pemberdayaan perempuan kepala rumahtangga melalui ... · upaya yang telah dilakukan pemerintah...

186
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI PENGEMBANGAN JEJARING SOSIAL (Kasus Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat) INDRI INDARWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005

Upload: hoangkhanh

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI PENGEMBANGAN JEJARING SOSIAL

(Kasus Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung

Propinsi Jawa Barat)

INDRI INDARWATI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2005

Page 2: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Kajian saya yang berjudul :

“PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI PENGEMBANGAN JEJARING SOSIAL (Kasus Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

Adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

Kajian ini.

Bogor, Nopember 2005

Indri Indarwati NRP. A. 154040185

Page 3: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

ABSTRAK

INDRI INDARWATI, Pemberdayaan Perempuan Kepala Rumahtangga melalui Pengembangan Jejaring Sosial (Kasus Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh TITIK SUMARTI dan MARJUKI.

Pemberdayaan masyarakat terutama kepada perempuan kepala rumahtangga (PKRT) yang mengelola usaha mikro merupakan bagian dari proses pengembangan masyarakat. Ketidakberdayaan PKRT usaha mikro ditandai dengan ketidakmampuan mereka dalam memperoleh kesempatan dan kewenangan untuk mengambil keputusan terhadap sumberdaya yang ada dalam masyarakat seperti permodalan, pendidikan keterampilan, kredit, penggunaan tenaga kerja dan kelembagaan formal dalam masyarakat.

Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui karakteristik PKRT yang mengelola usaha mikro, evaluasi program pembangunan masyarakat, analisis gender terhadap PKRT usaha mikro dan program pemberdayaan yang efektif untuk mereka. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus untuk memperdalam masalah kajian.

Isu ketidakadilan gender yang muncul adalah adanya subordinasi dari masyarakat Desa Sekarwangi bahwa PKRT usaha mikro hanyalah pencari nafkah tambahan dan usahanya sebatas untuk membantu suami. Hal tersebut berdampak pada minimnya akses dan kontrol mereka terhadap sumberdaya. Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK). Program tersebut ternyata tidak banyak membantu PKRT usaha mikro. Program P2KP banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang dekat dengan pengurus dan menjadi pengusaha mikro, sedangkan UP2K-PKK hanya diberikan pada satu orang warga dan belum bergulir ke warga yang lain sejak 2 tahun yang lalu. Terbatasnya akses terutama permodalan dan kredit yang diterima oleh PKRT membuat mereka akhirnya meminjam kepada rentenir untuk modal usaha.

Alternatif program pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi adalah pengembangan jejaring sosial usaha mikro dengan membuka akses sekaligus dengan menguatkan posisinya seperti dengan berkelompok, membuat jaminan permodalan dan melibatkan stakeholder untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender.

Page 4: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

ABSTRACT

INDRI INDARWATI, Empowerment to Woman Headed Household through Developing of Social Networking (Case in Micro Company in Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat). Under the direction of TITIK SUMARTI and MARJUKI.

Social empowerment particularly aimed to woman, who also manage micro company, is inevitably a part of social development. The powerless PKRT (Woman Headed Household) is marked by their incapability in gaining opportunity and authority in order to make decision on available resources which existed surrounding such as financial resources, skill education, credit, use of employment and formal institution within society.

The objectives of this study are as follows knowing the characteristic of PKRT, evaluating social development program, analyzing gender from PKRT micro company program and effective empowering program. This study uses qualitative approach to analyze the problem comprehensively.

Issues on injustice gender caused by subordination of peoples in Desa Sekarwangi that PKRT is solely additional income for family and it is done for the sake of husband assistance. These factors affect to the minimum control and access upon the resources. The government has launched several programs for example urban poor eradicating program (P2KP) and effort in improving family income – Welfare and Empowerment to the Family (UP2K-PKK). These program in fact are less helpful. In addition, P2KP was given to those peoples who not only have close relationship with the official but also micro companies of their own. Furthermore, UP2K-PKK is given only to a single people and it has not been circulated to the rest of peoples. The limitation in term of access and amount of finance led them to dealt with the loan giver.

In line with the solution, program of empowering PKRT in Desa Sekarwangi are developing social networking in two aspect; opening access and strengthening their position through grouping, making the finance insurance and involving stakeholders to achieve gender’s equality and justice.

Page 5: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

@ Hak cipta milik Indri Indarwati, tahun 2005 Hak cipta dilindungi

Dilarang megutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm dan sebagainya

Page 6: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI PENGEMBANGAN JEJARING SOSIAL

(Kasus Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung

Propinsi Jawa Barat)

INDRI INDARWATI

Tugas Akhir : sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2005

Page 7: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

Judul Tugas Akhir : Pemberdayaan Perempuan Kepala Rumahtangga melalui Pengembangan Jejaring Sosial (Kasus Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

Nama : Indri Indarwati

NRP : A. 154040185

Program Studi : Magister Profesional Pengembangan Masyarakat

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Titik Sumarti MC, MS Ketua

Dr. Marjuki, MSc Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, M.S.

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Sjafrida Manuwoto, M.Sc.

Tanggal Ujian: 16 Nopember 2005

Tanggal Lulus :

Page 8: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam

penelitian ini adalah Pemberdayaan Perempuan Kepala Rumahtangga melalui

Pengembangan Jejaring Sosial (Kasus Usaha Mikro di Desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Sjafrida Manuwoto,

M.Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bapak Dr.

Ir. Djuara P. Lubis, M.S., selaku Ketua Program Studi Magister Profesional

Pengembangan Masyarakat, Ibu Dr. Ir. Titik Sumarti MC, MS dan Bapak Dr.

Marjuki, MSc selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis

sampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Profesional

Pengembangan Masyarakat yang telah membekali pengetahuan pengembangan

masyarakat, Bapak Drs. H. Chusnan Yusuf selaku Kepala Balatbangsos

Departemen Sosial Republik Indonesia dan Bapak Dr. Marjuki, M.Sc., selaku

Ketua STKS yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan Strata-2, Bapak H. Obar Sobarna selaku Bupati Bandung,

H. Dudung Sutisna, selaku Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten

Bandung dan Ibu Hj. Iyan Obar Sobarna, selaku Ketua KKKS Kabupaten

Bandung yang telah memberikan dukungan moril dan spirituil kepada penulis,

Bapak Asep Sutisna selaku Kepala Desa Sekarwangi yang telah memberikan

banyak informasi kepada penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada

M. Zainuri, Atirista Nainggolan, Viking Rizarta dan teman-teman MPM Kelas

Bandung Angkatan II atas segala bantuan dan dukungannya. Terima kasih

sebesar-besarnya teruntuk Ibuku, Tya dan keluarga atas segala doa dan kasih

sayangnya.

Semoga kajian ini bermanfaat.

Bogor, Nopember 2005

Indri Indarwati

Page 9: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Mei 1972 dari ayah Nano

Suparno, BSc dan ibu Sri Sundarti. Penulis merupakan putri kedua dari tiga

bersaudara.

Tahun 1991 penulis lulus dari SMA Negeri 52 Jakarta dan pada tahun

1992 penulis masuk STKS Bandung lulus pada tahun 1997. Pada tahun 2004,

penulis diterima di Program Studi Magister Profesional Pengembangan

Masyarakat pada Sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana

diperoleh dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Sosial Republik

Indonesia.

Penulis bekerja sebagai Pelaksana pada Dinas Kesejahteraan Sosial

Kabupaten Bandung sejak tahun 1999.

Selama mengikuti program S2, penulis menjadi pengurus Koordinator

Kegiatan Kesejahteraan Sosial (KKKS) Kabupaten Bandung. Sebuah policy brief

berjudul Children Centre bagi Korban Bencana Tsunami di Nanggro Aceh

Darussalam (NAD) yang menjadi lampiran dalam Buku Analisis Kebijakan Publik;

Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial karya Edi Suharto, PhD

telah diterbitkan pada tahun 2005.

Page 10: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… i DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. iv DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… vi DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………. vii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1 1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………… 5 1.3. Tujuan dan Kegunaan .……………………………………….… 6

II. TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka ……………………………………………….. 8 2.1.1. Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi

Masyarakat ……………………………………………

8 2.1.2. Komunitas dan Modal Sosial ……………………….. 11 2.1.3. Perempuan dan Analisis Gender …………………… 15 2.1.4. Usaha Mikro ………………………………………….. 26 2.2. Kerangka Alur Berfikir ………………………………………….. 28

III. METODE KAJIAN 3.1. Batas-batas Kajian ……………………………………………… 31 3.1.1. Tipe Kajian ……………………………………………. 31 3.1.2. Aras Kajian ……………………………………………. 32 3.1.3. Strategi Kajian ………………………………………... 32 3.2. Lokasi, Subyek dan Waktu Kajian …………………………….. 33 3.3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ……………….. 35 3.3.1. Sumber Data …………………………………………. 35 3.3.2. Teknik Pengumpulan Data ………………………….. 35 3.4. Cara Pengolahan dan Analisis Data ………………………….. 39 3.5. Penyusunan Program Pemberdayaan Masyarakat …………. 39

IV. PETA SOSIAL DESA SEKARWANGI KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG

4.1. Kondisi Geografis dan Administratif ………………………….. 43 4.2. Kondisi Demografi ………………………………………………. 45 4.3. Kondisi Pendidikan ……………………………………………… 48 4.4. Kondisi Ekonomi ………………………………………………… 49 4.5. Kondisi Sosial Budaya ………………………………………….. 51 4.5.1. Keragaman Warga …………………………………… 51 4.5.2. Stratifikasi Warga …………………………………….. 52 4.6. Sistem Nilai dan Norma ………………………………………… 53 4.7. Kelembagaan dan Jejaring Sosial dalam Komunitas ……….. 54 4.8. Karakteristik Subyek kasus (PKRT Usaha Mikro) …………… 59 4.8.1. Karakteristik Subyek Kasus Berdasarkan Usia …… 59 4.8.2. Karakteristik Subyek Kasus Berdasarkan Tingkat

Pendidikan …………………………………………….

60

Page 11: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

ii

4.8.3. Karakteristik Subyek Kasus Berdasarkan Status Perkawinan ……………………………………………

62

4.8.4. Karakteristik Subyek Kasus Berdasarkan Jumlah Tanggungan …………………………………………...

63

4.8.5. Karakteristik Subyek Kasus Berdasarkan Jenis Usaha Mikro …………………………………………...

64

4.8.6. Karakteristik Subyek Kasus Berdasarkan Permasalahan Usaha Mikro …………………………

64

4.9. Evaluasi Umum …………………………………………………. 65

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT 5.1. Gambaran Program Penanggulangan Kemiskinan

Perkotaan (P2KP) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK) ……………………………………………………...

67 5.1.1. Gambaran Program Penanggulangan Kemiskinan

Perkotaan (P2KP) …………………………………….

67 5.1.2. Gambaran Program Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK) …………….

79 5.2. Pengembangan Ekonomi Lokal ……………………………….. 80 5.2.1. Pengembangan Ekonomi Lokal Program

Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) …

81 5.2.2. Pengembangan Ekonomi Lokal Program Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK) ………………………………….………..

83 5.3. Pengembangan Modal dan Gerakan Sosial …………………. 83 5.4. Kebijakan dan Perencanaan Sosial …………………………... 86 5.5. Evaluasi Umum …………………………………………………. 88

VI. ANALISIS GENDER TERHADAP PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA USAHA MIKRO DALAM KOMUNITAS

6.1. Kondisi dan Peran Perempuan Kepala Rumah Tangga (PKRT) Usaha Mikro dalam Komunitas ……………………….

91

6.1.1. Pembagian Kerja PKRT Usaha Mikro dalam Komunitas ……………………………………………..

91

6.1.2. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro dalam Komunitas ……………………………………………..

95

6.1.3. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Manfaat Kegiatan Pembangunan …………………..

97

6.1.4. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Kelembagaan dalam Komunitas …………………….

99

6.1.5. Faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi PKRT Usaha Mikro …………………………………...

102

6.2. Peran dan Kebutuhan PKRT Usaha Mikro dalam Program Pembangunan ……………………………………………………

105

6.3. Identifikasi Ketidakadilan Gender terhadap PKRT Usaha Mikro dalam Komunitas ………...............................................

106

6.3.1. Marjinalisasi …………………………………………... 106 6.3.2. Subordinasi …………………………………………… 108

Page 12: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

iii

6.3.3. Beban Kerja ………………………………………….. 108 6.3.4. Stereotipe ……………………………………………... 109 6.3.5. Ideologi Gender ………………………………………. 109 6.4. Evaluasi Umum …………………………………………………. 109

VII. PENYUSUNAN PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA USAHA MIKRO SECARA PARTISIPATIF

7.1. Tahap Identifikasi Masalah dan Kebutuhan ………………….. 111 7.2. Tahap Identifikasi Potensi Lokal ………………………………. 118 7.3. Tahap Pendayagunaan Sumber-sumber Lokal ……………… 120 7.4. Tahap Penyusunan dan Pengusulan Rencana ……………… 124 7.4.1. Penyusunan Tujuan ………………………………….. 124 7.4.2. Penyusunan Rancangan Program …………………. 126 7.4.3. Pelaksanaan Program ……………………………….. 132

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan ………………………………………………………. 134 8.2. Rekomendasi Kebijakan ……………………………………….. 136 8.2.1. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah

Daerah …………………………………………………

136 8.2.2. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Desa

Sekarwangi ……………………………………………

137 8.2.3. Rekomendasi Kebijakan kepada TP PKK Desa

Sekarwangi ……………………………………………

138 8.2.4. Rekomendasi Kebijakan kepada PKRT Usaha

Mikro di Desa Sekarwangi …………………………...

139

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 140 LAMPIRAN ……………………………………………………………………….. 146

Page 13: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

iv

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Peningkatan Kesejahteraan …………………………………………………………..

13

2. Perbedaan Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender …………….. 23 3. Jadwal Penyusunan Kajian Pengembangan Masyarakat ………… 34 4. Penggalian Data Kajian ……………………………………………….. 38 5. Orbitrasi, Jarak dan Waktu Tempuh Desa Sekarwangi Tahun2004 44 6. Komposisi Penduduk Desa Sekarwangi berdasarkan Usia dan

Jenis Kelamin Tahun 2004 ……………………………………………

45 7. Jumlah Penduduk menurut Gerak/Mobilitas Penduduk Desa

Sekarwangi periode Januari – Desember Tahun 2002 ……………

47 8. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas menurut Tingkat

Pendidikan yang ditamatkan di desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2003 ………………………

48 9. Komposisi Penduduk Desa Sekarwangi berdasarkan Mata

Pencaharian Tahun 2003 ……………………………………………

49 10. Kondisi Perekonomian berdasarkan Usaha Kecil Menengah

Warga Desa Sekarwangi Tahun 2002 ……………………………….

50 11. Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Peningkatan

Kesejahteraan PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2004 …………………………………..

55 12. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Usia di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………

60 13. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………………………………………………………..

61 14. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Status

Perkawinan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………………………………………………………..

62 15. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Jumlah

Tanggungan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………………………………………………………..

63 16. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Jenis Usaha

Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 …..

64 17. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan

Permasalahan Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 …………………………………………………

64 18. Rekapitulasi Jumlah Penerimaan dan Pengembalian Dana P2KP

Program Peningkatan Ekonomi Keluarga Miskin Tahun 2004/2005 (8 UPK/BKM di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang) ……….............................................................................

73

19. Daftar Penerima Dana Ekonomi Produktif P2KP sebelum Digulirkan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2004/2005 ……………………………………………………………….

75 20. Daftar Penerima Dana Ekonomi Produktif P2KP setelah

Digulirkan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2004/2005 ……………………………………………………………….

77

Page 14: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

v

21. Jenis Pengelolaan Usaha Penerima Bantuan P2KP di Desa Sekarwangi Tahun 2004 ………………………………………………

81

22. Profil Kegiatan Gender di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………………………………………………..

92

23. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Sumberdaya Produktif di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005..

95

24. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Manfaat Kegiatan Pembangunan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 …………………………………………………

98 25. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Kelembagaan

Formal dan Informal serta Faktor Pendukungnya di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………

100 26. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi PKRT

Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………………………………………………………..

102 27. Analisis Perencanaan Gender terhadap Peranan dan Kebutuhan

Gender yang Dipenuhi di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………………………………………………..

105 28. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan PKRT Usaha Mikro di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………

118 29. Daftar Stakeholder untuk Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di

Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………..

122 30. Analisis Stakeholder untuk Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di

Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………..

123 31. Analisis Pengembangan Jejaring Sosial terhadap PKRT Usaha

Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 …...

125 32. Rancangan Program Pemberdayaan PKRT melalui

Pengembangan Jejaring Sosial (Kasus Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat) ……………………………………………………………..

131 33. Kerangka Pelaksanaan Kegiatan PKRT Usaha Mikro di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………

132

Lampiran Halaman

1. Kerangka Kerja Analisis Gender Profil Kegiatan …………………… 147 2. Kerangka Kerja Analisis Gender Profil Akses dan Kontrol pada

Sumberdaya Produktif …………………………………………………

148 3. Kerangka Kerja Analisis Gender Akses dan Kontrol pada Manfaat

dari Kegiatan Pembangunan ………………………………………….

148 4. Kerangka Analisis Harvard Profil Akses dan Kontrol/Manfaat ……. 149 5. Kerangka Analisis Harvard Faktor-faktor yang Berpengaruh …….. 149 6. Kerangka Analisis Moser Perencanaan Gender …………………… 159

Page 15: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Dimensi Modal Sosial – Jaringan Usaha Mikro …………………….. 14 2. Alur Kerja Berpikir Pemberdayaan Perempuan Kepala

Rumahtangga melalui Pengembangan Jejaring Sosial ……………

30 3. Stratifikasi Sosial di Desa Sekarwangi Tahun 2004 ……………….. 52 4. Jejaring Sosial PKRT Usaha Mikro berdasarkan Dimensi Modal

Sosial di Desa Sekarwangi Tahun 2004 …………………………….

57 5. Grafik Penerimaan Dana P2KP di Desa Sekarwangi Tahun

2003/2004 ……………………………………………………………….

69 6. Diagram Penerimaan Dana P2KP di Desa Sekarwangi Tahun

2004 sebelum Digulirkan ………………………………………………

77 7. Diagram Penerimaan Dana P2KP di Desa Sekarwangi Tahun

2004 setelah Bergulir …………………………………………………..

78 8. Analisis Pohon Masalah PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang ………………………………………………….

112 9. Jejaring Sosial Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 ……………………

121

Lampiran Halaman

1. Foto-foto Diskusi Kelompok I ………………………………………… 151 2. Hasil PRA ………………………………………………………………. 155 3. Foto-foto Diskusi Kelompok II ………………………………………... 160 4. Foto Loka Karya: Pemaparan Hasil Penelitian …………………….. 168

Page 16: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Pedoman Wawancara ………………………………………………… 146 2. Pedoman Diskusi Kelompok ke-I ……………………………………. 147 3. Undangan Diskusi Kelompok ke-I …………………………………… 150 4. Daftar Hadir Peserta Diskusi Kelompok ke-I ……………………….. 153 5. Pedoman Diskusi Kelompok ke-II ……………………………………. 158 6. Daftar Hadir Peserta Diskusi Kelompok ke-II ………………………. 163 7. Pedoman Diskusi Kelompok ke-III (Loka Karya) …………………… 165 8. Undangan untuk Loka Karya …………………………………………. 166 9. Susunan Acara untuk Loka Karya …………………………………… 167 10. Daftar Hadir Peserta Loka Karya …………………………………….. 170

Page 17: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997

banyak menyebabkan munculnya masalah baru, seperti terjadinya PHK secara

besar-besaran, jumlah pengangguran semakin meningkat dan menurunnya daya

beli masyarakat. Hal tersebut mempunyai dampak terhadap perempuan terutama

terhadap kesejahteraan keluarga mereka. Adanya PHK membuat banyak

perempuan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan

keluarganya. Data pada Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Jawa Barat

hingga akhir tahun 1998 menunjukkan bahwa secara regional prosentase buruh

PHK perempuan adalah sebesar 57,2% untuk wilayah Kabupaten Bandung

(Tjandraningsih, 1999). Perempuan PHK yang berkeluarga menghadapi situasi

yang lebih sulit dibandingkan perempuan PHK yang masih lajang, karena

penghasilan berkurang sedangkan kebutuhan hidup meningkat, berbagai upaya

dilakukan untuk dapat bertahan. Beberapa strategi yang dilakukan adalah

dengan mengambil tabungan pribadi bahkan tabungan anak apabila uang

pesanggon sudah habis, pemotongan anggaran kebutuhan keluarga untuk

pemenuhan kebutuhan primer yakni makanan dan pendidikan,

menyederhanakan pola konsumsi, berhutang, menjual barang atau

menggunakan uang pesanggon mereka untuk membuka usaha mikro.

Adanya pola pikir bahwa laki-laki harus sebagai kepala rumahtangga

saat ini sudah tidak relevan lagi apabila dilihat pada kenyataan yang terjadi di

masyarakat (Saraswati, 2001). Banyak perempuan saat ini di pedesaan maupun

di perkotaan yang mengalami pergeseran peran. Perempuan yang semula lebih

banyak mengurus rumahtangga saja, kini juga berperan sebagai kepala

rumahtangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumahtangga

dengan bekerja, baik bekerja sebagai buruh maupun bekerja secara mandiri.

Perubahan peran ini terjadi karena adanya perubahan struktur internal dalam

keluarga atau ketika laki -laki tidak berfungsi dalam menjalankan peran produktif

sebagai pencari nafkah, misalnya karena PHK, perang, perpindahan penduduk

atau perpecahan keluarga. Apabila dibandingkan dengan jumlah laki -laki yang

Page 18: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

2 menjadi kepala rumahtangga, jumlah perempuan yang menjadi kepala

rumahtangga relatif lebih sedikit. Berdasarkan Profil Perempuan Kepala

Rumahtangga, Badan Pusat Statistik tahun 1998: jumlah perempuan yang

menjadi kepala rumahtangga terus meningkat dari 4 juta orang pada tahun 1971

menjadi 4,3 juta orang pada tahun 1980 dan 4,6 juta orang pada tahun 1985.

Sensus Penduduk tahun 1990 menunjukkan bahwa jumlah perempuan kepala

rumahtangga mencapai sekitar 5 juta orang, kemudian hasil Supas 1995 sekitar

6 juta orang dan hasil Susenas 1998 sekitar 6,3 juta orang.

Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang menjadi

kepala rumahtangga terus meningkat dari waktu ke waktu. Gejala tersebut

berasal dari berbagai sebab, mulai dari kematian suami, perceraian, imigrasi,

suami sakit tetap, tidak berfungsinya suami secara ekonomi atau karena tidak

menikah (BPMD Prop. Jabar, 2005). Lebih dari separuh rumahtangga ini

merupakan “the poorest of the poor”, karena nilai so sial budaya cenderung

memarjinalkan perempuan kepala rumahtangga.

Diantara kelima fungsi pokok keluarga yaitu fungsi pendidikan, ekonomi,

keamanan, sosial dan agama (Mutawali, 1987), fungsi ekonomi merupakan hal

dominan yang dirasakan oleh perempuan yang hidup sebagai kepala

rumahtangga, terutama untuk perempuan yang hidup dalam kemiskinan. Data

kemiskinan di Indonesia yaitu 1 (satu) dari 10 (sepuluh) KK miskin adalah

perempuan (janda) rata-rata tidak tamat SD dan sekitar 1,2–1,5 juta KK miskin;

kepala rumahtangganya adalah perempuan (Kementrian PP, 2004). Hal tersebut

menggambarkan bahwa masalah kemiskinan terlihat pada wajah perempuan;

globalisasi menyebabkan kemiskinan terhadap perempuan (Sobritchea, 2000).

Perempuan adalah orang yang paling dekat dengan urusan dapur dan

pendidikan anak-anak, sehingga adanya perubahan dalam penerimaan

pendapatan akan sangat berpengaruh terhadap kelanjutan urusan dapur dan

sekolah anak-anaknya. Buruh perempuan PHK yang berkeluarga, seandainya

dapat memilih, cenderung ingin melakukan pekerjaan yang dilakukan di rumah

agar lebih dapat menjamin terlaksananya tugas-tugas rumahtangga seperti

mengelola usaha mikro warungan, usaha makloon, usaha makanan kecil atau

kreditan. Persoalan yang dialami oleh perempuan yang mengelola usaha mikro

(Firdaus, 2005) adalah masalah teknis usaha seperti kekurangan modal,

keterbatasan penguasaan teknologi tepat guna, terbatasnya jaringan pasar,

Page 19: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

3 terbatasnya keterampilan teknis produksi, serta terbatasnya kemampuan

pengembangan desain.

Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang bekerja pada usaha

mikro di Indonesia adalah sebesar 69,11% dan sektor formal 30,89% (Susenas,

2002). Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan Indonesia

bekerja pada usaha mikro, yaitu membuka usaha wiraswasta kecil-kecilan seperti

warungan, penjualan makanan, konveksi, pembuatan gerabah dan sebagainya.

Perempuan yang bekerja pada sektor formal tidak sebesar pada usaha mikro.

Jumlah perempuan yang menjadi kepala rumahtangga untuk wilayah Kabupaten

Bandung sebanyak 10.329 jiwa (Dinkesos, 2004) dan di Desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung sebanyak 31 orang atau 0,30%

(Indarwati, 2004). Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak perempuan

yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya

berperan ganda dalam rumahtangga yaitu sebagai pencari nafkah utama dan

sebagai ibu rumahtangga yang mengerjakan pekerjaan domestik.

Desa Sekarwangi merupakan daerah pertanian (74,14%) dan di desa

sekitarnya banyak terdapat pabrik tekstil, rajut, sepatu, usaha roti dan

sebagainya. Jumlah penduduk sebanyak 5.568 orang, sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh tani sebanyak 1.200 orang

(40,08%) dan buruh/swasta sebanyak 810 orang (27,05%). Adanya PHK

perusahaan swasta dan pekerjaan sektor pertanian yang tergantung pada musim

membuat perempuan akhirnya memilih untuk menggeluti usaha mikro. Usaha

mikro yang dilaksanakan oleh perempuan di Desa Sekarwangi sebanyak 73

usaha dengan jenis usaha terbesar pada makanan dan warungan (Indarwati,

2004). Hasil usahanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

(subsisten). Total jumlah perempuan usia produktif di Desa Sekarwangi adalah

1.203 orang dan jumlah tenaga kerja perempuan yang bekerja pada usaha mikro

sebanyak 73 orang atau 6,07% (Indarwati, 2004). Jumlah PKRT yang terlibat

dalam usaha mikro sebanyak 60 orang. Data tersebut memperlihatkan bahwa

pada saat ini banyak perempuan yang terlibat dalam usaha ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan bagi diri dan keluarganya. Mereka memanfaatkan modal

sosial yang ada dalam komunitas untuk mengembangkan usaha mikronya,

seperti memperoleh modal usaha dari keluarga, meminjam dari tetangga dan

teman, rentenir dan dari program pembangunan yang ada di desa.

Page 20: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

4 Program pembangunan bagi komunitas, termasuk di dalamnya bagi

perempuan yang dilaksanakan di Desa Sekarwangi adalah Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dan Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-

PKK). Tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan pendapatan melalui

kelompok usaha ekonomis produktif dalam bentuk Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) melalui program P2KP ataupun pengelolaan usaha secara

perseorangan melalui program UP2K-PKK. Kedua program ini berasal dari Pusat

dan pendekatannya bersifat top down, tetapi pada prakteknya program ini sudah

mengarah pada pendekatan partisipatif konsultatif (Indarwati, 2005). Kegiatan

UP2K-PKK merupakan bagian kegiatan POKJA II PKK yaitu merupakan usaha

ekonomi yang diusahakan oleh keluarga, baik secara perseorangan maupun

kelompok yang modalnya bersumber dari Inpres Bantuan Pembangunan Desa

atau Bantuan lainnya dari Pemerintah, Bantuan Luar Negeri maupun dari

swadaya masyarakat itu sendiri (TP PKK Kab. Bdg, 2000). Kedua program

tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan praktis gender yaitu berupa

kebutuhan untuk pencarian nafkah bagi rumahtangga dan penyediaan pangan

untuk keluarga. Kebutuhan strategis gender dalam kegiatan P2KP belum

terpenuhi karena perempuan belum dilibatkan secara penuh dalam

kepengurusan P2KP yang berdampak pada kegiatan penyusunan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, suara perempuan tidak dipertimbangkan.

Kebutuhan strategis gender dalam UP2K-PKK terbatas pada kelompok

perempuan yang tergabung dalam kegiatan PKK (Indarwati, 2005).

Masalah yang dihadapi perempuan usaha mikro dalam perspektif gender

adalah pembagian kerja, akses, kontrol dan manfaat (Saptari dkk, 1997). Dalam

pembagian kerja perempuan usaha mikro di Desa Sekarwangi lebih banyak

mengalami double burden (peran ganda), yaitu mereka bekerja sambil mengasuh

anak di rumahnya, akses terhadap informasi pinjaman kredit lunak terbatas dan

kontrol mereka untuk menentukan usahanya agar maju dan berkembang

terbatas karena adanya ketidakadilan gender yang ada dalam masyarakat.

Isu ketidakadilan gender di masyarakat menganggap perempuan

umumnya bergerak dalam usaha yang merupakan perpanjangan tangan

pekerjaan domestik perempuan, seperti pekerjaan menjahit, membuat kerajinan

tangan, mobilitas perempuan rendah sehingga tidak mudah mencari pasar dan

informasi teknologi serta bahan baku, tidak memiliki kolateral (kesetaraan), dan

Page 21: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

5 sulit mempunyai akses terhadap permodalan (Kompas, 7 Maret 2005).

Ketidakadilan gender yang terjadi di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang

yaitu perempuan hanya dianggap sebagai pencari nafkah tambahan, sehingga

akses dan kontrol mereka terbatas terhadap berbagai sumberdaya produktif

mulai dari perolehan kredit, modal, pengetahuan dan program pembangunan

masyarakat. Beberapa pertanyaan yang muncul adalah sejauhmana perempuan

kepala rumahtangga usaha mikro mengalami keterbatasan terhadap akses,

kontrol, partisipasi dan manfaat dari program pembangunan? Bagaimana

langkah-langkah strategis pemberdayaan yang tepat untuk PKRT yang

mengelola usaha mikro?

1.2. Rumusan Masalah

Fokus kajian ini adalah untuk memahami pemberdayaan (empowerment)

perempuan kepala rumahtangga melalui keterlibatannya dibidang usaha mikro

mengingat masih rendahnya kesejahteraan perempuan kepala rumahtangga di

Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang. Proses pemberdayaan menitikberatkan

pada aspek pengembangan ekonomi lokal yaitu usaha mikro dengan modal

sosial terutama jejaring sosial dalam komunitas dan bagaimana keterlibatan

perempuan kepala rumahtangga usaha mikro dalam memanfaatkan program

pembangunan yang ada di Desa Sekarwangi. Modal sosial dapat digunakan

untuk meningkatkan akses dan kontrol perempuan kepala rumahtangga usaha

mikro seperti terhadap lembaga fomal dan informal.

Masalah ini perlu diteliti karena ada kesenjangan antara perencanaan dan

implementasi dari Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) dan

Usaha Peningkatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

(UP2K-PKK) dalam meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi perempuan

kepala rumahtangga. Program tersebut dapat berkesinambungan melalui dana

bergulir, tetapi ternyata usaha yang dijalankan oleh Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) banyak yang berhenti dan akhirnya program tersebut tidak

berkembang.

Hal tersebut perlu dikaji lebih lanjut untuk meningkatkan akses dan

kontrol PKRT usaha mikro terhadap sumberdaya produktif dengan cara melihat

karakteristik PKRT usaha mikro, bagaimana akses dan kontrol mereka terhadap

program pembangunan yang ada di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang,

Page 22: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

6 bagaimana masalah dan kebutuhan mereka dengan menggunakan analisis

gender dan bagaimana jejaring yang dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan

PKRT usaha mikro.

Rumusan permasalahan yang dapat disimpulkan dari uraian di atas

adalah:

1. Bagaimana karakteristik perempuan kepala rumahtangga usaha mikro dan

posisinya dalam komunitas?

2. Bagaimana efektivitas pelaksanaan program pembangunan masyarakat

dilihat dari dampak dan manfaatnya khusus pada perempuan kepala

rumahtangga usaha mikro?

3. Bagaimana masalah, kebutuhan dan jejaring sosial perempuan kepala

rumahtangga usaha mikro dengan menggunakan perspektif gender?

4. Bagaimana penyusunan program pemberdayaan perempuan kepala

rumahtangga usaha mikro secara partisipatif?

1.3. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan Kajian merupakan perolehan jawaban dari rumusan

permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan kajian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik perempuan kepala rumahtangga usaha mikro dan

posisinya dalam komunitas.

2. Mengetahui efektivitas pelaksanaan program pembangunan komunitas

terutama dilihat dari dampak dan manfaatnya khusus pada perempuan

kepala rumahtangga usaha mikro.

3. Menganalisis masalah, kebutuhan dan jejaring sosial perempuan kepala

rumahtangga usaha mikro dengan menggunakan perspektif gender.

4. Menyusun program pemberdayaan perempuan kepala rumahtangga usaha

mikro secara partisipatif.

Kegunaan kajian merupakan manfaat yang dapat diperoleh setelah

diadakan penelitian kajian pengembangan masyarakat yang bersifat evaluasi

program. Kajian ini akan berguna bagi pemegang kebijakan untuk menentukan

langkah program yang efektif untuk masa yang akan datang melalui pendekatan

Page 23: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

7 partisipatif dan melibatkan peran aktif masyarakat dalam merumuskan kebutuhan

dan permasalahannya secara rinci. Kegunaan kajian ini adalah:

1. Memberikan masukan strategi secara lebih efisien dan efektif kepada

pemegang kebijakan program pemberdayaan perempuan yang ditujukan

untuk meningkatkan kemampuan perempuan kepala rumahtangga agar

dapat mandiri.

2. Memberikan evaluasi kepada pemegang Program Penanggulangan

Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yaitu pemerintah daerah Kabupaten Bandung

dan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan

dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK) yaitu kepada TP PKK Kabupaten

Bandung.

3. Memberikan masukan kepada Tim Penggerak PKK dan aparat Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang tentang bentuk pemberdayaan perempuan

kepala rumahtangga usaha mikro yang tepat berdasarkan penelitian

partisipatif yang dilaksanakan.

Page 24: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat

Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang untuk

meningkatkan taraf hidup keseluruhan komunitas melalui partisipasi aktif, dan

jika memungkinkan, berdasarkan inisiatif masyarakat…. Hal ini meliputi berbagai

kegiatan pembangunan di tingkat distrik, baik dilakukan oleh pemerintah ataupun

lembaga-lembaga non pemerintah … (pengembangan masyarakat) harus

dilakukan melalui gerakan yang kooperatif dan harus berhubungan dengan

bentuk pemerintahan lokal terdekat.” (Colonial Office 1954: appendix D, h. 49

dalam Brokensha dan Hodge, 1969: h. 34 dalam Adi, 2003).

Tujuan pengembangan masyarakat adalah untuk memantapkan

komunitas sebagai lokasi yang memungkinkan manusia memenuhi

kebutuhannya, daripada sekedar mengandalkan pada kekuasaan yang lebih

besar, tanpa kemanusiaan dan kekurangan struktur aksesibilitas terhadap

kesejahteraan, ekonomi global, birokrasi, elite profesional dan sebagainya (Ife,

1995).

Pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam

berbagai kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, non

pemerintah, lembaga dan masyarakat. Terdapat 3 (tiga) karakter yang perlu

dicermati dalam pengembangan masyarakat (Sulistiati, 2004) yaitu: berbasis

masyarakat (community based), berbasis pada sumberdaya lokal (local resource

based) dan berkelanjutan (sustainable). Berbasis masyarakat mengandung

pengertian bahwa masyarakat dilibatkan sebagai pelaku atau subyek mulai dari

perencanaan, pelaksanaan sampai kepada monitoring dan evaluasinya.

Masyarakat mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan tentang

keputusan yang diperlukannya secara kolektif bukan perorangan. Berbasis

sumberdaya lokal berarti bahwa penciptaan kegiatan yang berasal dari

sumberdaya setempat seperti perikanan, pertanian, peternakan dan sebagainya

sesuai dengan potensi yang ada di dalam masyarakat.

Page 25: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

9 Payne (1997) mengemukakan bahwa suatu proses pemberdayaan

(empowerment) pada intinya ditujukan guna membantu klien memperoleh daya

untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan

yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi

dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan

kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki,

antara lain melalui transfer daya dari lingkungan.

Pemberdayaan berarti mampu = berdaya = tahu, mengerti, paham,

termotivasi, berkesempatan, melihat peluang, dapat memanfaatkan peluang,

berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil

keputusan, berani menghadapi resiko, mampu mencari dan menangkap

informasi, mampu bertindak sesuai situasi. (Slamet, 2002)

Menurut Friedmann dalam Kartasasmita (1996) mengatakan bahwa

konsep empowerment merupakan paradigma terakhir dari konsep pembangunan

manusia yang kemunculannya disebabkan oleh karena adanya dua

permasalahan yakni “kegagalan” dan “harapan”, yaitu kegagalan model-model

pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan

lingkungan yang berkelanjutan dengan harapan-harapan adanya alternatif

pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender,

persamaan antar generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai.

Memberdayakan masyarakat berarti meningkatkan kemampuan masyarakat

dengan cara mengembangkan dan mendinamisasi potensi -potensi masyarakat

dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat seluruh lapisan masyarakat

atau dengan kata lain memampukan dan memandirikan masyarakat dengan

menciptakan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.

Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat

tetapi juga pranata-pranatanya, menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti

kerja keras, hemat, keterbukaan, tanggung jawab adalah bagian pokok dan

upaya pemberdayaan.

Pemberdayaan mengandung makna adanya self determination dan

melibatkan setiap orang untuk merencanakan kegiatan, merumuskan kebutuhan,

melaksanakan dan evaluasi program kegiatan yang telah dilaksanakan secara

partisipatif tanpa membedakan ras, jenis kelamin dan perbedaan-perbedaan

lainnya, karena setiap orang berhak atas penghidupan dan kehidupan yang layak

Page 26: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

10 tidak terkecuali bagi perempuan. Pemberdayaan merupakan upaya un tuk

membantu orang perorangan atau kelompok untuk memperoleh sumber-sumber

dan meningkatkan potensi yang dimilikinya agar dapat meningkatkan

kehidupannya dengan lebih baik.

Pemberdayaan masyarakat sangat erat kaitannya dengan partisipasi

yang menekankan bahwa masyarakat akan memiliki keberdayaan yang kuat

apabila mereka terlibat atau dilibatkan dalam suatu proses kegiatan (Suharto,

1997).

Proses pemberdayaan perempuan memiliki 3 (tiga) sumber kekuatan

yaitu kekuatan psikologis, sosial dan politik. Kekuatan psikologis adalah perilaku

percaya diri. Kekuatan sosial menyangkut akses terhadap sistem sumber

sebagai dasar produksi, seperti informasi, pengetahuan dan keterampilan,

partisipasi dalam organisasi sosial dan sumber-sumber keuangan. Kekuatan

politik meliputi akses terhadap proses pembuatan keputusan terutama keputusan

yang mempengaruhi masa depan mereka sendiri. (Friedmann, 1992).

Partisipasi perempuan dapat dilihat dari keterlibatan mereka dalam

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Syarat-syaratnya adalah

komitmen politik, strategi kebijakan responsif gender, sumberdaya dan dana,

sistem informasi dan data terpilah menurut jenis kelamin, dorongan dan kontrol

masyarakat (Kementerian PP, 2002).

Ciri-ciri masyarakat berdaya menurut Sumardjo, Saharuddin (2004):

1. Mampu memahami diri dan potensinya.

2. Mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan) dan

mengarahkan dirinya sendiri.

3. Memiliki kekuatan untuk berunding, bekerjasama secara saling

menguntungkan dengan bargaining power yang memadai.

4. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

Jadi upaya pengembangan masyarakat dalam suatu komunitas tidak

terlepas dari pemberdayaan perempuan dan keterlibatannya dalam kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Proses pemberdayaan

terhadap perempuan juga dapat dilihat dari akses dan kontrol perempuan

terhadap sumberdaya produktif dalam masyarakat dan dalam memenuhi

kebutuhan praktis dan strategisnya serta bagaimana suatu program

Page 27: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

11 pembangunan masyarakat dapat memberikan manfaat kepada perempuan

dalam hal ini PKRT yang mengelola usaha mikro.

2.1.2. Komunitas dan Modal Sosial

Wilkinson (1970) memahami komunitas sebagai “kumpulan orang-orang

yang hidup di suatu tempat (lokalitas), di mana mereka mampu membangun

sebuah konfigurasi sosial budaya dan secara bersama-sama menyusun aktivitas-

aktivitas kolektif (collective action).”

Warren dalam Fear & Schwarzweller (1985), secara sosiologis komunitas

sebagai “kombinasi dari lokalitas (kawasan) dan unit-unit sosial (manusia dan

kelembagaan sosial) yang membentuk keteraturan, di mana setiap unit sosial

menjalankan fungsi-fungsi sosialnya secara konsisten sehingga tersusun sebuah

tatanan sosial yang tertata secara tertib.”

Ciri-ciri suatu komunitas adalah mempunyai rasa solidaritas yang tinggi,

di mana satu sama lain saling berinteraksi secara intensif dan mempunyai ikatan

emosional yang kuat serta berada dalam wilayah teritorial yang jelas. Desa

Sekarwangi merupakan suatu komunitas di mana di dalamnya terdapat ikatan

emosional, dibatasi oleh wilayah teritorial dan mempunyai nilai dan norma yang

mengatur individu di dalamnya. Perempuan kepala rumahtangga merupakan

bagian dari komunitas dari Desa Sekarwangi. Kesatuan dalam komunitas tidak

bisa dipisahkan dari modal sosial yang merupakan perekat hubungan antar

perseorangan atau kelembagaan di dalam komunitas tersebut.

Worldbank (2001) mengemukakan bahwa modal sosial mengacu pada

kelembagaan, hubungan dan norma yang membentuk kualitas dan kuantitas

interaksi sosial dalam masyarakat. Peningkatannya menunjukkan bahwa kohesi

sosial memberikan kritikal kepada masyarakat tentang kehidupan ekonomi yang

layak dan pembangunan yang berkelanjutan. Modal sosial tidak hanya

merupakan jumlah dari institusi tetapi merupakan perekat yang menghubungkan

masyarakat.

Adanya modal sosial pada masyarakat yang tinggi dapat mempermudah

terjadinya partisipasi masyarakat, juga untuk mendukung kegiatan dan program

dari pemerintah serta memungkinkan munculnya inisiatif lokal yang tinggi untuk

membangun dirinya sendiri.

Page 28: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

12 Modal Sosial menurut Colleta & Cullen (2000) merupakan suatu sistem

yang terdiri dari:

1. Integrasi (integration), merupakan hubungan-hubungan kekerabatan yang

saling memperkuat hubungan antar individu dalam komunitas.

2. Pertalian (linkage ) yaitu ikatan dengan komunitas lain diluar komunitas asal,

berupa jejaring (network), dan asosiasi-asosiasi yang bersifat

kewarganegaraan (civil associations ) yang menembus perbedaan

kekerabatan, etnik dan agama.

3. Integritas organisasional (organizational integrity) yaitu keefektifan dan

kemampuan institusi negara untuk menjalankan fungsinya, termasuk

menciptakan kepastian hukum dan menegakkan peraturan.

4. Sinergi (synergy ) yaitu relasi antara pemimpin dan institusi pemerintahan

dengan komunitas (state community relations).

Menurut Powell dan Smith-Doerr (1994) dalam Damsar (2002) jaringan

sosial mempunyai dua pendekatan:

1. Pendekatan analisis yaitu jaringan sosial berupa pola informal dalam

organisasi, bagaimana lingkungan dalam organisasi dikonstruksi dan sebagai

suatu alat penelitian formal untuk menganalisis kekuasaan dan otonomi, area

ini terdiri dari struktur sosial sebagai suatu pola hubungan unit-unit sosial

yang terkait (individu-individu sebagai aktor-aktor yang bersama dan bekerja

sama) yang dapat mempertanggungjawabkan tingkah laku mereka yang

terlibat.

