pembelajaran bahasa indonesia berbasis teks: representasi

16
AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 18, No. 1, Hal. 84 99, April 2017 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi Kurikulum 2013 Oleh: Eka Sofia Agustina Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unila [email protected] Abstrak: Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk multijenjang selalu bergerak dinamis mengikuti perkembangan manusia sebagai penglaku dan pemilik bahasa itu sendiri. Bahasa berkembang mengikuti pergerakan jaman. Oleh karena itu, kedinamisan rancangan pembelajaran bahasa juga turut serta didalamnya. Penyempurnaan Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia diletakkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis teks. Pembelajaran berbasis teks dirumuskan sebagai formula efektif untuk mensejajarkan pelaksanakan pendekatan ilmiah (pendekatan saintifik) sebagai “teman sejati” dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Teks yang diformulasikan ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai pengejewantahan dari sistem budaya, sistem sosial, sistem kepribadian, dan sistem tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Hadirnya konteks budaya (nilai, norma) dalam teks dapat ditunjukkan, misalnya pada teks laporan dan teks deskripsi. Hakikat dilaksanakannya pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks itu sendiri adalahpertama: melalui teks, kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan; kedua: materi pembelajaran berupa teks lebih relevan dengan karakteristik Kurikulum 2013 yang menetapkan capaian kompetensi siswa yang mencakupi ketiga ranah pendidikan: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks dimaknai sebagai pembelajaran yang mengantarkan peserta didik untuk dapat berpikir sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis. Kata Kunci: pembelajaran bahasa Indonesia, teks, Kurikulum 2013 PENDAHULUAN Capaian pembelajaran Bahasa Indonesia pada setiap multijenjang mulai pendidikan dasar sampai dengan menengah berorientasi secara konsisten untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia peserta didik, baik secara lisan maupun tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Suka tidak suka, mau tidak mau penguasaan keterampilan berbahasa masih menjadi capaian utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan sesungguhnya, capaian penguasaan keterampilan berbahasa Indonesia tidak hanya terletak pada ranah pembelajaran bahasa Indonesia itu sendiri, melainkan juga untuk mata pelajaran yang lainnya. Reperesentasi penguasaan keterampilan berbahasa adalah kesanggupannya siswa berpikir secara sistematis yang selanjutnya dapat diekspresikan secara produktif dalam kemahiran berbahasa. Peremajaan rancang bangun pembelajaran Bahasa Indonesia selalu dilakukan beriringan dengan berkesinambungan pada ranah pendidikan Indonesia melalui penyempurnaan kurikulum demi kurikulum. Terhitung sudah tiga belas kali pendidikan Indonesia melakukan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni 84 FKIP Universitas Lampung

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berbasis Teks: Representasi Kurikulum 2013

Oleh:

Eka Sofia Agustina Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unila [email protected]

Abstrak: Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk multijenjang selalu bergerak dinamis

mengikuti perkembangan manusia sebagai penglaku dan pemilik bahasa itu sendiri. Bahasa

berkembang mengikuti pergerakan jaman. Oleh karena itu, kedinamisan rancangan

pembelajaran bahasa juga turut serta didalamnya. Penyempurnaan Kurikulum 2006 ke

Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia diletakkan pada pembelajaran Bahasa

Indonesia yang berbasis teks. Pembelajaran berbasis teks dirumuskan sebagai formula efektif

untuk mensejajarkan pelaksanakan pendekatan ilmiah (pendekatan saintifik) sebagai “teman

sejati” dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Teks yang diformulasikan ke dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia sebagai pengejewantahan dari sistem budaya, sistem sosial, sistem

kepribadian, dan sistem tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Hadirnya konteks budaya

(nilai, norma) dalam teks dapat ditunjukkan, misalnya pada teks laporan dan teks deskripsi.

Hakikat dilaksanakannya pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks itu sendiri

adalahpertama: melalui teks, kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan; kedua: materi

pembelajaran berupa teks lebih relevan dengan karakteristik Kurikulum 2013 yang

menetapkan capaian kompetensi siswa yang mencakupi ketiga ranah pendidikan: sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks

dimaknai sebagai pembelajaran yang mengantarkan peserta didik untuk dapat berpikir

sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis. Kata Kunci: pembelajaran bahasa Indonesia, teks, Kurikulum 2013

PENDAHULUAN

Capaian pembelajaran Bahasa Indonesia pada setiap multijenjang mulai pendidikan dasar

sampai dengan menengah berorientasi secara konsisten untuk meningkatkan keterampilan

berbahasa Indonesia peserta didik, baik secara lisan maupun tulis dengan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Suka tidak suka, mau tidak mau penguasaan keterampilan

berbahasa masih menjadi capaian utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan

sesungguhnya, capaian penguasaan keterampilan berbahasa Indonesia tidak hanya terletak

pada ranah pembelajaran bahasa Indonesia itu sendiri, melainkan juga untuk mata pelajaran yang lainnya. Reperesentasi penguasaan keterampilan berbahasa adalah

kesanggupannya siswa berpikir secara sistematis yang selanjutnya dapat diekspresikan secara

produktif dalam kemahiran berbahasa.

