pemanfaatan data arbovirosis bagi pemerintah …
TRANSCRIPT
Oleh :
Budiono SubambangDIREKTUR SUPD III
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMANFAATAN DATA ARBOVIROSIS BAGI PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENGAMBILAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN DENGUE & ARBOVIROSIS
LAINNYA
Disampaikan pada acara pertemuan sosialisasi system informasi pencegahan & pengendalian penyakit Arbovirosis (SIARVI)
Latar Belakang01
Dukungan Kebijakan Kemendagri
Terkait Penanganan
Arbovirosis/Dengue
02
Peran Pemerintah Daerah
Dalam Penanganan
Arbovirosis/Dengue
03
Penutup04
OUTLINES
LATAR BELAKANG
Indonesia dalam peta wabahdemam berdarah dengue adadiposisi yang memprihatinkandengan morbidity rate dan mortality rate yang tinggi di Kawasan ASEAN
Dalam upaya pengendalianwabah demam berdarahdengue, dibandingkan negara lainnya di Asia Tenggara, Indonesia termasuk salah satuyang masih mengalamimasalah
Karena Indonesia merupakannegara tropis, demam berdarahdengue umumnya meningkatpada musim penghujan dan kembali meningkat menjelangawal musim kemarau di daerahperkotaan
SITUASI DBD DI INDONESIA
73,35% kabupaten/kota di Indonesia telah mencapai
angka insidental kurang dari 49/100.000 penduduktersebar di 472
kabupaten/kota di 34
Provinsi
Source: Kemenkes, 2021
Kondisi Indonesia
sebagai negara
tropis
menyebabkan
Indonesia
memiliki risiko
dengue yang
tergolong sering
dan berkelanjutan
1. DATA ARBOVIRUS (VIRUS ARBO) ADALAH ISTILAH YANG DIGUNAKANUNTUK MERUJUK KEPADA SEKELOMPOK VIRUS DARI BERBAGAI FAMILY, YANG DITULARKAN OLEH VEKTOR ARTHROPODA. KATA VIRUS ARBOMERUPAKAN SINGKATAN KATA DARI ARTHROPOD-BORNE VIRUS (ARTHROPOD BORNE VIRUS: ARBOVIRUS) YANG DAPAT BERTAHAN DI ALAM.
2. ANALISIS SITUASI (FAKTOR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ARBOVIRUS)
3. RENCANA AKSI PENANGGUNGALA PENGENDALIAN WABAH DEMAMBERDARAH DENGUE,
5
DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENDAGRI TERKAITPEMANFAATAN ARBOVIROSIS/DENGUE
SELAKU KORBINWAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDAS
SINKRONISASI PROGRAM DAN KEGIATAN PUSAT DAN DAERAH
BAGAIMANA DENGAN PENCAPAIAN TARGET DENGUEDILAKUKAN DALAM BENTUK KOORDINASI TEKNIS
Koordinasi teknis antara kementerian
atau lembaga pemerintah
nonkementerian dan Daerah
dikoordinasikan oleh Menteri dengan
menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang
perencanaan pembangunan.
Koordinasi teknis antara Daerah
provinsi dan Daerah
kabupaten/kota dan antar-Daerah
kabupaten/kota lingkup Daerah
provinsi dilaksanakan oleh
gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat.
