pemikiran ketuhanan driyarkara - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/bab i,v, daftar...

38
PEMIKIRAN KETUHANAN NICOLAUS DRIYARKARA, SJ. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Islam (S. Fil. I) Oleh: M. Rohman Ziadi 02510977 JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009

Upload: dinhminh

Post on 07-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

PEMIKIRAN KETUHANAN NICOLAUS DRIYARKARA, SJ.

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Islam (S. Fil. I)

Oleh:

M. Rohman Ziadi 02510977

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2009

Page 2: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian
Page 3: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-05-07/R0

Dr. H. Zuhri, S.Ag M.Ag Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga NOTA DINAS Hal : Skripsi

Saudara M. Rohman Ziadi Lamp : 4 eksemplar

Kepada: Yth. Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah membaca, meneliti dan mengoreksi serta menyarankan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : M. Rohman Ziadi NIM : 02510977 Judul : Pemikiran Ketuhanan Nicolaus Driyarkara, SJ.

sudah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu dalam jurusan Aqidah dan Filsafat pada Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi tersebut di atas dapat segera dimunaqosahkan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 15 Juni 2009

Pembimbing

Dr. H. Zuhri, S.Ag, M.Ag. NIP.197007112001121001

Page 4: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian
Page 5: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

Persembahan

Ku persembahkan skripsi ini sebagai wujud pengabdianku pada-Mu

Allah, juga baktiku kepada orang tuaku, ibu yang selama ini telah

banyak melimpahkan curahan kasih sayang, dan untaian doa yang selalu

mengiringi setiap langkahku dalam mencari makna kehidupan ini.

Almarhum bapak ku tersayang, kamu telah menunjukkan pada kami

anak-anakmu bagaimana menjadi pemimpin keluarga yang baik, bapak

ku, kamu terlalu dini membiarkan kami (ibu & anak-anakmu)

melanjutkan jalan setapak tanpa bapak namun bapak harusnya tahu kalau

ibu berhasil menuntun kami setapak demi setapak walaupun dalam

pesakitan. Almarhum-almarhumah kakek-nenek, dan teman-temanku

(semoga kalian berada pada tempat yang layak disisinya). Guru-guru ku

yang telah mencurahkan segala ilmu yang dimilikinya, semenjak SD

sampai perguruan tinggi yang telah terukir di hati dan akan menjadi

perhiasan sepanjang perjalanan hidupku. Kakak-kakak dan adikku

tersayang dan sahabat-sahabatku di masa lalu, sekarang maupun di masa

datang, terimakasih atas semua dukungan yang telah kalian berikan

dalam daku mengarungi jalan hidup penuh liku ini dan terakhir,

kupersembahkan skripsi ini untuk dia yang pernah temani jasadku, yang

telah mengajarkan arti sebuah pengabdian dan keikhlasan. Ku lepas

kepergianmu dengan tulus, setulus doa yang pernah kau panjatkan

untukku, andai ku tahu kau tak inginkan aku, semoga baktimu pada

orang tua, dia, mereka menjadi wahana untuk menggapai ridho Illahi.

iv

Page 6: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

Motto :

تفكروا فى خلق اهللا وال تفكروا فى ذات اهللا

“Berfikirlah tentang ciptaan Tuhan dan janganlah berfikir tentang

Tuhan”

Allah adalah cahaya langit dan bumi.

Perumpamaan cahaya-nya adalah ibarat miskat.

Dalam miskat itu ada pelita.

Pelita itu dalam kaca.

Kaca itu laksana kaca berkilau.

Dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati.

Pohon zaitun yang bukan ditimur atau dibarat.

Yang minyaknya hamper-hampir menyala dengan sendirinya,

Walaupun tiada api menyentuhnya.

Cahaya di atas cahaya !

Allah menuntun kepada cahaya-nya, dan

Allah membuat perumpamaan bagi manusia.

Sesungguhnya Allah maha mengetahui segalanya.

(Qs. An-nur: 35)

v

Page 7: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Departemen Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 10 September 1987

Nomor: 155/1987 dan 0543 b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba B Be ب

Ta T Te ت

S| Es (dengan titik di atas) S|a ث

Jim J Je ج

H{a H{ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha Kh Ka dan Ha خ

Dal D De د

Z|al Z| Ze (dengan titik di atas) ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan Ye ش

S{ad S{ Es (dengan titik di bawah) ص

D{ad D{ De (dengan titik di bawah) ض

T{a T{ Te (dengan titik di bawah) ط

vi

Page 8: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

Z{a Z{ Zet (dengan titik di bawah) ظ

Ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Waw W We و

Ha H Ha ه

Hamzah ’ Apostrof (tetapi tidak dilambangkan apabila terletak di awal kata)

ء

Ya Y Ye ي

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

ditulis Muta‘addidah متعددة

ditulis ‘Iddah عدة

C. Ta Marbu>t}ah di akhir kata

1. Apabila dimatikan, maka ditulis h

ditulis H{ikmah حكمة

ditulis Jizyah جزية

vii

Page 9: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

(Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

2. Apabila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h

’<ditulis Kara>mah al-Auliya آرامة األولياء

3. Apabila ta marbu>t}ah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan

dammah ditulis t

}ditulis Zaka>t al-Fitr زآاة الفطر

D. Vokal Pendek

-------- Fath}ah} ditulis a

-------- Kasrah ditulis i

-------- Dammah ditulis u

E. Vokal Panjang

1. Fath}ah} + alif ditulis a>

ditulis Ja>hiliyah جاهلية

2. Fath}ah{ + ya mati ditulis a>

<ditulis Tansa تنـسى

3. Kasrah + ya mati ditulis i>

ditulis Kari>m آـر يم

4. D}ammah + wawu mati ditulis u>

{ditulis Furu>d فروض

viii

Page 10: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

F. Vokal Rangkap

1. Fath}ah} + ya mati ditulis ai

ditulis Bainakum بينكم

2. Fath}ah} + wawu mati ditulis au

ditulis Qaul قول

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

ditulis A’antum أأنتم

ditulis U‘iddat أعدت

ditulis La’in syakartum لئن شكـرتم

H. Kata Sandang Alif +Lam

1. Apabila diikuti huruf Qamariyyah

ditulis al-Qur’a>n القرآن

ditulis al-Qiya>s القياس

2. Apabila diikuti huruf Syamsiyyah,maka ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el) nya

’<ditulis as-Sama السماء

ditulis asy-Syams الشمس

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

{ditulis Zawi al-Furu>d ذوى الفروض

ditulis Ahl as-Sunnah أهل السنة

ix

Page 11: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur buat Allah. Karena rahmat dan hidayah-Nyalah,

penulis dapat menuntaskan studi. Salawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada

Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa risalah terang dan kesejatian

bagi seluruh insan.

Tujuh tahun sudah penulis menempuh studi di jurusan Aqidan dan

Filasafat. Namun, lama dan sebentarnya waktu, bukan menjadi soal serius bagi

sebuah upaya pencarian ilmu. Ilmu menuntut kesadaran moral dan kesejatian hidup.

