pembelajaran berbasis keunggulan lokal...

6

Click here to load reader

Upload: volien

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL …fmipa.unesa.ac.id/biologi/wp-content/uploads/2017/03/77_Eko... · dilakukan pada 35 siswa kelas XII IPA. ... pada materi pokok peran dan

Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal untuk Meningkatkan.…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 421

PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR BIOTEKNOLOGI PADA SISWA SMA 1 GAPURA

Eko Yulianingsih

SMA Negeri 1 Gapura

[email protected]

ABSTRAK

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2008 sampai dengan 2013 diketahui bahwa hanya ± 20%

siswa lulusan SMA Negeri 1 Gapura yang berhasil melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu

maka diketahui bahwa 80% siswa lulusan SMA Negeri 1 Gapura yang tidak melanjutkan ke perguruan

tinggi dan harus bekerja. Berdasarkan kenyataan di atas maka dipandang perlu mengintegrasikan

keunggulan lokal dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran bioteknologi melalui pembelajaran

yang . Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajardan keterampilan

sainsbioteknologi tradisional pada siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas melalui

dua siklus setelah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) klasikal, datanya diperoleh dari hasil

pretest dan postest, dilengkapi dengan instrumen angket dan lembar observasi siswa. Subjek penelitian

dilakukan pada 35 siswa kelas XII IPA. Hasil penelitian menunjukkanbahwaada peningkatan prestasi

belajar bioteknologimelalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal, dan ada peningkatan keterampilan

sains bioteknologi tradisional melalui pembelajaran bioteknologi berbasis keunggulan lokal.

Kata Kunci: bioteknologi, keunggulan lokal, prestasi belajar, keterampilan sains

PENDAHULUAN

Kurikulum disusun dengan memperhatikan

keragaman potensi daerah dan lingkungan (Undang-

undangRepublik Indonesia No. 20Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional). Peraturan Pemerintah No.

19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada

BAB III pasal 14 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum

SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan

kurikulum SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang

sederajat dapat memasukkan pendidikan berbasis

keunggulan lokal.

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2008

sampai dengan 2013 diketahui bahwa hanya ± 20% siswa

lulusan SMA Negeri 1 Gapura yang berhasil melanjutkan

ke perguruan tinggi. Oleh karena itu maka diketahui

bahwa 80% siswa lulusan SMA Negeri 1 Gapura yang

tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan harus bekerja.

Berdasarkan kenyataan di atasmaka dipandang perlu

mengintegrasikan keunggulan lokal dalam pembelajaran

khususnya pada pembelajaran bioteknologi.

Berdasarkan hasil belajar siswa pada tahun

pelajaran 2011/2012 siswa yang tuntas pada materi

bioteknologi masih kurang dari 40% (14 siswa yang

tuntas dari 35 siswa). Oleh karena itu untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi

bioteknologi dicoba dengan pembelajaran bioteknologi

berbasis keunggulan lokal. Melalui pembelajaran yang

berbasis keunggulan lokal diharapkan motivasi siswa

untuk menguasai bioteknologi meningkat karena banyak

hal yang berkaiatan dengan bioteknologi ada pada sekitar

kehidupannya dan banyak hal pula yang dapat

dikembangkan dari keunggulan lokal yang dapat

dikembangkan melalui bioteknologi.

Pemberdayaan potensi lokal yang terintegrasikan

dalam pembelajaran dapat diwujudkan dalam

pembelajaran berbasis keunggulan lokal. Indonesia

memiliki potensi kekayaan alam yang beraneka

ragam.Jenis potensi dan kekayaan alam yang dimiliki

oleh daerah sangat berbeda. Potensi kekayaan alam ini

perlu dikelola oleh putra-putri Indonesia untuk

kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Kemampuan untuk mengelola keunggulan lokal ini dapat

ditunjang dengan pembelajaran di sekolah yang berbasis

keunggulan lokal.

