pembahasan tablet campuran

4
 Pada proses pencetakan, berat dan kekerasan tablet yang akan dicetak, diperhitungkan dengan mengatur  punch atas dan  punch bawah dari alat pencetak. Untuk menentukan berat tablet yang akan dicetak, diatur dengan  punch bawah. Sedangkan untuk mengatur kekerasan tablet, digunakan  punch atas. Tablet yang dihasilkan pada proses pencetakan adalah sebanyak 185 tablet dari jumlah yang seharusnya yaitu 300 tablet. Hal ini terjadi karena banyak terjadi kehilangan pada saat granulasi sehingga tidak diperoleh jumlah tablet yang sesuai. Tablet tersebut harus dilakukan beberapa uji yaitu uji keseragaman bobot , uji keseragaman ukuran, uji kekerasan, uji friabilitas, dan uji waktu hancur. Uji keseragaman bobot dilakukan dengan mengambil tablet yang telah dicetak sebanyak 20 tablet. Dilakukan pemberian nomor pada masing-masing tablet untuk mempermudah dalam mencatat hasil. Masing-masing tablet ditimbang bobotnya dengan menggunakan neraca analisis. Penggunaan neraca analisis dalam uji keseragaman bobot ini digunakan karena merupakan alat yang kemungkinan kesalahannya sangat kecil dibandingkan dengan timbangan manual. Disamping itu angka dari bobot tablet yang dihasilkan akan muncul secara otomatis, dengan itu dapat meminimalisir kesalahan dalam melihat angka. Hasil yang diperoleh untuk masing-masing tablet dicatat kemudian dihitung rata-rata dari bobot tablet tersebut. Tujuan dari uji keseragaman bobot ini dijadikan sebagai parameter untuk melihat keseragaman kandunga n zat aktif dalam hal ini berkaitan dengan dosis untuk setiap tabletnya. Dari uji keseragaman bobot tablet ini diharapkan dapat mewakili keseragaman bobot yang baik untuk semua tablet yang dicetak. Dari pengujian keseragama n bobot tablet diperoleh nilai r ata-rata 729 mg. Nilai ini dibandingkan dengan data yang mempunyai nilai terbesar dan terkecil untuk melihat keseragaman dari bobotnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya keseraga man untuk setiap tabletnya dan menunjukkan pula bobot zat yang terkandung di dalam tablet seragam dengan kata lain dosis untuk setiap tablet dinyatakan seragam atau sama. Uji keseragaman ukuran dilakukan terhadap tablet yang sama dengan tablet y ang d iuji kese ragaman bobotnya. Hal ini dilakukan agar terdapat

Upload: sukma-anugrah

Post on 19-Jul-2015

1.041 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Tablet Campuran

5/16/2018 Pembahasan Tablet Campuran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-tablet-campuran 1/4

Pada proses pencetakan, berat dan kekerasan tablet yang akan dicetak,

diperhitungkan dengan mengatur punch atas dan punch bawah dari alat pencetak.

Untuk menentukan berat tablet yang akan dicetak, diatur dengan  punch bawah.

Sedangkan untuk mengatur kekerasan tablet, digunakan  punch atas. Tablet yang

dihasilkan pada proses pencetakan adalah sebanyak 185 tablet dari jumlah yang

seharusnya yaitu 300 tablet. Hal ini terjadi karena banyak terjadi kehilangan pada

saat granulasi sehingga tidak diperoleh jumlah tablet yang sesuai. Tablet tersebut

harus dilakukan beberapa uji yaitu uji keseragaman bobot , uji keseragaman

ukuran, uji kekerasan, uji friabilitas, dan uji waktu hancur.

Uji keseragaman bobot dilakukan dengan mengambil tablet yang telah

dicetak sebanyak 20 tablet. Dilakukan pemberian nomor pada masing-masing

tablet untuk mempermudah dalam mencatat hasil. Masing-masing tablet

ditimbang bobotnya dengan menggunakan neraca analisis. Penggunaan neraca

analisis dalam uji keseragaman bobot ini digunakan karena merupakan alat yang

kemungkinan kesalahannya sangat kecil dibandingkan dengan timbangan manual.

