pembuatanlarutan

34
Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan pelarut (solvent).Fasa larutan dapat berupa gas, cair, atau padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentuk sama, zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarut-nya (Mulyono, 2006). Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996 : 1). Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350) Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas (Sukardjo, 1997 : 141)

Upload: yufrida

Post on 09-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

hjkl,.,;

TRANSCRIPT

Page 1: pembuatanlarutan

Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute), dan pelarut (solvent).Fasa larutan dapat berupa gas, cair, atau padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fasa larutan dan fasa zat-zat pembentuk sama, zat yang berbeda dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarut-nya (Mulyono, 2006). Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996 : 1). Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas (Sukardjo, 1997 : 141)Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada;ah larutan, contoh terbaik larutan adalah udara (Karyadi, 1994 : 51)

Page 2: pembuatanlarutan

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian,

larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute)Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.Secara fisik campuran dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu larutan homogen dan larutan heterogen. Larutan homogen adalah larutan yang komposisinya begitu seragam sehingga tidak dapat lagi diamati bagian - bagian komponen  penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Sedangkan larutan heterogen adalah larutan yang jika di dalam larutan itu terjadi penggabungan yang tidak merata antara dua zat atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai bagian dan terdapat permukaan – permukaan tertentu yang masih diamati antara fase- fase yang terpisah.            Sifat - sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari beberapa komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat beberapa cara yang umum dipakai dalam menyatakan konsentrasi larutan, yaitu :            Persen berat ( % ) Persen volume ( %) Persen berat per volume ( %)Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:1. Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu  larutan. Molaritas menyatakan konsentrasi sebagai jumlah zat mol terlarut dalam 1 L larutan,

Page 3: pembuatanlarutan

yang akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah zat mol total zat terlarut yang terdapat dalam larutan.Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran. Rumus yang digunakan untuk pengenceran itu sendiri adalah

M1V1 = M2V2

M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutanV1 =  Volume larutan sebelum pelarutanM2 = Molaritas larutan sesudah pelarutanhyV2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

Kelarutan merupakan banyaknya solut yang dapat dilarutkan pada pelarut tertentu pada

kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut dengan solut dan cairan yang melarutkan disebut

dengan solven, yang secara bersama-sama membentuk suatu larutan. Proses melarutkan disebut

dengan pelarut (solvasi) atau hidrasi jika pelarut yang digunakan adalah air (Satyajit dan Lutfun,

2009).

Pembahasan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa larutan yang sangat penyingt dalam kehidupan

sehari-hari. Kebutuhan akan larutan itu sendiri bermacam-macam konsentrasinya, terlebih dalam

pengujian-pengujian yang menggunakan reaksi kimia, maka kevalidan besar konsentrasi sangat

penting.

Dalam percobaan kali ini perlu melakukan standarisasi dengan tujuan untuk mengetahui

konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan. Larutan standarisasi selajutnya digunakan

dalan proses analisis kimia dengan metode titrasi asam basa. Prinsip titrasi ini adalah

menentukan jumlah asam jika ditambahkan asam dalam jumlah ekuivalen atau sebaliknya.

Proses titrasi diakhiri apabila telah mencapai titik ekuivalen yaitu titik dimana penambahan

sedikit titran akan menyebabkan perubahan pH yang cukup besar. Titik titrasi biasanya ditandai

perubahan warba indikator pH. Indikator adalah molekul pewarna yang warnanyatergantung

Page 4: pembuatanlarutan

pada konsentrasi H2O. Imdikator ini sesungguhnya merupakan asam lemah atau basa lemah yang

konjugasinya menjadi asam-basa yang menyebabkan perubahan warna.

Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax terjadi perubahan warna awal yang semula kuning

dalam proses standarisasi berubah menjadi orange dan diperoleh warna akhir merah muda.

Perubahan warna pada larutan borax + HCl juga dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas.

Jadi walaupun fungsi standarisasi adalah untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari

larutan yang kita buat, tetapi bila dalam praktikun terjadi kesalahan-kesalahan seperti tersebut di

atas, maka hasil yang kita harapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, ketelitian dan

kecermatan murni diperlukan dalam percobaan. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi 

kesalahan hal hasil dari konsrntrasi HCl adalah tidak diketahui nya kapan titik titrasi berakhir,

padahal ini sangat penting karena mempengaruhi hitungan dan nilai normalitas hitungan.

