pendahuluan cooling tower

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu pabrik, proses pendinginan merupakan salah satu tahapan proses yang sangat vital. Air yang digunakan sebagai sumber fluida pendingin membutuhkan suatu sarana yang dapat mengembalikannya ke kondisi semula. Proses pengembalian temperatur air pendingin ke temperatur sebelum operasi disebut dengan proses pendinginan. Teknologi pendingin sudah sejak lama ditemukan. Teknologi pendingin yang pertama adalah proses pendinginan dengan menggunakan fluida kerja berupa udara. Kemudian teknologi pendinginan dengan fluida kerja berupa air baru ditemukan sebab dengan pendinginan dengan fluida kerja air membuat proses pendinginan menjadi lebih konstan. Pertama teknologi pendinginan air menggunakan sungai, sumur, danau, dan kanal. Sejak perluasan industri dilakukan, air pendingin dibutuhkan sebagai media penukar panas antara fluida bertemperatur tinggi dengan air sebagai pendingin. Berlangsungnya pertukaran panas disuatu media berlangsung di dalam suatu heat exchanger atau yang lebih spesifik disebut dengan cooler. Air pendingin akan berubah temperaturnya karena adanya panas yang dibawa 1

Upload: rizka-rachmiyanti

Post on 19-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

otk

TRANSCRIPT

17

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDalam suatu pabrik, proses pendinginan merupakan salah satu tahapan proses yang sangat vital. Air yang digunakan sebagai sumber fluida pendingin membutuhkan suatu sarana yang dapat mengembalikannya ke kondisi semula. Proses pengembalian temperatur air pendingin ke temperatur sebelum operasi disebut dengan proses pendinginan. Teknologi pendingin sudah sejak lama ditemukan. Teknologi pendingin yang pertama adalah proses pendinginan dengan menggunakan fluida kerja berupa udara. Kemudian teknologi pendinginan dengan fluida kerja berupa air baru ditemukan sebab dengan pendinginan dengan fluida kerja air membuat proses pendinginan menjadi lebih konstan. Pertama teknologi pendinginan air menggunakan sungai, sumur, danau, dan kanal.Sejak perluasan industri dilakukan, air pendingin dibutuhkan sebagai media penukar panas antara fluida bertemperatur tinggi dengan air sebagai pendingin. Berlangsungnya pertukaran panas disuatu media berlangsung di dalam suatu heat exchanger atau yang lebih spesifik disebut dengan cooler. Air pendingin akan berubah temperaturnya karena adanya panas yang dibawa oleh air pendingin tersebut. Air yang digunakan setelah keluar dari cooler tidak dapat langsung dibuang ke lingkungan sebab dapat merusak lingkungan dan tidak memenuhi syarat Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sehingga air tersebut diproses lagi sampai temperaturnya sama dengan lingkungan. Proses tersebut membutuhkan alat yang disebut Cooling tower.Cooling tower adalah suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan sejumlah panas dari suatu fluida ke fluida lain. Cooling tower beroperasi menurut prinsip difusi dan adanya perubahan temperatur yang mengakibatkan perbedaan besarnya laju perpindahan massa yang terjadi. Besarnya laju perpindahan massa dan panas dipengaruhi oleh luas daerah kontak antara fluida panas dengan fluida dingin, waktu kontak, kecepatan fluida, dan temperatur fluida. Padacooling towersebagian air menguap ke udara dan kalor sensibel berpindah dari air panas ke udara yang lebih dingin. Kedua proses itulah yang mengakibatkan turunnya temperatur air dan untuk menjaga keseimbangan air, kita hanya perlu menambahkan air (make up water) untuk menggantikan air yang hilang karena penguapan atau terbawa oleh udara.Proses pendinginan dapat terjadi dengan bantuan udara luar serta peralatan untuk mempercepat proses pendinginan tersebut. Dalam proses pendinginan di dalam industri, kipas atau fan juga dapat digunakan.Penggunaan teknologi cooling tower(menara pendingin) dewasa ini dirasakan sangat penting dalam tiap industri dalam rangka pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi. Oleh karena itu pemahaman tentang prinsip kerja atau operasicooling towersangat diperlukan.1.2. Rumusan Masalah1) Bagaimana pengaruh flow rate udara terhadap temperatur air keluar pada cooling tower?2) Bagaimana perbandingan antara perubahan panas dengan laju udara masuk?3) Bagaimana prinsip dan cara kerja cooling tower apparatus?4) Bagaimana proses pendinginan air panas sisa operasi?1.3. Tujuan1) Mengetahui prinsip dan cara kerja cooling tower apparatus.2) Mengetahui perhitungan pada cooling tower apparatus.3) Mengetahui aplikasi dari cooling tower.4) Mengetahui beberapa perubahan panas yang terjadi dibandingkan dengan laju udara yang masuk.5) Mengetahui bagaimana proses mendinginkan air panas sisa operasi yang berasal dari kondesor atau unit perpindahan panas lainnya.1.4. Manfaat1) Dengan diketahui hubungan antara kecepatan udara terhadap approach to wet bulb dan pressure drop, maka dapat diaplikasikan pada cooling tower.2) Dapatmengetahui pengaruh kecepatan aliran udara terhadap laju pendinginan.3) Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari cooling tower.4) Dapat mengetahui fungsi dari tiap-tiap bagian dari cooling tower.

