pembelajaran kimia dengan metode inkuiri ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user...

150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN REAL LAB DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta pada Materi Kimia Koloid Tahun Pelajaran 2009/2010) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Kimia Oleh RIANA S 830809218 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 14-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN REAL LAB DITINJAU

DARI GAYA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta pada Materi Kimia Koloid Tahun Pelajaran 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Kimia

Oleh

RIANA

S 830809218

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN REAL LAB DITINJAU

DARI GAYA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta pada Materi Koloid Tahun Pelajaran 2009/2010 )

Disusun Oleh:

RIANA

S 830809218

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr.H. Ashadi

NIP 195101021975011001

.........................

………….

Pembimbing II Dr. Sarwanto, M.Si

NIP 196909011994031002

.........................

………….

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sains,

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M. Pd

NIP 195201161980031001

Page 3: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN REAL LAB DITINJAU

DARI GAYA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta pada Materi Koloid Tahun Pelajaran 2009/2010 )

Disusun Oleh:

RIANA

S 830809218

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tandatangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd

NIP. 195201161980031001 .................. ............

Sekretaris Dra. Soeparmi, M.A.,Ph.D

NIP. 195209151976032001 .................. ............

Anggota Penguji : 1. Prof. Dr. H. Ashadi

NIP. 195101021975011001 .................. ............

2. Dr. Sarwanto, M.Si

NIP. 196909011994031002 .................. ............

Surakarta, Februari 2011

Mengetahui,

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Pendidikan Sains Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 195708201985031004 NIP. 195201161980031001

Page 4: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Bismillahirrohmanirrohim

Rasullullah SAW bersabda,

“Setiap urusan yang tidak dimulai dengan Bismillahirrohmanirrohim terputuslah

berkahnya”

(Tafsir Ibnu Katsir)

Dalam hidup ini ada tiga hal yang tidak bisa kembali yaitu

umur, waktu, dan kesempatan.

(penulis)

If you dream it you can do it

(penulis)

Page 5: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya yang jauh dari sempurna ini,

penulis persembahkan untuk:

Ayahku, Rawanto yang selalu melindungi, menyayangi, membesarkan, memberikan doa

dan dukungan kepada penulis hingga penulis dapat merasakan kebesaran

Rahmat dan Hidayah Allah SWT.

Almarhumah Ibuku, Suwarni yang telah melahirkan penulis dan memberikan kasih

sayangnya secara tulus. Maafkanlah anakmu ini yang belum bisa membalas budi

baikmu. Engkau adalah seorang ibu yang mendidik dan memperlihatkan

kepadaku Tanda-Tanda Kebesaran Kekuasaan Allah SWT.

Seluruh saudaraku yang senantiasa membantu, membimbing serta memberikan doa

dalam menjalani hidup ini.

My Lovely Damas Setawan Hamidi yang selalu memberikan dukungan dan doa,

beserta seluruh kasih sayang dan cintanya yang tulus kepadaku.

Semua sahabatku, kalian merupakan suatu kekayaan yang tak ternilai harganya,

thanks for all

Page 6: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERNYATAAN

Nama : Riana

NIM : S 830809218

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul ”Pembelajaran Kimia

dengan Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Virtual Lab dan Real Lab

Ditinjau dari Gaya Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas

XI SMA Batik 2 Surakarta pada Materi Koloid Tahun Pelajaran 2009/2010)”

adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari

tesis tersebut.

Surakarta, Februari 2011

Yang membuat pernyataan

Riana

Page 7: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi robbil a‘aalamin penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallohu

Wata’alah yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis dengan judul ”Pembelajaran Kimia dengan Metode Inkuiri Terbimbing

Menggunakan Virtual Lab dan Real Lab Ditinjau dari Gaya Belajar dan Aktivitas

Belajar Siswa”. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Magister pada Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana UNS

Surakarta.

Tesis ini disusun atas bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak yang terkait

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis bermaksud mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan bantuan berupa segala sarana dan

fasilitas dalam menempuh pendidikan program pascasarjana.

2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, dan ide yang berharga dalam penyusunan tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Ashadi, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan,

motivasi dan sumbangan pemikiran yang berharga dalam penyusunan tesis ini.

4. Dr. Sarwanto, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan,

motivasi dan sumbangan pemikiran yang berharga dalam tesis ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Program Pendidikan Sains Pascasarjana UNS Surakarta yang

telah memberikan sumbangan pendalaman dan wawasan keilmuan kepada penulis.

6. Kepala SMA Batik 2 Surakarta, guru beserta karyawan yang telah memberikan ijin,

saran dan bantuan dalam kelancaran tesis ini.

Page 8: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Sains Program Pascasarjana Pararel 3

angkatan September 2009, yang telah memberikan motivasi dan masukan yang

berharga kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bila dalam penyusunan tesis ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu kritikan, saran, dan masukan dari semua pihak sangat

penulis harapkan demi penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis dan pembaca.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 9: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………...……………………………….......... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING….………………………………………... ii

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………... iii

MOTTO ….……………………………………………………………………. iv

PERSEMBAHAN…………………………………………………………….. v

PERNYATAAN……………………..………………………………………... vi

KATA PENGANTAR………………………………………………………... vii

DAFTAR ISI………………………...………………………………………... ix

DAFTAR TABEL…………………...………………………………………... xiv

DAFTAR GAMBAR………………..………………………………………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xvii

ABSTRAK…………………………………………………………………….. xix

ABSTRACT…………………………………………………………………... xx

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah..................................................................... 10

D. Perumusan Masalah ...................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 12

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 13

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN

HIPOTESIS ............................................................................................. 14

A. Tinjauan Pustaka............................................................................ 14

1. Belajar dan Pembelajaran...................................................... 14

a................................................................................. Teori

Belajar………………………………………… ......... 14

b................................................................................. Belajar

Kelompok……………………………………............19

c................................................................................. Pembelajaran

Kimia………………………………….......................19

Page 10: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2. Pendekatan Pembelajaran.................................................... 20

a................................................................................. Pendekatan

Kontruktivisme………………………........................ 20

b................................................................................. Pendekatan

Psikologi Sosial........................................................... 22

3. Metode Inkuiri Terbimbing................................................. 23

a................................................................................. Pengertian

Metode Inkuiri............................................................. 23

b................................................................................. Tahapan Inkuiri

Terbimbing.................................................................. 25

c................................................................................. Syarat agar

Inkuiri Berjalan Baik................................................... 27

4. Media Pembelajaran ............................................................. 27

a................................................................................... Pengertian

Media Pembelajaran...................................................... 27

b................................................................................... Macam Media

Pembelajaran................................................................. 28

c................................................................................... Fungsi dan

Manfaat Media Pembelajaran ....................................... 32

d................................................................................... Kriteria

Pemilihan Media Pembelajaran .................................... 33

5. Laboratorium Real .............................................................. 34

6. Laboratorium Virtual .......................................................... 36

7. Fungsi dan Peranan Laboratorium Kimia ........................... 37

8. Gaya Belajar……………………………………………… 39

a................................................................................. Pengertian Gaya

Belajar ......................................................................... 39

b................................................................................. Teori Gaya

Belajar ......................................................................... 40

c................................................................................. Karakteristik

Gaya Belajar................................................................ 41

1)........................................................................ Gaya Belajar

Visual................................................................... 41

Page 11: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2) ........................................................................ Gaya Belajar

Auditorial ............................................................ 42

3) ........................................................................ Gaya Belajar

Kinestetik ............................................................ 42

9. Aktivitas Belajar.................................................................. 43

10. Prestasi Belajar.................................................................... 45

a................................................................................. Domain Kognitif

..................................................................................... 46

b................................................................................. Domain Afektif

..................................................................................... 47

c................................................................................. Domain

Psikomotorik ............................................................... 48

11. Materi Sistem Koloid .......................................................... 49

a................................................................................. Sistem Koloid

..................................................................................... 49

b................................................................................. Sifat-Sifat Koloid

..................................................................................... 51

1)........................................................................ Efek Tyndall

............................................................................. 51

2)........................................................................ Gerak Brown

............................................................................. 52

3)........................................................................ Muatan Koloid

............................................................................. 53

4)........................................................................ Koagulasi

.............................................................................55

5)........................................................................ Koloid Pelindung

............................................................................. 57

6)........................................................................ Dialisis

.............................................................................57

7)........................................................................ Koloid Liofil dan

Liofob .................................................................. 58

c................................................................................. Pengolahan Air

Bersih .......................................................................... 60

Page 12: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

d................................................................................. Pembuatan

Sistem Koloid.............................................................. 61

1) ........................................................................ Cara Kondensasi

............................................................................. 61

2) ........................................................................ Cara Dispersi

............................................................................. 62

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 64

C. Kerangka berfikir........................................................................ 66

D. Hipotesis ..................................................................................... 70

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 72

A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 72

1. Tempat Penelitian................................................................ 72

2. Waktu Penelitian ................................................................. 72

B. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 72

1. Populasi Penelitian .............................................................. 72

2. Sampel Penelitian................................................................ 73

C. Metode Penelitian ....................................................................... 73

D. Rancangan dan Variabel Peneliatian .......................................... 73

1. Rancangan Penelitian .......................................................... 73

2. Variabel Penelitian .............................................................. 74

a................................................................................. Variabel Bebas

..................................................................................... 46

b................................................................................. Variabel

Moderator.................................................................... 47

c................................................................................. Variabel Terikat

..................................................................................... 47

E. Definisi Operasional Variabel .................................................... 75

1. Variabel Bebas .................................................................... 75

2. Variabel Moderator ............................................................. 75

3. Variabel Terikat .................................................................. 76

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 77

1. Teknik Non Tes................................................................... 77

2. Teknik Tes........................................................................... 78

Page 13: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

G. Instrumen Penelitian ................................................................... 78

1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian....................................... 78

2. Instrumen Pengambilan Data .............................................. 78

a.................................................................................. Tes Prestasi

Belajar Ranah Kognitif ............................................... 78

b................................................................................. Angket Gaya

Belajar ......................................................................... 79

c................................................................................. Angket Aktivitas

Belajar ......................................................................... 80

d................................................................................. Tes Prestasi

Belajar Ranah Afektif ................................................. 80

H. Uji Coba Instrument ................................................................... 81

1. Uji Validitas ........................................................................ 81

2. Uji Reliabilitas .................................................................... 84

3. Uji Daya Beda Butir Soal.................................................... 86

4. Taraf Kesukaran .................................................................. 88

I. Teknik Analisis Data .................................................................. 89

1. Uji Prasyarat Analisis.......................................................... 89

a................................................................................. Uji Normalitas

..................................................................................... 89

b................................................................................. Uji Homogenitas

..................................................................................... 91

2. Pengujian Hipotesis............................................................. 91

a................................................................................. Uji Anava

.....................................................................................92

b................................................................................. Uji Lanjut Anava

..................................................................................... 95

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................... 96

A. Deskripsi

Data.............................................................................. 97

1. Data Gaya Belajar Siswa........................................................ 97

2. Data Aktivitas Belajar Siswa................................................ 97

3. Data Prestasi Belajar Siswa.................................................. 100

Page 14: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

a. Ranah

Kognitif............................................................. 99

b. Ranah

Afektif.............................................................. 102

B. Uji Prasyarat

Analisis.................................................................... 103

1. Uji

Normalitas......................................................................... 103

2. Uji

Homogenitas..................................................................... 105

C. Pengujian

Hipotesis....................................................................... 106

1. Uji Anava Tiga

Jalan.............................................................. 106

2. Uji Lanjut

Anava.................................................................... 110

D. Pembahasan

Hasil Analisis........................................................... 112

E. Keterbatasan

Penelitian................................................................. 121

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN........................ 123

A. Kesimpulan.........

.......................................................................... 123

B. Implikasi.............

.......................................................................... 125

1. Implikasi

Teoritis.................................................................... 125

2. Implikasi

Praktis..................................................................... 125

C. Saran...................

......................................................................... 126

1. Untuk

Guru............................................................................. 126

Page 15: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

2. Untuk

Peneliti......................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 128

LAMPIRAN............................................................................................ 132

Page 16: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

ABSTRAK

Riana, S830809218. “Pembelajaran Kimia dengan Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Virtual Lab dan Real Lab Ditinjau dari Gaya Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa”, (Studi Kasus Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta pada Materi Koloid Tahun Pelajaran 2009/2010). Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Pembimbing I: Prof. Dr. H. Ashadi, Pembimbing II: Dr. Sarwanto, M.Si.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual dan real lab; (2) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik; (3) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dan rendah; (4) interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual lab, real lab dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa; (5) interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual dan real lab dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa; (6) interaksi antara gaya belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa; (7) interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual, real lab, gaya belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Batik 2 Surakarta sejumlah 81 siswa dalam 2 kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas. Kelas eksperimen I menggunakan virtual lab, kelas ekperimen II menggunakan real lab. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes (angket). Untuk tes prestasi kognitif pengumpulan data menggunakan teknik tes, sedangkan untuk prestasi afektif, gaya belajar dan aktivitas belajar menggunakan teknik non tes. Uji hipotesis menggunakan anava tiga jalan sel tak sama dan dilakukan uji lanjut anava menggunakan uji Scheffe.

Hasil penelitian didapatkan bahwa: (1) ada perbedaan prestasi belajar siswa yang duberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual dan real lab, hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab lebih efektif daripada real lab; (2) tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik; (3) ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi dan rendah; (4) ada interaksi antara metode pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa; (5) ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing dengan aktivitas belajar siswa; (6) tidak ada interaksi antara gaya belajar dengan aktivitas terhadap prestasi belajar siswa; (7) tidak ada interaksi antara metode pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab, gaya belajar, aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa

Kata kunci: inkuiri terbimbing, lab virtual, lab real, gaya belajar, aktivitas belajar,

prestasi belajar, koloid

Page 17: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

ABSTRACT

Riana, S830809218. “Chemistry Learning using Guided Inquiry Method Through Virtual Lab and Real Lab over Viewed from the Student Learning Style and Activity”, (A Case Study on Colloid for XI Graders, SMA Batik 2 Surakarta Academic Year 2009/2010. Thesis: Science Education, Post Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta, 2011. Advisor I: Prof. Dr. H. Ashadi, Advisor II Dr. Sarwanto,M.Si.

The objectives of research were to find out: (1) the different of student learning achievement between student who learnt using guided inquiry learning trough virtual and real lab media; (2) the different of student learning achievement between student who had visual and kinesthetic learning styles; (3) the different of student learning achievement between student who had high and low activities; (4) interaction between learning media virtual lab and real lab, and the learning style toward the student learning achievement; (5) interaction between media, and the learning activity toward the student learning achievement; (6) interaction between learning style and the learning activity toward the student learning achievement; and (7) interaction between learning with guided inquiry learning using media virtual lab and real lab, learning style and the learning activity toward the student learning achievement.

This study employed an experimental method with 2x2x2 factorial design. The population of research was all XI graders of SMA Batik 2 Surakarta consisting of 81 students in 2 classes. The sample was taken using cluster random sampling, consisted of 2 class. The first eksperiment class was treated by virtual lab, and the second ones by real lab. The data collection was done using test and non-test (questionnaire) techniques. The data was collected using test for cognitive achievement, and questionere for affective achievement, learning style, and students’s activity. The hypothesis were tested using ANOVA unequal cells, and continued using Scheffe test.

From the data analysis can be conclude that: (1) there was a different in student learning achievement between student who learnt using guided inquiry learning trough virtual and real lab media, this result indicates that the guided inquiry learning method using virtual lab is more effective that that using real lab, (2) there was no difference of student learning achievement between student who had visual and kinesthetic learning styles; (3) there was a different in student learning achievement between student who had high and low activities; (4) there was an interaction between learning media, and the learning style toward the student learning achievement; (5) there was an interaction between media and the student learning activity toward the student learning achievement, (6) there was no interaction between learning style and the learning activity toward the student learning achievement; and (7) there was no interaction between guided inquiry learning through virtual lab and real lab, learning style, learning activity toward the student learning achievement.

Keywords: guided inquiry, virtual lab, real lab, student’s learning style, activity, student’s learning achievement, colloid.

Page 18: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerucut Edgar Dale ......................................................... 30

Gambar 2.2 Domain Psikomotor......................................................... 49

Gambar 2.3 Suspensi........................................................................... 50

Gambar 2.4 Koloid ............................................................................. 50

Gambar 2.5 Parfum Bentuk Aerosol ................................................... 51

Gambar 2.6 Kosmetik dalam Bentuk Gel ........................................... 51

Gambar 2.7 Larutan Sejati yang Disinari Senter................................. 52

Gambar 2.8 Koloid yang Disinari Senter ............................................ 52

Gambar 2.9 Gerak Brown .................................................................. 53

Gambar 2.10 Arah Tumbukan Molekul Medium dengan Partikel Zat

Terdispersi ..................................................................... 53

Gambar 2.11 Adsorpsi Ion-Ion.............................................................. 54

Gambar 2.12 Sel Elektrolisis Sederhana ............................................... 55

Gambar 2.13 Koagulasi Koloid karena Penambahan Elektrolit ........... 56

Gambar 2.14 Proses Dialisis ................................................................. 58

Gambar 2.15 Diagram suatu Dialisis Darah.......................................... 58

Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Virtual Lab........................... 102

Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Real lab ................................ 102

Gambar 4.3 Interaksi antara Metode dengan Gaya Belajar ................ 110

Gambar 4.4 Interaksi antara Metode dengan Aktivitas Belajar ......... 111

Page 19: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintak Inkuiri Terbimbing.................................................... 26

Tabel 2.2 Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi............................. 50

Tabel 2.3 Jenis-Jenis Koloid ................................................................ 51

Tabel 2.4 Perbedaan Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob ............................ 60

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................. 72

Tabel 3.2 Desain Faktorial Penelitian .................................................. 74

Tabel 3.3. Kriteria Skor Penilaian Gaya Belajar ................................... 79

Tabel 3.4 Kriteria Skor Penilaian Aktivitas Belajar............................. 80

Tabel 3.5 Kriteria Skor Penilaian Aspek Afektif ................................. 80

Tabel 3.6 Klasifikasi Korelasi Validitas Soal Tes Prestasi ................. 82

Tabel 3.7 Hasil Validitas Butir Soal Tes Prestasi .............................. 82

Tabel 3.8. Hasil Validitas Butir Soal Aspek Afektif ............................. 83

Tabel 3.9 Hasil Validitas Butir Soal Angket Aktivitas Belajar............ 83

Tabel 3.10 Hasil Validitas Butir Soal Angket Gaya Belajar .................. 84

Tabel 3.11 Klasifikasi Reliabilitas Instrumen ........................................ 85

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas............................................................ 86

Tabel 3.13 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Prestasi.............................. 87

Tabel 3.14 Distribusi Daya Pembeda Soal Tes Prestasi ........................ 87

Tabel 3.15 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ...................................... 88

Tabel 3.16 Distribusi Taraf Kesukaran Soal Tes Prestasi ..................... 89

Tabel 3.17 Desain Faktorial Untuk Uji Hipotesis.................................. 91

Tabel 4.1 Diskripsi Data Gaya Belajar Siswa...................................... 97

Tabel 4.2 Diskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa................................ 98

Tabel 4.3 Diskripsi Data Jumlah Siswa Ditinjau dari Metode,Gaya Belajar

dan Aktivitas Belajar ............................................................ 98

Tabel 4.4 Diskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Ranah Kognitif ........ 99

Tabel 4.5 Deskripsi Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Metode dan Gaya

Belajar .................................................................................. 100

Tabel 4.6 Diskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Ranah Kognitif ........ 100

Page 20: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Virtual Lab................. 100

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi belajar Real Lab ................... 101

Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Ranah Afektif .......... 102

Tabel 4.10 Deskripsi Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode dan Gaya

Belajar .................................................................................. 103

Tabel 4.11 Deskripsi Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode dan Aktivitas

Belajar .................................................................................. 103

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar .................................. 104

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ....................................... 105

Tabel 4.14 Hasil Anava Tiga Jalan Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari

Metode,Gaya Belajar dan Aktivitas Belajar ........................ 109

Tabel 4.15 Hasil Anava Tiga Jalan Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode,

Gaya Belajar dan Aktivitas Belajar ...................................... 109

Page 21: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus............................................................................ 133

Lampiran 2. RPP Inkuiri Terbimbing melalui Virtual Lab Pertemuan 1 134

Lampiran 3. RPP Inkuiri Terbimbing melalui Virtual Lab Pertemuan 2 139

Lampiran 4. RPP Inkuiri Terbimbing melalui Virtual Lab Pertemuan 3 153

Lampiran 5. RPP Inkuiri Terbimbing melalui Real Lab Pertemuan 1 159

Lampiran 6. RPP Inkuiri Terbimbing melalui Real Lab Pertemuan 2 164

Lampiran 7. RPP Inkuiri Terbimbing melalui Real Lab Pertemuan 3 177

Lampiran 8. Pedoman Praktikum Virtual Lab Pertemuan 1............... 183

Lampiran 9. Pedoman Praktikum Virtual Lab Pertemuan 2............... 186

Lampiran 10. Pedoman Praktikum Virtual Lab Pertemuan 3............... 192

Lampiran 11. Pedoman Praktikum Real Lab Pertemuan 1................... 197

Lampiran 12. Pedoman Praktikum Real Lab Pertemuan 2................... 200

Lampiran 13. Pedoman Praktikum Real Lab Pertemuan 3................... 206

Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Pedoman Praktikum ..................... 211

Lampiran 15. Kisi-Kisi Soal ................................................................. 216

Lampiran 16. Soal Tes Akhir ............................................................... 219

Lampiran 17. Kisi-Kisi Angket Afektif................................................ 230

Lampiran 18. Angket Pengukuran Aspek Afektif ................................ 231

Lampiran 19. Kisi-Kisi Gaya Belajar ................................................... 234

Lampiran 20. Angket Gaya Belajar ...................................................... 237

Lampiran 21. Kisi-Kisi Aktivitas Belajar............................................. 245

Lampiran 22. Angket Aktivitas Belajar................................................ 246

Lampiran 23. Data Tryout Gaya Belajar .............................................. 254

Lampiran 24. Data Tryout Aktivitas Belajar ........................................ 260

Lampiran 25. Data Tryout Kognitif..................................................... 264

Lampiran 26. Data Tryout Afektif........................................................ 272

Lampiran 27. Data Statistik Prestasi Belajar Kognitif ........................ 276

Lampiran 28. Data Statistik Prestasi Belajar Afektif............................ 278

Lampiran 29. Uji Normalitas Prestasi Kognitif .................................... 280

Page 22: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 30. Uji Homogenitas Prestasi Kognitif ................................ 283

Lampiran 31. Hasil Uji Anava Tiga Jalan Prestasi Kognitif ................ 285

Lampiran 32. Hasil Uji Lanjut Anava .................................................. 286

Lampiran 33. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif ....................... 287

Lampiran 34. Uji Homogenitas Prestasi Afektif .................................. 290

Lampiran 35. Uji Anava Tiga Jalan Prestasi Afektif............................ 292

Lampiran 36 Gambar Foto Penelitian.................................................. 293

Lampiran 37. Perijinan ......................................................................... 297

Page 23: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang utama bagi kemajuan suatu bangsa.

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tujuan pendidikan adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa, maka perlu diadakan perbaikan dan peningkatan

kualitas pendidikan secara bertahap dan terus menerus. Pembaharuan di bidang

pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan pergantian

kurikulum, ada yang berbasis materi (content-based curriculum), berbasis pencapaian

tujuan (objective-based), berbasis kompetensi (competency-based curriculum) dan

akhir-akhir ini mulai dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu adanya pengembangan, pembaharuan,

pemakaian dan relevansi metode mengajar. Perubahan kurikulum yang terjadi itu

dilakukan bukan karena materi pendidikannya ganti atau karena masalah insidental

lainnya. Jika hasil pendidikan ingin ditingkatkan, maka guru harus terus melakukan

perubahan-perubahan dan penyempurnaan-penyempurnaan dalam dunia pendidikan

untuk mengimbangi yang terjadi di negara lain, temasuk penyempurnaan kurikulum.

