pemberian oksigen
DESCRIPTION
pemberian oksigenTRANSCRIPT
RSUAulia Lodoyo BLITAR
Pedoman Pemberian Oksigen pada BBLR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
No.Dokumen
21/KPWT.E/II/2014
Revisi
2
Halaman
1/3
Tanggal Terbit :24 Maret 2014
Ditetapkan,Direktur
dr. Maria Yohana RPengertian Suatu tindakan yang dilakukan pada bayi baru lahir yang memiliki
gangguan pernafasan sehingga bayi dapat memenuhi kebutuhan oksigennya.
Tujuan 1. Membantu pola nafas bayi2. Meningkatkan dan menjaga kondisi bayi tetap stabil3. Menjegah hipoksia
Kebijakan Pedoman cara pemberian oksigen pada bayi baru lahir sehingga dapat menstabilkan kondiri bayi.
Prosedur 1. Persiapan alat untuk pemberian oksigen
Alat :
Tabung oksigen beserta isinya
Regulator dan flow meter
Botol pelembab
Masker atau nasal prong
Slang penghubung
2. Prosedur pemberian oksigen
Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang oksigen ke
botol pelembab
Pasang ke penderita
Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal prong atau
masker dari penderita
Tabung oksigen ditutup
Penderita dirapikan kembali
Peralatan dibereskan
3. Tujuan Pemberian oksigen
Diharapkan setelah pemberian penunjang pernafasan bayi dapat
bernafas dengan nyaman
Laju pernafasan bayi mencapai 40-60 kali permenit
Pada pemantauan saturasi oksigen pada bayi mencapai 88%
sampai 92%
4. Cara Penurunan Level Oksigen
Pemberian oksigen pada bayi harus selalu dipantau, dengan
menghitung frekuensi pernafasan pada bayi dan observasi saturasi
oksigen. Bila saturasi oksigen bayi mulai membaik maka level
oksigen mulai diturunkan secara sistematik.
5. Indikasi pemberian terapi oksigen pada BBLR
a. Distres pernapasan yang menyebabkan hipoksia
b. Membantu resorpsi pneumotoraks pada bayi cukup bulan
c. Serangan apnea pada bayi prematur
d. Hyperoxic test pada tersangka penyakit sianotik
6. Metode pemberian oksigen
a. Nasal prongs. Nasal prongs adalah pipa pendek yang dimasukkan ke
dalam cuping hidung. Letakkan nasal prongs tepat ke dalam
cuping hidung dan rekatkan dengan plester di kedua pipi
dekat hidung (lihat gambar). Jaga agar cuping hidung anak
bersih dari kotoran hidung/lendir, yang dapat menutup aliran
oksigen.
Pasang aliran oksigen sebanyak 1–2 liter/menit (0.5
liter/menit pada bayi muda) untuk memberikan kadar-
oksigen-inspirasi 30–35%. Tidak perlu pelembapan.
b. Kateter Nasal. Kateter berukuran 6 atau 8 FG yang dimasukkan ke dalam
lubang hidung hingga melewati bagian belakang rongga
hidung. Tempatkan kateter dengan jarak dari sisi cuping
hidung hingga ke bagian tepi dalam dari alis anak.
Pasang aliran oksigen 1–2 liter/menit. Tidak perlu
pelembapan.
c. Kateter Nasofarin
Kateter dengan ukuran 6 atau 8 FG dimasukkan ke dalam
faring tepat di bawah uvula. Letakkan kateter pada jarak dari
sisi cuping hidung hingga ke arah telinga (lihat gambar B di
bawah). Jika alat ini diletakkan terlalu ke bawah, anak dapat
tersedak, muntah dan kadang-kadang dapat timbul distensi
lambung.
Beri aliran sebanyak 1–2 liter/menit, yang memberikan kadar-
oksigen inspirasi 45-60%. Perlu diperhatikan kecepatan aliran
tidak berlebih karena dapat menimbulkan risiko distensi
lambung. Perlu dilakukan pelembapan.
Unit terkait 1. Unit Kebidanan dan Kandungan.2. Unit Perinatal.