Selesainya penulisan karya sederhana dan mudah-mudahan bermakna ini penulis

haturkan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Dr. Sekar Ayu Aryani, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, beserta jajaran pejabat dan stafnya.

2. Bapak Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Bapak Fachruddin Faiz, M.Ag. dan

Bapak DR. H. Zuhri S.Ag. M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan, penasehat akademik

sekaligus pembimbing yang telah sangat banyak mencurahkan waktunya untuk

membantu penyelesaian skripsi ini, saran serta masukan yang diberikan tak bisa

penulis ganti dengan apapun. Terimakasih atas kesabarannya membimbing

sehingga skripsi ini rampung.

3. Bapakku (alm.), Bundaku, K’ Omy, K’ Hayyi dan Atsmar Fuady yang selalu

menjadi cermin dan motivasi hingga selesainya penulisan skripsi ini.

4. K’ Omi, sungguh yang engkau berikan, pesan moral, bantuan material rasanya

tak mampu ku balas. Kakak Hayyi ku, yang hingga detik ini terus dan belum

x

Page 12: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

menghentikan langkahnya mencarai celah-celah yang mungkin dilalui, diammu

menjadi cambuk untukku dalam melawan rasa malas dan bosan dalam menjalani

sisa-sisa hidupku.

5. Saudara-saudara ku terkasih, K’hilman, Rizal SH, Muzawwir Holik, Iwan

Muliawan, Kharisma, Wawan, serta saudara-saudara ku yang tak bisa penulis

sebutkan namanya satu-persatu. Kalian selalu berada dihati penulis, tak tahu

mesti bilang apa untuk membalas kebaikan kalian.

6. Kawan-kawanku K’ Young selaku sesepuh, Danni (bangun bro, cukup tidurnya,

ternyata dunia berputar dan waktu terus merambat), Ahyaruddin (Ayeng), Taufik

(Muhammad), Farid, Azmul, dan kawan-kawan ku dimasa dulu, thanks buat

semua yang pernah kalian berikan, banyak sekali andil kalian semasa penulis

berada dijogja. Sahabat-sahabat ku dimasa kini, Subhan, Zikri, Marcus Gerrard,

Reey, Terasne, Zar, Lan, Holidi, Ucup, Donni, Agung, Rini, Sekar, Evi, (teman

ku dimasa lalu yang muncul lagi dimasa kini), dan semua yang sempat menjadi

temanku yang tak mampu lagi kusebut namanya, terimakasih berat untuk semua

yang kalian berikan pada penulis, banyak sekali pelajaran yang penulis dapat dari

kalian.

Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini terdapat banyak kekurangan, oleh

karenanya, penyampaian saran, kritik dan masukan akan sangat berharga dan

penyusun senantiasa mengharapkannya.

Yogyakarta, Juli 2009 Penyusun,

(M. Rohman Ziadi)

xi

Page 13: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

ABSTRAK

Membicarakan tentang Tuhan, cenderung dipahami secara terpisah antara satu dimensi dengan dimensi yang lain. Telaah dimensi teologis cenderung mengabaikan perspektif-perspektif yang berkembang di masyarakat dan pola-pola nalar yang berkembang di filsafat. Hal sama juga terjadi pada dimensi atau pada hal yang sebaliknya. Kecenderungan seperti itu jika dirunut pada akar sejarahnya telah terjadi semenjak munculnya agama-agama di dunia. Ketidakakuran kelompok teologis, para filosof dan para fuqaha/ulama fiqih dalam memahami konsep ketuhanan menunjukkan bahwa masing-masing konsep dipahami secara dikotomistik (terpisah). Hal yang sama juga terjadi dikalangan Kristiani meskipun dalam pola dan tensi yang berbeda-beda.

Kondisi diatas menjadi keprihatinan banyak pihak, salah satu diantara mereka adalah Driyarkara. Sebagai seorang alumni Serikat Jesuit (yang menghasilkan para pastor) tentu mendapat banyak pemahaman serta doktrin-doktrin tentang ketuhanan dalam perspektif teologi. Namun, perjalanan Driyarkara tidak sampai disitu saja. Dia juga mengkaji konsep ketuhanan di dalam Kristen secara filosofis melalui forum-forum ilmiah. Pada tahap selanjutnya sebagai seorang imam, Driyarkara juga harus melayani umat dimana didalamnya termasuk juga menafsirkan konsep-konsep ketuhanan untuk kepentingan praksis masyarakat. Ketiga dimensi diatas dipahami oleh Driyarkara secara integratif dan interkonektif. Itulah sisi penting yang mendorong peneliti untuk menelaah pemikiran tentang konsep ketuhanan Driyarkara secara mendalam. Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian dengan pola kualitatif, maka metode filsafat merupakan pendekatan yang tepat. Inti pendekatan filsafat adalah upaya-upaya komprehensif (menyeluruh) dengan refleksi secara mendalam atas gagasan-gagasan tentang ketuhanan menurut Driyarkara, sebagaimana tertuang dalam tulisannya yang tersusun dalam Karya Lengkap Driyarkara. Secara khusus peneliti juga menggunakan perspektif-perspektif tentang ketuhanan yang telah didiskusikan oleh para filosof pada umumnya. Penelitian ini menemukan satu pola pemikiran ketuhanan usungan Driyarkara yang selama ini masih dipahami secara dikotomik berubah menjadi sebuah pemikiran tentang ketuhanan yang integratif dan interkonektif sebagaimana digagas oleh Driyarkara dalam tulisan-tulisannya. Hal itu sebagaimana yang telah penulis temukan dalam eksplorasi awal yang telah dilakukan.

xii

Page 14: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... ii

NOTA DINAS ................................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

HALAMAN TRANSLITERASI .................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

ABSTRAK ...................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan ............................................... 9

D. Telaah Pustaka ........................................................................... 9

E. Metode Penelitian ...................................................................... 11

F. Sistematika Pembahasan ............................................................ 14

BAB II BIOGRAFI NICOLAUS DRIYARKARA, SJ.

A. Biografi Nicolaus Driyarkara ................................................... 17

1. Driyarkara: Sosok Ilmuwan yang Sederhana ...................... 17

2. Karya dan Pemikiran Driyarkara ......................................... 19

BAB III PEMIKIRAN KETUHANAN BAGI DRIYARKARA

A. Perspektif Teologis .................................................................... 24

B. Perspektif Sosial Kemasyarakatan ............................................. 32

C. Perspektif Kefilsafatan ............................................................... 42

xiii

Page 15: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

BAB IV MEMAHAMI LEBIH DALAM PEMIKIRAN DRIYARKARA

TENTANG KETUHANAN

A. Analisis Pemikiran ..................................................................... 52

B. Implikasi Pemikiran ................................................................... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 65

B. Saran ........................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

CURRICULUM VITAE

xiv

Page 16: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsep ketuhanan sebagai objek kajian disiplin filsafat sering dianggap

sebagai suatu kajian yang sulit dan rumit. Bahkan teks-teks tentang konsep

ketuhanan masih langka, apalagi yang berbahasa Indonesia. Oleh karena itu

mengkaji bidang tersebut ke dalam belantara metafisika harus benar-benar

menyiapkan modal keilmuan yang tidak sedikit. Tradisi berfilsafat tentang kajian

Tuhan dan ketuhanan sendiri sebenarnya dapat ditelusuri mulai dari masa Yunani

kuno seperti Thales1, Plato dan Aristoteles2 yang masih menggunakan baju kajian

metafisika.

