pemeliharaan tm sawit
DESCRIPTION
pemeliharaTRANSCRIPT
Pemeliharaan Tanaman menghasilkan (TM) Kelapa sawit
1. Tujuan dan Lingkup
1.1 bertujuan untuk menghasilkan tanaman kelapa sawit dengan produktivitas maksimal dan
mempertahankan produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan dan menjaga tanaman
kelapa sawit beserta infrastrukturnya.
1.2 Meliputi areal tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit
2. Bahan dan Alat
2.1 Cangkul 2.8 Beko/angkong 2.15 Batu Padas
2.2 Parang babat 2.9 Batu padas/sirtu 2.16 meteran
2.3 Sekop 2.10 Compactor 2.17 Road Grader
2.4 Plengki 2.11 Martil/Godam 2.18 Kapak
2.5 Excavator 2.12 Drum 2.19 Garuk
2.6 Air 2.13 Masker 2.20 knapsack sprayer
2.7 Sarung tangan 2.14 takaran 2.21 Herbisida
2.22 Dodos (digunakan untuk ketinggian pohon s/d 2,5 m)
2.23 Egrek (Digunakan untuk ketinggian pohon > 2,5 m)
2.24 Batu Asah
3. Rincian kerja
3.1 Pembuatan dan pemeliharan saluran air
3.1.1 Defenisi parit yang dikerjakan antara lain:
3.1.1.1 Parit outletadlah parit yang menampung air dari parit kolektor
3.1.1.2 Parit collectore adalah parit yang mengumpul dari parit fieldrain.
3.1.1.3 Parit fieldrain adalah parit yang mengumpul air hujan dari areal dan pada
umumnya
sejajar dengan barisan tanaman.
3.1.2 Pembuatan Parit
3.1.2.1 Parit Out Let
3.1.2.1.1 Sebelum parit digali parit terlebih dahulu persiapan peta lokasi parit
outlet yang akan dibuat.
3.1.2.1.2 Sungai dapat juga berfungsi sebagi outlet dengan ketentuan posisinya
mampu menampung air dari collector.
3.1.2.1.3 Ukuran parit outlet lebar atas =180 cm,lebar bawah=120
cm,dalam=120cm.
3.1.2.1.4 Penggalian parit dengan excacat or dimulai dari hilir dan tanah galian
ditempatkan 1 m dari bibir parit sebagai kaki lima.
3.1.2.1.5 Pertemuan parit (junction )harus membelok kearah aliran air dan tidak
boleh tegak lurus.
3.1.2.1.6 Tanah galian dipecah merata sepanjang parit yang di gali.
3.1.2.2 Parit Collector
3.1.2.2.1 Sebelum parit digali terlebih dahulu persiapkan lokasi parit collector
yang akan dibuat.
3.1.2.2.2 Ukuruan parit collector lebar atas =120 cm,lebar bawah =80 cm,dalam
=80cm.
3.1.2.2.3 Pengalian parit dengan excavator dimulai dari hilir dan tanah galian
ditempat kan 1 meter dibibir parit sebagai kaki lima.
3.1.2.2.4 Pertemuan parit harus membelok ke arah aliran air dan tidak boleh
tegak lurus.
3.1.2.2.5 Tanah galian dipecah merata di sepanjang parit yang di gali.
3.1.2.3 Parit fieldrain
3.1.2.3.1 Sebelum parit digali terlebih dahulu persiapkan peta lokasi parit
fieldrain yang akan dibuat.
3.1.2.3.2 Ukuran parit fieldrain lebar atas =60 cm,lebar bawah =40 cm,dalam=60
cm.
3.1.2.3.3 Pengalian parit dengan manual dimulai dari hilir dan tanah galian dan
tidak ditempatkan 0,5meter dari bibir parit.
3.1.2.3.4 Pertemuan parit harus membelok ke arah aliran air dan tidak boleh
tegak lurus.
3.1.2.3.5 Tanah galian dipecah merata di sepanjang parit yang di gali.
3.1.2.4 Parit Peringan
3.1.2.4.1 Parit peringan dibuat pada batas areal kebun dengan perkampungan
atau kebun lain.
3.1.2.4.2 Ukuran parit peringan disesuaikan dengan kebutuhan
3.1.2.4.3 Tanah galian di pecah merata disepanjang parit yang di gali .
3.1.3 Pemeliharaan
3.1.3.1 Jenis dan panjang parit di plot dalam peta rencana kerja.
3.1.3.2 Pekerjaan dilaksanakan dimusim kemarau.
3.1.3.3 Urutan pekerjaan harus dimulai dari outlet collector dan fieldrain.
3.1.3.4 Rumput dibabat dan sampah diangkat dari dalam parit keluar sejauh mungkin.
3.1.3.5 Tanah dan penghalang aliran air di cangkul /di buang dari dalam parit sejauh
mungkin serta dibuat kaki lima dengan lebar =30 cm
3.1.3.6 Mandor mengukur dan mencatat hasil kerja dan laporan harian dan memberi
tanda dilapangan setiap 50 m serta membuat peta realisasi kerja dan dan ditulis
tanggal untuk evaluasi dan monitoring assisten afdeling.
