ekstam pemboran

30
PEMBORAN TAMBANG A. Pengertian Pemboran Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi pemboran memiliki fungsi lain seperti pengumupulan data sebaran cadangan. Karena pentingnya kegiatan pemboran maka perlu adanya materi yang menjelaskan tetang pemboran serta segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan pemboran secara terperinci sebagai bahan pembantu atau penuntun dalam melakukan kegiatan pemboran. Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8 (delapan) macam yaitu : 1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif 2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan 3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi 4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi 5. Kimiawi : microblast, disolusi 6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis 7. Seismik : sinar laser

Upload: tono-ganteng

Post on 27-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pemboran

TRANSCRIPT

Page 1: ekstam pemboran

PEMBORAN TAMBANG

A. Pengertian Pemboran

Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu

operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah

lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk

diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi pemboran

memiliki fungsi lain seperti pengumupulan data sebaran cadangan. Karena

pentingnya kegiatan pemboran maka perlu adanya materi yang menjelaskan tetang

pemboran serta segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan pemboran secara

terperinci sebagai bahan pembantu atau penuntun dalam melakukan kegiatan

pemboran.

Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi

menjadi 8 (delapan) macam yaitu :

1.      Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif

2.      Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan

3.      Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi

4.      Sonik : vibrasi frekuensi tinggi

5.      Kimiawi : microblast, disolusi

6.      Elektrik : elektric arc, induksi magnetis

7.      Seismik : sinar laser

8.      Nuklir : fusi, dan fisi

Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran

untuk penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin

sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan

kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan

pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi, sistem pemboran secara mekanik

lebih applicable dari pada sistem pemboran yang lain. Oleh sebab itu maka sangat

penting untuk mengetahui produktivitas alat bor untuk pembuatan lubang ledak

untuk masing-masing jenis batuan,sehingga di peroleh hasil yang maksimal dalam

proses produksi.

Page 2: ekstam pemboran

Pemboran memiliki banyak fungsi antara lain :

a. Explorasi tubuh bijih

b. Informasi stratigrafi

c. Survey seismik (pembacaan gelombang pada batuan)

d. Verifikasi interpretasi geofisika dan geokimia

e. Kontrol kadar bijih

f. Perhitungan cadangan bijih

g. Deskripsi tubuh bijih (penyebaran, bentuk, butir dan lain-lain)

B. TUJUAN PEMBORAN

Dilakukanya pemboran adalah agar dapat mengetahui bagai mana kegiatan

pengeboran itu berlangsung, dapat mengetahui tahap – tahap dari pada kegiatan

pemboran, juga dapat mengetahui peralatan – peralatan yang digunakan dalam

pengeboran. Sehinga apa bila terjun kelapangan nantinya sudah dapat mengetahui

apa – apa yang harus dikerjakan juga yang harus dipersiapkan. Dalam pencapaian

target dari tujuan tersebut maka dibutuhkan perlengkapan ,tipe serta kapasitas

mesin yang berbeda pula , baik dari pemboran yang vertical keatas, kebawah

maupun yang horizontal atau miring dengan sudut tertentu.

Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam , pemboran tidak

saja dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain

sehingga secara keseluruhan kegitan pemboran bertujuan sebagai berikut:

Eksplorasi mineral dan batubara

Ekplorasi dan produksi air tanah

Eksplorasi dan produksi gas

Eksplorasi dan produksi minyak

Peledakan

Geoteknik

Ventilasi tambang

Penirisan tambang

Keperluan perhitungan cadangan

Perolehan data geologi

Page 3: ekstam pemboran

Pengontrolan tambang dan

Serta pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk PLN, dll

C. PERALATAN PEMBORAN

Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk

kegiatan pemboran diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mesin Bor

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan

dalam pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi :

• Tipe/ model mesin bor

• Diameter lubang

• Sliding stroke

• Berat mesin bor

• Power unit

• Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu

• Hoisting capacity (kapasitas)

• Dimensi (panjang x lebar x tinggi)

Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. 1. Mesin Bor Tumbuk

Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig

yang diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat

secara berulang- berulang ke dalam lubang bor.

Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan

kecil,atau akan melepaskan butiran – butiran pada lapisan.Kepingan atau

hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada

bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu

ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan

volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah

terentu akan mengurangi daya tumbuk bor.

