lapres aluminium ini dia
DESCRIPTION
usahduiashfuhasuhfasuhfiuasbfuibsabfiubasufbusabfuibasfbuiasfuibsabfuiabsufbausbfouaufasfassafTRANSCRIPT
KIMIA ANORGANIK II
A. Judul Percobaan : Aluminium
B. Hari/tanggal Percobaan : Selasa, 8 April 2014
C. Tujuan Percobaan : Mengetahui sifat - sifat aluminium dan senyawanya
D. Dasar Teori :
Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal dari
magma asam yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara residual.
Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses pengkonsentrasian
mineral bahan galian di tempat. Pengertian aluminium secara umum adalah logam
yang ringan, tidak mengalami korosi, sangat kuat, terutama jika di buat aliasi.
Aluminium disimbolkan dengan Al, Aluminium terdapat pada golongan
logam III A, unsur kimia dengan nomor atom 13 dan massa atom 26, 9815. secara
umum logam-logam golongan III A cendrung kurang reaktif dan kurang bersifat
logam dibandingkan dengan golongan I A dan II A. Bisa dibandingkan dengan
beberapa sifat amfoter atau amfiprotik dan pembentukan senyawa kovalen. Golongan
III A juga bisa disebut logam pasca transisi karena terdapat setelah jajaran unsur-
unsur transisi. Diantara logam-logam III A, aluminium adalah salah satu logam
terpenting yang terdapat di kerak bumi. Bijih aluminium yang digunakan untuk
produksi aluminium adalah bauksit. Bijih ini mengandung hidrat aluminium oksida,
Al2O3.H2O dan Al2O3.3H2O serta oksida besi, silikon, titanium, sedikit tanah liat
dan silikat. Kadar aluminium oksida (alumina) dapat mencapai 35-60%. Ciri-ciri
aluminium:
a. Aluminium merupakan logam yang berwarna perak-putih.
b. Aluminum dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki sifat
plastisitas yang cukup tinggi.
c. Merupakan unsur metalik yang paling berlimpah dalam kerak bumi setelah
setelah silisium dan oksigen.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu,
tergantung kekasaran permukaannya. Kekuatan tensil aluminium murni adalah 90
MPa, sedangkan aluminium paduan memiliki kekuatan tensil berkisar 200-600 MPa.
Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk, diperlakukan
dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusiv.
ALUMINIUM Halaman 1
KIMIA ANORGANIK II
Aluminium adalah putih keperakan dan logam yang sangat populer yang
memiliki banyak kegunaan dan sifat yang berguna. Tidak ada logam lain memiliki
sebagai banyak kegunaan seperti aluminium. Aluminium memiliki sifat daur ulang,
logam ini cukup untuk memenuhi semua kebutuhan sehari-hari kita. Aluminium
digunakan di rumah, di konstruksi, dalam beberapa bagian mobil dan juga di sebagian
besar moda transportasi. Hal ini cukup mengejutkan untuk melihat bahwa ada begitu
banyak menggunakan logam.
Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi akibat
reaksi galvanik dengan paduan tembaga. Aluminium juga merupakan konduktor
panas dan elektrik yang baik. Jika dibandingkan dengan massanya, aluminium
memiliki keunggulan dibandingkan dengan tembaga, yang saat ini merupakan logam
konduktor panas dan listrik yang cukup baik, namun cukup berat. Oleh karena sifat-
sifat ini, aluminium digunakan untuk membuat kendaraan yang ringan dan hemat
energi dan untuk pembuatan kabel, kerangka kapal terbang, mobil dan berbagai
produk peralatan rumah tangga. Senyawanya dapat digunakan sebagai obat, penjernih
air, fotografi serta sebagai ramuan cat, bahan pewarna, ampelas dan permata sintesis.
Demikian pula aluminium banyak digunakan dalam bangunan modern dari bingkai
jendela sampai kerangka ruang perkantoran.Aluminum merupakan unsur metal yang
paling berlimpah-limpah di dalam kerak bumi.