2.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum pembuatan larutan

dan standarisasinya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a.    Diperlukan 0,83 ml HCl pekat untuk membuat 100 ml HCl 0,1 M

b.    Warna Borax setelah ditambahkan aqudes tetap jernih, etelah ditambah indikator berubah

menjadi merah muda

c.    Standarisai 0,1 N HCl dengan borax membutuhkan 200 ml larutan HCl 0,1 ml sampai pada

perubahan warna merah muda

http://pingpingpit1610.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-pembuatan-larutan-dan.html

Pada praktikum kali ini pembuatan larutan KOH dengan tekhnik pengenceran  yaitu dengan cara kita ambil 100 mL larutan KOH 2 M dengan pipet gondok lalu dimasukan kedalam labu ukur 100 mL. Setelah itu, ditambahkan akuades hingga tanda batas. Dan pembuatan larutan NaCl yang di lakukan dengan cara kita ambil 150 mL larutan NaCl 2 M dengan pipet gondok lalu dimasukan kedalam labu ukur 100 mL. Setelah itu, ditambahkan akuades hingga tanda batas. Pada pengenceran larutan KOH 2M menjadi 100mL larutan KOH 0.5M. yang di hitung menggunakan rumus  maka di dapatkan volume yang di ambil untuk diencerkan sebesar 25mL sedangkan pada massa kristal NaCl untuk membuat 150mL larutan NaCl 1M yang Volumenya 150mL massanya 1M dan Ar Na = 23 g mol-1; Cl

Page 5: pembuatanlarutan

= 35,5 g mol-1 maka Molnya dapat di hitung menggunakan rumus Yang menghasilkan 0.15. Pada massa kristal NaCl murni yang akan di timbang untuk membuat 150mL Larutan NaCl 1M adalah 8,775 gram. Dalam pelarut NaCl didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara senyawa ion dengan molekul air. Molekul air bersifat polar dengan muatan negatif lebih terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub negatif akan mengapung Na+ yangbermuatan positif dan hidrogen mengapung atom Cl –  yang bermuatan negatif. Jika interaksi ion dipole lebih besar dari gaya tarik antara ion dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan

berlangsung. Dalam hal ini akan terbentuk  ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl – . Membuat larutan pekat yaitu larutan KOH 0.5 M dan larutan NaCl 1M buatlah 1000 mL larutan HNO3 2 M, dengan kadar 65 % massa jenis larutan 132 g/L. (Ar H=1 g/mol; N=14 g/mol; O=15 g/mol). Maka volume dan massa dari larutan larutan HNO3 adalah

 dan   

Menggunakan rumus  Untuk menghitung massanya dan untuk menghitung volumenya 

Dari hasil perhitungan HNO3 massa diperoleh dengan konsentrasi 2M adalah 13,6 gram. Pada konsentrasi NaCl 2M pada 150mL deperoleh massa 8,775 gram sedangkan pada konsentrasi KOH 2M diperoleh Volume sebesar 25mL.dan pada HNO3 pada konsentrasi 2M diperoleh Volume sebesar146,8531468mL. Berdasarkan hasil perhitungan massa dan volume yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula massa serta volume yang diperlukan untuk membuat larutan tersebut, sehingga perhitungan massa dan volume sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.

Page 6: pembuatanlarutan

Jawaban Pertanyaan

Menghitung volume larutan KOH 2 M yang akan diambil untuk

membuat 100 mL larutan KOH 0,5 M.

Diketahui             : V2  = 100 mL

M1                             = 2 M

M2                   = 0,5 M

Ditanya              :  V1  = ?

Penyelesaian :

V1.M1 = V2.M2

Maka volume larutan KOH yang harus diambil untuk diencerkan

menjadi 100 mL larutan KOH 0,5 M adalah 25 mL.

Menghitung massa krital NaCl murni yang harus diambil untuk

membuat 150 mL larutan NaCl 1 M.

Diketahui       : VNaCl  = 150 mL

MNaCl  = 1  m

Ar Na = 23 g mol-1; Cl = 35,5 g mol-1

Ditanya        : mNaCl = ?

Penyelesaian :

Tahap 1

Page 7: pembuatanlarutan

Hitunglah jumlah mol dalam 150 mL larutan NaCl 1 M.

Tahap 2

Menghitung massa kristal NaCl murni yang akan diambil.

Maka massa kristal NaCl Murni yang akan ditimbang untuk

membuat 150 mL larutan NaCl 1 M adalah 8775 gram.

