pembahasan kti kelompok 7

67
BAB I PENDAHULUAN A. Latara belakang Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertamakehidupannya. Disamping pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose kelainan kongenital 1

Upload: yunita

Post on 07-Jul-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sudah

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Kti Kelompok 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latara belakang

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi

yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat

merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian

segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya

sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan

merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang

dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital besar, umumnya akan

dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula

sebagai  bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan

kelainan k o n g e n i t a l b e r a t , k i r a - k i r a 2 0 % m e n i n g g a l

d a l a m m i n g g u p e r t a m a kehidupannya. Disamping pemeriksaan fisik,

radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose kelainan kongenital

setelah bayi lahir, dikenal pulaadanya diagnosisi pre/- ante natal

kelainan kongenital dengan beberapa cara  pemeriksaan tertentu misalnya

pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air  ketuban dan darah janin.

Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali sukar

diketahui.Pertumbuhan embrional dan fetal dipengaruhi oleh berbagai

faktor sepertifaktor genetik, faktor lingkungan atau kedua faktor secara

bersamaan.Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya.

Faktor   j an i nnya s end i r i dan f a k to r l i ngkungan h idup j an i n d iduga

1

Page 2: Pembahasan Kti Kelompok 7

dapa t me n jad i faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia,

hipotermia, atau hipertermia d iduga dapa t m en jad i f ak t o r

penyeba bnya .

S e r ingka l i penyebab ke l a inan kongenitai tidak diketahui.Salah

satu kelainan kongenital yang sering terjadi adalah Biasanya terletak di garis

tengah. Meningokel biasanya terdapat didaerah servikal atau daerah torakal

sebelah atas. Kantong hanya berisi selaputo t ak , se dangkan ko rda t e t a p

da l a m ko rda s p ina l i s ( da l a m du ram e te r t i dak   terdapat saraf).

B. Rumusan masalah

1. apa yang dimaksud dengan meningokel?

2. apa penyebab meningokel?

3. apa saja tanda dan gejala meningokel

4. bagaimana cara pencegahan meningocel?

5. bagaimana perjalanan penyakit atau patofisiologi meningocel?

6. bagaimana konsep asuhan keperawatan meningokel?

C. Tujuan

1. mengetahui konsep penyakit meningokel.

2. mengetahui konsep asuhan keperawatan meningokel.

3. mengetahui bagaimana penatalaksanaai meningokel.

2

Page 3: Pembahasan Kti Kelompok 7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep penyakit

1. Pengertian Meningokel

Meningokel adalah selaput otak menonjol keluar pada salah satu sela

tengkorak tapi biasanya di daerah belakang kepala.Meningokel merupakan

benjolan berbentuk kista di garis tulang belakang yang umumnya terdapat di

daerah lumbo sacral.Lapisan meningeal berupa durameter dan arachnoid ke

luar kanalis vertebralis, sedangkan medulla spinalis masih di tempat yang

normal. Benjolan di tutup dengan membran tipis yang semi transparan

berwarna kebiru-biruan atau di tutup sama sekali oleh kulit yang dapat

menunjukkan hipertrikhosis atau nevus. Pada transiluminasi tidak terlihat

jaringan saraf pusat di dinding benjolan.

Meningokel terbentuk saat meninges berherniasi melalui defek pada

lengkung vertebra posterior.Medulla spinalis biasanya normal dan menerima

posisi normal pada medulla spinalis, meskipun mungkin tertambat, ada

siringomielia, atau diastematomielia.Massa linea mediana yang berfluktuasi

yang dapat bertransiluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya

berada di punggung bawah.Sebagian besar meningokel tertutup dengan baik

dengan kulit dan tidak mengancam penderita. (Behrman dkk, 2000)

3

Page 4: Pembahasan Kti Kelompok 7

Meningokel merupakan deformitas kongenital janin yang ditandai oleh

penonjolan meningen menembus tulang tengkorak atau kolumna vertebrata;

meningokel akan tampak sepertri sebuah kista yang terisi cairan serebrospinal.

Meningokel adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina

bifida.Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang

tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.Spina

bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang

(vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal

menutup atau gagal terbentuk secara utuh.Meningokel merupakan kelainan

kongenital SSP yang paling sering terjadi.Biasanya terletak di garis

tengah.Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal

sebelah atas.Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam

korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf).Tidak terdapat gangguan

sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal sesudah operasi. (IKA-

FKUI, Hal-1136)

2. Penyebab Meningokel

Penyebab terjadinya menignokel adalah karena adanya defek pada

peutupan spina bifida yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak

normal dari korda spianlis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah.

Meningokel terbentuk saat meninges berherniasi melalui defek pada

lengkung vertebra posterior. Medulla spinalis biasanya normal dan menerima

posisi normal pada medulla spinalis, meskipun mungkin terhambat, ada

4

Page 5: Pembahasan Kti Kelompok 7

siringomeielia atau diastematomielia(Behrman, dkk 2000). Meningokel

membentuk sebuah kista yang diisi oleh cairan serebrospinal dan

meninges.Massa linea mediana yang berfluktuasi yang dapat

bertaransiluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya terjadi

dibawah punggung.Sebagian bessar meningokel terutup dengan baik dengan

kulit dan tidak mengancam penderita.Pemeriksaan neurologis yang cermat

sangat dianjurkan.

Banyak sekali penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 70% kasus

meningokel dapat dicegah dengan suplementasi asam folat, sehingga defiensi

asam folat dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam teratogenesis

meningokel.

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya meningokel, yaitu :

a.      Kelainan Genetik / Kromosom

Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh

atas kelainan kongenital pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada

yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi

yang bersangkutan sebagai unsur dominan (dominant traits) atau kadang-

kadang sebagai unsur resesif.

b.      Kelainan Mekanik

Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat

menyebabkan kelainan hentuk organ tubuh hingga menimbulkan deformitas

organ cersebut. Faktor predisposisi dalam pertumbuhan organ itu sendiri akan

mempermudah terjadinya deformitas suatu organ.5

Page 6: Pembahasan Kti Kelompok 7

c.      Faktor Infeksi

Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang

terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama

kehamilan.Adanya infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini dapat

menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan suatu organ tubuh.Infeksi pada

trimesrer pertama di samping dapat menimbulkan kelainan kongenital dapat

pula meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.Sebagai contoh infeksi

virus pada trimester pertama ialah infeksi oleh virus Rubella.

Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita infeksi Rubella pada

trimester pertama dapat menderita kelainan kongenital pada mata sebagai

katarak, kelainan pada sistem pendengaran sebagai tuli dan ditemukannya

kelainan jantung bawaan. Beberapa infeksi lain pada trimester pertama yang

dapat menimbulkan kelainan kongenital antara lain ialah infeksi virus

sitomegalovirus, infeksi toksoplasmosis, kelainan-kelainan kongenital yang

mungkin dijumpai ialah adanya gangguan pertumbuhan pada sistem saraf

pusat seperti hidrosefalus, mikrosefalus, atau mikroftalmia.

d.      Faktor Obat

Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester

pertama kehamilan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya

kelainan kongenital pada bayinya.Salah satu jenis obat yang telah diketahui

dagat menimbulkan kelainan kongenital ialah thalidomide yang dapat

mengakibatkan terjadinya fokomelia atau mikromelia.Beberapa jenis jamu-

6

Page 7: Pembahasan Kti Kelompok 7

jamuan yang diminum wanita hamil muda dengan tujuan yang kurang baik

diduga erat pula hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital,

walaupun hal ini secara laboratorik belum banyak diketahui secara pasti.

Sebaiknya selama kehamilan, khususnya trimester pertama, dihindari

pemakaian obat-obatan yang tidak perlu sama sekali; walaupun hal ini

kadang-kadang sukar dihindari karena calon ibu memang terpaksa harus

minum obat. Hal ini misalnya pada pemakaian trankuilaiser untuk penyakit

tertentu, pemakaian sitostatik atau preparat hormon yang tidak dapat

dihindarkan; keadaan ini perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya sebelum

kehamilan dan akibatnya terhadap bayi.

e.      Faktor Umur Ibu

Telah diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi

yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi

baru lahir Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979,

secara klinis ditemukan angka kejadian mongolisme 1,08/100 kelahiran hidup

dan ditemukan resiko relatif sebesar 26,93 untuk kelompok ibu berumur 35

tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan ialah 1:5500 untuk kelompok

ibu berumur <35 tahun, 1:600 untuk kelompok ibu berumur 35-39 tahun, 1:75

untuk kelompok ibu berumur 40 - 44 tahun dan 1:15 untuk kelompok ibu

berumur 45 tahun atau lebih.

f.      Faktor Hormonal

Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian

kelainan kongenital.Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu

7

Page 8: Pembahasan Kti Kelompok 7

penderita diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan

pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang normal.

g.      Faktor Radiasi

Radiasi pada permulaan kehamilan mungkin sekali akan dapat

menimbulkan kelainan kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang

cukup besar pada orangtua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi

pada gen yang mungkin sekali dapat menyebabkan kelainan kongenital pada

bayi yang dilahirkannya. Radiasi untuk keperluan diagnostik atau terapeutis

sebaiknya dihindarkan dalam masa kehamilan, khususnya pada hamil muda.

h.      Faktor Gizi

Pada binatang percobaan, kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan

dapat menimbulkan kelainan kongenital.Pada manusia, pada penyelidikan-

penyelidikan menunjukkan bahwa frekuensi kelainan kongenital pada bayi-

bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan makanan lebih tinggi bila

dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir dari ibu yang baik gizinya.Pada

binatang percobaan, adanya defisiensi protein, vitamin A ribofIavin, folic

acid, thiamin dan lain-Iain dapat menaikkan kejadian & kelainan kongenital.

i.      Faktor Lain

Banyak kelainan kongenital yang tidak diketahui penyebabnya.Faktor

janinnya sendiri dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat menjadi

faktor penyebabnya.Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia

diduga dapat menjadi faktor penyebabnya.Seringkali penyebab kelainan

kongenitai tidak diketahui.8

Page 9: Pembahasan Kti Kelompok 7

3.         Tanda dan Gejala

Biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah

atas.Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda

spinalis (dalam duramter tidak terdapat saraf). Operasi akan mengoreksi

kelainan, sehingga tidak terjadi gangguan sensorik dan motorik dan bayi akan

normal.

Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda

spinalis dan akar saraf yang terkena.Beberapa anak memiliki gejala ringan

atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada

daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf yang terkena

(Wafi Nur, 2010). Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu

daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi

paling akhir.

Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan defek spinal menurut

Wong, 2004 :

a.      Mielodisplasia

Semua istilah inklusif yang merujuk pada perkembangan detektif bagian

manapun dari medulla spinalis

b.      Spina Bifida

Defek penutupan kolumna vertebralis dengan atau tanpa tingkatan protusi

jaringan melalui celah tulang.

9

Page 10: Pembahasan Kti Kelompok 7

c.      Spina Bifida Okulta

Kegagalan penyatuan arkus vertebralis posterior tanpa menyertai herniasi

medulla spinalis atau meninges, tidak dapat dilihat secara eksternal.

d.      Spina Bifida Kista

Defek dalam penutupan dengan protrusi sakulareksternal melalui spina

tulang dengan berbagai derajat keterlibatan saraf.

e.      Meningokel

Bentuk kista spina bifida; terdiri dari kista meninges seperti kantong yang

berisi cairan spina, tetapi tidak melibatkan saraf atau defisit neurologis.

Gejalanya sebagai berikut :

a.      Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi

baru lahir.

b.      Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya

c.      Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki

d.      Penurunan sensasi

e.      Inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja

f.      Korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis)

10

Page 11: Pembahasan Kti Kelompok 7

4.         Patofisiologi

Ada dua jenis kegagalan penyatuan lamina vertebrata dan kolumna

spinalis: spina bifida okulta dan spina bifida sistika. Spina bifida okulta adalah

defek penutupan dengan meninges tidak terpajan di permukaan kulit.Defek

vertebralnya kecil, umumnya pada daerah lumbosakral.

