pemeriksaan urine metode carik celup

16
Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup Metode : Carik Celup Cara penggunaanya mudah, strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin dan menunjukkan keberadaan zat yang diperiksa (gula, protein dsb) atau tinggi rendahnya zat dalam urine tersebut (keasamannya, berat jenisnya dsb). Alat & Bahan 1. Alat - Wadah Carik celup sebagai standar warna - Clinitex Status, Urisys 1100/alat baca urin lainnya 2. Bahan - Urin kontrol Level 1 dan Level 2 - Sampel urin - Reagen carik celup tujuh indikator Cara Kerja 1. Basahi seluruh permukaan reagen carik dengan sampel urin dan tarik carik dengan segera, Kelebihan urin diketukkan pada bagian bibir wadah urin

Upload: purwanto-hasio-manurung

Post on 29-Nov-2015

1.637 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

pemeriksaan urine

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

Metode : Carik CelupCara penggunaanya mudah, strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin dan menunjukkan keberadaan zat yang diperiksa (gula, protein dsb) atau tinggi rendahnya zat dalam urine tersebut (keasamannya, berat jenisnya dsb).

Alat & Bahan 1. Alat- Wadah Carik celup sebagai standar warna- Clinitex Status, Urisys 1100/alat baca urin lainnya2. Bahan- Urin kontrol Level 1 dan Level 2- Sampel urin- Reagen carik celup tujuh indikator

Cara Kerja 1. Basahi seluruh permukaan reagen carik dengan sampel urin dan tarik carik dengan segera, Kelebihan urin diketukkan pada bagian bibir wadah urin2. Kelebihan urin pada bagian belakang carik dihilangkan dengan cara menyimpan carik tersebut pada kertas agar menyerap urin dibagian tersebut3.Peganglah carik secara horizontal dan banding kan dengan standar warna yang terdapat pada label wadah carik dan catat hasilnya dengan waktu seperti yang tertera pada standar carik atau dibaca dengan alat Clinitex Status

Page 2: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

PENGAMATAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN CARIK CELUP

Parameter Nilai Normal 1. Leukosit negatif 2. Nitrit negatif 3. Urobilinogen negatif atau 0,2 EU/dL 4. Protein negatif 5. PH 5,0 – 8,5 6. Darah negatif 7. Berat jenis 1.000-1.030 8. Keton negatif 9. Bilirubin negatif 10. Glukosa negatif

Prosedur Tes

Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya ke dalam urin selama dua detik. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan strip di tepi wadah spesimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu. Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya dengan skala warna rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagen strip. Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil pembacaan mungkin tidak akurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika pencahayaan kurang. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.

Pemakaian reagen strip haruslah dilakukan secara hati-hati. Oleh karena itu harus diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan seperti yang tertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang reagen strip, botol/wadah harus segera ditutup kembali dengan rapat, agar terlindung dari kelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelum digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan warna.

PRAKTIKUM BIOKOMIA

I.                   JUDUL

Penentuan Kadar Glukosa Dalam Urin dan Penentuan Keasaman Urin Dengan Cara Tritasi

II.                TUJUAN

Menetukan kadar glukosa dalam urin

Menentukan Keasaman Urin dengan cara titrasi

Page 3: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

III.             DASAR TEORI

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang

kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan

untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk

menjaga homeostasis cairan tubuh.

Stuktur nefron.

Urin dibentuk oleh penggabungan 3 proses tersebut di atas. Unit anatomi yang melakukan

fungsi ini adalah nefron. Tiap-tiap ginjal memiliki sekitar 1 juta nefron.

