makalah kimdas aluminium

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Wöhler. Dibandingkan dengan elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh melebihi harga emas.Karena dulu dianggap sebagai logam berharga, Napoleon IIIPaul L.T Heroult dari Perancis (1808-1873) pernah melayani tamunya yang pertama dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua dengan piring emas dan perak. Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat (1863- 1914) dan Paul L.T. Héroult dari Perancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis yang sampai sekarang membuat produksi aluminium ekonomis. 1.2 tujuan - untuk memahami tentang Aluminium. - untuk mengetahui proses pembuatan aluminium dan densitas nya. - untuk mengetahui penggunaan aluminium dalam kehidupan sehari-hari

Upload: dicko

Post on 16-Jul-2016

233 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fisdas

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kimdas Aluminium

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya

bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Wöhler. Dibandingkan dengan

elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh

melebihi harga emas.Karena dulu dianggap sebagai logam berharga, Napoleon IIIPaul

L.T Heroult dari Perancis (1808-1873) pernah melayani tamunya yang pertama

dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua dengan piring emas dan perak.

Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul

L.T. Héroult dari Perancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis yang sampai

sekarang membuat produksi aluminium ekonomis.

1.2  tujuan

-         untuk memahami tentang Aluminium.

-         untuk mengetahui proses pembuatan aluminium dan densitas nya.

- untuk mengetahui penggunaan aluminium dalam kehidupan sehari-hari

Page 2: Makalah Kimdas Aluminium

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aluminium

Aluminium ialah unsur kimia.Lambang aluminium ialah Al, dan nomor

atomnya 13.Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium adalah logam yang

berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3.

Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen

yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga.

Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered

aspirin astringents, semprotan hidung,antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap

tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik ,

dan kembang api.

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik.Terang dan

kuat.Merupakan konduktor yang baik juga buat panas.Dapat ditempa menjadi

lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusimenjadi batangan dengan bermacam-

macam penampang.Tahan korosi.

Aluminium digunakan dalam banyak hal.Kebanyakan darinya digunakan

dalam kabel bertegangan tinggi.Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan

badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan,

tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil

dan compact disks.

2.2 Sifat-sifat yang Dimiliki Aluminium

Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara lain :

-         Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah

tangga seperti panci, wajan dan lain-lain.

-         Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan,

obat, dan rokok.

-         Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel

tiang listrik.

-         Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat

seperti Duralium(campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.

-         Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.

Page 3: Makalah Kimdas Aluminium

3

2.3 Klasifikasi Aluminium

1. Aluminium Murni

Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam

keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk

penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.

2. Aluminium Paduan

Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,

magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.

Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan

meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika

melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya

kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam.

Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada

konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga

aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas,

penyimpanan, dan sebagainya.

3. Paduan Aluminium-Silikon

Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan

dan kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium

paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi

dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat terbentuknya

kristal granula silika.

4. Paduan Aluminium-Magnesium

Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam

paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak

menjadikan aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah

karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga

menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat

rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami

failure pada temperatur tersebut.

Page 4: Makalah Kimdas Aluminium

4

5. Paduan Aluminium-Tembaga

Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat,

namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh

memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa

CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam rapuh.

6. Paduan Aluminium-Mangan

Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan

pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam

paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.

Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan aluminium.

7. Paduan Aluminium-Seng

Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal

karena merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini

memiliki kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5%

seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11%

dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium

yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6%

setiap 50 mm bahan.

8. Paduan Aluminium-Lithium

Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis

dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap

penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan

peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi

diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan

biaya keselamatan kerja.

9. Paduan Aluminium-Skandium

Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada

paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang

panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih

Page 5: Makalah Kimdas Aluminium

5

murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan

titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur

Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).

10. Paduan Aluminium-Besi

Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu

“kecelakaan”. Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan

menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik.Efek

kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan,

namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam

paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan tensil dari

217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi

akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain

Fe.

Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya terhadap lelah

(fatigue).Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat diperkirakan

seperti baja, yang berartifailure akibat fatigue dapat muncul dengan tiba-tiba bahkan

pada beban siklik yang kecil.

Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit

memperkirakan secara visual kapan aluminium akan mulai melebur, karena

aluminium tidak menunjukkan tanda visual seperti baja yang bercahaya kemerahan

sebelum melebur.

11. Aluminium paduan cor

Aluminium dapat dicor di cetakan pasir/tanah liat, cetakan besi, atau cetakan

baja dengan diberi tekanan. Logam cor dapat lebih cepat mengeras jika dicor dengan

cetakan logam, sehingga akan menghasilkan efek yang sama seperti efek quenching,

yaitu memperkeras logam.

Pengecoran dengan besi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat

menyebabkan intrusi besi ke dalam paduan, menyebabkan paduan memiliki

komposisi yang tidak diinginkan. Proses pengecoran, selain harus terbebas dari

pengotor pencetaknya, juga harus terbebas dari uap air. Aluminium, dalam temperatur

tinggi, dapat bereaksi dengan uap air membentuk aluminium hidroksida dan gas

hidrogen. Aluminium cair, sepeti logam cair pada umumnya, dapat melarutkan gas

Page 6: Makalah Kimdas Aluminium

6

tersebut, dan ketika logam mulai mendingin dan menjadi padat, gelembung-

gelembung hidrogen akan terbentuk di dalam logam, menyebabkan logam menjadi

berpori-pori dan menyebabkan logam semakin rapuh.

Untuk mencegah keberadaan gas hidrogen dalam logam, pengecoran

sebaiknya dilakukan dalam keadaan kering dan tidak lembab serta logam tidak

dilelehkan pada temperatur jauh di atas titik lelehnya. Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan tanur listrik, namun hal ini akan meningkatkan biaya produksi.

Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga,

silikon, dan magnesium.Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam

pengecoran dan memudahkan pengerjaan permesinan.Al-Si memmberikan

kemudahan dalam pengecoran, kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan

pemuaian yang rendah.Sifat pemuaian merupakan sifat yang penting dalam logam cor

dan ekstrusi, yang pada umumnya merupakan bagian dari mesin.Al-Mg juga

memberikan kekuatan, dan lebih baik dibandingkan Al-Si karena memiliki ketahanan

yang lebih tinggi hingga logam mengalami deformasi plastis (elongasi).Namun

konsentrasi lebih dari 10% dapat mengurangi kemudahan dalam pengecoran.

2.4 Pengolahan Alumininum

Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan

oleh Charles M. Hall di Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan

aluminium dan bauksit meliputi 2 tahap :

1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni ( proses Hall )

2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis( Proses Charles )

Pemurnian bauksit melalui cara :

a. Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk

NaCl(OH)4.

b. Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan

mengalirkan gas CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3

c. Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak

berair. Bijih –bijih Aluminium

Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor

terutama Fe2O3 dan SiO2.Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak

dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.

Page 7: Makalah Kimdas Aluminium

7

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam

bauksit.Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya

adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),

Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)

Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-

pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium

diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.

2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga

diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

Proses Bayer terdiri dari 3 tahap yaitu ekstraksi, presipitasi, dan kalsinasi.

1. Tahap ekstraksi

Tahap ekstraksi atau tahap digestion merupakan tahap pertama dalam proses Bayer.

Bauksit dan natrium hidroksida diumpankan secara terpisah ke dalam autoclaves,

tubular reactor, dan steel vessel.Kondisi operasi tahap ini adalah pada temperatur

140oC dan tekanan 34 atm. Alumina hidrat yang terdapat di dalam bauksit larut di

dalam natrium hidroksida dan menghasilkan natrium aluminat (NaAlO2).

Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah :

Al(OH)3 + NaOH → NaAlO2 + 2 H2O

AlO(OH) + NaOH → NaAlO2 + H2O

Aluminium hidroksida larut di dalam natrium hidroksida, sedangkan zat – zat lain

seperti silika dan semua oksida logam lainnya tidak larut di dalam natrium hidroksida.

Larutan natrium aluminat dan natrium hidroksida disebut dengan green liquor,

sedangkan zat – zat yang tidak larut di dalam natrium hidroksida seperti silika, oksida

besi, titanium oksida (TiO2), kaolin (H4Al2Si2O9), dan oksida logam lain

membentuk red mud. Natrium aluminat yang terbentuk didinginkan hingga 50 – 85

oC dalam flash tank.

Page 8: Makalah Kimdas Aluminium

8

 Ada dua macam reaksi lainnya yang terjadi pada proses ekstraksi yaitu :

A. Desilication

Desilication merupakan reaksi antara silika yang terdapat di dalam bauksit, seperti

kaolin, dengan natrium hidroksida membentuk natrium silikat terlarut.Pada

temperatur digestion, natrium silikat membentuk natrium aluminium silikat yang tidak

larut.

Reaksi yang terjadi adalah :

5 Al2Si2O5(OH)4 + 2 Al(OH)3 + 12 NaOH → 2 Na6Al6Si5O17(OH)10 + 10 H2O

Desilication dipengaruhi oleh temperatur tinggi dan waktu tinggal unutk mendapatkan

produk yang murni.

B. Causticization of liquor

Causticization of liquor merupakan reaksi antara kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

dengan natrium karbonat untuk meregenerasi natrium hidroksida dan presipitasi

kalsium karbonat. Reaksi ini merupakan reaksi yang penting dalam proses Bayer.

Reaksi yang terjadi adalah :

Na2CO3 + Ca(OH)2 → CaCO3 + 2 NaOH

Natrium karbonat dihasilkan pada proses Bayer karena degradasi zat – zat organik

oleh natrium hidroksida dan karena absorpsi CO2 selama larutan terkena udara luar.

2. Tahap pemisahan

Tahap kedua dari proses Bayer adalah tahap pemisahan natrium aluminat dengan red

mud. Larutan natrium aluminat difiltrasi untuk memisahkan red mud.Red mud

ditambahkan flokulan untuk meningkatkan settling rate, kemudian dipindahkan

dengan menggunakan thickener yang berdiameter besar. Partikel – partikel padat yang

Page 9: Makalah Kimdas Aluminium

9

terkandung dalam red mud dipisahkan dengan filter press. Sedangkan, aluminium

yang masih terdapat di dalam red mud didaur ulang dengan menggunakan counter

current 18 decantation. Red mud ditambah dengan kapur (Ca(OH)2) untuk

causticization supaya terbentuk natrium hidroksida dan kalsium karbonat.

 Reaksi yang terjadi yaitu :

Na2CO3 + Ca(OH)2 → 2 NaOH + CaCO3

Natrium hidroksida ini dapat digunakan kembali pada proses awal.

3. Tahap presipitasi

Presipitasi dilakukan untuk memisahkan aluminium hidroksida (Al(OH)3). Reaksi

yang terjadi pada tahap ini adalah :

NaAlO2 + 2 H2O → Al(OH)3 + NaOH

Presipitasi Al(OH)3 tidak terjadi dengan sendirinya, sehingga presipitasi dilakukan

dengan cara menambahkan kristal aluminium hidroksida untuk menginisiasi

presipitasi. Ada 6 macam precipitating agents yang dapat digunakan di dalam proses

ini antara lain :

• Hidrogen peroksida (H2O2)

• Karbon dioksida (CO2)

• Amonium karbonat ((NH4)2CO3)

• Amonium hidrogen karbonat ((NH4)HCO3)

• Amonium aluminium sulfat ((NH4)2Al(SO4)2)

