pembahasan aluminium

6
IX. Analisis Data dan Pembahasan Percobaan nomor I bertujuan untuk mengetahui sifat- sifat logam aluminium. Prosedur kerja pada percobaan I yaitu lempeng aluminium berukuran ± (0,5 x 0,5) cm dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL larutan NaOH 1 M maka akan timbul gelembung gas pada lempeng tersebut. Timbulnya gelembung gas dan larutan yang menjadi keruh menandakan adanya gas H 2 . Persamaan reaksinya adalah: 2 Al ( s) + 2 NaOH ( l) +6 H 2 O ( l ) 2 Na ¿ Hal ini menunjukkan bahwa logam aluminium bersifat reaktif. Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium (Al 3+ ), membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Kereaktifan logam aluminium ditunjukkan juga pada perlakuan berikutnya, yaitu ketika logam aluminium digosok-gosok dengan kapas yang telah dibasahi larutan HgCl 2 , aluminium melepuh dan terdapat abu pada permukaannya serta timbul rasa panas. Hal ini dapat dijelaskan ketika logam aluminium yang bersih digosok-gosok dengan kapas yang telah dibasahi larutan HgCl 2, maka akan terbentuk aluminium amalgam dan ion-ion aluminium melarut, sesuai persamaan reaksi berikut : 3Hg 2 2+ + 2Al 2Al 3+ + 6Hg↓ Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasi oleh oksigen dari udara, dan terbentuklah endapan

Upload: ernita-vika-aulia

Post on 23-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

IX. Analisis Data dan Pembahasan

Percobaan nomor I bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat logam aluminium.

Prosedur kerja pada percobaan I yaitu lempeng aluminium berukuran ± (0,5 x 0,5) cm

dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL larutan NaOH 1 M maka akan

timbul gelembung gas pada lempeng tersebut. Timbulnya gelembung gas dan larutan

yang menjadi keruh menandakan adanya gas H2. Persamaan reaksinya adalah:

2 Al (s )+2NaOH ( l )+6H 2O ( l )→2Na ¿

Hal ini menunjukkan bahwa logam aluminium bersifat reaktif.

Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium

(Al3+), membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak

berwarna.

Kereaktifan logam aluminium ditunjukkan juga pada perlakuan berikutnya, yaitu

ketika logam aluminium digosok-gosok dengan kapas yang telah dibasahi larutan

HgCl2, aluminium melepuh dan terdapat abu pada permukaannya serta timbul rasa

panas. Hal ini dapat dijelaskan ketika logam aluminium yang bersih digosok-gosok

dengan kapas yang telah dibasahi larutan HgCl2, maka akan terbentuk aluminium

amalgam dan ion-ion aluminium melarut, sesuai persamaan reaksi berikut :

3Hg22+ + 2Al 2Al3+ + 6Hg↓

Aluminium yang larut dalam amalgam tersebut dioksidasi oleh oksigen dari

udara, dan terbentuklah endapan aluminium oksida dengan jumlah banyak. Merkurium

yang tersisa nantinya akan membentuk sejumlah amalgam dengan aluminium kembali,

yang kemudian akan dioksidasi lagi dan sejumlah besar aluminium akan mengalami

korosi.

Pada percobaan II, lempeng Aluminium berukuran sama seperti pada percobaan I

dimasukkan pada tiga tabung reaksi. Percobaan ini juga bertujuan untuk

mengidentifikasi sifat logam aluminium yaitu kereaktifan dan kemampuan aluminium

untuk larut dalam larutan. Tabung yang pertama berisi 2 mL larutan NaOH 0,1 M.

Ketika lempeng aluminium dimasukkan, terjadi reaksi sebagai berikut:

Al ( s)+NaOH (l )→NaAlO2(aq)+H 2↑(g)

Adanya gas H2 yang terbentuk ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung

gas ketika lempeng aluminium dimasukkan pada tabung I. Larutan yang dihasilkan

sangat keruh, tetapi bila dibandingkan dengan percobaan I, larutan pada percobaan I

lebih keruh karena konsentrasi NaOH yang digunakan pada percobaan I lebih pekat.

Lempeng aluminium dimasukkan pada tabung II yang berisi larutan 2 mL

larutan Na2CO3 panas menghasilkan reaksi sebagai berikut:

- mula-mula aluminium bereaksi dalam air membentuk endapan dan ion H+ :

Al3+ + 3H2O Al(OH)3 ↓ + 3H+

- kemudian ion H+ yang dihasilkan bereaksi dengan Na2CO3 :

Na2CO3 + 2H+ 2Na+ + CO2 ↑ + H2O

terbentuknya gas CO2 ditandai dengan gelembung gas dan sedikit keruhnya larutan.