Melalui perantara tradisi neoplatonisme yang di antara salah satu

tokohnya adalah Plotinus, kajian tentang konsep ketuhanan sampai ke era

kejayaan filsafat Islam. Di kalangan filosof Islam juga terdapat para filosof yang

menelaah tentang konsep ketuhanan melalui kajian metafisika sebagai pintu

masuknya. Di antara tokoh filsafat tersebut adalah Al-Kindî (w.252/866) yang

sering disebut sebagai filosof pertama dalam Islam yang juga menyibukkan diri

dalam tradisi metafisika. Salah satu tema kajiannya adalah masalah ketuhanan.

1 Thales adalah filosof pertama yang menyibukkan diri dengan realitas sebagaimana

adanya. Ia mengklaim bahwa sumber segala sesuatu adalah air, tanah mengapung di atas air dan segala sesuatu di atasnya dibuat dari air. Pendapatnya ini merupakan langkah yang menentukan dalam sejarah filsafat Barat yaitu membongkar pola pikir mistis dengan mendeskripsikan realitas sebagaimana adanya. Dikotomi realitas yang dianut Thales ini kemudian menjadi asumsi dasar sebuah gagasan tentang ketuhanan. Lihat Donny Gahral Adian, Matinya Metafisika Barat (Jakarta : Komunitas Bambu, 2001), hlm. 2.

2 Sementara Plato dan Aristoteles sebenarnya belum secara tegas menamakan disiplin yang mereka kembangkan sebagai konsep ketuhanan tapi lebih pada metafisika. Gagasan terpenting dalam metafisika Plato adalah gagasan tentang teori dua dunia. Ibid., hlm. 11. Lihat juga Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 1, cet. ke-23 (Yogyakarta : Kanisius, 2007), hlm. 41-42.

1

Page 17: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

2

Kemudian pasca al-Kindî, bermunculan filosof-filosof lain, seperti al-Fârâbî

(w.339/950), Ibnu Sina (w.428/1037), Ibnu Rusyd (w.598/ 1198), Mulla Shadra

(w.1050/1641), termasuk juga ar-Râzî. Kemudian di era modern muncul nama

seperti ‘Allamah Thabathaba’i (w.1981), seorang filosof Islam tradisional yang

berpengaruh di Iran. Dalam kajian metafisika tersebut, biasanya para filosof

Muslim menyibukkan diri pada upaya menetapkan adanya Tuhan, bertumpu pada

argumen rasional, hubungan dzat Tuhan dengan sifat-sifat-Nya, hubungan Tuhan

dengan manusia, hakikat Qadha‘ dan Qadar Tuhan, serta hakikat kejahatan dan

hubungannya dengan Tuhan.3

Gambaran atas bagaimana konsep-konsep ketuhanan di atas

sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan pola-pola gagasan yang berkembang di

kalangan para teolog Kristiani. Kedekatan pola gagasan tersebut disebabkan

kesamaan prinsip dasar tentang monoteisme dan baik Islam maupun Kristen

tradisi berfilsafat sesungguhnya bersumber atau terinspirasi dari tradisi filsafat

Yunani. Prinsip monoteisme adalah prinsip bahwa Tuhan sebagai pencipta dan

pengatur segala yang ada adalah Tuhan yang satu. Sementara tradisi filsafat

Yunani sampai di kalangan Kristiani semenjak kejayaan Romawi Kuno pada abad

kedua masehi di mana pada waktu itu tradisi kefilsafatan yang berkembang di

masyarakat mendapat tanggapan dan pembenaran yang dilakukan oleh para teolog

Kristen. Di samping berasal dari filsafat Yunani, gagasan tentang ketuhanan di

kalangan agama sebenarnya banyak dipengaruhi pola oleh proses dialektikanya

3 Achmad Muchaddam Fahham, Tuhan dalam Filsafat Allamah

Thabathaba’I, (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 1-3, lihat juga Harun Nasution, Falsafat & Mistisisme dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), hlm. 22.

Page 18: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

3

dengan konsep ketuhanan yang diusung oleh agama lain. Intinya pengkajian akan

Tuhan tak lepas dari dua masalah atau pendekatan, yaitu masalah sains, disini

mempertanyakan keberadaan Tuhan dengan mengandalkan rasio dan masalah

makna sebagai upaya pencarian atau tafsir manusia atas sifat-sifat dzat Tuhan

secara terus-menerus.4

Sejak masa Thomas Aquinas, beberapa penulis Katolik berpandangan

bahwa Tuhan, sebagai sebab Utama, bertindak melalui sebab-sebab sekunder,

yang diselidiki oleh sains. karena kedua jenis sebab ini beroperasi pada tingkat

yang sangat berbeda, analisis ilmiah dapat dilakukan secara mandiri, tanpa

merujuk pada teologi, seperti yang didukung oleh independensi. Tinjauan ilmiah

secara intrinsik bersifat lengkap, tanpa celah-celah yang dapat dicampurtangani

Tuhan. Sementara itu, para teolog dapat mengatakan bahwa Tuhan memelihara

dan mengatur seluruh kejadian di alam. Kausalitas primer mewakili aras

penjelasan (order of explanation) yang berbeda dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang sangat berbeda dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

oleh saintis berkaitan dengan hubungan-hubungan diranah alami.5

Argumen tentang ketuhanan menurut Thomas Aquinas, ia telah

menunjukkan bahwa ada (1) penggerak pertama yang tak digerakkan, (2) sebab

efisien pertama dari semua yang eksis, (3) sebuah wujud tetap yang ultimat, (4)

sebuah sumber ultimat dari wujud dan semua kesempurnaan, dan (5) sebuah

intelijensi yang mengatur alam semesta. Lebih dari itu, Thomas beranggapan

4 Hikmat Darmawan, Tuhan Tak Sembunyi : Mencari Agama Untuk Zaman Baru,

(Bandung: Mizan, 2005), hlm. 148. 5 Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, pent. E.R. Muhammad (Bandung: Mizan, 2002),

hlm. 205-206.

Page 19: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

4

bahwa setiap argumen menunjuk pada eksistensi sebuah realitas tunggal, sebuah

wujud yang akan diakui manusia sebagai Tuhan. Perlu dicatat bahwa dalam

konteks pembuktian itu sendiri, Thomas tidak banyak menegaskan validitas ide

bahwa semua argumen tersebut menunjuk pada Tuhan yang satu. Namun,

pembicaraan terakhir Thomas menjelaskan pertimbangannya mengenai hal ini.

