pembuatanlarutan
DESCRIPTION
hjkl,.,;TRANSCRIPT
Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan pelarut (solvent).Fasa larutan dapat berupa gas, cair, atau padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentuk sama, zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarut-nya (Mulyono, 2006). Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996 : 1). Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas (Sukardjo, 1997 : 141)Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada;ah larutan, contoh terbaik larutan adalah udara (Karyadi, 1994 : 51)
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian,
larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute)Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.Secara fisik campuran dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu larutan homogen dan larutan heterogen. Larutan homogen adalah larutan yang komposisinya begitu seragam sehingga tidak dapat lagi diamati bagian - bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Sedangkan larutan heterogen adalah larutan yang jika di dalam larutan itu terjadi penggabungan yang tidak merata antara dua zat atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai bagian dan terdapat permukaan – permukaan tertentu yang masih diamati antara fase- fase yang terpisah. Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum dipakai dalam menyatakan konsentrasi larutan, yaitu : Persen berat ( % ) Persen volume ( %) Persen berat per volume ( %)Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:1. Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu larutan. Molaritas menyatakan konsentrasi sebagai jumlah zat mol terlarut dalam 1 L larutan,
yang akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah zat mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan.Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran. Rumus yang digunakan untuk pengenceran itu sendiri adalah
M1V1 = M2V2
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutanV1 = Volume larutan sebelum pelarutanM2 = Molaritas larutan sesudah pelarutanhyV2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
Kelarutan merupakan banyaknya solut yang dapat dilarutkan pada pelarut tertentu pada
kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut dengan solut dan cairan yang melarutkan disebut
dengan solven, yang secara bersama-sama membentuk suatu larutan. Proses melarutkan disebut
dengan pelarut (solvasi) atau hidrasi jika pelarut yang digunakan adalah air (Satyajit dan Lutfun,
2009).
Pembahasan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa larutan yang sangat penyingt dalam kehidupan
sehari-hari. Kebutuhan akan larutan itu sendiri bermacam-macam konsentrasinya, terlebih dalam
pengujian-pengujian yang menggunakan reaksi kimia, maka kevalidan besar konsentrasi sangat
penting.
Dalam percobaan kali ini perlu melakukan standarisasi dengan tujuan untuk mengetahui
konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan. Larutan standarisasi selajutnya digunakan
dalan proses analisis kimia dengan metode titrasi asam basa. Prinsip titrasi ini adalah
menentukan jumlah asam jika ditambahkan asam dalam jumlah ekuivalen atau sebaliknya.
Proses titrasi diakhiri apabila telah mencapai titik ekuivalen yaitu titik dimana penambahan
sedikit titran akan menyebabkan perubahan pH yang cukup besar. Titik titrasi biasanya ditandai
perubahan warba indikator pH. Indikator adalah molekul pewarna yang warnanyatergantung
pada konsentrasi H2O. Imdikator ini sesungguhnya merupakan asam lemah atau basa lemah yang
konjugasinya menjadi asam-basa yang menyebabkan perubahan warna.
Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax terjadi perubahan warna awal yang semula kuning
dalam proses standarisasi berubah menjadi orange dan diperoleh warna akhir merah muda.
Perubahan warna pada larutan borax + HCl juga dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas.
Jadi walaupun fungsi standarisasi adalah untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari
larutan yang kita buat, tetapi bila dalam praktikun terjadi kesalahan-kesalahan seperti tersebut di
atas, maka hasil yang kita harapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, ketelitian dan
kecermatan murni diperlukan dalam percobaan. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi
kesalahan hal hasil dari konsrntrasi HCl adalah tidak diketahui nya kapan titik titrasi berakhir,
padahal ini sangat penting karena mempengaruhi hitungan dan nilai normalitas hitungan.
