pemanfaatan whatapp sebagai media komunikasi di …

89
LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI MASA PANDEMIC COVID-19 (Studi Pada Komunitas Pita Oren Alumni FISIP UHAMKA) TIM PENGUSUL Nurlina Rahman, S.Pd., M.Si. Ketua Tim NIDN.0026027101 Mukhlish M Maududi, S.Sos., S.H., M.H. Anggota NIDN. 0310108103 Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA

KOMUNIKASI DI MASA PANDEMIC COVID-19

(Studi Pada Komunitas Pita Oren Alumni FISIP UHAMKA)

TIM PENGUSUL

Nurlina Rahman, S.Pd., M.Si. Ketua Tim

NIDN.0026027101

Mukhlish M Maududi, S.Sos., S.H., M.H. Anggota

NIDN. 0310108103

Ilmu Komunikasi FISIP

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

2020

Page 2: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN DOSEN PEMULA (PDP)

Judul Penelitian Pemanfaatan WhatsApp sebagai media

komunikasi di masa pandemic Covid-19 (Studi

pada komunitas Pita Oren Alumni FISIP

UHAMKA)

Jenis Penelitian PENELITIAN DOSEN PEMULA (PDP)

Ketua Peneliti Nurlina Rahman, S.Pd., M.Si.

Link Profil simakip http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/profile

Fakultas FISIP

Anggota Peneliti Mukhlish M Maududi

Link Profil simakip http://simakip.uhamka.ac.id/pengguna/profile

Lama Penelitian 6 Bulan

Luaran Penelitian

Luaran Wajib Jurnal Nasional Terakreditasi sinta 4

Status Luaran Wajib In Review

Luaran Tambahan Hak Kekayaan Intelektual

Status Luaran Tambahan Submitted

Jakarta, 10 Mei 2020

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua Peneliti

FARIDA HARYATI, S.I.P., M.I.Kom. NURLINA RAHMAN, S.Pd., M.Si.

NIDN.0327097601 NIDN 0026027101

Menyetujui,

Dekan, Ka. Lemlitbang

Dra. TELLYS CORLIANA, M.Hum. Prof. Dr. Hj. SUSWANDARI, M.Pd.

NIDN.0329096403 NIDN 0020116601

Page 3: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

ii

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA PENELITIAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

Nomor : 197 / F.03.07 / 2020

Tanggal : 12 Juni 2020

Bismillahirrahmanirrahim

Pada hari ini, Jum'at, tanggal Dua Belas, bulan Juni, Tahun Dua Ribu Dua Puluh, yang

bertanda tangan di bawah ini Prof. Dr. Hj Suswandari, M.Pd, Ketua Lembaga

Penelitian dan Pengembangan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA,

selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; NURLINA RAHMAN, S.Pd., M.Si.,

selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kontrak

Kerja Penelitian yang didanai oleh RAPB Universitas Muhammadiyah Prof. DR.

HAMKA

Pasal 1

PIHAK KEDUA akan melaksanakan kegiatan penelitian dengan judul :

PEMANFAATAN EMANFAATAN WHATSAPP SEBAGAI MEDIA

KOMUNIKASI DI MASA PANDEMIC COVID-19 (STUDI PADA KOMUNITAS

PITA OREN ALUMNI FISIP UHAMKA) dengan luaran wajib dan luaran tambahan

sesuai data usulan penelitian Bacth 2 Tahun 2019 melalui simakip.uhamka.ac.id..

Pasal 2

Bukti luaran penelitian wajib dan tambahan harus sesuai sebagaimana yang dijanjikan

dalam Pasal 1, Luaran penelitian yang dimaksud dilampirkan pada saat Monitoring

Evaluasi dan laporan penelitian yang diunggah melalui simakip.uhamka.ac.id.

Pasal 3

Kegiatan tersebut dalam Pasal 1 akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA mulai tanggal

12 Juni 2020 dan selesai pada tanggal 12 November 2020.

Pasal 4

Berdasarkan kemampuan keuangan lembaga, PIHAK PERTAMA menyediakan dana

sebesar Rp.8.500.000,- (Terbilang : Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) kepada

PIHAK KEDUA untuk melaksanakan kegiatan tersebut dalam Pasal 1. Sumber biaya

yang dimaksud berasal dari RAB pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Tahun Anggaran 2019/2020.

Page 4: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

iii

Pasal 5

Pembayaran dana tersebut dalam Pasal 4 akan dilakukan dalam 2 (dua) termin sebagai

berikut;

(1) Termin I 70 % : Sebesar Rp.6.100.000 (Terbilang: Enam Juta Seratus Ribu Rupiah)

setelah PIHAK KEDUA menyerahkan proposal penelitian yang telah direview dan

diperbaiki sesuai saran reviewer pada kegiatan tersebut Pasal 1.

(2) Termin II 30 % : Sebesar Rp.2.400.000 (Terbilang: Dua Juta Empat Ratus Ribu

Rupiah) setelah PIHAK KEDUA mengunggah laporan akhir penelitian dengan

melampirkan bukti luaran penelitian wajib dan tambahan sesuai Pasal 1 ke

simakip.uhamka.ac.id.

Pasal 6

(1) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan kegiatan tersebut dalam Pasal 1 dalam waktu

yang ditentukan dalam Pasal 3.

(2) PIHAK PERTAMA akan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1. Bila PIHAK KEDUA tidak

mengikuti Monitoring dan Evaluasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan, tidak bisa

melanjutkan penyelesaian penelitian dan harus mengikuti proses Monitoring dan Evaluasi

pada periode berikutnya.

(3) PIHAK PERTAMA akan mendenda PIHAK KEDUA setiap hari keterlambatan

penyerahan laporan hasil kegiatan sebesar 0,5 % (setengah persen) maksimal 20% (dua

puluh persen) dari jumlah dana tersebut dalam Pasal 4.

(4) Dana Penelitian dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari keseluruhan dana

yang diterima oleh PIHAK PERTAMA sebesar 5 % (lima persen)

Jakarta, 12 Juni 2020

Page 5: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

iv

Abstract

The purpose of this study was to get an overview of the use of WhatsApp as a

communication medium during the Covid-19 pandemic by the UHAMKA FISIP Alumni

Pita Oren community. This research used a Qualitative Descriptive approach with a

phenomenological paradigm with the empathy theory of Robert A. Baron and Donn

Byrne to provide help, data collection was carried out. with literature study and

interviews conducted with six administrators or volunteers of Pita Oren. The results

showed that the Whatsapp media was the choice because it was considered the easiest to

use and had a complete application and was used by all Pita Oren volunteers. The Pita

Oren Community is a community of alumni and students of FISIP UHAMKA who are

moved to provide basic necessities and masks assistance to the affected communities due

to the implementation of Large-Scale Social Restrictions (PSBB). covis 19 is due to

carrying out religious orders to help each other and as a form of empathy to residents who

are around the volunteer residences of Pita Oren.

Keywords: Utilization, WhatsApp, FISIP, UHAMKA

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan WhatsApp

sebagai media komunikasi di masa pandemic Covid-19 oleh komunitas Pita Oren Alumni

Fisip UHAMKA Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif dengan

pradigma fenomenologi dengan teori empati Robert A. Baron dan Donn Byrne

memberikan pertolongan, pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan

wawancara yang dilakukan kepada enam orang pengurus atau relawan Pita Oren. Hasil

penelitian menunjukan bahwa media Whatsapp menjadi pilihan karena dianggap paling

mudah digunakan dan memilikii aplikasi yang lengkap dan digunakan oleh semua

relawan Pita Oren. Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak untuk memberikan bantuan sembako dan masker kepada

masyarakat terdampak akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),

dalam penelitian ini juga diketahui motif dalam melakukan kegiatan memberikan bantuan

bantuan berupa sembako dan masker di masa pandemik covis 19 adalah karena

menjalankan perintah agama untuk saling membantu dan sebagai bentuk empati kepada

warga yang berada disekitar tempat tinggal relawan Pita Oren.

Kata Kunci : Pemanfaatan, WhatsApp, FISIP, UHAMKA

Page 6: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

v

Daftar isi

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. i

RINGKASAN .....................................................................................................................iv

Daftar isi ............................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4

2.1. State of the Arts .................................................................................................. 4

2.3. Roadmap Penelitian .......................................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 15

3.1. Diagram Alir Penelitian ..................................................................................... 16

3.2. Jadwal Penelitian ....................................................Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 17

4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian ............................................................................. 26

4.2. Temuan Data Lapangan ...................................................................................... 26

4.3. Analisis Data dan Pembahasan............................................................................ 27

BAB V KESIMPULAN .................................................................................................... 34

BAB VI LUARAN YANG DICAPAI .............................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 37

Lampiran Rencana Anggaran Penelitian ...............................Error! Bookmark not defined.

Lampiran Format Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas ............. Error!

Bookmark not defined.

Lampiran Surat Pernyataan Peneliti .................................................................................. 44

Page 7: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan Pemerintah

sejak tanggal 10 April 2020 mengharuskan masyarakat untuk tinggal dirumah dan

meninggalkan aktivitas ekonominya atau terpaksa menghentikan karena tidak ada

transaksi, tentu yang sangat merasakan hal ini adalah masyarakat dengan

pengahasilan harian, seperti tukang pijit, penjual makanan, buruh atau kuli

panggul di pasar, tukang ojek pangkalan.

Pembatasan ini tidak memungkinkan melakukan aktivitas yang melibatkan

banyak orang berkumpul dalam satu tempat dan waktu yang sama, namun dengan

kemajuan teknologi komunikasi, keterbatasan ruang gerak dapat dijembatani

sehingga komunikasi dapat terus dilakukan dengan bantuan teknologi, (Suranto,

2011) cara komunikasi interpersonal bermedia (tidak langsung) pada situasi

tertentu dapat saja menjadi pilihan, misalnya dalam bentuk percakapan melalui

telepon, email, surat menyurat, SMS, dan sebagainya. Pemanfaatan media

komunikasi di era globalisasi saat ini.

Sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan interaksi untuk

berkomunikasi, Menurut Adi (Adi, 2012, p. 42) syarat terjadinya interaksi sosial

adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Komunikasi menurut Yuliana dan

Julia (Yuliana & Rini, 2002, p. 3) “The process is fluid; the from in which a

message is communicated changes constantly. Communication can be formal or

informal, spoken or written, and internal or external. Artinya, proses dimana

penyampaian pesan komunikasi yang berubah-ubah menjadi komunikasi yang

tetap. Komunikasi bisa formal atau informal, lisan atau tulisan, dan internal atau

eksternal”.

Dalam kondisi tertentu terkadang tidak memungkin seseorang untuk

berkomunikasi secara langsung atau tatap muka, kehadiran teknologi komunikasi

atau media sangatlah membantu agar kebutuhan manusia akan interaksi dapat

terpenuhi. Teknologi komunikasi adalah peralatan-peralatan perangkat keras,

struktur organisasi, dan nilai sosial dengan mana individu mengumpulkan,

Page 8: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

2

memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain. (Lubis, 2005, p.

42).

Saat ini teknologi komunikasi banyak ragam dan bentuknya dari yang

sederhana hingga yang komplek, dalam bentuk teks, suara, gambar atau

kombinasi dari kesemuanya, yang sifatnya pribadi bahwa yang terbuka seperti

sosial media, media sosial memungkinkan anggotanya untuk berinteraksi satu

sama lain. Interaksi terjadi tidak hanya pada pesan teks, tetapi juga termasuk foto

dan video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Semua posting

(publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi informasi

seperti apa yang sedang terjadi”. (Nasrullah, 2015, p. 48)

Teknologi komunikasi menawarkan Kecepatan hal yang menjadi

kelebihannya disbanding dengan komunikasi langsung, karena Kecepatan dalam

mengambil keputusan dipengaruhi oleh seberapa cepat informasi didapat,

kecepatan mendapat informasi dan memberi informasi saat ini sangat dipengaruhi

oleh teknologi atau media komunikasi, Suranto (Suranto, 2011) mengatakan cara

komunikasi interpersonal bermedia (tidak langsung) pada situasi tertentu dapat

saja menjadi pilihan, misalnya dalam bentuk percakapan melalui telepon, email,

surat menyurat, SMS, dan sebagainya

Selain kecepatan teknologi komunikasi juga mempunya pola komunikasi

yang muncul yaitu pola yang memiliki ciri komunikasi massa, yaitu sifat

pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, penyebarannya cepat, serempak

dan luas yang mampu mengatasi jarak dan waktu (Cangara, 2011, p. 37)

Aplikasi perpesanan WhatsApp adalah salah satu platform chat terpopuler

di Indonesia, (Cahya, 2018) menurut data Digital Report 2019 dari We Are Social

dan Hootsuite, tercatat 83 persen pengguna internet di Indonesia merupakan

pengguna WhatsApp. Melihat kondisi dimana banyak warga masyarakat yang

terdampak dari kebijakan pembatasan ini Komunitas Pita Oren berisiatif

memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak. Penelitiam ini bertujuan

menggambarkan fenomena komunitas Pita Oren yang menggunakan Whatapps

sebagai media komunikasi untuk melakukan kordinasi membantu masyarakat.

Page 9: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

3

Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak untuk memberikan bantuan sembako kepada

masyarakat terdampak akibat pemberlakuan PSBB dengan memanfaatkan media

online berupa Whatsapp rencana dilakukan dan dijalankan, mengumpulkan donasi

membelikan bahan-bahan pokok diwarung sekitar warga yang akan diberikan

bantuan lalu menyalurkannya kepada warga yang sudah didata sebelumnya.

Selain mempermudah penyampaian pesan atau informasi secara efektif dan efisien

secara waktu, media komunikasi juga berfungsi untuk menambah daya tarik

informasi yang akan disampaikan sehingga semakin meningkatkan, memperbaiki

dan memperbaharui taraf hidupnya seiring perkembangan peradaban yang

semakin maju (Atep, 2003) tujuan gerakan Pita Oren, memakmurkan warung

tetangga, menolong tetangga yg kelaparan.

Penelitian ini penting untuk mengungkap fenomena pemanfaatan teknologi

online yang menghubungkan banyak orang dalam satu waktu untuk

mendiskusikan dan memutuskan suatu rencana.

Whatapps bisa digunakan untuk kegiatan lain selain hanya untuk

komunikasi an sich tapi ternyata lebih jauh dapat digunakan sebagai media untuk

peduli terhadap sesama

Dengan whatapps hal-hal yang perlu dikomunikasi secara cepat dapat

tersampaikan tak perlu bertemu langsung karena memang tidak memungkinkan

karena kondisi tertentu maka hal ini dapat dirumuskan dengan pemanfaatan

WhatsApp sebagai media komunikasi di masa pandemic Covid-19 (Studi pada

komunitas Pita Oren Alumni Fisip UHAMKA)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas aka dapat dirumuskan dalam suatu rumusan permasalahan;

“Pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi di masa pandemic Covid-

19 (Studi pada komunitas Pita Oren Alumni Fisip UHAMKA)

1.3 Tujuan Penelitian

Mendapatkan gambaran pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi di

masa pandemic Covid-19 oleh komunitas Pita Oren Alumni Fisip UHAMKA

Page 10: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. State of the Arts

Dari hasil-hasil penelitian terdahulu whatsaap dipergunakan untuk banyak

hal, salah satunya dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sri Narti yang

menggunakan pendekatan fenomenologi, whatsapp digunakan sebagai media

komunikasi antara Dosen dan Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dengan

temuan bahwa tingkat penggunaan media sosial yang tinggi dapat dimanfaatkan

untuk beragam keperluan proses komunikasi, salah satunya adalah aplikasi

whatsapp yaitu sebagai tempat untuk berkomunikasi dan berdiskusi antara dosen

dengan mahasiswa bimbingan skripsi. Pemanfaatan whatsapp sebagai media

komunikasi ketika bimbingan skripsi menjadi trend bagi dosen dan mahasiswa

khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu. Aplikasi

whatsapp sangat membantu dosen dan mahasiwa ketika bimbingan skripsi karena

selain dapat mengirim pesan dengan mudah, fitur-fiturnya dapat

mempermudahkan dosen untuk membuat grup sebagai media diskusi tentang

skripsi, selain itu juga melalui fitur call whatsapp dapat menghemat pengeluaran

untuk pembelian pulsa, karena fitur ini memang disediakan oleh whatsapp secara

gratis untuk menelpon cukup membutuhkan koneksi ke internet. Mahasiswa

sangat terbantu tanpa harus menunggu kabar dari dosen tentang jadwal

bimbingan, diskusi tentang skripsi, dan lain-lain. (Narti, 2017, pp. 42-43)

Dalam ranah kesehatan WhatsApp juga digunakan untuk memberikan

edukasi kesehatan kepada masyarakat melalui kader Pos Binaan Terpadu

(posbindu), unit kegiatan berbasis masyarakat yang bertujuan mendeteksi dini

kasus penyakit tidak menular, dalam penelitian yang dilakukan oleh Nopryan

Ekadinata dan Doni Widyandana pada tahun 2017 yang dipublikasi BKM Journal

of Community Medicine and Public Health Vol.33 Nomor 11 didapati bahwa

WhatsApp sebagai media edukasi yang efektif, dengan mengirimkan pesan

bergambar memiliki nilai rerata pengetahuan dan kepuasan lebih tinggi

dibandingkan pesan teks. (Ekadinata & Widyandana, 2017)

Page 11: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

5

Aplikasi whatsApp juga digunakan untuk menunjang kegiatan Aparatur

Sipil Negara (ASN) dilingkup Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan

Kabupaten Sidoarjo (Rahmansari, 2017) disimpulkan bahwa Aplikasi WhatsApp

memiliki peran besar dalam mendukung proses percepatan komunikasi dan

koordinasi yang dilakukan oleh setiap pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kabupaten Sidoarjo, berupa memperlancar fungsi komunikasi dalam

organisasi yang terdiri dari fungsi produksi dan pengaturan, fungsi pembaharuan,

fungsi pemeliharaan, fungsi tugas, fungsi perintah, dan fungsi relasional.

Sehingga dapat mendorong peningkatan percepatan respon dan tindakan dari

pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo untuk

melakukan penanganan atau penanggulangan ketika terjadi permasalahan

lingkungan di lapangan.