Setelah anda membuat larutan KOH 0,5 M dan larutan NaCl 1 M,

bagaimana jika anda harus membuat larutan dari larutan pekat.

Misalnya saja, buatlah 1000 mL larutan HNO3 2 M, yang memiliki

kadar 65%, massa jenis larutan tersebut 1,32 g/L. (Ar H=1 g/mol;

N=14 g/mol; O=15 g/mol).

Diketahui       :              = 1,32 g/L

kadar  = 65%

mm HNO3      = 63 g/mol

V2 HNO3         = 1000 mL

M2 HNO3     = 2 M

Ditanya        : M1 dan V1     = ?

Penyelesaian   :

Tahap 1

Menghitung konsentrasi dari larutan pekat HNO3

Page 8: pembuatanlarutan

Dengan,

M      = kemolaran

= massa jenis (densitas)

kadar  = % massa

mm     = massa molar

Tahap 2

Menghitung volume larutan pekat HNO3, yang akan diambil untuk

membuat 1000 mL larutan HNO3 2 M.

V1 . M1 = V2 . M2

Tahap 3

Tuliskan prosedur kerja pembuatan larutan 1000 mL larutan HNO3

2 M!

Jawab:

Membuat 1000 mL HNO3 2 M 65% massa jenis 1, 32 g L-1

Siapkan alat dan bahan di atas meja

Masukkan volume pekat larutan HNO3 2 M ke dalam labu ukur

Menghitung volume HNO3 yang diperlukan

Kemolaran HNO3:

Page 9: pembuatanlarutan

Volume HNO3 pekat yang diperlukan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus pengenceran:

V1 . M1 = V2 . M2 → V1 x  = 1000 x 2

V1  =    = 146,8531468 mL

Mengambil 147,05 mL HNO3 pekat menggunakan pipet ukur.

Melarutkan HNO3 pekat itu kedalam kira-kira 100 mL air dalam

gelas kimia ukuran 200 mL secara hati-hati.

Setelah campuran agak dingin, pindahkan ke dalam labu ukur

ukuran 200 mL. Kemudian tambahkan aquades hingga volume

tepat 200 mL.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

        Larutan adalah   campuran homogen antara dua atau lebih zat yang  terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.

        Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu  larutan.

        Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:

        Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.

        Dalam pelarutan NaCl didalam air terjadi interaksi ion dipole antar senyawa ion    dengan molekul air. Dalam hal ini terbentuk

Page 10: pembuatanlarutan

ion tersolvasi dari NaCl yaitu Na+ dan Cl –dalam pelarutan NaCl didalam air tidak terjadi perubahan suhu pada larutan.

        Hasil perhitungan massa yang diperoleh :HNO3 massa diperoleh dengan konsentrasi 2M adalah 13,6 gram. Pada konsentrasi NaCl 2M pada 150mL deperoleh massa 8,775 gram

        Hasil perhitungan volume yang diperoleh :  pada konsentrasi KOH 2M diperoleh Volume sebesar 25mL.dan pada HNO3 pada konsentrasi 2M diperoleh Volume sebesar146,8531468mL.

        Perhitungan massa dan volume sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.

Saran

Jika melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah

dengan teliti dalam mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak

terjadi kesalahan pada waktu pengukuran suhu dan dalam

mengukur  volume larutan harus sesuai takaran jangan kurang

atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi yang

dilakukan.

http://mitamalinda.blogspot.co.id/2013/11/laporan-praktikum-kimia-membuat-larutan.html

Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau

serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih

dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut

adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996 : 1).

Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu

bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang

sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya.

Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas

gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)

Page 11: pembuatanlarutan

Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3

kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang

pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat

homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan

didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan

dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas

(Sukardjo, 1997 : 141)

Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang

dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan

yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung

zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit,

larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan

dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam

campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada;ah larutan, contoh terbaik larutan adalah udara

(Karyadi, 1994 : 51)

Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau

serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih

dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut

adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Banyaknya zat terlarut yang dapat

menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu pelarut dalam temperatur konstan disebut

kelarutan. Ada pun faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat yaitu 1. temperatur atau suhu,

umumnya kelarutan akan naik dengan kenaikan suhu meskipun beberapa hal terjadi sebaliknya.