2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum pembuatan larutan
dan standarisasinya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Diperlukan 0,83 ml HCl pekat untuk membuat 100 ml HCl 0,1 M
b. Warna Borax setelah ditambahkan aqudes tetap jernih, etelah ditambah indikator berubah
menjadi merah muda
c. Standarisai 0,1 N HCl dengan borax membutuhkan 200 ml larutan HCl 0,1 ml sampai pada
perubahan warna merah muda
http://pingpingpit1610.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-pembuatan-larutan-dan.html
Pada praktikum kali ini pembuatan larutan KOH dengan tekhnik pengenceran yaitu dengan cara kita ambil 100 mL larutan KOH 2 M dengan pipet gondok lalu dimasukan kedalam labu ukur 100 mL. Setelah itu, ditambahkan akuades hingga tanda batas. Dan pembuatan larutan NaCl yang di lakukan dengan cara kita ambil 150 mL larutan NaCl 2 M dengan pipet gondok lalu dimasukan kedalam labu ukur 100 mL. Setelah itu, ditambahkan akuades hingga tanda batas. Pada pengenceran larutan KOH 2M menjadi 100mL larutan KOH 0.5M. yang di hitung menggunakan rumus maka di dapatkan volume yang di ambil untuk diencerkan sebesar 25mL sedangkan pada massa kristal NaCl untuk membuat 150mL larutan NaCl 1M yang Volumenya 150mL massanya 1M dan Ar Na = 23 g mol-1; Cl
= 35,5 g mol-1 maka Molnya dapat di hitung menggunakan rumus Yang menghasilkan 0.15. Pada massa kristal NaCl murni yang akan di timbang untuk membuat 150mL Larutan NaCl 1M adalah 8,775 gram. Dalam pelarut NaCl didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara senyawa ion dengan molekul air. Molekul air bersifat polar dengan muatan negatif lebih terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub negatif akan mengapung Na+ yangbermuatan positif dan hidrogen mengapung atom Cl – yang bermuatan negatif. Jika interaksi ion dipole lebih besar dari gaya tarik antara ion dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan
berlangsung. Dalam hal ini akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl – . Membuat larutan pekat yaitu larutan KOH 0.5 M dan larutan NaCl 1M buatlah 1000 mL larutan HNO3 2 M, dengan kadar 65 % massa jenis larutan 132 g/L. (Ar H=1 g/mol; N=14 g/mol; O=15 g/mol). Maka volume dan massa dari larutan larutan HNO3 adalah
dan
Menggunakan rumus Untuk menghitung massanya dan untuk menghitung volumenya
Dari hasil perhitungan HNO3 massa diperoleh dengan konsentrasi 2M adalah 13,6 gram. Pada konsentrasi NaCl 2M pada 150mL deperoleh massa 8,775 gram sedangkan pada konsentrasi KOH 2M diperoleh Volume sebesar 25mL.dan pada HNO3 pada konsentrasi 2M diperoleh Volume sebesar146,8531468mL. Berdasarkan hasil perhitungan massa dan volume yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula massa serta volume yang diperlukan untuk membuat larutan tersebut, sehingga perhitungan massa dan volume sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
Jawaban Pertanyaan
Menghitung volume larutan KOH 2 M yang akan diambil untuk
membuat 100 mL larutan KOH 0,5 M.
Diketahui : V2 = 100 mL
M1 = 2 M
M2 = 0,5 M
Ditanya : V1 = ?
Penyelesaian :
V1.M1 = V2.M2
Maka volume larutan KOH yang harus diambil untuk diencerkan
menjadi 100 mL larutan KOH 0,5 M adalah 25 mL.
Menghitung massa krital NaCl murni yang harus diambil untuk
membuat 150 mL larutan NaCl 1 M.
Diketahui : VNaCl = 150 mL
MNaCl = 1 m
Ar Na = 23 g mol-1; Cl = 35,5 g mol-1
Ditanya : mNaCl = ?
Penyelesaian :
Tahap 1
Hitunglah jumlah mol dalam 150 mL larutan NaCl 1 M.
Tahap 2
Menghitung massa kristal NaCl murni yang akan diambil.