Spina bifida sistika adalah defek penutupan yang menyebabkan

penonjolan medula spinalis dan pembungkusnya. Meningokel adalah

penonjolan yang terdiri dari maninges dan sebuah kantong berisi cairan

serebrospinal (CSS): penonjolan ini tertutup kulit biasa. Tidak ada kelainan

neurologi, dan medulla spinalis tidak terkena.Hidrosefalus terdapat pada 20%

kasus spina bifida sistika.Meningokel umumnya terdapat pada lumbosakral

atau sakral.

Mielomeningokel adalah penonjolan meninges dan sebagian medulla

spinalis, selain kantong berisi CSS. Daerah lumbal atau lumbosakral terdapat

pada 42% kasus; torakolumna pada 27 kasus, sakral 21% kasus; dan torakal

atau servikal pada 10% kasus. Bayi dengan mielomeningokel mudah terkena

cedera selama proses kelahiran. Hidrosefalus terdapat pada hampir semua

anak yang menderita spina bifida (85% sampai 90%);kira-kira 60% sampai

70% tersebut memiliki IQ normal. Anak dengan mielomeningokel dan

hidrosefalus menderita malformasi sistem saraf pusat lain, dengan deformitas

Arnold-Chiari yang paling umum.

11

Page 12: Pembahasan Kti Kelompok 7

Penyebab spesifik dari meningokel atau spina bifida belum

diketahui.Banyak faktor seperti keturunan dan lingkungan diduga terlibat

dalam terjadinya defek ini.Tuba neural umumnya lengkap empat minggu

setelah konsepsi. Hal-hal berikut ini telah ditetapkan sebagai faktor penyebab;

kadar vitamin maternal rendah, termasuk asam folat: mengonsumsi klomifen

dan asam valfroat: dan hipertermia selama kehamilan. Diperkirakan hampir

50% defek tuba neural dapat dicegah jika wanita bersangkutan meminum

vitamin-vitamin prakonsepsi, termasuk asam folat.

Banyak ahli percaya bahwa defek primer pada NTD (neural tube defect)

merupakan kegagalan penutupan tuba neural selama perkembangan awal

embrio.Akan tetapi, ada bukti bahwa defek ini merupakan akibat dari

pemisahan tuba neural yang sudah menutup karena peningkatan abnormal

tekanan cairan serebrospinal selama trimester pertama. Derajat disfungsi

neurologik secara lansung berhubungan dengan level anatomis defek tersebut

dan saraf-saraf yang terlibat. Kebanyakan mielomeningokel melibatkan area

lumbal atau lumbosakral, dan hidrosefalus merupakan anomali yang sering

menyertainya (90% sampai 95%).

Pembedahan dilakukan secepatnya pada spina bifida yang tidak tertutup

kulit, sebaiknya dalam minggu pertama setelah lahir.Kadang-kadang sebagai

akibat eksisi meningokel terjadi hidrosefalus sementara atau menetap, karena

permukaan absorpsi CSS yang berkurang.

Kegagalan tabung neural untuk menutup pada hari ke-28 gestasi, atau

kerusakan pada strukturnya setelah penutupan dapat dideteksi in utero dengan

pemeriksaan ultrasonogrfi. Pada 90% kasus, kadar alfa-fetoprotein dalam 12

Page 13: Pembahasan Kti Kelompok 7

serum ibu dan cairan amnion ditemukan meningkat; penemuan ini sering

digunakan sebagai prosedur skrining. Keterlibatan baik kranial maupun spinal

dapat terjadi; terminology spina bifida digunakan pada keterlibatan spinal,

apabila malformasi SSP disertai rachischisis maka terjadi kegagalan lamina

vertebrata.

Posisi tengkurap mempengaruhi aspek lain dari perawatan bayi. Misalnya,

posisi bayi ini, bayi lebih sulit dibersihkan, area-area ancaman merupakan

ancaman yang pasti, dan pemberian makanan menjadi masalah.

Bayi biasanya diletakkan di dalam incubator atau pemanas sehingga

temperaturnya dapat dipertahankan tanpa pakaian atau penutup yang dapat

mengiritasi lesi yang rapuh.Apabila digunakan penghangat overhead, balutan

di atas defek perlu sering dilembabkan karena efek pengering dari panas yang

dipancarkan.

Sebelum pembedahan, kantung dipertahankan tetap lembap dengan

meletakkan balutan steril, lembab, dan tidak lengket di atas defek

tersebut.Larutan pelembab yang dilakukan adalah salin normal steril.Balutan

diganti dengan sering (setiap 2 sampai 4 jam).Dan sakus tersebut diamati

dengan cermat terhadap kebocoran, abrasi, iritasi, atau tanda-tanda

infeksi.Sakus tersebut harus dibersihkan dengan sangat hati-hati jika kotor

atau terkontaminasi.Kadang-kadang sakus pecah selama pemindahan dan

lubang pada sakus meningkatkan resiko infeksi pada sistem saraf pusat.

Latihan rentang gerak ringan kadang-kadang dilakukan untuk mencegah

kontraktur, dan meregangkan kontraktur dilakukan, bila diindikasikan.Akan

13

Page 14: Pembahasan Kti Kelompok 7

tetapi latihan ini dibatasi hanya pada kaki, pergelangan kaki dan sendi

lutut.Bila sendi panggul tidak stabil, peregangan terhadap fleksor pinggul

yang kaku atau otot-otot adductor, mempererat kecenderungan subluksasi.

Penurunan harga diri menjadi ciri khas pada anak dan remaja yang

menderita keadaan ini. Remaja merasa khawatir akan kemampuan seksualnya,

penguasaan social, hubungan kelompok remaja sebaya, dan kematangan serta

daya tariknya. Beratnya ketidakmampuan tersebut lebih berhubungan dengan

persepsi diri terhadap kemampuannya dari pada ketidakmampuan yang

sebenarnya ada pada remaja itu.