2. Pelarut, kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air murni daripada pelarut organik. 3.

Ion sekutu, ion yang merupakan salah satu bahan endapan, pada umunya dapat dikatakan bahwa

kelarutan suatu endapan akan berkurang jika salah satu ion sekutu terdapat dalam jumlah yang

berlebihan. 4. PH, Kelarutan garam dari asam bergantung pada PH larutan. 5. Kompleks, dalam

hal ini kelarutan mula-mula turun karena pengaruh ion sejenis kemudian naik karena

pembentukan kompleks menjadi nyata. 6. Konsentrasi, Bila konsentrasi lebih kecil dari

kelarutan, zat padat akan terurai dan sebaliknya bila konsentrasi melebihi dari kelarutan maka

akan terjadi pengendapan.

Page 12: pembuatanlarutan

Dalam pelarut NaCl didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara senyawa ion

dengan molekul air. Molekul air bersifat polar dengan muatan negatif lebih terpusat pada atom

oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub negatif akan mengapung Na+  yangbermuatan positif

dan hidrogen mengapung atom Cl –  yang bermuatan negatif. Jika interaksi ion dipole lebih besar

dari gaya tarik antara ion dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan berlangsung.

Dalam hal ini akan terbentuk  ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl – .

 dalam proses pembuatan larutan NaOH dengan menambahkan aquades kedalam labu

takar sampai pada titik tera, terjadi reaksi yang ditandai dengan larutan menjadi panas, terjadi

reaksi eksotermal dan ketiaka diencerkan larutan menjadi bening. Larutan menjadi panas bila

energi potensialnya turun, ketika energi kinetiknya naik, artinya energi potensialnya berubah

menjadi energi kinetik. Penambahan harga rata-rata energi kinetik dari molekul-molekul dapat

menyebabkan kenaikan temperatur dari campuran reaksi, sehingga panas dapat mengalir ke

sekelilingnya. Bila terjadi reaksi eksotermal, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan

energi potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun, jadi larutan panas pada NaOH

menandakan bahwa NaOH itu bereaksi.

Dari hasil perhitungan massa diperoleh bahwa, massa NaOH dengan konsentrasi 0,5 M

adalah 1 gram dan konsentrasi 0,75 M diperoleh massa sebesar 1,5 gram. Pada konsentrasi NaCl

1 % deperoleh massa 0,5 gram sedangkan pada konsentrasi NaCl 0,5 % diperoleh massa seberat

0,25 gram. Berdasarkan hasi; perhitungan masss yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa

semakin besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar pula massa yang diperlukan unutk

membuat larutan tersebut, sehingga perhitungan massa sangat diperlukan sebelum membuat

larutan dengan konsentrasi tertentu.

H.       PENUTUP

a.       Kesimpulan

-       Larutan merupakan campuran homogen dari zat terlarut (solute) dengan pelarut (solvent)

-       Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain:

1. Temperatur/ Suhu 2. Pelarut 3. Ion sekutu 4. PH 5. Kompleks 6. Konsentrasi.

-       Dalam pelarutan NaCl didalam air terjadi interaksi ion dipole antar senyawa ion dengan molekul

air. Dalam hal ini terbentuk ion tersolvasi dari NaCl yaitu Na+ dan Cl –

-       dalam pelarutan NaCl didalam air tidak terjadi perubahan suhu pada larutan.

Page 13: pembuatanlarutan

-       Pada pelarutan NaOH pellet didalam air terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik

pada zat kimia yang bersangkutan sehingga mnyebabkan kenaikan suhu pada larutan.

-       Hasil perhitungan massa yang diperoleh :

NaOH 0,5 M adalah 1 gram sedangkan NaOH 0,75 M adalah 1,5 gram. Pada NaCl 1% diperoleh

massa 0,5 gram sedangkan pada NaCl 0,5 % diperoleh massa 0,25 gram.

-       Perhitungan massa sangat diperlukan sebelum membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.

b.      Saran

-       Hendaknya para praktikan bersifat teliti dan meminimalisir kesalahan sekecil apapun sehingga

hasil yang didapatkan lebih akurat.

-       Praktikan diharapkan untuk bersabar dan tekun dalam praktikum.

Page 14: pembuatanlarutan

http://chnonk.blogspot.co.id/2011/11/pembuatan-larutan.html

A.    Latar BelakangHampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami

sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada

umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara

zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi

di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari

satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent.

Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam

suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut.

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas

dan sebagainya.

Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi

berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam

bentuk larutan . Obat-obatan bisanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis

aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen.

Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi

merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung.

Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau

larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan

tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut,

maka konsentrasinya rendah atau encer

Dalam praktikum ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan

dengan konsentrasi sesuai yang diperluakan, lalu diharapkan praktikan juga mampu membuat

larutan dengan pengenceran dengan berbagai konsentrasi.

B.    Tujuan

o   Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi.

o   Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi.

Page 15: pembuatanlarutan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau

serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih

dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut

adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996).

Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu

bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang

sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya.

Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas

gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999)

Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3

kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang

pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat

homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan

didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan

dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas

(Sukardjo, 1997)

Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang

dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan

yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakai larutan dalam air. Larutan yang mengandung

zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit,

larutan dinamakan cairan dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut. Larutan

dapat berupa padat dan gas, karena molekul-molekul gas berpisah jauh, molekul-molekul dalam

campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada; larutan, contoh terbaik larutan adalah udara

(Karyadi, 1994)

         Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi

baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat

berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil

solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang

Page 16: pembuatanlarutan

mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah

medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang

berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat,

akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas

bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan

larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.

Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah

padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul

dari komponen lainnya (Syukri, 1999).

Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan

jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan

dengan  zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat

melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.

Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut

pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu,

molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak

komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen.

Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.

Contoh larutan biner

Zat terlarut Pelarut Contoh

Gas Gas Udara, semua campuran gas

Gas Cair Karbondioksida dalam air

Gas Padat Hydrogen dalam platina

Cair Cair Alcohol dalam air

Cair Padat Raksa dalam tembaga

Padat Padat Perak dalam platina

Padat Cair Garam dalam air

Page 17: pembuatanlarutan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion

sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).

Konsentrasi Larutan

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut,

dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol)

tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol,

molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume

(Baroroh, 2004).

Page 18: pembuatanlarutan

Satuan konsentrasi

Lambang Nama Definisi

Satuan Fisika

% w/w Persen berat

% v/v Persen volume

% w/v Persen berat volume

Ppm Parts per million

Ppb Parts per billion

Satuan kimia

X Fraksi mol

F Formal

M Molal

N Normal

m Eq Mili ekuivalen Seper seribu mol larutan

Osm Osmolar

M Molar

(Achmad, 2001)

1.     Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol

dalam  larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3 mol air, maka

fraksi mol alkohol adalah ¼ dan air ¾ (syukri, 1999). Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat

terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1

2.     Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan dengan

huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat dengan

menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan dibuat menjadi

satu liter.

3.     Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas

biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal, dan menyatakan

suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu kilogram air.

Page 19: pembuatanlarutan

4.     Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan.  Biasanya

ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan menyatakan

larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat per liter larutan.

Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume. Sebagai contoh,

3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan 12% volulme adlah suatu

larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan hingga volume menjadi 100 ml

(syukri, 1999).

Pengenceran

Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut

pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang

terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute

adalah zat terlarut sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut.

Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah

pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute

(Anonim, 2008).

Rumus pengenceran menurut (Gunawan, 2004) yaitu :

M1V1=M2V2

Yang mana M1 = molaritas awal larutan

M2 = molaritas akhir larutan

V1 = volume awal larutan

V2 = volume akhir larutan

Penentuan % b/b, %b/v dan %v/v

Menyatakan persen larutan, rumusnya yaitu : b/b, b/v, v/v. rumus pengenceran menurut Umi

(2004) yaitu :

Persentase berat per berat (% b/b) adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram

larutan. %b/b = x100%.

Persentase berat per volume (% b/v) adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 mL

larutan. Satuan %b/v umumnya untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair. %b/v = x100%.

Page 20: pembuatanlarutan

Persentase volume per volume (% v/v) adalah jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 mL larutan.

Satuan %v/v umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair. %v/v= x100%.

Untuk membuat suatu larutan perlu dihitung konsentrasinya terlebih dahulu. Dalam

menghitung konsentrasinya dapat dinyatakan dengan molalitas, molaritas, normalitas dan lain

sebagainya. Sebelum dapa menghitung konsentrasi terlebih dahulu kita perlu menentukan masa

atom relative, massa molekul relative, volum dari pelarut massa larutan tersebut. Dalam

pembuatan larutan juga perlu menggunakan ketelitian yang tinggi karena jika terjadi kesalahan

yang kecil saja larutannya tidak akan menjadi larutan yang diinginkan.

