studi evaluasi pemanfaatan dana bagi hasil cukai hasil tembakau …... · perpustakaan.uns.ac.id...

86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH CHT) DI SURAKARTA TAHUN 2008 - 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas da Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : M D CARNEGIE JOKO F 1108513 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: ngodung

Post on 11-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI EVALUASI PEMANFAATAN

DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH CHT)

DI SURAKARTA TAHUN 2008 - 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas da Memenuhi

Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

M D CARNEGIE JOKO F 1108513

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Ilmu itu segala sesuatu yang tersimpan didada bukan di buku catatan.

(Al Ghozali)

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu

(Qs. Al Baqarah: 45)

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaannya sendiri.

(Ar. Ra’d : 11)

Seorang Ahli adalah orang yang tahu jalan, mencarikan jalan dan

menunjukkan jalan.

(John Maxwell)

Page 5: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Setiap lembar dari penyelesaian skripsi ini merupakan

wujud dari keagungan dan kasih sayang yang di berikan

Allah SWT kepada hamba-Nya. Ini kupersembahkan

Kepada :

1. Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-

Nya

2. Kedua orang tuaku yang paling aku sayangi.

Terimakasih atas kerja kerasnya, dorongan, doa-doanya

3. Mas M. Agung Khoirudin & keluarga, Mas Yassir Arafat

& keluarga terima kasih atas semua nasehat-nasehatnya.

Tanpa nasehatmu aku tidak bisa seperti ini.

4. Teman-teman baikku

5. Almamaterku

Page 6: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

dengan seluruh rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan pada kita semua,

meskipun dengan kemampuan dan waktu yang terbatas akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “STUDI EVALUASI

PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH

CHT) DI SURAKARTA TAHUN 2008 – 2010”.

Sebagai salah satu syarat untuk mecapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan Skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak . dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah

membantu penyusunan Skripsi ini, khususnya kepada:

1. Drs. Harimurti M.Si selaku pembimbing yang dengan sabar memberikan

pengarahan, petunjuk, nasehat, dan bimbingan.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Supriyono, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan, Drs.

Sutanto selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan

4. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Kedua orang tua, dan kakak-kakakku yang telah memberikan kasih sayang

yang begitu berharga dalam hidupku.

6. Semua Teman-teman Jurusan Ekonomi Swadana Transfer 2008 terima

kasih atas bantuan, semangat, dukungan dan doa.

Page 7: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Teman-teman di Bahari Kos atas semua bantuannya, dan Semua pihak

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

hingga penulisan Skripsi ini selesai.

8. Untuk teman keseharianku, dalam tuntunan masa depan bagi sebagian

orang mungkin gak begitu terlihat berarti, namun bagiku segala yang

kualami engak pernah luput dari semangat mereka, semangat penghuni

rumah kecil (little apartment nusukan) dengan berbagai kenangan konyol

yang gak begitu mudah untuk dilupakan. “This word i’m wrote when my

friend’s “Asep” goes to Surabaya to find job”.

9. Anggar makasih atas bantuanmu,tanpa kamu skripsiku mungkin akan

lebih lama mengerjakannya,makasih atas bantuan doa dan dorongan

semangatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari berbagai pihak

untuk kesempurnaan penulisan Skripsi ini .

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 8: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 11

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 13

A. Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau ................................ 13

1 Peningkatan kualitas bahan baku ...................................... 13

2 Pembinaan Industri ........................................................... 14

3 Pembinaan lingkungan sosial ............................................ 15

Page 9: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4 Sosialisasi ketentuan di bidang cukai................................. 15

5 Pemberantasan barang kena cukai illegal ......................... 16

B. Paradigma Kebijakan Tarif Cukai Hasil Tembakau ................ 20

1. Departemen Keuangan ................................................. .. 22

2. Departemen Perindustrian dan Perdagangan ………….. 25

3. Departemen Pertanian ………………………………... 28

C. Kebijakan Tarif Cukai Hasil Tembakau di Inonesia Dilihat Dari

Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) dan

Peruntukannya ......................................................................... 31

D. Penelitian Terdahulu ............................................................... 34

E. Kerangka Pemikiran ................................................................ 35

F. Hipotesis................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 38

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 38

B. Jenis dan Penelitian ................................................................. 38

C. Jenis dan sumber Data.............................................................. 39

D. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 39

E. Metode Analisis Data .............................................................. 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. 42

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................ 42

1. Keadaan Geografi .............................................................. 42

2. Wilayah administratif ......................................................... 43

Page 10: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3. Kependudukan ................................................................... 44

4. Pendidikan .......................................................................... 46

5. Keadaan Ekonomi .............................................................. 47

6. Tenaga Kerja ...................................................................... 48

B. Analisis Dan Pembahasan ........................................................ 50

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 70

A. Kesimpulan ............................................................................. 73

B. Saran ........................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ................................................................ 36

Page 12: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Golongan Pengusaha Hasil Tembakau ........................................... 23

Tabel 2. 2 Target dan Realisasi Penerimaan Cukai Anggaran Pendapatan

Belanja Negara 2005-2010 ............................................................... 25

Tabel 2. 3 Kasus Pita Cukai PalsuTahun 2006-juli 2009 ................................ 27

Tabel 2. 4 Penetapan Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau Tahun Anggaran 2009 ................................................... 31

Tabel 4. 1 Pembagian Wilayah Administratif Kota Surakarta Tahun 2008 .... 43

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Tiap

Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008 ...................................... 45

Tabel 4.3 Penduduk Usia % Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi ... 46

Tabel 4.4 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kota

Surakarta Tahun 2007 – 2008 (Jutaan Rupiah) ................................ 47

Tabel 4.5 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota

Surakarta Tahun 2008 ...................................................................... 49

Tabel 4.6 Peranan Penerimaan DBHCHT Terhadap Pendapatan Daerah

Tahun anggaran 2008-2010 ............................................................. 49

Tabel 4.7 Anggaran Realisasi DBHCHT Tahun 2008-2010 Kota Surakarta .. 59

Tabel 4.8 Penggunaan DBHCHT Tahun 2008 Kota Surakarta ....................... 49

Tabel 4.9 Penggunaan DBHCHT Tahun 2009 Kota Surakarta ....................... 63

Tabel 4.10 Penggunaan DBHCHT Tahun 2010 Kota Surakarta ..................... 68

Page 13: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK M D Carnegie Joko. F 1108513. Studi Evaluasi Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) Di Surakarta Tahun 2008 – 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2012.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan hukum dalam pembangunan ekonomi di Surakarta terkait dengan Industri Hasil Tembakau, menganalisis kebijakan dan peraturan DBHCHT di Surakarta, mengetahui perkembangan nilai anggaran dan realisasi DBHCHT di Surakarta serta mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan dana DBHCHT pertahun di Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan metode statistik deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, studi pustaka, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif dengan cara menginterprestasikan tabel, grafik ataupun data yang kemudian melakukan uraian untuk menarik kesimpulan.

Hasil penelitian disimpulkan: bahwa DBH CHT dialokasikan ke kota Surakarta melalui provinsi sesuai dengan ketetapan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.9 tahun 2009 dan PMK No.20/PMK.07/2009, Dana alokasi DBH CHT tersebut nantinya akan dikelola dan dialokasikan ke setiap SKPD terkait oleh Walikota;

Kata kunci : Distribusi Dana Bagi Hasil Cukai tembakau, Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

Page 14: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

M D Carnegie Joko. F 1108513. Utilization Evaluation Studies DBH Tobacco

Products Excise (DBH CHT) In Surakarta Year 2008 to 2010. Thesis, Surakarta:

Faculty of Economics, University of Surakarta Eleven March. In January 2012.

The purpose of this study was to determine the role of law in economic

development in Surakarta associated with the Tobacco Products Industry,

analyzing the policies and regulations DBHCHT in Surakarta, up to date with the

budget and realization DBHCHT in Surakarta and to know the activities carried

out with funds DBHCHT annually in Surakarta.

This study uses qualitative methods and using descriptive statistical

methods. Data collection techniques using interviewing techniques, library

studies, and observations. Techniques of data analysis using qualitative

descriptive analysis method by means interpret tables, graphs or data which then

performs the description to draw conclusions.

The study concluded: that DBHCHT allocated to the city of Surakarta in

accordance with the provisions through the province of Central Java Governor

Decree No.9 of 2009 and PMK No.20/PMK.07/2009, DBHCHT the allocation of

funds will be managed and allocated to each SKPD related by Mayor;

Key words: Distribution of Tobacco Excise DBH, DBH Allocation of Tobacco

Excise

Page 15: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting

di dunia termasuk Indonesia. Produk tembakau yang utama

diperdagangkan adalah daun tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok

merupakan produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara

termasuk Indonesia berperan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai

salah satu sumber devisa, sumber penerimaan pemerintah dan pajak

(cukai), sumber pendapatan petani dan lapangan kerja masyarakat (usaha

tani dan pengolahan rokok) (Muchjidin Rahmat, 2009:2).

Tembakau adalah jenis komoditi yang dikenakan cukai oleh

negara. Penerapan cukai terhadap tembakau sudah dilaksanakan pada

zaman kerajaan di Indonesia. Para pedagang yang melakukan perdagangan

di Indonesia harus membayar cukai terlebih dahulu sebelum diperbolehkan

menjual dagangannya (barrier tarif). Selain membayar cukai, para

pedagang juga harus membayar pula barang persembahan untuk raja,

bendahara, tumenggung, dan syahbandar yang membawahinya.

Keseluruhan persembahan ini berjumlah 1% atau 2% dari nilai barang

yang dibawa masuk, besarnya ditetapkan oleh syahbandar yang

bersangkutan (Mahmul Siregar: 2009).

Page 16: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Namun, adakalanya pedagang memberikan jumlah yang lebih dari

yang diharuskan, dengan maksud agar syahbandar dapat ”membujuk” raja

dan pegawai-pegawainya agar perdagangannya lebih berhasil. Jika

pedagang menetap pada suatu daerah, termasuk orang Melayu, harus

membayar pajak 3%, disamping itu mereka harus membayar 6% pajak

kerajaan (3% untuk orang Melayu). Pengutipan cukai tembakau pada

zaman kerajaan tersebut di atas masih berlangsung sampai sekarang.

Penerimaan negara terutama dari cukai dalam lima tahun terakhir

memperlihatkan peningkatan rata-rata 13,64% dari Rp. 29 triliun pada

tahun 2004 menjadi Rp. 49 triliun pada tahun 2008.4 Pengutipan cukai

tembakau tersebut dilakukan dengan cara yang legal, didasarkan pada

peraturan perundangundangan (Marwati Djoned: 1992: 153).

Industri Hasil Tembakau secara umum merupakan penyumbang

cukai terbesar di berbagai negara penghasil tembakau di dunia, juga bagi

Indonesia. Cukai Industri Hasil Tembakau menyumbang Rp. 54,4 triliun

pada tahun 2009, dana yang begitu besar ini jauh lebih tinggi dari

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan serta pajak jenis lainnya di luar

Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (Sirait:

2009:83).

Industri rokok memiliki posisi peringkat ke-34 dari 66 sektor I-O

perekonomian di Indonesia pada tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa

industri rokok berperan penting dalam memberikan kontribusi Produk

Domestik Bruto di Indonesia. Industri hasil rokok ternyata tergolong

Page 17: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

industri yang memiliki nilai keterkaitan output ke depan dan belakang

tidak terlalu tinggi. Sumbangan untuk sektor tembakau dan sektor industri

rokok terhadap Produk Domestik Bruto secara nasional adalah Rp. 46,195

triliun. Besar pendapatan nasional yang akan hilang apabila sektor

tembakau dan industri rokok tidak dimasukkan dalam perekonomian

nasional adalah Rp. 46,195 triliun (Yuriandi: 2010: 3).