5.           Diagnosa

Pemeriksaan untuk menemukan adanya kelainan kongenital dapat

dilakukan padapemeriksaan janin intrauterin, dapat pula ditemukan pada saat

bayi sudah lahir. Pemeriksaan pada saat bayi dalam kandungan berdasarkan

atas indikasi oleh karena ibu mempunyai faktor resiko, misalnya: riwayat

pernah melahirkan bayi dengan kelainan kongenital, riwayat adanya kelainan-

kongenital dalam keluarga, umur ibu hamil yang mendekati menopause.

Diagnosis spina bifida, termasuk meningokel ditegakkan berdasarkan

gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama, wanita hamil

menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan

tes penyaringan untuk spina bifida, sindrom down, dan kelainan bawaan

lainnya.

14

Page 15: Pembahasan Kti Kelompok 7

Sebelum koreksi defek dengan pembedahan, penderita harus secara

menyeluruh diperiksa dengan menggunakan rontgenogram sederhana,

ultrasonografi, dan tomografi komputasi (CT) dengan metrizamid atau

resonansi magnetik (MRI) untuk menentukan luasnya keterlibatan jaringan

saraf jika ada anomali yang terkait termasuk diastematomielia, medulla

spinalis tertambat dan lipoma (Behrman, dkk 2000)

Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan rontgen tulang belakang untuk

menentukan luas dan lokasi kelainan, pemeriksaan USG tulang belakang bisa

menunjukkan adanya kelainan pada korda spinalis maupun vertebra, serta

pemeriksaan CT-scan atau MRI tulang belakang kadang-kadang dilakukan

untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan (Behrman, dkk 2000)

6.           Pencegahan

Risiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam

folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum

wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini.

Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan untuk

mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada

wanita hamil adalah 1 mg/hari.

7.         Pengobatan

15

Page 16: Pembahasan Kti Kelompok 7

Tujuan dari pengobatan awal spina bifida, termasuk meningokel, adalah

mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifina, meminimalkan komplikasi

(misalnya infeksi), serta membantu keluarga dalam menghadapi kelainan ini.

Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk

mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan

bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida.

Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk

memperkuat fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi

saluran kemih dan infeksi lainnya, diberikan antibiotik. Untuk membantu

memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan lembutdiatas

kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan pemasangan

kateter. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu

memperbaiki fungsi saluran pencernaan.

Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu

campur tangan dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi fisik. Kelainan

saraf lainnya diobati sesuai dengan jenis dan luasnya gangguan fungsi yang

terjadi. Kadang-kadang pembedahan shunting untuk memperbaiki

hidrosefalus akan menyebabkan berkurangnya mielomeningokel secara

spontan.

8. pemeriksaan diagnostic dan berbagai penelitian

a. Untuk memastikan diagnosa, apa yang ada didalam kantong maka perlu

dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI. Apakah hanya cairan atau ada

16

Page 17: Pembahasan Kti Kelompok 7

otak yang ada didalamnya. Jika hanya cairan dan meningochelenya tidak

besar operasi bisa di tunda sampai umur 2-3 tahun. Tapi jangan sampai

umur anak bermain karena itu akan menjadi bahan ejekan temannya. Tapi

jika terdapat jaringan otak di dalam kantong tersebut maka perlu dilakukan

rekonstruksi secepatnya. Agar otak tersebut bisa berkembang sesuai

dengan tempat dan perannya.

b. Penelitian yang dilaksanakan untuk mengungkap korelasi defisiensi asam

folat dengan kadar TGF, βl dan TGF 1 dalam serum maupun dalam

tulang, serta korelasi kadar kedua faktor pertumbuhan tersebut dalam

tulang kepala pasien meningokel dengan lebar defek. Bila kedua hal tadi

telah terungkap, maka proses teratogenesis meningokel menjadi lebih

jelas. Penelitian ini menggunakan dua macam cara, sesuai dengan

hipotesis yang hendak diuji, yaitu metode eksperimental laboratoris

dengan hewan coba tikus dan metode observasional klinis pada pasien

meningokel.

Derajat defisiensi asam folat dikelompokkan dalam kategori berat

dan ringan sesuai dengan rangsum yang diberikan, yaitu rangsum sangat

rendah folat dan rangsum rendah folat, sedangkan untuk kontrol adalah

rangsum cukup folat. Komposisi rangsum dibuat sesuai dengan standar

kandungan dan takaran purified diet yang selama ini telah digunakan,

meliputi : glukosa, selulosa, casein non vitamin, sunflower oil, choline,

mineral, vitamin tanpa folat dan trace element asam folat dengan tiga

takaran yang berbeda untuk setiap kelompok hewan coba, diberikan lewat

sonde oral. Enam belas minggu setelah pemberian diet, darah hewan coba

17

Page 18: Pembahasan Kti Kelompok 7

diambil untuk pemeriksaan kadar asam folat, TGF β1 dan IGF I, Hewan

kemudian dikawinkan, selelah janin lahir diambil tulang kepalanya untuk

pemeriksaan kadar TGF 01 dan IGF 1. Pada pasien meningokel sewaktu

operasi eksisi dengan metode standar, jaringan tulang tepi defek diambil

sedikit untuk pemeriksaan TGF R1 dan IGF I, dan lebar defek diukur

dengan antropometer Martin. 

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan terdapat korelasi kadar asam folat yang cukup kuat dengan

kadar TGF β1 dan IGF I, serta jumlah sel apoptosis dan nekrosis;

demikian juga dengan proses terbentuknya defek tulang pada pasien

meningokel.

Hasi1 penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan tentang konsep baru terbentuknya defek tulang kepala pada

meningokel yang dikaitkan dengan defisiensi asam fofat. Penelitian ini

juga bermanfaat untuk memperluas aspek pencegahan bagi kasus

meningokel dan kelainan neural tube defect pada umumnya, serta aspek

pengobatan terhadap kasus defek tulang kepala, bahkan sejak pasien masih

berada di dalam kandungan.

Langkah selanjutnya, sebelum hamil, ibu sangat disarankan

mengonsumsi asam folat dalam jumlah cukup. Pemeriksaan laboratorium

juga diperlukan untuk mendeteksi ada-tidaknya infeksi.

