35 suci kartikawati xii ips2
TRANSCRIPT
KARYA ILMIAH
ANALISIS UNSUR – UNSUR INTRINSIK
HIKAYAT MALIM DEMAN
Disusun oleh :
SUCI KARTIKAWATI
(35)
XII IPS 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KENCONG
Jl. Kartini no. 08 telp. (0336)321356
Wonorjo-kencong-jember
Tahun pelajaraan 20011-2012
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KENCONG
i
JL. KARTINI No. 8 Telp. (0336)321356
Wonorjo-Kencong-Jember
LEMBARAN PENGESAHAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Drs H Sutiono M.pd
Jabatan : Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia
Menerangkan bahwa Karya Ilmiah yang berjudul “Analisis Unsur –
unsur Intrinsik Hikayat Malin Deman. Telah siap mengikuti ujian praktik
Bahasa Indonesia tahun pelajaraan 2011-2012.
Demikian lembaran pengesahan ini dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Kencong,Oktober 2011
Drs H Sutiono M.pd
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................... iv
BAB PENDAHULUAN................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................... 2
1.4 Manfaat....................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah........................................................ 2
1.6 Hipotensis.................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................. 3
2.1 Pengertian Hikayat....................................................... 3
2.1 Pengertian Unsur Intrinsik............................................ 3
BAB III PEMBAHASAN................................................................... 6
3.1 Sinopsis Hikayat........................................................... 6
3.2 Deskripsi Unsur Intrinsik Hikayat.................................. 7
BAB IV PENUTUP........................................................................... 12
4.1 Kesimpulan.................................................................... 12
4.2 Saran............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 13
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Taufiq serta Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul “ ANALISIS UNSUR – UNSUR INTRINSIK
HIKAYAT MALIM DEMAN” ini dengan baik
Makalah ini disusun sebagaimana mestinya untuk memenuhi
tugas Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2011 – 2012. Tiada ungkapan
yang berharga kecuali ungkapan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Drs H Sutiono M.pd selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia
2. Pihak yang membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini
Akhirnya dengan terselesainya karya ilmiah ini, penulis berharap
semoga bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Akan tetapi
penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun dan bermanfaat demi kesempurnaan karya
ilmiah ini.
Kencong, Oktober 2011
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa
pengalaman, pemikiran, perasaan , gagasan, semagat, keyakinan
dalam suatu bentuk gambaran kongkrit yang membangkitkan
pesona dengan alat – alat bahasa”
(sumarno dan saini, 1991 : 3)
Karya sastra pada umumnya terdiri atas karya sastra
Indonesia dan karya sastra Terjemahan . karya sastra Indonesia
meliputi karya – karya yang dihasilkan dalam Bahasa Indonesia,
tetapi masih mempertahankan unsur – unsur Intrinsiknya. Dengan
membaca karya sastra Terjemahan, Anda dapat mengetahui
budidaya masyarakat asal karya sastra Terjemahan tersebut.
Hikayat merupakan salah satu jenis karya Sastra Malayu
Klasik. Hikayat biasanya mengisahkan kehidupan raja dan berisi
nasehat. Sebagai sebuah prosa, hikayat memiliki struktur cerita
yang sama dengan cerita fisik lainnya, yaitu unsur Intrinsik dan
Ekstrinsik. Unsur intrinsik seperti tema, alur, latar, tokoh, dan sudut
pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik misalnya keadaan sosial
budaya masyarakat saat itu. Unsur intrinsik paling menonjol dalam
pembentukan dalam sebuah karya sastra melayu klasik untuk itu
penulis mengidentifikasi unsur intrinsik dalam Hikayat yang
berjudul “ Mlim Deman” sehingga pembaca dapat memahami
bagian-bagian unsur intrinsik yang penulis jabarkan dalam karya
ilmiah ini.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bentuk unsur Intrinsik yang ada dalam Karya
Sastra Melayu Kalasik “Malim Deman”?