Pendidikan di Indonesia perlu diarahkan bagi

pembangunan budaya dan pemberdayaan kekayaan alam.

Pola pendidikan yang memfasilitasi internalisasi budaya

dan pemanfaatan potensi alam dapat dilakukan melalui

pembelajaran berbasis potensi lokal. Hatimah(2004)

menjelaskan bahwa model pengelolaan pembelajaran

berbasis potensi lokal dapat diimplementasikan secara

efektif dan berhasil guna.

Hadi(2011) menjelaskan bahwa pembelajaran

berbasis keunggulan lokal akan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk belajar memahami potensi

daerahnya, menanamkan nilai-nilai dan perasaan

memiliki serta keterampilan untuk memanfaatkan potensi

keunggulan lokal secara bijaksana dan bertanggung

jawab. Melalui proses yang dikembangkan dalam PBKL

Page 2: PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL …fmipa.unesa.ac.id/biologi/wp-content/uploads/2017/03/77_Eko... · dilakukan pada 35 siswa kelas XII IPA. ... pada materi pokok peran dan

Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal untuk Meningkatkan.…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 422

guru dan siswa berinteraksi dengan masyarakat dengan

merencanakan pembelajaran berdasarkan potensi

keunggulan lokal yang mungkin bisa dikembangkan demi

masa depan siswa sebagai pelaku yang dapat

memberdayakan potensi lokal yang ada di daerahnya.

Pembelajaran biologi dalam hal ini

bioteknologidapat diintegrasikan dengan keunggulan

lokal melalui pembelajaran berbasis keunggulan lokal

(PBKL). PBKL dalam pembelajaran bioteknologi

dirancang dengan metode observasi lapangan, tanya

jawab, diskusi, dan praktikum. Kegiatan observasi

lapangan dan praktikum siswa dikenalkan untuk

memahami bioteknologi yang dikembangkan di

lingkungan sekitar siswa dengan dikembangkan

berdasarkan keunggulan lokal.

Bioteknologi dengan PBKL diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Suryatiningsih (2005)

menjelaskan bahwa untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat

(valid) dan dapat dipercaya (reliabel) diperlukan

informasi pendukung oleh data yang objektif dan

memadai tentang indikator-indikator perubahan perilaku

dan pribadi siswa. Oleh karena itu kecermatan evaluasi

atas keberhasilan proses belajar akan banyak tergantung

pada tingkat ketepatan, kepercayaan, dan keobjektifan

informasi yang didukung oleh data yang diperoleh.

Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan oleh

guru dengan pengukuran secara tertulis, secara lisan, dan

melalui observasi. (Rustaman, 2003) menjelaskan bahwa

prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar

yang sifatnya kognitif dan afektif sedangkan prosedur

observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar yang

sifatnya psikomotor.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gapura

Sumenep, pada semester ke-2 tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini dilaksanakan untuk standar kompetensi,

yaitu memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta

implikasinya pada salingtemas. Kompetensi dasar yang

dijadikan kajian penelitian, yaitu menjelaskan arti,

prinsip, dasar, dan jenis-jenis bioteknologi, dan

menjelaskan dan menganalisis peran bioteknologi serta

implikasi hasil-hasil bioteknologi pada salingtemas.

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XII IPA 2 yang

berjumlah 35 orang dengan rincian laki-laki 14 orang dan

perempuan 21 orang. Objek penelitiannya adalah prestasi

belajar, dan keterampilan sains.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam

dua siklus setelah mencapai syarat tercapainya KKM

klasikal.Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan,

yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3)

observasi dan evaluasi tindakan, dan 4) refleksi. Siklus I

dilaksanakan materi pokok tentang arti, prinsip dasar dan

jenis-jenis bioteknologi, sedangkan siklus II diterapkan

pada materi pokok peran dan implikasi hasil-hasil

bioteknologi. Untuk siklus I dirancang dalam 4 Jam

pelajaran (2 kali tatap muka), sedangkan siklus II

dilaksanakan untuk 6 jam pelajaran (3 kali tatap muka).