Pergantian kurikulum pada dasarnya untuk membantu guru dalam proses

pembelajaran, bukan untuk membebani guru karena kebingungan menggunakan

kurikulum yang mana. Kurikulum yang berganti setiap saat memang diharapkan

untuk membuat pendidikan di Indonesia semakin baik dan maju.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal harus dapat berperan

memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat secara

optimal. Untuk mengemban misi tersebut maka pendidikan di sekolah harus

Page 24: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

direncanakan dan dilaksanakan secara sistemik dengan manageman berbasis

kompetensi yang tertuang dalam program pengajaran atau silabus. Penyusunan

silabus hendaknya mengacu pada standar isi sebagaimana tertuang dalam

Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional) yang dikenal dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini disusun oleh satuan

Pendidikan (sekolah) masing-masing untuk memungkinkan terjadinya penyesuaian

program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah.

Penjabaran program pendidikan tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum

yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta untuk memberikan acuan bagi

penyelengaraan kegiatan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan (sekolah).

Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai hubungan yang tidak

terpisahkan. Ilmu pengetahuan merupakan dasar dalam mencari pemahaman dan

pengetahuan. Sedangkan teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan

dikembangkan untuk menghasilkan suatu piranti, teknik, mesin dan peralatan.

Teknologi ditemukan ketika masyarakat menemukan alat dan memproses suatu

pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih baik.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama akan semakin

maju untuk dapat mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-

hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan atau inovasi proses

pembelajaran dalam memasuki dunia teknologi. Untuk memasuki dunia teknologi

yang semakin berkembang, maka dalam pembelajaran di sekolah siswa perlu dibekali

Page 25: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan kompetensi yang cukup agar nantinya mampu berperan aktif dalam

masyarakat.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

fenomena alam secara sistematis. IPA bukan sekedar penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip semata,

melainkan juga merupakan suatu proses penemuan (discovery, inquiry). Proses

pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi siswa agar peserta didik dapat menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari

tahu dan berbuat sesuatu sehingga dapat membantu subyek didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Salah satu cabang IPA yang

mendasari perkembangan teknologi maju adalah kimia.

Berdasarkan Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional) no 22

Tahun 2006, menyebutkan bahwa:

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Page 26: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Berdasarkan uraian tersebut memberikan arah bahwa mata pelajaran kimia di sekolah

harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Pelajaran kimia di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

mempelajari hal-hal yang ada disekitar mereka. Kimia diharapkan dapat menjadi

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam proses transfer ilmu

dan pengetahuan kimia di sekolah perlu ditingkatkan efektivitasnya agar kualitas

pembelajaran selalu terjaga dan hasil yang diharapkan dapat memenuhi tujuan

pembelajaran yang ditetapkan. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan

baik, sebaiknya guru bisa memberikan suatu rangsangan agar siswa dapat aktif dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar karena aktivitas yang dilakukan setiap siswa

dalam mengikuti pelajaran akan mempengaruhi prestasi belajar, selain itu semestinya

siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat indera yang dimilikinya secara optimal.

Untuk kepentingan tersebut maka para guru kimia hendaknya berupaya semaksimal

mungkin untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan

berbagai alat indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima

dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti

dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan

dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi pelajaran

yang disajikan.

Selain aktivitas belajar, kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap

pelajaran sudah bisa dipastikan berbeda-beda pula tingkatannya. Ada yang cepat,

sedang dan ada pula yang lambat. Oleh karena itu mereka seringkali harus menempuh

cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

Page 27: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan di papan

tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya.

Akan tetapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara

menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya.

Sementara itu ada pula siswa lain yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk

mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Setiap siswa akan

memiliki kebiasaan atau gaya belajar tertentu dalam menerima dan menyerap

informasi pelajaran, hingga menghasilkan suatu bentuk pengetahuan yang efektif

untuk diproses menjadi suatu perilaku seimbang untuk mengembangkan dan

menghadapi permasalahan berikutnya.

Cara-cara yang dipilih oleh siswa dalam belajar akan menyesuaikan dengan

kebiasaan mereka dalam gaya belajar. Jika guru bisa memahami perbedaan gaya

belajar setiap siswa, maka akan lebih mudah bagi guru untuk memandu dan memilih

cara yang tepat untuk memberikan informasi pengajaran hingga diharapkan dapat

mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan

pelajaran dan dapat menimbulkan rangsangan kepada siswa yang memiliki gaya

belajar dan kemampuan berfikir berbeda diantaranya bisa berupa media audiovisual

(film, filmstrip, televisi dan kaset video) maupun media komputer. Meskipun banyak

teknologi lain yang dapat digunakan dalam pengajaran, namun kedua jenis teknologi

tersebut paling banyak digunakan sebagai penunjang fasilitas pengajaran dalam kelas

dan memiliki dampak terhadap pembuatan keputusan instruksional. Azhar Arsyad

(2006: 15) mengatakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat, motivasi dan rangsangan

Page 28: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa”. Jadi media

pembelajaran dapat membantu membangkitkan motivasi dalam pembelajaran. Di

samping itu media pembelajaran dalam pembelajaran IPA memiliki kekurangannya

yaitu siswa tidak banyak memperoleh olah tangan untuk mendapatkan ketrampilan

teknis seperti di laboratorium nyata, melainkan hanya mendapatkan olah tangan untuk

mengoperasikan komputer.

Komputer menjadi suatu teknologi informasi yang banyak digunakan dalam

masyarakat karena sering digunakan dalam kegiatan sekolah, hiburan, bisnis, maupun

untuk penggunaan pribadi di rumah. Beberapa tahun terakhir komputer mendapakan

perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalan kegiatan

pembelajaran di sekolah. Tidak sedikit materi-meteri pelajaran yang dapat

disampaikan menggunakan komputer. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis

komputer dijelaskan Azhar Arsyad (2002: 32) ”dapat meningkatkan pembelajaran

karena berorientasi pada siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi”. Jadi

penggunaan media komputer dapat meningkatkan interaktivitas siswa. Penggunaan

komputer dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya tergantung pada

kecakapan dari pendesain dan pengembang pembelajarannya. Desain yang dimaksud

bisa berbentuk permainan (games) yang mengajarkan konsep-konsep abstrak hingga

kemudian dikonkretkan dalam bentuk visual dan audio yang distimulasikan dengan

gerakan (dianimasikan).

Animasi merupakan suatu teknik gerakan gambar/paparan yang dihasilkan

oleh gabungan dari media komputer. Secara sederhana animasi komputer bisa

dijadikan sebagai model pembelajaran menggunakan program komputer (software)

untuk menstimulasi beberapa percobaan kimia tanpa melalui percobaan di

Page 29: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

laboratorium cukup melalui monitor komputer sehingga siswa dapat mempelajarinya

dari simulasi.

Salah satu contoh animasi tersebut adalah media simulasi komputer (virtual

lab) tentang koloid. Media ini mempunyai tampilan yang menarik, dalam bentuk

gambar, warna dan sedikit efek suara. Dengan media ini siswa menjadi termotivasi

untuk lebih menekuni materi yang disajikan serta dengan adanya warna komponen

yang dianimasikan dapat menarik perhatian siswa. Jadi animasi menggunakan

komputer, merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan sebagai media

pembelajaran di kelas. Dengan animasi dapat menggantikan pembelajaran yang

memerlukan peralatan laboratorium banyak dan waktu persiapan yang relatif lama.

Sekolah SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta di

Surakarta. Berdasarkan pengamatan secara umum keadaan sekolah SMA Batik 2

Surakarta dan wawancara dengan guru kimia kelas XI di sekolah tersebut, keadaan

yang dapat dikemukakan adalah guru dalam menyampaikan materi pelajaran kimia

khususnya pada materi koloid masih menggunakan metode ceramah/jarang

menggunakan laboratorium. Walaupun di sekolah sudah memiliki fasilitas

laboratorium IPA beserta alat-alat dan bahan yang biasa digunakan untuk

pembelajaran (praktikum) namun sebagian bahan-bahan untuk praktikum sudah tidak

bisa digunakan. Hal itu menyebabkan prestasi belajar materi kimia koloid banyak

yang tidak tuntas. Batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal Rata-Rata) untuk mata

pelajaran kimia koloid adalah 65.

Saat ini di SMA Batik 2 Surakarta sudah memiliki ruang laboratorium

komputer dengan jumlah komputer kurang lebih 40 unit, dan hanya digunakan untuk

mata pelajaran TIK. Hal ini antara lain disebabkan karena masih terbatasnya jumlah

Page 30: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

guru yang sudah menguasai dan mampu menggunakan media pembelajaran berbasis

komputer. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kemampuan guru dalam

penguasaan ilmu komputer guna memanfaatkan fasilitas komputer yang telah dimiliki

sekolah dengan mengoptimalkan penggunaanya dalam rangka pembelajaran untuk

bidang studi yang lain, salah satunya adalah mata pelajaran kimia misalnya.

Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh pemikiran bahwa dalam

pembelajaran kimia, prestasi belajar siswa di SMA Batik 2 Surakarta dapat

ditingkatkan melalui penggunaan pendekatan, metode dan media pembelajaran yang

tepat. Hal ini tentu saja tetap memperhatikan pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik

siswa sebagai subyek didik. Faktor intrinsik siswa dalam hal ini berkaitan dengan

ragam gaya belajar dan aktivitas yang dimiliki masing-masing siswa.

Oleh karena itu penelitian ini berkaitan tentang pembelajaran menggunakan

media laboratorium real dan virtual yang berupa animasi komputer interaktif

pengaruhnya terhadap prestasi belajar kimia yang meliputi aspek kognitif dan afektif

bagi siswa yang mempunyai gaya belajar (learning style) dan aktivitas belajar yang

berbeda.

Gaya belajar adalah cara seorang siswa dalam menyerap informasi dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi tersebut. Gaya belajar itu dibedakan

menjadi tiga yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar

kinestetik. Sedangkan aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

siswa yang berupa suatu proses mempelajari sesuatu. Macam aktivitas belajar

meliputi visual activities, oral activites, listening activities, writing activities, drawing

activities, motor activities dan mental activities.

Page 31: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Gaya belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah gaya belajar visual

(visual learners) dan gaya belajar kinestetik (kinestethic learners). Sedangkan

aktivitas belajar yang disini dikategorikan menjadi aktivitas belajar tinggi dan rendah.

Penggunaan media komputer dalam hal ini untuk mendukung penggunaan media

virtual laboratory (virtual laboratorium). Pembelajaran yang dimaksud adalah pada

materi koloid kelas sebelas (XI) semester genap SMA 2 Batik 2 Surakarta tahun

pelajaran 2009/2010. Pemilihan materi koloid ini karena materi koloid merupakan

salah satu materi yang penting dan sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Siswa dituntut dapat menguasai kompetensi tinggi melalui proses belajar baik

secara individu maupun melalui interaksi dengan temannya, yaitu dapat mencapai

kriteria ketuntasan minimal rata-rata untuk tiap kompetensi dasar diharapkan.

Kenyataan menunjukkan masih banyak siswa yang belum dapat mencapai kriteria

ketuntasan tersebut, karena proses pembelajaran tidak melibatkan siswa kearah

aktif, padahal ada berbagai metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif

seperti inquiry, discovery, proyek, pemberian tugas, dll. Metode ini belum banyak

digunakan oleh guru.

2. Kurang lengkapnya alat-alat laboratorium/tidak adanya tenaga khusus laboran

menjadi kendala bagi guru untuk bisa mengembangkan metode-metode penemuan

(inquiry), karena tidak terlayani penyediaan dan persiapan peralatan laboratorium

yang mendukung.

Page 32: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Proses pembelajaran masih kurang optimal karena rencana pembelajaran belum

memperhatikan gaya belajar siswa. Gaya belajar siswa meliputi gaya belajar

visual, audio dan kinestetik.

4. Setiap siswa memiliki aktivitas belajar yang berbeda-beda. Aktivitas belajar siswa

meliputi visual activities, oral activites, listening activities, writing activities dll.

5. Tuntutan prestasi tinggi baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor

sebagaimana diamanatkan oleh kurikulum KTSP harus dibangun dari potensi

yang dimiliki sekolah itu sendiri, sementara itu sekolah SMA Batik 2 Surakarta

memiliki belum memiliki sarana dan fasilitas belajar yang relevan dengan

kemampuan guru.

6. Siswa hanya diperhatikan pada aspek kognitif saja, padahal pada pembelajaran

IPA, aspek afektif dan psikomotor perlu diperhatikan.

7. Setiap materi memiliki karakteristik yang berbeda, namun guru dalam

menyampaikan materi masih bersifat hapalan.

C. Pembatasan Masalah

Masalah-masalah yang dibatasi dalam penelitian ini adalah:

1. Banyak metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif seperti inquiry,

discovery, proyek, pemberian tugas, dll tetapi dalam penelitian ini dibatasi pada

metode inkuiri terbimbing (guide inquiry).

2. Banyak media yang dapat digunakan untuk membantu pembelajaran seperti

demonstrasi, komik, dll tetapi pada penelitian ini media pembelajaran dibatasi

pada penggunaan media audio visual virtual lab, yakni sebuah software

internasional yang dibuat oleh “Educational Courseware” di Malaysia dan

Page 33: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dipublikasikan melalui jaringan internet pada situs www.pintarmedia.com dan

penggunaan real lab yang disertai dengan pedoman praktikum pada materi koloid.

3. Dalam menerima informasi pelajaran atau mengikuti pelajaran ada tiga macam

gaya belajar yang dilibatkan yaitu gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik.

Tetapi pada penelitian ini gaya belajar siswa hanya dibatasi pada gaya belajar

visual dan kinestetik. Gaya belajar auditorial tidak dilibatkan dalam penelitian ini

karena pada metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual lab dan real

lab tidak banyak memberikan informasi melalui pendengaran.

4. Aktivitas belajar siswa dibatasi pada aktivitas tinggi dan rendah.

5. Prestasi belajar pada penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa SMA Batik

2 Surakarta Kelas XI semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran

kimia materi koloid. Prestasi belajar aspek afektif sebagai akibat dari proses

pembelajaran dan tidak dianalisa secara statistik. Sedangkan aspek psikomotor

pada penelitian ini tidak dilakukan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan

metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab?

2. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual

dan kinestetik?

3. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas belajar

tinggi dan rendah ?

Page 34: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4. Adakah interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar siswa?

5. Adakah interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab dengan aktivitas belajar terhadap

prestasi belajar siswa?

6. Adakah interaksi antara gaya belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar

siswa?

7. Adakah interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab, gaya belajar dan aktivitas belajar

terhadap prestasi belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran metode inkuiri

terbimbing menggunakan media virtual dan real lab pada materi koloid.

2. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan

kinestetik pada materi koloid.

3. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dan rendah

pada materi koloid.

4. Interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

media virtual lab, real lab dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar kimia

siswa.

5. Interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

media virtual dan real lab dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Page 35: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

6. Interaksi antara gaya belajar dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar

siswa.

7. Interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

media virtual, real lab, gaya belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar

siswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian merupakan salah satu alternatif bagi guru untuk menentukan

pendekatan, metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

bahan pengajaran khususnya pada mata pelajaran kimia.

b. Mengetahui pengaruh gaya belajar dalam pembelajaran kimia terhadap prestasi

belajar siswa.

c. Mengetahui pengaruh aktivitas belajar dalam pembelajaran kimia terhadap

prestasi belajar siswa.

d. Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang relevansi penggunaan metode

dengan media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan teoritis bagi masyarakat, guru,

mahasiswa yang memerlukan tambahan dasar teori bagi penelitian mereka, baik

untuk pengembangan pembelajaran, maupun penyelesaian tugas akhir.

b. Mengajak dan mendorong kepada para guru untuk melakukan inovasi

pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

(komputer) dalam pembelajaran kimia.

Page 36: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Page 37: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN

KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Teori Belajar

Belajar memiliki makna yang sangat luas dan kompleks serta selalu

mengalami perubahan. Teori belajar yang dianut seseorang akan berpengaruh pada

definisi belajar yang digunakannya. Secara umum pengertian belajar adalah suatu

kegiatan yang dilakukan seseorang agar terjadi perubahan perilaku dari diri orang

tersebut. Apabila seseorang telah melakukan suatu proses kegiatan tetapi pada

akhirnya tidak terjadi perubahan perilaku, maka dikatakan tidak terjadi proses belajar

dalam diri orang itu. Sedangkan pengertian belajar menurut IPA, belajar merupakan

suatu suatu aktivitas mental yang berlangsung secara interaktif dengan lingkungannya

yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Jadi belajar merupakan suatu

proses menuju perubahan.

Pendapat mengenai pengertian belajar ada bermacam-macam. Adapun teori-

teori belajar yang mendasari pengertian belajar yang berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1). Teori belajar Bruner

Belajar pada intinya adalah cara-cara orang memilih, mempertahankan, dan

mentransformasikan secara aktif. Manusia memusatkan perhatiannya pada masalah

yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterimanya, dan yang dilakukannya

Page 38: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sesudah memperoleh informasi itu untuk mencapai pemahaman yang memberikan

kemampuan padanya. Menurut Bruner belajar bermakna dapat dilaksanakan dengan

belajar penemuan (discovery learning). Belajar penemuan secara aktif oleh siswa

memberikan hasil yang paling baik dan pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan

lama.

Belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan yaitu

memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji relevansi ketepatan

pengetahuan. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir

secara bebas, dan melatih ketrampilan-ketrampilan kognitif untuk menemukan dan

memecahkan masalah. Metode inkuiri dalam pembelajaran kimia sangat erat

hubungannya dengan belajar penemuan. Dari penemuan tersebut anak banyak

memperoleh informasi dan pengalaman baru. Informasi baru tersebut dapat berupa

ketrampilan proses, informasi berupa data, maupun informasi berupa konsep baru.

Selanjutnya siswa akan mengelola informasi baru tersebut dan menguji ketepatannya

dan pada akhirnya akan membentuk konsep baru yang merupakan penguatan dari

konsep baru yang merupakan penguatan dari konsep lama yang ada pada diri siswa.

Konsep yang baru inilah menjadi bekal bagi siswa dalam proses belajar

penemuan. Siswa dapat mengembangkan kegiatan belajarnya dengan melakukan

percobaan-percobaan yang sesuai dengan konsep baru untuk memperoleh informasi-

informasi baru. Pembelajaran inkuiri merupakan salah satu contoh belajar penemuan.

Pembelajaran inkuiri terbimbing mengajak siswa untuk menemukan konsep kimia

koloid melalui proses percobaan baik melalui virtual lab maupun real lab. Pada

pembelajaran tersebut, siswa diajak untuk terlibat langsung menemukan konsep

koloid. Ketika percobaan siswa diarahkan untuk merumuskan masalah, lalu

Page 39: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

melakukan percobaan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan. Dari

percobaan siswa akan memperoleh data untuk dianalisis sehingga akhirnya siswa

dapat menarik kesimpulan dan menemukan konsep materi pembelajaran.

2). Teori belajar Gagne

Belajar menurut Gagne adalah seperangkat kognitif yang mengubah sifat

stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi dan menjadi kapabilitas baru.

Belajar terjadi jika ada hasil perubahan perilaku yang dapat diperlihatkan. Karena

pengamatan dan evaluasi pada perubahan perilaku yang ada, maka teori belajar

Gagne terkenal dengan teori perubahan tingkah laku. Dalam proses pembelajaran

inkuiri, guru mengajak siswa untuk menemukan konsep-konsep dan sebaliknya siswa

menghadapi suatu konsep-konsep yang harus dipahami dan dipelajari. Pengamatan,

pemahaman dan penyerapan konsep-konsep dalam pembelajaran tersebut akan

mengakibatkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud adalah

perubahan dalam bentuk kemahiran intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,

kemahiran motorik dan sikap.

Dalam pembelajaran perlu disusun instruksional pembelajaran agar suasana

dan gaya belajar dapat terkontrol dan dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah

menjadi dasar bagi penyusunan tujuan pembelajaran dan berlanjut pada kemampuan

yang lebih tinggi dari hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus menyadari dan

memahami bahwa belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutkan dengan

masalah yang kompleks dan sampai pada kesulitan masalah yang lebih tinggi.

Konsep-konsep yang diinformasikan oleh guru memuat indikator-indikator

yang termasuk dalam tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Siswa dalam

menerima konsep-konsep tersebut ada sebagian merupakan konsep baru tetapi ada

Page 40: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

juga konsep yang berulang. Perbedaan inilah yang mengakibatkan ketercapaian hasil

belajar siswa juga berbeda-beda.

3). Teori belajar Ausubel

Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan dalam dua dimensi. Dimensi

pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada

siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara siswa

dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur

kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah

dipelajari dan diingat oleh siswa. Ausubel mengemukakan terjadinya belajar

bermakna apabila informasi baru pada konsep-konsep yang diterima dalam

pembelajaran yang relevan dengan konsep-konsep yang terdapat dalam struktur

kognitif siswa, sedangkan belajar hafalan terjadi bila informasi baru tidak dapat

dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa.

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing mengajak siswa untuk

menemukan konsep kimia koloid melalui bimbingan guru. Pembelajaran ini

bermakna karena siswa tidak hanya sekedar menghafal konsep kimia koloid, tetapi

juga melihat setiap peristiwa yang berkaitan dengan kimia koloid sehingga siswa

dapat mengingat konsep kimia koloid dan pada akhirnya pembelajaran menjadi

bermakna.

4). Teori Belajar Piaget

Piaget berpendapat bahwa ada dua proses yang terjadi dalam perkembangan

dan pertumbuhan kognitif anak yaitu: a) proses assimilation, dalam proses

mencocokkan informasi yang baru dengan apa yang telah ia ketahui dengan

mengubahnya bila perlu. b) Proses accommodation yaitu proses menyusun,

Page 41: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

membangun atau memodifikasi antara informasi baru dengan sesuatu/konsep yang

telah diketahui sebelumnya sehingga diperoleh hasil pengetahuan yang lebih baik.

Dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif, kedua proses itu harus

berjalan seimbang atau ekuilibrium. Keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi

ini mengakibatkan terjadinya adaptasi yang artinya informasi baru cocok dengan

konsep lama yang ada dalam diri anak, sehingga anak tersebut dapat menyesuaikan

dengan lingkungannya. Jika terjadi tidak keseimbangan maka terjadi proses

akomodasi, artinya anak akan menyusun konsep baru karena informasi baru yang

diterima tidak sesuai dengan konsep yang sudah ada.

Pada saat pembelajaran kimia koloid, mula-mula siswa diminta guru untuk

membawa suatu benda, kemudian di kelas siswa diminta untuk berpendapat sesuai

dengan apa yang sudah dia ketahui, disinilah terjadi proses asimilasi, kemudian

setelah pembelajaran berlangsung siswa menyusun informasi baru tersebut dengan

konsep yang telah dia ketahui sebelumnya sehingga siswa memiliki pengetahuan

yang lebih baik, disini terjadilah proses akomodasi. Agar terjadi keseimbangan antara

asimilasi dan akomodasi, pemilihan metode pengajaran dan media pembelajaran yang

digunakan harus tepat agar dapat diterima oleh siswa. Dalam penelitian ini metode

pengajaran yang digunakan adalah metode inkuiri terbimbing. Media yang digunakan

adalah media virtual lab (melalui animasi) dan real lab (alat dan bahan laboratorium).

Metode inkuiri dan media pembelajaran saling berkaitan yang merupakan satu

kesatuan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini sesuai

dengan teori belajar Piaget yaitu terjadinya keseimbangan antara asimilasi dan

akomodasi sehingga terjadi adaptasi dalam pembelajaran kimia koloid.