Industri Hasil Tembakau berkontribusi bagi penerimaan negara

melalui cukai. Pengutipan cukai tembakau sekarang ini memperlihatkan

peningkatan rata-rata 13,64% dari Rp. 29 triliun pada tahun 2004 menjadi

Rp. 49 triliun pada tahun 2008. Cukai hasil tembakau tersebut

menyumbang Rp. 50,2 triliun yang merupakan jumlah penerimaan cukai

pada tahun 2008.10 Pada tahun 2009 penerimaan negara dari cukai hingga

akhir Oktober mencapai Rp. 46,201 triliun. Pada tahun 2010 ini

ditargetkan penerimaan negara dari cukai adalah sebesar Rp. 55,9 triliun

(Sirait: 2009: 83).

Berdasarkan gambaran tersebut, maka pada dasarnya penerimaan

cukai dari Industri Hasil Tembakau berupa rokok memiliki potensi yang

cukup besar dalam meningkatkan peranannya sebagai salah satu sumber

dana pembangunan. Dari sisi penerimaan negara berupa devisa, nilai

ekspor tembakau dan hasil tembakau juga memegang peranan yang cukup

penting. Meskipun mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan pada

tahun 2008, namun secara keseluruhan nilai ekspor tembakau

menunjukkan tren yang terus meningkat. Secara rata-rata nilai ekspor

Page 18: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tembakau mencatat pertumbuhan sebesar 9,2% dalam lima tahun terakhir,

dengan rata-rata nilai ekspor mencapai sebesar US$. 65,7 juta dalam kurun

waktu tahun 2004 – tahun 2008.

Industri Hasil Tembakau memiliki sumbangan yang besar terhadap

penyerapan tenaga kerja. Dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja, baik

langsung maupun tidak langsung, pada tahun 2008 Industri Hasil

Tembakau mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6,1 juta orang dengan

rincian petani tembakau 2 juta orang, petani cengkeh 1,5 juta orang, tenaga

kerja di pabrik rokok sekitar 600 ribu orang, pengecer rokok/ pedagang

asongan sekitar 1 juta orang, dan tenaga kerja percetakan, periklanan,

pengangkutan serta jasa transportasi sekitar 1 juta orang.

Salah satu obyek yang dapat menjadi sumber penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah cukai rokok. Dengan

berkembangnya industri rokok di Surakarta, pemerintah daerah memiliki

potensi yang cukup besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD)-nya. Hal ini berkaitan dengan Peraturan Menteri Keuangan

No.84/PMK.07/2008 mengenai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

(DBH CHT). Pada tahun 2010, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

(DBH CHT) digunakan untuk pembinaan kemampuan dan keterampilan

kerja masyarakat di lingkungan Industri Hasil Tembakau dan daerah

penghasil bahan Industri Hasil Tembakau, peningkatan sarana dan

prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja Industri Hasil

Tembakau. Hal ini dilakukan semata untuk mengentaskan kemiskinan,

Page 19: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

mengurangi pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di

daerah penghasil tembakau. Kebijakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau (DBH CHT) ini sudah dilaksanakan berdasarkan Undang-

Undang No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai diatur bahwa dari penerimaan

cukai hasil tembakau dialokasikan 2% kepada daerah penghasil tembakau.

Selanjutnya mengenai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

(DBH CHT) yang dibagikan kepada setiap provinsi masih minim. Dari

pendapatan pemerintah melalui cukai memberikan masukan bagi

penerimaan negara sebesar Rp. 54,4 triliun pada tahun 2009 yang diterima

oleh Surakarta adalah Rp. 1,42 miliar pada tahun 2008, sedangkan pada

tahun 2009 (alokasi sementara) akan mendapatkan Rp. 3,9 miliar. Untuk

pemerintah provinsi Surakarta, dengan jatah 30% dari total Dana Bagi

Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) Sumut, maka pada tahun 2008

mendapat Rp. 428,09 juta, dan tahun 2009 mendapat Rp. 1,17 miliar.

Ketentuan soal Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) ini

jelas memberikan dampak yang signifikan pada pendapatan daerah, meski

dengan nilai yang tidak besar, dan dengan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau (DBH CHT) yang sudah baku dan tidak memungkinkan

adanya improvisasi lain oleh pemerintah daerah. Terhambatnya

perkembangan Industri Hasil Tembakau juga dipicu dengan maraknya

kampanye anti merokok di Eropa yang mengakibatkan Tembakau Deli

dari Surakarta berkurang. Dapat dilihat data dari PT. Perkebunan

Nusantara 2 yang bidang usahanya bergerak dalam sektor perkebunan

Page 20: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tembakau terjadi pengurangan lahan untuk ladang pertanaman yakni 475

ladang di tahun 2009 menjadi 452 ladang dengan produksi seluas 0,8 ha.

Dengan berkurangnya jumlah ladang tersebut mengakibatkan produksi

tembakau deli menurun yakni di tahun 2008 mencapai 2.270 bal yang

masing-masing bal berukuran sekitar 72 – 80 kg dan di tahun 2009

kembali menurun menjadi 750 – 800 bal karena sedikitnya pertanaman.

Berdasarkan hasil lelang 2009 sebanyak 2.270 bal, yang mampu terjual

hanya berkisar 1.500 bal dengan rata-rata harga €. 30,-/kg. Untuk sisa

produksi yang belum terjual tersebut yakni 770 bal akan dilelang kembali

di tahun 2010 ditambah dengan produksi tanam tahun 2009.

Iklan rokok juga sebagai hambatan Industri Hasil Tembakau,

sebelum Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) disusun

pada setiap negara sudah didengung-dengungkan mengenai gerakan anti

rokok yang kian hari kian menguat. Menurut Mantan Kepala Badan

Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Anggito Abimanyu mengenai

iklan kampanye anti rokok bahwa ” kampanye anti rokok ini juga

menghambat perkembangan Industri Hasil Tembakau dan mempengaruhi

penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara secara drastis” (Jakarta

: Harian Suara Pembaruan, tanggal 17 Maret 2010).

Hambatan Industri Hasil Tembakau tidak sampai Framework

Convention on Tobacco Control melainkan sampai ke permasalahan

domestik yaitu mengenai infrastruktur, keamanan, transaction cost yang

tinggi, maraknya rokok illegal, semakin banyak peraturan daerah tentang

Page 21: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

larangan merokok di tempat-tempat tertentu. Mengenai infrastruktur yang

menjadi penghambat dalam perkembangan Industri Hasil Tembakau

adalah tentang kurangnya daya listrik menimbulkan biaya tambahan bagi

perusahaan rokok untuk menyediakan motor diesel (genset) dan juga

bahan bakarnya yang tidak lain membutuhkan biaya tambahan ekstra,

jalan raya yang masih banyak rusak menyebabkan pengiriman barang

menjadi lambat. Masalah keamanan juga menjadi faktor penting bagi

perusahaan rokok atau Industri Hasil Tembakau untuk berkembang

(Yuriandi: 2012: 10).

Transaction cost dapat dikaitkan dengan adanya pungli dan juga

retribusi-retribusi akibat perda-perda yang notabene meningkatkan

pendapatan daerah. Seperti pembuatan izin-izin usaha yang tidak satu

pintu, setiap perusahaan rokok yang ada harus mempunyai izin-izin usaha

yang diurus satu persatu. Mulai dari Surat Keterangan Domisili dari

kelurahan yang ditandatangani oleh Camat. Selanjutnya ke Surat Izin

Usaha Perusahaan, Surat Izin Gangguan, dan Tanda Daftar Perusahaan

yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Setiap izin

yang dikeluarkan selalu membutuhkan biaya retribusi resmi dari

pemerintah daerah dan juga ’ongkos’ pengurusan yang dikutip melalui

pejabat setempat (Yuriandi: 2012: 10).

Penerapan cukai tembakau sedikit demi sedikit akan mengarah

kepada kebijakan single spesifik atau dapat juga disebut dengan single

tarif, yaitu kebijakan tarif cukai tembakau yang menyamaratakan cukai

Page 22: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

antar setiap golongan Industri Hasil Tembakau baik itu Sigaret Putih

Mesin, Sigaret Kretek Mesin (SKM), dan Sigaret Kretek Tangan (SKT).

Dengan diberlakukannya kebijakan single tarif tersebut dapat

memberatkan pelaku usaha dalam skala kecil dan menengah.

Dasar hukum cukai sebagai instrumen pengendali Industri Hasil

Tembakau yaitu Undang-Undang No. 16 Tahun 1956 tentang Pengubahan

dan Penambahan Ordonansi Cukai Tembakau, yang menggantikan

Staatsblad 1932 No. 517 tentang Ordonansi Cukai Tembakau merupakan

produk kolonial Belanda. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 11

Tahun 1995 tentang Cukai menggantikan beberapa perundang-undangan

produk kolonial Belanda tersebut yang sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang 39 Tahun 2007. Tujuan dari cukai adalah untuk

menghambat pemakaian barang-barang yang dikenakan masuk ke dalam

karakteristik undang-undang di atas guna untuk mewujudkan

kesejahteraan, keadilan, dan keseimbangan.

Akhirnya banyak Industri Hasil Tembakau nasional, khusus

berskala kecil dan menengah tidak mampu bertahan dan menutup usaha.

Sedangkan Industri Hasil Tembakau nasional yang lebih besar untuk

tindakan penyelamatan menjual perusahaannya dan diakuisisi oleh

perusahaan-perusahaan multinasional besar, seperti PT. British American

Tobacco, Philip Morris, Japan Tobacco, dan lain-lain. Dengan cara ini,

pasar rokok dalam negeri hanya akan dikuasai oleh Industri Hasil

Tembakau multinasional. Saat ini saja untuk rokok putih, pasar domestik

Page 23: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

lebih kurang 80% dikuasai oleh dua Industri Hasil Tembakau

multinasional, yakni PT. British American Tobacco dan Philip Morris.

Setelah pasar rokok putih dikuasai bukan tidak mungkin selanjutnya

adalah Industri Hasil Tembakau rokok kretek.

Dugaan keterlibatan pihak asing (perusahaan multinasional) sejenis

ini sudah ada sejak lama. Pada tahun 1999 perusahaan rokok kretek

nasional menuding Indonesian Monetary Fund dan Bank Dunia

merupakan perpanjangan tangan perusahaan asing, khususnya dari

Amerika Serikat. Salah satu yang menjadi sasaran adalah pasar rokok

Indonesia yang potensial dan dikuasai oleh produsen kretek. Sebagai

negara berpenduduk 200 juta jiwa lebih dan konsumsi rata-rata per kapita

baru 1.100 batang, Indonesia merupakan pasar yang empuk. Sejumlah

perusahaan kretek menuding Indonesian Monetary Fund berada di balik

penundaan Penetapan Harga Jual Eceran Minimum (HJEM) rokok putih

yang telah dikeluarkan Menteri Keuangan Republik Indonesia 31 Maret

1999. Penundaan tersebut dilakukan selama 2 tahun, sementara ketentuan

yang sama harus sudah berlaku untuk rokok kretek. Kebijakan yang

demikian dipandang tidak adil bagi industri rokok kecil dan menengah.

Masalahnya ada produsen rokok kecil yang menjual rokok berharga

mahal, seperti Wismilak dan Saratoga. Akibat ketentuan ini mereka harus

membayar cukai lebih tinggi karena harga produk mereka yang melewati

batas harga eceran maksimum untuk pabrik sekelasnya. Padahal mereka

tetap saja produsen kecil yang harus hidup diantara para raksasa rokok.

Page 24: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Apabila hal diatas terjadi maka yang disulitkan adalah Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Produk yang dijual pelaku-pelaku

usaha kecil dipaksa untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan raksasa

dunia. Sebagai contoh perusahaan lokal Surakarta seperti PT. Sumatera

Tobacco Trading Company dibandingkan dengan PT. British American

Tobacco Indonesia, Tbk yang ditinjau dari sisi produknya. Sudah pasti

perusahaan-perusahaan kecil yang ada akan tutup dan tidak beroperasi

lagi. Salah satu faktor penting yang menjadi daya tarik mengapa cukai

tembakau sering dibicarakan oleh berbagai kalangan masyarakat adalah

peranannya terhadap pembangunan dalam bentuk sumbangan kepada

penerimaan negara khususnya dalam kelompok Penerimaan Dalam Negeri

yang tercermin pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

yang selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Dana yang didapat dari kebijakan cukai digunakan untuk

pemulihan akibat ari rokok. Digunakan juga untuk pemenuhan bahan baku

berupa tembakau bagi Industri Hasil Tembakau skala menengah-kecil.

