pemeriksaan dan penatalaksanaan serta edukasi ibu dengan neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

35
Pemeriksaan dan Penatalaksanaan serta Edukasi Ibu dengan Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Dea Mindy Sasmita 102012409 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 [email protected] Abstrak Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata bayi normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami masalah. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. Penentuan hubungan ini akan mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya. Kata kunci : bayi normal, sesuai usia gestasi. Abstract Weight loss is one indicator of the health of the newborn . The mean normal infants ( gestational age of 37 up to 41 weeks) is 3200 grams . In general , low birth weight babies and infants with excess weight a greater risk for having problems . The gestation period is also an indication of the welfare of the newborn because it is getting quite gestation , the better the welfare of the baby . The relationship between gestational age at birth weight reflects 1

Upload: deamindysasmita

Post on 11-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

Pemeriksaan dan Penatalaksanaan serta Edukasi Ibu dengan Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Masa Kehamilan

Dea Mindy Sasmita

102012409

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

[email protected]

Abstrak Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata

bayi normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi

berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk

mengalami masalah. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru

lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Hubungan

antara umur kehamilan dengan berat lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan

intrauterin. Penentuan hubungan ini akan mempermudah antisipasi morbiditas dan

mortalitas selanjutnya.

Kata kunci : bayi normal, sesuai usia gestasi.

Abstract

Weight loss is one indicator of the health of the newborn . The mean normal

infants ( gestational age of 37 up to 41 weeks) is 3200 grams . In general , low birth

weight babies and infants with excess weight a greater risk for having problems . The

gestation period is also an indication of the welfare of the newborn because it is

getting quite gestation , the better the welfare of the baby . The relationship between

gestational age at birth weight reflects the adequacy of intrauterine growth . The

determination of this relationship will facilitate further anticipation of morbidity and

mortality .

Keywords : normal baby , according gestation .

Pendahuluan

Periode neonatal terdiri atas 28 hari pertama kehidupan. Dalam hal sehat dan

sakit, periode neonatal merupakan periode tunggal terpenting masa bayi dan kanak-

kanak karena selama waktu tersebut terdapat mortalitas paling tinggi. Kerusakan yang

berefek seumur hidup dari peristiwa perinatal juga sering ditemukan. Kerusakan

1

sistem saraf pusat yang dialami ketika persalinan, kelahiran, atau selama periode

neonatal bertanggung jawab terhadap suatu proporsi bermakna dari kecacatan

neurologik yang bermanifestasi pada akhir masa kanak-kanak.1

Makalah ini diharapkan dapat membantu penulis dan pembaca mengerti

mengenai neonatus dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,

diagnosis, transisi dari fisiologi janin ke neonatus, tata laksana pada neonatus. Dengan

demikian, perawatan neonatus dapat dilakukan dengan baik.

Anamnesis

Sebelum terjadinya kelahiran bayi maka pada saat hamil wajib ditanyakan

pertanyaan berikut ini: Pertama kali tanyakan identitas: Nama pasien, nama suami

atau keluarga terdekat,alamat,agama,pendidikan terakhir dan suku bangsa. Untuk

pasien hamil kita tanyakan tentang haid: kapan hari pertama haid terakhir, menarche

umur berapa, berapa lama dan apakah dirasakan nyeri setiap kali haid. Kemudian kita

tanyakan tentang kehamilan: ini merupakan kehamilan yang keberapa. adakah

komplikasi pada kehamilan terdahulu, apakah pernah keguguran, berapa kali dan

umur kehamilannya. Selanjutnya kita tanyakan tentang persalinan: Berapa kali sudah

bersalin, bagaimana persalinan yang terdahulu, siapa yang menolong, kalau

persalinan sebelumnya dengan section caesarea ditanyakan apa alasannya, pregnancy

outcome, hasil atau diagnosa persalinan (mengenai keterangan bayi, meliputi BB,

TB,Panjang , lingkar ,dll ). Riwayat perkawinan: Sudah berapa kali menikah dan usia

pernikahan yang sekarangsudah berapa lama. Riwayat penyakit pasien : Adakah

penyakit berat atau kronis yang pernah dialami. Riwayat penyakit keluarga: Riwayat

anak kembar dalam keluarga, Adakah penyakit keturunan (misal : thalasemia) dan

adakah riwayat cacat dalam keluarga.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada neonatus ini merupakan prosedur

skrining dan bertujuan untuk menemukan gangguan-gangguan yang memerlukan

tatalaksana dini. Bayi harus telanjang dalam ruang yang hangat dan ibu sebaiknya

dapat melihat dengan jelas apa yang dikerjakan. Pemeriksaan harus menyeluruh

dalam urutan yang logis.3

Penilaian Adaptasi Neonatus

Penilaian terhadap adaptasi neonatus dilakukan dengan cara menghitung nilai

Apgar (Apgar score). Cara ini digunakan secara luas di seluruh dunia. Kriteria yang

dinilai adalah (1) laju jantung, (2) usaha bernapas, (3) tonus otot, (4) refleks terhadap