Proses pengenceran adalah mencampur larutan padat (konsentrasi tinggi) dengan cara

menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Ada hal penting untuk

pengamanan yang perlu diperhatikan jika suatu larutan/ senyawa pekat diencerkan. Kadang-

kadang sejumlah panas dilepaskan. Misalnya H2SO4 pekat. Agar panas itu hilang dengan aman,

asam sulfat pekat yang harus ditambahkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika suatu larutan

senyawa kimia asam sulfat pekat dilarutkan ke air, panas yang dilepaskan sedemkian besar dapat

menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Pelarut harus

ditambahkan sedikit demi sedikit sampai volume larutan mencapai tanda gris yang mengelilingi

leher labu takar.

Pada praktikum ini saat kami mencoba membuat larutan dengan berbagai konsentrasi kami

masih membutuhkan bimbingan asistetn prktikum dan kami sudah mendapatkan hasil saat

membuat Larutan 0,1 M NaCl membutuhkan 0,2922 g NaCl, untuk Larutan 0,02M C11H22O11

membutuhkan 0,33 g, dan untuk Larutan 0,2 M C6H1206 membutuhkan 0,33 g.

Lalu pada saat pengenceran berbagai konsentrasi untuk NaCl dibutuhkan M2=0,01 M, untuk

C11H22O11 dibutuhkan M2=0,002 M dan untuk C6H1206 dibutuhkan M2=0,02 M.

Page 21: pembuatanlarutan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARANA.    KESIMPULAN

Setelah kami melakukan praktikum pembuatan larutan ini kesimpulan yang didapat bahwa

praktikan sudah mampu membuat larutan. Dimana nantinya akan berguna Untuk menyatakan

komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai

jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume

(berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan

hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm

serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. Dengan mendapatkan hasil saat

membuat Larutan 0,1 M NaCl membutuhkan 0,2922 g NaCl, untuk Larutan 0,02M C11H22O11

membutuhkan 0,33 g, dan untuk Larutan 0,2 M C6H1206 membutuhkan 0,33 g

Dan kami juga mampu Membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi. Proses

pembuatan larutan suatu z

at yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai

campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom

maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent

(pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Larutan encer adalah larutan yang

mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat

adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. untuk NaCl dibutuhkan M2=0,01 M,

untuk C11H22O11 dibutuhkan M2=0,002 M dan untuk C6H1206 dibutuhkan M2=0,02 M.

Saran

1.     Setelah praktikum seharusnya ada persentasi per acara agar mempermudah membuat laporan

dalam pembahasan

2.     Harus ada pengkoordinir foto acara, agar mempermudah praktikum

Page 22: pembuatanlarutan

http://fikapuspita.blogspot.co.id/2013/07/laporan-pembuatan-larutan_9195.html

TINJAUAN PUSTAKA

Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang

molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan

gaya antarmolekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat

terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik

kemudahan pembentukan maupun kestabilan larutan. Larutan dapat berada

dalam kesetimbangan fase dengan gas, padatan, atau cairan lain,

kesetimbangan ini sering kali menunjukkan efek yang menarik yang

ditentukan oleh bobot molekul zat terlarut (Oxtoby, 2001).

Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif

antara zat terlarut dan pelarut.

Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:

1.Fraksi Mol

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan

jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol dilambangkan dengan X.

2.      Persen Berat

Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.

3.      Molalitas (m)

Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.

4.      Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

5.      Normalitas (N)

Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter

larutan.

Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.

Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Antara

Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan:

N = M x valensi (Anonim1,2009).

Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter

larutan. Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap

liter larutan. Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1.000

Page 23: pembuatanlarutan

g pelarut murni, sedangkan fraksi mol menyatakan perbandingan mol salah

satu komponen dengan jumlah mol semua komponen (Syukri,1999).

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat

dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi

biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses

titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut

sebagai titrasi asam basa. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut

sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat

yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya

diletakkan di dalam buret. Baik titer maupuntitrant biasanya berupa larutan

(Anonim2, 2009).

Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari perubahan warna, jika

warna larutan sudah berubah maka tercapailah suatu titrasi. Indikator

merupakan asam dan basa kedua dalam larutan yang dititrasi. Penyebab

warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau

basa  analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat (Suardhana,

1986).