2. Pendekatan preskriptif memandang jaringan sosial sebagai pengaturan

logika atau sebagai suatu cara menggerakkan hubungan-hubungan diantara

para aktor ekonomi.

Modal jaringan alokasi sumber memperoleh nilai tambah melalui

pertukaran yang mempunyai ciri-ciri (Powell, 1990):

1. Penggunaan sumber yang ditingkatkan dan penyebaran resiko, yaitu dengan

menggunakan koperasi untuk mengatur produk.

2. Fleksibilitas dan adaptabilitas, yaitu usaha mikro menangkap peluang pasar,

menyediakan barang murah dan lebih menunjukkan inovatif melalui

Page 29: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

13 perubahan teknologi, siklus produk yang singkat dan sistem produksi non

standar.

3. Mengakses informasi dan keterampilan, yaitu mentransfer teknologi yang

telah mapan, akses terhadap seperangkat keterampilan dan keahlian.

Jadi dalam suatu jaringan sosial tercakup di dalamnya usaha-usaha untuk

memperluas hubungan timbal balik berdasarkan kepercayaan baik secara

vertikal maupun horisontal. Berhasilnya suatu program pembangunan

masyarakat dapat dilihat dari bagaimana modal sosial yang terjalin di dalamnya.

Apabila modal sosial tinggi terutama jejaring sosial yang ada di dalamnya, maka

akan muncul sinergi, sehingga kegiatan-kegiatan dapat berjalan secara

berkesinambungan. Modal sosial merupakan hubungan kelembagaan yang

dapat berperan untuk meningkatkan kesejahteraan PKRT usaha mikro. Peran

kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini:

Tabel 1. Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Peningkatan Kesejahteraan.

No

Faktor yang berperan

Lembaga Informal Lembaga Formal

1. Informasi: • Pasar, harga,

inovasi produk. • Nilai, pendapat,

kepercayaan. • Pemimpin

politik, kinerja negara.

Keluarga, teman, teman sebaya. Tetangga, sanak famili, jaringan etnik, kelompok informal, jaringan hubungan kerja; Festival, upacara keagamaan, kegiatan olahraga, sejarah, aktivitas keagamaan, kelompok masyarakat sipil.

• Koran, jurnal, majalah, buku-buku, radio, televisi, internet, peraturan.

• Penyediaan infrastruktur: jalan, kantor pos, listrik, telepon.

• Sekolah, kurikulum sekolah. • Hak rakyat, kekebasan

membentuk lembaga, partisipasi masyarakat dalam mekanisme akuntabilitas.

2. Kepercayaan/ trust

Norma, nilai, hubungan interpersonal, sanksi sosial.

• Aturan Hukum, pengandilan independen, hak konsumen, kontrak.

• Institusi keuangan yang aman. • Sekolah, kurikulum sekolah. • Partisipasi masyarakat dalam

mekanisme akuntabilitas. 3. Kredit Kelompok etnik, jaringan

kerabat, teman, peminjam uang, perputaran kredit dalam komunitas, kelompok masyarakat sipil.

• Bank biro, lembaga kredit, pelatihan dan pemasaran.

4. Perangkat publik, pela yanan dasar dan sumber potensi masyarakat

Kelompok komunitas dan komite.

• Kerjasama dengan kelompok lokal melalui reprentasi langsung maupun tidak langsung.

Sumber: Bonds and Bridges: Sosial Capital and Poverty dalam Narayan, 1998.

Page 30: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

14 Hubungan antar kelembagaan ini dapat digunakan untuk menganalisis

jaringan sosial usaha mikro yang dikelola oleh perempuan kepala rumahtangga

di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang. Hal tersebut dapat diketahui dengan

melihat bagaimana perempuan kepala rumahtangga dapat mengakses atau

mengontrol kelembagaan yang ada di dalam maupun di luar komunitas untuk

mengembangkan usahanya. Peran kelembagaan ini dapat berfungsi untuk

meningkatkan kesejahteraan perempuan kepala rumahtangga yang mengelola

usaha mikro.

Dimensi modal sosial untuk melihat jaringan usaha mikro menurut Portes

(1998) dapat dilihat pada gambar 1. berikut ini:

Tinggi “Migran desa-Kota”

“Anggota Program Kredit yang sukses”

Quadran 2 Quadran 1 JARINGAN LUAR

KOMUNITAS Quadran 3

Quadran 4

Rendah

“Orang Buangan” “Masyarakat Desa yang Miskin”

Rendah Tinggi

IKATAN INTRA KOMUNITAS

Gambar 1. Dimensi Modal Sosial – Jaringan Usaha Mikro

Gambar 1. memperlihatkan bahwa untuk melihat jaringan usaha mikro

dapat dilihat melalui dimensi modal sosial. Garis Vertikal menunjukkan jejaring di

luar komunitas, sedangkan garis Horizontal menunjukkan pola relasi yang

dibangun dalam komunitas. Tipologi modal sosial dapat dilihat sebagai berikut:

QUADRAN 1:

Quadran 1 menunjukkan bahwa apabila jaringan intra komunitas tinggi,

maka pola relasi/hubungan interaksi bagus dan jaringan di luar komunitas tinggi

(baik individu ataupun komunitas). Kelompok masyarakat ini disebut sebagai

anggota masyarakat dengan program kredit yang sukses, artinya bisa menerima

hubungan-hubungan baik secara komersial maupun dalam skala luas dan

mempunyai kredibilitas. Orang-orang seperti ini mempunyai akses cepat ke bank

dan diakui di dalam ataupun di luar komunitas.

Page 31: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

15 QUADRAN 2:

Quadran 2 menunjukkan bahwa ikatan di luar tinggi, sedangkan ikatan

intra komuni tas rendah. Bagian ini disebut sebagai kumpulan orang migran desa-

kota (tidak kenal saudara).

QUADRAN 3:

Quadran 3 menunjukkan bahwa apabila ikatan intra komunitas rendah

dan jaringan di luar komunitas rendah, maka kelompok orang tersebut disebut

sebagai Modal Sosial “Orang Buangan” dan sangat terisolasi dalam komunitas.

QUADRAN 4:

Quadran 4 menunjukkan bahwa apabila ikatan intra komunitas tinggi,

tetapi jaringan luar komunitas rendah, maka disebut “Masyarakat Desa yang

Miskin”, yaitu secara eksternal lemah tetapi masih bisa survive karena ikatan di

dalam kuat. Muncul istilah ‘berbagi kemiskinan’ yaitu saling meminjam yang

merupakan Sosial Mechanism untuk survival.

2.1.3. Perempuan dan Analisis Gender

2.1.3.1. Perempuan Kepala Rumahtangga (PKRT)

Pemahaman mengenai perempuan yang menjadi kepala rumahtangga

dapat dilihat dari berbagai sisi. Perempuan menjadi kepala rumahtangga

disebabkan kematian suami, perceraian, ditinggal, suami sakit tetap dan tidak

menikah (BPMD Propinsi jawa Barat, 2005).

Rumahtangga yang dikepalai perempuan terdiri dari dua jenis, pertama,

rumahtangga yang secara de jure dikepalai perempuan, yang pasangan laki-

lakinya meninggalkannya selama -lamanya disebabkan karena perpisahan atau

telah meninggal dunia, dan perempuan itu secara hukum berstatus cerai atau

janda; kedua, rumahtangga yang secara de facto dikepalai perempuan di mana

pasangan laki-lakinya untuk sementara waktu meninggalkannya, misalnya

karena migrasi kerja dalam jangka waktu lama atau status pengungsi.

Perempuan di sini secara hukum tidak berstatus kepala rumahtangga, dan sering

merasa sebagai tanggungan, meskipun kenyataannya ia memikul tanggung

jawab utama pada aspek keuangan ataupun pekerjaan rumahtangga (Moser,

1999).

Page 32: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

16 Pada saat ini ada sekitar 30% sampai 40% rumahtangga yang dikepalai

oleh perempuan di perkotaan (Friedmann, 1992). Peran yang dilakukan oleh

perempuan kepala rumahtangga adalah:

1. Peran dalam lingkup domestik ekonomi rumahtangga.

Perempuan kepala rumahtangga berupaya untuk memenuhi kebutuhan

dasar, menyiapkan makanan dan memelihara anggota keluarga yang sakit.

2. Peran dalam masyarakat.

Perempuan kepala rumahtangga mengadakan hubungan antar tetangga,

keluarga, komunitas dan agama (kuil, mesjid dan gereja).

3. Peran dalam ekonomi pasar.

Perempuan kepala rumahtangga melakukan pekerjaan sektor “formal” dan

“informal” serta koperasi.

4. Peran dalam negara.

Perempuan kepala rumahtangga berperan dalam sekolah.

5. Peran dalam politik.

Perempuan kepala rumahtangga berpartisipasi dalam gerakan sosial, partai

politik dan organisasi pekerja.

Ada lima ketidakberuntungan menurut Chambers (1983) yang dimiliki

oleh keluarga miskin yang dalam hal ini dititikberatkan pada perempuan kepala

rumahtangga yang hidup dalam keterbatasan yaitu:

1. Kemiskinan (poverty).

Kemiskinan ditandai dengan (pertama) rumah yang reot dan dibuat dari

bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan yang sangat minim, tidak

memiliki MCK sendiri, ekonomi keluarga ditandai dengan ekonomi gali lubang

tutup lubang; (kedua) pendapatan mereka tidak menentu dan dalam jumlah yang

tidak memadai, sehingga keluarga miskin menghabiskan apa yang mereka

peroleh pada hari itu juga.

2. Fisik yang lemah (physical weakness).

Fisik yang lemah disebabkan adanya rasio ketergantungan yang tinggi

antara anggota keluarga tersebut dengan anggota keluarga dewasa yang sehat

dalam mencari nafkah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti tidak adanya

seorang laki-laki yang sehat yang menjadi kepala keluarga sehingga

rumahtangga harus dikepalai oleh seorang perempuan yang di samping harus

Page 33: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

17 bekerja mengurusi pekerjaan rumahtangga sehari-hari masih juga harus bekerja

untuk menghidupi keluarganya, atau adanya kematian yang mendadak dari

orang dewasa dalam keluarga miskin yang menjadi tulang punggung pencari

nafkah keluarga. Akibat dari ketergantungan ini menyebabkan anggota keluarga

miskin secara fisik lemah sebagai akibat dari interaksi berbagai bibit penyakit dan

rendahnya gizi mereka.

3. Kerentanan (vulnerability).

Keluarga miskin mengalami kerentanan seperti mereka tidak memiliki

cadangan berupa uang atau makanan untuk menghadapi keadaan darurat,

seperti ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit, maka biasanya keluarga ini

akan menjual barang apa saja yang mereka miliki atau utang kepada tetangga

atau rentenir. Keluarga miskin dalam menghadapi situasi paceklik akan menjual

barang-barang yang dimilki yang laku dijual, utang pada tetangga yang lebih

mampu, atau mengurangi makan mereka baik dari segi jenis atau frekuensinya.

Kalau semula makan nasi dua kali sehari, maka pada musim paceklik mereka

makan satu kali sehari, bukan nasi tapi ketela. Keadaan darurat membuat tidak

hanya keluarga miskin menjadi lebih miskin, tetapi juga rawan dari berbagai

penyakit yang tidak jarang dapat membawa kematian.

4. Keterisolasian (isolation).

Keterasingan keluarga miskin mempunyai berbagai bentuk. Kelompok

miskin terasing karena tempat tinggalnya yang secara geografis terasing atau

karena mereka tidak memiliki akses terhadap sumber-sumber informasi yang

ada. Mereka tidak mampu membeli radio karena mereka miskin atau mereka

tidak dapat ikut kegiatan dalam desa mereka yang dapat memberikan informasi

baru karena mereka malu mendatangi pertemuan sebab sering mereka dijadikan

objek pergunjingan oleh orang-orang yang hadir dalam pertemuan itu.

5. Ketidakberdayaan (powerlessness ).

Orang miskin tidak berdaya menghadapi rentenir atau orang-orang lain

yang sering mengeksploitasi mereka dan aparat negara atau polisi yang sering

tidak ramah kepada mereka.

Jadi seorang perempuan kepala rumahtangga adalah mereka yang

mempunyai ketidakberuntungan secara fisik, mental dan sosial dan mereka

harus mengerjakan pekerjaan domestik, seperti mengurus anak atau suaminya

Page 34: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

18 yang sakit, mencuci dan sebagainya, dan di lain pihak ia juga harus bekerja

untuk menghidupi keluarganya karena perannya sebagai kepala rumahtangga.

Wajah miskin selalu diidentikan dengan wajah perempuan, karena dengan

keterbatasan yang ada pada dirinya, seorang perempuan harus bekerja

serabutan untuk menghidupi diri dan keluarganya serta keterbatasan dalam

mengakses sumberdaya produktif seperti perolehan modal, kredit, peralatan dan

pelatihan.

Kerentanan yang dihadapi oleh perempuan usaha mikro bersumber dari

posisi mereka sebagai pelaku ekonomi di dalam sektor yang marginal dan posisi

mereka sebagai perempuan di dalam struktur relasi gender yang berlaku (Arifin,

2004). Sektor marginal artinya mereka berada dalam usaha mikro yang hasil

keuntungannya kadang-kadang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar

hidupnya atau bersifat subsisten.

Peran perempuan sebagai kepala rumahtangga tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan keluarganya. Menurut Mutawali (1987) keluarga adalah kesatuan

masyarakat terkecil yang merupakan inti dan sendi-sendi masyarakat.

Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada keluarga-keluarga yang

ada dalam masyarakat itu. Apabila keluarga-keluarga sejahtera, maka

masyarakat akan sejahtera pula. Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa

sebagai kepala rumahtangga, seorang perempuan juga bertanggung jawab

untuk membina kehidupan keluarganya agar dapat menjadi keluarga yang

mandiri dan sejahtera.

Menurut Dewayanti (2003) persoalan perempuan dapat dipandang dari 2

(dua) pendekatan:

1. Persoalan spesifik yang dihadapi perempuan berkaitan dengan posisinya

sebagai perempuan. Batasan persoalan ini biasanya dikaitkan dengan

konsep diskriminasi dan subordinasi peran perempuan dalam rumahtangga.

2. Persoalan yang berkaitan dengan pengaturan usaha ekonomi di dalam

rumahtangga dan komunitas.

Perempuan sebagai pelaksana urusan rumahtangga menyebabkan

perempuan kehilangan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan atau

mengerjakan usaha ekonomi, di lain pihak perempuan juga berupaya sebagai

pencari nafkah dalam keluarga di saat pasangan hidupnya tiada, berpisah atau

Page 35: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

19 mengalami sakit berkepanjangan. Perempuan juga mengalami diskriminasi

ketika ia bekerja pada pabrik/perusahaan atau pertanian dan dianggap bukan

sebagai pencari nafkah utama sehingga menyebabkan upah yang diterimanya

kecil (tersubordinasi) dan tidak mencukupi pemenuhan kehidupan bagi diri dan

keluarganya. Kondisi tersebut semakin meningkat ketika kondisi perempuan

berada dalam keadaan miskin. Ia harus mencari nafkah tambahan sementara

suaminya menganggur karena PHK atau tidak mempunyai pekerjaan.

Perusahaan rata-rata mempekerjakan buruh perempuan karena dianggapnya

dapat dibayar murah, lebih teliti, lebih penurut dan jarang menuntut.

PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang termasuk

dalam kategori Keluarga Pra KS dan KS 1. Kriteria mengenai Keluarga Sejahtera

menurut Achir (1993) dapat dibuat pentahapan sebagai berikut:

1. Keluarga Pra Sejahtera, yaitu yang belum mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya secara minimal yang mencakup sandang, pangan, papan dan

kesehatan.

2. Keluarga Sejahtera Tahap I, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasar secara minimal tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan

psikologis dan sosial.

3. Keluarga Sejahtera Tahap II, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasar, psikologis dan sosial tetapi belum dapat mengembangkan

kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

4. Keluarga Sejahtera Tahap III, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan

pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan

(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat.

5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun

yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan

yang nyata dan berkelanjutan dalam masyarakat.

Konsep perempuan kepala rumahtangga mempunyai ciri-ciri yang hampir

sama seperti konsep wanita rawan sosial ekonomi (konsep dari Departemen

Sosial) yaitu seorang perempuan dewasa yang berusia 18 – 59 tahun, belum

menikah atau janda yang tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat

Page 36: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

20 memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, tingkat pendidikan rendah (umumnya

tidak tamat atau maksimal pendidikan dasar, istri yang ditinggal suami tanpa

batas waktu dan tidak dapat mencari nafkah, serta suaminya sakit sehingga tidak

mampu bekerja (Dinsos Prop. Jabar, 2003).

2.1.3.2. Analisis Gender

Analsis gender digunakan untuk melihat perbedaan perempuan dan laki-

laki dari segi (a) kondisi (situasi) dan (b) kedudukan (posisi) di dalam keluarga

dan masyarakat (Sumarti dan Ekawati, 2004). Alat analisis gender yang

digunakan adalah:

1. Kerangka Analisis Harvard (Overholt, 1985)

Kerangka ini merupakan alat bantu untuk meningkatkan kesadaran

gender dan untuk menganalisis hubungan gender di dalam masyarakat.

Kerangka ini terdiri dari tiga komponen utama:

a. Pembagian kerja (dapat dilihat dari profil kegiatan pria dan wanita).

Pembagian kerja dalam keluarga dan masyarakat (masyarakat) dapat

dilihat dari profil kegiatannya, yang mencakup informasi: (1) siapa (pria, wanita

atau bersama) (2) kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan serta berapa

frekuensi dan waktu dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut (3) berapa

pendapatan yang dihasilkan melalui kegiatan tersebut.

Kegiatan dimaksudkan di sini mencakup kegiatan produktif yang

menyumbang pendapatan keluarga dalam bentuk uang atau barang, misalnya

bertani, berkebun, beternak, berdagang, kerajinan tangan dsb. Kegiatan

reproduktif adalah kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup manusia dan

keluarga, misalnya: melahirkan dan mengasuh anak, pekerjaan rumahtangga,

memasak, mencuci, mengambil air, mencari bahan bakar, membetulkan baju dan

sebagainya. Sedangkan yang dimaksud kegiatan sosial adalah kegiatan yang

tidak terbatas pada pengaturan rumahtangga, tetapi yang menyangkut kegiatan

masyarakat, misalnya: pengorganisasian masyarakat dalam kelompok tani, PKK,

LKMD, kelompok simpan pinjam dan partisipasi dalam kelompok agama dan

sosial budaya.

Page 37: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

21 Analisis pembagian kerja ini perlu untuk mengidentifikasikan: (1) kegiatan

mana yang memiliki potensi untuk dikaitkan dengan program pembangunan (2)

kapasitas waktu laki-laki dan perempuan (3) ketidakseimbangan beban kerja

antara laki-laki dan perempuan (4) ketidakseimbangan pendapatan yang

dihasilkan melalui pekerjaan laki-laki dan perempuan.

b. Profil akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat.

Akses dan kontrol (peluang dan penguasaan) terhadap sumberdaya

dalam keluarga maupun masyarakat pada umumnya, dapat dilihat dari profil

peluang dan penguasaan terhadap sumberdaya dan manfaat. Profil peluang dan

penguasaan terhadap sumberdaya ini mencakup informasi siapa yang

mempunyai peluang dan penguasaan terhadap (1) sumberdaya fisik/material,

misalnya tanah, modal, peralatan dan sebagainya (2) pasar komoditi (untuk

membeli dan menjual barang) dan kerja (3) sumberdaya sosial budaya, misalnya

informasi, pendidikan dan latihan tenaga kerja, dan lain-lain atau singkatnya

dapat dikategorikan sebagai sumberdaya politis, ekonomi, waktu dan lain-lain.

Sedangkan profil peluang dan penguasaan terhadap manfaat mencakup

informasi siapa yang mempunyai peluang dan penguasaan atas hasil (1)

pendapatan (2) kekayaan bersama (3) kebutuhan dasar: makanan, pakaian,

perumahan dan lain-lain (4) pendidikan (5) prestise/political power.

Akses (peluang) adalah kesempatan untuk menggunakan sumberdaya

ataupun hasilnya tanpa memiliki wewenang untuk mengambil keputusan

terhadap cara penggunaan dan hasil sumberdaya tersebut. Analisis peluang dan

penguasaan terhadap sumberdaya dan manfaat membantu untuk

mengidentifikasikan: (1) di mana kekurangan sumberdaya yang dapat

diatasi/ditanggulangi melalui kegiatan program pembangunan (2) ketidaksamaan

peluang dan penguasaan antara laki -laki dan perempuan (3) siapa memperoleh

manfaat dari penggunaan sumberdaya yang ada, dan (4) potensi apa yang dapat

digunakan dan ditingkatkan melalui kegiatan pembangunan.

c. Partisipasi dalam Lembaga

Akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat yang ada dalam

masyarakat juga dapat dilihat dari partisipasinya. Partisipasi dalam hal ini dapat

berupa (1) partisipasi kuantitatif (mengukur aksesibilitas) yaitu beberapa laki-laki

dan perempuan berperanserta dalam lembaga tertentu dengan kedudukan dan

tugas apa, dan (2) partisipasi kualitatif (mengukur kontrol) yaitu bagaimana

Page 38: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

22 peranan laki-laki dan perempuan dalam mengambil keputusan tentang kebijakan

lembaga tersebut. Analisis partisipasi dilakukan untuk lembaga formal dan

informal yang di desa/dusun (masyarakat yang relevan untuk dikaitkan dengan

atau dimanfaatkan untuk kegiatan program pembangunan, misalnya: kelompok

petani, koperasi, kelompok simpan pinjam, kelompok agama, arisan, LKMD, dan

lain-lain).

Analisis pola partisipasi berguna untuk memperlihatkan: (1) hirarki

wewenang yang ada di suatu dusun/desa/masyarakat (2) ketidakseimbangan

antara laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan di lembaga-

lembaga yang ada (3) pada lembaga mana peranserta perempuan perlu

diperkuat (4) alasan keterbatasan peranserta perempuan yang dapat dilihat dari

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi seperti ekonomi, pembagian kerja,

norma sosial budaya dan sebagainya.

d. Pengambilan keputusan di dalam keluarga

Gambaran pola kontrol.penguasaan yang ada dalam masyarakat dan

terbentuk secara sosial dalam beberapa hal dapat dikaji dari analisis pola

pengambilan keputusan dalam keluarga. Analisa pola pengambilan keputusan

dalam keluarga dilakukan untuk melihat: (1) siapa bertanggung jawab untuk apa

(2) siapa memperoleh manfaat apa (3) siapa bisa dijadikan mitra untuk kegiatan

program pembangunan yang menyangkut perubahan sikap dan perilaku.

2. Kerangka Analisis Moser (Moser, 1986)

Kerangka analisis menurut Moser dapat dilihat dari kebutuhan praktis dan

strategis gender. Analisis kebutuhan praktis dan strategis berguna untuk

menyusun suatu perencanaan ataupun mengevaluasi apakah suatu kegiatan

pembangunan telah mempertimbangkan ataupun ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan yang dirasakan baik oleh laki -laki dan perempuan.

Kebutuhan praktis adalah kebutuhan yang diformulasikan dari kondisi

kongkrit pengalaman perempuan, dengan posisi gender mereka dalam

pembagian kerja secara seksual dan untuk kelangsungan hidup manusia.

Kebutuhan strategis adalah kebutuhan yang dirumuskan dari analisa subordinasi

perempuan terhadap laki-laki, dan dari analisa ini diidentifikasikan kepentingan

gender strategis untuk mencapai suatu alternatif kelembagaan masyarakat yang

lebih setara dan yang lebih memuaskan dari yang ada sekarang, baik dilihat dari

Page 39: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

23 segi struktur maupun sifat hubungan antara laki-laki dan perempuan (Moser,

1999). Tabel 2. berikut ini menampilkan perbedaan antara kebutuhan praktis dan

strategis gender.

Tabel 2. Perbedaan Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender.

Kebutuhan praktis menyangkut keadaan (=situasi)

Kebutuhan strategis menyangkut kedudukan (=posisi)

Biasanya berhubungan dengan keadaan hidup yang tidak memuaskan, misalnya kurangnya sumberdaya, tidak dipenuhi kebutuhan dasar. Contoh: masalah air minum, pangan, kesehatan, dsb. Dapat segera diidentifikasi karena langsung dirasakan, dapat dipenuhi dalam waktu relatif pendek melalui intervensi tertentu, misalnya membangun sumur, menjala nkan posyandu dsb.

Berkaitan dengan peranan-peranan dan kedudukan di masyarakat yang dipengaruhi faktor struktural seperti ekonomi, sistem politik, perundang-undangan, kebijakan kesejahteraan, norma-norma sosial-budaya dsb. Menyambut peluang dan kekuasaan (akses dan kontrol) terhadap sumberdaya dan kesempatan untuk memilih dan menentukan cara hidup.

Cara menanggulangi kebutuhan praktis: melibatkan perempuan sebagai pemanfaat dan mungkin sebagai peserta. Memperbaiki kondisi hidup perempuan melalui kegiatan dengan suatu hasil yang langsung dan cepat dirasakan. Tidak merubah peranan-peranan dan hubungan sosial budaya yang ada.

Cara menanggulangi kebutuhan strategis: Melibatkan perempuan sebagai pelaku atau memfasilitasi perempuan untuk menjadi pelaku dan penentu kegiatan. Dilakukan melalui penyadaran, perkuatan rasa percaya diri, pendidikan pengembangan, pengorganisasian masyarakat perempuan dan sebagainya. Memperkuat perempuan untuk memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam pengambilan keputusan di semua bidang dan semua tingkat masyarakat, memperjuangkan akses dan kontrol terhadap sumberdaya yang lebih besar.

Sumber: A Theory and Methodology of Gender Planning: Meeting Women’s Practical and Strategic Gender Needs, 1986.

Suatu program pembangunan yang berwawasan gender seharusnya

berusaha untuk mengidentifikasi terlebih dahulu ataupun memperhatikan

kebutuhan masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan Gender And

Development, kebutuhan masyarakat tadi dibedakan antara kebutuhan laki-laki

dan perempuan baik yang bersifat praktis maupun strategis. Kebutuhan praktis

berkaitan dengan kondisi (misalnya: kondisi hidup yang tidak memadai,

kurangnya sumberdaya seperti pangan, air, kesehatan, pendidikan anak,

pendapatan dll), sedangkan kebutuhan strategis berkaitan dengan posisi

(misalnya: posisi yang tersubordinasi dalam masyarakat atau keluarga).

Pemenuhan kebutuhan praktis melalui kegiatan pembangunan

kemungkinan hanya memerlukan jangka waktu yang relatif pendek. Proses

tersebut melibatkan input seperti peralatan, tenaga ahli, pelatihan, klinik atau

Page 40: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

24 program pemberian kredit dan lain-lain. Umumnya kegiatan yang bertujuan

memenuhi kebutuhan praktis dan memperbaiki kondisi hidup akan memelihara

atau bahkan menguatkan hubungan tradisional antara laki-laki dan perempuan

yang ada. Sedangkan untuk mencapai kepentingan/kebutuhan strategis

berkaitan dengan perbaikan posisi perempuan (misalnya memberdayakan

perempuan agar memperoleh kesempatan lebih besar terhadap akses

sumberdaya, partispasi yang seimbang dengan laki-laki dalam pengambilan

keputusan dan lain-lain) memerlukan jangka waktu relatif lebih panjang.

Kepentingan-kepentingan strategis biasanya relatif lebih kabur dibanding

kepentingan praktis yang mudah terlihat. Perempuan sebagai suatu

kategori/kelompok biasanya memiliki kepentingan strategis sebagai berikut: (1)

mengurangi kerentanan terhadap kekerasan dan eksploitasi, (2) lebih memiliki

jaminan ekonomi, ketidaktergantungan, pilihan dan kesempatan, (3) berbagi

tanggung jawab untuk kegiatan reproduktif dengan laki-laki atau lembaga-

lembaga masyarakat, (4) pengorganisasian masyarakat dengan perempuan

untuk menggalang kekuatan, solidaritas dan aksi (5) meningkatkan kekuatan

politik, (6) meningkatkan kemampuan untuk memperbaiki kualitas hidup dan

masa depan anak-anaknya, (7) lebih manusiawi dan berkeadilan dalam proses

pembangunan.

Langkah-langkah untuk mencapai kebutuhan strategis di dalam suatu

kegiatan/program: (1) Analisis gender suatu masyarakat dilakukan sebelum

kegiatan atau program dimulai. Dalam analisis ini dilakukan secara partisipatif

dengan harus melibatkan laki-laki dan perempuan (baik bersama atau secara

terpisah bila diperlukan) mulai dari tingkat akar rumput/desa. Analisis gender

yang dilakukan sebelum dilaksanakannya suatu program akan berguna

memberikan informasi untuk memperbaiki program, perencanaan dan

rancangannya, ataupun menyediakan data dasar yang berguna untuk mengukur

perubahan kondisi dan posisi kemudian. (2) Konsultasi pada perempuan. Hal ini

memerlukan identifikasi pengorganisasian masyarakat perempuan atau yang

berafiliasi pada perempuan, wakil-wakil dalam suatu wilayah program, dan cara-

cara yang cocok untuk berkonsultasi dan bekerja sama mereka. Jaringan

konsultatif dapat termasuk konsultan lokal, pegawai pemerintah, anggota

pengorganisasian masyarakat, tokoh perempuan dalam masyarakat. Nasehat

dapat dicari dengan cara memaksimalkan keterlibatan perempuan, manfaat, dan

partisipasinya sebagai pengambil keputusan serta dengan menjalin kerjasama

Page 41: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

25 dan support dari laki -laki. (3) Memperoleh dukungan dari laki -laki. Dukungan dan

keterlibatan laki -laki sangat penting dalam kegiatan pembangunan bersama

perempuan, baik dalam program pembangunan yang masih terpadu maupun

program pembangunan khusus untuk perempuan. Kesempatan-kesempatan

seharusnya diciptakan untuk berdialog ataupun bernegosiasi antara laki-laki dan

perempuan, untuk mendapatkan kesepahaman bersama akan manfaat baik

untuk laki-laki dan perempuan. Strategi untuk mencapai hal ini sebaiknya

dibangun oleh laki -laki dan perempuan yang memang sudah saling mendukung.

(4) Memperluas kesempatan bagi perempuan. Memaksimalkan keterlibatan

perempuan dalam kegiatan kolektif, pengorganisasian masyarakat masyarakat

perempuan, dan pengambilan keputusan dalam masyarakat; akan memperkuat

kesempatan perempuan untuk mengelola mencapai dan menerima informasi dan

latihan, dan menambah rasa percara diri dan kredibilitas. (5) Mendukung usaha-

usaha pengorganisasian masyarakat. Memberikan dukungan pada perempuan

tingkat lokal dan gabungan pengorganisasian masyarakat kerja di tingkat akar

rumput yang memfokuskan pada penelitian advokasi dan pengembangan

kebijakan. Penguatan jaringan antara pengorganisasian masyarakat yang serupa

di tingkat nasional, regional dan internasional juga penting dirintis utnuk jangka

panjang. (6) Mendorong kesadaran gender. Mempromosikan kepekaan gender

dan keahlian merencanakan yang berwawasan gender diantara seluruh

stakeholder pembangunan (LSM, Pemerintah, agen-agen partner luar negeri).

Proses ini dilakukan melalui serangkain diskusi sistematik dan pelatihan-

pelatihan, penilaian terhadap struktur dan praktek-praktek pelaksanaan

pembangunan. (Moser, 1986)

Analisis gender digunakan untuk memahami apa kebutuhan gender yang

meliputi kebutuhan praktis dan strategis sebagai analisis perencanaan dan

penyusunan program, akses dan kontrolnya terhadap sumberdaya dan adakah

kesenjangan gender di dalamnya, sehingga dapat dianalisa dan dicarikan jalan

pemecahan secara partisipatif bersama dengan masyarakat.

Page 42: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

26 2.1.4. Usaha Mikro

Usaha mikro adalah suatu unit ekonomi yang melakukan aktivitas dengan

tujuan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau ditukar dengan barang

lain dan ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab dan punya

kewenangan untuk mengelola usaha tersebut (BPS, 2000). Usaha tersebut di

dalamnya adalah usaha rumahtangga yang dilakukan pada lokasi/tempat yang

tidak tetap (keliling) ataupun dilakukan pada suatu lokasi tetap namun tempat

perlengkapan usahanya dipindah-pindahkan (tidak tetap).

Usaha mikro merupakan bagian dari pengembangan ekonomi rakyat

(Juoro, 1999). Sebagai pelaku ekonomi, rakyat menjalankan usahanya dalam

bentuk, pertama, usaha tradisional seperti nelayan tradisional. Kedua, sektor

usaha berupa sektor informal, misalnya pedagang kaki lima, memetik hasil alam

dengan teknologi sederhana (seperti memetik hasil hutan dan mengekstraksi

bahan tambang/mineral atau pertambangan rakyat), dan melakukan budidaya

secara sederhana (seperti perkebunan rakyat dan perikanan rakyat). Ketiga ,

small but modern enterprises atau dapat juga dalam bentuk family enterprises

yang dikelola secara profesional. Aspek yang terkait dengan pengembangan

ekonomi kerakyatan antara lain: (1) infrastruktur (2) kapital (3) jaringan kerja

(business network, pemasaran, informasi, manajemen dan teknologi) (4) capacity

building (sumberdaya manusia dan kelembagaan).

Usaha mikro menurut Ismawan (2003) dapat dikembangkan secara riil

strategis dengan alasan sebagai berikut:

1. Usaha mikro telah mempunyai kegiatan ekonomi produktif, sehingga

kebutuhannya adalah pengembangan dan peningkatan kapasitas bukan

penumbuhan, sehingga lebih mudah dan pasti;

2. Apabila diberdayakan secara tepat, usaha mikro akan secara mudah

berpindah menjadi sektor usaha kecil;

3. Secara efektif mengurangi kemiskinan, maupun membantu pemberdayaan

rakyat kategori fakir miskin, serta usia lanjut dan muda.

Usaha mikro dan usaha kecil menurut Soemantri, dkk (2000) memiliki

posisi dan peran yang sangat strategis dalam hal (1) Usaha mikro-kecil dapat

menyerap tenaga kerja yang relatif besar. Daya serap ini dapt menjembatani

kesenjangan yang tajam antara golongan berpunya dengan golongan papa. (2)

Page 43: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

27 Menjadi bumper pencegah terjadinya revolusi. (3) Sebagai penghasil devisa dan

penyedia jasa yang murah bagi pekerja di sektor lebih besar.

Bagi praktisi terutama perempuan, usaha mikro-kecil diminati dengan

alasan (1) Menopang kelangsungan hidup rumahtangga. (2) Memenuhi

kebutuhan pengembangan diri. (3) Memberi peluang terjadinya peningkatan

kesejahteraan keluarga secara lahir batin.

Usaha mikro memiliki pekerja kurang dari 5 (lima) orang termasuk tenaga

keluarga yang tidak dibayar (BPS, 2000). Modal usaha mikro kurang dari 20 juta

berkisar pada kegiatan pertanian dan produk-produk bahan pangan, kegiatan

usaha mikro pada umumnya terbatas untuk memenuhi kehidupan sehari-hari

bagi pemilik dan pekerjanya (Juoro, 1999).

Usaha mikro sebagai suatu kelembagaan tidak hanya sekedar group of

people (Garcia, 1994). Tanpa kelembagaan, maka tak akan ada masyarakat

dengan segala kebudayaannya. Ia bertanggung jawab terhadap kebutuhan

manusia dan kelangsungan masyarakat. Kelembagaan dari sudut pandang

ekonomi, fungsi utamanya adalah agar tercapai efisiensi dalam bertindak.

Kelembagaan “…. persist us to carry on our daily lives with a minimum of

repetition and costly negotiation” (Bromley, 1993). Suatu tindakan menjadi

ekonomis, karena telah ada pedoman dalam bertindak. Pelaku ekonomi tak akan

bertindak secara acak, namun mengikuti pola yang sudah disepakati.

Pengembangan kelembagaan mengacu pada proses untuk memperbaiki

kemampuan lembaga dalam mengefektifkan penggunaan sumberdaya manusia

dan keuangan yang ada (Israel, 1992). Tujuan utamanya adalah mengefektifkan

penggunaan sumberdaya, suatu tujuan utama bagi upaya pembangunan dan

menjadi sangat mendesak dalam mengatasi krisis ekonomi dewasa ini.

Usaha mikro sebagai suatu kelembagaan perlu dibangun jaringan untuk

melancarkan mekanisme kerja dan memfasilitasi munculnya kemitraan dan arus

informasi diantara lembaga-lembaga yang terkait (Haeruman dan Eriyatno,

2001). Kelembagaan yang terkait dengan pengembangan ekonomi lokal ini

antara lain adalah: (1) Lembaga produksi (2) Lembaga distribusi (3) Lembaga

keuangan (4) Lembaga keswadayaan masyarakat (5) Kelembagaan advokasi

(kelembagaan pendukung/penyuluhan). Kelima kelembagaan tersebut perlu

bersinergi untuk mencapai kondisi yang kondusif. Pendekatan praktis yang

Page 44: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

28 digunakan untuk membangun sistem jaringan kelembagaan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Jaringan kelembagaan perlu terfokus pada kluster kegiatan ekonomi unggul

yang telah diidentifika si;

2. Kegiatan ekonomi dikembangkan dengan pendekatan “market driven”.

3. Adanya keterkaitan yang erat untuk memberi kesempatan kepada Usaha

Kecil Menengah untuk mengakses pasar yang lebih luas, melalui kolaborasi

kemitraan dengan usaha besar.

4. Memunculkan peluang berkembang dan hubungan public private yang

produktif dan transparan.

5. Pendekatan kerja utama adalah pendekatan pemberdayaan (empowerment)

masyarakat lokal, dengan memberikan kesempatan partisipasi pada setiap

tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan dan pengambilan keputusan.

Usaha mikro yang ada di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang bersifat

tidak tetap, dalam arti mereka berusaha manakala ada modal yang memadai,

tetapi bila tidak ada modal maka usaha yang dijalankannya tidak bergerak.

Usaha yang dijalankan berkisar pada penjualan makanan kecil, gorengan,

warungan dan tidak sedikit yang bergerak dibidang konveksi. Lokasi desa yang

dekat dengan pabrik rajut, memungkinkan mereka untuk membuka usaha

konveksi dengan cara makloon, yaitu mengambil bahan dari pabrik untuk dijahit

lurus dan dikerjakan di rumah masing-masing. Usaha makanan yang dijalankan

juga tidak terlepas dari banyaknya pendatang yang tinggal di Desa Sekarwangi

yang bekerja sebagai buruh pabrik.

2.2. Kerangka Alur Berfikir

Perempuan kepala rumahtangga merupakan bagian dari komunitas yang

berada di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Mereka

memiliki keterbatasan pendidikan rata-rata tamat SLTP (Indarwati, 2004). Mereka

mempunyai beban ganda artinya mereka bekerja sebagai pencari nafkah utama,

bekerja di sektor domestik dan mereka hidup dalam kondisi yang serba terbatas

secara ekonomi. Karakteristik PKRT dalam komunitas dilihat melalui komposisi

penduduk, pendidikan dan mata pencaharian yang ada dalam komunitas.

Karakteristik tersebut dapat juga dilihat dari jumlah tanggungan dan bagaimana

sistem norma dan nilai yang ada dalam masyarakat terhadap PKRT yang

Page 45: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

29 mengelola usaha mikro. Evaluasi program P2KP dan UP2K-PKK dilihat dari

pengembangan ekonomi lokal, pengembangan modal dan gerakan sosial serta

kebijakan dan perencanaan sosial dan bagaimana pengaruhnya terhadap PKRT

usaha mikro.

Hasil dari pemetaan dan evaluasi program adalah identifikasi kondisi

PKRT usaha mikro. Identifikasi ini dilakukan dengan menggunakan Analisis

Harvard untuk melihat kondisi dan peran gender terutama PKRT dalam

komunitas yang meliputi pembagian kerja, akses dan kontrol terhadap

sumberdaya dan manfaat, faktor yang berpengaruh, akses dan kontrol terhadap

kelembagaan. Analisis Moser untuk melihat peran dan kebutuhan Gender

terutama PKRT dalam program pembangunan apakah program tersebut dapat

memenuhi kebutuhan praktis dan strategis gender. Analisis Gender

dipergunakan untuk melihat ketidakadilan gender dalam komunitas terutama bagi

PKRT yang mengelola usaha mikro, sehingga dari adanya identifikasi ini dapat

disusun program pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro.

Proses penyusunan program pemberdayaan perempuan terutama bagi

PKRT usaha mikro terdiri dari 5 (lima) tahap, yaitu (1) Identifikasi masalah dan

kebutuhan, (2) Identifikasi potensi lokal, (3) Pendayagunaan sumber-sumber

lokal dan analisis stakeholder, (4) Penyusunan dan pengusulan rencana.

Penyusunan program pemberdayaan bagi perempuan kepala

rumahtangga terutama PKRT usaha mikro dilakukan melalui Participatory Rural

Appraissal (PRA) dan diskusi kelompok dengan melibatkan stakeholder agar

kebutuhan dan masalah yang dirasakan oleh PKRT usaha mikro dapat disusun

program strateginya secara partisipatif.

Alur Kerja Berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 46: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

30

Gambar 2 Alur Kerja Berpikir Pemberdayaan Perempuan Kepala Rumahtangga melalui Pengembangan Jejaring Sosial.

II. Evaluasi Program P2KP dan UP2K-PKK: - Pengembangan Ekonomi Lokal - Pengembangan Modal dan Gerakan Sosial. - Kebijakan dan Perencanaan Sosial.

III. Identifikasi Kondisi PKRT usaha mikro: => Kondisi dan Peran Gender terutama PKRT Usaha Mikro dalam Komunitas : Pembagian kerja, akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat, faktor yang berpengaruh, akses dan kontrol terhadap kelembagaan. => Peran dan kebutuhan Gender terutama PKRT Usaha Mikro melalui Program Pembangunan: analisis perencanaan gender, intervensi kebutuhan gender. 11 => Ketidakadilan Gender dalam Komunitas.

V. Program Pemberdayaan Perempuan Kepala

Rumahtangga (PKRT) Usaha Mikro melalui Pengembangan

Jejaring Sosial

IV. Proses Penyusunan Program Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro

secara Partisipatif:

I. Karakteristik PKRT usaha mikro dalam komunitas:

=> Pemetaan Sosial - Pendidikan. - Mata Pencaharian. - Kepemilikan Usaha Mikro. - Komposisi Penduduk. => Karakteristik Subyek kasus. => Analisis Jejaring Sosial

1. Tahap Identifikasi Masalah dan Kebutuhan. 2. Tahap Identifikasi Potensi Lokal. 3. Tahap Pendayagunaan Sumber-sumber

Lokal. 4. Tahap Penyusunan dan Pengusulan

Rencana.

Keterangan: Tanda panah menunjukkan alur kerja berpikir.

Page 47: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB III

METODE KAJIAN

Penyusunan Kajian dilaksanakan melalui tiga tahap yang meliputi (1)

Praktek Lapangan I berupa pemetaan sosial; (2) Praktek Lapangan II berupa

evaluasi program dan (3) Praktek Lapangan III berupa Penyusunan Program

Pemberdayaan PKRT Usaha mikro. Tahap-tahap tersebut dilaksanakan di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang, dan setiap tahap merupakan satu kesatuan

yang saling melengkapi, artinya data yang diperoleh pada tahap pertama dan

kedua dipadukan dengan data tahap ketiga yang kemudian dipergunakan dalam

penulisan Laporan Kajian.

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus untuk

memperdalam masalah kajian. Pertimbangannya adalah bahwa kajian yang

dilaksanakan merupakan kajian pengembangan masyarakat untuk mempelajari

kasus usaha mikro perempuan kepala rumahtangga (PKRT) dan karakteristiknya

di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung.

3.1. Batas-batas Kajian

3.1.1. Tipe Kajian

Tipe Kajian yang digunakan adalah Evaluasi Sumatif Deskriptif (Sitorus,

2004), yaitu dengan dasar-dasar sebagai berikut:

1. Deskripsi (penguraian): menggambarkan suatu kejadian atau gejala sosial

secara lengkap, rinci dan mendalam. Kajian ini menggambarkan kondisi

usaha mikro yang dilaksanakan oleh anggota komunitas terutama

perempuan yang menjadi kepala rumahtangga dan jejaring sosial yang ada di

dalam komunitas tersebut.