Dengan bergerak dari kesimpulan argumen yang ketiga, yakni bahwa ada sebuah

wujud tetap yang ultimat dan bahwa manusia akan mengakui wujud ini sebagai

Tuhan, Thomas menyatakan bahwa sifat-sifat yang dikemukakan dalam

kesimpulan dari semua argumen yang lain akan terletak dalam sebuah wujud

tunggal yang bersifat tetap dan ultimat, yang terdapat dalam bukti ketiga. Maka,

semua argumen dapat dianggap menunjuk pada Tuhan yang esa.6

William Stoeger, seorang ilmuan Jesuit, mengatakan bahwa Tuhan

bertindak melalui hukum alam sebagai instrumen untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki-Nya. ”Jika kita menempatkan hal ini dalam konteks evolusi ... kita

dapat menerima tindakan kreatif Tuhan yang berwujud melalui penyingkapan

potensialitas-potensialitas alam dan kemunculan malar dalam bentuk kebaruan,

swaatur, kehidupan, pikiran, dan jiwa. Tujuan Tuhan ditubuhkan melalui

potensialitas alam, tetapi Tuhan senantiasa menjaga sistem keseluruhan dan

mempertahankan keberadaannya. Tanpa Tuhan, seluruh sistem di alam ini akan

berhenti mengada.

Ada tiga keyakinan yang melandasi posisi Stoeger. Pertama, kita harus

menghormati integritas tata ciptaan. Tidak ada celah-celah ditatanan alam, dan

6 John K. Roth, Persoalan-persoalan Filsafat Agama, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

2003), hlm. 131-132.

Page 20: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

5

tidak diperlukan campur tangan untuk munculnya kehidupan atau kesadaran.

Ketidakpastian kuantum bukanlah celah kosong yang harus diisi oleh Tuhan.

Hukum alam merupakan pola-pola keteraturan, tetapi pola-pola itu tidak

meniscayakan determinisme yang kaku. Kedua, transendensi Tuhan dan kelainan

(otherness) radikal harus diakui. Tuhan bukanlah sebab yang dapat disetarakan

dengan sebab-sebab yang lain, melainkan merupakan wujud abadi di dunia-lain

yang masih misteri bagi manusia. Ketiga, penciptaan manusia merupakan inti

tujuan Tuhan, dan Tuhan dapat menggunakan cara-cara pewahyuan yang

istimewa kepada manusia, terutama melalui pribadi Kristus dan pengalaman kita

melalui pengampunan dan rekonsiliasi. Bagi Stoeger, adalah mungkin bahwa

Tuhan menyampaikan informasi khusus secara langsung dalam kehidupan

manusia.7

Dalam filsafat proses, Tuhan merupakan sumber keteraturan dan juga

sumber kebaruan. Tuhan menyatakan kemungkinan-kemungkinan baru kepada

dunia, tetapi juga meninggalkan alternatif-alternatif yang terbuka, menunjukkan

respon entitas-entitas di dunia. Sebagai sumber kebaruan, Tuhan hadir dalam

setiap interioritas dari setiap peristiwa ketika ia terkuak, tetapi Tuhan tidak pernah

secara eksklusif menentukan keluarannya. Ini merupakan Tuhan yang penuh

persuasi, alih-alih Tuhan Yang Pemaksa. Bagi teolog-proses Kristiani –yang

menganut teologi biblikal dan sekaligus filsafat proses –Tuhan bukanlah penguasa

7 Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, penj. E.R. Muhammad (Bandung: Mizan, 2002),

hlm. 205-206.

Page 21: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

6

yang maha kuasa, tetapi Pemimpin dan Pengilham komunitas wujud yang saling

bergantung.8

Pandangan-pandangan atas konsep Tuhan di atas tentu saja mengilhami

generasi-generasi berikutnya, seperti Driyarkara. Secara tradisional Driyarkara

mendapatkan pengetahuan tentang Tuhan dari bangku pendidikan para calon

imam. Melalui studi-studi teologi Driyarkara lebih lanjut mengkaji ketuhanan

dalam ranah filsafat dengan mengkaji pemikiran Melebranche.

Driyarkara mengagumi pemikiran Melebranche sangat mendalam, yang

digerakkan oleh kepeduliannya yang serius pada kebenaran sejati sampai

kepengakuan akan tendensi filsafat yang mengarah pada Allah, sang sumber

inteligibilitas sendiri. Argumentasinya mengenai epistemologi atau kritika sebagai

pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan (mengenai eksistensi Allah)

mengalami kendala karena dalam filsafat ia menggunakan konsep ”partisipasi”,

sementara dalam telaah formalnya ia tidak pernah menjelaskan konsep ini secara

sistematik. ”partisipasi” dalam uraian Melebranche, merupakan cara manusia

berpengetahuan (cognitio) yang kebenarannya terjamin karena boleh dikata

”mendompleng” pengetahuan Ilahi sendiri. Hal ini dimungkinkan karena sebagai

ciptaan, manusia mempunyai kesatuan dengan Allah, memang sejauh Allah

mengizinkan pengetahuan itu melalui pewahyuan. Akan tetapi karena

Malebranche sebagai penganut rasionalisme atau idealisme menyangkal dengan

keras adanya hubungan langsung antara jiwa dan materi, maka juga pengetahuan

dengan objeknya, pemahaman seperti itu akan mempunyai implikasi yang sulit

8 Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan., hlm. 227.

Page 22: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

7

diterima menyangkut eksistensi Allah. Padahal bukankah tujuan pengetahuan

yang terakhir adalah pengakuan adanya Allah? Dengan kata lain, epistemologi

Melebranche berlawanan dengan ontologinya. Itulah kerisauan Driyarkara.

Malebranche dalam wacana filsafat dewasa ini, terutama juga di

Indonesia, merupakan tokoh yang tidak banyak dikenal selain sebagai bagian dari

sejarah filsafat masa lampau, terutama rasionalisme. Oleh karena itu, pemilihan

topik ini sebagai bahan disertasi hanya bisa dibayangkan berkenaan dengan

relevansinya pada waktu itu, terutama juga dalam lingkup pemikiran Kristiani,

dimana Driyarkara praktis memperoleh seluruh pendidikannya. Dibandingkan

dengan empirisme dan kemudian juga positivime, yang menjadi dasar

perkembangan teologi dan ilmu pengetahuan modern, rasionalisme dan kemudian

juga idealisme rupanya lebih banyak dianut oleh kalangan pemikir gerejani pada

waktu itu karena lebih mudah dikaitkan dengan pemikiran teologis daripada

empirisme. Akan tetapi, rasionalisme sejak Descartes dan selanjutnya mempunyai

kelemahan besar karena mengabaikan materi dan pengalaman-pengalaman

konkret sampai pada pemisahan tegas antara rasio atau roh dari materi yang

berakibat munculnya pemikiran dualisme. Inilah upaya kritis yang dilakukan

Driyarkara dalam disertasinya untuk membersihkan rasionalisme dari dualisme

yang dianut Malebranche.

