pembuatan kerupuk
TRANSCRIPT
PEMBUATAN KERUPUK
Judul Praktek : PEMBUATAN KERUPUK
Tujuan Praktek : Praktikum dilakukan bertujuan :
a. Untuk mengetahui cara pembuatan kerupuk.
b. Untuk mengamati hasil dengan mengetahui perbedaan
bahan baku
Praktek Ke : 10 (Sepuluh)
Hari/Tanggal/Thn : Rabu, 13 Juni 2012
Kelompok/Group : IV (Empat)
- Feriskayanti Hutahaean
- Devi Novia
- Hairunisa
- Sinatrya Ananda
- Tiodo Shintauli Manalu
Tinjauan Literartur
Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan
tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk udang
dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang umumnya sering dijumpai
dikalangan masyarakat.
(www.wikipedia.com)
Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang banyak
dikonsumsi di indonesia. Kerupuk dikenal baik disegala usia maupun tingkat
sosial masyarakat. Kerupuk mudah diperoleh di segala tempat, baik di kedai
pinggir jalan, di supermarket, maupun di restoran hotel berbintang. Kerupuk
udang adalah kerupuk yang bahannya terdiri dari adonan tepung dan udang.
Kerupuk udang mempunyai beberapa kualitas bergantung pada komposisi
banyaknya udang yang terkandung dalam kerupuk. Semakin banyak jumlah
udang yang terkandung dalam kerupuk semakin baik kualitasnya. pembuatan
kerupuk udang menggunakan bahan utama tepung tapioka. Sedangkan bahan
tambahan lainnya adalah udang, telur/susu, garam, gula, air, dan bumbu
(bawang putih. bawang merah, ketumbar, dan sebagainya) yang bervariasi.
(Made Astawan, 1988)
Kandungan protein yang tinggi pada ikan dan kadar lemak yang rendah
sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Ikan merupakan produk yang
banyak dihasilkan oleh alam dan diperoleh dalam jumlah melimpah. Akan tetapi
ikan juga merupakan bahan makanan yang cepat mengalami proses
pembusukan dikarenakan kadar air yang tinggi. Kadar air yang tinggi adalah
kondisi yang memberikan kesempatan bagi perkembangbiakan bakteri secara
cepat. Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan bagian penting dari
mata rantai industri perikanan. Salah satu makanan hasil olahan dari ikan adalah
kerupuk ikan. Produk makanan kering dengan bahan baku ikan dicampur dengan
tepung tapioka ini sangat digemari masyarakat.
Dalam mempersiapkan bahan baku pembuatan kerupuk ikan yang perlu
mendapat perhatian utama adalah penyiapan ikan yang akan dijadikan bahan
utama. Mutu ikan yang digunakan akan mempengaruhi mutu produksi kerupuk
ikan, oleh karena itu perlu dipilih ikan yang masih segar.
(lordbroken.wordpress.com)
Dalam pembuatan kerupuk bahan baku yang digunakan adalah semua
jenis ikan/udang. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pada pembuatan kerupuk
ikan/udang dibutuhkan bahan baku daging ikan / udang yang masih segar. Bila
bahan baku yang digunakan kurang baik kesegarannya akan mempengaruhi
rasa, rupa dan bau yang dihasilkan.
(epetani.deptan.go.id)
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk:
1. Tepung Tapioka
Tepung tapaioka adalah tepung yang diperoleh dari ubi kayu segar
(Manihot utilissima) setelah melalui cara pengolahan tertentu, dibersihkan dan
dikeringkan. Syarat mutu dari tepung tapioca meliputi syarat organoleptik, yaitu
sehat, tidak berbau apek/masam, murni dan tidak ada ampas/benda asing.
Tepung tapioka yang digunakan telah memenuhi standar untuk
pembuatan kerupuk karena sebelum digunakan, tepung tapioka diayak terlebih
dahulu. Tepung tapioka yang baik dalam pembuatan kerupuk adalah yang telah
lama namun belum asam. Semakin lama tepung tapioka semakin baik mutu
kerupuk. Semakin baik mutu kerupuk ini maksudnya adalah kandungan air
dalam kerupuk akan konstan sehingga memperpanjang umur simpan.