2. Bagaimana penggambaran unsur Instrinsik yang terdapat
dalam Karya Sastra Melayu Kalasik “ Malim Deman”?
1.3 Tujuan
1. Mendiskripsikan unsur – unsur Intrinsik yang ada dalam
Karya Sastra Melayu Kalasik “Malim Deman”
2. Mendiskripsikan cara penulis dalam mengambarkan unsur
Intrinsik dalam Karya Sastra Melayu Kalasik “Malim Deman”
1.4 Manfaat
1. Sebagai wacana bagi pembaca
2. Sebagai contoh untuk lebih memahami unsur intrinsik dalam
sebuah karya Sastra Melayu Kalasik .
1.5 Batasan Masalah
Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan penulis,
penulis hanya membatasi masalah yang penulis angkat yang
berjudul “ Hikayat Malim Deman”.
1.6 Metode Penelitian
Dalam makalah ini, digunakan metode deskripsi yaitu
metode penelitian yang hanya menggambarkan suatu data
yang di peroleh dari analisis Sastra Melayu Kalasik.
Sedangkan datanya berupa Karya Sastra Melayu Klasik “
Malim Deman”
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama
dalam Bahasa Melayu yang berisi tentang kisah, cerita, dan
dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun
kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian
serta mukjizat tokoh utama. (sumber : Internet )
2.2 Pengertian Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik adalah unsur – unsur yang membentuk cerita
dalam suatu hikayat. Unsur – unsur Intrinsik dalam suatu hikayat
meliputi beberapa unsur, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tema
Yaitu gagasan pokok atau pokok pembahasan yang
digunakan penulis untuk mengembangkan cerita.
2. Latar (Setting)
Yaitu tempat dan waktu yang melatarbelakangi cerita
3. Alur Cerita (Plot)
Yaitu rangkaian kejadian yang saling berhubungan dan
membentuk kesatuan cerita. Pada umumnya alur terdiri
atas beberapa tahap, antara lain :
a. Tahap Pengenalan
Tahap ini menguraikan latar cerita atau penokohan
b. Tahap Penampilan masalah / Konflik
Tahap ini menceritakan persoalan yang dihadapi
pelaku cerita. Dalam tahap ini akan terjadi konflik antar
pelaku.
3
c. Tahap Konflik Memuncak
Tahap ini menceritakan konflik yang dihadapi pelaku
yang semakin meningkat.
d. Puncak Ketenangan / Klimaks
Tahap ini menggambarkan ketegangan masalah dalam
cerita atau masalah ityu telah mencapai klimaks.
e. Tahap Ketegangan Menurun
Tahap ini menceritakan bahwa masalah yang telah
berangsur – angsur dapat diatasi dan kekhawatiran
menghilang.
f. Tahap Penyesuaian
Tahap ini menceritakan bahwa masalah tersebut
sudah dapat diatsi. Pengarang memberikan
pemecahan dari semua peristiwa sebelumnya
4. Tokoh
Yaitu pelaku cerita yang ditampilkan dalam cerita yang
memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu
seperti yang di ekspresikan dalam tindakan , ucapan , dan
tingkah laku
Pemeran tokoh berdasarkan penggambaran sifatnya :
a. Tokoh Protagonis
Yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau
menyampaikan nilai – nilai positif.
b. Tokoh Antagonis
Yaitu tokoh yang membawakan perwatakan negatif
atau menyampaikan nilai – nilai negatif.
4
c. Tokoh
Sedangkan tokoh sendiri dibagi menjadi:
1. Tokoh Utama
Tokoh Utama adalah tokoh yang memerankan
tokoh cerita utama / inti dari sebuah cerita.
2. Tokoh Sampingan
Tokoh Sampingan adalah tokoh yang berfungsi
sebagai tokoh pelengkap dalam sebuah cerita.
5. Sudut Pandang (point of view)
Yaitu posisi pengarang ketika mengembangkan cerita.