Kritik terhadap pemikiran dualisme ini berlanjut dan seringkali muncul

seperti kita lihat dalam karangan-karangan Driyarkara di kemudian hari, terutama

juga dalam filsafat manusianya. Kiranya penelitiannya yang kritis tentang

pemikiran Malebranche dan latar belakang rasionalismenya ini memberi bekal

Page 23: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

8

yang cukup banyak untuk telaah kritis lainnya yang dilakukan Driyarkara

dikemudian hari. Hanya dalam arti inilah agaknya gagasan-gagasan di atas bisa

dianggap berguna baginya dan untuk tulisan-tulisan selanjutnya.9

Setelah kembali ke Indonesia Driyarkara memulai menafsirkan konsep-

konsep teologisnya, hal itu diapresiasikan Driyarkara melalui berbagai cara,

seperti esai-esai yang ia tulis dalam majalah Basis, intinya gagasan-gagasan

tersebut, penulis yakin memiliki karakteristik yang berbeda dengan pola gagasan-

gagasan sebelumnya. Dengan meninjau bahasa Huijbers, Driyarkara berusaha

memahami Tuhan sebagai upaya untuk selalu mengerti manusia dalam hidup.10

Dengan demikian telaah tentang ketuhanan dalam konteks kemanusiaan penting

karena fakta menunjukkan bahwa dimensi religius dan gagasan-gagasan tentang

Tuhan tidak bisa dilepaskan dari persoalan dunia atau kehidupan sehari-hari.11 Di

Indonesia, yang menjadi masalah bukan ketuhanan, melainkan bagaimana

ketuhanan dapat dihayati dengan cara yang tidak bertentangan dengan

kemanusiaan yang adil dan beradab.12

Berdasarkan uraian tersebut maka target dari kajian skripsi ini cukup

sederhana, yaitu berusaha melakukan penelusuran terhadap konsep ketuhan yang

dikembangkan oleh Driyarkara secara integratif melalui beberapa karyanya yang

9 A. Sudiarja SJ. (dkk.), Karya Lengkap Driyarkara, (Jakarta: Gramedia, 2006), hlm.

1387-1388. 10 Theo Huijbers, Mencari Allah : Pengantar Ke dalam Filsafat Ketuhanan, (Yogyakarta:

Kanisius, 1992), hlm. 332. 11 Louis Leahy, Masalah Ketuhanan Dewasa Ini, Terj. P.W. Suleman & Purnomo; ed. Ke-

2. : L’ Homme et I’ Absolu, 1978 : Manusia di Hadapan Allah, (Yogyakarta: Kanisius, 1982), hlm. 140.

12 Fran Manis Suseno, Menalar Tuhan, (Yogyakarta, Kanisius, 2006), hlm. 13.

Page 24: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

9

telah ia tulis baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa, dalam buku

maupun dalam jurnal atau makalah.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut, apa dan bagaimana

sesungguhnya gagasan tentang pemikiran ketuhanan menurut Driyarkara dan apa

implikasinya dalam konteks kekinian?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pemikiran Driyarkara

tentang konsep ketuhanan. Setelah mendapatkan titik terang dari permasalahan

tersebut, kemudian penulis akan memaknainya sehingga ditemukan manfaat bagi

wacana kekinian. Manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah:

1) Sebagai upaya melihat kemungkinan reaktualisasi terhadap pemikiran

Driyarkara tentang konsep ketuhanan.

2) Sebagai kontribusi wacana bagi penelitian sejenis khususnya, dan umumnya

bagi perkembangan pemikiran Islam. Secara akademisi penelitian ini

diharapkan bisa digunakan untuk melengkapi persyaratan kelulusan jenjang

strata satu pada jurusan Aqidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

D. Telaah Pustaka

Penulis belum menemukan sebuah kajian yang representatif terhadap

kajian pemikiran Driyarkara. Ada beberapa karya kecil yang penulis temukan

tentang Driyarkara, terutama dalam pemikiran filsafatnya. Di antaranya adalah

Page 25: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

10

tulisan Alex Lanur. Menurut Lanur, pemikiran filsafat manusia Driyarkara

memfokuskan pada pemahaman tentang konsep manusia sebagai mahluk sosial

yang selalu dalam proses mengada. Dalam proses mengada itulah pendidikan

merupakan unsur penting yang berfungsi untuk melanjutkan eksistensinya sebagai

manusia.13 Bahkan menurut W.Y.Wartaya, dimensi eksistensilitas manusia

menjadi amat penting dalam pemikiran filsafat Driyarkara. Bagi Driyarkara,

filsafat berarti merenungkan pengalaman eksistensial dengan lingkungan, dunia,

dan manusia secara rasional, sistematis, koheren, dan radikal.14

Beberapa kajian atas Driyarkara yang peneliti temukan di atas, jelas

menunjukkan bahwa kajian-kajian di atas masih terfokus pada usaha memahami

pemikiran Driyarkara secara lebih kritis dan arif. Driyarkara menyumbangkan

pemikiran-pemikiran reflektifnya atas berbagai aspek kehidupan. Hal itu juga

tidak jauh dari apa yang direfleksikan oleh Mudji Sutrisno tentang Driyarkara.

Mudji mengakui bahwa karyanya merupakan sebuah karya yang menempatkan

Driyarkara secara lebih lengkap dan apa adanya. Namun, buku kecil yang berjudul

Driyarkara: Dialog-dialog Penjang Bersama Penulis tersebut masih sekedar

menafsir ulang kelebihan dan kekurangan pemikiran Driyarkara.15

Selain tulisan dalam bentuk artikel ada beberapa tulisan yang dihasilkan

dari penelitian, khususnya skripsi. Hasil penelitian Retno Handayani P,

mahasiswa jurusan filsafat Universitas Gadjah Mada, menyimpulkan bahwa

pemikiran Driyarkara tentang manusia terfokus pada persoalan upaya

13 Alex Lanur, “Filsafat Manusia Alm. Prof. Dr. N. Driyarkara, SJ” dalam Basis, vol. 37,

(1988), hlm. 322-324. 14 W.Y. Wartaya, “Filsafat Driyarkara”, dalam Mawas Diri, vol. 3, (1989), hlm. 433-446. 15 F.X. Mudji Sutrisno, Driyarkara: Dialog-dialog Penjang Bersama Penulis, (Jakarta:

Obor, 2000).

Page 26: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

11

meningkatkan koalitas manusia baik secara badani maupun moral.16 Sementara

skripsi E. Eri Suprobo menulis pemikiran Driyarkara tentang kehidupan bernegara

sebagai penerapan dan pelaksanaan cinta kasih sesama manusia.17

Setelah peneliti melakukan survey dan telaah atas berbagai tulisan baik

dalam bentuk buku, hasil penelitian, maupun artikel atau makalah, peneliti Belum

menemukan hasil kajian tentang pemikiran ketuhanan Driyarkara. Oleh karena itu,

peneliti meyakini bahwa kajian tentang pemikiran ketuhanan Driyarkara masih

memiliki urgensi dan orisinilitasnya.