Aplikasi WhatsApp menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak

digunakan oleh berbagai macam kelompok masyarakat di Indonesia, tak

terkecuali oleh para akademisi perguruan tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh

Ahmad Sukrillah dkk. bertujuan untuk mengetahui karakteristik penggunaan

WhatsApp dan mengetahui pemanfaatan media sosial WhatsApp Group FEI

sebagai media komunikasi Civitas Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda

Bogor, didapat hasil bahwa Pemanfaatan media sosial WhatsApp Group FEI di

lingkungan Fakultas Ekonomi Islam dengan banyak kegunaannya yaitu sebagai:

penyampaian informasi sivitas Fakultas Ekonomi Islam; sarana diskusi dan

mendidik sivitas Fakultas Ekonomi Islam; hiburan bagi sivitas Fakultas Ekonomi

Islam dan penyampaian kebijakan bagi sivitas Fakultas Ekonomi Islam..

(Sukrillah, Ratnamulyani, & Kusumasinata, 2017)

Pemanfaatan whatsApp oleh kaum milineal juga tergambar dalam penelitian

Mei Yusmita, Zulfiah Larisu dan Saidin yang objek yang diteliti adalah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2014 penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pemanfaatan whatsApp dikalangan Mahasiswa (Yusmita,

Larisu, & Saidin, 2018) dari hasil penelitian didapat bahwa whatsapp sangat

bermanfaat dan membantu dalam proses berkomunikasi, memberi dan menerima

informasi. Informasi yang didapatkan juga bukan hanya berupa informasi dari

Page 12: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

6

dalam kampus, tetapi juga dari luar dengan beragam berita terkini. Keterbukaan

diri akan kemampuan untuk mengungkapkan diri seseorang dalam memberikan

informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara sukarela dan di sengaja

untuk maksud memberi informasi yang akurat tentang diri nya serta memiliki sifat

empati di mana kemampuan seseorang untuk memposisikan diri terhadap apa

yang sedang di alami orang lain dan kesamaan dalam berkomunikasi agar tercapai

atau terjalin dengan lancar.

WhatsApp juga digunakan sebagai sarana untuk berdakwa dalam

komunitas grup WhatsApp “Belajar Islam Seru” (Harapah & Kurniawati, 2018)

yang mengajak untuk mencitai Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari penelitian ini dilakukan oleh Hamida Syari Harahap dan Dessy Indah

Kurniawati yang dimuat dalam Conference on Dynamic Media, Communication

and Culture (DimCC) Conference Proceeding Vol 1 tahun 2018

Dari hal-hal yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu belum menyentuh

kajian pemanfaatan WhatsApp dimasa pandemic seperti sekarang ini dan adanya

fenomena bahwa media komunikasi seperti WhatsApp bisa dijadikan media untuk

membantu sesama.

2.2. Teori yang digunakan

Teori saling menolong

Sikap tolong menolong menjadi jati diri bangsa yang sudah lama dikenal

dalam masa pandemik covid 19 sikap berempati terhadap kesulitan orang lain

muncul dalam berbagai bentuk, ada aksi individu yang memberikan makan pokok

di pagar depan rumah yang dibagikan secara gratis untuk orang-orang yang

membutuhkan dipersilahkan mengambilnya, ada juga aksi yang dijalankan sescara

berkelompok melakukan penggalangan dana dan membagi-bagikan masker dan

nasi bungkus. Tolong-menolong memiliki dimensi spiritual sebagai seorang

beragama segala perbuatan yang diniatkan karena Allah Swt dipandang sebagai

Ibadah dan bernilai disisi Allah Swt dan akan mendapatkan ganjaran pahala yang

akan dibalas pada Hari Akhir, tolong menolong dalam kebaikan sangat dianjurkan

dalam ajaran Islam dan sebaliknya sangat dilarangan untuk melakukan keburukan

Page 13: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

7

baik sendiri sendiri atau bersama-sama karena Allah mengancancam orang-orang

yang melakukan kerusakan.

ن وٱتقوا وتع ... ثم وٱلعدو ول تعاونوا علي ٱل اونوا علي ٱلبر وٱلتقوى

شديد ٱلعقاب إن ٱلل ٢ٱلل

… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (Q.S.

Al-Maidah ayat :2).

Bahkan Rasulullah memberikan kabar gembira kepada umatnya dan

mendorongnya untuk menolong orang lain, menolong orang lain yang dalam

kesusahan akan mendatangkan pertolongan Allah. Hidup tidak selalu dalam

keadaan senang atau bahagia maka disaat kesusahan itu datang Allah akan

menolong siapa-siapa saja yang telah memberi pertolongan kepada hambanya

yang lain.

“Barang siapa menolong orang yang sedang menderita kesusahan pasti

Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat. (H.R. Muslim no. 2699).

Disamping dorong spiritual hasrat untuk membantu orang lain muncul dari

dalam diri seseorang berupa perasaan empati. Menurut John W. Santrock sikap

peduli atas keadaan orang lain dan perhatian terhadap hak-haknya serta perasaan

empati, dengan melakukan sesuatu perbuatan yang memberikan manfaat

merupakan suatu bentuk meringankan beban bagi orang lain (Santrock, 2007)

Terdapat empat jenis perilaku menolong menurut Taufik mengutip

McGuire, yaitu : (Taufik, 2012, pp. 128-129)

1) Casual helping artinya pertolongan sederhana, pertolongan sederhana

adalah hal-hal yang kecil dapat dilakukan ketika dalam erinteraksi

dengan orang yang kita kenal. Misalnya meminjami pensil kepada

orang tua, pasangan, teman atau kenalan seperti membantu mematikan

kompor, memberi tahu tetanggnya untuk menggangkat jemuran jika

hujan turun.

Page 14: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

8

2) Substansial personal helping artinya pertolongan yang berarti,

pertolongan yang dirasa sangat-sangat membantu jika dilakukan karena

sangat nyata manfaatnya. Misalnya memberi pinjaman uang kepada

teman agar yang bersangkutan dapat membayar kuliah anaknya.

3) Emotional helping artinya bantuan emosional, disamping bantuan yang

bersifat materi bantuan juga dapat bersifat imateril, berupa dukungan

atau penguatan jika teman atau kerabat dalam keadaan sedih. Misalnya

memberikan semangat untuk terus berusaha agar tetap melanjutkan

sekolah hingga selesai, bersedia mendengarkan keluh kesah.

4) Emergency helping artinya pertolongan darurat, bentuk pertolongan ini

bisa dilakukan kepada orang asing yang sedang mengalami keadaan

darurat seperti dalam kecelakaan lalu lintas meski kita tidak mengenal

orang yang mengalami kecelakaan, atau dalam keadaan bencana alam.

Dalam pikiran bawah sadar setiap orang terjadi proses psikologis ketika

berinteraksi dengan seseorang, proses psikologis juga terjadi dalam diri seseorang

ketika hendak melakukan tindakan pertolongan proses psikologi tersebut kan

membawa pada kesimpulan untuk mengambil tindakan memberi pertolongan atau

mengabaikannya, menurut Latane dan Darley ada beberapa tahap samapi

seseorang itu mengambil tindakan atau memutuskan untuk memebri pertolongan

kepada orang lain (Faturochman, 2006, pp. 74-75):

1) Pertama, tahap perhatian, perhatian yang dilakukan diberikan pada saat

ada kejadian atau peristiwa dimana seseorang mengalami suatu keadaan

yang membutuhkan pertolongan, orang akan memperhatikan kondisi

orang tersebut, melihatnya dengan seksama, dan sangat detail.

2) Kedua, interpretasi situasi, tahap selanjutnya setelah memberi perhatian

kepada korban atau orang yang membutuhkan pertolongan adalah

malakukan interpretasi situasi, kita akan memberikan interpretasi atau

penafsiran terhadap situasi apakah korban layak ditolong atau tidak,

seorang pemuda yang terjatuh dari sepeda dengan orang tua yang

terjatuh ketika berjalan kaki akan berbeda dalam interpretasi situasi

Page 15: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

9

begitu pula ketika keadaan ramai atau sepi, keadaan ini mempengaruhi

seseorang mengambil tindakan untuk menolong atau tidak.

3) Ketiga, muncul tidaknya asumsi bahwa hal ini merupakan tanggung

jawab personal atau orang yang melihatnya, terkadang muncul suatu

asumsi yang umum jika terjadi kecelakaan lalu lintas sepeda motor

menyerempet mobil yang harus bertanggung jawab atau yang

dipersalahkan adalah yang mengendarai mobil, atau sepedah yang

dikendarai anak-anak menambrak motor di jalan yang akan mengambil

tanggung jawab adalah yang memiliki sepeda motor, asumsi mengambil

tanggung jawab ini muncul jika yang melihat memiliki usia,

kemampuan diatas orang yang membutuhkan bantuan apabila tidak

muncul asumsi tersebut maka korban akan dibiarkan dan berharap ada

orang yang akan menolongnya atau mengambil tanggung jawab

tersebut.

4) Keempat, memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan

pertolongan yang sesuai, tahap berikutnya orang akan memberi

pertolongan kepada orang yang membutuhkan jika ia memiliki

pengetahuan untuk menolong, seorang yang tersesat dijalan akan

ditolong oleh orang yang memiliki pengetahuan tentang alamat yang

dicari atau akan memberikan informasi tentang alamat yang akan dituju.

Teori Empati

Empati terasah dalam diri orang-orang yang cenderung selalu memberi

pertolongan kepada orang lain, sikap ini kadang membuat orang-orang yang

berempati lebih mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri. Pengertian

empati menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne sebagaimana dikutip Ratna

Djuwita menyatakan, bahwa empati adalah respon afektif dan kognitif yang

kompleks pada distres emosional orang lain. Kemapuan untuk merasakan keadaan

emosi orang lain lebih kepada perasaan emosi sedih, kemapuan ini membuat

seseorang dapat bersikap simpatik dan bisa masuk kedalam perasaan orang lain

Page 16: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

10

sehingga dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi (Baron &

Byrne, 2004, p. 111)

Berdasarkan pandangan Stein dan Howard (Suharyanto, 2018) Teori empati

dalam psikologi ialah kemampuan pada diri seseorang untuk menyadari,

memahami dan menghargai perasaan dan pikiran individu lain. Teori empati

dalam psikologi ialah menyelaraskan diri (peka) terhadap apa, bagaimana dan

latar belakang perasaan dan pikiran individu lain sebagaimana individu itu

merasakan dan memikirkannya, seseorang memposisikan diri sebagaimana seprti

orang yang dipikirkannya. Sebuah sikap teori empati dalam psikologi artinya

mampu membaca individu lain dari sudut pandang emosi.

Selain tahap-tahap sampai orang memberikan pertolonga ada juga alasan-

alasan mengapa orang memberikan pertolongan;

a. Hipotesis empati-altruisme

Dikenalkan dan dikembangkan oleh C.D. Batson alturisme adalah lawan

dari egoisme, sebagai perhatian yang ditujukan kepada orang lain dimana ada

perasaan untuk menolong dengan memperhatikan kesejahteraannya secara tulus.

(Taufik, 2012, p. 137) jika melihat orang lain dalam kondisi memerlukan

bantuan, bagi orang yang mengetahui, melihat atau mendengar muncul dalam

secara seketika perasaan dan dorongan untuk membantu, ikut merasakan beban

yang diamali orang lain, perasaan empati memberi dorongan yang kuat untuk

membantu orang lain. (Meinarno & Sarwono, 2017, p. 128)

b. Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model)

Perasaan bersalah atau penyesalan kadang muncul dalam diri seseorang

apalagi jika seseorang itu percaya jika memberi pertolongan adalah perbuatan

baik, kadang seseorang yang mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan

membuat seseorang merasa bersalah tidak memberi pertolongan padahal ia

mampu menolongnya, atau menyesal tidak memberi pertolongan kepada orang

lain sehingga dianggap membuang kesempatan berbuat kebaikan. Menolong

orang dengan motif untuk menghilangkan perasaan bersalah atau penyesalan.

c. Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis)

Page 17: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

11

Memberi adalah kebahagiaan, ketika seseorang memberikan bantuan atau

pertolongan kepada orang lain, seseorang akan merasakan kebahagian, bahagia

ketika melihat orang yang ditolongnya berbahagia keluar dari suatu masalah yang

membebaninya, banyak orang mencari kebahagian dengan menikmati konser

musik, pagelaran seni atau komedi, namun kebahagian tersebut bersifat sementara

selesai pertunjukan kesenangan itu hilang. Memberi bantuan kepada orang lain

melahirkan kesenangan yang lebih lama dan membekas dalam diri.

Faktor- faktor yang melatarbelakangi Pemberian Pertolongan

1) Pengaruh Faktor Situasional (Baron & Byrne, 2004, pp. 103-105)

Bystander

Orang-orang yang berada disekitar kejadian, menurut Baron dan Byrne

jumlah orang yang berada disekitar kejadian mempengaruhi jumlah bantuan

yang diterima korban, hal ini disebabkan beberapa faktor; Pertama. Orang

akan menunda pertolongan jika orang lain tidak melakukan pertolongan jadi

pengambilan keputusan untuk menolong dipengaruhi oleh orang lain, jika

ada orang yang mendahului maka yang lain akan mengikuti untuk

melakukan pertolongan, faktor kedua. Rasa malu akan berbuat kesalahan

yang akan dilihat orang lain membuat orang yang disekitar kejadian

menggurungkan niatnya untuk melakukan pertolongan, karena perasaan

khawatir salah yang akan mempermalukan dirinya, menjadi tertawaan orang

lain dan karena khawatiran kurangnya keterampilan dapat menghambat

orang lain memberikan pertolongan. Ketiga. Banyaknya orang yang berada

disekitar kejadian dipersepsi dengan beban tanggungjawab yang dibagi

sama dengan orang-orang yang berada dilokasi kejadian, sehingga masing-

masing orang merasa bebannya kecil dan dorongan untuk memberi

pertolongan juga kecil hal ini disebabkan karena merasa tanggungjawab

yang diterimanya telah tersebar kepada setiap orang yang ada dilokasi

kejadian.

Daya Tarik

Faktor spikologis lain yang mempengaruhi orang untuk menolong

adalag adanya daya tarik, laki-laki akan mudah untuk menolong jika yang

Page 18: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

12

membutuhkan pertolongan adalah wanita, orang yang segolongan, sedaerah,

seprofesi.

Atribusi terhadap korban

Bystander dapat memberikan pertolongan kepada korban setelah

melakukan penilaian terhadap korban, korban yang dinilai lebih

membutuhkan, lebih menderita dan lebih kritis cenderung mendapat

perhatian lebih sehingga disimpulkan lebih patut untuuk diberi pertolongan.

Ada Model

Adanya model yang melakukan pertolongan akan mendorong orang lain

(bystander) ikut atau meniru perbuatan menolong, jika ada orang yang

mengalami kecelakan bystander akan menjadi penonton setelah ada orang

pertama yang melakukan pertolongan bystander yang lain akan ikut

memberi pertolongan.

Desakan waktu

Pertolongan akan cepat diberikan jika waktu yang dimiliki sangat

terbatas jika tindakan pertolongan tidak segera dilakukan maka kondisi

korban akan semakin kritis atau kesempatan yang sudah lama akan hilang,

seseorang yang ingin mendaftarkan diri dalam sebuah kompertisi yang

sangat ingin diikutinya ternyata hari tersebut adalah hari terakhir

pendaftaran dan tidak mempunyai uang, ia meminjam uang kepada

temennya untuk mendaftarkan diri dengan alasan kompertisi tersebut sudah

lama ditunggu dan hari ini adalah hari terkhir perdaftaran, dengan alasan

waktu yang mendesak seseorang bisa dengan mudah memberikan bantuan,

sehingga pertolongan segera dilakukan.

2) Pengaruh Faktor dari dalam Diri (Sarwono & Meinarno, 2017, pp.

134-135)

Suasana hati (mood)

Selain faktor yang bersifat situasional, faktor suasana hati juga

mempengaruhi seseorang untuk memberi bantuan kepada orang lain,

ketika seseorang dalam kondisi senang atau normal tidak sedih, tidak

tertekan membuka peluang lebih besar untuk memberi bantuan kepada

Page 19: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

13

orang lain, jika kondisi sedang sedih bagaimana bisa memberi bantuan

kepada orang lain sedang diri sendiri juga butuh pertolongan.

Sifat

Orang yang mempunyai karakteristik empati, mudah tersentuh memiliki

kecenderung lebih besar untuk memberikan pertolongan.

Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin mempengaruhi jenis pertolongan yang diberikan

laki-laki lebih berani untuk mengambil resiko yang berbahaya seperti

memberi pertolongan dalam kondisi bencana alam, yang membutuhkan

keberanian dalam menolong, sedangkan wanita lebih pada memberi

pertolongan yang bersifat perawatan, dukungan psikologis.

Tempat Tinggal

Kondisi tempat tinggal, dilingkungan dengan budaya saling tolong

menolong yang kuat, penduduknya atau individunya akan mudah

memberikan pertolongan, seperti kehidupan di desa, warga desa lebih

mudah memberikan pertolongan, karakteristik penduduk yang

individualis mengerjakan segala sesuatunya sendiri dengan alat-alat

teknologi seperti di perkotaan, membuat warganya lebih sulit memberi

bantuan dari pada mereka yang tinggal di pedesaan.

Page 20: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

14

2.3. Roadmap Penelitian

Page 21: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

15

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif kualitatif. (Moleong,

2014) dengan metode ini peneliti berupaya menggambarkan fenomena komunitas

Pita Oren yang menggunakan Whatapps sebagai media komunikasi untuk

melakukan kordinasi membantu masyarakat yang terdampak dari kebijakan

Pembatasan Social Berskala Besar. Menurut Bodgan dan Taylor dalam (Basrowi

& Suwandi, 2008, p. 21) metode kualitatif adalah “prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati”.

Untuk menggungkap suatu fakta yang peneliti teliti maka peneliti

menggunakan pendekatan fenomenologi, Littejohn menjelaskan, bahwa

fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu menjadi nyata sebagaimana

aslinya, tanpa memaksakan kategori-kategori peneliti terhadapnya. Seorang

fenomenolog tidak pernah membuat hipotesis, tetapi menyelidiki dengan saksama

pengalaman langsung yang sesungguhnya untuk melihat bagaimana tampaknya.

(Littlejohn & Foss, 2011). Dengan metode fenomenologi ini peneliti akan

menggambarkan implementasi dalam pemanfaatan whatsapp sebagai media

komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas Pita Oren.

