pengembangan usaha rumahan kerupuk …

50
PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK RENGGINANG SEBAGAI PELUANG DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KAUM WANITA DI KELURAHAN BIRINGERE, KECAMATAN SINJAI UTARA, KAB. SINJAI TIM PENYUSUN Ketua : Hardiyanti Ridwan, S.Pd., M.,Pd (2117099301) Anggota : 1. A. Takdir Hasyim, SE., MM (2123057301) 2. Sulistiawati (170311045) PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH SINJAI TAHUN 2020

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK RENGGINANG

SEBAGAI PELUANG DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN

KAUM WANITA DI KELURAHAN BIRINGERE,

KECAMATAN SINJAI UTARA, KAB. SINJAI

TIM PENYUSUN

Ketua : Hardiyanti Ridwan, S.Pd., M.,Pd (2117099301)

Anggota : 1. A. Takdir Hasyim, SE., MM (2123057301)

2. Sulistiawati (170311045)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN 2020

Page 2: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengembangan Usaha Rumahan Kerupuk Rengginang

sebagai Peluang dalam Peningkatan Pendapatan Kaum

Wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,

Kabupaten Sinjai.

Nama Peneliti : Hardiyanti Ridwan, S.Pd., M.Pd

NIDN/NIDK : 2117099301

Jabatan Fungsional :

Program Studi : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Hukum Islam

Nomor HP : 085215505660

E-mail : [email protected]

Anggota 1 :

Nama Legkap : A. Takdir Hasyim, SE., MM

Anggota 2 :

Nama Lengkap : Sulistiawati

Sumber Pendanaan : IAI Muhammadiyah Sinjai

Sinjai, 29 Februari 2020

Menyetujui

Ketua LP2M Dosen Peneliti

Sudirman P.,S.Pd.,M.Pd.I Hardiyanti Ridwan, S.Pd.,M.Pd NBM: 1191540 NIDN: 2117099301

Mengetahui

Dekan FEHI

Dr. Muh. Anis, M.Hum NBM: 976724

Page 3: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

iii

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, atas rahmat dan

hidayat-Nya sehingga penelitian dan penyususnan tesis dengan judul

“Pengembangan Usaha Rumahan Kerupuk Rengginang Sebagai Peluang Dalam

Peningkatan Pendapatan Kaum Wanita Di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai

Utara, Kab. Sinjai” dapat diselesaikan dengan baik.

Proses penyelesaian tesis ini, merupakan suatu perjuangan yang panjang

bagi penulis. Selama proses penelitian dan penyususnan tesis ini, tidak sedikit

kendala yang dihadapi. Namun demikian, berkat keseriusan pembimbing

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu, penulis patut menyampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Firdaus, M.Ag selaku Rektor Institut IAI Muhammadiyah Sinjai

2. Dr. Amir Hamza, M.Ag selaku Wakil Rektor I Institut Agama Islam

Muhammadiyah Sinjai

3. Dr. Ismail Hasan, M.Pd selaku Wakil Rektor II Institut Agama Islam

Muhammadiyah Sinjai

4. Dr. Muh. Anis, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Hukum

Islam Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

5. Rekan-rekan dosen Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

6. Staf Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

7. Para ibu-ibu pengerajin kerupuk rangginang di Kelurahan Biringere,

Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai

8. Berbagai pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan moral sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan.

Page 4: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

iv

Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut dapat

pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga karya ini bermanfaat

bagi siapa saja yang membacanya, Amin.

Sinjai, 29 Februari 2020

Hardiyanti Ridwan, S.Pd.,M.Pd

NIDN. 2117099301

Page 5: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Batasan Masalah .............................................................................. 3

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Usaha ................................................................................................ 5

B. Pendapatan ....................................................................................... 7

C. Produksi ............................................................................................ 8

D. Biaya ................................................................................................. 9

E. Pemasaran ........................................................................................ 11

F. Kerupuk Rengginang ....................................................................... 13

G. Peneliti Terdahulu ........................................................................... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ............................................................... 16

B. Sumber Data ..................................................................................... 16

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 17

D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 17

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.............................................. 18

Page 6: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 20

B. Analisis Pendapatan.......................................................................... 21

C. Prospek Pengembangan Usaha ......................................................... 24

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 32

B. Saran ................................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33

Page 7: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. ........................................................................................................ 20

Page 8: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai ............................................................................. 20

Tabel 4.2 Pendapatan Rata-Rata yang Diperoleh Pemilik Usaha Kerupuk

Rengginang dalam Satu Minggu Di Kelurahan Biringere Kecamatan

Sinjai Utara ......................................................................................... 23

Tabel 4.3 Matriks SWOT ..................................................................................... 27

Tabel 4.4 Internal Faktor Analisis Strategi (IFAS) .............................................. 28

Tabel 4.5 Eksternal Faktor Strategi (IFAS) ......................................................... 29

Page 9: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

iv

ABSTRAK

Pengembangan Usaha Rumahan Kerupuk Rengginang Sebagai Peluang dalam

Peningkatan Pendapatan Kaum Wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai

Utara, Kab. Sinjai

Oleh:

Hardiyanti Ridwan, S.Pd., M.Pd

Andi Takdir Hasyim, SE., MM

Sulistiawati

Penelitian ini dilakukan dengan melihat usaha rumahan yang diproduksi

oleh masyarakat khususnya kaum wanita pada umumnya, dimana dengan adanya

pengembangan usaha tersebut mampu menjadi peluang dalam peningkatan

pendapatan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

bagaimana pengembangan usaha rumahan kerupuk rengginang sebagai peluang

dalam peningkatan pendapatan kaum wanita. Target khusus dalam penelitian ini diharapkan agar kiranya mampu

meningkatkan ide-ide kreatif dalam pengembangan produk usaha rumahan

sehingga mampu meningkatkan pendapatan terhadap suatu produk yang

dihasilkan.

Dalam penelitian kuantitatif yang digunakan oleh peneliti dengan melihat

dari data primer dan sekunder, dimana data primer yaitu dimana datang ke

industri rumahan rengginang, kemudian melakukan observasi dan wawancara

terhadap pelaku usaha tersebut, dan data sekunder dengan menelaah data literatur

yang relevan. Kemudian data yang telah dihimpun akan direduksi, disajikan lalu

disimpulkan menjadi hasil penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata pemilik atau

pengelola usaha kerupuk rengginang, di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai

Utara, Kabupaten Sinjai dalam satu minggu menguntungkan, dimana jumlah

pendapatan rata-rata pemilik atau pengelola usaha berada diatas rata-rata.

Sedangkan berdasarkan analisis SWOT dalam usaha pengembangan kerupuk

rengginang di Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai

cukup prospek atau layak untuk dikembangkan

Kata Kunci : Pengembangan Usaha, Peningkatan Pendapatan, Kerupuk

Rengginang

Page 10: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bisnis makanan dan minuman ringan merupakan jenis bisnis usaha

yang perkembangannnya sangat pesat, terutama di Indonesia. Dalam jenis

usaha ini tidak hanya didominasi oleh para pebisnis yang memiliki reputasi

besar di industri makanan dan minuman Indonesia, tetapi juga makanan

ringan hasil produksi industri rumah tangga atau lebih dikenal dengan nama

produk unit kecil menengah (UKM), distribusinya sudah masuk hingga pasar

modern yang mana hal tersebut membuat ramai dan padat pada sektor bisnis.

Dalam hal ini salah satu jenis makanan ringan atau produk rumahan

yang ada dan dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah

rengginang. Rengginang adalah olahan tradisional yang terbuat dari beras

ketan, yang hingga saat ini masih sangat populer dikalangan masyarakat

karena mempunyai cita rasa gurih.

Berdasarkan dari aspek ekonomis, usaha rengginang merupakan bisnis

yang sangat menguntungkan, karena permintaan pasar yang tinggi untuk

rengginang mentah membuat usaha ini semakin menjanjikan. Selain mampu

meningkatkan pendapatan bagi pengusaha, usaha ini juga mampu

meningkatkan penduduk sekitar yang akhirnya berpengaruh pada

perekonomian daerah.