Sudut pandang terdiri atas sebagai berikut:
a. Sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Pengarang menggunakan kata ganti orang pertama
aku atau saya. Pengarang sebagai salah satu pelaku
(narrator acting)
b. Sudut pandang orang ketiga. Pengarang
menggunakan kata ganti orang ketiga dia, ia, atau
orang . pengarang sebagai pengamat (narrator
obsever)
c. Sudut pandang campuran ku dan dia. Pengarang
sebagai pelaku dan sekaligus pengamat ( narrator
omniscient)
6. Amanat
Amanat adalah hal yang hendak disampaikan pengarang
kepada pembaca ,yang berkaitan dengan tema . amanat
disebut juga hikmah cerita. Amanat dapat berupa paham
– paham tertentu , nasehat – nasehat , ajakan atau
larangan.
5
BAB III
PEMBAHASAN
2.3 Sinopsis Hikayat
Malim deman adalah putra raja dari bandan muar yang
sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya. Setelah besar, malim
deman bermimpi seorang wali Allah menyuruhnya pergi kerumah
nenek kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari kayanan
sebagai istrinya. Dengan pengiring yang banyak, pergilah malim
Deman ke rumah nenek kebayan. Dengan bantuan nenek
kebayan juga, ia berhasil mencuri baju layang putri bungsu,
sehingga puteri Bungsu tidak dapat kembali ke kayangan. Nenek
kebayan lalu mengawinkan mereka.
Selang berapa lama, mereka pun kembali ke Bandar Muar.
Jamuan makanan besar-besaran lalu diadakan. Malim Deman
juga ditabalkan menjadi raja. Tidak lama kemudian Malin Deman
gering, lalu mangkat. Sejak kematian ayahhanda, Malim Deman
lali memerintah negeri. Setiap hari ia asyik menyambung ayam
saja. Dalam keadaan yang demikian, Puteri Bungsu pun
melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim Dewana.
Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi Malim Deman tetap tidak
mau kembali ke istana melihat puteranya. Putri Bungsu sangat
masyghul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan kembali baju
layangnya. Maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan
anaknya Malim Dewana.
6
Sepeninggal Puteri Bungsu, barulah Malim Deman menyesal.
Tujuh hari tujuh malam ia tidak beradu, tidak santap, leka dengan
menangis saja. Akhirnya ia berazam pergi mendapatkan istri dan
anaknya kembali.
Dengan susah payah, sampailah ia ke rumah nenek kebayan dan
bertanya dimana diperoleh burung borak yang
dapat membawanya kekayangan. Dengan bantuan nenek
kebayan, tahulah ia bahwa Puteri Terus Mata ada menyimpan
burung borak. Raja jin bersedia meminjamkan burung borak
kepada Malim Deman dengan syarat bahwa Malim Deman harus
kawin dengan anaknya yaitu Puteri Terus Mata. Malim Deman
menyanggupi hal ini.
Sesampainya di kayangan didapatinya Puteri Bungsu akan
dikawinkan dengan Mambang Molek. Malim Deman mengalahkan
Mambang Molek dalam menyambung ayam. Maka timbullah
pertikaman antara keduanya. Mambang Molek terbunuh. Sekali
lagi Malim Deman sekeluarga pun turun kembali ke dunia semula.
Perkawinan dengan Puteri Terus Mta lalu diadakan. Hatta Malim
Deman pun menjadi seorang raja yang sangat bijaksana lagi
gagah berani. Dan baginda katiga laki istri juga sangat sayang
kepada Puteranya.
2.4 Deskripsi Unsur Intrinsik Hikayat
1. tema : kehidupan seorang raja
7
2. tokoh
- Malim Deman
“Malim Deman adalah putera raja dari Bandar Muar
yang sangat bijaksana, lagi sangat elok rupanya”
Dari data tersebut Malim Deman digambarkan
sebagai tokoh yang bijaksana.
- Nenek Kebayan
“dengan bantuan nenek kebayan juga, ia berasil
mencuri ...”