Maka massa kristal NaCl Murni yang akan ditimbang untuk
membuat 150 mL larutan NaCl 1 M adalah 8775 gram.
Setelah anda membuat larutan KOH 0,5 M dan larutan NaCl 1 M,
bagaimana jika anda harus membuat larutan dari larutan pekat.
Misalnya saja, buatlah 1000 mL larutan HNO3 2 M, yang memiliki
kadar 65%, massa jenis larutan tersebut 1,32 g/L. (Ar H=1 g/mol;
N=14 g/mol; O=15 g/mol).
Diketahui : = 1,32 g/L
kadar = 65%
mm HNO3 = 63 g/mol
V2 HNO3 = 1000 mL
M2 HNO3 = 2 M
Ditanya : M1 dan V1 = ?
Penyelesaian :
Tahap 1
Menghitung konsentrasi dari larutan pekat HNO3
Dengan,
M = kemolaran
= massa jenis (densitas)
kadar = % massa
mm = massa molar
Tahap 2
Menghitung volume larutan pekat HNO3, yang akan diambil untuk
membuat 1000 mL larutan HNO3 2 M.
V1 . M1 = V2 . M2
Tahap 3
Tuliskan prosedur kerja pembuatan larutan 1000 mL larutan HNO3
2 M!
Jawab:
Membuat 1000 mL HNO3 2 M 65% massa jenis 1, 32 g L-1
Siapkan alat dan bahan di atas meja
Masukkan volume pekat larutan HNO3 2 M ke dalam labu ukur
Menghitung volume HNO3 yang diperlukan
Kemolaran HNO3:
Volume HNO3 pekat yang diperlukan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus pengenceran:
V1 . M1 = V2 . M2 → V1 x = 1000 x 2
V1 = = 146,8531468 mL
Mengambil 147,05 mL HNO3 pekat menggunakan pipet ukur.
Melarutkan HNO3 pekat itu kedalam kira-kira 100 mL air dalam
gelas kimia ukuran 200 mL secara hati-hati.
Setelah campuran agak dingin, pindahkan ke dalam labu ukur
ukuran 200 mL. Kemudian tambahkan aquades hingga volume
tepat 200 mL.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:
Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.
Dalam pelarutan NaCl didalam air terjadi interaksi ion dipole antar senyawa ion dengan molekul air. Dalam hal ini terbentuk
ion tersolvasi dari NaCl yaitu Na+ dan Cl –dalam pelarutan NaCl didalam air tidak terjadi perubahan suhu pada larutan.
Hasil perhitungan massa yang diperoleh :HNO3 massa diperoleh dengan konsentrasi 2M adalah 13,6 gram. Pada konsentrasi NaCl 2M pada 150mL deperoleh massa 8,775 gram
Hasil perhitungan volume yang diperoleh : pada konsentrasi KOH 2M diperoleh Volume sebesar 25mL.dan pada HNO3 pada konsentrasi 2M diperoleh Volume sebesar146,8531468mL.
Perhitungan massa dan volume sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
Saran
Jika melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah
dengan teliti dalam mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak
terjadi kesalahan pada waktu pengukuran suhu dan dalam
mengukur volume larutan harus sesuai takaran jangan kurang
atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi yang
dilakukan.
http://mitamalinda.blogspot.co.id/2013/11/laporan-praktikum-kimia-membuat-larutan.html
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau
serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih
dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut
adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996 : 1).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu
bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang
sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya.
Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas
gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3
kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang
pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat
homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan
didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan
dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas
(Sukardjo, 1997 : 141)
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang
dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan
yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung
zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit,
larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan
dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam
campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada;ah larutan, contoh terbaik larutan adalah udara
(Karyadi, 1994 : 51)
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau
serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih
dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut
adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Banyaknya zat terlarut yang dapat
menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut dalam temperatur konstan disebut
kelarutan. Ada pun faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat yaitu 1. temperatur atau suhu,
umumnya kelarutan akan naik dengan kenaikan suhu meskipun beberapa hal terjadi sebaliknya.
