pemikiran magis
DESCRIPTION
Irrational things, is it really exist? Irrational thoughts, is it true or not ?TRANSCRIPT
![Page 1: Pemikiran Magis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf8e8b550346703b934202/html5/thumbnails/1.jpg)
Social Psychology Individual Work - Book Review: “PEMIKIRAN MAGIS”Vorilya C. Taroreh (00000006370)
“Magical Thinking: An Irrational – Normal ?”
Menurut buku yang dibaca, istilah pemikiran magis ini dilihat dalam konteks psikologi
sosial, yang merupakan suatu bentuk pemikiran irasional manusia dalam dunia sosialnya.
Magis didefinisikan berbeda-beda oleh berbagai ajaran dan para ahli. Pemikiran magis
merupakan istilah yang lebih spesifik daripada pemikiran irasional. Dalam konteks psikologi
sosial, pemikiran magis dapat dikatakan bersifat universal pada setiap individu, karena
istilah pemikiran magis yang adalah bagian dari pemikiran irasional bersumber dari
kepercayaan mistik dan ritual pada zaman dulu. Dalam psikologi abnormal, istilah pemikiran
magis ialah istilah yang dipakai untuk menggambarkan kondisi patologis individu yang
menunjukkan gejala cara berpikir yang irasional.
Pemikiran magis sering dianggap negatif, padahal tidak sepenuhnya demikian,
karena setiap manusia sebagai makhluk yang berpikir dan kreatif memiliki potensi untuk
berpikir magis (irasional). Sehingga seringkali secara tidak sadar kita melakukan hal-hal
yang mungkin irasional, namun kita sudah terbiasa melakukan hal tersebut dengan
landasan karena adanya tuntutan budaya, adat atau tradisi, bagian dari sistem masyarakat
(sebagai rutinitas dan formalitas belaka). Manusia normal memiliki 2 karakteristik mutlak,
yaitu berpikir dan berbudaya. Manusia yang berbudaya memiliki pemikiran magis.
Sigmund Freud sebagai bapak Psikologi Analisa, memberi penjelasan adanya
pemikiran magis pada manusia. Berpatokan pada 3 struktur kepribadian yang
dikemukakannya (id, ego, superego), pemikiran magis yang adalah bagian dari pemikiran
irasional digolongkan ke dalam proses berpikir primer, yang adalah bagian dari id. Jadi,
pemikiran magis adalah sesuatu yang bersifat mendasar dan tidak berhubungan dengan
lingkupan objektif dan logis, sehingga pemikiran magis bersifat universal dan tidak
dipengaruhi oleh kemampuan berpikir logis yang manusia miliki.
Dengan landasan ilmu psikologi, ada beberapa alasan mengapa orang
mempertahankan dan mempraktikkan pemikiran magis (irrational things) dalam
kehidupannya. Pemikiran magis terbukti karena keyakinan individu bahwa pemikirannya
akan terbukti. Self-fulfiling prophecy (adanya sugesti) sering menjadi penyebab mengapa
seseorang seolah-olah mengalami pengalaman magisnya sendiri, sehingga menunjukkan
bagaimana pikiran manusia begitu rentan untuk mengalami penyimpangan. Selain itu,
pemikiran magis dapat muncul karena adanya asosiasi yang tidak logis yang mendapat
penguatan secara kebetulan, di mana suatu perilaku dipertahankan karena mendapat
penguatan secara kebetulan, meskipun sebenarnya antara perilaku dan penguatannya tidak
ada hubungan. Selanjutnya, pemikiran magis dapat muncul dan dipertahankan karena
merupakan hasil dari pembelajaran seseorang terhadap nilai budaya yang mengandung
1
![Page 2: Pemikiran Magis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf8e8b550346703b934202/html5/thumbnails/2.jpg)
Social Psychology Individual Work - Book Review: “PEMIKIRAN MAGIS”Vorilya C. Taroreh (00000006370)
unsur magis atau mistis. Namun, tidak semua tingkah laku magis (irasional) terjadi karena
pemikiran magis.
Ada beberapa hal yang irasional dianggap atau terlihat normal, sementara ada yang
terlihat abnormal. Pemikiran irasional terbentuk karena adanya pemikiran rasional. Hal yang
irasional (pemikiran magis) dapat terlihat normal, ketika hal tersebut merupakan bagian dari
kepercayaan budaya atau adat/tradisi, telah menjadi rutinitas atau formalitas, merupakan
bagian dari konformitas, dapat diterima, dan dapat dijelaskan atau bahkan telah terbukti.
Contohnya, penemu teknologi layar sentuh, sebelum teknologi tersebut itu ada, pemikiran
akan terciptanya teknologi layar sentuh merupakan hal yang magis (irasional), saat teknologi
tersebut berhasil direalisasikan, maka bukan merupakan suatu hal yang irasional lagi,
karena sudah dapat dijelaskan dan terbukti.
Sementara ada beberapa hal yang irasional yang tetap dianggap sebagai abnormal,
karena hal tersebut tidak dapat diterima atau cenderung berbau mistis, tidak dilakukan
banyak orang dan tidak dapat dibuktikan. Berbagai perilaku irasional menjadi normal atau
wajar saat setiap manusia memiliki dan melakukannya.
Magis dan agama sulit dipisahkan, tetapi juga keduanya merupakan hal yang
berbeda. Magis berpusat pada kemampuan dan kuasa subjek magis, sedangkan agama
memiliki fokus pada kemampuan dan kuasa Tuhan. Namun, keduanya melibatkan
kepercayaan terhadap sesuatu yang tidak dilihat. Disatu sisi, berbagai bentuk ritual yang
dilakukan dalam agama sebenarnya didasari oleh iman. Sepenuhnya percaya adalah hal
mutlak yang dimiliki setiap orang beragama. Pemahaman kita tentang apa yang magis dan
yang bukan magis hendaknya tidak dinilai menurut apa yang dapat dilihat secara langsung
atau tidak, ataupun karena kebetulan. Karena itu, agama merupakan hal yang rasional dan
normal, sumber informasi dari masa lalu dapat menjadi bukti empiris bahwa Tuhan memang
ada (dalam kekristenan, Alkitab ialah sumber informasi tentang keberadaan Tuhan).
Berdasarkan pengalaman pribadi setiap orang yang percaya pada Tuhan adalah
salah satu bukti empiris tentang keberadaan Tuhan. Dalam iman kristen, banyak orang
termasuk saya dapat menyaksikan dan bersaksi tentang kebaikan Tuhan yang dinyatakan-
Nya dalam perjalanan kehidupan. Sistem keteraturan alam dan tata surya yang terus
bekerja tanpa dikontrol/dikendalikan manusia, merupakan bukti empiris tentang keberadaan
Tuhan. Apabila konsep keagamaan dan adanya Tuhan dianggap sebagai pemikiran magis
(irasional), maka tidak mungkin akan ada suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
Tuhan dan agama, yaitu ilmu teologi. Ilmu teologi ini juga menjadi bukti untuk konsep ke-
Tuhanan dan agama untuk berada dalam wilayah logis.
2