Page 42: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Belajar Kelompok

Vygotsky (dalam Trianto, 2007,26-27) berpendapat bahwa:

Siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan melalui bahasa. Perkembangan pengetahuan pada siswa tergantung pada faktor biologi (memori, atensi, persepsi, stimulus-respon) dan faktor sosial (fungsi mental yang lebih tinggi) untuk pengembangan konsep, penalaran logis dan pengambilan keputusan. Proses pembelajaran akan terjadi jika siswa bekerja menangani tugas- tugas yang masih berada dalam daerah tingkat perkembangan sedikit lebih tinggi (zone of proximal development). Fungsi mental yang lebih tinggi bisa muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu dalam suatu kelompok (diskusi kelompok) sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Pada awal perkembangannya siswa diberikan bantuan secukupnya dan selanjutnya mengurangi bantuan tersebut untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan ketika belajar.

Berdasarkan pendapat di atas maka pada penelitian ini menggunakan belajar

kelompok (dua orang atau lebih) selama melakukan percobaan untuk

mengembangkan faktor sosial dalam rangka membentuk penalaran logis dan

pengambilan keputusan. Meskipun demikian tetap berpedoman bahwa tiap-tiap siswa

diarahkan secara aktif untuk membangun sikap kemandirian dalam kebersamaan

khususnya pada saat diskusi selama percobaan di laboratorium berlangsung hingga

menemukan kesimpulan sebagai jawaban dari hipotesis yang telah ditetapkan

sebelumnya sebagaimana konsep atau prinsip.

c. Pembelajaran Kimia

Istilah “pembelajaran” sama dengan “pengajaran”. Menurut Roestiyah

(1998:1) “Dalam mengajar ada 3 faktor yang harus diperhatikan : 1. Pengajar – yang

mengajar, yang memberikan bahan, yang memotivasi; 2. Pelajar – yang menerima,

yang belajar, yang menyerap dan menggunakannya; 3 Bahan pelajarannya”. Dengan

demikian pengajaran diartikan sebagai perbuatan belajar (oleh siswa) dan mengajar

(oleh guru) dan terjadi pengorganisasian lingkungan yang ada disekitar siswa

Page 43: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

sehingga proses belajar mengajar yang berupa penyampaian pengetahuan dapat

berjalan baik.

Mempelajari ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan zat-zat kimia yang

langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia belaka, akan tetapi ilmu kimia

dapat pula memenuhi keinginan seseorang untuk memahami berbagai peristiwa alam

yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakikat materi serta

perubahannya, menemukan metode ilmiah, mengembangkan kemampuan dalam

mengajukan gagasan-gagasan, dan memupuk ketekunan serta ketelitian bekerja.

Sebagian aspek kimia bersifat “kasat mata” (visible), artinya dapat dibuat fakta

kongkritnya dan sebagian aspek yang lain bersifat abstrak atau “tidak kasat mata”

(invisible), artinya tidak dapat dibuat fakta kongkritnya

Menurut pendapat Elizabeth Kean dan Catherine Middlecamp (1985: 5):

“sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak, materi kimia sifatnya berurutan dan

berkembang dengan pesat, diajarkan dalam bentuk yang lebih sederhana daripada

kenyataannya, melibatkan lebih daripada sekedar pemecahan soal-soal, dan menuntut

banyak belajar”. Jadi materi kimia dikemas lebih sederhana daripada kenyataannya.

Pembelajaran khususnya pelajaran kimia guru dituntut untuk memiliki kemampuan

yang memadai dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya dan harus mampu

mewujudkan lingkungan belajar yang efektif dan lebih mampu mengelola kelasnya

sehingga prestasi belajar siswa tinggi.

2. Pendekatan Pembelajaran

a. Pendekatan Kontruktivisme

Von Glasersfeld dalam Paul Suparno (1997: 18) mengatakan bahwa:

Page 44: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan manusia adalah konstruksi (bentukan) manusia sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan dan juga bukan gambaran dari kenyataan yang ada, melainkan pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan yang dilakukan seseorang.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa pengetahuan

merupakan suatu proses menjadi tahu yang dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang

sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan bisa berarti menunjuk

kepada keseluruhan obyek dan semua relasinya yang diabstraksikan dari pengalaman.

Salah satu contoh alat atau sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui

sesuatu adalah alat inderanya. Seseorang berinteraksi dengan obyek dan lingkungan

dengan melihat, mendengar, menjamah, mencium dan merasakannya.

Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivisme

dengan metode inkuiri terbimbing melalui media virtual lab dan real lab dengan

mempertimbangkan gaya belajar dan aktivitas belajar siswa. Pendekatan dan metode

ini diharapkan siswa selama belajar mengalami proses internalisasi, membentuk

kelompok atau membentuk pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan

yang telah dimiliki sebelumnya.

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar dengan

pendekatan konstruktivisme merupakan proses pembentukan pengetahuan baru yang

melibatkan internalisasi dan keaktifan siswa untuk menggunakan pengetahuan yang

dimiliki secara terus-menerus sehingga terjadi konstruksi pengetahuan baru yang

didahului oleh rasa keingintahuan yang dapat dirangsang dengan penyajian masalah-

masalah oleh guru untuk dibahas dan diselesaikan siswa.

Page 45: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Pendekatan Psikologis Sosial

Cobb dalam Paul Suparno, (2007: 11) mengatakan bahwa: “pentingnya

interaksi sosial dengan orang-orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik

dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik”. Jadi dapat

disimpulkan bahwa interaksi dengan orang lain sangat penting untuk mendapatkan

pengetahuan yang lebih baik dan lebih banyak lagi. Menurut Vygotsky pembelajaran

terjadi saat anak bekerja dalam zona perkembangan proximal (zone of proximal

development) yaitu zona jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditentukan

oleh pemecahan masalah secara independen dan tingkat perkembangan potensial

yang ditentukan lewat pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau

dalam kolaborasinya dengan rekan-rekan yang lebih mampu.

Tingkat perkembangan aktual adalah kemampuan anak memecahkan masalah

secara mandiri sedangkan tingkat perkembangan potensial adalah kemampuan

memecahkan masalah dibawah bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan

teman sebaya yang lebih mampu. Ide penting lain yang diturunkan dari Vygotsky

adalah Scaffolding, yaitu memberikan bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal

perkembangan, kemudian bantuan ini dikurangi untuk memberikan kesempatan

kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera

setelah anak dapat melakukannya. Jika diterapkan dalam proses pembelajaran, ide

Scaffolding dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan dan menguraikan masalah

pada awal pembelajaran.

Page 46: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Metode Inkuiri Terbimbing

a. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”yang berarti pertanyaan atau

penyelidikan. Barlow dalam Muhibbin Syah (2005: 191) berpendapat bahwa:

Inkuiri merupakan proses penggunaan intelektual siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan cara menemukan dan mengorganisasikan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ke dalam sebuah tatanan penting menurut siswa. Tujuan utama inkuiri adalah mengembangkan ketrampilan intelektual, berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara alamiah.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa inkuiri merupakan salah

satu metode atau kegiatan penyajian materi pelajaran untuk memperoleh pengetahuan

yang dilakukan dengan cara menemukan dan mengorganisasikan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip melalui penyelidikan. Melalui metode ini siswa mempunyai

kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri yang dia butuhkan

untuk memecahkan masalah dengan mengembangkan ketrampilan intelektual dan

daya pikir kritis.

Trowbridge, Bybee dan Robert B. Sund dalam Ratna Wilis Dahar (1986:4)

mengatakan bahwa: “inkuiri adalah proses menemukan dan menyelidiki masalah-

masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data,

menganalisa dan menarik kesimpulan tentang pemecahan masalah”. Trowbridge,

Bybee dan Robert B. Sund dalam Paul Suparno (2007: 69) mengatakan bahwa:” the

essence of inquiry teaching is arranging the learning environment to facilitate student

centered instruction and giving sufficient guidance to ensure direction and success in

discovering scientific concept and principles”. Artinya bahwa pengajaran inkuiri

adalah mengatur lingkungan belajar untuk memudahkan pembelajaran yang berpusat

pada siswa dan memberikan petunjuk yang cukup untuk memastikan kelancaran dan

Page 47: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

keterarahan dalam menemukan prinsip dan konsep ilmiah. Salah satu cara yang dapat

digunakan oleh guru untuk membantu siswa agar terarah kepada tujuan pembelajaran

dan dapat menggunakan ingatannya adalah dengan pertanyaan atau diskusi sehingga

dapat mengembangkan perilaku inkuiri.

Meskipun para ahli menjelaskan secara berbeda-beda tentang metode

pembelajaran inkuiri sebagaimana tertera diatas, namun secara keseluruhan dapat

dijelaskan bahwa pembelajaran tersebut menggunakan proses sebagaimana

diungkapkan oleh Kindsvatter, Willen dan Ishler dalam Paul Suparno (2007: 65)

seperti berikut: “1) identifikasi masalah, 2) membuat hipotesis, 3) merancang

percobaan, 4) melakukan percobaan untuk mengumpulkan data, 5) menganalisis data,

6) mengambil keputusan “.

Trowbridge, Bybee dan Robert B. Sund dalam Momi Sahromi (1986: 55)

mengatakan bahwa: “ada tiga macam metode inkuiri yaitu inkuiri terbimbing (Guided

inquiry), inkuiri terbuka, bebas (Open Inquiry), dan inkuiri bebas termodifikasi

(Modified Free Inquiry)”. Yang dimaksud dengan inkuiri terbimbing adalah inkuiri

yang banyak dicampuri guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk

baik melalui prosedur yang lengkap maupun pertanyaan-pertanyaan pengarahan

selama proses inkuiri. Bahkan guru sudah punya jawaban sebelumnya, sehingga

siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan

persoalan dan siswa diminta memecahkan persoalan tersebut dengan prosedur yang

tertentu yang diarahkan oleh guru. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela-sela

proses, sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil. Metode inkuiri

terbimbing (terarah) ini lebih cocok untuk siswa yang belum terbiasa melakukan

Page 48: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

inkuiri. Dengan metode inkuiri terbimbing siswa tidak mudah bingung dan tidak

mengalami kegagalan dalam belajar karena guru terlibat penuh.

Metode inkuiri memiliki kebaikan-kebaikan antara lain: meningkatkan potensi

intelektual anak, menguasai melakukan penemuan, meningkatkan daya ingat,

membuat anak lebih aktif, membentuk dan mengembangkan konsep diri anak,

menambah tingkat harapan anak, mengembangkan bakat-bakat, menghindarkan siswa

dari belajar menghafal, memberikan waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi.

b. Tahapan Inkuiri Terbimbing

Tahapan inkuiri terbimbing antara lain sebagai berikut: 1). Perumusan

Masalah. Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin dialami atau

dipecahkan dengan metode inkuiri. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan oleh

guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan, dialami, dan

dipecahkan oleh siswa. Persoalan perlu diidentifikasi dengan jelas tujuan dari seluruh

proses pembelajaran atau penyelidikan. Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu

diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai

kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa tidak semangat,

sedangkan persoalan yang terlalu mudah yang sudah mereka ketahui tidak menarik

minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan

siswa. 2). Menyusun hipotesis. Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk

mengajukan jawaban sementara tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis.

Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru

mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih dahulu. Guru diharapkan tidak

memperbaiki hipotesis siswa yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya saja.

Page 49: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Hipotesis yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya saja. Hipotesis yang salah

nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh.

3). Mengumpulkan data. Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan

mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis

mereka benar atau tidak. 4). Menganalisis data. Data yang sudah dikumpulkan harus

dianalisis untuk dapat membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk

mempermudah menganalisis data, data sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan,

diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah. Biasanya disusun dalam

suatu tabel. 5). Menyimpulkan. Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis,

kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil, kesimpulan,

kemudian dicocokkan dengan hipotesis asal, apakah hipotesis kita diterima atau tidak.

Sintak inkuiri terbimbing disajikan pada tabel 2.1

Tabel 2.1: Sintak Inkuiri Terbimbing

No Langkah Pokok Aktivitas Pengajar Aktivitas siswa 1. Perumusaan

masalah Ø Menjelaskan prosedur kegiatan

menyelidiki Ø Menyajikan masalah dengan

mengajukan pertanyaan tentang inti masalah.

Ø Memahami prosedur kegiatan

Ø Merumuskan permasalahan

2. Menyusun hipotesis

Ø Membimbing dalam merumuskan masalah

Ø Merumuskan hipotesis

3. Mengumpulkan data

Ø Memberi tugas kegiatan inti Ø Memantau dan membimbing

proses kegiatan penemuan konsep

Ø Mengumpulkan data dan informasi

Ø Melakukan kegiatan penemuan konsep

4. Menganalisa data

Ø Membimbing dalam menganalisa data hasil kegiatan

Ø Mengadakan diskusi

Ø Menganalisa data hasil Ø Melakukan diskusi

hasil

5. Menyimpulkan Ø Memacu proses penyimpulan Ø Membimbing siswa dalam

mengambil kesimpulan

Ø Membuat kesimpulan

Page 50: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

c. Syarat agar inkuiri dapat berjalan baik

Agar inkuiri dapat berjalan dengan baik maka siswa diberi kebebasan untuk

mengungkapkan hipotesisnya, menyusun eksperimen yang mau digunakan, dan

mencari informasi apapun yang dianggap perlu untuk memecahkan persoalan dalam

penelitiannya. Lingkungan atau suasana yang responsif ada laboratorium, komputer,

kelas, pustaka, dan sarana yang mendukung terjadinya proses inkuiri. Fokus

persoalan yang mau dialami harus jelas arahnya, dan dapat dipecahkan siswa. Dalam

inkuiri terbimbing persoalan memang harus sangat jelas. Bila muncul banyak

persoalan yang diajukan oleh siswa dengan melihat gejala yang ada, dapat dipilih

salah satu yang terpenting dan soal itu memang mungkin dipecahkan oleh siswa.

Sedangkan untuk inkuiri yang bebas, persoalan tidak perlu terarah dan tidak perlu

hanya diambil satu. Biarlah tiap kelompok siswa menentukan persoalannya sendiri.

Jadi agar inkuiri terbimbing dapat berjalan dengan baik perlu ada kerja sama yang

baik antara siswa dengan siswa dalam satu kelompok ataupun guru dengan siswa.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab media diartikan sebagai

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Proses pembelajaran pada

hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber

pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Media yang digunakan untuk

menyampaikan pesan pembelajaran itulah yang dikatakan sebagai media

pembelajaran.

Page 51: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Menurut pendapat Azhar Arsyad (2005:4): “media adalah alat yang digunakan

untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Setiap sistem

pembelajaran yang yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai peralatan

canggih”. Jadi media adalah alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pembelajaran.

Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik yang digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran. Dalam pembelajaran kimia peranan media

pembelajaran adalah untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran

yang baik adalah media yang dapat menyampaikan pesan pembelajaran dengan jelas

dan dapat mengurangi miskonsepsi pada penerima pesan. Selain itu tujuan

diadakannya media pembelajaran adalah untuk menghilangkan sifat pembelajaran

yang verbalisme dan mengubah menjadi pembelajaran yang realisme. Media

pengajaran adalah komponen sumber belajar dan wahana fisik yang mengandung

materi instruksional yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

b. Macam media Pembelajaran

Bermacam-macam peralatan yang dapat digunakan oleh guru untuk

menyampaikan informasi dapat menyampaikan informasi berupa audio maupun

visual berupa materi pembelajaran kepada siswa. Penyampaian dan penerimaan

informasi bisa melalui indera pendengaran dan pengelihatan. Media pembelajaran

keberadaannya untuk menghindari penyampaian materi yang berupa verbal saja tetapi

diharapkan dapat menyampaikan materi berupa audio maupun visual.

Teknologi pendidikan adalah pemanfaatan teknologi komunikasi untuk

kegiatan pendidikan. Menurut pendapat Arief S. Sardirman (2005: 2): “media

pendidikan adalah media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan

Page 52: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

informasi pendidikan”. Jadi dengan demikian secara umum teknologi pendidikan

merupakan media yang lahir dari kemajuan teknologi komunikasi yang dapat

digunakan untuk tujuan pembelajaran. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa

media pembelajaran selalu berpijak pada kaidah teknologi komunikasi.

Rudy Brets dalam Arief S. Sardiman (2005: 20) mengklasifikasikan media

menjadi 7 (tujuh ), yaitu :

1) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok

visual misalnya : foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu,

model 3 dimensi seperti diorama dan sebagainya.

2) Media audio, adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti : kaset, audio,

radio, MP3 player.

3) Media audio visual, yaitu media yang dapat dilihat sekaligus didengar, misalnya:

film bersuara, video, televisi, sound slide.

4) Multimedia, adalah media yang dapat menyajikan unsure media secara lengkap

seperti: suara, animasi, video, grafis dan film. Multimedia sering diidentifikasikan

dengan komputer, internet dan pembelajaran berbasis computer.

5) Media realita, yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan alam. Baik

digunakan dalam kehidupan hidup maupun sudah diawetkan. Misalnya tumbuhan,

batuan, binatang, insectarium, herbarium, air, sawah dan sebagainya.

Media realita adalah media yang paling baik digunakan dalam proses

pembelajaran, karena siswa dapat melihat bentuk asli dari benda yang dipelajari.

Sedang media visual adalah media yang tingkat kekonkretannya paling rendah,

karena hanya menampilkan gambar diam.

Page 53: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Salah satu teori yang digunakan sebagai landasan penggunaan media dalam

proses belajar adalah Dale ‘Cone Of Experience (Kerucut Pengalaman Dale).

Menurut Azhar Arsyad (2003: 9) mengatakan bahwa:

Kerucut pengalaman Dale merupakan pengembangan yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, samapi kepada hal yang abstrak (lambang verbal).

Hal ini digambarkan dalam sebuah diagram kerucut Edgar Dale. Dasar

pengembangan kerucut pada gambar berikut bukanlah tingkat kesulitan, melainkan

tingkat keabstrakan (jumlah jenis indera yang turut serta selama penerima isi

pengajaran/pesan). Gambar kerucut Edgar Dale disajikan pada gambar 2.1

Abstrak

Konkret

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Menurut kerucut Edgar Dale dapat dijelaskan bahwa pengalaman langsung akan

memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan

yang terkandung dalam pengalaman itu oleh karena ia melibatkan indera

pengelihatan, pendengaran perasaan, penciuman, dan peraba. Ini dikenal sebagai

Page 54: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

istilah belajar dengan bekerja (learning by doing). Tingkat keabstrakan pesan akan

semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti bagan

(chart), grafik, atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambang-lambang seperti yang

telah disebutkan, indera yang dilibatkan untuk menafsirkannya semakin terbatas,

yakni indera pengelihatan dan indera pendengaran.

Azhar Arsyad (2003: 11) mengatakan bahwa:

Pengalaman konkret dan pengalaman abstrak dialami silih berganti, hasil belajar dari pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi lambang kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang ia terlibat langsung di dalamnya.

Artinya bahwa pengalaman langsung yang konkrit sebagai hasil belajar akan

menambah tingkat abstraksi seseorang. Sebaliknya kemampuan abstraksi, interpretasi

seseorang dapat memahami pengalaman yang dialaminya.

Dalam perkembangannya, media pembelajaran mengikuti perkembangan

teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah

percetakan konvensional. Kemudian lahir teknologi audio-visual, teknologi yang

muncul terakir adalah teknologi mikro-prosesor yang melahirkan pemakaian

komputer dan kegiatan interaktif. Perkembangan teknologi komputer yang pesat saat

ini menyebabkan semakin meningkatnya jumlah perangkat keras komputer yang

beredar di pasaran dengan harga yang relatif terjangkau. Akibatnya jumlah

kepemilikan perangkat komputer, baik oleh lembaga pendidikan ataupun oleh

perorangan baik pendidik maupun siswa semakin meningkat. Hal ini mendukung

pemanfaatan teknologi untuk maksud pengajaran antara lain visualisasi, pemodelan,

simulasi, pemetaan dan sebagainya termasuk di dalamnya sebagai media

pembelajaran kimia.

Page 55: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Komputer dengan perangkat lunak yang dirancang secara khusus, merupakan

media yang baik dalam proses pembelajaran kimia. Alat yang digunakan adalah

seperangkat unit komputer lengkap dengan software yang dibuat khusus untuk

pembelajaran materi kimia.

Pada penelitian ini dengan inkuiri terbimbing siswa dilibatkan untuk

mendapatkan pesan informasi pelajaran melalui pengalaman langsung menggunakan

media laboratorium baik virtual maupun real. Setelah diskusi hasil percobaan dan

mendapatkan kesimpulan sebagai konsep yang sedang dipelajari akan membangun

abstraksi siswa untuk memprediksi sesuatu yang akan terjadi berkaitan dengan

konsep yang dipelajari tersebut.

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran.

Untuk tujuan informasi, media pembelajaran digunakan dalam rangka

menyajikan informasi di hadapan kelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian berfungsi

sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Untuk tujuan

instruksi, formasi yang terdapat dalkam media itu harus melibatkan siswa baik mental

maupun dalam bentuk aktivitas nyata sehingga pembelajaran dapat berlangsung.

Azhar Arsyad (2005: 21) juga mengemukakan beberapa manfaat dari media

pembelajaran, yaitu:

1). Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, 2). Pelajaran menjadi lebih menarik, 3). Pembelajaran menjadi lebih interaktif (ada partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan), 4). Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisir dengan baik, spesifik dan jelas.

Beberapa manfaat praktis penggunaan media pembelajaran selama proses

belajar berlangsung antara lain: 1). Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, 2) penggunaan media

Page 56: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat siswa yang pasif

sehingga lebih banyak melakukan kegiatan belajar menurut kemampuan dan

minatnya, 4) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, 5). Memberikan

perangsang belajar yang sama dengan memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa sehingga menimbulkan persepsi yang sama.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif memerlukan tekhnik perencanaan yang baik. Media

sebagai salah satu unsur penting yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

juga memerlukan perencanaan yang baik. Model perancangan penggunaan media

yang efektif dalam pembelajaran yang diajukan oleh Heinich (1982) dalam Azhar

Arshad (2005: 67-69) dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learnes

characteristic, State objective, Select,or modify media, Utilize, Require learner

response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam

perancangan pembelajaran, yaitu: “1). A : Analyze learnes characteristic. 2) S: State

objective ,3). S: Select,or modify media,4). U: Utilize,5) R: Require learner response,

6). E: Evaluate”.

Enam kegiatan sebagaimana dikemukakan dengan istilah ASSURE diatas

dapat dijelaskan langkah demi langkah sebagai berikut: 1). Menganalisis karakteristik

umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan

tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, jenis kelamin, usia, latar belakang

budaya dan social ekonomi, 2). Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran

yaitu perilaku, atau kemampuan baru (pengetahuan, ketrampilan, sikap) yang

diharapkan dimiliki dan dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.

Tujuan ini akan mempengaruhi media dan urutan penyajian serta kegiatan belajar, 3).

Page 57: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Memilih, memodifikasi atau merancang/mengembangkan materi/media yang tepat.

4). Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat,

diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk

menggunakannya serta mempersiapkan ruangan yang sesuai dengan media tersebut.

5). Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya memberikan dorongan siswa

untuk memberikna respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses belajar

mengajar. Dengan demikian siswa menampakkan partisipasi yang lebih besar. 6).

Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat

pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, kefektivan media, metode dan

kemampuan guru.

Berdasarkan uraian diatas, kriteria pemilihan media bersumber dari pemikiran

bahwa media merupakan bagian dari sistem pembelajaran secara keseluruhan. Suatu

media dapat dikategorikan baik, bila bersifat efisien, efektif dan komunikatif. Efisien

artinya mempunyai daya guna ditinjau dari penggunaan waktu dan temapat. Suatu

media dikatakan efisien jika penggunaannya mudah, dalam waktu yang relative

singkat dapat mencakup materi yang luas dan tempat yang cukup. Sedangkan efektif

artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesan yang disampaikan

dan kepentingan siswa yang sedang belajar. Komunikatif artinya media tersebut

mudah untuk dimengerti maksudnya, mudah dipahami penggunaannya oleh siswa.

