114834479 neonatus

41
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masa Neonatus adalah masa dimana saat bayi dilahirkan sampai dua minggu. Tahap ini sangat berbahaya karena merupakan masa penyesuaian radikal dari bayi itu dimana ia harus menyesuaikan dengan perubahan suhu, belajar bernapas, menelan dan membuang kotoran. Hal ini sangat berbeda saat bayi masih dalam kandungan, sehingga pada masa ini orang tua harus sangat teliti terhadap perkembangan bayinya karena bayi mulai mengalami tingkah laku yang tidak teratur, berat badan berkurang karena masih menyesuaikan diri untuk menelan ASI agar bayi lebih dapat berkembang dan terhindar dari peristiwa kematian bayi. Ruang Lingkup a. Masa bayi neonatal b. bayi baru lahir normal c. Asuhan keperawatan pada anak usia neonatus d. bayi baru lahir bermasalah Sistematika Penulisan Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang 1

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 25-Jun-2015

456 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 114834479 neonatus

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masa Neonatus adalah masa dimana saat bayi dilahirkan sampai dua minggu. Tahap

ini sangat berbahaya karena merupakan masa penyesuaian radikal dari bayi itu dimana ia

harus menyesuaikan dengan perubahan suhu, belajar bernapas, menelan dan membuang

kotoran.

Hal ini sangat berbeda saat bayi masih dalam kandungan, sehingga pada masa ini

orang tua harus sangat teliti terhadap perkembangan bayinya karena bayi mulai

mengalami tingkah laku yang tidak teratur, berat badan berkurang karena masih

menyesuaikan diri untuk menelan ASI agar bayi lebih dapat berkembang dan terhindar

dari peristiwa kematian bayi.

Ruang Lingkup

a. Masa bayi neonatal

b. bayi baru lahir normal

c. Asuhan keperawatan pada anak usia neonatus

d. bayi baru lahir bermasalah

Sistematika Penulisan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Ruang Lingkup

C. Maksud dan Tujuan

D. Sistematika Penulisan

E. Metode Penulisan

Bab II Pembahasan

A. Masa bayi neonatal

B. Bayi baru lahir normal

C. Asuhan keperawatan pada ana neonates

D. Bayi baru lahir bermasalah

1

Page 2: 114834479 neonatus

Bab III Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah :

a. Studi Dokumentasi

Yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mempelajari naskah-naskah dan

dokumen-dokumen lainnya baik berbentuk buku sumber ataupun dari internet.

b. Studi Kepustakaan

Yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari teori-teori dalam

buku atau literature lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2

Page 3: 114834479 neonatus

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa Bayi Neonatal

Periode Bayi Neonatal

Periode bayi neonatal merupakan salah satu dari periode yang paling

berbahaya dalam rentang kehidupan. Bahaya dalam periode ini mungkin fisik,

psikologis, atau kedua-duanya dan dapat mempengaruhi penyesuaian diri saat ini dan

masa depan. Secara psikologis masa terhentinya perkembangan berbahaya karena

dapat menyebabkan orangtua menjadi cemas dan takut tentang perkembangan anak,

perasaan-perasaan yang dapat tetap ada dan mengakibatkan sikap yang sangat

melindungi ditahun-tahun kemudian.

Masa bayi neonatal menurut kamus yang baku , merupakan permulaan atau

periode agar keberadaan seabagi individu dan bukan sebagai parasit didalam tubuh

ibu. Kamus juga merumuskan bayi sebagai seorang anak dalam kehidupannya yang

pertama. Menurut istilah medis, bayi adalah seorang anak yang muda usianya.

Ciri-ciri bayi neonatal

Masa bayi neonatal merupakan periode tersingkat dari semua periode

perkembangan. Masa ini dimuali dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang

dua minggu. Periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan yang ada.

Menurut criteria medis penyesuaian ini akan berakhir pada saat tali pusat lepas dari

pusarnya. Menurut criteria fisilogi berakhir pada saat bayi mulai menunjukkan tanda-

tanda kemajuan perkembangan perilaku. Sekalipun pada umumnya bayi

menyelesaikan penyesuaian ini dalam dua minggu atau sedikit lebih cepat.

Pembagian Masa Bayi Neonatal

Periode partunate (mulai saat kelahiran sampai antara lima belas dan tiga

puluh menit sesudah kelahiran). Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim

ibu dan berakhir setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai hal ini selesai

dilakukan, bayi masih merupakan pascamatur yaitu lingkungan diluar tubuh ibu.