Selain itu tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental
(thickener), bahan pengisi, bahan pengikat pada industri makanan olahan.
Tepung tapioka banyak digunakan dalam berbagai industri makanan karena
kandungan patinya yang tinggi dan sifat patinya yang mudah membengkak
dalam air panas dengan membentuk kekentalan.
2. Telur
Telur yang ditambahkan pada pembuatan kerupuk udang dimaksudkan
untuk meningkatkan nilai gizi, rasa, dan bersifat sebagai pengemulsi serta
pangikat komponen-komponen adonan. Telur juga berperan sebagai pengikat
udara dan menahannya sebagai gelembung. Penggunaan telur pada pembuatan
kerupuk akan mempengaruhi kemekaran kerupuk udang pada waktu digoreng.
3. Bumbu
Dalam pembuatan kerupuk bumbu dapat meningkatkan aroma dan
citarasa kerupuk. Bumbu yang digunakan antara lain bawang merah, bawang
putih, ketumbar dan sebagainya tergantung dari citarasa yang diinginkan.
4. Bahan Pengembang
Pengembang merupakan senyawa yang dapat melepas gas di dalam
adonan pada suhu dan kadar air yang sesuai. Pada proses penggorengan, gas
dari bahan pengembang dilepaskan. Gas yang dilepas bersama-sama udara dan
uap air yang mengembang karena panas, terperangkap di dalam struktur
adonan menghasilkan produk akhir yang bersifat berongga. Contoh bahan
pengembang adalah soda kue.
Bahan pengembang (leavening agent), yang terdiri dari campuran sodium
bikarbonat, sodium alumunium fosfat, dan monokalsium fosfat. Sifat zat ini jika
bertemu dengan cairan atau air dan terkena panas akan membentuk
karbondioksida. Karbondioksida inilah yang membuat adonan jadi mengembang.
(warintek.ristek.go.i
d)
5. Gula
Gula pasir atau gula putih telah menjadi bahan makanan pokok dalam
berbagai makanan seperti kue, permen, biskuit atau beberapa minuman. Gula
putih ini berasal dari tebu dan juga tanaman bit atau umbi-umbian. Selain
pemberi rasa manis gula dalam konsentrasi tinggi berperan sebagai pengawet.
Konsentrasi gula yang tinggi (70%) sudah dapat menghambat pertumbuhan
mikroba perusak makanan. Gula sebagai bahan perubah warna dan sebagai
bahan untuk memperbaiki susunan dalam jaringan
Gula bersifat untuk menyempurnakan rasa asam, cita rasa dan juga
kekentalan. Daya larut yang tinggi dari gula memiliki kemampuan mengurangi
kelembaban relatif, dan daya mengikat air adalah sifat-sifat yang menyebabkan
gula dipakai dalam pengawetan pangan. Pemakaian gula biasanya 2-2,5%,
pemakaian gula berlebih menyebabkan makin sedikit air terserap tepung dalam
adonan sehingga pengembangan dapat berkurang.
6. Garam
Garam merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam proses
pembuatan kerupuk. Fungsi penambahan garam dalam adonan yang adalah
mempertahankan struktur adonan yang akan menentukan kualitas produk.
Penambahan garam pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai penambah cita
rasa pada pangan, untuk menetralkan rasa pahit dan rasa asam,
membangkitkan rasa selera dan mempertajam rasa manis, selain itu garam
mempunyai tekanan osmotik yang tinggi, higroskopik atau terurai menjadi Na+
dan Cl- yang meracuni sel mikrobia dan mengurangi kelarutan O2.
Garam khususnya garam dapur (NaCl) akan dapat menghasilkan berbagai
pengaruh terhadap bahan pangan, terutama dapat menghambat mikrobia-
mikrobia pembusuk yang mengkontaminasi bahan juga dapat mempengaruhi
Aw dari bahan makanan sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia
yang tidak dikehendaki.