I.      Pembuatan Larutan NaOH

Proses standarisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk

menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan. Suatu larutan umumnya

distandarisai dengan cara titrasi. Titrasi adalah proses penentuan

banyaknya konsentrasi suatu larutan dengan titran yang konsentrasinya

diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah

larutan tersebut.

Pemilihan suatu indikator untuk titrasi asam basa bergantung pada

kuat relatif asam dan basa yang digunakan dalam titrasi. Idealnya dalam

suatu titrasi titik kesetimbangan atau kesetaraan  (titik dimana tepat cukup

satu pereaksi ditambahkan untuk bereaksi dengan pereaksi lain) dan titik

akhir dari indikator yang dipilih haruslah identik. Indikator asam dan basa

adalah asam atau basa organik yang mempunyai satu warna jika

konsentrasi hidrogen lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan satu

warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah.

Pada pembuatan larutan HCl bersifat endoterm, karena suhu larutan

lebih rendah dari larutan HCl. Sedangkan pada pembuatan larutan NaOH

Page 24: pembuatanlarutan

bersifat eksoterm karena suhu larutan lebih tinggi. Pada pengenceran

larutan HCl dapat kita lihat terjadinya perubahan, tetapi tidak secara nyata.

Sebelum diencerkan sampai sesudah diencerkan tidak terjadi perubahan

warna. Perubahan hanya pada konsentrasi dan dapat diketahui dari hasil

perhitungan, yaitu dari 0,5 M menjadi  0,1 M. Perubahan konsentrasi yang

terjadi dikarenakan perubahan volume.

                      II.      Titrasi Asam Terhadap Basa

Pada titrasi HCl dengan NaOH 0,1 M menggunakan indikator metil

merah. Indikator metil merah dipilih sebagai larutan indikator karena

mempunyai perubahan warna yang sangat signifikan atau sangat mencolok

dalam suasana asam. Perubahan warna yang terjadi pada titrasi yaitu dari

warna merah muda menjadi warna kuning. Volume rata-rata dari proses

titrasi ini adalah 10,5 ml, maka dari hasil perhitungan dapat diperoleh

normalitas HCl 0,105 M. Sedangkan, pada titrasi larutan HCl dengan NaOH

0,1 M menggunakan indikator phenophtalein. Indikator phenoptalein dipilih

karena mempunyai perubahan warna yang signifikan dalam suasana basa.

Perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna bening menjadi warna

merah muda. Volume rata-rata dari proses titrasi ini adalah 10,65 ml,  maka

dari perhitungan diperoleh normalitas HCl 0,106 M. Dari hasil tersebut,

nilai normalitas lebih besar dengan menggunakan indikator penophtalein.

                   III.      Titrasi Basa Terhadap Asam

Titrasi Larutan NaOH dengan larutan HCl 0,1 M  sebagai titran 

menggunakan indikator metil merah. Indikator metil merah dapat bereaksi

dengan asam maupun basa.  perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna

kuning menjadi warna merah muda. Volume rata-rata pada proses titrasi ini

adalah 9,05 ml, maka dari proses perhitungan diperoleh hasil konsentrasi

NaOH sebesar 0,0905 M. Reaksi dari titrasi ini adalah :

                           NaOH  +  HCl     →   NaCl    +   H2 O

  Pada titrasi larutan HCl 0,1 M  dengan  NaOH sebagai titran,

perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna merah muda menjadi warna

kuning. Volume rata-rata proses titrasi adalah 13,6 ml, maka diperoleh

konsentrasi NaOH sebesar 0,0735 M.

                           HCl     +     NaOH      →        NaCl    +     H2 O

Page 25: pembuatanlarutan

VII.      KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal berikut :

1.      Larutan bisa dibuat dengan melarutkan zat terlarut yang berada dalam

      bentuk padatan dan mengencerkan suatu larutan pekat.

2.      Dari hasil perhitungan, titrasi menggunakan indikator metil merah

adalah 0,105 M dan titrasi dengan menggunakan indikator phenophtalein

yaitu 0,106 M. Sedangkan pada titrasi NaOH dengan larutan HCl sebagai

titran, M NaOH = 0,0905 M dan pada titrasi HCl dengan larutan NaOH

sebagai titran, M NaOH = 0,0735 M.

3.      Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan

kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.

4.      Titrasi merupakan cara untuk menghitung konsentrasi suatu larutan

dengan menghitung volume titran yang digunakan.http://rianjulianto11.blogspot.co.id/2013/11/laporan-praktikum-kimia-pembuatan-dan.html