5. Laboratorium Real

Kimia sebagai ilmu yang memiliki ciri khas tersendiri memerlukan

pendekatan tertentu dalam mempelajari dan mengajarkannya. Menurut Druxes dalam

Zuhdan Kun Prasetyo (2001: 24) mengatakan bahwa: “eksperimen merupakan suatu

pendekatan yang cocok digunakan untuk mengajarkan sains”, bahkan Trowbridge

Page 58: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dan Bybee dalam Zuhdan Kun Prasetyo (2001: 24) mengatakan juga bahwa “sains

bukanlah sains yang sesungguhnya kalau tidak disertai percobaan dan kerja

laboratorium”. Dari pendapat tersebut jelas bahwa proses pembelajaran kimia yang

disampaikan secara konvensional (ceramah saja) siswa hanya cenderung menguasai

konsep-konsep kimia yang sangat sedikit bahkan tanpa memperoleh ketrampilan

sama sekali. Hal ini berbeda jika proses belajar mengajar dilakukan melalui kegiatan

laboratorium (kerja laboratorium), siswa tidak hanya melakukan olah pikir (minds-

on) tetapi juga olah tangan (hands-on). Eksperimen atau praktikum kimia di

laboratorium merupakan bagian dari pengajaran ilmu alam sehingga percobaan-

percobaan yang dilakukan di laboratorium dapat memberi kesempatan secara nyata

untuk berhadapan dengan gejala kimia yang dibahas.

Dalam pembelajaran sains secara umum, kegiatan praktikum memiliki

peranan yang sangat penting. Pentingnya kegiatan praktikum dalam pembelajaran

sains, yaitu: 1) dapat memotivasi siwa dalam belajar, 2) memberikan kesempatan

pada siswa untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan, 3) meningkatkan kualitas

belajar siswa. Dalam kerja laboratorium (eksperimen) siswa dapat merencanakan dan

melibatkan diri dalam investigasi sehingga mereka dapat mengidentifikasi masalah,

mendesain cara kerja, dan membuat keputusan sendiri sehingga akan membantu

siswa dalam memahami konsep dan prinsip secara lebih baik.

Disamping memiliki kelebihan, kerja laboratorium juga memiliki beberapa

kekurangan. Menurut Zuhdan Kun Prasetyo (2001: 25) kekurangan dari kerja

laboratorium adalah “tersitanya waktu atau dengan kata lain, waktu yang disediakan

terlalu sempit, dan siswa tidak menyelesaikan kerja laboratorium mereka”. Alat juga

menjadi masalah bagi beberapa sekolah yang sumber daya laboratoriumnya terbatas.

Page 59: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Meskipun demikian, pembelajaran kimia melalui kerja laboratorium seharusnya tetap

dilaksanakan. Melalui kerja laboratorium, eksperimen yang menjadi pusat pelajaran

kimia akan tetap dapat dilaksanakan.

Jadi laboratorium adalah suatu tempat dimana para pelajar melakukan

observasi ilmiah atau sains dan juga merupakan tempat dimana ilmu pengetahuan

dapat digunakan. Laboratorium sains memungkinkan para pelajar untuk

menggunakan informasi, untuk membangun konsep umum, untuk menentukan

masalah baru, untuk menjelaskan sebuah observasi atau ketidaksesuian pada alam

untuk membuat suatu keputusan (kesimpulan).

6. Laboratorium Virtual

“The Virtual laboratory is an interactive environtment for creating and

conducting simulated experiments: a playground for experimentation”.

(http://pages.cpsc.ucalgary.ca/~pwp/bmv/vlab-for-linux/htmldocs/environment.html).

Artinya laboratorium virtual adalah sebuah lingkungan interaktif untuk menciptakan

dan melakukan simulasi percobaan sebuah tempat bermain untuk melaksanakan

percobaan.

Laboratorium virtual merupakan laboratorium dengan alat dan bahan yang

digunakan untuk kegiatan praktikum berupa seperangkat komputer lengkap dengan

program aplikasi (software) yang dirancang khusus untuk kegiatan eksperimen.

Software ini berisi animasi-animasi alat, bahan dan desain interaktif untuk kegiatan

eksperimen. Jadi siswa tinggal menjalankan eksperimen sesuai dengan lembar kerja

atau petunjuk yang telah disediakan.

Kelebihan dalam penggunaan laboratorium virtual adalah siswa dapat

mengumpulkan data dengan cepat dalam situasi apapun, dan juga memungkinkan

Page 60: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

untuk melakukan eksperimen yang tidak dapat dilakukan pada laboratorium real pada

umumnya. Dengan kerja laboratorium virtual siswa bisa melakukan eksperimen

dengan aman apabila eksperimen yang sebenarnya berbahaya. Penggunaan

laboratorium virtual akan terasa sangat murah jika dibandingkan dengan eksperimen

yang memerlukan laboratorium real (real experiment) dengan alat dan bahan yang

relatif mahal.

Kekurangan dalam penggunaan laboratorium virtual adalah siswa tidak

banyak memperoleh olah tangan untuk mendapatkan ketrampilan teknis seperti di

laboratorium nyata, melainkan hanya mendapatkan olah tangan untuk

mengoperasikan komputer. Berkenaan dengan masalah biaya, bagi lembaga

pendidikan (sekolah), penggunaan laboratorium virtual tergolong murah. Untuk dapat

mengaplikasikannya hanya dibutuhkan seperangkat komputer dan software-nya.

Komputer tidak hanya digunakan untuk praktikum saja, melainkan dapat juga

digunakan untuk kepentingan lain seperti pelatihan ketrampilan komputer, pelatihan

IT, dan kegiatan pembelajaran.

7. Fungsi dan peranan Laboratorium Kimia

Fungsi dan peranan laboratorium kimia sebagaimana diungkapkan dalam

petunjuk pengelolaan laboratorium yang diterbitkan oleh Depdikbud (1996: 6) adalah

“sebagai sumber belajar, artinya laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan

masalah atau melakukan percobaan atau melakukan percobaan sehingga berbagai

masalah yang berkaitan dengan tujuan pembeljaran kimia yang variasinya meliputi

cognitive domain, affective domain dan phsychomotor domain dapat digali,

ditetapkan dan diungkapkan serta dikembangkan. Laboratorium sebagai metode

pembelajaran artinya dua metode penting dalam kegiatan di laboratorium akan dapat

Page 61: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

menghasilkan produk kimia. Dua metode penting yang dimaksud adalah metode

pengamatan (observation method) dan metode percobaan (experimental method).

Sedangkan laboratorium sebagai sarana pendidikan artinya sebagai wadah proses

belajar mengajar. Ruang belajar yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan

dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan

untuk melakukan percobaan.

Untuk fungsi Laboratorium Virtual dapat dibedakan menjadi berbagai jenis

sesuai dengan fungsi yang dikandungnya, sebagai berikut:

1). Kategori pertama memberikan petunjuk untuk melakukan percobaan ilmiah, yang

dapat dilakukan di sekolah atau bahkan dirumah

2). Kategori kedua: presentasi atau demonstrasi berbagai kegiatan eksperimen yang

terkontrol, yang dikemas dalam bentuk compact disk (CD) interaktif.

3). Kategori ketiga: penyediaan kegiatan eksperimen interaktif yang dapat diunduh

dari internet oleh anggota klub yang telah mendaftarkan diri dan memenuhi syarat

keanggotaan.

4). Kategori keempat: Penemuan prinsip-prinsip ilmiah dengan melaksanakan

eksperimen simulasi laboratorium secara interaktif, atau disebut juga online

stimulated laboratory experiments.

5). Kategori kelima: program penelitian dalam laboratorium yang dikerjakan bersama

melalui jaringan virtual.

(Disunting dari Materi Workshop Pengkajian Laboratorium Virtual tanggal 19-20

Agustus 2009, yang diselenggarakan oleh staff Ahli Mendiknas Bidang Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi Departemen Pendidikan Nasional) (http://smuha-

yog.sch.id.

Page 62: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

8. Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

Dalam menyerap informasi antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda,

juga dalam mengatur serta mengolah informasi tidak sama. Dengan menyadari

bagaimana siswa itu antara yang satu dengan yang lainnya saling dapat menyerap dan

mengolah informasi, maka akan menjadikan orang tersebut lebih mudah belajar dan

berkomunikasi dengan gaya mereka sendiri. Gaya belajar siswa merupakan kunci

untuk mengembangkan kinerja dalam kehidupan di sekolah, dan dalam situasi antar

pribadi. Dengan mengetahui gaya belajar yang berbeda akan membantu guru dalam

mendekati siswa-siswanya untuk menyampaikan informasi dengan gaya yang

berbeda pula.

Rita Dum, seorang pelopor bidang gaya belajar menemukan beberapa variabel

yang mempengaruhi cara belajar seseorang. Variabel itu meliputi beberapa faktor

yaitu: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Telah disebutkan bahwa gaya

belajar seseorang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Ada yang belajar

dengan baik bila ditempat cahaya yang terang, tetapi ada yang belajar yang baik

dengan pencahayaan yang suram, ada yang belajar baik bila berkelompok tapi ada

ada yang suka menyendiri, ada yang belajar baik bila mendengarkan musik, tapi ada

yang lebih senang belajar bila diruangan yang sepi, ada yang suka belajar bila

lingkungan belajarnya teratur dan rapi tetapi ada pula yang menggelar segala

sesuatunya untuk dapat dilihatnya.

Para peneliti telah bersepakat dan menemukan berbagai cara untuk mengatasi

gaya belajar seseorang, yang secara umum dikategorikan menjadi dua yaitu pertama

bagaimana cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut. Dengan demikian

Page 63: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

gaya belajar seseorang adalah merupakan kombinasi dan bagaimana cara menyerap

informasi dan kemudian mengatur serta mengolah informasi tersebut.

b. Teori Gaya Belajar

Gaya belajar yang paling jelas penguraiannya saat ini adalah teori gaya belajar

Kolb (1995). Kolb (1995) berpendapat bahwa:

Gaya belajar dapat diperingkat disepanjang kontinum yang diawali dari: 1) pengalaman konkret (yang terlibat didalam sebuah pengalaman baru) yang melalui 2) observasi reflektif (mengamati orang lain atau mengembangkan pengalaman sendiri). 3). Konseptualisasi abstrak (menciptakan teori untuk menjelaskan observasi) untuk melakukan 4). Eksperimentasi aktif (dengan menggunakan berbagai teori untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan).

Jadi menurut Kolb gaya belajar dimulai dari pengalaman konkret, observasi reflektif,

konseptualisasi abstrak, dan eksperimentasi aktif. Meskipun demikian teori kolb ini

bukan satu-satunya klasifikasi gaya belajar yang ada, masih ada klasifikasi gaya

belajar yang lain yang melihat preferensi-preferensi sensorik murid yang berbeda.

Selain itu ada teori lain yang menambahkan bahwa ada golongan pelajar yang

lebih menyukai belajar melalui tulisan, belajar secara interaktif dan belajar melalui

penciuman. Pelajar visual yaitu siswa/pelajar belajar baik dengan melihat gambar,

grafik, slides, demonstrasi, film dll. Grafis warna-warni dapat membantu mereka

menyimpan informasi. Pelajar auditorik, senang belajar melalui mendengarkan orang

lain, berbicara dan mendengarkan rekaman suara. Mereka akan mendapatkan manfaat

dari misalkan menyiapkan rekaman suara untuk ditulis. Pelajar kinestetik, belajar

paling baik melalui sentuhan dan gerakan, dan oleh karenanya senang bekerja dengan

hans on manipulative. Mereka juga senang bermain peran dan kegiatan yang

menggunakan anggota tubuh sebagai alat pengingat, misal isyarat tangan. Pelajar

berorientasi tulisan, senang belajar melalui membaca. Pelajar interaktif, menikmati

Page 64: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

diskusi dengan murid-murid lain dalam kelompok kecil atau kerja berpasangan.

Pelajar olfaktory/penciuman, mendapatkan manfaat belajar dari penggunaan

penciuman, mendapatkan manfaat belajar dari penggunaan penciuman,

mengalokasikan pelajaran tertentu dengan bau tertentu dapat menguntungkan pelajar

tipe ini. Dari teori gaya belajar tersebut diatas, pada penelitian ini hanya akan

menggunakan dua gaya belajar yaitu gaya belajar visual dan kinestetik.

c. Karakteristik Gaya Belajar

1). Gaya belajar visual

Gaya belajar visual ditandai dengan melihat dulu buktinya kemudian bisa

mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang

menyukai gaya belajar visual. Pertama, kebutuhan melihat sesuatu (informasi/

pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya/memahami; kedua, memiliki kepekaan

yang kuat terhadap warna; ketiga, memiliki pemahaman yang cukup terhadap artistik;

keempat, memiliki kesulitan berdialog secara langsung; kelima, terlalu reaktif

terhadap suara; keenam, sulit mengikuti anjuran secara lisan; ketujuh, sering salah

mengintepretasikan kata/ucapan.

Untuk mengatasi ragam masalah diatas, ada beberapa pendekatan yang bisa

digunakan sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang

menggembirakan. Salah satunya adalah “menggunakan beragam bentuk grafis untuk

menyampaikan informasi atau materi pelajaran” (Hamzah B.Uno, 2007: 181).

Perangkat grafis itu berupa film, slide, gambar ilustrasi, coret-coretan, kartu

bergambar atau sejenisnya yang semuanya dapat digunakan untuk menjelaskan suatu

informasi secara berurutan.

Page 65: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2). Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan pada

pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Orang yang menyukai gaya

belajar seperti ini harus mendengar dulu baru kemudian bisa mengingat dan

memahami informasi itu. Karakteristik pertama gaya belajar ini adalah semua

informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran; kedua, memiliki kesulitan untuk

menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung; ketiga, memiliki kesulitan

menulis ataupun membaca.

Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan orang untuk belajar apabila ia

termasuk yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti diatas. Pertama,

menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam

bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk

kemudian didengarkan kembali. Kedua, wawancara atau terlibat dalam kelompok

diskusi, ketiga, mencoba membaca informasi kemudian diringkas dalam bentuk lisan

dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami. Keempat, melakukan

pengulangan (review) secara verbal dengan teman atau guru.

3). Gaya belajar kinestetik

Dalam gaya belajar kinestetik, siswa harus menyentuh sesuatu agar ia bisa

mengingatnya. Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini diantaranya:

pertama, menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama untuk

kemudian bisa terus mengingatnya. Kedua, hanya dengan memegang sudah bisa

menyerap informasi tanpa membaca penjelasannya. Ketiga, tidak tahan duduk terlalu

lama mendengarkan pelajaran. Keempat, bisa belajar lebih baik apabila disertai

Page 66: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dengan kegiatan fisik. Kelima, memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim

dan mampu mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

Untuk orang–orang yang memiliki karakteristik seperti diatas, pendekatan

yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman

dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di laboratorium atau

bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa dilakukan secara tetap membuat jeda

di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter

kinesthetic learners juga akan lebih mudah menyerap dan memahami informasi

dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau

memahami fakta. Penggunaan komputer bagi orang kinestetik akan sangat membantu.

Karena, dengan komputer ia bisa terlihat aktif dalam melakukan sentuhan, sekaligus

menyerap informasi dalam bentuk gambar atau tulisan. Selain itu, agar belajar

menjadi lebih efektif dan berarti, orang dengan karakteristik kinestetik disarankan

untuk menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan

(Hamzah B.Uno, 2007: 182)

Berdasarkan modalitas sebagaimana diuraikan pada gaya belajar diatas maka

pada penelitian ini menggunakan variabel moderator visual dan kinestetik dengan

mendasarkan pada kebiasaan dan kesukaan seseorang dalam menggunakan alat

inderanya. Pemilihan dua gaya belajar ini atas pertimbangan dengan jenis media

laboratorium yang digunakan tidak disertai dengan bunyi-bunyian. Oleh karena itu

gaya belajar auditorial tidak diteliti.

9. Aktivitas Belajar

Tokoh ilmu jiwa lama, John Lock mengungkapkan bahwa murid ibarat kertas

putih yang tidak tertulis. Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana,

Page 67: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

mau diapakan murid itu. Guru adalah yang mengatur dan memberi isinya. Aktivitas

guru dalam pembelajaran mendominasi kegiatan, sementara murid bersifat pasif dan

menerima begitu saja. Guru yang menentukan bahan dan metode sedang aktivitas

murid terbatas pada mendengarkan, mencatat dan menjawab pertanyaan guru apabila

bertanya. Para siswa bekerja dan berfikir karena atas perintah guru, sehingga proses

pembelajaran tidak mendorong anak didik untuk berfikir dan beraktivitas.

Sementara menurut ilmu jiwa yang tergolong modern menerjemahkan jiwa

manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi, dan energi sendiri. Secara

alamiah anak didik bisa menjadi aktif karena adanya motivasi atas bermacam-macam

kebutuhan. Aliran ilmu jiwa modern memandang anak didik sebagai organisme yang

mempunyai potensi untuk berkembang, sehingga harus beraktivitas, berbuat, dan

aktif sendiri. Sementara itu, tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi

agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.

Piaget dalam Sardiman (2005:100) menjelaskan bahwa anak itu berfikir

sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berfikir, agar anak berfikir

sendiri harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti

melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik

(jasmani) dan mental (rohani).

Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2005:101) membedakan aktivitas belajar

siswa di sekolah menjadi: a) visual activities (aktivitas visual), yaitu kegiatan oleh

indera mata yang meliputi: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, b).oral

activites (aktivitas mulut), yaitu merupakan kegiatan fisik yang memberdayakan

indera mulut, yang meliputi ; menyatakan, menanyakan, memberi saran, interupsi,

menyampaikan pendapat, melakukan wawancara, c). listening activities (aktivitas

Page 68: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pendengaran) yaitu kegiatan fisik dengan menggunakan indera pendengaran

(telinga), misalnya: mendengarkan percakapan, menerima saran, berdiskusi,

d).writing activities (aktivitas penulisan), yaitu kegiatan fisik yang berkaitan dengan

tulis menulis, misalnya: menulis laporan, mengerjakan tugas, menyalin catatan,

e).drawing activities (aktivitas gambaran), yaitu merupakan kegiatan fisik yang

berkaitan dengan gambar, yaitu: membuat peta, menggambar, membuat grafik,

membuat diagram, f). motor activities (aktivitas motorik), yaitu kegiatan yang

berkaitan dengan gerakan badan, meliputi: melakukan percobaan, membuat

konstruksi, bermain, g). mental activities (aktivitas mental), yaitu kegiatan yang

berhubungan dengan psikis (nalar/pikir), misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan masalah, melihat hubungan, menganalisis, h). emotional activities

(aktivitas perasaan), yaitu kegiatan psikis yang ada kaitannya dengan sikap dan

perasaan, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, sedih, bersemangat,

bergairah, tenang, sungguh-sungguh.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa

dipengaruhi oleh adanya metode pembelajaran. Adanya metode pembelajaran yang

tepat diharapkan dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

10. Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses, hasil dari belajar berupa suatu bentuk

perubahan di mana besarnya perubahan itu dapat dicapai atau diketahui dari prestasi

belajar sebagai wujud keberhasilan proses tersebut. Prestasi belajar merupakan hasil

yang dicapai oleh siswa selama mengikuti proses balajar mengajar. Prestasi belajar

ini dapat digunakan sebagai masukan bagi menguasai materi yang diberikan.

Page 69: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Prestasi belajar yang dicapai masing-masing individu tidak sama. Perbedaan

ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik dalam maupun dari luar individu. Faktor

dari dalam individu atau sering disebut faktor internal antara lain: motivasi,

kemampuan berfikir, gaya belajar, kematangan fisik maupun mental dan sebagainya,

sedangkan faktor dari luar atau faktor eksternal contohnya: faktor lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat, budaya dan sebagainya.

Menurut Taksonomi Bloom dkk (1956), “hasil belajar terdiri dari tiga

domain”. Pertama domain kognitif, kedua domain afektif, ketiga domain psikomotor.

a. Domain Kognitif

Domain kognitif adalah ranah yang mencakup kemampuan intelektual.

Penguasaan kognitif dapat diukur melalui tes, baik tes tulis maupun tes lisan,

portofolio (kumpulan tugas). Dalam domain kognitif terdapat enam jenjang proses

berfikir dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi, yaitu: (1) tingkat pengetahuan

(knowledge), yaitu kemampuan mengingat informasi atau materi pelajaran yang

diterima sebelumnya. Kemampuan ini biasanya dapat diukur dengan menggunakan

kata-kata operasional seperti: mendefinisikan, menyebutkan, mengidentifikasi,

mengenali; (2) tingkat pemahaman (comprehensive), yaitu menggunakan,

menafsirkan atau memberikan informasi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

sebelumnya. Kemampuan ini pada umumnya dapat diukur menggunakan kata-kata

operasional seperti: membedakan, menduga, menemukan, membuat contoh,

menggeneralisasi; (3) tingkat aplikasi (application) yaitu kemampuan menentukan,

menafsirkan atau menggunakan informasi atau materi pelajaran sebelumnya ke dalam

situasi baru yang konkret dalam rangka menentukan jawaban tunggal yang benar dari

suatu masalah. Biasanya berkaitan dengan kemampuan menghitung, memanipulasi,

Page 70: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

meramalkan, mengapresiasikan, dan menghubungkan; (4) tingkat analisis (analysis)

yaitu kemampuan yang berkaitan dengan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke

dalam komponen-komponen atau bagian-bagian yang lebih rinci sehingga

susunannya dapat dimengerti. Kemampuan ini dapat berupa mengidentifikasi motif/

sebab/alasan, menarik kesimpulan atau menggeneralisasi berdasarkan suatu patokan

tertentu; (5) tingkat sintesis (synthesis) yaitu kemampuan berfikir kebalikan dari

analisis. Sintesis merupakan proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur

secara logis. Pada umumnya berkaitan dengan mengkategorikan, mengkombinasikan,

membuat desain, merevisi, mengorganisasikan; (6) tingkat evaluasi (evaluation) atau

tingkat mencipta (creating) yaitu kemampuan menggunakan pengetahuannya untuk

membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Menciptakan

adalah proses yang menghasilkan gagasan-gagasan baru termasuk di dalam tingkatan

kreasi ini adalah sintesis yang merupakan memadukan bagian-bagian atau unsur-

unsur secara logis. Pada umumnya menggunakan kata-kata operasional menganalisis,

mendesain, merencanakan, mengorganisasikan.

b. Domain Afektif

Domain afektif berhubungan dengan perhatian, sikap dan nilai. Domain ini

mempunyai lima tingkatan dari yang sederhana ke yang kompleks yaitu: penerimaan

(receiving), merupakan kepekaan menerima rangsangan baik berupa situasi maupun

gejala; penanggapan (responding), berkaitan dengan reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulus yang datang; penilaian (valuing), berkaitan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala/stimulus yang datang; organisasi (organization), yaitu

penerimaan terhadap berbagai nilai yang berbeda berdasarkan suatu system nilai

tertentu yang lebih tinggi dan karakteristik nilai (characterization by a value

Page 71: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

complex), merupakan keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang

yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

c. Domain Psikomotorik

Hasil belajar pada domain psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Menurut Taksonomi Bloom pada www.

Encyclopedia of educational Technology.htm, domain psikomotor memiliki tujuh

tingkatan dari yang sederhana ke yang kompleks yaitu: (1) persepsi (perception),

berkaitan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan; (2) kesiapan (set),

yaitu berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan baik secara mental, fisik

maupun emosional; (3) respon terbimbing (guide respons), yaitu mengikuti atau

mengulangi perbuatan yang diperintahkan oleh orang lain; (4) mekanisme

(mechanism) yaitu berkaitan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari; (5)

kemahiran (complex overt respons) yaitu berkaitan dengan gerakan motorik yang

terampil; (6) adaptasi (adaptation) yaitu berkaitan dengan ketrampilan yang sudah

berkembang di dalam diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi

pola gerakannya; (7) keaslian (origination), yaitu berkaitan dengan kemampuan

menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Menurut Taksonomi Bloom pada www. Encyclopedia of educational

Technology.htm, domain psikomotor dari tingkatan terendah sampai yang kompleks

disajikan pada gambar 2.2.