18

Page 19: Pembahasan Kti Kelompok 7

9.         Penatalaksanaan

a.      Sebelum operasi, bayi dimasukkan ke dalam incubator dengan kondisi

tanpa baju.

b.      Bayi dalam posisi telungkup atau tidur jika kantongnya besar untuk

mencegah infeksi.

c.      Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah saraf, ahli ortopedi, dan

ahli urologi, terutama untuk tindakan pembedahan, dengan sebelumnya

melakukan informed consent dan informed choice pada keluarga (Dewi,

2010)

B. Konsep asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Anammesa

1) Identitas pasien

Nama, jenis kelamin, umur, alamat, nama ayah, nama ibu, pekerjaan ayah,

pekerjaan ibu.

2) Keluhan utama

Terjadi abnormalitas keadaan medula spinalis pada bayi yang baru

dilahirkan.

3) Riwayat penyakit sekarang

4) Riwayat penyakit terdahulu

5) Riwayat keluarga

19

Page 20: Pembahasan Kti Kelompok 7

- Saat hamil ibu jarang atau tidak mengkonsumsi makanan yang

mengandung asam folat misalnya sayuran, buah-buahan (jeruk,alpukat),

susu, daging, dan hati.

- Ada anggota keluarga yang terkena spina bifida.

b. Pemeriksaan Fisik

B1 (Breathing) : normal

B2 (Blood) : takikardi/bradikardi, letargi, fatigue

B3 (Brain) :

- Peningkatan lingkar kepala

- Adanya myelomeningocele sejak lahir

- Pusing

B4 (Bladder) : Inkontinensia urin

B5 (Bowel)   : Inkontinensia feses

B6 (Bone)    : Kontraktur/ dislokasi sendi, hipoplasi ekstremitas bagian bawah

2. Diagnosa

Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan spinal malformation dan luka

operasi

Berduka berhubungan dengan kelahiran anak dengan spinal malformation

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kebutuhan

positioning, defisit stimulasi dan perpisahan

20

Page 21: Pembahasan Kti Kelompok 7

Risiko tinggi trauma berhubungan dengan lesi spinal

Resiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan intra kranial (TIK)

Risiko tinggi kerusakan integritas kulit dan eleminasi urin berhubungan

dengan paralisis, penetesan urin yang kontinu dan feses.

 

3. Intervensi

1). Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan spinal malformation dan luka

operasi

Tujuan :

Anak bebas dari infeksi

Anak menunjukan respon neurologik yang normal

Kriteria hasil :

Suhu dan TTV normal, Luka operasi, insisi bersih.

21

Page 22: Pembahasan Kti Kelompok 7

 

2).

Berduka b.d kelahiran anak dengan spinal malformation

Tujuan :

22

Intervensi Rasional

1. Monitor tanda-tanda vital.

Observasi tanda infeksi :

perubahan suhu, warna kulit,

malas minum , irritability,

perubahan warna pada

myelomeingocele.

2. Ukur lingkar kepala setiap 1

minggu sekali, observasi

fontanel dari cembung dan

palpasi sutura cranial

3. Ubah posisi kepala setiap 3

jam untuk mencegah dekubitus

4. Observasi tanda-tanda

infeksi dan obstruksi jika

terpasang shunt, lakukan

perawatan luka pada shunt

dan upayakan agar shunt

tidak tertekan

Untuk melihat tanda-tanda terjadinya

resiko infeksi

 

 

 

Untuk melihat dan mencegah terjadinya

TIK dan hidrosepalus

 

Untuk mencegah terjadinya luka infeksi

pada kepala (dekubitus)

 

Menghindari terjadinya luka infeksi dan

trauma terhadap pemasangan shunt

Page 23: Pembahasan Kti Kelompok 7

Orangtua dapat menerima anaknya sebagai bagian dari keluarga

Kriteria hasil :

Orangtua mendemonstrasikan menerima anaknya dengan menggendong,

memberi minum, dan ada kontak mata dengan anaknya

Orangtua membuat keputusan tentang pengobatan

Orangtua dapat beradaptasi dengan perawatan dan pengobatan anaknya

Intervensi Rasional

23

Page 24: Pembahasan Kti Kelompok 7

Dorong orangtua

mengekspresikan

perasaannya dan

perhatiannya terhadap

bayinya, diskusikan

perasaan yang

berhubungan dengan

pengobatan anaknya

Bantu orangtua

mengidentifikasi aspek

normal dari bayinya

terhadap pengobatan

Berikan support orangtua

untuk membuat keputusan

tentang pengobatan pada

anaknya

Untuk meminimalkan rasa bersalah dan saling

menyalahkan

 

Memberikan stimulasi terhadap orangtua untuk

mendapatkan keadaan bayinya yang lebih baik

Memberikan arahan/suport terhadap orangtua

untuk lebih mengetahui keadaan selanjutnya

yang lebih baik terhadap bayi

 

3). Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kebutuhan

positioning, defisit stimulasi dan perpisahan

Tujuan :

Anak mendapat stimulasi perkembangan

24

Page 25: Pembahasan Kti Kelompok 7

Kriteria hasil :

Bayi / anak berespon terhadap stimulasi yang diberikan

Bayi / anak tidak menangis berlebihan

Orangtua dapat melakukan stimulasi perkembangan yang tepat untuk bayi

/ anaknya

 

4). Risiko tinggi trauma berhubungan dengan lesi spinal

Tujuan :

Pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah/lesi spinal

Kriteria Hasil:

Kantung meningeal tetap utuh

25

Intervensi Rasional

Ajarkan orangtua cara merawat bayinya

dengan memberikan terapi pemijatan

bayi

Posisikan bayi prone atau miring

kesalahasatu sisi

Lakukan stimulasi taktil/pemijatan saat

melakukan perawatan kulit

Agar orangtua dapat mandiri dan

menerima segala sesuatu yang sudah

terjadi

Untuk mencegah terjadinya luka

infeksi dan tekanan terhadap luka

Untuk mencegah terjadinya luka

memar dan infeksi yang melebar

disekitar luka

Page 26: Pembahasan Kti Kelompok 7

Sisi pembedahan sembuh tanpa trauma

Intervensi Rasional

Rawat bayi dengan

cermat

Tempatkan bayi pada

posisi  telungkup atau

miring

Gunakan alat pelindung

di sekitar kantung ( mis

: slimut plastik bedah)