3

Page 4: 114834479 neonatus

Periode Neonate( dari pemotongan dan pengkatan tali pusar sampai akhir

mingggu kedua dari kehidupan pascamatur). Sekarang bayi adalah inidividu yang

terpisah, mandiri dan tidak lagi merupaakan parasit. Selama periode ini bayi harus

mengadakan penyusuaian pada lingkungan baru diluar tubuh ibu.

Masa Bayi Neonatal Merupakan Masa Terjadinya Penyesuaianyang radikal

Meskipun tentang kehidupan manusia secara resmi dimulai pada saat

kelahiran. Kelairan merupakan suatu gangguan pada pola perkembangan yang dimulai

pada saat pembuahan. Ini adalah suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan

luar. Seperti halnya semua peralihan diperlukan penyesuaian dari bayi. Bagi beberapa

bayi penyesuaian mudah dilakuakn , namun bagi bayi lain terasa sulit dan mengalami

kegagalan. Miller mengatakan dalam seluruh kehidupannya, tidak pernah terjadi

perubahan lokasi yang sangat menyeluruh.

Masa Bayi Neonatal Periode Yang Berbahaya

Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya, baik secara fisik

maupun psikologi. Secara fisik periode ini berbahaya, karena sulitnya mengadakan

penyesuaian diri secara radikal yang terpenting pada lingkungan yang sangat baru dan

sangat berbeda. Secara psikologi, masa bayi merupakan saat terbentuknya sikap dari

orang-orang yang berarrti bagi bayi.

Penyesuaian Bayi Neonatal

1. Perubahan suhu

Didalam rahim suhunya tetap, yaitu 100°F, sedangkan dirumah sakit atau

diumah berkisar 60°sampai 70°F.

2. Bernapas

Kalau tali pusar diputus, bayi mulai harus bernapas sendiri. Menghisap dan

menelan. Sekarang bayi harus memperoleh makanan dengan jalan menghisap dan

menelan, tidak lagi memeperolehnya melalui tali pusar.

4

Page 5: 114834479 neonatus

Refleksi-refleksi ini belum berkembang sempurna pada waktu lahir dan bayi

seringkali tidak cukup memperoleh makanan yang diperlukan sehingga berat badanya

menurun.

3. Pembuangan

Alat-alat pembuangan bayi mulai berfungsi segera setelah dilahirkan,

sebelumnya pembuangan dilakukan melalui tali pusar. Indikasi kesulitan

penyeseuaian terhadap kehidupan pascanatal.

4. Berkurang berat badan

Karena adanya kesulitan untuk menghisap dan menelan, bayi yang baru lahir

biasanyamengalami penurunan berat badan dalam minggu pertama.

5. Perilaku Yang Tidak Teratur

Pada hari pertama atu kedua hidup pascanatal, semua bayi menunjukkan

perilaku yang relative tidak teratu, seperti ketidak teraturan dalam bernapas, sering

kencing dan berak, berdesah dan muntah. Hal ini sebagian disebabakan karena adanya

tekanan pada otak selama persalinan yang mengakibatkan keadaan pingsan dan

sebagian karena keadaan susunan saraf otonom yang kurang berkembang yang

mengendalikan keseimbangan tubuh.

6. Kematian Bayi

Bahkan hingga sekarang ini, tingkatan kematian bayi selama dua hari pertama

pascanatal cenderung tinggi. Kematian itu disebabkan banyak factor yang berbeda.

Vokalisasi Bayi

Vokalisasi bayi neonatal dapat diabagi dalam 2 kategori yaitu suara tangis dan

suara yang eksplosit. Selama masa neonatal dan bulan pertama dari masa bayi, tangis

merupakan bentuk suara yang menonjol. Suara eksplosit adalah jenis suara yang lebih

penting karena akhirnya mengembangakan kemampuan berbicara.

5

Page 6: 114834479 neonatus

Menangis dimilai pada saat lahir atau segera sesudah dilahirkan kadang dalam

pesalinan yang panjang dan sulit. Janin akan menangis sekalipun masih berada

didalam uterus. Menangis sebelum dilahirkan jarang terjadi dan berbahaya, karena

selalu ada kemungkinan janin akan tersumbat oleh cairan didalam rahim.

Menangis pada waktu lahir merupakan gerak refleksi murni yang terjadi ketika

udara masuk kedalam tali suara yang menyebabkan tali suara bergerak dan tujuannya

untuk memompa paru-paru sehingga pernapasan dan memeberikan oksigen yang

cukup untuk darah.

Ostwald dan Pehzman melaporkan bahwa 4 suara permulaan bayi dipengaruhi

oleh jenis obat bius yang diberikan kepada ibunya dan tepatnya tali pusar menjepit

setelah dilahirkan. Dan ada beberapa macam tangisan bayi secara terbata dapat

diketahui apa yang dikehendaki bayi.