E. Alat dan Bahan :
1. Cawan Porselin
2. Pipet Tetes
3. Corong Kaca
4. Larutan NaOH 0,1 M
5. Larutan NaOH 1 M
6. Larutan HgCl2 0,1 M
7. Larutan HCl 0,1 M
8. Larutan (NH4)2S
9. Larutan Na2CO3 0,1 M
10. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M
11. Lempengan Aluminium
12. Kertas Lakmus Biru
13. Kapas
14. Kertas Saring
ALUMINIUM Halaman 2
KIMIA ANORGANIK II
F. Alur Percobaan :
1.
2.
3.
4.
ALUMINIUM Halaman 3
Lempeng aluminium
- dicelupkan ke dalam tabung reaksi berisi NaOH 0,1 M
- dicuci dengan air
- digosok dengan kapas yang dibasahi HgCl2
- dibiarkan beberapa menit hingga kering
Hasil Pengamatan
Lempeng Aluminium
- dimasukkan ke masing-masing tabung
Lempeng Aluminium Lempeng Aluminium Lempeng Aluminium
- berisi larutan NaOH 0,1 M - berisi larutan Na2CO3 panas 0,1 M
- berisi larutan HCl 0,1 M
Hasil PengamatanHasil PengamatanHasil Pengamatan
Larutan Al2(SO4)3
- diuji dengan kertas lakmus biru
Hasil Pengamatan
Larutan Al2(SO4)3
- ditambah larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai endapan larut lagi
- diteteskan larutan HCl 0,1 M sampai endapan kembali larut dan tidak terjadi perubahan lagi
Hasil Pengamatan
KIMIA ANORGANIK II
5.
ALUMINIUM Halaman 4
Larutan Al2(SO4)3
Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
- ditambah sedikit larutan (NH4)2S
- disaring
- mencuci endapan dengan air panas
- memindahkan endapan ke dalam tabung reaksi
- menambah NaOH hingga endapan larut lagi
KIMIA ANORGANIK II
G. Hasil Pengamatan :
No. Perc Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
1. Sebelum:
-Lempeng Al= lempeng warna abu-abu
-NaOH= larutan tak berwarna-Aquades= larutan tak
berwarna-HgCl2= larutan tak berwarna
Sesudah:
- Lempeng Al + NaOH= larutan tak berwarna; timbul sedikit gas
- Lempeng Al + NaOH + air= lempeng Al tetap warna abu-abu
- digosok kapas basah setelah ditetesi HgCl2= kapas kotor warna abu-abu
- logam Hg menempel pada Al dan membentuk senyawa amalgam
Al(s) + NaOH(aq) + 6H2O(aq)
Na[Al(OH)4](aq) + H2(g)
Al+(s) + 3HgCl2(aq)
2Al2Cl3(aq) + 3Hg+(aq)
- Aluminum bereaksi
dengan senyawa basa
membentuk gelembung
gas H2
- aluminium direaksikan
dengan 3HgCl2
membentuk senyawa
amalgam ditandai dengan
aluminium menjadi
mengkilap
ALUMINIUM Halaman 5
KIMIA ANORGANIK II
2. Sebelum:
- lempeng Al= warna abu-abu
- NaOH= larutan tak berwarna
- Na2CO3= larutan tak berwarna
- HCl= larutan tak berwarna
Sesudah:
- tabung 1= lempeng Al +NaOH= larutan tak berwarna; terdapat gelembung H2 (+++)
- tabung 2= lempeng Al + Na2CO3 panas= larutan tak berwarna; terdapat gelembung H2 (++)
- tabung 3= lempeng Al + HCl= larutan tak berwarna; terdapat gelembung H2 (+)
Tabung 1:
2Al(s) + NaOH(aq) + 6H2O(aq)
2Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Tabung 2:
4Al(s) + 2Na2CO3(aq) + 3O2(g)