Modifikasi aktifitas

keperawatan rutin

(mis : memberi makan,

member kenyamanan)

Untuk mencegah kerusakan pada kantung

meningeal atau sisi pembedahan Untuk

meminimalkan tegangan pada kantong

meningeal atau sisi pembedahan

 

Untuk memberi lapisan pelindung agar tidak

terjadi iritasi serta infeksi

 

Mencegah terjadinya trauma

 

5). Resiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan intra kranial (TIK)

Tujuan :

pasien tidak mengalami peningkatan tekanan intracranial

26

Page 27: Pembahasan Kti Kelompok 7

Kriteria Hasil :  

anak tidak menunjukan bukti-bukti peningkatan TIK

Intervensi Rasional

Observasi dengan

cermat adanya tanda-

tanda peningkatan TIK

Lakukan pengkajian

Neurologis dasar pada

praoperasi

Hindari sedasi

Ajari keluarga tentang

tanda-tanda

peningkatan TIK dan

kapan harus

memberitahu

Untuk mencegah keterlambatan tindakan

Sebagai pedoman untuk pengkajian

pascaoperasi dan evaluasi fungsi firau

Karena tingat kesadaran adalah pirau penting

dari peningkatan TIK

Praktisi kesehatan untuk mencegah

keterlambatan tindakan

 

6). Risiko tinggi kerusakan integritas kulit dan eleminasi urin berhubungan

dengan paralisis, penetesan urin yang kontinu dan feses

Tujuan :

pasien tidak mengalami iritasi kulit dan gangguan eleminasi urin

27

Page 28: Pembahasan Kti Kelompok 7

Kriteria hasil :

kulit tetap bersih dan kering tanpa bukti-bukti iritasi dan gangguan

eleminasi.

Intervensi Rasional

Jaga agar area perineal

tetap bersih dan kering

dan tempatkan anak pada

permukaan pengurang

tekanan.

Masase kulit dengan

perlahan selama

pembersihan dan

pemberian lotion.

Berikan terapi stimulant

pada bayi

Untuk mengrangi tekanan pada lutut dan

pergelangan kaki selama posisi telengkup

Untuk meningkatkan sirkulasi.

 

Untuk memberikan kelancaran eleminasi

 

28

Page 29: Pembahasan Kti Kelompok 7

BAB III

TINJAUAN KASUS

A.  IDENTITAS

1. IDENTITAS BAYI

Nama Bayi                       : By. W

Tempat / Tgl lahir           :

Jenis Kelamin                 : Perempuan

 2. IDENTITAS IBU

Nama Ibu                   : Ny. W

Tempat / Tgl lahir      : 21 tahun

Agama / Suku           : Islam / Jawa

Warga Negara           : WNI

Bahasa                       : Indonesia

Pendidikan                : SMP

Pekerjaan                   : Ibu Rumah Tangga

29

Page 30: Pembahasan Kti Kelompok 7

Alamat Rumah         :

3. IDENTITAS AYAH

Nama Ayah                : Tn. J

Tempat / Tgl lahir      :  28 tahun

Agama / Suku           : Islam / Jawa

Warga Negara           : WNI

Bahasa                       : Indonesia

Pendidikan                : SD

Pekerjaan                   : Swasta

Alamat Rumah          :

4. PENANGGUNG JAWAB

Nama                          : Tn. J

Alamat                        :

Hubungan                 : Ayah By. W

30

Page 31: Pembahasan Kti Kelompok 7

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

     Dikirim oleh         : RSUD M

Dx. Medik           : NA dengan Meningo Ensephalokel dan

Hidrochepalus     non Comunicans

    Keadaan umum saat MRS :  Keadaan umum lemah, GT lemah, tidak sesak,

BAB (+), BAK (+), BBL 3400 gr, PB 50

cm, LD 34 cm dan LK 31 cm, akral hangat.

Terdapat meningokel sudah pecah dipangkal

hidung dibungkus kassa dan merembes.

C. RIWAYAT KAHAMILAN DAN PERSALINAN

1. RIWAYAT PRE NATAL

Antenatal Care / ANC             : Dokter setiap bulan ( 9 kali)

Imunisasi                                  : -

Tablet Fe                                   : Dapat

Keluhan saat hamil                 : Tidak AdaKebiasaan saat hamil        : Makan /

Minum seperti biasa, kebiasaan ibu bila  kepala

minum bodrex dan minum jamu beras kencur /

sejenisnya. Selain itu suami merokok.

2. RIWAYAT NATAL

Jenis Persalinan                   : Spontan

31

Page 32: Pembahasan Kti Kelompok 7

Pertolongan Persalinan       : Dukun

Usia Kehamilan                    : Aterm

Anak ke                                  : 1 (Pertama)

Waktu Pecah Ketuban        : Spontan sebelum lahir (warna jernih)

Bayi lahir 30 detik                 : Menangis

Resusitasi Neonatus           : Tidak dilakukan

IMD                                         : Tidak dilakukan

APGAR SCORE                   : -

Lain – lain                              : Awalnya ibu dibawa ke RSUD karena mulai ada

pembukaan, karena baru buka 1 disarankan untuk

pulang. Sesampai dirumah ibu melahirkan

ditolong oleh dukun. Bayi lahir dengan jenis

kelamin perempuan langsung menangis dengan

meningokel terbungkus selaput tipis.

3. RIWAYAT POST NATAL

Bayi dirujuk ke RSUD Mojokerto, bayi disarankan untuk dirawat oleh Bidan.

Keesokan hari meningokel dirawat oleh bidan dan pecah, kemudian dirujuk ke

RSUD M dan selanjutnya dirujuk ke RSUD D

D. RIWAYAT KESEHATAN

32

Page 33: Pembahasan Kti Kelompok 7

Ayah bayi mengatakan bahwa selama hamil, istrinya tidak pernah sakit yang

parah.Riwayat penyakit keluarga : orang tua dari ibu bayi menderita penyakit

hipertensi.