2

rangsangan, dan (5) warna kulit. Setiap kriteria diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga

neonatus dapat memperoleh nilai 0 sampai 10. Cara-cara penilaian Apgar dapat dilihat

di tabel 1.2

Tabel 1. Nilai Apgar.2

Tanda 0 1 2

Laju Jantung Tidak ada <100 > 100

Usaha bernapas Tidak ada Lambat Menangis kuat

Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi

sedikit

Gerakan aktif

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan

Warna kulit Seluruh tubuh

biru / pucat

Tubuh kemerahan,

ekstremitas biru

Seluruh tubuh

kemerahan

Penilaian ini dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memeberikan

petunjuk adaptasi neonatal. Neonatus yang beradaptasi dengan baik mempunyai nilai

Apgar antara 7 sampai 10. Nilai 4 sampai 6 menunjukkan keadaan asfiksia ringan

sampai sedang, sedangkan nilai 0 sampai 3 menunjukkan derajat asfiksia yang berat.2

Pada pasien ditemukan bayi menangis spontan (Apgar usaha bernapas: 2),

aktif (Apgar tonus otot: 2), denyut jantung 140x/menit (Apgar laju jantung: 2), Positif

refleks bersin (Apgar refleks: 2), dengan badan kemerahan dan ekstremitas sedikit

biru (Apgar warna kulit: 1). Dengan demikian pasien anak tersebut memiliki skor

Apgar 9 yang berarti beradaptasi dengan baik.

Ballard score

Penilaian menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian

flsik eksternal dan neurologis. Kriteria neurologis diberikan skor, demikian pula

kriteria fisik eksternal. Jumlah skor flsik dan neurologis dipadukan, kemudian dengan

menggunakan grafik regresi tinier dicari masa gestasinya : 1,3

Maturitas neuromuskuler

Setiap kriteria itu terdiri dari angka 0 sampai 5,tapi new ballard score,terdapat

score -1,yang memungkinkan jarak -10 sampai 50,rumus ini hanya bisa dipakai saat

kehamilan di atas 20 minggu .

Terdapat rumus langsung dari ballard score sendiri [ 2*score+120) /5 ]

3

Gambar 1.1. Ballard score,maturitas neuromuskuler1

Gambar 1.2. Ballard score,maturitas fisik.1

Grafik Lub Chenko

Untuk mengetahui gangguan pertumbuhan janin dapat digunakan grafik

LubChenco. Dimana pertumbuhan janin untuk suatu masa gestasi dikatakan baik

4

kalau berat badannya sesuai dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi

itu. Agar dapat dilihat apakah bayi itu mengalami retardasi pertumbuhan atau

tidak, harus dimiliki baku berat badan untuk tiap masa gestasi. Oleh karena itu

dirasakan pentingnya untuk mempunyai suatu kurva berat badan sesuai dengan

masa gestasinya. Lubchenco (1963) merupakan orang pertama yang mencoba

mencari korelasi antara berat badan dan masa gestasi. Kurva ini kemudian terkenal

dengan nama ‘Intra Uterine Growth Curve’ (IUGC). Sesudah Lubchenco

menyusul lagi IUGC yang dibuat oleh para sarjana lain. Lubchenco mengatakan

bahwa pertumbuhan janin itu normal kalau berat badannya terletak antara persentil

ke-10 dan persentil ke 90. Bila terletak di bawah persentil ke-10 disebut kecil

untuk masa kehamilan (KMK), sedangkan bila terletak di atas persentil ke-90

disebut besar untuk masa kehamilan (BMK). Bila berat badan lahir bayi terietak di

antara persentil ke-10 dan persentil ke-90 disebut sesuai untuk masa kehamilan

(SMK) atau bayi normal.

Gambar 1.2 Grafik

LubChenco.1

Jenis Kelamin

Biasanya orangtua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila terdapat

keraguan, misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau terdapatnya

hipospadia atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin

ditunda sampai dilakukan pemeriksan lain seperti pemeriksaan kromosom.2

Tanda-tanda Vital

5

Sesudah penampakan umum janin dievaluasi, pemeriksaan harus diteruskan

dengan penilaian tanda-tanda vital, terutama frekuensi jantung (frekuensi jantung

normal 120-160 x/menit), frekuensi pernapasan (frekuensi normal 30-60 x/menit),

suhu (biasanya pada mulanya dilakukan per rektal dan kemudian melalui aksila), dan

tekanan darah (sering dicadangkan untuk bayi sakit).5

Kulit

Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan, kadang-kadang terlihat

sianosis pada ujung-ujung jari pada hari pertama. Bila terdapat sianosis pada seluruh

tubuh pikirkan kelainan jantung bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Warna

kulit yang pucat terdapat pada anemia berat atau asfiksia palida. Pletora tampak pada

polisitemia.2

Warna kulit yang kuning disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam

serum darah, atau pewarnaan oleh mekonium. Kenaikan kadar bilirubin indirek

member warna kuning-jingga sedangkan penumpukan bilirubin direk memberikan

warna kuning kehijauan. Pada neonatus yang berkulit gelap, ikterus sebaiknya

diperiksa pada mukosa. Pada orang kulit berwarna, dalam keadaan normal dapat

terlihat warna kebiruan pada punggung dan bokong yang disebut Mongolian spots.2

Kulit neonatus cukup bulan ditutupi oleh semacam zat yang bersifat seperti

lemak yang disebut verniks kaseosa, yang berfungsi sebagai pelumas serta sebagai

isolasi panas. Tebal jaringan subkutan pada neonatus cukup bulan adalah sekitar 0,25