Berdasarkan aspek sosial, usaha tersebut mempunyai dampak sosial

yang positif. Industri kecil rumah tangga ini mampu menyerap tenaga kerja

dari lingkungan sekitar. Secara tidak langsung ini merupakan upaya

penciptaan lapangan kerja yang mengurangi jumlah pengangguran disuatu

wilayah.

Dilihat dari dua aspek adanya usaha kerupuk rengginang, untuk

mengurangi tingkat pengangguran dan dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat khususnya pada kaum wanita. Maka, perlu dilakukan serangkaian

pengembangan usaha dibidang makanan ringan tersebut. Mengembangkan

Page 11: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

2

usaha kerupuk rengginang lebih memperhatikan pada masalah kreativitas

produk.

Kreativitas produk sangatlah perlu diperhatikan dalam membuat

usaha, agar dapat memanfaatkan peluang pasar dengan menerapkan konsep

produksi dan kreativitas. Konsep tersebut harus dapat diterapkan sebagai

sarana untuk meningkatkan permintaan produk dan meningkatkan pendapatan

masyarakat, khususnya kaum wanita.

Kerupuk rengginang, kerupuk tradisional yang saat ini sudah

berorientasi di kabupaten Sinjai, masih sangat terbatas dengan adanya

pengembangan produk usaha tersebut. Pelaku usaha rumahan harus mampu

meningkatkan kreativitas produk sehingga dapat menarik minat masyarakat

untuk mengkonsumsi olahan kerupuk tradisional rengginang sehingga pula

mampu memuaskan konsumen dengan adanya produk yang dikembangankan

dengan variasi yang unik. Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan

analisis terhadap pengembangan usaha rumahan. Dengan adanya hasil

analisis tersebut diharapakan mampu untuk menetapkan bagaimana prospek

pengembangan usaha rumahan terlebih pada usaha kerupuk rengginang

sehingga mampu mengembangankan usahanya melalui kreativitas produk

rumahan.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengembangan Usaha

Rumahan Kerupuk Rengginang sebagai Peluang dalam Peningkatan

Pendapatan Kaum Wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,

Kabupaten Sinjai.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan kegiatan identifikasi untuk

mempermudah penelitian. Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana upaya pengembangan usaha rumahan kerupuk rengginang di

kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai?

Page 12: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

3

2. Bagaimana pengaruh ekonomi kreatif terhadap tingkat pendapatan usaha

rumahan kerupuk rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai

Utara, Kabupaten Sinjai?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui upaya pengembangan usaha rumahan kerupuk

rengginag pada pelaku bisnis di Kelurahan Biringere, Kecamatan

Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ekonomi kreatif

terhadap pengembangan usaha rumahan kerupuk rengginang

terhadap tingkat pendapatan kaum wanita di Kelurahan Biringere,

Kec. Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pengusaha Makanan Ringan

Sebagai bahan masukan yang dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan

keputusan yang dapat diambil oleh pengusaha makanan ringan di

Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

b. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapak dapat digunakan sebagai bahan bacaan

atau referensi, serta bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.

Page 13: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Usaha

Usaha sekarang ini sudah banyak jenis yang dapat dikembangkan oleh

masyarakat, apalagi sekarang telah memasuki jaman perkembangan internet.

Namun, tidak semua jenis usaha bakal bertahan apalagi berkembang jika

salah dalam cara pengelolaannya. Maka, untuk mewujudkan usaha yang dapat

bertahan, seorang wirausahawan harus selalu melakukan inovasi atau

penemuan-penemuan baru sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen

sehingga tercipta permintaan.

Usaha adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk

mendapatkan penghasilan berupa uang atau barang yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mencapai kemakmuran hidup. Dalam

suatu usaha faktor keberhasilan usaha seorang pelaku usaha bukan hanya

dilihat dari seberapa keras ia bekerja, tetapi seberapa cerdas ia melakukan dan

merencanakan strateginya serta mewujudkannya (Hendro. 2011:47).

Merencanakan strategi dan mewujudkan startegi tersebut dapat dilihat

dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, dimana faktor kebehasilan

usaha itu tidak lepas dari faktor peluang, faktor manusia (SDM), faktor

keuangan, faktor organisasi, faktor perencanaan, faktor pengelola usaha dan

faktor pemasaran dan penjualan. Untuk mewujudkan dari usaha tersebut,

dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu

usaha yaitu dengan menciptakan peluang terhadap usaha, yang dimana

peluang tersebut tidak hanya bersifat momentum tetapi benar-benar peluang

bisnis. Faktor manusia (SDM) dalam peranannya sangat jelas bahwa dalam

suatu usaha yang dirintis perlu adanya sumber daya manusia yang memadai

dimana kepemimpinan dan pengembangan usaha didasarkan pada sumber

daya manusia. Faktor keuangan dalam suatu usaha sangat penting dalam

kelangsungan usaha, dimana meliputi arus kas yaitu budget, modal. Faktor

organisasi sangat bereperan juga dimana dalam suatu usaha yang dijalankan

Page 14: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

5

organisasi usaha harus lebih terstruktur. dan beberapa faktor lainnya dimana

ia mampu merencanakan dan dan mengelola usahanya hingga mencapai pada

tingkat pemasaran yang memicu tingginya permintaan terhadap suatu produk

usaha.

Peluang usaha juga dikatakan ada ketika didalam suatu pasar terdapat

suatu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dengan menawarkan atau

menjual barang yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan atu

preferensi masyarakat. Oleh karena itu, seorang wirausahawan harus jeli

melihat kebutuhan-kebutuhan serta pergeseran kebutuhan terhadap kebutuhan

masyarakat sekarang. Timbulnya kebutuhan baru atau adanya perubahan

terhadap kebutuhan yang telah ada adalah merupakan sebuah kesempatan

usaha yang dapat diekploitasi secara baik dan menguntungkan (Gitosudarmo,

2015:6).

(Suryanto & daryanto, 2019:60), Ide-ide dari seorang wirausahawan

dalam menciptakan nilai potensial dipasar sekaligus menjadi peluang usaha

yang menjanjikan keuntungan, maka dilakukan identifikasi serta evaluasi

semua resiko yang mungkin timbul dari terciptaya peluang usaha, yaitu

dengan cara:

1. Perlu strategi yang proaktif guna mengurangi kemungkinan

timbulnya resiko,

2. Sedapat mungkin menyebabkan resiko ke berbagai aspek yang ada,

3. Kemampuan mengelola resiko sehingga justru dapat mendatangkan

manfaat atau nilai tambah.

Terciptanya ide-ide tersebut diatas dari seorang wirausahawan dalam

menciptakan peluang usaha, maka wirausahawan tersebut dapat dikatakan

sebagai seseorang yang memiliki kepribadian wirausaha yang memiliki

kemampuan kewirausahaan, pengetahuan, dan keterampilan khusus.

Ketrampilan dalam hal ini adalah keterampilan konseptual dalam mengatur

strategi dan memperhitungkan resiko, keterampilan kreatif dalam

menciptakan nilai tambah, keterampilan dalam memimpin dan mengelola,

Page 15: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

6

keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dan keterampilan teknik bidang

usaha.

Menurut (Suryanto & daryanto, 2019:60), cara pengembangan dalam

suatu usaha adalah sebagai berikut:

1. Meluncurkan produk baru merupakan hal yang palin sering dan

paling mudah dilakukan oleh perusahaan dan merupakan bagian

dari strategi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan karena hampir semua produk memiliki

siklusnya.

2. Mendirikan unit usaha baru, dalam hal ini perusahaan mendirikan

unit usaha yang cenderung memilikipotensi untuk berkembang

dan juga memiliki hubugan lini dengan perusahaan yang ada

sekarang.

3. Mengakui produk yang telah ada dan dikembangkan menjadi

produl yang bagus.

4. Mengakui perusahaan yang telah ada dengan tujuan untuk

mengembangkan usahanya melalui merger atau akuisi.