(F.G.Winarno, 1993)
Pengawasan mutu banyak menggunakan analisa mutu berdasarkan prinsip-
prinsip ilmu dan teknologi yang makin canggih, namun di samping itu penilaian
secara indrawi/organoleptik tetap dipertahankan. Pengawasan mutu yang
dilakukan oleh perusahaan dilaksanakan pada tiap bagian pengolahan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi mutu kerupuk udang, antara lain adalah kadar air,
volume pengembangan, dan kemasan.
Kerenyahan kerupuk udang sangat ditentukan oleh kadar airnya. Semakin
banyak mengandung air, kerupuk udang akan semakin kurang renyah. Kadar air
yang terikat dalam kerupuk sebelum digoreng sangat menentukan volume
pengembangan kerupuk matang. Jumlah uap air yang terdapat dalam bahan
pangan ditentukan oleh lamanya pengeringan, suhu penggorengan, kecepatan
aliran udara, kondisi bahan dan cara penumpukan serta penambahan air
sewaktu pembuatan adonan pada proses gelatinisasi.volume pengembangan
dipengaruhi oleh kadar air kerupuk mentah dan suhu penggorengan. Makin
banyak penambahan bahan bukan pati, makin kecil pengembangan kerupuk
pada saat penggorengan, dan pengembangan menentukan kerenyahannya.
Pengemasan berfungsi untuk melindungi produk dari pengaruh lingkungan
dan untuk memberi pengaruh visual. Selain itu pengemasan juga untuk
mempermudah penanganan serta distribusi dan memperpanjang masa simpan
produk yang dikemas. Pengemasan akan menjaga produk dari perubahan
aroma, warna, tekstur yang dipengaruhi oleh perpindahan uap air dan oksigen.
(heruwibowodoank.blogspot.co
m)
Diantara makanan pelengkap lainnya, kerupuk merupakan makanan yang
paling favorit. Rasanya gurih dan renyahnyamembuat acara santap makin
meriah. Pokoknya tanpa kehadiran kerupuk acara makan jadi kurang
nikmat. Meskipun tampaknyamudah, tidak semua orang bisa memilih dan
menyimpan kerupukb a i k .
Berikut tips memilih kerupuk yang baik :
1. Kerupuk mentah yang belum digoreng, harus mempunyai bahan-bahan
yang tercampur rata. Bahan dasar kerupuk rata tersebar diseluruh
permukaan kerupuk sehingga pada saat digoreng akan mengembang
dengan baik.
2. Pilih kerupuk yang berwarna alami. Hindari kerupuk yang warnanya
mencolok Karena biasanya kerupuk dibuat dengan menambahkan zat
pewarna.
3. Cium dulu kerupuk mentah, jika bau udang dan ikan tercium dank has
berarti kerupuk baik mutunya. Jangan membeli kerupuk yang sudah bau
apek atau tengik karena rasa juga dapat berubah.
(
www.makandimana.com)
Bahan
Ikan Mas 250 gram
Ikan Tenggiri 250 gram
Udang 250 gram
Tapioka 250 gram
Gula Pasir 20 gram
Soda Kue 2,2 gram
Garam 12,5 gram
Telur 1 butir
Bumbu Pelengkap
Alat
Timbangan Manual
Timbangan Digital
Baskom
Pisau
Food Processor
Talenan
Kuali
Kompor Gas
Prosedur kerja
1. Ikan dibersihkan dan dicuci kemudian dilakukan filleting
2. Setelah itu dilakukan pencampuran dengan bumbu-bumbu dan tepung
tapioka sampai homogen dan halus.
3. Dilakukan pembentukan dengan cara dibulatkan dan dibentuk sesuai
kreatifitas
4. Setelah itu masakan ke dalam minyak goreng dengan menggerakan api
5. Kemudian api disebarkan sampai kerupuk mengapung lalu tiriskan dan
kemas (penggorengan dilakukan 2 kali yang pertama , dengan api kecil
dan kedua api besar).