sampai 0,5 cm. Edema sering terlihat baik pada neonatus cukup bulan maupun kurang

bulan pada daerah presentasi. Lanugo, yaitu rambut halus yang terdapat pada

punggung bayi, lebih banyak terdapat pada bayi kurang bulan dan makin berkurang

sampai hilang pada bayi cukup bulan. Perhatikan terdapat petekie atau ekimosis yang

dapat disebabkan trauma lahir atau oleh sepsis, penyakit perdarahan, atau

trombositopenia.2

Perhatikan terdapatnya tumor di kulit. Catat ukuran, bentuk, konsistensi serta

warnanya. Perhatikan apakah ada kelainan bawaan lain pada kulit. Turgor kulit yang

jelek atau kulit keriput menandakan terdapatnya dehidrasi atau gizi yang buruk. Pada

lebih kurang 40% neonatus cukup bulan, di kulit hidung dan pipi terlihat bintik-bintik

putih kekuningan yang disebut milia, yaitu kista epidermal yang berisi materi keratin,

yang biasanya menghilang dalam beberapa minggu. Kadang di daerah sekitar dahi

dan ketiak terlihat miliara kristalina yaitu vesikula jernih yang disebabkan oleh

retensi keringat akibat obstruksi saluran keringat.2

6

Kepala

Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang

tindih karena molding. Keadaan ini akan normal kembali setelah beberapa hari

sehingga ubun-ubun besar dan kecil mudah diraba. Pada pemeriksaan ubun-ubun

perlu diperhatikan ukuran dan ketegangannya. Perhatikan terdapatnya kelainan yang

disebabkan trauma lahir, seperti kaput suksedaneum, hematoma sefal, perdarahan

subaponeurotik atau fraktur tulang tengkorak. Kaput suksedaneum adalah edema pada

kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas dan menyeberangi

sutura, dan akan hilang dalam beberapa hari. Hematoma sefal tidak tampak pada hari

pertama karena tertutup oleh kaput suksedaneum. Konsistensi hematoma sefal ini

lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, jadi tidak

menyeberangi sutura. Bila hematoma sefal menyeberangi sutura berarti terdapat

fraktur tulang tengkorak. Hematoma sefal akan mengalami kalsifikasi setelah

beberapa hari, dan akan menghilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Perdarahan

subaponeurotik terjadi oleh karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di

luar dengan sinus-sinus dalam tengkorak. Perdarahan ini dapat terjadi pada tiap

persalinan yang diakhiri dengan alat. Biasanya batasnya tidak tegas sehingga bentuk

kepala dapat tampak asimetris. Pada perabaan sering ditemukan fluktuasi dan juga

terdapat edema. Bila berat, kelainan ini dapat mengakibatkan renjatan, anemia atau

hiperbilirubinemia.2

Wajah

Seringkali wajah neonatus tampak asimetris oleh karena posisi janin

intrauterin. Kelainan wajah yang khas terdapat pada beberapa sindrom seperti

sindrom Down atau sindrom Pierre-Robin yang mudah dikenal. Perhatikan kelainan

wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresis N. fasialis atau patah tulang

zigomatikus.2

Mata

Pemeriksaan mata neonatus seringkali sulit dilakukan karena biasanya

matanya tertutup. Dengan menggoyangkan kepalanya secara perlahan-lahan mata

neonatus akan terbuka sehingga dapat diperiksa. Mikroftalmia kongenital dapat

ditemukan dengan cara inspeksi dan palpasi. Glukoma kongenital mulanya terlihat

sebagai pembesaran, kemudian sebagai kekeruhan kornea. Katarak kongenital dapat

mudah terlihat sebagai pupil yang berwarna putih . Trauma pada mata terlihat sebagai

edema palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina. Perhatikanlah adanya sekret

7

mata. Konjungtivitis oleh kuman gonokok dapat cepat menjadi panoftalmia dan

menyebabkan buta.2

Telinga

Pada neonatus cukup bulan telah terbentuk tulang rawan sehingga bentuk

telinga dapat dipertahankan. Perhatikanlah letak daun telinga. Daun telinga yang

letaknya rendah terdapat pada neonatus dengan sindrom tertentu antara lain Pierre-

Robin. Sinus yang terdapat di depan telinga adalah sisa dari branchial cleft. Kadang

terlihat auricle tag. Karena sulit, ada kecenderungan untuk tidak memeriksa

membrana timpani pada neonatus, padahal otitis media dapat ditemukan pada hari

pertama dan dapat didiagnosis dengan menggunakan otoskop. Sebaiknya bila terdapat

tanda-tanda infeksi periksalah membrana timpani.2

Hidung

Neonatus bernapas melalui hidung; bila ia bernapas melalui mulut maka harus

dipikirkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan napas oleh karena atresia koana

bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.