Disamping itu angka dari bobot tablet yang dihasilkan akan muncul secaraotomatis, dengan itu dapat meminimalisir kesalahan dalam melihat angka. Hasil

yang diperoleh untuk masing-masing tablet dicatat kemudian dihitung rata-rata

dari bobot tablet tersebut. Tujuan dari uji keseragaman bobot ini dijadikan sebagai

parameter untuk melihat keseragaman kandungan zat aktif dalam hal ini berkaitan

dengan dosis untuk setiap tabletnya. Dari uji keseragaman bobot tablet ini

diharapkan dapat mewakili keseragaman bobot yang baik untuk semua tablet yang

dicetak. Dari pengujian keseragaman bobot tablet diperoleh nilai rata-rata 729 mg.

Nilai ini dibandingkan dengan data yang mempunyai nilai terbesar dan terkecil

untuk melihat keseragaman dari bobotnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan

adanya keseragaman untuk setiap tabletnya dan menunjukkan pula bobot zat yang

terkandung di dalam tablet seragam dengan kata lain dosis untuk setiap tablet

dinyatakan seragam atau sama.

Uji keseragaman ukuran dilakukan terhadap tablet yang sama dengan

tablet yang diuji keseragaman bobotnya. Hal ini dilakukan agar terdapat

Page 2: Pembahasan Tablet Campuran

5/16/2018 Pembahasan Tablet Campuran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-tablet-campuran 2/4

hubungan yang linier dan menunjukkan hasil yang sinkron antara bobot dan

ukuran dari tablet. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran diameter dan

ketebalan dari tablet. Tablet diukur dengan menggunakan jangka sorong yang

secara otomatis akan menunjukkan nilai yang diperoleh untuk masing-masing

tablet. Diameter dan ketebalan tablet harus menunjukkan perbandingan yang

seimbang. Hal ini akan mempengaruhi terhadap tampilan dari tablet dan

disesuaikan dengan jenis tablet apa yang dibuat. Misalnya tablet untuk obat

antibiotik biasanya diameter dan ketebalannya kecil disesuaikan pula dengan

dosis yang diberikan untuk setiap tablet. Contoh lain misalnya tablet efferfescent,

obat ini biasanya memiliki diameter yang lebih panjang dan ketebalannya tidak 

  jauh berbeda dengan obat antibiotik. Dengan uji keseragaman ukuran ini

diharapkan memperoleh tampilan yang sesuai dengan jenis tablet yang dibuat dan

sesuai dengan pemakaiannya. Dari uji keseragaman ukuran diperoleh nilai rata-

rata diameter yaitu 13,001 mm dan nilai rata-rata dari tebal yaitu 4,69 mm. nilai

tersebut dibandingkan dengan data sama halnya seperti pada pengujian

keseragaman bobot. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya keseragaman

antara masing-masing tablet yang diukur. Hal ini menunjukkan tampilan dari

tablet seragam. Selain itu parameter kesesuaian antara tebal dan diameter lain

adalah nilai standar yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi III yaitu

diameter tablet tidak lebih dari 3 kali atau tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Dari

nilai rata-rata tebal dan diameter tablet yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai

tersebut masuk ke dalam range nilai standar yaitu diameter tablet 1 1/3-3 kali

tebal tablet.

Uji kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat pemecah tablet yang

terdiri dari dua landasan (landasan atas dan landasan bawah) yang berfungsi untuk 

memecahkan tablet saat tombol untuk me run alat ditekan. Sebelum alat

dijalankan harus diperhatikan terlebih dahulu apakah jarum tepat berada di titk nol

atau belum. Karena jika tidak pada titik nol kemungkinan kesalahan pembacaan

akan terjadi yang nantinya dapat mempengaruhi kualitas tablet. Uji kekerasan

tablet bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kekompakkan dari tablet. Hal ini

harus diketahui Karena akan mempengaruhi pada saat uji waktu hancur tablet dan

Page 3: Pembahasan Tablet Campuran

5/16/2018 Pembahasan Tablet Campuran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-tablet-campuran 3/4

uji friabilitas tablet yang akan mementukan kualitas dari obat saat dikonsumsi

oleh tubuh. Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan

terhadap kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan seperti

pada pembuatan, pengepakan, dan pengapalan. Dari pengujian kekerasan tablet

diperoleh nilai rata-rata yaitu 120,85 N/M. Nilai tersebut dibandingkan dengan

data yang diperoleh dari masing-masing tablet yang diuji terhadap nilai yang

terkecil dan nilai yang terbesar. Dari data yang diperoleh menunjukkan nilai yang