Page 72: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

A learner’s ability to create new movement patterns

A learner’s ability to modify motor skills to fit new

situation

The intermediate stage of learning a complex skill

The ability to perform a complex motor skill

The early stage of learning a complex skill which

includes imitation

A learner’s readiness to act

The ability to use sensory cues to guide physical

activity

Gambar 2.2 Domain Psikomotor

11. Materi Sistem Koloid

Materi sistem koloid terdiri dari sub pokok bahasan sebagai berikut:

a. Sistem Koloid

Koloid merupakan sistem dispersi (pemencaran) yaitu suatu sistem yang

terjadi apabila zat terlarut (dispersikan) ke dalam zat lain. Sistem koloid adalah suatu

bentuk campuran yang keadaanya terletak antara larutan dan suspensi (campuran

kasar). Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam

medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan

medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.

Untuk memberikan gambaran tentang perbedaan dari larutan, koloid dan

suspensi akan disajikan pada pada tabel 2.2.

Origination

Adaptation

Complex overt response

Mechanism

Guided response

set

Perseption

Page 73: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 2.2: Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi.

Larutan (dispersi molekular)

Koloid (dispersi koloid)

Suspensi (dispersi Kasar)

Contoh: larutan gula Contoh: susu cair Contoh: campuran tepung

terigu dengan air

- Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra

- Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1nm

- Satu fase - Stabil - Tidak dapat disaring

- Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.

- Partikel berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm

- Dua fase

- Pada umumnya stabil - Tidak dapat disaring kecuali

dengan penyaring ultra

- Heterogen - Salah satu atau semua

dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm

- Dua fase

- Tidak stabil - Dapat disaring

Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka.

Contoh koloid : buih sabun, susu cair, santan, jeli, selai, mentega, dan mayonaise.

Contoh suspensi : air sungai yang keruh dan campuran air dengan pasir

Contoh dari suspensi dan koloid disajikan pada gambar 2.3 dan 2.4.

Gambar 2.3 Suspensi Gambar 2.4. Koloid

Gambar 2.3 adalah campuran tepung terigu dengan air lambat laun akan memisah.

Campuran seperti ini disebut suspensi. Sedangkan gambar 2.4 adalah susu merupakan

satu contoh campuran yang digolongkan sebagai koloid

Jenis-jenis koloid berdasarkan zat pendispersi dan medium pendispersinya

dapat dilihat pada tabel 2.3.

Page 74: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 2.3: Jenis-Jenis Koloid

No Fase

Terdispersi Fase

Pendispersi Nama Contoh

1 2 3 4 5 6 7 8

Padat Padat Padat Cair Cair Cair Gas Gas

Gas Cair Padat Gas Cair Padat Cair Padat

Aerosol Padat Sol Sol Padat Aerosol Emulsi Emulsi padat Buih Buih Padat

Asap (smoke), debu di udara Sol emas, sol belerang, tinta,cat Gelas berwarna, intan hitam Kabut (fog) dan awan Susu, santan, minyak ikan Jelly, mutiara Buih sabun, krim kocok Karet busa, batu apung

Beberapa produk kosmetik dalam bentuk koloid yang disajikan dalam gambar 2.5 dan

2.6.

Gambar 2.5 parfum bentuk aerosol Gambar 2.6. kosmetik dalam

bentuk gel

b. Sifat-sifat Koloid

1) Efek Tyndall

Suatu sifat khas yang membedakan sistem koloid dengan larutan adalah

dengan percobaan Tyndall. Pada gambar 2.7 bila suatu larutan sejati disinari dengan

seberkas sinar tampak, maka larutan sejati tadi akan meneruskan berkas sinar

(transparan), sedangkan pada gambar 2.8 bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem

koloid, maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar

yang melalui sistem koloid akan tampak dalam pengamatan

Page 75: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 2.7. Larutan Sejati Gambar 2.8. Sistem Koloid

Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari:

- Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut

- Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu

- Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang

berkabut

- Berkas sinar matahari tampak jelas disela-sela dinding dapur yang banyak

asapnya.

2) Gerak Brown

Jika diamati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa

bergerak terus-menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak Brown

adalah gerak zig-zag dari partikel koloid yang hanya bisa diamati dengan mikroskop

ultra. Gambar gerak Brown disajikan pada gambar 2.9. Gerak brown terjadi sebagai

akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap

partikel koloid. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid.

Oleh karena bergerak terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya

gravitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi. Gambar arah tumbukan molekul

medium dengan partikel zat terdispersi disajikan pada gambar 2.10

Page 76: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 2.9 Gerak Brown

3) Muatan Koloid

a. Adsorpsi

Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada

permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan

pada permukaan ini disebut adsorpsi. Contohnya partikel koloid dari Fe(OH)3

bermuatan positif dalam air, karena mengadsorpsi ion H+. Sedangkan partikel koloid

As2S3 dalam air bermutan negatif karena mengadsorpsi ion negatif. Gambar adsorpsi

ion-ion disajikan pada gambar 2.11

Gambar 2.10. Arah Tumbukan Molekul Medium dengan Partikel Zat Terdispersi: (a) Larutan (b) Koloid (c) Suspensi.

Page 77: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 2.11. Adsorpsi Ion-Ion

Sifat adsorpsi partikel ini sangat penting karena banyak manfaat dapat

dilakukan berdasarkan sifat-sifat tersebut.

Contoh:

- Pemutihan gula tebu.

Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah

diatome dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga

diperoleh gula yang putih bersih.

- Norit

Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif norit. Didalam usus norit

membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorbsi gas atau zat racun.

- Penjernihan air

Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau

alumunium sulfat. Di dalam air, alumunium sulfat terhidrolisis membentuk

Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat mengadsorbsi zat-zat warna

atau zat pencemar dalam air.

b. Elektroforesis

Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis. Apabila

ke dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode kemudian dihubungkan

dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu

Fe(OH)3 As2S3

Page 78: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak

ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke

katode (elektrode negatif). Dalam percobaan dicampurkan koloid dari Fe(OH)3

berwarna merah dan As2S3 berwarna kuning, campuran dari sistem koloid tadi

dimasukkan dalam alat elektroforesis. Sel elektrolisis sederhana disajikan pada

gambar 2.12.

Dari percobaan gambar 2.12, setelah beberapa saat kedua kutub tersebut

dihubungkan dengan sumber arus listrik, ternyata daerah kutub (+) berwarna kuning

dan daerah kutub (-) berwarna merah. Dari hasil pengamatan tersebut dapat

dinyatakan bahwa koloid As2S3 bermuatan negatif karena ditarik oleh elektode

positif dan koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena ditarik oleh elektrode negatif.

Dengan demikian elektroferesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan

koloid

4) Koagulasi

Koagulasi (penggumpalan) adalah proses pengendapan koloid. Koagulasi

partikel koloid dapat terjadi dengan dua macam cara yakni :

Gambar 2.12. Sel Elektrolisis Sederhana

Page 79: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

a) Cara Mekanik

Koloid dapat digumpalkan dengan cara pengadukan, pamanasan atau

pendinginan.

b) Cara Kimia : yakni dengan penambahan zat-zat kimia

Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang

bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatn

positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung

lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu

akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion

makin kuat daya tarik menariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat

terjadi koagulasi. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit disajikan pada

gambar 2.13. Pada gambar 2.13 memperlihatkan bahwa ion yang bermuatan lebih

efektif dalam mengumpalkan koloid.

Gambar 2.13. Koagulasi Koloid karena Penambahan Elektrolit.

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri:

- Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat

(lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan

elektrolit dalam air laut.

Page 80: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

- Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.

- Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas.

Sol tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan

digumpalkan dengan oleh ion Al3+ dari tawas (alumunium sulfat).

5) Koloid Pelindung

Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut

koloid pelindung.

Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat

lagi mengelompok.

Contoh:

a) Pada pembentukan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan

kristal besar es atau gula.

b) Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.

c) Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen, juga tergolong koloid pelindung.

6). Dialisis

Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat

mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion penggganggu ini dapat dihilangkan

dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid

dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid itu dimasukkan ke

dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid tadi terbuat dari selaput

semipermeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti

ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion

keluar dari kantong dan hanyut bersama air. Gambar Proses Dialisis disajikan pada

gambar 2.14.

Page 81: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 2.14 Proses Dialisis

Proses pemisahan hasil-hasil metabolisme dari darah oleh ginjal juga

merupakan proses dialisis. Jaringan ginjal bersifat sebagai selaput semipermeable

yang dapat dilewati air dan molekul-molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan

butir-butir darah yang merupakan koloid. Orang yang menderita ginjal dapat

menjalani “cuci darah”, dimana fungsi ginjal diganti oleh suatu mesin dialisator.

Gambar diagram dialisis darah disajikan pada gambar 2.15.

Gambar 2.15. Diagram suatu Dialisis Darah

7). Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas:

Page 82: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

a) Koloid Liofil

Suatu koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar

antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (yunani: lio =

cairan, philia = suka)

b) Koloid Liofob

Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik-menarik tersebut

tidak ada atau sangat lemah. Liofob berati takut cairan (yunani= phobia=

takut/benci).

Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid diatas masing-

masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.

- Koloid hidrofil mempunyai gugus ionik atau gugus polar di permukaannya,

sehingga mempunyai interaksi yang baik dengan air. Butir-butir koloid liofil/hidrofil

dapat mengadsorpsi molekul mediumnya sehingga membentuk suatu selubung atau

jaket. Hal tersebut disebut solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid

tersebut terhindar dari agregasi (pengelompokan).

Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat

terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan.

Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali sol hidrofil. Dengan kata lain, sol

hidrofil bersifat reversible. Contoh dari koloid hidrofil adalah agar-agar.

- Koloid hidrofob tidak akan stabil dalam medium polar (seperti air) tanpa kehadiran

zat pengemulsi atau koloid pelindung. Zat pengemulsi membungkus partikel koloid

hidrofob sehingga terhindar dari koagulasi. Susu (emulsi lemak dalam air) distabilkan

oleh sejenis protein susu, yaitu kasein, sedangkan mayonaise (emulsi miyak nabati

dalam air) distabilkan oleh kuning telur. Contoh koloid hidrofob: susu, mayonaise,

Page 83: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam. Contoh dari koloid

hidrofob adalah mayonise, mayonise dapat mengalami koagulasi pada penambahan

sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol

lagi jika dicampur kembali dengan air. Perbandingan antara sol hidrofil dan hidrofob

dapat dilihat pada tabel 2.4

Tabel 2.4: Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob.

Sol hidrofil Sol hidrofob

1. Mengadsorbsi mediumnya 2. Dapat dibuat dengan konsentrasi

yang relatif besar 3. Tidak mudah digumpalkan

dengan penambahan elektrolit 4. Viskositas lebih besar daripada

mediumnya 5. Bersifat reversible 6. Efek tyndall lemah

1. Tidak mengadsobsi mediumnya 2. Hanya stabil pada konsentrasi kecil 3. Mudah menggumpal pada

penambahan elektrolit 4. Viskositas hampir sama dengan

mediumnya

5. Tidak reversible 6. Efek tyndall lebih jelas.

c. Pengolahan Air Bersih

Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan

adsorpsi. Air sungai atau sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan

barangkali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida.

Bahan-bahan yang di perlukan untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat),

pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif.

- Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga lebih mudah

disaring. Tawas juga membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat

warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat

kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif disamping

tawas.

- Pasir berfungsi sebagai penyaring

Page 84: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

- Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan

- kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman yang

terjadi karena penggunaan tawas.

d. Pembuatan Sistem Koloid

Karena ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan

partikel suspensi, maka koloid dapat dibuat dengan dua cara yaitu:

1) Cara kondensasi

Sistem koloid dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati.

Cara ini disebut cara kondensasi. Dengan cara kondensasi pertikel larutan sejati

(molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan

melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi

rangkap, atau dengan pergantian pelarut.

a) Reaksi Redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

Contoh:

- Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang

dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.

2H2S(g) + SO2(aq) è 2H2O(l) + 3S(koloid)

- Pembuatan sol emas dari reaksi larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO

(formaldehida).

Contoh: 2HAuCl4(aq) + 6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) è 2Au(koloid) + 5CO2(g) +

8KCl(aq) + 3HCOOK(aq) + KHCO3(aq) + 2H2O(l)

b) Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

Page 85: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Contoh:

Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3, apabila ke dalam air mendidih

ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3.

FeCl3(aq) + 3H2O(l) è Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

c) Dekomposisi Rangkap

Contoh:

- Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.

H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) è As2S3(koloid) + 6H2O(l)

- Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan

larutan HCl encer.

AgNO3(aq) + HCl(aq) è AgCl(koloid) + HNO3(aq)

d) Pergantian Pelarut

Contoh:

Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk suatu

koloid berupa gel.

2). Cara dispersi

Sistem koloid dapat dibuat dengan menghaluskan bahan dalam bentuk kasar

kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Cara ini disebut cara dispersi.

Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi

dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara

busur Bredig).

Page 86: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

a) Cara Mekanik

Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling

koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian diaduk dengan medium

dispersi.

Contoh:

Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan

suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampurkan serbuk halus itu dengan

air.

b) Cara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi

memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.

Contoh:

Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-

lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

c) Cara Busur Bredig

Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang

akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan dalam medium

dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-

atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami

kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan

gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.

Page 87: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebagai bahan pertimbangan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian yang

terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. Judul : Pembelajaran Fisika dengan Metode Inkuiri Terbimbing menggunakan

Virtual Lab dan Real Lab ditinjau dari Gaya Belajar dan Gaya Berfikir Siswa.

Peneliti Basir (Prodi Pendidikan Sains, Pascasarjana UNS Surakarta: 2009). Pada

penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa 1). Terdapat perbedaan prestasi belajar

antara siswa yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media

virtual lab dan real lab. 2). Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

memiliki gaya belajar visual dan kinestetik. 3). Ada perbedaan prestasi belajar antara

siswa yang memiliki gaya berfikir sekuensial (otak kiri) dengan siswa yang memiliki

gaya berfikir acak (otak kanan). 4).Tidak ada interaksi antara media virtual lab dan

real lab dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa. 5). Tidak ada interaksi

antara penggunaan media virtual lab dan real lab dengan gaya berfikir terhadap

prestasi belajar siswa. 6). Ada interaksi antara gaya belajar dan gaya berfikir terhadap

prestasi belajar siswa. 7). Tidak ada interaksi antara penggunaan media virtual lab

dan real lab, gaya belajar dan gaya berfikir terhadap prestasi belajar siswa.

2. Judul: Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme Menggunakan Media Audio

Visual Dan Modul Bergambar Disertai LKS Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau

Dari Kemampuan Awal Dan Aktivitas Siswa. Peneliti: Sri Lestari (Prodi Pendidikan

Sains–Pascasarjana UNS Surakarta: 2007). Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan

bahwa: 1). Ada Perbedaan prestasi Belajar fisika antara pembelajaran yang

menggunakan media audio visual dengan modul bergambar, 2). Ada perbedaan

prestasi belajar fisika antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan

Page 88: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. 3). Ada perbedaan prestasi belajar

fisika antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki

aktivitas rendah. 4). Ada interaksi antara penggunaan media audio visual dan modul

bergambar, kemampuan awal dan aktivitas terhadap prestasi belajar fisika.

3. Jurnal Internasional dari Miha Lee dengan judul Lee’s Guided Inquiry-Based

Laboratory The Effect of Guided Inquiry Laboratory on Conceptual Understanding

yang menyimpulkan bahwa proses yang seharusnya digunakan dalam pembelajaran

sains adalah proses inkuiri.

4. Jurnal internasional dari George Siemens dengan judul Connectivism: A

Learning Theory for the Digital Age yang menyimpulkan bahwa inkuiri, maka siswa

akan lebih aktif mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuan maupun

pemahaman mereka tentang sains.

5. Jurnal Internasional dari James dengan judul The Scientific Method and School

Science yang mengemukakan bahwa inkuiri menampilkan suatu percobaan untuk

memperoleh data dan melalui proses induktif akhirnya akan menemukan suatu

kesimpulan.

6. Jurnal Internasional dari Franklin et all judul Process-Oriented Guided-Inquiry

Learning yang menyimpulkan bahwa proses pembelajaran sains dengan

menggunakan inkuiri terbimbing akan melibatkan siswa untuk aktif sehingga belajar

menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

7. Jurnal Internasional The effect of guided Inquiry Instruction Incorporating A

cooperative Learning Approach on University Students Achievement of Acid and

Base concept and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction yang menyimpulkan

Page 89: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

bahwa siswa yang belajar dengan Guided inkiuri memiliki pemahaman konsep asam

basa yang lebih baik dan memiliki sikap yang lebih positif.

C. Kerangka Berfikir

Dari kajian teori diatas dapatlah disusun suatu kerangka pemikiran guna

memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Pembelajaran kimia tidak dapat dilakukan hanya dengan menggunakan satu metode

saja. Penggunan suatu metode harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang ingin

disampaikan kepada siswa. Sehingga guru harus dapat menguasai berbagai metode

pengajaran agar tidak terjadi kejenuhan dalam pembelajaran. Kejenuhan dalam

pembelajaran dapat terjadi karena banyak faktor, diantaranya adalah pemilihan

metode mengajar yang cocok dan penggunaan media yang menarik dan komunikatif.

Pengajaran yang dibawakan guru tidak selamanya berhasil dengan baik.

Dalam waktu yang sama tidak semua siswa dapat menguasai dan memahami bahan

pelajaran yang diajarkan. Jadi, ada siswa yang langsung dapat memahami dan ada

yang lambat memahami. Hal ini tergantung dari keaktivan/aktivitas dari masing-

masing siswa, begitu pula dengan gaya belajar yang dimiliki antara siswa yang satu

dengan yang lainnya juga berbeda dan hal ini sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perbedaan prestasi belajar siswa antara pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian meteri pelajaran besar

pengaruhnya terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa, metode pembelajaran yang

baik seharusnya dapat melibatkan siswa kearah aktif, banyak metode pembelajaran

Page 90: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

yang dapat membuat siswa terlibat aktif salah satunya adalah metode inkuiri

terbimbing. Kelebihan metode inkuiri terbimbing antara lain: meningkatkan potensi

intelektual anak, menguasai melakukan penemuan, meningkatkan daya ingat,

membuat anak lebih aktif, membentuk dan mengembangkan konsep diri anak,

menambah tingkat harapan anak, mengembangkan bakat-bakat, menghindarkan siswa

dari belajar menghafal, memberikan waktu pada siswa untuk mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi.

Untuk memperoleh informasi maka perlu dilakukan pengamatan yaitu dengan

penggunaan media pembelajaran yanga salah satu caranya dengan menggunakan

media laboratorium baik virtual lab maupun real lab. Kegiatan pembelajaran yang

menggunakan bantuan media laboratorium berarti memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan eksplorasi dan meningkatkan kemampuannya sehingga

mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan kegiatan laboratorium siswa dapat

melakukan melakukan peragaan, simulasi, pengukuran dan pengamatan secara

langsung, berasimilasi dengan siswa lain untuk menggali potensi sesuai dengan

tuntutan dari standar kompetensi maupun kompetensi dasar yang telah ditentukan

dalam kurikulum. Guru dapat memfokuskan peranannya untuk memfasilitasi,

membimbing, mengarahkan dan memotivasi siswanya untuk menemukan jawaban

dari permasalahan eksperimen yang telah dipersiapkan dan dituangkan dalam lembar

kerja siswa/pedoman praktikum. Pemilihan materi koloid pun sangat sesuai dengan

media laboratorium baik virtual maupun real, karena materi koloid ini berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan sedikit bantuan simulasi komputer

(virtual lab) akan dapat lebih menarik perhatian siswa. Ini diduga bahwa

pembelajaran yang dilakukan melalui metode inkuiri terbimbing menggunakan media

Page 91: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

laboratorium kimia yang sesungguhnya (real lab) dan media laboratorium komputer

yang disimulasi (virtual lab) akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

prestasi belajar siswa. Maka diduga Penggunaan virtual lab diduga lebih efektif

dibandingkan dari real lab. Hal ini sejalan dengan teori Piaget dimana siswa langsung

berinteraksi dengan media dari tidak tahu menjadi tahu.

2. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan

kinestetik.

Siswa memiliki kecenderungan dalam menerima dan mengolah informasi selama

proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.

Siswa yang memiliki gaya belajar visual antara lain kebutuhan melihat sesuatu secara

visual untuk memahami, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, sering salah

mengintepretasikan kata/ucapan dll, sedang siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik memiliki ciri-ciri antara lain siswa harus menyentuh sesuatu agar ia bisa

mengingatnya.

Maka diduga bahwa siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan memperoleh

prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar visual.

3. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi dan

rendah dengan pemikiran sebagai berikut.

Pembelajaran kimia menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan bantuan

laboratorium baik real maupun virtual mampu merangsang dan memotivasi siswa.

Siswa dengan aktivitas tinggi mempuyai ciri-ciri diantaranya aktif dalam melakukan

kegiatan proses penemuan yang mana konsep kimia koloid lebih mudah dapat

diekplorasi dengan metode inkuiri yang menghasilkan fakta dan pengetahuan secara

langsung, sehingga siswa lebih mudah menguasai konsep yang ditemukannya.

Page 92: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Sehingga diduga siswa yang aktivitasnya tinggi lebih berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

4. Interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

media virtual lab, real lab dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dengan kerja kelompok di

laboratorium baik real maupun virtual yang memperhatikan kebiasaan belajar yang

menonjol (gaya belajar) masing-masing siswa, diyakini mempengaruhi terhadap

prestasi belajar siswa terutama pada materi kimia koloid. Hal ini diduga bahwa ada

interaksi antara penggunaan media laboratorium (baik virtual maupun real) dan gaya

belajar siswa.

5. Interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

media virtual lab dan real lab dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa

Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dengan kerja kelompok baik real

maupun virtual yang memerlukan aktivitas pada setiap kegiatannya, sehingga

aktivitas belajar besar nilainya bagi pengajaran. Apalagi untuk materi koloid ini,

siswa akan lebih mudah dalam melakukan proses inkuiri. Oleh karena itu diduga

bahwa ada interaksi antara penggunaan media laboratorium dengan aktivitas belajar.

6. Interaksi antara gaya belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa

didasarkan atas pertimbangan bahwa gaya belajar merupakan cara seseorang dalam

menerima dan mengolah informasi. Hal ini merupakan seperangkat karakteristik

seseorang yang berasal dari faktor biologi dan selalu berkembang. Sedangkan

penyelesaian masalah akan lebih mudah bila setiap siswa memiliki aktivitas yang

tinggi dalam penyelesaian masalah tersebut, contohnya mencari sumber-sumber

pustaka, bertanya pada orang yang lebih mengerti, dll. Aktivitas belajar ini

Page 93: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

bermacam-macam jenisnya ada visual activites, oral activities, drawing activities,

motor activities, listening avtivities, mental activities, writing activities dan emotional

activities. Hal ini diduga bahwa ada interaksi antara gaya belajar dan aktivitas belajar.

7. Interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

media virtual lab dan real lab, gaya belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi

belajar siswa didasarkan pada pemikiran bahwa pencapaian prestasi belajar siswa

akan memuaskan dan menyeluruh bila salah satunya memperhatikan gaya belajar,

aktivitas belajar serta metode dan media yang tepat yaitu pembelajaran dengan

metode inkuiri terbimbing menggunakan media laboratorium virtual dan real. Hal ini

diduga adanya interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan lab virtual

dan real, gaya belajar dan aktivitas belajar.

