pemboran dapat dilakukan untuk bermacam

96
Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan: Penempatan bahan peledak Pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam eksplorasi) Dalam tahap development: penirisan, test fondasi dan lain-lain Dan dalam tahap eksploitasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam batubara pemborn lebih banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan – bolting daripada untuk peledakan). Jika banyak dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah pemboran produksi. Komponen Operasi dari Sistem Pemboran Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan energy oleh system pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut: - Mesin bor, sumber energy adalah penggerak utama, mengkonversikan energy dari bentuk asal (fluida, elektrik, pneumatic, atau penggerak mesin combustion) ke energy mekanik untuk mengfungsikan system. - Batang bor (rod) mengtransmisikan energy dari penggerak utama ke mata bor (bit). - Mata bor (bit) adalah penggunaan energi di dalam system, menyerang batuan secara mekanik untuk melakukan penetrasi. - Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu, mendinginkan bit dank dang-kadang mengstabilkan lubang bor. Ketiga komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses penetrasi, sedangkan komposen keempat adalah mendukung penetrasi melalui pengangkatan cuttings. Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan ke dalam 2 golongan secara mekanik yaitu rotasi dan tumbukan (percussion) atau selanjutnya kombinasi keduanya. Faktor-fktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran: 1. Variable operasi, mempengaruhi keempat komponen system pemboran (drill, rod, bit, dan fluid). Variable dapat dikontrol pada

Upload: opick1987

Post on 12-Jun-2015

1.510 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan:

Penempatan bahan peledak

Pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam eksplorasi)

Dalam tahap development: penirisan, test fondasi dan lain-lain

Dan dalam tahap eksploitasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam batubara pemborn lebih banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan – bolting daripada untuk peledakan).

Jika banyak dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah pemboran produksi.

Komponen Operasi dari Sistem Pemboran

Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan energy oleh system pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut:

- Mesin bor, sumber energy adalah penggerak utama, mengkonversikan energy dari bentuk asal (fluida, elektrik, pneumatic, atau penggerak mesin combustion) ke energy mekanik untuk mengfungsikan system.

- Batang bor (rod) mengtransmisikan energy dari penggerak utama ke mata bor (bit).- Mata bor (bit) adalah penggunaan energi di dalam system, menyerang batuan secara mekanik

untuk melakukan penetrasi.- Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu, mendinginkan bit dank

dang-kadang mengstabilkan lubang bor.

Ketiga komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses penetrasi, sedangkan komposen keempat adalah mendukung penetrasi melalui pengangkatan cuttings. Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan ke dalam 2 golongan secara mekanik yaitu rotasi dan tumbukan (percussion) atau selanjutnya kombinasi keduanya.

Faktor-fktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran:1. Variable operasi, mempengaruhi keempat komponen system pemboran (drill, rod, bit, dan

fluid). Variable dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup dua kategori dari factor-faktor kekuatan pemboran.

a. Tenaga pemboran, energy semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan rancangan batang bor dan

b. Sifat-sifat fluida daan laju alirnya.2. Factor-faktor lubang bor, meliputi: ukuran panjang, inklinasi lubang bor; tergantung pada

persyaratan dari luar, jadi merupakan variable bebas. Lubang bor di tambang terbuka pada umumnya 15-45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandigan, untuk tambang bawah tanah tanah 4-17,5 cm (1,5 – 7 in).

3. Factor-faktor batuan, factor bebas yang terdiri dari: sifat-sifat batuan, kondisi geologi, keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut sebagai drilability factors yang

Page 2: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

menentukan drilling strebght dari batuan (kekuatan batuan untuk bertahan terhadap penetrasi) dan membatasi unjuk kerja pemboran.

4. Factor-faktor pelayann

3.5 Effisiensi Kerja Alat-alat Mekanis

Effisiensi kerja alat mekanis merupakan faktor yang sulit ditentukan, karena dipengaruhi oleh berbagai hal seperti keterampilan operator, perbaikan dan penyetelan alat, keterlambatan kerja dan sebagainya.

Namun berdasarkan data-data serta pengalaman dapat ditentukan effisiensi kerja yang mendekati kenyataan.