Dana yang didapat dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH

CHT) tersebut harus berkontribusi kepada Surakarta. Khususnya untuk

perbaikan infrastruktur agar iklim usaha Industri Hasil Tembakau di

Surakarta membaik, dan menumbuhkan Industri Hasil Tembakau skala

menengah-kecil mengarah ke skala menengah-besar. Terlihat jelas adanya

dilema dalam pengaturan Industri Hasil Tembakau sebagaimana diuraikan

diatas. Setidaknya ada tiga variabel yang saling tarik menarik dalam

Page 25: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

meregulasi Industri Hasil Tembakau, khususnya regulasi tarif cukai

tembakau, yakni : peningkatan pendapatan negara melalui cukai tembakau,

pengendalian dampak tembakau untuk alasan kesehatan, dan peran

Industri Hasil Tembakau pada perekonomian nasional seperti penerimaan

negara, penyerapan tenaga kerja dan rakyat yang menggantungkan

hidupnya pada keberadaan Industri Hasil Tembakau.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, selanjutnya dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Kebijakan Dana Bagio Hasil Cukai Hasil

Tembaku (DBHCHT) di kota Surakarta?

2. Bagaimana pertumbuhan nilai anggaran dan realisasi Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau di kota Surakarta?

3. Bagaimana alokasi dana (DBHCHT) berdasarkan peruntukannya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peranan

hukum dalam pembangunan ekonomi di Surakarta terkait dengan Industri

Hasil Tembakau. Bertolak dari rumusan masalah maka tujuan dari

penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui perkembangan Kebijakan Dana Bagio Hasil Cukai

Hasil Tembaku (DBHCHT) di kota Surakarta.

Page 26: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2. Untuk mengetahui pertumbuhan nilai anggaran realisasi Dana Bagi

Hasil Cukai Hasil Tembakau di kota Surakarta.

3. Untuk mengetahui alokasi dana (DBHCHT) berdasarkan

peruntukannya di kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi Pemerintah Daerah

Sebagai bahan referensi bagi pemerintah daerah dalam mengambil

kebijaksanaan-kebijaksaan dalam mengatur pemanfaatan Dana

Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.

2. Bagi Kalangan Akademik

Sebagai bahan masukan bagi para mahasiswa yang ingin

memahami masalah yang berkaitan dengan pemanfaatan Dana

Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.

3. Bagi Masyarakat Umum

Sebagai bahan referensi untuk mengetahui kenerja pemerintah

daerah dalam menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau.

Page 27: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) adalah

Penerimaan negara dari cukai hasil tembakau yang dibuat di Indonesia

dibagikan kepada provinsi penghasil cukai hasil tembakau sebesar 2%

(dua persen). DBH CHT merupakan salah satu kebijakan pemerintah

dalam pengembangan pembangunan di Indonesia atas pemungutan cukai

dari Industri Hasil Tembakau (IHT). DBH CHT digunakan untuk

mendanai (Yuriandi: 2012):

1. Peningkatan kualitas bahan baku

Peningkatan proses produksi industri hasil tembakau berupa bahan

mentah dengan bantuan sarana dan prasarana produksi, bantuan modal

kerja, demo intensifikasi tembakau sebagai bahan baku utama dan

cengkeh sebagai bahan baku tambahan dalam proses pembuatan

rokok. Peningkatan kualitas bahan baku industri hasil tembakau,

meliputi:

a. Standardisasi kualitas bahan baku;

b. Pembudidayaan bahan baku dengan kadar nikotin rendah;

c. Pengembangan sarana laboratorium uji dan pengembangan

metode pengujian;

Page 28: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d. Penanganan panen dan pascapanen bahan baku; dan/atau

e. Penguatan kelembagaan kelompok petani bahan baku untuk

industri hasil tembakau.

2. Pembinaan Industri

Kegiatan dalam rangka perbaikan kualitas produk IHT sejak

dari bahan mentah hingga barang siap dipasarkan, termasuk

penyediaan data yang menyajikan informasi yang memuat tentan IHT,

kebutuhan bahan baku IHT, daerah penghasil bahan baku IHT, jumlah

tenaga kerja, jenis IHT yang diproduksi, total produksi IHT periode

tertentu, dan potensi pemakaian cukai. Pembinaan industri hasil

tembakau, meliputi:

a. Pendataan mesin/peralatan mesin produksi hasil tembakau

(registrasi mesin/peralatan mesin) dan memberikan tanda khusus;

b. Penerapan ketentuan terkait Hak Atas Kekayaan Intelektual

(HAKI);

c. Pembentukan kawasan industri hasil tembakau;

d. Pemetaan IHT berupa kegiatan pengumpulan data yang berkaitan

dengan industri hasil tembakau di suatu daerah, meliputi :

e. Asal daerah bahan baku (tembakau dan cengkih).

f. Kemitraan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan usaha besar

dalam pengadaan bahan baku;

g. Penguatan kelembagaan asosiasi industri hasil tembakau;

Page 29: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

h. Pengembangan industri hasil tembakau dengan kadar tar dan

nikotin rendah melalui penerapan Good Manufacturing Practices

(GMP).

3. Pembinaan lingkungan sosial

Merupakan tanggung jawab sosial yang dilakukan untuk

membantu penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan

lingkungan, membantu permodalan Usaha Kecil Menengah (UKM)

atau Industri Kecil Menengah (IKM). Pembinaan lingkungan sosial,

meliputi :

a. Pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di

lingkungan IHT dan/atau daerah penghasil bahan baku IHT;

b. Penerapan manajemen limbah industri hasil tembakau yang

mengacu kepada Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL);

c. Penetapan kawasan tanpa asap rokok dan pengadaan

tempat khusus untuk merokok di tempat umum; dan/ atau

d. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan

fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap

rokok

4. Sosialisasi ketentuan di bidang cukai

Proses pengenalan dan pemahaman tentang penggunaan pita

cukai rokok, pentingnya pendapatan dari cukai rokok untuk

pembangunan, dampak penggunaan pita cukai rokok illegal.

Page 30: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

5. Pemberantasan barang kena cukai illegal

Kegiatan yang bertujuan untuk meminimalisir peredaran rokok

illegal, meningkatkan penggunaan cukai rokok resmi dan memberikan

efek jera kepada pelaku. Pemberantasan barang kena cukai ilegal,

meliputi:

a. Pengumpulan informasi hasil tembakau yang dilekati pita cukai

palsu di peredaran atau tempat penjualan eceran;

b. Pengumpulan informasi hasil tembakau yang tidak dilekati pita

cukai di peredaran atau tempat penjualan eceran; dan

c. Pengumpulan informasi barang kena cukai berupa etil alkohol dan

minuman mengandung etil alkohol yang ilegal di peredaran atau

tempat penjualan eceran.

d. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan pengumpulan informasi

ditemukan indikasi adanya hasil tembakau yang dilekati pita

cukai palsu, hasil tembakau yang tidak dilekati pita cukai, atau

etil alkohol dan minuman mengandung etil alcohol yang ilegal di

peredaran atau tempat penjualan eceran, walikota menyampaikan

informasi secara tertulis kepada DJBC.

Dana bagi hasil cukai merupakan bagian kapasitas fiskal yang

perhitungannya disesuaikan dengan formula Dana Alokasi Umum (DAU)

yang setiap tahun ditetapkan dalam pembahasan RAPBN. Pembagian,

pengelolaan, dan penggunaan pembagian dana bagi hasil cukai hasil

tembakau kepada kabupaten/kota penyumbang cukai hasil tembakau

Page 31: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dihitung berdasarkan kontribusi penerimaan cukai hasil tembakau pada

kabupaten/kota tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan

No.20/PMK.07/2009. Pembagian DBH CHT untuk masing-masing

daerah provinsi/kabupaten/kota diatur oleh gubernur dan diusulkan untuk

mendapatkan persetujuan dan penetapan oleh Menteri Keuangan, dengan

komposisi :

a. 30 % untuk provinsi penghasil

b. 40% untuk kabupaten/kota daerah penghasil

c. 30% untuk kabupaten/kota lainnya

Menteri Keuangan melakukan pemantauan dan evaluasi atas

penggunaan anggaran peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan

Industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang

cukai, dan/atau pemberantasan barang kena cukai illegal yang berasal

dari DBH CHT yang dibuat di Indonesia. Apabila hasil pemantauan dan

evaluasi anggaran peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan Industri,

pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai,

dan/atau pemberantasan barang kena cukai illegal dari dana bagi hasil

cukai hasil tembakau mengidikasikan adanya penyimpangan pelaksanaan

akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan perundagan yang belaku.

Atas penyalahgunaan alokasi tersebut dapat diberikan sanksi

penangguhan hingga penghentian penyaluran DBH CHT serta apabila

dalam pelaksanaan pengalokasian ke setiap SKPD terdapat sisa alokasi,

Penganggaran Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) DBH CHT

Page 32: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dianggarkan kembali dalam APBD Tahun Anggaran berikutnya untuk

membiayai kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan.

Pengalokasian DBH CHT melalui mekanisme sebagai berikut :

1. Penetapan Alokasi DBH CHT

Penetapan Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang

dialokasikan kepada provinsi dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Besaran alokasi DBH CHT per tahun ditetapkan dalam UU

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menetapkan

pembagian alokasi DBH CHT per provinsi;

c. Gubernur menetapkan pembagian untuk provinsi, kabupaten,

dan kota di wilayahnya masing-masing dengan komposisi : 30%

untuk provinsi, 40% untuk kabupaten/kota penghasil, dan 30%

kabupaten/kota lainnya;

d. Menteri Keuangan memberikan persetujuan atas pembagian

alokasi yang ditetapkan Gubernur dengan Peraturan Menteri

Keuangan

2. Penyaluran DBH CHT

Penyaluran DBH CHT dari pusat yang dialokasikan kepada

provinsi hingga ke kota Surakarta dengan penjelasan sebagai

berikut :

Page 33: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a. Penyaluran dilaksanakan secara triwulanan

b. Penyaluran dilaksanakan dengan cara memindahbukukan dari

rekening kas umum negara ke masing-masing rekening kas

umum daerah

c. Penyaluran triwulan I sampai dengan III dihitung dari

penetapan alokasi sementara

d. Penyaluran triwulan I dilaksanakan pada bulan Maret sebesar

20%, triwulan II dilaksanakan pada bulan Juni sebesar 30%

dan triwulan III dilaksanakan pada bulan September sebesar

30%

e. Penyaluran triwulan IV sebesar selisih antara penetapan

alokasi definitif dengan dana yang telah disalurkan pada

triwulan I sampai dengan III

f. Penyaluran triwulan I dilakukan setelah Direktorat Jenderal

Perimbangan dan Keuangan (DJPK) menerima laporan

konsolidasi penggunaan dana atas pelaksanaan kegiatan DBH

CHT semester II tahun anggaran sebelumnya dari gubernur

dan laporan konsolidasi rancangan program kegiatan dan

anggaran DBH CHT

g. Penyaluran triwulan III dilakukan setelah DJPK menerima

laporan konsolidasi penggunaan dana atas pelaksanaan

kegiatan DBH CHT semester I tahun berjalan dari gubernur

Page 34: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

h. Dalam hal laporan konsolidasi penggunaan dana atas kegiatan

DBH CHT sebagaimana dimaksud pada angka 6 dan 7 tidak

menunjukan adanya realisasi penggunaan, maka penyaluran

DBH CHT ditunda sampai dengan disampaikannya laporan

konsolidasi penggunaan dana atas kegiatan DBH CHT

3. Pelaporan DBH CHT

Pelaporan DBH CHT atas alokasi dana ke tiap kota, dapat dirinci

sebagai berikut :

a. Awal tahun gubernur menyampaikan laporan konsolidasi

rancangan program kegiatan dan anggaran DBH CHT dari

masing-masing provinsi, kabupaten, dan kota;

b. Tanggal 20 Juli gubernur menyampaikan laporan konsolidasi

penggunaan dana atas kegiatan DBH CHT semester I dari

masing-masing provinsi, kabupaten, dan kota;

c. Tanggal 20 Desember gubernur menyampaikan laporan

konsolidasi penggunaan dana atas kegiatan DBHCHT semester

II dari masing-masing provinsi, kabupaten, dan kota

B. Paradigma Kebijakan Tarif Cukai Hasil Tembakau

Setelah mengetahui sejarah bea cukai dan Industri Hasil

Tembakau, selanjutnya akan dibahas mengenai paradigma kebijakan tarif

cukai hasil tembakau. Apabila berbicara mengenai paradigma maka tidak

terlepas dari pandangan berbagai pihak terhadap kebijakan tarif cukai

Page 35: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

hasil tembakau. Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk

pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan

membentuk citra subjektif seseorang mengenai realita dan akhirnya akan

menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu

Menurut Thomas Kuhn Paradigma hukum adalah pandangan

terhadap positivisme hukum yang berlaku berkaitan dengan cukai hasil

tembakau. Adapun yang berkaitan dengan paradigma hukum kebijakan

tarif cukai hasil tembakau, antara lain, (Sirait, 2009:14) :