3.1.4 Rotasi Pemeliharaan :
outlet 1x1 tahun
collector dan fieldrain 1x1 tahun
parit kiri kanan jalan 1x1 tahun
3.2 Pemeliharaan Jalan
3.2.1 Pemeliharaan
3.2.1.1 Manual
3.2.1.1.1 Mengalirkan air dan membuanglumpur dari badan jalan sehingga tidak
tergenang
3.2.1.1.2 Menimbun lubang dibadan dijalan dengan tanah kering dan dipadat
kan
3.2.1.1.3 Mempertahankan bentuk badan jalan senantiasa cembung
3.2.1.1.4 Rotasi peliharaan 1x1 bulan selama 10 bulan.
3.2.1.2 Mekanis
3.2.1.2.1 Dilaksanakan dengan road grader pada areal musim kemarau.
3.2.1.2.2 Badan jalan dalam kondisi kering,air yang tengenang di badan jalan
sebelum nya di kering kan terlebih dahulu.
3.2.1.2.3 Badan jalan di bentuk cembung (batok mengkurung)
3.2.1.2.4 Rotasi 2 kali setahun.
3.2.2 Perbaikan
Perbaikan jalan dilakuakan selama musim kemarau dan sudah sesuai pada semester 1.
3.2.2.1 Manual
3.2.2.1.1 lubang-lubang pada badan jalan yang tergenang air harus dikeringkan
terlebih dahulu.
3.2.2.1.2 Batu padas di pecah dan disusun serta di tutup dengan tanah kering
untuk pengikat.
3.2.2.1.3 Pastikan air hujan mengalir ke tempat yang lebih rendah dan tidak
tertahan atau tergenang pada bulan jalan.
3.2.2.1.4 Sirtu di serak pada badan jalan yang mendaki dan licin yang sulit dilalui
transport produksi terutama di musim hujan.
3.2.2.2 Mekanis
Badan jalan terlebih dahulu dibentuk seperti keadaan semula (betook
mengkurap) dengan menggunakan road greader dan selanjutnya dipadatkan
dengan compretor.
3.3 Penyiangan
3.3.1 Penyiangan (weeding)
3.3.1.1 Piringan Pohon/Pasar Pikul
Piringan pohon /pasar pikul dipilihara 4 setahun ,3 rotasi dengan khemis 1x 3
bulan dan rotasi dengan manual. Penyiangan dengan chemis menggunakan
herbisida glifosate 480 AS. Untuk meningkatkan efektivitas pemakaian
herbisida ,dapat ditambahkan dengan metyl mitsulfaron 20 %.khusus untuk TM
1 pekerjaaan pohon dan pasar pikul dilaksanakan dengan 6 rotasi ssetahun
(1x2 bulan ).
3.3.1.2 Gawangan
3.3.1.2.1 Mendongkil seluruh anak kayu dan keladi-keladian yang tumbuh
digawangan 1x 3 bulan
3.3.1.2.2 Membabat gulma di gawangan dapat dilakuakan apabila di butuhkan
dengan rotasi 2x1 tahun
3.3.1.2.3 Membabat gawangan tidak boleh bersamaan dengan mendongkel anak
kayu
3.3.1.3 Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)
Gulma yang tumbuh di TPH dibabat dengan rotasi 1 x 2 bulan dengan ukuran
3x 2 meter.
3.3.1.4 Untuk areal tidak produktif (ATP), penyiangan tetap dilaksanakan seperti pada
tanaman produktif .
3.3.2 Pemberantasan Lalang
3.3.2.1 Lalang sporadis ringan (1 m kuadarat terdapat 1-10 batang ) masih dapat di
wiping 1x 2 bulan .
3.3.2.2 Lalang sporadis berat yaitu lalang yang tumbuh secara berkelompok tetapi
jarang-jarang (dalam 1m kuadrat ≤ 50 batang )disemprot dengan hand sprayer
3.3.2.3 Dosis glyphosat untuk lalang sporadic ringan 15-20 cc/ha sedangkan untuk
lalang sporadis 25-30cc/ha.
3.3.2.4 Satu bulan setelah pemberatasan lalang sporadis berat harus dikuti dengan
wiping lalang dengan rotasi 1x1 bulan digunakan bahan kimia glyphosat
konsentrasi 1% selama 3 bulan dan seterusnya rotasi 1x2 bulan .
3.3.2.5 Ujung helaian daun yang sudah di wiping diputus sebagai tanda control
3.3.3 Penanganan Limbah Padat Bekas Bahan Kimia
3.3.3.1 Sediakan bak tempat cucian dikantor afdeling dengan ukuran sesuai kebutuhan
3.3.3.2 Setelah bahan kimia tanaman habis digunakan , tempat bahan kimia yang
terbuat dari plastik atau kaleng dibawa kekantor afedeling dan dicuci.