Hasil Pengamatan
N
o
Nama
Produk
Berat
(Gram)Organoleptik
Aw
al
Akhi
rWarna Aroma Rasa
Tekstu
r
1 Kerupuk
Ikan Mas
520 300 Kuning
Kecoklata
Khas
Ikan Mas
Gurih Renyah
n
2
Kerupuk
Ikan
Tenggiri
490 290
Kuning
Kecoklata
n
Khas
Ikan
Tenggiri
Gurih Renyah
3Kerupuk
Udang540 250
Kuning
Kecoklata
n
Khas
UdangGurih Renyah
4Kerupuk
Ikan Mas410 270
Kuning
Kecoklata
n
Khas
Ikan MasGurih Renyah
5
Kerupuk
Ikan
Tenggiri
490 440
Kuning
Kecoklata
n
Khas
Ikan
Tenggiri
Gurih Renyah
6Kerupuk
Udang500 350 coklat
Khas
UdangGurih Renyah
VISUALISASI
Kelompok 1
Kerupuk Ikan Mas
Kelompok 2
Kerupuk Ikan Tenggiri
Kelompok 3
Kerupuk Udang
Kelompok 4
Kerupuk Ikan Mas
Kelompok 5
Kerupuk Ikan Tenggiri
Kelompok 6
Kerupuk Udang
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan kerupuk dan
mengamati hasil pembuatan kerupuk dengan mengetahui perbedaan bahan
baku .Dari praktikum ini menggunakan perbedaan bahan baku seperti : ikan
mas, ikan tenggiri, dan udang. Kerupuk merupakan produk olahan yang banyak
diminati orang, kerupuk adalah makanan yang bertekstur garing dan renyah
yang dibuat dari proses pencampuran adonan tepung tapioka dengan bahan
perasa , pembentukan adonan yang tipis-tipis kemudian proses penggorengan.
Oleh karena itu, dalam pembuatan kerupuk menggunakan perbedaan bahan
baku yang berbeda-beda maka akan memberikan aroma dan rasa yang lebih
bervariasi. Dalam proses pembuatan kerupuk juga ditambahkan bumbu-bumbu
tertentu yang bertujuan agar membuat tekstur kerupuk lebih renyah dan
mengembang. Namun , selain itu juga penting nya tekhnik dan cara proses
pembuatan kerupuk yang benar karena hal ini akan berpengaruh pada kerupuk
yang dihasilkan.
Adapun dalam pembuatan kerupuk meliputi beberapa tahap pengolahan
yaitu pencampuran adonan, pencetakan, penggorengan dan penyimpanan. Dari
hasil praktek dalam pembuatan kerupuk , kelompok kami membuat kerupuk
dengan bahan dasar ikan tenggiri. Dengan perlakuan daging ikan mas dan
tepung tapioca (1:1).
Sebelum ditimbang ikan terlebih dahulu dibersihkan dari tulang dan kulit.
Kemudian dicuci bersih. Ikan ditimbang dengan berat 250 gram, tetapi pada
kelompok kami ikan mas setelah dilakukan filleting diperoleh 160 gram.
Kemudian Ikan mas dihaluskan dengan food processor agar mudah dalam
membentuk dan membuat adonan. Bumbu ditumbuk sampai halus agar dapat
meningkatkan aroma dan citarasa pada kerupuk. Daging ikan dan bumbu
dicampur kemudian ditambahkan gula, MSG dan soda kue, agar semua bahan
tercampur dengan rata uleni dengan tangan. MSG berfungsi sebagai pemberi
rasa asin dan gurih pada kerupuk. Gula pemberi rasa manis dan dapat berperan
sebagai pengawet atau dapat menambah umur simpan pada kerupuk. Soda kue
dapat berfungsi sebagai bahan pengembang karena pada saat penggorengan,
gas dari bahan pengembang dilepaskan. Gas yang dilepas bersama-sama udara
dan uap air yang mengembang karena panas, terperangkap di dalam struktur
adonan menghasilkan produk akhir yang bersifat berongga.
Setelah itu, kocokan telur dimasukkan kedalam adonan daging ikan dan
bumbu agar telur yang ditambahkan dapat meningkatkan nilai gizi, rasa, dan
bersifat sebagai pengemulsi serta pangikat komponen-komponen adonan.
Penggunaan telur pada pembuatan kerupuk akan mempengaruhi tekstur
kerupuk ikan mas pada waktu digoreng.