1. Departemen Keuangan

Dari paradigma Departemen Keuangan mengenai kebijakan

tarif cukai hasil tembakau di Indonesia yang berbicara mengenai

pendapatan negara melalui penerimaan negara. Negara mendapat

pemasukan dari pengutipan cukai yang dilakukan oleh Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai yang berada di bawah Departemen

Keuangan. Pengutipan cukai ini dilakukan Pemerintah melalui

Departemen Keuangan, Direktorat Bea dan Cukai adalah dengan

mengeluarkan Peraturan Menteri Kuangan No. 181/PMK.011/2009,

tanggal 16 November 2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.

Peraturan Menteri Keuangan ini mencabut dan menyatakan tidak

belaku lagi Peraturan Menteri Keuangan mengenai tarif cukai hasil

tembakau sebelumsebelumnya, yaitu : 1) Peraturan Menteri

Keuangan No. 43/PMK.04/2005; 2) Peraturan Menteri Keuangan

No. 118/PMK.04/2006; 3) Peraturan Menteri Keuangan No.

Page 36: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

134/PMK.04/2007; dan 4) Peraturan Menteri Keuangan No.

203/PMK.011/2008.

Hal-hal yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No.

181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau adalah

mengenai GolonganPengusaha Pabrik Hasil Tembakau, Batasan

Harga Jual Eceran dan Tarif Cukai per Batang atau Gram Hasil

Tembakau Buatan Dalam Negeri, dan Tarif Cukai dan Harga Jual

Eceran Minimum Hasil Tembakau yang Diimpor. Adapun

pengaturan penggolongan pengusaha pabrik hasil tembakau yang

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 181/PMK.011/2009

tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau di atas dapat dilihat pada tabel

yang tertera sebagai lampiran pada peraturan tersebut, yaitu :

Page 37: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 2.1 Golongan Pengusaha Hasil Tembakau

No urut

Golongan Pengusaha Pabrik

Hasil Tembakau

Batasan Jumlah Produksi

Jenis Golongan

1. Sigaret Kretek Mesin

I II I

Lebih dari 2 milyar batang Tidak lebih dari 2 milyar batang Lebih dari 2 milyar batang

2. Sigaret Putih Mesin

I Tidak lebih dari 2 milyar batang

3. Sigaret Kretek Tangan atau Sigaret Putih Tangan

II I II

Tidak lebih dari 2 milyar batang Lebih dari 2 milyar batang Lebih dari 500 juta batang tetapi tidak lebih dari 2 milyar batang

4. Tembakau Iris

Tanpa Golongan

Tanpa batasan jumlah produksi

5. KLM atau Klobot

Tanpa Golongan

Tanpa batasan jumlah produksi

6. Hasil Pengelolaan Tembakau

Tanpa Golongan

Tanpa batasan jumlah produksi

Sumber : Lampiran I, Peraturan Menteri Keuangan No. 181/PMK.011/2009 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.

Pemerintah memutuskan kenaikan cukai hasil tembakau

sebesar 7% yan gdilaksanakan pada 1 Februari 2009 untuk

mengendalikan konsumsi rokok dan mencapai target penerimaan

cukai senilai Rp. 53.30 triliun. Kenaikan setoran Industri Hasil

Tembakau ini harus dibarengi penurunan konsumsi rokok. Untuk

mencapai target tersebut, pemerintah akan menekan pertumbuhan

konsumsi rokok di level 5% dengan menaikkan beban cukai rokok

rata-rata sebesar 7%. Peraturan tersebut di atas juga mengatur

Page 38: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

penyederhanaan jumlah golongan pabrik, dari tiga golongan menjadi

dua golongan untuk jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret

Putih Mesin (SPM). Untuk jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT) tetap

terdiri dari tiga golongan. Pemerintah dari waktu ke waktu akan terus

melakkukan penyederhanaan golongan pabrik menjadi dua jenis,

yakni Sigaret Kretek Mesin dan Sigaret Kretek Tangan. Untuk

Sigaret Putih Mesin, akan dimasukkan dalam kategori Sigaret Kretek

Mesin.

Inilah yang disebut simplifikasi tarif atau sama dengan single

tariff. Jadi, Industri Hasil Tembakau kecil dipaksa untuk bersaing

melawan raksasa Industri Hasil Tembakau. Berikutnya dapat dilihat

penerimaan negara melalui cukai hasil tembakau dari tahun 2005

sampai 2009, sebagai berikut :

Tabel 2.2 Target dan Realisasi Penerimaan Cukai

Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2005-2010

Tahun

Target (Rp. Triliun)

Realisasi (Rp. Triliun)

Realisasi (Rp. Triliun)

2005 32.24 33.26 103.16 2006 38.52 37.80 98.13 2007 42.03 44.70 106.35 2008 45.72 51.25 112.10 2009 53.30 - -

Sumber : Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2010.

Dari sisi penerimaan negara, benar bahwa penerimaan negara

melalui cukai sangat tinggi dan terealisasi dengan baik. Departemen

keuangan sudah bekerja dengan baik sehingga dana tersebut

Page 39: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mendapatkan angka yang baik. Namun, tanpa disadari oleh

pemerintah kebijakan tersebut dapat menyulitkan Industri Hasil

Tembakau untuk bertahan.

2. Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Departemen Perindustrian dan Perdagangan dalam hal

kebijakan tarif cukai hasil tembakau berperan dalam hal

merumuskan Roadmap Industri Hasil Tembakau yang merupakan

aplikasi dari prioritas atas aspek tenaga kerja, penerimaan dan

kesehatan, diantaranya dengan menghilangkan rokok ilegal dan pita

cukai palsu. Beredarnya rokok ilegal dan pita cukai palsu berarti

tidak ada penerimaan negara dari sektor cukai tembakau. Beredarnya

rokok ilegal dan pita cukai palsu yang merupakan hambatan dari

penerimaan negara pasti membuat gerah pemerintah, maka

Pemerintah melalui Departemen Perindustrian dan Perdangangan

mengeluarkan rencana kerja di dalamRoadmap Industri Hasil

Tembakau tersebut yang terbagi dalam beberapa jangka waktu,

yaitu74 :

a. Tahun 2007-2010 yang merupakan jangka pendek, urutan

prioritas pada aspek : tenaga kerja – penerimaan negara –

kesehatan.

b. Tahun 2010-2015 atau jangka menengah, urutan prioritas pada

aspek : penerimaan negara – kesehatan – tenaga kerja.

Page 40: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Tahun 2015-2020 atau jangka panjang, prioritas pada aspek

kesehatan melebihi aspek tenaga kerja dan penerimaan negara.

Disamping penerimaan negara menjadi berkurang,

persaingan bisnis hasil tembakau juga menjadi tidak sehat karena

produk tembakau ilegal bisa menjual dengan harga lebih murah dari

yang legal. Bila hal ini terjadi maka jumlah produk hasil tembakau di

pasaran meningkat, dan masyarakat dapat memperoleh dengan

mudah akibatnya berdampak pada kesehatan masyarakat karena

konsumsi tembakau yang meningkat.

Kerugian negara dari tindak pidana terkait pita cukai palsu

yang ditangani Ditjen Bea dan Cukai selama 2009 mencapai sekitar

Rp. 1,5 triliun. Kerugian tersebut adalah dari penggerebekan

percetakan pita cukai palsu yang dilakukan di seluruh wilayah

Indonesia. Peredaran pita cukai palsu tersebut terus meningkat dari

tahun ke tahun dengan melihat tabel di bawah ini. Apabila dilihat

dari cara memproduksi pitacukai tersebut adalah dengan

menjalankan kegiatan pita cukai palsu secara tertutup dengan kedok

kegiatan penjualan.

Tabel 2.3 Kasus Pita Cukai Palsu dari Tahun 2006 – Juli 2009

Tahun Jumlah Kasus yang Ditangani

2006 31 2007 146 2008 750 2009 415

Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Republik Indonesia, 2010.

Page 41: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Disini Departemen Perindustrian dan Perdagangan lebih

berperan dalam menjaga kestabilan penerimaan negara dalam hal

cukai hasil tembakau. Dapat dilihat pada Tabel 5 di atas bahwa

proses law enforcement begitu gencar dilakukan oleh Dirjend Bea

dan Cukai bersinergi dengan POLRI (Kepolisian Republik

Indonesia) dalam melakukan pengawasan pita cukai palsu tersebut.

Setiap departemen pemerintahan mempunyai pandangan yang

berbeda-beda dalam hal cukai hasil tembakau tersebut dikarenakan

ada tugas yang berbeda pula pada setiap departemennya. Perbedaan

persepsi yang ada ini tidak mungkin untuk disatukan melihat

perbedaan tanggung jawab dan wewenang dari setiap departemen.

3. Departemen Pertanian

Pada Departemen Pertanian dalam hal kebijakan tarif cukai

hasil tembakau adalah melalui perkembangan dari jumlah lahan yang

digunakan dalam pertanian tembakau dan penelitian-penelitian untuk

mencari substitusi produk. Departemen Pertanian mendukung

sepenuhnya perkembangan lahan dan penelitian mengenai

pengembangan tembakau tersebut. Isu strategis untuk komoditas

tembakau adalah ditetapkannya rokok sebagai salah satu industri

prioritas. Industri rokok di Indonesia menggunakan 80% bahan baku

tembakau lokal. Tembakau cerutu merupakan komoditas ekspor

yang sudah terkenal sejak lama. Areal pertanaman tembakau setiap

tahun mencapai 220.000 ha, sekitar 60% di Jawa Timur, selebihnya

Page 42: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

tersebar di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan

Nusa Tenggara Barat. Pada umumnya tembakau diusahakan oleh

petani berskala kecil, hanya sebagian yang diusahakan oleh Badan

Usaha Milik Negara dan Perusahaan Swasta.

Sumbangan tembakau terhadap pendapatan petani dan negara

cukup besar. Usaha tani dan industri tembakau dapat menghidupi 10

juta jiwa yang meliputi 4 juta petani, 600.000 orang tenaga kerja di

pabrik-pabrik rokok, 4,5 juta orang yang terlibat dalam perdagangan,

dan 900.000 orang terlibat dalam transportasi dan periklanan.

Tembakau memberikan sumbangan pendapatan negara dalam bentuk

cukai dan devisa dari ekspor tembakau. Kendala-kendala yang

dihadapi dalam pengembangan tembakau adalah rendahnya

produktivitas dan beragamnya mutu yang dihasilkan, serta tekanan

masyarakat internasional terkait isu kesehatan.