Ostwald Menguraikan Nilai Social dan Tangisan Bayi

Tangisan bayi merupakan perilaku dari ketergantungan total pada satu

makhluk yaitu ibu yang hamil pada kemungkinan berkomunikasi dengan sekelompok

manusia didalam lingkungan kelangsungan hidup manusia sampai tingkat tertentu

bergantung pada kewajaran keluarnya bayi dan tanggapan ibu yang tepat terhadap

tangisan bayi.

Semakin keras tangisnya semakin meluas aktifitasnya dan merupakan

petunjuk bahwa bayi membutuhkan perhatian jadi hal itu merupakan bentuk bahasa.

Suara eksplosit bayi neonatal kadang mengeluarkan suara eksplosit seperti napas yang

berat. Suara merupakan ucapan tanpa arti atau tujuan dan terjadi secara kebetulan

kalau otot-otot suara mengerut. Biasanya bunyi-bunyi itu disebut dekatan, degukan

atau dengkuran. Bunyi-bunyi ini diperkuat dan berkembang menjadi ocehan yang

selanjutnya berkembang menjadi bicara.

Kepekaan

Kriteria terbaik yang dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya

kemampuan sensorik adalah reaksi adalah reaksi motorikterhadap rangsangan

sensorik yang biasanya terjadi bila alat-alat sensorik dirangsang. Akan tetapi,

6

Page 7: 114834479 neonatus

seringkali sulit menentukan apakah reaksi motorik itu terjadi karena rangsangan atau

bagian dari aktifitas menyeluruh yang umum. Tidak adanya reaksi juga tidak harus

berarti tidak adanya kepekaan itu hanya berarti rangsangan yang dipergunakan

terlampau lemah untuk dapat membangkitkan reaksi intensitas dari rangsangan sangat

mempengaruhi reaktivitas bayi pada berbagai rangsang sensorik.

Kesadaran

Menurut James, kesadaran lebih menyerupai kebingungan yang berkembangan

dan mendengung. Semua bayi mengalami semacam kekacauan pada hari-hari pertama

dan kedua setelah dilahirkan. Ini berati bahwa mereka tidak sepenuhnya menyadari

tentanfg apa yang terjadi disekitarnya. Lambat laun setelah kegoncangan kelahiran

mereka dan alat-alat indera mulai berfungsilebih baik, mereka lebih sadar akan dunia

sekitarnya.

Bayi premature memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri pada

bayi yang cukup umur yang mengalami kesulitan dalam kelahiran. Akibatnya mereka

memerlukan waktu lebih lama untuk menyadarinya apa yang terjadi disekitar mereka.

Kemampuan Belajar

Untuk belajar, individu harus menyadari apa yang diharapkan harus dilakukan.

Lagipula otak dan saraf harus cukup berkembang untuk memungkinkan proses

belajar. Kondisi demikian belum terdapat pada bayi neonatal terutama dalam sehari-

hari pertama dari kehidupan pascanatal. Bayi neonatal seringkali tidak mampu

melakukan bentuk belajar yang sangat sederhana biasanya atau belajar melalui

asosiasi. Kecuali sitiasi makan, reaksi yang berupa kebiasaan sulit diperoleh.

Emosi Bayi Neonatal

Reaksi emisional hanya dapat diuraikan sebagai keadaan menyenangkan dan

tidak menynangkan. Yang pertama ditandai oleh tubuh yang tenang dan yang kedua

ditandai oleh tubuh yang tegang. Ciri yang menonjol dari keadaan emosi adalah tidak

adanya tingkatan reaksi yang menunjukkan tingkat intensitas yang berbeda.

7

Page 8: 114834479 neonatus

Permulaan Kepribadian

Anak-anak dilahirkan dengan perbedaan sifat yang karateristik yang tercermin

dalam tingkat aktivitas dan kepekaan.. Dari perbedaan ini akan berkembang pola

kepribadian individual. Thomas dkk mengatakan pentingnya hubungan timbal balik

antara matangnya sifat-sifat turunan dari pengalaman dalam perkembang kepribadian,

jadi kalau kedua efek selaras, dapat diharapkan perkembangan anak yang sehat, kalau

tidak serasi hamper selalu dapat dipastikan timbulnya perilaku yang mengundang

masalah.