Peremajaan rancang bangun pembelajaran Bahasa Indonesia selalu dilakukan beriringan

dengan berkesinambungan pada ranah pendidikan Indonesia melalui penyempurnaan

kurikulum demi kurikulum. Terhitung sudah tiga belas kali pendidikan Indonesia melakukan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni 84 FKIP Universitas Lampung

Page 2: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

penyempurnaan kurikulum. Tentu saja, warna pembelajaran Bahasa Indonesia menyesuaikan

dengan titipan konsep pembelajaran yang ditawarkan setipa kurikulum. Yang terdekat adalah

ruh dari paradigma Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, dan sekarang Kurikulum 2013. Semua

membawa paradigma yang sama yaitu capaian kompetensi. Pada ranah pembelajaran Bahasa

Indonesia untuk Kurikulum 2013, capaian pembelajaran dilakukan melalui banyak

pertimbangan. Di antaranya adalah secara empiris, beberapa hasil penelitian seperti dalam

tulisan Mahsun (2014) yaitu dari beberapa studi organisasi dunia misalnya OECD melalui

Programme for International Student Assesment (PISA), atau yang dilakukan TIMMS dan

PIRLS yang menggambarkan bahwa untuk bidang ilmu Matematika, IPA, dan Bahasa, hanya

5% siswa di Indonesia yang mampu menjawab pertanyaan yang membutuhkan pikiran,

sedangkan sebagaian besar (95%) siswa hanya mampu samapi level menengah yaitu level yang

ditandai dengan kemampuan menjawab hapalan. Artinya, jika bahasa Indonesia salah satu

fungsinya membentuk pikiran manusia Indonesia, lalu mengapa kemampuan berpikir siswa

Indonesia masih rendah? Dengan kata lain, mengapa pembelajaran Bahasa Indonesia belum

juga mampu membentuk insan Indonesia yang memiliki kemampuan berpikir sistematis,

terkontrol, empirik, dan kritis? Ada apa dengan pembelajaran Bahasa Indonesia selama ini?

Untuk menjawab hal tersebut, penulis lebih banyak menjadikan buku “Teks dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia” yang ditulis oleh Prof. Dr. Mahsun, M.S. sebagai bahan

rujukan.

HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM KURIKULUM 2013

Dalam ranah pembelajaran bahasa, pilar pembangun yang utama adalah ketepatan materi

pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, strategi

pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang dirancang oleh guru

berdasarkan kesesuaian kebutuhan. Kesemua itu diikat dalam satu dokumen yang biasa disebut

dengan kurikulum. Meskipun kurikulum sesungguhnya berupa paparan konsep yuridis,

filosofis, teoretis, dan empiris tetapi selanjutnya diterjemahkan dengan lebih operasional ke

dalam silabus dan rencana program pembelajaran. David Nunan, Direktur National Curriculum

Resource Centre Australia di Adelaide, menjelaskan kurikulum bahasa sebagai berikut.

Kurikulum adalah prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur bagi perencanaan,

implementasi, evaluasi, dan pengelolaan suatu program pendidikan. Telaah/kajian

kurikulum mencakup rancang bangun silbaus (seleksi dan penggolongan isi) dan

metodologi (pemilihan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan pembelajaran), dan silabus

adalah suatu spesifikasi atau perincian bahan yang akan diajarkan dalam suatu program

bahasa berikut susunan atau urutan yang akan diajarkan. Suatu silabus dapat memuat

semua atau sebagian dari unsur-unsur fonologi, tata bahasa, fungsi, nosi, topik, tema,

tugas. Yang dimaksud dengan nosi adalah konsep-konsep yang diekspresikan melalui

bahasa; contoh-contoh nosi/gagasan mencakup waktu; frekuensi,durasi; dan kausalitas

(Nunan,1988:158).

85

Page 3: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARAJurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

Berdasarkan definisi di atas nampak bahwa hakikat kurikulum terdiri atas maksud dan tujuan,

isi, proses, sumber daya, evaluasi, perencanaan, implementasi, dan pengelolaan. Sedangkan

kajian kurikulum terdiri atas rancang bangun silabus (analisis kebutuhan, latar tujuan;

pengembangan silabus; metode pengajaran bahan; dan evaluasi pengaruh-pengaruh prosedur

tersebut bagi kemampuan berbahasa pelajar); metodologi (pemilihan kegiatan-kegiatan

pembelajaran dan pemilihan/seleksi tugas-tugas pembelajaran); serta hakikat silabus (isi/bobot

bahan: tata bahasa, fungsi, dan nosi/ide; susunan urutan bahan: tugas, tema, topik; dan

spesifikasi/perincian bahan: fonologi, tata bahasa, dan tugas).

Dalam kerangka rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia, dibentengi oleh warna silabus

bahasa di atas secara teoretis. Ragam silabus tersebut mewarnai materi teks Bahasa Indonesia.

Dalam konteks Kurikulum 2013, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia,

Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nuh, D.E.A. menempatkan posisi bahasa Indonesia sebagai

penghela ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi sarana untuk

mengomunikasikan ilmu pengetahuan tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan dan

mentransmisikan ilmu pengetahuan itu sendiri dari generasi ke generasi. Dalam pada itu,

bahasa menjadi sarana untuk berpikir (Mahsun,2014). Peran bahasa sebagai sebagai penghela

ilmu pengetahuan tersebut tentu bukan merupakan suatu kebetulan jika paradigma

pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 diorientasikan pada pembelajaran

berbasis teks baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai dengan perguruan tinggi.

Hanya saja bedanya, jenis teks yang diajarkan pada pendidikan dasar sampai pendidikan

menengah adalah teks langsung (kontinu) atau teks-teks tunggal atau genre mikro, sedangkan

jenis teks yang diajarkan pada perguruan tinggi adalah jenis teks tidak langsung (diskontinu)

atau teks-teks majemuk/genre makro.

Perancangan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks selain keutamaan tersebut juga

memberi ruang pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai jenis struktur berpikir,

karena setiap teks memiliki struktur berpikir yang berbeda satu sama lain. Semakin banyak

jenis teks yang dikuasai, maka semakin banyak struktur berpikir yang dikuasai peserta didik

(Mahsun, 2014:95).