2. Pelarut, kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air murni daripada pelarut organik. 3.
Ion sekutu, ion yang merupakan salah satu bahan endapan, pada umunya dapat dikatakan bahwa
kelarutan suatu endapan akan berkurang jika salah satu ion sekutu terdapat dalam jumlah yang
berlebihan. 4. PH, Kelarutan garam dari asam bergantung pada PH larutan. 5. Kompleks, dalam
hal ini kelarutan mula-mula turun karena pengaruh ion sejenis kemudian naik karena
pembentukan kompleks menjadi nyata. 6. Konsentrasi, Bila konsentrasi lebih kecil dari
kelarutan, zat padat akan terurai dan sebaliknya bila konsentrasi melebihi dari kelarutan maka
akan terjadi pengendapan.
Dalam pelarut NaCl didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara senyawa ion
dengan molekul air. Molekul air bersifat polar dengan muatan negatif lebih terpusat pada atom
oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub negatif akan mengapung Na+ yangbermuatan positif
dan hidrogen mengapung atom Cl – yang bermuatan negatif. Jika interaksi ion dipole lebih besar
dari gaya tarik antara ion dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan berlangsung.
Dalam hal ini akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl – .
dalam proses pembuatan larutan NaOH dengan menambahkan aquades kedalam labu
takar sampai pada titik tera, terjadi reaksi yang ditandai dengan larutan menjadi panas, terjadi
reaksi eksotermal dan ketiaka diencerkan larutan menjadi bening. Larutan menjadi panas bila
energi potensialnya turun, ketika energi kinetiknya naik, artinya energi potensialnya berubah
menjadi energi kinetik. Penambahan harga rata-rata energi kinetik dari molekul-molekul dapat
menyebabkan kenaikan temperatur dari campuran reaksi, sehingga panas dapat mengalir ke
sekelilingnya. Bila terjadi reaksi eksotermal, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan
energi potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun, jadi larutan panas pada NaOH
menandakan bahwa NaOH itu bereaksi.
Dari hasil perhitungan massa diperoleh bahwa, massa NaOH dengan konsentrasi 0,5 M
adalah 1 gram dan konsentrasi 0,75 M diperoleh massa sebesar 1,5 gram. Pada konsentrasi NaCl
1 % deperoleh massa 0,5 gram sedangkan pada konsentrasi NaCl 0,5 % diperoleh massa seberat
0,25 gram. Berdasarkan hasi; perhitungan masss yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula massa yang diperlukan unutk
membuat larutan tersebut, sehingga perhitungan massa sangat diperlukan sebelum membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu.
H. PENUTUP
a. Kesimpulan
- Larutan merupakan campuran homogen dari zat terlarut (solute) dengan pelarut (solvent)
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:
1. Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.
- Dalam pelarutan NaCl didalam air terjadi interaksi ion dipole antar senyawa ion dengan molekul
air. Dalam hal ini terbentuk ion tersolvasi dari NaCl yaitu Na+ dan Cl –
- dalam pelarutan NaCl didalam air tidak terjadi perubahan suhu pada larutan.
- Pada pelarutan NaOH pellet didalam air terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik
pada zat kimia yang bersangkutan sehingga mnyebabkan kenaikan suhu pada larutan.
- Hasil perhitungan massa yang diperoleh :
NaOH 0,5 M adalah 1 gram sedangkan NaOH 0,75 M adalah 1,5 gram. Pada NaCl 1% diperoleh
massa 0,5 gram sedangkan pada NaCl 0,5 % diperoleh massa 0,25 gram.
- Perhitungan massa sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
b. Saran
- Hendaknya para praktikan bersifat teliti dan meminimalisir kesalahan sekecil apapun sehingga
hasil yang didapatkan lebih akurat.