E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Ibu / Ayah dan keluarga belum bias menerima kehadiran bayinya dalam kondisi cacat.

Ibu bayi tinggal bersama orang tuanya dan saudara – saudaranya, suami jarang pulang

karena kerja di proyek, suami juga tidak pernah mengantar istri kontrol, istri control

kehamilan diantar ibunya ke dokter.

F. RIWAYAT SOSIAL CULTURAL

Adat istiadat yang dilakukan pada masa kehamilan, persalinan dan Nifas :

Keluarga percaya bahwa kunyit dan kuning telur kampong bisa memperkuat tenaga

saat melahirkan. Keluarga juga percaya bahwa minyak kelapa bisa mempercepat dan

mempermudah proses persalinan. Setelah melahirkan harus memakai gurita yang

panjang (bahasa jawa : bengkung) karena melahirkan pertama harus ditata, keluarga

percaya bahwa setelah melahirkan tulang – tulang kembali muda, kalau tidak hati –

hati bisa bungkuk dan sebagainya.       

         

DATA YANG DIPEROLEH DARI KLIEN

NO DATA MASALAH

KEPERAWATAN

33

Page 34: Pembahasan Kti Kelompok 7

1 PERNAPASAN

Ø  Napas Spontan

Ø  RR 44 x/mnt, irregular dan dangkal

Ø  O2 Nasal BCPAP 2 lpm PEEP 4 cmH2O

Ø  Ronchi -/- , wh -/- Dispne (+) stridor (+)retraksi

intercostals (+), PCH (+) Laringo malaise (+)

Ø  Kulit pucat (+), Cutis marmorata (-)

Ø  Terdapat meningokel dipangkal hidung, bayi

cenderung hiperekstensi

Ø  Downe Score 4 (Gawat napas sedang)

Pola Nafas tidak efektif

2 SIRKULASI

Ø  HR 144 x/mnt, regular

Ø  Akral hangat, kering, Kulit pucat (+), Suhu 36,7

°C bayi dalam box lampu

Ø  Meningokel sdh pecah dibungkus kassa

merembes serum (+) dan pus (+), Oedema tungkai

(-) Perdarahan (-)

Ø  GT lemah, CRT ≤ 2 detik, Hb 14,9 mg/dL

MK : -

3 MAKANAN, CAIRAN & ELEKTROLIT

Ø  Usia 27 hari, diit  PASI 12 x 40 cc

Ø  K.U lemah, GT lemah

Ø  BBL : 3400 gr, MRS : 3400 gr, Skg : 2800 gr

BB turun 600 gr

Ø  Reflek rooting (+) Sucking (+)

Resiko nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

34

Page 35: Pembahasan Kti Kelompok 7

Ø  Cara minum : OGT, muntah (-) retensi (-)

Ø  Bayi tampak pucat, Hb 14,9 mg/dL   albumin 4

(post koreksi, pre 3,4)

4 ALAT GENITAL

Ø  Jenis kelamin : perempuan

Ø  Vagina bersih, Pseudomenstruasi (+)

Ø  kateter (-)

Ø  Labia Mayora menutupi labia minora

MK : -

5 ELIMINASI

Ø  BAK : jernih (+) kateter (-)Hematuri (-)

              Prod. Urine ± 70 – 80 cc / 24 jam

              (1-1,1 cc/kg/jam)

Ø  BAB : (+)Biasa, konsistensi lunak, warna

kuning

Ø  Anus (+)

MK : -

6 NEUROSENSORI

Ø  Tingkat kesadaran : respon terhadap nyeri (+)

Letargis (+)Gerakan lemah, kejang (-)

Ø  Gerak tangis cukup bila dirangsang → bayi

lebih banyak tidur

Ø  LK lahir : 31cm LK sekarang : 31cm

Ø  Ubun – ubun cembung, hidrosephalus (+),

anencephaly  sinistra (+), sutura belum menutup 1

jari

MK : Resiko terjadi kejang

35

Page 36: Pembahasan Kti Kelompok 7

Ø  Reaksi pupil terhadap cahaya (+)

7 KEBERSIHAN KULIT

Ø  Kulit tampak pucat, akral hangat suhu 36,7°C

turgor kulit baik, meningokel pecah, kepala bersih,

Ickterus (-), meningokel Ø 4 cm (Ø awal sebelum

pecah 2 cm), laserasi (+) kemerahan (+) bengkak

(+), meningokel dirawat dengan bactroban zalf dan

sufratul dibungkus kassa, CRP : 0,5 (fluktuatif 0,5-

39,03)

MK : Infeksi

8 RASA NYAMAN

Ø  Saat disentuh (dirangsang) bayi menangis dan

bergerak aktif

-

9 TIDUR & ISTIRAHAT

Ø  Lebih banyak tidur, Letargis (+)

-

10 PSIKOSOSIAL

Ø  Ayah bayi bertanya “ Apakah anak saya bisa

sembuh? “

Ø  Ayah bayi bertanya “ kondisi bayi saya

bagaimana sus ?”

Kurang pengetahuan orang

tua

HASIL LABORATORIUM ( tanggal 19/2/2013 )

Hb                         : 14,9

Leukosit                : 15.200

Trombosit              : 530

Albumin              : 4

Natrium              : 136

Kalium                : 5,9

36

Page 37: Pembahasan Kti Kelompok 7

CRP                 

     : 0,5

(fluktuatif 0,5-

39,03)

GDA                     : 105

Clorida                : 102

Kalsium total       : 9,3

Hasil kultur cairan

otak

pre op

(14/2/2013)

post op

(17/2/2013)

Nilai Normal

· Warna &

konsistensi

· ∑ sel         

        

· Protein total     

· Glukosa

Normal

0 (low)

25,3

30 (low)

Normal

0 (low)

17

110 (high)

1-5

12-60

50-80

Hasil kultur darah tanggal 13/2/2013 : Pseudaomonas aeruginosa

TERAPI DOKTER :