Oleh karena itu Departemen Pertanian menggalakkan

penelitian yang diarahkan pada peningkatan produktivitas dan mutu

tembakau serta mengurangisenyawa-senyawa yang mempengaruhi

kesehatan perokok misalnya kandungan nikotin yang lebih rendah.

Apabila dilihat dari sisi petani tembakau, tembakau sebagai tanaman

industry yang merupakan pilihan oleh petani dalam berusaha tani.

Pilihan yang dipilih petani tersebut didasarkan pada pemikiran dan

kondisi yang sangat rasional dan menguntungkan. Petani pada

prinsipnya tidak memilih menanam komoditas tembakau apabila

Page 43: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

tanaman tersebut tidak memberikan keuntungan.80 Pemilihan petani

berusaha tani tembakau mendapatkan perlindungan dari Undang-

Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

Dalam Pasal 6 Ayat (1) menyebutkan bahwa : ”Petani memiliki

kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan

pembudidayaannya”.

Berdasarkan pada Undang-Undang No. 12 Tahun 1992

tentang Sistem Budidaya Tanaman, hak-hak petani sebagai seorang

warga negara mendapat perlindungan hukum. Seperti diketahui

bahwa berbagai jenis tanaman memiliki sifat lokal dan spesifik,

misalnya kelapa sawit kurang sesuai ditanam di Pulau Jawa.

Demikian juga dengan tembakau memiliki sifat dan lokalisasi dan

spesifik. Artinya, tanaman ini sangat sesuai apabila ditanam pada

wilayah-wilayah tertentu, seperti Madura, Bojonegoro, Besuki,

Sleman, Temanggung, Deli, Lombok, dan lainnya. Sifat yang lokal

dan spesifik tersebut sangat sesuai dengan pola tanam yang

telahdilaksanakan oleh para petani di masing-masing lokasi

penanaman tembakau. Oleh karena itu, sangat naif sekali apabila

petani diminta untuk mengurangi atau mengendalikan tanaman

tembakau. Apabila hal ini dilakukan maka perusahaan-perusahaan

rokok akan mengalami kesulitan dalam bahan baku untuk membuat

rokok. Kesulitan bahan baku tersebut akan dipenuhi dengan

Page 44: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

melakukan impor daun tembakau, yang pada akhirnya dapat

mengurangi devisa negara.

Jika sudah mengancam pengurangan devisa negara, pastilah

pemerintah sudah mulai mengambil sikap untuk mempertahankan

penerimaan negara tersebut. Pengurangan devisa berasal dari

masuknya barang impor ke dalam negeri. Berbagai upaya ditempuh

untuk menggalakkan kembali pertanian tembakau, salah satunya

adalah dengan mengembangkan penelitian terhadap tembakau

rendah nikotin dan tar untuk mengurangi dampak rokok terhadap

kesehatan.

C. Kebijakan Tarif Cukai Hasil Tembakau di Indonesia Dilihat Dari

Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) dan

Peruntukannya

Setelah dana cukai hasil tembakau dikutip selanjutnya akan

dikumpulkan oleh pemerintah untuk dikembalikan kembali kepada

masyarakat, disebut Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (Dana Bagi

Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT)). Semua peraturan yang

diterapkan dalam pembagian ini ditetapkan oleh Peraturan Menteri

Keuangan. Dimulai dari cukai hasil tembakau dan dasar pembagian

kepada daerah. Sedangkan untuk penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau (DBHCHT) hanya diketahui oleh daerah masing-masing

karena penggunaannya menggunakan metode block grant.

Page 45: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 2.4 Penetapan Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau Tahun Anggaran 2009

No Daerah Jumlah

1 Surakarta 2.764.989.068

2 Boyolali 3.425.770.857

3 Sukoharjo 2.772.201.919

4 Wonogiri 2.483.494.026

5 Sragen 2.640.937.713

6 Klaten 5.208.380.679

Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2009

Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) diberikan melalui

transfer ke rekening masing-masing daerah melalui Direktorat Jenderal

Perimbangan Keuangan yang dibawah Departemen Keuangan yang

dipimpin oleh Menteri Keuangan dengan dasar Peraturan Menteri

Keuangan No. 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan dan

Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah. 84 Pada Pasal 21

ketentuan ini menyebutkan bahwa pelaksanaanpenyaluran Dana Bagi

Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) dilakukan triwulanan.

Penyaluran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) tersebut

akan dilakukan apabila telah disampaikannya laporan konsolidasi, yaitu

laporan penggunaan dana yang tandatanganin oleh Gubernur.

Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT)

tersebut dapat dilihat pada Peraturan Menteri Keuangan No.

Page 46: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

84/PMK.07/2008 tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau, pada Pasal 2 peraturan ini menyebutkan bahwa :

1. “Penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 66A ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun

1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2007, digunakan untuk mendanai kegiatan :

a. Peningkatan kualitas bahan baku;

b. Pembinaan industri;

c. Pembinaan lingkungan sosial;

d. Sosialisasi ketentuan di bidang cukai; dan/atau

e. Pemberantasan barang kena cukai ilegal.

2. Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,

mendorong, dan melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sesuai dengan prioritas dan karakteristik daerah masing-

masing”.

Dalam peraturan penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau (DBH CHT) seluruhnya digunakan untuk menanggulangi

permasalahan yang timbul dari tembakau tersebut, seperti para petani

yang kesulitan bibit dan pupuk harus diberikan jalan keluar dengan

cara memberikan bibit dan pupuk gratis melalui Dinas Pertanian

masing-masing daerahnya. Cara yang lebih real lagi adalah dengan

memberikan para petani tembakau tersebut informasi mengenai daftar

Page 47: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

harga pasaran dari tembakauagar petani tidak menjual dengan harga

yang sudah ditentukan oleh Industri Hasil Tembakau tersebut

(tengkulak).

Dalam hal penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau (DBH CHT) untuk pembinaan Industri Hasil Tembakau

dilakukan dengan cara memberikan kemudahan dalam pengurusan

izin-izin terkait usaha industri rokok tersebut. Apabila Industri Hasil

Tembakau ingin mengekspor produksinya banyak sekali

tahapantahapan yang harus dilaluinya, seperti pembuatan Nomor

Registrasi Produk (NRP). Pembuatan Nomor Registrasi Produk

tersebut harus menggunakan Tanda DaftarPerusahaan (TDP) dan Izin

Usaha Industri (IUI) yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi. Pengurusan izin terkait ekspor tersebut

memiliki hambatan dalam hal pungutan liar yang dilakukan oleh para

pegawai-pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

(Depperindag). Setelah izin-izin tersebut selesai dikeluarkan oleh

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, belum bisa digunakan untuk

mengekspor masih ada lagi pengurusan Nomor Registrasi Produk di

pusat. Hal ini yang membuat para pengusaha Industri Hasil Tembakau

kesulitan dalam mengekspor produk mereka. Dalam pembahasan bab

ini ditemukan bahwa ada pandangan yang berbeda-beda dari setiap

departemen pemerintah terkait dengan kebijakan tarif cukai hasil

tembakau. Namun keadaan seperti ini diluruskan kembali oleh

Page 48: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pemerintah dengan mengeluarkan Roadmap Tembakau 2007 – 2020

dengan pembangunan bertahapnya.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang menganalisis penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau telah beberapa kali dilakukan oleh beberapa orang dan

sebagian besar mengatakan bahwa penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau masih jauh dari efisiensi dalam pemanfaatannya maupun

transparansinya.

Ditis (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemanfaatan

Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di kota Surakarta” dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif menyimpulkan bahwa

penggunaan dana Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau masih kurang

efisien dan belum sinkron dengan penggunaan yang seharusnya serta

nominal anggaran yang direalisasikan belum optimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Ika (2010) berjudul “Analisis

Alokasi Dana Bagi Hasil Tembakau di Kota Surakarta” dengan metode

deskriptif mengatakan bahwa alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau masih belum jelas dasar dan tolok ukur pembagiannya

terumatam pada tahun awal pelaksanaan. Serta realisasi penggunaan

alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau masih belum dilaksanakan

secara baik dari segi jumlah realisasi maupun jenis kegiatan realisasinya.

Page 49: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

E. Kerangka Pemikiran

Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau diambilkan dari 2% cukai

tembakau yang diterima sebuah daerah. Dana ini dialokasikan untuk

pengembangan pembangunan di daerah yang berkaitan contohnya

perbaikan infrastruktur, pemulihan akibat-akibat rokok serta

menumbuhkan industri rokok skala kecil-menengah

Untuk itu daerah yang mengalokasikan Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau dalam hal ini kota Surakarta sudah sewajarnya

mengembangkan peraturan dan realisasi penggunaan Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau secara tepat dan efisien.

Secara skematis kerangka pemikiran dapat dijabarkan sebagai

berikut :

Page 50: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Gambar 2.1

Sistematis Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran

Karakteristik dan Potensi Pajak cukai di Kota

Surakarta

Potensi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di

kota Surakarta

Perkembangan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di kota

Surakarta

Analisis deskriptif terhadap anggaran dan realisasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau

Analisis terhadap realisasi Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau

Analisis terhadap alokasi anggaran Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau

Kebijakan penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau kota

Surakrta secara tepat

Page 51: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disajikan sebelumnya

maka disusun hipotesis sebagai berikut ini :

1. Kebijakan dan peraturan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

di kota Surakarta belum mengalokasikan dana secara tepat dan

efisien.

2. Perkembangan distribusi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

di kota Surakarta belum secara tepat membagi distribusi dana

untuk kegiatan-kegiatan yang seharusnya disponsori DBHCHT.

3. Perkembangan nilai realisasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau di kota Surakarta mengalami lonjakan yang cukup

signfikan dari tahun ke tahun.

4. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan dana Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau pertahun di kota Surakarta belum sesuai

dengan peraturan di tahun awal tapi membaik di tahun berikutnya.

Page 52: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau yang didapatkan dari prosentase pajak cukai kota Surakarta.

Variabel yang digunakan adalah nilai anggaran, nilai realisasi beserta

SKPD yang mendapatkan pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau (DBHCHT). Batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau kota Surakarta tahun

2008-2010

2. Realisasi penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

beserta SKPD yang mendapatkan pembagiannya di kota

Surakarta tahun 2008-2010

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian deskiptif yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan alat analisis dengan metode kualitatif dan menggunakan

metode Statistik deskriptif dimana menggambarkan karakteristik subjek

ataupun obyek penelitian secara terperinci, ringkas, jelas dan sistematis.

Page 53: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Sumber Data Primer :

Data diperoleh langsung dari Kantor Dinas Kota Surakarta. Peneliti

melakukan wawancara dengan pejabat Kantor Dinas Kota Surakarta.

Contoh : Data yang diperoleh adalah data nominal anggaran dan

realisasi penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di kota

Surakarta.

2. Sumber Data Sekunder :

Data diperoleh dari sumber lain yang masih berkaitan dengan

penelitian. Data diperoleh dan dibaca oleh penulis atau referensi

lainnya yang dapat digunakan sebagai tambahan penelitian, data

tersebut diantarannya Undang-Undang yang mengatur Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau dan proses perancangan Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan Data

a) Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

secara langsung dengan bertatap muka dan berdialog yang

Page 54: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dilakukan peneliti terhadap pimpinan dan karyawan Kantor Dinas

Kota Surakarta untuk meperoleh informasi yang lengkap.

Contoh : Data penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

di kota Surakarta tahun 2008-2010

b) Studi Pustaka

Suatu teknik yang menggunakan buku atau referensi sebagai teknik

mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti.

Contoh : Undang-Undang yang mengatur alokasi Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau

2. Sumber Data

a) Sumber Data Sekunder

Data diperoleh langsung dari Kantor Dinas Kota Surakarta. Peneliti

melakukan wawancara dengan pejabat Kantor Dinas Kota

Surakarta Data diperoleh dari sumber lain yang masih berkaitan

dengan penelitian. Data diperoleh dan dibaca oleh penulis atau

referensi lainnya yang dapat digunakan sebagai tambahan

penelitian, data tersebut diantarannya Undang-Undang yang

mengatur Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dan proses

perancangan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.