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari bulan

Januari tahun 2013 sampai dengan Februari tahun 2013.

Langkah-langkah dalam perencanaan adalah 1)

mengkaji materi pokok, mempersiapkan silabus, dan

rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lembar kegiatan

siswa, 2) mempersiapkan dan mengkaji format-format

observasi dan evaluasi yang terdiri dari pretest danpostest

pembelajaran, kuis, lembar observasi, dan angket, dan 3)

mengkaji indikator untuk menentukan keberhasilan

tindakan yang dilaksanakan, seperti daya serap siswa dan

ketuntasan belajar.

Selama pembelajaran berlangsung, peneliti

melakukan observasi terhadap strategi pembelajaran yang

diterapkan dan melakukan perekaman terhadap proses

belajar mengajar yang berlangsung. Variabel-variabel

yang diamati sesuai dengan objek penelitian yaitu

aktivitas belajar siswa. Tes dilakukan terhadap

pemahaman konsep siswa yang berupa peningkatan

rerata hasil belajar antara tes awal dengan tes akhir di

setiap siklus dan keterampilan siswa.

Berdasarkan observasi dan evaluasi pada siklus I,

peneliti mengadakan refleksi untuk melihat seberapa

besar keberhasilan dan kegagalan dalam penerapan

model pembelajaran yang dirancang. Refleksi dilakukan

terhadap aktivitas belajar siswa (motivasi belajar siswa)

dan mencari faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan

tindakan serta mencari solusi terhadap permasalahan

tersebut. Di samping itu juga dilakukan refleksi terhadap

pencapaian pemahaman konsep siswa, serta upaya yang

perlu dilakukan untuk meningkatkannya. Pencermatan

yang dilakukan pada penerapan siklus I dievaluasi dan

diinterpretasi penyebabnya untuk selanjutnya digunakan

sebagai acuan dalam melakukan pemantapan pada siklus

II.

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II

merupakan penyempurnaan terhadap kekurangan-

kekurangan yang ditemukan pada siklus I. Hasil refleksi

dijelaskan pada kegiatan kelompok siswa yang pandai

diharapkan dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa yang

berkemampun rendah.Materi pokok yang diterapkan pada

siklus II adalah peran bioteknologi dan implikasi hasil-

hasil bioteknologi yang dilaksanakan untuk tiga kali tatap

muka (6 x 45 menit).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

berupa tes, pedoman observasi, dan angket pendapat

Page 3: PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL …fmipa.unesa.ac.id/biologi/wp-content/uploads/2017/03/77_Eko... · dilakukan pada 35 siswa kelas XII IPA. ... pada materi pokok peran dan

Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal untuk Meningkatkan.…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 423

siswa. Tes yang digunakan terdiri dari tes awal, tes akhir

pembelajaran yang disusun dalam bentuk soal uraian

untuk mengetahui pengetahuan awal dan kesiapan siswa

terhadap materi pokok yang akan dibahas.

Pedoman observasi aktivitas siswa yang

digunakan meliputi 5 parameter, yaitu 1) interaksi siswa,

2) keberanian siswa bertanya, 3) partisipasi siswa, 4)

motivasi, ketekunan, dan antusiasme siswa, 5) kehadiran

siswa. Pedoman observasi aktivitas belajar siswa

menggunakan tiga kriteria, yaitu baik (B), cukup (C), dan

kurang (K), seperti Tabel 2. Aktivitas belajar siswa

berkatagori baik (B), jika lebih dari 75% siswa

menunjukkan aktivitas yang diukur. Kualifikasi cukup

(C), jika lebih dari 50% siswa menunjukkan aktivitas

sesuai parameter yang diukur. Sedangkan kurang (K),

jika kurang dari 50% siswa dalam kelas menunjukkan

aktivitas seperti parameter yang diukur.