ANTARA K/L DAN PEMDA PROVINSI
DIKOORDINASIKAN OLEH
MENDAGRI DAN MENPPN
ANTARA PROVINSI DAN KAB/KOTA
DIKOORDINASIKAN OLEH GUBERNUR
Dilakukan pada tahap
perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian, dan
evaluasi
MEKANISME KORTEK
PEMBANGUNAN DAERAH
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDAS
DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
1. Permendagri 100 Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal
2. Permendagri 70 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
3. Permendagri 90 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur
Perencanaan dan Pembangunan dan Keuangan Daerah
●Kepmendagri 050-3708 Tahun 2020 Tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur, Perencanaan dan Pembangunan dan
Keuangan Daerah
3. Permendagri 17 Tahun 2021 Tentang Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Tahun
2022
4. Permendagri 27 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2022
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDAS
Kedudukan Permendagri 90 Tahun 2019
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDAS
Pemutakhiran Permendagri 90 Tahun 2019
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDAS
Master Plan Satu Data
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDAS
Timeline Satu Data Satu Sistem
Menerbitkan Surat Mendagri kepada Seluruh Kepala Daerah
2015 2015 2016
Program Percepatan Penanggulan
Penyakit Menular Tropik Terabaikan
SURAT EDARAN
NOMOR 443/4499/SJ
Tanggal 13 Agustus 2015 Pencanangan Bulan Elimi
nasi Kaki Gajah
(BELKAGA)
SURAT EDARAN
NOMOR 443/5530/SJ
Tanggal 28 September 2015
Pengendalian Penyakit
Menular Tropik
Terabaikan
SURAT EDARAN
NOMOR 443/3000/SJ
Tanggal 12 Agustus 2016
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM MENDUKUNG PERCEPATAN ELIMINASI ZOONOSIS
(JENIS PENYAKIT YANG DAPAT DITULARKAN HEWAN KE MANUSIA)
2016
Pencegahan & Penyebaran Penyakit
DBD & Virus Zika
RADIOGRAM
NOMOR 440/377/SJ
Tanggal 5 Februari 2016
2020
Pencegahan Dan
Pegendalian Penyebaran
Penularan Penyakit
Malaria Dan Demam
Berdarah Dengue (DBD)
SURAT EDARAN
NOMOR 440/2692/SJ
Tanggal 1 April 2020
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM PENCEGAHAN & PENGENDALIAN DBD SELAMA
PANDEMI COVID-19
Surat Mendagri Nomor
440/2692/SJ, tanggal 1
April 2020 Hal
Pencegahan dan
Pegendalian
Penyebaran Penularan
Penyakit Malaria dan
Demam Berdarah
Dengue (DBD) kepada
seluruh Gubernur
ARAHAN MENTERI DALAM NEGERI KEPADA DAERAH TERKAIT DBD
Surat Mendagri Nomor 440/2692/SJ, tanggal 1 April 2020 Hal Pencegahan dan
Pegendalian Penyebaran Penularan Penyakit Malaria dan Demam Berdarah Dengue
(DBD) kepada seluruh Gubernur
Meningkatkan upaya
penggerakan masyarakat
dalam Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN)
melalui kegiatan
menguras, menutup,
memanfaatkan kembali
barang bekas, dan
mencegah gigitan
nyamuk (3M plus)
dengan cara
mengimplementasikan
Gerakan 1 Rumah 1 Juru
Pemantau Jentik
(Jumantik) (G1R1J).
Meningkatkan
surveilans kasus dan
surveilans faktor
risiko terhadap
kejadian KLB,
diantaranya melalui
kegiatan
Pemantauan Jentik
Berkala (PJB) dan
mengaktifkan
Jumantik.
Mengaktifkan
kembali Kelompok
Kerja Operasional
Penanggulangan
DBD (Pokjanal DBD)
pada berbagai
tingkatan RT/RW,
desa/kelurahan,
kecamatan,
kabupaten/kota, dan
provinsi.
Meningkatkan
kapasitas sumber
daya dalam
pencegahan dan
pengendalian DBD,
meliputi
peningkatan
kapasitas SDM,
biaya, bahan dan
peralatan.
16PERMENDAGRI NO 90 TAHUN 2019 TENTANG KLASIFIKASI, KODEFIKASI, & NOMENKLATUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH, KEPMENDAGRI TENTANG
HASIL VERIFIKASI DAN VALIDASI PEMUTAKHIRAN KLASIFIKASI, KODEFIKASI, & NOMENKLATUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH
Dasar bagi pemda dalam
menyusun nomenklatur
program/kegiatan terkait
arbovirosis/dengue
17PERMENDAGRI NO 17 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RKPD TAHUN 2021
Arah kebijakan
perencanaan 2022 belum
mengatur terkait DBD,
tetapi fokus kepada
eliminasi malaria,
sehingga perlu dapat
dikonsolidasikan DBD
bisa diarahkan untuk
perencanaan tahun 2023
18PERMENDAGRI NO 27 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2021
Begitu juga arah
kebijakan penganggaran
2022 belum mengatur
terkait DBD, tetapi
fokus kepada eliminasi