Page 55: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

E. Metode Analisis Data

Dalam sebuah penelitian teknik analisis data merupakan bagian

yang sangat penting karena pada bagian menyusun data yang diperlukan

secara sistematis dan komprehensif. Pada tahap ini data dikerjakan dan

dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-

kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang

diajukan dalam sebuah penelitian.

Dalam mengolah dan menganalisis data yang diperoleh, penulis

menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif yaitu dengan cara

menginterprestasikan (membaca, menyimak, dan membandingkan) tabel,

grafik ataupun data yang kemudian melakukan uraianuntuk menarik

kesimpulan, sehingga data yang terkumpul berhubungan satu dengan yang

lainnya secara sistematis.

Page 56: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

1. Kondisi Geografis

Secara geografis, Kota Surakarta terletak antara 110° 45’ 15” dan

110° 45’ 35” Bujur Timur dan antara 7° 36’ dan 7° 56’ Lintang Selatan.

Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” merupakan

dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut.dan berada

diantara pertemuan kali/ sungai-sungai Pepe, Jenes, dan Bengawan Solo.

Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta berkisar antara 24,8°C sampai

dengan 28,1°C, beriklim tropis dengan curah hujan berkisar antara 6 mm –

949 mm yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan,

kelembaban udara berkisar antara 66 % sampai dengan 84 %, tekanan

udara antara 1007,30 mb – 1016,10 mb, dengan arah angin antara 01 knot

sampai dengan 15 knot.

Batas wilayah Kota Surakarta sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo,

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dan di sebelah

barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar.

Page 57: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Wilayah Administratif

Kota Surakarta mempunyai luas wilayah mencapai 44,06 km2.

Luas wilayah kota Surakarta terbagi menjadi 5 kecamatan, 51 kelurahan,

2.645 RT, dan 592 RW. Kelima kecamatan tersebut yaitu : Kecamatan

Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan

Jebres, dan Kecamatan Banjarsari. Berikut ini pembagian wilayah

administratif kota Surakarta Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Administratif Kota Surakarta Tahun 2008

No Kecamatan Luas (Km2)

% Kelurahan

%

RT

%

RW

%

1

Laweyan

8,64

19,62

11

21,57

452

17,09

105

17,74

2

Serengan

3,19

7,24

7

13,73

332

12,56

75

12,66

3

Pasar Kliwon 4,82

10,94

9

17,64

424

16,03

100

16,90

4

Jebres

12,58

28,57

11

21,57

605

22,87

145

24,49

5

Banjarsari

14,81

33,63

13

25,49

832

31,45

167

28,21

Jumlah

44,04

100

51

100

2.645

100

592

100

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2008

Page 58: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan pada tabel 4.1 di atas, dari kelima kecamatan yang ada

di wilayah kota Surakarta, kecamatan yang mempunyai luas wilayah

paling besar yaitu Kecamatan Banjarsari (14,81 km2) yang mencakup

hampir 33,63% dari total keseluruhan luas wilayah Kota Surakarta,

sedangkan kecamatan yang mempunyai luas wilayah paling kecil adalah

Kecamatan Serengan (3,19 km2). Kemudian dengan cakupan wilayah

administratif yang luas tersebut, Kecamatan Banjarsari mempunyai jumlah

kelurahan paling banyak dari pada wilayah administrasi yang lain yaitu

sebanyak 13 kelurahan, jumlah RT sebanyak 832 RT, dan jumlah RW

sebanyak 167 RW.

3. Kependudukan

Menurut data yang tercatat pada kantor Badan Pusat Statistik Kota

Surakarta, jumlah penduduk Kota Surakarta sebanyak 564.853 jiwa,

dengan rincian jumlah penduduk laki-laki sebanyak 279.324 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan sebanyak 286.529 jiwa. Berikut ini

perkembangan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan tingkat

kepadatan tiap kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini

Page 59: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Kota Surakarta Tahun 2008.

No Kecamatan Luas(Km2)

% Laki-laki

% Perempuan

% Jumlah % Tingkat

Kepadatan (Jiwa/ Km2)

1 Laweyan 8,64

19.62 54.14

19.39 55.766

19.46 109.930

19.46 12.723

2 Serengan

3,19

7.25 31.23

11.19 32.295

11.27 63.58

11.25 19.899

3

Pasar Kliwon

4,82 10.95 43.12 15.45 44.808 15.64 87.980 15.58 18.272

4 Jebres

12,58

28.56 70.46

25.24 71.826

25.07 142.292

25.19 11.311

5 Banjarsari

14,81

33.62 80.29

28.73 81.834

28.56 161.093

28.52 10.945

Jumlah 44,04

100 27924

100 286.59

100 564.853

100 Rata-rata

14.63

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2008 (diolah).

Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas, jumlah penduduk yang paling

banyak terdapat di wilayah Kecamatan Banjarsari sebanyak 161.093 jiwa

atau 28,52% dari total penduduk di kota Surakarta dan jumlah penduduk

yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Serengan sebanyak 63.558 jiwa

(11,25%). Jumlah penduduk laki-laki paling banyak terdapat di wilayah

Kecamatan Banjarsari sebanyak 80.259 jiwa dan jumlah penduduk

perempuan paling banyak juga terdapat di wilayah Kecamatan Banjarsari

sebanyak 81.834 jiwa. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling

tinggi terdapat di Kecamatan Serengan dengan tingkat kepadatan

penduduk mencapai 19.899jiwa/ km2 dan tingkat kepadatan penduduk

Page 60: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

paling rendah terdapat di Kecamatan Banjarsari dengan tingkat kepadatan

penduduk mencapai 10.945jiwa/ km2.

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Kota Surakarta adalah jumlah

penduduk menurut tingkat pendidikan yang telah dan sedang ditempuh,

dalam hal ini pendidikan formal. Berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik Kota Surakarta, tingkat pendidikan penduduk Kota Surakarta

dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.3

Penduduk Usia 5 Tahun ke atas Menurut Pendidikan Tertinggi

No Pendidikan Laki-laki % Perempuan % Jumlah %

1 Tidak Punya Ijasah SD

35.616 16,22 40.068 17,80 75.684 17,02

2 SD 40.704 18,53 51.092 22,69 91.796 20,64

3 SMP Umum/ Kejuruan

42.824 19,50 43.248 19,21 86.072 19,35

4 Madrasah Tsanawiyah

567 0,10 456 0,28 848 0,19

5 SMU 49.820 22,68 42.824 19,02 92.644 20,83

6 Madrasah Aliyah

1.696 0,77 636 0,28 2332 0,52

7 SMK 19.080 8,69 20.988 9,32 40.068 9,01 8 Diploma I/II 2.120 0,96 4.028 1,79 6.148 1,38 9 Akademi/D III 9.752 4,44 8.692 3,87 18.444 4,15 10 D.IV/S1 16.112 7,34 12.296 5,46 28.408 6,39 11 S2/S3 1.696 0,77 636 0,28 2.332 0,52

Jumlah 219.632 100 225.144 100 444.776 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2008 (diolah).

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, pendidikan yang paling tinggi

yang ditamatkan penduduk di wilayah Kota Surakarta yang jumlahnya

paling besar adalah tamatan SMU sebanyak 92.644 jiwa atau 20,83% dari

Page 61: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

total penduduk yang menempuh pendidikan di kota Surakarta. Sedangkan

untuk urutan yang kedua adalah penduduk dengan lulusan SD sebanyak

91.796 jiwa (20,64%). Kemudian untuk yang ketiga adalah penduduk

dengan lulusan SMP Umum/ Kejuruan sebanyak 86.072 jiwa (19,35%).

5. Keadaan Ekonomi

PDRB merupakan salah satu cerminan dari tingkat kesejahteraan

masyarakat suatu wilayah. Semakin besar nilai PDRB suatu wilayah, maka

semakin tinggi tingkat kemajuan pembangunan di wilayah tersebut.

Perkembangan PDRB Kota Surakarta berdasarkan harga konstan dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.4

Perkembangan Produk Domestik RegionalBrutoMenurutLapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kota Surakarta

Tahun 2007-2008 (Jutaan Rupiah)

No Sektor 2007 % 2008 % %

Pertumbuhan 2007-2008

1. 2.

3.

4.

5. 6.

7.

8.

9.

Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa

2.899,10

1.828,17

1.173.422,60

96.867,33 528.770,39

1.126.471,69

428.864,77

425.590,18

519.573,14

0,07

0,04

27,88

2,26 11,85

26,04

9,95

9,88

12,03

2.886,18

1.733,60

1.200.606,83

103.020.58 583.669,88

1.211.208,49

449.973,94

449.992,44 546.669,38

0,06

0,04

27,45

2,26 12,86

26,68

9,91

9,91

12,04

-0,44

-5,17

2,31

6,35 10,38

7,52

4,92

5,73 5,21

PDRB 4.304.287,37 100 4.538.761,32 100 5,44

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2008 (diolah).

Page 62: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa

sumbangan terbesar terhadap PDRB Kota Surakarta tahun 2007 sampai

dengan tahun 2008 berasal dari sektor industri pengolahan. Pada tahun

2008 sektor industri pengolahan memberikan sumbangan pada PDRB

sebesar 1.200.606,83 juta rupiah atau 27,45% dari total PDRB kota

Surakarta. Sumbangan yang besar juga diberikan dari sektor perdagangan,

hotel, dan restoran sebesar 1.211.208,49 juta rupiah (26,17%). Hal ini

dapat dimengerti karena sektor industri pengolahan dan sektor

perdagangan, hotel, dan restoran merupakan penyangga utama

perekonomian Kota Surakarta.

6. Tenaga Kerja

Salah satu modal utama dalam perkembangan roda pembangunan adalah

tenaga kerja. Berdasarkan data yang tercatat pada kantor Badan Pusat

Statistik Kota Surakarta, jumlah tenaga kerja yang bekerja sebanyak

261.143 jiwa. Berikut ini perkembangan penduduk yang bekerja menurut

lapangan pekerjaan di Kota Surakarta Tahun 2008, dapat dilihat pada tabel

4.5 dibawah ini :

Page 63: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 4.5 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kota Surakarta Tahun 2008 Mata

Pencaharian

Jumlah Persentase (%)

Petani 4.56 0,11 Buruh Tani 4.29 0,11 Pengusaha 7.954 1,98

Buruh industri 70.034 17,46 Buruh Bangunan 62.759 15,64

Pedagang 32.374 8,07 Angkutan 15.776 3,93

PNS/TNI/POLRI 26.424 6,58 Pensiunan 22.683 5,65 Lain-lain 162.290 40,45 Jumlah 401.179 100

Sumber : Surakarta Dalam Angka 2008

Sementara itu jika dilihat berdasarkan mata pencaharian penduduk pada

tahun 2008 jumlah yang paling sedikit adalah penduduk bermata

pencaharian sebagai petani baik itu pada pertanian milik sendiri maupun

sebagai buruh tani, dengan total sebanyak 885 orang. Hal ini tentunya

disebabkan karena sempitnya lahan pertanian di Kota Surakarta yang

luasnya hanya mencakup 149,32 Ha atau 3,39% dari luas wilayah

seluruhnya (4.404,06 Ha). Sedangkan jumlah terbanyak adalah penduduk

bermata pencaharian diluar bidang pertanian, penguasaha, buruh industri

dan bangunan, pedagang, angkutan dan PNS yang mencakup 162.290

orang

Page 64: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan Kebijakan DBHCHT Kota Surakarta

Dana Alokasi DBHCHT yang dikelola oleh gubernur disalurkan

kepada kota Surakarta sesuai dengan besar kontribusinya dalam

penyetoran cukai tembakau. Dana alokasi DBH CHT diterima oleh kota

Surakata setiap tiga bulan, Walikota Surakarta penerima DBH CHT

membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaaan kegiatan

peningkatan kualitas bahan baku tembakau, pembinaan industri,

pembinaan sosial, sosialisasi di bidang cukai dan pemberantasan barang

kena cukai ilegal setiap enam bulan kepada Gubernur.