Dalam penyusunan startegi pemasaran, maka semuanya harus

membutuhkan konsep marketing agar usaha tersebut dapat berkembang

khususnya usaha kecil. Pada usaha kecil karena adanya keterbatasan anggaran

pemasaran bukan berarti menjadikan usaha tersebut menjadi kalah dengan

usaha yang lebih besar. Untuk itu, harus kreatif dengan anggaran minim yang

dimiliki agar strategi pemasaran tepat.

Menurut (Suryanto & daryanto, 2019:60), strategi pemasaran yang

dapat dilakukan dengan anggran minim adalah sebagai berikut:

1. Melalukan promosi

2. Memiliki lokasi yang strategis

3. Kenali pelanggan

4. Menggunakan internet marketing

5. Memuaskan konsumen.

Page 16: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

7

Pemberian pelayanan yang baik kepada pelanggan juga dapat

menciptakan peluang karena pelanggan yang puas dengan pelayanan akan

merasa senang untuk merekomendasikan usaha yang dimiliki kepada orag

lain, dan kemungkinan besar akan kembali menggunakan produk dan layanan

usaha yang dimiliki.

B. Pendapatan

Dalam mengembangkan suatu usaha, pendapatan merupakan sumber

penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat

penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara

langsung maupun tidak langsung (Suroto. 2000:26).

Pendapatan merupakan suatu unsur yang harus dilakukan dalam

melakukan suatu usaha, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin

mengatahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan

usaha. Menurut Sumitro Joyohadikusumo (1957) pendapatan merupakan

jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup masyarakat, dimana

dengan adanya pendapatan yang dimiliki oleh setiap jiwa disebut dengan

pendapatan perkapita menjadi tolak ukur kemajuan atau perkembangan

ekonomi.

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kealngsungan suatu usaha,

semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan

suatu usaha untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan

konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima

oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (Samuelson

dan Nordhaus. 2013).

Menurut Sukirno (2002), pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara

yaitu:

1. Cara pengeluaran, yaitu pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai

pengeluaran / perbelanjaan keatas barang – barang dan jasa.

Page 17: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

8

2. Cara produksi, yaitu pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai

barang dan jasa yang dihasilkan.

3. Cara pendapatan, yaitu pendapatan diperoleh dengan cara menjumlahkan

seluruh pendapatan yang diterima.

C. Produksi

Setiap perusahaan mempunyai bagian-bagian yang khusus mengatur

penyelenggaraan proses produksi agar perusahaan dapat mencapai hasil yang

bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Dimana produksi

adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam

menambah nilai guna suatu barang.

Menurut Jatmiko 2005: 128 dalam Kamrida dan Hardianti (2018:70),

Produksi adalah semua aktivitas yang menambah nilai guna suatu barang atau

produk. Dalam proses produksi adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

adalah sebagai berikut:

1. Bahan Baku

Tahap awal dalam proses produksi adalah perencanaan penyediaan

bahan baku. Penyediaan bahan baku harus direncanakan agar dapat

menopang tercapainya tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah, tepat

mutu, tepat waktu dan tepat ongkos atau harganya. Menurut Gitosudarmo

(2015: 270) pengaturan bahan baku memiliki dua aspek utama yaitu

penyediaan bahan dan penggunaan bahan.

Bahan mentah merupakan masukan yang nampak yang digunakan

dalam proses produksi, misalnya barang dari hasil pertanian atau mineral

yang telah diambil dari alam.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yang telah berada dalam usia kerja.

Menurut Kamrida dan Hardianti (2018:71) tenaga kerja sering disebut

sebagai sumber daya manusia juga mencakup kontribusi orang-orang baik

secara fisik maupun mental sewaktu mereka terlibat dalam produksi

perekonomian.

Page 18: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

9

3. Modal

Modal dibutuhkan untuk memulai suatu usaha atau menjaga agar

perusahaan tetap dapat beroperasi dan tumbuh berkembang.

Menurut Hardianti (2017:15) berdasarkan bentuknya modal dibagi

menjadi dua yaitu modal konkrit dan modal abstrak. Dimana modal

konkrit adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses

produksi, misalnya mesin, gedung, mobil dan peralatan. Sedangkan modal

abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi mempunyai

nilai pada usaha yang sedang dijalankan.

Dalam proses produksi pun dibutuhkan suatu perencanaan dan

pengendalian produksi. Menurut Kusuma, 2009:1, “Tujuan perencanaan

dan pengendalia produksi adalah merencanakan dan mengendalikan aliran

material kedalam, didalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan

optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai.” Pengendalian

produksi dimaksudkan agar dapat memanfaatkan sumber daya produksi

terbatas yang dimiliki secara efektif terutama dalam pemenuhan kebutuhan

permintaan konsumen dan mencapai keuntungan yang maksimal bagi

perusahaan.

Berdasarkan dari uraian diatas maka disimpulkan bahwa faktor

produksi yang digunakan dalam proses produksi kerupuk rengginang adalah

bahan baku, tenaga kerja dan modal.

D. Biaya

Sebuah perusahaan yang melakukan produksi suatu barang,

membutuhkan pengendalian biaya. Pengendalian biaya tersebut harus

didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk

memproduksi suatu barang. Biaya tersebut dapat berupa biaya produksi,

biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.

(Mulyadi, 2010:8), “dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.” Biaya juga dapat menjadi

Page 19: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

10

dasar dari informasi akuntansi yang digunakan untuk kepentingan internal

dan eksternal perusahaan. Dengan adanya informasi biaya, maka manajemen

memiliki ukuran apakah kegiatan usaha yang dilakukan menghasilkan laba

atau sisa hasil usaha yang sangat diperlukan dalam mengembangkan dan

mempertahankan eksistensi usahanya.

Struktur biaya setiap jenis perusahaan memiliki struktur yang berbeda-

beda. Menurut Rudianto, 2013:16-17 “struktur biaya pada perusahaan

manufaktur memiliki perbedaan dengan perusahaan jasa dan perusahaan

dagang, dimana biaya dalam perusahaan manufaktur dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok menurut spesifikasi kegunaannya, sebagai berikut:

1. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli

bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk

jadi.

2. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk

membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses

produksi.produksi.

3. Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya selain biaya bahan baku

langsung dan biaya tenaga kerja langsung tetapi tetap dibutuhkan

dalam proses produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah

biaya bahan baku penolong, biaya tenaga kerja penolong, dan

biaya pabrikase lainnya.

4. Biaya pemasaran digunakan untuk menampung keseluruhan biaya

yang dikeluarkan perusahaan ketika mendistribusikan barang

dagangannya hingga sampai ke tangan pelanggan

5. Biaya administrasi dan umum digunakan untuk menampung

keseluruhan biaya operasi kantor.

Setiap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak memiliki

komposisi yang sama satu sama lain tergantung dari perubahan aktivitas atau

volume produksi pada periode tertentu. Menurut Mulyadi, 2010:15, dalam

hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaay dapat digolongkan

menjadi:

Page 20: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

11

1. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan

2. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

3. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada

volume produksi tertentu.

4. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar

volume kegiatan tertentu.

Perusahaan sebagai suatu sistem yang melaksanakan proses produksi

juga tentu perlu mengeluarkan biaya sesuai dengan sesuatu yang dibiayai

yang dibebankan ke objek biaya. Menurut Horngren, Datar & Foster, 2006:31

biaya yang dibebankan ke biaya objek diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Biaya langsung dari objek berkaitan dengan objek biaya tertentu

dan dapat ditelusuri keobjek biaya tersebut dengan cara yang layak

secara ekonomis.

2. Biaya tidak langsung dari objek berkaitan dengan objek biaya

tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke objek tersebut dengan

cara yang layak secara ekonomis.