Pernapasan cuping hidung menunjukkan adanya gangguan paru. Lubang hidung

sering tersumbat oleh mucus. Bila terdapat sekret yang mukopurulen yang kadang-

kadang berdarah perlu dipikirkan sifilis kongenital.2

Mulut

Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Dengan inspeksi

dapat dilihat adanya labio dan gnatoskisis, adanya gigi atau ranula, yaitu kista lunak

yang berasal dari dasar mulut. Perhatikan lidah apakah membesar seperti pada

sindrom Beckwith atau selalu bergerak seperti pada sindrom Down. Neonatus dengan

edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk.

Secara palpasi dapat dideteksi terdapatnya high arch palate, palatoskisis, dan baik

atau tidaknya refleks isap. Sebelum bayi berumr 2 bulan saliva bayi sedikit. Bila

terdapat hipersalivasi pada neonatus perlu dipikirkan kemungkinan atresia esofagus

dengan atau tanpa fistula trakeo-esofagus.2

Leher

Leher neonatus tampak pendek akan tetapi pergerakannya baik. Apabila

terdapat keterbatasan pergerakan perlu dipikirkan kelainan tulang leher. Tumor di

daerah leher seperti tiroid, hemangioma, higroma kistik, selain merupakan masalah

sendiri dapat juga menekan trakea sehingga memerlukan tindakan segera.2

8

Trauma leher dapat terjadi pada persalinan yang sulit. Trauma leher ini dapat

menyebabkan kerusakan pleksus brakialis sehingga terjadi paresi pada tangan, lengan,

atau diafragma. Dapat terjadi perdarahan m. sternokleidomastoideus yang apabila

tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan tortikolis. Perhatikan pula

terdapatnya webbed neck yang terdapat pada beberapa kelainan kongenital antara lain

pada sindrom Turner.2

Dada

Bentuk dada neonatus adalah seperti tong. Pektus ekskavatum atau karinatum

sering membuat orangtua khawatir, padahal biasanya tidak mempunyai arti klinis.

Pada respirasi normal dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut. Apabila

terdapat gangguan pernapasan terlihat pernapasan yang paradoksal dan retraksi pada

inspirasi. Gerakan dinding dada harus simetris; bila tidak, harus dipikirkan

kemungkinan pneumotoraks, paresis diafragma, atau hernia diafragmatika.2

Laju napas normal neonatus berkisar antara 30-60 kali per menit.

Penghitungan harus dilakukan satu menit penuh, oleh karena sering terdapat periodic

breathing. Periodic breathing adalah pola pernapasan pada neonatus, terutama

prematur, yang ditandai dengan henti napas yang berlangsung kurang dari 20 detik,

dan terjadi secara berkala. Perhatikan juga tipe pernapasan neonatus. Kelenjar

payudara neonatus, baik pada wanita atau lelaki akibat pengaruh hormon pada ibu

kadang-kadang tampak membesar dan seringkali disertai dengan sekresi air susu.

Luas areola dan tebal jaringan payudara dipakai untuk menilai usia kehamilan.

Kadang ditemukan puting susu berlebih.2

Dengan palpasi kita dapat menemukan fraktur klavikula serta meraba iktus

kordis untuk menentukan posisi jantung. Pada pemeriksaan neonatus jarang dilakukan

perkusi dada.2

Laju jantung dihitung selama satu menit penuh dengan menggunakan

stetoskop. Laju jantung normal adalah 120-160 kali per menit dan dipengaruhi oleh

aktivitas bayi. Bising jantung seringkali terdengar pada neonatus, tetapi ini belum

berarti terdapat penyakit jantung bawaan. Sebaliknya, tidak terdengarnya bising

jantung tidak menyingkirkan kemungkinan terdapatnya penyakit jantung bawaan.

Bunyi napas neonatus adalah bronkovesikular; kadang dapat terdengar ronki pada

akhir inspirasi panjang. Terdengarnya bising usus di daerah dada menunjukkan

adanya hernia diafragmatika.2

9

Abdomen

Dinding perut neonatus lebih datar daripada dinding dadanya. Bila perut

sangat cekung, pikirkan kemungkinan terdapatnya hernia diafragmatika. Abdomen

yang membuncit mungkin disebabkan hepato-splenomegali atau tumor lainnya

ataupun cairan didalam rongga perut. Bila perut bayi kembung harus diteliti

kemungkinan enterokolitis nekrotikans, perforasi usus atau ileus. Perhatikan adanya

gastroskisis, ekstrofia vesikalis, omfalokel, atau duktus omfaloenterikus persisten,

tumor lain pada dinding perut. Omfalokel perlu dibedakan dari gastroskisis, yaitu

kegagalan dinding perut untuk menutup akibat defek pada muskulus rektus

abdominis. Kelainan bawaan lain yang perlu diperhatikan adalah sindrom prune

belly.2

Hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta kanan limpa juga

sering teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri, karena masih terjadi hematopoeisis

ekstramedular. Kadang-kadang hati dan limpa sedemikian besarnya sehingga batas

bawahnya berada di abdomen bagian bawah, misalnya pada eritroblastosis fetalis.