- endapan melarut dalam reagensia (Na2CO3) berlebih, reaksi yang terjadi :

Al(OH)3 ↓ + Na2CO3 + H2O Na[Al(OH)4] + H2CO3

sehingga larutan tetap keruh tanpa endapan.

Pada tabung III yang berisi 2 mL larutan HCl 0,1 M lempeng aluminium

dimasukkan dan terjadi reaksi :

Al(s) + 3HCl(l) AlCl3 + 3/2 H2↑(g)

Asam klorida encer dengan mudah melarutkan aluminium. Larutan yang

dihasilkan keruh dan terbentuk gelembung gas menandakan adanya gas H2.

Percobaan selanjutnya (percobaan III) bertujuan untuk menguji sifat senyawa

aluminium, yaitu larutan Al2(SO4)3 yang diuji dengan kertas lakmus. Hasil pengamatan

menunjukkan bahwa kertas lakmus biru berubah menjadi merah dalam larutan ini. Hal

ini menunjukkan bahwa larutan Al2(SO4)3 bersifat asam.

Pada percobaan IV bertujuan untuk menunjukkan bahwa aluminium dalam

senyawanya bersifat amfoter, yaitu dapat bertindak sebagai basa dan dapat bertindak

sebagai asam. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu pada larutan Al2(SO4)3 ditambahkan

larutan NaOH 1 tetes sehingga terbentuk endapan putih Al(OH)3 sesuai dengan

persamaan reaksi berikut:

Al2 ¿¿

penambahan NaOH tetes demi tetes terus berlanjut hingga pada tetesan ke 25 endapan

putih larut kembali, ditunjukkan dengan persamaan reaksi :

Al¿ + H2O

Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu Al(OH)3

menunjukkan sifat asamnya, mengalami reaksi netralisasi dengan basa kuat (NaOH).

Aluminium ditemukan dalam bentuk ion negatif pada aluminat (Na ¿) yang terbentuk.

Hal ini mungkin karena aluminium memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan

kovalen dengan oksigen, seperti yang telah diuraikan pada dasar teori. Reaksi diatas

merupakan reaksi reversibel, dan setiap reagensia yang diberikan akan mengurangi ion-

hidroksil sehingga menyebabkan reaksi berjalan dari kanan ke kiri sehingga terbentuk

Al(OH)3 kembali.

Kemudian larutan ini ditambah dengan HCl 0,1 M. Penambahan 1 tetes menyebabkan

terbentuk kembali endapan putih Al(OH)3 sesuai persamaan reaksi berikut :

Na ¿

penambahan HCl dilanjutkan hingga pada 30 tetes, endapan yang terbentuk larut

kembali, sesuai persamaan berikut :

Al¿

penambahan HCl dilanjutkan dan tidak terjadi lagi perubahan.

Hal ini menunjukkan bahwa aluminium dalam senyawanya yaitu Al(OH)3

menunjukkan sifat basanya, mengalami reaksi netralisasi dengan asan kuat (HCl).

Pada percobaan V bertujuan untuk mengetahui kelarutan dari senyawa

aluminium. Langkah kerja yang dilakukan yaitu sebanyak 1 mL larutan Al2(SO4)3

ditambah dengan sedikit (NH4)2S menurut reaksi :

2 Al2 ¿

Terbentuk endapan putih seperti gelatin yang dikenal sebagai gel aluminium

hidroksida [Al(OH)3]. Endapan tersebut terbentuk disebabkan oleh garam amonium

yang bersifat mengurangi kelarutan. Endapan ini kemudian disaring, kemudian

residunya dipindahkan dalam tabung reaksi dengan disiram air panas. Hal ini

dimaksudkan agar residu yang menempel di kertas saring mudah diambil. Selanjutnya

dalam tabung reaksi ditambahkan larutan NaOH 1M hingga endapan larut kembali.

Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut :

Al(OH )3↓+NaOH→Na ¿

Hal ini dapat dijelaskan bahwa Al(OH)3 yang baru terbentuk mudah larut jika

ditambah dengan asam kuat ataupun basa kuat. Dalam percobaan ini Al(OH)3

ditambahkan dengan basa kuat yaitu NaOH.

X. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan serta telah dilakukannya analisis data,

maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Logam aluminium bersifat reaktif.

2. Logam aluminium bertindak sebagai reduktor bila direaksikan dengan Hg.

3. Aluminium bersifat mudah larut dengan asam kuat.

4. Aluminium dalam senyawanya bersifat amfoter yaitu dapat bertindak sebagai asam

dan dapat bertindak sebagai basa.

5. Senyawa dari aluminium [Al2(SO4)3] dapat bereaksi dengan garam-garam amonium

membentuk gel aluminium hidroksida (Al(OH)3).