Tes kognitif menggunakan tes bentuk uraian.Tes

keterampilan sains meliputi keterampilan untuk

menyusun prosedur pengamatan, melakukan pengamatan,

menganalisis, dan mengambil kesimpulan.Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari kualitas

aktivitas siswa belajar, skor hasil belajar siswa, dan

pendapat siswa terhadap penerapan pembelajaran biologi

yang dikembangkan. Jenis data, metode dan instrumen

yang digunakan pengumpulkan data pada penelitian ini,

disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jenis data, metode, dan

Instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data

N

o

Jenis

Data

Me

tode

Instrumen

1 Aktivi

tas Siswa

Ob

servasi

Pedoman

Observasi/ tabel

pengamatan

2 Ketera

mpilan

Tes lembar

observasi

2 Hasil

Belajar siswa

Tes Tes hasil

belajar

3 Penda

pat Siswa

Ku

esioner

Angket

Dalam penelitian ini diperoleh dua jenis data,

yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitiatif

berupa aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari hasil

observasi dengan menggunakan format observasi. Data

tentang aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif dengan

menarasikan kegiatan-kegiatan siswa selama

pembelajaran serta pendapat siswa.

Sedangkan data kuantitatif berupa skor lembar

observasi, skor tes awal dan tes akhir pembelajaran untuk

siklus I dan siklus II,. Untuk skor keterampilan, tes awal,

dan tes akhir pembelajaran. Sedangkan pendapat siswa

terhadap penerapan model pembelajaran biologi, yang

diketahui dari angket, dianalisis dengan membandingkan

jumlah skor pada pilihan setuju terhadap jumlah skor

pada pilihan tidak setuju.

Kreteria keberhasilan peningkatan kualitas

pembelajaran biologi, ditinjau dari aktivitas siswa belajar,

hasil belajar siswa, dan pendapat siswa terhadap

penerapan model pembelajaran. Indikator keberhasilan

peningkatan kualitas aktivitas siswa (motivasi siswa)

dalam penelitian ini, yaitu jika lebih dari 6 (enam)

parameter aktivitas berkatagori baik dan tidak ada dengan

katagori kurang.

Pemahaman konsep siswa dinyatakan berhasil,

jika ketuntasan belajar lebih besar atau sama dengan 70%

sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang

ditetapkan di sekolah. Sedangkan kreteria keberhasilan

pendapat siswa adalah persentase jumlah siswa yang

memiliki pendapat positif (setuju) lebih besar

dibandingkan dengan persentase jumlah siswa yang

memiliki pendapat negatif (tidak setuju) terhadap model

pembelajaran yang diterapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada

siklus I dan siklus II disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar pada siklus 1

dan Siklus II

No Indikator Aktivitas Belajar

Siswa

Siklus

I

Siklus

II

1 Interaksi siswa selama

KBM C B

2 Keberanian siswa dalam

bertanya/berpendapat C B

3 Partisipasi siswa dalam

mengerjakan tugas B B

4 Motivasi, ketekunan, dan

antusiasme C B

5 Kehadiran siswa dalam

KBM B B

Data mengenai pemahaman konsep siswa

dikumpulkan dengan menggunakan tes pemahaman

konsep, seperti disajikan dalam Tabel 3. Kelemahan-

kelemahan pembelajaran pada siklus I diperbaiki di siklus

II, hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan hasil

belajar kognitif peserta didik khususnya peserta didik

yang berkemampuan akademik rendah. Kelemahan pada

siklus 1 diperbaiki yaitu dengan memperbaiki kegiatan

apersepsi untuk memberikan motivasi siswa dalam

belajar melalui suatu fenomena dan video. Pada kegiatan

kelompok siswa yang pandai diharapkan dapat menjadi

tutor sebaya bagi siswa yang berkemampun rendah.