2 NaAlO3(aq) + H2(g)
Tabung 3:
3Al(s) + 6HCl(aq) AlCl3(aq)
+ 3H2(g)
- larutan Al2(SO4)3 bersifat
- aluminium memiliki
kecenderungan sifat lebih
larut di dalam larutan basa
dibandingkan larutan
asam. Terbukti dengan
terbentuknya senyawa
kompleks dengan sifat
basa tabung 1 > tabung 2 >
tabung 3
ALUMINIUM Halaman 6
KIMIA ANORGANIK II
3. Sebelum:
- Al2(SO4)3= larutan tak berwarna
- kertas lakmus= lakmus biru
Setelah:
- setelah pengujian dengan senyawa Al2(SO4)3, kertas lakmus biru berubah menjadi warna merah indikator senyawa bersifat asam
asam karena memerahkan
warna kertas lakmus biru
- Al2(SO4)3(s) + H2O(l) Al2(SO4)3(aq)
- Al2(SO4)3(s) + 6NaOH(aq)
- senyawa Al2(SO4)3
adalah larutan bersifat
asam dibuktikan dengan
berubahnya warna kertas
lakmus merah menjadi
biru saat ditetesi senyawa
tersebut
- aluminiium bersifat
ALUMINIUM Halaman 7
KIMIA ANORGANIK II
4. Sebelum:
- Al2(SO4)3= larutan tak berwarna
- NaOH= larutan tak berwarna
- HCl= larutan tak berwarna
Sesudah:
- Al2(SO4)3 + NaOH 8 tetes= larutan menjadi keruh dan terdapat endapan (++)
- setelah penambahan 58 tetes NaOH= larutan tak berwarna
- setelah penambahan 50 tetes HCl= terdapat endapan melayang (++)
2Al(OH)3(s) +
3Na2SO4(aq)
- Al(OH)3(s) + NaOH(aq)
NaAl(OH)4(aq)
- NaAl(OH)4(aq) + HCl(aq)
Al(OH)3(s) + H2O(aq)
- Al2(SO4)3(aq) + (NH4)2S(aq)
amfoter karena dapat
bereaksi dengan senyawa
asam (HCl) maupun basa
(NaOH)
Aluminium bersifat
amfoter karena reaksi ini
ALUMINIUM Halaman 8
KIMIA ANORGANIK II
5. Sebelum:
- Al2(SO4)3= larutan tak berwarna
(NH4)2 (s)= larutan tak berwarna tidak ditemukan
Air= larutan tak berwarna
NaOH= larutan tak berwarna
Sesudah:
- Al2(SO4)3 + (NH4)2 (s)=
terdapat endapan
- setelah ditambah NaOH, endapan larut; larutan tak berwarna
+ 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) +
3H2S(g) + 3(NH4)2SO4(aq)
- Al(OH)3(s) + NaOH(aq)
NaCl(OH)4(aq)
membentuk senyawa
kompleks ketika bereaksi
dengan senyawa basa
(NaOH)
ALUMINIUM Halaman 9
KIMIA ANORGANIK II
H. Analisis Pembahasan :
Percobaan Pertama
Pada percobaan pertama, dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat
aluminium. Pada percoban pertama mengambil lempeng aluminium, lalu dicelupkan
kedalam tabung reaksi yang berisi NaOH 1M, sehingga larutan tidak berwarna dan
timbul sedikit gas. Selanjutnya lempeng aluminium dicuci dengan air aquades,
lempeng aluminium tetap berwarna abu-abu dan tidak terjadi perubahan. Sehingga
dapat direaksikan :
Al(s) + NaOH(aq) + 6H2O(aq) Na[Al(OH)4](aq) + H2(g)
Dari reaksi diatas maka dapat diketahui bahwa aluminium bereaksi dengan senyawa
basa (NaOH) membentuk gas H2. Pada reaksi diatas terlihat bahwa unsur aluminium
dapat membentuk senyawa kompleks yaitu natrium tetrahidroksoaluminat yang jernih