Untuk penyaluran dana atas DBH CHT, Walikota Surakarta

membuat dan menyampaikan rancangan program kegiatan serta

penganggaran DBH CHT kepada Gubernur sebelum tahun anggaran

berjalan. Penganggaran dana tersebut diperoleh dari PMK (Peraturan

Menteri Keuangan) atas alokasi definitif ataupun alokasi Indikatif DBH

CHT oleh Menteri Keuangan sebelum tahun anggaran, PMK yang

diberikan kemudian digunakan sebagi pedoman oleh TAPD (Tim

Penganggaran Pemerintah Daerah) kota Surakarta untuk rencana

pengganggaran dan pengalokasian dana ke setiap SKPD.

Gubernur menyampaikan laporan konsolidasi rancangan program

kegiatan dan anggaran DBH CHT dari masing-masing kota kepada

Menteri Keuangan, Menteri Keuangan memberikan persetujuan atas

pembagian alokasi DBH CHT yang ditetapkan oleh Gubernur, dana

Page 65: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

alokasi DBHCHT akan disalurkan melalui Gubernur kepada kota

Surakarta. Dana alokasi DBH CHT ditransfer dari kas umun negara ke

kas umum daerah.

Setelah mengevaluasi pelaksanaan ketentuan penggunaan DBH

CHT pada tahun anggaran, Walikota menyampaikan laporan atas

penggunaaan DBH CHT. Walikota menyampaikan laporan atas

penggunaaan DBH CHT untuk semester pertama sebelum tanggal 20 Juli

dan untuk semester kedua sebelum tanggal 10 Desember setiap tahun

anggaran.

Penggunaan DBH CHT atas alokasi dana disalurkan kota

Surakarta kepada setiap SKPD dan penggunaannya digunakan untuk

kegiatan peningkatan kualitas bahan baku tembakau, pembinaan industri,

pembinaan sosial, sosialisasi di bidang cukai dan pemberantasan barang

kena cukai illegal. Kota Surakarta tidak melaksanakan kegiatan

peningkatan kualitas bahan baku karena kota Surakarta bukan sebagai

penghasil bahan baku pengadaan bahan industri tembakau. Bahan baku

yang digunakan tiga IHT di Surakarta yaitu PT. Minapadi Makmur, PT

Djitoe dan PT. Kerbau masih dipasok dari Kudus, Boyolali,

Temanggung, Nganjuk, Purwokerto, Semarang dan kota penghasil

tembakau lainnya.

Pada tahun 2008 perkembangan nilai anggaran yang diberikan

pemerintah kota Surakarta atas dasar PMK ( Peraturan Menteri

Keuangan) untuk alokasi DBH CHT yaitu sebesar Rp. 1.158.259.124,00

Page 66: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

untuk 4 SKPD antara lain adalah Hukum HAM, Disperindag,

Diskominfo, Satpol PP.

Pada tahun 2009 nilai anggaran yang diberikan lebih banyak dari

tahun 2008 dikarenakan program-program yang dilakukan tahun

sebelumnya perlu pengembangan untuk menjadi lebih baik, yaitu sebesar

Rp. 3.329.480.000,00 untuk 12 SKPD antara lain adalah

DISPERINDAG, DISOSNAKER, DPPKA, BAPPEDA, DINKES, BLH,

Administrasi Pemerintahan, Hukum HAM, DISKOMINFO, DISPORA,

Administrasi Ekonomi dan Satpol PP.

Tahun 2010 nilai anggaran yang didistribusikan kepada SKPD

mengalami penurunan dalam jumlah keseluruhan dari total tahun 2009

yaitu sebesar Rp. 2.913.664.000,00 dikarenakan melihat dari pencapaian

kinerja yang hampir 100% di tahun 2009 dan program-program yang

sudah berjalan maka di tahun 2010 di lengkapi dan dikembangkan untuk

menjadikan lebih baik, dan SKPD yang mendapatkan distribusi anggaran

antara lain adalah Disperindag, Dinsosnaker, DPPKA, bag. Eko,

DINKES, DINKES, BLH, BAPPEDA, Diskominfo, Hukum HAM,

Bag.Eko.

2. Pertumbuhan nilai anggaran dan realisasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau di Kota Surakarta

Sebagai salah satu sumber penerimaan daerah, Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) mempunyai peranan yang sangat

penting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) khususnya

Page 67: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dalam penerimaan daerah yang senantiasa mengalami peningkatan

maupun penurunan dari tahun ke tahun. DBH CHT dianggarkan pertama

kali di Kota Surakarta pada tahun 2008 hingga memasuki tahun ke empat

pada tahun 2011 ini. Dalam tabel berikut dapat dijelaskan besar peranan

DBH CHT terhadap Pendapatan daerah Kota Surakarta.

Tabel 4.6

Anggaran dan Realisasi DBH CHT 2008-2010 Kota Surakarta

No Kegiatan

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

1 Peningkatan Kualitas

Bahan Baku

2 Pembinaan Industri 300.000.000 287.999.400

1.678.664.000

1.385.597.500

3 Pembinaan 2.739.500.000

2.651.308.400 860.000.000 774.725.500

Lingkungan Sosial

4 Sosialisasi di 783.259.124 54.578.500 239.980.000 236.047.375 375.000.000 360.057.500

Bidang Cukai

5 Pemberantasan barang 375.000.000

54.578.500 50.000.000 45.117.000

Kena Cukai Ilegal

total 1.158.259.124

257.940.125

3.329.480.000

3.220472.175

2.913.664.000

2.250.380.500

Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Pada tabel 4.6 dapat di jelaskan bahwa anggaran dan realisasi

DBHCHT pada kurun waktu 2008-2009 mengalami peningkatan

sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan dilihat dari jumlah

total nya. Menurut kegiatannya yang dilakukan DBHCHT meliputi

Peningkatan Kualitas Bahan Baku, Pembinaan Industri, Pembinaan

Page 68: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Lingkungan Sosial, Sosialisasi di Bidang Cukai, dan Pemberantasan

Barang Kena Cukai Ilegal.

Tahun 2008 merupakan tahun pertama penganggaran DBH CHT

di kota Surakarta sebesar Rp1.158.259.124,- dari total pendapatan kota

Surakarta sebanyak Rp717.583.491.821,- DBH CHT menyumbang

peranan 0,0017% Pada tahun kedua penganggaran peranan tersebut

mengalami peningkatan menjadi 0,0048% dengan nilai nominal DBH

CHT sebesar Rp3.329.480.000,- dari total penerimaan daerah

Rp692.871.252.526,-. Tahun Ketiga penganggaran DBH CHT menurun

menjadi 0,0035% sebesar Rp2.913.664.000,- dari Pendapatan Surakarta

Rp817.108.827.816,-.

Penurunan penerimaan alokasi dana DBH CHT disebabkan

adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau yang ditetapkan dalam PMK

No.181/PMK.011/2009 serta pembatasan dalam perolehan pita cukai

bagi setiap IHT untuk menjalankan proses pengolahan tembakau menjadi

hasil tembakau (rokok). IHT tersebut memproduksi rokok namun pita

cukai dibatasi penggunaannya dan berbeda jenis pita cukai antara satu

IHT dengan IHT lainnya. Tahun 2010 IHT dituntut untuk menargetkan

hasil produksinya dan membeli pita cukai tersebut sesuai dengan target

produksi rokok. Apabila dalam proses pengolahan rokok pita cukai sudah

habis dan rokok yang diproduksi melebihi pita cukai yang dibeli maka

rokok tersebut tidak diijinkan beredar, karena rokok tersebut illegal tanpa

Page 69: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

adanya pita cukai yang melekat. Pita Cukai hanya dapat diperoleh setelah

masa tertentu sesuai dengan peraturan kantor cukai setempat.

Kebijakan pembatasan cukai tersebut dilaksanakan guna menekan

penggunaan rokok illegal dan dampak rokok pada masyarakat umum,

dan berbanding terbalik dengan penerimaan Negara atas cukai yang

disetor oleh IHT karena semakin terbatasnya pita cukai maka semakin

sedikit jumlah cukai yang dibayarkan kepada Negara.

Pengalokasian DBH CHT selama tiga tahun terakhir mengalami

kenaikan dan penurunan tergantung kebijakan yang ditetapkan oleh

provinsi dan menteri keuangan sebagai pusat kebijakan. Anggaran dan

realisasi penerimaan DBH CHT dapat diringkas sebagai berikut :

Tabel 4.7 Anggaran dan Realisasi DBH CHT 2008-2010

Kota Surakarta

t.a ANGGARAN REALISASI SISA

KENAIKAN (PENURUN

AN)

REALISASI (%)

2008 1.158.259.124

257.940.125 900.318.999

- 20.91

2009 3.329.480.000

3.120.821.175 208.658.825

2.171.220.876

93.73

2010

2.913.664.000

2.520.380.500

393.283.500

(415.816.000)

86.50

Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Dari tabel diatas dapat dijelaskan, Tahun 2008 masih mengalami

kesulitan terbukti hanya 20,91% realisasi dari anggaran yang

dianggarkan. SILPA tahun 2008 dianggarkan kembali pada tahun 2009,

sehingga jumlah anggaran pada tahun 2009 menjadi Rp3.329.480.000,-

dan terealisasi sebesar Rp3.120.821.175,- atau sebesar 93,73 %. Pada

Page 70: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tahun 2010 dana yang dianggarkan menurun disebabkan oleh kenaikan

tarif cukai hasil tembakau serta pembatasan perolehan pita cukai bagi

IHT, anggaran dana tersebut menjadi Rp2.913.664.000,- dan terealisasi

sebesar 86,50% atau sebesar Rp2.520.380.500,-. SILPA tahun 2009 dan

tahun 2010 dianggarkan kembali pada tahun 2011 dan masih berjalan

dalam proses alokasi

a) Alokasi DBH CHT tahun 2008 Kota Surakarta

Penggunaan alokasi dana DBH CHT disalurkan kepada setiap

SKPD sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan dan

penggunaannya untuk peningkatan kualitas bahan baku tembakau,

pembinaan industri, pembinaan sosial, sosialisasi di bidang cukai

dan pemberantasan barang kena cukai illegal. Penggunaan alokasi

DBH CHT di kota Surakarta hingga ke SKPD pelaksana pada tahun

2008 dapat dilihat dalam penjelasan berikut :

Tabel 4.8 Penggunaan DBH CHT Tahun Anggaran 2008

Kota Surakarta

Program Anggaran Realisasi Sisa Pencapaian Kinerja

(%) SKPD

Sosialisasi ketentuan di

Bidan g Cukai

100.000.000 100.000.000 0 100,00 Hukum HAM

208.647.499 28.750.000 179.897.499 13,78 Disperindag

474.611.625 74.611.625 400.000.000 15,72 Diskominfo

783.259.124 203.361.625 579.897.499 25,96

Pemberantasan BKC

illegal

Total

375.000.000

1.158.259.124

54.578.500

257.940.125

320.421.500

900.318.999

14,55

22,27

Satpol PP

Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Page 71: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Data diatas menjelaskan, Bagian Hukum dan HAM

menggunakan dana atas alokasi DBHCHT untuk Fasilitasi sosialisai

Perundang-undangan di bidang cukai pencapaian kinerja sebesar

100% atau sebesar Rp100.000.000,-. Dinas Perindustrian dan

Perdagangan digunakan dalam penyediaan sarana informasi yang

dapat diakses masyarakat keterkaitannya dengan informasi yang

diberikan kepada IHT sebagai penghasil cukai hasil tembakau,

terealisasi sebesar 13,78% dengan nominal Rp28.750.000,- dana

tersebut digunakan untuk pengadaan peralatan pelengkap sarana

program inkubasi teknologi solo technopark. Dinas Komunikasi dan

Informatika menganggarkan dana tersebut untuk Jasa cetak buku

sosialisasi aturan cukai dan pembuatan video cukai terealisasi

sebesar Rp74.611.625,- dari anggaran Rp474.611.625,- atau

terealisasi sebesar 15,72%. Kerjasama pengembangan kemampuan

aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI/POLRI dan kejaksaan

dianggarkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dengan dana DBH

CHT Rp54.578.500,- dan tersisa Rp320.421.500,- atau terealisasi

sebesar 14,55% dari anggaran. Dari seluruh program dan kegiatan

SKPD tahun 2008 tersisa Rp900.318.999,- dari total anggaran

sebesar Rp1.158.259.124,- Dana SILPA DBH CHT 2008

dianggarkan kembali dalam APBD Tahun Anggaran 2009 untuk

membiayai kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan.