Khusus dalam Kurikulum 2013 perubahan mendasar terjadi pada paradigma penetapan satuan

kebahasaan yang menjadi basis materi pembelajaran. Perubahan pada materi tersebut,

membawa dampak pada perubahan metode pembelajaran. Adapun satuan bahasa yang

menjadi basis pembelajaran adalah teks. Jadi, pembelajaran bahasa dengan

mempertimbangkan situasi pemakaian bahasa itu sendiri. Secara lebih operasional, Mahsun

(2014:96) memberikan analisis rinci melalui Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan Kurikulum

2006 dan Kurikulum 2013 untuk kelas I dan IV, seperti berikut ini.

86

Page 4: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

Tabel 1 Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

KURIKULUM 2006 KURIKULUM 2013

KD 2.3 : Mendeskripsikan benda-benda di KD 3.1 : Mengenal teks deskriptif tentang

sekitar dan fungsi anggota tubuh anggota tubuh dan panca indera....

dengan kalimat sederhana. KD 3.2 : Mengenal teks petunjuk/arahan

KD 4.2 : Menulis petunjuk untuk melakukan tentang perawatan tubuh serta

sesuatu atau penjelasan tentang cara pemelirahan kesehatan .....

membuat sesuatu.

Secara sekilas, jika dianalisis kedua pemakaian KD pada kedua kurikulum tidak ada perbedaan.

Sama-sama memfokuskan pada materi teks deskriptif dan teks petunjuk. Letak perbedaannya

adalah KD yang disusun dalam Kurikulum 2006 berdasarkan pandangan struktural dengan

linguistik sistemik fungsional. Hal yang berbeda terletak pada KD Kurikulum 2013 yang

sepenuhnya berbasis pada teks dengan struktur berpikir antarsatu teks dengan teks yang lainnya

berbeda, karena fungsi sosial yang diemban teks berbeda. Dengan kata lain, Kurikulum 2013

sepenuhnya mendasarkan diri pada pendekatan linguistik sistemik fungsional. Hal yang

menjadi dasar mengapa teks dijadikan basis dalam pembelajaran Kurikulum 2013 adalah (1)

melalui teks kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan; dan

(2) materi pembelajaran berupa teks lebih relevan dengan karakteristik Kurikulum 2013 yang

menetapkan capaian kompetensi siswa yang mencakupi ketiga ranah pendidikan: pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

TEKS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Teks dalam pembelajaran bahasa sesungguhnya bukan sesuatu yang baru. Hal itu sudah

menjadi bagian dari komponen pembelajaran bahasa secara terintegrasi. Bahasa tidak akan

lepas dari konteks dan teks. Dalam buku “Pembelajaran Keterampilan Berbahasa (Dengan

Pendekatan Komunikatif-Interaktif)” tulisan Prof. Dr. Syukur Ghazali, M.Pd. dengan

mengutip banyak pernyataan para pakar yang membahas tentang konsep pembelajaran bahasa

yang berkaitan dengan teks. Seperti menurut Omaggio (dalam Ghazali,2010:20) pada tingkat

pemula tipe-tipe teks umum harus terfokus pada ujaran-ujaran singkat yang diambil dari

materi-materi yang sudah tidak asing lagi (waktu, tanggal, cuaca, nomor, pakaian). Melalui

teknik pengajaran, para siswa belajar mengidentifikasi gagasan-gagasan utama dan kata-kata

kunci dalam materi-materi yang sudah mereka kenal. Pada tingkat lanjutan, perhatian harus

terpusat pada teks-teks naratif sederhana dan percakapan-percakapan singkat secara berhadap-

hadapan dalam dialek standar. Pada tingkat mahir, isi materi meluas mencakup topik-topik

yang bersifat faktual (peristiwa-peristiwa terkini, politik, pendidikan, ekonomi, kuliah

akademik, laporan dan deskripsi).

Sekarang, kita harus sama-sama memaknai teks dalam balutan Kurikulum 2013 secara

homogen. Teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya, teks

merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksnakan tugas tertentu dalam

konteks situasi. Semua contoh bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks

situasi disebut teks (Halliday dalam Ruqaiyah, 1992:77). Batasan tersebut mengandung

pengertian bahwa setiap pemakaian bahasa memiliki tujuan. Tujuan yang dimaksudkan di

87

Page 5: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARAJurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

sini tentu tujuan sosial, karena bahasa tidak lain merupakan sarana untuk melaksanakan proses

sosial. Selaras dengan hal tersebut, maka teks didefinisikan sebagai satuan bahasa yang

digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan

struktur berpikir yang lengkap (Mahsun, 2014:1). Selain itu, karena teks digunakan untuk

pernyataan suatu kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang lengkap, maka setiap teks

memiliki struktur tersendiri dengan jenis yang berbeda pula.

Sekaitan dengan itu pula, membahas teks tidak akan lepas dari pembahasan genre dan register.

Genre merujuk pada nilai-nilai atau norma-norma kultural yang direalisasikan dalam suatu

proses sosial. Dengan demikian, genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi

menjadi rujukan agar suatu teks dapat dibuat lebih efektif, baik dari segi ketepatan tujuannya

(tujuan sosial), maupun ketepatan pemilihan dan penyusun elemen teks, dan ketepatan dalam

penggunaan unsur tata bahasanya. Register menyangkut pesan apa yang akan disampaikan

(medan/field), kepada siapa pesan itu ditujukan (pelibat/tenor), dan dalam format bahasa yang

bagaimanakah pesan itu disampaikan (sarana/mode). Melalui register inilah dapat ditentukan,

misalnya format informasinya disampaikan dalam genre tanggapan, dapat dikemas dalam

berbagai pilihan kemasan teks iklan, reviu, atau editorial/opini (Mahsun, 2014:3).

Secara umum, Mahsun (2014:15) memetakan teks dengan diklasifikasikan atas teks tunggal/

genre mikro dan teks majemuk / genre makro. Istilah tunggal dan majemuk yang disematkan

pada konsep teks tunggal dan teks majemuk beranalogi pada konsep tunggal dan majemuk

dalam kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Dengan kata lain, teks majemuk merupakan

sebuah teks kompleks dengan struktur yang lebih besar dan tersegmentasi ke dalam bagian-

bagian yang dapat berupa bab, subbab, atau seksi, subseksi. Selanjutnya agar lebih jelas,

diberikan uraian berdasarkan kedua jenis teks tersebut.

