pembahasan antikonvulsi
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
Berdasarkan pada data pengamatan yang dihasilkan, mencit uji kontrol memberikan rata-
rata onset time yang lebih lama beberapa detik dibandingkan dari mencit uji II dan lebih
sebentar dibandingkan mencit uji I. Yang seharusnya terjadi, uji kontrol haruslah lebih cepat
dibandingkan kelompok uji, faktor yang mempengaruhinya bisa dari daya absorpsi tubuh mencit
yang diberikan obat belum maksimal, sehingga obat yang diberi belum dapat mencegah
(mengurangi) konvulsi pada waktu yang diharapkan.
Pada data yang dihasilkan oleh mencit uji I, didapatkan bahwa onset time yang dihasilkan
lebih lama dari mencit uji kontrol dan mencit uji II. Hal ini tidak menunjukkan bahwa mencit uji
I mendapatkan efek antikonvulsi yang lebih rendah (dosis lebih rendah) daripada mencit uji II
karena onset time nya lebih lama dibandingkan mencit uji II. Pada data yang dihasilkan oleh
mencit uji II, didapatkan bahwa rata-rata onset time yang dihasilkan oleh mencit uji II lebih
sebentar daripada rata-rata onset time yang dihasilkan oleh mencit uji I, dari hasil pengamatan
yang didapat ketidaksesuaian dengan yang diharapkan, seharusnya dengan semakin tingginya
dosis antikonvulsi yang diberikan maka semakin lama terjadinya onset time,. diduga pada waktu
pengamatan antikonvulsi belum terdapat dalam konsentrasi maksimal dalam plasma mencit.
Pada data pengamatan Death time yang dihasilkan, mencit uji kontrol memberikan rata-
rata death time yang lebih cepat dibandingkan dari mencit uji I dan mencit uji II. Hal ini telah
sesuai dengan yang diharapkan, pada uji kontrol, terjadinya death time lebih cepat dikarenakan
tidak adanya zat antikonvulsi sehingga konvulsi yang diakibatkan oleh pemberian striknin
striknin lebih cepat memberikan efek dan menimbulkan kematian.
Pada data yang dihasilkan oleh mencit uji I, didapatkan bahwa death time yang dihasilkan
lebih cepat dari mencit uji II. Hal ini menunjukkan bahwa mencit uji I mendapatkan efek
antikonvulsi yang lebih rendah (dosis lebih rendah) daripada mencit uji II karena death time nya
lebih cepat dibandingkan mencit uji II. Pada data yang dihasilkan oleh mencit uji II, didapatkan
bahwa rata-rata death time yang dihasilkan oleh mencit uji II paling lama terjadinya death time
daripada rata-rata death time yang dihasilkan oleh mencit uji I, dari hasil pengamatan yang
didapat kesesuaian dengan yang diharapkan, dengan semakin tingginya dosis antikonvulsi yang
diberikan maka semakin lama terjadinya death time,. Karena dosis yang lebih besar akan
menghambat konvulsi lebih banyak dibandingkan dosis antikonvulsi yang lebih sedikit.
Adapun data di atas juga dapat dilihat secara jelas melalui grafik waktu terhadap jumlah
dosis antikonvulsi yang diberikan. Dari grafik dapat disimpulkan bahwa dosis I memberikan efek
antikonvulsi lebih kecil dibandingkan dosis II.
Dari tabel anava, dengan keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa semua perlakuan
(kontrol, dosis I, dosis II) Tidak ada pengaruh dosis terhadap onset time dan Deathtime mencit.,
maksudnya tidak semua mencit mendapatkan efek antikonvulsi
Pada mencit uji I dan mencit uji II, persen inhibisi onset time yang didapat adalah sebesar
42,01% dan -2,366% sedangkan persen inhibisi death time yang didapat adalah sebesar 71,55%
dan 394,13%, dilihat dari persen inhibisi death time, hal ini menunjukan bahwa aktivitas
antikonvulsi deazepam dosis II lebih besar daripada dosis I dikarenakan dosis untuk mencit uji II
lebih besar daripada dosis untuk mencit uji I.