E. Metode Penelitian

Objek kajian dalam penelitian ini adalah pemikiran Driyarkara tentang

konsep Ketuhanan yang dibaca secara hermeneutika sehingga bisa diproyeksikan

dalam wacana kekinian, akan tetapi sebelumnya akan ditelusuri asal-usul

pemikiran teologinya yang mungkin masih awam di kalangan masyarakat filsafat.

Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penerjemahan atas gagasan-gagasan

tentang konsep ketuhanan tersebut. Dua masalah tersebut akan menjadi tema

sentral dalam penelitian ini. Jenis penelitian adalah studi pustaka (library

research) maksudnya penelitian ini dilakukan melalui pelacakan terhadap karya-

karya ilmiah dalam berbagai dimensi baik berupa buku ataupun dalam bentuk lain

seperti makalah dan jurnal yang terkait dengan topik penelitian.

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap; (1) tahap pengumpulan data,

(2) tahap pengolahan dan analisis data. Pada tahap pengumpulan data, akan

16 Retno Handayani P. ”Konsep Driyarkara Tentang Manusia”, Skripsi Fakultas filsafat

Universitas Gadjah Mada, 1987. 17 E.Eri Suprobo ”konsepsi Driyarkara tentang kehidupan negara sebagai pelaksana cinta

kasih manusia”, Skripsi Fakultas filsafat Universitas Gadjah Mada, 1994.

Page 27: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

12

dibedakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer

dalam penelitian ini adalah buku berjudul Karya Lengkap Driyarkara yang

memuat seluruh gagasan Driyarkara meski demikian tentu terdapat pandangan-

pandangan yang menjelaskan pemikiran Driyarkara di atas. Untuk itu diperlukan

sumber data pendukung (sekunder) yang memberikan ulasan pemikiran

Driyarkara tentang konsep ketuhanan.

Selanjutnya data-data tersebut akan masuk pada tahap pengolahan dan

analisis data. Tujuan analisis di dalam penelitian adalah menyempitkan dan

membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur serta

tersusun dan lebih berarti. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan

jawaban atas pertanyaan perihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran atau

hal-hal yang diperoleh dalam proyek penelitian, sehingga data yang telah tersedia

akan dipilah-pilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

membuat agar data tersebut mempunyai makna.

Kajian ini menggunakan pendekatan hermeneutik. Secara etimologis,

kata ‘hermeneutik’ berasal dari bahasa Yunani hermeneuein yang berarti

menafsirkan, maka kata benda hermeneia secara harfiah dapat diartikan sebagai

penafsiran atau interpretasi.18 Hermeneutika secara konsekuen terikat pada dua

18 Istilah Yunani tersebut biasanya dinisbahkan pada tokoh mitologis yang bernama

Hermes, seorang utusan yang mempunyai tugas menyampaikan pesan Jupiter kepada manusia. Ia menerjemahkan pesan-pesan dari Dewa di Gunung Olympus ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh umat manusia, sehingga keberadaan Hermes sangatlah berarti sekali, seandainya saja terjadi kesalahpahaman tentang pesan dewa-dewa maka akibatnya akan fatal bagi umat manusia. Ia harus mampu mengubah pesan ke dalam bahasa yang dipergunakan oleh pendengarnya. Sehingga hermeneutik pada akhirnya diartikan sebagai proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti. Batasan umum ini setidaknya disetujui baik dari kalangan hermeneutik klasik maupun kalangan modern. Josef Blecher, Contemporary Hermeneutics : Hermeneutics as Methode, Philoshophy and Critique (London & New York : Routledge, 1980), hlm. 11.

Page 28: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

13

tugas; pertama, memastikan isi dan makna sebuah kata, kalimat, teks, dsb. Kedua,

menemukan instruksi-instruksi yang terdapat di dalam bentuk-bentuk simbolis.

Sementara pada awal kemunculannya hermeneutika digunakan dalam tiga

kapasitas, (1) membantu diskusi bahasa teks (yaitu kosa kata dan tata bahasa),

yang pada akhirnya memunculkan filologi, (2) memfasilitasi eksegesis literatur

suci, (3) menuntun yurisdiksi.37 Hermeneutika kembali mencuat ke permukaan

sebagai suatu metode didengungkan oleh F. D. E. Schleirmacher, kemudian

dikumandangkan lebih luas lagi oleh penulis biografinya, yaitu Wilhelm Dilthey.

Pada zaman berikutnya hermeneutik telah diangkat oleh beberapa filsuf, seperti

Hans Georg Gadamer, Jürgen Habermas, Martin Heidegger, Paul Ricoeur,

Jacques Derrida dan beberapa filsuf lain.19 Tugas pokok hermeneutika ialah

bagaimana menafsirkan sebuah teks yang hidup di zaman dan tempat serta

suasana kultural yang berbeda. Proses penafsiran ini tidak dengan metode induksi

dan tidak pula deduksi, melainkan dengan metode alternatif yang disebut abduksi,

yaitu menjelaskan data berdasarkan asumsi dan analogi penalaran serta hipotesa-

hipotesa yang memiliki berbagai kemungkinan-kemungkinan kebenaran. Di sini

pra-konsepsi dan pra-disposisi seorang penafsir dalam memahami teks memiliki

peran yang besar dalam membangun makna.20

Dalam tradisi hermeneutika, sebuah teks menawarkan berbagai

kemungkinan untuk ditafsirkan berdasarkan sudut pandang serta teori yang

hendak dipilihnya. Kendati demikian tidak berarti hermeneutika mendukung

19 E. Sumaryono, Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat (Yogyakarta : Kanisius, 1993),

hlm. 24. 20 Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama, Sebuah Kajian Hermeneutik (Jakarta

: Paramadina, 1996), hlm. 16.

Page 29: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

14

paham relativisme dan nihilisme, melainkan justru hendak mencari pemahaman

yang benar atas teks yang hadir pada pembaca. Dengan kalimat lain hermeneutika

berusaha menemukan gambaran dari sebuah bangunan makna yang benar yang

terjadi dalam sejarah yang dihadirkan kepada kita oleh teks. Dalam prosesnya,

intuisi penafsir sangat diperlukan, disamping juga sikap curiga dan waspada agar

tidak tertipu oleh tanda atau struktur gramatika bahasa yang ada dipermukaan

sehingga mengaburkan makna yang lebih objektif.

Sebagaimana dalam kajian hermeneutika, gagasan konsep ketuhanan

Driyarkara akan ditempatkan sebagai teks yang akan dibaca secara kritis dan

mendalam. Dalam proses ini akan dijalani proses keterbukaan antara teks dan

penafsir, sehingga lahir pemaknaan yang produktif. Sehingga teks ketuhanan

Driyarkara yang mungkin sudah usang dapat menjadi milik zaman sekarang.