2. Evaluasi Sumatif: menentukan efektivitas tindakan dan intervensi program

dan kebijakan; penilaian tipe-tipe intervensi yang efektif dan kondusif untuk

mencapai efektivitas tersebut. Kajian ini menilai keefektifan program P2KP

dan UP2K-PKK dalam meningkatkan kesejahteraan sosial terutama bagi

perempuan kepala rumahtangga usaha mikro di Desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Kajian ini berupaya memberikan

Page 48: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

32 sumbangan pemikiran untuk pembuatan keputusan tentang program tersebut

dan untuk meningkatkan atau memperbaiki program itu di masa yang akan

datang. Evaluasi ini direkomendasikan kepada instansi yang menangani

program pemberdayaan perempuan dan terutama bagi pengelola kegiatan di

desa yang bersangkutan agar dapat ditemukan langkah-langkah efektif untuk

memecahkan masalahnya.

3.1.2. Aras Kajian

Aras kajian yang digunakan adalah Pendekatan Subyektif Makro yaitu

melihat pengembangan dan pemberdayaan terhadap perempuan kepala

rumahtangga usaha mikro serta jejaring sosial yang ada dalam pengembangan

usaha mikro tersebut. Sasarannya tidak hanya di dalam komunitas itu sendiri,

tetapi juga berada di luar komunitas termasuk di dalamnya analisa tentang

kelembagaan yang mempengaruhi usaha mikro perempuan kepala

rumahtangga.

3.1.3. Strategi Kajian

Strategi Kajian dilakukan dengan cara:

1. Studi kasus instrumental

Studi kasus instrumental yaitu studi kajian yang memperlakukan kasus

pemberdayaan PKRT sebagai instrumen untuk memahami usaha mikro, jejaring

sosial dan program-program yang telah diberikan, dan mengapa program

tersebut tidak berkesinambungan.

2. Analisis Stakeholder

Stakeholder menurut Richard L. Draft (1991) dalam Sutomo, dkk (2003)

merupakan kelompok di dalam dan di luar organisasi yang mempunyai peran

dalam menentukan kinerja organisasi. Analisis stakeholder merupakan strategi

untuk memanfaatkan dukungan sumberdaya kelompok atau institusi dan strategi

menghindari hambatan yang mungkin terjadi oleh kelompok institusi.

Stakeholder yang dianalisis menurut Uphoff (1992) adalah (1) Sektor

Keswadayaan Masyarakat yang tumbuh dan digiatkan oleh warga masyarakat

secara sukarela untuk kepentingan bersama. (2) Sektor Swasta yang mempunyai

Page 49: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

33 orientasi pada keuntungan bisnis dalam bidang jasa, perdagangan, industri,

pengusaha pelayanan sosial yang cenderung non profit. (3) Sektor Publik yaitu

pihak pemerintah yang mempunyai arah kebijakan dan program pengembangan

masyarakat.

Cara Analisis stakeholder menurut Sutomo, dkk (2003) adalah dengan

membuat Tabel dan (1) Membedakan beberapa jenis komponen: stakeholder,

kebutuhan, keinginan, tujuan umum. (2) Merumuskan karakteristik penting,

kepentingan, sikap dan kemampuan.

3.2. Lokasi, Subyek dan Waktu Kajian

Kajian ini mengambil lokasi di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang

Kabupaten Bandung dengan pertimbangan:

1. Jumlah penduduk miskin di Desa Sekarwangi sebanyak 228 KK dan 60 KK

(26,32%) diantaranya adalah perempuan kepala rumahtangga yang

mengalami kerentanan ekonomi dan mengelola usaha mikro.

2. Lokasi tersebut telah memperoleh program P2KP dan UP2K-PKK sebagai

bentuk program pemberdayaan masyarakat dan perlu dilihat apakah program

tersebut dapat memberikan manfaat bagi PKRT usaha mikro.

3. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian dan menjadi buruh

pabrik. Banyak pendatang di desa Sekarwangi, sehingga potensi ekonomi

yang dikembangkan adalah usaha mikro yaitu berjualan makanan (gorengan,

usaha kerupuk, bakso, dan sebagainya), warungan dan konveksi. Kegiatan

itu juga dijalani oleh perempuan yang menjadi kepala rumahtangga.

Subyek Kajian adalah perempuan kepala rumahtangga yang memiliki

usaha mikro dan berada di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten

Bandung. Prosedur sampling dilakukan dengan cara menentukan key people

(orang kunci) dalam hal ini salah seorang informan (Bungin, 2003). Penentuan ini

dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) yaitu memilih informan yang

sesuai dengan desain penelitian dan memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi,

sehingga cukup representatif yaitu telah lama menyatu dengan aktivitas yang

menjadi informasi, aktif dalam lingkungan, mempunyai banyak waktu untuk

diwawancarai, informasi cenderung apa adanya berdasarkan realita. Prosedur

pemilihan subyek kasus dilakukan dengan teknik snowball yaitu penentuan

Page 50: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

34 sampling dimulai dari informan kunci yang diminta menunjuk PKRT yang menjadi

subyek kasus dan PKRT ini kemudian juga menunjuk teman-temannya yang lain

yang sesuai dengan kriteria penelitian. Kegiatan penetapan subyek kasus

dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. Pengkaji berupaya memperoleh data awal melalui informan kunci (Kepala

Desa, Ketua TP PKK Desa Sekarwangi, Ketua DPK P2KP).

2. Melalui data tersebut pengkaji menetapkan satu nama sebagai subyek kasus.

3. Melalui nama yang dipilih tersebut, pengkaji berupaya memperoleh nama lain

yang memenuhi kriteria dan seterusnya.

4. Setelah data/informasi dianggap jenuh, kegiatan snowballing dihentikan dan

diperoleh 15 nama untuk digunakan sebagai subyek kasus.

Kajian dilaksanakan selama lebih kurang 3 (tiga) bulan yaitu pada

pertengahan bulan Juni sampai akhir Agustus 2005 (12 minggu). Kajian ini

sendiri merupakan kelanjutan dari Praktek Lapang I dan Praktek Lapang II yang

telah dilaksanakan sebelumnya di lokasi kajian. Jadwal waktu penyusunan kajian

seperti pada Tabel 3. berikut ini:

Tabel 3. Jadwal Penyusunan Kajian Pengembangan Masyarakat

2004 2005 No Langkah Kegiatan 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pemetaan Sosial Komunitas (Praktek Lapang 1).

2. Evaluasi Program Pembangunan masyarakat di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang (Praktek Lapang 2).

3. Penyusunan Program Pemberdayaan PKRT Usaha MIkro

Page 51: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

35 3.3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Sumber Data

Penentuan sumber data yang diperlukan dalam penyusunan kajian ini

meliputi:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari subyek kasus dan

Informan. Subyek kasus dalam hal ini adalah PKRT usaha mikro yang dipilih

secara sengaja dengan kriteria seorang perempuan yang mempunyai usaha

mikro, menjadi penopang perekonomian keluarga dan mempunyai semangat

untuk mengembangkan usahanya. Informannya adalah aparat Dinas

Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bandung, TP PKK Kabupaten, Aparat

Kecamatan Katapang, Aparat Desa Sekarwangi, BKM/UPK P2KP, Tim

Penggerak PKK Desa Sekarwangi.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen yang

berasal dari:

a. Dokumen Desa Sekarwangi (Monografi desa, Profil Desa, Laporan-laporan

seperti data keluarga miskin, surat-surat resmi seperti surat pengajuan

bantuan atau proposal P2KP, surat hasil MPKT, Kartu Angsuran Pinjaman

Bergulir P2KP– KSM Desa Sekarwangi, Buku Laporan Keuangan UP2K-

PKK).

b. Dokumen Kecamatan Katapang (Profil Desa di Kecamatan Katapang).

c. Dokumen Kabupaten (Statistik Kabupaten, seperti Data PMKS, Laporan

UP2K-PKK, dan lain-lain).

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

Kelanjutan dari kegiatan Praktek Lapangan I (Pemetaan Sosial) dan

Praktek Lapangan II (evaluasi program pembangunan pada tingkat komunitas)

adalah Kajian Lapangan. Metode pengumpulan data kajian yang digunakan

memperhatikan kecukupan informasi dan efisiensi, maka digunakan empat teknik

pengumpulan data kualitatif, yaitu: pengamatan berperan serta, wawancara

mendalam, kajian dokumen dan diskusi kelompok sebagai berikut:

Page 52: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

36 1. Pengamatan Berperan Serta (PBS)

Pengamatan Berperan Serta yaitu interaksi sosial yang terjadi antara

peneliti dengan subyek kasus atau informan secara langsung (Mulyana, 2003).

Metode ini mengarahkan peneliti untuk mengamati dan menggali data

bagaimana PKRT usaha mikro memandang realitas kehidupan mereka yang

biasa, rutin dan alamiah dan bagaimana jejaring sosial yang telah dilaksanakan

dalam usaha mikro untuk meningkatkan akses dan kontrol PKRT usaha mikro

terhadap sumberdaya produktif.

2. Wawancara Mendalam (WM)

Wawancara Mendalam adalah komunikasi antara peneliti dan subyek

kasus atau informan untuk memperoleh informasi melalui tatap muka berulang

kali (Mulyana, 2003). Wawancara ini bersifat luwes dengan susunan pertanyaan

dan kata-kata yang dapat diubah pada saat wawancara disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi saat wawancara termasuk karakteristik sosial budaya

(agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan) dari subyek kasus

yang dihadapi.

3. Kajian Dokumen (KD)

Metode Kajian Dokumen berupaya untuk melakukan penggalian data

tentang pelaksanaan usaha mikro oleh PKRT khususnya dan warga masyarakat

umumnya melalui program P2KP dan UP2K-PKK dengan mempelajari dokumen-

dokumen. Dalam hal ini dokumen-dokumen yang terdapat di (1) kantor desa

seperti proposal pengajuan bantuan P2KP, Kartu Angsuran Anggota KSM, data

kependudukan; (2) kecamatan seperti data kependudukan; (3) Dinas

Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bandung seperti data PMKS.

4. Diskusi Kelompok (DK)

Diskusi kelompok memberikan akses pada sosok pengetahuan yang lebih

besar atas masyarakat umum. Dinamika diskusi kelompok cenderung untuk

membuka kesempatan untuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak diharapkan yang

justru memberikan informasi tambahan (Mikkelsen, 2003). Diskusi Kelompok

dapat menghasilkan data tentang usaha mikro yang dapat meningkatkan

kesejahteraan dan memberdayakan PKRT, karakteristik perempuan terutama

PKRT usaha mikro, jejaring sosial dan kelembagaan yang mewadahi usaha

mikro PKRT. Pelaksanaan diskusi kelompok ini dilakukan dengan pengkaji

Page 53: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

37 bertindak sebagai fasilitator dan teknik PRA yang digunakan adalah sebagai

berikut (Astuti, 2000):

a. Pemetaan

Pemetaan digunakan untuk menginventarisir sumberdaya yang ada di

desa. Peta yang dikembangkan berupa peta sosial, peta sumberdaya, akses dan

kontrol terhadap sumberdaya, akses terhadap teknologi/infrastruktur dan lokasi

PKRT usaha Mikro.

b. Profil Sejarah Lokal dan Analisis Kecenderungan

Profil sejarah lokal mengingatkan kembali kejadian penting yang terjadi di

Desa Sekarwangi yang dialami oleh masyarakat yang merubah pola kehidupan

masyarakat misalnya pembangunan jalan dan jembatan, perubahan pola tanam,

migrasi masyarakat dan sebagainya. Analisis kecenderungan membandingkan

perubahan-perubahan dari suatu waktu dengan tujuan untuk mengidentifikasikan

kecenderungan berkembangnya usaha mikro yang dikelola oleh PKRT.

c. Kalender Musim

Kalender musim yang dibuat untuk waktu tertentu, misalnya pada tanggal

berapa tiap bulannya PKRT usaha mikro memperoleh laba atau rugi dalam

menjalankan usaha mikronya. Variabel yang dapat divisualisasikan adalah:

aktivitas pekerjaan, beban pekerjaan laki -laki dan perempuan, jumlah modal

usaha dan pengeluaran usaha mikro PKRT.

d. Aktivitas Harian

Aktivitas harian digunakan untuk mengidentifikasi siapa melakukan apa

diantara anggota keluarga, kapan aktivitas dilakukan, berapa lama waktu yang

diperlukan, beban pekerjaan masing-masing anggota keluarga, kapan anggota

mempunyai waktu luang. Adanya profil aktivitas harian akan membantu kaum

laki -laki untuk meningkatkan kesadaran dan sensitivitas gender. Profil tersebut

juga menunjukkan pada kaum perempuan bahwa terjadi suatu kesenjangan dan

itu bukan merupakan kondisi normatif perempuan dan bukan merupakan kodrat

perempuan.

Tabel 4. berikut ini menunjukkan proses penggalian data kajian:

Page 54: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

38

Tabel 4. Penggalian Data Kajian

No TUJUAN JENIS INFORMASI SUMBER DATA

KEGIATAN PESERTA TEKNIK PENGUMPULAN

DATA

TEKNIK KAJIAN ASPEK GENDER

1. Mengetahui karakteristik PKRT.

Karakteristik PKRT usaha mikro, analisis Harvard.

-Subyek kasus.

-Informan. -Dok. Kab.

Diskusi Kelompok I

PKRT Usaha Mikro

PBS, WM, DK Daily Schedule, Profil aktivitas, kalender musim, profil sejarah lokal dan analisis kecenderungan, serta analisis mata pencaharian.

Mengetahui keterlibatan Laki-laki dan Perempuan dalam kegiatan mengelola sumberdaya terutama usaha mikro, pembagian kerja dan partisipasi.

2. Efektivitas program pembangunan.

P2KP dan UP2K-PKK, analisis Moser, profil kelembagaan.

-Subyek kasus.

-Informan. -Dok. Desa.

Diskusi Kelompok II

-BKM -TP PKK Desa -Aparat desa. -PKRT usaha mikro.

WM, KD, DK Diagram venn, diagram analisis moser.

Perbandingan partisipasi L dan P.

3. Analisis masalah dan kebutuhan PKRT.

Identifikasi masalah gender, Kelembagaan dan Jejaring Sosial, modal sosial.

-Subyek kasus.

-Informan.

Diskusi Kelompok III

-Pemda -TP PKK Kab. -KM -TP PKK Desa -Aparat Desa -PKRT usaha mikro.

KD, DK Wawancara, Pohon Masalah, Diagram Partisipasi, Akses dan Kontrol.

Arus jejaring usaha mikro. Kekuatan dan kelemahan, identifikasi masalah gender, rencana program pemberdayaan.

4. Program Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro.

Peningkatan Jejaring Sosial dalam Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro.

-Subyek kasus.

-Informan. -Dok. Desa

Diskusi Kelompok IV

-Camat -BKM -TP PKK Desa -Aparat Desa -PKRT/PKRT usaha mikro.

WM, DK, KD Loka karya. Program pemberdayaan PKRT melalui peningkatan jejaring sosial.

Page 55: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

39 3.4. Cara Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data secara umum menurut Miles & Huberman (1992) dapat

dilakukan dengan cara:

1. Reduksi Data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data yang lebih kasar. Hasil wawancara,

observasi dan diskusi kelompok terhadap informan dan subyek kasus dicatat

dan dikumpulkan dalam catatan harian, kemudian dipilih data yang sesuai

dengan tujuan penelitian.

2. Penyajian Data yaitu sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun

rapi yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Data yang telah dikumpulkan dan dipilih disajikan dalam bentuk

Tabel dan dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan yaitu proses menemukan makna data yang bertujuan

untuk memahami tafsiran dalam konteksnya dengan masalah secara

keseluruhan. Data yang telah dianalisis kemudian ditarik kesimpulan sesuai

dengan masalah kajian.

3.5. Penyusunan Program Pemberdayaan Masyarakat

Cara Penyusunan Program adalah melalui PRA (Participatory Rural

Appraisal). PRA memungkinkan penggalian potensi, sumber dan masalah yang

ada dalam komunitas secara lebih mendalam dan melalui PRA dapat dianalisa

pemecahan masalah dalam bentuk penyusunan program. Dalam PRA, orang

luar lebih berperan sebagai orang yang mengadakan pertemuan, katalis dan

fasilitator yang memungkinkan masyarakat melakukan dan membagi

penyelidikan dan analisis tentang mereka sendiri.

Penyusunan Program ini menggunakan PRA karena PRA merupakan

suatu pendekatan untuk mengumpulkan sumber, potensi, masalah dan

kebutuhan PKRT yang mengelola usaha mikro. Desa Sekarwangi yang terletak

dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten dan masuk dalam lingkungan

perkotaan memiliki kondisi kehidupan masyarakat yang masih tergolong pada

pedesaan. Hal tersebut ditandai dengan kehidupan kekerabatan mereka masih

erat, mudah berkumpul dan mereka tetap mempertahankan kondisi alam seperti

Page 56: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

40 pertanian agar tidak menjadi lahan komplek perumahan, sehingga tepat bila

menggunakan PRA.

Proses penyusunan program pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro

secara partisipatif dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Identifikasi Masalah dan Kebutuhan. Pada tahap ini dilakukan

pemetaan masalah dengan menggunakan pohon masalah dan identifikasi

kebutuhan dan tujuan pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro.

2. Tahap Identifikasi Potensi Lokal. Pada tahap ini dianalisa sumber potensi

yang terdapat di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang yang dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro.

3. Tahap Pendayagunaan Sumber-sumber Lokal. Pada tahap ini terdapat

analisa stakeholder untuk mengidentifikasi kekuatan dukungan yang ada

pada tiap-tiap kelembagaan untuk kegiatan pemberdayaan terhadap PKRT

usaha mikro.

4. Tahap Penyusunan dan Pengusulan Rencana. Pada tahap ini dibuat

rancangan program pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro beserta dengan

kegiatan-kegiatannya.

Proses umum penerapan PRA untuk penjajagan kebutuhan dan

perencanaan program menurut Djohani (1996) terdiri dari tahap-tahap:

1. Persiapan Pengkajian Desa selama 1 - 2 hari, terdiri dari:

a. Kunjungan persiapan dan pengakraban (sosialisasi) kepada masyarakat.

b. Penyelesaian prosedur dan perijinan dari lembaga.

c. Pembentukan Tim PRA, terdiri dari pimpinan program, petugas program serta

wakil dari masyarakat.

d. Pengkajian data sekunder, berupa data dari dokumen seperti topografi, jenis

usaha masyarakat, terutama PKRT, sarana desa, dan sebagainya.

e. Penyusunan desain PRA yang berisi latar belakang program dan gambaran

lokasi/desa, rumusan tujuan, rumusan metoda, jadwal pelaksanaan,

penyusunan teknik PRA.

f. Penyajian rancangan PRA.

g. Persiapan-persiapan praktis, seperti pengaturan konsumsi, waktu dan

tempat, alat-alat serta bahan yang diperlukan untuk melengkapi laporan.

Page 57: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

41 2. Pelaksanaan Pengkajian Desa sela ma 4 – 5 hari proses diskusi, meliputi:

3. Kedatangan tim PRA ke lokasi.

4. Pembahasan kembali maksud dan tujuan.

5. Peleburan (sosialisasi) ulang agar PKRT dan komunitas mengetahui bahwa

rencana yang dulu disampaikan akan dilaksanakan.

6. Pengumpulan informasi, melalui teknik kajian pemetaan desa dan alur

sejarah desa serta menetapkan teknik dan fokus informasi yang diperlukan.

3. Penyusunan Rencana Kegiatan selama 4 hari. Penyusunan rencana

kegiatan digunakan untuk menyusun rencana program pemberdayaan PKRT

terutama PKRT yang mengelola usaha mikro secara partisipatif. Kegiatan

yang dilakukan meliputi:

a. Persiapan bahan-bahan perencanaan, seperti kertas, spidol dan sebagainya;

penyepakatan waktu, biasanya selama 2 sampai 3 hari, hari pertama untuk

presentasi seluruh hasil temuan dan pengorganisasian masalah, hari kedua

untuk kajian alternatif pemecahan masalah dan pilihan kegiatan, hari ketiga

untuk penyusunan rencana kegiatan; persiapan teknis seperti jadwal waktu,

undangan, tempat, konsumsi, alat-alat dan bahan.

b. Pelaksanaan Loka Karya desa berupa penyajian seluruh hasil informasi,

pengorganisasian masalah, pembahasan alternatif kegiatan, pemilihan

kegiatan dan pengisian bagan rencana kegiatan.

4. Penulisan Laporan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengkajian keadaan desa (identifikasi masalah, kebutuhan dan potensi).

b. Pengkajian pengaruh program terhadap keadaan masyarakat.

c. Penyusunan rekomendasi kegiatan lanjutan (pleno desa).

d. Evaluasi kegiatan penerapan PRA oleh masyarakat (pleno desa).

e. Penulisan laporan.

f. Penyajian laporan.

Penulisan laporan dilakukan oleh fasilitaor PRA dan laporan juga

dilakukan di lapangan pada saat seluruh informasi masih baru dengan bahasa

yang mudah dipahami oleh masyarakat desa.

Page 58: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

42 5. Evaluasi Penerapan PRA, terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

a. Evaluasi penerapan PRA bersama masyarakat dengan tujuan untuk

memfasilitasi perenungan (refleksi) masyarakat terhadap seluruh proses

terutama kesan masyarakat terhadap proses tersebut dan apa yang telah

dipelajari masyarakat menurut persepsi mereka sendiri.

b. Evaluasi penerapan PRA bersama dengan stakeholder bertujuan untuk

melakukan perenungan (refleksi) terhadap seluruh proses terutama apakah

PRA telah berhasil membangun proses pengalihan kemampuan keterampilan

analisis masyarakat, apakah yang kita peroleh dari kegiatan tersebut,

penemuan-penemuan yang diperoleh dan bagaimana menindaklanjuti

kegiatan tersebut.

Page 59: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB IV

PETA SOSIAL DESA SEKARWANGI KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG

Peta sosial dalam komunitas perlu dikaji untuk melihat aktivitas

masyarakat terutama PKRT dan dapat menjadi salah satu faktor pengembangan

masyarakat. Aspek-aspek yang digunakan untuk menganalisis kondisi kehidupan

masyarakat terutama PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi meliputi data

mengenai: kependudukan, sistem ekonomi, struktur komunitas, organisasi dan

kelembagaan, sumberdaya lokal, karakteristik PKRT dan jejaring sosial PKRT

usaha mikro dalam komunitas.

4.1. Kondisi Geografis dan Administratif

Desa Sekarwangi merupakan desa di Kecamatan Katapang yang

letaknya paling dekat dengan Ibukota Kabupaten Bandung. Luas Wilayah Desa

yang merupakan dataran adalah 116 ha yang berupa lahan persawahan seluas

86 ha (74,14%) dan darat seluas 30 ha (25,86%) yang terbagi menjadi

pemukiman umum seluas 22 ha (73,33%) dari tanah darat dan selebihnya

(26,67%) adalah lahan untuk sarana olahraga, sekolah dan jalan. Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah desa yaitu 74,14%

adalah lahan persawahan yang subur dan pertanian merupakan mata

pencaharian utama bagi warga desa Sekarwangi. Lahan pemukiman dan sarana

lainnya tidak begitu besar menghabiskan besaran lahan yang ada di Desa

Sekarwangi. Desa Sekarwangi merupakan desa yang dekat dengan pusat

pemerintahan Kabupaten dan dilalui oleh jalan protokol, tetapi lahan pertanian

tetap dipertahankan untuk tidak menjadi lahan pemukiman. Hal tersebut

disebabkan kesuburan tanahnya yang dilintasi oleh saluran irigasi dapat

menghasilkan beras unggulan, sehingga dapat menopang kehidupan warganya.

Perempuan kepala rumahtangga yang menjadi buruh tani selalu

berpindah tempat, apabila musim tanam dan panen telah selesai, agar mereka

bisa bekerja pada para pemilik lahan. Perempuan kepala rumahtangga yang

mengelola usaha mikro warungan, dagang dan konveksi memperoleh

kemudahan dalam transportasi karena lokasi yang dekat dengan pusat

Page 60: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

44 pemerintahan Kabupaten dan dekat dengan jalan protokol yang mudah

menghubungkan ke pasar.

Lokasi Desa Sekarwangi dapat dijangkau oleh kendaraan umum yang

melintasi jalan Terusan Kopo (Terminal Leuwipanjang – Soreang) selama 24 jam

penuh. Jarak tempuh dari Terminal Leuwipanjang ke Desa Sekarwangi adalah

13,5 km dengan waktu tempuh bi la tidak terjadi kemacetan di daerah Sayati

adalah 45 menit, sedangkan bila terjadi kemacetan bisa mencapai 1,5 jam

dengan tarif Rp. 2.000. Untuk mencapai daerah pedalaman/pelosok tersedia

kendaraan umum becak yang beroperasi mulai jam 06.00 WIB sampai dengan

jam 15.00 WIB dengan tarif Rp. 2.000 – Rp. 3.000 yang kemudian dilanjutkan

dengan kendaraan ojeg sampai dengan jam 24.00 WIB dan tarif Rp. 1.500. Letak

kantor desa yang strategis yaitu berada tepat di sisi jalan Terusan Kopo

menyebabkan orang mudah untuk mengenali wilayah Desa Sekarwangi.

Aksesibilitas menuju pusat pemerintahan dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini.

Tabel 5. Orbitrasi, Jarak dan Waktu Tempuh Letak Desa Sekarwangi Tahun 2004

NO. Orbitrasi dan Jarak Tempuh Keterangan 1. Jarak ke Ibukota Kecamatan 4 Km 2. Jarak ke Ibukota Kabupaten 2 Km 3. Jarak ke Ibukota Propinsi 18 Km 4. Waktu tempuh ke Ibukota Kecamatan 0,15 Jam 5. Waktu tempuh ke Ibukota Kabupaten 0,10 Jam 6. Waktu tempuh ke pusat fasilitasi terdekat (Ekonomi,

Kesehatan, Pemerintahan) 0,15 Jam

Sumber: Data Monografi Desa Sekarwangi Tahun 2004.

Data pada Tabel 5. menunjukkan bahwa Desa Sekarwangi mempunyai

tingkat aksesibilitas yang cepat untuk menjangkau pusat pemerintahan, baik

pada tingkat kecamatan dan kabupaten. Jarak ke propinsi cukup jauh yaitu 18

km dengan waktu tempuh sekitar 2 sampai 3 jam. Jarak kantor desa ke RW dan

RT mudah dijangkau, karena letak kantor desa di tepi jalan protokol mudah

dihubungi oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Desa Sekarwangi sebagai

lokasi terdekat dengan pusat pemerintahan memiliki berbagai sarana fasilitas

perekonomian dan kesehatan seperti pasar dan rumah sakit mudah dijangkau

oleh penduduk dengan kendaraan umum yang tersedia sepanjang waktu. Jarak

pasar yang cukup dekat dan dapat ditempuh dalam waktu 10 menit,

memudahkan PKRT usaha mikro untuk menjangkau pasar.

Page 61: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

45 Usaha mikro di Desa Sekarwangi tersebar di setiap RW (terdapat 8 RW,

setelah pemekaran menjadi 13 RW). Masyarakat di tiap RW memiliki usaha

mikro yang beragam dan hampir di setiap RW ada usaha warungan dan dagang

secara kecil-kecilan yang sebagian besar dikelola oleh perempuan kepala

rumahtangga sebagaimana pernyataan dari AN (PKRT usaha mikro):

Perempuan yang bergerak di usaha kecil, yang suaminya tidak bekerja atau menganggur maupun yang tidak mempunyai suami, yang saya tahu berada di 5 RW, yaitu RW 01, 02, 03, 09 dan 10 kira-kira sebanyak 30 orang. Karena yang hadir dalam rapat kemarin hanya setengahnya saja (hanya 15 orang). Mereka membuka usaha warungan, dagang keliling, kreditan dan menjahit.

Uraian tersebut menggambarkan bahwa jumlah PKRT yang mengelola

usaha kecil berupa warungan dan dagang kecil-kecilan ada di tiap RW. Usaha

yang dikelola beraneka ragam, mulai dari usaha warungan sembako, dagang

masakan keliling, dagang bakso, gorengan dan sebagainya. Jumlah PKRT

usaha mikro di desa Sekarwangi tidak dapat diketahui secara pasti besarannya,

tetapi bila dilihat dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah PKRT

usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang sebanyak 60 orang.

4.2. Kondisi Demografi

Komposisi penduduk digunakan untuk melihat tenaga kerja produktif,

perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan dan tingkat ketergantungan yang

ada di Desa Sekarwangi menurut Umur dan Jenis Kelamin. Komposisi tersebut

dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini:

Tabel 6. Komposisi Penduduk Desa Sekarwangi berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2004.

JENIS KELAMIN No GOLONGAN UMUR LAKI-LAKI % PEREMPUAN %

JUMLAH % SR 2004

1. 0 – 4 248 8,22 267 10,47 515 9,25 93 2. 5 – 6 206 6,83 339 13,29 545 9,79 61 3. 7 – 12 302 10,01 234 9,18 536 9,63 129 4. 13 – 15 273 9,05 242 9,49 515 9,25 113 5. 16 – 18 316 10,47 275 10,78 591 10,61 115 6. 19 – 25 309 10,24 210 8,24 519 9,32 147 7. 26 – 35 289 9,58 206 8,08 495 8,89 140 8. 36 – 45 223 7,39 120 4,71 343 6,16 186 9. 46 – 50 254 8,42 172 6,75 426 7,65 148 10. 51 – 60 200 6,63 220 8,63 420 7,54 91 11. 61 – 75 211 6,99 176 6,90 387 6,95 120 12. 76 + 187 6,20 89 3,49 276 4,96 210 JUMLAH 3.018 100,00 2.550 100,00 5.568 100,00 118

Sumber: Data Isian Monografi Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kab. Bandung Tahun 2004.

Page 62: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

46 Data pada Tabel 6. menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk

berada pada usia angkatan kerja dan merupakan penduduk usia produktif (usia

16 – 60 tahun) yaitu sebanyak 2.794 orang atau 50,18% dan sebagian besar

bekerja sebagai buruh pada pabrik yaitu sebanyak 810 orang atau 27,05%. Hal

tersebut disebabkan letak jalan raya Kopo merupakan wilayah industri di mana

banyak pabrik-pabrik yang mempekerjakan banyak buruh. Jumlah perempuan

usia angkatan kerja atau usia produktif sebanyak 1.203 orang atau 43,06% dari

jumlah penduduk usia produktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa hampir

setengahnya perempuan berada pada usia produktif dan mereka ada yang

bekerja sebagai buruh pabrik, buruh tani dan mengelola usaha mikro. Jumlah

perempuan kepala rumahtangga sebanyak 179 orang atau 12,10% dari 1479 KK

di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang, sedangkan jumlah PKRT yang

mengelola usaha mikro dan dalam kondisi Pra KS atau KS 1 sebanyak 60 orang.

Jumlah laki-laki di Desa Sekarwangi lebih besar daripada perempuan

yaitu sebanyak 3.018 orang atau 54,20%. Berdasarkan perhitungan sex ratio

atau Rasio Jenis Kelamin (RJK) yaitu jumlah penduduk laki-laki dibagi jumlah

penduduk perempuan dan dikalikan 100, maka diperoleh hasil yaitu 118. Jadi

dapat dinyatakan bahwa dari 118 laki-laki perbandingannya adalah per 100

penduduk perempuan. Keberadaan perempuan dalam suatu wilayah sangat

diperlukan untuk kegiatan peningkatan kesejahteraan keluarga termasuk dalam

pendidikan anak, tetapi hal tersebut akan mengalami hambatan ketika seorang

perempuan menjadi kepala rumahtangga dan menanggung begitu banyak

anggota keluarga yang harus dinafkahi sementara dirinya sendiri mengalami

keterbatasan dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya karena

keterbatasan usaha dan adanya pandangan masyarakat bahwa perempuan

hanyalah pencari nafkah tambahan.

Tingkat Rasio Beban Tanggungan (RBT) pada penduduk di Desa

Sekarwangi dapat dihitung dengan membagi jumlah penduduk usia 0 – 5 tahun

dan usia 61 tahun ke atas sebanyak 2.774 jiwa dengan jumlah penduduk usia

produktif yaitu usia 16 sampai 60 tahun sebanyak 2.794 jiwa dikalikan 100, maka

diperoleh hasil yaitu 99. Hal tersebut mengandung arti bahwa dalam setiap 100

orang usia produktif menanggung 99 orang yang tidak produktif. Komposisi

perbandingan RBT penduduk yang produktif dengan yang tidak produktif adalah

2 jiwa berbanding 2 jiwa. Rasio beban ketergantungan penduduk tersebut akan

berpengaruh terhadap tingkat partisipasi penduduk dalam suatu pembangunan.

Page 63: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

47 Besarnya angka ketergantungan membuat orang akan sulit untuk berpartisipasi

disebabkan konsentrasi mereka adalah untuk menghidupi anggota keluarganya

yang tidak produktif. Perempuan yang bergerak dalam usaha mikro rata-rata

berada pada usia produktif, karena pada usia tersebut mereka masih bisa

berusaha dan menjalankan usaha mikro untuk menghidupi diri dan keluarganya.

Gerak atau mobilitas penduduk Desa Sekarwangi dapat dilihat dapat pada Tabel

7. berikut ini:

Tabel 7. Jumlah Penduduk menurut Gerak/Mobilitas Penduduk Desa Sekarwangi periode Januari-Desember Tahun 2002

2003 No. Registrasi Khusus L P

JUMLAH CBR 2003

CDR 2003

RMm 2003

RMk 2003

1. Kelahiran 53 46 99 20,37 - - - 2. Kematian 10 11 21 - 4,32 - - 3. Migrasi Masuk 98 104 202 - - 41,56 - 4. Migrasi Keluar 126 124 250 - - - 51,44

Sumber: Data Monografi Desa Sekarwangi Kec. Katapang Kab. Bandung Januari 2003.

Data pada Tabel 7. menunjukkan bahwa jumlah kelahiran bayi cukup

tinggi yaitu sebanyak 99 jiwa atau dengan Crude Birth Rate (CBR) sebesar 20,37

bila dibandingkan dengan angka kematian yang ada di Desa Sekarwangi pada

tahun 2003. Hal tersebut menunjukkan bahwa angka harapan hidup di desa

Sekarwangi cukup tinggi, karena pemahaman mereka terhadap penggunaan

fasi litas kesehatan melalui Puskesmas telah memadai.

Jumlah migrasi terbesar ada pada migrasi keluar yaitu sebanyak 250 jiwa

atau dengan Reit Migrasi keluar (RMk) sebanyak 51,44 bila dibandingkan

dengan jumlah migrasi yang masuk di Desa Sekarwangi tahun 2003. Hal

tersebut menunjukkan bahwa banyak penduduk yang melakukan perpindahan ke

luar desa, karena pada umumnya mereka ingin mencari pekerjaan dan

penghidupan yang lebih baik dengan bekerja di pabrik atau menjadi TKI ke

negara-negara di Asia (5 orang). Warga yang menjadi TKI paling banyak adalah

perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumahtangga sebanyak 5 orang

atau 4,03% dari jumlah penduduk perempuan yang melakukan migrasi keluar.

Mobilitas perempuan di Desa Sekarwangi yang bekerja sebagai

pembantu rumahtangga di desa tetangga, yaitu di komplek perumahan seperti

Gading Tutuka, Cingcin, Soreang Indah dan sebagainya sebanyak 10 orang atau

8,06%.

Page 64: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

48 Lokasi Desa Sekarwangi yang strategis yaitu dekat dengan lokasi pabrik

dan komplek pemda membuat banyak warga yang masuk dan menetap secara

permanen ataupun sementara. Banyak warga desa yang membuka usaha mikro

berupa warungan, konveksi, menjahit ataupun makloon sebanyak 173 orang dan

sebagian dikelola oleh PKRT yaitu sebanyak 60 orang. Usaha PKRT mengalami

pasang surut tiap bulannya, seperti usaha warungan mengalami peningkatan

dan memperoleh keuntungan saat akhir bulan, sedangkan usaha makanan jadi

mengalami keuntungan tiap awal bulan. hal tersebut disebabkan pada awal

bulan warga masyarakat mempunyai dana cukup untuk belanja ke supermarket

dan membeli masakan jadi, sedangkan pada akhir bulan di saat kondisi

keuangan warga masyarakat menipis, mereka memilih untuk membeli sembako

di warung dan memasak sendiri daripada membeli.

4.3. Kondisi Pendidikan

Kondisi pendidikan di Desa Sekarwangi terbesar adalah tamat SD. Hal

tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini:

Tabel 8. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke atas menurut Tingkat Pendidikan yang ditamatkan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Tahun 2003

NO. PENDIDIKAN JUMLAH % 1. Tamat SD/sederajat 2.920 60,28 2. Tamat SLTP/sederajat 952 19,65 3. Tamat SLTA/sederajat 775 16,00 4. Tamat D-1 67 1,38 5. Tamat D-2 34 0,70 6. Tamat D-3 28 0,58 7. Tamat S-1 68 1,40 JUMLAH 4.844 100,00

Sumber: Daftar Isian Penyusunan Profil Desa Sekarwangi Kec. Katapang Kab. Bandung Tahun 2003.

Data pada Tabel 8. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar atau

setengah dari penduduk Desa Sekarwangi adalah Tamat SD/sederajat sebanyak

2.920 orang atau 60,28%. Pendidikan yang terbatas menyebabkan jenis

pekerjaannya pun terbatas pada penggunaan tenaga kasar seperti menjadi

buruh tani, buruh pabrik dan pedagang kecil. Perempuan terutama PKRT yang

menggeluti usaha mikro seperti warungan, dagang makanan keliling rata-rata

memiliki pendidika n tamat SD sampai dengan tamat SLTP. Pendidikan yang

terbatas juga berpengaruh terhadap penerimaan mereka terhadap program

Page 65: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

49 pembangunan yang ada, seperti mereka merasa kesulitan saat mengisi formulir

P2KP dan menerima penjelasan tentang pengembalian cicilan.

4.4. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi untuk melihat jenis mata pencaharian dan potensi

ekonomi lokal yang terdapat di Desa Sekarwangi. Mata pencaharian utama di

wilayah ini adalah pertanian. Komposisi penduduk berdasarkan mata

pencaharian dapat dilihat pada Tabel 9. berikut ini:

Tabel 9. Komposisi Penduduk Desa Sekarwangi berdasarkan mata pencaharian Tahun 2003.

NO. MATA PENCAHARIAN JUMLAH % 1. Buruh tani 1.200 40,08 2. Buruh/swasta 810 27,05 3. Petani 400 13,36 4. Pegawai Negeri 286 9,55 5. Pedagang 173 5,78 6. Pengrajin 46 1,54 7. Pensiunan 38 1,27 8. ABRI 32 1,07 9. Peternak 5 0,17 10. Montir 4 0,13 JUMLAH 5.134 100,00

Sumber: Daftar Isian Penyusunan Profil Desa Sekarwangi Kec. Katapang Kab. Bandung Tahun 2003.

Data pada Tabel 9. menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa

Sekarwangi bekerja sebagai buruh tani yaitu berjumlah 1.200 orang atau

40,08%. Tenaga mereka diperlukan pada saat musim tanam, musim panen dan

membersihkan sawah yang waktunya tidak tentu tergantung musim dan

permintaan. Upah yang diberikan untuk buruh tani perempuan adalah sebesar

Rp. 7.000,- per hari, sedangkan untuk buruh laki -laki sebesar Rp. 10.000,- per

hari tanpa makan atau Rp. 13.000,- per hari dengan makan. Penghasilan mereka

bila diakumulasikan sebulan tidak layak untuk menghidupi anggota keluarganya

bila disesuaikan dengan standar World Bank tentang pengeluaran orang per hari

adalah US$ 2/orang/hari atau Rp. 20.000/orang/hari.

Jumlah yang besar juga adalah mereka yang bekerja sebagai

buruh/swasta yaitu sebanyak 810 orang atau 27,05%. Hal tersebut disebabkan di

wilayah Kopo banyak terdapat pabrik yang banyak mempekerjakan buruh

terutama buruh wanita yang berasal dari wilayah sekitarnya. Masalah yang

Page 66: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

50 terjadi adalah apabila pabrik mengalami kebangkrutan, maka banyak pekerja

yang di-PHK, sehingga akan berpengaruh pada kehidupan dalam rumahtangga.

Usaha mikro di Desa Sekarwangi ditunjukkan malalui mata pencaharian

pedagang dan pengrajin yaitu sebanyak 219 orang atau 7,32%. Sebagian warga

masyarakat mengambil alternatif usaha mikro untuk menghidupi keluarganya

seperti. Pemasaran hasil usaha mikro yang dikelola oleh PKRT berupa

rangginang dan kerupuk dijual ke warung-warung dan pasar atau menjualnya

melalui karyawan yang bekerja di pabrik, sedangkan konveksi biasanya laku

dijual apabila di kantor desa ada kunjungan kerja, kedatangan tamu dari luar

desa, pada saat bazar atau pameran.

Sumberdaya lokal yang ada di Desa Sekarwangi berpengaruh terhadap

mata pencaharian penduduk yang lain, seperti adanya Usaha Kecil Menengah

(UKM) yang ada di desa tersebut sebagian memanfaatkan sumberdaya lokal

seperti melihat pada kondisi demografi dimana penduduk Desa Sekarwangi

sebagian besar adalah pendatang dan bekerja sebagai buruh pabrik, sehingga

mereka membutuhkan masakan matang karena tidak sempat memasak.

Pemanfaatan sumberdaya lokal yaitu dengan menggunakan beras ketan sebagai

hasil pertanian Desa Sekarwangi untuk pembuatan rangginang. UKM ini sudah

berkembang dan mempunyai pekerja. Berikut ini adalah daftar UKM di Desa

Sekarwangi:

Tabel 10. Kondisi Perekonomian berdasarkan Usaha Kecil Menengah Warga Desa Sekarwangi Tahun 2002.

Pengelola No. Jenis UKM L P

Jumlah UKM %

1. Usaha Makanan 7 11 18 42,86 2. Konveksi 11 - 11 26,20 3. Barang rongsokan 1 - 1 2,38 4. Akuarium - 1 1 2,38 5. Karet Dragon 2 - 2 4,76 6. Mebeulair 3 - 3 7,14 7. Bata Merah 1 - 1 2,38 8. Jamur Kayu 2 - 2 4,76 9. Peternakan 2 - 2 4,76

10. Perhiasan Emas 1 - 1 2,38 JUMLAH 30 12 42 100,00

Sumber: Data Desa Sekarwangi Tahun 2002.

Page 67: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

51 Data pada Tabel 10. menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan oleh

warga Desa Sekarwangi terbesar ada pada usaha makanan sebanyak 18 UKM

atau 42,86%. Usaha yang dikelola oleh perempuan adalah makanan asakan,

keripik singkong, rangginang, kudapan dan telor asin sebanyak 11 UKM atau

26,19%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha mikro yang dijalankan oleh

perempuan di Desa Sekarwangi adalah pada usaha makanan, karena

keterkaitannya dengan urusan dapur, sehingga memudahkan bagi mereka untuk

mengembangkan minat dan bakatnya.

4.5. Kondisi Sosial Budaya

4.5.1. Keragaman Warga

Masyarakat Desa Sekarwangi terdiri dari berbagai etnis yang mendiami

wilayah tersebut. Mereka adalah pendatang yang bertujuan untuk mencari

pekerjaan atau dikarenakan menikah dengan warga setempat. Etnis terbesar

menurut Data Monografi Tahun 2003 ada pada suku Sunda sebanyak 5.310 jiwa

atau 95,28%, yang kedua adalah suku Jawa sebanyak 220 jiwa atau 3,95% dan

terakhir adalah suku Batak sebanyak 43 orang atau 0,77%. Berdasarkan

wawancara dengan warga setempat, suku Jawa banyak terdapat di Desa

Sekarwangi dikarenakan mereka banyak yang bekerja sebagai buruh pabrik

yang banyak terdapat di sisi jalan Kopo. Pengusaha juga mempertimbangkan

adanya etnis tersebut, yaitu suku Jawa yang lebih dikenal ulet dan suka bekerja

keras sangat diperlukan untuk membantu proses produksi mereka, sedangkan

suku Sunda dikenal lebih santai. Suku Batak di Desa Sekarwangi lebih dikenal

sebagai rentenir yang uangnya sering dipinjam oleh masyarakat yang

mempunyai kebutuhan mendesak, tidak terkecuali bagi PKRT yang mengelola

usaha mikro.