Dengan palpasi yang dalam ginjal dapat diraba apabila posisi bayi terlentang dan

tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi. Batas bawah

ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut. Biasanya

bagian ginjal yang dapat diraba sekitar 2-3 cm. Pembesaran ginjal dapat disebabkan

oleh neoplasma, kelainan bawaan atau trombosis vena renalis. Trauma pada abdomen

oleh karena kelahiran yang sukar, misalnya pada letak sungsang, depat

mengakibatkan perdarahan hati, limpa atau kelenjar adrenal.2

Anus

Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya atresia

ani, melainkan juga untuk mengetahui posisinya. Kadang-kadang fistula yang besar

dapat dianggap sebagai anus yang normal, tetapi apabila diperhatikan benar-benar

maka akan kelihatan bahwa fistula terletak di depan atau di belakang anus yang

normal.2

Tulang Belakang dan Ekstremitas

Untuk pemeriksaan tulang belakang, neonatus diletakkan dalam posisi

tengkurap. Tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang belakang untuk mencari

terdapatnya skoliosis, meningokel, spina bifida, spina bifida okulta, atau sinus

pilonidalis.2

10

Perhatikan pergerakan ekstremitas. Apabila ada asimetri pikirkan

kemungkinan adanya patah tulang atau kelumpuhan saraf. Patah tulang yang multipel

terdapat pada osteogenesis imperfekta. Kelumpuhan pada lengan mungkin disebabkan

oleh fraktur humerus atau kelumpuhan Erb, yaitu kerusakan pada saraf servikal 5 dan

6. Kelumpuhan pada tangan dapat disebabkan oleh paralisis Klumpke. Yaitu

kerusakan pada saraf servikal 7 dan torakal 1. Paralis kedua tungkai dapat disebabkan

oleh trauma berat atau kelainan bawaan di tulang belakang.2

Tonus ekstremitas juga perlu diperhatikan. Hipotonia umum (floppy infant)

biasa disebabkan oleh kelainan susunan saraf pusat. Perhatikanlah posisi kedua kaki,

apakah ada pes equinovarus atau valgus.juga keadaan jari-jari tangan dan kaki apakah

ada polidaktili, sindaktili, atau claw-hand atau claw-feet. Periksa juga adanya

dislokasi terutama dislokasi panggul, dengan cara Ortholani.2

Pertumbuhan (Pemeriksaan antropometri)

Pengukuran pada : berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar

dada, dimana :Rata-rata berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi baru

lahir berturut-turut yaitu 3,5 kg, 50cm, dan 35cm.3 dibawah ini adalah beberapa

penjelasannya :1,3,4

Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara

praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau

peningkatan ukuran kepala. Contohnya hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar kepala

dihubungkan denganukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara

cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan

keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan

tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Dalam antropometri gizi rasio

Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika juga digunakan

sebagai informasi tambahan daam pengukuran umur. Lingkar kepala bayi baru lahir

normalnya 31-36 cm.

Lingkar Dada

Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada

pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan

sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama.

Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak

yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat → rasio lingkar dada dan

11

kepala < 1. Ada juga yang menyatakan bahwa lingkar dada normal pada bayi baru

ladir adalah 30-33cm.

Panjang Badan

Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan

bayi/anak terlentang di atas papn ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar

tubuh bayi lurus. Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada kayu

yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Pengukuran

langsung dengan tali pengukur tidak akurat hasilnya, kecuali ada asistent yang

memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan panggul dan lutut lurus.

Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya kondisi kronik dan

kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan srandard normal adalah sangat

penting. Panjang badan normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.

Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan neurologik harus meliputi penilaian tonus aktif dan pasif, tingkat

kewaspadaan, refleks neonatus primer (primitif), refleks tendon dalam, aktivitas

motorik spontan, dan saraf kranialis (meliputi pemeriksaan retina, gerakan otot

ekstraokluler, kekuatan masseter seeprti pada pengisapan, motilitas wajah,

pendengaran, dan fungsi lidah).6 Refleks Moro merupakan salah satu refleks primer

bayi baru lahir. Refleks ini ada pada saat lahir dan hilang pada usia 3-6 bulan. Refleks

ini terjadi dengan menjatuhkan sedikit dan mendadak kepala yang ditopang dari posisi

telentang yang sedikit diangkat. Penjatuhan sedikit ini dapat menyebabkan

pembukaan tangan dan abduksi lengan, yang diikuti oleh fleksi ekstremitas atas dan

menangis. Genggaman telapak tangan muncul pada usia 28 minggu dan menghilang

pada usia 4 bulan. Refleks tendon dalam mungkin cepat pada bayi baru lahir normal;

5-10 denyut klonus pergelangan kaki, normal. Tanda babinski adalah ekstensor atau

pengangkatan. Pemeriksaan sensoris dapat dievaluasi dengan penarikan ekstremitas,

meringis, dan menangis dalam responnya terhadap stimuli nyeri. Refleks mencari

(rooting), atau memutar kepala ke arah stimuli taktil ringan daerah perioral, terjadi

pada usia 32 minggu.5,6

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksan yang dapat dilakukan pada neonatus adalah glukosa darah,

hematokrit, penyakit hemolitik autoimun, dan uji tapis kesalahan metabolisme

bawaan.1

12

Glukosa darah diperiksa untuk menyingkirkan hipoglikemi. Kadar glukosa

darah dapat diukur menggunakan salah satu metode uji tapis cepat di samping tempat

tidur pada 2 dan 4 jam setelah lahir. Protokol khusus berupa pemeriksaan glukosa

tambahan serta pemberian makanan dini harus dilakukan untuk bayi berisiko. Kadar

glukosa kurang dari 40-45 mg/dL harus dievaluasi dengan assay untuk glukosa serum,

dan pengobatan hipoglikemia harus dimulai sementara menunggu hasil pemeriksaan.