Teks Tunggal (Genre Mikro)

Bahasa hanya muncul dalam proses sosial. Beberapa proses sosial utama yang dilakukan

melalui tindakan berbahasa dapat berupa penggambaran, penjelasan, perintah, penyajian

alasan-alasan/argumen, dan penceritaan. Berdasarkan sudut pandang penceritaannya, maka

genre atau ragam teks tersebut dapat dipilah ke dalam dua kelompok besar, yaitu teks-teks yang

termasuk dalam genre sastra dan nonsastra. Sementara itu, teks-teks dalam kelompok genre

sastra dikategorikan ke dalam genre cerita, sedangkan teks-teks genre nonsastra

dikelompokkan ke dalam genre faktual dan genre tanggapan. Baik genre cerita maupun genre

faktual dan genre tanggapan masing-masing dikeompokkan ke dalam dua kelompok subgenre,

yaitu (1) subgenre naratif dan nonnaratif untuk kategori genre cerita; (2) subgenre laporan dan

prosedural untuk kategori genre faktual; dan (3) subgenre transaksional dan ekspositori untuk

kategori genre tanggapan.

Selanjutnya , setiap subgenre tersebut memiliki tujuan sosial tersendiri yang masing-masing

mengejewantahkan diri dalam berbagai jenis teks. Berikut ini dijelaskan melalui tabel.

88

Page 6: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

Tabel 2 Jenis Teks Berdasarkan Genrenya

I. Sastra/Penceritaan

SUBGENRE JENIS TEKS STRUKTUR TEKS

1.1. NARATIF 1.1.1 Penceritaan Ulang - Pengenalan/Orientasi

- Rekaman Kejadian

Tujuan Sosial: - Reorientasi (Opsional)

Menceritakan kejadian 1.1.2 Anekdot - Pengenalan/ Orientasi

- Masalah/Komplikasi

- Reaksi

1.1.3 Eksemplum - Pengenalan/Orientasi

- Insiden

- Interpretasi

1.1.3 Pengisahan

Tujuan Sosial: Menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita.

1.1.4.1 Cerpen - Pengenalan/Orientasi

- Masalah/Komplikasi

- Pemecahan masalah/Resolusi

1.1.4.2 Novel - Pengenalan/Orientasi

- Masalah/Komplikasi

- Pemecahan masalah/Resolusi

1.1.4.3 Dongen - Pengenalan/Orientasi

- Masalah/Komplikasi

- Pemecahan masalah/Resolusi

1.1.4.4 Mite/Legenda - Pengenalan/Orientasi

- Masalah/Komplikasi

- Pemecahan masalah/Resolusi

1.1.4.5 Cerita petualang - Pengenalan/Orientasi

- Masalah/Komplikasi

- Pemecahan masalah/Resolusi

1.1.4.6 Cerita fantasi - Pengenalan/Orientasi

- Masalah/Komplikasi

. - Pemecahan masalah/Resolusi

1.1.4.7 Fabel - Pengenalan/Orientasi

- Masalah/Komplikasi

- Pemecahan masalah/Resolusi

1.1.4.8 Sejarah - Latar Belakang

- Rekaman Tahapan Kehidupan

1.1.4.9 Biografi/Otobiografi - Latar Belakang

- Rekaman Tahapan Kehidupan

1.2 NONNARATIF 1.2.1 Pantun - Sampiran

- Isi

Tujuan Sosial:

Mendeskripsikan 1.2.2 Syair - Sampiran

kejadian atau isu - Isi

1.2.3 Puisi Tidak terstruktur

1.2.4 Gurindam Tidak terstruktur

89

Page 7: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARAJurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

II. Faktual

SUBGENRE JENIS TEKS STRUKTUR TEKS

2.1. LAPORAN 2.1.1 Deskripsi - Pernyataan Umum

- Uraian Bagian-Bagian

Tujuan Sosial: 2.1.2 Laporan - Klasifikasi

Melaporkan - Uraian Bagian-Bagian kejadian/isu atau

melaporkan secara

2.1.3 Laporan Informatif - Judul

umum tentang - Pengenalan: ciri fisik, sebutan lain

berbagai kelas benda - Deskripsi khusus: habitatnya, makanan, dan fakta menarik

lainnya.

2.1.4 Laporan

Tujuan Sosial: Memberikan laporan tentang kajian terhadap objek ilmiah yang dilakukan secara sistematis, terkontrol, empiris,

dan kritis atas tahapan pengumpulan, analisis, dan penyajian hasil

analisis data.