Selain menggunakan pendekatan hermeneutik, kajian ini juga akan menyertakan

pendekatan sejarah (historical approach) sebagai usaha pencarian asal-usul

pemikiran ketuhanan Driyarkara.

Peneliti menggunakan istilah pemikiran ketuhanan bukan filsafat

ketuhanan. Pemikiran ketuhanan adalah gagasan-gagasan tentang Tuhan dan hal-

hal yang terkait dengan ketuhanan. Sementara pemikiran filosofis tentang Tuhan

disebut Filsafat Ketuhanan. Seperti filsafat pada umumnya, begitu juga Filsafat

Ketuhanan merupakan sebuah ilmu. Melalui ilmu manusia memastikan, menata

dan menggabungkan pengetahuannya secara objektif dan sistematik. Filsafat

Page 30: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

15

Ketuhanan memikirkan apa yang berkaitan dengan ”Tuhan” secara objektif dan

sistematik.21

F. Sistematika Pembahasan

Pembahasan masalah dalam skripsi ini akan disajikan dalam bentuk bab-

bab. Dan secara keseluruhan skripsi ini dibagi dalam lima bab, yang masing-

masing terperinci dalam sub bab secara sistematis dan saling berkaitan.

Bab pertama yang berisi tentang pendahuluan. Didalam pendahuluan

terdapat latar belakang permasalahan yang peneliti jelaskan mengapa penelitian

ini dianggap penting. Setelah latar belakang masalah, untuk mengkonsistensikan

suatu masalah, selanjutnya adalah rumusan masalah. Kemudian diikuti dengan

penelaahan pustaka, metode penelitian dan diakhiri dengan sistimatika

pembahasan.

Bab kedua berisi tentang biografi dan pemikiran keilmuan Driyarkara

secara umum. Tentang biografi, peneliti hanya mendiskripsikan secara singkat dan

mengambil hal yang terpenting saja agar tidak melenceng dari tema kajian dalam

skripsi ini.

Bab ketiga berisi tentang kajian pemikiran ketuhanan Driyarkara yang

peneliti pilah dalam tiga sub kajian. Sub kajian pertama adalah pemikiran

ketuhanan Driyarkara dalam perspektif teologis. Sub kajian kedua adalah

pemikiran ketuhanan Driyarkara dalam perspektif sosial kemasyarakat. Sub

bagian ketiga adalah pemikiran ketuhanan Driyarkara dalam perspektif

kefilsafatan.

21 Fran Magnis Suseno, Menalar TUhan, (Yogyakarta, Kanisius, 2006) hlm. 18-19.

Page 31: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

16

Bab keempat berisi tentang analisis peneliti atas pemikiran ketuhanan

Driyarkara yang telah dijabarkan pada bab tiga. Disamping analisis, peneliti juga

melakukan telaah dengan perspektif Islam baik dalam konteks perbandingan

maupun pencarian hal-hal yang positif dari pemikiran Driyarkara tentang

ketuhanan untuk kepentingan Islam maupun masyarakat umum.

Bab kelima berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang peneliti

temukan dan ajukan untuk penelitian dan pengayaan keilmuan. Kesimpulan untuk

menarik intisari masalah dan penyelesaiannya dari sebuah pembahasan.

Sedangkan saran merupakan hal yang direkomendasikan perlu untuk

penyempurnaan hasil penelitian yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Page 32: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan tentang pemikiran ketuhanan menurut

Driyarkara dengan suatu kerangka pemahaman yang telah ditetapkan sebelumnya,

maka dapat ditarik suatu kesimpulan penting yang menjadi bagian akhir dari

penelitian ini. Simpulan tersebut adalah sebagai berikut.

Pemikiran Ketuhanan bagi Driyarkara adalah rumusan gagasan tentang

Tuhan dalam berbagai perspektif. Dari telaah yang peneliti lakukan terhadap

seluruh tulisan Driyarkara atas gagasannya tentang ketuhanan, peneliti

menyimpulkan bahwa secara umum pemikiran Driyarkara tentang ketuhanan

meliputi tiga perpektif, yaitu perspektif teologis, sosiologis, dan filosofis.

Perspektif teologis mencakup gagasan-gagasan Driyarkara tentang Tuhan dan

ketuhanan dengan menggunakan unsur-unsur teologi sebagai sudut pandangnya,

perspektif sosial mencakup gagasan-gagasan Driyarkara tentang Tuhan dan

ketuhanan dengan menggunakan dimensi dan unsur-unsur sosial sebagai sudut

pandangnya, dan perspektif filsafat mencakup gagasan-gagasan Driyarkara

tentang Tuhan dan ketuhanan dengan menggunakan unsur-unsur filosofis

sebagai sudut pandangnya.

Perspektif teologis tentang ketuhanan yang diusung Driyarkara cenderung

kontekstual. Hal ini dibuktikan oleh pemikiran-pemikiran teologis Driyarkara

yang sedikit lebih menyentuh ke ranah teosofi, suatu ranah yang dalam konteks

Jawa sering diistilahkan dengan Manunggale Kawula Gusti. Gagasan-gagasan

65

Page 33: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

66

tersebut jika diamati lebih dalam jelas nampak bahwa gagasan ketuhanan dan

ranah teologis Driyarkara lebih banyak diwarnai oleh pengaruh sistem pemikiran

dan kultur yang berkembang di masyarakatnya daripada usaha-usahanya untuk

menyampaikan gagasan-gagasan yang murni tentang ketuhanan dalam Katolik.

Karakter tersebut sangat nyambung dengan pemikiran Driyarkara berikutnya,

yaitu ketika konsep-konsep ketuhanan dideskripsikan dalam konteks dan untuk

kepentingan sosial.

Sebagai suatu sudut pandang berikutnya, perspektif sosial tentang

ketuhanan, oleh Driyarkara bukan dimaksudkan sebagai upaya mensosialkan

Tuhan, akan tetapi lebih diorentasikan pada upaya bagaimana konsepsi-konsepi

tentang ketuhanan mewarnai upaya-upaya pembentukan karakter sosial yang lebih

baik, lebih maju, dan bahkan lebih religius. Dengan demikian proses rekayasa

sosial kemasyarakatan betul-betul memiliki basis religiusitas yang kuat. Bahkan,

basis ketuhanan dan religiusitas tersebut harus menjadi satu-satunya fondasi atas

kokohnya bangunan sosial kemasyarakatan. Itulah maksud Driyarkara dalam

perspektif sosial tentang ketuhanan.