Dalam hubungan dengan effisiensi kerjanya, maka perlu juga

diketahui mengenai kesediaan dan penggunaan alat mekanis. Karena hal

ini mempunyai nilai kerja yang bersangkutan. Beberapa pengertian

mengenai ketersediaan (Availability)7dan penggunaan alat adalah

sebagai berikut :

3.5.1 Ketersediaan Mekanis (Mechanical of Availability)

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat

yang sedang dipergunakan, dapat dinyatakan dengan persamaan

100 %

3.5.2 Ketersediaan Fisik (Physical of Availability)

Page 3: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Kesediaan fisik merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari

alat yang sedang dipergunakan. Kesediaan fisik pada umumnya selalu

lebih besar daripada kesediaan mekanis, dapat dinyatakan dengan

persamaan :

100

3.5.3 Ketersediaan Penggunaan (Use of Availability)

Kesediaan penggunaan menunjukan berapa persen (%) waktu

yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat

Page 4: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

52

tersebut dapat dipergunakan (tidak rusak), dinyatakan dengan persamaan:

100 %

3.5.4 Penggunaan Effektive (Efective of Utilization)

Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen (%) dari seluruh

100 %

waktu kerja yang tersedia dapat dipergunakan untuk kerja produktif,

dinyatakan dengan persamaan

Page 5: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Keterangan :

W = Jam kerja, yaitu waktu yang benar-benar digunakan untuk

bekerja

termasuk dari tempat kerja, dinyatakan dalam jam.

R = Jam reparasi (waktu perbaikan), yaitu waktu yang dibutuhkan

untuk perbaikan, penggantian suku cadang,dinyatakan dalam

jam.

S = Waktu menunggu, yaitu waktu dimana suatu alat tersedia

untuk

dioperasikan, tetapi tidak digunakan karena alasan tertentu

seperti hujan deras, tempat kerja belum siap dan sebagainya,

dinyatakan dalam jam.

Page 6: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

3.6

Page 7: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Metoda Westinghouse

Page 8: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

53

Merupakan aplikasi tata cara kerja yang bertujuan untuk

mengetahui batas dari waktu hambatan terhadap waktu optimalnya.

Metoda tersebut mencakup penilaian terhadap faktor keterampilan, usaha,

konsistensi, dan kondisi kerja yang ditinjau pada tabel penyesuaian

menurut Westinghouse2dengan berdasarkan pada data-data

penelitian

serta kondisi di lokasi penelitian yang sebenarnya.

Dalam metoda ini dibagi menjadi 4 faktor penilaian yaitu :

1. Keterampilan

Keterampilan operator ditinjau dari pengamatan siklus waktu (waktu

tetap, waktu pemuatan, dan waktu edar) masing-masing alat mekanis.

Karena siklus waktu menunjukkan gambaran keterampilan operator

dalam pengoperasian alat. Semakin kecil siklus waktu maka semakin

baik keterampilan operator begitupun sebaliknya.

Page 9: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

2. Usaha

Dalam usaha operator untuk melakukan pekerjaan dapat dilihat dari

effisiensi kerja operator, berapa persen waktu yang digunakan dari

waktu yang tersedia.Semakin besar effisiensi kerja operator, semakin

besar pula usaha yang dilakukan operator dalam melakukan pekerjaan

sesuai dengan waktu yang tersedia.

3. Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang nyaman akan memberikan semangat dan minat

operator dalam melakukan pekerjaan semakin besar, sehingga usaha

Page 10: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

54

operator dalam bekerja semakin meningkat,effisiensi kerja operator

meningkat pula.

4. Konsistensi

Kestabilan operator dalam bekerja berkaitan erat dengan kondisi fisik

lingkungan kerja yang diterima operator. Kestabilan waktu kerja

operator dalam melakukan pekerjaan dapat dilihat dari effisiensi

operator. Konsistensi ini memberikan gambaran seberapa besar waktu

yang digunakan dari operator dalam bekerja selama waktu yang

tersedia.

Pada bab ini menjelaskan tentang pengambilan data dan

Page 11: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

perhitungan kapasitas kerja alat berdasarkan kondisi aktual dilapangan,

yang mencakup tentang effisiensi kerja, faktor kondisi lapangan, kapasitas

produksi alat-gali, alat-muat dan alat-angkut.