Metode analisis data (Kuswarno, 2008, p. 68)

Deskripsi, peneliti mendeskripsikan hasil penelitiannya dengan detail

objek yang diteliti dengan urut dan sistematis secara lengkap

Analisis, memberikan data yang akurat mengenai objek yang diteliti,

analisis juga dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan

objek lain.

Interpretasi membuat kesimpualan dari hasil penelitian yang dilakukan.

Page 22: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

16

Diagram Alir Penelitian

ASEPK YANG DITELITI TARGET LUARAN YANG DICAPAI

1. Mengakaji karakteristik penggunaan

WhatsApp di dalam komunitas Pita

Oren alumni Fisip UHAMKA.

2. Bagaimana pola komunikasi

komunitas Pita Oren alumni Fisip

Uhamka dalam Grup WhatsApp

3. Pemanfaatan whatsApp dalam

komunitas Pita Oren Alumni Fisip

Uhamka

1. Diperoleh karakteristik penggunaan

WhatsApp di dalam Komunitas Pita

Oren Alumni Fisip UHAMKA

2. Memperoleh gambaran bagaimana

pola komunikasi dalam komunitas

Pita Oren Alumni Fisip UHAMKA

3. Mendapat gambaran dari

pemanfaatan WhatsApp oleh

Komunitas Pita Oren Alumni Fisip

UHAMKA

HASIL YANG DICAPAI DARI HASIL KEGIATAN PENELITIAN

1) Diperoleh karakteristik dari penggunaan WhatsApp di dalam Komunitas Pita Oren Alumni Fisip

UHAMKA

2) Memperoleh gambaran bagaimana pola komunikasi dalam komunitas Pita Oren Alumni Fisip

UHAMKA

3) Mendapat gambaran dari pemanfaatan WhatsApp oleh Komunitas Pita Oren Alumni Fisip

UHAMKA

4) Dipublikasikan ndalam Jurnal Nasional Terakreditasi sinta dan Hak Kekayaan Intelektual

Page 23: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam masa-masa pandemic corona 19 kegiatan komunikasi secara daring

nampaknya menjadi pilihan utama, sebagai salah satu anjuran dari Pemerintah

untuk mengurangi kegiatan diluar rumah, kegiatan belajar mengajar dilakukan

secara online, begitu pula pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan di rumah

dibuat kebijakan Work From Home (WFH). whatsApp menjadi salah satu media

yang digunakan dengan aplikasi yang tak hanya sekedar dalam bentuk text atau

tulisan, WhatsApp juga menyediakan layanan mengirim nomor kontak,

pengiriman gambar yang dapat diedit, audio, video call yang dapat dilakukan

dalam group atau individual juga dapat mengirimkan dokumen dalam bentuk

word, pdf maupun excel, serta mengirimkan lokasi dengan GPS atau GMaps.

Kemudahan dan banyaknya layanan yang diberikan whatsApp membuat

banyak orang menggunakan layanan ini apalagi nomor WhatsApp dapat

disesuaikan dengan nomor hape sehingga lebih praktis.

Pesan tetap terkirim meskipun hape sedang off atau tidak ada pulsa dan

dapat dilihat ketika hape sudah on kembali, dengan keterangan berupa symbol

centang ganda jika sudah terkirim atau diterima centang satu untuk pesan terkirim

namun belum diterima bisa karena hape dalam kondisi off atau tidak ada pulsa

atau jaringan. Kelebihan WhatsApp yang lain ada dapat mengirimkan pesan

secara langsung atau banyak pesan yang dikirim dalam satu waktu (Broadcats),

dengan jumlah anggota group sebanyak 256 orang jumlah yang cukup banyak

memudahkan untuk dapat mengirim pesan kebanyak orang.

Dengan banyaknya kelebihan dan kemudahan yang diberikan Whatsapp

kepada pengguna, membuat whatsapp banyak digunakan “Group WhatsAppa Pita

oren u/Covid” dibuat pada tanggal 13 April 2020.

Untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam terkait akti yang dilakukan

oleh Pita Oren Peneliti melakukan wawancara terhadap enam orang relawan yang

dianggap dapat mewakili yaitu, Gilang Kumari Putra, Komaruddin Bagja A,

Cantika Adinda, Firda Fauza, Ridwan Muhammad, dan Ririn Muji Astuti

Dalam group whatsapp terjadi banyak tema diskusi, awal pembentukan

group diskusi seputar tujuan dari dibentuknya Pita Oren sebagai wadah Alumni

Page 24: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

18

Fisip UHAMKA untuk membantu sesama dan meringankan beban warga yang

terdampak covid 19.

Dalam WAG diskusi yang terjadi dengan tema berikutnya adalah struktur

kepengurusan, Logo, Target Donator, Publikasi, Teknis Pengumpulan Dana, dan

Tektik Pengumpulan Dana, Penentuan Kreteria Penerima Bantuan, Laporan Saat

Penyaluran Bantuan.

Struktural Gerak Kemanusiaan PITA OREN

Pelindung: Allah Subhana wa Taala

Penasehat : Dekanat FISIP UHAMKA

Pengarah : Ketua Ikatan Alumni Fisip UHAMKA (Gilang Kumari Putra, S.Sos,

M.Ilkom)

Ketua Pita Oren: Komaruddin Bagja A

Sekretaris: Cantika Adinda

Bendahara: Firda Fauza

Kapusdatin: Ridwan Muhammad

- Bid Publikasi (rilis): Ririn Muji Astuti

- Bid Medsos: Bayu jati Prakoso, Fitrinia Eka Sari, Nadya Caesarina,

Mohammad Taufik Hidayat, Rahma Junaidi

- Bid Pendataan: Suparjo A. Hi. Ramalan

Koordinator Daerah DKI Jakarta:

- Zulfikar ali husen kel pondok labu jaksel

Koordinator Tangerang Raya (Tangsel, Kota dan Kab Tangerang):

- Koorwil 1 Rizky Amalia, S.Sos.

Koordinator Bekasi Raya (Kota dan Kab Bekasi)

- Koorwil 1 Komarudin Kel Tambun Selatan

- Koorwil 2 Ummi Hadyah

Koordinator Bogor Raya

- Koorwil 1 Ririn muji astute Kel rarajaya kel.sasak panjang

Koordinator, Depok

- Kania Kel. Jatijajar dan Sukamaju

Struktur kepengurusan diusahakan mewakili setiap angkatan

Page 25: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

19

Tema lainnya juga tentang logo

Mengenai tujuan organisasi, struktur dan logo semua diputuskan dalam WA

Group, respon terhadap suatu tema segera diberikan oleh setiap anggota, anggota

group terbilang sangat aktif dalam merespon setiap postingan dari anggota yang

lain.

Page 26: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

20

Pembicaraan mengenai logo pun dilakukan dengan sangat cair dan semua

diputuskan melalui WAG

Page 27: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

21

Dalam diskusi juga diseligi dengan candaan-candaan ringan sehingga WA Group

tidak monoton dan kaku, terlebih para pengurus sudah saling kenal secara pribadi.

melakukan sosialisasi di media sosial, seperti Instagram, Group WA yang diikuti

oleh relawan Pita Oren dengan cara menshare liflet ajakan untuk memberikan

Donasi

Page 28: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

22

termasuk juga tema mengenai profil dari gerakan Pita Oren

Setelah membahasan mengenai struktur, logo dan profil selesai pembahasan

memasuki tema-tema teknis, seperti target penerima bantuan, profil donator dan

cara mendistribusikannya

Secara teknis wilayah kerja Pita Oren dengan kegiatan:

- Memakmurkan ekonomi kecil (warung Tetangga)

- Membantu masyarakat terdampak Covid-19 (Korban PHK, pekerja

Harian)

Target donasi adalah Alumni FISIP UHAMKA adapun pembahasan mengenai

pertanggung jawabannya berupa melampirkan bukti pembelian barang-barang

bantuan di warung sekitar kegiatan berupa slip atau kwitansi pembelian yang

langsung dilaporakan melalui WA Group

Page 29: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

23

Begitu juga pada saat pembelian dan penyerahan dilakukan dokumentasi yang

langsung dikirim ke WA group

Mengenai isi paket yang disepakati berupa;

1. 3 (tiga) kg beras

2. 1 (satu) liter minyak goring

3. 3 (tiga) Mie Instan

4. 1 (satu) kaleng sarden

5. 1 (satu) bungkus Jamu

6. 1 (satu) sabun batangan

7. masker

Laporan keuangan atau konfirmasi bantuan yang diberikan oleh para

donatur dilaporkan didalam WhatsApp Group Pita Oren, setiap kali ada yang

donatur yang memberikan bantuan jadi selalu ada up date status atau

pemutakhiran data terkait dana bantuan dari para donatur.

Page 30: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

24

Page 31: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

25

Laporan pembelian isi paket bantuan, isi paket bantuan dibeli di warung-

warung dimana relawan dan penerima bantuan tinggal, sehingga ada multi playing

effect yang dirasakan disamping relawan pita oren membantu warga yang

kesulitan ekonomi karena tidak ada pendapatan akibat PSBB yang diterapkan juga

membantu pedagang klontong yang sedikit banyak juga terdampak akibat

menurunnya daya beli masyarakat.

Pembelian dan penyaluran bantuan juga dilaporkan secara real time, baik

dengan video mau foto-foto yang dikirm ke WhatsApp Group Pita Oren.

Laporan-laporan tersebut juga langsung mendapat respon dari anggota

group yang lain.

Page 32: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

26

Deskripsi Wilayah Penelitian

Wilyah penelitian meliputi wilayah kerja dari Relawan Pita Oren, yaitu Wilayah

Jakarta, Wilayah Bogor dan Wilayah Bekasi serta Wilayah Tangerang. Wilayah-

wilayah ini dijangkau sesuai dengan tempat tinggal dari relawan Pita Oren, jadi

kondisi wilayah dan penerima bantuannya sudah sangat diketahui oleh Relawan

Temuan Data Lapangan

Sebagaimana halnya komunikasi langsung yang menyisakan gangguan

(noise) teknologi komunikasi juga bisa menimbulkan noise. Miftah Thoha

mengemukakan pandangannya mengenai efektifitas komunikasi dalam uraian

sebagai berikut (Thoha, 2007):

a. Keterbukaan

b. Empati

c. Perilaku Suportif

d. Kepositifan

e. Kesamaan

Page 33: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

27

Terbentuknya komunitas Pita Oren Alumni FISIP UHAMKA dari diskusi

yang terjadi di WhatApp Group (WAG) Alumni Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah (IMM) Fisip UHAMKA mengenai pandemik Covid 19 dan

kebijakan Pembatasan Berskala Besar (PSBB) karena anggota dari WAG sudah

saling mengenal sehingga diskusi lebih cair dan sangat terbuka (kekeluargaan)

dari diskusi yang terjadi dan dinamikasi didalam Group WA tersebut muncullah

ide untuk membuat sebuah gerakan sosial karena sudah saling mengenal dan

terbuka ide ini tidak sulit untuk direalisasikan. Seperti diungkapkan oleh Gilang

Kumari Putra, yang akhirnya didaulat menjadi Penasehat Pita Oren.

Gerakan sosial Pita Oren dikhususkan untuk tetangga dari Alumni Fisip

UHAMKA yang terdampak Covid 19, disamping karena keterbatasan bergerak

akibat pemberlakuan PSBB oleh Pemerintah Daerah, sehingga gerakan sosial Pita

Oren dibatasi hanya diwilayah atau tetang dari Alumni Fisip yang tergabung

dalam Pita Oren.

Analisis Data dan Pembahasan

Motif Anggota Komunitas

Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui jenis perlaku

menolong yang dilakukan oleh Pita Oren antara lain 1) Casual helping

artinya pertolongan sederhana, pertolongan sederhana, 2) Substansial personal

helping artinya pertolongan yang berarti, 3) Emotional helping artinya bantuan

emosional, 4) Emergency helping artinya pertolongan darurat, seperti dikatakan

Gilang Kumari Putra bahwa kegiatan sosial yang dilakukan oleh Pita Oren adalah

untuk membantu warga yang terkena dampak covid 19, merak tidak bisa bekerja

mencari nafkah pada kebutuhan harian meraka didapat dari pekerjaan yang

sifatnya harian, sehingga batuan yang diberiakn oleh Pita Oren dirasa sangat

berarti untuk mereka yang kehilangan pekerjaan atau tidak dapat bekerja akibat

pemberlakukan PSBB.

Hai ini juga dibenarkan oleh ketua Pita Oren Komaruddin Bagja A yang

juga seorang jurnalis media online

Page 34: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

28

Tindakan menolong

Tindakan menolong (helping behaviour) adalah setiap tindakan yang lebih

memberikan keuntungan bagi orang lain yang membutuhkan daripada terhadap

diri sendiri (Wrightsman & Deaux, 1981). Menurut Staub (1978) & Wispe (1972),

tindakan menolong adalah tindakan yang menguntungkan orang lain yang

membutuhkan lebih daripada diri sendiri (dalam Hogg & Vaugan 2002).

Tahap-tahap melakukan pertolongan

1) Tahap Perhatian

Relawan Pita Oren, membantu korban terdampak covid 19 memiliki kreteria salah

satunya adalah korban terdampak adalah tetangga dari relawan jadi relawan dalam

kesehariannya sangat dekat dengan korban terdampak, sehingga relawan

mengetahui kondisi kehidupan dari korban terdampak covid 19

Page 35: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

29

Relawan mempunyai perhatian terhadap kondisi keseharian dari penerima

bantuan, hal ini terungkap dalam wawancara dengan Ririn dan Ridwan, penerima

bantuan adalah tetangnya yang diketahui karena dalam kesehariannya aktivitasnya

diketahui, dan bertempat tinggal di sektira rumah relawan pita oren jadi para

relawan sedikit mempunyai reperensi atau gambaran mengkehidupan penerima

bantuan secara langsung.

2) Interpretasi Situasi

Relawan Pita Oren melakukan interpretasi atas situasi yang dihadapi orang

masyarakat, dari sana dilakukan klasifikasi mana masyarakat yang benar-benar

membutuhkan bantuan

Page 36: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

30

Berdasarkan situasi yang dirasakan oleh Relawan pita oren maka diputuskan

penerima bantuan adalah benar-benar warga yang tidak bisa melakukan aktivitas

ekonomi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, seperti jasa pijit keliling, cuci

baju, cuci piring hajatan, korban PHK, buruh bangunan.

Karena relawan memiliki perhatian terhadap penerima bantuan yang berada

disekitar rumah para relawan, sehingga para relawan mampu melakukan penilaian

terhadap situasi yang ada apakah penerima bantuan layak menerima bantuan,

seperti dikatakan oleh Ridwan, Cantika Adinda dan Ririn, para penerima bantuan

adalah warga yang secara penghasilan sangat minim dalam kondisi sebelum

pandemic covid 19, apalagi sekarang dengan pemberlakukan PSBB, mereka yang

penghasilannya harian jadi tidak bisa bekerja seperti biasa.

Page 37: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

31

3) Muncul tidaknya Asumsi bahwa hal ini merupakan tanggung jawab personal

atau orang yang melihatnya

Relawan Pita Oren merasa turut bertanggung jawab dan bersedia mengambil

peran untuk membantu bukan hanya didasari pada rasa empty tapi juga tanggung

jawab sebagai manusia, serta adanya kepercayaan jika menolong orang lain

berniali ibadah, berpahala dan akan mendapat pertolongan Allah baik di dunia

maupun di akhirat. Seperti yang dikatakan Kokom, Firda Fauza dan Gilang

Kumari Putra, Bahwa apa yang mereka lakukan InsyaaAllah, semata-mata untuk

memberi bantuan dan berharap apa yang mereka lakukan mendapat Pahala dari

Allah Swt.

4) Memiliki Pengetahuan Dan Keterampilan Untuk Memberikan Pertolongan

Para relawan Pita oren adalah Alumni Fisip Uhamka yang kesemuanya juga

merupakan Aktivis lembaga Kemahasiswaan baik lembaga Ekstra Kampus Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) maupun lembaga Intra Kampus Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM), sehingga secara managerial relawan Pita Oren

Page 38: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

32

memiliki keterampilan untuk melakukan mobilisasi penggalangan dana dan

penyaluran bantuan

Menurut Gilang, Relawan Pita Oren adalah aktivis Mahasiswa yang terbiasa

melakukan kegitan bakti sosial di masyarakat jadi kegiatan bakti sosial dalam

rangka membantu sesama sudah biasa dilakukan, karena melihat ada warga yang

tidak terjangkau oleh bantuan pemerintah sehingga Alumi Fisip Uhamka

terpanggil untuk melakukan kegiatan Bakti sosial ini.

Selain tahap-tahap sampai orang memberikan pertolongan ada juga alasan-

alasan mengapa orang memberikan pertolongan;

a. Hipotesis empati-altruisme

Alturisme adalah lawan dari egoisme, sebagai perhatian yang ditujukan

kepada orang lain dimana ada perasaan untuk menolong dengan

memperhatikan kesejahteraannya secara tulus, dari wawancara yang

dilakukan terungkap bahwa para relawan melakukan kegiatan ini dengan

dorong ingin membantu dan merasa kasihan terhadap nasib tetangganya

yang hidupnya memprihatinkan, Seperti yang dikatakan Kokom, Firda

Fauza dan Gilang Kumari Putra, Bahwa apa yang mereka lakukan

InsyaaAllah, semata-mata untuk memberi bantuan dan berharap apa yang

mereka lakukan mendapat Pahala dari Allah Swt.

b. Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model)

kadang seseorang yang mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan

membuat seseorang merasa bersalah tidak memberi pertolongan padahal ia

mampu menolongnya, atau menyesal tidak memberi pertolongan kepada

orang lain sehingga dianggap membuang kesempatan berbuat kebaikan.

Dari hasil wawacara yang dilakukan terhadap Gilang, Komarudin, Kania,

Firda, Ridwan dan Ririn terungkap bahwa, para relawan merasa bersalah

jika tidak melakukan sesuatu untuk membantu walaupun nilainya kecil yang

terpenting adalah berbuat, disamping perbuatan menolong orang adalah

perbuatan yang dianjurkan dalam agama sehingga berusaha tidak

mengambil kesempatan untuk berbuat baik agar tidak ada perasaan bersalah

atau penyesalan.