E. Pemasaran

Usaha-usaha dalam kegiatan pemasaran seharusnya mengarah ke

konsumen yang ditujukan sebagai sasaran pasarnya. Maka dari itu, agar konsep

pemasaran yang telah ditetapkan dapat menunjang keberhasilan perusahaan

harus didasarkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat menentukan

strategi pasar dan strategi pemasaran yang mengarah pada sasaran pasar ang

dituju.

Menurut Assaudi, 2014: 4 “pemasaran dalam arti sempit sering

diartikan sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang dibutuhkan untuk

menepatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah tangga dan

pemakai industri.” Pengertian ini, tidak mencakup kegiatan mengubah bentuk

Page 21: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

12

barang, akan tetapi lebih luas dari kegiatan tersebut. Sedangkan menurut

American Marketing Association dalam Assaudi 2014:4, “pemasaran diartikan

sebagai hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan

mengalirnya barang atau jasa dari produsen ke konsumen.”

Perusahaan yang dapat bertahan dan berkembang, maka bagian

pemasaran perusahaan harus melalukan strategi tepat agar dapat menggunakan

kesempatan yang ada dalam pemasaran. Menurut Modding, 2012:48-50

“pemilihan strategi pemsaran yang tepat adalah sebagai berikut:

1. Strategi produk baru. Proses perencanaan produk baru yang

terkoordinasi dengan baik, sangat penting untuk memuaskan

keinginan konsumen dan untuk memproduksi produk bermutu

tiggi serta harga bersaing.

2. Pengembangan program pemasaran. Manajemen harus menentukan

peranan setiap komponen bauran, yang meliputi

pengidentifikasian keunikan tiap fungsi terhadap setiap komponen

bauran, demikian juga dengan pengambilan keputusan peran yang

harus dilakukan pada fungsi yang sama.

3. Strategi produk/jasa. Untuk memilih strategi produk, perusahaan

memerlukan informasi terbaru dan mengantisipasi kinerja produk

atau jasa dalam unit penilaian konsumen terhadap produk

perusahaan dan informasi yang objektif terhadap kinerja produk

nyata dan terantisipasi berdasarkan kriteria yang relevan.

4. Staretgi distribusi, harga, dan promosi.

a. Strategi distribusi hubungannya dengan pembeli dipasar

sasaran akan terjadi dalam bentuk hubungan langsung yang

dilakukan wiraniaga, daripada melalui distribusi dan jaringan

kerja para perantara pemasaran.

b. Strategi penetapan harga hubungannya dalam membantu

penentuan posisi produk atau jasa.

c. Strategi promosi hubungannya dengan strategi iklan, promosi

penjualan, penjualan personal dan hubungan masyarakat

Page 22: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

13

semuanya digunakan untuk membantu organisasi

berkomunikasi dengan konsumen, menjalin kerjsama antar

organisasi, masyarakat, dan sasaran lainnya.

Konsep pemasaran pada saat ini telah mengalami perkembangan, yang

tidak lagi terfokus pada konsep menjual saja tetapi berkembang menjadi

konsep membuat kepuasan konsumen. Dalam konsep penjualan diperoelh

dengan terjadinya transaksi penjualan. Sedangkan yang berdasarkan pada

konsumen, maka akan dimulai dari pasar dan akan berakhir kemabli kepasar

atau konsumen atau pemakai atau pembeli yaitu adanya transaksi pembelian

atau pemilikan barang tersebut.

F. Kerupuk Rengginang

Kerupuk rengginang saat ini telah banyak diproduksi dan

dikembangkan oleh masyarakat di Indonesia. Menurut Fiertaricco, Harris &

Jaya, 2019:1, “Kerupuk Rengginang adalah sejenis kerupuk tebal yang terbuat

dari nasi ketang yang dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari

lalu digoreng dengan minyak panas dalam jumlah yang banyak.” Dulu kerupuk

rengginang terbuat dari sisa nasi ketan dan juga kerak nasi sisa menanak yang

melekat pada dandang yang kemudian dikeringkan dan digoreng. Namun

mengikuti perkembangan zaman, sekarang ini kerupuk rengginang terbuat dari

beras ketan yang dimasak pakai dandang seperti nasi lalu dibentuk, dijemur

sampai kering dibawah sinar matahari dan digoreng.

Kerupuk rengginang berbeda dengan kerupuk pada umumnya.

Kerupuk rengginang sering kali dalam proses pembuatan ditambahkan dengan

bumbu penyedap dan pemanis. Kerupuk rengginang dengan rasa asin biasanya

diberi bumbu terasi dan ada juga yang diberi kencur, sedangkan yang manis

diberi bumbu gula kawung atau gula merah.

(Liputan 6, 2018) “Proses pembuatan kerupuk rengginang yang

renyah dan gurih adalah sebagi berikut:

1. Rendam beras ketan kira-kira selama 30 menit. Jika sudah, angkat

lalu tiriskan

Page 23: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

14

2. Siapkan panci untuk mengukus ketan yang sudah ditiriskan. Kukus

beras ketan kira-kira selama 15 menit. Jika sudah, angkat beras

ketan dan sisihkan sebentar

3. Dipanci berbeda rebus air dan tambahkan garam, bawang putih

serta terasi. Rebus semua bahan ini hingga larut malam dan

mendidih

4. Ketika air sudah mendidih, masukkan beras ketan ke dalam panci

dan rebus sebentar sambil diaduk hingga air asat (cukup kering)

5. Selanjutnya kukus lagi beras ketan yang telah direbus hingga

matang dan ketak empuk. Jika sudah, angkat dan cetak ke dalam

loyang

6. Anda bisa mencetak rengginang dengan bentuk bulat, kotak atau

segitiga da sesuai selera.

7. Jemur rengginang di bawah sinar matahari langsung hingga kering.

Biasanya, bila matahari terik rengginang ini bisa kering hanya

dalam satu hari.

8. Jika rengginang sudah kering dan suhunya dingin, anda dapat

menggorengnnya. Goreng rengginang hingga warnanya kuning

kecoklatan dan sajikan untuk keluarga.

G. Penelitian Terdahulu

Tinjauan pustaka yang disajikan dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk memperkuat bahwa suatu tindakan ini dibenarkan secara teoretis

sebagai literatur yang mendukung penelitian ini. Berdasarkan hasil bacaan

penulis ditemukan beberapa karya ilmiah berupa hasil penelitian, jurnal dan

buku yang relevan dengan tema yang akan penulis teliti yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian M. Taufiq Akbar, Lely Indah Mindarti, Minto Hadi, Upaya

Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Industri Kerupuk

Rengginang, Jurnal Administrasi dan Publik (JAP), Vol 2, No. 11. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa keberadaan UKM yang dilaksanakan

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto mampu

Page 24: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

15

memicu peningkatan pendapatan masyarakat dan karyawan kerupuk

rengginang, hal ini dapat dilihat dari pemasaran hasil usaha kerupuk

rengginang tersebut.

Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian tersebut, peneliti

menemukan relevansi antara penelitian yang akan peneliti lakukan.

Mencermati hal tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian yang

dilakukan ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian terkait pengembangan

usaha rumahan keripik rengginang sebagai peluang dalam peningkatan

pendapatan kaum wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,

Kabupaten Sinjai.

Page 25: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mendapatkan data sesuai dengan yang peneliti harapkan maka

dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian yang diuraikan

sebagai berikut:

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif

yaitu ”penelitian yang dimaksudkan jenis penelitian dimana data penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik” (Sugiyono, 2017:

11). Jadi, penelitian ini bersifat deskriptif kuatitatif yakni penulis

menganalisis dan menggambarkan secara objektif dan akurat sehingga dapat

disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak tentang

Pengembangan Usaha Rumahan Keripik Rengginang sebagai Peluang

dalam Peningkatan Pendapatan Kaum Wanita di Kelurahan Biringere,

Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,

Kabupaten Sinjai.

B. Sumber Data

Sumber data penelitian ini Penulis dalam penelitian ini menggunakan

dua sumber data yakni data primer dan data sekunder dengan penjelasan

sebagai berikut:

1. Sumber data primer dalam hal ini dapat diperoleh langsung dengan

melakukan observasi, wawancara di lapangan yakni di Kelurahan Biringere,

Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

2. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari berbagai literatur seperti buku

karya ilmiah dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini.