malaria, sehingga perlu
dapat dikonsolidasikan
DBD bisa diarahkan
untuk penganggaran
tahun 2023
19DBD SEBAGAI INDIKATOR RPJMN 2020-2024
Target tahun 2022 untuk provinsi
PROGRAM PRIORITAS (PP)/KEGIATAN
PRIORITAS (KP)/PROYEK PRIORITAS
(PROP)/PROYEK
INDIKATORINDIKASI TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Pengendalian Penyakit Arbovirosis Persentase kab/kota
dengan Insidens
rate (IR)
DBD≤49/100.000
penduduk
(persen)
70 75 80 85 90
Dasar bagi daerah menyusun
program/kegiatan dalam Dokrenbangda:
• RPJMD
• RKPD
• Renstra OPD
• Renja OPD
Mempedomani Permendagri No. 90 Tahun 2019
dan Kepmendagri No. 050-3708 Tahun 2020
untuk klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur
Terutama bagi daerah dengan angka DBD tinggi
PERAN PEMDA DALAM MENGAWAL PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Daerah dengan angka
kasus arbovirosis/dengue
tinggi perlu
menginternalisasikannya
kedalam dokrenbangda
baik itu RPJMD maupun
RKPD sampai dengan
Renstra/Renja OPD
Data-data arbovirosis
menjadi dasar/input
dalam penyusunan
dokrenbangda sehingga
program/kegiatan yg
dirumuskan menjadi tepat
sasaran dan terukur
sesuai NSPK berlaku
Dibutuhkan komitmen yg
kuat dari para pemangku
kepentingan khususnya
kepala daerah dan DPRD
agar isu
arbovirosis/dengue ini
bisa diinternalisasikan
kedalam Dokrenbangda
Terintegrasi dengan SIPD
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDAS
@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri
➢ Pembangunan Daerah merupakanPemerintahan yang telah diserahkan
perwujudan dari pelaksanaan Urusanke Daerah sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional.➢ K/L melakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan Daerah untuk mencapai target pembangunan
nasional.
Ps. 258
UU
23/2014
Pencapaian target nasional tidak hanya dariPemerintah Pusat, tetapi juga oleh Pemda sesuai
dengan kewenangannya
K/L melakukan koordinasi teknis yang dikoordinasikan oleh Kemendagri dan Kementerian PPN/Bappenas
Kemendagri Pembinaan dan Pengawasan umum
K/L melakukan pembinaan dan pengawasan teknis
DASAR PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERAN KEMENDAGRI DALAM SINKRONISASI & HARMONISASI
KEMENDAGRI
Sinkronisasi & Harmonisasi
- Kortekrenbang setiap
tahun
- Review draft
RPJMD/RKPD provinsi
- Penyusunan Permendagri
tentang Pedoman
Penyusunan RKPD &
APBD
Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Mendorong & memastikan
daerah agar
menginternalisasikan DBD
kedalam dokumen
perencanaan pembangunan
daerah
Melalui
Melakukan
Melibatkan lintas
K/L Tujuan
TARGET
NASIONAL
PEMDA
K/L
PEMDA
PEMDAPEMDAPEMDAK/L K/L
K/L K/L
ILUSTRASI PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL
Arbovirosis/dengue
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDASPENYIAPAN DATA DAN INFORMASI
Peraturan perundang-undangan yang terkait arbovirosis/dengue
Kebijakan pemerintah yang terkait arbovirosis/dengue
Data statistik kasusarbovirosis/dengue minimal 5
(lima) tahun terakhir
Dokumen-dokumen:
a) RTRW kabupaten/kota
b)Renstra K/L dan Renstra PD Provinsi
c)Hasil evaluasi dokren periode lalu
SIPD
DIALOG PEMANGKU KEPENTINGAN DAERAH PROGRAM PKP-SPM DIKDAS 25REKOMENDASI
1
• Setiap daerah endemis DBD wajib
melaporkan kasus DBD secara berjenjang
2
• Sistem pelaporan elektronik harus
dikembangkan & digunakan
3
• Deteksi dini dan prediksi wabah DBD harus
menjadi tujuan sistem surveilans nasional
Ditjen BinaPembangunan Daerah
Ditjen BinaPembangunan Daerah
Ditjen BinaPembangunan Daerah
bina_bangda
PENUTUP
Memperkuat peran lintas
sektor dalam penanganan
arbovirosis/dengue di daerah
Kementerian Dalam Negeri akan
melaksanakan peran sebagai koordinator
pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
mencapai target RPJMN 2020-2024 dan
Rakortek Renbang (sesuai Pasal 8 ayat 3, UU
No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah)
Daerah perlu
meningkatkan
pemberdayaan masyarakat
dengan melibatkan dunia
usaha, perguruan tinggi,
lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi
profesi serta pihak-pihak
lain
Menginternalisasikan program
arbovirosis/dengue kedalam
dokumen RPJMD/RKPD dan
APBD sesuai sasaran RPJMN
Daerah harus mengawal
ketersediaan alokasi
program/kegiatan yang
berorientasi pada upaya promotif
dan kesehatan lingkungan
01 0305
02 04
TERIMA KASIH