Page 39: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

33

c. Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis)

Memberi adalah kebahagiaan, seseorang akan merasakan kebahagian,

bahagia ketika melihat orang yang ditolongnya berbahagia keluar dari suatu

masalah yang membebaninya, Dari hasil wawacara yang dilakukan terhadap

Gilang, Komarudin, Kania, Firda, Ridwan dan Ririn diketahui bahwa,

mereka merasa bahagia dapat membantu sesama.

Page 40: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

34

BAB V KESIMPULAN

Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak untuk memberikan bantuan sembako kepada

masyarakat terdampak akibat pemberlakuan PSBB dengan memanfaatkan media

online berupa Whatsapp rencana dilakukan dan dijalankan, mengumpulkan donasi

membelikan bahan-bahan pokok diwarung sekitar warga yang akan diberikan

bantuan lalu menyalurkannya kepada warga yang sudah didata sebelumnya.

Motif dalam melakukan kegiatan memberikan bantuan sembako dan masker

di masa pandemik covis 19 adalah karena menjalankan perintah agama untuk

saling membantu dan sebagai bentuk empati kepada warga yang berada disekitar

tempat tinggal relawan Pita Oren.

Page 41: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

35

BAB VI LUARAN YANG DICAPAI

LUARAN WAJIB

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal journal utilitas

2 Website Jurnal https://journal.uhamka.ac.id/index.php/utilitas/index

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi

5 Tanggal Submit

6 Janji Luaran Penelitian Jurnal Nasional Terakreditasi sinta 4

In Review

LUARAN TAMBAHAN

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal journal ekonomi Islam Uhamka

2 Website Jurnal https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jei

3 Status Makalah Submitted

4 Jenis Jurnal Jurnal Nasional terakreditasi

5 Tanggal Submit

6 Janji Luaran Penelitian Jurnal Nasional Terakreditasi

Submitted

Page 42: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

36

BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI

Hasil Penelitian Penelitian Pemanfaatan WhatsApp dimasa pandemic covid

ini membuktikan bahwa teknologi sangat membantu proses

komunikasi dan banyak hal bisa dilakukan menggunakan

media teknologi komunikasi, penelitian ini juga

menunjukkan adanya pola komunikasi yang berubah dari

komunikasi tatap muka menjadi komunikasi visual, dari

sisi pengembangan keilmuan kedepan akan banyak hal

yang bisa dilakukan dengan teknlogi komunikasi dari

jarang jauh.

Rencana Tindak

Lanjut

Pola komunikasi dengan pemanfaatan WhatsApp ini sangat

penting untuk dikaji karena terkait perubahan perilaku

manusia dalam berkomunikasi, perkembangan teknologi

komunikasi membawa pada perubahan pola komunikasi,

kedepan penelitian ini bisa dikembangan untuk melihat

pemaknaan yang terjadi dalam pola komunikasi

menggunakan whatsApp bisa menggunakan teori interaksi

simbolik

Page 43: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

37

DAFTAR PUSTAKA

Adi, R. (2012). Sosiologi Hukum. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Atep, A. B. (2003). Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Kompetindo.

Ayun, P. Q. (2015, Oktober). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam

Membentuk Identitas. Channel, III(2), 1-16.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. In Psikologi Sosial (R. Djuwita,

Trans.). Jakarta: Erlangga.

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahya, I. (2018, November 19). Merdeka.com. Retrieved Mei 10, 2020, from www.

Merdeka.com: https://www.merdeka.com/teknologi/whatsapp-digunakan-83-

persen-pengguna-internet-indonesia.html

Cangara, H. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Ekadinata, N., & Widyandana, D. (2017, November 1). Promosi Kesehatan

Menggunakan Gambar dan Teks dalam Aplikasi WhatsApp pada Kader

Posbindu. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 33(11), 547-

552.

Elianur, C. (2017). Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp Sebagai Sarana Diskusi Antara

Pengawas Dan Guru Pendidikan Agama Islam. Jurnal As-Salam, I(2), 1-14.

Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Pinus.

Fauzi, R. (2017). Perubahan Budaya Komunikasi Pada Pengguna Whatsapp Di Era

Media. JIKE, I(1), 1-10.

Harapah, H. S., & Kurniawati, D. I. (2018). WhatsApp Sebagai Media Strategi

Komunikasi Ustadzh Dalam Menyampaikan Dakwah (Studi Deskripsi Kuantitatif

Komunitas "Belajar Islam Seru"). Conference on Dynamic Media,

Communications, and Culture 2018. 1, pp. 131-150. DiMCC Conference

Proceeding.

J.Johnston, M., King, D., Arora, S., Behar, N., Athanasiou, T., Sevdalis, N., et al. (2015,

Januari). Smartphones let surgeons know WhatsApp: an analysis of

communication in emergency surgical teams. The American Journal of Surgery,

209(1), 45-51.

Kuswarno, E. (2008). Etnografi Komunikasi (Metode Penelitian Komunikasi). Bandung:

Widya Padjajaran.

Page 44: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

38

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2011). Theories of Human Communication, 9th Edition.

(M. Y. Hamda, Trans.) Jakarta: Salemba Humanika Survey APJII.

Lubis, Z. B. (2005). Kanalisasi Ketegangan Etnik dan Kompetisi Budaya dalam Sektor

Publik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISIi, 1.

Meinarno, E. A., & Sarwono, S. W. (2017). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Moleong, L. J. (2002). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Narti, S. (2017, Juni 1). Pemanfaatan "WhatsApp" Sebagai Media Komunikasi Dosen

dengan Mahasiswa Bimbingan Skripsi (Studi Analisis Deskripsi Pada Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Bimbingan Skripsi Universitas Dehasen Bengkulu Tahun

2016). Jurnal Professional FIS UNIVED, 4(1), 26-44.

Nasrullah, R. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Pozin, M. A., & Mohd Nawi, M. N. (2018). Effective of Communication using

WhatsApp: Industrialised Building System (IBS) Construction. Proceedings of

the 3rd International Conference on Applied Science and Technology (ICAST’18)

(pp. 020018-1–020018-6). AIP Publishing.

Rahmansari, R. (2017). Penggunaan Aplikasi WhatsApp dalam Komunikasi Organisasi

Pengawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo. Jurnal Ilmiah

Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial, 1(2), 77-90.

Saleh, G., & Pitriani, R. (2018). Pengaruh Media Sosial Instagram dan WhatsApp

Terhadap Pembentukan Budaya “ Alone Together “. Jurnal Komunikasi,, 10(2),

103 – 114.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. In M. Rahmawati, & A. Kuswati,

Perkembangan Anak (p. 138). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2017). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Suharyanto, A. (2018, November 12). dosenpsikologi.com/. Retrieved Juli 27, 2020, from

dosenpsikologi.com/: https://dosenpsikologi.com/teori-empati-dalam-

psikologi#:~:text=Teori%20empati%20dalam%20psikologi%20ialah,perasaan%2

0dan%20pikiran%20individu%20lain.&text=Sebuah%20sikap%20teori%20empa

ti%20dalam,lain%20dari%20sudut%20pandang%20emosi.

Sukrillah, A., Ratnamulyani, I., & Kusumasinata, A. (2017, Oktober 2). Pemanfaatan

Media Sosial Melalui WhatsApp Grup FEI Sebagai Sarana Komunikasi. Jurnal

Komunikatio, 3(2), 95-104.

Page 45: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

39

Suranto, A. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryadi, E., Ginanjar, M. H., & Priyatna, M. (2018, April 16). Penggunaan Sosial Media

WhatsApp dan Pengaruhnya Terhadap Disiplin Belajar Peserta Didik Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Edukasi Islam, Jurnal Pendidikan Islam,

VII(1), 1-22.

Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Thoha, M. (2007). Kepemimpinan dalam Manajemen suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta:

Raja Grafindo Pustaka.

Wrightsman, L., & Deaux, K. (1981). Social Psychology in the 80’s.Third Edition.

California: Brook/ Cole Publishing Company.

Yuliana, & Rini, J. E. (2002). Introduction to Communication. Jakarta: PT. Grasindo.

Yusmita, M., Larisu, Z., & Saidin. (2018). Pemanfaatan Whatsapp Messenger Sebagai

Media Komunikasi Antar Pribadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Jurnal Ilmu

Komunikasi UHO: Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi & Informasi, 3(4).

Page 46: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

40

Page 47: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

41

Page 48: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

42

Page 49: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

43

Page 50: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

44

Lampiran Surat Pernyataan Peneliti

Surat Pernyataan Peneliti

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurlina Rahman.

NIDN : 0026027101

Fakultas/Prodi : FISIP /Ilmu Komunikasi

Jabatan Fungsional : Lektor

Menyatakan bahwa Proposal Penelitian Dosen Pemula (PDP) dengan judul

“Pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi di masa pandemic Covid-19

(Studi pada komunitas Pita Oren)” yang akan diusulkan dalam skema Dana Hibah

Penelitian Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA pada batch-2 tahun

2019-2020 merupakan karya tulis yang bebas dari plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-

benarnya.

Jakarta, 10 Mei 2020

Yang Menyatakan

Ketua Lemlitbang UHAMKA Ketua Tim Pengusul

Prof. Dr. Hj. SUSWANDARI, M.Pd. Nurlina Rahman, S.Pd., M.Si.

NIDN 0020116601 NIDN.0026027101

Page 51: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

45

Lampiran Luaran Utama

Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Komunikasi

Di Masa Pandemic Covid-19

(Studi Pada Komunitas Pita Oren Alumni FISIP UHAMKA)

Nurlina Rahman,1 Mukhlish Muhammad Maududi

1

1Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. HAMKA

[email protected] // [email protected]

Abstract

The purpose of this study was to get an overview of the use of WhatsApp as a communication

medium during the Covid-19 pandemic by the UHAMKA FISIP Alumni Pita Oren community. This

study uses a descriptive qualitative approach with a phenomenological paradigm with the empathy

theory of Robert A. Baron and Donn Byrne to provide assistance, data collection was carried out

by in-depth interviews with 6 informants, who were administrators or volunteers of Pita Oren. The

results showed that Whatsapp media was the choice because it was considered the easiest to use

and had a complete application and was used by all Pita Oren volunteers. The Pita Oren

Community is a community of alumni and students of FISIP UHAMKA who are motivated to take

social action to help people affected by the COVID-19 pandemic. Social actions were carried out

in Jakarta, Bogor, Tangerang and Bekasi (Jabotabek) by providing basic food assistance and

masks to the affected communities due to the implementation of restrictions. Large-Scale Social

(PSBB). It is known that providing assistance in the form of collecting and distributing basic

necessities as well as masks during the Covid 19 pandemic was based on carrying out religious

orders, helping each other and as a form of empathy to residents around the residences of Pita

Oren volunteers. The activities that have been carried out by the Pita Orens community are in line

with UHAMKA's Vision to become a major university that excels in producing graduates who are

bright in spiritual and social aspects

Keywords: Utilization, WhatsApp, FISIP, UHAMKA

Ringkasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan WhatsApp sebagai media

komunikasi di masa pandemic Covid-19 oleh komunitas Pita Oren Alumni FISIP UHAMKA.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif dengan pradigma fenomenologi

dengan teori empati Robert A. Baron dan Donn Byrne memberikan pertolongan, pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 6 orang informan, yang merupakan

pengurus atau relawan Pita Oren. Hasil penelitian menunjukan bahwa media Whatsapp menjadi

pilihan karena dianggap paling mudah digunakan dan memilikii aplikasi yang lengkap dan

digunakan oleh semua relawan Pita Oren. Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan

mahasiswa FISIP UHAMKA yang tergerak melakukan aksi sosial membantu masyarakat yang

terdampak pandemic covid 19. Aksi sosial dilakukan di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi

(Jabotabek) dengan kegiatan memberikan bantuan sembako dan masker kepada masyarakat

terdampak akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Diketahui dalam

melakukan kegiatan memberikan bantuan berupa pengumpulan dan pembagian sembako juga

masker di masa pandemik covid 19 didasari karena menjalankan perintah agama, saling membantu

dan sebagai bentuk empati kepada warga yang berada di sekitar tempat tinggal relawan Pita Oren.

Kegiatan yang telah dilakukan komunitas Pita Orens sejalan dengan Visi UHAMKA nebjadi

Universitas utama yang unggul dalam menghasilkan lulusan yang cerdas dalam aspek spiritual dan

sosial.

Kata Kunci : Pemanfaatan, WhatsApp, FISIP, UHAMKA

Page 52: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

46

PENDAHULUAN

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan Pemerintah

sejak tanggal 10 April 2020 mengharuskan masyarakat untuk tinggal di rumah.

PSBB juga berakibat masyarakat meninggalkan aktivitas ekonomi secara normal

atau terpaksa menghentikan karena tidak ada transaksi. Tentu dampak ini lebih

dirasakan masyarakat dengan penghasilan harian, seperti tukang pijit, penjual

makanan, buruh atau kuli panggul di pasar, tukang ojek pangkalan. Kondisi PSBB

juga membuat perilaku masyarakat menjadi berubah missal kegiatan yang

awalnya dilakukan seacara tatap muka secara langsung, tapi kini menjadi terbatas.

Pembatasan ini tidak memungkinkan melakukan aktivitas yang melibatkan

banyak orang berkumpul dalam satu tempat dan waktu yang sama, namun dengan

kemajuan teknologi komunikasi, keterbatasan ruang gerak dapat dijembatani

sehingga komunikasi dapat terus dilakukan dengan bantuan teknologi, cara

komunikasi interpersonal bermedia (tidak langsung) pada situasi tertentu dapat

saja menjadi pilihan, misalnya dalam bentuk percakapan melalui telepon, email,

surat menyurat, SMS, dan sebagainya. Pemanfaatan media komunikasi di era

globalisasi saat ini memungkinkan manusia melakukan kegiatan social dan terus

berinteraksi walau lewat media melalui media virtual. Dalam kondisi ini tidak

memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara langsung atau tatap muka

karena adanya aturan pemerintah tentang PSBB. Kehadiran teknologi komunikasi

atau media membantu kebutuhan manusia akan interaksi dapat terpenuhi.

Menurut Lubis teknologi komunikasi adalah peralatan-peralatan perangkat

keras, struktur organisasi, dan nilai sosial dengan mana individu mengumpulkan,

memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain. (Lubis, 2005, p.

42). Sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan interaksi untuk berkomunikasi,

Menurut Adi (Adi, 2012, p. 42) syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya

kontak sosial dan komunikasi. Sebagaimana yang dikemukakan Yuliana dan Julia

tentang komunikasi (Yuliana & Rini, 2002, p. 3) “The process is fluid; the from

in which a message is communicated changes constantly. Communication can be

formal or informal, spoken or written, and internal or external. Artinya, proses

Page 53: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

47

dimana penyampaian pesan komunikasi yang berubah-ubah menjadi komunikasi

yang tetap. Komunikasi bisa formal atau informal, lisan atau tulisan, dan internal

atau eksternal”.

Saat ini teknologi komunikasi banyak ragam dan bentuknya dari yang

sederhana hingga yang komplek, dalam bentuk teks, suara, gambar atau

kombinasi dari kesemuanya, yang sifatnya pribadi bahwa yang terbuka seperti

sosial media, media sosial memungkinkan anggotanya untuk berinteraksi satu

sama lain. Interaksi terjadi tidak hanya pada pesan teks, tetapi juga termasuk foto

dan video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Semua posting

(publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi informasi

seperti apa yang sedang terjadi”. (Nasrullah, 2015, p. 48)

Teknologi komunikasi menawarkan Kecepatan hal yang menjadi

kelebihannya disbanding dengan komunikasi langsung, karena Kecepatan dalam

mengambil keputusan dipengaruhi oleh seberapa cepat informasi didapat,

kecepatan mendapat informasi dan memberi informasi saat ini sangat dipengaruhi

oleh teknologi atau media komunikasi, Suranto (Suranto, 2011) mengatakan cara

komunikasi interpersonal bermedia (tidak langsung) pada situasi tertentu dapat

saja menjadi pilihan, misalnya dalam bentuk percakapan melalui telepon, email,

surat menyurat, SMS, dan sebagainya

Selain kecepatan teknologi komunikasi juga mempunya pola komunikasi

yang muncul yaitu pola yang memiliki ciri komunikasi massa, yaitu sifat

pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, penyebarannya cepat, serempak

dan luas yang mampu mengatasi jarak dan waktu (Cangara, 2011, p. 37)

Aplikasi perpesanan WhatsApp adalah salah satu platform chat terpopuler di

Indonesia, (Cahya, 2018) menurut data Digital Report 2019 dari We Are Social

dan Hootsuite, tercatat 83 persen pengguna internet di Indonesia merupakan

pengguna WhatsApp. Melihat kondisi dimana banyak warga masyarakat yang

terdampak dari kebijakan pembatasan ini Komunitas Pita Oren berisiatif

memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak. Penelitiam ini bertujuan

menggambarkan fenomena komunitas Pita Oren yang menggunakan Whatapps

sebagai media komunikasi untuk melakukan kordinasi membantu masyarakat.

Page 54: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

48

Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak untuk memberikan bantuan sembako kepada

masyarakat terdampak akibat pemberlakuan PSBB dengan memanfaatkan media

online berupa Whatsapp rencana dilakukan dan dijalankan, mengumpulkan donasi

membelikan bahan-bahan pokok diwarung sekitar warga yang akan diberikan

bantuan lalu menyalurkannya kepada warga yang sudah didata sebelumnya.

Selain mempermudah penyampaian pesan atau informasi secara efektif dan efisien

secara waktu, tujuan gerakan Pita Oren, memakmurkan warung tetangga,

menolong tetangga yg kelaparan.

Penelitian ini penting untuk mengungkap fenomena pemanfaatan teknologi

online yang menghubungkan banyak orang dalam satu waktu untuk

mendiskusikan dan memutuskan suatu rencana. Whatapps bisa digunakan untuk

kegiatan lain selain hanya untuk komunikasi tapi ternyata lebih jauh dapat

digunakan sebagai media untuk peduli terhadap sesama.