Page 26: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

17

Informan yang menjadi sumber data primer dari penelitian ini adalah

pelaku usaha keripik rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai

Utara, Kabupaten Sinjai. Data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan

informasi yang akurat tentang data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan

dalam mengumpulkan data penelitian yang terdiri atas:

1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian

(Widoyoko, 2014: 46). Dalam konteks ini, peneliti melihat dan mengamati

secara langsung keadaan di lapangan (pelaku usaha keripik rengginang)

Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

2. Wawancara, yaitu suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara

pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterview

dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Tujuan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data

secara jelas dan akurat tentang penelitian dengan objek wawancara yakni

pelaku usaha keripik rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai

Utara, Kabupaten Sinjai.

Observasi dan wawancara dalam pengumpulan data pada penelitian

ini mutlak dilakukan karena penelitian ini murni kuantitatif. Wawancara

menjadi media utama dalam pengumpulan data untuk menghindari salah

penafsiran. Apapun keterangan yang didapat dari hasil wawancara harus

diyakini bahwa keterangan itu yang benar. Sebagai alat penguat pemaknaan

terhadap fenomena digunakan hasil observasi, sekaligus menjadi tambahan

materi dalam uraian-uraian dalam pembahasan penelitian ini.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan penelitian ini maka

penelitian ini menggunakan instrumen penelitian. Adapun instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu:

Page 27: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

18

1. Pedoman observasi yaitu berupa catatan-catatan yang menjadi pokok

permasalahan yang akan peneliti observasi.

2. Pedoman wawancara yaitu berupa catatan pertanyaan-pertanyaan yang akan

digunakan untuk menggali informasi dari informan dalam pengumpulan

data penelitian. Instrumen wawancara yang dimaksud berkaitan dengan

pertanyaan-penyataan tentang bagaimana pengembangan usaha rumahan

keripik rengginang sebagai peluang dalam peningkatan pendapatan kaum

wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode yang

digunakan dalam menganalis data-data penelitian yang telah dikumpulkan

selama penelitian baik yang bersumber dari data primer (observasi dan

wawancara) maupun data sekunder terkait pengembangan usaha rumahan

keripik rengginang sebagai peluang dalam peningkatan pendapatan kaum

wanita di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah menghitung

pendapatan, cost ratio, analisis SWOT.

1. Menghitung Pendapatan

Analisis data dengan menghitung pendapatan dimana untuk

mengetahui besar kecilnya pendapatan dapat dilakukan denga tiga

pendekatan Sukirno, 2004 (dalam Astari, 2015:34) yaitu: Produksi

Approach, Income Approach, Expenditure Approach. Adapun rumus untuk

menghitung pendapatan adalah sebagai berikut (soekartawi, 2006):

Pd = TR-TC

Keterangan:

TR = Total Revenue

TC = Total Cost

2. Revenue/ Cost Ratio

Revenue/Cost Ratio adalah perbandingan antara total pendapatan dengan

total biaya dengan rumusan sebagai berikut (Soekartawi, 2006)

Page 28: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

19

R/C =

Dengan melakukan analisis Revenue/Cost Ratio, maka bisa dilihat

apakah usaha yang dilakukan layak dan dengan hasil Ratio < 1 dengan

mendapatkan keuntunggan dari total biaya yang dikeluarkan.

3. Analisis SWOT

Untuk melakukan strategis terhadap suatu usaha maka digunakanlah

analisis SWOT (Rudianto, 2013:6). Dengan melihat Kekuatan,

Kelemahan, Peluang dan Ancaman dari adanya produk tersebut sehingga

bisa dikatehui pula bagaimana dalam menentukan prospek pengembangan

terhadap usaha rumahan.

Page 29: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

20

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Biringere merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan

Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dengan luas 475,11 Ha. Adapun jumlah

penduduknya 10.534 jiwa yang terdiri dari.

Tabel. 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai

No Keterangan Jumlah (Jiwa)

1 Laki-laki 2.912

2 Perempuan 3.051

3 Usia 0-15 tahun 1.205

4 Usia 15-65 tahun 3.023

5 Usia 65 ke-atas 343

Sumber: Kantor Kelurahan Biringere, 2019

Wilayah administrasi Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai memiliki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Balangnipa dan Bongki, Sinjai Utara

Sebelah Selatan : Desa Saukang, Sinjai Timur

Sebelah Timur : Kelurahan Samataring, Sinjai Timur

Sebelah Barat : Kelurahan Alehanuae, Sinjai Utara dan Bongki

Lengkese, Sinjai Timur.

Peta Kelurahan Biringere Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai

Utara sebagai berikut:

Gambar 4.1. Peta Kelurahan Biringere

Page 30: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

21

B. ANALISIS PENDAPATAN

1. Analisis Biaya

Analisis biaya pada usaha pembuatan kerupuk rengginang meliputi biaya

tetap dan biaya tidak tetap yang digunakan dalam menghasilkan kerupuk

rengginang. Biaya tidak tetap (Variable cost) merupakan biaya yang

dikeluarkan oleh pemilik selama berlangsungnya proses produksi dan akan

mempengaruhi besarnya volume produksi yang dihasilkan. Sedangkan

biaya tetap (Fixed cost) merupakan biaya yang sifatnya tetap dikeluarkan

oleh pemilik meskipun proses produksi tidak berlangsung dan biaya ini

tidak berpengaruh terhadap volume produksi yang akan dihasilkan.

a. Biaya tetap

Biaya tetap dalam pembuatan kerupuk rengginang adalah sebagai

berikut :

1) Panci

Dalam proses pembuatan kerupuk rengginang digunakan panci

untuk mengukus beras ketan. Panci biasanya memiliki umur

ekonomis 1 tahun. Harga panci Rp. 80.000 per unit.

2) Tampah

Tampah adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan kerupuk

rengginang. Harga tampah Rp. 20.000 per unit dan memiliki umur

ekonomis 6 bulan.

b. Biaya Tidak Tetap

Biaya tetap adalah besarnya pengorbanan yang dikeluarkan yang

selalu berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi. Biaya

tidak tetap dalam produksi kerupuk rengginang adalah sebagai

berikut:

1) Beras Ketan (Bahan Baku)

Beras ketan adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat

kerupuk rengginang. Dalam satu kali produksi (selama satu

minggu) membutuhkan beras ketan sebanyak 20 L. Adapun 1 liter

Page 31: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

22

beras ketan menghasilkan 5 bungkus kerupuk rengginang, dengan

harga beras ketan adalah Rp. 10.000 per liter.

2) Gas Elpiji

Dalam satu kali proses pembuatan kerupuk rengginang (selama

satu minggu) membutuhkan 2 buah gas elpiji dengan harga per

buah Rp. 20.000.

3) Bahan Penyedap Rasa

Dalam seminggu pemilik usaha kerupuk rengginang membutuhkan

Bahan penyedap rasa masing-masing dengan harga 5.000.

4) Kantong kresek

Dalam seminggu pemilik usaha kerupuk rengginang membutuhkan

sekitar 2 bungkus kantong. Dimana satu bungkus kresek berisi 100

kantong kresek, dan harga 1 (satu) bungkus kantong kresek Rp.

15.000,-.

2. Penerimaan

Penerimaan pemilik usaha kerupuk rengginang adalah hasil perkalian

antara jumlah hasil produksi dengan harga kerupuk rengginang per

bungkus. Penerimaan pemilik usaha kerupuk rengginang dalam seminggu

di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai adalah

sebesar Rp. 7.300.000,-.

3. Analisis Pendapatan

Pendapatan pemilik usaha kerupuk rengginang meliputi penerimaan total

setelah dikurangi dengan semua biaya yang digunakan dalam proses

produksi. Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh oleh pemilik

usaha kerupuk rengginang, maka dilakukan analisis pendapatan. Analisis

pendapatan dihitung berdasarkan jumlah yang diterima oleh pemilik usaha

kerupuk rengginang dari hasil penjualan dengan biaya yang digunakan.