4.1 Waktu Kerja dan Effisiensi Kerja

Pembagian waktu kerja operator di PT.Pama Persada Nusantara

sebagai pihak ketiga dalam penambangan batubara pada

PT.Tambang

Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. dibagi 3 shift dalam satu hari

kerjanya (Lampiran B). Waktu produktif yang dapat diketahui dari

masing-masing hari kerja yang berbeda adalah pada hari jum’at, yang

mana waktu produktif hari jum’at shift I hanya 401 menit atau 6.7 jam,

yang dikarenakan terpotong oleh waktu sholat jum’at dan istirahat yang

total waktu selama 120 menit atau 2 jam, berbeda dengan hari-hari lain

yang waktu istrirahat rata-rata 60 menit atau 1 jam. Untuk waktu produktif

masing-masing shift yaitu shift I adalah 6.7 jam/hari, shift IIadalah 6.8

jam/hari, dan shift III adalah 6.8 jam/hari (Lampiran B.1)..

Pengamatan hambatan-hambatan kerja operator :

1. Hambatan yang dapat dihindari :

Page 12: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

a. Terlambat mulai kerja

b. Mengatur posisi kerja

c. Berhenti kerja sebelum istirahat

d. Terlambat kerja setelah istirahat

e. Antri loading dan dumping

f. Waktu Stand-by

2. Hambatan yang tidak dapat dihindari :

a. Pemeriksaan dan pemanasan alat

b. Persiapan dan berangkat ke permukaan kerja

c. Keperluan operator

d. Persiapan dump station dan stockpile

e. Isi bahan bakar

f. Faktor cuacaa. Terlambat mulai kerja

b. Mengatur posisi kerja

c. Berhenti kerja sebelum istirahat

d. Terlambat kerja setelah istirahat

e. Antri loading dan dumping

f. Waktu Stand-by

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat-alat mekanis

Salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk mengetahui baik

buruknya hasil kerja (keberhasilan) suatu alat mekanis adalah besarnya

produksi yang dapat dicapai alat tersebut. Oleh sebab itu usaha dan

upaya untuk dapat mencapai produksi yang tinggi selalu menjadi

perhatian yang khusus (serius). Untuk memperkirakan dengan lebih teliti

produksi alat-alat mekanis maka perlu dipelajari faktor-faktor yang

langsung mempengaruhi hasil kerja alat-alat tersebut, faktor yang akan

ditinjau tersebut adalah :

Page 13: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

4.2.1 Sifat Fisik Material

Page 14: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

57

Density insitu material (batubara) sebesar 1.26

ton/m3dan

density loose sebesar 0.85 ton/m3(Sumber : Satuan Kerja Geoteknik

PT.Bukit Asam). Dalam perhitungan untuk mencari

Swell Factor

digunakan rumus sebagai berikut :

SF =

Keterangan :

Page 15: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

100 %

SF = Faktor pengembangan (sweel factor) (%)

i

l

Page 16: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Density insitu (ton/m3)

= Density loose (ton/m3)

Diketahui :

SF

Page 17: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

ton m3

0.85 /

ton m3

1.26 /

Page 18: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

x 100%

= 69 %

4.2.2 Tahanan Gali (Digging Resistance)

Yaitu merupakan tahanan yang dialami oleh alat-gali yang mana

pada penambangan batubara di daerah tambang muara tiga besar utara

penggalian batubara menggunakan ripper type D 375 A jenis

giant ripper

(satu buah pisau bajak) dengan panjang pisau bajak 1100 mm atau 1.1

meter (sumber : spesifikasi alat) (Lampiran C.1).

Dalam kegiatan penggalian banyak faktor-faktor penyebab material

memiliki suatu tahanan sendiri, seperti halnya pada batubara yang ada di

Page 19: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

58

tambang muara tiga besar utara (MTBU), yaitu memiliki karekteristik yang

berbeda-beda, sehingga dengan kita mengetahui karakteristik batubara

tersebut maka kita dapat mengetahui jenis alat apa yang dapat digunakan.