Page 4: PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL …fmipa.unesa.ac.id/biologi/wp-content/uploads/2017/03/77_Eko... · dilakukan pada 35 siswa kelas XII IPA. ... pada materi pokok peran dan

Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal untuk Meningkatkan.…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 424

Tabel 3. Data Pemahaman Siswa dengan Menggunakan

Tes Pemahaman Konsep

KETERANGAN Siklus I Siklus II

Pretest Postest Pretest Postest

Rerata 30,4 68,7 45,6 73,7

Siswa yang skornya

≤ 7,00 (%) 60,2 31,4 45,7 0,9

Siswa yang skornya

≥7,00 (%) 39,8 68,6 54,3 99,1

Berdasarkan hasil penyebaran angket tentang

pendapat siswa terhadap penerapan model pembelajaran

berbasis keunggulan lokal didapatkan data seperti

disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Penyebaran Angket tentang pendapat

Siswa

No. Jawaban Siswa Jumlah

Absolut

Jumlah

persen (%)

1. Setuju 33 99,40

2. Ragu-ragu 2 6,00

3. Tidak setuju - 0,00

Data hasil observasi keterampilan siswa

ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Observasi Keterampilan SainsSiswa

dalam Praktikum Bioteknologi

No. Keterampilan Rerata

Siklus I Siklus 2

1. Menyusun prosedur

pengamatan

69,00 80,00

2. Melaksanakan prosedur

pengamatan

70,00 85,00

3. Menggunakan alat 71,00 85,00

4. Mengambil data 65,00 70,00

5. Menarik kesimpulan 65,00 70,00

Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Bioteknologi Berbasis

Hasil pelaksanaan siklus 1, menunjukkan aktivitas

pembelajaran sebagai bukti keterlaksanaan langkah-

langkah skenario pembelajaran pada kegiatan awal,

antara lain yaitu (1) guru sudah jelas menyampaikan

topik pelajaran dan tujuan pembelajaran, (2) guru sudah

memberikan apersepsi dengan menunjukkan tempe

sebagai produk hasil bioteknologi dengan kajian

ekonomis bahwa proses mengubah bahan (kedelai)

menjadi produk (tempe) dengan menggunakan agen

biologi (ragi/Rhizophus orizae) terjadi peningkatan nilai

ekonomi sehingga siswa dapat membuat definisi dan ciri

dari bioteknologi. Siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan

yaitu pada kegiatan 1 dan kegiatan 2.

Kegiatan 1: Pengertian, Ciri Bioteknologi dan Jenis-

jenis Bioteknologi

Pada kegiatan 1 dilaksanakan dengan

menginventaris produk-produk bioteknologi baik melalui

buku teks, koran, dan internet. Kegiatan ini dilaksanakan

melalui diskusi kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4

–5 orang siswa. Sebelum kegiatan diskusi kelompok

dikenalkan tentang produk bioteknologi melalui youtube-

youtube pilihan tentang produk bioteknologi. Diskusi

kelompok dilaksanakan dengan bantuan LKS.

Setelah diskusi kelompok, siswa ditugaskan

menginventaris produk-produk bioteknologi pada bidang

yang berbeda dengan penugasan di luar kelas untuk

mengunjungi tempat-tempat dalam rangka

menginventaris produk bioteknologi di lapangan.

Kelompok 1 menginvetaris produk-produk bioteknologi

dalam pangan dan mengunjungi pabrik tempe, dan kecap.

Kelompok 2 menginventaris produk-produk biotenologi

pertanian dan mengunjungi Balai Tanaman Pangan Dinas

Pertanian , kelompok 3 menginventaris produk-produk

bioteknologi peternakan dan mengunjungi dinas

peternakan, kelompok 4 menginventaris produk-produk

bioteknologi dalam bidang kesehatan dan mengunjungi

rumah sakit daerah. Kelompok 5 menginventaris produk-

produk bioteknologi dalam bidang lingkungan dan

mengunjungi dinas lingkungan hidup, dan kelompok 6

menginventaris produk-produk bioteknologi bidang

hukum dan mengunjungi Kapolres.