Rumusan Masalah Penelitian

Dengan whatapps hal-hal yang perlu dikomunikasi secara cepat dapat

tersampaikan tak perlu bertemu langsung karena memang tidak memungkinkan

karena kondisi tertentu maka hal ini dapat dirumuskan dengan pemanfaatan

WhatsApp sebagai media komunikasi di masa pandemic Covid-19 (Studi pada

komunitas Pita Oren Alumni Fisip UHAMKA). Fokus riset yang dilakukan

adalah bagaimana mengkaji “Pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi

di masa pandemic Covid-19 (Studi pada komunitas Pita Oren Alumni Fisip

UHAMKA).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif kualitatif, peneliti

menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metode wawancara kepada enam

orang relawan Pita Oren dilengkapi juga dengan studi Pustaka. Dengan metode

fenomenologi ini peneliti akan menggambarkan implementasi dalam pemanfaatan

whatsapp sebagai media komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas Pita Oren.

Page 55: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

49

HASIL PENELITIAN

Dalam masa-masa pandemik corona 19 kegiatan komunikasi secara daring

nampaknya menjadi pilihan utama, sebagai salah satu anjuran dari Pemerintah

untuk mengurangi kegiatan diluar rumah, kegiatan belajar mengajar dilakukan

secara online, begitu pula pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan di rumah

dibuat kebijakan Work From Home (WFH). whatsApp menjadi salah satu media

yang digunakan dengan aplikasi yang tak hanya sekedar dalam bentuk text atau

tulisan, WhatsApp juga menyediakan layanan mengirim nomor kontak,

pengiriman gambar yang dapat diedit, audio, video call yang dapat dilakukan

dalam group atau individual juga dapat mengirimkan dokumen dalam bentuk

word, pdf maupun excel, serta mengirimkan lokasi dengan GPS atau GMaps.

Kemudahan dan banyaknya layanan yang diberikan whatsApp membuat

banyak orang menggunakan layanan ini apalagi nomor WhatsApp dapat

disesuaikan dengan nomor hape sehingga lebih praktis.

Pesan tetap terkirim meskipun hape sedang off atau tidak ada pulsa dan

dapat dilihat ketika hape sudah on kembali, dengan keterangan berupa symbol

centang ganda jika sudah terkirim atau diterima centang satu untuk pesan terkirim

namun belum diterima bisa karena hape dalam kondisi off atau tidak ada pulsa

atau jaringan. Kelebihan WhatsApp yang lain ada dapat mengirimkan pesan

secara langsung atau banyak pesan yang dikirim dalam satu waktu (Broadcats),

dengan jumlah anggota group sebanyak 256 orang jumlah yang cukup banyak

memudahkan untuk dapat mengirim pesan kebanyak orang.

Dengan banyaknya kelebihan dan kemudahan yang diberikan Whatsapp

kepada pengguna, membuat whatsapp banyak digunakan “Group WhatsAppa Pita

oren u/Covid” dibuat pada tanggal 13 April 2020.

Untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam terkait akti yang dilakukan

oleh Pita Oren Peneliti melakukan wawancara terhadap enam orang relawan yang

dianggap dapat mewakili yaitu, Gilang Kumari Putra, Komaruddin Bagja A,

Cantika Adinda, Firda Fauza, Ridwan Muhammad, dan Ririn Muji Astuti

Page 56: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

50

Dalam group whatsapp terjadi banyak tema diskusi, awal pembentukan

group diskusi seputar tujuan dari dibentuknya Pita Oren sebagai wadah Alumni

Fisip UHAMKA untuk membantu sesama dan meringankan beban warga yang

terdampak covid 19.

Dalam WAG diskusi yang terjadi dengan tema berikutnya adalah struktur

kepengurusan, Logo, Target Donator, Publikasi, Teknis Pengumpulan Dana, dan

Tektik Pengumpulan Dana, Penentuan Kreteria Penerima Bantuan, Laporan Saat

Penyaluran Bantuan.

Tema lainnya juga tentang logo

Mengenai tujuan organisasi, struktur dan logo semua diputuskan dalam WA

Group, respon terhadap suatu tema segera diberikan oleh setiap anggota, anggota

group terbilang sangat aktif dalam merespon setiap postingan dari anggota yang

lain.

Pembicaraan mengenai logo pun dilakukan dengan sangat cair dan semua

diputuskan melalui WAG. Dalam diskusi juga diseligi dengan candaan-candaan

ringan sehingga WA Group tidak monoton dan kaku, terlebih para pengurus sudah

saling kenal secara pribadi.

melakukan sosialisasi di media sosial, seperti Instagram, Group WA yang

diikuti oleh relawan Pita Oren dengan cara menshare liflet ajakan untuk

memberikan Donasi.

Setelah membahasan mengenai struktur, logo dan profil selesai pembahasan

memasuki tema-tema teknis, seperti target penerima bantuan, profil donator dan

cara mendistribusikannya

Secara teknis wilayah kerja Pita Oren dengan kegiatan:

- Memakmurkan ekonomi kecil (warung Tetangga)

- Membantu masyarakat (tetangga) yang terdampak Covid-19 (Korban

PHK, pekerja Harian)

Target donasi adalah Alumni FISIP UHAMKA adapun pembahasan

mengenai pertanggung jawabannya berupa melampirkan bukti pembelian barang-

barang bantuan di warung sekitar kegiatan berupa slip atau kwitansi pembelian

yang langsung dilaporakan melalui WA Group.

Page 57: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

51

Begitu juga pada saat pembelian dan penyerahan dilakukan dokumentasi

yang langsung dikirim ke WA group

Mengenai isi paket yang disepakati berupa;

8. 3 (tiga) kg beras

9. 1 (satu) liter minyak goring

10. 3 (tiga) Mie Instan

11. 1 (satu) kaleng sarden

12. 1 (satu) bungkus Jamu

13. 1 (satu) sabun batangan

14. masker

Laporan keuangan atau konfirmasi bantuan yang diberikan oleh para

donatur dilaporkan didalam WhatsApp Group Pita Oren, setiap kali ada yang

donatur yang memberikan bantuan jadi selalu ada up date status atau

pemutakhiran data terkait dana bantuan dari para donatur.

Laporan pembelian isi paket bantuan, isi paket bantuan dibeli di warung-

warung dimana relawan dan penerima bantuan tinggal, sehingga ada multi playing

effect yang dirasakan disamping relawan pita oren membantu warga yang

kesulitan ekonomi karena tidak ada pendapatan akibat PSBB yang diterapkan juga

membantu pedagang klontong yang sedikit banyak juga terdampak akibat

menurunnya daya beli masyarakat.

Pembelian dan penyaluran bantuan juga dilaporkan secara real time, baik

dengan video mau foto-foto yang dikirm ke WhatsApp Group Pita Oren.

Laporan-laporan tersebut juga langsung mendapat respon dari anggota

group yang lain.

Analisis Data dan Pembahasan

Sebagaimana halnya komunikasi langsung yang menyisakan gangguan

(noise) teknologi komunikasi juga bisa menimbulkan noise. Miftah Thoha

mengemukakan pandangannya mengenai efektifitas komunikasi dalam uraian

sebagai berikut (Thoha, 2007):

a. Keterbukaan

b. Empati

c. Perilaku Suportif

Page 58: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

52

d. Kepositifan

e. Kesamaan

Terbentuknya komunitas Pita Oren Alumni FISIP UHAMKA dari diskusi

yang terjadi di WhatApp Group (WAG) Alumni Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah (IMM) Fisip UHAMKA mengenai pandemik Covid 19 dan

kebijakan Pembatasan Berskala Besar (PSBB) karena anggota dari WAG sudah

saling mengenal sehingga diskusi lebih cair dan sangat terbuka (kekeluargaan)

dari diskusi yang terjadi dan dinamikasi didalam Group WA tersebut muncullah

ide untuk membuat sebuah gerakan sosial karena sudah saling mengenal dan

terbuka ide ini tidak sulit untuk direalisasikan. Seperti diungkapkan oleh Gilang

Kumari Putra, yang akhirnya didaulat menjadi Penasehat Pita Oren.

Gerakan sosial Pita Oren dikhususkan untuk tetangga dari Alumni Fisip

UHAMKA yang terdampak Covid 19, disamping karena keterbatasan bergerak

akibat pemberlakuan PSBB oleh Pemerintah Daerah, sehingga gerakan sosial Pita

Oren dibatasi hanya diwilayah atau tetang dari Alumni Fisip yang tergabung

dalam Pita Oren.

Motif Anggota Komunitas

Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui jenis perlaku

menolong yang dilakukan oleh Pita Oren antara lain 1) Casual helping

artinya pertolongan sederhana, pertolongan sederhana, 2) Substansial personal

helping artinya pertolongan yang berarti, 3) Emotional helping artinya bantuan

emosional, 4) Emergency helping artinya pertolongan darurat, seperti dikatakan

Gilang Kumari Putra bahwa kegiatan sosial yang dilakukan oleh Pita Oren adalah

untuk membantu warga yang terkena dampak covid 19, merak tidak bisa bekerja

mencari nafkah pada kebutuhan harian meraka didapat dari pekerjaan yang

sifatnya harian, sehingga batuan yang diberiakn oleh Pita Oren dirasa sangat

berarti untuk mereka yang kehilangan pekerjaan atau tidak dapat bekerja akibat

pemberlakukan PSBB.

Hai ini juga dibenarkan oleh ketua Pita Oren Komaruddin Bagja A yang

juga seorang jurnalis media online

Page 59: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

53

Tindakan menolong

Tindakan menolong (helping behaviour) adalah setiap tindakan yang lebih

memberikan keuntungan bagi orang lain yang membutuhkan daripada terhadap

diri sendiri (Wrightsman & Deaux, 1981). Menurut Staub (1978) & Wispe (1972),

tindakan menolong adalah tindakan yang menguntungkan orang lain yang

membutuhkan lebih daripada diri sendiri (dalam Hogg & Vaugan 2002).

Tahap-tahap melakukan pertolongan

2) Tahap Perhatian

Relawan Pita Oren, membantu korban terdampak covid 19 memiliki

kreteria salah satunya adalah korban terdampak adalah tetangga dari

relawan jadi relawan dalam kesehariannya sangat dekat dengan korban

terdampak, sehingga relawan mengetahui kondisi kehidupan dari korban

terdampak covid 19

Relawan mempunyai perhatian terhadap kondisi keseharian dari

penerima bantuan, hal ini terungkap dalam wawancara dengan Ririn dan

Ridwan, penerima bantuan adalah tetangnya yang diketahui karena dalam

kesehariannya aktivitasnya diketahui, dan bertempat tinggal di sektira

rumah relawan pita oren jadi para relawan sedikit mempunyai reperensi atau

gambaran mengkehidupan penerima bantuan secara langsung.

5) Interpretasi Situasi

Relawan Pita Oren melakukan interpretasi atas situasi yang dihadapi

orang masyarakat, dari sana dilakukan klasifikasi mana masyarakat yang

benar-benar membutuhkan bantuan

Berdasarkan situasi yang dirasakan oleh Relawan pita oren maka

diputuskan penerima bantuan adalah benar-benar warga yang tidak bisa

melakukan aktivitas ekonomi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,

seperti jasa pijit keliling, cuci baju, cuci piring hajatan, korban PHK, buruh

bangunan.

Karena relawan memiliki perhatian terhadap penerima bantuan yang

berada disekitar rumah para relawan, sehingga para relawan mampu

Page 60: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

54

melakukan penilaian terhadap situasi yang ada apakah penerima bantuan

layak menerima bantuan, seperti dikatakan oleh Ridwan, Cantika Adinda

dan Ririn, para penerima bantuan adalah warga yang secara penghasilan

sangat minim dalam kondisi sebelum pandemic covid 19, apalagi sekarang

dengan pemberlakukan PSBB, mereka yang penghasilannya harian jadi

tidak bisa bekerja seperti biasa.

6) Muncul tidaknya Asumsi bahwa hal ini merupakan tanggung jawab personal

atau orang yang melihatnya

Relawan Pita Oren merasa turut bertanggung jawab dan bersedia

mengambil peran untuk membantu bukan hanya didasari pada rasa empty

tapi juga tanggung jawab sebagai manusia, serta adanya kepercayaan jika

menolong orang lain berniali ibadah, berpahala dan akan mendapat

pertolongan Allah baik di dunia maupun di akhirat. Seperti yang dikatakan

Kokom, Firda Fauza dan Gilang Kumari Putra, Bahwa apa yang mereka

lakukan InsyaaAllah, semata-mata untuk memberi bantuan dan berharap apa

yang mereka lakukan mendapat Pahala dari Allah Swt.

7) Memiliki Pengetahuan Dan Keterampilan Untuk Memberikan Pertolongan

Para relawan Pita oren adalah Alumni Fisip Uhamka yang

kesemuanya juga merupakan Aktivis lembaga Kemahasiswaan baik

lembaga Ekstra Kampus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

maupun lembaga Intra Kampus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM),

sehingga secara managerial relawan Pita Oren memiliki keterampilan untuk

melakukan mobilisasi penggalangan dana dan penyaluran bantuan

Menurut Gilang, Relawan Pita Oren adalah aktivis Mahasiswa yang

terbiasa melakukan kegitan bakti sosial di masyarakat jadi kegiatan bakti

sosial dalam rangka membantu sesama sudah biasa dilakukan, karena

melihat ada warga yang tidak terjangkau oleh bantuan pemerintah sehingga

Alumi Fisip Uhamka terpanggil untuk melakukan kegiatan Bakti sosial ini.

Selain tahap-tahap sampai orang memberikan pertolongan ada juga alasan-

alasan mengapa orang memberikan pertolongan;

Page 61: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

55

d. Hipotesis empati-altruisme

Alturisme adalah lawan dari egoisme, sebagai perhatian yang ditujukan

kepada orang lain dimana ada perasaan untuk menolong dengan

memperhatikan kesejahteraannya secara tulus, dari wawancara yang

dilakukan terungkap bahwa para relawan melakukan kegiatan ini dengan

dorong ingin membantu dan merasa kasihan terhadap nasib tetangganya

yang hidupnya memprihatinkan, Seperti yang dikatakan Kokom, Firda

Fauza dan Gilang Kumari Putra, Bahwa apa yang mereka lakukan

InsyaaAllah, semata-mata untuk memberi bantuan dan berharap apa yang

mereka lakukan mendapat Pahala dari Allah Swt.

e. Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model)

kadang seseorang yang mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan

membuat seseorang merasa bersalah tidak memberi pertolongan padahal ia

mampu menolongnya, atau menyesal tidak memberi pertolongan kepada

orang lain sehingga dianggap membuang kesempatan berbuat kebaikan.

Dari hasil wawacara yang dilakukan terhadap Gilang, Komarudin, Kania,

Firda, Ridwan dan Ririn terungkap bahwa, para relawan merasa bersalah

jika tidak melakukan sesuatu untuk membantu walaupun nilainya kecil yang

terpenting adalah berbuat, disamping perbuatan menolong orang adalah

perbuatan yang dianjurkan dalam agama sehingga berusaha tidak

mengambil kesempatan untuk berbuat baik agar tidak ada perasaan bersalah

atau penyesalan.

f. Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis)

Memberi adalah kebahagiaan, seseorang akan merasakan kebahagian,

bahagia ketika melihat orang yang ditolongnya berbahagia keluar dari suatu

masalah yang membebaninya, Dari hasil wawacara yang dilakukan terhadap

Gilang, Komarudin, Kania, Firda, Ridwan dan Ririn diketahui bahwa,

mereka merasa bahagia dapat membantu sesama.

Page 62: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

56

KESIMPULAN

Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak untuk memberikan bantuan sembako kepada

masyarakat terdampak akibat pemberlakuan PSBB dengan memanfaatkan media

online berupa Whatsapp rencana dilakukan dan dijalankan, mengumpulkan donasi

membelikan bahan-bahan pokok diwarung sekitar warga yang akan diberikan

bantuan lalu menyalurkannya kepada warga yang sudah didata sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif, dengan metode ini

peneliti berupaya menggambarkan fenomena komunitas Pita Oren yang

menggunakan Whatapps sebagai media komunikasi untuk melakukan kordinasi

membantu masyarakat, pendekatan fenomenologi, peneliti melakukan wawancara

terhadap enam orang pengurus Pita Oren didapatkan hasil bahwa mereka memilih

WhatsApp karena mudah dan banyak yang menggunakan, motif dalam melakukan

kegiatan memberikan bantuan sembako dan masker di masa pandemik covis 19

adalah karena menjalankan perintah agama untuk saling membantu dan penerima

bantuan adalah warga yang berada disekitar tempat tinggal relawan Pita Oren

DAFTAR PUSTAKA

Adi, R. (2012). Sosiologi Hukum. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Atep, A. B. (2003). Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Kompetindo.

Ayun, P. Q. (2015, Oktober). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam

Membentuk Identitas. Channel, III(2), 1-16.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. In Psikologi Sosial (R. Djuwita,

Trans.). Jakarta: Erlangga.

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahya, I. (2018, November 19). Merdeka.com. Retrieved Mei 10, 2020, from www.

Merdeka.com: https://www.merdeka.com/teknologi/whatsapp-digunakan-83-

persen-pengguna-internet-indonesia.html

Cangara, H. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 63: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

57

Ekadinata, N., & Widyandana, D. (2017, November 1). Promosi Kesehatan

Menggunakan Gambar dan Teks dalam Aplikasi WhatsApp pada Kader

Posbindu. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 33(11), 547-

552.

Elianur, C. (2017). Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp Sebagai Sarana Diskusi Antara

Pengawas Dan Guru Pendidikan Agama Islam. Jurnal As-Salam, I(2), 1-14.

Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Pinus.

Fauzi, R. (2017). Perubahan Budaya Komunikasi Pada Pengguna Whatsapp Di Era

Media. JIKE, I(1), 1-10.

Harapah, H. S., & Kurniawati, D. I. (2018). WhatsApp Sebagai Media Strategi

Komunikasi Ustadzh Dalam Menyampaikan Dakwah (Studi Deskripsi Kuantitatif

Komunitas "Belajar Islam Seru"). Conference on Dynamic Media,

Communications, and Culture 2018. 1, pp. 131-150. DiMCC Conference

Proceeding.

J.Johnston, M., King, D., Arora, S., Behar, N., Athanasiou, T., Sevdalis, N., et al. (2015,

Januari). Smartphones let surgeons know WhatsApp: an analysis of

communication in emergency surgical teams. The American Journal of Surgery,

209(1), 45-51.