D. Hipotesis

1) Ada perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran dengan metode

inkuiri terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab..

2) Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar

visual dan kinestetik.

3) Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki aktivitas

belajar tinggi dan rendah.

4) Ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar siswa.

5) Ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab dengan aktivitas belajar terhadap

prestasi belajar siswa.

Page 94: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

6) Ada interaksi antara gaya belajar dengan aktivitas belajar terhadap

prestasi belajar siswa.

7) Ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab, gaya belajar dan aktivitas belajar

terhadap prestasi belajar siswa.

Page 95: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian di SMA Batik 2 Surakarta di kelas XI Ilmu Alam

semester genap Tahun Ajaran 2009/2010

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada semester 2 (genap) tahun ajaran 2009/2010.

Bulan Maret 2010 sampai bulan Mei 2010 dengan jadwal kegiatan yang disajikan

pada tabel 3.1.

Tabel: 3.1 Jadwal kegiatan Penelitian

Bulan Kegiatan Feb Maret April Mei Juni

Pengajuan Judul √ Penyusunan Proposal √ Pengajuan proposal penelitian √ Seminar proposal √ Permohonan ijin √ Penyusunan dan uji instrumen √ √ Pengambilan data √ √ Analisis data √ √ √ Penyusunan laporan √ √ √

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMA Batik 2 Surakarta sejumlah

81 siswa dalam 2 kelas.

2. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan ini ada dua kelas. Jadi semua populasi penelitian

masuk pada sampel penelitian. Yaitu kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2.

Page 96: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah strategi yang diambil dalam pengambilan/

pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan-

permasalahan yang dihadapi. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen

yang melibatkan satu atau lebih kelompok eksperimen tanpa kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok eksperimen yaitu kelompok

eksperimen I dan eksperimen II. Kedua kelompok harus sama dalam segala segi yang

relevan dan hanya berbeda dalam pemberian perlakuan. Kelompok eksperimen I

diberi perlakuan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

media virtual lab, sedang kelompok eksperimen II diberi perlakuan pembelajaran

dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media real Lab. Hasil dari kedua

kelompok tersebut dikaji, dianalisis kemudian dibandingkan hingga didapatkan

pengaruh dari penggunaan kedua media pembelajaran tersebut terhadap prestasi

belajar kimia koloid.

D. Rancangan dan Variabel Penelitian

1. Rancangan penelitian

Untuk mencapai tujuan sebagaimana tertera pada bab sebelumnya, maka

peneliti menggunakan rancangan dengan desain faktorial 2x2x2 seperti tertera pada

tabel 3.2. Pada tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

A1B1 : kelompok siswa dengan gaya belajar visual yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab

A2B1 : kelompok siswa dengan gaya belajar visual yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab

Page 97: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 3.2: Desain Faktorial 2 x 2 x2

A (Metode inkuiri terbimbing) dengan menggunakan media A1(virtual lab) A2 (real Lab)

C1 (aktivitas tinggi)

A1B1C1 A2B1C1 B1 (gaya belajar

visual) C2 (aktivitas rendah)

A1B1C2 A2B1C2

C1 (aktivitas tinggi)

A1B2C1 A2B2C1 B2 (gaya belajar

kinestetik) C2 (aktivitas rendah)

A1B2C2 A2B2C2

A1B2 : kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab

A2B2 : kelompok siswa dengan gaya belajar kinestetik yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab

A1C1 : kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab

A2C1 : kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab

A1C2 : kelompok siswa dengan aktivitas belajar tinggi yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab

A2C2 : kelompok siswa dengan aktivitas belajar rendah yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab.

2. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi dasar obyek pengamatan sebagai faktor

yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel-variabel yang terdapat pada

penelitian ini melibatkan satu variabel bebas, dua variabel moderator, dan satu

variabel terikat, yaitu sebagai berikut:

Page 98: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

a. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran kimia dengan metode

inkuiri terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab. Pembelajaran kimia

dengan metode inkuiri terbimbing merupakan metode pembelajaran yang melibatkan

peran aktif siswa untuk memperoleh pengetahuan berupa konsep, teori, hukum, dan

sebagainya dengan cara menenemukan suatu konsep, teori, hukum dengan bantuan

bimbingan dari guru. Dalam pembelajaran ini dibantu menggunakan media virtual lab

dan real lab yang disertai pedoman praktikum.

b. Variabel moderator

1). Gaya belajar dibedakan menjadi 2 yaitu : visual dan kinestetik

2). Aktivitas belajar dibedakan menjadi 2 yaitu : tinggi dan rendah

c. Variabel Terikat : prestasi belajar.

Prestasi belajar yang diukur adalah aspek kognitif dan afektif pada mata

pelajaran kimia koloid.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas

a. Metode pembelajaran inkuiri terbimbing.

1). Definisi operasional

Metode inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran dimana guru

banyak dilibatkan pada proses penemuan konsep yang dilakukan oleh

siswa.

2). Pengelompokkan dengan dua kategori yaitu

a). virtual lab

b). real lab

Page 99: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3). Skala pengukuran: nominal

2. Variabel moderator

a. Gaya belajar

1). Definisi operasional

Gaya belajar adalah cara seseorang dalam mengolah dan menerima

suatu informasi/ pelajaran.

2). Skala pengukuran: interval

Hasil pengukuran dikelompokkan dalam dua kategori:

a). Gaya belajar visual jika skor gaya belajar visual > skor gaya

belajar kinestetik.

b). Gaya belajar kinestetik jika skor gaya belajar visual < skor gaya

belajar kinestetik.

b. Aktivitas belajar

1). Definisi operasional

Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang

berupa suatu proses mempelajari sesuatu.

2). Skala pengukuran: interval

Hasil pengukuran dikelompokkan dalan dua kategori:

a). Aktivitas belajar tinggi jika memiliki skor aktivitas belajar di atas

atau sama dengan rerata skor gabungan kedua kelas.

b). Aktivitas belajar rendah jika skor lebih rendah dibawah rerata skor

gabungan kedua kelas.

3. Variabel terikat

a. Prestasi belajar

Page 100: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

1). Definisi operasional

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa yang berupa

seperangkat pengetahuan atau keterampilan, setelah siswa tersebut

mengalami proses belajar.

2). Skala pengukuran: interval

F. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diambil dari data langsung yang dilaksanakan sebelum

perlakuan dan sesudah perlakuan, dengan teknik tes dan non tes.

1. Teknik non Tes

Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

angket. Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data secara tidak langsung

dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab

oleh responden. Melalui angket, peneliti dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan

yang sesuai dengan indikator yang diukur. Angket ini digunakan untuk mengetahui,

gaya belajar siswa dan aktivitas belajar. Jumlah butir instrument angket untuk gaya

belajar adalah 48 butir dengan rincian nomor 1 sampai 24 pertanyaan yang mengacu

pada gaya belajar visual, nomor 25 sampai 48 pertanyaan yang mengacu pada gaya

belajar kinestetik. Masing- masing skor minimal 1 dan maksimal 4. Instrumen angket

yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Bobbi DePorter (2002: 116- 120)

dalam bukunya Quantum Learning. Sedangkan untuk aktivitas belajar berjumlah 28

butir soal. Pengukuran angket gaya belajar dan aktivitas belajar diukur sebelum

dilaksanakan penelitian.

Page 101: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Teknik tes

Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyaan-

pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh

tester (orang yang dites) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (perilaku)

tertentu. Data yang dikumpulkan dengan teknik tes tertulis yaitu tes prestasi belajar

siswa, dalam hal ini kemampuan kognitif siswa.

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian

Instrumen untuk mendukung pelaksanaan penelitian ini meliputi Silabus, RP

(Rencana Pembelajaran) dan Pedoman Praktikum. Silabus disusun berdasarkan

Standar Isi, yang didalamnya berisikan Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK),

Kompetensi Dasar (KD), Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator,

Penilaian, Alokasi Waktu dan Sumber Belajar. RP memuat segala sesuatu yang

berkaitan langsung dengan upaya penguasaan kompetensi dasar. Pedoman Praktikum

digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, pedoman praktikum disini antara

lain berisi petunjuk-petunjuk kerja dan pertanyaan untuk dijawab. Penggunaan

pedoman praktikum membuat siswa menjadi lebih aktif. Pedoman praktikum pada

penelitian ini terdiri dari pedoman praktikum pada pembelajaran koloid metode

inkuiri terbimbing dengan media laboratorium virtual dan real disertai soal-soal.

2. Instrumen Pengambilan Data

a. Tes Prestasi Belajar Ranah Kognitif

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data tentang prestasi belajar

kimia adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data dan

mengukur penguasaan materi pembelajaran kimia. Tes ini berbentuk pilihan ganda

Page 102: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran untuk kompetensi dasar 5.1 dan 5.2

dilaksanakan. Item pilihan jawaban berjumlah 5 buah dengan simbol pilihan a, b, c, d

dan e. Setiap item hanya memiliki satu jawaban yang benar. Jika siswa menjawab

benar mendapatkan skor 1(satu) dan jika salah mendapatkan skor 0 (nol).

b. Angket Gaya Belajar

Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden. Jenis angket yang digunakan adalah

angket langsung yang sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden/siswa

memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah

disediakan. Angket gaya belajar siswa didasarkan pada skor-skor dari angket.

Penilaian tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1) gaya belajar visual nomor

soal 1 sampai 24; 2) gaya belajar kinestetik nomor soal 25 sampai 48. Masing-

masing kelompok skor yang didapat kemudian dijumlah, jumlah dari masing-masing

kelompok skor dipakai acuan penentuan gaya belajar siswa. Siswa yang memiliki

skor gaya belajar visual lebih tinggi dari skor gaya belajar kinestetik maka masuk

kategori siswa kemampuan berfikir visual, siswa yang memiliki skor gaya belajar

kinestetik lebih tinggi dari skor gaya belajar visual maka masuk kategori siswa

kemampuan berfikir kinestetik. Kriteria skor penilaian gaya belajar disajikan pada

tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3. Kriteria Skor Penilaian Gaya Belajar

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai (+) Nilai (-)

Sangat sering Sering Tidak pernah Sangat tidak pernah

4 3 2 1

1 2 3 4

Page 103: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

c. Angket Aktivitas Belajar

Angket aktivitas belajar ini terdiri dari 28 soal, yang terdiri atas 14 soal

berbentuk negatif dan 14 soal berbentuk positif. Jawaban yang tersedia ada 4 macam.

Kriteria skor penilaian aktivitas belajar disajikan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Skor Penilaian Aktivitas Belajar

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai (+) Nilai (-)

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

4 3 2 1

1 2 3 4

d. Tes Prestasi Belajar pada ranah Afektif

Nilai prestasi belajar ranah afektif diperoleh melalui angket. Angket diberikan

kepada siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Lembar angket tersebut

disusun dalam bentuk checklist yang terdiri atas daftar pertanyaan. Jenis angket yang

digunakan adalah angket langsung yang sekaligus menyediakan alternatif jawaban.

Responden/siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban

yang telah disediakan. Untuk skor penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Skor Penilaian Aspek Afektif

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai (+) Nilai (-)

Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KK) Tidak Pernah (TP)

4 3 2 1

1 2 3 4

(Depdiknas, 2003: 14)

H. Uji Coba Instrumen

Untuk mengetahui kelayakan seperangkat instrument yang telah disusun untuk

digunakan maka perlu diadakan pengujian.

Page 104: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu

instrument. Suatu instrument memiliki validitas tinggi jika benar-benar mengukur

suatu aspek yang semestinya diukur. Untuk mengetahui validitas tes pada penelitian

ini dilakukan dengan tekhnik pengukuran validitas isi (content validity) dan validitas

konstruksi (construct validity).

a). Validitas isi

Validitas isi adalah sebuah validitas instrument yang menunjukkan bahwa isi

instrumen yang disusun benar-benar dibuat berdasarkan literatur yang ada dan

mewakili setiap aspek yang diukur. Untuk mendapatkan validitas isi, maka sebelum

menyusun instrument tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya dan dikonsultasikan

kepada orang yang ahli. Orang yang ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing

yang terdiri dari pembimbing I dan pembimbing II.

b). Validitas butir soal

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah

menggunakan teknik korelasi rumus Product-Moment dari Pearson dengan rumus

sebagai berikut :

( )( )( ) ( )å å åå

åååU-UNC-CN

UC-CUN=

}}{{2222

xyr

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas)

X : skor butir item nomor tertentu

Y : skor total

Page 105: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

N : Jumlah subjek

Kriteria pengujian:

Kriteria item dinyatakan valid jika, rxy > rtabel

Kriteria item dinyatakan tidak valid jika, rxy £ rtabel.

Klasifikasi korelasi validitas soal dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.6 Klasifikasi Korelasi Validitas Soal Tes Prestasi

Nilai koefisien korelasi Kualifikasi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

negatif – 0,20 Sangat rendah

(Masidjo, 1995: 243-246)

Korelasi skor butir soal terhadap skor total ditentukan dengan menggunakan program

Ms. Excel. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen terhadap 31 soal tes

prestasi belajar diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.7 Hasil Validitas Butir Soal Tes Prestasi

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid 1, 2, 4,9,11,12,13,14,15,17,18,19,20,22, 23,24,25,26, 27, 28,29,30,31

25

Tidak valid 3,5,7,10,16,21 6 Pada tabel 3.7 dapat dilihat bahwa butir soal pada tes prestasi berjumlah 31 soal.

Berdasarkan persamaan 3.7 dengan kriteria butir tes dikatakan valid jika rxy–obs > rxy–

tabel. Setelah diuji validitasnya, butir soal yang valid ada 25 soal sedangkan yang tidak

valid 6 soal. Selanjutnya instrumen yang valid digunakan untuk penelitian, sedangkan

yang tidak valid tidak dipakai dalam penelitian. Jadi jumlah butir soal yang

digunakan untuk tes prestasi sebanyak 25 soal.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket aspek afektif signifikasi 5%,

validitas untuk uji coba diperoleh data sebagai berikut:

Page 106: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 3.8 Hasil Validitas Butir Soal Angket Aspek Afektif

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid 1,2,3,6,7,8,10,11,12,13,14,15,16, 17,18,19,20,22,23,24 20

Tidak valid 4,5,9,21 4 Pada tabel 3.8 dapat dilihat bahwa butir soal pada angket aspek afektif berjumlah 24

soal. Kriteria butir tes dikatakan valid jika rxy–obs > rxy–tabel. Setelah diuji validitasnya,

butir soal yang valid ada 20 soal sedangkan yang tidak valid 4 soal. Selanjutnya

instrument yang valid digunakan untuk penelitian, sedangkan yang tidak valid tidak

digunakan dalam penelitian. Jadi jumlah butir soal yang digunakan untuk tes prestasi

sebanyak 20 soal.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket aktivitas belajar dengan signifikasi

5% diperoleh r tabel 0.3. Validitas untuk uji coba diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.9 Hasil Validitas Butir Soal Angket Aktivitas Belajar

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid 1,2,3,4,6,7,8,9,13,14,17,18,19, 20,21,22,23,24,25,27,28

21

Tidak valid 5,10,11,12,15,16,26 7 Pada tabel 3.9 dapat dijelaskan bahwa butir soal pada angket aktivitas belajar siswa

berjumlah 28 soal. Kriteria butir tes dikatakan valid jika rxy–obs > rxy–tabel. Setelah diuji

validitasnya, butir soal yang valid ada 21 soal sedangkan yang tidak valid 8 soal.

Selanjutnya instrument yang valid digunakan untuk penelitian, sedangkan yang tidak

valid tidak digunakan dalam penelitian. Jadi jumlah butir soal yang digunakan untuk

tes prestasi sebanyak 21 soal.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket gaya belajar dengan signifikasi

5% diperoleh r tabel 0.3. Validitas untuk uji coba diperoleh data sebagai berikut:

Page 107: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 3.10 Hasil Validitas Butir Soal Angket Gaya Belajar

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,18,19,20,21,25,26,27,28 29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,41,42,43,44,45,47,48 40

Tidak valid 4,13,16,17,22,23,24,40,46 8

Pada tabel 3.10 dapat dijelaskan bahwa butir soal pada angket sikap gaya belajar

siswa berjumlah 48 soal. Kriteria butir tes dikatakan valid jika rxy–obs > rxy–tabel.

Setelah diuji validitasnya, butir soal yang valid ada 40 soal sedangkan yang tidak

valid 8 soal. Selanjutnya instrumen yang valid digunakan untuk penelitian, sedangkan

yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Jadi jumlah butir soal yang

digunakan untuk tes prestasi sebanyak 40 soal.

2). Uji Realibilitas

Realibilitas suatu instrument adalah bahwa instrument yang disusun dapat

dipercaya sebagai alat pengambilan data. Instrumen dikatakan reliabel jika memiliki

tingkat keajegan dalam mengukur aspek yang diukur. Nilai keajegan ini dimaksudkan

bahwa apabila instrumen tersebut diberikan pada subyek yang berbeda memberikan

hasil yang relative sama. Untuk uji reliabilitas tes prestasi kognitif menggunakan

format Kuder-Ruchardson (K-R 20), seperti pada rumus berikut ini:

úúû

ù

êêë

é -÷øö

çèæ

-=G å

t

ttt S

pqS

nn

21

Keterangan :

rtt : Koefisien realibilitas

n : Jumlah item

S : Deviasi standar

p : Indeks kesukaran

q : 1-P

Page 108: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Untuk pengukuran aspek afektif, reliabilitas menggunakan rumus alpha Cronbach’s

Alpha (α) sebagai berikut:

úúû

ù

êêë

é-÷

øö

çèæ

-= å

2

2

11 11 t

i

nn

rss

Keterangan rumus :

r11 : realibilitas instrumen

n : banyaknya butir pertanyan atau banyaknya soal

å 2is : jumlah varians skor tiap-tiap item

2ts : varians total

( )

NN

XX

2

2

2

åå -=s

Tabel 3.11 Klasifikasi Reliabilitas Instrumen

Klasifikasi Keterangan 0 < r 11 < 0,2 Sangat Rendah 0,2 < r 11 < 0,39 Rendah 0.39 < r 11 < 0,59 Cukup 0,59 < r 11 < 0,79 Tinggi 0,79 < r 11 < 1,00 Sangat Tinggi

(Suharsimi Arikunto, 2001: 109-110)

Uji reliabilitas pada uji coba dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan

program Ms. Excel. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes prestasi, angket

afektif, angket aktivitas belajar dan angket gaya belajar siswa dengan signifikansi 5%,

untuk uji coba diperoleh data sebagai berikut:

Page 109: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas

Instrumen Rtabel Rhitung Kriteria Tes Prestasi 0,3 0,667 cukup Angket Aspek Afektif 0,3 0,956 Reabilitas Sangat Tinggi Angket gaya belajar 0,3 0,774 Reabilitas Tinggi Angket aktivitas belajar 0,3 0,963 Reabilitas sangat tinggi

Pada tabel 3.12 dapat dilihat bahwa hasil uji reliabilitas instrumen tes prestasi

belajar didapat r hitung > r tabel berarti instrumen tes prestasi belajar reliabel dengan

kriteria reabilitas cukup. Hasil uji reliabilitas instrumen angket afektif didapat r hitung >

r tabel berarti instrumen aspek afektif reliabel dengan kriteria reabilitas sangat tinggi.

Hasil uji reliabilitas instrumen gaya belajar didapat r hitung > r tabel berarti instrumen

aktivitas belajar reliabel dengan kriteria reabilitas tinggi. Sedangkan hasil uji

reliabilitas instrumen angket aktivitas belajar didapat r hitung > r tabel berarti instrumen

aspek afektif reliabel dengan kriteria reabilitas sangat tinggi.

3). Uji Daya Pembeda Butir Soal

Daya beda (ID) soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang memiliki kemampuan tinggi (pandai)/ kelompok atas dengan siswa yang

memiliki kemampuan rendah (kurang pandai)/ kelompok bawah. Perbedaan jawaban

benar dari siswa tergolong kelompok atas dan bawah disebut Indeks Diskriminasi

(ID).

KA – KB

ID=

NKA atau NKB x Skor maksimal

Keterangan :

ID : Indeks Diskriminasi

Page 110: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

KA : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong kelompok atas

KB : Jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa tergolong kelompok bawah

NKA atau NKB : Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau bawah.

NKA atau NKB x Skor maksimal : Perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa yang

tergolong kelompok atas dan bawah yang seharusnya diperoleh.

Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

Tabel 3.13 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Prestasi

Klasifikasi Keterangan 0,00 – 0,20 Soal Jelek 0,21 – 0,40 Soal Cukup 0,41 – 0,70 Soal Baik 0,71 – 1,00 Soal Sangat Baik

(Masidjo, 1995: 198-201)

Dalam penelitian ini untuk uji daya pembeda butir soal menggunakan

Microsoft Excel. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda tes prestasi diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 3.14 Distribusi Daya Pembeda Soal Tes Prestasi

Daya Pembeda Jumlah

soal Nomor soal

Sangat Jelek 4 3,5,7,16 Jelek 10 10,13,18,19,21,23,24,25,27,29 Cukup 13 1,2,4,8,9,11,14,15,17,20,22,26,28 Baik 4 6,12,30,31

Pada tabel 3.14 menunjukkan bahwa soal dengan daya pembeda kategori

sangat jelaek sekali ada 4 butir soal, soal daya pembeda kategori jelek ada 10 butir

soal, soal dengan daya pembeda kategori cukup ada 13 butir soal, sedangkan soal

dengan daya pembeda kategori baik ada 4 butir soal.

Page 111: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

4). Taraf Kesukaran Suatu Item

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks yang

disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil perbandingan

antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang seharusnya diperoleh dari

suatu item.

B

IK=

N x Skor maksimal

Keterangan :

IK : Indeks Kesukaran

B : Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item

N : Kelompok siswa

Skor maks : Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar dari suatu item

N x Skor maksimal : Jumlah jawaban beanar yang harus diperoleh dari suatu item

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.15 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal

Klasifikai Keterangan 0% - 30,99% Item dianggap sukar

31% - 70,99% Item dianggap sedang 71% - 100% Item dianggap mudah

(Suharsimi Arikunto, 1987: 205)

Dalam penelitian ini uji taraf kesukaran soal digunakan Microsoft Excel..

Deskripsi data daya pembeda dapat disajikan pada tabel berikut:

Page 112: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 3.16 Distribusi Taraf Kesukaran Soal Tes Prestasi

Tingkat kesukaran

Jumlah soal Nomor soal

Sukar 6 11,23,24,25,27,29 Sedang 15 1, 2, 3, 4, 6,7,8,9,13,15,16,18,20,30,31 Mudah 10 5,10,12,14,17,19,21,22,26,28

Dari tabel 3.16 menunjukkan bahwa dari 31 butir soal tes prestasi, soal

dengan indeks kesukaran kategori sukar ada 6 butir soal, soal dengan indeks

kesukaran kategori sedang ada 15 butir soal dan soal dengan indeks kesukaran

kategori mudah ada 10 butir soal.

I. Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui dan menguji kebenaran dari

hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data dilakukan sesuai dengan tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini diperlukan statistik inferensial sebagai cara untuk

menganalisis data. Sebelum data dianalisis dengan menggunakan Analisis Variansi

(anava) klasifikasi tiga jalan, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu

uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan

Metode Probability Plot dari Ryan-Joiner dengan taraf signifikasi α= 0,05, dengan

hipotesis:

1) H0,N = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

H1N = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Taraf Signifikansi, a = 0,05

Page 113: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

3) Keputusan Uji

P-value ≥ P a = 0,05; Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

P-value ≤ P a = 0,05; Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas varians

digunakan Levene’s test dan uji Bartlet’s atau uji F. Uji Levene’s digunakan untuk

menguji 2 varian (metode virtual lab dan real lab, gaya belajar visual dan kinestetik,

aktivitas tinggi dan rendah), sedangkan uji Bartlet’s untuk menguji 3 varian (metode,

gaya belajar dan aktivitas belajar). Langkah-langkah pengujian homogenitas dengan

menggunakan uji Bartlet ‘s adalah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel berasal dari populasi yang tidak homogen,

dan hipotesis alternatif (H1) adalah sampel berasal dari populasi yang homogen.