- Praktikan diharapkan untuk bersabar dan tekun dalam praktikum.
http://chnonk.blogspot.co.id/2011/11/pembuatan-larutan.html
A. Latar BelakangHampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami
sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada
umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara
zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi
di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari
satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent.
Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam
suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut.
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas
dan sebagainya.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi
berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam
bentuk larutan . Obat-obatan bisanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis
aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung.
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau
larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan
tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut,
maka konsentrasinya rendah atau encer
Dalam praktikum ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan
dengan konsentrasi sesuai yang diperluakan, lalu diharapkan praktikan juga mampu membuat
larutan dengan pengenceran dengan berbagai konsentrasi.
B. Tujuan
o Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi.
o Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau
serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih
dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut
adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu
bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang
sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya.
Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas
gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3
kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang
pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat
homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan
didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan
dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas
(Sukardjo, 1997)
Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang
dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan
yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung
zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit,
larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan
dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam
campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada; larutan, contoh terbaik larutan adalah udara
(Karyadi, 1994)
Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi
baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat
berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil
solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang
mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah
medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat,
akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas
bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan
larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah
padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul
dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan
jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan
dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat
melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut
pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,
molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak
komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen.
Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.
Contoh larutan biner
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platina
Cair Cair Alcohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol)
tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol,
molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume
(Baroroh, 2004).
Satuan konsentrasi
Lambang Nama Definisi
Satuan Fisika
% w/w Persen berat
% v/v Persen volume
% w/v Persen berat volume
Ppm Parts per million
Ppb Parts per billion
Satuan kimia
X Fraksi mol
F Formal
M Molal
N Normal
m Eq Mili ekuivalen Seper seribu mol larutan
Osm Osmolar
M Molar
(Achmad, 2001)
1. Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol
dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3 mol air, maka
fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri, 1999). Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat
terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1
2. Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan dengan
huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat dengan
menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan dibuat menjadi
satu liter.
3. Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas
biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal, dan menyatakan
suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu kilogram air.
4. Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan. Biasanya
ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan menyatakan
larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat per liter larutan.
Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume. Sebagai contoh,
3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan 12% volulme adlah suatu
larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan hingga volume menjadi 100 ml
(syukri, 1999).
Pengenceran
Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut
pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute
adalah zat terlarut sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut.
Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute
(Anonim, 2008).
Rumus pengenceran menurut (Gunawan, 2004) yaitu :
M1V1=M2V2
Yang mana M1 = molaritas awal larutan
M2 = molaritas akhir larutan
V1 = volume awal larutan
V2 = volume akhir larutan
Penentuan % b/b, %b/v dan %v/v
Menyatakan persen larutan, rumusnya yaitu : b/b, b/v, v/v. rumus pengenceran menurut Umi
(2004) yaitu :
Persentase berat per berat (% b/b) adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram
larutan. %b/b = x100%.
Persentase berat per volume (% b/v) adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 mL
larutan. Satuan %b/v umumnya untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair. %b/v = x100%.
Persentase volume per volume (% v/v) adalah jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 mL larutan.
Satuan %v/v umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair. %v/v= x100%.
Untuk membuat suatu larutan perlu dihitung konsentrasinya terlebih dahulu. Dalam
menghitung konsentrasinya dapat dinyatakan dengan molalitas, molaritas, normalitas dan lain
sebagainya. Sebelum dapa menghitung konsentrasi terlebih dahulu kita perlu menentukan masa
atom relative, massa molekul relative, volum dari pelarut massa larutan tersebut. Dalam
pembuatan larutan juga perlu menggunakan ketelitian yang tinggi karena jika terjadi kesalahan
yang kecil saja larutannya tidak akan menjadi larutan yang diinginkan.