6

4

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Cooling TowerCooling Tower adalah suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan sejumlah panas dari suatu fluida ke fluida lain. Cooling tower ini beroperasi menurut prinsip difusi, dimana adanya perubahan temperatur dapat mengakibatkan perbedaan besarnya laju perpindahan massa. Besarnya laju perpindahan massa dipengaruhi oleh luas daerah kontak antara fluida panas dengan fluida dingin. Sedangkan cooling water adalah air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan peralatan. Pengendalian kualitas kerja dari cooling water akan berpengaruh langsung terhadap kinerja dari alat-alat yang menggunakannya, termasuk pipa distribusi yang mengalirkan air daricooling tower ke peralatan yang akan menggunakannya. Masalah-masalah seperti lifetime alat yang pendek karena korosi, efisiensi pertukaran panas yang rendah akibat akumulasi produk korosi, lumpur atau slime, dan naiknya konsumsi energi listrik untuk memompakan cooling water karena adanya penyumbatan pada perpipaan dan alat adalah sebagai akibat dari rendahnya kualitas cooling water.Jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan cooling tower dan hanya menggunakan sirkulasi air pendingin sekali pakai, air pendingin yang telah digunakan dan mengalami kenaikkan temperatur selanjutnya dibuang ke laut, danau atau sungai yang ditentukan. Pembuangan sejumlah air hangat tersebut dapat meningkatkan temperatur sungai atau danau tersebut sehingga dapat merusak ekosistem lokal. Teknologi pendingin sudah lama ditemukan dengan menggunakan teknologi pendinginan udara. Kemudian teknologi pendinginan air baru ditemukan dan mulai dikembangkan sebab dengan menggunakan pendingin air proses pendinginan menjadi lebih konstan. Pada awalnya teknologi pendinginan air menggunakan sungai, sumur, danau dan kanal sebagai sumber airnya. Namun sejak perluasan industri yang sudah sangat luas banyak industri yang berdiri jauh dari sumber air, bahkan ada industri yang berdiri di negara yang minim sumber airnya. Oleh sebab itu dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi untuk mendinginkan air yang telah digunakan pada suatu proses sebelum dibuang ke lingkungan, dikembangkanlah suatu teknologi menara pendingin (cooling tower). Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengolahan/penyediaan cooling water adalah:1. Cooling Tower (Basin, ID fan)1. Pompa Cooling Water1. Sistem injeksi bahan kimiaMenara pendingin (cooling tower) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfer. Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan. Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih dari peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya. 2.2. Komponen-Komponen Pada Cooling TowerCooling tower berbentuk menara yang cukup tinggi dengan beberapa komponen yang menyusun menara pendingin ini. Berikut ini adalah beberapa komponen penyusun cooling tower tersebut:1) Rangka dan casingMayoritas menara memiliki rangka yang berstruktur guna menunjang tutup luar, motor, fan, dan beberapa komponen lainnya. Dengan rancangan yang lebih kecil, seperti unit fiber glass, wadahnya dapat sekaligus menjadi rangka bagi cooling tower.2) Bahan pengisi berbentuk filmBahan pengisi terdiri dari permukan plastik yang tipis dengan jarak yang berdekatan. Di atas bahan pengisi ini terdapat semprotan air yang akan membentuk lapisan film yang memungkinkan terjadinya kontak dengan udara. Permukaan lapisan film ini dapat berbentuk datar bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.3) Kolam air pendinginKolam air pendingin terletak di bagian bawah menara dan menerima air bertemperatur rendah yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolom memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air yang sudah bertemperatur rendah.4) Drift eliminatorsDrift eliminators berfungsi untuk menangkap tetesan air yang terjebak di dalam aliran udara agar tidak hilang ke atmosfir dan mengurangi make up air yang perlu dilakukan.5) Saluran udara masukSaluran udara masuk adalah titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk ini dapat berada pada seluruh sisi menara.6) LouversKegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air dalam menara.7) NozzleNozzle merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi menara. Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi ini sangatlah penting untuk mendapatkan proses pengontakan anatara bahan pengisi menara dengan air yang seragam pada seluruh permukaan bahan pengisi.8) FanTerdapat dua jenis baling-baling, yaitu fan axial dan fan centrifuge. Fan axial dan fan centrifuge dapat digunakan di dalam menara tanpa pengecualian. Fan ini disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki. Fan pun terbagi menjadi dua yaitu induced draf (fan berada di bagian atas) dan forced draf (fan berada di bagian bawah).2.3. Macam-Macam Cooling TowerPada dasarnya cooling tower terbagi beberapa macam antara lain , yaitu :1) Berdasarkan metode perpindahan panas, cooling tower dapat dibagi menjadi:a) Wet cooling towerPada cooling tower jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif kering. Seperti udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran air.b) Dry cooler (pendingin kering)Cooling tower ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan terjadi perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan lebih besar daripada proses penguapan.c) Fluid coolerPada cooling tower ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana air hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari air.Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke cooling towerbasah, dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni melindungi fluida kerja dari lingkungan terbuka.2) Berdasarkan arah aliran udara masuk, yaitu:a) Aliran crossflowPada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap aliran air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian keluaran udara akibat gayaTarik menarik dari fan yang berputar. b) Aliran counterflowAliran udara pada saat melewati bahan pengisi sejajar dengan aliran air.3) Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower,yaitu:a) Induced drafKipas pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara melintasi menara.Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendah dan kecepatan udara keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan resirkulasi udara.b) Force drafPada cooling tower ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan kecepatan yang rendah pada bagian keluaran. Kecepatan yang rendah pada bagian keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara. Kerugian lainnya yaitu desain penggerak paksa membutuhkan daya motor yang lebih tinggi daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik yang tinggi.4) Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu, yaitu:a) Natural draft (penggerak udara alami)Udara dialirkan dengan memanfaatkan gayabuoyancy melewati cerobong yang tinggi. Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi perbedaan densitas dengan udara kering, pendingin udara luar. Udara campuran panas memiliki densiti yang lebih kecil daripada udara yang lebih kering pada temperatur dan tekanan yang sama. b) Mechanical draft (penggerak udara mekanik)Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak antara air dan udara.hal ini membantu dalam memaksimalkan perpindahan panas diantara keduanya.2.4. Cooling WaterCooling water atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi sebagai suatu media air yang berfungsi untuk mengambil panas dari suatu proses atau equipment dengan jalan perpindahan panas (heat transfer). Cooling water sangat penting gunanya untuk pabrik, karena apabila ada gangguan cooling water akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi atau akan menyebabkan kerusakan alat baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, Cooling Water System harus dikontrol dengan sebaik-baiknya, minimal mampu beroperasi tanpa gangguan selama 1-2 tahun. Adapun tujuan digunakannya cooling water adalah:1) Korosi yang terjadi dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.2) Deposit