Kuswarno, E. (2008). Etnografi Komunikasi (Metode Penelitian Komunikasi). Bandung:

Widya Padjajaran.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2011). Theories of Human Communication, 9th Edition.

(M. Y. Hamda, Trans.) Jakarta: Salemba Humanika Survey APJII.

Lubis, Z. B. (2005). Kanalisasi Ketegangan Etnik dan Kompetisi Budaya dalam Sektor

Publik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISIi, 1.

Meinarno, E. A., & Sarwono, S. W. (2017). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Moleong, L. J. (2002). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Narti, S. (2017, Juni 1). Pemanfaatan "WhatsApp" Sebagai Media Komunikasi Dosen

dengan Mahasiswa Bimbingan Skripsi (Studi Analisis Deskripsi Pada Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Bimbingan Skripsi Universitas Dehasen Bengkulu Tahun

2016). Jurnal Professional FIS UNIVED, 4(1), 26-44.

Nasrullah, R. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Pozin, M. A., & Mohd Nawi, M. N. (2018). Effective of Communication using

WhatsApp: Industrialised Building System (IBS) Construction. Proceedings of

Page 64: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

58

the 3rd International Conference on Applied Science and Technology (ICAST’18)

(pp. 020018-1–020018-6). AIP Publishing.

Rahmansari, R. (2017). Penggunaan Aplikasi WhatsApp dalam Komunikasi Organisasi

Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo. Jurnal Ilmiah

Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial, I(2), 77-90.

Rahmansari, R. (2017). Penggunaan Aplikasi WhatsApp dalam Komunikasi Organisasi

Pengawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo. Jurnal Ilmiah

Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial, 1(2), 77-90.

Saleh, G., & Pitriani, R. (2018). Pengaruh Media Sosial Instagram dan WhatsApp

Terhadap Pembentukan Budaya “ Alone Together “. Jurnal Komunikasi,, 10(2),

103 – 114.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. In M. Rahmawati, & A. Kuswati,

Perkembangan Anak (p. 138). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2017). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Suharyanto, A. (2018, November 12). dosenpsikologi.com/. Retrieved Juli 27, 2020, from

dosenpsikologi.com/: https://dosenpsikologi.com/teori-empati-dalam-

psikologi#:~:text=Teori%20empati%20dalam%20psikologi%20ialah,perasaan%2

0dan%20pikiran%20individu%20lain.&text=Sebuah%20sikap%20teori%20empa

ti%20dalam,lain%20dari%20sudut%20pandang%20emosi.

Sukrillah, A., Ratnamulyani, I., & Kusumasinata, A. (2017, Oktober 2). Pemanfaatan

Media Sosial Melalui WhatsApp Grup FEI Sebagai Sarana Komunikasi. Jurnal

Komunikatio, 3(2), 95-104.

Suranto, A. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryadi, E., Ginanjar, M. H., & Priyatna, M. (2018, April 16). Penggunaan Sosial Media

WhatsApp dan Pengaruhnya Terhadap Disiplin Belajar Peserta Didik Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Edukasi Islam, Jurnal Pendidikan Islam,

VII(1), 1-22.

Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Thoha, M. (2007). Kepemimpinan dalam Manajemen suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta:

Raja Grafindo Pustaka.

Wrightsman, L., & Deaux, K. (1981). Social Psychology in the 80’s.Third Edition.

California: Brook/ Cole Publishing Company.

Yuliana, & Rini, J. E. (2002). Introduction to Communication. Jakarta: PT. Grasindo.

Page 65: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

59

Yusmita, M., Larisu, Z., & Saidin. (2018). Pemanfaatan Whatsapp Messenger Sebagai

Media Komunikasi Antar Pribadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Jurnal Ilmu

Komunikasi UHO: Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi & Informasi, 3(4).

Page 66: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

60

Lampiran Luaran Tambahan

Pemanfaatan WhatsApp Sebagai Media Komunikasi

Di Masa Pandemic Covid-19

(Studi Pada Komunitas Pita Oren Alumni FISIP UHAMKA)

Nurlina Rahman,1 Mukhlish Muhammad Maududi

1

1Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. HAMKA

[email protected] // [email protected]

Abstract

The purpose of this study was to get an overview of the use of WhatsApp as a

communication medium during the Covid-19 pandemic by the UHAMKA FISIP Alumni

Pita Oren community. This research used a Qualitative Descriptive approach with a

phenomenological paradigm with the empathy theory of Robert A. Baron and Donn

Byrne to provide help, data collection was carried out. with literature study and

interviews conducted with six administrators or volunteers of Pita Oren. The results

showed that the Whatsapp media was the choice because it was considered the easiest to

use and had a complete application and was used by all Pita Oren volunteers. The Pita

Oren Community is a community of alumni and students of FISIP UHAMKA who are

moved to provide basic necessities and masks assistance to the affected communities due

to the implementation of Large-Scale Social Restrictions (PSBB). covis 19 is due to

carrying out religious orders to help each other and as a form of empathy to residents

who are around the volunteer residences of Pita Oren.

Keywords: Utilization, WhatsApp, FISIP, UHAMKA

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan WhatsApp

sebagai media komunikasi di masa pandemic Covid-19 oleh komunitas Pita Oren Alumni

Fisip UHAMKA Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif dengan

pradigma fenomenologi dengan teori empati Robert A. Baron dan Donn Byrne

memberikan pertolongan, pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan

wawancara yang dilakukan kepada enam orang pengurus atau relawan Pita Oren. Hasil

penelitian menunjukan bahwa media Whatsapp menjadi pilihan karena dianggap paling

mudah digunakan dan memilikii aplikasi yang lengkap dan digunakan oleh semua

relawan Pita Oren. Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak untuk memberikan bantuan sembako dan masker kepada

masyarakat terdampak akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),

dalam penelitian ini juga diketahui motif dalam melakukan kegiatan memberikan bantuan

bantuan berupa sembako dan masker di masa pandemik covis 19 adalah karena

menjalankan perintah agama untuk saling membantu dan sebagai bentuk empati kepada

warga yang berada disekitar tempat tinggal relawan Pita Oren.

Page 67: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

61

Kata Kunci : Pemanfaatan, WhatsApp, FISIP, UHAMKA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan WhatsApp

sebagai media komunikasi di masa pandemic Covid-19 oleh komunitas Pita Oren Alumni

FISIP UHAMKA. Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif dengan

pradigma fenomenologi dengan teori empati Robert A. Baron dan Donn Byrne

memberikan pertolongan, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam

kepada 6 orang informan, yang merupakan pengurus atau relawan Pita Oren. Hasil

penelitian menunjukan bahwa media Whatsapp menjadi pilihan karena dianggap paling

mudah digunakan dan memilikii aplikasi yang lengkap dan digunakan oleh semua

relawan Pita Oren. Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak melakukan aksi sosial membantu masyarakat yang terdampak

pandemic covid 19. Aksi social dilakukan di Jakarta Bogor, Tangerang Bekasi dengan

kegiatan memberikan bantuan sembako dan masker kepada masyarakat terdampak akibat

pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Diketahui dalam melakukan

kegiatan memberikan bantuan berupa pengumpulan dan pembagian sembako juga masker

di masa pandemik covid 19 didasari karena menjalankan perintah agama, saling

membantu dan sebagai bentuk empati kepada warga yang berada di sekitar tempat tinggal

relawan Pita Oren. Kegiatan yang telah dilakukan komunitas Pita Orens sejalan dengan

Visi UHAMKA nebjadi Universitas utama yang unggul dalam menghasilkan lulusan

yang cerdas dalam aspek spiritual dan social.

PENDAHULUAN

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan Pemerintah

sejak tanggal 10 April 2020 mengharuskan masyarakat untuk tinggal di rumah.

PSBB juga berakibat masyarakat meninggalkan aktivitas ekonomi secara normal

atau terpaksa menghentikan karena tidak ada transaksi. Tentu dampak ini lebih

dirasakan masyarakat dengan penghasilan harian, seperti tukang pijit, penjual

makanan, buruh atau kuli panggul di pasar, tukang ojek pangkalan. Kondisi PSBB

juga membuat perilaku masyarakat menjadi berubah missal kegiatan yang

awalnya dilakukan seacara tatap muka secara langsung, tapi kini menjadi terbatas.

Pembatasan ini tidak memungkinkan melakukan aktivitas yang melibatkan

banyak orang berkumpul dalam satu tempat dan waktu yang sama, namun dengan

kemajuan teknologi komunikasi, keterbatasan ruang gerak dapat dijembatani

sehingga komunikasi dapat terus dilakukan dengan bantuan teknologi, (Suranto,

2011, p. ....) cara komunikasi interpersonal bermedia (tidak langsung) pada situasi

tertentu dapat saja menjadi pilihan, misalnya dalam bentuk percakapan melalui

telepon, email, surat menyurat, SMS, dan sebagainya. Pemanfaatan media

komunikasi di era globalisasi saat ini memungkinkan manusia melakukan

Page 68: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

62

kegiatan social dan terus berinteraksi walau lewat media melalui media virtual.

Dalam kondisi ini tidak memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara

langsung atau tatap muka karena adanya aturan pemerintah tentang PSBB.

Kehadiran teknologi komunikasi atau media membantu kebutuhan manusia akan

interaksi dapat terpenuhi.

Menurut Lubis teknologi komunikasi adalah peralatan-peralatan perangkat

keras, struktur organisasi, dan nilai sosial dengan mana individu mengumpulkan,

memproses dan terjadi pertukaran informasi dengan individu lain. (Lubis, 2005, p.

42). Sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan interaksi untuk

berkomunikasi, Menurut Adi (Adi, 2012, p. 42) syarat terjadinya interaksi sosial

adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Sebagaimana yang dikemukakan

Yuliana dan Julia tentang komunikasi (Yuliana & Rini, 2002, p. 3) “The process

is fluid; the from in which a message is communicated changes constantly.

Communication can be formal or informal, spoken or written, and internal or

external. Artinya, proses dimana penyampaian pesan komunikasi yang berubah-

ubah menjadi komunikasi yang tetap. Komunikasi bisa formal atau informal, lisan

atau tulisan, dan internal atau eksternal”.

Saat ini teknologi komunikasi banyak ragam dan bentuknya dari yang

sederhana hingga yang komplek, dalam bentuk teks, suara, gambar atau

kombinasi dari kesemuanya, yang sifatnya pribadi bahwa yang terbuka seperti

sosial media, media sosial memungkinkan anggotanya untuk berinteraksi satu

sama lain. Interaksi terjadi tidak hanya pada pesan teks, tetapi juga termasuk foto

dan video yang mungkin menarik perhatian pengguna lain. Semua posting

(publikasi) merupakan real time, memungkinkan anggota untuk berbagi informasi

seperti apa yang sedang terjadi”. (Nasrullah, 2015, p. 48)

Sebagaimana halnya komunikasi langsung yang menyisakan gangguan

(noise) teknologi komunikasi juga bisa menimbulkan noise. Miftah Thoha

mengemukakan pandangannya mengenai efektifitas komunikasi dalam uraian

sebagai berikut (Thoha, 2007):

a. Keterbukaan

b. Empati

Page 69: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

63

c. Perilaku Suportif

d. Kepositifan

e. Kesamaan

Teknologi komunikasi menawarkan Kecepatan hal yang menjadi

kelebihannya disbanding dengan komunikasi langsung, karena Kecepatan dalam

mengambil keputusan dipengaruhi oleh seberapa cepat informasi didapat,

kecepatan mendapat informasi dan memberi informasi saat ini sangat dipengaruhi

oleh teknologi atau media komunikasi, Suranto (Suranto, 2011) mengatakan cara

komunikasi interpersonal bermedia (tidak langsung) pada situasi tertentu dapat

saja menjadi pilihan, misalnya dalam bentuk percakapan melalui telepon, email,

surat menyurat, SMS, dan sebagainya

Selain kecepatan teknologi komunikasi juga mempunya pola komunikasi

yang muncul yaitu pola yang memiliki ciri komunikasi massa, yaitu sifat

pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, penyebarannya cepat, serempak

dan luas yang mampu mengatasi jarak dan waktu (Cangara, 2011, p. 37)

Aplikasi perpesanan WhatsApp adalah salah satu platform chat terpopuler di

Indonesia, (Cahya, 2018) menurut data Digital Report 2019 dari We Are Social

dan Hootsuite, tercatat 83 persen pengguna internet di Indonesia merupakan

pengguna WhatsApp. Melihat kondisi dimana banyak warga masyarakat yang

terdampak dari kebijakan pembatasan ini Komunitas Pita Oren berisiatif

memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak. Penelitiam ini bertujuan

menggambarkan fenomena komunitas Pita Oren yang menggunakan Whatapps

sebagai media komunikasi untuk melakukan kordinasi membantu masyarakat.

Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak untuk memberikan bantuan sembako kepada

masyarakat terdampak akibat pemberlakuan PSBB dengan memanfaatkan media

online berupa Whatsapp rencana dilakukan dan dijalankan, mengumpulkan donasi

membelikan bahan-bahan pokok diwarung sekitar warga yang akan diberikan

bantuan lalu menyalurkannya kepada warga yang sudah didata sebelumnya.

Selain mempermudah penyampaian pesan atau informasi secara efektif dan efisien

secara waktu, media komunikasi juga berfungsi untuk menambah daya tarik

Page 70: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

64

informasi yang akan disampaikan sehingga semakin meningkatkan, memperbaiki

dan memperbaharui taraf hidupnya seiring perkembangan peradaban yang

semakin maju (Atep, 2003) tujuan gerakan Pita Oren, memakmurkan warung

tetangga, menolong tetangga yg kelaparan.

Penelitian ini penting untuk mengungkap fenomena pemanfaatan teknologi

online yang menghubungkan banyak orang dalam satu waktu untuk

mendiskusikan dan memutuskan suatu rencana. Whatapps bisa digunakan untuk

kegiatan lain selain hanya untuk komunikasi tapi ternyata lebih jauh dapat

digunakan sebagai media untuk peduli terhadap sesama.

Rumusan Masalah Penelitian

Dengan whatapps hal-hal yang perlu dikomunikasi secara cepat dapat

tersampaikan tak perlu bertemu langsung karena memang tidak memungkinkan

karena kondisi tertentu maka hal ini dapat dirumuskan dengan pemanfaatan

WhatsApp sebagai media komunikasi di masa pandemic Covid-19 (Studi pada

komunitas Pita Oren Alumni Fisip UHAMKA). Fokus riset yang dilakukan

adalah bagaimana mengkaji “Pemanfaatan WhatsApp sebagai media komunikasi

di masa pandemic Covid-19 (Studi pada komunitas Pita Oren Alumni Fisip

UHAMKA).

State of the Arts

Dari hasil-hasil penelitian terdahulu whatsaap dipergunakan untuk banyak

hal, salah satunya dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sri Narti yang

menggunakan pendekatan fenomenologi, whatsapp digunakan sebagai media

komunikasi antara Dosen dan Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dengan

temuan bahwa tingkat penggunaan media sosial yang tinggi dapat dimanfaatkan

untuk beragam keperluan proses komunikasi, salah satunya adalah aplikasi

whatsapp yaitu sebagai tempat untuk berkomunikasi dan berdiskusi antara dosen

dengan mahasiswa bimbingan skripsi. Pemanfaatan whatsapp sebagai media

komunikasi ketika bimbingan skripsi menjadi trend bagi dosen dan mahasiswa

khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu. Aplikasi

Page 71: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

65

whatsapp sangat membantu dosen dan mahasiwa ketika bimbingan skripsi karena

selain dapat mengirim pesan dengan mudah, fitur-fiturnya dapat

mempermudahkan dosen untuk membuat grup sebagai media diskusi tentang

skripsi, selain itu juga melalui fitur call whatsapp dapat menghemat pengeluaran

untuk pembelian pulsa, karena fitur ini memang disediakan oleh whatsapp secara

gratis untuk menelpon cukup membutuhkan koneksi ke internet. Mahasiswa

sangat terbantu tanpa harus menunggu kabar dari dosen tentang jadwal

bimbingan, diskusi tentang skripsi, dan lain-lain. (Narti, 2017, pp. 42-43)

Dalam ranah kesehatan whatsApp juga digunakan untuk memberikan

edukasi kesehatan kepada masyarakat melalui kader Pos Binaan Terpadu

(posbindu), unit kegiatan berbasis masyarakat yang bertujuan mendeteksi dini

kasus penyakit tidak menular, dalam penelitian yang dilakukan oleh Nopryan

Ekadinata dan Doni Widyandana pada tahun 2017 yang dipublikasi BKM Journal

of Community Medicine and Public Health Vol.33 Nomor 11 didapati bahwa

WhatsApp sebagai media edukasi yang efektif, dengan mengirimkan pesan

bergambar memiliki nilai rerata pengetahuan dan kepuasan lebih tinggi

dibandingkan pesan teks. (Ekadinata & Widyandana, 2017)

Aplikasi whatsApp juga digunakan untuk menunjang kegiatan Aparatur

Sipil Negara (ASN) dilingkup Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan

Kabupaten Sidoarjo (Rahmansari, Penggunaan Aplikasi WhatsApp dalam

Komunikasi Organisasi Pengawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan

Sidoarjo, 2017) disimpulkan bahwa Aplikasi WhatsApp memiliki peran besar

dalam mendukung proses percepatan komunikasi dan koordinasi yang dilakukan

oleh setiap pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten

Sidoarjo, berupa memperlancar fungsi komunikasi dalam organisasi yang terdiri

dari fungsi produksi dan pengaturan, fungsi pembaharuan, fungsi pemeliharaan,

fungsi tugas, fungsi perintah, dan fungsi relasional. Sehingga dapat mendorong

peningkatan percepatan respon dan tindakan dari pegawai Dinas Lingkungan

Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo untuk melakukan penanganan atau

penanggulangan ketika terjadi permasalahan lingkungan di lapangan.

Page 72: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

66

Aplikasi WhatsApp menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak

digunakan oleh berbagai macam kelompok masyarakat di Indonesia, tak

terkecuali oleh para akademisi perguruan tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh

Ahmad Sukrillah dkk. bertujuan untuk mengetahui karakteristik penggunaan

WhatsApp dan mengetahui pemanfaatan media sosial WhatsApp Group FEI

sebagai media komunikasi Civitas Fakultas Ekonomi Islam Universitas Djuanda

Bogor, didapat hasil bahwa Pemanfaatan media sosial WhatsApp Group FEI di

lingkungan Fakultas Ekonomi Islam dengan banyak kegunaannya yaitu sebagai:

penyampaian informasi sivitas Fakultas Ekonomi Islam; sarana diskusi dan

mendidik sivitas Fakultas Ekonomi Islam; hiburan bagi sivitas Fakultas Ekonomi

Islam dan penyampaian kebijakan bagi sivitas Fakultas Ekonomi Islam..

