pembuatan saus
TRANSCRIPT
LAPORAN TETAP
TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN
Disusun Oleh Kelompok 3 ( 4KIA ) :
Depi Oktari 0611 3040 101 Hilda Rosalina 0611 3040 101
Intan Ramdyasari 0611 3040 101 Kiki Maria Nababan 0611 3040 101
Leny Erisna Putri. R 0611 3040 101 M. Redho Aditya. P 0611 3040 101
Woro Eristya Anjani 0611 3040 101
Dosen Pembimbing : Ir. Hj. Siti Chodijah, M.T
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAPALEMBANG
2013
TEKNOLOGI SAUS DAN PASTA
PEMBUATAN SAUS TOMAT
Tujuan Percobaan
- Dapat mengetahui teknologi pembuatan saos
- Dapat membandingkan kualitas berbagai produk saos yang dihasilkan
Dasar Teori
Saus tomat adalah produk yang dihasilkan dari campuran bubur tomat atau pasta tomat
atau padatan tomat yang diperoleh dari tomat yang masak, yang diolah dengan bumbu-bumbu,
dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang
diijinkan (SNI, 2004). Sedangkan menurut Tarwiyah (2001) saus tomat merupakan produk
pangan yang terbuat dari pasta tomat mengandung air dalam jumlah besar tetapi mempunyai
daya simpan yang panjang karena mengandung asam, gula, garam dan pengawet.
Pembuatan saus dilakukan dengan cara menguapkan sebagian air buahnya sehingga
diperoleh kekentalan sari buah yang diinginkan. Ke dalam pekatan sari buah tersebut
ditambahkan berbagai macam bumbu untuk menyedapkan. Agar saus menjadi lebih kental,
sering juga ditambahkan pati dan bahan pengental lainnya (Dwiyono, 2008)
Syarat mutu saus tomat menurut SNI 01-3546-2004 adalah sebagai berikut (Tabel 1):
Tabel 1. Syarat Mutu Saus Tomat
No. Uraian Satuan Persyaratan
1. Keadaan
1.1 Bau _ Normal
1.2 Rasa _ Normal khas tomat
1.3 Warna Normal
2. Jumlah padatan terlarutBrix,
20 oCMin. 30
3.Keasaman, dihitung sebagai
asam asetat% b/b Min. 0,8
4. Bahan tambahan makanan
4.1 Pengawet
Sesuai dengan
SNI 01-0222-1995 dan peraturan dibidang
makanan yang berlaku
4.2 Pewarna tambahan
Sesuai dengan
SNI 01-0222-1995 dan peraturan dibidang
makanan yang berlaku
5. Cemaran logam
5.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,1
5.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 50,0
5.3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0
5.4 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0* / 250,0**
5.5 Raksa (Hg) mg/kg Maks 0,03
6. Arsen (As) mg/kg Maks. 0,1
7. Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng total Koloni/g Maks. 2 x 102
7.2 Kapang dan khamir Koloni/g Maks. 50
*Dikemas di dalam botol
**Dikemas di dalam kaleng
Sumber: SNI 01-3546-2004
Dalam kondisi setengah basah, produk saus tomat menjadi lebih mudah rusak. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengemasan agar awet dalam jangka waktu yang relatif lama serta
mempermudah pendistribusiannya. Saus tomat biasanya dikemas dalam botol-botol dari bahan
gelas atau plastik dan ditutup rapat. Dalam keadaan tertutup rapat, saus tomat dapat terlindung
dari segala pengaruh yang berasal dari luar seperti mikroba penyebab kebusukan (Suprapti,
2000).
air yang terkandung dalam saus tomat lebih kecil daripada saus sambal yaitu sekitar
89,07g. Tetapi kandungan karbohidrat saus tomat lebih tinggi dibanding saus sambal yaitu
sebesar 7,18g. Protein yang terkandung dalam saus tomat yakni mencapai 1,33g (Anonymous,
2009), serta serat yang terkandung sebesar 1,4g. Selain itu, saus tomat juga kaya akan komponen
mikronutrien penting lainnya seperti sodium, pottasium, kalsium, fosfor, magnesium dan vitamin
C.