3.3.3.3 Hindari air cucian terkena mata , mulut dan kulit .
3.3.3.4 Bekas tempat bahan kimia yang sudah bersih lalu dikirim ke gudang material.
3.4 Penunasan Pada TM Kelapa Sawit.
3.4.1 Penunasan diaksanakan untuk mempertahankan jumlah pelepah daun sesuai umur
tanaman, mempertahankan luas permukaan daun untuk memproses fotosintesa ,
mempermudah pelaksanaan panen dan mencegah kehilangan brondolan yang
sangkut diketiak pelepah .
3.4.2 Tunas selektif
3.4.2.1 Penunasan dilaksanakan pada TM 1 s/d TM 4
3.4.2.2 Menunas pelepah yang tidak berfungsi ,yaitu pelepah yang terletak rata dengan
tanah dan telah menguning /mongering.
3.4.2.3 Jumlah pelepah yang dipertahankan adalah 56 – 64 pelepah
3.4.2.4 Pemotongan pelepah dilakukan rapat ke pangkal pelepah dan bidang potong
berbentuk tapak kuda yang miring keluar membentuk sudut 15⁰-30⁰ terhadap
bidang datar ,untuk menghindari tersangkutnya brondolan diketiak pelepah .
3.4.2.5 Pelepah yang telah ditunas ,dipotong 3 bagian lalu dikumpulkan dan dirumpuk
diantara tanaman (dalam barisan) pada areal datar sampai dengan
bergelombang .Pada areal piringan pelepah tidak dipotong dan di rumpuk
diantara barisan tanaman dengan posisi tegak lurus (melintang) terhadap
kemiringan yang bertujuan utuk mengurangi erosi permukaan .
3.4.2.6 Tumbuhan berkayu yang tumbuh di pohon dipotong mepet dan di rumpuk
bersamaan dengan rumpukan pelepah .
3.4.2.7 Rotasi pekerjaan tunas selektif 2 kali setahun.
3.4.3 Tunas pemeliharaan /Rutin (periodic).
3.4.3.1 Dilaksanakan rutin pada tanaman menghasilkan (TM) >4 thn .
3.4.3.2 Tanaman yang belum mencapai ketinggian tandan matang panen 90 cm dari
permukaan tanah tidak dibenarkan di tunas rutin.
3.4.3.3 Standard pelepah yang di pertahankan berdasarkan umur tanaman yaitu:
Umur tanaman <8 thn jumlah pelepah 56-64 atau songgo 3 yaitu sistem
pengelolaan pelepah dengan cara mempertahankan minimal 3 pelepah
dibawah tandan tertua tidak dibenarkan di potong .
Umur tanaman >8 thn jumlah pelepah 48-56 atau songgo 2 yaitu
sistem pengelolaan pelepah dengan cara mempertahankan minimal 2
pelepah di bawah tandan tertua tidak dibenarkan di potong.
3.4.3.4 Pemotongan pelepah dilakukan rapat kepangkul pelepah dan bidang potongan
berbentuk tapak kuda yang miring keluar membentuk sudut 15% s/d 30%
terhadap bidang datar.
3.4.3.5 Pangkul pelepah bekas tunasan yang menempel pada pohon harus kurang dari
5 cm untuk menghindari tersangkutnya brondolan di ketiak pelepah.
3.4.3.6 Pelepah yang telah ditunas dipotong 3 bagian lalu dikumpulkan dan di rumpuk
diantara tanaman(dalam barisan) pada areal datar sampai dengan
bergelombang .Pada areal pelengan pelepah tidak dipotong dan dirumpuk
diantara barisan tanaman dengan posisi tegak lurus (melintang) terhadap
kemiringan yang bertujuan untuk mengurangi erosi permukaan.
3.4.3.7 Tumbuhan berkayu yang tumbuh dipohon potong mepet dan di rumpuk
bersamaan dengan rumpukan pelepah.
3.4.3.8 Rotasi pekerjaan tunas rutin 9 bulan .
3.5 Aspek lingkungan
3.5.1 Memahami kebijakan lingkungan PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
3.5.2 Dilarang merokok pada lokasi larangan merokok .
3.5.3 Dilarang buang sampah sembarangan .
3.5.4 Menghindari pencemaran air dan tanah .
3.6 Dalam melakukan tindakan selalu mempertimbangkan dan melakukan pengendalian risiko
serta mengarsipkan seluruh dokumen yang berhubungan dengan aktifitas ini .
4. Tindakan abnormal /darurat
4.1 Jika air cucian mengakibatkan bahaya kepada manusia , lakukan penanganan sesuai MSDS
(lembaran data keamanan bahaya ).
4.2 Jika terkena bahan kimia berbahaya ,segera lapor mandor /asisten untuk diperiksa
dipoliklinik(RS).
5. Jalur Komunikasi
Melaksanakan 3 K (Komunikasi,Koordinasi,dan Konsultasi )kepada bagian /unit terkait.