Darah dihantarkan dari aorta melalui arteri renalis dan cabang-cabang arteria renalis ke arterioli

afferen. Arteriole efferen segera membagi lagi menjadi kapiler kedua yang mengelilingi bagian

lainnya dari nefron. Jumbai glomerulus terletak dalam kapsula Bowman, suatu kantung epitel

berdinding rangkap yang merupakan bagian dari sistem tubulus paling proksimal. Kapsula

Bowman langsung berubah menjadi tubulus kontortus proksimalis dan dari sini menjadi

komponen-komponen berikutnya: tubulus rektus proksimalis dan lengkung Henle sendiri, terdiri

dari pars descendens, pars decendens yang tipis, dan pars decendens yang tebal. Yang terakhir

terletak dalam medulla dan korteks ginjal. Pars ascendens yang tebal dari lengkung Henle

berubah menjadi tubulus kontortus distalis, tubulus kolligens kortikal, dan tubulus kolligens

medulla dan papila. Tiap-tiap bagian sistem tubular ini mempunyai fungsiyang spesifik.

Filtrasi

Langkah pertama pembentukan urin adalah filtrasi plasma darah. Volume darah yang besai, kira-

kira 1 liter/menit (atau 25% dari seluruh curah jantung waktu istirahat), mengalir melalui ginjal.

Jadi, dalam 4-5 menit volume darah yang sama besarnya dengan volume darah total nielewati

sirkulasi ginjal. Ini dirnungkinkan oleh sistem sirkulasi yang sangat luas dalam organ ini.

Dengan pernyataan yang sama, ginjal khususnya gampang rusak oleh penyakit vaskuler yang

merata.

Pembentukan filtrat glomerulus adalah prose yang terutama diatur oleh jumlah aljabar dari

selisih tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik trans kapiler. Kemungkinan terakhir telah

memungkinkan pengukuran secara langsung kekuatan-kekuatan hidrostatikyang dipersoalkan. Di

bawah pengaturan keadaan hidropenik, tekanan hidrostatik kapiler glomerulus rata-rata 45

mmHg atau kira-kira 40% dari tekanan aorta rata-rata. Tekanan hidrostatik tubulus rata-rata 10

Page 4: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

mmHg jadi terdapat tekanan hidrostatik sebesar 35 mmHg yang tampaknya tidak berubah

sepanjang seluruh kapiler. Tekanan onkotik dalam kapiler naik dari sekitar 20 mmHg pada

permulaan menjadi 35 mml Ig pada ujung glomelurus. Jadi keuntungan tekanan filtrasi ~ 15

mmHg timbul pada permulaan kapiler dan berkurang sewaktu darah mengalir melalui

glomelurus.

Pengaturan filtrasi dianggap mempunyai hubungan dengan aliran plasma karena ia

mempengaruhi cara meningkatnya tekanan onkotik glomerulus. Selain itu, dipikirkan bahwa

modifikasi luas permukaan untuk filtrasi dapat terjadi oleh bertambahnya atau berkurangnya

jumlah kapileryang dilalui oleh aliran darah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi filtrasi adalah obstruksi jalan arteri yang menuju ke

glomerulus, kenaikan tekanan interstitial seperti yang dapat disebabkan oleh suatu proses

peradangan, dan kenaikan resistensi untuk mengalir dalam sistem tubulus seperti oleh obstruksi

tubulus kolligens, ureter, atau uretra. Membranglomerulus juga dapat dirusak oleh penyakit

sehingga tidak dapat berfungsi sebagai saringan untuk darah. Akhirnya kapiler dapat tersumbat

seluruhnya dan karena itu tidak terpakai dalam sirkulasi aktif. Selama berlangsungnya penyakit

seperti ini, sel-sel darah dan proteinplasma akan merembes melalui kapiler yang rusak dan akan

diekskresi ke dalam urine.

Laju filtrasi glomerulus

Pada orang dewasa normal, 1 liter darah difiltrasi tiap menit oleh kerja sama 2 juta n'efron

kedua ginjal, dan 120 ml/menit filtrat glomerulus dibentuk pada kapsul bowman. Laju filtrasi

glomerulus pada orang dewasa oleh karena itu adalah sekilar 120 ml/menit. Secara kimia, filtrat

glomerulus pada hakekatnya adalah cairan ekstra selyang bebas protein atau filtrat seluruh darah

yang bebas protein dan sel.