Driyarkara menjelaskan tentang persoalan ketuhanan bukan untuk

membela atau memihak pada kepentingan Tuhan. Driyarkara menjelaskan hal

tersebut untuk kepentingan upaya-upaya membangun suatu sistem dan struktur

sosial yang lebih baik. Sistem terbaik menurut Diryarkara adalah sistem yang

dibangun atas dasar atau basis ketuhanan. Dengan basis ketuhanan yang kuat,

eksistensi sosial dan diri manusia pada akhirnya mencerminkan karakter-karakter

atau sifat-sifat ketuhanan yang mulia. Bahkan, Tuhan menjadi simbol-simbol

66

Page 34: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

67

dalam diri sosial dan diri individu. Menempatkan Tuhan sebagai simbol-simbol

dalam diri sosial dan diri individu merupakan bagian dari keterangan Driyarkara

tentang ketuhanan dalam bingkai filsafat. Keterangan atau deskripsi-deskripsi

tersebut sesungguhnya merupakan keahlian atau spesifikasi Driyarkara, namun

dalam kenyataannya justru Driyarkara banyak menghindari. Hal itu menjadi visi

dalam tulisan Driyarkara. Bagi Driyarkara suatu gagasan atau tulisan bukan untuk

kepentingan dan kepuasan diri namun justru untuk kepentingan dan kepuasan

pembacanya. Oleh karena itu gagasan-gagasan filosofis Driyarkara sangat simpel

dan bahkan cenderung simplistik.

Kajian tentang Tuhan ketika dibaca dan dibahas dalam konteks

kefilsafatan menghadirkan gagasan-gagasan yang abstrak. Itulah salah satu kritik

pemikiran yang perlu dialamatkan kepada Driyarkara. Gagasan Driyarkara dengan

demikian masih tetap filosofis dan abstrak. Ciri khas suatu telaah filosofis atas

suatu pokok persoalan adalah fokus perhatiannya pada masalah atau pernyataan-

pernyataan yang bersifat umum, general dan cenderung spekulatif. Meskipun

demikian, Driyarkara berusaha untuk menghindarinya dan bahkan ia

menggunakan karakter-karakter filosofis yang lebih sederhana, seperti tercermin

dalam perspektif personalisme dan eksistensialisme.

B. Saran

Dari simpulan yang peneliti paparkan di atas, ada beberapa saran dan atau

rekomendasi yang dapat ditularkan dari penelitian ini. Pertama, studi-studi

ketuhanan selama ini cenderung berjalan sendiri-sendiri menurut bidang kajiannya

masing-masing. Driyarkara mencoba menghadirkan gagasan-gagasan ketuhanan

67

Page 35: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

68

tidak semata dengan menggunakan perspektif teologis namun juga perspektif

sosial dan filosofis. Untuk itu, masyarakat intelektual bisa belajar dari Driyarkara.

Kedua, meskipun basis metodologinya adalah filsafat dan teologi Katolik, kajian

ketuhanan Driyarkara tidak harus terkungkung dengan acuan-acuan metodologis

tersebut, Driyarkara justru berusaha mencari nilai-nilai, perpektif, dan pemikiran

yang sesuai sehingga mudah dibaca oleh orang lain.

68

Page 36: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

69

DAFTAR PUSTAKA

A.Sudiarja SJ. (dkk.), Karya Lengkap Driyarkara, (Jakarta: Gramedia, 2006).

Adian, Donny Gahral, Matinya Metafisika Barat (Jakarta: Komunitas Bambu, 2001).

Barbour, Ian G. Juru Bicara Tuhan, pent. E.R. Muhammad (Bandung: Mizan, 2002).

Blecher, Josef, Contemporary Hermeneutics : Hermeneutics as Methode, Philoshophy and Critique (London & New York: Routledge, 1980).

Darmawan, Hikmat, Tuhan Tak Sembunyi : Mencari Agama Untuk Zaman Baru, (Bandung, Mizan, 2005).

Dhakidae, Daniel, Cendikiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2003)

E. Sumaryono, Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1993).

F.X. Mudji Sutrisno, Driyarkara: Dialog-dialog Penjang Bersama Penulis, (Jakarta: Obor, 2000).

Fahham, Achmad Muchaddam, Tuhan dalam Filsafat Allamah Thabathaba’i (Bandung: Mizan, 2001)

Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 1, cet. ke-23 (Yogyakarta: Kanisius, 2007)

Handayani, Retno P. ”Konsep Driyarkara Tentang Manusia”, Skripsi Fakultas filsafat Universitas Gadjah Mada, 1987.

Hidayat, Komaruddin, Memahami Bahasa Agama, Sebuah Kajian Hermeneutik (Jakarta: Paramadina, 1996).

Lanur, Alex, “Filsafat Manusia Alm. Prof. Dr. N. Driyarkara, SJ” dalam Basis, vol. 37, (1988)

Louis, Leahy, Masalah Ketuhanan Dewasa Ini, Terj. P.W. Suleman & Purnomo; ed. Ke-2: L’ Homme et I’ Absolu, 1978 : Manusia di Hadapan Allah, (Yogyakarta, Kanisius, 1982).

Mh. Nurul Huda on 1 December 2006 Kompas, 1 Desember 2006

Nasution, Harun, Falsafat & Mistisisme dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1995).

Roth, John K. Persoalan-peersoalan Filsafat Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).

St. Sularto dalam “Sumbangsih untuk Bangsa”, Kompas, 1 Desember 2006.

Subanar, G. Budi, dalam “Kata Pengantar”, Pendidikan Ala Warung Pojok, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2006)

Page 37: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

70

Sumaryono, E. Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1993)

Suprobo, E. Eri, ”Konsepsi Driyarkara Tentang Kehidupan Negara Sebagai Pelaksana Cinta Kasih Manusia”, Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, 1994.

Suseno, Franz Magnis, Menalar Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Sutrisno, Mudji, “Jejak Pemikiran dan Sosok Driyarkara”, Kompas 19 Februari 2004.

Theo, Huijbers, Manusia Mencari Allah: Suatu Filsafat Ketuhanan, (Yogyakarta: Kanisius, 1982).

____________, Manusia Mencari Allah: Suatu Filsafat Ketuhanan, cet. 2, (Yogyakarta, Kanisius, 1985).

____________, Mencari Allah : Pengantar Ke dalam Filsafat Ketuhanan, (Yogyakarta: Kanisius, 1992).

Wartaya, W.Y. “Filsafat Driyarkara”, dalam Mawas Diri, vol. 3, (1989).

Page 38: PEMIKIRAN KETUHANAN DRIYARKARA - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/3332/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Penelitian ini adalah penelitian pemikiran tokoh. Sebagai penelitian

CURRICULUM VITAE Nama : M. Rohman Ziadi

Tempat/tanggal lahir : Pringgasela, 06 Mei 1983

NIM : 02510977

Alamat asal : Jl. Pahlawan No.10 C, Pringgasela, Lombok Timur, NTB

Alamat di Yogyakarta : Jl.Timoho, Perumahan Timoho Asri IV, No.B7C

Orang tua

Ayah : H. M. Mahyuddin HZ. (alm.)

Ibu : HJ. Raudah

Pekerjaan : PNS

Pendidikan : MINW Pringgasela Th. Lulus 1996

MTSNW Pringgasela Th. Lulus 1999

SMANW Pancor Th. Lulus 2002

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masuk Th.2002-sekarang

Yogyakarta, 15 Juni 2009

M. Rohman Ziadi