan

Actual Handling Capacity semakin besar.

5.2. Saran

Saran untuk “Pemilihan Spesifikasi Teknis

Passenger Lift Untuk Rumah Sakit” ini adalah :

1. Hendaknya teliti dalam mengidentifikasi jenis

maupun parameter dari gedung karena akan

mempengaruhi cara dan hasil dari perhitungan.

2. Melakukan jumlah perhitungan yang cukup

untuk mendapatkan sistem lift yang paling baik.

3. Dalam pelaksanaannya agar tidak mengorbankan

hasil perhitungan yang sudah dipilih demi alasan

biaya atau geometri, karena akan mempengaruhi

kualitas dan fungsi dari gedung.

DAFTAR REFERENSI

[1]. Bangash, M.Y.H. & Bangash, T. (2007). Lifts, elevators, escalators and moving walkways/travelators. Leiden: Taylor & Francis.

Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013

Page 8: PEMILIHAN SPESIFIKASI TEKNIS PASSENGER LIFT UNTUK …

[2]. Barney, G.C. (2003). Elevator Traffic Handbook : Theory and Practice. London: Spon Press.

[3]. Barney, G.C. & Dos Santos S.M. (1977). Lift traffic analysis design and control. Herts: Peter Peregrinus.

[4]. Grondzik, W.T. & Kwok, A.G. & Stein, B. & Reynolds, J.S. (2010). Mechanical and electrical equipment for buildings. New Jersey: Wiley.

[5]. Guide D Steering Committee. (2000). CIBSE Guide D: Transportation system in building. London: CIBSE.

[6]. Kusasi, S. (2000). Dasar-dasar pemilihan sistem lift pada bangunan bertingkat tinggi. Jakarta: APPLE.

[7]. Strakosch, G.R. (1983). Vertical Transportation: Elevators and Escalators. New York: Wiley.

[8]. Wujek, Joseph B. & Dagostino, Frank R. (2010). Mechanical and electrical systems in architecture, engineering, and construction.Ohio: Prentice Hall.

[9]. Otis Elevator Company (2013). Geared Traction Elevators (online). June 16, 2013. Otis Worldwide. http://www.otisworldwide.com/k2-elevators/

[10]. Otis Elevator Company (2013). Gearless Traction Elevators (online). June 16, 2013. Otis Worldwide. http://www.otisworldwide.com/k2-elevators/

Pemilihan spesifikasi …, Sigit Wiendarto, FT UI, 2013