2.1.4.1 Skripsi - Judul

- Pendahuluan

- Pembahasan

- Simpulan

- Daftar Pustaka

2.1.4.2 Tesis - Judul

- Pendahuluan

- Pembahasan

- Simpulan

- Daftar Pustaka

2.1.4.3 Desertasi - Judul

- Pendahuluan

- Pembahasan

- Simpulan

- Daftar Pustaka

2.1.4.4 Laporan Hasil Penelitian - Judul

- Pendahuluan

- Pembahasan

- Simpulan

- Daftar Pustaka

2.1.5 Surat

2.1.5.1 Surat Dinas - Kop Lembaga

- Nomor Surat

- Hal

- Lampiran

- Waktu/Tanggal

- Alamat yang dituju

- Salam Pembuka

- Kalimat pembuka

- Isi

- Kalimat Penutup

- Jabatan

- Nama Pejabat

2.1.5.2 Surat Pribadi - Alamat yang dituju

- Waktu/tanggal

- Salam Pembuka 90

Page 8: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

- isi

- Kalimat Penutup

- Salam penutup

- Pengirim

2.1.6 Berita - Headline

- By-line

Tujuan Sosial: Mencatat suatu - Isi

berita/informasi - Tail

2.1.7 Reviu/ Laporan Buku - Pengenalan/Orientasi

- Ringkasan

- Rekomendasi

2.2 ARAHAN/ 2.1.1 Prosedur/Arahan - Tujuan

PROSEDURAL - Alat yang digunakan

- langkah-langkah

Tujuan Sosial: - Pengamatan

mengarahkan atau - Simpulan

mengajarkan tentang

langkah-langkah yang 2.2.2 Penceritaan Prosedur - Tujuan

telah ditentukan. - Langkah-langkah

- Hasil

2.2.3 Panduan - Tujuan

- Deskripsi langkah-langkah

2.2.4 Perintah/Instruksi - Tujuan

- Deskripsi langkah-langkah

2.2.5 Protokoler - Tujuan

- Deskripsi

2.2.6 Resep - Tujuan

- Alat yang digunakan

- Langkah-langkah

III. Tanggapan

SUBGENRE

JENIS TEKS

STRUKTUR TEKS

3.1. TRANSAKSIONAL 3.1.1 Ucapan Terima Kasih - Identitas Kelompok yang Diwakili

- Tujuan Pidato

Tujuan Sosial: - Identitas Peserta

Menegosiasikan - Deskripsi isi

hubungan, informasi - Komentar personal

barang dan layanan - Dukungan

3.1.2 Undangan - Judul

- Keperluan

- Waktu/Tanggal

- Tempat

- Penjelasan Khusus

3.1.3 Wawancara - Tujuan

- Identifikasi Partisipan

- Daftar Pertanyaan

- Jawaban

- Penutup

3.1.4 Negosiasi - Orientasi

- Pengajuan

- Penawaran

- Persetujuan

- Penutup

91

Page 9: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARAJurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

3.2 EKSPOSITORI 3.2.1 Label - Judul

- Ilustrasi/gambar/visual

Tujuan Sosial: - Label rincian informasi tentang menjelaskan atau Subjek

menganalisis proses - Garis yang menghubungkan

muncul atau terjadinya ilustrasi dengan labelnya

sesuatu.

3.2.2 Penjelasan/Eksplanasi - Judul

- Pernyataan umum

- Penjelasan

3.2.3 Pidato (persuasif) -

3.2..4 Tanggapan (kritis) - Evaluasi

- Deskripsi Teks

- Penegasan ulang

3.2.5 Tanggapan (pribadi) - Evaluasi

- Reaksi

3.2.6 Eksposisi/Argumentasi - Tesis

- Argumen

- Reiterasi (pernyataan ulang tesis

dengan pernyataan lain)

3.2.7 Diskusi - Permasalahan/isu

- Sudut pandang beberapa pihak

- Argumen mendukung

- Argumen menolak

- Simpulan

3.2.8 Reviu/Telaah - Deskripsi teks

- Isi

- Evaluasi

Teks Majemuk (Genre Makro)

Teks majemuk merupakan teks kompleks dengan struktur yang lebih besar dan tersegmentasi

ke dalam bagian-bagian yang dapat berupa bab, subbab, atau seksi, subseksi. Mahsun

(2014:36) menjelaskan dalam teks semacam ini tergabung beberapa jenis teks berkelanjutan

(continous texts) atau teks tunggal yang digunakan untuk mengisi bagian-bagian dari struktur

teks tersebut. Dalam penjelasan yang lain Titscher (dalam Mahsun,2014), menjelaskan bahwa

antara struktur judul dengan struktur lainnya harus memperhatikan keterkaitan yang padu baik

dari segi permukaan tekstual yaitu keterhubungan sintaksis teks atau disebut dengan istilah

koherensi. Dengan adanya kohesi dan koherensi antarbagian struktur itulah yang menyebabkan

berbagai jenis teks tunggal yang menjadi pengisi bagian-bagian teks majemuk tersebut terikat

menjadi satu kesatuan yang padu baik dari segi keterhubungan sintaksi maupun semantis.

Secara skematis, relasi antara struktur teks akademik terdiri atas (a) judul; (b) pendahuluan; (c) rumusan masalah; (d) tujuan; (d) tinjauan pustaka; (e) kerangka

teori; (f) metode; (g) jadwal; (h) daftar pustaka (Mahsun, 2014:40). Berdasarkan urutan

tersebut, sebuah teks majemuk antara bagian yang satu dengan yang lain haruslah

memperlihatkan keterkaitan satu sama lain, yang membentuk teks itu secara keseluruhan.

Unsur yang mengikat antarbagian itulah yang disebut dengan unsur pengikat teks.

Robert de Beaugrande dan Wolfgang Dresler (dalam Mahsun, 2014:40) mendefinisikan teks

sebagai sebuah peristiwa komunikatif yang harus memenuhi syarat-syarat: (a) kohesi, yaitu

unsur permukaan yang menunjukkan keterhubungan sintaksis teks; (b) koherensi, yaitu unsur

92

Page 10: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

semantik tekstual penyusun makna sebuah teks; (c) intensionalitas, yang merujuk pada hal

yang berhubungan dengan sikap dan tujuan produksi teks; (d) akseptabilitas, yang merupakan

cerminan intensionalitas yang memungkinkan resipen-resipien mengakui sebuah teks dalam

suatu situasi tertentu; (e) informativitas merujuk pada bagaimana informaisi baru yang

disampaikan itu distrukturkan dan menggunakan piranti kohesi apa; (f) situasionalitas merujuk

pada konstelasi pembicaraan dan situasi tuturan yang berperan penting dalam memproduksi

teks; dan (g) intertektualitas, yang mengacu pada dua makna: pertama, merujuk pada

keterkaitan suatu teks dengan teks sebelumnya atau teks yang muncul secara bersamaan;

kedua, merujuk pada adanya kreteria formal yang mengubungkan teks-teks tertentu dengan

teks-teks lainnya dalam genre atau jenis teks tertentu.