Kerja tubulus

Susunan urine sangat berbeda dari filtrat glomerulus. Juga terdapat perbedaan yang sangat

besar antara volume cairan yang dibentuk pada glomerulus tiap menit dan jumlah yang sampai di

papila dalam waktu yang sama. Glomeruli berperan hanya sebagai saringan; susunan filtrat

glomerulus karena itu ditentukan semata-mata oleh permeabilitas membran kapiler terhadap zat-

zat dari darah. Sebagai akibat, filtrat glomerulus mengandung banyak zat yang penting untuk

metabolisme normal, seperti air, glukosa, asam amino, dan elektrolit, serta zat-zat yang hams

diekskresi dan diulang seperti urea, kreatinin dan asam urat. Lagi pula, dalam berbagai keadaan,

Page 5: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

lebih banyak atau lebih sedikit jumlah zat-zat esensial ditahan sesuai dengan kebutuhan untuk

mempertahankan ketetapan dalam likunganinternal. Fungsi ginjal yang sangat selektif ini adalah

tugas tubulus. Dengan absorbsi kembali dan sekresi, tubulus mengubah filtrat glomerulus dan

dengan demikian menghasilkan urine.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut,

dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.

Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,

misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.

Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH

serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis

protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan proteinm ada banyak sekali

metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang

terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah

mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut,

misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri.

Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin

kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang

didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama

berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika

mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak

sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.

Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin

dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa

metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat

toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darahKristal kapur

dsb)

Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak

faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon

ADH, dan emosi.

Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.

Page 6: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

a. Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel

epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.

b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek

samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa

digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal,

infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.

c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau

gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.

d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang

banyak terdapat dalam minuman berenergi.

IV.             ALAT DAN BAHAN

a.      Alat

No Nama Alat Gambar Jumlah

1 Pipet tetes 2 buah

Page 7: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

2 Erlenmeyer 1 buah

3 Rak Tabung reaksi 4 buah

4 Gelas beker 1 buah

5 Gelas ukur 1 buah

6 Penjepit kayu 1 buah

7 Penangas air 1 buah

8 Kompor listrik 1 buah

Page 8: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

9 Indikator universal secukupnya

10 Pengaduk kaca 1 buah

11 Tabung reaksi 1 buah

b. Bahan

No Nama Bahan Jumlah

1

2

3

4

5

6

Urin

Indikator PP

NaOH 0,1 M

Benedict

Na2CO3.10H2O

Glukosa 0,5 %

5 ml

Secukupnya

Secukupnya

Secukupnya

Secukupnya

Secukupnya

Page 9: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

V.                DATA PENGAMATAN

NO CARA KERJA PENGAMATAN

1. Penentuan Kadar Glukosa Dalam

Urin

       10 ml benedict + 6 gr

Na2CO3.10H2O dipanaskan

       Menambahkan glukosa 0,5 %

                mengendap putih abu-

abu dan larutan tak berwarna

       Mengulangi cara kerja diatas dengan

mengganti glukosa dengan urin

       Glukosa = larutan biru

Mengendap membutuhkan 5 tetes dipanaskan

menjadi abu-abu dengan 130 tetes

       Urin = larutan biru

mengendap membutuhkan 5 tetes diapnaskan

menjadi abu-abu dengan 100 tetes

2. Penentuan Keasaman Urin dengan

Titrasi

       1 ml urin indikator PP di titrasi

dengan NaOH 0,1 N sampai pink

       Mengukur

   Warna

   Volume urin

   pH

   bau

   kejernihan

       kekuningan jernih

                       i.  40 tetes

                     ii.  43 tetes

                   iii.  41 tetes

       Volume = 21 ml

       Wana = kuning muda putih

       pH  = 7

       bau  = tidak menyegat

       kejernihan  = jernih

VI.             ANALISA DATA

Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan menentukan

keasaman urin dengan titrasi. Dalam percobaan yang pertama yaitu pennetuan kadar glukosa

dalam urin larutan yang digunakan adalah glukosa 0,5 % dan urin sebagai zat yang dititrasi. Dari

kedua larutan dibandingkan penitrasian kemudian menghitung kadar glukosa yang ada dalam

urin.