Dengan dan

2) Menetapkan Statistik uji

Uji homogenitas perhitungannya menggunakan komputasi dengan program

Minitab V.15. Taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 0,05. Untuk mencari F

hitung maka varian terbesar dibagi dengan varian terkecil.

3) Menentukan keputusan uji

Keputusan uji homogenitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut: Jika

probabilitas atau p value < α maka H0 ditolak artinya data tidak homogen

Page 114: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

( ) sedangkan jika probabilitas atau p value > α maka H0 diterima

artinya data homogen ( ).

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Anava

Setelah terpenuhinya prasyarat analisis yaitu normalitas dan homogenitas,

maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama

dengan desain faktorial 2 x 2 x 2. Tujuan dari analsis ini adalah untuk menguji

signifikansi efek dua variabel bebas, dua variabel moderator dan satu variabel terikat.

Untuk kebutuhan statistik uji hipotesis dalam penelitian dengan desain faktorial di

bawah ini:

Tabel 3.17 Desain Faktorial untuk Uji Hipotesis

A (Metode inkuiri terbimbing) dengan menggunakan media A1(lab virtual) A2 (lab real)

C1 (aktivitas tinggi)

A1B1C1 A2B1C1 B1 (gaya belajar

visual) C2 (aktivitas rendah)

A1B1C2 A2B1C2

C1 (aktivitas tinggi)

A1B2C1 A2B2C1 B2 (gaya belajar

kinestetik) C2 (aktivitas rendah)

A1B2C2 A2B2C2

Menurut tabel 3.17 dapat dijelaskan bahwa sel A1B1C1 merupakan letak

data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran kimia dengan

metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab untuk siswa yang memiliki gaya

belajar visual dan aktivitas belajar tinggi. A1B1C2 merupakan letak data prestasi

belajar siswa yang memperoleh perlakuan pembelajaran kimia dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan virtual lab untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual

Page 115: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

dan aktivitas belajar rendah. A1B2C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang

memperoleh perlakuan pembelajaran kimia dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan

aktivitas belajar tinggi. A1B2C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang

memperoleh perlakuan pembelajaran kimia dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan

aktivitas belajar rendah.

Sel A2 B1C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh

perlakuan pembelajaran kimia dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real

lab untuk siswa yang memiliki gaya belajar visual dan aktivitas belajar tinggi.

A2 B1C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan

pembelajaran kimia dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab untuk

siswa yang memiliki gaya belajar visual dan aktivitas belajar rendah. A2 B2C1

merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan

pembelajaran kimia dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab untuk

siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan aktivitas belajar tinggi.

A2 B2C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan

pembelajaran kimia dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab untuk

siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan aktivitas belajar rendah.

Berdasarkan dari desain faktorial di atas pengujian hipotesis dilakukan dengan

langkah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 116: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

(a). H0, A : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual

lab dan real lab

H1, A : Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran

dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab

(b). H0, B : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya

belajar visual dan kinestetik.

H1, B : Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar

visual dan kinestetik.

(c). H0, C : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki

aktivitas belajar tinggi dan rendah.

H1, C : Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa siswa yang memiliki

aktivitas belajar tinggi dan rendah.

(d). H0, AB : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab dengan gaya

belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

H1,AB : Ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa.

(e). H0,AC : Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab dengan

aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Page 117: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

H1,AB : Ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab dengan aktivitas belajar

terhadap prestasi belajar siswa.

(f). H0, BC : Tidak ada interaksi antara gaya belajar dengan aktivitas belajar terhadap

prestasi belajar siswa.

H1,BC: Ada interaksi antara antara gaya belajar dengan aktivitas belajar terhadap

prestasi belajar siswa.

(g). H0,ABC: Tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab, gaya belajar

dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

H1,AB : Ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab, gaya belajar dan aktivitas

belajar terhadap prestasi belajar siswa.

2) Menetapkan uji statistik

Statistik uji dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (Anava) tiga

jalan dengan GLM (General Linier Model).

3) Menentukan taraf signifikansi α

Taraf signifikansi (α ) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Taraf

signifikansi ini merupakan toleransi terhadap adanya kekeliruan. Semakin kecil taraf

signifikansi maka tingkat kekeliruan semakin kecil pula. Untuk penelitian pendidikan

pengambilan nilai α sebesar 0,05 sudah cukup memadai.

4) Menetapkan keputusan uji

Ketentuan pengambilan keputusan, H0 ditolak jika p-value > 0,05 selain itu H1

akan diterima

Page 118: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

b. Uji Lanjut Anava

Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis variasi jika hasil analisis

menunjukan bahwa pengecekan hipotesis nol ditolak. Tujuan dari uji lanjut anava ini

adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata setiap pasangan kolom, baris,

dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian mana sajakah terdapat rerata yang

berbeda. Pada penelitian ini uji lanjut dilakukan dengan Analysis of Mean (ANOM)

pada program Minitab Versi 15. Pemilihan pengolahan data dengan bantuan software

minitab 15 dikarenakan lebih praktis, menghemat waktu, meminimalisir kesalahan

hitung, memudahkan pembuatan interval distribusi frekuensi data dan histogram,

serta meningkatkan akurasi hasil perhitungan.

Page 119: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri atas data gaya belajar,

aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa. Data yang diperoleh dari kelas XI IPA 1

sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing dengan virtual lab dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen 2 yang

diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dengan real lab.

1. Data Gaya Belajar Siswa

Data gaya belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari isian angket

tertulis gaya belajar responden. Pembagian kategori gaya belajar adalah kategori gaya

belajar visual dan gaya belajar kinestetik. Siswa dimasukkan dalam kategori belajar

visual jika skor gaya belajar visual lebih besar dari skor gaya belajar kinestetik. Siswa

dimasukkan kedalam kategori gaya belajar kinestetik jika skor gaya belajar kinestetik

lebih besar daripada skor gaya belajar visual. Deskripsi data gaya belajar ditunjukkan

tabel 4.1.

Dari data dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki gaya belajar visual pada

kelas virtual lab adalah 25 siswa, sedangkan pada kelas real lab adalah 35 siswa, jadi

total siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah 60 siswa dari jumlah

keseluruhan siswa yaitu 81 siswa. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik pada kelas virtual lab adalah 15 siswa, sedangkan pada kelas real lab

Page 120: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

adalah 6 siswa. Jadi total siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik adalah 21 siswa

dari total keseluruhan yaitu 81 siswa.

Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa

Gaya belajar kelas Visual kinestetik

Jumlah

Virtual lab 25 15 40

Real lab 35 6 41 jumlah 60 21 81

2. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes

aktivitas belajar. Pembagian kategori aktivitas adalah kategori aktivitas tinggi dan

aktivitas rendah. Aktivitas belajar tinggi jika skor lebih tinggi atau sama dengan rata-

rata gabungan kedua kelas. Aktivitas belajar rendah jika skor aktivitas belajar kurang

dari nilai aktivitas rata-rata gabungan kedua kelas. Deskripsi data aktivitas tersebut

dapat ditunjukkan pada tabel 4.2.

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil tes aktivitas belajar dari jumlah

keseluruhan data sebanyak 81 siswa mempunyai skor rata-rata sebesar 53,58. Jumlah

siswa yang memiliki skor aktivitas belajar lebih tinggi dari 53,58 adalah sebanyak 46

siswa yang masing-masing 17 siswa dari kelas virtual lab dan 29 siswa dari kelas real

lab. Sedangkan jumlah siswa yang memiliki skor aktivitas belajar kurang dari 53,58

sebanyak 35 siswa yang masing-masing 23 siswa dari kelas virtual lab dan 12 siswa

dari kelas real lab.

Page 121: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 4.2 Deskripsi Jumlah Siswa Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa

Kategori Kelas Jumlah data

Rata-rata Tinggi % Rendah %

Virtual lab 40 17 36,95 23 65,71 Real lab 41 29 63,05 12 34,29 Jumlah 81

53,58 46 100 35 100

Untuk diskripsi data metode virtual lab dan real lab, gaya belajar visual dan

kinestetik, aktivitas belajar tinggi dan rendah disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Deskripsi Jumlah Siswa Ditinjau dari Metode, Gaya Belajar dan Aktivitas Belajar.

Metode inkuiri terbimbing dengan lab

virtual real

Aktivitas tinggi 9 26 visual

Aktivitas rendah 16 10

Aktivitas tinggi 8 2

Gaya

belajar

kinestetik

Aktivitas rendah 7 3

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang diberi pembelajaran

dengan inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab, gaya belajar visual, aktivitas

tinggi sebanyak 9 siswa. Yang diberi pembelajaran dengan inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab gaya belajar visual, aktivitas rendah sebanyak 16 siswa.

Yang diberi pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab, gaya

belajar kinestetik, aktivitas tinggi sebanyak 8 siswa. Yang diberi pembelajaran

dengan inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab gaya belajar kinestetik, aktivitas

rendah sebanyak 7 siswa. Yang diberi pembelajaran dengan inkuiri terbimbing

menggunakan real lab, gaya belajar visual, aktivitas tinggi sebanyak 26 siswa. Yang

Page 122: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

diberi pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan real lab gaya belajar

visual, aktivitas rendah sebanyak 10 siswa. Yang diberi pembelajaran dengan inkuiri

terbimbing menggunakan real lab, gaya belajar kinestetik, aktivitas tinggi sebanyak 2

siswa. Yang diberi pembelajaran dengan dengan inkuiri terbimbing menggunakan

real lab gaya belajar kinestetik, aktivitas rendah sebanyak 3 siswa

3. Data Prestasi Belajar Siswa

Data prestasi belajar siswa diambil setelah pembelajaran berakhir. Dalam

penelitian ini, data yang diambil meliputi dua ranah yakni ranah kognitif dan ranah

afektif. Deskripsi data prestasi belajar siswa masing-masing ranah dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

a. Ranah Kognitif

Deskripsi data prestasi belajar siswa ranah kognitif dapat ditunjukkan pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Ranah Kognitif

Kelompok Jumlah data

Mean SD Varian Maksimum Minimum

Virtual lab 40 73,00 8,09 65,44 92,00 60,00 Real lab 41 70,05 6,52 42,50 84,00 60,00

Untuk diskripsi data prestasi belajar kognitif ditinjau dari metode inkuiri

terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab dan gaya belajar disajikan pada

tabel 4.5.

Page 123: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel 4.5 Deskripsi Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Metode dan Gaya Belajar

Virtual lab Real lab n mean sd n mean SD

Visual 25 71,68 7,30 35 70,86 6,76 Gaya belajar kinestetik 15 76,80 8,31 6 67,33 3,93

Untuk diskripsi data jumlah siswa ditinjau dari metode inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab dan real lab dan aktivitas belajar disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Deskripsi Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Metode dan Aktivitas Belajar

Virtual lab Real lab n mean sd n mean SD

rendah 23 69,57 6,12 12 71,00 6,63 Aktivitas belajar Tinggi 17 79,06 7,00 29 69,66 6,56

Distribusi Frekuensi Prestasi belajar virtual lab dapat dilihat pada tabel 4.5,

sedangkan untuk Distribusi Frekuensi Prestasi belajar real lab dapat dilihat pada tabel

4.6. Untuk memperjelas kedua distribusi frekuensi prestasi belajar tersebut disajikan

histogram dari masing-masing distribusi prestasi pada gambar 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Virtual Lab

Interval kelas Frekuensi Frekuensi (%)

60 - 64 8 20

65 – 69 6 15

70 – 74 8 20

75 - 79 10 25

80 – 84 4 10

85 - 89 3 7,5

90 – 94 1 2,5

Jumlah 40 100

Page 124: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Real Lab

Interval kelas Frekuensi Frekuensi (%)

60 – 64 13 31,70

65 – 69 7 17,08

70 – 74 9 21,98

75 – 79 7 17,07

80 – 84 5 12,19

Jumlah 41 100

Gambar 4.1 Histogram Prestasi Belajar Virtual Lab

Berdasarkan gambar 4.1 diperoleh informasi bahwa prestasi belajar inkuiri

terbimbing menggunakan virtual lab nilai rata-rata 73,00 dengan simpangan baku

8,09 nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 60. Frekuensi tertinggi pada kelas virtual lab

pada interval 75-79.

Page 125: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Gambar 4.2 Histogram Prestasi Belajar Real Lab

Berdasarkan gambar 4.2 diperoleh informasi bahwa prestasi belajar dengan

menggunakan inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab nilai rata-rata 70,05

dengan simpangan baku 6,52 nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 60. Frekuensi

tertinggi pada kelas real lab pada interval 60-64

b. Ranah Afektif

Deskripsi data prestasi belajar siswa ranah afektif dapat ditunjukkan pada

tabel 4.9 di bawah ini :

Tabel 4.9 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa Ranah Afektif Kelompok Jumlah

data Rata-rata SD Maksimum Minimum

Virtual Lab 40 60,525 2,470 65 56 Real Lab 41 61,122 3,756 70 51

Nilai maksimal yang dapat dicapai oleh siswa adalah 70. Berdasarkan tabel 4.8 diatas,

diperoleh informasi bahwa prestasi belajar siswa ranah afektif dengan menggunakan

Page 126: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

virtual lab nilai rata-rata 60,525 dengan simpangan baku 2,470 nilai tertinggi 65 dan

nilai terendah 56. Sedangkan siswa yang diajar menggunakan real lab memperoleh

nilai rata-rata 61,122 dengan simpangan baku 3,756 nilai tertinggi 70 dan terendah

51.

Untuk diskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode inkuiri

terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab dan gaya belajar disajikan pada

tabel 4.10.

Tabel 4.10 Deskripsi Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode dan Gaya Belajar

Virtual lab Real lab n mean SD n mean SD

Visual 25 65,000 2,550 35 64,829 2,728 Gaya belajar kinestetik 15 64,733 3,150 6 64,33 3,50

Untuk diskripsi data prestasi belajar afektif ditinjau dari metode inkuiri

terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab dan aktivitas belajar disajikan pada

tabel 4.11

Tabel 4.11 Deskripsi Prestasi Belajar Afektif Ditinjau dari Metode dan Aktivitas Belajar

Virtual lab Real lab n mean SD n mean SD

rendah 23 65,043 2,513 12 63,583 2,503 Aktivitas belajar Tinggi 17 64,706 3,118 29 65,421 2,824

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas tujuannya adalah untuk mengevaluasi null hypothesis (H0)

yang menyatakan ’data mengikuti distribusi normal’. Jika p-value (nilai p) pada hasil

Page 127: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

uji lebih besar daripada taraf signifikansi, maka menerima null hypothesis (H0) dan

kesimpulannya data yang diuji mengikuti distribusi normal. Pada penelitian ini uji

normalitas yang digunakan adalah Ryan-Joiner normality test. Sedangkan taraf

signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Uji normalitas dilakukan pada tiap kolom

dan baris sehingga jumlah keseluruhan terdapat 6 hasil uji normalitas pada tiap ranah

prestasi belajar. Hasil uji normalitas pada masing-masing ranah prestasi belajar

disajikan pada tabel 4.12 dibawah ini.

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar

p-value Ryan-Joiner Kelompok kognitif afektif kognitif afektif

Keputusan uji

Met virtual lab >0,100 >0,100 0,994 0,994 normal Met real lab >0,100 >0,100 0,997 0,991 normal Gaya belajar visual >0,100 >0,100 0,995 0,997 normal Gaya belajar kinestetik >0,100 >0,100 0,990 0,984 normal Aktivitas belajar tinggi >0,100 >0,100 0,995 0,995 normal Aktivitas belajar rendah >0,100 >0,100 0,995 0,995 normal

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa harga p-value prestasi belajar

kognitif untuk seluruh kriteria kelompok lebih besar dari 0,100 (p-value>0,100).

Karena nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi, yaitu 0,05 maka keputusan

ujinya adalah tidak menolak H0. Berarti data prestasi belajar kognitif siswa pada tiap-

tiap kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari tabel diatas harga

p-value pada prestasi belajar afektif untuk seluruh kriteria kelompok lebih besar dari

taraf signifikansi, yaitu 0,05 maka keputusan ujinya adalah tidak menolak H0. Berarti

data prestasi belajar afektif siswa pada tiap-tiap kelompok berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

Page 128: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

2. Uji Homogenitas

Uji homogentas digunakan untuk menguji kesamaan varians atau

homogenitas antar populasi atau tingkatan faktor. Pada uji homogenitas, jika p-value

lebih besar dari pada nilai alpha a, maka menerima null hypothesis (hipotesis nol)

yang menyatakan bahwa variansi sampel sama atau homogen. Pada penelitian ini

dibandingkan variansi antara sampel yang diberi pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab dan yang diberi pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan real lab ditunjukkan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas

P- value kognitif afektif

Faktor

F-test Levene’s test F-test Levene’s test

Keputusan uji

Metode 0,202 0,405 0,902 0,931 homogen Gaya belajar 0,246 0,347 0,274 0,257 homogen Aktivitas belajar 0,141 0,133 0,451 0,481 homogen

Pada uji homogenitas prestasi belajar ditinjau dari metode metode inkuiri

terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab, gaya belajar, dan aktivitas belajar

dilakukan menggunakan uji Bartlett. Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa p-value

untuk prestasi belajar kognitif untuk seluruh kriteria kelompok lebih besar dari 0,100

(p-value>0,100).berarti harga p-value lebih besar dari 0,05. Dengan demikian

diperoleh keputusan bahwa H0 diterima, hal ini menunjukkan bahwa data prestasi

belajar kognitif ditinjau dari pembelajaran metode inkuiri terbimbing menggunakan

virtual lab dan real lab, gaya belajar, dan aktivitas belajar sampel-sampel dalam

penelitian berasal dari populasi yang homogen. Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa

Page 129: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

p-value untuk prestasi belajar afektif untuk seluruh kriteria kelompok lebih besar dari

0,100 (p-value>0,100) yang berarti harga p-value lebih besar dari 0,05. Dengan

demikian diperoleh keputusan bahwa H0 diterima, hal ini menunjukkan bahwa data

prestasi belajar afektif ditinjau dari pembelajaran metode metode inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab dan real lab, gaya belajar, dan aktivitas belajar sampel-

sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Anava Tiga Jalan

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa nilai prestasi

belajar dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab yang

ditinjau dari gaya belajar dan aktivitas belajar siswa dianalisa dengan analisis variansi

2 x 2 x 2 dengan isi sel tidak sama dengan uji GLM (General Linier Model),

dilanjutkan uji lanjut untuk H0 yang ditolak. Adapun hasil pengolahan data disajikan

pada tabel 4.13 untuk prestasi kognitif dan tabel 4.14 untuk prestasi afektif.

Hasil tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan penolakan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

a. Ho1 : Dari tabel tersebut ditolak untuk kognitif sebab p-value = 0,004 < 0,05 dan

tidak ditolak untuk afektif sebab p-value = 0,412 > 0,05. Jadi ada perbedaan prestasi

belajar kognitif antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan

media virtual lab dan real lab tetapi tidak ada perbedaan prestasi belajar afektif

Page 130: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

antara pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual

lab dan real lab.

Tabel 4.14 Rangkuman ANAVA Tiga Jalan Prestasi Kognitif Siswa b.

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Metode 1 214.98 365.46 365.46 8.62 0.004

Gaya belajar 1 61.88 0.20 0.20 0.00 0.945

Aktivitas belajar 1 387.59 187.06 187.06 4.41 0.039

Metode*gaya belajar 1 154.71 180.92 180.92 4.26 0.042

Metode*aktivitas belajar 1 475.40 353.39 353.39 8.33 0.005

GB*aktivitas belajar 1 6.14 3.63 3.63 0.09 0.771

Metode*GB*aktivitas 1 2.37 2.37 2.37 0.06 0.814

Tabel 4. 15 Rangkuman Anava Tiga Jalan Prestasi Afektif Siswa

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Metode 1 0.419 3.175 3.175 0.68 0.412

Gaya belajar 1 149.643 48.546 48.546 10.41 0.002

Aktivitas belajar 1 102.490 40.744 40.744 8.74 0.004

Metode*GB 1 4.131 3.542 0.76 0.76 0.386

Metode*Aktivitas 1 4.7795 1.457 0.31 0.31 0.578

GB*Aktivitas 1 9.148 5.178 5.178 1.11 0.296

Metode*GB*Aktivitas 1 0.485 0.485 0.485 0.10 0.748

Page 131: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

b. Ho2 : Dari tabel tersebut tidak ditolak untuk kognitif sebab p-value = 0,945 > 0,05

dan ditolak untuk afektif sebab p-value = 0,002. Jadi tidak ada ada perbedaan

prestasi belajar kognitif antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik

tetapi ada perbedaan prestasi belajar afektif antara siswa yang memiliki gaya belajar

visual dan kinestetik.

c. H03 : Dari tabel tersebut ditolak untuk kognitif sebab p-value = 0,039 < 0,05 dan

ditolak untuk afektif sebab p-value = 0,004 < 0,05. Jadi ada perbedaan prestasi belajar

baik kognitif maupun afektif antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi dan

rendah.

d. HO12 : Dari tabel tersebut ditolak untuk kognitif sebab p-value interaksi metode

inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab, inkuiri terbimbing menggunakan real

lab dan gaya belajar = 0,042 < 0,05 dan tidak ditolak untuk afektif sebab p-value =

0,386 > 0,05. Jadi ada interaksi antara pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar kognitif tetapi tidak ada interaksi antara metode inkuiri

terbimbing menggunakan media virtual lab dan real lab dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar kognitif

e. HO13 : Dari tabel tersebut ditolak untuk kognitif sebab p-value = 0,005 < 0,05 dan

tidak ditolak untuk afektif sebab p-value = 0,578 > 0,05. Jadi ada interaksi antara

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual lab dan

real lab dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar kognitif siswa tetapi tidak

Page 132: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtual lab dan

real lab dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar afektif.

f. HO23 : Dari tabel tersebut tidak ditolak untuk kognitif sebab p-value interaksi

antara gaya belajar dan aktivitas belajar = 0,771 > 0,05 dan tidak ditolak untuk

afektif sebab p-value = 0,578 > 0,05. Jadi tidak ada interaksi antara gaya belajar

dengan aktivitas belajar siswa baik terhadap prestasi belajar kognitif maupun prestasi

belajar afektif.

g. HO123 : Dari tabel tersebut tidak ditolak untuk kognitif sebab p-value untuk kognitif

= 0,814 > 0,05 dan tidak ditolak untuk afektif sebab p-value = 0,748 > 0,05. Jadi

tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan media virtual lab dan real lab, gaya belajar dan aktivitas belajar

terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

Oleh karena ada hasil yang nilai probabilitasnya lebih kecil dari alpha (p-

value <α ), maka ada langkah statistik lebih lanjut untuk mengetahui interaksi antara

metode dan gaya belajar, interaksi antara metode dan aktivitas belajar.

2. Uji Lanjut Analisis Variansi Tiga Jalan

Pada nilai p-value yang lebih kecil dari 0,05 untuk uji hipotesis (H0 ditolak),

maka dilakukan analisis lanjutan dengan metode uji mean (analysis of means) pada

HO13, yaitu ada interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab

dan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab dengan gaya belajar terhadap

prestasi belajar kognitif siswa. Adapun hasil uji lanjut interaksi antara metode inkuiri

Page 133: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab disajikan yang hasilnya disajikan

pada gambar di bawah 4.3.

Gambar 4.3 Interaksi antara Metode dengan Gaya Belajar.

