pembahasan coelenterata
Embed Size (px)
DESCRIPTION
coelenTRANSCRIPT

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia hewan terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan ada atau tidaknya
tulang belakang yakni: hewan yanmg bertulang belakang (vertebrata) dan hewan
yang tidak bertulang belakang(invertebrata). Hewan yang tidak bertulang belakang
(invertebrate) terdiri dari beberapa filum, yakni filum Coelenterata (hewan
berongga), Annelida (cacing gelang), porifera (hewan berpori), Echinodermata
(hewan berkulit duri), Platyhelminthes (cacing pipih), Arthropoda (hewan berbuku-
buku) dan Mollusca (hewan lunak). Pada makalah ini akan dibahas mengenai filum
Coelenterata.
Coelenterata sering disebut hewan berongga.Pemberian hewan berongga
sebenarny a tidak tepat karena Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai
rongga tubuh yang sebenarnya (acelomata), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga
sentral yang disebut coelenteron (rongga gastrovaskuler, rongga tempat terjadinya
pencernaan dan pengedaran sari-sari makanan).
Filum Coelenterata terdiri atas empat kelas. Tiga kelas mempunyai Kidoblast,
dimasukkan kedalam kelompok Cnidaria (terdiri dari kelas hydrozoa, scypozoa, dan
kelas anthozoa ), satu kelas lagi tidak memiliki knidoblast dan disebut Acnidaria
(kelasctenophore).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana ciri dan bentuk tubuh Coelenterata?
1.2.2 Bagaimana cara mendapatkan makanan dan Reproduksi Coelenterata?
1.2.3 Bagaimana klasifikasi dari Coelenterata ?
1.2.4 Bagaimana peranan Coelenterata ?
1

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui ciri dan karakteristikCoelenterata
1.3.2 Untuk mengetahui caramendapatkan makanan dan reproduksiCoelenterata.
1.3.3 Untuk mengetahui klasifikasiCoelenterata.
1.3.4 Untuk mengetahui peranan Coelenterata.
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan mahasiswa mengenai ciri dan karakteristik Coelenterata
1.4.2 Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai cara mendapatkan makanan
dan reproduksiCoelenterata
1.4.3 Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai klasifikasi spesies dari
Coelenterata
1.4.4 Menambah wawasan mahasiswa mengenai peranan Coelenterata
2

BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Ciri dan bentuk tubuh Coelenterata
2.1.1 Ciri Coelenterata
1. Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di
laut, kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.
2. Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
3. Memiliki simetri radial.
4. Hewan bersel banyak (multiseluler).
5. Terdapat rongga (mesoglea) antar lapisan endoderm dan ectoderm.
6. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan.
7. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang bukan yang berfungsi sebagai mulut
sekaligus anus.
8. Merupakan hewan diploblastik (tubuh terdiri dari dua lapisan jaringan) yaitu
ektoderm (epidermis) berfungsi sebagai pelindung dan endoderm (lapisan
dalam atau gastrodermis) berfungsi untuk pencernaan.
9. Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan
bergerak serta berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam
mulut.Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis).
10. Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit
(cnidoblast).
11. Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali
Anthozoa dan Sifonoglia.
12. Sistem sarafnya menggunakan sistem saraf jala (tersebar diseluruh bagian
tubuh)
3

13. Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan
generatif pada fase medusa(Pandhu, 2010).
2.1.2 Tipe Bentuk Tubuh Coelenterata
Coelenterata memiliki 2 tipe tubuh, yaitu polip dan medusa.
a. Polip
Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang
membentuk koloni.
Melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas,
sehingga menyerupai tumbuhan yang tertambat
Tubuh atas membesar
Di dalam tubuh polip ini terdapat rongga gastrovaskuler yang
fungsinya sebagai usus.
Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk berperan
untuk menangkap mangsa.
Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata, karena bisa
melakukan fragmentasi pemutusun bagian dari tubuhnya itu
untuk membentuk individu baru
Sumber gambar :
http://biologigonz.blogspot.com/2009/11/coelenterata-
theory.html
4

Polip berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
1. Polip gastrozoid (hydrant), berfungsi untuk pencernaan/makan
2. Polip gonozoid, berfungsi untuk melakukan reproduksi
b. Medusa
Fase medusa merupakan fase generatif (seksual), dimana pada
fase ini mengha-silkan sel telur dan sel sperma
Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas
di perairan
Bentuknya seperti payung dan punya tentakel yang melambai-
lambai
Kita biasa menamakannya dengan ubur-ubur
sumber gambar :
http://biologigonz.blogspot.com/2009/11/coelenterata-theory.html
Keterangan :
Epidermis : epitelium luar berfungsi sebagai pelindung
Gastrodermis : epitelium dalam berfungsi sebagai pencernaan, berasal dari
bahangelatin
Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara
alami terdapat pada tulang atau kulit binatang.
5