Proses pengenceran adalah mencampur larutan padat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Ada hal penting untuk
pengamanan yang perlu diperhatikan jika suatu larutan/ senyawa pekat diencerkan. Kadang-
kadang sejumlah panas dilepaskan. Misalnya H2SO4 pekat. Agar panas itu hilang dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika suatu larutan
senyawa kimia asam sulfat pekat dilarutkan ke air, panas yang dilepaskan sedemkian besar dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Pelarut harus
ditambahkan sedikit demi sedikit sampai volume larutan mencapai tanda gris yang mengelilingi
leher labu takar.
Pada praktikum ini saat kami mencoba membuat larutan dengan berbagai konsentrasi kami
masih membutuhkan bimbingan asistetn prktikum dan kami sudah mendapatkan hasil saat
membuat Larutan 0,1 M NaCl membutuhkan 0,2922 g NaCl, untuk Larutan 0,02M C11H22O11
membutuhkan 0,33 g, dan untuk Larutan 0,2 M C6H1206 membutuhkan 0,33 g.
Lalu pada saat pengenceran berbagai konsentrasi untuk NaCl dibutuhkan M2=0,01 M, untuk
C11H22O11 dibutuhkan M2=0,002 M dan untuk C6H1206 dibutuhkan M2=0,02 M.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARANA. KESIMPULAN
Setelah kami melakukan praktikum pembuatan larutan ini kesimpulan yang didapat bahwa
praktikan sudah mampu membuat larutan. Dimana nantinya akan berguna Untuk menyatakan
komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai
jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume
(berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan
hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm
serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. Dengan mendapatkan hasil saat
membuat Larutan 0,1 M NaCl membutuhkan 0,2922 g NaCl, untuk Larutan 0,02M C11H22O11
membutuhkan 0,33 g, dan untuk Larutan 0,2 M C6H1206 membutuhkan 0,33 g
Dan kami juga mampu Membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi. Proses
pembuatan larutan suatu z
at yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai
campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom
maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent
(pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. untuk NaCl dibutuhkan M2=0,01 M,
untuk C11H22O11 dibutuhkan M2=0,002 M dan untuk C6H1206 dibutuhkan M2=0,02 M.
Saran
1. Setelah praktikum seharusnya ada persentasi per acara agar mempermudah membuat laporan
dalam pembahasan
2. Harus ada pengkoordinir foto acara, agar mempermudah praktikum
http://fikapuspita.blogspot.co.id/2013/07/laporan-pembuatan-larutan_9195.html
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan
gaya antarmolekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat
terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik
kemudahan pembentukan maupun kestabilan larutan. Larutan dapat berada
dalam kesetimbangan fase dengan gas, padatan, atau cairan lain,
kesetimbangan ini sering kali menunjukkan efek yang menarik yang
ditentukan oleh bobot molekul zat terlarut (Oxtoby, 2001).
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif
antara zat terlarut dan pelarut.
Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:
1.Fraksi Mol
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan
jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.
Fraksi mol dilambangkan dengan X.
2. Persen Berat
Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
3. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
4. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
5. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter
larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Antara
Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan:
N = M x valensi (Anonim1,2009).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap
liter larutan. Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1.000
g pelarut murni, sedangkan fraksi mol menyatakan perbandingan mol salah
satu komponen dengan jumlah mol semua komponen (Syukri,1999).
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asam basa. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut
sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat
yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya
diletakkan di dalam buret. Baik titer maupuntitrant biasanya berupa larutan
(Anonim2, 2009).
Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari perubahan warna, jika
warna larutan sudah berubah maka tercapailah suatu titrasi. Indikator
merupakan asam dan basa kedua dalam larutan yang dititrasi. Penyebab
warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau
basa analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat (Suardhana,
1986).
I. Pembuatan Larutan NaOH
Proses standarisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk
menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan. Suatu larutan umumnya
distandarisai dengan cara titrasi. Titrasi adalah proses penentuan
banyaknya konsentrasi suatu larutan dengan titran yang konsentrasinya
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah
larutan tersebut.