Teks yang masuk kategori teks majemuk/genre makro adalah teks-teks naskah akedemik,

seperti teks usulan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, artikel, dan abstrak.

Teks majemuk juga diklasifikasikan atas dua jenis yaitu teks majemuk yang faktual dan

fiksional. Termasuk ke dalam teks-teks kelompok faktual adalah proposal penelitian, skripsi,

tesis, disertasi, makalah, buku teks, dan lain-lain. Selanjutnya, teks majemuk yang bersifat

fiksional misalnya novel.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pola penyajian kegiatan pembelajaran berbasis

pendekatan saintifik dalam buku teks oleh Agustina dan Yunita (2015) bahwa dalam buku

Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs diidentifikasi terdapat 54 teks. Teks tersebut

terinci dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3Rincian Judul Teks Berdasarkan Materi Kebahasaan dan Kesastraan

BAB MATERI ANALISIS PENJELASAN

MATERI

KBH KSS

I Mengenal Lebih Dekat Hewan √ Teks kebahasaan pertama terdapat di

Reptil, Yuk! halaman 4, berupa teks hasil observasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat faktual.

Rumput Hias √ Teks kebahasaan kedua terdapat di

halaman 8, berupa teks hasil observasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat faktual.

Buaya Muara Milik Paeran √ Teks kebahasaan ketiga terdapat di

halaman 11, berupa teks hasil observasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat faktual.

Lalat Penyerang Tanaman √ Teks kebahasaan keempat terdapat di

halaman 15,berupa teks hasil observasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat faktual.

Laporan Hasil Observasi Terhadap √ Teks kebahasaan ke lima terdapat di

Percobaan halaman 16, berupa laporan hasil

pengamatan yang termasuk ke dalam

kebahasaan bersifat faktual.

93

Page 11: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARAJurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

Lalat Buah Mengganas, Petani, √ Teks kebahasaan keenam terdapat di

dan Jeruk Gagal Panen halaman 18, berupa teks hasil observasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat faktual.

Penggalan Teks Observasi √ Teks kebahasaan ketujuh terdapat di

halaman 21, berupa penggalan teks

observasi yang termasuk ke dalam

kebahasaan bersifat faktual.

Kerbau √ Teks kebahasaan kedelapan terdapat di

halaman 26, berupa teks hasil observasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat faktual.

Candi Borobudur √ Teks kebahasaan yang pertama terdapat

di halaman 39, berupa teks deskripsi

yang termasuk kedalam kebahasaan

bersifat faktual.

Rumah Adat Khas Indonesia √ Teks kebahasaan ke 2 terdapat di

halaman 40, berupa teks deskripsi yang

termasuk kedalam kebahasaan bersifat

faktual.

Brosur Wisata Borobudur √ Teks kebahasaan ke 3 terdapat di

halaman 47, berupa teks brosur yang

termasuk kedalam kebahasaan bersifat

tanggapan/argument.

Penggalan teks deskripsi yang √ Teks bahasa yang ke 4 terdapat di

mendeskripsikan bunga melati halaman 54, berupa teks deskripsi yang

termasuk kedalam kebahasaan bersifat

faktual.

Penggalan teks deskripsi yang √ Materi kebahasaan ke 5 terdapat di

mendeskripsikan tentang apel halaman 54, berupa teks deskripsi yang

wangling termasuk kedalam kebahasaan bersifat

faktual.

Penggalan teks deskripsi yang √ Teks kebahasaan ke 6 terdapat di

mendeskripsikan tentang sepeda halaman 55, berupa teks deskripsi yang

termasuk kedalam kebahasaan bersifat

II faktual.

Teks deskripsi tentang jerapah √ Teks kebahasaan ke 7 terdapat di

halaman 58, berupa teks deskripsi yang

termasuk kedalam kebahasaan bersifat

faktual.

Teks deskripsi tentang bunga √ Teks kebahasaan ke 8 terdapat di

raflesia halaman 58, berupa teks deskripsi yang

termasuk kedalam kebahasaan bersifat

faktual.

Teks deskripsi tentang rumah √ Teks kebahasaan ke 9 terdapat di

gadang halaman 58, berupa teks deskripsi yang

termasuk kedalam kebahasaan bersifat

faktual.

Teks deskripsi tentang pura di √ Teks kebahasaan ke 10 terdapat di

tanah lot. halaman 61, berupa teks deskripsi yang

termasuk kedalam kebahasaan bersifat

faktual.

Penggalan cerpen berjudul kursi √ Teks kesastraan pertama terdapat di

antic halaman 42, berupa teks deskripsi yang

termasuk ke dalam kesastraan karena

bersifat cerita.

Teks deskripsi tulisan yang ada di √ Teks kesastraan ke 2 terdapat di

karya sastra seperti novel dan halaman 43, berupa teks deskripsi yang

94

Page 12: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

cerpen termasuk ke dalam kesastraan karena

bersifat cerita.

Teks deskripsi pengdataan latar √ Teks kesastraan ke 3 terdapat di halaman

yang terdapat dikarya sastra seperti 43, berupa teks deskripsi yang termasuk

novel dan cerpen ke dalam kesastraan karena bersifat

cerita.

Teks deskripsi pengdataan tokoh √ Teks kesastraan ke 4 terdapat di halaman

yang terdapat dikarya sastra seperti 48, berupa teks deskripsi yang termasuk

novel dan cerpen ke dalam kesastraan karena bersifat

cerita.

Teks deskripsi pengdataan orang √ Teks kesastraan ke 5 terdapat di halaman

yang terdapat dikarya sastra seperti 49, berupa teks deskripsi yang termasuk

novel dan cerpen ke dalam kesastraan karena bersifat

cerita.