tak berwarna. Kemampuan aluminium membentuk senyawa kompleks ini disebabkan
oleh karena muatan kation yang tinggi sehingga mampu mengakomodasi donasi
pasangan electron dari ligan. Hal ini diasosiasikan dengan relatif besarnya energy
solvasi (khususnya hidrasi dalam larutan air) yang berarti molekul air terikat (secara
ikatan koordinasi) cukup kuat pada kation hingga tidak mungkin dapat diabaikan
sebagai senyawa kompleks. Hal ini berbeda dengan kation dari logam-logam
golongan 1 (Alkali) dan 2 (Alkali tanah) yang mempunyai energy hidrasi sangat
lemah sehingga dalam larutannya kurang tepat bila molekul air dipertimbangkan
sebagai ligan. Selanjutnya digosok dengan kapas yang dibasahi larutan HgCl2, kapas
kotor dan berwarna abu-abu. Dibiarkan beberpa menit hingga kering, logam Hg yang
menempel pada aluminium dan membentuk alogam. Alogam adalah senyawa antara
logam dan non logam, senyawa Hg dengan logam lainnya. Sehingga dapat
direaksikan :
Al2O(s) + 3HgCl2(aq) 2Al2Cl3(aq) + 3HgO(aq)
Hasil dari reaksi diatas adalah logam Al menjadi lebih bersih dan mengkilat dengan
meninggalkan noda kecoklatan pada kapas kaca, dan setelah dikeringkan logam
aluminium sangat rapuh ini terbukti dengan adanya lempeng aluminium yang
tergerus, lempeng aluminium yang tergerus berwarna kecoklatan. Hal ini disebabkan
karena Al membentuk amalgam dengan Hg sehingga oksida yang menempel pada
ALUMINIUM Halaman 10
KIMIA ANORGANIK II
aluminium menjadi tergerus. Amalgam adalah alloi yang berisi merkuri yang menjadi
pasta keperak-perakan yang lunak ketika dicampur dan kemudian akan mengeras.
Percobaan Kedua
Pada percobaan kedua, dengan tujuan untuk mengetahui urutan kereaktifan
logam aluminium terhadap suatu asam, garam dan basa. Pada percobaan kedua
mengambil lempeng aluminium dimasukkan 3 tabung reaksi. Tabung 1 berisi larutan
NaOH 1M sehingga perubahan reaksi menjadi larutan tidak berwarna dan terdapat
gelembung (+++). Sehingga dapat direaksikan :
2Al(s) + NaOH(aq) + 6H2O(aq) 2Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Tabung 2 berisi larutan Na2CO3 panas 0,1M sehingga perubahan reaksi menjadi
larutan tidak berwarna dan terdapat gelembung (++). Sehingga dapat direaksikan :
4Al(s) + 2Na2CO3(aq) + 3O2(g) 2NaAlO3(aq) + H2(g)
Tabung 3 berisi larutan Hcl 0,1M sehingga perubahan reaksi menjadi larutan tidak
berwarna dan terdapat gelembung (+). Sehingga dapat direaksikan :
3Al(s) + 6HCl(aq) AlCl3(aq) + 3H2(g)
Hal ini disebabkan karena aluminium tidak dapat langsung membentuk ikatan dengan
ion karbonat. Dapat disimpulkan bahwa aluminium memiliki kecenderungan sifat
larut dalam larutan basa daripada asam, dengan dibuktikan dengan terbentuknya
senyawa kompleks dengan basa. Sehingga tingkatannya : tabung 1 > tabung 2 >
tabung 3.