Page 4: ekstam pemboran

Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat

lambat, slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer)

atau sand pump. Beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan laju

pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk diantaranya adalah :

• Kekerasan lapisan batuan

• Diameter kedalam lubang bor

• Jenis mata bor

• Kecepatan dan jarak tumbuk

• Beban pada alat bor

Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat

penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan

panjang drill-stemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin

bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Kelebihannya :

• Ekonomis:

- Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil

- Biaya transportasi lebih murah

- Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah

- Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat

• Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik

• Tanpa sistem sirkulasi.

• Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer

• Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

Kekurangannya:

• Kecepatan laju pemboran rendah

• Sering terjadi sling putus

• Tidak bisa mendapatkan core

• Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor

• Terbatasnyaa personil yang berpengalaman

Page 5: ekstam pemboran

• Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak

hambatan

1. 2 . Mesin Bor Putar

Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai

mekanisme yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi

kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban

rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang

cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang

pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan

terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari

jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran

vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran

horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat

alur – alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi

mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari

generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor.

Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah :

• Swivel

• Kelly bar

• Stabilizer

• Mata bor

• Stang bor

• Stang pemberat

1. 3. Mesin Bor- Hidrolik

Pada mesin bor putar – hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama

diatur oleh sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping

beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis

mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bo dan

putaran mata bor di atas formasi batuan. 

Page 6: ekstam pemboran

Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke

permukaan melalui rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang

bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan.

Adapun contoh mesin bor putar – hidrolik adalah :

1. 3.a. Top Drive

Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik

pada menara, tenaganya berasal dari unit transmisi hidrolik

yang digerakkan oleh pompa.

Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai

(umumnya sepanjang 3,6m – 9 m), sehingga jenis mempuyai

kinerja yang paling baik.

1. 3. b. Spindle

Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan

pemboran sangat dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya

antara 60 m – 100 m), dan tekanan hidrolik yang dibutuhkan.

Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah :

• Merk

• Kapasitas

• Berat

• Kemampuan rotasi

• Dimensi

• Diameter lubang

• Tipe/ model

2. Pompa atau Kompresor

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada pompa diantaranya

adalah :

a. Tipe acting piston

b. Diameter piston

c. Power

d. Dimensi

Page 7: ekstam pemboran

e. Berat

f. Volume/ pressure

g. Working pressure

Adapun hal – hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah :

a. Tekanan udara yang dihasilkan

b. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu

Pada tahap pemboran lumpur dan kompresor berfungsi sebagai sumber

tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah

lumpur, maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor

yang digunakan adalah udara maka sumber tenaganya adalah kompresor.

Adapun pompa/ kompresoe yang digunakan adalah :

• Merk

• Model

• Kapasitas

• Dimensi

• Diameter piston

• Berat

• Power

• Volume/ pressure

• Working pressure

3. Stang Bor

Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa

ujung – ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara

dua buah stang bor.Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai :

a. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin

bor menuju mata bor.

b.Jalan keluar – masuknya fluida bor

Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran

adalah 10 ft (3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung

dengan tujuan dan efisiensi pemboran.

Page 8: ekstam pemboran

Kriteria yang harus diperhatiakan dalam pemilihan ukuran, meliputi :

a. Tujuan pemboran

b. Kedalaman pemboran

c. Kekerasan batuan

d. Metode sirkulasi fluida

e. Diameter lubang bor

Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran

tergantung dari mekanisme pemboran yang diterapkan.

- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Putar.

Rangkaian stang bor pada pemboran putar hamper semuanya sama

seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor yang dipakai pada pemboran

mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan diameter luar, diameter

dalam, jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya memiliki klasifikasi

yang berbeda.

- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Tumbuk.

Rangkaian stang bor pada mesin bor tumbuk terdiri dari :

1. Mata bor pahat.

2. Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang. 

3. Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk

melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas.

4. Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor, diperlukan

untuk meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk

meneruskan putaran kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke

segala sisi sehingga lubang bor lurus

Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut

adalah :

• Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m.

4. Pipa Casing

Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang

bor dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan –

Page 9: ekstam pemboran

gangguan.

Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:

1. Tipe Flash Joint.Dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya

dilakukan secaraLangsung.

2. Tipe Flash Coupled Dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah

coupling.

Beberapa komponen yang terdapat dalam casing, diantaranya adalah :

1. Casing Swivel

Alat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang bor

2. Casing Head

Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat casing bagian

atas

3. Casing Shoe

Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari kerusakan

4. Casing Cutter

Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi masalah, fungsinya 

untuk memotong casing pada titik yang diinginkan

5. Casing Band

Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi pengangkatan

dan Penurunan.

