pembahasan desinfektan

5
Pembahasan Desinfektan digunakan untuk menghambat ertumbuhan mikroorganisme pada benda – benda mati seperti meja, lantai, objek glass dan lain-lain. Desinfektan sangat penting bagi rumah sakit dan klinik. Desinfektan akan memebantu mecegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan maupun dari hal medis yang ada dirumah sakit dan juga memebantu mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Desinfektan fungsinya bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya enfeksi atau pencemaran oleh jasad renik, dan agar untuk membasmi kuman penyakit desinfektan tidak memiliki daya pentrasi sehingga tidak mampu memebunuh mikroorganisme yang terdapat didalam celah atau cemaran. Pada praktikum kali ini, penentuan daya hambat dari suatu sediaan yang berpotensi sebagai antiseptik atau desinfektan terhadap bakteri uji (Staphylococcus aureus). Prosedur praktikum adalah, larutan sediaan uji dibuat dengan konsentrasi 2,5% v/v. Pengenceran direncanakan dan konsentrasi pada masing-masing tabung besar dihitung. Enam pengenceran bertingkat larutan sediaan uji dibuat dengan aquadest dalam tabung-tabung

Upload: jimmychanweikit

Post on 11-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Mikro

TRANSCRIPT

Pembahasan

Pembahasan

Desinfektan digunakan untuk menghambat ertumbuhan mikroorganisme pada benda benda mati seperti meja, lantai, objek glass dan lain-lain. Desinfektan sangat penting bagi rumah sakit dan klinik. Desinfektan akan memebantu mecegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan maupun dari hal medis yang ada dirumah sakit dan juga memebantu mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Desinfektan fungsinya bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya enfeksi atau pencemaran oleh jasad renik, dan agar untuk membasmi kuman penyakit desinfektan tidak memiliki daya pentrasi sehingga tidak mampu memebunuh mikroorganisme yang terdapat didalam celah atau cemaran.

Pada praktikum kali ini, penentuan daya hambat dari suatu sediaan yang berpotensi sebagai antiseptik atau desinfektan terhadap bakteri uji (Staphylococcus aureus). Prosedur praktikum adalah, larutan sediaan uji dibuat dengan konsentrasi 2,5% v/v. Pengenceran direncanakan dan konsentrasi pada masing-masing tabung besar dihitung. Enam pengenceran bertingkat larutan sediaan uji dibuat dengan aquadest dalam tabung-tabung reaksi besar seperti berikut:

TABUNGKOEFISIEN FENOLLARUTAN FENOL DI PIPETAQUA. YG. DI TAMBAHTOTAL YG. DI PERLUKANVOLUME YG. DI BUANG

A1/405050

B1/504150

C1/604251

D1/704352

E1/804453

F1/904554

36 tabung reaksi kecil diisi dengan 1 ml NB. Tabung-tabung besar dan kecil disusun dalam rak tabung. Baris pertama terdiri daripada 6 tabung besar berupa A, B, C, D, E, dan F, berupa hasil pengenceran sediaan uji. Baris kedua berisi 6 tabung kecil berisi NB double strength, bertanda a1, b1, c1, d1, e1, dan f1. Baris ketiga sampai ke enam masing-masing berisi 6 tabung kecil, berisi NB biasa, diberi tanda sebagai a2, b2, c2 dan seterusnya sehingga f6. Masukkan 0.2 ml bakteri pada masing masing tabung besar dengan rentang waktu 30 detik. Setelah kesemuanya telah diisi, yaitu memakan waktu selama 2,5 menit, digunakan 1 ose untuk memindahkan dari tabung besar ke kecil dengan rentang waktu 30 saat. Dilakukan mengikut pola zig-zag, dimulai dengan a1, dikuti b1, c1, d1, e1, dan f1, kemudian balik kepada a2, dan seterusnya sehigga f6. Satu kontrol positif dan 1 kontrol negatif dibuat. Kontrol positif terdiri daripada 1ml NB dan 1 ose bakteri. Semua tabung uji diinkubasi disuhu 37oC pada 18 hingga 24 jam. Kekeruhan diamati.

Pada pengenceran tabung A dengan koefisien 1/40 fenol menunjukkan kekeruhan dalam 6 tabung kecil A. Manakala, tabung B dengan koefisien 1/50 fenol menunjukkan kekeruhan dalam tabung B1, B2, B3, B4 dan B6 tetapi bening dalam tabung B5. Seterusnya, pada tabung C dengan koefisien 1/60 fenol menunjukkan kekeruhan dalam tabung C1, C2, C3, C6 dan bening dalam tabung C4 dan C5. Kekeruhan seterusnya dilihat pada tabung D dengan koefisien 1/70 fenol dan tabung D1 dan D6 bening dan tabung uji lainnya keruh. Tabung E, dengan koefisien 1/80 fenol menunjukkan kekeruhan pada semua tabung uji kecuali tabung E4 dan E5. Manakala, tabung F dengan koefisien fenol 1/90 menunjukkan kekeruhan pada F1, F3, F4, F6 dan bening dalam tabung F2 dan F5.

Pada pengenceran desinfektan 1/40 seharusnya tidak menunjukkan kekeruhan dan harus menunjukkan bening dimana semua bakteri seharusnya mati tetapi dari pengamatan yang dilakukan semua tabung uji pada pengenceran tabung A adalah keruh. Manakala pada pengenceran desinfektan 1/80 seharusnya menunjukkan kekeruhan hampir semua tabung dan tabung uji F2 dan F5 adalah bening. Hal ini menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan pada waktu praktikum. Terjadinya hal ini, dapat diakibatkan oleh berbagai faktor kemungkinan.

Faktor-faktor kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan kami antara lain adalah:

1. Pengerjaan praktikum secara paralel

Kegagalan yang terjadi dalam praktikum ini mungkin juga disebabkan oleh pengerjaan tabung Uji Desinfektan secara paralel yang saat itu dimaksudkan untuk mempersingkat waktu pengerjaan. Pengerjaan secara paralel tersebut telah mengakibatkan ketidakakuratan dan ketidaktelitian perhitungan waktu yang diperlukan.

2. Ketidakakuratan dalam pengambilan kuman menggunakan ose.

Dalam menginokulasi kuman uji terhadap desinfektan, kami memindahkan kuman tersebut hanya dengan 1 ose. Dengan penggunaan ose, terdapat kemungkinan kuman tidak terangkat sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Sebab pada percobaan kami, banyak kuman yang mati. Pengambilan kuman dengan 2 ose mungkin dapat lebih akurat.

3. Penggunaan spiritus yang berlebihan.

Banyaknya kuman yang mati juga dapat disebabkan terlalu seringnya dilakukan flambir pada pembuatan inokulum dan pada penginokulasian kuman uji terhadap desinfektan. Kuman S. aureus tumbuh optimum pada suhu 37C, oleh karena itu tidak diperlukan suhu panas yang berlebihan.

4. Pengenceran desinfektan yang tidak akurat

Pada percobaan kali ini, kami mungkin juga melakukan kesalahan ketika melakukan pengenceran desinfektan ke dalam 1/40, 1/50, 1/60, 1/70, 1/80, 1/90. Pengenceran yang dilakukan tidak akurat, yaitu terlalu banyak desinfektan yang terkandung dalam 1/50, 1/60, 1/80, dan 1/90 sehingga desinfektan terlalu pekat dan tidak sebanding dengan jumlah kuman yang dibiakkan.