yang terjadi di dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.3) Pertumbuhan bakteri, jamur, dan lumut terkendali.4) Menaikkan efisiensi alat pendingin.5) Tidak merusak lingkungan.Cooling water system secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:1) Recirculation Typea) Open type yaitu sebagian air setelah mengalami pemanasan akan diuapkan untuk proses pendinginannya kembali.b) Close type yaitu pendingin kembali air pendingin tanpa melalui proses penguapan. Tipe ini umumnya dipakai pada internal engine combustion system.2) Once Through TypeCooling water dengan once through system merupakan penggunaan fluida kerja pendingin dengan sekali pakai. Setelah fluida kerja mengalami proses perpindahan panas ke fluida yang ingin didinginkan, fluida kerja akan dibuang ke lingkungan tanpa adanya recycle. Jenis ini dinilai kurang efisien karena setiap kali proses pendinginan akan dilakukan perlu dilakukan suplai air pendingin sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa entropi dari alat ini cukup besar.Beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap cooling water adalah sebagai berikut:1) Make up air pendinginMake up adalah penambahan kembali suplai air pendingin sebanyak jumlah air yang hilang selama proses pendinginan berlangsung. Yang berperan sebagai make up adalah filter water. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar karena bila tidak digunakan filter water, air yang digunakan untuk make up dapat membawa beberapa komponen-komponen pengotor. Komponen pengotor ini seharusnya dapat disaring dengan filter tersebut.2) Lingkungan sekitar cooling towerSebagai media pendingin pada air pendingin di cooling water adalah udara yang diambil dari sekitar cooling tower. Udara yang diambil di sekitar cooling tower juga tidak lepas dari kotoran atau benda asing lainnya. Kotoran dapat masuk ke dalam sistem air pendingin sehingga dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi. Kontaminasi ini dapat dicegah dengan menggunaka sebuah filter yang diletakkan pada fan yang digunakan.3) Proses yang terkait pada pendinginanYang dimaksud dengan proses terkait adalah proses yang berada di sekitar pendinginan atau proses yang fluidanya mengalami proses pendinginan. Kontaminan yang biasanya dapat ditimbulkan dari proses sekitar pendinginan umumnya terjadi karena adanya kebocoran dari peralatan. Misalnya heat exchanger untuk pelumas gas amonia atau gas sintesa apabila terjadi kebocoran akan mengakibatkan kontaminasi pada air pendingin.4) Bahan Kimia.Penggunaan bahan kimia melalui injeksi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan efek samping. Salah satu efek samping bahan kimia melalui injeksi adalah jumlah kontaminan. Pengaruh kontaminasi bahan kimia akan lebih dominan apabila jumlah kontaminan bahan kimia semakin besar.Beberapa batasan yang harus diperhatikan air sebelum masuk ke cooling tower, yaitu:1) pH harus dijaga pada kondisi normal (6-7) karena pH yang lebih tinggi akan menyebabkan perubahan lignin pada penangasan weed fiber.2) Inhibitor korosi dipilih berdasarkan pada adanya serat-serat kimia dalam make up water dan material dari peralatan heat exchanger.3) Penambahan zat anti alga dan jamur diperlukan untuk menjaga keadaan fluida kerja dari lumut.2.5. Istilah-Istilah Pada Cooling TowerBeberapa istilah yang digunakan pada proses cooling tower adalah:1) Droplet driftDrift ini merupakan banyak air yang terbawa oleh udara keluar dari cooling tower. Droplet drift ini mempunyai konsentrasi dengan kemurnian yang sama seperti air yang masuk ke dalam menara. 