Dari data tersebut Nenek Kebayan digambarkan
sebagai tokoh yang penolong
- Puteri Bungsu
“Puteri Bungsu sangat masyghul hatinya”
Data data tersebut Puteri Bungsu digambarkan
sebagai tokoh yang mudah tersinggung atau mudah
marah
- Raja jin
“raja jin bersedia meminjamkan burung borak
kepada Malin Deman dengan syarat . . .”
Dari data tersebut Raja jin digambarkan sebagai
tokoh yang licik
- Malim Dewana
“maka ia pun terbang kembali kekayangan dengan
anaknya Malim Dewana”
8
Dari data tersebut Malim Dewana digambarkan
sebagai tokoh yang penurut
- Puteri Terus Mata
- Mambang Molek
3. Alur
- Tahap Perkenalan
“Malim deman adalah putera raja dari Bandar
Muar yang sangat bijaksana, lagi sangat elok
rupanya”
- Tahap Penampilan Masalah
“setelah besar, Malim Deman bermimpi seorang
wali Allah menyuruhnya pergi kerumah nenek
kebayan untuk mendapatkan puteri bungsu dari
kayangan sebagai istrinya”
- Tahap Masalah Memuncak
“puteri bungsu sangat masyghul hatinya. Kebetulan
pula ia menemukan kembali baju kayangan. Maka
ia pun terbang kembali kekayangan dengan
anaknya Malin Dewana”
- Tahap Klimaks
“sesampainya di kayangan didapatinya Puteri
Bungsu akan dikawinkan dengan Mambang Molek.
Malim Deman mengalahkan Mambang dalam
menyambung ayam. Maka timbullah pertikaman
antara keduanya”
- Tahap Ketegangan Menurun
“sekali lagi Malim Deman sekeluarga pun turun ke
dunia semula”
9
- Tahap Penyelesaian
“harta Malim Deman pun menjadi seorang raja yang
sangat sayang kepada puteranya”
4. Latar (setting)
- Tempat :
Bandar Muar
“selang berapa lama, mereka pun
kembali ke Bandar Muar”
Rumah Nenek Kebayan
“akhirnya, sampailah ia kerumah nenek
Kebayan”
Kayangan
“sesampainya di kayangan didapatinya
Puteri Bungsu . . .”
- Suasana
Menegangkan :
“malim deman mengalahkan mambang molek
menyambung ayam, maka timbullah pertikaman
antara keduanya”
5. Sudut Pandang
“Akhirnya, sampailah ia kerumah nenek kebayan :
Dari data di atas digambarkan bahwa penulis
menggunakan sudut pandangan orang ketiga.
6. Amanat
“Akhirnya Malim Dewana besarlah, tetapi Malim
Deman tetap tidak mau kembali ke istana melihat
puteranya. Puteri bungsu sangat masyghul hatinya.
Maka ia pun terbang kembali ke kayangan .....
10
Sepeninggal puteri bungsu barulah Malim Deman
menyesal.”
Dari data di atas dapat kita ambil hikmah bahwa
keluarga sangat penting dalam kehidupan.
11
BAB IV
PENUTUPAN
2.5 Kesimpulan
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama
dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita , dan
dongeng. Dalam suatu Hikayat terdapat unsur – unsur dalam yang
membangun cerita hikayat tersebut. Jadi unsur intrinsik sangat
mempengaruhi dalam pembangunan cerita dalam suatu hikayat.
2.6 Saran
1. Hendaknya pembaca lebih memahami unsur dalam
yang ada dalam suatu hikayat
2. Hendaknya pembaca bisa mengambil hikmah dari
hikayat tersebut
12
DAFTAR PUSTAKA
Fang,Liaw yock.1991.Sejarah kesusaraan Melayu Klasik.Jakarta:ErlanggaIrawan,
Yudi. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia.Surabaya: JP BOOK
http://agsuyoto.files.wordpress.com/200/03/sastra-melayu-klasik.doc
13