Sebelum kegiatan 1 berakhir guru menjelaskan

tentang kegiatan di luar sekolah yaitu untuk mengunjungi

beberapa instansi untuk mengumpulkan data sejauh mana

produk-produk bioteknologi digunakan dan

dikembangkan oleh masyarakat. Guru juga memberikan

surat pengantar dari sekolah yang harus dibawa pada saat

kunjungan ke instansi tertentu.

Pada kegiatan inti dari kegiatan 1 pembelajaran

siswa masih kesulitan membuat definisi, kesulitan ini

tercairkan setelah siswa membaca buku teks, (4) masih

ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran

terutama pada kegiatan kelompok, (5) masih ada

kelompok yang anggotanya tidak mempunyai buku teks

sehingga harus keluar kelas untuk meminjam buku di

perpustakaan akibatnya diskusi kelompok waktunya

ditambah sehingga pada saat guru akan menjelaskan

tentang kegiatan observasi yang dilaksanakan di luar

kelas untuk kegiatan 2 harus menambah waktu pelajaran.

Kegiatan 2: Diskusi Kelas Produk-produk

Bioteknologi

Diskusi kelas yaitu dengan memberikan

kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok hasil observasi

dengan menggunakan power point setiap kelompok

diberi kesempatan masing-masing 15 menit untuk

presentasi. Guru memfasilitasi dan di akhir tiap diskusi

memberikan arahan jika ada kesalahan konsep dari siswa.

Dari proses kegiatan 1, presentasi, dan keaktifan siswa

selama diskusi dimasukkan dalam penilaian guru.

Page 5: PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL …fmipa.unesa.ac.id/biologi/wp-content/uploads/2017/03/77_Eko... · dilakukan pada 35 siswa kelas XII IPA. ... pada materi pokok peran dan

Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal untuk Meningkatkan.…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 425

Kemudian guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan

dilaksanakan pada pertemuan berikutnya dan peralatan

apa saja yang harus dibawa.

Kegiatan pembelajaran pada kegiatan 2 masih

kurang optimal karena masih ada kelompok yang belum

siap untuk presentasi karena belum membuat power point

sehingga terpaksa presentasi berdasarkan hasil observasi

yang belum dikemas untuk dipresentasikan. Namun

secara umum kegiatan pembelajaran sudah cukup aktif

dan menarik. Kesan umum pembelajaran pada siklus I

adalah (1) waktu pembelajaran menjadi kurang, (2) siswa

masih belum memegang buku teks pada saat

pembelajaran, dan (3) masih ada siswa yang belum aktif

dalam pembelajaran. Presentasi belum mengupas

masalah produk-produk bioteknologi yang sedang

berkembang saat ini yang dapat diperoleh dari buku

maupun internet.

Berdasarkan penilaian aktivitas belajar dan hasil

belajar yaitu tes awal dan tes akhir yang reratanya masih

di bawah KKM yaitu 68,7% menunjukkan bahwa

pembelajaran masih belum berhasil. Oleh karena itu

penilaian tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II.

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada kegiatan

3—5.

Kegiatan 3: Praktikum Bioteknologi Konvensional

Kegitan praktikum ini dilaksanakan di sekolah

selama 2 jam pelajaran. Siswa bekerja secara kelompok.

Kelompok praktikum sama dengan kelompok untuk

diskusi pada kegiatan 1. Kelompok 1 membuat tape ketan

putih, kelompok 2 membuat tape ketan hitam, kelompok

3 membuat tape singkong, kelompok 4 membuat tempe,

kelompok 5 membuat yogurt, dan kelompok 6 membuat

nata de coco.Setiap kelompok merancang prosedur

kegiatan praktikum sendiri dan dikonsultasikan dengan

guru sebelum kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan ini diharapkan siswa memiliki

keterampilan untuk membuat produk bioteknologi

konvensional dengan menggunakan bahan-bahan yang

merupakan keunggulan lokal. Salah satu contoh yang

masih tidak termanfatkan secara baik dari keunggulan

lokal Sumenep yaitu air kelapa, timun yang harganya

sangat murah pada musim penghujan dapat dijadikan

bahan dalam pembuatan nata de coco. Dengan pemberian

keterampilan yang diintegrasikan dalam pem-belajaran

bioteknologi ini diharapkan siswa dapat mengenal,

memahami keunggulan lokal sehingga dapat

memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraannya

kelak di kemudian hari.

Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa

mendapatkan keterampilan dalam pembuatan

bioteknologi tradisional dan menjadi bekal dalam

kehidupannya kelak. Anwar (2004) menjelaskan bahwa

pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan

yang praktis, terpakai, dan terkait dengan kebutuhan

pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi atau

industri yang ada di masyarakat merupakan perupakan

pendidikan yang berorientasi Life Skill.Pendidikan

kecakapan hidup menurut Marwanti (2009) bertujuan

untuk mengurangi pengangguran, mengurangi

kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup, dan

memberikan manfaat bagi peserta didik, masyarakat,

pemerintah daerah.

Kegiatan 4: Teknik Rekayasa Genetika

Kegiatan 4 yaitu ada 2 kegiatan di dalam kelas

yaitu guru menjelaskan tentang menjelaskan tentang

rekayasa genetika. Dalam kegiatan ini guru dapat

menggunakan media power point dilengkapi dengan

video-video proses rekayasa genetika

Kegiatan 5: Peran dan Implikasi hasil-hasil teknologi

Diskusi kelompok dan kelas tentang Peran dan

Implikasi hasil-hasil teknologi. Diskusi kelas dengan

presentasi salah satu kelompok di depan kelas. Pada

Kegiatan 5 dikembangkan dengan diskusi kelas tentang

hasil pengamatan pada kegiatan 3 dikaitkan dengan

pengembangan keunggulan lokal. Hal ini bertujuan agar

siswa mengetahui bahwa banyak hal yang merupakan

keunggulan lokal yang dapat dikembangkan sehingga

dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Adapun pelaksanaan siklus II, beberapa aktivitas

guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yaitu

(1) guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran,

(2) guru berusaha memberikan waktu kepada siswa

dalam kegiatan kelompok, (3) guru harus menyiapakan

bahan pengayaan maupun rencana kegiatan yang akan

diberikan kepada siswa/kelompok yang telah

menyelesaikan kegiatan kelompoknya sambil menunggu

kelompok lain menyelesaikan kegiatan, (3) guru sudah

berperan sebagai fasilitator.

Menurut paradigma konstruktivisme, belajar

merupakan proses regulasi diri dalam menyelesaikan

konflik kognitif yang sering muncul melalui pe-ngalaman

kongkret, wacana kolaboratif, dan interpretasi. Belajar

adalah kegiatan aktif siswa untuk membangun

pengetahuannya. Belajar bermakna terjadi melalui

refleksi, resolusi konflik kognitif, dialog, penelitian,

pengujian hipotesis, pengambilan keputusan, yang

semuanya ditujukan untuk memperbaharui pemikiran

individu sehingga semakin sempurna (Sanyasa, 2007).

Melalui pembelajaran berbasis keunggulan local

dengan metode diskusi, praktikum, dan observasi siswa

dikondisikan berpikir dan bekerja seperti ilmuwan seperti

merencanakan prosedur praktikum, melaksanakan

kegiatan pengambilan data, menyimpulkan hasil

pengamatan, serta mengkomunikasikan hasil observasi

dan pengamatannya. Sementara kehadiran guru sebagai

Page 6: PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL …fmipa.unesa.ac.id/biologi/wp-content/uploads/2017/03/77_Eko... · dilakukan pada 35 siswa kelas XII IPA. ... pada materi pokok peran dan

Pembelajaran Berbasis Keunggulan Lokal untuk Meningkatkan.…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 426

pemimpin, pembimbing, fasilitator berperan untuk

mengarahkan agar pengetahuannya yang dikonstruksi

siswa tidak miskonsepsi (Subamia, 2012).