(Sukrillah, Ratnamulyani, & Kusumasinata, 2017)

Pemanfaatan whatsApp oleh kaum milineal juga tergambar dalam penelitian

Mei Yusmita, Zulfiah Larisu dan Saidin yang objek yang diteliti adalah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2014 penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pemanfaatan whatsApp dikalangan Mahasiswa (Yusmita,

Larisu, & Saidin, 2018) dari hasil penelitian didapat bahwa whatsapp sangat

bermanfaat dan membantu dalam proses berkomunikasi, memberi dan menerima

informasi. Informasi yang didapatkan juga bukan hanya berupa informasi dari

dalam kampus, tetapi juga dari luar dengan beragam berita terkini. Keterbukaan

diri akan kemampuan untuk mengungkapkan diri seseorang dalam memberikan

informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara sukarela dan di sengaja

untuk maksud memberi informasi yang akurat tentang diri nya serta memiliki sifat

empati di mana kemampuan seseorang untuk memposisikan diri terhadap apa

yang sedang di alami orang lain dan kesamaan dalam berkomunikasi agar tercapai

atau terjalin dengan lancar.

WhatsApp juga digunakan sebagai sarana untuk berdakwa dalam

komunitas grup WhatsApp “Belajar Islam Seru” (Harapah & Kurniawati, 2018)

yang mengajak untuk mencitai Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari penelitian ini dilakukan oleh Hamida Syari Harahap dan Dessy Indah

Page 73: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

67

Kurniawati yang dimuat dalam Conference on Dynamic Media, Communication

and Culture (DimCC) Conference Proceeding Vol 1 tahun 2018

Dari hal-hal yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu belum menyentuh

kajian pemanfaatan WhatsApp dimasa pandemic seperti sekarang ini dan adanya

fenomena bahwa media komunikasi seperti WhatsApp bisa dijadikan media untuk

membantu sesama.

Teori yang digunakan (ini diisi apa, sistematika penulisan artikel ini harus

mengikuti selingkung jurnal yg mau di submid)

Teori saling menolong

Sikap tolong menolong menjadi jati diri bangsa yang sudah lama dikenal

dalam masa pandemik covid 19 sikap berempati terhadap kesulitan orang lain

muncul dalam berbagai bentuk, ada aksi individu yang memberikan makan pokok

di pagar depan rumah yang dibagikan secara gratis untuk orang-orang yang

membutuhkan dipersilahkan mengambilnya, ada juga aksi yang dijalankan sescara

berkelompok melakukan penggalangan dana dan membagi-bagikan masker dan

nasi bungkus. Tolong-menolong memiliki dimensi spiritual sebagai seorang

beragama segala perbuatan yang diniatkan karena Allah SWT dipandang sebagai

Ibadah dan bernilai disisi Allah Swt dan akan mendapatkan ganjaran pahala yang

akan dibalas pada Hari Akhir, tolong menolong dalam kebaikan sangat dianjurkan

dalam ajaran Islam dan sebaliknya sangat dilarangan untuk melakukan keburukan

baik sendiri sendiri atau bersama-sama karena Allah mengancancam orang-orang

yang melakukan kerusakan.

ن وٱتقوا ... ثم وٱلعدو ول تعاونوا علي ٱل وتعاونوا علي ٱلبر وٱلتقوى

شديد ٱلعقاب إن ٱلل ٢ٱلل

… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (Q.S.

Al-Maidah ayat :2).

Page 74: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

68

Bahkan Rasulullah memberikan kabar gembira kepada umatnya dan

mendorongnya untuk menolong orang lain, menolong orang lain yang dalam

kesusahan akan mendatangkan pertolongan Allah. Hidup tidak selalu dalam

keadaan senang atau bahagia maka disaat kesusahan itu datang Allah akan

menolong siapa-siapa saja yang telah memberi pertolongan kepada hambanya

yang lain.

“Barang siapa menolong orang yang sedang menderita kesusahan pasti

Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat. (H.R. Muslim no. 2699).

Disamping dorong spiritual hasrat untuk membantu orang lain muncul dari

dalam diri seseorang berupa perasaan empati. Menurut John W. Santrock sikap

peduli atas keadaan orang lain dan perhatian terhadap hak-haknya serta perasaan

empati, dengan melakukan sesuatu perbuatan yang memberikan manfaat

merupakan suatu bentuk meringankan beban bagi orang lain (Santrock, 2007)

Terdapat empat jenis perilaku menolong menurut Taufik mengutip

McGuire, yaitu : (Taufik, 2012, pp. 128-129)

5) Casual helping artinya pertolongan sederhana

6) Substansial personal helping artinya pertolongan yang berarti

7) Emotional helping artinya bantuan emosional

8) Emergency helping artinya pertolongan darurat

Dalam pikiran bawah sadar setiap orang terjadi proses psikologis ketika

berinteraksi dengan seseorang, proses psikologis juga terjadi dalam diri seseorang

ketika hendak melakukan tindakan pertolongan proses psikologi tersebut kan

membawa pada kesimpulan untuk mengambil tindakan memberi pertolongan atau

mengabaikannya, menurut Latane dan Darley ada beberapa tahap samapi

seseorang itu mengambil tindakan atau memutuskan untuk memebri pertolongan

kepada orang lain (Faturochman, 2006, pp. 74-75):

5) Pertama, tahap perhatian, perhatian yang dilakukan diberikan pada saat

ada kejadian atau peristiwa dimana seseorang mengalami suatu keadaan

yang membutuhkan pertolongan, orang akan memperhatikan kondisi

orang tersebut, melihatnya dengan seksama, dan sangat detail.

Page 75: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

69

6) Kedua, interpretasi situasi, tahap selanjutnya setelah memberi perhatian

kepada korban atau orang yang membutuhkan pertolongan adalah

malakukan interpretasi situasi, kita akan memberikan interpretasi atau

penafsiran terhadap situasi apakah korban layak ditolong atau tidak,

seorang pemuda yang terjatuh dari sepeda dengan orang tua yang

terjatuh ketika berjalan kaki akan berbeda dalam interpretasi situasi

begitu pula ketika keadaan ramai atau sepi, keadaan ini mempengaruhi

seseorang mengambil tindakan untuk menolong atau tidak.

7) Ketiga, muncul tidaknya asumsi bahwa hal ini merupakan tanggung

jawab personal atau orang yang melihatnya, terkadang muncul suatu

asumsi yang umum jika terjadi kecelakaan lalu lintas sepeda motor

menyerempet mobil yang harus bertanggung jawab atau yang

dipersalahkan adalah yang mengendarai mobil, atau sepedah yang

dikendarai anak-anak menambrak motor di jalan yang akan mengambil

tanggung jawab adalah yang memiliki sepeda motor, asumsi mengambil

tanggung jawab ini muncul jika yang melihat memiliki usia,

kemampuan diatas orang yang membutuhkan bantuan apabila tidak

muncul asumsi tersebut maka korban akan dibiarkan dan berharap ada

orang yang akan menolongnya atau mengambil tanggung jawab

tersebut.

8) Keempat, memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan

pertolongan yang sesuai, tahap berikutnya orang akan memberi

pertolongan kepada orang yang membutuhkan jika ia memiliki

pengetahuan untuk menolong, seorang yang tersesat dijalan akan

ditolong oleh orang yang memiliki pengetahuan tentang alamat yang

dicari atau akan memberikan informasi tentang alamat yang akan dituju.

Teori Empati

Empati terasah dalam diri orang-orang yang cenderung selalu memberi

pertolongan kepada orang lain, sikap ini kadang membuat orang-orang yang

berempati lebih mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri. Pengertian

Page 76: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

70

empati menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne sebagaimana dikutip Ratna

Djuwita menyatakan, bahwa empati adalah respon afektif dan kognitif yang

kompleks pada distres emosional orang lain. Kemapuan untuk merasakan keadaan

emosi orang lain lebih kepada perasaan emosi sedih, kemapuan ini membuat

seseorang dapat bersikap simpatik dan bisa masuk kedalam perasaan orang lain

sehingga dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi (Baron &

Byrne, 2004, p. 111)

Berdasarkan pandangan Stein dan Howard (Suharyanto, 2018) Teori empati

dalam psikologi ialah kemampuan pada diri seseorang untuk menyadari,

memahami dan menghargai perasaan dan pikiran individu lain. Teori empati

dalam psikologi ialah menyelaraskan diri (peka) terhadap apa, bagaimana dan

latar belakang perasaan dan pikiran individu lain sebagaimana individu itu

merasakan dan memikirkannya, seseorang memposisikan diri sebagaimana seprti

orang yang dipikirkannya. Sebuah sikap teori empati dalam psikologi artinya

mampu membaca individu lain dari sudut pandang emosi.

Selain tahap-tahap sampai orang memberikan pertolonga ada juga alasan-

alasan mengapa orang memberikan pertolongan;

d. Hipotesis empati-altruisme

sebagai perhatian yang ditujukan kepada orang lain dimana ada perasaan

untuk menolong dengan memperhatikan kesejahteraannya secara tulus. (Taufik,

2012, p. 137) jika melihat orang lain dalam kondisi memerlukan bantuan, ikut

merasakan beban yang diamali orang lain, perasaan empati memberi dorongan

yang kuat untuk membantu orang lain. (Meinarno & Sarwono, 2017, p. 128)

e. Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model)

kadang seseorang yang mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan

membuat seseorang merasa bersalah tidak memberi pertolongan padahal ia

mampu menolongnya, atau menyesal tidak memberi pertolongan kepada orang

lain sehingga dianggap membuang kesempatan berbuat kebaikan

f. Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis)

Memberi adalah kebahagiaan, ketika seseorang memberikan bantuan atau

pertolongan kepada orang lain

Page 77: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

71

Faktor- faktor yang melatarbelakangi Pemberian Pertolongan

3) Pengaruh Faktor Situasional (Baron & Byrne, 2004, pp. 103-105)

Bystander

Orang-orang yang berada disekitar kejadian, menurut Baron dan Byrne

jumlah orang yang berada disekitar kejadian mempengaruhi jumlah bantuan

yang diterima korban, hal ini disebabkan beberapa faktor; Pertama. Orang

akan menunda pertolongan jika orang lain tidak melakukan pertolongan jadi

pengambilan keputusan untuk menolong dipengaruhi oleh orang lain, jika

ada orang yang mendahului maka yang lain akan mengikuti untuk

melakukan pertolongan, faktor kedua. Rasa malu akan berbuat kesalahan

yang akan dilihat orang lain membuat orang yang disekitar kejadian

menggurungkan niatnya untuk melakukan pertolongan, karena perasaan

khawatir salah yang akan mempermalukan dirinya, menjadi tertawaan orang

lain dan karena khawatiran kurangnya keterampilan dapat menghambat

orang lain memberikan pertolongan. Ketiga. Banyaknya orang yang berada

disekitar kejadian dipersepsi dengan beban tanggungjawab yang dibagi

sama dengan orang-orang yang berada dilokasi kejadian, sehingga masing-

masing orang merasa bebannya kecil dan dorongan untuk memberi

pertolongan juga kecil hal ini disebabkan karena merasa tanggungjawab

yang diterimanya telah tersebar kepada setiap orang yang ada dilokasi

kejadian.

Daya Tarik

Faktor spikologis lain yang mempengaruhi orang untuk menolong

adalag adanya daya tarik, laki-laki akan mudah untuk menolong jika yang

membutuhkan pertolongan adalah wanita, orang yang segolongan, sedaerah,

seprofesi.

Atribusi terhadap korban

Bystander dapat memberikan pertolongan kepada korban setelah

melakukan penilaian terhadap korban, korban yang dinilai lebih

membutuhkan, lebih menderita dan lebih kritis cenderung mendapat

perhatian lebih sehingga disimpulkan lebih patut untuuk diberi pertolongan.

Page 78: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

72

Ada Model

Adanya model yang melakukan pertolongan akan mendorong orang lain

(bystander) ikut atau meniru perbuatan menolong, jika ada orang yang

mengalami kecelakan bystander akan menjadi penonton setelah ada orang

pertama yang melakukan pertolongan bystander yang lain akan ikut

memberi pertolongan.

Desakan waktu

Pertolongan akan cepat diberikan jika waktu yang dimiliki sangat

terbatas jika tindakan pertolongan tidak segera dilakukan maka kondisi

korban akan semakin kritis atau kesempatan yang sudah lama akan hilang,

seseorang yang ingin mendaftarkan diri dalam sebuah kompertisi yang

sangat ingin diikutinya ternyata hari tersebut adalah hari terakhir

pendaftaran dan tidak mempunyai uang, ia meminjam uang kepada

temennya untuk mendaftarkan diri dengan alasan kompertisi tersebut sudah

lama ditunggu dan hari ini adalah hari terkhir perdaftaran, dengan alasan

waktu yang mendesak seseorang bisa dengan mudah memberikan bantuan,

sehingga pertolongan segera dilakukan.

4) Pengaruh Faktor dari dalam Diri (Sarwono & Meinarno, 2017, pp.

134-135)

Suasana hati (mood)

Selain faktor yang bersifat situasional, faktor suasana hati juga

mempengaruhi seseorang untuk memberi bantuan kepada orang lain,

ketika seseorang dalam kondisi senang atau normal tidak sedih, tidak

tertekan membuka peluang lebih besar untuk memberi bantuan kepada

orang lain, jika kondisi sedang sedih bagaimana bisa memberi bantuan

kepada orang lain sedang diri sendiri juga butuh pertolongan.

Sifat

Orang yang mempunyai karakteristik empati, mudah tersentuh memiliki

kecenderung lebih besar untuk memberikan pertolongan.

Jenis Kelamin

Page 79: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

73

Faktor jenis kelamin mempengaruhi jenis pertolongan yang diberikan

laki-laki lebih berani untuk mengambil resiko yang berbahaya seperti

memberi pertolongan dalam kondisi bencana alam, yang membutuhkan

keberanian dalam menolong, sedangkan wanita lebih pada memberi

pertolongan yang bersifat perawatan, dukungan psikologis.

Tempat Tinggal

Kondisi tempat tinggal, dilingkungan dengan budaya saling tolong

menolong yang kuat, penduduknya atau individunya akan mudah

memberikan pertolongan, seperti kehidupan di desa, warga desa lebih

mudah memberikan pertolongan, karakteristik penduduk yang

individualis mengerjakan segala sesuatunya sendiri dengan alat-alat

teknologi seperti di perkotaan, membuat warganya lebih sulit memberi

bantuan dari pada mereka yang tinggal di pedesaan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif kualitatif, peneliti

menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metode wawancara kepada enam

orang relawan Pita Oren dilengkapi juga dengan studi Pustaka. Dengan metode

fenomenologi ini peneliti akan menggambarkan implementasi dalam pemanfaatan

whatsapp sebagai media komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas Pita Oren.

HASIL PENELITIAN

Dalam masa-masa pandemik corona 19 kegiatan komunikasi secara daring

nampaknya menjadi pilihan utama, sebagai salah satu anjuran dari Pemerintah

untuk mengurangi kegiatan diluar rumah, kegiatan belajar mengajar dilakukan

secara online, begitu pula pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan di rumah

dibuat kebijakan Work From Home (WFH). whatsApp menjadi salah satu media

yang digunakan dengan aplikasi yang tak hanya sekedar dalam bentuk text atau

tulisan, WhatsApp juga menyediakan layanan mengirim nomor kontak,

pengiriman gambar yang dapat diedit, audio, video call yang dapat dilakukan

dalam group atau individual juga dapat mengirimkan dokumen dalam bentuk

word, pdf maupun excel, serta mengirimkan lokasi dengan GPS atau GMaps.

Page 80: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

74

Kemudahan dan banyaknya layanan yang diberikan whatsApp membuat

banyak orang menggunakan layanan ini apalagi nomor WhatsApp dapat

disesuaikan dengan nomor hape sehingga lebih praktis.

Pesan tetap terkirim meskipun hape sedang off atau tidak ada pulsa dan

dapat dilihat ketika hape sudah on kembali, dengan keterangan berupa symbol

centang ganda jika sudah terkirim atau diterima centang satu untuk pesan terkirim

namun belum diterima bisa karena hape dalam kondisi off atau tidak ada pulsa

atau jaringan. Kelebihan WhatsApp yang lain ada dapat mengirimkan pesan

secara langsung atau banyak pesan yang dikirim dalam satu waktu (Broadcats),

dengan jumlah anggota group sebanyak 256 orang jumlah yang cukup banyak

memudahkan untuk dapat mengirim pesan kebanyak orang.

Dengan banyaknya kelebihan dan kemudahan yang diberikan Whatsapp

kepada pengguna, membuat whatsapp banyak digunakan “Group WhatsAppa Pita

oren u/Covid” dibuat pada tanggal 13 April 2020.

Untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam terkait akti yang dilakukan

oleh Pita Oren Peneliti melakukan wawancara terhadap enam orang relawan yang

dianggap dapat mewakili yaitu, Gilang Kumari Putra, Komaruddin Bagja A,

Cantika Adinda, Firda Fauza, Ridwan Muhammad, dan Ririn Muji Astuti

Dalam group whatsapp terjadi banyak tema diskusi, awal pembentukan

group diskusi seputar tujuan dari dibentuknya Pita Oren sebagai wadah Alumni

Fisip UHAMKA untuk membantu sesama dan meringankan beban warga yang

terdampak covid 19.

Dalam WAG diskusi yang terjadi dengan tema berikutnya adalah struktur

kepengurusan, Logo, Target Donator, Publikasi, Teknis Pengumpulan Dana, dan

Tektik Pengumpulan Dana, Penentuan Kreteria Penerima Bantuan, Laporan Saat

Penyaluran Bantuan.

Tema lainnya juga tentang logo

Mengenai tujuan organisasi, struktur dan logo semua diputuskan dalam WA

Group, respon terhadap suatu tema segera diberikan oleh setiap anggota, anggota

Page 81: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

75

group terbilang sangat aktif dalam merespon setiap postingan dari anggota yang

lain.