Keanekaragaman pekerjaan juga dapat dilihat di desa Sekarwangi

dengan melihat variasi warga desa dalam mencari nafkah hidupnya walaupun

sebagian besar dari mereka adalah buruh tani dan buruh pabrik. Juga terdapat

UKM berupa usaha-usaha mandiri warga desa untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Page 68: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

52 4.5.2. Stratifikasi Warga

Stratifikasi atau pelapisan sosial yang terdapat di Desa Sekarwangi

didasarkan pada kemapanan ekonomi, kesepuhan dan agama. Kemapanan

ekonomi biasanya terdapat pada masyarakat dengan kategori Keluarga

Sejahtera III (KS III) dan KS III Plus dengan kriteria yaitu mereka telah dapat

memenuhi seluruh kebutuhannya, baik kebutuhan dasar, sosial, psikologis,

pengembangan dan telah memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan

bagi masyarakat. Stratifi kasi menurut kesepuhan yaitu orang yang dituakan dan

stratifikasi menurut agama yaitu golongan ulama atau ustad yang tinggal di Desa

Sekarwangi. Berikut ini dapat dilihat gambar yang menunjukkan pelapisan sosial

di Desa Sekarwangi:

Gambar 3. Stratifikasi Sosial di Desa Sekarwangi Tahun 2004.

Gambar 3. di atas menunjukkan bahwa stratifikasi/pelapisan sosial yang

terjadi di Desa Sekarwangi didasarkan pada status ekonomi dan keseganan

masyarakat terhadap golongan yang ada di atasnya. Warga masyarakat yang

menduduki lapisan satu adalah warga masyarakat yang dianggap “the have”

(orang kaya/KS III/KS III Plus), para ulama yang disegani oleh warga masyarakat

dan para sesepuh atau orang yang dituakan. Petuah yang disampaikan oleh

ulama lebih cepat diserap oleh komunitas di Desa Sekarwangi yang mayoritas

beragama Islam.

Jumlah yang terdapat pada tiap lapisan beragam, dari 1.445 KK yang ada

di Desa Sekarwangi, pada lapisan yang pertama jumlah warganya relatif sedikit

yaitu sebanyak 143 KK (10%). Pada lapisan yang kedua masyarakat memiliki

kepercayaan terhadap golongan PNS dan Aparat Desa yang dianggap memiliki

KS III Plus, KS III , Ulama, Sepuh

KS II, PNS, Aparat Desa.

KS I, Pra KS

Lapisan 1

Lapisan 2

Lapisan 3 40%

50%

10%

Page 69: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

53 pengaruh dan kekuasaan untuk membangun desa di mana jumlah mereka

sebanyak 739 KK (50%). Golongan yang terakhir adalah KS I dan Pra KS, di

mana mereka adalah para buruh tani, buruh pabrik dan pedagang kecil yang

jumlah mereka sebanyak 563 KK (40%).

Posisi perempuan kepala rumahtangga yang bergerak dalam usaha mikro

berada pada lapisan tiga (golongan bawah) yaitu KS I dan Pra KS. Mereka rata-

rata bergerak pada bidang usaha warungan dan usaha jahit rajut yang telah

dirintis sejak terjadinya krisis ekonomi Tahun 1997. Suami mereka yang

mengalami PHK menyebabkan mereka yang asalnya dianggap sebagai pencari

nafkah tambahan dan hanya membantu suami akhirnya harus menjadi pencari

nafkah utama. Perubahan peran tersebut menyebabkan mereka harus bisa

membagi tugasnya antara urusan rumahtangga dan sebagai pencari nafkah,

sementara sebagian suami mereka ada yang mengerti dan membantu urusan

rumahtangga istrinya, tetapi ada juga yang tetap bersantai dan berleha-leha yang

menyebabkan seorang PKRT harus membanting tulang untuk membiayai

sekolah anak-anaknya dan menghidupi kelangsungan hidup rumahtangganya.

4.6. Sistem Nilai dan Norma

Sistem nilai dan norma dalam masyarakat di Desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang mengacu pada adat istiadat budaya Sunda dan sistem

religi yang dianut yaitu agama Islam. Kehidupan beragama masih kuat, hal

tersebut dapat dilihat dari rutinitas pengajian yang diadakan oleh warga setiap

hari dan setiap minggunya. Tiap RW di Desa Sekarwangi terdapat mesjid yang

selalu diramaikan oleh warga dan terdapat pondok madrasah serta Ikatan

Remaja Mesjid (IRMA) yang aktif mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Perempuan kepala rumahtangga yang bergerak dalam usaha mikro mudah

menjangkau kehidupan keagamaan yang ada di lingkungan mereka dengan

mengikuti pengajian rutin tiap minggu.

Warga masyarakat pendatang sulit diterima oleh warga masyarakat asli di

Desa Sekarwangi. Mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat

beradaptasi dan diterima oleh masyarakat asli walaupun para pendatang

membawa perubahan seperti terlibat dalam kegiatan desa ataupun organisasi

kewanitaan seperti yang diungkapkan oleh Ibu TT (Pengurus PKK desa):

Page 70: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

54 Warga masyarakat di sini sulit menerima pendatang, walaupun mereka aktif dalam kegiatan organisasi kemasyarakatan di Desa Sekarwangi dan sudah tinggal lama di sini. Suara penduduk asli lebih didengarkan daripada suara pendatang. Mereka sering mencurigai pendatang karena mereka tidak mengetahui asal usul pendatang.

Uraian di atas menjelaskan bahwa pendatang mengalami kesulitan untuk

menyesuaikan diri di Desa Sekarwangi. Ikatan kekerabatan yang kuat diantara

penduduk asli, membuat mereka agak susah mempercayai pendatang.

Pendatang yang terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan juga mengalami

kesulitan dalam mengajak warga untuk berperan aktif dalam kegiatan

masyarakat, misalnya untuk kerja bakti.

Usaha mikro yang dikelola oleh PKRT pendatang juga mengalami

hambatan, karena bantuan yang diberikan kepada warga masyarakat terutama

perempuan diberikan kepada penduduk asli dan jarang diberikan kepada

pendatang. Pandangan masyarakat terhadap PKRT yang mengelola usaha

mikro adalah mereka dianggap sebagai pencari nafkah tambahan dan membantu

suami, karena pencari nafkah utama adalah laki-laki yang menjadi kepala

keluarga.

4.7. Kelembagaan dan Jejaring Sosial dalam Komunitas

Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Desa Sekarwangi terutama dalam

hubungannya dengan usaha mikro tidak terlepas dari adanya kelompok-

kelompok yang terbentuk yaitu:

2. Kelompok bentukan masyarakat seperti kelompok arisan. Kelompok ini

merupakan inisiatif dari masyarakat untuk menabung yaitu arisan berupa

barang-barang kebutuhan untuk hari Raya.

3. Kelompok bentukan pemerintah seperti LKMD dan PKK. Kelompok ini

bergerak dibidang sosial kemasyarakatan dan perencanaan pembangunan

Desa Sekarwangi.

Kelembagaan yang ada di Desa Sekarwangi yang berhubungan dengan

usaha mikro adalah sebagai berikut:

1. Lembaga ekonomi: BUMDES, Usaha mikro, rentenir, pasar.

2. Kelembagaan Kekerabatan: Keluarga (Extended Family).

3. Lembaga Kesejahteraan Masyarakat: Pokja II – PKK, LKMD, BKM, KSM.

Page 71: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

55 Masing-masing kelembagaan tersebut mempunyai sistem norma, nilai

dan pola hubungan yang menjadi aturan main dari lembaga dan kelembagaan

tersebut, seperti PKRT usaha mikro yang meminjam uang kepada rentenir di

dalamnya ada aturan tidak tertulis tentang berapa uang yang dikembalikan per

hari beserta dengan bunganya dan peminjaman dilakukan berdasarkan rasa

saling percaya. Uang yang dipinjamkan oleh rentenir kepada warga dikenakan

beban administrasi sebesar 10% pada saat uang tersebut diberikan ditambah

bunga sebesar 20% perhari selama 10 hari. Apabila uang tidak dibayarkan

dalam satu hari, maka bunganya semakin hari bertambah.

Pola hubungan yang terdapat dalam PKK dengan salah satu program

pokoknya yaitu pemberian bantuan modal untuk Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga (UP2K-PKK). Dana tersebut boleh dipinjam oleh kader atau masyarakat

yang membutuhkan. Di dalamnya terdapat aturan seperti cicilan pinjaman

selama sepuluh minggu dengan uang jasa 1%. Aturan yang berlaku pada dana

bergulir P2KP juga sama. Warga masyarakat diberikan pinjaman dan dicicil per

bulan, maksimal 12 bulan dengan bunga jasa 1,5%.

Kelembagaan sangat berperan untuk mendukung usaha mikro yang

dijalankan oleh perempuan kepala rumahtangga di Desa Sekarwangi. Tabel 11.

berikut ini merupakan lembaga formal dan informal yang ada di Desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang yang dapat meningkatkan usaha mikro bagi PKRT.

Tabel 11. Peran Lembaga Formal dan Informal dalam Peningkatan Kesejahteraan PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2004

Sumber Pendukung

No. Faktor Pendukung

Jejaring PKRT Usaha Mikro Lembaga Informal Lembaga Formal

1. Informasi: Pasar, harga, inovasi produk.

• Keluarga, teman usaha, teman arisan.

• Pasar mingguan, kelompok pengajian.

• Koran, radio, televisi.

• Pembentukan lembaga (KSM,BKM).

2. Adanya kepercayaan/ trust kepada PKRT Usaha Mikro

Rentenir, denda. • P2KP, UP2K-PKK

3. Pemberian kredit Jaringan sanak famili, teman, rentenir,arisan, kelompok masyarakat sipil.

• Bank, P2KP, UP2K-PKK

4. Perangkat publik dan sumber potensi masyarakat

Kelompok arisan. • BKM, KSM.

Sumber: Diadaptasi dari Bonds and Bridges: Sosial Capital and Poverty dalam Narayan, 1998.

Page 72: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

56 Data pada Tabel 11. menunjukkan bahwa informasi usaha mikro,

termasuk di dalamnya harga, produk berasal dari keluarga, teman usaha,

pameran, pasar minggon radio dan televisi. Keberadaan pemimpin desa sangat

mempengaruhi keberlangsungan program pembangunan yang ada di Desa

Sekarwangi. Kepercayaan/trust dari warga tinggi apabila personal yang

mengelola dana bantuan dapat dipercaya dan dana tersebut dapat

dipertanggungjawabkan, sehingga perilakunya dapat ditiru oleh warga

masyarakat terutama PKRT usaha mikro seperti dengan tetap menjaga

keberlangsungan pengguliran dana pinjaman.

Kredit bagi PKRT dapat diperoleh melalui kelembagaan informal seperti

keluarga, rentenir dan arisan. Perolehan kredit melalui lembaga formal yaitu dari

perbankan. Kelo mpok masyarakat sipil merupakan kelompok pegawai pemda

yang tinggal di Desa Sekarwangi. Lokasi desa yang dekat dengan pusat

pemerintahan Kabupaten Bandung memungkinkan bagi pegawai pemda untuk

bertempat tinggal di desa tersebut. Kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk

memberikan informasi program dan kegiatan yang bermanfaat untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa terutama pencarian kredit untuk

PKRT usaha mikro. Perangkat publik dan sumber potensi masyarakat

merupakan kelembagaan yang terbentuk atas keinginan masyarakat seperti

kelompok arisan dan kelompok bentukan program pemerintah seperti Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Kelembagaan tersebut dapat digunakan untuk menjadi wadah pengembangan

usaha mikro yang dikelola oleh PKRT, seperti kelompok arisan uang ataupun

barang dapat menggiatkan kegiatan menabung warga. BKM dan KSM dapat

menjadi wadah untuk kegiatan berkelompok warga dalam mengelola usaha

secara bersama-sama.

Jejaring sosial dalam usaha mikro yang ada di Desa Sekarwangi tidak

terlepas dari hubungannya dengan kelembagaan yang ada, seperti pasar,

lembaga mikro keuangan, program pembangunan desa dalam bidang ekonomi,

konsumen dan sebagainya. Gambar 4. berikut ini akan dilihat bagaimana jejaring

sosial usaha mikro terutama yang dikelola oleh perempuan kepala rumahtangga

di Desa Sekarwangi:

Page 73: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

57

JARINGAN INTRA KOMUNITAS

Gambar 4. Jejaring Sosial PKRT Usaha Mikro Berdasarkan Dimensi

Modal Sosial di Desa Sekarwangi Tahun 2004. Keterangan: : hubungan yang sangat kuat. : hubungan timbal balik. : hubungan satu arah. : hubungan tidak erat. Besar kecilnya lingkaran menunjukkan besar kecilnya pengaruh kelembagaan terhadap PKRT usaha mikro.

Gambar 4. menunjukkan pengaruh kelembagaan pada PKRT usaha

mikro. Semakin besar lingkaran semakin besar pengaruhnya terhadap

keberlangsungan usaha mikro yang dijalankan oleh PKRT. Jejaring usaha mikro

terutama yang dikelola oleh perempuan kepala rumahtangga di Desa

Sekarwangi berhubungan dengan aparat Desa, BPD dan LKMD sebagai

perumus kebijakan dan program yang ada di Desa. PKK dengan program UP2K-

PKK dapat berfungsi sebagai penggerak kegiatan usaha mikro yang dikelola oleh

perempuan kepala rumahtangga. Hubungan antara kedua lembaga desa

PKRT USAHA MIKRO

P2KP

RENTENIR

PASAR

WARGA MASYARAKAT

UP2K - PKK

BPD,Desa,LKMD

Rendah

Tinggi Quadran 1 Quadran 2

Quadran 3

Quadran 4: “Masyarakat desa yang Miskin” Ikatan Intra Komunitas Tinggi, Jaringan luar komunitas Rendah.

KELUARGA

Page 74: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

58 tersebut dengan PKRT usaha mikro tidak erat, karena rumusan kebijakan

tentang kegiatan usaha ekonomi produktif di desa belum menyentuh kepentingan

dan kebutuhan PKRT usaha mikro.

PKRT dalam menjalankan usahanya selama ini terbentur pada masalah

permodalan dan sebagian besar dari mereka memperolehnya dengan cara

meminjam kepada rentenir. Program pembangunan masyarakat seperti P2KP

dan UP2K-PKK belum sepenuhnya menjangkau usaha mereka. Hubungan

PKRT yang memiliki usaha mikro sangat erat dengan warga masyarakat sebagai

konsumen dan pasar yang bisa berperan sebagai konsumen ataupun produsen.

Pasar di sini adalah pasar dalam bentuk aslinya yaitu tempat bertemunya penjual

dan pembeli untuk melakukan transaksi. PKRT yang bergerak dalam usaha

warungan dan dagang makanan membeli bahan-bahan usaha mereka dari pasar

dan menjualnya kepada warga masyarakat, tetapi pasar bisa menjadi tempat

bagi PKRT menjual usahanya seperti rangginang.

Jaringan PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi berada pada Quadran 4

yaitu termasuk dalam kategori “Masyarakat Desa yang Miskin”. Ikatan intra atau

dalam komunitas untuk usaha mikro yang dikelola oleh PKRT tinggi, tetapi

jaringan luar komunitas rendah. Usaha mikro yang dijalankan oleh PKRT masih

bisa bertahan karena adanya pinjaman dari keluarga atau para rentenir untuk

menambah modal usahanya. Sebagian besar PKRT usaha mikro mengalami

masalah permodalan karena hasil keuntungan usaha mereka digunakan untuk

memenuhi kebutuhan subsisten, sehingga dana untuk modal usaha selalu habis

atau pas-pasan. Ikatan jaringan mereka di dalam komunitas tinggi dengan

mengandalkan ikatan kekerabatan, tetapi untuk pemanfaatan program

pembangunan terutama untuk pembangunan ekonomi produktif yang berasal

dari pemerintah, mereka kurang mendapat perhatian. Hal tersebut dikarenakan

dana yang turun melalui program pembangunan terlebih dahulu diberikan

kepada orang-orang terdekat pemegang kekuasaan di desa walaupun jenis

usahanya baru, sedangkan untuk PKRT usaha mikro diberikan sisa dana

program tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu ER (PKRT usaha

mikro):

Waktu ada dana bantuan dari P2KP yang didahulukan adalah orang-orang terdekat Pak RW, sedangkan kami sisanya.

Uraian tersebut menggambarkan bahwa terjadi pembedaan dalam

penerimaan dana bergulir P2KP. Orang-orang yang dekat dengan pemegang

Page 75: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

59 kekuasaan di desa dan terlibat dalam kepengurusan P2KP mendapat pinjaman

terlebih dahulu, sedangkan yang tidak dekat walaupun masuk dalam kriteria

penerima bantuan bergulir dan telah didata tidak diberikan. Jumlah PKRT yang

mengelola usaha mikro di Desa Sekarwangi sebanyak 60 orang, tetapi yang

menerima bantuan dana bergulir P2KP hanya 26 orang.

Hubungan jejaring ini menjadi sinergis dan masuk dalam Quadran 1

apabila terjadi peningkatan pola hubungan antar kelembagaan, terutama jejaring

sosial dengan kelembagaan di luar komunitas. Pengembangan jejaring bagi

PKRT usaha mikro memungkinkan bagi mereka untuk memperoleh kredibilitas

dalam mengakses sumberdaya produktif, seperti memperoleh pinjaman modal

dan kredit secara mudah untuk memajukan usaha mikro mereka.

4.8. Karakteristik Subyek Kasus (PKRT Usaha Mikro)

Penentuan subyek kasus dilakukan dengan langsung menunjuk pada

data primer yaitu perempuan kepala rumahtangga yang mengelola usaha mikro,

baik yang telah ataupun belum menerima bantuan P2KP atau UP2K-PKK.

Pertimbangannya adalah sejauhmana program tersebut dapat memberikan

manfaat dan PKRT dapat turut berpartisipasi dan mempunyai kewenangan untuk

mengambil keputusan untuk mengikuti program tersebut.

Subyek kasus yang diambil adalah PKRT dari 6 RW yang ada di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang. Mereka berjumlah 15 orang dan 4 orang

diantaranya telah menerima bantuan P2KP dan 1 orang telah menerima bantuan

UP2K-PKK. Karakteristik subyek kasus dapat dilihat dari usia, tingkat pendidikan,

status perkawinan, jumlah tanggungan, jenis usaha mikro dan permasalahan

yang dialami PKRT Usaha Mikro.

4.8.1. Karakteristik Subyek Kasus Berdasarkan Usia

Usia subyek kasus perlu diketahui untuk melihat usia produktif

perempuan kepala rumahtangga yang bergerak dalam usaha mikro. Karakteristik

subyek kasus berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 12. berikut ini:

Page 76: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

60 Tabel 12. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Usia di Desa

Sekarwangi Kecamata n Katapang Tahun 2005 No. U s i a Jumlah (orang) % 1. 20 – 30 5 33,34 2. 31 – 40 5 33,33 3. 41 – 50 3 20,00 4. 51 ke atas 2 13,33 JUMLAH 15 100,00 Sumber: Hasil penelitian Tahun 2005.

Data pada Tabel 12. menunjukkan bahwa sebagian besar PKRT usaha

mikro yang menjadi subyek kasus berada pada usia produktif yaitu sebanyak 10

orang atau 66,66%. Pada usia tersebut seorang perempuan sedang berada pada

tingkat usaha dan semangat aktivitas yang tinggi. Usia yang relatif masih muda

sudah membuat mereka harus menanggung beban kehidupan dalam

rumahtangga seperti membiayai sekolah anak dan makan sehari-hari. Beban

hidup mereka yang tinggi tidak didukung pemberian kesempatan untuk

memperoleh penambahan modal usaha, sehingga banyak dari mereka

meminjam uang kepada rentenir.

Hal yang menjadi penyebab mereka menjadi penopang perekonomian

rumahtangga adalah karena suami mereka mengganggur atau bekerja tapi tidak

menentu penghasilannya. PKRT yang berusia sudah agak lanjut biasanya

bekerja penuh untuk menghidupi anggota keluarga yang menjadi tanggungan

hidupnya. Pasangan hidupnya yang juga sudah berusia lanjut biasanya sulit

untuk mencari pekerjaan lain, sehingga PKRT menjadi penyangga perekonomian

keluarga. Pada usia tersebut mereka ingin aktif dalam kehidupan masyarakat

selain mengurus usaha mikro, tetapi ada juga yang sudah tidak peduli terhadap

kehidupan organisasi kemasyarakatan karena waktunya habis untuk mencari

nafkah.

4.8.2. Karakteristik Subyek kasus Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan subyek kasus perlu diketahui untuk melihat

sejauhmana penerimaan perempuan kepala rumahtangga yang bergerak dalam

usaha mikro terhadap program pengembangan masyarakat yang ada di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang. Tingkat pendidikan juga diperlukan untuk

menganalisa tingkat kreativitas usaha yang dijalankan oleh PKRT. Karakteristik

subyek kasus berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 13.

berikut ini:

Page 77: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

61 Tabel 13. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus BerdasarkanTingkat Pendidikan

di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005 No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) % 1. Tamat SD/sederajat 7 46,66 2. SLTP/sederajat 4 26,67 3. SLTA/sederajat 3 20,00 4. Diploma (I, II, III) 1 6,67 5. Sarjana 0 0

JUMLAH 15 100,00 Sumber: Hasil penelitian Tahun 2005.

Data pada Tabel 13. menunjukkan bahwa PKRT yang bergerak dalam

usaha mikro hampir setengahnya berpendidikan tamat SD/sederajat sebanyak 7

orang atau 46,67%. Mereka bergerak dalam usaha warungan kecil-kecilan,

dagang bakso dan lotek. Mereka berdagang di halaman rumahnya dengan

membuka kios kecil dan kadang-kadang dikelola bersama dengan suami atau

anak-anaknya. PKRT yang berpendidikan di atas SD bergerak dalam usaha

rangginang, jahit hias dan usaha variasi makanan/snack.

PKRT yang dapat mengenyam pendidikan di atas SD dapat

menggunakan keterampilan dirinya untuk mengerjakan berbagai macam variasi

usaha mikro seperti membuat rangginang atau jahit hias, tetapi yang

berpendidikan SD hanya mampu membuka usaha warungan atau dagang

masakan. Hal tersebut disebabkan mereka tidak memiliki pengetahuan dan

keterampilan lain selain berdagang yang pendapatan hari-harinya digunakan

untuk pemenuhan kebutuhan subsisten rumahtangga. Pendidikan yang terbatas

juga menyebabkan PKRT yang bergerak dalam usaha mikro sulit menerima

penjelasan mengenai program pengembangan masyarakat sebagaimana yang

diutarakan oleh Ibu EL (PKRT usaha mikro):

Ibu-ibu di sini susah kalau diberi penjelasan tentang kegiatan baru, karena rata-rata mereka berpendidikan rendah. Kalau ada informasi mengenai kegiatan, harus dijelaskan secara berulang-ulang dan rinci. Mereka juga datang ke sini dan bertanya berulang-ulang.

Uraian tersebut menegaskan bahwa tingkat pendidikan selain

berpengaruh terhadap bidang usaha yang digeluti oleh PKRT juga terhadap

penerimaan mereka atas informasi baru yang diberikan. Tingkat pendidikan yang

terbatas menyebabkan PKRT usaha mikro belum mampu mengembangkan

usahanya lebih luas dan dengan kualitas yang beragam. Hal tersebut juga

berpengaruh terhadap kesadaran mereka terhadap pengembalian cicilan.

Mereka mudah terpengaruh oleh teman karena tingkat pendirian mereka yang

Page 78: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

62 lemah, seperti pada saat pembayaran cicilan P2KP. Mereka melihat temannya

tidak membayar akhirnya mereka juga ikut-ikutan tidak membayar cicilan

pinjaman P2KP.

4.8.3. Karakteristik Subyek kasus Berdasarkan Status Perkawinan

Status Perkawinan subyek kasus perlu diketahui untuk melihat

bagaimana posisi PKRT yang menggeluti usaha mikro dalam komunitas. Adanya

pandangan bahwa perempuan hanya sebagai pencari nafkah tambahan dapat

mempengaruhi aktivitas usaha PKRT terutama terhadap program

pengembangan masyarakat. Mereka sulit menerima keadilan gender karena

adanya anggapan tersebut. Karakteristik subyek kasus berdasarkan status

perkawinan dapat dilihat pada Tabel 14. berikut ini:

Tabel 14. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Status Perkawinan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

No. Status Perkawinan Jumlah (orang) % 1. Kawin 13 86,67 2. Janda 2 13,33

JUMLAH 15 100,00 Sumber: Hasil penelitian Tahun 2005.

Data pada Tabel 14. menunjukkan bahwa sebagian besar PKRT masih

memiliki pasangan hidup yaitu sebanyak 13 orang atau 86,67%. Kondisi mereka

sebagai kepala rumahtangga yang mengelola segala urusan mulai dari urusan

dapur sampai kelangsungan pendidikan anak memerlukan rasa saling pengertian

dan toleransi terutama dari pasangan hidupnya. Usaha mikro mereka juga perlu

diberikan perhatian dan kepercayaan bahwa mereka juga dapat mengelola

keuangan dan dapat pengembalian cicilan secara rutin.

Status kawin pada PKRT usaha mikro adalah PKRT yang memiliki suami,

tetapi terkena PHK yaitu sebanyak 13 orang atau 86,67%. Suami yang

mengalami PHK tua sebanyak 3 orang atau 23,07% dan 10 orang menjadi PHK

muda 10 orang atau 76,93%. Bagi PKRT yang suaminya terkena PHK tua

mengalami tingkat permasalahan yang sangat kompleks, karena perusahaan

tidak menerima karyawan dengan usia yang sudah tinggi (di atas 40 tahun),

sedangkan kebutuhan hidup dan pendidikan anak-anak harus dipenuhi. Mereka

akhirnya hanya tinggal di rumah dan tidak mengerjakan sesuatu hal yang dapat

meningkatkan pendapatan keluarga. Bagi PKRT yang suaminya mengalami PHK

muda, mereka berpeluang untuk bekerja lagi, tetapi sulitnya mencari pekerjaan

Page 79: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

63 membuat mereka akhirnya diam di rumah, walaupun ada sebagian dari mereka

membuat keterampilan kecil-kecilan seperti membuat sepatu sebanyak 1 orang

(PHK dari pabrik sepatu) atau bekerja menjadi tukang becak sebanyak 2 orang.

PKRT yang status pekerjaan suaminya pegawai swasta sebanyak 5 orang

adalah mereka yang secara tertulis di KTP adalah pegawai swasta, tetapi dalam

kehidupan keseharian mereka menganggur.

Status janda pada PKRT karena cerai sebanyak 1 orang dan kematian 1

orang. Kehidupan mereka semakin sulit karena mereka menopang seluruh

keperluan rumahtangga dan menanggung kehidupan anak-anaknya.

4.8.4. Karakteristik Subyek kasus Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan subyek kasus yang menjadi beban hidup seorang

PKRT perlu diperhatikan, karena dengan melihat jumlah tanggungan tersebut

dapat pula dilihat besaran jumlah biaya hidup yang diperlukan dalam keluarga

PKRT. Karakteristik PKRT berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada

Tabel 15. berikut ini:

Tabel 15. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Jumlah Tanggungan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

No. Jumlah Tanggungan (orang) Jumlah (orang) % 1. 1 – 2 3 20,00 2. 3 – 4 9 60,00 3. 5 – 6 2 13,33 4. > 6 1 6,67

JUMLAH 15 100,00

Sumber: Hasil penelitian Tahun 2005.

Data pada Tabel 15. menunjukkan bahwa PKRT yang memiliki

tanggungan 3 – 4 orang sebanyak 9 orang atau 60%. Semakin besar jumlah

tanggungan yang harus dihidupi oleh seorang PKRT, maka semakin keras pula

ia harus mencari nafkah untuk menghidupi diri dan keluarganya. Apabila PKRT

memiliki akses terhadap permoda lan dan kontrol terhadap pendapatan dan

harga yaitu dapat menentukan jenis barang yang akan dibeli berdasarkan kondisi

keuangan, maka tidak akan menjadi masalah.

Jumlah PKRT yang mempunyai beban tanggungan sebanyak 7 – 8 orang

sebanyak 1 orang atau (6,67%). PKRT tersebut menanggung anak, cucu dan

mantu yang bersatu dalam rumahnya dengan membuka usaha warungan dan

lotek. Beban tanggungan yang berat dan usianya yang tidak lagi muda membuat

Page 80: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

64 PKRT tersebut harus bekerja ekstra keras untuk mempertahankan

kehidupannya, walaupun dalam kesehariannya ia dibantu oleh anaknya.

4.8.5. Karakteristik Subyek kasus Berdasarkan Jenis Usaha Mikro

Jenis usaha mikro yang dijalankan oleh PKRT perlu dikaji untuk melihat

besaran modal dan permasalahan yang dialami oleh PKRT usaha mikro.

Karakteristik PKRT berdasarkan jenis usaha mikro dapat dilihat pada Tabel 16.

berikut ini:

Tabel 16. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Jenis Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

No. Jenis Usaha Mikro Jumlah (orang) % 1. Warungan 5 33,34 2. Dagang masakan 8 53,33 3. Menjahit hias 2 13,33

JUMLAH 15 100,00 Sumber: Hasil penelitian Tahun 2005.

Data pada Tabel 16. menunjukkan bahwa sebagian besar PKRT yang

menjadi subyek kasus menjalankan usaha dagang masakan sebanyak 8 orang

atau 53,33%. Usaha yang dikelola seperti berjualan masakan matang, bakso,

telur puyuh, gado-gado, rangginang dan ayam goreng. Usaha dagang warungan

dikelola oleh 5 orang PKRT atau sekitar 33,33%. Mereka menjual jajanan anak

dan sembako. Usaha selanjutnya adalah menjahit hias yaitu berupa jahit smock

dan jahit renda sebanyak 2 orang atau 13,33%.

4.8.6. Karakteristik Subyek kasus Berdasarkan Permasalahan Usaha Mikro

Permasalahan usaha mikro yang dialami oleh PKRT yang menjadi

subyek kasus dapat dilihat pada Tabel 17. berikut ini:

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Subyek Kasus Berdasarkan Permasalahan Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

No. Permasalahan Usaha Mikro Jumlah (orang) % 1. Permodalan 14 93,33 2. Pemasaran 1 6,67

JUMLAH 15 100,00 Sumber: Hasil penelitian Tahun 2005.

Data pada Tabel 17. menunjukkan bahwa sebagian besar PKRT usaha

mikro yang menjadi subyek kasus mengalami permasalahan permodalan yaitu

sebanyak 14 orang atau sebesar 93,33%. Masalah ini berkaitan erat dengan

akses, kontrol dan jejaring sosial yang dimiliki oleh PKRT usaha mikro. Mereka

Page 81: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

65 tidak mampu mengakses lembaga permodalan yang dikelola oleh lembaga

formal karena dikhawatirkan tidak mampu membayar cicilan. Mereka hanya

mampu mengakses dana dengan cara meminjam dari rentenir dengan

memanfaatkan ikatan ketetanggaan (kekerabatan).

PKRT yang mengalami masalah pemasaran adalah usaha menjahit hias

(smock) sebanyak 1 orang atau 6,67%. Hambatan yang dialaminya adalah

karena belum mengetahui teknik pemasaran produk dan persediaan barang

terbatas, sehingga barang yang akan dijual terbatas juga. Hal tersebut berkaitan

erat dengan permodalan yang dimilikinya, karena keterbatasannya untuk

membeli bahan baku menyebabkan persediaan barang juga terbatas.

4.9. Evaluasi Umum

PKRT usaha mikro memperoleh kemudahan dalam mengakses pasar

untuk kegiatan usahanya, karena letak Desa Sekarwangi dekat dengan jalan

protokol dan pusat pemerintahan kabupaten dengan salah satu fasilitasnya yaitu

pasar. PKRT usaha mikro rata-rata berpendidikan tamat SD dan SLTP dan

mereka bergerak dalam usaha warungan, dagang masakan matang, menjahit

smock , dan membuat rangginang.

PKRT usaha mikro yang menjadi subyek kasus adalah mereka yang

berada pada lapisan terbawah dengan kriteria Pra KS dan KS I. Sistem nilai dan

norma yang berlaku di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang adalah mereka

dianggap hanya sebagai pencari nafkah tambahan, sehingga berdampak pada

keterbatasan akses dan kontrol mereka terhadap sumberdaya produktif.

Kelembagaan dan jejaring sosial PKRT usaha mikro masih terbatas pada

jaringan intra komunitas yang tinggi dilihat dari ketergantungan PKRT terhadap

bantuan permodalan yang diperoleh dari keluarga dan rentenir. Program

pembangunan seperti P2KP dan UP2K-PKK masih terbatas diakses oleh PKRT

usaha mikro. Karakteristik PKRT usaha mikro yang menjadi subyek kasus dapat

dilihat dari usia, pendidikan, status perkawinan, jumlah tanggungan, jenis usaha

mikro yang dikelolanya dan permasalahan yang dihadapinya. Sebagian besar

PKRT usaha mikro masih berstatus kawin tetapi suami mereka menganggur

karena terkena PHK, sehingga pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari menjadi

terhambat. Masalah yang dihadapi oleh PKRT usaha mikro adalah permodalan

dan pemasaran.

Page 82: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB V

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Pembangunan Sosial berbasiskan komunitas merupakan pembangunan

yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dengan cara melibatkan

partisipasi masyarakat setingginya-tingginya agar mereka dapat merumuskan

aspek-aspek kebutuhan yang diperlukan dalam suatu komunitas dan masalah-

masalah sosial yang perlu dilakukan penanganan segera. Pembangunan

tersebut memperhatikan keterlibatan masyarakat sebagai aktor yang

bertanggung jawab secara penuh terhadap penyelenggaraan kegiatan dengan

memperhatikan sektor swasta sebagai penguat dan sektor pemerintah sebagai

kontrol pembangunan.

Pergeseran paradigma pembangunan dari Production Centered

Development yang menitikberatkan pada pembangunan yang bersifat

sentralistis, mobilisasi, penaklukan, eksploitasi, hubungan fungsional, nasional,

ekonomi konvensional dan unsustainable (tidak berkesinambungan) menjadi

pembangunan yang bersifat People Centered Development yang

menitikberatkan pada desentralisasi, partisipasi, pemberdayaan, pelestarian,

penguatan jejaring sosial, territorial, peningkatan keswadayaan lokal dan

sustainable (pembangunan yang berkelanjutan). Untuk mengetahui apa yang

menjadi masalah dan kebutuhan suatu komunitas perlu adanya pendalaman dan

penelitian terhadap komunitas tersebut terhadap sumber-sumber dan potensi-

potensi apa yang kiranya dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah dan

memenuhi kebutuhan yang dihadapinya, sehingga kualitas hidup masyarakat

dapat dicapai.

Masalah yang terjadi saat ini adalah masyarakat sudah terlena dengan

model pembangunan yang telah dilaksanakan selama tiga dekade

pembangunan. Banyaknya bantuan yang diberikan oleh terutama Pemerintah

Pusat tanpa melihat kebutuhan dan masalah yang sebenarnya terjadi dalam

masyarakat menyebabkan mereka berpangku tangan terhadap uluran tangan

Pemerintah, sehingga tingkat swadaya masyarakat semakin memudar. Hal

tersebut tentu bukanlah persoalan mudah untuk membangkitkan semangat

kesetiakawanan dari masyarakat untuk berpartisipasi membantu orang-orang di

Page 83: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

67 sekelilingnya yang mengalami permasalahan, sehingga diperlukan tenaga

profesional Pengembang Masyarakat yang diharapkan mampu meningkatkan

partisipasi masyarakat agar mereka dapat melaksanakan pembangunan bagi

wilayahnya dari, oleh dan untuk masyaraka t itu sendiri dalam rangka

memecahkan permasalahan yang dihadapi dan untuk dapat memenuhi

kebutuhan mereka dalam bentuk unit sosial ekonomi yang mandiri.

5.1. Gambaran Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)

dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK)

Program pembangunan masyarakat di Desa Sekarwangi yang memiliki

keterkaitan dengan peningkatan usaha ekonomi masyarakat adalah program

P2KP dan UP2K-PKK. Program ini merupakan program yang digulirkan oleh

Pemerintah Pusat untuk mengembangkan usaha mikro masyarakat desa dan

berupaya untuk mengembangkan partisipasi masyarakat dengan melibatkan

mereka dalam proses penyeleksian warga penerima dan pengguliran dana.

Partisipasi pada kedua program ini masih mengarah pada pendekatan partisipatif

konsultatif, artinya partisipasi tersebut masih mengandalkan orang luar untuk

terlibat dalam kegiatan tersebut.

Pada prakteknya kedua program ini belum menyentuh sebagian warga

yang membutuhkan dana bergulir, terutama bagi PKRT usaha mikro.

Keterlibatan PKRT usaha mikro dalam proses perencanaan dan pelaksanaan

belum mendapat perhatian sepenuhnya, sehingga masalah dan kebutuhan

mereka tidak diketahui. Jumlah PKRT yang mengelola usaha mikro yaitu

sebanyak 60 orang, hanya 26 orang atau 43,33% yang menerima bantuan dari

kedua program tersebut. Berikut ini adalah gambaran kedua program

pembangunan masyarakat yang ada di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang.

5.1.1. Gambaran Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)

Kegiatan P2KP merupakan program dari Departemen KIMPRASWIL yang

melibatkan sektor swasta dalam mengentaskan kemiskinan di wilayah perkotaan.

P2KP berupaya untuk mengentaskan kemiskinan dengan cara membangun

kebersamaan dengan berbagai pihak dan memberdayakan masyarakat

Page 84: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

68 perkotaan melalui pengembangan kapasitas penyediaan sumberdaya dan

membudayakan kemitraan sinergis antara masyarakat dan pelaku-pelaku

pembangunan lokal lainnya.

Komponen kegiatan ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu:

1. Pengembangan Masyarakat melalui Bantuan Langsung Masyarakat

(BLM)

Pengembangan masyarakat dalam P2KP yaitu kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan pengembangan masyarakat dan pengembangan kapasitas

kota/kabupaten agar mampu bekerjasama lebih efektif dengan organisasi

masyarakat seperti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) atau Unit Pelaksana

Kegiatan (UPK) dalam penanggulangan kemiskinan. Kegiatan tersebut berupa

pengorganisasian masyarakat melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM),

penyusunan rencana Tahunan dan membentuk jaringan kerjasama dalam bentuk

forum pendampingan bagi BKM.

Dana BLM merupakan bantuan langsung kepada masyarakat. Tujuan

utamanya adalah membuka jalan bagi masyrakat miskin ke sumberdaya modal

yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat miskin untuk upaya-upaya

penanggulangan kemiskinan. Dana ini merupakan dana bergulir dari pemerintah

kepada masyarakat kelurahan/desa penerima, yang pengelolaannya

dipercayakan kepada organisasi masyarakat yang dibentuk secara demokratis,

transparan dan tanggung gugat kepada masyarakat, yang secara umum disebut

badan keswadayaan masyarakat (BKM). Pinjaman untuk Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) yang membutuhkan dana untuk usaha produktif termasuk

kredit mikro perumahan atau perbaikan rumah, dan atau pelatihan keterampilan

yang langsung terkait dengan kegiatan usaha tertentu.

2. Pembangunan Sarana Fisik

Pembangunan sarana fisik melalui dana P2KP diberikan secara hibah

dengan tujuan manfaatnya dapat langsung dinikmati oleh warga masyarakat

seperti pembuatan jalan lingkungan, ja lan setapak dan pembuatan tempat

sampah. Masalah yang terjadi pada pembangunan fisik ini adalah pada

pembuatan tempat sampah dibuat pada lokasi yang strategis yaitu di sisi jalan

desa yang dilalui oleh warga masyarakat, sehingga menggangu ketentraman

warga terutama dari bau yang ditimbulkannya. Tempat pembuangan sampah itu

Page 85: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

69 akhirnya dibongkar oleh warga dan dipindahkan ke tempat yang tidak

mengganggu warga masyarakat.

Sumber biaya yang dipergunakan oleh P2KP ini adalah berasal dari Dana

Luar Negeri yang operasional kegiatannya dikoordinir melalui Instansi terkait

mulai dari tingkat pusat sampai tingkat yang berada di bawahnya secara

berjenjang. Alokasi dana P2KP pada tahun 2003/2004 untuk Desa Sekarwangi

adalah sebesar Rp. 104.635.000,- yang diberikan secara bertahap menjadi 3

(tiga) caturwulan. Peruntukan dana P2KP dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini:

Gambar 5 . Grafik Penerimaan Dana P2KP di Desa Sekarwangi Tahun 2003/2004.

Gambar 5 menjelaskan bahwa alokasi dana terbesar dari budget P2KP

adalah program peningkatan ekonomi yaitu berupa kegiatan pemberian dana

pinjaman bergulir untuk Usaha Ekonomis Produktif bagi warga di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang yaitu sebesar Rp. 46.550.000,- (44,49%).

Dana tersebut diberikan kepada 8 (delapan) BKM yang ada di tiap-tiap RW.

Setiap RW memperoleh dana tersebut sekitar ± 5.000.000,- lebih (12,5%). Dari

tiap BKM dibentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang berjumlah 2

(dua) sampai 4 (empat) KSM di tiap RW. Jumlah KSM yang terbentuk di Desa

Sekarwangi yaitu sebanyak 30 KSM. Jumlah yang diterima oleh anggota KSM

bervariasi yaitu sebesar Rp. 250.000,- sampai dengan Rp. 500.000 per orang,

sedangkan dalam setiap KSM terdapat 4 (empat) sampai 6 (enam) anggota.

Program Peningkatan Ekonomi

Program Peningkatan Kualitas PemukimanProgram Penguatan Masyarakat Desa

Dana Operasional (BOP)

Rp. 46.550.000 (44,49%) Peningkatan Ekonomi Rp. 34.635.000 (33,10%)

Pemukiman

Rp. 18.688.096 (17,86%) Penguatan Masy.Ds

Rp. 4.761.904 (4,55%) BOP

Page 86: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

70 Program P2KP yang kedua adalah program peningkatan kualitas

pemukiman warga miskin yaitu sebesar Rp. 34.635.000,- (33,10%) yang

diperuntukkan bagi pembuatan jalan lingkungan (gang) dan pembuatan bak

sampah yang ada di masing-masing RW. Adapun program pengembangan

masyarakat yang lain yaitu berupa program penguatan masyarakat sebesar Rp.

18.688.096,- (17,86%) yang berisi media warga yaitu kegiatan-kegiatan yang

diadakan oleh BKM berupa pertemuan-pertemuan dan musyawarah, Tunjangan

Warga Jompo sebanyak 10 orang dan Beasiswa bagi Pelajar miskin sebanyak 3

orang.

Dana operasional (BOP) yang dialokasikan dari P2KP sebesar Rp.

4.761.904 (4,55%) diperuntukkan bagi pengelola dana P2KP yaitu para DPK

(Dewan Pimpinan Kolektif) / BKM, tetapi dana tersebut tidak dikeluarkan dalam

bentuk honorarium tetapi untuk pembiayaan pembuatan laporan, evaluasi dan

pengawasan atau pengecekan ke RW. Pendekatan yang digunakan oleh P2KP

pada dasarnya adalah pendekatan Partisipatif, tetapi tidak semua kegiatan

mengikutsertakan warga masyarakat. Banyak warga masyarakat dan para elite

masyarakat mengikuti kegiatan P2KP pada saat dana akan turun, tetapi setelah

masa pengguliran, partisipasi warga masyarakat mulai merosot tajam dalam hal

pengembalian pinjaman ataupun dalam rapat pertemuan pengurus dan terutama

setelah adanya isu bahwa dana P2KP merupakan dana HIBAH.