Gastovascular cavity : rongga gastrovaskuler berfungsi sebagai usus
Mesoglea : lapisan bukan sel yang terdapat di antara lapisan epidermis dan
gastrodermis
Mulut/anus : Mulut dan anus pada filum ceolenterata terdapat pada satu
lubang
Body stalk : batang tubuh
Tentakel : organ tubuh yang dapat memanjang dan fleksibel
2.2 Cara Mendapatkan Makanan dan Reproduksi Coelenterata
2.2.1 Cara Mendapatkan Makanan Coelenterata
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel
organik, plankton atau hewan-hewan kecil.Jika terdapat hewan kecil, misal jentik
nyamuk menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut
mengeluarkan racun. Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di
bawah mulut terdapat kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler
untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari
makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan
Coelentarata mempunyai rongga gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata
bercabang-cabang yang dipisahkan oleh septum/penyekat dan belum mempunyai
anus.
2.2.2 Reproduksi Coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi
aseksual ditandai dengan pembentukan tunas pada sisi tubuh polip yang lama
kelamaan menjadi banyak dan membentuk suatu koloni. Sedangkan reproduksi
seksual dilawali dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet-gamet ini
biasanya dihasilakan oleh seluruh Coelenterata pada fase medusa dan beberapa
6

fasepolip, seperti hydra sp. Ada 2 cara perkembangbiakan, yaitu : aseksual (vegetatif)
dan seksual (generatif)
a. Aseksual (Vegetatif)
Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip.Makin
lama makin besar, lalu membentuk tentakel.Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai
besar hingga induknya membuat kuncup baru.Semakin banyak lalu menjadi
koloni.
b. Seksual (Generatif)
Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur) yang
terjadi pada fase medusa.Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat
kaki.Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang
dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga
menjadi larva.Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan
membentuk polip di dasar perairan.
Cara perkembangan yang berganti dari generatif - vegetatif - generatif
membentuk suatu daur yang istilah biologinya dikenal dengan METAGENESIS
METAGENESIS COELENTERATA
7

2.3 Klasifikasi Coelenterata
Filum Coelenterata dibagi menjadi empat kelas yaitu:
1) KELAS HYDROZOA
Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang berbentuk seperti
ular.Umumnya berbentuk soliter atau berkoloni.Soliter berbentuk polip dan koloni
berbentuk polip dan medusa.Lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni polip
sedankan dalam bentuk medusa jarang banyak ditemukan.Contoh Hydrozoa adalah
Hydra, Obelia, dan Physalia(Winarni. 2011).
Bentuk tubuh hydra seperti polip, dan habitatnya di air tawar.Ukuran
tubuhnya 10mm-30mm. Makananya berupa tumbuhan kecil dan crustacea.Bagian
tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki gunanya untuk melekat pada objek
dan bergerak.Tentakelnya berfungsi sebagai alat untuk menangkap
makanan.Selanjutnya makanan dicerna dalam rongga gastrovaskuler. Reproduksi
secara aseksual dilakukan dengan cara membentuk tunas. Tunas memiliki epidermis ,
mesoglea dan rongga gastrovaskuler.Tunas tersebut akhirnya membesar dan akhirnya
melepaskan diri dari tubuh induknya. Reproduksi seksual terjadi melalui pelebura sel
telur dari ovarium dengan sperma dari testis. Hasil pertemuan sperma dengan ovum
ini akan membentuk zigot yang selanjutnya akan membentuk individu baru.
(Winarni. 2011)
a). Hydra
Ciri-ciri khusus yang dimiliki hydra :
1. Hydra habitatnya di air tawar
2. Bersifat soliter
3. Bentuk tubuh Hydra seperti polip
4. Bentuk menyerupai silinder yang dapat dipanjang pendekan
5. Berwarna putih dengan panjang 1-3 mm dan garis tengah 1mm
6. Mulut berada diujung yang disebut ujung oral
7. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
8