Alat ripper type D 375 A dapat diketahui dari

specification alat

(Komatsu3) lihat (Gambar 4.1), bahwa type alat ini mampu

menggali

batubara dengan nilai kecepatan seismic 800 – 2500 m/s

(sumber :

Komatsu Specification and Application3). Batubara pada lokasi tambang

MTBU merupakan jenis batubara Sub-Bituminus dengan

nilai kalori

5900 Kcal/kg memiliki nilai sesimik 1500 – 2000 m/s, dan

density insitu

1.26 ton/m3(sumber : Satuan Kerja Geoteknik PT.BA), maka berdasarkan

Page 20: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

data tersebut sesuai sekali jika penggalian menggunakan alat ripper type

D 375 A.

sumber : Komatsu Specification and Application,Thn 19833

Gambar 4.1

Page 21: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Giant Ripper D 375 A

Page 22: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

4.2.3 Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

Page 23: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

59

Adalah sejumlah gaya-gaya luar (external forces) yang berlawanan

dengan arah gerak kendaraan yang berjalan diatas jalur jalan atau

permukaan tanah. Nilai tahanan gelinding (rolling resistance) dapat di

ketahui dengan cara perhitungan menggunakan rumus dibawah ini :

RR = W x r

Dimana :

RR = Tahanan Gelinding (kg)

W

r

Page 24: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Berat Kendaraan (kg)

= Koefisien Tahanan Gelinding (Tabel 5.1)

Tabel 4.1

Koefisien Tahanan Gelinding

Tipe dan Keadaan Landasan

Page 25: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

CRR

Rel Besi

Page 26: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Roda Besi Roda Ban

0.01 -

Beton

Jalan, Macadam

Perkerasan Kayu

Jalan Datar, tanpa perkerasan, kering

Landasan tanah kering

Landasan tanah gembur

Landasan tanah lunak

Kerikil, tidak dipadatkan

Pasir, tidak dipadatkan

Tanah basah, lumpur

Page 27: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

0.02

0.03

0.03

0.05

0.1

0.12

0.16

0.15

0.15

-

Page 28: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

0.02

0.03

-

0.04

0.04

0.05

0.09

0.12

0.12

0.16

Sumber : Ir.Rochmanhadi “Alat-Alat Berat Dan Penggunaanya”,Tahun 19927

1. Muatan Kosong

a. Musim Kemarau

WKosong

Page 29: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 28500 kg (spesifikasi alat Lampiran C.3)

Page 30: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

r

Page 31: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 0.04 (berban karet – datar, tanpa perkerasan, kering)

Page 32: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

60

Maka :

RR

Page 33: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 28500 kg x 0.04

= 1140 kg

b. Musim Hujan

WKosong

r

Maka :

RR

2. Berisi Muatan

Page 34: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 28500 kg (spesifikasi alat Lampiran C.3)

= 0.16 (landasan tanah lunak)

= 28500 kg x 0.16

= 4560 kg

a. Musim Kemarau

Wkosong

Page 35: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 28500 kg (spesifikasi alat Lampiran C.3)

Muatan truk = 18 ton

= 18000 kg

WIsi = Muatan truk + WKosong

= 18000 kg + 28500 kg

= 46500 kg

r

Page 36: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 0.04 (berban karet – datar, tanpa perkerasan, kering)

Maka :

RR

Page 37: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 46500 kg x 0.04

= 1860 kg

Page 38: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

61

Maksudnya yaitu : tahanan dari roda kendaraan sebesar 1860 kg yang

digunakan untuk menggerakkan kendaraan beserta isinya dengan

berat kendaraan sebesar 46500 kg.

b. Musim Hujan

Wkosong

Page 39: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 28500 kg (spesifikasi alat Lampiran C.3)

Muatan truk = 18 ton

= 18000 kg

WIsi= Muatan truk + WKosong

= 18000 kg + 28500 kg

= 46500 kg

r

Page 40: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 0.16 (landasan tanah lunak)

Maka :

RR

Page 41: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 46500 kg x 0.16

= 7440 kg

Maksudnya yaitu : tahanan dari roda kendaraan sebesar 7440 kg

yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan beserta isinya

dengan berat kendaraan sebesar 46500 kg.