Maka dari itu diperoleh besarnya pendapatan rata-rata pemilik usaha

kerupuk rengginang dalam semingg di Kelurahan Biringere, Kecamatan

Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 32: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

23

Tabel 4.2. Pendapatan Rata-rata yang diperoleh pemilik usaha kerupuk

rengginang dalam satu minggu, di Kelurahan Biringere,

Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

No Uraian Keterangan

1 Penerimaan

Produksi Kerupuk Rengginang 121 bks

Harga Kerupuk Rengginang Rp. 5.000,-

x

Total Penerimaan Rp. 605.000,-

2 Biaya Tidak Tetap

Beras Ketan

Gas Elpiji

Plastik

Upah TK

Total Biaya Tetap

Rp. 243.333,-

Rp. 25.000,-

Rp. 16.250,-

Rp. 35.000,- +

Rp. 372.583,-

3. Biaya Tetap

Panci

Tampah

Total Biaya Tidak

Tetap

Rp. 93.333,-

Rp. 86.666,- +

Rp. 179.999,- +

Jadi Total Biaya

(TC = FC+VC)

Rp. 552.582,-

4 Pendapatan Total

Pd = TR-TC

= Rp. 605.000,- - Rp. 552.582,-

= Rp. 52.418,-

5 Analisis Cost Ratio

= R/C

= Rp. 604.000,- / Rp. 552.582,-

= 1,10

Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa penerimaan rata-rata

pemilik usaha kerupuk rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan

Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai sebesar Rp. 604.000,- sedangkan total biaya

sebesar Rp. 552.582,-.

Page 33: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

24

Dengan demikian tingkat pendapatan rata-rata pemilik usaha

kerupuk rengginang di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,

Kabupaten Sinjai sebesar Rp. 52.418,- per minggu dan berdasarkan analisis

cost ratio yang diperoleh dari usaha pembuatan kerupuk rengginang adalah

1.10 yang artinya setiap 1,00 rupiah yang dikeluarkan oleh pemilik usaha

kerupuk rengginang dapat menghasilkan pendapatan sebesar 1.10 yang

berarti usaha pembuatan kerupuk rengginang menguntungkan.

C. PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa

kelangsungan usaha pembuatan kerupuk rengginang, di Kelurahan Biringere,

Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, sangat dipengaruhi oleh adanya

berbagai faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam

kelangsungan usaha ini dasarnya tidak akan terlepas dari berbagai macam

permasalahan yang dihadapi, namun dengan begitu keuntungan yang

didapatkan oleh seorang pembuat kerupuk rengginang yang mana adalah

seorang ibu rumah tangga dapat meraup keuntungunan yang cukup besar dari

usaha tersebut.

Adapun untuk mengetahui berbagai faktor yang mana menjadi

faktor pendukung dan faktor penghambat dalam kelangsungan usaha kerupuk

rengginang dapat dianalisis dari faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Yang termasuk dalam faktor internal yang berpengaruh terhadap

kekuatan dan kelemahan dalam usaha kerupuk melinjo adalah sebagai

berikut:

a. Struktur organisasi yang bersifat sederhana

Kerupuk rengginang merupakan makanan ringan yang biasa

dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya. Usaha tersebut dikelola

hampir kalangan ibu rumah tangga. Usaha ini kadang pemilik usaha

tersebut menyewa tenaga kerja, adapula yang menjadi pengelola

sekaligus tenaga kerja. Pemilik atau pengelola usaha kerupuk

Page 34: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

25

rengginang ini dalam kegiatan produksi mulai dari menyediakan bahan

baku, menyimpan, proses pembuatan hingga pada pemasaran produk.

b. Pengalaman Pengelola

Pengelola sudah cukup lama menekuni usaha pembuatan kerupuk

rengginang sehingga pengelola memiliki pengalaman yang cukup

dalam kegiatan usaha mengelola usaha kerupuk rengginag.

c. Produksi/Operasional

Dalam usaha kerupuk rengginang, proses produksinya mudah. Usaha

kerupuk rengginang ini merupakan usaha yang dikelola oleh para ibu

rumah tangga, sehingga selain proses produksinya mudah, resiko yang

kemungkinan dialaminya realtif kecil. Hanya yang menjadi kendala

adalah pada saat proses pengeringan, yang mana hal ini dipengaruhi

oleh faktor cuaca, sehingga untuk mendapatkan hasil kerupuk

rengginang yang maksimal maka cuaca (sinar matahari) bagus.

d. Produk Tahan Lama

Produk kerupuk rengginang ini dapat bertahan sekitar 3 bulan, karena

hal ini dipengaruhi oleh proses pengeringan kerupuk.

e. Peralatan yang digunakan sederhana

Alat yang digunakan dalam proses produksi kerupuk rengginang

merupakan alat-alat yang mudah didapatkan, sebab alat tersebut

merupak alat rumah tangga.

f. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pemilik atau pengelola

yang melakukan usaha pengolahan pembuatan kerupuk rengginang.

Pengelolaan usaha pada dasarnya terdiri dari pemilihan berbagai

alternative penggunaan sumber daya yang terbatas seperti modal,

tenaga kerja, waktu dan pengelolaan.

g. Pemasaran

Aspek pemasaran merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Pemilik

atau pengelola yang hanya mengandalkan pada pesanan seseorang,

maka hal ini berada pada posisi yang lemah dalam penawaran dan

Page 35: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

26

persaingan terutama menyangkut penjualan hasil. Hal ini berpengaruh

terhadap kepercayaan pembeli terhadap produk itu sendiri.

h. Modal

Modal adalah komponen yang cukup pokok dalam usaha pengolahan

kerupuk rengginang. karena sebagian besar pengelola memiliki modal

yang terbatas dalam hal keuangan, sebab dalam mengembangkan usaha

tersebut menggunakan modal sendiri.

2. Faktor eksternal

a. Potensi Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kelurahan Biringere,

Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, seperti ketersediaan bahan

baku dan jenis tanahnya sangat mendukung dalam baiknya

pertumbuhan tanaman padi.

b. Budaya masyarakat

Budaya masyarakat Indonesia yang konsumtif dan membawakan

makanan khas daerah untuk kerabat dan teman merupakan peluang

yang dapat dimanfaatkan pengelola kerupuk rengginang untuk

c. Pasar yang masih luas

Pasar yang masih luas juga terlihat dari tingginya tingkat permintaan

produk kerupuk rengginang.

d. Memiliki hubungan yang dekat dengan pedagang dan konsumen

Pemilik dan konsumen memiliki hubungan yang erat dan etika usaha

yang baik. Ketika musim liburan telah usai, dan ingin kembali ke

tempat tinggalnya maka para konsumen bisa langsung memesan produk

kerupuk rengginang dengan jumlah yang diinginkan.

e. Banyaknya pesaing

Adanya masalah yang kemungkinan muncul dalam memproduksi

kerupuk rengginang adalah banyaknya pesaing dalam usaha pembuatan

kerupuk rengginang dengan harga yang lebih murah.

Page 36: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

27

f. Musim tidak menentu

Musim yang tidak menentu menyebabkan kualitas produk tidak

maksimal, ketersedaiaan bahan baku, harga bahan baku dan produk

yang dihasilkan juga tidak menentu.

g. Tingkat teknologi

Perubahan dan penemuan teknologi yang baru mempunyai dampak

yang baik bagi kelangsungan suatu organisasi atau usaha. Kekuatan

teknologi menggambarkan peluang dan ancaman uatam yang harus

dipertimbangan.

Berdasarkan, identifikasi berbagai faktor internal dan eksternal

maka dapat disusun faktor-faktor strategi pengembangan usaha pembuatan

kerupuk rengginang dengan menggunakan matriks SWOT. Dimana matriks

ini menggambarkan secara jekas bagaimana peluang ancaman yang dihadapi

oleh usaha pembuatan kerupuk rengginang dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliknya. Matriks ini dapat menghasilkan

empat set alternatif strategi.