Misalnya lingkungan prenatal yang terganggu karena ibu menderita sakit keras

atau mengalami tekanan dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan perubahan pada

pola perilaku bayi neonatal. Gangguan seperti ini sangat penting terutama kalau

terjadi pada bagian akhir kehidupan intrautering dapat menyebabkan keadaan

hiperaktif dan sifat cepat pada bayi.

Bukti yang menunjukkan bahwa trauma kelahiran atau goncangan psikologi

yang terjadi pada saat bayidipisahkan dari ibunya, dapat menimbulkan akibat yang

tetap ada pada kepribadian sepertiapa yang dikatakan oleh Rank, namun ada bukti

yang menunjukkan bahwa bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah kelahiran tidak

dapat mengadakan peyesuaian diri pada kehidupan pascanatal sebaik bayi yang tetap

tinggal bersama ibunya.

B. Bayi Baru Lahir Normal

Pengertian

Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu

jam pertama kelahiran.

Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai

usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.

Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram

sampai 4000 gram.

8

Page 9: 114834479 neonatus

Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir

antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada

kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir

1. Berat badan 2500 - 4000 gram

2. Panjang badan 48 - 52 cm

3. Lingkar dada 30 - 38 cm

4. Lingkar kepala 33 - 35 cm

5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit

6. Pernafasan ± - 60 40 kali/menit

7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

9. Kuku agak panjang dan lemas

10. Genitalia;

Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora

Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik

14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium

berwarna hitam kecoklatan

Reflek – Reflek Fisiologis

1. Mata

a. Berkedip atau reflek corneal

Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau

obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka

menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.

b. Pupil

Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.

c. Glabela

Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata

menutup dengan rapat.

2. Mulut dan tenggorokan

a. Menghisap

9

Page 10: 114834479 neonatus

Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon

terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa

rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.

b. Muntah

Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang

harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap

sepanjang hidup.

c. Rooting

Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi

membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia

kira – kira 3 -4 bulan

d. Menguap

Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara

inspirasi, harus menetap sepanjang hidup

e.Ekstrusi

Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus

menghilang pada usia 4 bulan

f.Batuk

Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada

sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir

3. Ekstrimitas

a. Menggenggam

Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan

fleksi tangan dan jari

b. Babinski

Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan

kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi

c. Masa tubuh

(1). Reflek moro

Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan

ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari

10

Page 11: 114834479 neonatus

telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi

ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.

(2). Startle

Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku

tangan tetap tergenggam

(3). Tonik leher

Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya

akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.

(3). Neck – righting

Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang

tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis

(4) Inkurvasi batang tubuh (gallant)

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan

panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.

Penanganan Segera Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk

bayi baru lahir ialah :

1. Pencegahan Infeksi

Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan

Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,

penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi

atau steril.

Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi,

sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur,

termometer, stetoskop.

2. Melakukan penilaian

Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan

Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas

Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera

lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

3. Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme kehilangan panas

11

Page 12: 114834479 neonatus

a. Evaporasi

Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi

sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.

a. Konduksi

Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang

temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi

bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut

b. Konveksi

Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih

dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin,

hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.

c. Radiasi

Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda –

benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena

benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak

bersentuhan secara langsung)

Mencegah kehilangan panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :

a. Keringkan bayi dengan seksama

Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan

taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.

b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat

Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut

atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)

c. Selimuti bagian kepala bayi

Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan

dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah

kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu

(1) jam pertama kelahiran

e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

12

Page 13: 114834479 neonatus

Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum

melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau

selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi

pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi

sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.

Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :

(1). Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih

lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)

(2). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila

antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C,

selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan

tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli

ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu

tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.

(3). Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah

pernapasan

(4). Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak

ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan

tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan

kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.

(5). Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat

(6). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering

(7). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian

selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti

dengan baik

(8). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan

baik

(9). Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan

bayinya

f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya,

untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan

ASI

13

Page 14: 114834479 neonatus

4. Membebaskan Jalan Nafas nafas

Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera

setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :

Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.

Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih

lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah

ke belakang.

Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan

yang dibungkus kassa steril.

Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi

dengan kain kering dan kasar.

Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang

steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat

Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung

Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)

Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus

diperhatikan.

5. Merawat tali pusat

Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau

jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.

Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan

klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.

Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi

Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain

bersih dan kering.

Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan

benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi

tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara

mantap klem tali pusat tertentu.

Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali

pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali

pusat pada sisi yang berlawanan.

Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%

14

Page 15: 114834479 neonatus

Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian

kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)

6. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan

membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir

harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan

tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus

dicatat (Prawiroharjo, 2002).

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan

dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi

yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau

meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan

mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi

prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.

Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :

Keringkan bayi secara seksama

Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat

Tutup bagian kepala bayi

Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya

Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)

7. Pencegahan infeksi

Memberikan vitamin K

Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada

bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1

mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K

parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.

Memberikan obat tetes atau salep mata

Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular

seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu

pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan

salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.

Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah

bayi selesai dengan perawatan tali pusat

15

Page 16: 114834479 neonatus

Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung

diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan

pencegahan infeksi berikut ini :

Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan

bayi.

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum

dimandikan.

Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali

pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola

karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.

Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan

untuk bayi telah dalam keadaan bersih.

Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan

benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan

bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI,

2002)

8. Identifikasi bayi

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera

pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi

setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi

dipulangkan.

Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat

penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi

Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak

mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas

Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya),

tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu

Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,

tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002)

16

Page 17: 114834479 neonatus

C. Asuhan keperawatan pada anak neonatus

I. DEFINISI

Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa

memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,

dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan .

II. FISIOLOGI

Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrautern. Beralih dari

ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang

mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi

dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai

peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi pada bayi

baru lahir yang paling dramatic dan cepat berlangsung adalah pada sistem pernapasan,

sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa

III. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Identitas bayi : didasarkan pada informasi dari ibu / pengasuhnya.

2. Riwayat kehamilan, proses persalinan dan umur kehmilan

3. Faktor sosial : alamat rumah, pekerjaan oramg tua, orang-orang yang tinggal

serumah, saudara kandung dan sumber/factor pendukung lain, penyalah gunaan

obat/ napza di lingkungan dekat.

B. Data Obyektif

1. Nilai Apgar : lima unsur yang dinilai : frekuensi denyut jantung, usaha nifas,

tonus otot, reflek dan warna.

a. Penilaian satu menit setelah lahir : untuk menilai derajat aspiksi.

b. Penilaian lima menit setelah lahir : untuk menentukan prognosa.

17

Page 18: 114834479 neonatus

2. Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan, bayi diperiksa

secara sistematis dari : kepala, mata, hidung, muka, mulut, teling, leher, dada,

abdomen, punggung extemetis, kulit, genitalia dan anus.

3. Anteropometri :

a. Berat badan ditimbang dalam gram

b. Panjang badan dalm cm, melalui ukuran fronto – occipito.

c. Lingkar perut dalam cm, ukuran melaui pusat

4. Refleks: moro, rooting, isap, menggenggam, babinski.

5. Keadaan umum:

a. Suhu

b. Pernapasan

c. Denyut nadi

d. Warna kulit

C. Data Laboratorium Kalau perlu sesuai kebijakan setempat

1. Gula darah sewaktu

2. Bilirubin dan golongan darah : ABO dan Rhesus factor

3. Hb, Ht, Lekosit dan Trombosit.

D. Potensial komplikasi

1. Berat badn lahir rendah.

2. Aspirasi air ketuban

3. Aspiksia

4. Infeksi

5. Hipoglikemia

6. Hiperbilirubinemi

18

Page 19: 114834479 neonatus

IV. PENATALAKSANAAN

1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk mencegah hipotermia.

2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.

3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.

4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.

5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima

6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat

7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.

8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jan setelah lahir)

9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia –neonatorum.

10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.

11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.

12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan .Hasil yang diharapkan: bayi sehat

Rencana tindakan

1. Mengeringkan dan membungkus bayi 2. Menghisap lendir sesui kondisi bayi 3. Memotong dan mengikat tali pusat dan diberi antiseptik. 4. Kontsk kulit dini dan ditetekan ke ibu untuk mendukung laktsi. 5. Menilai Apgar satu dan lima mnit setelah lahir. 6. Observasi keadaan umum bayi.

19

Page 20: 114834479 neonatus

B. Kurang efektifnya jalan nafas

Hasil yang diharapkan : selama masa transisi pernafasan normal. Rencana tindakan: 1. Bebaskan jalan nafas : hisap lendir disekitar mulut dan hidung sesuai kondisi bayi 2. Nilai apgar satu menit pertama dan menit ke lima 3. Atur posisi bayi : kepala agak ekstensi 4. Observasi pernafasan

C. Potensial hipotermi

Hasil yang diharapkan : hipotermi tidak terjadi (suhu bayi dalam batas normal >

36,5oC aksiler) .

Rencana tindakan:

1. Keringkan badan bayi segera setelah lahir

2. Bungkus bayi dengan selimut yang hangat (hati-hati dengan ruangan ber AC)

3. Kontak dini kulit

4. Metode kangguru

5. Semua tindakan dilakukan di bwah lampu sorot (kalau memungkinkan).

6. Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan.