4.2.4 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

Adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak

kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Pada lokasi

tambang MTBU kemiringan jalan yang terlihat pada peta sekuen

penambangan MTBU adalah 2 % yang artinya adalah jalur jalan naik atau

turun 2 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100 meter, didalam peta

Page 42: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

62

kita dapat mengetahui jalur itu naik atau turun adalah dari tanda yang

berupa (+) dan (-) yang mana jika jalur naik maka disebut kemiringan

posistif dan jalur turun adalah kemiringan negatif. Untuk mengetahui besar

tahanan kemiringan maka dapat kita hitung dengan menggunakan rumus

perhitungan dibawah ini :

GR = W x %k

Dimana :

Page 43: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

GR = Tahanan Kelandaian (grade reistance)

W = Berat kendaraan (kg)

%k = Kelandaian (%)

Dari rumus perhitungan diatas maka dihitung tahanan kemiringan untuk

alat-angkut yang beroperasi di tambang MTBU yaitu dump

truck CWA

kapasitas 18 ton :

1. Tahanan kemiringan pada saat truk tidak bermuatan :

Diketahui :

W

% k

Maka :

GR

Page 44: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= 28500 kg (spesifikasi alat Lampiran C.3)

= 2 % (dari peta sekuen penambangan MTBU)

= 28500 kg x 2 % = 570 kg

Maksudnya yaitu : gaya berat kendaraan sebesar 570 kg yang

melawan atau membantu kendaraan untuk mengatasi kemiringan jalan

sebesar 2% pada saat tidak bermuatan.

Page 45: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

2. Tahanan kemiringan pada saat truk berisi muatan:

Diketahui :

Wkosong = 28500 kg (spesifikasi alat Lampiran C.3)

Muatan truk = 18 ton

= 18000 kg

WIsi = 46500 kg

% k = 2% (dari peta sekuen penambangan MTBU)

Maka :

GR = 46500 kg x 2%

= 930 kg

Page 46: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

63

Maksudnya yaitu : gaya berat kendaraan sebesar 930 kg yang

melawan atau membantu kendaraan untuk mengatasi

kemiringan

jalan sebesar 2% pada saat berisi muatan.

Dari perhitungan tahanan gelinding dan tahanan kemiringan di atas

maka kita dapat mengetahui pengaruh tahanan kemiringan dan tahanan

gelinding terhadap alat angkut dump truck CWA kapasitas 18 ton :

1. Pada jalan menanjak tidak berisi muatan (+kosong)

a. Musim Kemarau

(+kosong)

Page 47: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Grade Resistance + Rolling Resistance

= 570 kg + 1140 kg

= 1710 kg

Page 48: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

b. Musim Hujan

(+kosong)= Grade Resistance + Rolling Resistance

= 570 kg + 4560 kg

= 5130 kg

Page 49: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

64

Maksudnya yaitu : Pada saat jalan menanjak kendaraan memiliki gaya

berat 1710 kg pada saat permukaan jalan kering dimusim kemarau dan

5130 kg pada saat permukaan jalan lunak dimusim hujan, sehingga

kendaraan dapat terus berjalan untuk mengatasi kemiringan jalan

sebesar 2%.

2. Pada jalan menanjak berisi muatan (+berisi)

a. Musim Kemarau

(+berisi)

Page 50: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Grade Resistance + Rolling Resistance

= 930 kg + 1860 kg

= 2790 kg

b. Musim Hujan

(+berisi)

Page 51: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Grade Resistance + Rolling Resistance

= 930 kg + 7440 kg

= 8370 kg

Maksudnya yaitu : Pada saat jalan menanjak kendaraan memiliki gaya

berat 2790 kg pada saat permukaan jalan kering dimusim kemarau dan

8370 kg pada saat permukaan jalan lunak dimusim hujan, sehingga

Page 52: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

65

kendaraan dapat terus berjalan untuk mengatasi kemiringan jalan

sebesar 2%.

3. Pada jalan datar tidak berisi muatan

a. Musim Kemarau

Truk tidak berisi muatan = Rolling Resistance

= 1140 kg

b. Musim Hujan

Truk tidak berisi muatan = Rolling Resistance

= 4560 kg

Maksudnya yaitu : Pada jalan mendatar pengaruh kemiringan tidak ada

sehingga kendaraan hanya memerlukan tahanan roda sebesar 1140

Page 53: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

kg pada saat tidak bermuatan dengan kondisi jalan kering dimusim

kemarau dan 4560 kg dengan kondisi jalan lunak dimusim hujan.