sangan berbeda untuk masing-masing tablet. Perbedaan yang terjadi sangat

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan untuk masing-masing tablet

tidak seragam. Selain itu nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai standar

untuk kekerasan tablet. Nilai standar berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III

adalah ≥ 50 N/M. Jika dilihat dari rata-rata nilai yang diperoleh menunjukkan

bahwa nilai kekerasan dari sediaan tablet telah memenuhi persyaratan nilai

kekerasaan tablet.

Uji friabilitas dilakukan untuk menguji kerapuhan tablet dengan cara

dibanting dari titik tertinggi pada alat. Banyaknya tablet yang digunakan dalam

pengujian friabilitas dan abrasi ini adalah 20 buah jumlah tablet ini tergantung

dari bobot masing-masing tablet. Jika bobot satu tablet diatas 650 mg maka

 jumlah tablet adalah sebanyak 20 buah tetapi jika bobot satu tablet dibawah 650

mg maka jumlah tablet ditimbang hingga berat seluruhnya 6,5 g. Kecepatan yang

digunakan dalam pengujian friabilitas dan abrasi ini adalah sebesar 25 rad/s

selama 4 menit. Dari hasil pengujian friabilitas diperoleh nilai yaitu 0.76%. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa friabilitas dari tablet baik dan memenuhi

persyaratan dari nilai friabilitas tablet, dimana batas nilai friabilitas tablet adalah

kurang dari 1 % atau 0.8 % untuk obat baru.

Uji waktu hancur tablet dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu

hancut tablet, dimana hasil yang diperoleh akan menunjukkan dan memperkirakan

waktu hancurnya tablet didalam tubuh. Uji waktu hancur tablet dilakukan dengan

menggunakan alat uji waktu hancur tablet yang terdiri dari rangkaian keranjang

yang terdiri drai 6 tabung yang berfungsi untuk menyimpan tablet yang akan diuji.

Alat ini digunakan dalam uji waktu hancur obat. Uji ini dimaksudkan untuk 

Page 4: Pembahasan Tablet Campuran

5/16/2018 Pembahasan Tablet Campuran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pembahasan-tablet-campuran 4/4

menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing

monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunakan sebagai tablet

hisap atau kunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara

bertahap dalam jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode

berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas diantara periode pelepasan

tersebut. Tetapan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan

dan digunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih. Tahapan yang

dilakukan dalam uji waktu hancur perrtama adalah dilakukan pemanasan air

hingga suhu 37oC. Suhu yang digunakan disesuaikan dengan suhu tubuh Karena

pengujian ini dilakukan untuk melihat waktu hancur obat di dalam tubuh. Setelah

itu air dimasukkan kedalam gelas beaker hingga mencapai 2/3 dari volume beaker

glass (800 ml air). penentuan volume air yang dimasukkan disesuaikan dengan

persyaratan yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia Ed. IV bahwa pada saat

silinder tempat tablet bergerak ke atas, kawat kassa harus berada paling sedikit 2,5

cm di bawah permukaan air dalam beaker dan pada saat gerakan kebawah tidak 

kurang 2,5 cm dari dasar wadah. Setelah itu Sebanyak 6 buah tablet yang akan

diuji dimasukkan kedalam tabung silinder kecil. Tabung silinder tempat tablet

masing-masing ditutup dengan lempengan plastik. Kemudian mesin dijalankan

sampai seluruh tablet hancur. Setelah itu waktu hancur dihitung. Dari hasil

pengujian diperoleh nilai waktu hancur yaitu 41 detik.

Uji-uji yang dilakukan terhadap tablet bertujuan agar tablet dapat

memenuhi syarat-syarat sebagai tablet yang baik, yaitu :

o Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan abrasi pada saat

pengemasan dan distribusi.

o Memiliki keseragaman bobot dan kandungan obat.

o Tablet dapat terbioavailable.

o Memiliki karakteristik warna, bau, dan rasa sebagai identitas produk.

o Memiliki kestabilan yang baik dan dapat tereffikasi.