7. Dokumentasikan hasil observasi dengan tepat dan jelas

8. Hindari evaporasi, konveksi, radiasi, konduksi, untuk mencegah bayi kehilangan

panas tubuh karena pengaruh lingkungan.

VI. IMPLIKASI KEPERAWATAN

A. Pemeriksaan

1. Laboratorium

Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium,

namun kadang kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan

pemeriksaan laboratorium sesui indikasi dan kebijakan setempat antara lain :

20

Page 21: 114834479 neonatus

a. Gula darah sewaktu untuk mendeteksi secara dini adanya hipoglikmia pada bayi

dengan kondisi tertentu.

Diagnosa keperawatan:

Beresiko gangguan neurologik berhubungan dengan hipoglikemia.

Hasil yang diharapkan : hipoglikemia terdekteksi secara dini dan teratasi sehingga

tidak terjadi kerusakan / gangguan neurologik

Intervensi keperawatan:

a) Tingkatkan termoregulasi untuk memenuhi kebutuhan glukosa.

b) Observasi ketat kondisi umum bayi

c) Beri minum dan pengobatan segera sesuai kondisi bayi.

c. Bilirubin direk dan indirek, golongan darah ABO dan rhesus faktor, hb, ht, leko

dan trombosit, untuk yang ada indikasi.

Diagnosa keperawatan:

1) Potensial infeksi sehubungan dengan adanya perlukaan pada kulit.

Intervensi keperawatan :

a) Melakukan tindakan dengan memenuhi standart aseptic dan antiseptik.

b) Menjaga kebersihan kulit bayi

c) Mengobservasi dan mencatat dengan baik sebelum dan sesudah merawat setiap

bayi.

2) Cemas (orang tua) berhubungan dengan prosedur pemeriksaan laboratorium

pada bayi.

Intervensi keperawatan:

a) Kaji pengetahuan dan kekhawatiran orang tua tentang perlunya pemeriksaan

laboratorium.

b) Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah diterima orang tua tentang perlunya

dan prosedur pemeriksaan.

c) Informasikan hasil pemikiran kepada orang tua secepat mungkin

d) Beri pendampingan dan dukungan sesuai kebutuhan.

21

Page 22: 114834479 neonatus

B. Obat-obatan

1. Vitamin K

Vitamin k penting untuk mempertahankan mekanisme pembekuan darah yang

normal.pada bayi yang baru lahir, karena usus yang masih steril, bayi belum mampu

membentuk vitamin K nya sendiri untuk beberapa hari pertama, begitu juga bagi bayi

yang mendapat ASI aecara eksklusive juga beresiko mengalami kekurangan vitamin

K Fakta menunjukan cukup banyak bayi baru lahir mengalami pendarahan terutama

di otak dan saluran cerna, oleh karena itu bayi perlu diberi vitamin K sebagai tindakan

pencegahan terhadap pendarahan.

Vitamin K yang diberikan yaitu vitamin K1 (phytonadione) untuk

meningkatkan pembentukan promthrombin. Pemberiannya bisa secara parental, o,5 –

1 mg i.m dengan dosis satu kali segera setelah lahir (sebelum 24 jam). Pemberian

vitamin K1 bisa juga secara oral denagan ketentuan 2 mg apabila berat badan lahir

lebih dari 2500 gram segera setelah lahir dan diulangi dengan dosis yang sama (2 mg)

pada hari keempat. Bila berat badan lahir kurang dari 2500 gram, dosis yang

dianjurkan adalah 1 mg dengan cara pemberian yang sama yaitu hari pertama dan ke

empat setelah lahir.

Diagnosa keperawatan:

Beresiko aspirasi berhubungan dengan muntah setlah pemberian obat.

Intervensi keperawatan:

a. Beritahu orang tua (ibu) tentang kebijakan pemberian obat vitamin K1

b. Beri obat secara hati-hati agar tidak tersedak

c. Bayi ditidurkan pada posisi miring (side position) setelah minum

d. Observasi bayi secara rutin

e. Pada pemberian oral, ingatkan pada ibu perlu dosis ulangan pada hari keempat

22

Page 23: 114834479 neonatus

2. Tetes / zalf mata

Pada bayi baru lahir yang normal, walaupun belum terdeteksi adanya masalah,

kadang-kadang perlu juga membrikan obat-obatan tertentu sebagai tidakan

pencegahan yang rutin. Obat profilaksis yang rutin dibberikan adalah Tetes / zalf

mata.

