pembahasan lo 3 (saliva)

4
Mekanisme Sekresi Saliva Sekresi saliva sebagian besar merupakan proses aktif yang menunjukan bahwa proses tersebut memerlukan energi. Proses ini dibedakan menjadi dua fase: 1. Sintesis dan sekresi cairan asinar oleh sel sekretori. Sifat rangsang yang menstimulasi kelenjar saliva dapat berupa rangsang adrenergik maupun kolinergik, karena sel diinervasi baik simpatis maupun parasimpatis. Rangsang adrenergik menghasilkan saliva yang pekat, kaya protein, kaya kandungan musin dan berbuih. Rangsang kolinergik, neurotransmitter asetilkolin menghasilkan sekresi cairan yang kuat dengan kadar protein yang rendah. Akibat rangsangan, melalui eksositosis sel menghasilkan cairan sekresinya kepada lumen. Rangsang tersebut menyebabkan aliran darah ke asinus meningkat sehingga mempermudah pembentukan cairan asinar. Cairan asinar ini disebut juga saliva primer. 2. Perubahan yang terjadi pada duktus striata. Saliva diangkut dari lumen melalui duktus yang melibatkan kontraksi selmioepitel. Selama pengangkutan ke rongga mulut, susunan saliva diubah

Upload: naufanisa-muthia

Post on 13-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan LO 3 (Saliva)

Mekanisme Sekresi Saliva

Sekresi saliva sebagian besar merupakan proses aktif yang menunjukan

bahwa proses tersebut memerlukan energi. Proses ini dibedakan menjadi dua fase:

1. Sintesis dan sekresi cairan asinar oleh sel sekretori.

Sifat rangsang yang menstimulasi kelenjar saliva dapat berupa rangsang

adrenergik maupun kolinergik, karena sel diinervasi baik simpatis maupun

parasimpatis.

Rangsang adrenergik menghasilkan saliva yang pekat, kaya protein, kaya

kandungan musin dan berbuih.

Rangsang kolinergik, neurotransmitter asetilkolin menghasilkan sekresi

cairan yang kuat dengan kadar protein yang rendah.

Akibat rangsangan, melalui eksositosis sel menghasilkan cairan

sekresinya kepada lumen. Rangsang tersebut menyebabkan aliran darah ke

asinus meningkat sehingga mempermudah pembentukan cairan asinar.

Cairan asinar ini disebut juga saliva primer.

2. Perubahan yang terjadi pada duktus striata.

Saliva diangkut dari lumen melalui duktus yang melibatkan kontraksi

selmioepitel. Selama pengangkutan ke rongga mulut, susunan saliva diubah

dari cairan isotonik dengan konsentrasi ion yang hampir sama dengan plasma

menjadihipotonik dengan konsentrasi ion natrium dan klorida yang rendah.

Perubahan ini terjadi karena di dalam duktus, air dan elektrolit disekresi

dan atau diabsorbsi oleh sel epitel, terutama pada duktus striata.

Sifat rangsang menentukan kepekatan produk akhir yang bervariasi dari

encer sampai pekat.

Kepekatan saliva ditentukan oleh sekresi air dan sekresi musin yang

diatur oleh saraf kolinergik dan adrenergik.

Neurotransmitter asetilkolin dan parasimpatetikomimetika merangsang

sekresi air, sedangkan obat seperti atropinesulfat menghambat sekresi air

dan menyebabkan keringnya mulut.

 

Page 2: Pembahasan LO 3 (Saliva)

Sekresi Saliva Saat Istirahat

Saat istirahat

Sekresi saliva dipicu reseptor penglihatan di retina oleh cahaya

Refleks cahaya merangsang sel asini melalui saraf simpatis

Saliva banyak mengandung protein dan glikoprotein

Aliran saliva lambat menyebabkan Na+ banyak diresorbsi

Saliva bersifat hipotonik

Page 3: Pembahasan LO 3 (Saliva)

Sekresi saliva saat makan

Saat makan

Sekresi saliva sebagai hasil refleks makan, dipicu reseptor

pengecap dan mekanik

Melibatkan saraf simpatis dan saraf parasimpatis

Saliva banyak mengandung protein, air dan elektrolit

Proses reabsorbsi minimal

Proses ini terjadi saat saraf para simpatis tidak aktif