Hipoglikemia, yang didefinisikan sebagai kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dL,

telah dilaporkan pada 8-11% bayi cukup bulan.1,4

Hematokrit dapat diukur ketika memeriksa konsentrasi glukosa darah, untuk

menyingkirkan anemia (hematokrit kurang dari 45%) dan polisitemia (hematokrit

darah vena lebih dari 65%). Anemia biasanya disebabkan oleh hemolisis atau

kehilangan darah. Polisitemia lebih sering terjadi setelah transfusi plasenta-ke-janin

saat lahir, serta pada bayi postmatur, kecil untuk usia kehamilan, salah satu dari anak

kembar, atau bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes atau hipertensi.1

Jika seorang ibu memiliki golongan darah O atau Rh-Negatif, golongan darah

bayinya harus ditentukan; uji Coomb direk harus dikerjakan bila terdapat

inkompatibilitas.1

Sebelum pemulangan dari rumah sakit, semua bayi baru lahir harus menjalani

uji tapis setidaknya untuk hipotiroidisme primer dan fenilketonuria.1

Fisiologis Normal pada Neonatus

Pada neonates yang baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis,

dimana neonates harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

ekstrauterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi,

adaptasi dan toleransi. Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan

intrauterin ke kehidupan Ekstrauterin dan ini berhubungan lebih erat dengan masa

gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh neonatus

untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan dengan

lingkungan selama menjadi fetus, kurang menyenangkan. Toleransi dimiliki oieh

neonatus. Hipoksia, kadar gula darah yang rendah, perubahan pH darah yang drastis

bagi orang dewasa mungkin sudah fatal, tetapi bagi neonatus belum berakibat buruk.

Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila dibandingkan dengan maturasi.

Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.

13

Respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui

plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi

pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih

lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerobik.1 Rangsangan untuk gerakan

pernafasan pertama ialah (1) tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir,

(2) penurunan pa02 dan kenaikan paC02 merangsang kemoreseptor yang terletak di

sinus karotikus, (3) rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan

gerakan pernafasan, (4) refleks deflasi Hering Breur. Selama ekspirasi, setelah

inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu 'inspiratory gasp'. Respirasi pada masa

neonatus terutama di- afrakmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur

dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan. Setelah paru berfungsi, pertukaran gas

dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronkiolus relatif

kecil, mudah terjadi 'air trapping'.

Jantung dan sirkulasi darah

Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,

sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik

kiri darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa

sebagian ke paru dan sebagian melalui ductus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir,

paru akan berkembang mengakibatkan tekanan arteri dalam paru menurun.1 Tekanan

dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar dari pada

tekanan jantung kanan, yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara

fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena

tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan pula karena

rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus arteriosus ber-obliterasi. Hal ini

terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5

Iiter/menit/m2.1,2 Aliran darah sistemik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96

liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/menit/m2)

karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi

oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit

menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.2

Traktus digestivus

14

Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang

dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung

zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopoli-sakarida dan disebut

mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari

biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa.1 Enzim dalam traktus digestivus

biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali amilase pankreas. Aktifitas enzim

proteolitik pada neonatus dengan berat badan lahir 4.000 gram besarnya 6 kali

aktifitas enzim tersebut pada neonatus dengan berat badan lahir 1.000 gram.

Aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7-8 bulan. Pada bayi prematur, aktifitas

lipase masih kurang bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan.1

Hati

Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia dan morfologis,

yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel

hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati

belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, misalnya enzim dehidrogenase UDPG

dan transferase glukoronil sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala

ikterus fisiologis. Daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna,

contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgbb/hari

dapat menimbulkan 'gray baby syndrome'.

Metabolisme

Luas permukaan neonatus relatif lebih besar daripada orang dewasa, sehingga

metabolisme basal per-kgbb lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan

dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran

lemak. Setelah mendapat susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60%

didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.1,2

Produksi panas

Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu (1)

aktifitas otot, (2) 'shivering' dan (3) 'non shivering thermogenesis' (NST). Pada

neonatus cara untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan

pembakaran 'brown fat' yang memberikan lebih banyak energi per-gram daripada

lemak biasa.

Keseimbangan asam-basa

15

pH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam

neonatus telah mengkompensasi asidosis ini.

Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif

lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas.

Fungsi ginjal belum sempurna karena (1) jumlah nefron matur belum sebanyak orang

dewasa, (2) ada ketidak-seimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume

tubulus proksimal, (3) 'renal blood flow' pada neonatus relatif kurang bila

dibandingkan dengan orang dewasa.1,2

Kelenjar endokrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu. Pada waktu bayi

baru lahir, kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi, misalnya dapat dilihat

pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki atau pun perempuan. Kadang-

kadang dapat dilihat gejala 'withdrawal', misalnya pengeluaran darah dari vagina

yang menyerupai haid pada bayi perempuan.1 Kelenjar adrenal pada waktu lahir

relatif lebih besar bila dibandingkan dengan orang dewasa (0,2% dari berat badan

dibandingkan dengan 0,1% dari berat badan pada orang dewasa). Kelenjar tiroid

sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa

bulan sebelum lahir.