Pola pengembangan masyarakat dari program P2KP melibatkan

partisipasi masyarakat secara langsung. Pola tersebut terdiri dari beberapa tahap

menurut persepsi dari pengurus BKM, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Kegiatan

Tahap perencanaan dalam P2KP melibatkan para stakeholder dengan

mengikuti sosialisasi yang diadakan baik oleh Pemerintah Kabupaten Bandung

maupun oleh Konsultan Manajemen Wilayah (KMW). Kegiatan yang

direncanakan dalam Musbangdes hanya diikuti oleh elite masyarakat, sedangkan

warga masyarakat sebagai golongan grass root tidak dilibatkan secara aktif.

Jumlah perempuan yang terlibat dalam kegiatan perencanaan program P2KP

sebanyak 3 (tiga) orang. Mereka adalah pengurus PKK dan kerabat pengurus

desa. Warga masyarakat terutama perempuan kepala rumahtangga yang

mengelola usaha mikro tidak dilibatkan dalam perencanaan kegiatan P2KP,

sehingga masalah dan kebutuhan mereka tidak diketahui.

Page 87: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

71 2. Tahap Pemilihan Pengurus BKM

Tahap pemilihan pengurus BKM merupakan suatu tahap di mana warga

masyarakat berperan aktif dalam pemilihan anggota UPK/BKM di tiap -tiap RW.

Pemilihan anggota BKM berdasarkan wilayah RW dan keaktifan mereka dalam

bermasyarakat. Pengurus BKM berperan untuk mendata, menyeleksi dan

menentukan penerima bantuan dana bergulir P2KP terutama untuk kegiatan

usaha ekonomi produktif.

3. Tahap Pendataan

Tahap pendataan dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)

atau di Desa Sekarwangi disebut UPK (Unit Pelaksana Kegiatan) yang ada di

tiap RW (di Desa Sekarwangi terdapat 8 RW), kemudian Ketua UPK melakukan

pendataan bagi keluarga miskin yang memerlukan dana untuk usaha mikronya.

Warga masyarakat diberikan kebebasan untuk memilih jenis usaha ekonomi

produktif yang dikelolanya, perluasan kesempatan dan peluang usaha maupun

untuk kegiatan prasarana fisik. Keterlibatan perempuan kepala rumahtangga

yang mengelola usaha mikro hanya sebagai penerima informasi adanya

pinjaman P2KP yang dapat dikembalikan dalam jangka waktu tertentu dengan

bunga pinjaman yang telah ditentukan.

4. Tahap Seleksi

Tahap seleksi yaitu UPK menyeleksi keluarga mana yang berhak

memperoleh bantuan modal usaha dilihat dari jenis usaha dan kemendesakan

yang dialami. Setelah seleksi dilakukan kemudian warga dikelompokkan dalam

KSM sesuai dengan jenis usaha yang dikelolanya. Tiap KSM terdiri dari 4

(empat) sampai 5 (lima) orang. Untuk membedakan antar KSM yang terletak di

tiap RW diberikan nama menurut jenis “bunga”. PKRT usaha mikro tidak

dilibatkan dalam proses seleksi, karena penerima dana bantuan P2KP telah

ditentukan oleh BKM di wilayah RW masing-masing.

5. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Tahap pelaksanaan kegiatan yaitu berupa kegiatan pengajuan proposal

usaha oleh warga. Mereka juga telah mempersiapkan jenis barang untuk

meningkatkan usaha mereka. Bagi PKRT usaha mikro pengajuan proposal ini

merupakan peluang untuk meningkatkan usahanya, tetapi banyak diantara

mereka yang tidak menerima dana tersebut.

Page 88: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

72 6. Tahap Monitoring

Tahap monitoring dilakukan oleh BKM/UPK kepada KSM yang berada di

wilayahnya berupa pengawasan terhadap pengguliran dana dari satu KSM

kepada KSM yang lainnya. Tahap monitoring dijadikan kegiatan untuk menagih

pengembalian pinjaman yang digunakan oleh warga. Apabila dana tersebut telah

terkumpul, maka diberikan ke KSM baru dengan harapan agar semua warga

merasakan manfaat dari dana tersebut. Masalah yang terjadi dana pinjaman

kadang sulit kembali karena usaha yang dijalankan oleh warga mengalami

kebangkrutan.

Realisasi dana P2KP untuk pembangunan ekonomi rakyat di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang dapat dilihat pada Tabel 18. berikut ini:

Page 89: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

73 Tabel 18. REKAPITULASI JUMLAH PENERIMAAN DAN PENGEMBALIAN DANA P2KP

PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KELUARGA MISKIN

TAHUN 2004 - 2005 ( 8 UPK/BKM DI DESA SEKARWANGI KEC. KATAPANG)

NO RW NAMA UPK/BKM JM YG DITERIMA

JML YG DIKEMBALIKAN

SISA PINJAMAN

PENGEMBALIAN % BERGULIR JML YG

DIKEMBALIKAN SISA

PINJAMAN PENGEMBALIAN

%

1 RW I UPK/BKM DAHLIA 6.000.000

2 RW II UPK/BKM TERATAI 7.600.000 1.867.700 5.732.300 25 3.700.000 640.900 3.059.100 17

3 RW III UPK/BKM MAWAR 6.000.000 4.160.000 1.840.000 69 3.650.000 704.250 2.945.750 19

4 RW IV UPK/BKM MELATI 4.100.000 2.006.900 2.093.100 49 9.300.000 3.037.500 6.262.500 33

5 RW V UPK/BKM BUGENVIL 6.800.000 2.759.500 4.040.500 41 4.750.000 1.375.500 3.374.500 29

6 RW VI UPK/BKM RAFLESIA 5.200.000 2.427.200 2.772.800 47 750.000 10.000 740.000 1

7 RW VII UPK/BKM ANGGREK 6.000.000 4.640.000 1.360.000 77 1.920.000 720.000 1.200.000 38

8 RW VIII UPK/BKM CEMPAKA 5.000.000 1.403.300 3.596.700 28 2.100.000 63.000 2.037.000 3

JUMLAH 40.700.000 19.264.600 21.435.400 48 26.170.000 6.551.150 19.618.850 20

Sumber: Kartu Iuran P2KP Desa Sekarwangi Tahun 2004.

Page 90: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

74 Data pada Tabel 18. menunjukkan bahwa dana P2KP untuk program

peningkatan ekonomi sebesar Rp. 40.700.000,- mencapai pengembalian

sebesar Rp. 19.264.600,- atau 48% dari dana awal. Dana pengembalian

ditambah dengan persediaan kas dan bunga sebesar Rp. 26.170.000,- kemudian

digulirkan kepada warga masyarakat yang lain dengan tingkat pengembalian

mencapai sebesar Rp. 6.551.150 atau 20%, tetapi kemudian dana tersebut

terhenti dengan adanya isu bahwa dana tersebut adalah dana hibah dan banyak

Ketua KSM yang merasa enggan untuk menagih kepada anggotanya. Banyak

alasan yang diberikan oleh anggota KSM, diantaranya tidak ada uang untuk

membayar cicilan karena usaha bangkrut atau tidak berjalan, seperti yang

dikemukakan oleh Ibu TT (Pengurus PKK desa):

Usaha sembako dari bantuan P2KP yang dikelola oleh Ibu Pp dan Dw tidak berjalan karena usaha itu baru dan orang yang membeli sembako juga banyak yang menghutang dan tidak membayar, akhirnya bu Pp dan Dw tidak bisa mengembalikan pinjaman P2KP dan usaha itu bangkrut.

Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa usaha yang baru dikelola bisa

menyebabkan usaha mikro tidak dapat berkembang, karena usaha tersebut

belum mempunyai konsumen tetap dan modal usaha yang digunakan juga

terbatas, sehingga persediaan barang menjadi terbatas. Modal usaha yang

diperoleh dari pinjaman P2KP sedikit jumlahnya, sehingga adanya konsumen

yang menunggak pembayaran dari barang yang telah dibelinya dapat

menyebabkan PKRT sulit untuk membeli barang baru untuk dijual. Hal tersebut

berdampak pada pengembalian cicilan ke P2KP menjadi terhambat. Alasan tidak

dapat membayar cicilan P2KP juga diutarakan oleh Ibu NG (PKRT usaha mikro)

yang mengelola usaha berjualan bakso:

Usaha jualan saya banyak dihutangin orang. Pas waktu pembayaran cicilan P2KP, mereka belum pada bayar. Jadi apa yang mesti dibayar kalau uang untuk membayar tidak ada, karena masih ada di luar dan kadang-kadang mereka menunggaknya dalam waktu yang lama.

Uraian di atas menggambarkan bahwa pengembalian cicilan dana P2KP

menjadi terhambat dapat disebabkan tidak tersedianya uang yang ada pada

PKRT usaha mikro, karena uang tersebut ada pada pelanggan usahanya yang

belum dibayarkan. Pengembalian cicilan dana P2KP yang terhambat juga

disebabkan karena adanya anggapan bahwa dana tersebut adalah uang

pemerintah, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu TT (Pengurus PKK desa):

Warga masyarakat di Desa Sekarwangi sering menganggap bahwa bantuan yang diterima dari P2KP adalah bantuan dari pemerintah atau

Page 91: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

75 dari desa yang tidak perlu dikembalikan, sehingga hal tersebut dijadikan alasan untuk tidak mengembalikan pinjaman atau cicilan. Apalagi sejak beredarnya bahwa dana itu adalah dana hibah dari pemerintah, masyarakat semakin enggan untuk mengembalikan pinjaman.

Uraian tersebut menggambarkan bahwa masyarakat di Desa Sekarwangi

tergantung dengan bantuan-bantuan yang datangnya dari pemerintah, sehingga

pada saat ada program bantuan bergulir untuk pengembangan usaha mikro, sulit

bagi mereka untuk secara sadar mengelola keberlangsungan dana. Hal tersebut

semakin diperkuat dengan adanya spanduk yang menuliskan bahwa dana P2KP

merupakan dana hibah dari Pemerintah, sehingga hal itu mendukung keinginan

masyarakat yang sulit menggulirkan dana bantuan.

Pengembalian dana pinjaman P2KP yang terhenti disebabkan banyaknya

warga termasuk PKRT usaha mikro yang meminjam ke rentenir selain meminjam

ke P2KP. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Bapak AS (Kepala Desa):

Ternyata bantuan dana P2KP yang dipinjam oleh masyarakat dan tidak kembali, karena mereka selain meminjam ke P2KP juga mempunyai pinjaman ke tempat lain yaitu ke rentenir. Jumlah warga yang meminjam ke rentenir selain dari P2KP lebih dari 5 orang.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa beberapa warga termasuk di

dalamnya PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi meminjam modal untuk

usahanya dari rentenir. Adanya suntikan dana pinjaman dari P2KP digunakan

mereka untuk membayar ke rentenir, sehingga dana bergulir dari P2KP tidak

memberikan manfaat bagi PKRT usaha mikro. Istilah “gali lubang tutup lubang’

berlaku bagi PKRT dalam mengelola usaha mikro mereka.

Tabel 19. berikut ini memperlihatkan tingkat penerimaan dana P2KP

sebelum digulirkan menurut jenis kelamin dan jumlah PKRT usaha mikro yang

menerima bantuan tersebut.

Tabel 19. Daftar Penerima Dana Ekonomi Produktif P2KP sebelum Digulirkan Di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2004/2005

NO. NAMA UPK L % P % JUMLAH % 1. DAHLIA 14 8,14 9 5,23 23 13,37 2. TERATAI 22 12,79 7 4,07 29 16,86 3. MAWAR 15 8,72 5 2,91 20 11,63 4. MELATI 5 2,91 12 6,98 17 9,88 5. BUGENVIL 7 4,07 12 6,98 19 11,05 6. RAFLESIA 14 8,14 5 2,91 19 11,05 7. ANGGREK 8 4,65 16 9,29 24 13,95 8. CEMPAKA 12 6,98 9 5,23 21 12,21

JUMLAH 97 56,40 75 43,60 172 100

Sumber: Kartu Angsuran Pinjaman Bergulir P2KP – KSM Desa Sekarwangi Tahun 2004.

Page 92: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

76 Data pada Tabel 19. menunjukkan bahwa perempuan sudah mampu

mengakses pinjaman bergulir P2KP, tetapi tetap laki -laki memperoleh akses

yang lebih besar. Jumlah perempuan yang dapat mengakses bantuan bergulir

P2KP sebanyak 75 orang atau 43,60%. Hal yang perlu diketahui adalah pada

UPK Teratai, Mawar dan Raflesia, jumlah penerima dana bergulir antara laki-laki

dan perempuan sangat terlihat jelas perbandingannya. Jumlah laki-laki mencapai

75%, sedangkan perempuan 25%. Hal tersebut disebabkan ketua KSM di 3 UPK

tersebut 95% adalah laki -laki, sehingga suara dan kebutuhan perempuan tidak

diperhatikan. Berbeda dengan UPK Melati, Bugenvil dan Anggrek. Ketiga tempat

tersebut jumlah perempuan yang dapat mengakses dana bergulir P2KP

sebanyak 70%. Hal tersebut disebabkan pada ketiga wilayah tersebut banyak

terdapat kader PKK yang secara aktif menyuarakan kebutuhan perempuan,

tetapi kebutuhan yang diperhatikan adalah kebutuhannya sendiri, karena yang

menerima dana P2KP adalah pengurus PKK itu sendiri. Sedikit PKRT usaha

mikro yang memperoleh bantuan dana bergulir P2KP di ketiga tempat tersebut,

karena ada kekhawatiran dari pengurus kalau mereka tidak akan mampu

mengembalikan dana tersebut. Apabila dilihat dari kartu pengembalian dana

bergulir, yang meminjamnya sedikit yaitu antara Rp. 200.000 sampai Rp.

250.000 banyak yang membayar cicilan, tetapi peminjam yang jumlah

pinjamannya besar terhambat pembayarannya sebagaimana yang dikemukakan

oleh Ibu YT (Pengurus PKK desa):

Dana terbesar dipinjam oleh bapak-bapak pengusaha becak dan mereka sulit mengembalikan, sedangkan yang pinjamnya Rp. 50.000 sampai Rp. 100.000 lebih cepat mengembalikan. Laki-laki atau perempuan tidak ada perbedaan dalam pengembalian. Kalau memang kedul (malas) ya tetap saja tidak akan mengembalikan.

Uraian tersebut menggambarkan bahwa tidak terjadi perbedaan dalam

pengembalian cicilan pinjaman baik dari laki-laki atau perempuan. Bahkan warga

yang meminjam dalam jumlah sedikit lebih rajin untuk mengembalikan pinjaman

dibandingkan dengan warga yang meminjam dalam jumlah besar. Apabila sudah

tidak ada keinginan dari warga untuk mengembalikan pinjaman karena malas,

maka akan sulit untuk mengembalikan pinjaman. Hal tersebut semakin

diperparah manakala muncul isu bahwa dana P2KP merupakan dana hibah dari

pemerintah.

Gambar 6. berikut ini memperlihatkan perbandingan akses gender dan

PKRT usaha mikro terhadap dana P2KP sebelum digulirkan:

Page 93: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

77

Gambar 6. di atas menunjukkan bahwa dana P2KP sebelum digulirkan

lebih banyak diterima oleh laki-laki yaitu 97 orang atau 56,27% dan perempuan

sebanyak 57 orang atau 43,60%. Jumlah PKRT usaha mikro yang menerima

dana P2KP sebelum digulirkan sebanyak 18 orang atau 31,58% dari jumlah

perempuan. Komposisi tersebut sudah seimbang, tetapi bila dibandingkan

dengan jumlah PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi yaitu sebanyak 60 orang,

maka jumlah tersebut belum mampu membantu PKRT usaha mikro yang lain.

Akses PKRT terhadap dana P2KP setelah digulirkan dapat dilihat pada

Tabel 20. di bawah ini.

Tabel 20. Daftar Penerima Dana Ekonomi Produktif P2KP setelah Digulirkan Di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2004/2005

NO. NAMA UPK L % P % JUMLAH % 1. DAHLIA 0 0 0 0 0 0 2. TERATAI 10 90,91 1 1,22 11 13,41 3. MAWAR 7 87,50 1 1,22 8 9,76 4. MELATI 16 55,17 13 15,85 29 35,37 5. BUGENVIL 7 43,75 9 10,98 16 19,51 6. RAFLESIA 1 33,33 2 2,44 3 3,65 7. ANGGREK 4 50,00 4 4,88 8 9,76 8. CEMPAKA 1 14,29 6 7,31 7 8,54

JUMLAH 46 56,10 36 43,90 82 100

Sumber: Kartu Angsuran Pinjaman Bergulir P2KP – KSM Desa Sekarwangi Tahun 2004.

Laki-lakiPerempuanPKRT

L: 97 org (56,40%)

P: 57 org (43,60%)

PKRT: 18 org (31,58%) dari jumlah Perempuan

Jumlah Penerima Dana P2KP untuk UEP: 172 orang.

Gambar 6. Diagram Penerimaan Dana P2KP di Desa Sekarwangi Tahun 2004 sebelum digulirkan.

Page 94: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

78 Data pada Tabel 20. menunjukkan bahwa perbandingan antara laki-laki

dan perempuan yang dapat mengakses dana P2KP setelah ada pengembalian

cicilan mengalami perbedaan. Perbandingannya tetap laki-laki lebih besar yaitu

sebanyak 46 orang atau 56,10% sedangkan perempuan sebanyak 36 orang atau

43,90%. komposisi tersebut sudah seimbang, hanya perbandingan jumlah

pinjaman yang berbeda. Jumlah pinjaman yang besar diakses oleh laki -laki yaitu

berkisar antara Rp. 400.000 sampai Rp 650.000 per orang. Usaha yang digeluti

oleh laki-laki adalah usaha jasa, yaitu menyewakan becak. Cicilan yang baru

dikembalikan baru 2 kali dari yang seharusnya 6 kali cicilan dan setelah itu

terhenti. Jumlah perempuan yang dapat mengakses dana bergulir tersebut dari

UPK Teratai dan Mawar sangat sedikit yaitu sebanyak 1,22%. Hal tersebut

disebabkan pengurus UPK dari kedua RW tersebut belum memperhatikan

masalah dan kebutuhan PKRT usaha mikro.

Jumlah perempuan dari UPK yang lainnya yaitu sebanyak 60% dapat

mengakses dana bergulir P2KP setelah ada pengembalian cicilan, tetapi dana

bergulir tersebut dimanfaatkan oleh para kader dan tokoh masyarakat. Usaha

yang dijalaninya adalah dagang sembako secara dadakan yang ternyata

mengalami kredit macet, sehingga usahanya bangkrut. PKRT yang memiliki

usaha mikro akhirnya tidak memperoleh kesempatan untuk meminjam dana

bergulir tersebut yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan usahanya.

Berikut ini adalah gambar 7. komposisi penerimaan dana bergulir P2KP.

Laki-lakiPerempuanPKRT

L: 46 org (56,10%)

PKRT: 8 org (29,63%) dari jumlah perempuan

P: 27 org (43,90%)

Gambar 7. Diagram Penerimaan Dana P2KP di Desa Sekarwangi Tahun 2004 (setelah bergulir).

Jumlah Penerima Dana P2KP yang digulirkan untuk UEP: 82 orang.

Page 95: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

79 Gambar 7. di atas menunjukkan bahwa dana P2KP yang telah digulirkan

lebih banyak diterima oleh laki-laki yaitu 46 orang atau 56,10% dan perempuan

sebanyak 27 orang atau 32,93%. dan PKRT sendiri (9,76%). Komposisi tersebut

belum dapat membantu PKRT usaha mikro yang sangat membutuhkan suntikan

dana untuk membantu permodalan mereka. Dana P2KP setelah digulirkan

dimanfaatkan oleh para kader dan tokoh masyarakat dan kerabatnya yang

jumlah pinjamannya besar dan digunakan untuk usaha baru sebagaimana yang

diungkapkan oleh Bapak AS (Pengurus P2KP):

Pinjaman P2KP yang kedua dipinjam oleh salah seorang tokoh masyarakat untuk membuka usaha becak di kota bandung. Usaha tersebut saya tidak tahu pasti apakah masih jalan atau tidak.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa pengguliran dana P2KP sebagian

dipinjam oleh warga yang mempunyai usaha baru dan tidak ada kejelasan usaha

tersebut masih berjalan atau tidak sampai saat ini. Tidak hanya satu orang yang

meminjam untuk usaha becak, tetapi ada 6 orang dengan jumlah pinjaman yang

cukup besar yaitu sebesar Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 650.000 per orang.

5.1.2. Gambaran Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga –

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (UP2K-PKK)

Kegiatan UP2K-PKK merupakan bagian dari kegiatan Kelompok Kerja

PKK II (POKJA II) yang salah satu kegiatannya bergerak dibidang usaha

peningkatan pendapatan keluarga. UP2K adalah semua usaha yang diusahakan

oleh keluarga dengan wanita sebagai penggeraknya baik secara perseorangan

maupun kelompok. PKK sebagai poros gerakan perempuan mempunyai tugas

untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan balita dengan 10 program

pokok PKK sebagai alur kerja mereka. Kegiatan UP2K-PKK merupakan

implementasi dari 10 program pokok PKK dan merupakan usaha koperatif guna

meningkatkan pendapatan keluarga untuk mencapai kesejahteraan keluarga.

Penyelenggara kegiatan UP2K ini adalah PKK Desa Sekarwangi, dengan

sumber biaya dari Pemerintah Kabupaten Bandung yang diperuntukkan sebagai

dana operasional desa dan untuk alokasi kegiatan PKK untuk Tahun 2004

adalah sebesar Rp. 5.000.000,- dan dana tersebut terbagi untuk beberapa

kegiatan. Anggaran untuk kegiatan UP2K-PKK menurut alokasi dari pemberi

dana adalah sebesar Rp. 500.000,- tetapi ternyata hanya dialokasikan sebesar

Page 96: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

80 Rp. 200.000,- untuk Tahun 2004. Jumlah tersebut tentu sangat minim untuk

membantu perekonomian keluarga terutama bagi perempuan kepala

rumahtangga (PKRT) yang memiliki usaha mikro.

Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan UP2K-PKK belum partisipatif.

Hal tersebut dapat dilihat bahwa pemilihan warga yang akan meminjam dana

UP2K-PKK tergantung pada penunjukkan oleh kader PKK. Dana bergulir dari

UP2K-PKK tidak dapat diakses oleh PKRT yang lain. Dana tersebut pada Tahun

sebelumnya juga mengalami kemacetan karena dipinjam oleh salah seorang

kader PKK yang memegang kepengurusan UP2K-PKK dan tidak dikembalikan.

Hal tersebut menimbulkan keresahan dan akhirnya masyarakat melakukan aksi

demo kepada pengurus PKK sampai akhirnya kader tersebut diganti.

Pada Tahun berikutnya dipinjamkan kepada salah seorang PKRT, tetapi

ternyata macet karena tidak mampu membayar. Hal tersebut yang akhirnya

membuat pengurus ragu untuk meminjamkan kepada PKRT. Dana tersebut

sekarang diakses oleh laki -laki yang mempunyai usaha mikro pembuatan

kerupuk seblak. Dana sebesar Rp. 200.000 dari jumlah yang seharusnya

dianggarkan sebesar Rp. 500.000 untuk UP2K-PKK tidak mampu memenuhi

kebutuhan PKRT untuk meminjamnya. Dana yang dialokasikan sebesar Rp.

600.000 untuk Pokja II yaitu Rp. 400.000 untuk kegiatan BKB (Bina Keluarga

Balita) dan Rp. 200.000 untuk kegiatan UP2K-PKK tentu saja tidak mampu

diakses oleh PKRT usaha mikro apalagi dengan adanya anggapan bahwa

mereka tidak mampu untuk mengembalikan.

5.2. Pengembangan Ekonomi Lokal

Pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari bagaimana suatu wilayah

dapat memanfaatkan sumberdaya alam dan potensi atau keterampilan yang

dimiliki oleh warganya. Potensi ekonomi lokal yang dapat dilihat di desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang adalah jenis usaha yang banyak dilakukan

oleh warga desa sesuai dengan kondisi wilayah desa yang sebagian besar

merupakan pendatang. Mereka bekerja sebagai buruh pabrik dan buruh tani.

Jenis usaha yang dilakukan oleh warga adalah usaha warungan yang menjual

sembako, makanan anak-anak, masakan matang dan penjualan makanan

seperti bakso, siomay, ayam goreng dan sebagainya.

Page 97: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

81 5.2.1. Pengembangan Ekonomi Lokal Program Penanggulangan

Kemiskinan Perkotaan (P2KP)

Usaha mikro yang dikelola oleh warga penerima bantuan dana P2KP

sebagian besar adalah warungan dan penjualan makanan. Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel 21. berikut ini.

Tabel 21. Jenis Pengelolaan Usaha Penerima Bantuan P2KP Di Desa Sekarwangi Tahun 2004

Pengelola No Jenis Usaha

L % P % Jumlah %

1. Makanan 33 17,75 29 16,48 62 35,23 2. Konveksi 7 3.98 7 3,98 14 7,95 3. Becak 5 2,84 0 0 5 2,84 4. Warungan 41 23,30 33 18,75 74 42,05 5. Meubelair 3 1,70 0 0 3 1,70 6. Ternak 4 2,27 0 0 4 2,27 7. Tani 6 3,41 1 0,57 7 3,98 8. Kreditan 4 2,27 3 1,70 7 3,98 JUMLAH 103 58,52 73 41,48 176 100

Sumber: Data Proposal Anggota KSM Tahun 2003.

Data pada Tabel 21. menunjukkan bahwa usaha mikro yang memperoleh

bantuan P2KP di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang adalah usaha

warungan yaitu sebanyak 74 orang atau 42,05%. Jenis penjualan yang banyak

diperdagangkan adalah sembako dan makanan ringan. Usaha warungan banyak

dikelola oleh laki -laki yaitu sebanyak 41 orang atau 23,30%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa penerima bantuan P2KP untuk usaha warungan lebih

banyak dikelola oleh laki -laki, walaupun berdasarkan hasil observasi usaha

tersebut dikelola oleh perempuan. Ada beberapa asumsi yang mendasarinya,

pertama bahwa dana bergulir P2KP membutuhkan beberapa persyaratan,

diantaranya harus ada KTP dan Kartu Keluarga. Banyak warga masyarakat

terutama kaum perempuan yang tidak memiliki KTP walaupun ia mengelola

usaha warungan, sehingga menggunakan KTP suaminya dan yang tercata t di

dalam data P2KP adalah nama suaminya. Kedua, pihak perempuan harus

memperoleh ijin dari suaminya terlebih dahulu sebelum meminjam dana dari

P2KP, sehingga ia juga mengatasnamakan suaminya untuk meminjam dana.

PKRT yang mengelola usaha mikro yang memperoleh dana pinjaman

bergulir P2KP terbatas jumlahnya yaitu hanya mencapai 10% yaitu sebanyak 26

orang, sedangkan jumlah PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan

Page 98: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

82 Katapang sebanyak 60 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak semua

PKRT memperoleh akses terhadap bantuan bergulir P2KP.

Usaha makanan menduduki posisi kedua yaitu sebanyak 62 orang atau

35,23%. Usaha ini berjalan baik karena sebagian besar penduduk Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang adalah pendatang yang bekerja sebagai buruh

pabrik. Usaha yang diperjualbelikan adalah menjual bakso, gorengan, masakan,

bubur, kerupuk seblak, rangginang dan sebagainya.

Dampak dari adanya bantuan modal usaha ekonomi produktif dengan

sumber dana dari program P2KP diantaranya adalah memberikan keuntungan

usaha bagi warga yang meminjamnya. Modal yang bertambah berdampak pada

jenis barang/usaha yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan

laba/keuntungan. Usaha tersebut sebagian dijual di sekitar lingkungan desa dan

sebagian lagi dijual di luar desa tersebut, seperti yang terjadi pada usaha

kerupuk seblak, penjualan yang dilakukan telah melewati batas desa. Cara yang

dilakukannya adalah dengan menitipkan ke personal yang bekerja di pabrik atau

warung/kantin yang terletak di luar desa dan di sekolah-sekolah.

Masalah yang terjadi adalah dana P2KP yang dipinjam bergulir tetapi

tidak berkesinambungan. Peminjam yang diberikan dana bantuan sebagian ada

yang mengembalikan dan sebagian yang lain habis tidak bersisa. Alasan yang

diberikan adalah bahwa dana tersebut habis untuk persiapan Lebaran, sehingga

tidak ada dana untuk mengembalikan. Bagi yang usahanya berhasil juga ada

keluhan bahwa mngapa ia rajin mengembalikan uang pinjaman untuk digulirkan,

tetapi untuk meminjam kembali tidak diberikan kesempatan. Warga masyarakat

yang sudah diberikan bantuan UP2K-PKK sampai saat ini hanya berjumlah 1

(satu) orang yaitu pengusaha kerupuk seblak yang dikelola oleh laki-laki. Dana

tersebut bergulir di satu tempat dan pengurus UP2K-PKK hanya mengambil

bunga atau uang jasa perbulannya.

Page 99: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

83 5.2.2. Pengembangan Ekonomi Lokal Program Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga – Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

(UP2K-PKK)

Dampak dari adanya bantuan modal usaha dengan sumber dana dari

UP2K-PKK adalah memberikan keuntungan usaha bagi warga yang

meminjamnya. Modal yang bertambah berdampak pada jenis barang/usaha yang

dihasilkan, sehingga dapat memberikan laba/keuntungan. Usaha tersebut

sebagian dijual di sekitar lingkungan desa dan sebagian lagi dijual di luar desa

tersebut. Contohnya adalah penjualan kerupuk seblak yang penjualannya baru

sampai pada desa tetangga.

Masalah yang terjadi adalah pengadministrasian dan pengawasan belum

berjalan sesuai dengan yang diharapkan, karena kendala SDM di mana orang

yang mengurusi pengguliran dana tidak tetap dan berganti-ganti, sehingga

menghambat proses pengembalian pinjaman. Selain itu peminat yang mau

meminjam banyak, sedangkan anggaran terbatas.

5.3. Pengembangan Modal dan Gerakan Sosial

Keberhasilan program P2KP dan UP2K-PKK tidak terlepas dari

bagaimana pengembangan modal sosial dan gerakan sosial yang ada di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang. Pengembangan modal sosial dilihat dari

beberapa aspek berikut ini:

1. Integrasi (integration)

Ikatan kekerabatan yang ada di Desa Sekarwangi masih kuat. Hal itu

dapat dilihat dari letak rumah dalam satu keluarga saling berdekatan. Ikatan

kekerabatan berpengaruh terhadap pemberian bantuan P2KP dan UP2K-PKK.

Pengelola P2KP Desa Sekarwangi lebih mendahulukan kerabatnya untuk

mendapatkan bantuan dana bergulir tersebut, walaupun usaha yang

dijalankannya baru dibentuk atau baru berjalan, sehingga usaha tersebut tidak

berkelanjutan. Pengurus UP2K-PKK memberikan dana bergulir kepada anggota

masyarakat yang dapat dipercaya, karena kegiatan dana bergulir ini terus-

menerus dipantau oleh Tim Penggerak PKK dari kecamatan dan kabupaten,

sehingga para pengurus memilih usaha yang sudah berjalan dan pengelola

usaha mikro tersebut dikenalnya. Ikatan ibu-ibu yang terhimpun dalam kegiatan

Page 100: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

84 PKK juga sangat kuat, di mana pada setiap kegiatan mereka dapat berkumpul

dan menjalankan berbagai macam kegiatan kemasyarakatan.

2. Pertalian ( linkage)

Jalinan networking yang ada pada program P2KP dan UP2K-PKK belum

berjalan. Hal tersebut dapat dilihat dari pengguliran dana P2KP tidak

berkesinambungan karena pengawasan dan kerjasama antar lembaga dan

belum adanya keterpaduan dengan program pembangunan masyarakat yang

ada di Desa Sekarwangi. Apabila ada keterpaduan, misalnya bantuan usaha

untuk warga masyarakat terutama PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi

disatukan dengan program dari BUMDES, UP2K-PKK, maka semakin besar

harapan warga untuk memperoleh bantuan agar usaha mereka dapat berjalan

sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak AS (Kepala Desa):

Selama ini upaya untuk membantu PKRT belum ada. Dana desa terutama dari BUMDES masih dialokasikan untuk membantu anak yatim yang tidak mampu bersekolah. Sedangkan untuk usaha kecil sudah ada dari UP2K-PKK dan P2KP untuk warga yang mengajukan. Kalau khusus untuk PKRT belum ada. Nanti akan diusahakan ada dari P2KP, UP2K-PKK dan BUMDES untuk dialokasikan bagi PKRT yang mempunyai usaha kecil.

Uraian ini mengungkapkan bahwa saat ini belum terjalin jejaring

kelembagaan di Desa Sekarwangi untuk mengembangkan usaha mikro terutama

yang dikelola oleh PKRT. Adanya keterpaduan dan kerjasama kelembagaan

dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha mikro di desa dan dapat

meningkatkan akses terhadap PKRT usaha mikro. Jalinan ini juga belum terlihat

dari usaha pemasaran yang lebih luas, misalnya dengan melibatkan pengusaha

untuk membantu menyalurkan usaha warga masyarakat, sehingga pada akhirnya

usaha warga terhambat dan bahkan terhenti, sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu AN (PKRT usaha mikro):

Usaha makloon di sini mengalami kendala saat penjahit tidak mendapatkan order dari pengusaha, sehingga usaha untuk sementara terhenti. Order diberikan oleh pengusaha kepada warga masyarakat yang telah dikenal sebelumnya, sehingga bagi kita-kita yang baru sulit untuk meminta order dari mereka.

Uraian tersebut menggambarkan bahwa jejaring sosial dalam usaha

makloon yang dikelola oleh PKRT terutama untuk pemasaran mengalami

kesulitan dalam mengakses sumber yaitu pengusaha rajut atau pengusaha

pakaian. Upaya yang telah dilakukan oleh mereka adalah dengan membuat

Page 101: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

85 proposal yang disebarkan ke perusahaan rajut atau pakaian agar mereka dapat

diberikan order makloon.

Jumlah bantuan UP2K-PKK yang terbatas belum memungkinkan bagi

PKRT usaha mikro untuk dapat menjangkaunya, sehingga keterlibatan berbagai

kelembagaan yang kompeten diperlukan untuk mendukung usaha yang

dijalankan oleh PKRT di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang.

3. Integritas organisasional (organizational integrity)

Kemampuan instansi pemerintah dalam menjalankan fungsinya terutama

Departemen Kimpraswil dan PKK sudah terlihat dalam pemberian program P2KP

dan UP2K-PKK untuk warga masyarakat. Program tersebut pada hakekatnya

melibatkan berbagai stakeholder yaitu konsultan wilayah, pengurus badan

keswadayaan masyarakat dan aparat desa pada awalnya, tetapi di tengah

perjalanan pengawasan yang melekat tidak berjalan terhadap kelancaran

pengguliran dana. Pengembalian dana pinjaman P2KP pada awalnya lancar

sampai akhirnya bergulir informasi bahwa dana tersebut merupakan dana hibah

dari pemerintah. Informasi itu muncul pada saat diadakan rapat dan dipasang

spanduk yang berisi bahwa dana P2KP merupakan hibah dari pemerintah,

akhirnya warga masyarakat sulit untuk mengembalikan dana tersebut.

4. Sinergi (synergy)

Program P2KP telah memberikan gambaran bahwa program ini

mengedepankan partisipasi, transparansi, akuntabilitas dan sustainable. Pada

kenyataannya program tersebut terhenti, tidak berkelanjutan, karena jejaring

antara stakeholder dengan shareholder di Desa Sekarwangi Kecamatan

Katapang tidak terjalin. Hal tersebut dapat terlihat dari modal usaha yang

diberikan tidak berkelanjutan dan akhirnya habis tidak bersisa, karena cicilan

pembayaran tidak berjalan. Dana bergulir P2KP diberikan pada usaha yang baru

dimulai yang jaringan usahanya terbatas seperti penjualan paket sembako,

ternak ayam, usaha becak dengan jumlah dana yang diberikan cukup besar

tetapi pengembalian cicilan sangat minim bahkan tidak kembali.

Program UP2K-PKK belum kesinambungan karena terbatasnya

kerjasama dengan pihak lain terutama dalam penggalangan modal usaha dan

sasaran program ini juga belum menyentuh sebagian besar PKRT yang ada di

Page 102: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

86 Desa Sekarwangi. Hal tersebut disebabkan adanya ketidakpercayaan uang yang

dipinjamkan kepada PKRT usaha mikro tidak akan kembali.

Gerakan sosial dalam P2KP belum ada karena warga masyarakat belum

tergerak untuk berkelompok dan memecahkan masalah mereka, karena

kelompok dalam bentuk KSM ditentukan oleh proyek, sedangkan gerakan sosial

dalam UP2K-PKK sudah ada. Pengurus PKK berupaya mencari warga yang

mengelola usaha mikro dan memberikan bantuan permodalan untu k memajukan

usaha mereka.

5.4. Kebijakan dan Perencanaan Sosial

P2KP merupakan program sebagai perwujudan visi dari Pemerintah yaitu

agar masyarakat mampu membangun kebersamaan dengan berbagai pihak

untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif dan berkelanjutan.

Tujuan dari Program ini adalah untuk meningkatkan kemandirian dan

kesejahteraan masyarakat melalui swadaya dan partisipasi masyarakat yang

setinggi-tingginya.

Evaluasi kebijakan yang berkaitan dengan P2KP adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan P2KP dan UP2K-PKK

Kegiatan P2KP melibatkan partisipasi dari berbagai pihak, mulai dari

pembentukan BKM sampai dengan KSM dengan mengikutsertakan LSM sebagai

fasilitator. Biaya yang diberikan terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu untuk

peningkatan ekonomi, peningkatan kualitas permukiman dan penguatan

masyarakat desa dengan biaya yang telah disesuaikan dengan jumlah penduduk

miskin yang ada di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang. Penerimaan

masyarakat terhadap program ini baik terlihat dari partisipasi mereka dalam

membentuk kelompok, menyatukan kegiatan usaha mereka yang tertuang dalam

pengajuan proposal usaha ekonomi produktif.

Program UP2K merupakan program bagian dari kegiatan PKK, sehingga

di setiap desa kegiatan ini sudah berjalan, hanya saja aktif ataupun pasif sangat

tergantung pada kemauan pengurus tim penggerak PKK untuk memajukan dan

mengelolanya. Anggaran secara periodik diberikan yang bersumber dari Inpres

Bantuan Pembangunan Desa dapat menjadi modal utama untuk memajukan

Page 103: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

87 usaha keluarga pra sejahtera dan sejahtera I untuk meningkatkan kehidupan dan

penghidupannya.

2. Kekurangan P2KP dan UP2K-PKK

Kesinambungan kegiatan usaha ekonomi produktif mengalami hambatan,

karena dana yang digulirkan tidak berkembang dan mengalami kemacetan,

karena masyarakat menganggap bahwa dana tersebut sebagai hibah dari

Pemerintah dan tidak perlu dikembalikan. Pihak Instansi dan LSM sebagai

fasilitator juga kurang memberikan pendampingan, sehingga warga masyarakat

terutama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merasa tidak mempunyai

kewajiban untuk mengembalikan dana pinjaman.

Jumlah perempuan kepala rumahtangga (PKRT) yang memperoleh akses

pinjaman P2KP sangat terbatas. Dana Bergulir P2KP terutama untuk

pengembangan kelompok ekonomi produktif lebih banyak dimanfaatkan oleh

para kader dan tokoh masyarakat dengan usahanya yang baru mulai dan coba-

coba, sedangkan PKRT yang telah memiliki usaha mikro sedikit yang

memperoleh akses pinjaman tersebut seperti yang dikemukakan oleh Ibu LI

(PKRT usaha mikro):

… Waktu itu saya didata oleh Pak RT untuk memperoleh dana pinjaman P2KP untuk usaha warungan saya, tetapi kemudian saya tidak tahu lagi bagaimana kelanjutannya, karena Pak RW tidak menghubungi saya lagi dan yang saya lihat dana tersebut diberikan kepada orang-orang kaya.

Uraian tersebut memberikan gambaran bahwa dana P2KP belum

menyentuh sebagian PKRT yang memiliki usaha mikro. Dana P2KP lebih banyak

diberikan kepada orang-orang yang menjadi tokoh masyarakat dan menjadi

kader dan mereka merupakan orang kaya dengan usaha yang baru dimulai dan

jumlah uang yang diberikan cukup besar. Hal tersebut menyebabkan PKRT

usaha mikro tidak dapat mengembangkan usahanya karena tidak memperoleh

dukungan dan perhatian dari lembaga yang mengelola program P2KP di

wilayahnya.

Terbatasnya SDM yang mau secara aktif terlibat dalam kegiatan UP2K di

Desa Sekarwangi dapat mempengaruhi berjalannya suatu kegiatan. Hal tersebut

diperparah dengan jadwal kegiatan yang tidak jelas dan pengadministrasian

yang tidak terarah, sehingga mengakibatkan kegiatan UP2K tidak berjalan

sebagaimana mestinya. Anggaran UP2K-PKK yang tidak transparan dapat

menyebabkan masyarakat tidak mengetahui bahwa dalam kegiatan PKK

Page 104: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

88 terdapat dana yang dapat digunakan untuk menambah permodalan bagi PKRT

usaha mikro.

5.5. Evaluasi umum

1. Program P2KP merupakan bantuan yang berasal dari tingkat pusat, tetapi

dalam pelaksanaannya belum melibatkan partisipasi aktif masyarakat

terutama perempuan melalui perencanaan penyusunan kebutuhan.

Permasalahan yang terjadi, dana yang seharusnya bergulir menjadi terhenti

dan tidak berkembang, karena dana tersebut dianggap oleh warga

masyarakat sebagai hibah dan tidak perlu dikembalikan. Bagi sebagian

warga yang rajin membayar cicilan jadi terpengaruh dengan perilaku anggota

KSM yang lain dan akhirnya mereka mengikuti tingkah laku teman-temannya

dengan tidak membayar angsuran dana bergulir P2KP. Adanya pemantauan

dan evaluasi dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) untuk melihat

KSM yang rajin menggulirkan dana hendaknya diberikan lagi apabila mereka

memerlukan, karena yang terjadi di lapangan ternyata dana yang dibutuhkan

untuk dipinjam kembali tidak dapat terealisasi karena sudah digulirkan pada

usaha yang lain yang tidak jelas bentuk usaha dan keuntungannya.

Keterlibatan dari berbagai stakeholder masih terbatas, sehingga dana tidak

terhimpun dan habis yang akhirnya berdampak pada usaha yang dijalankan

oleh KSM mengalami hambatan dalam permodalan dan pemasaran. Dana

P2KP belum sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh PKRT usaha mikro,

karena sebagian dari PKRT yang mengelola usaha mikro tidak memperoleh

dana bantuan tersebut.

4. Program UP2K merupakan program yang sudah dicanangkan oleh

Pemerintah Pusat sebagai wujud dari pelaksanaan 10 program pokok PKK.

Pelaksanaan program ini sudah melibatkan partisipasi aktif masyarakat

terutama Tim Penggerak PKK tingkat desa dengan diberikannya dana secara

rutin oleh Pemerintah Daerah setempat. Hanya saja dalam perencanaan

perumusan kebutuhan dan bagaimana pengguliran dana UP2K masih

terbentur pada SDM dan kemauan dari pengurus untuk memajukan

masyarakat di desanya. Peningkatan jejaring antar kelembagaan dalam

aspek pemupukan modal, pengguliran dana serta pemasaran hasil usaha

perlu dilakukan untuk keberlangsungan usaha warga masyarakat. SDM yang

Page 105: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

89 ada pada kepengurusan PKK desa masih terbatas, sehingga pelaksanaan

program UP2K di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang mengalami

hambatan dalam perkembangannya. Perempuan kepala rumahtangga yang

memiliki usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang belum

diberdayakan secara maksimal, dalam arti mereka belum sepenuhnya

dilibatkan dalam kegiatan usaha ekonomi produktif melalui dana UP2K-PKK.

Hal tersebut dikarenakan PKRT belum mempunyai akses, tidak adanya rasa

saling percaya terhadap pengelolaan anggaran.