• Kristal aluminium hidroksida (Al(OH)3

Page 10: Makalah Kimdas Aluminium

10

4. Tahap kalsinasi

Aluminium hidroksida dikeringkan di dalam rotary kiln atau fluid – bed calciners

pada temperatur 1100 – 1500 oC untuk melepaskan air. Hasil kalsinasi aluminium

hidroksida adalah alumina. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah :

2 Al(OH)3 → Al2O3 + 3 H2O

 

Dari kedelapan proses pemisahan alumina dari spent catalyst, proses Bayer

merupakan proses yang paling akhir ditemukan. Setelah ditemukan proses Bayer,

proses – proses yang lain tidak digunakan lagi. Hal ini disebabkan :

• Proses Bayer merupakan proses yang paling ekonomis. Pada proses Bayer, tidak

diperlukan temperatur yang tinggi dalam proses digestion.

• Proses Bayer tidak memerlukan banyak energi sehingga biaya produksi yang

dibutuhkan tidak terlalu besar.

Peleburan Alumina( Proses Hall )

Page 11: Makalah Kimdas Aluminium

11

Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses

elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Tahapan-tahapan pada proses Hall-Heroult

adalah :

1. Aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja

berlapis grafit  (berfungsi sebagai katode).

2. Elektrolisis dilakukan pada suhu 950 oC (digunakan batang grafit sebagai anode).

3. Setelah diperoleh Al2O3 murni, proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan

Al2O3.

4. Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) (berfungsi untuk

menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3murni mencapai 2000 0C)),

5. Campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 0C.

6. Anode dan katodenya terbuat dari grafit.

7. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)

Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e−Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)

Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)

Page 12: Makalah Kimdas Aluminium

12

Proses Hall-Heroult

Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot

reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak

sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses

ini, leburan alumina dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan

elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian

batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah

pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya

proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan,

seperti dalam keperluan industri.

Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan

menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung menuju cetakan berbentuk

silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000

ton aluminium per tahun(Anonymous,2009). Secara umum, 4 ton bauksit akan

menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton alumunium.

Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi

berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedang anode (+) adalah

grafit. Campuran Al2O3 dengan kriolit dan AlF3 dipanaskan hingga mencair dan

pada suhu 950 C kemudian dielektrolisis .Al yang terbentuk berupa zat cair dan

terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk

mendapat aluminium batangan (ingot). Anode grafit terus menerus dihabiskan karena

bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Untuk mendapat 1

Kg Aldihabiskan 0,44 anode grafit. 2Al2O3 +3C 4Al + 3CO2

Beberapa nijih Al yang utama :

1. Bauksit (Al2O3. 2H2O)

Page 13: Makalah Kimdas Aluminium

13

2. Mika (K-Mg-Al-Slilkat)

3. Tanah liat (Al2Si2O7.2H2O)

Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain :

-          sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika

-          sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)

-          sebagai hidrat misal bauksit

-          sebagai florida misal kriolit.

2.5 Penggunaan Aluminium

Beberapa penggunaan aluminium antara lain:

1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan

bermotor.

2. untuk membuat badan pesawat terbang.

3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.

4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.

5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.

6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida,

digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.

Beberapa senyawa

Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:

1. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)

Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk

menjernihkan air pada pengolahan air minum.

2. Alumina (Al2O3)

Alumin dibedakan atas alfa0allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina

diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina digunakan

untuk pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri

gelas. Alfa-allumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C.

Alfa-allumina terdapat sebagai korundum di alam yang digunakan untuk amplas atau

grinda.Batu mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz merupakan alfa-allumina yang

mengandung senyawa unsur logam transisi yang memberi warna pada batu tersebut.

Warna-warna rubi antara lain:

- Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)

- Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan titan(IV)

Page 14: Makalah Kimdas Aluminium

14

- Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan (IV)

- Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

kimia Wöhler Aluminium adalah logam yang berwaarna putih perak dan

tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3. Aluminium merupakan

elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan Pada abad ke-19, sebelum

ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya bisa didapatkan dari bauksit

dengan proses bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam

penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan

hidung,antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau,

penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.