Tabel 4.3. Matriks SWOT

Internal

Eksternal

STRENGTSH (S)

1. Struktur organisasi yang

sederhana

2. Pengalaman pengelola

3. Produksi mudah dan resiko

kecil

4. Produk yang tahan lama

5. Peralatan yang digunakan

sederhana

WEAKNESSE

(W)

1. Modal

terbatas

2. Pengetahuan

sumber daya

manusia yang

rendah

OPPOTURNIES (O)

1. Potensi sumber

daya alam yang

mendukung

2. Budaya masyarakat

3. Pasar yang masih

Luas

4. Memiliki hubungan

STRATEGI SO

1. Jaringan pemasaran

hendaknya diperluas

dengan memanfaatkan

budaya masyarakat, yang

mana menjadi nilai tambah

adalah produk yang

dihasilkan mampu bertahan

STRATEGI WO

1. Meningkatkan

potensi

sumber daya

alam melalui

modal

terbatas.

2. Meningkatkan

Page 37: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

28

yang dekat dengan

konsumen

5. Persaingan antar

pengelola

lama.

2. Meningkatkan produksi

dengan memanfaatkan

potensi sumber daya alam

yang mendukung.

pengetahuan

sumber daya

manusia

dengan

memanfaatkan

budaya

masyarakat

THREATHS (T)

1. Musim yang tidak

menentu

2. Teknologi yang

baru

STRATEGI ST

1. Memproduksi kerupuk

rengginang lebih dari

produksi normal sebagai

cadangan.

2. Mengembangkan produksi

usaha kerupuk rengginang

dengan memanfaatkan

teknologi yang baru.

STRATEGI WT

1. Memanajemen

modal yang

digunakan

untk membeli

beras ketan

sehingga dapat

mengantisipasi

meusim yang

tidak menentu.

2. Meningkatkan

pengetahuan

sumber daya

manusia

dengan

memanfaatkan

pula teknologi

baru.

Berdasarkan matriks SWOT diatas, selanjutnya untuk memperoleh

gambaran mengenai stategi usaha yang tepat dilakukan untuk dapat

mengembangkan usaha pembuatan emping melinjo yang disajiakan pada

gambar berikut.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan telah dirumuskan, maka

peneliti kemudian memasukkannya kedalam tabel internal dan eksternal.

Tabel 4.4. Internal Faktor Analisis Strategi (IFAS)

No Faktor Strategi Internal

Kekuatan

Bobot Rating Bobot X

Rating

1.

2.

3.

Struktur organisasi yang

sederhana

Pengalaman pengelola

Produksi mudah dan

resiko kecil

0,14

0,14

0,10

3

5

5

0.42

0.7

0.5

Page 38: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

29

4.

5.

Produk yang tahan lama

Peralatan yang digunakan

sederhana

0,20

0,5

6

3

1.2

1.5

No Kelemahan

1.

2.

Modal terbatas

Pengetahuan sumber

daya manusia yang

rendah

0,19

0,5

2

2

0,38

1

Jumlah 1,77 5.7

Tabel 4.5. Eksternal Faktor Strategi (EFAS)

No Faktor Strategi Internal

Peluang

Bobot Rating Bobot X

Rating

1

2

3

4

5

Potensi sumber daya alam

yang mendukung

Budaya masyarakat

Pasar yang masih Luas

Memiliki hubungan yang

dekat dengan konsumen

Persaingan antar

pengelola atau pemilik

0,10

0,5

0,2

0,10

0,1

3

6

5

4

3

0.3

3

1

0.4

0.3

No Ancaman

1

2

Musim yang tidak

menentu

Teknologi yang baru

0,13

0,1

5

1

0.65

0.1

Jumlah 1.23 5.75

Berdasarkan Tabel 4.4 dan 4.5 dapat diketahui berapa besar

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha pembuatan kerupuk

rengginang. Nilai skor untuk faktor kekuatan adalah sebesar 4.32, dan nilai

skor untuk faktor kelemahan adalah sebesar 1.38. Nilai skor untuk kekuatan

Page 39: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

30

lebih besar daripada nilai skor kelemahan. Ini menunjukkan bahwa situasi yang

baik bagi usaha pembuatan kerupuk rengginang karena dengan kekuatan yang

dimiliki maka akan menutupi kelemahan yang ada.

Penjelasan yang telah diuraikan diatas maka dapat diketahui

strategi yang dapat dilakukan untuk dapat lebih mengembangkan usaha

pembuatan kerupuk rengginang. Selisih dari nilai skor factor kekuatan dan

factor kelemahan adalah sebesar 2.94.

Sedangkan nilai skor factor peluang adalah sebesar 5 sedangkan

factor ancaman adalah sebesar 0.75. Dan selisih dari nilai factor peluang dan

ancaman adalah 4.25. Nilai selisih tersebut dengan membentuk titik koordinat

yaitu (2.94 dan 4.25). Berdasarkan titik koordinat tersebut terlihat jelas bahwa

bagaimana strategi yang dapat dilakukan oleh pemilik usaha kerupuk

rengginang di Kelurahan Biringer, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai,

sebagaimana disajikan pada gambar berikut.

Peluang

5 (1,66,1,11)

Kuadran II 1 Kuadran I

2 1 1 3

Kelemahan Kekuatan

Kuadran III Kuadran IV

Ancaman

Gambar 4.2. Diagram analisis SWOT pada usaha pembuatan kerupuk

rengginang , di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara,

Kabupaten Sinjai.

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa usaha pembuata

kerupuk rengginang berada pada kuadran 1 dimana pada kuadran ini

merupakan kondisi yang menguntungkan karena memiliki peluang dan

kekutan sehingga dapat memanfaatkan kemampuan yang ada. Hal ini dapat

Page 40: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

31

disimpulkan bahwa strategi yang tepat diterapkan pada usaha pembuatan

emping melinjo di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten

Sinjai adalah strategi pengembangan produk.

Adapun strategi yang diajukan untuk mendukung usaha pembuatan

emping melinjo adalah :

1. Mengembangan versi produk,

2. Meningkatkan promosi,

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

4. Melakukan perluasan pemasaran dan produksi,

5. Menciptakan sinergi dengan produk atau pasar yang sudah ada.

Berdasarkan strategi usaha pembuatan emping melinjo diatas, maka

usaha pembuatan kerupuk rengginang untuk dikembangkan khususnya di

Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai berprospek.

Page 41: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

32

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan :

1. Adapun pendapatan rata-rata pemilik atau pengelola usaha kerupuk

rengginang, di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten

Sinjai dalam satu minggu adalah Rp. 52.418,- dan adapun analisis cost

ratio adalah 1.10, dengan demikian berdasarkan analisis cost ratio maka

usaha ini dapat dikatakan layak.

2. Berdasarkan pada hasil analisis SWOT, maka usaha rumahan kerupuk

rengginang yang berlokasi di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai

Utara, Kabupaten Sinjai, dapat dikatakan bahwa usaha tersebut

berprospek karena berdasarkan pada diagram analisis SWOT terletak

pada kuadran I yang mana untuk bagaimana mengembangkan usaha

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga untuk keberlangsungan

usaha kerupuk rengginang ini mampu mencapai kondisi yang

menguntungkan.

B. SARAN

1. Untuk pengelola atau pemilik usaha kerupuk rengginang agar kiranya

membuat atau mendesain produknya dengan hal yang baru dengan

memerhatikan peningkatan kualitas produk, sehingga hal ini mampu

memicu untuk kelangsungan usaha, serta permintaan pasar terhadap

produk meningkat.

2. Untuk keterbatasan modal dan pemanfaatan sumber daya, maka kiranya

untuk keberlangsungan usaha tersebut, sekiranya pemerintah mampu

melirik atau memerhatikan usaha-usaha yang dikembangkan oleh ibu

rumah tangga selaku pengelola atau pemilik sehingga bisa menjadi

produk lokal dan khas untuk suatu daerah.