Pada bayi baru lahir secara rutin diberikan tetes mata nitrat perak 1% atau

eritromycin tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum. Pada situasi tidak

tersedianya nitrat perak 1% atau erythromycin dapat diberikan obat tetes / zalf mata

dari jenis antibiotika lain, misalnya garamicin. Terramicin, kemicetin atau tetracilin

tetes / salep mata Diberikan pada kedua belah mata, obat diteteskan pada bagian

dalam dari konjungtiva kelopak bawah mata. Dosis umumnya masing-masing mata

satu tetes.

Intervensi keperawatan:

a. Jaga kebersihan mata bayi

b. Cuci tangan secara rutin sebelum dan sesudah merawat bayi.

c. Pastikan obat yang dipakai tepat konsentrasinya dan dalam kondisi baik

d. Beri tetes / zalf mata setelah bayi kontak pertama dengan ibu, karena terutama zalf

mata dianggap dapat menghambat proses bonding dan attachment karena

mengaburkan pandangan bayi (menghalangi eye contact)

e. Observasi tanda-tanda inveksi mata atau reaksi alergi

f. Dokumentasikan semua dengan singkat dan tepat.

VII. PENYULUHAN

Penyuluhan diberikan pada ibu dan keluarga.

Hasil yang diharapkan:

1. Ibu dan keluarga dapat mengerti serta menerapkan materi penyuluhan yang

diberikan

2. Dapat mendeteksi secara dini jika ditemukan kelainan

3. Bayi mendapatkan perawatan yang baik dirumah

23

Page 24: 114834479 neonatus

Materi penyuluhan yang diberikan :

1. Pemberian ASI ekslusif, perawatan payudara

2. Pemijatan pada bayi

3. Perawatan bayi: memandikan bayi, perawatan tali pusat, cara dan indikasi

menjemur bayi.

Metode :

1. Ceramah

2. Demonstrasi

3. Simulasi / praktek

4. Diskusi dan tanya jawab

D. Bayi baru lahir bermasalah

1. Bayi Prematur

Umumnya bayi yang lahir prematur baru diizinkan pulang bila berat badannya

telah mencapai 2.000 g. Atau setidaknya sudah terjadi kecenderungan peningkatan

berat badan yang stabil dalam 2–3 kali pemantauan. Tubuh bayi juga telah memiliki

pengaturan suhu yang baik.

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan:

a. Menjelang kepulangan, yakinlah bahwa Anda dan pasangan mampu merawat bayi

prematur di rumah. Keyakinan orangtua akan “menular” kepada bayi sehingga ia akan

lebih nyaman dan tenang.

b. Konsultasikan kondisi bayi pada dokter, termasuk tindakan yang harus dilakukan

dalam keadaan darurat. Tanyakan juga tentang perlu tidaknya boks khusus untuk si

kecil yang lahir belum cukup bulan ini. Boks yang menyerupai inkubator ini berfungsi

sebagai penghangat mengingat bayi prematur umumnya belum memiliki pengaturan

suhu tubuh yang baik sehingga mudah kedinginan. Boks ini juga bisa dibuat sendiri.

Caranya pada keempat sisi bagian bawah boks dipasangi lampu berkekuatan 60-100

watt. Dapat juga disediakan lampu belajar (100 watt) yang diletakkan di samping atau

bawah boks.

24

Page 25: 114834479 neonatus

c. Untuk alat kesehatan, yang wajib disediakan adalah termometer. Berguna untuk

mengukur suhu tubuh bayi sewaktu-waktu bila diperlukan. Suhu ideal bayi berkisar

antara 36,5-37,5˚C.

d. Pakaikan baju lengan panjang dan selimut pada bayi. Setelah bayi dipakaikan baju

lengan panjang, sarung tangan, sarung kaki dan topi, selimuti ia sehingga merasa

nyaman serta hangat dan siap dibawa pulang.

e. Jaga suhu ruangan agar tetap stabil. Jika kamar bayi menggunakan penyejuk

ruangan, setel suhunya tidak terlalu dingin sekitar 23°. Bila perlu matikan AC. Selama

ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik, bayi akan mendapatkan suhu yang

nyaman dan stabil.

f. Jaga suhu tubuhnya. Ingat, pengaturan suhu tubuh bayi prematur belum baik. Jaga

suhu tubuhnya agar stabil. Kenakan padanya tutup kepala terutama pada malam hari,

karena bagian kepala paling mudah kehilangan panas tubuh. Tambahkan sarung

tangan dan kaki, bila dirasa perlu. Cara lain untuk menghangatkan tubuh bayi

prematur adalah dengan metode kangguru. Gendong bayi yang dalam keadaan tanpa

busana ke dada ibu. Buka kancing kemeja yang ibu kenakan, dekap bayi di dada ibu

lalu selimuti bayi dengan kemeja tersebut. Kulit bayi yang bersentuhan dengan kulit

ibu, selain akan membuatnya merasa nyaman juga sekaligus menghangatkannya.

g. Ibu lebih sering menyusui. Semakin sering bayi diberi ASI semakin baik.