Tabel 2. Komposisi Saus Tomat
Komponen Satuan Jumlah
Air Gram 89,07
Karbohidrat Gram 7,18
Protein Gram 1,33
Lemak Gram 0,17
Serat Gram 1,43
Sodium Mg 605
Pottasium Mg 317
Fosfor Mg 32
Magnesium Mg 19
Kalsium Mg 14
Vitamin C Mg 13,1
Sumber: Anonymous (2009).
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
- Pisau
- Blender
- Panic
- Kompor
- Botol
- Wajan
Bahan yang digunakan :
- Tomat
- Jeruk nipis/asam asetat
- Garam
Langkah Kerja
- Pure tomat dicampur dengan bahan lain (guka 8-9%, asam asetat 3%, garam 0,5% dan
maizena 5%).
- Seluruh bahan tersebut di blender selama 30 menit.
- Bahan dimasak pada suhu 80oC.
- Pemasakan dihentikan setelah kekentalan tercapai.
- Saus dimasukkan kedalam botol yang telah disterilkan.
- Botol yang berisi saus dikukus atau direbus untuk mencegah saus berwarna gelap, karena
tannin dari buah akan terhindar oleh oksigen.
- Setelah ditutup, disterilkan dengan cara direbus dalam air mendidih selama 20 menit.
Data Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Mencuci bersih 500 gr tomat segar dengan air
sampai benar – benar bersih.
Tomat dicuci agar terbebas dari kotoran .
Tomat yang telah dicuci bersih, dipotong –
potong kecil dan kemudian di blender sampai
halus.
Tomat yang telah di blender berbentuk cairan
dengan sedikit serat dan berwana merah.
Pati tomat dimasak sampai kental dengan
penambahan gula, asam asetat dan garam
Terjadi perubahan menjadi sedikit kental pada
saat penambahan bahan.
Setelah pemasakan saus tomat beberapa menit,
tambahkan tepung maizena secara perlahan
sambil diaduk merata.
Saus semakin mengental dan warna nya
semakin pekat.
Setelah saus tomat jadi, diamkan sampai suhu
sedikit menurun dan botol di sterilkan sebelum
dimasukkan saus kedalamnya.
Penyeterilan dilakukan agar saus tomat tidak
mengalami perubahan pada saat pengemasan
dan botol terbebas dari bakteri.
Masukkan saus tomat kedalam botol. Saus tomat siap disajikan
Analisa Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan dapat di analisa adalah praktikum pembuatan saus
tomat. Tomat yang digunakan adalah tomat yang segar dan tingkat kematangan yang pas dan
warna tomat yang merah. Tomat terlebih dahulu dicuci bersih agar terbebas dari bakteri yang
menempel.
Pencampuran bahan – bahan seperti gula, garam, asam asetat dilakukan pada saat
pemasakan, disini yang diambil adalah tomat yang telah di blender halus kemudian dilakukan
proses pemasakan dan untuk pengental ditambahkan maizena secukupnya. Jika terlalu
banyak menambahkan maizena maka saus akan terlihat mengeras. Asam asetat ditambahkan
agar memperkuat rasa pada saus namun pada kali ini diganti dengan jeruk nipis.
Saus yang dimasak dimasukkan ke dalam botol atau wadah kedap udara agar saus
tidak mengalami perubahan warna.
Kesimpulan
- Saus tomat adalah bahan penyedap yang biasa ditambahkan pada makanan.
- Tomat yang dijadikan saus harus dalam keadaan segar agar hasil saus berwarna menarik
dan rasa yang enak.
- Penambahan maizena dilakukan untuk proses pengentalan.