Masukkan tepung tapioca sedikit demi sedikit sampai adonan homogeny
atau kalis. Faktor terpenting dalam pembuatan adonan adalah homogenitas
adonan, karena sifat ini akan mempengaruhi keseragaman produk akhir yang
dihasilkan. Adonan kerupuk yang baik adalah homogen dan tidak lengket di
tangan.
Jika kandungan tepung lebih banyak dibanding bahan perasa seperti
udang atau ikan , maka daya kembang kerupuk akan semakin berkurang.
Sebaliknya bila perbandingan tepung dengan udang atau ikan seimbang maka
daya kembang kerupuk akan semakin besar.
Dalam proses pengolahan kerupuk, pada saat menguleni kami
menambahkan 30 gram tepung tapioca lagi dari 250 gram tepung tapioca
karena adonan belum kalis. Hal ini dikarenakan telur yang digunakan bersifat
cair sehingga perlu diimbangi dengan cara mencampur atau menambah tepung
agar tidak lengket dan mengembang ketika digoreng.
Pencetakan adonan kerupuk dimaksudkan untuk memperoleh bentuk
yang tipis dan ukuran yang seragam. Keseragaman ukuran dan bentuk yang tipis
penting untuk memperoleh penampakan dan penetrasi panas yang merata
sehingga memudahkan proses penggorengan dan menghasilkan kerupuk goreng
dengan warna yang seragam dan gurih .
Pada praktek pembuatan kerupuk kelompok kami melakukan 2 kali
penggorengan . Tahap pertama menggoreng dengan menggunakan api kecil
hingga mengapung dan berubah warna menjadi putih kekuningan. Kemudian
digoreng dengan api besar setelah ditiriskan agar kerupuk dapat
memprtahankan tekstur renyah sampai pada bagian dalam permukaan kerupuk
sehingga kerupuk berwarna kuning kecoklatan, mengapung, dan mengembang.
Penggorengan kerupuk dilakukan dengan menggoreng kerupuk langsung di
dalam minyak panas dengan menggunakan minyak yang banyak sehingga
kerupuk terendam. Hal ini agar kerupuk mengembang sempurna dan matang
merata.
Berat awal adonan kerupuk ikan tenggiri pada saat adonan kalis adalah
410 gram dan berat akhir setelah digoreng adalah 270 gram. Selisih berat
mentah-masak adalah 140 gram. Dalam pengolahan pentingnya melakukan
penimbangan berat awal dan akhir untuk mengetahui selisih yang didapat dalam
proses pengolahan pembuatan kerupuk.
Uji organoleptik :
1. Warna
Warna berasal dari tahap penggorengan dengan api kecil dan api besar yang
membuat warna kerupuk menjadi kuning kecoklatan. Telur juga berfungsi
sebagai pemberi warna pada adonan. Pada kelompok kami warna kerupuk yang
dihasilkan sesuai hasil tabel pengamatan adalah kuning kecoklatan.
2. Aroma
Aroma yang dihasilkan kerupuk kelompok kami adalah aroma khas ikan mas.
Aroma daging ikan mas dan bumbu dipadukan menghasilkan aroma yang khas
pada kerupuk.untuk mendapat aroma yang khas ini tergantung banyaknya
penambahan bahan lain seperti tepung tapioka. Jika penambahan tepung
tapioka lebih banyak dibandingkan bahan perasa seperti ikan mas ini maka
aroma yang dihasilkan pun kurang tercium.
3. Rasa
Rasa yang enak, gurih dan lezat dihasilkan dari bumbu-bumbu yang dicampur
pada adonan. Gula memberi rasa manis sedangkan garam dan MSG memberi
rasa asin dan gurih pada kerupuk. Dari tabel hasil pengamatan, rata- rata
masing-masing kelompok memiliki rasa yang gurih.