Kemampuan minum dan daya tampung perutnya belumlah terlalu banyak. Untuk itu,

berikan minum sedikit demi sedikit tapi sesering mungkin.

h. Cucilah tangan dan gunakan masker. Bayi prematur rentan terhadap infeksi. Untuk

itu, batasi penjenguk dan mintalah mereka mencuci tangan terlebih dahulu dan

menggunakan masker sebelum melihat bayi.

i. Patuhi petunjuk dokter perihal waktu kunjungan. Patuhi kontrol rutin yang sudah

dijadwalkan dan ikuti petunjuk dokter agar kesehatan si kecil lebih terjaga.

j. Boleh dimandikan. Bayi prematur tidak dilarang untuk dimandikan. Namun

sebelumnya, cermati dulu suhu tubuhnya, jangan sampai kurang dari 36,5° C.

Mandikan ia 2 kali sehari dengan air hangat.

25

Page 26: 114834479 neonatus

2. Bayi kuning

Kuning (karena tingginya kadar bilirubin) pada bayi umumnya timbul pada hari

keempat dan berakhir pada usia bayi 2 minggu.

3. Cacat Jantung Bawaan

Dari setiap 100 bayi, ditemukan satu bayi yang lahir dengan jantung tak

normal. Kelainan semacam ini disebut 'cacat jantung bawaan'. Ada bermacam-macam

jenisnya. Misalnya, kegagalan pemisahan empat bilik pada jantung dan pembuluh

besar yang dihasilkannya. Pada beberapa bayi, terbentuk lubang di sekat pemisah

yang seharusnya masif, pembuluh darah yang seharusnya tertutup ternyata terbuka,

atau pembuluh darah yang salah sambung. Jenis cacat jantung bawaan lainnya: ruang

jantung terlalu sempit, arteri utama hampir tertutup, katup jantung tak normal dan

bocor, serta penyempitan aorta atau batang nadi.

Pada kasus penyempitan aorta atau batang nadi, aorta sangat menyempit pada

satu tempat. Akibatnya, pasokan darah beroksigen ke seluruh tubuh menurun. Bilik

jantung sebelah kiri dipaksa bekerja lebih keras, sehingga timbullah tekanan darah

tinggi. Banyak kasus yang tak serius dan tak disadari sepanjang hidup. Kasus lainnya

sembuh sendiri, tetapi sebagian lagi dapat mengancam nyawa dan harus diperbaiki

dengan teknik operasi - mulai dari jahitan sederhana sampai penggantian bagian yang

tak berfungsi dengan benda sintetis

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

26

Page 27: 114834479 neonatus

Usia neonatus yaitu usia 0-28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap

lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulai berfungsinya organ-

organ. Menurut Depkes (2006) masa neonatal dibagi menjadi dua periode yaitu: satu

masa neonatal dini (0-7 hari) dan kedua adalah masa neonatal lanjut (8-28 hari).

Rata-rata berat badan lahir 3000-4000 gram. Bayi cukup bulan lahir dengan

kelebihan cairan, mereka akan kehilangan berat 5-10% dari berat lahir dan akan

kembali ke berat lahir semula dalam beberapa hari. Hal ini terjadi terutama jika

neonatus hanya mendapat Air Susu Ibu (ASI), karena di dalam tubuh neonatus masih

terdapat kelebihan cairan yang harus dibuang dalam waktu beberapa hari sementara

produk ASI belum memadai. Berat Badan neonatus akan kembali menginjak hari ke-

10 atau selambatnya hari ke-14.

B. Saran

Sebagai seorang perawat yang professional, kita harus bisa memahami tentang

asuhan keperawatan pada anak usia neonates . Karena dengan mempelajari tentang

hal tersebut, kita bisa memahami bagaimana cara melakukan atau menerapkan asuhan

keperawatan pada anak usia neonatus. Sehingga proses keperawatan yang dilakukan

bisa berjalan dengan dengan baik.

Daftar pustaka

Saifuddin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meterial dan

Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Jumiarni, Dra. 1994. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC

27

Page 28: 114834479 neonatus

Saifuddin, AB. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Hidayat, Aiziz Alimul. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1. jakarta: Salemba

Medika. 2006

Sacharin, Rosa M. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1996

Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. jakarta: EGC. 2003

28