4. Pada jalan datar berisi muatan

a. Musim Kemarau

Truk berisi muatan = Rolling Resistance

= 1860 kg

b. Musim Hujan

Truk berisi muatan = Rolling Resistance

= 7440 kg

Maksudnya yaitu : Pada jalan mendatar pengaruh kemiringan tidak ada

sehingga kendaraan hanya memerlukan tahanan roda sebesar 1860

Page 54: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

66

kg pada saat bermuatan dengan kondisi jalan kering dimusim kemarau

dan 7440 kg dengan kondisi jalan lunak dimusim hujan.

5. Pada jalan menurun tidak berisi muatan (- kosong)

a. Musim Kemarau

(- kosong)

Page 55: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Rolling Resistance - Grade Resistance

= 1140 kg - 570 kg

= 570 kg

b. Musim Hujan

(- kosong)

Page 56: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Rolling Resistance - Grade Resistance

= 4560 kg - 570 kg

= 3990 kg

Maksudnya yaitu :Pada saat kendaraan di jalan menurun maka gaya

berat sebesar 570 kg dengan kondisi permukaan jalan kering dimusim

kemarau dan 3990 kg dengan kondisi permukaan jalan lunak di musim

hujan, untuk membantu gerak kendaraan agar dapat mempercepat laju

kendaraan pada saat tidak berisi muatan.

6. Pada jalan menurun berisi muatan (- berisi)

a. Musim Kemarau

(- berisi)

Page 57: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Rolling Resistance - Grade Resistance

= 1860 kg - 940 kg

= 920 kg

Page 58: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

b. Musim Hujan

(- berisi)= Rolling Resistance - Grade Resistance

= 7440 kg - 940 kg

= 6500 kg

Page 59: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

67

Maksudnya yaitu : Pada saat kendaraan di jalan menurun maka gaya

berat sebesar 920 kg dengan kondisi permukaan jalan kering dimusim

kemarau dan 6500 kg dengan kondisi permukaan jalan lunak di musim

hujan, untuk membantu gerak kendaraan agar dapat mempercepat laju

kendaraan pada saat berisi muatan.

4.2.5 Perhitungan Jalan Angkut Tambang

Dalam perencanaan tambang terbuka pembuatan sarana jalan

mempunyai arti yang sangat penting, baik jalan yang akan digunakan

untuk pengangkutan batubara ke dump station dan material

lapisan

penutup ke disposal. Untuk itu perlu diperhitungkan dimensi jalan

yang

akan dibuat.

Page 60: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

4.2.5.1 Lebar Jalan

Lebar jalan dibedakan menjadi dua macam yaitu jalan lurus dan

lebar jalan berbelok (tikungan).

L (m) = n (Wt) +{( n + 1 ) ( ½ xWt)}

Dimana :

L(m) = lebar jalan angkut minimum (m)

n = jumlah jalur

Page 61: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Wt = lebar alat-angkut (m)

Diketahui :

n = 2 jalur

Wt = 2.5 m (Lampiran C.3)

Page 62: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

68

Maka perhitungan untuk rencana lebar jalan angkut minimum,

menggunakan persamaan :

L(m) = 2 (2.5)+ {(2+1)x (1/2 x 2.5)}

= 5 + {3 x 1.25}

= 5 + 3.75

= 8.75 meter

Page 63: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Sumber : Satuan Kerja GEOTEKNIK PT.BA, Thn 2007

Gambar 4.2

Lebar Jalan Tambang dan Geometri Lereng Tambang MTBU

Berdasarkan hasil perhitungan dimensi lebar jalan angkut minimum

lokasi tambang MTBU sebesar 8.75 m untuk 2 jalur, sedangkan lebar jalan

Page 64: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

69

lokasi tambang MTBU dari gambar diatas berkisar 12 meter. Dengan

ukuran lebar jalan yang akan digunakan ini masih aman untuk tetap dilalui

oleh kendaraan dan masih dapat untuk dibuat tanggul pengaman dan parit

di sisi jalan.