Percobaan Ketiga
Pada percobaan ketiga, dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari senyawaan
aluminium. Pada percobaan ketiga larutan Al2(SO4)3 diuji dengan kertas lakmus
berwarna biru sehingga setelah di teteskan dengan Al2(SO4)3, kertas lakmus berubah
menjadi warna merah. Sehingga dapat dibuktikan larutan Al2(SO4)3 bersifat asam
karena memerahkan kertas lakmus biru. Hal ini dikarenakan senyawa Al2(SO4)3
adalah larutan asam yang dibuktikan dengan memerahnya kertas lakmus biru ketika
ditetesi senyawa tersebut.
ALUMINIUM Halaman 11
KIMIA ANORGANIK II
Percobaan Keempat
Pada Percobaan keempat, dengan tujuan yaitu untuk mengethui sifat dari
aluminium. Pada percobaan keempat larutan Al2(SO4)3 ditambah larutan NaOH 1M 8
tetes menjadi larutan keruh dan terdapat endapan. Sehingga dapat di reaksikan :
Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq)
Setelah di teteskan 58 tetes NaOH 1M larutan berubah menjadi tidak berwarna.
Sehingga dapat direaksikan :
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
Kemudian diteteskan 50 tetes larutan HCl 0,1M terdapat endapan melayang. Sehingga
dapat direaksikan :
Al(OH)3(aq) + 3HCl(aq) AlCl3(s) + 3H2O(aq)
Hal ini disebabkan aluminium bersifat amfoter karena bereaksi dengan baik dengan
senyawa (HCl) maupun basa (NaOH). Amfoter adalah senyawa yang dapat bersifat
asam atau basa, tergantung kondisi lingkungannya. Senyawa amfoter akan bersifat
asam dalam suasana basa dan sebaliknya akan bersifat basa dalam suasana atau
lingkungan asam kuat.
Percobaan Kelima
Pada percobaan kelima, dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari senyawaan
aluminium. Pada percobaan kelima larutan Al2(SO4)3 ditambah sedikit larutan
(NH4)2S lalu disaring, kemudian terbentuk endapan dan filtrat. Sehingga dapat
direaksikan :
Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2S(aq) 2Al(OH)3(s) + 3H2S(g) + 3(NH4)2SO4(aq)
Endapan yang terbentuk dicuci dengan air panas, kemudian dipindahkan endapan
tersebut kedalam tabung reaksi. Setelah dipindahkan ke tabung reaksi ditambah
NaOH hingga endapan larut lagi dan larutan tidak berwarna. Sehingga dapat
direaksikan :
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) Na[Al(OH)4](aq)
ALUMINIUM Halaman 21
KIMIA ANORGANIK II
Hal ini dapat disimpulkan bahwa aluminium bersifat amfoter karena bereaksi
membentuk senyawa kompleks ketika bereaksi dengan basa (NaOH). Amfoter adalah
senyawa yang dapat bersifat asam atau basa, tergantung kondisi lingkungannya.
Senyawa amfoter akan bersifat asam dalam suasana basa dan sebaliknya akan bersifat
basa dalam suasana atau lingkungan asam kuat.
I. Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan aluminium dapat disimpulkan bahwa :
1. Aluminium bereaksi dengan senyawa basa (NaOH) membnetuk gas H2.
2. Aluminium memilki kecenderungan sifat lebih larut dalam larutan basa daripada
asam dibuktikan dengan terbentuknya senyawa kompleks dengan basa.
3. Senyawa Al2(SO4)3 adalah larutan asam dibuktikan dengan merahnya lakmus biru
ketika ditetesi senyawa tersebut.
4. Aluminium bersifat amfoter karena bereaksi baik dengan senyawa (HCl) maupun
basa (NaOH).
5. Aluminium bersifat amfoter karena bereaksi membentuk senyawa kompleks
ketika bereaksi dengan basa (NaOH).