5. Mata Bor (BIT)

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang

digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya

yang bekerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan

secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu gaya dorong dan gaya putar.

Keefektifan penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua

gaya jenis ini. Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan

pada pemboran tumbuk,pemuatan bit, tekanan dibawah permukaan. Gaya putar

dapat dihasilakan pada mekanisme pemboran putar dengan bantuan mesin putar

mekanik yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan

Page 10: ekstam pemboran

dengan bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya

dorong yang bersifat static yang secara tidak langsung turut menunjang gaya-

gaya tersebut diatas misalnya berat dari stang bor dan berat rig.

Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu :

1. Ukuran dan bentuk mata bor

2. Ukuran gigi mata bor

3. Berat mata bor

4. Kekerasan matriks.

Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya :

1. Wing Bit

Dipergunakan untuk dilapisan permukaan, umumnya dipakai pada

lubang-lubang besar untuk stove pipe yang dalamnya berkisar antara 0 –

30m. Ukuran pahat tersebut biasanya 36 inchi.

Page 11: ekstam pemboran

Gambar 1 Wing Bit

2. Roller Cone

Pahat roller cone biasa dipakai untuk lapisan lunak sampai lapisan

keras. Roller Cone dibagi juga dengan klasifikasi dan kekerasan pahat itu

sendiri yaitu dengan no. code misalnya untuk yang soft IADC code : 111,

114 ( International Assosiation Drilling Code ). Kekerasan pahat

disesuaikan dengan formasi yang akan dilaluinya misalnya : soft to

medium, medium to hard, untuk mempermudah mengenal apakah pahat itu

untuk formasi lunak, sedang dan keras maka yang perlu diperhatikan

Page 12: ekstam pemboran

adalah bentuk gigi pahat tersebut. Pemilihan Pahat. Didalam pemilihan

pahat adalah, Pahat yang dipergunakan untuk mengebor formasi tertentu,

tergantung pada kekerasan batuan dari formasi tersebut. Pahat yang dipakai

untuk mengebor batuan lunak tidak dapat berfungsi dengan baik bila

dipakai untuk mengebor batuan sedang atau batuan keras.Pengetahuan

tentang pemilihan pahat untuk mengoptimasikan pemboran tidak

seluruhnya teoritas, tetapi dalam banyak hal pemilihan ini tergantung pada

pengalaman-pengalaman yang didapat dalam pemboran didaerah yang

sudah diketahui atau dikenal.

Hasil pemilihan pahat ini sangat penting karena menyangkut :Biaya dari

pahat. Rig cost Round trip / cabut masuk. Dari ketiga biaya ini barulah

dapat menghitung operation cost ( biaya operasi).

Gambar 2 Roller Cone

3. Pahat Diamond

Pahat Diamond merupakan sejenis bahan yang mempunyai kekerasan

yang sama dengan intan (intan industri) dipakai apabila pahat biasa sudah

tidak dapat menembus formasi, umumnya untuk lapisan-lapisan yang

keras.

Page 13: ekstam pemboran

Gambar 3 Pahat Diamond

6. Peralatan Pelengkap

Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan

pemboran diantaranya meliputi:

a. Water Swivel

Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari

pompa menuju ke dalam stang bor.

b. Hoisting Water Swivel

Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang

berputar selama proses pengangkatan dan penurunan.

c. Hoisting Plug

Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses

pengangkatan dan penurunan stang bor.

d. Hoisting Rope Socket

Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas

menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan

hoisting plug.

e. Pipe Wrench

Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan

lain – lain.

f. Snatch Block

Page 14: ekstam pemboran

Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk

mengangkat dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor.

Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat,

oleh karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk

membantu proses pengangkatan dan penurunan. 

g. Travelling Block

Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau

menurunkan peralatan pemboran.

h. Come Along

Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada

pemboran dangkal

i. Rod Coupling Tap

Alat I ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan

dibiarkan tertinggal dalam lubang bor.

j. Rod Band

Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.

k. Knocking Block

Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk

melindungi peralatan bor. 

l. Drive Hammer with Chain

Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami

kemacetan.

m. Menara

Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya

adalah derrick

m. Permale Wrench

Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa yang

kecil, seperti kabel core barrael tanpa merusak tabung.

n. Rod Holder

Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau

penurunan.

Page 15: ekstam pemboran

o. Super Strong

Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa dengan

ukuran besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.

D. Faktor yang mempengaruhi pemboran

Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang

dibor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan

ketrampilan operator.