Page 106: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB VI

ANALISIS GENDER TERHADAP PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA USAHA MIKRO DALAM KOMUNITAS

Perempuan kepala rumahtangga yang bergerak dalam usaha mikro di

Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang merupakan bagian dari komunitas dan

mereka mempunyai potensi sebagai penggerak perekonomian desa. Jumlah

PKRT usaha mikro sebanyak 60 orang dan berada pada lapisan bawah yang

termasuk dalam golongan Pra KS dan KS 1. Mereka berpendidikan rata-rata

tamat SD dan SLTP, sehingga untuk memperoleh pekerjaan yang layak tidak

terpenuhi. PKRT usaha mikro mempunyai usaha warungan, pengolahan

makanan matang dan usaha jahitan. Seorang perempuan yang mempunyai

suami menganggur akhirnya menggeluti usaha mikro untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mereka mengalami keterbatasan dalam

menjalankan usahanya karena adanya anggapan bahwa mereka adalah pencari

nafkah tambahan dan usaha mikro yang dikelolanya hanya sebagai upaya untuk

membantu suaminya yang tidak bekerja.

Jaringan sosial yang ada di Desa Sekarwangi terutama dalam

hubungannya dengan PKRT usaha mikro termasuk dalam Quadran 4 yaitu

jaringan intra komunitas kuat dengan indikatornya yaitu PKRT usaha mikro

dalam menjalankan usahanya dapat meminjam dana untuk modal usaha dari

keluarga, rentenir dan tetangganya. Jaringan di luar PKRT mengalami

keterbatasan yang dapat dilihat dari keterbatasan akses dan kontrol PKRT usaha

mikro dalam memanfaatkan program P2KP dan UP2K-PKK dan turut

berpartisipasi dalam program tersebut.

Evaluasi program P2KP dan UP2K-PKK terhadap PKRT usaha mikro

menunjukkan bahwa kedua program tersebut belum sepenuhnya dapat diakses

oleh PKRT usaha mikro. Beberapa faktor penyebabnya adalah dana bergulir

P2KP dan UP2K-PKK sebagian diberikan pada usaha yang baru berjalan tanpa

disurvey terlebih dahulu dan ditelaah bagaimana perkembangan usahanya dan

pembayaran cicilannya. Adanya isu dana hibah merupakan hal untuk

melemahkan partisipasi warga masyarakat dalam membayar cicilan, sehingga

mengakibatkan program tersebut terhenti. Kedua program pembangunan

masyarakat tersebut pada dasarnya telah mampu membangkitkan partisipasi

Page 107: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

91 warga masyarakat dengan keikutsertaan mereka membentuk Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan membentuk Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) serta aktif mengembalikan dana pinjaman walaupun hanya

mencapai 30% (untuk P2KP). UP2K-PKK sampai saat ini belum menunjukkan

pengguliran karena selama dua Tahun berturut-turut masih diberikan pada satu

orang dan anggarannyapun terbatas.

Melalui teknik analisis gender berbagai kesenjangan maupun isu gender

yang terjadi dalam masyarakat dan lingkungan akan dapat teridentifikasi. Teknik

analisis gender tidak hanya melihat peran, aktivitas, tetapi juga hubungan,

sehingga pertanyaan yang diajukan tidak hanya “siapa mengerjakan apa”, tetapi

juga meliputi: siapa yang membuat keputusan, siapa yang memperoleh

keuntungan, siapa yang menggunakan sumberdaya pembangunan seperti kredit,

program pembangunan dan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan

tersebut.

6.1. Kondisi dan Peran Perempuan Kepala Rumahtangga (PKRT) Usaha

Mikro dalam Komunitas

Kondisi dan peran PKRT yang mengelola usaha mikro dapat dilihat

melalui teknik analisis gender menurut Harvard. Teknik ini digunakan sebagai

kerangka analisis hubungan gender dalam. Data yang akan dianalisis terdiri dari

profil kegiatan PKRT, profil kegiatan gender, profil akses dan kontrol pada

sumberdaya produktif, akses dan kontrol pada manfaat kegiatan pembangunan,

profil akses dan kontrol serta manfaat pembangunan dan faktor-faktor yang

berpengaruh pada kerangka analisis Harvard.

6.1.1. Pembagian Kerja PKRT Usaha Mikro dalam Komunitas

Pembagian kerja gender terutama bagi PKRT usaha mikro merupakan

suatu analisis yang digunakan untuk melihat perbandingan aktivitas gender

dalam suatu komunitas yang terdiri dari kerja produktif, reproduktif dan kerja

komunitas/sosial. Kerja produktif merupakan aktivitas yang menyumbang pada

pendapatan keluarga; kerja reproduktif adalah aktivitas yang menjamin

kelangsungan hidup manusia; dan kerja komunitas/sosial adalah aktivitas yang

tidak terbatas pada pengelolaan rumahtangga, tetapi aktivitas dalam komunitas.

Pemahaman terhadap pembagian kerja gender terutama PKRT usaha mikro

Page 108: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

92 dalam komunitas dapat memudahkan melihat beban kerja baik laki-laki ataupun

perempuan. Tabel 22. berikut ini menjelaskan tentang aktivitas gender untuk

mengetahui pembagian kerja gender yang ada dalam komunitas.

Tabel 22. Profil Kegiatan Gender di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

NO KEGIATAN PD LD AP AL 1.

a. Kerja Produktif (Productive Work) Usaha Tani (sawah)

Mengolah tanah (membajak, mencangkul) v Mengairi sawah (mengatur perairan) v Menanam padi v Menyiangi rumput v Memupuk v Menyemprot (membasmi hama) v Menjaga dari gangguan hama dan burung v Memanen vv v Merontokkan padi v Pengeringan v Penyeleban (mengubah dari padi menjadi beras) v Pengepakan ke dalam karung v Penjualan atau pemasaran v

b. Mengelola warung vv v c. Pekerjaan buruh bangunan/bengkel v d. Pekerjaan peternakan vv v e. Pekerjaan jasa v f. Berdagang v

2. Kerja Reproduktif (Reproductive Work) Melahirkan v Mengasuh anak v Menyusui anak v Menyediakan makanan v Mengambil air dan bahan bakar Berbelanja v Perawatan pekarangan rumah v vv Membersihkan rumah & menjaga kesehatan keluarga vv v v 3. Kerja Komunitas/Sosial (community Work) Upacara dan Peringatan Aktivitas pembangunan komunitas v Partisipasi dan kelompok, dan organisasi v vv Mempersiapkan pesta v v Menyiapkan pemakaman v Aktivitas politik lokal v Kegiatan keagamaan v vv v v Sumber: Diadaptasi dari Aus AID’s to Gender and Development dalam IASTP II, 1999. Keterangan: • PD : Perempuan Dewasa. • LD : Laki-laki Dewasa. • AP : Anak Perempuan. • AL : Anak Laki-laki. • vv : Lebih dominan.

Data pada Tabel 22. menunjukkan bahwa Desa Sekarwangi Kecamatan

Katapang sebagian besar merupakan daerah pertanian. Pekerjaan produktif

dalam komunitas adalah bertani yang banyak dilakukan oleh laki-laki.

Perempuan hanya melakukan pekerjaan produktif yang ringan seperti menanam

Page 109: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

93 padi, menyiangi rumput dan memanen. Kondisi fisik secara tidak langsung

mempengaruhi aktivitas dan kegiatan antara laki -laki dan perempuan. Laki-laki

mempunyai kondisi fisik yang kuat dan bidang pekerjaan yang dilakukannya

adalah yang bersifat penggunaan otot seperti mencangkul, perbengkelan, dan

sebagainya. Perempuan sesuai dengan kondisi fisiknya juga mengerjakan

pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan kewanitaan dan paling terbesar

adalah kegiatan reproduktif.

Kegiatan perempuan kepala rumahtangga yang mengelola usaha mikro di

Desa Sekarwangi lebih banyak pada kegiatan produktif yaitu mengelola usaha

warungan atau dagang dan melakukan pekerjaan reproduktif yaitu mengelola

pekerjaan domestik. Seorang PKRT usaha mikro dengan demikian mempunyai

beban kerja ganda apabila dilihat dari jam kerja harian yaitu dari subuh hingga

malam hari PKRT lebih banyak melakukan pekerjaan produktif dan reproduktif.

Kalaupun pekerjaan tersebut dilakukan bersama-sama dengan suami atau

anaknya, tetapi tetap lebih banyak dilakukan oleh PKRT, terutama untuk

pekerjaan reproduktif. PKRT yang mengelola usaha mikro juga ikut serta dalam

kegiatan sosial kemasyarakatan. Mereka terhimpun dalam kegiatan PKK,

kegiatan arisan yaitu arisan telur dan arisan barang menjelang hari raya dan

kegiatan keagamaan seperti kegiatan pengajian yang diadakan setiap minggu

yaitu pada hari Jumat (hasil PRA).

Kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh PKRT usaha mikro adalah

warungan atau berjualan makanan atau sayuran. Sedikit perempuan yang

bergerak dalam kegiatan usaha yang lebih berat misalnya konveksi,

perbengkelan, berjualan beras, jasa seperti angkutan umum dan sebagainya,

yang penghasilannya jauh lebih besar daripada berjualan warungan.

PKRT yang pasangan hidupnya menganggur mempunyai jadwal harian

yang padat. Apabila suaminya mengerti akan kesulitan PKRT, maka ia akan

berusaha untuk membantu istrinya, tetapi apabila tidak memahami pekerjaan

istrinya tentu akan menjadi masalah. Berdasarkan hasil wawancara sebagian

besar waktu PKRT habis untuk mengerjakan pekerjaan domestik rumahtangga

dan setelah itu mengerjakan usaha mikronya. Suami PKRT yang menganggur

lebih santai menikmati waktunya di rumah. Laki -laki juga terlibat dalam

mengelola warungan, yaitu pada saat istrinya mengantar anak sekolah, maka

suami yang menjaga warung. Kadang-kadang membuat keterampilan kecil-

Page 110: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

94 kecilan untuk mengisi waktu luang, tetapi sebagian besar waktunya digunakan

untuk santai sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu NG (PKRT usaha mikro):

Suami saya baru kena PHK dari pabrik sepatu, sudah hampir satu Tahun dia menganggur. Usaha yang saya jalankan sekarang adalah dagang bakso. Setiap hari kerjaan dia moyan (berjemur) dan setelah itu menonton televisi. Urusan dapur sampai anak saya yang mengasuh sambil menjaga dagangan saya. Suami saya kadang-kadang membuat sepatu dari bahan-bahan sisa pabrik.

Uraian di atas menggambarkan bahwa PKRT yang mengelola usaha

mikro mengalami double burden atau beban ganda dalam mengelola urusan

rumahtangga dan usaha mikronya. Selain menjaga warungnya, seorang PKRT

juga mengerjakan pekerjaan domestik seperti membersihkan rumah, memasak

dan mengasuh anak. Suaminya yang menganggur akibat PHK kadang-kadang

mengisi waktu luangnya dengan mengerjakan pekerjaan ringan seperti membuat

atau memperbaiki sepatu dan jarang membantu mengerjakan pekerjaan istrinya

apabila tidak diminta. Hal tersebut dapat menyebabkan konflik peran bagi PKRT

usaha mikro yaitu ada keinginan untuk mengurus rumahtangga tetapi di lain

pihak ia juga menjalankan usaha mikronya.

Sebagian PKRT usaha mikro berkeinginan untuk melepaskan diri dari

himpitan tersebut, tetapi tidak tega meninggalkan anak-anaknya karena sebagai

penopang perekonomian keluarga, seorang PKRT bertanggung jawab untuk

menjaga kelangsungan pendidikan anaknya. Hal tersebut sebagaimana

diungkapkan oleh Ibu LI (PKRT usaha mikro):

Kalau saya tidak ingat sama anak-anak saya, ingin saya pergi meninggalkan rumah kembali sama orang tua, karena saya capek dan bingung harus bagaimana mencari uang lagi. Suami menganggur dan sulit mencari kerja lagi karena sudah tua, sedangkan anak-anak memerlukan biaya sekolah.

Uraian tersebut menggambarkan bahwa seorang PKRT usaha mikro

mengalami posisi tidak mengenakkan dan mengalami konflik peran, sehingga

dapat menimbulkan stres karena terlalu lelah bekerja. Ia ingin menenangkan diri

dan beristirahat dengan kembali ke orang tuanya, tetapi ia tidak tega

meninggalkan anak-anaknya yang masih sekolah. Pilihan yang sulit tersebut

menyebabkan seorang PKRT usaha mikro tetap bertahan menjalankan

usahanya untuk membiayai kehidupan dan pendidikan bagi anak-anaknya agar

mereka tidak mengalami nasib seperti dirinya dan bisa maju melebihi kehidupan

orang tuanya.

Page 111: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

95 6.1.2. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro dalam Komunitas

Masalah PKRT tidak hanya berada pada beban ganda, tetapi juga

adanya keterbatasan dalam akses dan kontrol. Tabel 23. berikut ini memaparkan

tentang kerangka analisis gender menurut profil akses dan kontrol yang ada

pada sumberdaya produktif.

Tabel 23. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Sumberdaya Produktif di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

LAKI-LAKI PEREMPUAN NO. SUMBERDAYA PRODUKTIF

AKSES KONTROL AKSES KONTROL

1. Penggunaan tenaga kerja orang lain v v v 2. Kredit Uang vv v v 3. Modal v v v v 4. Peralatan/teknologi v v 5. Pendidikan/pelatihan v v 6. Sumberdaya lain:

• Organisasi lokal vv v v • Lembaga formal vv v v • Lembaga non formal v v • Pasar v vv Sumber: Diadaptasi dari Aus AID’s to Gender and Development dalam IASTP II, 1999. Keterangan: • vv : Lebih dominan.

Tabel 23. di atas menunjukkan bahwa akses dan kontrol perempuan

sangat terbatas. Perempuan memiliki akses terhadap sumberdaya produktif

seperti penggunaan tenaga kerja, lahan, kredit uang, modal untuk usaha dan

sumberdaya yang lain, tetapi kurang memiliki kontrol terhadapnya. Laki-laki

memiliki akses (kesempatan) dan kontrol (menentukan) dalam sumberdaya

produktif. Penentuan tenaga kerja terutama dalam usaha mikro, laki -laki lebih

memegang peranan penting. Hasil wawancara menunjukkan bahwa perempuan

bekerja hanya sekedar membantu suami, sedangkan tenaga kerja untuk laki-laki

lebih utama seperti yang diungkapkan oleh Ibu PP (PKRT usaha mikro):

Perempuan di sini bekerja hanya untuk membantu suami. Tetap saja suami sebagai pencari nafkah untuk keluarga dan anak-anak.

Uraian di atas mengungkapkan bahwa laki-laki sebagai pencari nafkah

utama dan perempuan sebagai pencari nafkah tambahan dinyatakan sendiri oleh

perempuan di Desa Sekarwangi. Mereka belum menyadari bahwa adanya

anggapan tersebut mempengaruhi akses dan kontrol mereka terhadap

sumberdaya produktif, seperti untuk memperoleh modal dan kredit untuk usaha

mengalami hambatan.

Page 112: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

96 Pendidikan/pelatihan belum diakses oleh perempuan, karena gerak

mereka dibatasi oleh urusan rumahtangga dan mengurus suami dan anak-anak.

Apalagi untuk pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan di penginapan, mereka

sulit untuk memperoleh izin suami. Peralatan dan teknologi masih diakses dan

dimiliki oleh laki -laki, seperti pembuatan kerupuk seblak, pengetahuan tentang

resep pembuatannya ada pada laki-laki. Usaha konveksi juga sebagian besar

dikelola oleh laki -laki.

Sebagian PKRT yang mengelola usaha mikro dapat mengakses

permodalan yang diperoleh dari program pembangunan yang ada di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang, tetapi sebagian yang lain tidak dapat

mengaksesnya. Hal tersebut disebabkan adanya kekhawatiran bahwa PKRT

usaha mikro tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Kontrol PKRT usaha

mikro pada sumberdaya terbatas pada kontrol terhadap modal. Modal yang

diperolehnya berasal dari keluarga dan bila PKRT usaha mikro dapat mengakses

program pembangunan, maka ia mendapatkan kewenangan untuk menentukan

jenis usahanya. Modal usaha diperoleh PKRT yang bergerak dalam usaha mikro

melalui program P2KP dan UP2K-PKK, walaupun tidak semua memperolehnya

karena keterbatasan anggaran dan dana bersifat bergulir.

Pengelolaan modal untuk usaha mikro diatur antara suami dan istri dalam

arti setelah modal ada dalam keluarga, pengalokasian cenderung didominasi

oleh laki-laki. Kredit lebih besar diperoleh oleh laki -laki kemudian diserahkan

kepada istrinya yang mengelola usaha mikro. Hal tersebut dikarenakan untuk

memperoleh kredit atau pinjaman diperlukan beberapa persyaratan administrasi

diantaranya KTP dan KK. Banyak perempuan di Desa Sekarwangi tidak

mempedulikan kepemilikan KTP, karena dianggapnya tidak memberikan banyak

manfaat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak WN (Pengurus P2KP):

Kaum perempuan di sini banyak yang tidak memiliki KTP. Mereka merasa tidak penting untuk memilikinya karena tidak pernah diperiksa dan KTP hanya digunakan untuk meminjam kredit ke bank. Sedangkan untuk meminjam ke bank sudah ada suami. Mereka hanya di rumah saja dan tidak kemana-mana.

Uraian di atas mengungkapkan bahwa akses perempuan terhadap kredit

masih terbatas karena mereka tidak mempunyai KTP yang dapat digunakan

sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman kredit. Mereka mengandalkan

suaminya yang mempunyai KTP untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga

formal, sehingga yang tercantum dalam program P2KP lebih banyak nama laki-

Page 113: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

97 laki daripada perempuan, padahal usaha mikro lebih banyak dikelola oleh

perempuan. Hal tersebut tentu dapat merugikan kaum perempuan terutama bagi

PKRT usaha mikro, karena usahanya tidak dapat berkembang diakibatkan

ketergantungannya terhadap keberadaan suaminya, terutama pada kepemilikan

KTP.

Kelembagaan formal yang dapat diakses oleh perempuan adalah PKK.

Jumlah Kader yang terlibat di desa Sekarwangi sebanyak ± 56 orang yang

terbagi di 8 RW. Kontrol dalam lembaga ini tetap dikendalikan oleh desa, karena

semua program-programnya ditentukan oleh desa. Kegiatan rapat rutin bulanan

PKK desa selalu dihadiri oleh Kepala Desa. Rencana program pengembangan

desa selalu diinformasikan dan program kegia tan PKK juga diarahkan sesuai

dengan program desa.

PKRT secara dominan mempunyai akses terhadap pasar, karena untuk

keperluan belanja usaha mikro yang dijalankannya, PKRT tidak bisa terlepas dari

adanya pasar. Pasar terdekat yang biasa diakses oleh PKRT adalah Pasar

Soreang dan Pasar Sayati. PKRT tidak mempunyai kontrol untuk menentukan

harga dan jumlah barang yang ada di pasar, karena ia hanya dapat membeli

sesuai keperluan dan jumlah uang yang ada pada dirinya.

6.1.3. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Manfaat Kegiatan

Pembangunan

Manfaat kegiatan pembangunan terhadap PKRT usaha mikro dapat

dilihat dari sumberdaya yang ada di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang

seperti penghasilan, pangan, sandang, papan dan barang konsumen,

kesempatan kerja, pendidikan/pelatihan dan kekuasaan untuk status yang lebih

tinggi. Setelah adanya program P2KP dan UP2K-PKK tidak banyak memberikan

manfaat terhadap kehidupan PKRT. Akses dan kontrol pada manfaat dari

kegiatan pembangunan dapat dilihat pada Tabel 24. berikut ini.

Page 114: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

98 Tabel 24. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Manfaat Kegiatan

Pembangunan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

LAKI-LAKI PEREMPUAN NO. MANFAAT KEGIATAN

PEMBANGUNAN AKSES KONTROL AKSES KONTROL

1. Penghasilan v v v 2. Pangan

Sandang Barang konsumen

v

v

3. Kesempatan kerja v v v 4. Pendidikan/pelatihan v v v 5. Kekuasaan politis

Status yang lebih tinggi v

v

Sumber: Diadaptasi dari Aus AID’s to Gender and Development dalam IASTP II, 1999.

Data pada Tabel 24. menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai akses dan

kontrol terhadap penghasilan dari program pembangunan yang ada di Desa

Sekarwangi. Laki-laki dapat dengan mudah untuk meminjam dana bantuan P2KP

dan UP2K-PKK karena mempunyai KTP. Kewenangan pengambilan keputusan

terhadap penggunaan dana tersebut juga dimiliki oleh laki-laki dengan

memberikan dana secukupnya kepada istrinya untuk kehidupan sehari-harinya.

Perempuan hanya mempunyai akses dan tidak ada kontrol dari penghasilan

yang diterimanya. Hal tersebut disebabkan penghasilan perempuan digunakan

untuk membiayai kehidupan diri dan anak-anaknya juga terlebih bagi seorang

PKRT. Penghasilan yang diterimanya dari hasil usaha digunakan sepenuhnya

untuk menghidupi keluarga dan membiayai sekolah anak-anaknya.

Program P2KP dan UP2K-PKK tidak banyak memberikan pengaruh yang

berarti terhadap pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang terutama bagi

PKRT usaha mikro sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu IN (Pengurus

P2KP):

Dana P2KP dan UP2K-PKK tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan dan sandang bagi PKRT usaha mikro. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karena uang yang didapatnya digunakan untuk membayar hutang ke rentenir.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa dana dari P2KP yang diterima oleh

PKRT usaha mikro pada awalnya digunakan untuk menambah modal usaha,

tetapi karena mereka sebelumnya mempunyai hutang ke rentenir, akhirnya uang

tersebut digunakan untuk membayar hutang, sehingga usaha mereka tidak

berkembang.

Page 115: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

99 Akses dan kontrol terhadap kesempatan kerja lebih dimiliki oleh laki-laki

dan mereka bukan merupakan rumahtangga PKRT, karena mereka lebih

mempunyai peluang untuk mengembangkan usaha mereka dengan mendapat

pinjaman yang lebih besar seperti untuk usaha becak. Akses terhadap

kesempatan kerja bagi perempuan terutama PKRT usaha mikro terbatas, karena

adanya anggapan bahwa mereka adalah pencari nafkah tambahan. Akses dan

kontrol untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan juga lebih dimiliki oleh laki-laki,

karena mereka tidak terikat untuk melakukan pekerjaan reproduktif, sehingga

mereka lebih leluasa untuk keluar rumah mengikuti kegiatan, sedangkan bagi

perempuan harus mendapat ijin suami sebelum mengikuti pendidikan atau

pelatihan, apalagi untuk pelatihan yang perlu menginap. Apabila ternyata suami

tidak mengijinkan, maka perempuan tidak dapat mengikuti kegiatan pendidikan

dan pelatihan tersebut. Kekuasaan politis yaitu akses dan kontrol terhadap

peningkatan status yang lebih tinggi ada pada laki -laki, karena mereka

mempunyai peluang untuk mengikuti kegiatan di desa daripada perempuan

apalagi bagi PKRT usaha mikro. Pemegang anggaran P2KP dan UP2K-PKK

adalah para tokoh masyarakat yang sebagian besar yaitu sebanyak 14 orang

atau 80% adalah laki -laki yang menjadi Ketua RW dan tokoh masyarakat, dan 3

orang atau 20% adalah perempuan yang menjadi pengurus PKK dan kerabat

dari aparat desa.

6.1.4. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Kelembagaan dalam

Komunitas

Akses dan Kontrol PKRT usaha mikro terhadap kelembagaan formal dan

informal digunakan untuk melihat bagaimana jejaring sosial PKRT usaha mikro

terhadap kelembagaan tersebut dan pola hubungan yang terjadi diantara

mereka. Kesempatan dan kewenangan pengambilan keputusan untuk ikut

terlibat dalam kelembagaan formal dan informal dapat dilihat pada Tabel 25.

berikut ini:

Page 116: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

100 Tabel 25. Akses dan Kontrol PKRT Usaha Mikro terhadap Kelembagaan Formal

dan Informal serta Faktor Pendukungnya di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

Lembaga Informal Lembaga Formal

Keluarga Teman Kelompok arisan

Pasar Media Kelompok (KSM)

Faktor Pendukung

Akses Kontrol Akses Kontrol Akses Kontrol Akses Kontrol Akses Kontrol Akses Kontrol

Informasi: Pasar, harga, inovasi produk.

v v v v v v

Kepercayaan kepada PKRT usaha mikro

v v v v

Pemberian Kredit

v v v v v v

Perangkat publik dan sumber potensi masyarakat

v v

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005.

Data pada Tabel 25. menunjukkan bahwa akses dan kontrol PKRT usaha

mikro terhadap lembaga informal dan formal terdiri dari informasi tentang harga,

produk dan pasar, kepercayaan terhadap PKRT, pemberian kredit dan perangkat

publik atau sumber potensi masyarakat. Lembaga informal terdiri dari keluarga,

teman usaha atau teman yang beperan sebagai rentenir serta kelompok arisan.

Lembaga formal terdiri dari pasar, media audio visual yang dapat digunakan

sebagai informasi, dan kelompok swadaya masyarakat (KSM) dalam program

P2KP.

PKRT usaha mikro mempunyai kesempatan atau akses terhadap

lembaga formal dan informal, baik dalam aspek informasi, kepercayaan, kredit

dan sumber kemasyarakatan, tetapi mereka lebih banyak tidak mempunyai

kewenangan mengambil keputusan terhadap aspek tadi. PKRT usaha mikro

mempunyai akses terhadap informasi dari lembaga informal seperti keluarga,

teman usaha dan teman arisan. Sesama teman mereka biasa mengutarakan

kesulitan dan berbicara mengenai harga dan barang-barang yang dijual apabila

jenisnya sama. Antara sesama PKRT usaha mikro biasanya mengetahui

bagaimana jenis usaha temannya dan mengetahui berapa keuntungan yang

diperoleh temannya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu EM (PKRT usaha

mikro) yang mengelola dagangan asakan pada saat PRA:

Usaha warungan dan dagangan asakan yang ada di Desa Sekarwangi mengalami pasang surut yang kebalikan dari masing-masing usaha tersebut. Warungan mengalami keuntungan di akhir bulan, sedangkan

Page 117: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

101 dagang asakan mengalami keuntungan pada awal bulan. Usaha warungan memerlukan dana sebesar Rp. 200.000 sampai dengan Rp. 300.000 untuk menjalankan usahanya, sedangkan dagangan asakan seperti saya memerlukan modal sebesar Rp. 250.000 sampai Rp. 500.000.

Uraian di atas menggambarkan bahwa sesama PKRT usaha mikro dapat

mengetahui bagaimana kondisi usaha yang dikelola oleh temannya. Mereka

saling mengetahui kapan usaha maju dan kapan merugi, sehingga mereka dapat

membuat antisipasi terhadap usahanya, seperti mengurangi stok barang yang

mudah basi pada saat sepi konsumen dan memperbanyak jenis barang yang

dijual pada saat pembeli banyak. PKRT usaha mikro dapat mengambil keputusan

untuk menentukan berapa harga jual dari barang yang dijualnya berdasarkan

informasi yang diperoleh dari temannya. Informasi tentang harga dan produk

yang dijual oleh PKRT usaha mikro diperolehnya dari lembaga formal seperti

pasar, media dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

PKRT usaha mikro dalam menjalankan usahanya mempunyai akses

terhadap kepercayaan dari keluarga, mereka memperoleh dukungan dan

bantuan dari keluarga seperti bantuan modal usaha. Mereka juga memperoleh

kepercayaan dan dapat memutuskan untuk meminjam uang sebagai modal

usaha dari temannya yang menjadi rentenir. PKRT usaha mikro juga diberikan

kepercayaan untuk mengambil barang di pasar dan membayarnya di kemudian

hari. Pemberian kredit untuk usaha mikro terhadap PKRT diberikan oleh

keluarga, teman, kelompok arisan dan KSM. PKRT usaha mikro banyak

memperoleh dukungan dari teman, seperti teman usaha dan temannya yang

menjadi rentenir.

Pengambilan keputusan PKRT usaha mikro untuk terlibat dalam

meminjam kredit dari rentenir. Mereka lebih suka meminjam kepada rentenir,

karena prosesnya mudah dan tidak rumit, serta cara penagihannyapun ramah

sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu LI (PKRT usaha mikro):

Saya kadang kehabisan modal untuk usaha karena hasil usaha dipakai untuk berobat anak saya yang sakit, belum lagi untuk biaya dapur dan sekolah anak. Persediaan rokok juga dihabiskan oleh suami saya. Dia menganggur. Akhirnya saya meminjam pada tante (sebutan untuk rentenir). Prosesnya mudah dan cara menagihnya juga ramah.

Uraian di atas menjelaskan bahwa warga masyarakat terutama PKRT

dalam mengatasi masalah permodalan usaha mikro lebih banyak meminjam

kepada rentenir (bank keliling). Mereka mempunyai anggapan bahwa dengan

Page 118: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

102 meminjam kepada rentenir prosesnya lebih mudah, hanya mengandalkan

kepercayaan dan mereka menagihnyapun ramah, sehingga mereka lebih

percaya kepada rentenir.

Akses PKRT usaha mikro terhadap perangkat publik dan sumber potensi

masyarakat terbatas pada teman usahanya dan KSM. Lembaga tersebut dapat

digunakan oleh PKRT usaha mikro untuk memperoleh dukungan modal usaha

dan berkelompok untuk mengembangkan usaha.

6.1.5. Faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi PKRT Usaha Mikro

Faktor yang berpengaruh menunjukkan adanya aspek politik, ekonomi,

budaya dan pendidikan yang dapat mempengaruhi partisipasi PKRT usaha mikro

keberadaan usahanya. Tabel 26. berikut ini menunjukkan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap partisipasi PKRT usaha mikro.

Tabel 26. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

Kesempatan Dampak Faktor-faktor Lk Pr Lk Pr

Politik (kebijakan) v v v v Ekonomi v v Budaya v v v Pendidikan v v Sumber: Diadaptasi dari The Oxfam Gender Training Manual (Terjemahan) dalam

Harsoyo, 1998.

Tabel 26. menunjukkan bahwa faktor politik, ekonomi, budaya dan

pendidikan dapat memberikan kesempatan dan dampak terhadap PKRT usaha

mikro. Laki-laki lebih mempunyai kesempatan untuk berperan dalam kegiatan

politik seperti menjadi perangkat desa, mulai dari RT, RW, Kadus sampai aparat

desa. Mereka dapat mengambil keputusan atas program dan kegiatan yang ada

dalam komunitas. Kesempatan perempuan untuk aktif dalam bidang politik

terbatas hanya sebagai pengurus PKK yang tidak mempunyai suara untuk

menentukan kebijakan program dan kegiatan, karena keikutsertaan perempuan

dalam kegiatan PKK hanya dikarenakan suami mereka menjadi pejabat di Desa

Sekarwangi. Hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap PKRT usaha

mikro, apalagi bagi pendatang baru, karena program dan kegiatan tidak

memberikan kesempatan bagi PKRT usaha mikro untuk terlibat di dalamnya.

Penduduk lama cenderung untuk mempertahankan kondisi yang ada dan tidak

Page 119: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

103 ingin ada perubahan walaupun perubahan itu bersifat positif seperti untuk

membangun masyarakat. Masyarakat akan mengikuti perubahan jika dianggap

hal tersebut bermanfaat bagi kehidupan mereka dan ada buktinya, misalnya

dengan adanya pembangunan fisik jalan, mereka baru percaya terhadap

program pembangunan fisik yang ada di wilayahnya dan terutama terhadap profil

kepemimpinan kepala desa.

Laki-laki mempunyai akses terhadap faktor ekonomi. Mereka lebih mudah

memperoleh pinjaman dari P2KP karena kepemilikan KTP, sedangkan

perempuan terutama PKRT usaha mikro terbatas aksesnya terhadap program

P2KP dan UP2K-PKK. Dampak yang dialami oleh PKRT usaha mikro adalah

terbatasnya akses mereka terhadap program P2KP dan UP2K-PKK

menyebabkan usaha mikro yang dikelolanya tidak berkembang karena

keterbatasan akses permodalan usaha.

Faktor budaya memberikan dampak bagi PKRT usaha mikro, yaitu

hubungan kekerabatan kuat di Desa Sekarwangi dan adanya pembedaan

terhadap warga pendatang. Hal tersebut berpengaruh terhadap pemberian

bantuan dari Program P2KP. Bantuan dana bergulir P2KP sebagian besar

diberikan kepada kerabat pemuka masyarakat yang merupakan penduduk asli,

sehingga PKRT usaha mikro sulit menjangkau program pembangunan yang ada

di Desa Sekarwangi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu AN (PKRT usaha

mikro):

Bantuan P2KP diberikan kepada saudara-saudara pemegang bantuan, terutama saudara dari Pak RW. Mereka rata-rata orang kaya. Ibu El itu penduduk baru, sehingga tidak diberikan bantuan P2KP walaupun kondisi kehidupannya sangat minim dan warungan yang dikelolanya sering tutup karena kehabisan modal.

Uraian tersebut menggambarkan bahwa program P2KP lebih banyak

dimanfaatkan oleh kerabat dan golongan elit masyarakat karena mereka

dianggap dapat mengembalikan pinjaman, sehingga dana P2KP dapat

digulirkan. PKRT usaha mikro yang membutuhkan dana tersebut tidak

memperoleh kesempatan untuk meminjam karena ada kekhawatiran cicilan

pinjaman tidak kembali, sehingga warung yang dikelolanya sering tutup karena

tidak ada modal untuk membeli barang sebagai stok.

Ibu EL (PKRT usaha mikro) mengungkapkan pendapatnya yaitu sebagai

berikut:

Page 120: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

104 Waktu itu saya didata katanya untuk mendapatkan bantuan P2KP, tetapi setelah dana itu turun dan orang-orang sudah pada mendapatkan, saya tidak diberikan, padahal saya sudah tinggal di sini 8 Tahun. Saya akhirnya meminjam dana tersebut di desa tempat saya dulu tinggal. Orang-orang sana percaya kepada saya dan sekarang pinjaman itu sudah saya lunasi.

Uraian di atas menggambarkan bahwa program P2KP belum sepenuhnya

menyentuh para pendatang walaupun sudah ada kepastian bahwa dana tersebut

dapat dikembalikan. PKRT usaha mikro terutama pendatang hanya didata saja

tetapi setelah dana sudah ada diberikan kepada orang-orang terdekat atau

saudara pengelola dana P2KP, sehingga usaha mikro yang dikelola PKRT tidak

mengalami perkembangan. Adanya anggapan bahwa perempuan hanya sebagai

pencari nafkah tambahan juga berpengaruh terhadap pemberian bantuan,

karena bantuan dana bergulir sebagian besar diberikan kepada laki -laki yang

dianggap sebagai pencari nafkah utama dan penopang nafkah keluarga.

Faktor pendidikan juga mempengaruhi PKRT usaha mikro. Terbatasnya

pendidikan yang dimiliki oleh mereka memberikan dampak terhadap

keterampilan yang dimiliki oleh mereka, sehingga mempengaruhi jenis usaha

mikro yang dikelolanya. PKRT usaha mikro mempunyai kesempatan untuk

mengikuti keterampilan sebagai wahana untuk menambah wawasan, tetapi gerak

langkahnya kadang terhambat karena harus memperoleh ijin suami untuk keluar

rumah, walaupun kegiatan yang akan diikutinya bersifat positif.

Pengambilan keputusan dalam keluarga tetap ditentukan oleh laki-laki.

PKRT yang memiliki usaha mikro dan masih mempunyai suami dalam upayanya

untuk memperoleh tambahan modal dari pihak luar selalu meminta ijin dari

suaminya terlebih dahulu. Apabila suaminya berkata tidak boleh, maka PKRT

tidak akan meminjam uang tersebut. Alasan yang dilontarkan adalah khawatir

tidak bisa membayar cicilannya nanti karena keuntungan hasil usaha selalu habis

untuk biaya hidup sehari-hari.

Page 121: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

105 6.2. Peran dan Kebutuhan PKRT Usaha Mikro dalam Program

Pembangunan

Peran PKRT usaha mikro dalam program pembangunan merupakan

suatu analisis untuk melihat pemenuhan peran produktif, reproduktif dan

kemasyarakatan serta identifikasi kebutuhan gender praktis-strategis yang

menjadi tujuan dari program pembangunan masyarakat di Desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang. Analisis peran PKRT usaha mikro dalam program

pembangunan masyarakat menggunakan Teknik Analisis Moser.

Kebutuhan gender terhadap program P2KP dan UP2K-PKK dapat dilihat

pada Tabel 27. yang menggambarkan bagaimana kedua program tersebut

apakah memenuhi kebutuhan praktis dan strategis PKRT usaha mikro.

Tabel 27. Analisis Perencanaan Gender terhadap Peranan dan Kebutuhan Gender yang Dipenuhi oleh Program di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

Peranan yang Difokuskan Kebutuhan Gender yang

Dipenuhi Maksud Nyata Maksud Nyata

NAMA PROGRAM

Reproduktif

Produktif Kemasy Reproduktif Produktif Ke masy

Keb Gender Praktis

Keb Gender Strgs

Keb Gender Praktis

Keb Gender Strgs

P2KP

v v v v

UP2K-PKK

v v v v

Sumber: Diadaptasi dari The Oxfam Gender Training Manual (Terjemahan) dalam Widaningroem, 1998.

Data pada Tabel 27. menunjukkan bahwa pada awalnya peranan gender

yang difokuskan pada program pembangunan masyarakat adalah untuk

memenuhi kebutuhan produktif dan kemasyarakatan gender. Kebutuhan gender

yang nyata terpenuhi hanya terbatas pada kebutuhan gender praktis, walaupun

tidak semua anggota terpenuhi kebutuhannya, karena dana tersebut hanya

bergulir pada tingkat tokoh masyarakat dan hanya sedikit ke PKRT (kurang dari

10%).

Program kegiatan P2KP dan UP2K-PKK belum memenuhi kebutuhan

gender apalagi bagi PKRT, baik kebutuhan yang bersifat praktis maupun

strategis. Dana yang diperoleh dari program P2KP ternyata habis dan tidak bisa

bergulir karena terpakai untuk memenuhi kebutuhan subsisten. Kebutuhan

strategis adalah kebutuhan yang berhubungan dengan peningkatan peran

Page 122: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

106 perempuan dalam masyarakat. Adanya program P2KP dan UP2K-PKK belum

dapat meningkatkan peran perempuan terutama PKRT. Mereka lebih baik

meminjam pada rentenir daripada meminjam ke P2KP ataupun UP2K-PKK

karena persyaratan dan prosedurnya yang sulit.

6.3. Identifikasi Ketidakadilan Gender terhadap PKRT Usaha Mikro dalam

Komunitas

Kondisi pemberdayaan masyarakat di Desa Sekarwangi belum terlaksana

dan belum diperhatikan terutama untuk kegiatan usaha ekonomi produktif warga

masyarakat. Prioritas kegiatan masih dititikberatkan pada kegiatan perbaikan

kondisi fisik desa dengan pembangunan jalan. Kegiatan sosial kemasyarakatan

masih berkisar pada penyantunan kepada jompo miskin dan pemberian

beasiswa bagi anak terlantar. Selebihnya adalah kegiatan bina keluarga balita

yang kegiatannya sangat menonjol karena ada dukungan kuat dari PLKB dan

Bidan Desa.

Masalah dan kondisi PKRT usaha mikro dapat dilihat dari ketidakadilan

gender yang terjadi dalam pelaksanaan program pembangunan masyarakat di

Desa Sekarwangi yaitu P2KP yaitu terjadi pembedaan dalam penerimaan

bantuan dana bergulir P2KP. Awal penerimaan dana tersebut, perempuan yang

mempunyai usaha mikro memperoleh kesempatan untuk meminjam dan mereka

secara rutin juga membayar cicilannya. Setelah dana terkumpul dan digulirkan,

ternyata perempuan usaha mikro terutama PKRT tidak memperoleh bantuan

kembali padahal mereka sangat membutuhkan untuk pengembangan usaha

mereka. Dana yang bergulir diberikan kepada laki-laki dengan jumlah yang cukup

besar. Jumlah tersebut diserap tetapi pembayaran cicilannya tidak berjalan

sebagaimana mestinya. Cicilan hanya berjalan satu sampai dua kali dan setelah

itu terhenti sama sekali. Ketidakadilan gender yang terjadi di desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang berkaitan dengan program pembangunan yaitu:

6.3.1. Marjinalisasi

PKRT mengalami marjinalisasi dalam penerimaan bantuan. Mereka

dianggap tidak akan mampu mengembalikan pinjaman, sehingga akses terhadap

pinjaman terutama dana yang terhimpun dalam program UP2K-PKK mengalami

keterbatasan sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu LA (Informan):

Page 123: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

107 Dana UP2K-PKK kemarin dipinjamkan kepada Ibu NN yang berjualan ayam goreng, tetapi cicilan pengembaliannya mandeg di tengah jalan karena banyak pelanggan yang hutang kepada ibu NN. Seharusnya untuk usaha dagang makanan jangan dihutangin ke pelanggan, karena untuk beli bahan mentahnya ke pasar tidak bisa hutang…Tiap ada Binwil dari kecamatan kegiatan UP2K selalu dipantau, oleh sebab itu bantuan kemudian diberikan kepada Bpk Cc yang mempunyai usaha kerupuk seblak agar pengembalian dan pemantauannya mudah.

Uraian tersebut memberikan gambaran bahwa ada kekhawatiran dari

pengurus PKK dana UP2K-PKK yang dipinjamkan tidak lancar pengembaliannya,

apalagi penggunaan dana tersebut sering dipantau oleh pihak kecamatan. Dana

tersebut akhirnya diberikan kepada salah seorang warga yang dianggap bisa

mengembalikan pinjaman tersebut secara rutin dan apabila ada pemeriksaan,

siap menerima kunjungan bina wilayah.

Hal tersebut dapat juga dilihat pada saat pelaksanaan PRA, ternyata

masih banyak PKRT yang belum bisa mengakses program tersebut, walaupun

kaum perempuan pada umumnya memperoleh kesempatan untuk meminjam

kredit dari program P2KP. Upaya yang ditempuh oleh mereka adalah dengan

meminjam uang dari bank keliling (rentenir). Marjinalisasi terjadi dengan adanya

anggapan bahwa perempuan hanya bekerja di rumah saja, sedangkan laki-laki

bekerja di luar rumah mncari nafkah, seperti yang diungkapkan oleh Ibu DW

(PKRT usaha mikro):

Kalau kita mah kaum perempuan bekerja hanya untuk membantu suami mencari uang tambahan, karena suami yang harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Kalau kesempatan untuk bekerja lebih banyak diberikan pada laki-laki, sedangkan ibu-ibu bekerjanya di rumah, seperti ngewarung atau dagang kreditan.

Uraian di atas menggambarkan bahwa kaum perempuan sendiri

menganggap bahwa diri mereka adalah sebagai pencari nafkah tambahan,

sehingga posisi mereka dalam bekerja dianggap rendah. Hal tersebut tidak

terlepas dari sistem sosialisasi yang telah tertanam sejak kecil bahwa perempuan

bekerja di rumah dan laki -laki bekerja di luar rumah.

Marjinalisasi juga terlihat pada saat pelantikan RT/RW, dari 43 orang

pengurus RT/RW yang terpilih, hanya satu orang perempuan yang menjabat

sebagai Ketua RW. Kaum laki-laki berpendapat bahwa perempuan hanya

bekerja mengurusi urusan rumahtangga saja dan kalau ingin aktif ada wadahnya

sendiri yaitu PKK.

Page 124: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

108 6.3.2. Subordinasi

Perempuan terutama PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi mengalami

subordinasi dalam bidang usaha yang dijalaninya. Mereka dianggap sebagai

peran yang aktif untuk menambah penghasilan suami dan bukan sebagai kepala

rumahtangga. Perempuan yang pada saat pasangan hidupnya mengalami krisis,

seperti terkena PHK, maka perannya bertambah untuk mencari nafkah bagi

keluarganya. Peran tersebut akhirnya mengharuskan dirinya untuk menjadi

pencari nafkah utama ditambah dengan jumlah tanggungan keluarga yang harus

dihidupinya. sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak HW (Informan):

Tugas perempuan terutama PKRT yang mempunyai usaha mikro adalah membantu suami mencari tambahan uang. Bukan sebagai kepala rumahtangga, karena kepala rumahtangga tetap laki-laki. Kalau suami menganggur, itu karena suami kurang beruntung yaitu tidak mempunyai pekerjaan dan tidak bisa mencari nafkah.

Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa perempuan mempunyai

posisi sebagai pihak yang tersubordinasi, karena dianggap sebagai pencari

nafkah tambahan. Apabila keadaan tersebut terjadi kepada seorang PKRT

terutama PKRT yang memiliki usaha mikro, tentu keadaan makin sulit karena

kesempatan untuk memperoleh pinjaman dan program-program pemberdayaan

ekonomi kurang diberikan kepada mereka.

6.3.3. Beban Kerja

PKRT yang bergerak dalam usaha mikro mengalami beban kerja

berlebih, karena selain menjalankan usahanya, ia juga harus mengurusi urusan

rumahtangga. Apabila pasangan hidupnya mengerti kerepotannya dan mau

membantu, hal tersebut tidak menjadi masalah, tetapi apabila ternyata suaminya

atau anak-anaknya tidak peduli dengan kesulitannya, maka akan menjadi

masalah bagi PKRT, karena tenaga dan pikirannya akan terkuras habis untuk

memikirkan biaya hidup dan urusan rumahtangganya. Hal tersebut seperti yang

diutarakan oleh Ibu EL (PKRT usaha mikro):

Suami saya sudah lama menganggur. Dulunya kena PHK dari IPTN. Sekarang saya yang harus mencari uang, karena untuk biaya sekolah anak dan hidup sehari-hari. Saya tiap hari bangun pagi terus ngurusin anak yang mau sekolah, setelah itu buka warung sambil mengerjakan sulaman, sementara suami moyan atau bermalas-malasan sambil nonton tv dan minum kopi. Terus terang saya kewalahan dan sangat capek. Suami tiap hari merokok dan minum kopi yang saya ambil dari jualan saya, akhirnya stok habis dan saya tidak bisa jualan.

Page 125: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

109 Uraian di atas menjelaskan bahwa seorang PKRT mengalami kesulitan

dalam membagi urusan domestik rumahtangga dan mencari nafkah karena tidak

mempunyai dukungan dari suaminya. Hal tersebut mengakibatkan ter jadinya

ketidakadilan gender apabila ternyata tidak ada perhatian dari lingkungan sekitar

untuk membantu usaha mikro yang dijalankan oleh PKRT tadi.

6.3.4. Stereotipe

Stereotipe yang terjadi terhadap PKRT yang mengelola usaha mikro

adalah usaha warungan dan dagang masakan adalah sebagai perpanjangan dari

urusan rumahtangga perempuan yang tidak terlepas dari aktivitas dapur. Hal

tersebut dapat dilihat dari penerimaan dana bergulir program P2KP, yaitu

sebanyak 33 perempuan mengelola usaha warungan yang terdiri dari penjualan

sembako, masakan matang, makanan anak-anak dan sebagainya.

6.3.5. Ideologi Gender

Perempuan di Desa Sekarwangi masih dianggap bahwa pekerjaannya

mengurusi urusan rumahtangga merupakan kodrat dan kewajiban perempuan.

Hal tersebut berdampak bagi PKRT. Walaupun ia bekerja sendiri untuk

menghidupi keluarganya, tetapi kesempatan untuk memperoleh modal usaha

dan berpartisipasi aktif di dalam kegiatan kemasyarakatan masih dianggap

sebelah mata, tetapi bila ada keperluan pendataan, kaum perempuan masih

dianggap sebagai sumber yang potensial untuk mendata masalah

kependudukan.

6.4. Evaluasi Umum

PKRT usaha mikro dalam menjalankan usahanya mengalami

keterbatasan akses dan kontrol terhadap sumberdaya produktif seperti

penggunaan tenaga kerja orang lain, kredit uang, modal, peralatan/teknologi,

pendidikan/pelatihan dan kelembagan formal dalam komunitas. Hal tersebut

disebabkan adanya ketidakadilan gender yang ada dalam masyarakat seperti

marjinalisasi, subordinasi, stereotipe dan beban kerja berlebih. PKRT usaha

mikro mengalami double burden yaitu mempunyai beban kerja berlebih dalam

kegiatan sehari-harinya. Mereka mengerjakan pekerjaan domestik dan mengurus

usaha mikro.

Page 126: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

110 Hasil usaha yang dijalankan oleh PKRT tidak mampu memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, karena habis untuk membayar hutang ke rentenir

dan membiayai kehidupan rumahtangganya. Program pembangunan yang

digulirkan oleh pemerintah yaitu program P2KP dan UP2K-PKK belum mampu

memecahkan masalah PKRT usaha mikro, karena tidak semua PKRT

mendapatkan bantuan tersebut.

Akses dan kontrol PKRT terhadap kelembagaan formal masih terbatas.

Ikatan erat PKRT usaha mikro terbatas pada kelembagaan informal dalam

masyarakat, seperti untuk mendapatkan kredit dan modal usaha, hubungan

dengan keluarga, teman, tetangga dan rentenir sangat dekat. Akses PKRT usaha

mikro dengan lembaga formal sangat terbatas, karena kebijakan dari desa

berupa program pembangunan belum menyentuh masalah dan kebutuhan PKRT

usaha mikro.

Page 127: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB VII

PENYUSUNAN PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA USAHA MIKRO

SECARA PARTISIPATIF

PKRT yang mempunyai usaha mikro mempunyai potensi untuk

mengembangkan perekonomian desa. Usaha mereka dapat maju apabila

mereka memiliki akses dan kontrol terhadap sumberdaya produktif. Gerak

mereka terhambat disebabkan ada ketidakadilan gender yang ada dalam

pemanfaatan program pembangunan masyarakat di Desa Sekarwangi ataupun

dalam kehidupan mereka sehari-hari. Adanya anggapan bahwa perempuan

mempunyai usaha mikro hanya sekedar membantu suami mencari nafkah

tambahan mempunyai dampak yang luas terutama dalam pengembangan usaha

mikronya. Mereka kesulitan untuk memperoleh akses terhadap permodalan,

pemasaran, program pembangunan dan pendidikan keterampilan.

Pemberdayaan perempuan kepala rumahtangga yang mempunyai usaha

mikro diarahkan pada keadilan dan kesetaraan gender (KKG) dengan mengarah

pada Gender And Development (GAD), yaitu PKRT usaha mikro dapat

memperoleh akses dan kontrol terhadap program pembangunan yang dapat

meningkatkan usaha mikro mereka. Program yang dihasilkan bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan sosial dan ekonomi PKRT secara berkelanjutan agar

mereka mampu mandiri baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari

komunitas. Hal tersebut dapat dicapai bila terjadi sinergi antar kelompok

masyarakat dan keterpaduan kelembagaan dalam komunitas yang terjalin

melalui jejaring sosial. Penyusunan program pemberdayaan bagi PKRT usaha

mikro dilakukan dengan tahap-tahap: identifikasi masalah dan kebutuhan,

identifikasi potensi lokal, pendayagunaan sumber-sumber lokal, penyusunan dan

pengusulan rencana.

7.1. Tahap Identifikasi Masalah dan Kebutuhan

Terdapat masalah ketidakadilan gender terhadap perempuan, yaitu

program pembangunan belum memperhatikan kebutuhan dan kepentingan

perempuan kepala rumahtangga yang mengelola usaha mikro. Mereka belum

sepenuhnya dapat mengakses program P2KP dan UP2K-PKK. Gambaran

Page 128: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

112 masalah yang dialami oleh PKRT dapat dilihat pada gambar 8. yaitu bagan

pohon masalah seperti beriku t ini:

Gambar 8. menjelaskan bahwa inti masalah yang dialami oleh PKRT

usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang adalah usaha mikro

mereka kurang berkembang. Hal tersebut disebabkan adanya isu ketidakadilan

gender yang menganggap bahwa mereka adalah pencari nafkah tambahan,

SEBAB MASALAH

Ketidakadilan Gender dalam

komunitas

Keragaman isi warungan terbatas

Kesulitan menyekolahkan

anak

Kebutuhan hidup tidak terpenuhi

Usaha mikro tidak berkembang INTI MASALAH

AKIBAT MASALAH

1) Akses dan kontrol Permodalan

terbatas

5) Akses dan Kontrol PKRT

terhadap P2KP dan UP2K-PKK terbatas

7) Akses dan kontrol Pengetahuan dan

Keterampilan PKRT terbatas

3) Akses dan kontrol Pemasaran

terbatas

Dana digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

Dana dimanfaatkan oleh elite masyarakat

8) Belum memperoleh pendidikan

keterampilan

Modal habis untuk membayar hutang

ke rentenir

Stok barang terbatas

Tidak mendapat ijin suami

Khawatir tidak mampu

membayar cicilan

Belum mengenal warga lebih dekat

6) Tidak diikutsertakan dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi

Hanya didata tetapi tidak ada

realisasi

2) Belum mengetahui dana potensial dalam

komunitas

Gambar 8. Analisis Pohon Masalah PKRT Usaha Mikro di desa Sekarwangi Kecamatan Katapang

Tidak mempunyai KTP untuk akses

kredit

4) Beban kerja berlebih

Page 129: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

113 pekerjaan perempuan sebatas di rumah saja ditambah dengan beberapa

keterbatasan PKRT usaha mikro dalam memperoleh akses terhadap

sumberdaya yang ada di Desa Sekarwangi. Hubungan antar kelembagaan

seperti antara BUMDES, PKK, PEMDA yang menjadi jejaring belum terjalin. Hal-

hal yang menjadi faktor penyebab ketidakadilan gender sehingga usaha mikro

PKRT tidak berkembang secara keseluruhan adalah:

1. Akses dan kontrol terhadap permodalan terbatas.

Kesempatan PKRT usaha mikro terhadap permodalan sangat terbatas.

Modal mereka hanya bersumber dari diri sendiri, keluarga dan rentenir dengan

jumlah sekitar Rp. 100.000,- sampai dengan Rp. 300.000,-. Adanya anggapan

bahwa perempuan hanya sebagai pencari nafkah tambahan berpengaruh

terhadap perolehan permodalan yang diterima oleh PKRT. Pengambilan

keputusan terhadap permodalan juga mempengaruhi keterbatasan dari PKRT

untuk mengembangkan usahanya. Akses dan kontrol mereka terhadap

permodalan menjadi terbatas disebabkan oleh beberapa faktor:

a. Tidak mempunyai KTP untuk akses kredit.

Beberapa perempuan di Desa Sekarwangi ada yang tidak memiliki Kartu

Tanda Penduduk (KTP). Mereka menganggap bahwa kepemilikan KTP tidak

banyak gunanya dan tidak diperiksa. Apabila ada kebutuhan untuk meminjam

kredit kepada suatu lembaga, mereka lebih mengandalkan KTP suaminya. Hal

tersebut menyebabkan mereka sangat bergantung pada suaminya apabila akan

meminjam modal kepada suatu lembaga. Mereka juga beranggapan bahwa

suami mereka yang bekerja di luar rumah dan sebagai kepala keluarga lebih

mendesak untuk memiliki KTP.

b. Modal habis untuk membayar hutang ke rentenir.

Modal usaha mikro yang dikelola oleh PKRT berasal dari hasil

keuntungan usaha yang diperolehnya per hari, tetapi sebagian besar keuntungan

dipergunakan untuk membayar hutang kepada rentenir. Hal tersebut dilakukan

karena apabila tidak dibayarkan dengan segera, maka bunga hutangnya akan

semakin bertambah. Sisa dana kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan sisanya baru untuk modal usaha. Kontrol PKRT usaha mikro

untuk tidak meminjam dana kepada rentenir lemah, karena suaminya tidak

Page 130: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

114 bekerja sehingga pinjam ke rentenir merupakan cara cepat untuk mendapatkan

uang kas.

c. Belum mengetahui dana potensial dalam komunitas.

PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi tidak mengetahui lembaga dana

yang potensial untuk membantu mengatasi masalah permodalan yang

dialaminya. Mereka memilih meminjam kepada rentenir, karena prosesnya

mudah dan berdasarkan atas kepercayaan atau pinjam kepada keluarganya.

Jejaring kelembagaan formal seperti PKK, BUMDES dan program P2KP belum

dapat menyentuh kebutuhan usaha mikro yang dijalankan oleh PKRT yang ada

di Desa Sekarwangi. Lembaga formal yang lain di luar komunitas Desa

Sekarwangi seperti Pemda juga belum menyentuh segi pengembangan usaha

mikro terutama yang dikelola oleh PKRT. Program prioritas desa baru bergerak

dalam pembangunan fisik dan belum sampai pada pemberdayaan PKRT usaha

mikro.

d. Dana digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dana hasil usaha terkadang habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Kadang-kadang usaha warungan yang dikelola oleh seorang

PKRT terpaksa harus tutup untuk sementara waktu, karena kehabisan modal

untuk membeli barang-barang persediaan warungannya. Hal tersebut

menyebabkan kondisi hidup seorang PKRT semakin sulit.

2. Akses dan kontrol pemasaran terbatas.

Permasalahan PKRT usaha mikro diantaranya adalah pemasaran barang

yang terbatas. Usaha yang dijalankan misalnya pembuatan rangginang, usaha

sulam renda dan kerajinan smock. Gerak mereka terbatas karena selain

menjalankan usaha mereka juga mereka mengerjakan pekerjaan domestik.

Adanya anggapan bahwa gerak langkah perempuan adalah di dalam rumah,

sedangkan laki-laki di luar rumah menyebabkan PKRT usaha mikro terbatas

geraknya untuk memperluas jaringan pemasaran. Beberapa hal yang

menyebabkan akses dan kontrol terhadap pemasaran terbatas adalah:

Page 131: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

115 a. Beban kerja berlebih

PKRT yang mengelola usaha mikro mempunyai beban kerja berlebih.

Mereka selain menjalankan usaha mikronya ju ga mempunyai tanggung jawab

untuk mengelola urusan rumahtangga yaitu mengurusi suami, membereskan

rumah dan mengasuh anak. PKRT usaha mikro berupaya untuk membagi kerja

produktif, reproduktif dan sosial kemasyarakatan secara seimbang. Mereka

mencari nafkah untuk kelangsungan hidup bagi diri dan keluarganya, bekerja

mengurus rumahtangga dan di lain pihak mereka perlu berPenyadarandengan

warga masyarakat di sekitar lingkungannya, sehingga upaya untuk memperluas

jaringan pemasaran terbatas. Kontrol PKRT usaha mikro di sini lemah, karena ia

tidak mampu melakukan posisi tawar dengan suaminya untuk membagi

pekerjaan domestik.

b. Stok barang terbatas.

Ketersediaan barang erat kaitannya dengan sumberdaya manusia dan

permodalan. Beberapa PKRT yang mengelola usaha mikro mengeluh bahwa

sulit mencari orang yang dapat membantu pekerjaan mereka. Hal tersebut

disebabkan keahlian yang mereka miliki sulit untuk dibagi kepada yang lain dan

sistem pembayaran upah yang masih terbatas, karena barang yang dijual juga

terbatas hasilnya atau keuntungannya.

c. Belum mengenal warga lebih dekat.

Warga pendatang yang tinggal di Desa Sekarwangi dan mengelola usaha

mikro terutama untuk menjahit hias merasa kesulitan dalam mengembangkan

usahanya. Hal tersebut disebabkan mereka belum mengenal warga masyarakat

di Desa Sekarwangi secara lebih dekat, sehingga usaha mereka juga belum

dikenal oleh warga masyarakat yang lain.

3. Akses dan kontrol terhadap P2KP dan UP2K-PKK terbatas.

Akses dan kontrol mereka terhadap program pembangunan yang ada

seperti P2KP dan UP2K-PKK terbatas karena adanya anggapan bahwa mereka

hanya sebagai pencari nafkah tambahan, sehingga jumlah dana yang

diterimanya dan jumlah PKRT yang dapat mengakses program tersebut terbatas.

Page 132: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

116 Faktor-faktor yang menyebabkan akses dan kontrol PKRT usaha mikro terhadap

program pembangunan antara lain:

a. Dana dimanfaatkan oleh elite masyarakat.

Dana P2KP sebagian besar dimanfaatkan oleh warga masyarakat yang

menjadi pengurus pengelolaan dana bergulir tersebut. Dana bergulir terlebih

dahulu diberikan kepada keluarga terdekat yang mempunyai jenis usaha baru,

sedangkan untuk warga yang miskin yang membutuhkan suntikan dana

permodalan diberikan sisanya. Hal tersebut berdampak pada perkembangan

usaha mikro yang dikelola oleh perempuan kepala rumahtangga yang tergolong

dalam kategori keluarga Pra KS dan KS1.

b. Hanya didata tetapi tidak ada realisasi.

Sebagian PKRT menyatakan bahwa mereka sebelumnya didata untuk

memperoleh bantuan dana bergulir P2KP, tetapi setelah dana itu ada, mereka

tidak mendapatkannya. Mereka akhirnya meminjam ke sumber yang lain seperti

ke rentenir untuk menutupi kebutuhan usaha mikronya.

c. Khawatir tidak mampu membayar cicilan.

Ada kekhawatiran yang tersirat dari para pengelola dana program

pembangunan yang ada di Desa Sekarwangi, yaitu jika mereka memberikan

pinjaman kepada PKRT usaha mikro yang masuk dalam kategori keluarga Pra

KS dan KS 1, maka dana tersebut tidak akan kembali. Selain karena adanya

anggapan bahwa kemampuan mereka untuk mengembalikan dana tersebut

terbatas juga hasil usaha mikro yang dijalaninya banyak dihutangi oleh pembeli,

sehingga dana untuk mengembalikan cicilan tidak ada.

d. Tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Sebagian dari PKRT usaha mikro mengatakan bahwa mereka tidak

menerima penjelasan tentang bagaimana program P2KP dan UP2K-PKK yang

ada di desa mereka. Bagi PKRT usaha mikro yang menerima bantuan, mereka

hanya diterangkan tentang jumlah cicilan yang harus dikembalikan berdasarkan

jumlah pinjaman dan berapa bulan cicilan tersebut akan di lunasi.

Page 133: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

117 4. Akses dan kontrol pengetahuan dan keterampilan PKRT terbatas.

PKRT usaha mikro memiliki pengetahuan dan keterampilan terbatas. Hal

tersebut dapat dilihat dari jenis usaha yang dikelola oleh mereka terbatas pada

usaha kecil-kecilan dan keterampilan mereka dalam pengelolaan hasil usaha

juga terbatas, sehingga usaha mikro mereka kurang berkembang. Hal tersebut

berdasarkan adanya ideologi gender bahwa pekerjaan perempuan hanya di

rumah saja dan laki-laki yang bekerja keluar rumah.

a. Belum pernah memperoleh pendidikan keterampilan.

Sebagian PKRT usaha mikro memerlukan pendidikan dan keterampilan

untuk menambah wawasan usaha mereka. Mereka belum pernah memperoleh

pelatihan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka selama ini,

seperti bagaimana cara mengelola usaha warungan, mengelola permodalan agar

berkembang, keterampilan membuat makanan atau menjahit, yang kesemuanya

disesuaikan dengan kebutuhan usaha mereka.

b. Tidak mendapat ijin suami.

Sebagian dari PKRT yang mengelola usaha mikro merasa kesulitan

memperoleh ijin suami untuk mengikuti pelatihan keterampilan terutama apabila

pelatihan tersebut memerlukan waktu lebih dari satu hari dan menginap, karena

akan berdampak pada kerja produktif dan reproduktif mereka, walaupun

pelatihan tersebut berupaya untuk meningkatkan usaha mikro yang dikelolanya.

Kontrol PKRT usaha mikro terhadap pengetahuan dan keterampilan lemah,

karena ia tidak dapat melakukan posisi tawar dengan suaminya untuk

memajukan usahanya dengan mengikuti pelatihan keterampilan.

Identifikasi masalah dan kebutuhan PKRT usaha mikro seperti pada Tabel

28. berikut ini:

Page 134: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

118 Tabel 28. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan PKRT Usaha Mikro di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

MASALAH KEBUTUHAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Ketidakadilan Gender dalam komunitas

Adanya informasi kepada warga masyarakat tentang kesetaraan dan keadilan gender.

Penyadaran Gender

Akses dan kontrol PKRT terhadap program P2KP dan UP2K-PKK terbatas.

Adanya Peran serta PKRT dalam kegiatan forum desa.

Pemberian kesempatan bagi PKRT untuk aktif dalam forum desa

Tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

Adanya wadah bagi perempuan untuk menyalurkan aspirasi dan permasalahannya.

Pembentukan Forum Perempuan

Beban kerja berlebih

Adanya pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak yang ibunya bekerja.

Pembentukan Kelompok Bermain Anak

Akses dan kontrol Permodalan terbatas

Muncul kemandirian dan swadaya masyarakat dalam mengelola permodalan.

Pengelolaan tabungan secara kelompok

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan PKRT usaha mikro.

Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan usaha bagi PKRT

Akses dan kontrol Pengetahuan dan Keterampilan PKRT terbatas Adanya diklat tentang tata cara

pengelolaan perkoperasian. Pendidikan dan Pelatihan tentang Perkoperasian

Belum mengetahui dana potensial dalam komunitas

Adanya hubungan antar kelembagaan untuk menjaring sumberdaya permodalan bagi PKRT usaha mikro.

Perluasan jejaring sosial untuk menggalang permodalan

Akses dan kontrol Pemasaran terbatas

Adanya jaringan pemasaran bagi PKRT usaha mikro.

Perluasan jejaring kerja pemasaran

7.2. Tahap Identifikasi Potensi Lokal

Potensi lokal yang dapat menjadi sumber untuk menangani masalah yang

dihadapi oleh PKRT usaha mikro berasa dari dalam diri sendiri (internal) dan dari

dalam lingkungan (external). Potensi sumber yang berasal dari dalam diri sendiri

(internal resources ) adalah:

1. Keinginan untuk merubah nasib; setiap PKRT yang mengelola usaha mikro

mempunyai keinginan untuk memajukan usahanya. Keinginan tersebut

merupakan sumber yang potensial, karena akan menumbuhkan semangat

untuk bekerja lebih giat lagi. Potensi ini perlu mendapat dukungan dari

berbagai pihak, baik dari komunitas, kelembagaan lokal maupun peraturan

yang ada.

2. Daya survive yang tinggi; PKRT usaha mikro memiliki kehidupan yang minim

yaitu hasil usahanya hanya mampu memenuhi kebutuhan pokok, tetapi

mereka mempunyai ketahanan untuk hidup karena modal sosial yang ada di

Page 135: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

119 desa mendukung mereka untuk survive terutama dari kerabat dan teman

yaitu berupa dukungan bantuan permodalan untuk mengembangkan usaha

mikro.

3. Pengetahuan lokal; PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi memiliki

pengetahuan lokal atau indigenous knowledge yang merupakan pemahaman

PKRT untuk mengetahui kapan usahanya banyak pembeli dan kapan sepi

pembeli. Mereka dapat memprediksi berapa modal yang diperlukan untuk

memperbanyak jenis barang yang akan dijualnya dan kapan meminimalisir

jumlah barang yang dijualnya terutama barang-barang berupa makanan yang

mempunyai batas kadaluwarsa.

Potensi sumber yang berasal dari luar atau lingkungan (external

resources) diantaranya:

1. Program pembangunan masyarakat

Program pembangunan masyarakat yang ada di Desa Sekarwangi

Kecamatan Katapang seperti Program P2KP dan UP2K-PKK dapat

dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang dialami oleh PKRT terutama

dalam memperoleh akses terhadap permodalan.

2. Kelembagaan formal dan informal

Kelembagaan yang ada di desa Sekarwangi dapat digunakan untuk

mendukung dan mengembangkan usaha mikro yang dikelola oleh PKRT.

Kelembagaan itu bisa berupa kelembagaan formal dan informal seperti

keluarga, pameran, kelompok arisan, rentenir, media informasi, PKK,

BUMDES, Pemda. Faktor-faktor pendukung yang dapat digunakan PKRT

usaha mikro untuk memperoleh akses dari kelembagaan itu adalah informasi

tentang produk, harga, keberadaan desa, kepercayaan/trust dan perolehan

kredit. Hubungan kelembagaan dapat menjadi jejaring sosial yang dapat

mengembangkan usaha mikro yang dikelola oleh PKRT.

Page 136: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

120 7.3. Tahap Pendayagunaan Sumber-sumber Lokal

Kegiatan pendayagunaan sumber-sumber lokal untuk pemberdayaan

PKRT usaha mikro didasarkan pada pengembangan jejaring artinya setiap

program memerlukan jejaring atau hubungan antar kelembagaan agar terjadi

sinergitas dan muncul trust diantara masyarakat terutama PKRT usaha mikro,

pemerintah dan lembaga swasta.

Pendayagunaan sumber-sumber lokal diantaranya adalah meningkatkan

hubungan kelembagaan yang berada di dalam maupun di luar komunitas agar

jejaring sosial masyarakat Desa Sekarwangi meningkat dari Quadran 4 yaitu

“Masyarakat Desa yang Miskin” ke Quadran 1 yaitu “Anggota Program Kredit

yang Sukses”. Kriteria agar hubungan intra dan luar komunitas tinggi adalah

adanya pola relasi/hubungan yang bagus antara individu, komunitas maupun

dengan kelembagaan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kelembagaan yang dapat mendukung program

pemberdayaan PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan

Katapang.

2. Melakukan analisis stakeholder yang diperlukan untuk mengetahui

kelembagaan yang mempunyai potensi untuk meningkatkan akses dan

kontrol PKRT usaha mikro.

3. Jejaring yang dibangun bersifat setara, transparan, jujus, integrasi dan

dedikasi untuk mencapai tujuan bersama.

4. Memberikan kepercayaan bagi PKRT usaha mikro untuk membentuk

kelompok dan mengelola program dan kegiatan yang ada untuk

meningkatkan akses dan kontrol mereka.

Jejaring sosial dalam proses pemberdayaan ini adalah sebagai berikut:

Page 137: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

121

Gambar 9. Jejaring Sosial Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

Gambar 9 menjelaskan bahwa perlu ada jejaring kelembagaan untuk

memecahkan masalah yang dialami oleh PKRT yang mengelola usaha mikro.

Adanya kebijakan dari aparat desa untuk mengelola program pengembangan

usaha mikro yang dikelola oleh PKRT berdasarkan kesetaraan dan keadilan

gender dapat meningkatkan taraf kesejahteraan PKRT sehingga kebutuhan

strategisnya dapat dicapai yaitu peningkatan status dan perekonomian mereka.

Adanya peran pemerintah daerah dan kelembagaan dalam komunitas dapat

membantu memecahkan permasalahan yang dialami oleh PKRT usaha mikro.

Warga masyarakat sebagai konsumen dapat memberikan peluang kepada PKRT

untuk maju dan mengembangkan dirinya dengan tidak menganggap mereka

adalah pencari nafkah tambahan.

Pada tahap pendayagunaan sumber untuk program pemberdayaan bagi

PKRT melalui pengembangan jejaring sosial tidak terlepas dari peran

stakeholder. Analisis stakeholder diperlukan untuk melihat peran stakeholder dan

sejauhmana fungsinya dalam program pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro di

Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang. Daftar Stakeholder dapat dilihat pada

Tabel 29. berikut ini:

BUMDES, P2KP, UP2K-PKK, TEMAN, KELOMPOK ARISAN, RENTENIR,

KELUARGA, PERBANKAN

PKRT USAHA MIKRO

Aparat Pemerintah Prop/Kab/Kec,

BK3S, K3S

WARGA MASYARAKAT (KONSUMEN),

PASAR

Aparat Desa, BPD,

LKMD, PKK.

Page 138: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

122 Tabel 29. Daftar Stakeholder untuk pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA SEKTOR SWADAYA MASYARAKAT

- Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah (BPMD) Propinsi Jabar.

- Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kab. Bdg

- Bagian Perekonomian Setda

- Bagian Pemberdayaan Perempuan Dinas Kesejahteraan Sosial Kab. Bdg.

- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kab. Bdg

- Dinas Koperasi (Diskop) Kab. Bdg

- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kab. Bdg.

- Pemerintahan desa/kec.

- Tim Penggerak PKK Desa

- Bank Perkreditan Rakyat (BPR)/Bank Negara Indonesia (BNI)

- Badan Usaha Milik Desa

- Badan Koordinator Kegiatan Kesos (BK3S)

- Koordinator Kegiatan Kesos (K3S)

- Usahawan

- Pusat Studi Wanita (PSW)

- PKRT Usaha Mikro

- Tokoh adat

- Ulama

- Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

- Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).

- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

- Organisasi Sosial

- Komunitas

Sumber: Hasil Peneltian 2005

Daftar stakeholder pada Tabel 29. terdiri dari sektor publik yang menjadi

perumus kebijakan, sektor swasta yang menjadi pendukung kegiatan dan sektor

swadaya masyarakat sebagai aktor utama pelaksana kegiatan. Ketiganya dapat

menjadi shareholder dalam menunjang terlaksananya kegiatan. Sektor publik

dan swasta dipilah menurut tingkat kepentingan mereka yang terkait dengan

masalah dan kebutuhan PKRT usaha mikro, mulai dari kegiatan pemberdayaan

perempuan sampai dengan pemberdayaan usaha mikro. Daftar stakeholder

diperlukan untuk menjalin jejaring sosial yang dibutuhkan untuk mengatasi

masalah ketidakadilan gender pada PKRT usaha mikro. Para stakeholder ini

kemudian dianalisis menurut kepentingan dan kebutuhannya. Analisis

stakeholder dapat dilihat pada Tabel 30. berikut ini:

Page 139: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

123 Tabel 30. Analisis Stakeholder untuk Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

Stakeholder Hubungan Proyek – S Hubungan S – Proyek Kebutuhan (S) Tujuan Umum (S) Evaluasi Strategi

Support/hindari Pemda Fasilitasi Penerapan Kebijakan Anggaran Terbatas Memberdayakan masyarakat XXXX Potensi TP PKK Kab Fasilitasi Pembina Wilayah Kemandirian,

swadaya Swadaya XX Potensi

Kecamatan Fasilitasi Pembina Wilayah Proyek berkembang

Percontohan XXX Potensi

Pemdes Fasilitasi Pembina PKK Ada kegiatan Sukses XXXX Potensi TP PKK Desa Penentuan Kelompok

penerima dana Pengelola Anggaran UP2K-PKK Dilaksanakan Dana kembali XXX Potensi

BPR/BNI Pendukung kegiatan Pendukung dana Menambah nasabah

Memperluas usaha perbankan

XX Potensi

BUMDES Pendukung kegiatan Pendukung dana Program berjalan Membantu masyarakat XXX Potensi BK3S/K3S Pendukung kegiatan Pendukung dana dan kegiatan Program berjalan Memberdayakan masyarakat XXX Potensi Usahawan Pendukung kegiatan Pendukung pemasaran Produksi lancar Memperluas usaha XXX Potensi Pusat Studi Wanita Fasilitasi pemberdayaan

perempuan Pemberi informasi tentang

kesetaraan dan keadilan gender PenyadaranKKG KKG XXXX Potensi

Organisasi Sosial Fasilitasi tempat Membantu masyarakat Dukungan masyarakat

Membantu masyarakat XXXX Potensi

LSM Fasilitator masyarakat Pendamping kegiatan Mendapatkan kegiatan

Program berjalan lancar XXXX Potensi

Tokoh Adat Pemberi informasi Tokoh yang disegani Didengarkan Mensukseskan program pemerintah

XXXX Potensi

Ulama Pemberi informasi Tokoh yang disegani Dakwah Pengembalian pinjaman lancar

XXXX Potensi

BKM/UPK Penentuan KSM Penentuan KSM Laporan Keuangan Dana Bergulir XXX Potensi KSM Koordinator kelompok Pengelola penagihan dalam

kelompok Pembayaran cicilan

lancar Tagihan lancar XXXX Potensi

PKRT Usaha Mikro Tidak semua Penerima Dana Dapat bantuan untuk modal

Bantuan modal sesuai kebutuhan

XXXX Potensi

Komunitas Yang dapat bantuan orang kaya

Penerima Dana Bergulir Ada bantuan untuk usaha

Ada bantuan untuk usaha XX Potensi

Keterangan: Stakeholder : Orang atau lembaga yang berkompeten untuk terlibat dalam proses pemberdayaan PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi. Hubungan Proyek – S : Hubungan Proyek dengan stakeholder. Hubungan S – Proyek : Hubungan stakeholder terhadap proyek. Kebutuhan (S) : Kebutuhan stakeholder. Tujuan Umum (S) : Tujuan stakeholder. X : Menunjukkan kapasitas evaluasi dari masing-masing stakeholder. Strategi Support/hindari : Menunjukkan dukungan terhadap program pemberdayaan PKRT usaha mikro.

Page 140: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

124 Data pada Tabel 30. menunjukkan bahwa stakeholder yang berperan

adalah dari Pemda, lembaga PKK, Lembaga Desa dan Kelompok Usaha dan

swasta yaitu Perbankan, Organisasi Sosial, BUMDES, Usahawan, Pusat Studi

Wanita (PSW), BKM dalam program P2KP dan UP2K-PKK. Pihak Pemda

berperan sebagai fasilitator program dan kegiatan serta sebagai lembaga dana,

lembaga swasta sebagai pendamping dan pemantau, lembaga desa sebagai

pengolah data dan program desa serta masyarakat sendiri terutama PKRT

sebagai aktor utama. Kerjasama ini membentuk tiga komponen utama strategi

pengembangan masyarakat.

Keinginan dari masing-masing stakeholder adalah kemajuan program dan

dana tersebut dapat berkembang, sehingga dapat bergulir dan dapat dirasakan

oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan. Evaluasi tertinggi diharapkan

berasal dari Pemda, Pemdes, Pengurus UP2K-PKK, Ketua KSM dan PKRT

usaha mikro.

7.4. Tahap Penyusunan dan Pengusulan Rencana

7.4.1. Penyusunan Tujuan

Penyusunan rancangan program pemberdayaan perempuan kepala

rumahtangga yang mengelola usaha mikro tidak terlepas dari perumusan tujuan

yang akan dicapai untuk mengembangkan usaha tersebut. Perumusan tujuan

terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum yang akan dicapai dalam upaya pemberdayaan PKRT

usaha mikro adalah “Terwujudnya kesetaraan dan keadilan Gender terhadap

PKRT dalam mengembangkan akses dan jejaring sosial usaha mikro di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang. “

Tujuan umum itu mengandung arti bahwa pemberdayaan PKRT usaha

mikro diarahkan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dengan

mengembangkan jejaring sosial yang ada di Desa Sekarwangi Kecamatan

Katapang. Kesetaraan dan keadilan gender mengandung arti bahwa PKRT

usaha mikro memperoleh akses untuk mengembangkan usahanya dan

Page 141: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

125 mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan dalam menentukan hal

yang terbaik bagi dirinya dan terutama untuk mengembangkan usaha mikronya.

2. Tujuan khusus

Tujuan Khusus yang akan dicapai dalam pemberdayaan PKRT usaha

mikro berdasarkan prioritas sebab dan akar masalah yang akan dipecahkan

adalah:

a. Meningkatkan akses dan kontrol terhadap permodalan

PKRT memperoleh akses terhadap permodalan dengan melibatkan

kelembagaan yang ada di dalam maupun di luar komunitas Desa Sekarwangi

baik formal maupun informal untuk mendukung usaha mikro yang dikelolanya.

Mereka juga mempunyai kontrol untuk mengambil keputusan apakah

permodalan tersebut dapat memberikan manfaat bagi usahanya tanpa

dipengaruhi oleh pihak lain.

b. Meningkatkan akses dan kontrol terhadap pemasaran

PKRT usaha mikro memperoleh akses terhadap pemasaran dengan

memberikan kesempatan kepada perempuan untuk bekerja dan tidak memiliki

beban ganda. Hal tersebut perlu dilakukan agar persediaan barang selalu ada

untuk mempermudah proses pemasaran.

c. Meningkatkan akses dan kontrol PKRT terhadap P2KP dan UP2K-PKK

PKRT usaha mikro dilibatkan dalam siklus perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi program dan kegiatan yang ada di desa, sehingga suara dan kebutuhan

mereka didengar dan dapat dijadikan dasar untuk membuat bahan kebijakan

tindak lanjut. Hal tersebut diperlukan untuk menampung aspirasi PKRT sebagai

subyek dan bukan sebagai obyek pembangunan, sehingga mereka bisa eksis

dalam komunitas.

d. Meningkatkan akses dan kontrol pengetahuan dan keterampilan

Pengetahuan dan keterampilan PKRT usaha mikro perlu ditingkatkan untuk

menambah wawasan berusaha bagi mereka. Mereka bisa memanfaatkan waktu

luang dan diisi dengan kegiatan yang dapat meningkatkan usaha mereka, seperti

engisi waktu luang selama menunggu warung dengan menyulan atau menerima

pesanan menjahit pakaian atau makloon.

Page 142: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

126 7.4.2. Penyusunan Rancangan Program

Penyusunan rancangan program dilakukan dengan cara melihat bentuk

kegiatan yang bersifat langsung ataupun tidak langsung. Program dan kegiatan

yang bersifat langsung yaitu yang berkaitan langsung dengan program

pemberdayaan PKRT usaha mikro melalui pengembangan jejaring sosial.

Program dan kegiatan yang bersifat tidak langsung yaitu memberikan masukan

bagi pemegang kebijakan tentang pentingnya program pemberdayaan bagi

PKRT usaha mikro untuk memajukan usaha mereka dengan mengembangkan

akses dan kontrol mereka terhadap kelembagaan yang ada di dalam ataupun di

luar komunitas.

Penyusunan rancangan program tidak terlepas dari adanya analisis

terhadap pengembangan jejaring sosial terhadap usaha mikro yang dikelola oleh

PKRT di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang dikaitkan dengan ketidakadilan

gender yang ada dalam komunitas dan manfaat yang dapat dirasakan oleh

PKRT usaha mikro.

Tabel 31. Analisis Pengembangan Jejaring Sosial terhadap PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

Ketidakadilan

Gender Jejaring Sosial Tujuan Manfaat bagi PKRT

Usaha Mikro

Subordinasi dan marjinalisasi PKRT Usaha Mikro

Sektor Publik: BPMD Prop, Dinkesos, TP PKK Sektor Swasta: PSW Sektor Swadaya Masy: PKRT Usaha mikro, tokoh adat, ulama.

Meminimalisir Ketidakadilan Gender

Mampu mengambil keputusan dan mandiri

Akses dan kontrol PKRT usaha mikro terhadap program P2KP dan UP2K-PKK terbatas

Sektor Publik: Bapeda, aparat desa Sektor Swasta: usahawan. Sektor Swadaya Masy: PKRT Usaha mikro, LSM, BKM, komunitas, tokoh adat, ulama.

Meningkatkan akses dan kontrol PKRT terhadap program P2KP dan UP2K-PKK

Permasalahan PKRT Usaha Mikro diperhatikan

Akses dan kontrol terhadap permodalan terbatas

Sektor Publik: Dinkesos, TP PKK Sektor Swasta: BK3S, K3S, BUMDES, BNI/BPR, Sektor Swadaya Masy: PKRT Usaha mikro, tokoh adat, ulama.

Meningkatkan akses dan kontrol permodalan

Kesempatan untuk memperoleh modal dengan terlibat dalam kelembagaan formal dan informal

Page 143: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

127 Akses dan kontrol terhadap pengetahuan dan keterampilan terbatas

Sektor Publik: Dinkesos, TP PKK Sektor Swasta: Orsos Sektor Swadaya Masy: PKRT Usaha Mikro, komunitas.

Meningkatkan akses dan kontrol terhadap pengetahuan dan keterampilan

Kesempatan menambah pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan usaha mikro

Akses dan kontrol pemasaran terbatas

Sektor Publik: Disperindag, Diskop, Bagian Ekonomi Setda, Aparat Desa, TP PKK Sektor Swasta: Usahawan SektorSwadaya Masy: PKRT Usaha mikro, komunitas.

Meningkatkan akses dan kontrol terhadap pemasaran

Kesempatan memperluas jaringan pemasaran

Data pada Tabel 31. menunjukkan bahwa jejaring sosial merupakan entry

point untuk melaksanakan program dan kegiatan untuk meminimalisir

ketidakadilan gender yang terjadi di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang.

Adanya manfaat yang dirasakan oleh PKRT usaha mikro sesuai dengan tujuan

program dan kegiatan dapat menumbuhkan swadaya dan kemandirian bagi

komunitas terutama bagi PKRT usaha mikro. Jejaring sosial melibatkan tiga

komponen utama dalam komunitas yaitu sektor publik, swasta dan komunitas itu

sendiri agar kegiatan pengembangan masyarakat dapat berkesinambungan.

Program pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro melalui pengembangan

jejaring sosial adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Jejaring Sosial untuk Pemberdayaan perempuan kepala

rumahtangga (PKRT) usaha mikro

Program pemberdayaan perempuan merupakan suatu program untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap posisi PKRT

terutama PKRT yang mengelola usaha mikro. Ketidakadilan gender yang terjadi

dapat diminimalisir berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Program

pemberdayaan bagi PKRT ini berupaya untuk meningkatkan posisi tawar

perempuan kepala rumahtangga dalam masyarakat agar suara dan kebutuhan

mereka dapat ditindaklanjuti dalam bentuk program pengembangan masyarakat.

Kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam program pemberdayaan PKRT usaha

mikro ini adalah:

Page 144: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

128 a. Pemberian kesempatan bagi PKRT untuk aktif dalam forum desa

Pemberian kesempatan bagi PKRT untuk aktif dalam Forum Desa

merupakan suatu bentuk kegiatan untuk memperluas akses dan kontrol

perempuan terutama PKRT usaha mikro agar terlibat dalam perumusan masalah

pembuatan program pengembangan masyarakat yang ada di Desa Sekarwangi.

Pendekatan kepada PKRT usaha mikro perlu dilakukan untuk menjaring aspirasi,

kebutuhan dan permasalahan mereka agar kegiatan pengembangan masyarakat

yang dilaksanakan sesuai dengan masalah dan kebutuhan mereka.

b. Penyadaran Gender

Penyadaran Gender merupakan kegiatan pengenalan kesetaraan dan

keadilan gender dalam setiap program kegiatan pembangunan dan pemberian

informasi tentang isu ketidakadilan gender yang terjadi dalam program

pembangunan masyarakat yang ada di desa Sekarwangi.

c. Pembentukan Forum Perempuan

Pembentukan Forum Perempuan merupakan suatu bentuk kegiatan untuk

menampung aspirasi perempuan yang difasilitasi oleh Bidang Pemberdayaan

Perempuan. Forum ini diupayakan menjadi suatu forum pelayanan konsultasi

bagi PKRT usaha mikro yang mengalami ketidakadilan gender seperti tindak

kekerasan.

d. Pembentukan Kelompok Bermain Anak

Kegiatan ini berupaya untuk mengatasi masalah perempuan kepala

rumahtangga usaha mikro yang mengalami hambatan dalam pengembangan diri

disebabkan peran ganda dalam rumahtangga. Bentuk kegiatan yang dilakukan

adalah dengan membentuk lembaga penitipan anak, Ibu yang bekerja

mengalami kesulitan dalam hal pengasuhan anak apalagi bagi seorang PKRT

yang mengelola usaha mikro. Lembaga ini diharapkan dapat memberikan

pelayanan kesejahteraan anak, sehingga terjamin tumbuh kembang anak

dengan baik seperti anak-anak seusianya.

Page 145: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

129 2. Pengembangan Jejaring Usaha Mikro

Program pengembangan jejaring usaha mikro diupayakan untuk

menjamin kelangsungan usaha mikro yang dijalankan oleh PKRT. Kegiatan ini

perlu dilakukan secara berkelompok dengan melibatkan berbagai stakeholder

dalam pelaksanaannya. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Pengelolaan Tabungan Bersama

Pengelolaan tabungan secara berkelompok merupakan suatu kegiatan

untuk memelihara kelangsungan permodalan. Suntikan dana diberikan untuk

menambah permodalan usaha mikro yang dikelola oleh PKRT, kemudian dana

tersebut dikelola secara bergulir dan diupayakan mereka dapat menyisakan

sedikit penghasilannya untu k tabungan. Pengelolaan tabungan secara

berkelompok diharapkan dapat membuat PKRT usaha mikro mempunyai rasa

tanggung jawab bersama dan mandiri dalam mengelola modal usaha.

b. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan usaha bagi PKRT

Pendidikan dan pelatihan keterampilan usaha bagi PKRT merupakan

upaya untuk meningkatkan keterampilan bagi PKRT usaha mikro agar mereka

dapat menambah wawasan jenis usaha yang berdampak pada semakin

meluasnya akses mereka terhadap sumberdaya. Pelatihan keterampilan yang

diberikan dapat berupa keterampilan memasak, menjahit, kecantikan dan

sebagainya yang dapat bermanfaat untuk memperluas wahana usaha bagi

PKRT usaha mikro.

c. Pendidikan dan Pelatihan tentang Perkoperasian

Pendidikan dan pelatihan tentang perkoperasian merupakan suatu bentuk

kegiatan agar warga masyarakat terutama PKRT usaha mikro dapat

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang tata cara simpan

pinjam sebagai kelanjutan dari kegiatan pengelolaan tabungan bersama.