Page 10: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

Langkah pertama yang dilakukan adalah memanaskan campuran benedict dan

Na2CO3.10H2O serta ditambah batu didih untuk mempercepat pemanasan. Warna yang semula

biru muda berubah menjadi biru tua. Kemudian dititrasi dengan glukosa 0,5% dalam penangas

air dan proses titrasi glukosa dihentikan jika larutan menjadi keruh dan percobaan dilakukan 2

kali, pada percobaan larutan glukosa 0,5% yang dibutuhkan 130 tetes

Selanjutnya mengganti larutan glukosa 0,5% diganti dengan urin dan setelah dititrasi volume

urinnya sebanyak 100 tetes.

Dari volume yang diperoleh maka dapat dicari kadar glukosa dalam urin tersebut/ yang

digunakan percobaan kedua.

V.urin = 100 tetes = 5 ml

V.glukosa = 130 tetes = 5,15 ml

Rumus kadar glukosa dalam urin

% glukosa =  X kadar glukosa ( 0,5% )

                 =  

                 =  0,485 %

Jadi kadar glukosa dalam urin adalah 0,485 % yang berarti keadaan glukosa dalam urin

tidak banyak yaitu 0,485 %. Sehingga penkonsumsi gula dalam darah tubuh sudah cukup.

Glukosa merupakan monosakarida yang punya rumus struktur dibawah ini :

Page 11: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

Penderita militus memiliki kadar glukosa melebihi ukuran glukosa dalam urin dan bisa

diketahui dengan tes darah dirumah sakit. Untuk menanggulanginya dengan mengatur pola

makan dan menerapkan pola hidup sehat.

Untuk percobaan yang kedua adalah menentukan keasaman urin dengan metode titrasi.

Langkah pertama adalah 1 ml urin ditetesi dengan indikator PP. Indikator PP ini berfungsi

sebagai pemberi suasana basa, selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,1N sampai warna berubah

menjadi pink dan diperoleh 40 tetes NaOH (1) dan 43 tetes NaOH (2) dan 41 tetes NaOH (3).

V rata-rata =  =

n NaOH = M X V

               = 0,1 X 2,067

              =  0,2067

M urin =  = 0,2066 M H+

H+ = 0,2066 M

          = 20,66 x 10-2M

pH     =  2- log 20,66

          = 2- 1,315

          = 0,6848 sangat asam

pH urin yang diamati sangat asam

VII.           KESIMPULAN

1.      Kadar glukosa dalam urin 0,485 %

Maka urin tersebut tergolong berkadar glukosa rendah

Mencari kadarnya :

% glukosa =  X kadar glukosa ( 0,5% )

        =  

        =  0,485 %

2.      Rumus struktur glukosa :

Page 12: Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

3.      Kadar glukosa dapat ditentukan dengan perbandingan jumlah glukosa dan jumlah urin yang

digunakan untuk merubah warna larutan menjadi keruh dan terdapat endapan abu-abu.

4.      Kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan diabetes militus

5.      pH urin pada percobaan adalah 0,6848 dan sangat asam

6.      Dalam percobaan titrasi urin + NaOH 0,1M didapat larutan NaOH sebanyak :

i.   40 tetes

ii.  43 tetes

iii. 41 tetes

VIII.       DAFTAR PUSTAKA

         Poedjati , Anna.1994 .Dasar-dasar Biokimia. Jakarta :UI press

         Sri Retno D.A.2010.Biokimia I.Surakarta:UNS Press

         Tim Dosen.2011.Petunjuk Praktikum Biokimia.Surakarta:UNS press

         Subroto ganda.1989.Petunjuk Laboratorium Klinik.Jakarta.Jakarta: PT Dian

         Wirahadi Kusumah.1997.Biokimia.Bandung:ITB Press