Page 42: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

33

DAFTAR PUSTAKA

Assaudi, Sofjan. 2014. Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers: Jakarta

Fiertarico, H.B, Harris Helmi & Jaya, Fitra Mulia. 2019. Karakteriktik rengginang

dengan Penambahan Surimi Ikan patin (Pangasius Hypopthalmus) pada

Komposisi yang Berbeda. Jurnal-Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan

Volume 14, Nomor 1, Juni 2019.

Gitosudarmo, Indroyo. 2015. Pengantar Bisnis Edisi 2. BPFE: Yogyakarta.

Hardianti. 2017. Pengaruh Modal dan Luas Lahan terhadap Pendapatan

Pembudidaya Rumput Laut Glacilaria SP di Kelurahan Samataring,

Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai. Tesis, Program Pascasarjana

Universitas Negeri Makassar.

Horngren, Charles T, Datar, Srikant M, & Foster, George. 2008. Akuntansi Biaya

“dengan Pendekatan Manajerial” Jilid 1. Erlangga: Jakarta

Kusuma, Hendara. 2009. Manajemen Produksi “Perencanaandan Pengendalian

Produksi. Andi.Yogyakarta

Kamrida & Hardianti. 2018. Prospek Pengembangan Usaha Makanan Khas

Emping Melinjo di Desa Bonea Timur, Kecamatan Bontomanai,

Kabupaten Kepulauan Selayar. Jurnal Adz Dzahab, Volume II No.1,

2018. Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai.

Kantor Kelurahan Biringere. 2019. Data Kelurahan Biringere 2019.

Liputan 6.com, 2018. Resep Rengginang Terasi yang Gurih dan Super Renyah.

https://www.liputan6.com/ramadan/read/3556774/resep-rengginang-terasi-

yang-gurih-dan-super-renyah. Di Akses Tanggal 27 Februari 2020, Pukul

15.00 WITA.

Modding, Basri. 2012. Pemasaran Strategi. Umitoha Ukhuwah Grafika: Makassar

Mulyadi, 2010. Akuntansi Biaya. UPP YKPN: Yogyakarta.

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen “ Informasi Untuk Pengambilan

Keputusan Strategis”. Erlangga: Jakarta.

Samuelson dan Nordhaus. 2013. Perekonomian Indonesia, edisi 2. Erlangga:

Jakarta.

Page 43: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

34

Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani. UI Press: Jakarta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods). Alfabeta: Bandung.

Sumitro. 1957. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan.

LP3ES.

Suroto. 2000. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Gajah

Mada Universcity: Yogyakarta.

Sukirno, Sandono. 2011. Mikro Ekonomi Pengantar Teori Pengantar.

Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Suryanto, Bambang & Daryanto. 2019. Pengantar Manajemen Bisnis. Gava

Media:Yogyakarta.

Toko Mesin Maksindo. 2017. Peluang Usaha Kue Rengginang dan Analisa

Usahanya. http://www.tokomesin.com/peluang-usaha-kue -kering-

rengginang-dan-analisa-usahanya.html. Tanggal 13 November 2019. Pukul

14.42 WITA

Page 44: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

35

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

1. Indentitas Responden

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan : a. SD

b. SLTP

c. SMK/SMA

d. Sarjana

2. Berapa jumlah tanggungan keluarga?

a. 1 c. 3 e….

b. 2 d. 4

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang anda gunakan?

a. 2 c. 4 e. ….

b. 3 d. 5

4. Dimana anda memasarkan kerupuk rengginang tersebut?

a. Pelanggan c. orang tertentu

5. Sudah berapa lama anda menjalankan usaha ini?

Jawab :

6. Alat apa yang anda gunakan dalam proses pembuatan kerupuk rengginang?

Jawab:

7. Jenis varian rasa keripik rengginang apa saja yang umum anda produksi ?

Jawab:

8. Berapa total produksi kerupuk rengginang dalam satu minggu?

9. Berapa harga kerupuk rengginang per unit/bungkus?

Jawab :

10. Bagaimana cara memasarkan kerupuk rengginang?

a. Langsung c. ….

b. Tidak langsung

11. Berapa total kerupuk rengginang yang diproduksi dalam satu minggu?

12. Berapa lama masa pengeringan dalam pembuatan kerupuk rengginang?

13. Apakah ada yang memproduksi kerupuk rengginang selain dari pada ibu

rumah tangga?

14. Berapa biaya yang anda keluarkan dalam satu kali produksi ?

a. Biaya tetap

Biaya Penyusutan Peralatan

Page 45: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

36

a) Panci

b) Tampah

Biaya Perizinan

b. Biaya Tidak Tetap

Biaya Gas Elpiji

Biaya Beras Ketan

Biaya Bahan Penyedap Rasa

Upah Tenaga Kerja

15. Kelemahan-kelemahan yang anda hadapi dalam mengembangkan usaha

kerupuk rengginang?

Jawab :

16. Apa kekuatan yang dimilki dalam mengembangkan usaha kerupuk

rengginang?

Jawab :

17. Apa yang menjadi ancaman dalam mengembangkan usaha kerupuk

rengginang?

Jawab:

18. Apa peluang dalam mengembangkan usaha kerupuk rengginang tersebut?

Jawab:

Page 46: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

37

Lampiran 2.

Nama Responden Pemilik Usaha Kerupuk Rengginang, di Kelurahan Biringere,

Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

No Nama Responden

1 Nur Jihad

2 Hani

3 Murni

4 Kartini

5 Intan

6 Fatimah

7 Herlina

8 Rahmatia

9 Hasni

10 Farida

11 Wati

12 Timang

Page 47: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

38

Lampiran 3.

Penerimaan Rata-Rata Pemilik Usaha Kerupuk Rengginang Per Minggu di

Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

No Nama Responden Kerupuk

Rengginang

(Bks)

Harga/Bks Jumlah (Rp)

1 Nur Jihad 210 5.000 1.050.000

2 Hani 105 5.000 525.000

3 Murni 200 5.000 1.000.000

4 Kartini 175 5.000 875.000

5 Intan 140 5.000 700.000

6 Fatimah 70 5.000 350.000

7 Herlina 70 5.000 350.000

8 Rahmatia 105 5.000 525.000

9 Hasni 105 5.000 525.000

10 Farida 70 5.000 350.000

11 Wati 105 5.000 525.000

12 Timang 105 5.000 525.000

Jumlah 1.450 60.000 7.300.000

Rata-Rata 120.8 5.000 604.000

Page 48: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

39

Lampiran 4.

Biaya Tidak Tetap Pemilik Usaha Kerupuk Rengginang Per Minggu di Kelurahan

Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.

No Responden Beras Gas

Elpiji

Penyeda

p Rasa

TK Plastik Jumlah

1 Nurjihad 420.000 60.000 60.000 420.000 30.000 990.000

2 Hani 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000

3 Murni 400.000 40.000 53.000 - 15.000 508.000

4 Kartini 350.000 40.000 53.000 - 15.000 458.000

5 Intan 280.000 20.000 53.000 - 15.000 368.000

6 Fatimah 140.000 20.000 53.000 - 15.000 228.000

7 Herlina 140.000 20.000 53.000 - 15.000 228.000

8 Rahmatia 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000

9 Hasni 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000

10 Farida 140.000 20.000 53.000 - 15.000 228.000

11 Wati 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000

12 Timang 210.000 20.000 53.000 - 15.000 295.000

Jumlah 2.920.000 300.000 636.000 420.000 195.000 4.483.00

Rata-Rata 243.333 25.000 53.000 35.000 16.250 372.583

Page 49: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

40

Lampiran 5. Dokumentasi

Gambar 1. Penjemuran Kerupuk Rengginang

ga

Gambar 2. Rengginang rasa Asin Siap di Kemas

Page 50: PENGEMBANGAN USAHA RUMAHAN KERUPUK …

41

Gambar 3. Rengginang Rasa Manis

Gambar 4. Wawancara dengan Salah Satu Pengelola Kerupuk Rengginang