Pemilihan suatu indikator untuk titrasi asam basa bergantung pada
kuat relatif asam dan basa yang digunakan dalam titrasi. Idealnya dalam
suatu titrasi titik kesetimbangan atau kesetaraan (titik dimana tepat cukup
satu pereaksi ditambahkan untuk bereaksi dengan pereaksi lain) dan titik
akhir dari indikator yang dipilih haruslah identik. Indikator asam dan basa
adalah asam atau basa organik yang mempunyai satu warna jika
konsentrasi hidrogen lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan satu
warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah.
Pada pembuatan larutan HCl bersifat endoterm, karena suhu larutan
lebih rendah dari larutan HCl. Sedangkan pada pembuatan larutan NaOH
bersifat eksoterm karena suhu larutan lebih tinggi. Pada pengenceran
larutan HCl dapat kita lihat terjadinya perubahan, tetapi tidak secara nyata.
Sebelum diencerkan sampai sesudah diencerkan tidak terjadi perubahan
warna. Perubahan hanya pada konsentrasi dan dapat diketahui dari hasil
perhitungan, yaitu dari 0,5 M menjadi 0,1 M. Perubahan konsentrasi yang
terjadi dikarenakan perubahan volume.
II. Titrasi Asam Terhadap Basa
Pada titrasi HCl dengan NaOH 0,1 M menggunakan indikator metil
merah. Indikator metil merah dipilih sebagai larutan indikator karena
mempunyai perubahan warna yang sangat signifikan atau sangat mencolok
dalam suasana asam. Perubahan warna yang terjadi pada titrasi yaitu dari
warna merah muda menjadi warna kuning. Volume rata-rata dari proses
titrasi ini adalah 10,5 ml, maka dari hasil perhitungan dapat diperoleh
normalitas HCl 0,105 M. Sedangkan, pada titrasi larutan HCl dengan NaOH
0,1 M menggunakan indikator phenophtalein. Indikator phenoptalein dipilih
karena mempunyai perubahan warna yang signifikan dalam suasana basa.
Perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna bening menjadi warna
merah muda. Volume rata-rata dari proses titrasi ini adalah 10,65 ml, maka
dari perhitungan diperoleh normalitas HCl 0,106 M. Dari hasil tersebut,
nilai normalitas lebih besar dengan menggunakan indikator penophtalein.
III. Titrasi Basa Terhadap Asam
Titrasi Larutan NaOH dengan larutan HCl 0,1 M sebagai titran
menggunakan indikator metil merah. Indikator metil merah dapat bereaksi
dengan asam maupun basa. perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna
kuning menjadi warna merah muda. Volume rata-rata pada proses titrasi ini
adalah 9,05 ml, maka dari proses perhitungan diperoleh hasil konsentrasi
NaOH sebesar 0,0905 M. Reaksi dari titrasi ini adalah :
NaOH + HCl → NaCl + H2 O
Pada titrasi larutan HCl 0,1 M dengan NaOH sebagai titran,
perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna merah muda menjadi warna
kuning. Volume rata-rata proses titrasi adalah 13,6 ml, maka diperoleh
konsentrasi NaOH sebesar 0,0735 M.
HCl + NaOH → NaCl + H2 O
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal berikut :
1. Larutan bisa dibuat dengan melarutkan zat terlarut yang berada dalam
bentuk padatan dan mengencerkan suatu larutan pekat.
2. Dari hasil perhitungan, titrasi menggunakan indikator metil merah
adalah 0,105 M dan titrasi dengan menggunakan indikator phenophtalein
yaitu 0,106 M. Sedangkan pada titrasi NaOH dengan larutan HCl sebagai
titran, M NaOH = 0,0905 M dan pada titrasi HCl dengan larutan NaOH
sebagai titran, M NaOH = 0,0735 M.
3. Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan
kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
4. Titrasi merupakan cara untuk menghitung konsentrasi suatu larutan
dengan menghitung volume titran yang digunakan.http://rianjulianto11.blogspot.co.id/2013/11/laporan-praktikum-kimia-pembuatan-dan.html