Teks deskripsi pengdataan benda √ Teks kesastraan ke 6 terdapat di halaman

yang terdapat dikarya sastra seperti 51, berupa watak yang terdapat dikarya

novel dan cerpen sastra seperti novel dan cerpen

Teks deskripsi pengdataan tempat √ Teks kesastraan ke 7 terdapat di halaman

yang terdapat dikarya sastra seperti 51, berupa teks deskripsi yang termasuk

novel dan cerpen ke dalam kesastraan karena bersifat

cerita.

Teks deskripsi pengdataan √ Teks kesastraan ke 8 terdapat di berupa

teks deskripsi yang termasuk ke dalam

kesastraan karena bersifat cerita.

Dialog percakapan drama √ Teks kesastraan ke 9 terdapat di halaman

52, berupa berupa dialog percakapan

yang termasuk ke dalam kesastraan

karena bersifat cerita.

Pengdataan suasana yang terdapat √

dikarya sastra seperti novel dan Teks kesastraan ke 10 terdapat di

cerpen halaman 52, berupa teks deskripsi yang

terdapat di dalam cerpen atau novel

termasuk kesastraan karena bersifat

cerita.

Penggalan cerpen. √ Teks kesastraan ke 11 terdapat di

halaman 57, berupa teks deskripsi pada

cerpen yang termasuk kesastraan karena

bersifat cerita.

III Infeksi Mata Pada Anak √ Teks pertama terdapat dihalaman 73,

berupa teks eksposisi yang termasuk ke

dalam kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

Tentang Batasan Mengkonsumsi √ Teks ke 2 terdapat di halaman 75, berupa

Garam teks eksposisi yang termasuk ke dalam

kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

Pendidikan Keluarga, √ Teks ke 3 terdapat di halaman 76, berupa

teks eksposisi yang termasuk kedalam

kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

Fungsi Jantung Manusia √ Teks 4 terdapat di halaman 83, berupa

teks eksposisi yang termasuk ke dalam

kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

95

Page 13: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARAJurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

Pentingnya Menjaga Kesehatan √ Teks 5 terdapat di halaman 84, berupa

Gigi Anak Sejak Dini teks eksposisi yang termasuk ke dalam

kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

Pentingnya Pendidikan √ Teks 6 terdapat di halaman 76, berupa

teks eksposisi yang termasuk ke dalam

kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

Merawat Kulit Secara Alami √ Teks 7 terdapat di halaman 87, berupa

teks eksposisi yang termasuk kedalam

kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

Mari Menyehatkan Kulit Dengan √ Teks 8 terdapat di halaman 87, berupa

Buah teks eksposisi yang termasuk kedalam

kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

Menjadi Bijaksana Dengan √ Teks 9 terdapat di halaman 89, berupa

Menulis. teks eksposisi yang termasuk ke dalam

kebahasaan bersifat faktual dan

pendapat.

IV Bagaimana Terjadinya Siang Dan √ Teks pertama terdapat dihalaman 107,

Malam? berupa teks hasil eksplanasi yang

termasuk ke dalam kebahasaan bersifat

bersifat factual dan pendapat.

√ Teks kebahasaan ke 2 terdapat di

Proses Terjadinya Hujan halaman 109, berupa teks eksplanasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat bersifat factual dan pendapat.

Proses Terjadinya Hujan √ Teks kebahasaan ke 3 terdapat di

halaman 111, berupa teks eksplanasi

Gerhana Matahari Hibrid √ Teks kebahasaan ke 4 terdapat di

halaman 117, berupa teks eksplanasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat bersifat faktual dan pendapat.

Proses Terjadinya Erosi, √ Teks kebahasaan ke 5 terdapat di

halaman 119, berupa teks eksplanasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat bersifat faktual dan pendapat.

Proses Terbentuknya Kelompok √ Teks kebahasaan ke 6 terdapat di

Pergunjingan Dalam Interaksi halaman 119, berupa teks eksplanasi

Sosial yang termasuk k edalam kebahasaan

bersifat bersifat factual dan pendapat.

Tentang Erosi √ Teks kebahasaan ke 7 terdapat di

halaman 123, berupa teks eksplanasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat bersifat factual dan pendapat.

Gunung Berapi √ Teks kebahasaan ke 8 terdapat di

halaman 125, berupa teks eksplanasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat bersifat factual dan pendapat.

Proses Terjadinya Angina Putting √ Teks kebahasaan ke 9 terdapat di

Beliung halaman 109, berupa teks eksplanasi

yang termasuk ke dalam kebahasaan

bersifat bersifat factual dan pendapat.

V Upik dan Kue Strowberi √ Teks kesastraan pertama terdapat di

halaman 139, berupa teks cerpen

termasuk kesastraan karena bersifat

cerita.

96

Page 14: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

Tukang Pijit Keliling √ Teks kesastraan ke 2 terdapat di halaman

140, berupa teks cerpen termasuk

kesastraan karena bersifat cerita.

Ibu √ Teks kesastraan ke 3 terdapat di halaman

149, berupa teks cerpen berjudul

termasuk kesastraan karena bersifat

cerita.

Berubah √ Teks kesastraan ke 4 terdapat di halaman

153, berupa teks cerpen termasuk

kesastraan karena bersifat cerita.

Kisah Kakek Penjual Tali Sepatu √ Teks kesastraan ke 5 terdapat di halaman

154, berupa teks cerpen termasuk

kesastraan karena bersifat cerita.

Tukang Sepatu dan Kurcaci √ Teks kesastraan ke 6 terdapat di halaman

157, berupa dongeng termasuk

kesastraan karena bersifat cerita.

Tertinggal. √ Teks kesastraan ke 7 terdapat di halaman

169, berupa teks cerpen termasuk

kesastraan karena bersifat cerita.