Pada gambar 4.3 diatas nampak perbedaan kemiringan untuk kedua garis

yang masing-masing mewakili dua kategori yaitu visual dan kinestetik pada faktor

gaya belajar dan pada real lab dan virtual lab untuk metode . Meski tidak nampak

berpotongan, kedua garis tersebut mengisyaratkan terjadinya interaksi antara faktor

metode dan gaya belajar.

Uji lanjut berikutnya adalah untuk hasil anava tiga jalan pada HO14, yaitu ada

interaksi antara metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab dan metode

inkuiri terbimbing menggunakan real lab dengan aktivitas belajar terhadap prestasi

belajar kognitif siswa.

VISUALKINESTETIK

78

76

74

72

70

68

66

Gaya Belajar

Me

an

LA B REA LLA B VIRTUA L

Metode

Interaksi antara Metode dengan Gaya BelajarData Means

Page 134: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Gambar 4.4 Interaksi antara Metode dengan Aktivitas Belajar.

Pada gambar 4.4 diatas nampak perbedaan kemiringan untuk kedua garis

yang masing-masing mewakili dua kategori yaitu tinggi dan rendah pada faktor

aktivitas belajar dan pada virtual lab dan real lab untuk metode. Grafik nampak

berpotongan, hal ini menujukkan adanya interaksi antara metode dan gaya belajar

siswa terhadap prestasi belajar kognitif. Pada grafik diatas, walaupun pada grafik

nampak bahwa lab real untuk aktivitas belajar rendah memiliki rata-rata yang lebih

tinggi dibandingkan rata-rata pada aktivitas tinggi namun sebenarnya rata-rata

aktivitas tinggi dan aktivitas rendah tidak jauh berbeda atau hampir sama.

D. Pembahasan Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

dari tujuh hipotesis penelitian yang duajukan, hipotesis yang ditolak sebanyak tiga

hoptesis, berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing hipotesis.

TINGGIRENDAH

80

78

76

74

72

70

A ktvts Bljr

Me

an

LA B REA LLA B VIRTUA L

M eto de

Interaksi antara Metode dengan Aktivitas BelajarData Means

Page 135: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

1. Hipotesis pertama

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama dan

dilanjutkan dengan uji lanjut diperoleh p-value 0,004 < 0,05 dan p-value untuk

afektif 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan metode

pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab dan real lab baik pada

prestasi belajar kognitif maupun prestasi belajar afektif siswa.

Adanya perbedaan metode pembelajaran terhadap prestasi baik kognitif

maupun afektif siswa ditunjukkan oleh skor prestasi rataan kognitif maupun afektif

siswa. Siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab memiliki rata-rata skor prestasi kognitif sebesar 73.

Sementara itu, siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan real lab memiliki rata-rata skor prestasi kognitif sebesar 70,05. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi kognitif siswa yang diberi pembelajaran

dengan inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor prestasi kognitif

siswa yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real

lab.

Secara teoritis siswa yang belajar menggunakan media virtual lab lebih mudah

dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep pada materi koloid dibandingkan

dengan menggunakan media real lab. Peran penggunaan media virtual lab yang

dipandu dengan menggunakan pedoman praktikum dapat memudahkan siswa dalam

menangkap dan mengolah informasi berupa konsep yang diajarkan. Selama

Page 136: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

menggunakan media animasi virtual lab siswa menjadi termotivasi untuk lebih

menekuni materi yang disajikan dan lebih menarik perhatian siswa.

Kemudahan ini didukung dengan jaminan tidak adanya resiko yang

membahyakan seperti pecahnya alat-alat pada saat praktikum. Jaminan kemudahan

tersebut merangsang siswa untuk memunculkan sikap berani mencoba dengan tanpa

adanya rasa khawatir takut berbuat kesalahan. Dan apabila terjadi sesuatu kekeliruan

atau kesalahan siswa dapat mendapatkan sedikit bantuan petunjuk guru atau teman

kelompoknya.

Sedangkan pada pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan real

lab yang sama-sama dipandu dengan menggunakan pedoman praktikum, sebenarnya

juga memudahkan siswa dalam memahami konsep yang sedang dipelajari

dibandingkan dengan tanpa bantuan media alat laboratorium. Namun pada

pelaksanaan pembelajaran banyak ditemukan hambatan atau kendala-kendala,

diantaranya siswa masih dihantui perasaan takut berbuat salah dalam memegang alat-

alat laboratorium atau mencampurkan bahan-bahan kimia yang mengakibatkan

meledak atau terbakar selain itu ada beberapa percobaan yang tidak bisa diulang

dirumah karena alat dan bahan yang jumlahnya sangat terbatas.

Beberapa kendala tersebut diatas mengakibatkan pada pembelajaran dengan

menggunakan metode inkuiri terbimbing menggunakan media real lab memunculkan

beberapa kelemahan diantaranya memerlukan waktu yang lama sehingga kurang

efektif, sering terjadi pada tiap pertemuan dalam pembelajaran tidak dapat

menyisakan waktu untuk diskusi kelas dalam menarik kesimpulan dan bahkan

Page 137: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

beberapa kelompok kerja tertentu belum berhasil menjawab beberapa pertanyaan

dalam pedoman praktikum yang disediakan karena kelompok mereka belum selesai

melakukan praktikum.

Beberapa kelemahan itulah yang menghambat proses penemuan konsep atau

prinsip atau fakta yang sedang dipelajari sehingga melahirkan prestasi hasil belajar

yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas virtual lab. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian dari Basir (2009) bahwa siswa yang diajar dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan virtual lab memperoleh prestasi yang lebih baik

dibandingkan dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab.

2. Hipotesis kedua

Berdasarkan hasil pengujian anvava tiga jalan menunjukkan bahwa p-value

kognitif untuk gaya belajar = 0,945 > 0,05 dan p-value untuk afektif = 0,002 < 0,05.

Hal ini berarti bahwa gaya belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif

tetapi berpengaruh terhadap prestasi belajar afektif.

Pada kelas virtual lab baik visualisasi maupun gerakan anggota tubuh sangat

dibutuhkan, sedangkan pada kelas real lab lebih mementingkan gerakan dan tindakan

(kinestetik) daripada visualisasi. Tidak adanya pengaruh gaya belajar dengan prestasi

belajar kognitif siswa disebabkan faktor internal yang dimiliki siswa dalam mencapai

prestasi belajar yang memuaskan bukan hanya gaya belajar. Hal ini menunjukkan

bahwa gaya belajar baik visual maupun kinestetik bukan faktor penentu keberhasilan

siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

Page 138: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Hal ini sejalan dengan Riyanti (2008: 37) Institute for Learning Styles Journal

Volume 1, Fall 2008 diungkapkan “findings indicated that the learning styles of

students may fluctuate within the context of a course from concept to concept, or

lesson to lesson”. Dalam jurnal tersebut diungkapkan bahwa gaya belajar siswa

berfluktuasi tergantung kepada konteks pembelajaran dari konsep ke konsep dan dari

satu pelajaran ke pelajaran lainnya. Dalam jurnal ini juga diungkapkan bahwa setiap

orang memiliki kecenderungan gaya belajar yang berbeda-beda bergantung pada

materi yang diajarkan, tidak semua materi pelajaran akan memberikan hasil yang

sama jika diajarkan dengan cara yang sama. Penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan Basir (2009) yang menunjukkan bahwa gaya belajar

tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dapat menyesuaikan gaya

belajarnya dengan metode pembelajaran yang sedang diberlakukan sehingga tidak

ada pengaruh gaya belajar dengan prestasi belajar kognitif siswa.

3. Hipotesis ketiga

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan diperoleh harga p-value kognitif

sebesar 0,039 < 0,05, dan p-value untuk prestasi afektif sebesar 0,004 < 0,05. Hal ini

menunjukkan adanya pengaruh aktivitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

baik afektif maupun kognitif.

Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang berupa

suatu proses mempelajari sesuatu. Macam aktivitas belajar meliputi visual activities,

oral activites, listening activities, writing activities, drawing activities, motor

activities dan mental activities. Aktivitas belajar siswa dipengaruhi oleh adanya

Page 139: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

metode pembelajaran. Adanya metode pembelajaran yang tepat diharapkan aktivitas

belajar siswa dapat meningkat.

Siswa yang memiliki aktivitas tinggi akan memperoleh prestasi yang lebih

tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Hal ini

dikarenakan siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi memiliki dorongan ingin

tahu yang besar, sehingga dalam pembelajaran siswa tersebut aktif dalam bertanya

maupun mencari sumber sendiri. Keberanian yang besar dalam mengajukan sebuah

suatu gagasan, ide atau pendapat kepada teman-teman sekelompoknya, dan ini lebih

memudahkan siswa dalam merekam hasil pembelajaran ke dalam memori mereka.

Sehingga dalam memahami konsep koloid menjadi lebih baik. Hal inilah yang

menyebabkan siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memperoleh prestasi

belajar yang maksimal dibandingkan siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Lestari (2007)

bahwa pembelajaran dengan memperhatikan aktivitas belajar siswa akan berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa.

4. Hipotesis Keempat

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan diperoleh harga p-value kognitif

= 0,042 < 0,05, dan untuk prestasi belajar afektif p value = 0,386 > 0,05. Hal ini

menunjukkan adanya interaksi antara metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

gaya belajar siswa.

Adanya interaksi ini disebabkan karena pemilihan metode pembelajaran

yang tepat dengan memperhatikan gaya belajar yang dimiliki siswa akan

Page 140: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena dengan memperhatikan gaya belajar

siswa, guru akan lebih mudah menyampaikan informasi kepada siswa melalui metode

pembelajaran yang cocok. Metode inkuiri terbimbing melatih siswa menemukan

sendiri suatu konsep, mencari tahu memecahkan suatu masalah.

Penggunaan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab akan

membantu siswa dalam memecahkan masalah dengan lebih praktis, tanpa harus

khawatir adanya kesalahan-kesalahan dalam mencampurkan bahan. Dalam virtual

lab, siswa hanya perlu mengoperasikan komputer dan melakukan sesuai prosedur

percobaan sehingga tidak harus menuntut siswa memiliki gaya belajar kinestetik.

Sedangkan pada inkuiri terbimbing menggunakan real lab siswa perlu melakukan

praktikum sehingga diperlukan gerakan-gerakan dalam melakukan praktikum. Siswa

yang memiliki gaya belajar kinestetik akan memperoleh prestasi yang lebih baik

apabila diberi pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab

dibandingkan real lab. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar visual akan

memberikan prestasi yang sama baik pada virtual lab maupun real lab.Sehingga

dapat disimpulkan ada interaksi antara gaya belajar dengan metode pembelajaran

terhadap prestasi kognitif tetapi tidak ada interaksi antara gaya belajar dengan metode

pembelajaran terhadap prestasi afektif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Basir (2009) yang menyatakan bahwa ada interaksi antara metode

pembelajaran dengan gaya belajar siswa.

Page 141: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

5. Hipotesis kelima

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan diperoleh harga p-value

kognitif sebesar 0,005 < 0,05, dan untuk prestasi afektif sebesar 0,578 > 0,05. Hal ini

menunjukkan adanya interaksi antara metode inkuiri terbimbing dengan aktivitas

belajar siswa pada prestasi kognitif tetapi tidak ada interaksi antara metode inkuiri

terbimbing terhadap prestasi belajar afektif.

Metode inkuiri terbimbing melatih siswa menemukan sendiri suatu konsep,

mencari tahu cara memecahkan suatu masalah. Penggunaan virtual lab dapat menarik

perhatian siswa, siswa akan lebih senang dan aktif dalam menerima materi pelajaran,

sehingga tidak menuntut aktivitas yang tinggi dari siswa, karena aktivitas belajar bisa

muncul bila ada sesuatu hal-hal yang dianggap menarik bagi siswa apalagi media

yang digunakan jarang diketahui oleh siswa. Sedangkan pada real lab siswa dituntut

untuk mengetahui nama-nama bahan dan alat-alat yang akan digunakan, dan kerja

laboratorium yang harus hati-hati sehingga siswa harus memiliki memiliki keaktifan

yang tinggi baik sendiri maupun bersama kelompoknya. Siswa yang memiliki

aktivitas belajar tinggi akan memperoleh prestasi yang lebih baik bila diajar dengan

menggunakan virtual lab, tetapi siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah akan

memiliki prestasi yang lebih baik apabila diberi pembelajaran dengan metode inkuiri

terbimbing menggunakan real lab daripada menggunakan metode inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab. Sehingga dapat disimpulkan ada interaksi antara aktivitas

belajar dengan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar kognitif tetapi tidak ada

interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar afektif. Hal ini sejalan

Page 142: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

dengan penelitian Sri Lestari (2009) bahwa ada interaksi antara aktivitas belajar

dengan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar.

6. Hipotesis keenam

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan diperoleh harga p-value kognitif

sebesar 0,771 > 0,05, dan untuk prestasi afektif harga p-value afektif 0,298 > 0,05.

Hal ini menunjukkan tidak adanya interaksi antara gaya belajar dengan aktivitas

belajar baik pada prestasi kognitif maupun prestasi afektif.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa “gaya belajar merupakan kombinasi

bagaimana cara yang dilakukan seseorang dalam menyerap informasi dengan mudah”

(Bobbi De Porter, 2008). Dalam hal ini mencakup faktor fisik, emosional, sosiologis

dan kondisi lingkungan. Sedangkan aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh siswa yang berupa suatu proses mempelajari sesuatu. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa gaya belajar dan aktivitas bekerja secara

berurutan dalam mengambil langkah-langkah penting dalam membantu diri seseorang

untuk bisa belajar lebih cepat dan lebih mudah. Apapun gaya belajar yang dimiliki

siswa, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan memperoleh prestasi yang

lebih baik daripada siswa yang memiliki gaya belajar visual. Sebaliknya berapapun

tingkat aktivitasnya, baik tinggi maupun rendah, siswa yang memiliki aktivitas

belajar tinggi akan memperoleh prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang

memiliki aktivitas belajar rendah. Sehingga dapat disimpulakan bahwa tidak ada

interaksi antara gaya belajar dengan aktivitas belajar. Hal ini dimungkinkan karena

banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik

Page 143: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

dalam maupun luar diri siswa selain faktor gaya belajar dan aktivitas belajaryang

digunakan dalam penelitian ini, serta tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di

luar kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tidak ada interaksi antara gaya

belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa.

7. Hipotesis ketujuh

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan diperoleh harga p-value untuk

prestasi kognitif sebesar 0,814 > 0,05, sedangkan untuk prestasi afektif 0,748 > 0,05.

Hal ini menunjukkan tidak ada interaksi antara metode pembelajaran inkuiri

terbimbing, gaya belajar, aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa baik

prestasi kognitif maupun prestasi afektif.

Tidak adanya interaksi antara gaya belajar, aktivitas belajar dan metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa baik kognitif maupun afektif disebabkan

siswa belum terbiasa dengan metode inkuiri terbimbing yang digunakan dalam

pembelajaran. Selama ini siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Ketika

pembelajaran berlangsung, hanya sebagian siswa yang bekerja memecahkan masalah

dalam kelompok. Sementara itu, siswa yang lain cenderung melakukan kegiatan yang

lain yang tidak berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Selain itu keaktifan siswa

dalam bertanya atau mencari sumber masih kurang, padahal penelitian ini merupakan

metode pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah, yang dalam

pelaksanaanya dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan keaktivan dan

gaya belajar yang dimilikinya.

Page 144: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Apapun metode pembelajaran yang diterapkan, baik inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab maupun real lab, siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik tinggi akan memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa yang memiliki

gaya belajar visual. Sebaliknya apapun gaya belajar yang dimiliki siswa, baik visual

maupun kinestetik, siswa yang menerima pembelajaran dengan inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab akan memperoleh prestasi yang lebih baik dibandingkan

dengan real lab. Begitu pula dengan aktivitas belajar, siswa yang memiliki aktivitas

tinggi akan memproleh prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

memiliki aktivitas belajar rendah. Sebaliknya berapapun tingkat aktivitasnya baik

tinggi maupun rendah, siswa yang menerima pelajaran dengan inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab akan memiliki prestasi yang lebih baik daripada metode

inkuiri terbimbing dengan menggunakan real lab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan aktivitas belajar

siswa. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses

pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri siswa diluar faktor metode

pembelajaran, gaya belajar dan aktivitas belajar yang digunakan dalam penelitian ini,

serta tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut diluar kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan

aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa baik kognitif maupun afektif.

E. Keterbatasan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan semaksimal mungkin untuk

mendapatkan hasil penelitian yang optimal sebagaimana dituangkan pada

Page 145: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

pembahasan diatas dengan meminimalisir kekurangan dan atau kesalahan yang

mungkin terjadi. Namun demikian penulis menyadari akan beberapa keterbatasan

yang menyebabkan hasil penelitian ini menjadi kurang sempurna. Keterbatasan yang

dimaksud antara lain:

1. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data berupa angket

gaya belajar kimia, tes prestasi belajar kognitif, angket penilaian afektif semuanya

belum merupakan instrument standar. Karena instrument tersebut diatas disusun dan

dikembangkan oleh penulis sendiri dan baru diujicobakan satu kali sehingga masih

memerlukan uji coba dan analisa yang lebih banyak agar benar-benar standar.

2. Penggunaan metode pembelajaran inkuiri menggunakan virtual lab maupun real

lab masih dianggap baru (belum terbiasa) baik guru maupun siswa sehingga belum

dapat mengungkap kemampuan siswa secara maksimal.

3. Variabel gaya belajar dalam penelitian ini diambil hanya dua kategori yaitu

visual dan kinestetik, sedangkan auditorial tidak dilibatkan sehingga belum

mendapatkan kesimpulan pengaruhnya terhadap prestasi belajar kimia.

4. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Batik 2 Surakarta tahun

Pelajaran 2009/2010. Apabila eksperimen ini dilakukan pada subyek lain dapat

menghasilkan keputusan yang berbeda. Hal ini wajar terjadi karena karakteristik yang

dimiliki masing-masing sampel berbeda sehingga hasil penelitian ini belum dapat

digeneralisasikan secara universal untuk semua sampel.

Page 146: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh setelah melaksanakan penelitian di

SMA Batik 2 Surakarta, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada materi kimia koloid sebaiknya guru menggunakan metode inkuiri

terbimbing menggunakan virtual lab. Prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan

metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab memiliki prestasi yang lebih baik

daripada prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan real lab dengan rataan prestasi berturut-turut 73 dan 70.

2. Siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik tidak memiliki perbedaan

prestasi belajar baik menggunakan media virtual lab maupun real lab. Tetapi siswa

dengan gaya belajar kinestetik cenderung mendapatkan prestasi yang lebih baik

daripada siswa yang memiliki gaya belajar visual.

3. Siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memperoleh prestasi yang lebih baik

daripada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Nilai rataan prestasi kognitif

berturut-turut 72,6 dan 70,0. Selain itu aktivitas tinggi dan rendah memberikan

perbedaan pada prestasi belajar afektif dengan nilai rataan prestasi masing-masing

adalah 65,3 dan 64,2

4. Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan memberikan prestasi yang sama

bila diajar dengan media baik virtual lab maupun real lab. Siswa yang memiliki gaya

Page 147: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

belajar kinestetik akan memberikan prestasi yang lebih baik bila diajar dengan

menggunakan media virtual lab.

5. Siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi akan memberikan prestasi yang

lebih baik bila diajar dengan menggunaakan media virtual lab, tetapi siswa yang

memiliki aktivitas belajar rendah akan memberikan prestasi yang lebih baik bila

diajar dengan menggunakan imedia real lab.

6. Apapun gaya belajar yang dimiliki siswa, siswa yang memiliki gaya belajar

kinestetik akan memperoleh prestasi yang lebih baik bila dibandingkan siswa yang

memiliki gaya belajar visual. Berapapun aktivitas yang dimiliki siswa, siswa yang

memiliki aktivitas belajar tinggi akan memperoleh prestasi yang lebih baik bila

dibandingkan siswa yang memiliki aktivitas rendah. Artinya gaya belajar dan

aktivitas belajar siswa mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar

siswa.

7. Apapun media pembelajaran yang diterapkan, baik virtual lab maupun real lab,

siswa yang memiliki gaya belajar visual tinggi akan memiliki prestasi yang lebih baik

daripada siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Sebaliknya apapun gaya belajar

yang dimiliki siswa, baik visual maupun kinestetik, siswa yang menerima

pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab akan memperoleh

prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan real lab Ssiswa yang memiliki aktivitas

tinggi akan memproleh prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang

memiliki aktivitas belajar rendah. Sebaliknya berapapun tingkat aktivitasnya baik

tinggi maupun rendah, siswa yang menerima pelajaran dengan inkuiri terbimbing

Page 148: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

menggunakan virtual lab akan memiliki prestasi yang lebih baik daripada metode

inkuiri terbimbing dengan menggunakan real lab Artinya jenis gaya belajar, tingkat

aktivitas belajar dan penggunaan metode pembelajaran memberikan pengaruh

sendiri-sendiri terhadap prestasi belajar siswa.

B. Implikasi

1. Implikasi teoritis

a. Efektifitas pembelajaran dapat diciptakan dengan merancang metode dan media

yang disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran yang akan diberikan.

Secara empirik telah terbukti bahwa pembelajaran kimia pada materi kimia

koloid jika disampaikan dengan metode inkuiri terbimbing dan dilakukan di

laboratorium virtual menghasilkan prestasi yang lebih baik daripada dilakukan di

laboratorium real. Jadi sebaiknya guru menggunakan inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab dalam mengajarkan materi kimia koloid.

b. Dalam pembelajaran kimia sebaiknya guru perlu memperhatikan aktivitas belajar

siswa, karena aktivitas siswa sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran

dan prestasi belajar siswa.

c. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, dilihat dari faktor aktivitas

belajar siswa, metode inkuiri terbimbing dapat diterapkan pada semua tingkatan

aktivitas belajar, baik tinggi maupun rendah.

Page 149: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

2. Implikasi praktis

a. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran kimia dengan animasi

interaktif yang dikemas menarik menyerupai peralatan yang sesungguhnya dapat

mempertajam pemahaman siswa, lebih murah, praktis dan dapat digunakan

kapan saja.

b. Penerapan metode inkuiri terbimbing mendorong siswa lebih berani dan terlibat

secara aktif dalam merencanakan dan melakukan percobaan, menganbil data,

dan menarik kesimpulan. Situasi belajar semacam ini sangat dianjurkan karena

lebih memberikan makna dan memunculkan kecakapan hidup (life skill) yang

dimiliki siswa.

c. Pelayanan kepada siswa dengan memperhatikan aktivitas belajar dan metode

pembelajaran yang tepat akan meembantu menemukan cara dalam mempercepat

pemrosesan informasi.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka saran-saran

yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk guru

a. Untuk efisiensi dan efektifitas pembelajaran koloid sebaiknya disampaikan

dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab.

b. Untuk mengajarkan materi koloid dengan dengan inkuiri terbimbing

menggunakan virtual lab sebaiknya guru perlu memperhatikan hal hal berikut : a)

Page 150: PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI ...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN VIRTUAL LAB DAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

animasi jangan sampai salah konsep, b) menguasai materi yang akan

disampaikan, c) mengatur waktu dengan baik, d) sebelum melakukan kegiatan

praktikum sebaiknya guru perlu mencoba dulu dirumah

c. Agar prestasi belajar kimia koloid baik maka perlu usaha perhatian aktivitas

belajar siswa antara lain dengan pembuatan animasi pada meteri kimia koloid

dibuat semenarik mungkin tapi tidak menimbulkan salah konsep, pemberian

metode pembelajaran yang tepat seperti inkuiri terbimbing, dan lain-lain

2. Untuk peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang

menekankan pada konsep kimia yang abstrak seperti atom, dan lain-lain dengan

meninjaunya dari berbagai variabel lain seperti kemampuan awal, gaya berpikir,

kreativitas, motivasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan menghasilkan

prestasi yang lebih tinggi.