2) Blow outBlow out adalah droplet air keluar cooling tower dengan gerakan memutar, secara umum pada aliran udara masuk pada daerah yang terbuka. Air juga dapat hilang, tidak memutar, dan mengalami deburan. Alat yang digunakan untuk mengurangi blow out adalah wind server, louver, splash deflector, dan water diverter.3) PlumePlume adalah saliran udara keluar yang jatuh meninggalkan cooling tower. Plume dapat terlihat ketika air menguap yang mengandung kondensat mengalami kontak dengan pendingin air.4) Blow downBlow down adalah salah satu bagian dari sirkulasi aliran air yang keluar dari peralatan cooling tower untuk mempertahankan atau menstabilkan jumlah padatan terlarut dan senyawa murni lainnya pada tingkat yang sesuai dengan kondisi yang sudah ditentukan.5) LeachingLeaching merupakan suatu proses pemisahan cairan dari padatan. Pada cooling tower, leaching terjadi pada pemisahan bahan kimia pengawet kayu dengan mencucinya pada air yang mengalir melalui cooling tower berstruktur kayu.6) NoiseNoise adalah pancaran bunyi yang sangat kuat dari cooling tower yang diberikan dari jarak arahnya. Bunyi dibangkitkan dengan air yang jatuh, gerak air dari kipas, daun kipas yang bergerak di dalam struktur, motor, dan gearbox atau sabuk penggerak.7) Cooling tower (supply) basinCooling tower (supply) basin adalah menara pendingin yang menggunakan air yang disediakan dari sistem penyedia air bagi suatu kolom atau bak distribusi dari pompa menara pendingin melalui suatu pengisapan.8) Cooling tower pumpsCooling tower pumps adalah cooling tower yang menggunakan pompa besar.Pompa ini mampu menyediakan air diatas 100.000 galon per menit untuk satu atau lebih menara pendingin. Masing-masing pompa pada umumnya memiliki kedalaman di atas 15 kaki.2.6. Prinsip Kerja Cooling TowerCooling tower terdiri dari sistem pemipaan dengan jumlah noozle yang cukup banyak, fan atau blower, bak penampungan, casing, dan sebagainya. Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin sentral dengan sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang mengalir di dalam sistem pemipaan.Pada alat chiller, kondensor yang umumnya digunakan berbentuk water-cooled condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigeran. Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell and tube dengan air mengalir memasuki shell dan uap refrigeran superheated mengalir di dalam pipa yang berada di tube sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigerant superheated berubah fasa menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki temperature yang lebih tinggi. Air akan digunakan kembali untuk proses pendinginan kondensor maka temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower. Pemompaan air yang sudah memliki temperatur tinggi ke dalam cooling tower melewati sistem pemipaan yang memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying merupakan langkah awal penurunan temperatur air pendingin. Air panas yang keluar dari nozzle langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena dipengaruhi oleh fan atau blower yang terpasang pada cooling tower. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati temperatur wet bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan temperatur ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller.Kinerja menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara udara suhu udara wet bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara.2.7. Masalah Pada Cooling TowerSeperti peralatan lainnya, cooling tower juga dapat mengalami masalah. Masalah ini dapat disebabkan oleh bahan konstruksinya, fluida yang mengalir di dalamnya, dan lain-lain. Masalah yang berpotensi muncul dalam sistem pendinginan adalah:1) KorosiKorosi adalah proses elektrokimia, proses anodik yang terjadi dalam sistem dimana beda potensial metal dan keberadaan oksigen yang terlarut dalam media akan membentuk radikal bebas yang sangat reaktif terhadap besi. Kondisi ini akan diperparah oleh keberadaan bahan kimia lainnya yang terlarut dalam air. Korosi pada beberapa benda yang terbuat dari logam dapat ditanggulangi dengan melapisi logam tersebut dengan cat.2) KerakKerak adalah endapan yang melekat dalam sistem perpindahan panas, material endapan yang terlarut dalam air secara spesifik dikenal sebagai kesadahan. Material yang menimbulkan kesadahan ini akan dapat membentuk kerak bila konsentrasinya tinggi dan atau temperatur yang cukup tinggi. Semakin tebal kerak yang terbentuk dalam sistem pendingin, maka efisiensi cooling tower akan semain kecil dan bila dibiarkan, maka saluran