1. Sifat Batuan

Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi

pada pemilihan metode pemboran yaitu : kekerasan, kekuatan, elastisitas,

plastisitas, abrasivitas, tekstur, struktur, dan karakteristik pembongkaran.

1. Kekerasan

Kekerasan adalah daya tahan permukaan batuan terhadap goresan.

Batuan yang keras akan memerlukan energy yang besar untuk

menghancurkanya. Pada umumnya batuan yang keras mempunyai kekuatan

yang besar pula . Kekerasan batuan diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van

Mohs (1882).

2. Kekuatan (strength)

Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan terhadap

gaya dari luar, baik bersifat static maupun dinamik. Kekuatan batuan

dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, terutama kandungan kuarsa. Batuan

yang kuat memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya.

3. Bobot isi / Berat jenis

Bobot isi (density) batuan merupakan berat batuan per satuan volume.

Batuan dengan bobot isi yang besar untuk membongkarnya memerlukan energy

yang besar pula.

4. Kecepatan Rambat Gelombang Seismik

Page 16: ekstam pemboran

Batuan yang masif mempunyai kecepatan rambat gelombang yang besar.

Pada umumnya batuan yang mempunyai kecepatan rambat gelombang yang

besar akan mempunyai bobotisi dan kekuatan yang besar pula sehingga sangat

mempengaruhi pemboran.

5. Abrasivitas

Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh batuan lain yang

lebih keras. Sifat ini dipengaruhi oleh kekerasan butiran batuan, bentuk butir,

ukuran butir, porositas batuan, dan sifat heterogenitas batuan.

6. Tekstur

Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral yang menyusun

batuan tersebut. Ukuran butir mempunyai pengaruh yang sama dengan bentuk

batuan, porositas batuan, dan sifat-sifat batuan lainya. Semua aspek ini

berpengaruh dalam keberhasilan operasi pemboran.

7. Elastisitas

Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau

modulus Young (E). Modulus elastisitas batuan bergantung pada komposisi

mineral dan porositasnya. Umumnya batuan dengan elastisitas yang tinggi

memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya.

8. Plastisitas

Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan

deformasi permanen setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana

batuan tersebut belum hancur. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh komposisi

mineral penyusunya, terutama kuarsa. Batuan yang plastisitasnya tinggi

memerlukan energi yang besar untuk menghancurkannya.

9. Struktur Geologi

Struktur geologi seperti sesar, kekar, dan bidang perlapisan akan

berpengaruh terhadap peledakan batuan. Adanya rekaha-rekahan dan rongga-

rongga di dalam massa batuan akan menyebabkan terganggunya perambatan

gelombang energy akibat peledakan. Namun adanya rekahan-rekahan tersebut

juga sangat menguntungkan untuk mengetahui bidang lemahnya, sehingga

pemboran akan dilakukan berlawanan arah dengan bidang lemahnya.

Page 17: ekstam pemboran

2. Drilabilitas Batuan (Drillability of Rock)

Drilabilitas batuan adalah kecepatan penetrasi rata-rata mata bor

terhadap batuan. Nilai drilabilitas ini diperoleh dari hasil pengujian terhadap

toughness berbagai tipe batuan oleh Sievers dan Furby. Hasil pengujian mereka

memperlihatkan kesamaan nilai penetration speed dan net penetration rate

untuk tipe batuan yang sejenis.

3. Umur dan Kondisi Mesin Bor

Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran,

kemampuan mesin bor akan menurun sehingga sangat berpengaruh pada

kecepatan pemboran. Umur mata bor dan batang bor ditentukan oleh meter

kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran. Untuk menilai kondisi

suatu alat dapat dilakukan dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat,

yaitu:

a. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)

Ketersediaan mekanik adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi

mekanik yang sesungguhnya dari alat yang digunakan. Kesediaan mekanik

(MA) menunjukkan ketersediaan alat secara nyata karena adanya waktu

akibat masalah mekanik. Persamaan dari ketersediaan mekanik adalah:

MA = x 100%

Keterangan:

W = Jumlah jam kerja alat, yaitu waktu yang dipergunakan oleh operator

untuk melakukan kegiatan pemboran.

R = Jumlah jam perbaikan, yaitu waktu yang dipergunakan untuk perbaikan

dan waktu yang hilang akibat menunggu saat perbaikan termasuk juga

waktu penyediaan suku cadang serta waktu perawatan.

b. Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)

Ketersediaan fisik menunjukkan kesiapan alat untuk beroperasi didalam

seluruh waktu kerja yang tersedia. Persamaan dari ketersediaan fisik adalah :

Page 18: ekstam pemboran

PA = x 100%

Keterangan:

S = Jumlah jam siap yaitu jumlah jam alat yang tidak dipergunakan

padahal alat tersebut siap beroperasi.