Penatalaksanaan dan Perawatan

Asuhan Segera Bayi Baru Lahir

Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama

setelah kelahiran.3

Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan

dengan sedikit bantuan/gangguan.

Oleh karena itu PENTING diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA,

yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera

mungkin.

1. Membersihkan jalan nafas

Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk

di atas perut ibu.

16

Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih

dan kering/ kassa.

Periksa ulang pernafasan.

Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir.

 Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan:3

Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.

Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi

ekstensi.

Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan

yang dibungkus kassa steril.

Tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering

dan kasar.

Penghisapan lendir 

Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yang steril, sediakan

juga tabung oksigen dan selangnya.

Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.

Memantau mencatat usaha nafas yang pertama.

Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut harus

diperhatikan.

2. Perawatan tali pusat 

Setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.

Cara :3,4

Celupkan tangan yang masih meggunakan sarung tangan ke dalam klorin

0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya.

Bilas tangan dengan air matang /DTT.

Keringkan tangan (bersarung tangan).

Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.

Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan benang

DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan.

17

Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung

tali pusat &lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian TP

pada sisi yang berlawanan.

Lepaskan klem penjepit dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%.

Selimuti bayi dengan kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala

bayi tertutup.

3. Mempertahankan suhu tubuh

Dengan cara :

Keringkan bayi secara seksama.

Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering dan hangat.

Tutup bagian kepala bayi.

Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.

Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian.

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

4. Pencegahan infeksi

Memberikan obat tetes mata/salep

diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu : eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.

Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin dan langsung

diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.5

Bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal

dalam perawatannya. 

Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.

Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika

menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih.

Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk

bayi dalam keadaan bersih.

Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda

lainnya akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi

setelah digunakan).5

18

Terapi Profilaksis

Profilaksis Mata

Untuk mencegah oftalmia gonokokus, semua bayi baru lahir harus mendapat

larutan perak nitrat 1% atau salep mata yang mengandung baik tetrasiklin 1% atau

eritromisin 0,5%, yang dioleskan pada kedua mata dalam waktu 1 jam setelah lahir.

Larutan atau salep tersebut jangan dibilas dari mata setelah diberikan karena dapat

mengurangi efektivitas obat.1

Vitamin K

Semua bayi baru lahir harus mendapat satu dosis tunggal vitamin K, dalam

beberapa jam pertama setelah lahir untuk mencegah timbulnya penyakit perdarahan

bayi baru lahir. Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal atau

intrakranial serta suatu perdarahan menyeluruh. Peristiwa tersebut dapat terjadi sedini

beberapa hari pertama setelah lahir, atau hingga selambat 2 bulan atau lebih. Bentuk

lambat terutama terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Satu miligram

vitamin K, intramuskular mampu memberi perlindungan penuh. Dosis oral 2 mg

mampu mempertahankan status koagulasi normal dalam beberapa hari pertama, tetapi

mungkin harus diulang karena satu dosis tunggal mungkin tidak mempunyai efek

perlindungan yang sama lamanya dengan vitamin K1 intramuskular.1

Pencegahan Hepatitis

Di Amerika Serikat saat ini telah menjadi suatu kebijaksaan umum untuk

mengimunisasi semua bayi terhadap hepatitis B. Dosis vaksin rekombinan pertama

harus diberikan sebelum usia 2 bulan dan lebih baik jika dalam periode neonatal. Pada

banyak keadaan, akan paling praktis untuk memberikan dosis pertama pada neonatus

sebelum pemulangan dari rumah sakit.1

Bayi yang terlahir dari ibu hepatitis B-positif atau ibu dengan status hepatitis

tidak diketahui memerlukan penatalaksanaan khusus. Jika ibu hepatitis B-positif,

begitu suhu stabil, mandikan bayi segera setelah lahir untuk menghilangkan semua

bahan darah infeksius. Bersihkan kulit sebelum setiap injeksi atau pengambilan darah.

Sebelum 12 jam pascalahir, berikan globulin imun hepatitis B kepada bayi (0,5 mL

IM) di satu tempat, dan vaksin hepatitis rekombinan secara bersamaan di tempat yang

lain. Jika menggunakan vaksin Recombivax, gunakan 0,5 mL formulasi dewasa (5ug),

19

formulasi pediatri (2,5 ug) yang digunakan untuk profilaksis biasa. Jika status

hepatitis ibu tidak diketahui, kirim darah ibu untuk pengujian segera dan berikan

vaksin, seperti di atas, dalam 12 jam pertama. Kemudian, jika ibu ternyata terbukti

hepatitis B-positif, kepada bayi diberikan globulin hiperimun sesegera mungkin dan

definitif sebelum 7 hari. Jika negatif, lanjutkan jadwal imunisasi yang lazim. Bayi dari

ibu hepatitis B-positif harus diimunisasi lebih cepat dari jadwal, dengan dosis kedua

pada 1 bulan dan dosis ketiga, 6 bulan.1

Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat dari menjadi media

berbiaknya mikroorganisme patogen, seperti Staphylococcus dan Clostridia.