8. Reproduksi aseksual dengan membentuk tunas pada sisi tubuh
9. Secara seksual diawali dengan pembentukan ovarium dan testis
10. Testis berada di atas dan ovarium berada di bawah
11. Makanan berupa tumbuhan kecil dan Crustaceae rendah
Ciri-ciri secara anatomi :
Pada permukaan tubuh hydra terdiri dari tentakel, nematokosit, mulut
postome, rongga, kuncup, epidermis, mesoglea, gastrodermis, cakram, basal,
ovarium, testes yang berperang penting dalam struktur tubuh hydra.
System reproduksi Hydra
Hydra mempunyai cara – cara reproduksi, baik secara aseksual dengan
membentuk kuncup dengan membelah diri. Reproduksi secara seksual atau
generatif dilakukan dengan pembentukan gonad dan hanya terjadi pada musim
tertentu saja.
9

b). Obelia
Ciri-ciri khusus obelia:
1. Obelia hidup di perairan laut
2. Ada yang bersifat polyp dan medusa
3. Mengalami pergiliran hidup dalam siklus hidupnya
4. Fase polyp obelia biasa hidup berkoloni
Di dalam siklus hidupnya dijumpai stadium polip dan medusa, tetapi bentuk
polip lebih dominan. Polip mampu membentuk tunas (reproduksi aseksual) dan
tunas-tunas tersebut tetap melekat pada induknya sehingga membentuk koloni.
Polip-polip yang membentuk koloni ini ada yang bertentakel dan ada yang
tidak. Polip tidak bertentakel berfungsi untuk makan, sedangkan yang bertentakel
berfungsi untuk reproduksi. Polip reproduksi mampu menghasilkan medusa secara
pertunasan. Medusa tersebut kemudian lepas dan hidup secara plantonik. Pada
perkembangannya medusa tersebut kemudian lepas dan hidup bebas secara
plantomik. Pada perkembangannya, medusa tersebut mampu menghasilkan gamet
sehingga fase hidup medusa di kenal dengan fase seksual. Gamet-gamet tersebut
akhirnya melakukan fertilisasi dan membentuk zigot yang kemudian berkembang
menjadi larva bersilisa (planula) dan planula tersebut membentuk menempel di dasar
laut dan tumbuh menjadi Obelia (polip).
10

2. KELAS SCYPHOZOA
Schypozoa berasal dari bahasa yunani schypo yang berarti mangkok dan zoa
yang berarti hewan. Kelas Scyphozoa dikenal sebagai the true medusa (medusa sejati)
atau jelly fish (ubur-ubru). Fase medusa sangat dominan dan fase polip tidak ada atau
mereduksi.Bentuk tubuhnya seperti parasut atau paying yang melayang-layang di
laut.Hewan ini meiliki lapisan mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai
sumber nutrient.Contoh kelas ini adalah Aurelia sp., Pelagia sp., Stomolopus sp.,
Chrysauna quinquecirrha.
Bentuk serupa medusa dengan tentakel.Mempunyai mesoglea gelatinosa yang
tebal.Rongga pencernaannya membentuk percabangan yang berupa saluran-saluran,
kemungkinan bentuk polip sangat kecil.Sifat kelaminnya diesius.Semuanya hidup di
laut.
3. KELAS ANTHOZOA
Anthozoa berasal darikata Anthos = bunga, zoon = binatang. Anthozoa berarti
hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga..Anthozoa dalam daur
hidupnya hanya mempunyai polip.Biladibandingkan, polip Anthozoa berbeda dengan
polip pada Hydrozoa (Sudjadi, 2007).
Kelas Anthozoa meliputi Mawar Laut (Anemon Laut) dan Koral (Karang).
1. Mawar Laut (Anemon Laut)
Mawar laut hidup menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulut mawar
laut terdapat banyak tentakel berukuran pendek, tentakel ini berfungsi untuk
mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga mawar laut tetap bersih.
Beberapa contoh mawar laut :Urticina lofotensis, Anthopleura xanthogrammica, dan
Euphyllia glabrescens. (Winarni. 2011)
2. Koral (Karang)
Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku dan kuat.
Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi polip. Koral yang
11

sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karang/terumbu. Ada tiga tipe
batukarang,yaitu karang pantai, karang penghalang dan karang atol (Sudjadi,2007).
Contoh :
1. Anemon laut : Metridium marginatum, Utricina crasicaris.
2. Karang laut : Astrangia denae, Tubiphora musica
Ordo pada Anthozoa adalah sebagai berikut:
a. Dari subklasis Zoantharia
1. Actiniaria, contoh: Metridium, Eduardisa
2. Scleractinia, contoh: Acropora, Fungia, dan Astrangia
3. Carillimorpharia, contoh: Corynactis
4. Zoanthidea, contoh: Epizoantus
5. Antipatharia, contoh: Antipathes
6. Ceriantharia
b. Dari subklasis Alcyonaria
1. Ordo Stolonofera, contoh: Tubipora musica
2. Ordo Telestacea, contoh: Telesto
3. Ordo Alcyonacea, contoh: Alcionium palmatum
4. Ordo Coenothecalia, contoh: Heliopora
5. Ordo Gorgonacea, contoh: Corallium dan Gorgonia
6. Ordo Pennaulacea, contoh: Stylatula dan Pennaluta sulcata
4. KELAS CUBOZOA
Pada tahun 1980, Cubozoa termasuk dalam golongan Scyphozoa sebagai ordo
Cubomedusa atau Carybdeida atas dasar beberapa persamaan anatomi, fisiologi, dan
daur hidupnya.Namun kemudian merupakan kelas tersendiri karena Cubozoa juga
memiliki persamaan cirri dengan Hydrozoa. (Setijanto, 2006)
Medusa Cubozoa termasuk ubur-ubur sejati karena berukuran besar, pelagis,
dan dominan.Lonceng medusa mempunyai empat sisi datar sehingga bentuknya
seperti kubus. (Setijanto, 2006). Beberapa jenis Cubomedusa berbahasa bagi
12

penyealam atau perenang laut.Tentakel Cubomedusa yang mengandung nematocyst
yang berbahaya apabila terkena anggota tubuh karena dapat mengakibatkan borok
yang kesembuhannya lambat dan menimbulkan kematian dalam waktu 3-20 menit.
(Setijanto, 2006)
2.4 Peran Coelenterata
Coelenterata terutama dari kelas Anthozoa (yaitu koral atau karang)
merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosisitem
terumbu karang merupakan tempat hidup berbagai jenis hewan dan ganggang.(Diah
A. 2006:209)
1. Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk
dibuat tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik / kecantikan.
2. Di Jepang selain sebagai bahan kosmetik, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan
makanan.
3. Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari
aberasi air laut.
4. Merupakan tempat persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan.
5. Pantai dengan karang yang indah dapat dijadikan objek wisata.
6. Dijadikan tempat untuk menyalurkan hobby para penggemar snorkling dan diving.
13

BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Colenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan
diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan
endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh
bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel
terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air
laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan.
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi
aseksual ditandai dengan pembentukan tunas pada sisi tubuh polip yang lama
kelamaan menjadi banyak dan membentuk suatu koloni. Sedangkan
reproduksi seksual dilawali dengan pembentukan gamet (ovum dengan
sperma).
Coelenterata dibedakan menjadi 4 Kelas, yaitu :
o Hydrozoa
o Scyphozoa
o Anthozoa
o Cubozoa
Peran Coelenterata yaitu, Penyusun terumbu karang yang ada di lautan,
sebagai hiasan, merupakan tempat persembunyian dan tempat
perkembangbiakan ikan, ubur-ubur di olah sebagai bahan kosmetik.
14

3.2 Saran
Diharapakan dengan adanya makalah ini dapat membantu menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Coelenterata serta mengetahui peranan
coelenterate dalam kehidupan manusia.
15

DAFTAR PUSTAKA
.
Campbell, Neil A, dkk. 2003. Biologi Edisi Kelima - Jilid 2. Jakarta : Erlangga
El-Serehy, Hamed. 2005. The Jellyfish Aurelia aurita (Cnidaria : Scyphomedusae):
Its Life History Strategy, Migration Activity and Its Impact on The Zooplankton
Community of Suez Canal, Egypt.
Pandhu. 2010. Phylum Coelenterata (Cnidaria).
http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/02/phylum-coelenterata-cnidaria.html .
Diakses 20 Maret 2011
Setijanto. 2006. Avertebrata Akuatik Jilid (1&2). Purwokerto : Universitas Jendral
Soedirman
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2007. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Surabaya:
Yudhistira.
Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. Jakarta: UI Press.
Winarni, Ida. 2011. Filum Coelenterata.
http://belajarterusbiologi.blogspot.com/2011/03/filum-coelenterata.html. Diakses 15
Maret 2012.
http://darchive.mblwhoilibrary.org/bitstream/handle/1912/295/Coelenterata.pdf?
sequence=8
16

https://scholarsbank.uoregon.edu/xmlui/bitstream/handle/1794/6123/2.pdf?
sequence=20
17