4.2.5.2 Dimensi Jalan Pada Belokan

Penentuan lebar jalan didasarkan pada lebar lintasan truk, yaitu

lebar tonjolan kendaraan bagian depan dan bagian belakang pada saat

membelok.

Rumus yang dipakai :

W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C

Z = ( U + Fa + Fb) / 2

Page 65: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Dimana:

W

U

Fa

Fb

Z

C

Page 66: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= lebar jalan angkut pada belokan (m)

= lebar jejak roda (center to center tires) (m)

= lebar juntai (overhang) depan (m)

= lebar juntai belakang (m)

= lebar bagian tepi jalan (m)

= jarak antara kendaraan (total lateral clearance) (m)

Diketahui :

U = 1.8 m

Fa = 300 mm = 0.3 m

Fb = 300 mm = 0.3 m

C = 2 m

Page 67: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

70

Maka lebar jalan angkut pada belokan, menggunakan persamaan diatas :

Z

W

Page 68: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= (1.8 + 0.3 + 0.3) / 2

= 1.2 meter

= 2 (1.8 + 0.3 + 0.3 + 1.2) + 2

= 9.2 meter

Dengan demikian mengenai ukuran dimensi jalan angkut untuk

lokasi tambang MTBU tepatnya untuk dimensi lebar jalan minimumnya

8.75 meter dan lebar jalan angkut pada belokan sebesar 9.2 meter. Hasil

perhitungan ini menunjukkan kondisi bentuk jalan yang baik sehingga

dalam kegiatan pengangkutan batubara tidak terjadi hambatan dan tidak

mengakibatkan terjadinya suatu kecelakaan sehingga

produktivitas

penambangan menjadi turun.

4.3 Penggalian (digging)

Kegiatan penggalian batubara sering dijumpai material batubara

Page 69: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

yang keras, jika volume pekerjaan penggalian batubara ini cukup banyak,

maka pekerjaan yang paling effektif adalah dengan cara menggemburkan

dulu batubara tersebut, dengan menggunakan alat yang disebut ripper,

yang mana alat ini pada hakekatnya sebuah bajak yang gigi-giginya

terbuat dari baja yang keras, sehingga kepadanya dapat diberikan

tekanan yang cukup besar untuk lebih memaksakannya masuk ke dalam

tanah/ batubara. (Gambar 4.3)

Page 70: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

71

Seperti penggalian batubara pada daerah tambang MTBU yang

menggunakan alat ripper type D 375 A merk komatsu, terdapat

pada

spesifikasi alat (Lampiran C.1)

Page 71: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn 2007

Gambar 4.3

Ripper D 375 A

4.3.1 Waktu Tetap (fixed time) Alat-Gali

Waktu tetap (fixed time) alat-gali adalah jumlah waktu yang

diperlukan untuk melakukan suatu pengemburan

tanah/batubara

(Lampiran D.1.1). Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yaitu waktu

tetap ripper di hitung saat alat maju (ripping) dan alat mundur

(kembali

mengambil posisi untuk me-ripping).

Page 72: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

4.3.2 Produksi Alat-Gali (ripper D 375 A)

Page 73: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

72

Produksi penggalian berdasarkan kondisi aktual di lapangan yang

dihasilkan oleh alat-gali ripper D 375 A (Lampiran E.1) adalah

sebesar

188,393 ton/bulan ternyata produksi penggalian belum mencapai target

produksi sebesar 190,000 ton/bulan.

4.4 Pemuatan (loading)

Untuk memindahkan bahan galian hasil pembongkaran, dilakukan

pemuatan dengan menggunakan alat Hydraulic Excavator Backhoe PC

750 SE Komatsu dengan kapasitas bucket 2.8 – 3.4 m3(Gambar

4.4) .

Alat ini menggunakan mangkuk (bucket) untuk menggali dan

memuat batubara ke alat-angkut. Pada waktu menggali, mangkuk tersebut

menarik sambil didorong ke arah permukaan kerja. Jika mangkuk telah

penuh, alat tersebut akan berputar (swing) atau akan mengangkat

Page 74: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

mangkuk dan batubara ditumpahkan atau dimuat ke alat-angkut (dump

truck).

