pemeriksaan antropometri

4
A. Pemeriksaan Antropometri Antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia untuk merumuskan perbedaan- perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok (Panero & Zelnik, 2003). Ketidakseimbangan tersebut terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat Badan), TB (tinggi badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (Indeks Masa Tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP), Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA. Pengukuran dilakukan pada waktu dan kondisi yang sama. a. Indeks Massa Tubuh (IMT) Merupakan suatu tolak ukur berat badan yang harus dimiliki setiap orang berdasarkan tinggi badan yang dimiliki. Pada pasien dengan gangguan keseimbangan cairan tubuh sangat membantu dalam pemantauan cairan, sebab setiap 500ml mempengaruhi kenaikan berat badan 0,45 kg. Adapun cara menghitungnya, yakni sebagai berikut. Batas Indeks Massa Tubuh (IMT) di Indonesia: IMT= Berat Badan (kg)

Upload: ira-ajah

Post on 22-Dec-2015

264 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Antropometri

A. Pemeriksaan Antropometri

Antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran

tubuh manusia untuk merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu

ataupun kelompok (Panero & Zelnik, 2003). Ketidakseimbangan tersebut terlihat pada

pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air

dalam tubuh. Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara

spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat Badan), TB

(tinggi badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (Indeks Masa Tubuh), Berat Badan

Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP), Lingkaran Perut, Lipatan Trisep,

LLA dan LOLA. Pengukuran dilakukan pada waktu dan kondisi yang sama.

a. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Merupakan suatu tolak ukur berat badan yang harus dimiliki setiap orang berdasarkan

tinggi badan yang dimiliki. Pada pasien dengan gangguan keseimbangan cairan tubuh

sangat membantu dalam pemantauan cairan, sebab setiap 500ml mempengaruhi

kenaikan berat badan 0,45 kg. Adapun cara menghitungnya, yakni sebagai berikut.

Batas Indeks Massa Tubuh (IMT) di Indonesia:

Kategori IMT

KurusKekurangan berat badan tingkat

berat< 17

Kekurangan berat badan tingkat

sedang17.0 – 18.5

Normal 18.5 – 25

GemukKelebihan berat badan tingkat

ringan> 25 – 27

Kelebihan berat badan tingkat

berat> 27

Sumber: Depkes 2002 (lihat Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI 2007)

IMT= Berat Badan (kg)

(Tinggi Badan)2(m)

Page 2: Pemeriksaan Antropometri

Selain mengukur IMT seseorang, perawat juga perlu memastikan rentang berat badan ideal klien.

b. Lingkar Otot Atas (LOLA / MAMC)

Prosedur pemeriksaan yang bertujuan untuk memperkirakan massa otot skelet atau

tulang (Potter & Perry, 2005). Namun perlu di tunjang oleh pengukuran lain, yakni

TSF (Triceps Skin-Fold ) dan LLA (lingkar lengan atas)

1) Lingkar Lengan Atas (LLA)

Menggunakan pita pengukur dan melingkarkan pita tersebut pada titik

tengah lengan atas yang non dominan. Bertujuan untuk memperkirakan massa otot

skelet atau tulang (Potter & Perry, 2005). Nilai Normal : 26,3 cm untuk laki-laki,

25,7 cm untuk wanita. Ambang batas LLA dengan risiko tinggi kekurangan energi

kronik di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang dari 23,5 cm

artinya orang tersebut berisiko mengalami kekurangan energi kronik (Supariasa,

2001).

2) Lipatan Trisep (Trisep Skin Fold / TSF)

Digunakan untuk menilai massa lemak pada lengan bagian atas. Dengan

kata lain, untuk memperkirakan isi lemak dari jaringan subkutan. Cara

mengukurnya menggunakan kaliper lipatan, ambil kulit bagian lengan atas (letak

trisep) dengan cubitan yang terasa kenyal dan tidak teraba

karakteristik otot yang padat. Kemudian ukur dengan kaliper,

catat dan intepretasi hasilnya.

Adapun rumus LOLA :

Underweight < 18,5

BBI = [Tinggi Badan (cm) – 100] ± 10% [Tinggi

Badan (cm) – 100]

LOLA (cm)= LLA (cm)- [0,314 x TSF (mm)]

Nilai standar normal antropometri

Jenis pengukuran

Laki-laki

perempuan

TSF (mm) 12,5 16,5

MAC (cm) 29,3 28,5

MAMC (cm) 25,3 23,2

Page 3: Pemeriksaan Antropometri

Normal 18,5<x<22,9

Overweight 23<x<24,9

Obesitas I 25<x<29,9

Oberitas II >30

Berdasarkan kasus, berikut merupakan identifikasi berat badan klien. Diketahu

TB = 145 cm dan BB = 33 kg

=

= 15, 69 ~ Kurus/ kurang BB berat

Dimana seharusnya berat badan ideal klien sebagai panduan pemberian nutrisi adala

IMT= Berat Badan (kg)

(Tinggi Badan)2(m)

33 kg

1,452