O2 Nasal BCPAP 2 lpm PEEP 4 cmH2O

Tropic feeding PASI 12 x 40 cc

Inj. Vit K 1 mg/im (1x /minggu)

37

Page 38: Pembahasan Kti Kelompok 7

Rawat Meningokel dengan bactroban dan sufratul

Rawat bersama dokter dan perawat

Termoregulasi

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

1 DS : -

DO :

Ø  Napas Spontan

Ø  RR 44 x/mnt,

irregular dan

dangkal

Ø  O2 Nasal

BCPAP 2 lpm PEEP

4 cmH2O

Ø  Ronchi -/- , wh

-/- Dispne (+)

stridor (+)retraksi

intercostals (+),

PCH (+) Laringo

malaise (+)

Meningokel Ø 4 cm

pada pangkal hidung

Penekanan pada jalan

napas atas dan

mengganggu

penglihatan

Ketidaknyamanan

Posisi kepala hiper

ekstensi

Pola nafas tidak efektif

berhubungan dengan

penekanan meningokel

terhadap jalan napas atas

38

Page 39: Pembahasan Kti Kelompok 7

Ø  Kulit pucat(+)

Ø  Cutis marmorata

(-)

Ø  Terdapat

meningokel

dipangkal hidung,

bayi cenderung

hiperekstensi

Ø  Downe Score 4

Pola napas tidak efektif

2 DS : -

DO :

Ø  Usia 27 hari,

diit  PASI 12 x 40 cc

Ø  K.U lemah, GT

lemah

Ø  BBL : 3400 gr,

MRS : 3400 gr,

Skg : 2800 gr BB

turun 600 gr

Ø  Reflek rooting

(+) Sucking (+)

Meningokel

Proses

penyakit       (penekanan

syaraf menelan)

Reflek menghisap ↓

Peningkatan

metabolisme tubuh

Resiko nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan

dengan proses penyakit /

Peningkatan metabolisme

tubuh

39

Page 40: Pembahasan Kti Kelompok 7

Ø  Cara minum :

OGT, muntah (-)

retensi (-), adomen

supel, BU 12x/mnt

Ø  Kulit pucat, Hb

14,9

mg/dL   albumin 4

(post koreksi, pre

3,4)

Ø  GDA tidak

terkaji

Resiko ↓ BB

3 DS : -

DO :

Ø  Tingkat

kesadaran : respon

terhadap nyeri (+)

Letargis (+)Gerakan

lemah, kejang (-)

Ø  Gerak tangis

cukup bila

dirangsang → bayi

lebih banyak tidur

Meningokel

Hidrocephalus

Akumulasi cairan otak

Aliran darah dan cairan

otak

terganggu/sumbatan

Resiko terjadi kejang

berhubungan dengan

peningkatan TIK

40

Page 41: Pembahasan Kti Kelompok 7

Ø  LK lahir : 31cm

LK sekarang : 31cm

Ø  UUB cembung,

hidrosephalus (+),

anencephaly  sinistra

(+), sutura belum

menutup 1 jari

Ø  Reaksi pupil

terhadap cahaya (+)

TIK meningkat

Kejang

4 DS :

Ø  Ayah bayi

bertanya “ Apakah

anak saya bisa

sembuh? “

Ø  Ayah bayi

bertanya “ kondisi

bayi saya bagaimana

sus ?”

DO : -

Ø Ayah bayi

bertanya tentang

proses penyakit dan

Anak sakit

Tingkat pendidikan

orang tua

Proses penyakit dan

kondisi anaknya

Kurangnya pengetahuan

orang tua berhubungan

dengan proses penyakit dan

kondisi anaknya

41

Page 42: Pembahasan Kti Kelompok 7

kondisi anaknya

pada petugas

kesehatan (perawat)

5 DS :-

DO :

Kulit tampak pucat,

akral hangat suhu

36,7°C turgor kulit

baik, meningokel

pecah, kepala bersih,

Ickterus (-),

meningokel Ø 4 cm

(Ø awal sebelum

pecah 2 cm), laserasi

(+) kemerahan (+)

bengkak

(+),meningokel

dirawat dengan

bactroban zalf dan

sufratul dibungkus

kassa, CRP : 0,5

(fluktuatif 0,5-

Menigokel pecah

Port de entry kuman

infeksi

MK : Infeksi berhubungan

dengan meningokel yang

pecah

42

Page 43: Pembahasan Kti Kelompok 7

39,03)

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

1. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan meningokel terhadap

jalan napas atas

2. Resiko terjadi kejang berhubungan dengan peningkatan TIK (hidrochepalus)

3. Infeksi berhubungan dengan meningokel yang pecah

4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan proses penyakit /

peningkatan metabolisme tubuh

5. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan proses penyakit dan kondisi

anaknya

43

Page 44: Pembahasan Kti Kelompok 7

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi

yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital

dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian

segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya

sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat.

Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling sering terjadi.

Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah

servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak,

sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat

saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi

normal sesudah operasi.

B. Saran

Deteksi dini dan pencegahan pada awal kehamilan dianjurkan untuk semua

ibu yang telah melahirkan anak dengan gangguan ini dan dan pemeriksaan

ditawarkan bagi semua wanita hamil.

44

Page 45: Pembahasan Kti Kelompok 7

DAFTAR PUSTAKA

Allen V. Carol. Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan. Jakarta : EGC, 1998.

Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC, 2008.

Gloria M. Bulechek. Nursing Interventions Classification (NIC). Elsevier Mosby, 2013

Haryanto. Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep (Concept Mapping). Jakarta : Salemba Medika, 2007.

Priharjo.Robert.pengkajian fisik keperawatan. Jakarta :EGC,2006.

Wiley. Nursing Diagnoses Definication and Classification, 2015-2017. NANDA International Nursing, 2014.

Sumber Internet :

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-umifitriya-6601-3-babii.pdf diakses pada 10 oktober 2015, 19.30

http://www.academia.edu/9682589/DOKUMENTASI_PENGKAJIAN_KEPERAWATAN diakses pada 10 oktober 2015, 19.00

https://id.wikipedia.org/wiki/Intervensi diakses pada 10 oktober 2015, 20.30

45