Kegiatan ini juga berupaya untuk memberikan pemahaman kepada warga

masyarakat terutama PKRT usaha mikro agar mereka dapat bekerjasama dalam

masyarakat.

Page 146: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

130 d. Perluasan jejaring sosial untuk menggalang permodalan

Kegiatan perluasan jejaring sosial untuk menggalang permodalan

diperlukan agar PKRT usaha mikro mempunyai akses yang lebih luas terhadap

sumberdaya di dalam dan diluar komunitas. Jejaring ini mencakup hubungan

kelembagaan yang terjalin dengan baik, sehingga muncul kepercayaan untuk

memberikan bantuan modal kepada PKRT yang mengelola usaha mikro.

e. Mengikuti Pameran

Kegiatan perluasan jejaring kerja pemasaran merupakan upaya untuk

memperluas akses dan kontrol PKRT usaha mikro untuk memasarkan hasil

usahanya yang tidak terbatas dalam komunitas saja, tetapi dapat berkembang di

luar komunitas. Bentuk nyatanya adalah mengikutsertakan hasil kerjainan PKRT

usaha mikro dalam pameran-pameran industri.

Page 147: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

131 Tabel 32. Rancangan Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Rumahtangga melalui Pengembangan Jejaring Sosial

(Kasus Usaha Mikro di desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

TUJUAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN WAKTU PENYANDANG DANA

Meminimalisir Isu Ketidakadilan Gender

Meningkatnya pemahaman warga masyarakat tentang kesetaraan dan keadilan gender.

1. Penyadaran Gender 1 bulan Bagian Pemberdayaan Perempuan

Meningkatkan akses dan kontrol PKRT terhadap program P2KP dan UP2K-PKK

Meningkatnya peran serta PKRT dalam kegiatan forum desa.

2. Pemberian kesempatan bagi PKRT untuk aktif dalam forum desa

3 bulan Komunitas desa Sekarwangi

Meningkatkan partisipasi perempuan

Tersedianya wadah bagi perempuan untuk menyalurjkan aspirasi dan permasalahannya.

3. Pembentukan Forum Perempuan

3 bulan Komunitas desa Sekarwangi – Bagian PP

Berkurangnya beban kerja

Tersedianya pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak yang ibunya bekerja.

1. Pengembangan Jejaring sosial untuk Pemberdayaan Perempuan Kepala Rumahtangga Usaha Mikro

4. Pembentukan Kelompok Bermain Anak

3 bulan Komunitas desa Sekarwangi - Dinkesos

Meningkatkan akses dan kontrol permodalan

Meningkatnya kemandirian dan swadaya masyarakat dalam mengelola permodalan.

1. Pengelolaan tabungan secara kelompok

3 bulan Shareholder, PKRT Usaha Mikro

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan PKRT usaha mikro.

2. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan usaha bagi PKRT

3 bulan TP PKK Desa Sekarwangi Meningkatkan akses dan kontrol terhadap pengetahuan dan keterampilan Meningkatnya pemahaman

tentang tata cara pengelolaan perkoperasian.

3. Pendidikan dan Pelatihan tentang Perkoperasian

1 minggu Dinas Koperasi Kab. Bdg

Meningkatkan akses dan kontrol terhadap dana potensial dalam komunitas

Meningkatnya hubungan antar kelembagaan untuk menjaring sumberdaya permodalan bagi PKRT usaha mikro.

4. Perluasan jejaring sosial untuk menggalang permodalan

3 bulan Shareholder

Meningkatkan akses dan kontrol terhadap pemasaran

Meningkatnya jaringan pemasaran bagi PKRT usaha mikro.

2. Pengembangan Jejaring Usaha Mikro

5. Perluasan jejaring kerja pemasaran

2 minggu Shareholder

Page 148: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

132 7.4.3. Pelaksanaan Program

Kerangka pelaksanaan program perlu diuraikan untuk menentukan

langkah-langkah kegiatan yang diperlukan dalam memberdayakan PKRT usaha

mikro. Kerangka tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 33. Kerangka Pelaksanaan Kegiatan PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005

No. NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH PENANGGUNG

JAWAB

1. Pemberian kesempatan bagi PKRT untuk aktif dalam forum desa

a. Mengikutsertakan PKRT usaha mikro dalam rapat-rapat rutin PKK dan melibatkannya dalam mengambil keputusan.

b. Mengikutsertakan PKRT usaha mikro dalam kegiatan pembangunan desa.

c. Melibatkan PKRT usaha mikro dalam kepengurusan desa.

Aparat Desa, TP PKK desa.

2. Penyadaran Gender

a. Pengalokasian anggaran. b. Menghubungi pihak terkait untuk

pelaksanaan kegiatan. c. Penyiapan materi. d. Pelaksanaan kegiatan.

Dinkesos

3. Pembentukan Forum Perempuan

a. Pengalokasian anggaran. b. Menghubungi pihak terkait untuk

pelaksanaan kegiatan. c. Mengadakan pertemuan-pertemuan. d. Brainstorming masalah dan kebutuhan

perempuan terutama PKRT usaha mikro. e. Pembentukan Forum Perempuan. f. Pelaksanaan kegiatankegiatan untuk

pemberdayaan perempuan.

Komunitas

4. Pembentukan Kelompok Bermain Anak

a. Pengalokasian anggaran. b. Menghubungi pihak terkait untuk

pelaksanaan kegiatan. c. Pengembangan dari kegiatan PADU

(Pendidikan Anak Usia Dini) yang ada dalam komunitas sebagai tempat untuk penitipan anak dalam bentuk kelompok bermain.

Komunitas

5. Pengelolaan Tabungan Bersama

a. Pendataan PKRT Usaha Mikro. b. Pembuatan proposal anggaran yang

diperlukan. c. Menghubungi stakeholder. d. Pembentukan kelompok berdasarkan jenis

usaha. e. Pengelolaan dana dengan cara dipinjam

dan dengan bunga ringan serta ada penyisihan hasil usaha untuk tabungan.

PKRT Usaha MIkro

6. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan usaha bagi PKRT

a. Pendataan PKRT Usaha Mikro. b. Pengalokasian anggaran. c. Menghubungi stakeholder. b. Pelaksanaan kegiatan.

Stakeholder

7. Pendidikan dan Pelatihan tentang Perkoperasian

a. Pendataan PKRT Usaha Mikro. b. Pengalokasian anggaran. c. Menghubungi stakeholder. d. Pelaksanaan kegiatan.

Stakeholder

Page 149: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

133 8. Perluasan jejaring

sosial untuk menggalang permodalan

a. Mendata Stakeholder dan Shareholder. b. Pembuatan proposal rencana kegiatan

Komunitas

9. Mengikuti Pameran

a. Pendataan PKRT Usaha Mikro. b. Mengikutsertakan PKRT usaha mikro

dalam kegiatan pameran. c. Pelaksanaan kegiatan.

Komunitas

Page 150: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB VIII

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

8.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil kajian pemberdayaan perempuan kepala

rumahtangga yang mengelola usaha mikro melalui pengambangan jejaring sosial

di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang adalah sebagai berikut:

1. Perempuan kepala rumahtangga yang mengelola usaha mikro adalah

mereka yang berada pada lapisan KS1 dan Pra KS yang mempunyai

tanggung jawab sebagai penopang nafkah keluarga, karena mereka sudah

tidak mempunyai pasangan hidup atau suami mereka menganggur sebagai

akibat dari PHK. Jejaring usaha mikro yang ada di Desa Sekarwangi masih

terbatas pada hubungan dalam atau intra komunitas artinya PKRT usaha

mikro dalam mengatasi masalah permodalan mengandalkan pinjaman dari

rentenir. Hubungan kelembagaan dengan Luar Komunitas masih terbatas

artinya PKRT usaha mikro masih memiliki keterbatasan dalam melakukan

hubungan dengan kelembagan di luar komunitas.

2. Program pembangunan yang ada di Desa Sekarwangi yang berasal dari

Pemerintah seperti P2KP dan UP2K-PKK belum dapat diakses secara

maksimal oleh PKRT usaha mikro. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah

PKRT yang menerima bantuan tersebut terbatas dan ternyata masih banyak

yang belum dapat mengakses bantuan tersebut. Program P2KP belum dapat

mengembangkan ekonomi lokal karena usaha yang dirintis masih baru dan

dana tersebut banyak dimanfaatkan oleh elit masyarakat. Adanya isu dana

hibah menyebabkan pengguliran dana P2KP terhenti. Partisipasi masyarakat

dalam program P2KP dan UP2K-PKK belum dapat memunculkan swadaya

masyarakat untuk bertanggung jawab bersama-sama mengelola dana

tersebut secara berkesinambungan. Kedua program belum dapat memenuhi

kebutuhan praktis dan strategis gender karena hasil usaha habis digunakan

untuk membayar hutang ke rentenir dan untuk memnuhi kebutuhan hidup

sehari-hari.

Page 151: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

135 3. Akses dan kontrol PKRT usaha mikro terhadap sumberdaya seperti seperti

pemanfaatan peralatan atau teknologi, pendidikan dan pelatihan serta

lembaga formal masih terbatas. Pembagian kerja PKRT usaha mikro masih

lebih dominan pada pekerjaan reproduktif. Pekerjaan produktif masih terbatas

pada usaha warungan yang dikelolanya. Adanya ketidakadilan gender bahwa

PKRT hanya sebagai pencari nafkah tambahan dan gerak langkah PKRT

usaha mikro hanya dalam lingkup rumahtangga saja membuat PKRT usaha

mikro sulit mencapai akses dan kontrol terutama terhadap kredit dan

pinjaman dari program pembangunan masyarakat di Desa Sekarwangi.

4. Upaya yang perlu dilakukan untuk memberdayakan PKRT usaha mikro

adalah dengan mengembangkan jejaring sosial baik dengan kelembagaan di

dalam maupun di luar komunitas mengenai informasi harga dan produk,

keberadaan desa, kepercayaan/trust, kredit dan perangkat publik dan sumber

potensi masyarakat. Tujuan umum program pemberdayaan PKRT usaha

mikro adalah terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender terhadap PKRT

dalam mengembangkan akses dan jejaring sosial usaha mikro di Desa

Sekarwangi Kecamatan Katapang, sedangkan tujuan khususnya adalah

meningkatkan akses dan kontrol terhadap permodalan, pemasaran, program

P2KP dan UP2K-PKK, serta meningkatkan akses dan kontrol terhadap

pengetahuan dan keterampilan. Rancangan program yang disusun untuk

memberdayakan PKRT usaha mikro adalah:

a. Program Pengembangan Jejaring Sosial untuk Pemberdayaan

Perempuan Kepala Rumahtangga Usaha Mikro dengan kegiatannya yaitu

penyadaran gender, pemberian kesempatan bagi PKRT untuk aktif dalam

forum desa, pembentukan forum perempuan dan pembentukan kelompok

bermain anak.

b. Program Pengembangan Jejaring Usaha Mikro, kegiatannya adalah

pengelolaan tabungan secara kelompok, pendidikan dan pelatihan

keterampilan usaha bagi PKRT, pendidikan dan pelatihan tentang

perkoperasian, perluasan jejaring sosial untuk menggalang permodalan

dan perluasan jejaring kerja pemasaran.

Page 152: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

136 8.2. Rekomendasi Kebijakan

Program-program pengembangan masyarakat yang telah disusun secara

partisipatif untuk memberdayakan PKRT usaha mikro perlu ditindaklanjuti

dengan memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan

kajian. Rekomendasi diberikan kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa

Sekarwangi dan TP PKK Desa Sekarwangi.

8.2.1. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Daerah

Rekomendasi yang diberikan kepada pemerintah daerah adalah:

1. Analisis Gender diperlukan untuk mengetahui masalah dan kebutuhan

perempuan terutama bagi PKRT usaha mikro, sehingga perlu kiranya

dilakukan kegiatan analisis gender pada setiap tahun anggaran. Analisis

gender dipergunakan untuk melihat isu ketidakadilan gender yang terjadi

dalam masyarakat, sehingga program dan kegiatan yang disusun sesuai

dengan masalah dan kebutuhan gender.

2. Kesetaraan dan keadilan gender diperlukan dalam setiap kegiatan

pembangunan sebagai pengarusutamaan gender, sehingga tidak ada satu

orangpun yang tersisih dan mengalami keterpinggiran dalam memanfaatkan

program pengembangan masyarakat.

3. Tanggap dan sensitif terhadap kebutuhan PKRT usaha mikro, terutama

dalam memperoleh akses terhadap permodalan dan pemasaran dengan

meningkatkan jejaring sosial yaitu mengembangkan hubungan kelembagaan

yang ada di dalam dan di luar komunitas.

4. Meningkatkan swadaya masyarakat agar mereka dapat berpartisipatif dalam

program pembangunan, sehingga pembangunan dapat berkesinambungan

dengan cara menjadikan warga masyarakat sebagai subyek pembangunan

dengan memperhatikan kebutuhan dan permasalahan yang dialami mereka.

Langkah-langkahnya adalah dengan memperhatikan data terpilah gender,

melakukan pendekatan kepada masyarakat terutama PKRT usaha mikro untuk

mengetahui masalah dan kebutuhan yang dialami agar program pengembangan

masyarakat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Salah satu cara

untuk mengetahuinya adalah dengan mengadakan penjajagan ke lapangan dan

Page 153: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

137 agar program dapat berjalan efektif, maka diperlukan evaluasi program secara

berkesinambungan.

8.2.2. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Desa Sekarwangi

Ujung dari pelaksanaan program pembangunan masyarakat adalah di

tingkat desa. Keberadaan kepemimpinan desa sangat berpengaruh terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan fisik sebagai prioritas

pembangunan desa memang penting untuk mempermudah transportasi dan

untuk memperoleh kepercayaan dari warga masyarakat, tetapi pemberdayaan

masyarakat tidak boleh diabaikan untuk meningkatkan partisipasi dalam

pembangunan. Apabila tingkat swadaya masyarakat meningkat, maka program

pengembangan masyarakat akan berkesinambungan, karena berkurangnya

tingkat ketergantungan warga masyarakat terhadap pemerintah. Rekomendasi

yang diberikan kepada pemerintah desa adalah:

1. Proses pemberian bantuan ekonomi produktif untuk warga masyarakat

diberikan berdasarkan proses seleksi yang ketat dan ada survey terhadap

usaha mereka. Masyarakat diberikan kesempatan untuk mengajukan

permohonan pinjaman dana sesuai dengan kebutuhannya dan sanggup

untuk mengembalikan dana yang dipinjamnya, sehingga dana tersebut dapat

bergulir dan berkembang.

2. Peningkatan SDM pengelola dana program pembangunan di tingkat desa.

Peningkatan itu dapat dilakukan dengan memberikan kepercayaan pada

generasi muda yang bisa dipercaya untuk mengelola anggaran dan

mengirimkan warga untuk pendidikan dan pelatihan, sehingga program

pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan.

3. Memberikan akses dan kontrol terhadap permodalan dan pemasaran bagi

PKRT usaha mikro. Kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperluas

pemasaran hasil usaha sangat diperlukan untuk meningkatkan pendapatan

bagi warga miskin terutama PKRT usaha mikro yang bergerak dibidang home

industry, seperti pada usaha warungan, jahit hias, kerupuk, konveksi, ternak

dan sebagainya.

Page 154: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

138 4. Memberikan kesempatan bagi perempuan terutama PKRT usaha mikro untuk

terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program

pembangunan, sehingga masalah mereka dapat diminimalisir, karena

kebutuhan dan permasalahan mereka dipenuhi.

5. Mengembangkan jejaring sosial dengan cara memperluas hubungan

kelembagaan di dalam dan di luar komunitas untuk menggalang sumberdaya

dan memberikan akses dan kontrol bagi PKRT usaha mikro agar dapat

memanfaatkan program pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro. Jejaring

kelembagaan yaitu mendayagunakan sumber potensi kelembagaan di desa

seperti BUMDES, P2KP dan UP2K-PKK untuk bersama-sama memecahkan

masalah yang dialami oleh PKRT usaha mikro.

6. Memberikan informasi mengenai tertib administrasi kependudukan seperti

pembuatan KTP untuk melihat statistik kependudukan dan untuk melihat

komposisi gender termasuk di dalamnya pendidikan dan pekerjaan, sehingga

diperoleh informasi aktual untuk dilakukan program pengembangan

masyarakat kepada mereka.

Langkah-langkahnya adalah dengan melibatkan perempuan dalam

pengambilan kebijakan terutama untuk program yang ada kaitannya dengan

usaha mikro yang dimiliki oleh PKRT, mengembangkan jejaring antar

kelembagaan di dalam dan di luar komunitas serta memperhatikan kebutuhan

masyarakat untuk berkelompok dan berwirausaha.

8.2.3. Rekomendasi Kebijakan kepada TP PKK Desa Sekarwangi

Tim Penggerak PKK Desa Sekarwangi secara tidak langsung

mempengaruhi perkembangan usaha mikro yang dikelola oleh PKRT. PKK

sebagai wadah pemberdayaan perempuan di tingkat desa mempunyai peran

yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga terutama bagi PKRT

usaha mikro. Rekomendasi kebijakan yang diberikan kepada Tim Penggerak

PKK Desa adalah:

1. Memperhatikan kebutuhan dan masalah yang dialami oleh keluarga dan

perempuan terutama PKRT yang mengelola usaha mikro yaitu dalam aspek

lemahnya permodalan, pemasaran, akses terhadap program pembangunan

dan akses terhadap pengetahuan keterampilan.

Page 155: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

139 2. Memberikan kesempatan dan peluang bagi PKRT usaha mikro untuk dapat

memanfaatkan program UP2K-PKK dalam menambah permodalan dan

memberikan peluang untuk pemasaran usaha mikro yang dikelola oleh

PKRT.

3. Mendirikan lembaga penitipan anak untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan sosial bagi perempuan yang bekerja agar terjamin tumbuh

kembang anak secara wajar sesuai dengan anak-anak seusianya.

Langkah-langkahnya adalah dengan memberikan kesempatan kepada

PKRT usaha mikro agar dapat mengakses program UP2K-PKK untuk

meningkatkan usaha mereka. Menggalang kebersamaan dalam komunitas

terutama bagi Tim Penggerak PKK desa agar bersatu padu memajukan program

dan kegiatan PKK untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

8.2.4. Rekomendasi Kebijakan kepada PKRT Usaha Mikro di Desa

Sekarwangi

PKRT usaha miko di Desa Sekarwangi merupakan potensi yang dapat

dikembangkan untuk mendukung perekonomian keluarga. Kerjasama dan

kekompakan perlu dijaga dalam melaksanakan berbagai kegiatan

pengembangan usaha mikro yang dilaksanakan di wilayahnya. Kontrol terhadap

berbagai segi kehidupan perlu diperhatikan untuk mengembangkan jiwa

kewirausahaan secara mandiri.

Langkah-langkahnya adalah dengan berkelompok untuk meningkatkan

kemampuan berwirausaha dengan menggalang permodalan secara bersama-

sama, sehingga usaha mikro yang dijalankan dapat berkembang.

Page 156: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

140 DAFTAR PUSTAKA

Achir, Y.C. 1993. Keluarga Sejahtera sebagai Wahana Pengentasan Penduduk dari Ketertinggalan. Warta Demografi.

Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Adimihardja, Kusnaka, Harry Hikmat. 2004. Participatory Research Appraisal dalam Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Ambardi, Urbanus M. Socia Prihawantoro. 2002. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT.

Arifin, Haswinar. 2004. Cara Memahami Kerentanan Perempuan Pengusaha Kecil. Dalam Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No. 2 Agustus 2004. Bandung: Akatiga.

Arsyad, Lincoln. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE.

Astuti, Mary. 2000. Teknik Participatory Rural Appraisal Berdimensi Gender (Makalah). Yogyakarta: PSW UGM.

Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah (BPMD) Propinsi Jawa Barat. 2005. Pelatihan Analisis Gender dalam Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pengarusutamaan Gender. Bandung: BPMD.

________. 2005 . Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (pekka). Bandung: BPMD.

Badan Pusat Statistik. 2000. Profil Usaha Kecil dan Menengah Tidak Berbadan Hukum Indonesia. Katalog BPS 1302 Survei usaha Terintegrasi 1998. Jakarta-Indonesia: Badan pusat Statistik.

________. 2000. Profil Usaha Perdagangan Tidak Berbadan Hukum Indonesia . Katalog BPS 8404 Survei Usaha Terintegrasi 2000. Jakarta-Indonesia: Badan Pusat Statistik.

Bromley, D.W. 1993. Common Property as Metaphor: Systems of Knowledge, Resources and Decline of Individualism . Hyderabad: The Common Property Resource Diggest 27. IASCP, Winrock and ICRISAT.

Bryson, John M. 2003. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Terjemahan oleh M. Miftahuddin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Cendekia, Ilham. 2002. Metode Fasilitasi; Pembuatan Keputusan Partisipatif. Jakarta: Pattiro.

Chambers, Robert. 1983. Rural Development Putting the Last First. Published by Longman Inc.

________. 1996. PRA: Memahami Desa secara Partisipatif. Diterjemahkan oleh Sukoco Y. Yogyakarta: Yayasan Mitra Tani.

Colleta, Nat J., Michelle L Cullen. 2000. Violent Conflict and the Transformation of Social Capital; Lessons from Cambodia, Rwanda, Guatemala, and Somalia. Washington DC: The World Bank.

Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Dewayanti, Ratih. 2003. Strategi Adaptasi Perempuan: Persoalan Ekonomi dan Upaya

Page 157: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

141 Pengorganisasian . Jurnal Analisis Sosial Vol. 8 No. 2. Oktober 2003. Bandung: Akatiga.

Deputi II Bidang Kesetaraan Gender. 2002. Panduan Perencanaan Berspektif Gender Edisi 2 (Bahan Informasi Pengarusutamaan Gender). Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI.

Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat. 2003. Pemutakhiran Data PMKS, PSKS dan Sasaran Garapan Lainnya tahun 2003. Bandung: DINSOS Prop. Jabar.

Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Bandung. 2005. Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dan Sasaran Lain Kabupaten Bandung Tahun 2004. Bandung: DINKESOS Kab. Bandung.

Dirjen Perumahan dan Permukiman. 2002. Pedoman Umum P2KP . Jakarta: Departemen KIMPRASWIL.

________. 2002. Pedoman Teknis P2KP . Jakarta: Departemen KIMPRASWIL.

Djohani, Rianingsih. 1996. Acuan Penerapan PRA; Berbuat Bersama Berperan Setara. Bandung: Driya Media.

________. 1996. Selipan I: Dimensi Gender dalam Pengembangan Program secara Partisipatif; Buku Saku untuk Petugas Program. Bandung: Driya Media.

Fear, F.A and Schwarzweller, H.K. 1985. Introduction: Rural Sociology, Community and Community Development. In Fear, F.A. and Schwarzweller, H.K (eds). 1985. Research in Rural Sociology and Development, Focus on Community. Greenwich and London: JAI.

Firdaus, M. 2005. Aspek Keadilan Jender pada Lembaga Kredit Mikro dalam Kompas tanggal 7 Maret 2005.

Friedmann, John. 1992. Empowerment: The Politics of Alternative Development. Cambridge, Massachusetts: Blackwell Publishers.

Gabriel, Tom. 1991. The Human Factor in Rural Development. London: Belhaven Press.

Garcia, Manuel B. 1994. Introductory Sociology: A Unified Approach with Accompanying Work Book. Metro Manila, Philippines: National Book Store.

Giddens, Anthony. 2004. The Constitution of Society; Teori Strukturasi untuk Analisis Sosial. Terjemahan oleh Sujono Adi Loka. Malang: Citra Mentari Group.

Gunardi, Agung., dkk. 2004. Pengantar Pengembangan Masyarakat. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Haeruman, Herman Js. Eriyatno. 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal. Jakarta: Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan BIC Indonesia.

Handayani, Trisakti., Sugiarti. 2002. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Press.

Harsoyo. 1998. Metode Harvard dan Aplikasinya. Makalah dalam Pelatihan Teknik Analisis Gender. Yogyakarta: Pusat Studi Wanita Universitas Gajah Mada.

________. 1998. Matriks Analisis Gender dan Aplikasinya. Makalah dalam Pelatihan Teknik Analisis Gender. Yogyakarta: Pusat Studi Wanita Universitas Gajah Mada.

Hikmat, Harry. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.

IASTP II. 1999. Teknik Analisis Gender untuk Pusat Studi Wanita. Batu, Malang.

Ife, Jim. 1995. Community Developmen; Creating Community Alternatives – Vision, Analysis and Practice. Australia: Longman House.

Page 158: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

142

Indarwati, Indri. 2004. Peta Sosial Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat (PL-1). Bandung.

________. 2005. Evaluasi Kegiatan Pengembangan Masyarakat di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat (PL-2). Bandung.

Iskandar, Jusman., Carolina Nitimihardjo. 1990. Pengantar Penelitian Pekerjaan Sosial. Bandung: An Naba, Perpustakaan SKM Al Ihsan STKS Bandung.

Ismawan, Bambang. 2000. Pemberdayaan Orang Miskin: Refleksi Seorang Pegiat LSM. Jakarta: Puspa Swara.

________. 2003. Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Otonomi Daerah, www.ekonomi rakyat.org/edisi_13/artikel_1.htm.

Israel, Arturo. 1992. Pengembangan Kelembagaan; Pengalaman Proyek-proyek Bank Dunia . Jakarta: LP3ES.

Juoro, Umar. 1999. Mengembangkan Ekonomi Rakyat, www.ekonomirakyat.org/edisi_13/artikel_1.htm.

K. Yin, Robert. 2003. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pemberdayaan Masyarakat, Konsep Pembangunan yang berakar pada Masyarakat. Jakarta: Bapenas.

Kementrian PP RI. 2002. Panduan Pelaksanaan Inpres Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Jakarta.

________. 2004. Kondisi dan Posisi Perempuan Indonesia. Jakarta.

Kompas. Potret Mbak Mar, Potret Ekonomi Perempuan. Tanggal 7 Maret 2005.

________. Yang Takluk pada Nasib: Perempuan (Miskin) Kepala Rumahtangga. Tanggal 7 Maret 2005.

Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) Satuan Wilayah Kerja (SWK) IV. 2003. Buku Saku P2KP untuk Warga . Bandung: KMW-SWK IV.

Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Mikkelsen, Britha. 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan; Sebuah Buku Pegangan Bagi Praktisi Lapangan. Terjemahan oleh Matheos Nale. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Miles, Matthew B., A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif; Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru . Jakarta: UI Press.

Mosse, Julia Cleves. 2002. Gender dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moser, Caroline., Karen Levy. 1986. A Theory and Methodology of Gender Planning: Meeting Women’s Practical and Strategic Gender Needs. London: University College.

Moser, Caroline. 1999. Memenuhi Kebutuhan Praktis dan Kebutuhan Strategis Gender diambil dari World Development, Pergamon Press vol 7 No. 11 dalam Ford Foundation. Bahan Diskusi Tutorial “Kursus Jender dan Seksualitas”. Depok: Unit Pelatihan Studi Jender dan Pembangunan dan Laboratorium Antropologi FISIP UI.

Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara.

Page 159: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

143

Mutawali. 1987. Peranan Wanita dalam Pembangunan Desa. Bandung: PT. Karya Nusantara.

Narayan, Deepa. 1998. Bonds and Bridges: Sosial Capital and Poverty. Washington DC: World Bank.

Nasdian, Fredian Tonny, Bambang Sulistyo Utomo. 2004. Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Nuryana Mu’man. 2004. Modal Sosial dalam Suharto Edi. 2004. Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi. Jakarta: BALATBANG DEPSOS RI.

Overholt, Catherine et Al. 1985. Gender and Development. West Hartford: Kumarian Press.

Payne, Malcolm. 1997. Modern Social Work Theory, Second Edition. London: Macmillan Press Ltd.

Perry, Martin. 1999. Mengembangkan Usaha Kecil dengan Memanfaatkan Berbagai Bentuk Jaringan Kerja Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Portes, Alejandro. 1998. Social Capital: its Origins and Applications in Modern Sociology.” Annual Review of Sociology. Vol. 22, pp 1-24

Powell, W. 1990. Neither market nor hierarchy: network forms of organization , in L. Cummings and B. Shaw (eds) Research in Organizational Behavior, Vol. 12, Greenwich, CT: JAI Press.

Ridjal Fauzie, dkk. 1993. Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia . Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

Rietbergen, Jennifer., dkk. 1998. Participation and Sosial Assessment; Tools and Techniques. Washington DC: The World Bank.

Rusli, Said. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.

Rusli, Said, dkk. 2004. Kependudukan. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Sanderson, Stephen K. 2000. Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan terhadap Realitas Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Saharuddin. 2005. Metode-Metode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Saptari, Ratna. dkk. 1997. Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Pustaka Utama graffiti.

Saraswati, Rika. 2001. Perempuan Indonesia menuju Peran sebagai Kepala Rumahtangga dalam Kompas tanggal 26 Februari 2001.

Singarimbun, Masri., Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sitorus, M.T. Felix dan Agusta, Ivanovich. 2004. Metodologi Kajian Komunitas. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Slamet, Margono. 2002. Memantapkan Posisi dan Meningkatkan Peran Penyuluhan Pembangunan dalam Pembangunan dalam Pambudy, Rachmat dan Adhi, Andriyono Kilat (Editor). 2002. Pemberdayaan Sumberdaya Manusia menuju Terwujudnya Masyarakat Madani. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pertanian, Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian.

Sobritchea, Carolyn I. 2000. Preface; Crossing the Threshold (A Resource Book on

Page 160: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

144 Women and Micro Finance). Philippines: Wise Act Inc.

Soemantri, Andriani Sumampeuw, dkk. 2000. Seri Usaha Mikro-Kecil: Ada Bersama Tradisi. Jakarta: Swisscontact & Limpad.

Soewondo Nani. 1984. Kedudukan Wanita Indonesia dalam Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suhardianto, Hari. 1999. Jawa Barat: Desa Adat dalam Mubyarto. 1999. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat; Laporan Kaji Tindak Program IDT. Yogyakarta: Aditya Media.

Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial; Spektrum Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Pembangunan (LSP)-STKS Bandung.

_______. 2004. Analisis Kebijakan Sosial. Bandung: STKS Press.

_______. 2004. Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial. Jakarta: Balatbang Depsos RI.

_______. 2005. Analisis Kebijakan publik; Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Sulistiati. 2004. Pembangunan Sosial dan Pemberdayaan Sosial dalam Edi Suharto. 2004. Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi. Jakarta: Balatbangsos Depsos RI.

Sumardjo, Saharuddin. 2005. Metode-Metode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Sumarti, Titik. dkk. 2004. Analisis Ekonomi Lokal. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Sumarti, Titik. Ekawati Sri Wahyuni. 2004. Perspektif Gender dalam Pengembangan Masyarakat. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Susenas. 2002 dalam Kebijakan Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI.

Supriatna, Tjahya. 1997. Birokrasi, Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan. Bandung: Humaniora Utama Press (HUP).

Sutomo, Sumengen., dkk. 2003. Perencanaan Partisipatif. Jakarta: CV. Cipruy.

Sutrisno, Loekman. 1997. Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan . Yogyakarta: Kanisius.

Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian . Bogor: Pusat Litbang Sosek Pertanian, Badan Litbang Pertanian.

Syaukat, Yusman. Sutara Hendrakusumaatmadja. 2004. Pengembangan Ekonomi Berbasis Lokal. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Tim Penggerak PKK Pusat. 2001. Pedoman Umum Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Bandung: TP PKK Propinsi Jawa Barat.

Tim Penggerak PKK Propinsi Jawa Barat. 2000. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan UP2K-PKK. Bandung: TP PKK Kabupaten Bandung.

Tjandraningsih, Indrasari. 1999. Krisis Ekonomi dan PHK: Maknanya bagi Perempuan dalam Jurnal Perempuan Edisi 11 Mei-Juli 1999. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.

Todaro, Michael P. 1999. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga; Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Page 161: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

145

Uphoff. 1992. Local institutional Development; An Analytical Source Book with Cases. United States of America: Kumarian Press.

Usman, Sunyoto. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widaningroem, R. 1998. Metode Moser dan Aplikasinya. Makalah dalam Pelatihan Teknik Analisis Gender. Yogyakarta: Pusat Studi Wanita Universitas Gajah Mada.

Wilkinson, KP. 1970. The Community as a Social Field. Sosial Force, Vol 48/3. Pp. 311-322.

Worldbank. 2001. What is Social Capital dalam http://www. Worldbank.org/poverty/scapital/whatsc.htm tanggal 5/22/01.

Page 162: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

146

PEDOMAN WAWANCARA

Perempuan Kepala Rumahtangga Usaha Mikro

A. Identitas Subyek Kasus:

1. Nama : …………………………………………………………………. 2. Usia : …………………………………………………………………. 3. Status : …………………………………………………………………. 4. Pekerjaan : …………………………………………………………………. 5. Pendidikan : …………………………………………………………………. 6. Pekerjaan Suami: ………………………………………………………………. 7. Jumlah anggota keluarga: …………………………………………………….. 8. Alamat : …………………………………………………………………. 9. Penghasilan per bulan/minggu/hari: ………………………………………….. 10. Perawatan kesehatan: Puskesmas/Diobati sendiri/Dukun. 11. Pendidikan untuk anak: sekolah/tidak disekolahkan. 12. Usaha yang dijalankan: …………………………………………………………

…………………………………………………………………. ………………………………………………………………….

B. Identifikasi Masalah dan Harapan:

1. Masalah yang dialami: …………………………………………………………. ………………………………………………………………….

2. Upaya pemecahan masalah: ……………………..…………………………… …………………………………………………………………. ………………………………………………………………….

3. Harapan terhadap kehidupan yang akan datang: …………………………… …………………………………………………………………. ………………………………………………………………….

4. Hubungan dengan keluarga: ………………………………………………….. 5. Hambatan dan Masalah: ……………………………………………………….

…………………………………………………………………. 6. Hubungan dengan tetangga: ………………………………………………….. 7. Hambatan dan Masalah: ……………………………………………………….

…………………………………………………………………. 8. Hubungan dengan produsen: ………………………………………………….

…………………………………………………………………. 9. Hambatan dan Masalah: ……………………………………………………….

…………………………………………………………………. 10. Hubungan dengan konsumen: ………………………………………………… 11. Hambatan dan Masalah: ……………………………………………………….

…………………………………………………………………. 12. Jumlah bantuan yang pernah diterima: ………………………………………. 13. Asal Bantuan : …………………………………………………………………. 14. Keterlibatan dalam kegiatan masyarakat: …………………………………… 15. Hambatan usaha yang dirasakan: …………………………………………….

…………………………………………………………………. ………………………………………………………………….

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Page 163: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

147

PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK ke-I

Tujuan : Mengetahui karakteristik PKRT Sasaran : Perempuan Kepala Rumahtangga usaha mikro I. Susunan Acara 1. Pembukaan. 2. Pemaparan Diskusi Kelompok oleh fasilitator. 3. Pelaksanaan Diskusi, dengan materi:

a. Pemetaan PKRT usaha mikro. b. Pembagian kerja gender, dengan menggunakan Daily Schedule (aktivitas

harian) dan Kerangka analisis Harvard (Profil Aktivitas), kalender musim. c. Akses dan Kontrol/Manfaat, dengan Diagram Venn, Profil Sejarah Lokal

dan analisis kecenderungan, analisis mata pencaharian. d. Partisipasi dengan menggunakan Profil Kegiatan. e. Akses pada jasa/pelayanan.

4. Kesimpulan. 5. Penutup. II. Tabel Kuesioner

Tabel 1. KERANGKA KERJA ANALISIS GENDER

PROFIL KEGIATAN NO KEGIATAN PD LD AP AL Wk Tm 1. Kerja Produktif (Productive Work)

Produksi (Padi)

Mengolah tanah (membajak, mencangkul) Mengairi sawah (mengatur perairan) Menanam padi Menyiangi rumput Memupuk Menyemprot (membasmi hama) Menjaga dari gangguan hama dan burung Memanen Merontokkan padi Pengeringan Penyeleban (mengubah dari padi menjadi beras) Pengepakan ke dalam karung Penjualan atau pemasaran Mengelola took Pekerjaan buruh bangunan/bengkel Pekerjaan peternakan Pekerjaan jasa Berdagang 2. Kerja Reproduktif (Reproductive Work) Melahirkan Mengasuh anak Menyusui anak Menyediakan makanan Mengambil air dan bahan bakar Berbelanja Perawatan pekarangan rumah Membersihkan rumah & menjaga kesehatan keluarga 3. Kerja Komunitas/Sosial (community Work) Upacara dan Peringatan

Lampiran 2

Page 164: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

148

Aktivitas pembangunan komunitas Partisipasi dan kelompok, dan organisasi Mempersiapkan pesta Menyiapkan pemakaman Aktivitas politik lokal Kegiatan keagamaan Sumber: Aus AID’s to Gender and Development dalam IASTP II, 1999. • PD : Perempuan Dewasa. • LD : Laki-laki Dewasa. • AP : Anak Perempuan. • AL : Anak Laki- laki.

Tabel 2. KERANGKA KERJA ANALISIS GENDER

PROFIL AKSES DAN KONTROL PADA SUMBER DAYA PRODUKTIF

LAKI-LAKI PEREMPUAN NO. SUMBER DAYA AKSES KONTROL AKSES KONTROL

1. Penggunaan tenaga kerja orang lain 2. Lahan 3. Sumber daya alam lainnya:

• Sungai

4. Modal 5. Kredit 6. Peralatan/teknologi 7. Pendidikan/pelatihan 8. Sumber daya lain: • Organisasi lokal • Lembaga formal • Lembaga non formal • Pasar • Terminal Sumber: Aus AID’s to Gender and Deve lopment dalam IASTP II, 1999.

Tabel 3. KERANGKA KERJA ANALISIS GENDER

AKSES DAN KONTROL PADA MANFAAT DARI KEGIATAN PEMBANGUNAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN NO. SUMBER DAYA AKSES KONTROL AKSES KONTROL

1. Pangan Sandang Barang konsumen Perumahan

2. Pelayanan kesehatan 3. Sumber daya alam 4. Kepemilikan asset 5. Kesempatan kerja 6. Pendidikan/pelatihan 7. Kekuasaan politis

Status yang lebih tinggi

8. Penghasilan 9. Manfaat lainnya Sumber: Aus AID’s to Gender and Development dalam IASTP II, 1999.

Page 165: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

149

Tabel 4. KERANGKA ANALISIS HARVARD

PROFIL AKSES DAN KONTROL/MANFAAT

LAKI-LAKI PEREMPUAN A. SUMBER DAYA AKSES KONTROL AKSES KONTROL

Tanah Peralatan Tenaga kerja Uang kas Pendidikan/pelatihan Organisasi/kelembagaan

B. MANFAAT

Pendapatan dari luar Pemilikan kekayaan Kebutuhan dasar Pendidikan Kekuatan politik

Sumber: The Oxfam Gender Training Manual (Terjemahan) dalam Harsoyo, 1998.

Tabel 5. KERANGKA ANALISIS HARVARD

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

Dampak Kesempatan Kendala Faktor-faktor Lk Pr Lk Pr Lk Pr

Politik Ekonomi Budaya Pendidikan Lingkungan Hukum Sumber: The Oxfam Gender Training Manual (Terjemahan) dalam Harsoyo, 1998.

Page 166: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

150

Lampiran 3 Undangan Diskusi Kelompok ke-I

Page 167: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

151

GAMBAR 1. FOTO-FOTO DISKUSI KELOMPOK I

1. Pengisian instrumen karakteristik PKRT Usaha Mikro dan pembuatan bagan pemetaan.

2. Pemberian contoh pengisian formulir identitas Subyek Kasus.

3. Pengisian instrumen masalah yang dialami oleh PKRT Usaha Mikro.

Page 168: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

152

4. Pengisian Instrumen Pertanyaan (Jadwal Harian PKRT Usaha Mikro.).

5. Pengisian diagram kalender musim.

Page 169: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

153

Lampiran 4. Daftar Hadir Peserta Diskusi Kelompok ke-I

Page 170: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

154

Page 171: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

155

GAMBAR 2. HASIL PRA

Page 172: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

156

Page 173: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

157

Page 174: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

158

PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK ke-II

Tujuan : Efektivitas Program Pembangunan dan Analisis Masalah dan Kebutuhan PKRT

Sasaran : Perempuan Kepala Rumahtangga usaha mikro BKM, TP PKK Desa. I. Susunan Acara 1. Pembukaan. 2. Pemaparan Diskusi Kelompok oleh fasilitator. 3. Pelaksanaan Diskusi, dengan materi:

a. Informasi Hasil Diskusi I dan II. b. Evaluasi program P2KP dan UP2K-PKK melalui Kerangka Analisis

Moser. c. Analisis Pohon Masalah PKRT Usaha Mikro.

4. Kesimpulan. 5. Penutup. II. Tabel Kuesioner

Lampiran 5. Pedoman Diskusi Kelompok ke-II

Page 175: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

159

Tabel 6. KERANGKA ANALISIS MOSER

PERENCANAAN GENDER

Peranan yang Difokuskan Kebutuhan Gender yang Dipenuhi Maksud Nyata Maksud Nyata

NAMA PROYEK

Reproduktif Produktif Kemasy Reproduktif Produktif Kemasy Keb Gender Prod

Keb Gender Str

Keb Gender Prod

Keb Gender Str

Pendekatan Kebijakan

Informasi selanjutnya

P2KP

UP2K-PKK

Sumber: The Oxfam Gender Training Manual (Terjemahan) dalam Widaningroem, 1998.

Page 176: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

160

GAMBAR 3. FOTO-FOTO DISKUSI KELOMPOK II

1. Pemetaan akses dan kontrol terhadap program

3. Pemetaan akses dan kontrol terhadap program.

2. Gambaran partisipasi masyarakat dalam program P2KP.

Page 177: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

161

4. Pemetaan akses dan kontrol terhadap program.

5. Pemetaan akses dan kontrol terhadap sumberdaya produktif.

6. Pemaparan oleh salah seorang informan yang menjadi anggota BKM/UPK.

Page 178: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

162

7. Pemaparan partisipasi yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam program P2KP.

8. Pemaparan deskripsi masalah pengguliran dana P2KP.

Page 179: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

163

Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta Diskusi Kelompok ke-II

Page 180: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

164

Page 181: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

165

PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK ke-III (LOKA KARYA)

Tujuan : Penyusunan Program Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro Sasaran : Perempuan Kepala Rumahtangga usaha mikro BKM, TP PKK Desa, Aparat Desa, Tokoh Masyarakat, Camat, Aparat Kecamatan

1. Pembukaan. 2. Pelaksanaan Diskusi, dengan materi:

a. Informasi Hasil Diskusi I, II dan III (Hasil Penelitian). b. Penyusunan Program Pemberdayaan bagi PKRT Usaha MIkro.

3. Kesimpulan. 4. Penutup.

Lampiran 7. Pedoman Diskusi Kelompok ke-III (Loka Karya)

Page 182: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

166

Lampiran 8. Undangan untuk Loka Karya

Page 183: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

167

Lampiran 9. Susunan Acara untuk Loka Karya

Page 184: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

168

GAMBAR 4. FOTO LOKA KARYA: PEMAPARAN HASIL PENELITIAN

2. Para pesera loka karya.

3. Peserta perempuan yang menghadiri kegiatan loka karya.

1. Pemaparan hasil penelitian.

Page 185: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

169

4. Para Stakeholder

Page 186: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA MELALUI ... · Upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah melalui program pembangunan masyarakat yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan

170

Lampiran 10. Daftar Hadir Peserta Loka Karya