J. Jawaban Pertanyaan
1. Terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda lakukan !
Jawab :
Pada percobaan no.4 dan no.5 bersifat amfoter karena aluminium mampu bereaksi
dengan asam maupun basa. Pada saat bereaksi dengan NaOH, aluminium oksida dapat
menunjukkan sifat keasamannya. Hal ini mungkin dikarenakan aluminium memiliki
kemampuan untuk membentuk ikatan kovalen dengan oksigen. Pada contoh natrium,
perbedaan elektronegativitas antara natrium dan oksigen terlalu besar untuk membentuk
ikatan selain ikatan ionik. Tetapi elektronegativitas meningkat dalam satu periode –
sehingga perbedaan elektronegativitas antara aluminium dan oksigen lebih kecil. Hal ini
menyebabkan terbentuknya ikatan kovalen diantara keduanya.
2. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan diatas !
Jawab :
ALUMINIUM Halaman 13
KIMIA ANORGANIK II
Percobaan 1:
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g)
2Al(s) + 3HgCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3Hg(aq)
Percobaan 2:
2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g)
2Al(s) + Na2CO3(aq) + 7H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g) + CO2(g)
2Al(s) 6HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
Percobaan 3
Al2(SO4)3(s) + H2O(l) Al2(SO4)3(aq)
Percobaan 4
Al2(SO4)3(s) + 6NaOH(aq) 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq)
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) NaAl(OH)4(aq)
NaAl(OH)4(aq) + HCl(aq) Al(OH)3(s) + H2O(aq)
Percobaan 5
Al2(SO4)3(aq) + (NH4)2S(aq) + 6H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3H2S(g) + 3(NH4)2SO4(aq)
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) NaCl(OH)4(aq)
3. Jelaskan kegunaan aluminium!
Jawab :
Beberapa penggunaan aluminium antara lain:
Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.
1. untuk membuat badan pesawat terbang.
2. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
3. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
4. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.
ALUMINIUM Halaman 14
KIMIA ANORGANIK II
5. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida,
digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.
Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:
1. Tawas (K2SO4. Al2(SO4)3. 24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia K2SO4. Al2(SO4)3. 24H2O. Tawas digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
2. Alumina (Al2O3)
Alumina dibedakan atas alfa-allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina
diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500˚C. Gamma-alumina digunakan untuk
pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri gelas. Alfa-
allumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C. Alfa-allumina
terdapat sebagai korundum di alam yang digunakan untuk amplas atau grinda. Batu
mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz merupakan alfa-allumina yang mengandung
senyawa unsur logam transisi yang memberi warna pada batu tersebut. Warna-warna rubi
antara lain:
- Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)
- Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan titan(IV)
- Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan (IV)
- Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)
K. Daftar Pustaka
D. Lee. J.D. 1991. Concise Inorganic Chemistry, 4th edition. Singapore: Fong &
Song Printers Pte. Ltd.
Sunardi, 2006, Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya, Yrama Widya, Bandung.
Tim Dosen Kimia Anorganik. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II Unsur-
Unsur Golongan Utama. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA UNESA
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif Makro dan Semimakro, edisi
kelima , bagian 1. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif Makro dan Semimakro, edisi
kelima , bagian 2. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka
ALUMINIUM Halaman 15
KIMIA ANORGANIK II
Lampiran Gambar
Percobaan 1 Percobaan 2
Percobaan 3 Percobaan 4
Percobaan 5
ALUMINIUM Halaman 16
Aluminium yang telah dicelupkan kedalam NaOH dan digosokkan pada kapas yang dibasahi HgCl2:
kapas kotor( abu-abu) dan terbentuk amalgam
Dari kiri:
1. Lempeng Al + NaOH: gelembung (+++)2. Lempeng Al + Na2CO3 panas: gelembung (++)3. Lempeng Al + HCl: gelembung (+)
Lakmus ditetesi Al2(SO4)3
Lakmus biru merahAl2(SO4)3 + 8 tetes NOH: terdapat endapan
Al2(SO4)3 + 58 tetes NaOH: endapan larut lagiAl2(SO4)3 + 50 tetes HCl: terdapat endapan melayang
Endapan (NH4)S setelahdiberi NaOH: endapan larut lagi