JUMLAH TOTAL 36 18 54

% 66,66 33,33 99,99

(Sumber: Buku “Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Terbitan

Erlangga:2013”)

Keterangan: - KBH : Kebahasaan

- KSS : Kesastraan

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa teks untuk materi kebahasaan jauh lebih banyak

sebanyak 36 materi (66,66%), sedangkan teks materi kesastraan sebanyak 18 (33,33%). Untuk

selanjutnya, berikut ini rincian materi berdasarkan tema. Bidang ilmu dari teks yang dipilih

terdiri atas ilmu (1) biologi, (2) arsitek, (3) transportasi, (4) sastra, (5) kesehatan, (6)

pendidikan, (7) fisika, (8) geografi, dan (9) sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa buku

pelajaran “Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Terbitan Erlangga:2013” telah

merepresentasikan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks untuk Kurikulum 2013

dengan genre teks masuk kategori teks mikro atau tunggal.

PENDEKATAN ILMIAH DAN PEMBELAJARAN TEKS

Setelah di awal dibahas mengenai teks dan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam balutan

Kurikulum 2013, tiba saatnya dipaparkan tentang salah satu kecirian dari pelaksanaan

Kurikulm 2013 yaitu digunakannya pendekatan saintifik (ilmiah) pada ranah pembelajaran

untuk multijenjang. Bagaimana pembelajaran teks menjadi sangat dekat dengan pendekatan

ilmiah? Pertanyaan tersebut yang perlu dijawab.

Hal yang menjadi sangat penting untuk disampaikan adalah dalam menghasilkan teks

diperlukan data, informasi, atau fakta. Wujud data, informasi atau fakta yang diperlukan itu

sangat terkait dengan jenis teks yang akan dihasilkan (Mahsun, 2014:124). Sebagai contoh,

wujud data yang diperlukan untuk menyusun teks deskripsi berbeda dengan wujud data yang

97

Page 15: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARAJurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

diperlukan untuk menyusun teks cerita. Jika pada teks deskripsi memerlukan data, informasi,

atau fakta yang merupakan bagian atau unsur yang menjadi keberadaan, keadaan sesuatu yang

bersifat khusus, maka pada teks cerita, data, informasi, atau fakta yang diperlukan menyangkut

peristiwa yang dialami oleh seseorang yang digambarkan dari prespektif waktu, tempat,

akibat/komplikasi, serta cara mengatasi akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut

(resolusi). Perbedaan wujud data tersebut tidak lain disebabkan oleh perbedaan fungsi atau

tujuan sosial dari setiap aspek teks. Kata kuncinya adalah pembelajaran teks dengan

pendekatan ilmiah/saintifik, kata tanya: siapa, apa, kapan, dan di mana digunakan untuk

mengumpulkan data dalam rangka menyusun struktur”pengenalan” pada teks cerita. Suatu

penjelasan yang tidak digunakan dalam pendekatan pembelajaran yang menganut paham

linguistik struktural. Dalam pandangan linguistik struktural, satuan bahasa dijelaskan terpisah

dengan konteks sosial yang menjadi tujuan sosial pemakaian bahasa.

SIMPULAN

Bahasa sepenuhnya milik manusia yang dibangun dan disempurnakan mengikuti perubahan

peradaban jaman. Bahasa manusia secara lahirian terikat pada dua bentuk pengungkapan yaitu

lisan dan tulis. Pengekspresian rasa, pikiran, emosi yang terikat dalam tatanan norma sosial

dan budaya manusia terakumulasi dalam bentuk teks. Teks selalu ditemani oleh dua mitra sejati

genre dan register. Kebermaknaan teks tersebut diimplikasikan dalam tatanan formal

pembelajaran Bahasa Indonesia yang diperkenalkan kepada seluruh peserta didik, guna

membedah, membidik dan memekakan cakrwala pengetahuannya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks digunakan sebagai representasi dari pelaksanaan

Kurikulum 2013 yang mengusung pendekatan saintifik (ilmiah) sebagai dasar proses

pembelajarannya. Pembelajaran teks dalam studio Bahasa Indonesia bergaris lurus dengan

pendekatan ilmiah yang mengedepankan sisi kesistematisan, terkontrol, empiris, dan kritis.

Representasi dari hal itu, tereksplisitkan pada genre teks yang dibelajarkan terdiri atas teks

tunggal (mikro) dan teks majemuk (makro). Hal baik yang dapat diperoleh dari pembelajaran

Bahasa Indonesia berbasis teks ini adalah siswa akhirnya dapat berlatih untuk berpikir

metodologis, sebagai suatu kemampuan berpikir yang dibutuhkan pada masa yang akan datang,

siswa mampu mengembangkan kemampuan membaca pemahaman, serta kemampuan menulis

juga semakin berkembang dengan baik.

REFERENSI

Agustina, Eka Sofia dan Yunita Fitri. 2015. Penyajian Kegiatan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Ilmiah (Saintific Approach) dalam Buku Teks Bahasa Indonesia (Kajian Telaah Buku Teks). Universitas Lampung: FKIP.

Brown,Douglas. 1994. Teaching by Principles (An Interactive Approach to Language Pedagogy). New Jersey:Prentice Hall regents.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa (Dengan Pendekatan Komunikatif-Integratif). Bandung: Refika Aditama.

Mahsun M.S. 2014. Teks dalam Pemebelajran Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013). Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

98

Page 16: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra

Vol. 18, No. 1, Hal. 84 – 99, April 2017

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara

Nunan, David. 1988. Syllabus Desaign. Oxford: Oxford University Press. Rohmadi,

Muhammad dan Slamet Subiyantoro. 2009. Bunga Rampai Model-Model

Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Seni. Surakarta: Mata Padi Presindo.

Tarigan.Henry Guntur. 1993. Dasar-Dasar Kurikulum Bahasa. Bandung: Angkas. . 1990. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Wahono dkk. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Erlangga

99