pembahasan cooling tower

Upload: yohanamd14

Post on 08-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

praktikum otk cooling tower

TRANSCRIPT

BAB IVPEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

4.1 PembahasanAir yang didinginkan menggunakan cooling tower bukan merupakan air demin atau air proses melainkan air pendingin. Alasannya karena air demin dan air proses akan dimasukkan langsung ke dalam alat sehingga tidak diperkenankan mengandung oksigen dan bahan-bahan yang dapat menyebabkan fouling, scaling dan reaksi yang tidak diinginkan. Berbeda dengan air pendingin yang hanya dialirkan sebagai pendingin melalui jaket pada alat-alat proses yang membutuhkan pendinginan, misalnya reaktor dengan reaksi eksoterm yang menimbulkan panas sehingga untuk menjaga temperatur agar tetap konstan maka digunakan air pendingin pada jaket. Air pendingin tidak berkontak langsung dengan reaktan dan tidak dialirkan langsung ke dalam alat sehingga masih diperkenankan mengandung oksigen dan bahan-bahan yang tidak diinginkan ada pada air proses atau air demin. Sehubungan dengan itu berkontaknya air dengan udara akan menyebabkan air terkontaminasi oksigen dan bahan-bahan lainnya yang tidak diinginkan. Pada cooling tower apparatus dilakukan pemanasan terlebih dahulu oleh heater terhadap air sebelum dimasukkan melalui ke puncak cooling tower. Pemanasan ini dilakukan untuk memperoleh air dengan temperatur yang lebih tinggi yang kemudian akan didinginkan pada menara pendingin. Di dalam industri, air dengan temperatur lebih tinggi yang diibaratkan sebagai air yang telah memperoleh panas dari alat-alat proses. Nozzle yang terdapat pada cooling tower apparatus akan memperkecil ukuran air yang masuk dan membuat alirannya menjadi laminer sehingga kontak air dengan udara menjadi lebih lama dan permukaan kontaknya menjadi lebih luas. Dan dengan adanya packing, aliran air dapat tertahan lebih lama oleh packing sehingga air tidak langsung jatuh dengan cepat ke dasar kolom, hal ini mempengaruhi proses pendinginan air oleh udara sehingga akan berlangsung lebih lama, karena waktu kontak yang lebih lama maka proses pendinginan lebih lama pula sehingga temperature air yang keluar dari cooling tower (T6) akan mendekati temperatur minimum keluaran cooling tower. Sedangkan pengaruh luas permukaan kontak yaitu karena pertukaran panas terjadi hanya pada dua permukaan yang berkontak, semakin banyak permukaan yang berkontak maka semakin cepat pendinginan oleh udara terhadap air karena panas membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk berpindah dari air ke udara.Temperatur maksimum yang dapat dicapai air keluaran cooling tower (T6) adalah temperatur udara masuk (T2) yang digunakan sebagai fluida pendingin dan tidak mungkin lebih rendah dari temperatur udara yang dikontakkan. Hal tersebut merupakan salah satu indikator optimalnya kinerja cooling tower, yaitu approach to wet bulb (T6-T2), dimana ketika temperatur air keluaran cooling tower (T6) semakin mendekati temperatur wet bulb udara masuk (T2) maka pendinginan dikatakan semakin optimal. Indikator kedua adalah cooling range, dimana semakin besar perbedaan temperatur air yang masuk dengan air yang keluar (T6-T5) (yaitu temperatur air keluar semakin rendah) maka pendinginan dapat dikatakan semakin optimal. Digunakan temperatur wet bulb udara masuk (T2) karena uap air memperngaruhi temperatur udara total.Pengukuran temperatur wet bulb dan temperatur dry bulb dapat mengindikasikan adanya evaporation loss, karena semakin banyak uap air yang terkandung di dalam udara ( maka kelembaban udara semakin bertambah dan temperatur udara semakin rendah. Ketika temperatur wet bulb udara yang keluar (T4) dari cooling tower lebih rendah dari temperatur wet bulb udara masuk (T2), hal itu berarti bahwa terdapat uap air yang terikut dalam udara yang keluar (T4) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat air yang terdifusi ke udara ketika berkontak di dalam cooling tower atau yang disebut evaporation loss.