pemeriksaan klinis penyakt mulut

Upload: arihta-putri

Post on 08-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan Klinis

TRANSCRIPT

Vital Sign1. SuhuNormal: 36,2-37,8 C (diukur dengan peletakan termometer klinis di sublingual selama minimal 3 menit).2. Tekanan darahNormal: 120-140 mmHg (sistol), 60-90 mmHg (diastol).3. Denyut nadiNormal dewasa: 60-80 detak/menitNormal anak: hingga 140 detak/menit4. Derajat respirasiNormal dewasa: 12-20 napas/menitNormal anak: lebih cepat5. Berat badanKehilangan berat badan dikarenakan:Anorexia nervosa, bulimia, diabetes mellitus, tuberculosis, thyrotoxicosis, malignancy, diet.Tahap 1 Pemeriksaan UmumPerhatikan masalah-masalah seperti: Berat badan, kesesuaian pakaian (kehilangan berat badan dapat mengindikasikan patologi yang serius, contoh kanker. Berat badan yang sangat rendah diperkirakan ada masalah selera makan. Kelebihan berat badan diperkirakan adanya risiko serangan jantung atau stroke, khususnya dengan anestesi umum). Sesak napas setelah gerakan ringan Keterbatasan fisik Rasa sakit yang nyata Usia tampak, usia relatif dan kronologis Corak kulit (pucat dengan anemia, kuning dengan penyakit kuning) Daerah kulit yang terbuka, termasuk kepala, leher, tangan, dan kuku (setiap lesi yang tampak, seperti finger clubbing). Bekas luka (bedah sebelumnya, trauma, perkelahian)Tahap 2 Pemeriksaan Ekstraoral1. Kepala, wajah, dan leherPemeriksaan dilakukan secara visual dari depan. Lihat benjolan jelas, defek, noda kulit, tahi lalat, asimetris wajah, atau facial palsy.2. Mata Derajat kedipan (frekuensi rendah mengindikasikan masalah psikologis, atau kemungkinan penyakit Parkinson. Frekuensi tinggi mengindikasikan kegelisahan atau kekeringan mata, contoh sindrom Sjogren). Keterbatasan pergerakan okular atau strabismus (fraktur zigoma). Exophthalmos (tumor orbit atau trombosis sinus kavernosus). Perdarahan subkonjungtival (fraktur zigoma atau lekung hidung). Ulserasi konjungtiva (penyakit Behcet, pemfigoid membran mukosa). Konjungtiva pucat (anemia). Sklera biru (terkadang osteogenesis imperfecta). Sklera kuning (penyakit kuning) Jaringan parut kornea (pemfigoid membran mukosa). Mata kering, konjungtivitis (sindrom Sjogren).3. Bibir Pemeriksaan visual: Perhatiakan bentuk otot (contoh komisura terkulai dan ketidakmampuan mengerutkan bibir dengan Bells palsy), perubahan warna atau tekstur, ulserasi, patches, lesi herpes, angular cheilitis. Perhatikan juga bibir kompeten/inkompeten. Palpasi bimanual: Palpasi gumpalan/pembengkakan, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, satu intraoral dan satu ekstraoral.4. Nodus LimfePenting Nodus limfe normal tidak dapat dirasakan. Jika nodus dapat di palpasi, maka tidak normal.Jika suatu nodus dapat dipalpasi, tandai: Lokasi. Ukuran (diukur menggunakan vernier kaliper). Tekstur lembut (infektif), keras karet (kemungkinan Hogkin), keras batu (karsinoma sekunder). Tenderness saat palpasi (infeksi). Melekat ke jaringan sekitar (memungkinkan kanker metastatik)/ Coalescene (contoh tuberkulosis). Jumlah nodus (banyak glandular fever, leukimia, dsb.). Jika ditemukan lebih dari satu nodus, lakukan pemeriksaan menyeluruh tubuh untuk limfadenopati umum dan tes darah.Karakteristik nodus yang terpalpasi: Infeksi akut besar, lunak, sakit, bergerak, diskret (menyatu), onset cepat. Infeksi kronis besar, tegas, kurang sakit, bergerak. Limfoma keras karet, menyusut, kurang