4. Tekstur
Renyahnya kerupuk yang dihasilkan tergantung pada proses pembuatan
adonan yang homogen atau kalis, pembentukan / pencetakan yang tipis dan
pada proses penggorengan yang harus 2 kali. Hal ini agar kerupuk yang
dihasilkan memiliki bentuk tipis dan renyah sertapada proses penggorengan
yang 2 kali dapat mempertahankan tekstur renyah sampai pada permukaan
bagian dalam kerupuk. Pengembangan dalam mengadon dan menggoreng dapat
mempertahankan kerenyahan kerupuk.
Kesimpulan
Dari hasil praktek yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kerupuk merupakan produk olahan yang banyak diminati orang, kerupuk
adalah makanan yang bertekstur garing dan renyah yang dibuat dari
proses pencampuran adonan tepung tapioka dengan bahan perasa ,
pembentukan adonan yang tipis-tipis kemudian proses penggorengan.
2. Semua ikan atau udang dapat digunakan untuk membuat kerupuk. Namun
yang terpenting mengetahui cara pengolahannya baik tahap
pencampuran adoanan, pencetakan atau pembentukan adonan,
penggorengan dan penyimpanan kerupuk.
3. Pada pembuatan kerupuk terdapat persamaan dan perbedaan yaitu dari
jenis bahan (ikan tenggiri, ikan mas, udang), berat (awal, akhir),
organoleptik (warna, tekstur, aroma dan rasa), serta penampakan seperti
(menarik, agak menarik dan kurang menarik).
4. Pada pembuatan kerupuk harus tepat, karena selain pemilihan bahan-
bahan yang berkualitas, proses pembuatan kerupuk juga harus benar dan
tepat karena hal ini menentukan hasil akhir kerupuk.
5. Faktor faktor yang mempengaruhi kerupuk adalah kadar air, volume
pengembangan dan kemasan.
Saran
1. Sebaiknya dalam membuat kerupuk perbandingan tepung tapioca dengan
ikan atau udang harus imbang agar daya kembang kerupuk akan semakin
besar.
2. Sebaiknya cara pencampuran adonan, pencetakan atau pembentukan dan
penggorengan harus diperhatikan agar tekstur yang dihasilkan renyah.
3. Sebaiknya menggoreng kerupuk didalam minyak panas dengan
menggunakan minyak yang banyak sehingga kerupuk terendam dan
matang merata.
4. Sebaiknya proses penggorengan kerupuk harus 2 kali agar kerupuk dapat
mempertahankan tekstur renyah sampai pada permukaan bagian dalam
kerupuk.
5. Sebaiknya pilih kualitas udang atau ikan yang masih segar agar produk
kerupuk mutunya baik.
6. Sebaiknya kerupuk yang sudah jadi dikemas agar dapat mempermudah
penanganan serta distribusi dan memperpanjang masa simpan produk
yang dikemas. Pengemasan akan menjaga produk dari perubahan aroma,
warna, tekstur yang dipengaruhi oleh perpindahan uap air dan oksigen.
7. Dengan adanya praktikum ini diharapkan setiap mahasiswa mengetahui
dan mampu melakukan pembuatan kerupuk dengan berbagai bahan
perasa dengan baik dan benar dan dapat meningkatkan nilai gizi pada
kerupuk.
8. Dari segi fasilitas praktikum yang kurang lengkap diharapkan untuk
segera dilengkapi agar praktikum dapat berjalan lancar dan tidak ada
hambatan.
9. Perlunya efisien dan efektifitas dalam setiap kelompok ditingkatkan agar
hasil yang diperoleh lebih optimal.
Daftar Pustaka
Astawan, M. 1988. Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat
Guna. Akademika Pressindo. Jakarta
http://epetani.deptan.go.id/budidaya/pembuatan-kerupuk-ikan-dan-udang.
http://heruwibowodoank.blogspot.com/2010_04_01_archive.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerupuk
http://lordbroken.wordpress.com/2010/06/18/kerupuk-ikan/
http://warintek.ristek.go.id/pangan-kerupuk-ikan-atau-udang.
http://www.makandimana.com/seba-serbi/81-tips-memilih-kerupuk.html
Winarno, F. G. 1993. “Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen”. PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta
Pontianak, 15 Juni
2012
(Feriskayanti Hutahaean)
NIM :
A10.11.02.014