air pendingin akan menjadi buntu dan performa kerja tidak maksimal.3) LumpurLumpur biasanya terbentuk dari endapan yang tidak dapat membentuk kerak seperti suspensi dari besi, material organik alami dari air make up, partikel yang terikut dari udara, dan additive organik yang terikut dari proses yang rusak dan hasil dari korosi migrasi dalam peralatan. Lumpur yang terbentuk di dalam cooling tower harus dikeluarkan secara rutin untuk tetap menjaga kinerja cooling tower.4) MikroorganismeSistem pendingin air, biasanya memanfaatkan kontak antara air dengan udara. Pengontakan ini adalah hal yang utama yang memnyebabkan panas dapat berpidah dari satu fluida ke fluida lainnya. Hal ini memungkinkan kontak yang sangat besar dengan spora, alga, jamur, dan bakteri (mikroorganisme) dari udara. Mikroorganisme yang ikut di dalam udara dapat beraktivitas dan menghasilkan lumpur atau enzim sehingga membentuk endapan tebal.2.8. Perawatan Cooling TowerPerawatan cooling tower pada prinsipnya adalah perawatan sistem pendingin, mulai dari bak air, perpipaan, cooling tower, sampai pada cooling point. Perawatan dengan bahan kimia harus diperhatikan aspek keseimbangan antara mencegah pembentukan kerak dan mencegah terbentuknya korosi.Penentuan dosis zat kimia didasarkan pada total volume sistem, make up air yang dikonsumsi, jenis cooling tower, tata letak, dan sistem perpipaan serta analisa air yang dipakai. Namun terkadang terbentuk endapan yang berlebihan, hal ini terjadi karena kondisi solid dalam air yang terlalu tinggi. Endapan tersebut dapat mengurangi efisiensi alat yang digunakan. Mikroorganisme ini dihambat dengan memberikan chemical yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Beberapa perawatan pada komponen cooling tower yang perlu dilakukan secara berkala adalah:1) Casing cooling towerPemeriksaan kebocoran, keretakan, dan korosi bila konstruksi casing terbuat dari bahan logam.2) BasinPemeriksaan bak dari kotoran, menghindari kondisi yang memungkinkan bakteri dapat tumbuh, pemeriksaan sambungan air, dan pembersihan bak dari sampah.3) Fan deckPemeriksaan bagian dari fan deck terhubung dengan kencang.4) Sistem perpipaanPemeriksaan kebocoran pada sistem perpipaan dari kebocoran, korosi, dan berkurangnya material lapisan akibat abrasi.5) Kopling dan drive shaftPemeriksaan seluruh sambungan dari korosi dan keretakan terutama pada flexible connection.6) FanPemeriksaan blower dari kerusakan atau hilangnya blade, korosi, ukuran sudu-sudu pada fan, dan kekencangan sambungan sudu.Perawatan cooling tower pada prinsipnya adalah perawatan sistem pendingin, mulai dari tandon air, perpipaan, cooling tower sampai pada cooling point (pendingin alat produksi). Perawatan dengan bahan kimia harus diperhatikan aspek keseimbangan antara mencegah pembentukan kerak dengan keberhasilan menahan/ mencegah terbentuknya korosi. Penentuan dosis zat kimia didasar pada total volume sistem, make up / air yang dikonsumsi, jenis cooling tower, tata letak dan sistem perpipaan serta analisa air yang dipakai. Namun terkadang terbentuk endapan yang berlebihan, hal ini terjadi karena kondisi solid dalam air yang terlalu tinggi. Bila pembentukan lumpur terbentuk pada sistem terbuka pada bagian sisi dari cooling tower, maka perawatan cukup dengan membersihkan lumpur yang mengendap secara manual. Mikroorganisme dihambat dengan memberikan bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme tersebut.7

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN3.1.Alat dan Bahan1) Satu unit cooling tower apparatus yang dilengkapi dengan pemanas.2) Aquadest.3) Udara bebas (sebagai media pendingin).3.2.Prosedur Percobaan1) Siapkan peralatan cooling tower supaya dapat beroperasi.2) Isi aquadest ke basin.3) Hubungkan cooling tower dengan arus listrik, atur debit air yang mengalir dan Q sesuai dengan yang dikehendaki.4) Catat temperatur inlet dan outlet untuk dry bulb dan wet bulb T1-T6 tekanan dan pressure drop yang ditunjukan. Lakukan pengambilan data sebanyak lima kali dengan tekanan yang berbeda-beda.5) Hitung laju alir udara masing-masing data.