sakit, banyak. Kanker metastatik keras batu, melekat ke jaringan dibawahnya, kurang sakit.5. Kelenjar Saliva (Parotis dan Submandibula)6. Pemeriksaan sistem artikulasiTMJ Periksa: jarak pergerakan, kesakitan, suara, locking, dislokasi, kesakitan otot, bruksisme, sakit kepala/leher, oklusi.Otot mastikasi Periksa tenderness.Tahap 3 Pemeriksaan Intraoral1. Lapisan mukosaTerminologi yang digunakan untuk menjelaskan lesi mukosa: Erosi Kehilangan sebagian permukaan epitelium tanpa terbukanya jaringan ikat dibawahnya. Ulser Kehilangan ketebalah seluruhnya dari permukaan epitelium dengan terbukanya jaringan ikat dibawahnya. Vesicle Akumulasi cairan berbentuk bulat didalam atau dibawah epitelium, diameter kurang dari 5 mm. Bulla Akumulasi cairan berbentuk bulat didalam atau dibawah epitelium, diameter lebih dari 5 mm. (Perhatikan: Secara intraoral, vesicle dan bulla sering ditemukan dalam kondisi sudah pecah, tampak seperti ulser). Plaque daerah elevasi berbentuk lingkaran besar. Papule daerah elevasi berbentuk lingkaran kecil. Macule daerah non-elevasi berbentuk lingkaran diskolorasi. Pustule daerah elevasi mengandung pus. Sinus jalur, akhir tidak jelas, biasanya epitel berlapis. Harus dilakukan upaya untuk mengeluarkan pus dari sinus. Kehadiran sinus dapat di tes menggunakan probe atau gutta percha. Fistula jalur epitel berlapis yang berjalan diantara dua permukaan epitelial, contoh mulut ke maxillary antrum (oro-antral fistula).Catat sisi, bentuk, ukuran, dan kualitas permukaan setiap lesi.Gambar lesi dan tempatnya di catatan pasien. Catat lesi secara fotografi, bila memungkinkan.Palpasi lesi untuk menentukan lunak, tegas, atau keras, apakah tepinya terdefinisi baik atau difus dan apakah lesinya bergerak atau merekat.2. Kelenjar SalivaGunakan palpasi bimanual pada kelenjar dan duktus submandibula untuk mendeteksi pembesaran, tingkat sakit atau calculi.3. Kualitas dan Konsistensi SalivaPerhatikan kuantitas saliva yang dikeluarkan. Adesi kaca pada mukosa bukal dapat mengindikasikan berkurangnya produksi saliva. Gelembung udara di saliva juga memungkinkan produksi saliva buruk. Pijatan kelenjar besar yang normal akan mengeluarkan aliran saliva dari orifis duktus. Perhatikan kualitas dan viskositas (contoh lengket, tenaceous) saliva, termasuk pelepasan purulen.4. Pemeriksaan PeriodontalPerhatikan warna dan tekstur gingiva. Gingiva yang sehat berwarna merah muda terang, tegas, bersudut tajam, dan berbintik. Gingiva yang tidak sehat berwarna merah, lunak, bengkak, sayu, lembut, mungkit ada ulser, dan berdarah spontan saat probing. Gunakan probe menyusuri poket periodontal untuk menentukan distribusi keparahan.5. Gigi Mobiliti gigi (klasifikasi Miller) Diagnosis karies gigi Pemeriksaan restorasi yang telah ada Pemeriksaan mahkota yang pecah Kehilangan permukaan gigi (Penggunaan gigi) dari atrisi, abrasi, dan erosi Oklusi (statis/fungsional). Termasuk pemeriksaan untuk penggunaan faset, restorasi atau gigi patah, mobiliti, malposisi, gigi miring. Parafungsi: Krenasi (daerah bergigi) pada lidah/pipi. Penggunaan gigi/restorasi gigi patah, otot mastikasi hipertropi. Edentulous ridge: Perhatikan derajat resorpsi,adanya mukosa yang mobiliti (flabby ridge) dan kehadiran akar yang tertinggal. Gigi tiruan: Klasifikasi Kennedy, desain, usia, kesesuaian, retensi, dan oklusi.Birnbaum W, Dunne SM. Oral diagnosis: the clinician's guide. Oxford: Wright, 2000; 12-29, 43-6.