4.4.1 Perhitungan Fill Factor (FFm) Alat-Muat

Faktor pengisian (fill factor) adalah perbandingan antara volume

material yang dapat ditampung terhadap kemampuan tampung secara

teoritis. Faktor pengisian ini dapat mempengaruhi produksi alat-muat dan

alat-angkut.

100 %

Page 75: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Keterangan :

FFm

Vn

Vt

Diketahui :

Page 76: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Faktor pengisian (Fill Factor) alat-muat (%)

= Volume bucket nyata (m3)

= Volume bucket teoritis (m3)

Page 77: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

73

Volume bucket nyata

Volume bucket teoritis

3.1 m3

Page 78: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

: 3,1 m³

: 4,0 m³

Fill Factor (FFm) =

Page 79: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

3

4,0 m

Page 80: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

x 100%

= 77.5 %

Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn 2007

Gambar 4.4

Hydraulic Excavator Backhoe PC 750 SE

Page 81: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

4.4.2 Waktu Pemuatan (loading time) Alat-Muat

Page 82: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

74

Waktu pemuatan (loading time) alat-muat adalah jumlah waktu

yang diperlukan untuk melakukan suatu siklus kerja alat-muat.

berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diperoleh rata-rata waktu

pemuatan Hydraulic Excavator Backhoe PC 750 SE seperti dapat dilihat

pada (Lampiran D.1.2)

4.4.3 Produksi Alat-Muat (hydraulic excavator backhoe PC 750 SE)

Produksi pemuatan berdasarkan kondisi aktual di lapangan yang

dihasilkan oleh alat-muat hydraulic excavator backhoe PC 750 SE

(Lampiran E.2) adalah sebesar 182,031 ton/bulan ternyata produksi

pemuatan belum mencapai target produksi sebesar 190,000 ton/bulan.

4.5 Pengangkutan (hauling)

Merupakan suatu kegiatan penambangan yang mengangkut

material batubara dari front penambangan ke dump stationdengan

menggunakan alat angkut dump truck CWA kapasitas 18 ton (Gambar

4.5).

4.5.1 Perhitungan Fill Factor (FFa) Alat-Angkut

Keterangan :

Page 83: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

=

Page 84: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

100 %

FFa = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-angkut (%)

np

Page 85: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

= Jumlah pengisian dari alat-muat

Page 86: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

FFm = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-muat (%)

Hm = Kapasitas alat-muat (m3)

Ha= Kapasitas alat-angkut (m3)

5 x0.77.5x 4 m3

Page 87: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

75FFa

Page 88: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

=

Page 89: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

20 m3

Page 90: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

x100%

= 77.5 %

4.5.2 Waktu Edar (cycle time) Alat-Angkut

Waktu edar (cycle time) alat-angkut adalah jumlah waktu yang

diperlukan untuk melakukan suatu siklus kerja alat-angkut. berdasarkan

hasil pengamatan di lapangan diperoleh rata-rata waktu edar dump truck

CWA kapasitas 18 ton seperti dapat dilihat pada (Lampiran D.1.3)

Sumber : Pengamatan Lapangan, Thn 2007

Gambar 4.5Dump Truck CWA Kapasitas 18 ton

Page 91: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

4.5.3 Produksi Alat Angkut (dump truck CWA kapasitas 18 ton)

Page 92: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

76

Page 93: Pemboran Dapat Dilakukan Untuk Bermacam

Alat-angkut yang beroperasi adalah Dump Truck Type CWA merk

Hino kapasitas 18 ton dengan nomor kode DT-400, DT-468, DT-471, DT-

482, DT 493, DT-576, DT-577, DT-579, DT-587, DT-614, DT-615 dan DT-

620 mengangkut batubara dari lokasi penggalian ke dump station dengan

jarak ± 2600 meter.

Produksi pengangkutan berdasarkan kondisi aktual di lapangan

yang dihasilkan oleh alat-angkut Dump Truck Type CWA kapasitas 18 ton

(Lampiran E.3) adalah sebesar 181,060 ton/bulan ternyata produksi

pengangkutan belum mencapai target produksi sebesar 190,000

ton/bulan.