Pembicaraan mengenai logo pun dilakukan dengan sangat cair dan semua

diputuskan melalui WAG. Dalam diskusi juga diseligi dengan candaan-candaan

ringan sehingga WA Group tidak monoton dan kaku, terlebih para pengurus sudah

saling kenal secara pribadi.

melakukan sosialisasi di media sosial, seperti Instagram, Group WA yang

diikuti oleh relawan Pita Oren dengan cara menshare liflet ajakan untuk

memberikan Donasi.

Setelah membahasan mengenai struktur, logo dan profil selesai pembahasan

memasuki tema-tema teknis, seperti target penerima bantuan, profil donator dan

cara mendistribusikannya

Secara teknis wilayah kerja Pita Oren dengan kegiatan:

- Memakmurkan ekonomi kecil (warung Tetangga)

- Membantu masyarakat (tetangga) yang terdampak Covid-19 (Korban

PHK, pekerja Harian)

Target donasi adalah Alumni FISIP UHAMKA adapun pembahasan

mengenai pertanggung jawabannya berupa melampirkan bukti pembelian barang-

barang bantuan di warung sekitar kegiatan berupa slip atau kwitansi pembelian

yang langsung dilaporakan melalui WA Group.

Begitu juga pada saat pembelian dan penyerahan dilakukan dokumentasi

yang langsung dikirim ke WA group

Mengenai isi paket yang disepakati berupa;

15. 3 (tiga) kg beras

16. 1 (satu) liter minyak goring

17. 3 (tiga) Mie Instan

18. 1 (satu) kaleng sarden

19. 1 (satu) bungkus Jamu

20. 1 (satu) sabun batangan

21. masker

Laporan keuangan atau konfirmasi bantuan yang diberikan oleh para

donatur dilaporkan didalam WhatsApp Group Pita Oren, setiap kali ada yang

Page 82: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

76

donatur yang memberikan bantuan jadi selalu ada up date status atau

pemutakhiran data terkait dana bantuan dari para donatur.

Laporan pembelian isi paket bantuan, isi paket bantuan dibeli di warung-

warung dimana relawan dan penerima bantuan tinggal, sehingga ada multi playing

effect yang dirasakan disamping relawan pita oren membantu warga yang

kesulitan ekonomi karena tidak ada pendapatan akibat PSBB yang diterapkan juga

membantu pedagang klontong yang sedikit banyak juga terdampak akibat

menurunnya daya beli masyarakat.

Pembelian dan penyaluran bantuan juga dilaporkan secara real time, baik

dengan video mau foto-foto yang dikirm ke WhatsApp Group Pita Oren.

Laporan-laporan tersebut juga langsung mendapat respon dari anggota

group yang lain.

Analisis Data dan Pembahasan

Sebagaimana halnya komunikasi langsung yang menyisakan gangguan

(noise) teknologi komunikasi juga bisa menimbulkan noise. Miftah Thoha

mengemukakan pandangannya mengenai efektifitas komunikasi dalam uraian

sebagai berikut (Thoha, 2007):

a. Keterbukaan

b. Empati

c. Perilaku Suportif

d. Kepositifan

e. Kesamaan

Terbentuknya komunitas Pita Oren Alumni FISIP UHAMKA dari diskusi

yang terjadi di WhatApp Group (WAG) Alumni Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah (IMM) Fisip UHAMKA mengenai pandemik Covid 19 dan

kebijakan Pembatasan Berskala Besar (PSBB) karena anggota dari WAG sudah

saling mengenal sehingga diskusi lebih cair dan sangat terbuka (kekeluargaan)

dari diskusi yang terjadi dan dinamikasi didalam Group WA tersebut muncullah

ide untuk membuat sebuah gerakan sosial karena sudah saling mengenal dan

terbuka ide ini tidak sulit untuk direalisasikan. Seperti diungkapkan oleh Gilang

Kumari Putra, yang akhirnya didaulat menjadi Penasehat Pita Oren.

Page 83: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

77

Gerakan sosial Pita Oren dikhususkan untuk tetangga dari Alumni Fisip

UHAMKA yang terdampak Covid 19, disamping karena keterbatasan bergerak

akibat pemberlakuan PSBB oleh Pemerintah Daerah, sehingga gerakan sosial Pita

Oren dibatasi hanya diwilayah atau tetang dari Alumni Fisip yang tergabung

dalam Pita Oren.

Motif Anggota Komunitas

Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui jenis perlaku

menolong yang dilakukan oleh Pita Oren antara lain 1) Casual helping

artinya pertolongan sederhana, pertolongan sederhana, 2) Substansial personal

helping artinya pertolongan yang berarti, 3) Emotional helping artinya bantuan

emosional, 4) Emergency helping artinya pertolongan darurat, seperti dikatakan

Gilang Kumari Putra bahwa kegiatan sosial yang dilakukan oleh Pita Oren adalah

untuk membantu warga yang terkena dampak covid 19, merak tidak bisa bekerja

mencari nafkah pada kebutuhan harian meraka didapat dari pekerjaan yang

sifatnya harian, sehingga batuan yang diberiakn oleh Pita Oren dirasa sangat

berarti untuk mereka yang kehilangan pekerjaan atau tidak dapat bekerja akibat

pemberlakukan PSBB.

Hai ini juga dibenarkan oleh ketua Pita Oren Komaruddin Bagja A yang

juga seorang jurnalis media online

Tindakan menolong

Tindakan menolong (helping behaviour) adalah setiap tindakan yang lebih

memberikan keuntungan bagi orang lain yang membutuhkan daripada terhadap

diri sendiri (Wrightsman & Deaux, 1981). Menurut Staub (1978) & Wispe (1972),

tindakan menolong adalah tindakan yang menguntungkan orang lain yang

membutuhkan lebih daripada diri sendiri (dalam Hogg & Vaugan 2002).

Tahap-tahap melakukan pertolongan

3) Tahap Perhatian

Page 84: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

78

Relawan Pita Oren, membantu korban terdampak covid 19 memiliki

kreteria salah satunya adalah korban terdampak adalah tetangga dari

relawan jadi relawan dalam kesehariannya sangat dekat dengan korban

terdampak, sehingga relawan mengetahui kondisi kehidupan dari korban

terdampak covid 19

Relawan mempunyai perhatian terhadap kondisi keseharian dari

penerima bantuan, hal ini terungkap dalam wawancara dengan Ririn dan

Ridwan, penerima bantuan adalah tetangnya yang diketahui karena dalam

kesehariannya aktivitasnya diketahui, dan bertempat tinggal di sektira

rumah relawan pita oren jadi para relawan sedikit mempunyai reperensi atau

gambaran mengkehidupan penerima bantuan secara langsung.

8) Interpretasi Situasi

Relawan Pita Oren melakukan interpretasi atas situasi yang dihadapi

orang masyarakat, dari sana dilakukan klasifikasi mana masyarakat yang

benar-benar membutuhkan bantuan

Berdasarkan situasi yang dirasakan oleh Relawan pita oren maka

diputuskan penerima bantuan adalah benar-benar warga yang tidak bisa

melakukan aktivitas ekonomi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,

seperti jasa pijit keliling, cuci baju, cuci piring hajatan, korban PHK, buruh

bangunan.

Karena relawan memiliki perhatian terhadap penerima bantuan yang

berada disekitar rumah para relawan, sehingga para relawan mampu

melakukan penilaian terhadap situasi yang ada apakah penerima bantuan

layak menerima bantuan, seperti dikatakan oleh Ridwan, Cantika Adinda

dan Ririn, para penerima bantuan adalah warga yang secara penghasilan

sangat minim dalam kondisi sebelum pandemic covid 19, apalagi sekarang

dengan pemberlakukan PSBB, mereka yang penghasilannya harian jadi

tidak bisa bekerja seperti biasa.

9) Muncul tidaknya Asumsi bahwa hal ini merupakan tanggung jawab personal

atau orang yang melihatnya

Page 85: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

79

Relawan Pita Oren merasa turut bertanggung jawab dan bersedia

mengambil peran untuk membantu bukan hanya didasari pada rasa empty

tapi juga tanggung jawab sebagai manusia, serta adanya kepercayaan jika

menolong orang lain berniali ibadah, berpahala dan akan mendapat

pertolongan Allah baik di dunia maupun di akhirat. Seperti yang dikatakan

Kokom, Firda Fauza dan Gilang Kumari Putra, Bahwa apa yang mereka

lakukan InsyaaAllah, semata-mata untuk memberi bantuan dan berharap apa

yang mereka lakukan mendapat Pahala dari Allah Swt.

10) Memiliki Pengetahuan Dan Keterampilan Untuk Memberikan Pertolongan

Para relawan Pita oren adalah Alumni Fisip Uhamka yang

kesemuanya juga merupakan Aktivis lembaga Kemahasiswaan baik

lembaga Ekstra Kampus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

maupun lembaga Intra Kampus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM),

sehingga secara managerial relawan Pita Oren memiliki keterampilan untuk

melakukan mobilisasi penggalangan dana dan penyaluran bantuan

Menurut Gilang, Relawan Pita Oren adalah aktivis Mahasiswa yang

terbiasa melakukan kegitan bakti sosial di masyarakat jadi kegiatan bakti

sosial dalam rangka membantu sesama sudah biasa dilakukan, karena

melihat ada warga yang tidak terjangkau oleh bantuan pemerintah sehingga

Alumi Fisip Uhamka terpanggil untuk melakukan kegiatan Bakti sosial ini.

Selain tahap-tahap sampai orang memberikan pertolongan ada juga alasan-

alasan mengapa orang memberikan pertolongan;

g. Hipotesis empati-altruisme

Alturisme adalah lawan dari egoisme, sebagai perhatian yang ditujukan

kepada orang lain dimana ada perasaan untuk menolong dengan

memperhatikan kesejahteraannya secara tulus, dari wawancara yang

dilakukan terungkap bahwa para relawan melakukan kegiatan ini dengan

dorong ingin membantu dan merasa kasihan terhadap nasib tetangganya

yang hidupnya memprihatinkan, Seperti yang dikatakan Kokom, Firda

Page 86: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

80

Fauza dan Gilang Kumari Putra, Bahwa apa yang mereka lakukan

InsyaaAllah, semata-mata untuk memberi bantuan dan berharap apa yang

mereka lakukan mendapat Pahala dari Allah Swt.

h. Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model)

kadang seseorang yang mengabaikan orang yang membutuhkan pertolongan

membuat seseorang merasa bersalah tidak memberi pertolongan padahal ia

mampu menolongnya, atau menyesal tidak memberi pertolongan kepada

orang lain sehingga dianggap membuang kesempatan berbuat kebaikan.

Dari hasil wawacara yang dilakukan terhadap Gilang, Komarudin, Kania,

Firda, Ridwan dan Ririn terungkap bahwa, para relawan merasa bersalah

jika tidak melakukan sesuatu untuk membantu walaupun nilainya kecil yang

terpenting adalah berbuat, disamping perbuatan menolong orang adalah

perbuatan yang dianjurkan dalam agama sehingga berusaha tidak

mengambil kesempatan untuk berbuat baik agar tidak ada perasaan bersalah

atau penyesalan.

i. Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis)

Memberi adalah kebahagiaan, seseorang akan merasakan kebahagian,

bahagia ketika melihat orang yang ditolongnya berbahagia keluar dari suatu

masalah yang membebaninya, Dari hasil wawacara yang dilakukan terhadap

Gilang, Komarudin, Kania, Firda, Ridwan dan Ririn diketahui bahwa,

mereka merasa bahagia dapat membantu sesama.

KESIMPULAN

Komunitas Pita Oren adalah komunitas alumni dan mahasiswa FISIP

UHAMKA yang tergerak untuk memberikan bantuan sembako kepada

masyarakat terdampak akibat pemberlakuan PSBB dengan memanfaatkan media

online berupa Whatsapp rencana dilakukan dan dijalankan, mengumpulkan donasi

membelikan bahan-bahan pokok diwarung sekitar warga yang akan diberikan

bantuan lalu menyalurkannya kepada warga yang sudah didata sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif, dengan metode ini

Page 87: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

81

peneliti berupaya menggambarkan fenomena komunitas Pita Oren yang

menggunakan Whatapps sebagai media komunikasi untuk melakukan kordinasi

membantu masyarakat, pendekatan fenomenologi, peneliti melakukan wawancara

terhadap enam orang pengurus Pita Oren didapatkan hasil bahwa mereka memilih

WhatsApp karena mudah dan banyak yang menggunakan, motif dalam melakukan

kegiatan memberikan bantuan sembako dan masker di masa pandemik covis 19

adalah karena menjalankan perintah agama untuk saling membantu dan penerima

bantuan adalah warga yang berada disekitar tempat tinggal relawan Pita Oren

DAFTAR PUSTAKA

Adi, R. (2012). Sosiologi Hukum. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Atep, A. B. (2003). Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media Kompetindo.

Ayun, P. Q. (2015, Oktober). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam

Membentuk Identitas. Channel, III(2), 1-16.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial. In Psikologi Sosial (R. Djuwita,

Trans.). Jakarta: Erlangga.

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahya, I. (2018, November 19). Merdeka.com. Retrieved Mei 10, 2020, from www.

Merdeka.com: https://www.merdeka.com/teknologi/whatsapp-digunakan-83-

persen-pengguna-internet-indonesia.html

Cangara, H. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Ekadinata, N., & Widyandana, D. (2017, November 1). Promosi Kesehatan

Menggunakan Gambar dan Teks dalam Aplikasi WhatsApp pada Kader

Posbindu. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, 33(11), 547-

552.

Elianur, C. (2017). Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp Sebagai Sarana Diskusi Antara

Pengawas Dan Guru Pendidikan Agama Islam. Jurnal As-Salam, I(2), 1-14.

Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Pinus.

Fauzi, R. (2017). Perubahan Budaya Komunikasi Pada Pengguna Whatsapp Di Era

Media. JIKE, I(1), 1-10.

Page 88: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

82

Harapah, H. S., & Kurniawati, D. I. (2018). WhatsApp Sebagai Media Strategi

Komunikasi Ustadzh Dalam Menyampaikan Dakwah (Studi Deskripsi Kuantitatif

Komunitas "Belajar Islam Seru"). Conference on Dynamic Media,

Communications, and Culture 2018. 1, pp. 131-150. DiMCC Conference

Proceeding.

J.Johnston, M., King, D., Arora, S., Behar, N., Athanasiou, T., Sevdalis, N., et al. (2015,

Januari). Smartphones let surgeons know WhatsApp: an analysis of

communication in emergency surgical teams. The American Journal of Surgery,

209(1), 45-51.

Kuswarno, E. (2008). Etnografi Komunikasi (Metode Penelitian Komunikasi). Bandung:

Widya Padjajaran.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2011). Theories of Human Communication, 9th Edition.

(M. Y. Hamda, Trans.) Jakarta: Salemba Humanika Survey APJII.

Lubis, Z. B. (2005). Kanalisasi Ketegangan Etnik dan Kompetisi Budaya dalam Sektor

Publik. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISIi, 1.

Meinarno, E. A., & Sarwono, S. W. (2017). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Moleong, L. J. (2002). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Narti, S. (2017, Juni 1). Pemanfaatan "WhatsApp" Sebagai Media Komunikasi Dosen

dengan Mahasiswa Bimbingan Skripsi (Studi Analisis Deskripsi Pada Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Bimbingan Skripsi Universitas Dehasen Bengkulu Tahun

2016). Jurnal Professional FIS UNIVED, 4(1), 26-44.

Nasrullah, R. (2015). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Pozin, M. A., & Mohd Nawi, M. N. (2018). Effective of Communication using

WhatsApp: Industrialised Building System (IBS) Construction. Proceedings of

the 3rd International Conference on Applied Science and Technology (ICAST’18)

(pp. 020018-1–020018-6). AIP Publishing.

Rahmansari, R. (2017). Penggunaan Aplikasi WhatsApp dalam Komunikasi Organisasi

Pegawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo. Jurnal Ilmiah

Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial, I(2), 77-90.

Rahmansari, R. (2017). Penggunaan Aplikasi WhatsApp dalam Komunikasi Organisasi

Pengawai Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo. Jurnal Ilmiah

Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial, 1(2), 77-90.

Page 89: PEMANFAATAN WHATAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI …

83

Saleh, G., & Pitriani, R. (2018). Pengaruh Media Sosial Instagram dan WhatsApp

Terhadap Pembentukan Budaya “ Alone Together “. Jurnal Komunikasi,, 10(2),

103 – 114.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. In M. Rahmawati, & A. Kuswati,

Perkembangan Anak (p. 138). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2017). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Suharyanto, A. (2018, November 12). dosenpsikologi.com/. Retrieved Juli 27, 2020, from

dosenpsikologi.com/: https://dosenpsikologi.com/teori-empati-dalam-

psikologi#:~:text=Teori%20empati%20dalam%20psikologi%20ialah,perasaan%2

0dan%20pikiran%20individu%20lain.&text=Sebuah%20sikap%20teori%20empa

ti%20dalam,lain%20dari%20sudut%20pandang%20emosi.

Sukrillah, A., Ratnamulyani, I., & Kusumasinata, A. (2017, Oktober 2). Pemanfaatan

Media Sosial Melalui WhatsApp Grup FEI Sebagai Sarana Komunikasi. Jurnal

Komunikatio, 3(2), 95-104.

Suranto, A. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryadi, E., Ginanjar, M. H., & Priyatna, M. (2018, April 16). Penggunaan Sosial Media

WhatsApp dan Pengaruhnya Terhadap Disiplin Belajar Peserta Didik Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Edukasi Islam, Jurnal Pendidikan Islam,

VII(1), 1-22.

Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Thoha, M. (2007). Kepemimpinan dalam Manajemen suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta:

Raja Grafindo Pustaka.

Wrightsman, L., & Deaux, K. (1981). Social Psychology in the 80’s.Third Edition.

California: Brook/ Cole Publishing Company.

Yuliana, & Rini, J. E. (2002). Introduction to Communication. Jakarta: PT. Grasindo.

Yusmita, M., Larisu, Z., & Saidin. (2018). Pemanfaatan Whatsapp Messenger Sebagai

Media Komunikasi Antar Pribadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Jurnal Ilmu

Komunikasi UHO: Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi & Informasi, 3(4).