Perawatan tali pusat paling baik dilakukan dengan membiarkannya terpajan pada

udara dan mengusapnya setiap hari dengan alkohol. Tindakan ini akan mengeringkan

tali pusat, menjadikannya media pertumbuhan yang buruk; jangan sekali-kali

membungkus tali pusat dengan balutan yang basah atau balutan yang kedap udara.

Pemberian obat antiseptik topikal pada tali pusat dapat mengurangi kolonisasi

kuman,tetapi kecuali jika terjadi suatu peningkatan pada infeksi stafilokokus di ruang

perawatan bayi, antiseptik biasanya tidak diperlukan.6

Sirkumsisi

Sirkumsisi atau pengangkatan prepusium penis hampir di dekat sulkus

koronarius sering dilakukan untuk mencegah penyakit peradangan lambat pada penis

(misal, balanopostitis) serta masalah stenosis atau konstriksi prepusium (fimosis atau

parafimosis). Di Amerika Serikat, sirkumsisi telah diperlihatkan menurunkan

insidensi kanker penis, infeksi traktus urinarius,dan penyakit menular seksual.1

Penjagaan higiene yang baik untuk penis yang tidak disirkumsisi harus

diajarkan kepada orang tua dan diulang-ulang selama kunjungan anak sehat. Pada

kelahiran cukup bulan, hanya 4% bayi memiliki prepusium yang dapat ditarik ke

belakang. Angka ini meningkat menjadi 50% pada usia 1 tahun dan 80 hingga 90%

pada usia 3 tahun.1

ASI

ASI direkomendasikan sebagai makanan eksklusif pada semua bayi aterm (cukup

bulan) selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan untuk beralih ke

makanan padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm (kurang bulan).

Semua ibu harus didorong dan didukung untuk menyusui, Konseling harus sudah

dimulai pada awal kehamilan dan ibu harus dibantu oleh perawat maupun spesialis

20

laktasi. Pilihan pemberian ASI secara langsung atau melalui botol merupakan pilihan

pribadi.7

Manfaat pemberian ASI untuk bayi yaitu:7

Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

Memiliki komposisi nutrisi yang ideal

Mengandung faktor imun (IgA sekretorik)

Mengurangi gastroenteritis

Intoleransi makanan lebih sedikit

Mengurangi insiden enterkolitis nekrotikans pada bayi preterm

Meningkatkan produksi keron sebagai substrat energi alternatif pengganti

glukosa pada hari-hari pertama kehidupan

Dapat menurunkan insiden dan keparahan eksim dan asma

Kejadian obesitas dan diabetes melitus tergantung imsulin dan penyakit

inflamasi usus yaitu penyakit Chron dan kolitis ulseratif relatif kecil.

IQ meningkat 6-8 poin

Manfaat pemberian ASI untuk ibu yaitu:7

Memperkuat ikatan ibu dan bayi

Penurunan berat badan postpartum lebih cepat

Menurunkan risiko osteoporosis

Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium

Memperpanjang jarak antarkehamilan yang sangat penting di negara

berkembang.

Komplikasi pemberian ASI pada bayi yaitu:7

Dehidrasi dapat terjadi jika jumlah susu tidak cukup atau teknik menyusui

yang salah dan udara panas

Ikterus yang terkait dengan ASI umum dijumpai.

Vitamin K yang mempunyai kadar rendah dalam ASI dapat menjadi

predisposisi penyakit perdarahan pada bayi baru lahir

Perasaan yang marah ketika ibu tidak berhasil memberikan ASI

Pembengkakkan payudara, puting pecah-pecah

Mastitis

Kontradiksi pemberian ASI yaitu:

21

Infeksi HIV maternal

Infeksi Tuberculosis maternal

Kelainan metabolisme bawaan seperti galaktosemia

Penutup

Neonatus sangatlah rentan. Karena itulah perlu dilakukan pemeriksaan-

pemeriksaan lengkap mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan

penunjang. Dengan pemeriksaan tersebut, dapat ditentukan apakah neonatus tersebut

normal atau tidak. Setelah ditemukan bahwa neonatus normal, maka perlu dilakukan

penatalaksanaan dalam merawat neonatus yang rentan tersebut. Dengan hal-hal

demikian maka kesehatan neonatus tersebut dapat dijamin dan kualitas hidupnya baik.

Daftar Pustaka

1. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD, penyunting. Buku ajar pediatri

rudolph. Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2007. h. 229-63.

2. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, penyunting. Diagnosis fisis pada

anak. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2007. h. 146-58.

3. Neil D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008. h.

45.

4. Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR. Current diagnosis and

treatment. Colorado: McGraw-Hill; 2010.

5. Behrman RE, Kliegman RM. Esensi pediatri nelson. Edisi ke-4. Jakarta: EGC;

2010. h. 223-9

6. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson esentials of

pediatrics. 6th Edition. California: Saunders Elsevier; 2011.

7. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Dalam : Bahan Kuliah Ilmu Kesehatan

Anak.Jilid 3. Jakarta:Infomedika: 2007;h.1044-64.

22