(W+R+S) = jumlah jam tersedia, yaitu jumlah seluruh jam jalan atau jumlah

jam kerja yang tersedia dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi.

c. Penggunaan Efektif

Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen waktu yang

dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat

digunakan. Penggunaan efektif sebenarnya sama dengan pengertian efisiensi

kerja. Persamaan dari kesediaan penggunaan efektif adalah:

EU = x 100%

d. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA)

Ketersediaan Penggunaan menunjukkan berapa persen waktu yang

dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat

digunakan. Penggunaan efektif EUsebenarnya sama dengan pengertian

efisiensi kerja. Persamaan dari ketersediaan penggunaan adalah:

UA = x 100%

Penilaian Ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan

kemampuan alat bor untuk menyediakan lubang ledak. Kesediaan alat

dikatakan sangat baik jika persen ≥90%, dikatakan sedang jika berkisar antara

70%-80%, dikatakan buruk (kecil) jika persen kesediaan alat ≤70%.

4. Geometri Pemboran

a. Diameter Lubang ledak

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan diameter lubang ledak

adalah :

a. Volume batuan yang dibongkar

b. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian

Page 19: ekstam pemboran

c. Tingkat Fragmentasi yang diinginkan

d. Mesin bor yang tersedia

e. Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil peledakan.

b. Arah Lubang ledak

Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah

tegak dan arah miring. Pada tinggi jenjang yang sama, kedalaman lubang

ledak miring > dari pemboran tegak selain itu pemboran miring penempatan

posisi awal lebih sulit karena harus menyesuaikan dengan kemiringan lubang

ledak yang direncanakan.

Gambar 4 Arah Lubang ledak a. vertical (tegak lurus), b. miring

c. Kedalaman Lubang ledak

Penentuan kedalaman lubang ledak disesuaikan dengan tinggi jenjang,

dimana kedalaman lubang ledak>tinggi jenjang. Kelebihan kedalaman lubang

bor (subdrilling) dimaksudkan untuk memperoleh jenjang yang rata.

E. Kesimpulan

a) Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri

pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya dilakukan sebelum diadakannya

penambangan. Pemboran masuk dalam kegiatan eksplorasi detail yaitu

pengambila conto sistematik dengan pemboran inti.

Page 20: ekstam pemboran

b) Pemboran sangat bermanfaat dalam berbagai kegiatan dalam proses

penambangan dari sebelum dilakukan kegiatan penambangan contohnya

survey tinjau dan prospeksi umum yaitu sampling batuan sedangkan dalam

proses pemanbangan pemboran sangan di perlukan dalam proses pembokaran

burden atau tanah penutup dengan menggunakan peledak serta pemetaan

geologi daerah persebaran bahan galian.

c) Mekanisme pemboran berhubungan dengan berbagai hal seperti jenis batuan

di lapangan, kondisi geologi dan keahlian dari operator alat itu sendiri.

d) Pemilihan alat bor didasarkan pada:

1) Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor,  percussive atau

rotary-rushingdipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai

untuk batuan sedimen.

2) Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya.

Tinggi jenjanditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan

atau ditentukan setelah mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam tambang

terbuka dan quarry  diusahakan tinggi jenjang ditentukan terlebih dahulu,

dengan beracuan pada peralatan bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang

melebihi 15 meter, kecuali ada pertimbangan lain.

3) Diameter Lubang Ledak, faktor penting dalam menentukan ukuran

diameter lubangledak adalah besarnya target produksi. Diameter yang lebih

besar akan memberikan laju produksi yang tinggi. Faktor lain yang

mempengaruhi pemilihan ukuran diameter lubang ledak adalah fragmentasi

batuan yang dikehendaki dan batasan getaran yang diijinkan.

4) Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan

peralatan.

5) Fragmentasi, adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan

batuan setelah peledakan dan pada umumnya fagmentasi dipengaruhi oleh

proses selanjutnya.

e) Dalam kegiatan pemboran penting agar operator dapat memilih alat bor sesui

keadaan dilapangan hal ini sangat berhubungan erat dengan skil dari oporator

alat bor dan pengalaman di bagian pemboran.

Page 21: ekstam pemboran

DAFTAR PUSTAKA

http://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/08/drilling-pemboran.html