Berdasarkan prestasi belajar dan aktivitas belajar

siswa pada siklus dua tergolong cukup. Hal ini

ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar

siswa dan pestasi belajar yang ditunjukkan dengan rerata

hasil postest pada siklus II yaitu 73,7. Pada akhir

pelaksanaan siswa memberikan angket tanggapan siswa

terhadap pembelajaran bioteknologi berbasis keunggulan

lokal.Hal ini tampak dari hasil belajar kognitif pada

siklus II semakin meningkat dan mampu mencapai

ketuntasan belajar secara klasikal.

Peningkatan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran

Bioteknologi melalui PBKL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran bioteknologi berbasis

keunggulan lokal secara umum mengalami peningkatan.

Motivasi belajar siswa ini dapat kita lihat dari keaktifan

siswa selama proses pembelajaran di kelas termasuk

peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan

dari hasil observasi kegiatan aktivitas belajar siswa pada

Tabel 2 mengalami peningakatan dari siklus 1 ke siklus

2. Berdasarkan hasil belajar kognitif pada Tabel 3 juga

terlihat adanya peningkatan rerata nilai postest dari siklus

1 menuju siklus 2. Peningkatan hasil belajar juga

mengindikasikan peningkatan motivasi siswa dalam

belajar. Temuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran

bioteknologi berbasis keunggulan lokal dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Proses pembelajaran akan dapat berjalan dengan

baik jika dapat menumbuhkan motivasi belajar pada diri

peserta didik, oleh karena itu motivasi belajar sangat

penting dalam penentuan keberhasilan suatu proses

pembelajaran. Dalam hal ini motivasi yang tinggi dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Guru juga

memberikan motivasi yang positif kepada peserta didik

selama pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan kepercayaan diri (confidence) yang positif

bagi peserta didik. Berdasarkan hasil observasi, diketahui

bahwa ada peningkatan motivasi belajar peserta didik.

Hal ini juga didukung oleh hasil angket motivasi yang

diberikan kepada peserta didik pada setiap akhir siklus.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan

pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik

kesimpulan yaitu pembelajaran bioteknologi berbasis

keunggulan lokal dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa, meningkat-kan keterampilan sainsserta dapat

memberikan keterampilan (life skill) kepada siswa yang

digunakan kelak dalam kehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung:

Penerbit Alfa Beta.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20. Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:

Depdiknas.

Hadi, S. 2011. Model Pembelajaran Berbasis

Keunggulan Lokal Berorientasi Keterampilan

Vokasional pada Pengajaran Biologi di SMA.

(Online), http://pendidikan berbasis keunggulan

lokal.blogspot.com. Diakses tanggal 16 Mei 2014.

Hatimah, I. 2004. Pengelolaan Pembelajaran Berbasis

Potensi Lokal di PKBM. Portal Jurnal Pendidikan

Indonesia. Edisi Mimbar No 1 2004. (Online)

http://jurnal.upi.edu/mimbar-

pendidikan/view/345/pengelolaan-pembelajaran-

berbasis-potensi-lokal-di-pkbm.html. Diakses 16

Mei 2014.

Marwati, Y. P., Ekawatiningsih. 2009. Peningkatan

Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

melalui Pembelajaran keterampilan Wirausaha

Bidang Boga sebagai Bekal Kecakapan Hidup (Life

Skill). Inotek. 13 (2): 193—202

Santyasa, I. W. 2007. Model-model Pembelajaran

Inovatif. Makalah disajikan dalam Pelatihan tentang

Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-guru SMP dan

SMA di Nusa Penida, Kelungkung, 29 Juni s/d 1

juli.

Subamia, I.D.P. 2012. Keterampilan Proses Sains dan

Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran

Menggunakan Pendekatan Starter Experiment.

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Jilid 45(1): 1—

98.