Page 72: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b) Alokasi DBH CHT tahun 2009 Kota Surakarta

Pada tahun 2009 atau tahun kedua penganggaran, DBH CHT

mengalami peningkatan sebesar Rp2.171.220.876,- menjadi

Rp3.329.480.000 dan dialokasikan ke 12 (dua belas) Satuan Kerja

Pemerintah Dareah (SKPD) pelaksana kota Surakarta. Dalam

Program peningkatan kualitas bahan baku kota Surakarta tidak

menjalankan kegiatan tersebut karena kota Surakarta bukan sebagai

penghasil bahan baku pengadaan bahan industri tembakau. Bahan

baku yang digunakan di solo masih dikirim dari Kudus,

Temanggung dan kota penghasil tembakau lainnya.

Berikut akan dijelaskan dalam tabel alokasi penggunaan

DBHCHT pada tahun 2009 oleh 12 (dua belas) Satuan Kerja

Pemerintah Dareah Kota Surakarta.

Page 73: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.9 Penggunaan DBH CHT Tahun Anggaran 2009

Kota Surakarta

PROGRAM ANGGARAN REALISASI SISA Pencapaian

Kinerja (%)

SKPD

Peningkatan Kualitas Bahan

Baku

0 0 0 0

Pembinaan Industri

100.000.000 96.779.000 3.221.000 93.17 Disperindag

100.000.000 93.830.000 6.170.000 93.83 Disperindag 100.000.000 97.390.400 2.609.600 97.39 Dinsosnaker 300.000.000 287.999.400 12.000.600 96.00

Pembinaan Lingkungan

Sosial

2.362.500.000 2.344.780.000 17.720.000 99.25 DPPKA

75.000.000 73.769.900 1.230.100 98.36 BAPPEDA 70.000.000 69.083.000 917.000 98.69 DINKES 160.000.000 105.325.000 54.675.000 65.83 DINKES 12.000.000 2.899.000 9.101.000 24.16 DINKES 60.000.000 55.451.500 4.548.500 92.42 BLH 2.739.500.000 2.651.308.400 88.191.600 96.78

Sosialisasi

Ketentuan di Bidang Cukai

30.000.000 30.000.000 0 100.00 Administrasi Pemerintahan

30.000.000 30.000.000 0 100.00 Hukum HAM 25.000.000 24.545.000 455.000 98.18 Diskominfo 30.000.000 30.000.000 0 100.00 DISPORA 124.980.000 121.502.375 3.477.625 97.22 Adm. Eko 239.980.000 236.047.375 3.932.625 98.36

Pemberantasan BKC ilegal

50.000.000 45.117.000 4.883.000 92.00 Satpol PP

Total 3.329.480.000 3.220.472.175 109.007.843 96.73 Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Data tabel menunjukkan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

menggunakan anggaran dana tersebut pendataan IHT di kota

Surakarta yaitu PT. Kerbau, PT. Mina Padi dan PT Djitoe serta

bantuan dan latihan klaster industri dana yang dibutuhkan sebesar

Rp186.995.000,- untuk pembiayan dua kegiatan tersebut atau

sebesar 93,5% pencapaian kinerja dari Rp200.000.000,- yang

dianggarkan. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

melakukan pelatihan kerja dan terealisasi sebesar Rp97.390.000,-

atau sebesar 97,39% dari anggaran Rp100.000.000,- , kedua SKPD

Page 74: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka

program Pembinaan Industri dengan total realisasi Rp287.999.400,-

dengan pencapaian kinerja 96,00% dari anggaran Rp300.000.000,-

Program Pembinaan lingkungan Sosial dilakukan oleh empat

SKPD dengan pencapaian kinerja sebesar 96,78% dan biaya

Rp2.651.308.400,- dari Rp2.739.500.000,- anggaran. Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset mengalokasikan dana

DBHCHT untuk Hibah penguatan ekonomi masyarakat dengan

penggunaan dana sebesar Rp2.344.780.000,- dari anggaran

Rp2.362.500.000,- atau pencapaian kinerja sebesar 99,25%. Badan

Pengawas Daerah melakukan perencanaan atas dana alokasi

DBHCHT untuk tahun berikutnya memerlukan dana sebesar

Rp73.769.900,- atau 98,36% dari anggaran Rp75.000.000,-.

Pembuatan smoking area, pengadaan alat bantu uji paru-paru,

pemeriksaan kesehatan kerja telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan

dengan pengeluaran Rp177.307.000,- dari anggaran Rp242.000.000,-

atau 73,27% pencapaian kinerja. Pelatihan composting oleh Badan

Lingkungan Hidup dalam program pembinaan sosial atas dampak

negatif adanya industri tembakau tercapai 92,42% kinerjanya dengan

biaya Rp55.451.000,- dari Rp60.000.000,- anggaran.

Sosialisasi ketentuan di bidang cukai dilakukan dengan cara

sosialisasi aparatur, masyarakat dan pelajar oleh Bagian administrasi

Pemerintahan, Bagian Hukum HAM serta Dinas Pendidikan dan

Page 75: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Olahraga telah terealisasi 100% dengan anggaran Rp90.000.000,-

Dinas Komunikasi dan Informasi telah melakukan pengembangan

komunikasi, informasi, dan media massa dalam sosialisasi cukai

dengan biaya Rp24.545.000,- dengan pencapaian kinerja 98,18%

dari anggaran Rp25.000.000, Bagian Administrasi Perekonomian

menggunakan dana sebesar Rp121.502.375,- dengan pencapaian

kinerja 97,22% dari anggaran sebesar Rp124.980.000,- untuk

kesekretariatan. Program ini telah melakukan pencapaian kinerja

sebesar 9,75% dari anggaran Rp239.980.000,- dengan total

pengeluaran dari lima SKPD sebesar Rp236.047.375,-

Program Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal dilakukan

oleh Satuan pamong Praja. Pemberantasan cukai illegal oleh satuan

pamong praja bertujuan untuk meningkatkan keamanan lingkungan

adanya cukai illegal, termasuk rokok tanpa pita cukai tercapai

90,23% pencapaian kinerja dengan pengeluaran sebesar

Rp45.117.000,- dari anggaran Rp50.000.000,-

c) Alokasi DBH CHT tahun 2010 Kota Surakarta

Tahun Ketiga penganggaran yaitu tahun 2010 mengalami

penurunan jumlah alokasi DBHCHT sebesar Rp415.816.000,-

Sehingga anggaran DBHCHT menjadi Rp2.913.664.000,- Penurunan

tersebut disebabkan karena adanya kenaikan tarif cukai hasil

tembakau yang sesuai PMK No.181/PMK.011/2009 serta

Page 76: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

pembatasan perolehan pita cukai bagi IHT untuk menjalankan proses

pengolahan tembakau menjadi hasil tembakau.

Kebijakan pembatasan cukai tersebut dilaksanakan guna

menekan penggunaan rokok illegal dan dampak rokok pada

masyarakat umum, dan berbanding terbalik dengan penerimaan

Negara atas cukai yang disetor oleh IHT karena semakin terbatasnya

pita cukai maka semakin sedikit jumlah cukai yang dibayarkan

kepada Negara.

Tarif cukai yang naik menjadi beban bagi IHT karena dengan

bertambahnya tarif tersebut IHT harus dapat merencanakan hasil

produksi untuk proses produksi ke depan. Dari hasil wawancara

penulis dengan pemilik IHT di Surakarta yaitu PT. Kerbau, PT.

Minapadi Makmur dan PT. Djitoe, pemilik IHT tidak berani

mengambil resiko dengan membeli stock pita cukai berlebihan

karena belum tentu penjualan pada tahun tersebut sama besarnya

dengan pita cukai yang dibeli. Begitu pun sebaliknya, apabila IHT

membeli pita cukai dibawah produksi rokok, rokok tersebut tidak

dapat diedarkan atau dijual karena tidak dilekati pita cukai,

sedangkan untuk memperoleh pita cukai hanya pada masa tertentu

sesuai dengan peraturan kantor cukai setempat dan pita cukai antara

IHT satu dengan IHT lain berbeda (brand/merk pita cukai berbeda-

beda).

Page 77: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

IHT belum dapat menempatkan kedua kebijakan baru

tersebut yaitu pembatasan pita cukai dan kenaikan tarif cukai karena

faktor resiko yang akan ditanggung dan efisiensi dana yang

dikeluarkan atas cukai yang disetor terhadap pembelian pita cukai.

Berikut akan disajikan tabel penggunaan DBHCHT tahun 2010 di

kota Surakarta yang dianggarkan dan dilaksanakan oleh 10 (sepuluh)

Satuan Kerja Pemerintah Daerah.

Page 78: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.10 Penggunaan DBH CHT TahunAnggaran 2010

Kota Surakarta

PROGRAM ANGGARAN REALISASI SISA Pencapaian

Kinerja (%)

SKPD

Peningkatan Kualitas Bahan Baku

0 0 0 0

Pembinaan Industri

50.000.000 93.165.000 2.057.000 95.89 Disperindag

50.000.000 93.830.000 11.631.000 76.74 Dinsosnaker 1.447.200.000 97.390.000 277.000.000 80.86 DPPKA 131.464.000 129.085.500 2.378.500 98.19 Bag. Eko

1.678.664.000

1.385.597.500 293.066.500 82.54

Pembinaan Lingkungan

Sosial

600.000.000 563.997.300 3.002.700 94.00 DINKES

75.000.000 74.764.000 236.000 99.69 DINKES 50.000.000 9.539.500 40.460.500 19.08 DINKES 60.000.000 55.800.000 4.200.000 93.00 BLH 75.000.000 70.624.700 4.375.300 94.17 Bapeda

860.000.000

774.725.500 85.274.500 90.08

Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai

75.000.000 73.572.000 1.428.000 98.10 Diskominfo

150.000.000 139.465.000 10.535.000 92.98 Hukum HAM 150.000.000 147.020.000 2.979.500 98.01 Bag. Eko

375.000.000

360.057.000 14.942.500 96.60

Pemberantasan BKC ilegal

0 0 0 0

Total 2.913.664.000 2.520.380.500 393.283.500 86.50 Sumber : Administrasi Perekonomian kota Surakarta

Dari data tabel dijelaskan, Program peningkatan kualitas

bahan baku masih belum dilakukan oleh kota Surakarta karena kota

Surakarta belum menjadi kota penghasil bahan baku pengadaan

bahan industri tembakau. Pemberantasan barang Kena Cukai illegal

tidak dianggarkan pada tahun ini karena proses pengolahan hasil

tembakau oleh IHT di kota Surakarta telah sesuai dengan ketetapan

dan peraturan daerah.

Program Pembinaan Industri dilakukan oleh Dinas

Perindustrian Perdagangan dengan fasilitasi pengembangan

incubator tehnologi dan bisnis, dana yang dianggarkan sebesar

Page 79: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Rp50.000.000,- dan terealisasi Rp47.943.000,- atau 95,89%

pencapaian kinerja. Rekuitmen pelatihan tenaga kerja dilaksanakan

oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan biaya

Rp38.369.000,- dan pecapaian kerja 76,74% dari anggaran

Rp50.000.000,-, Penguatan ekonomi masyarakat dilakukan kembali

oleh DPPKA dengan pencapaian kerja 80,86% dari anggaran

Rp1.447.200.000,- dan terealisasi Rp1.170.200.000,-.

Pengembangan klaster bisnis dilakukan oleh Bagian perekonomian

dengan anggaran Rp131.464.000,- dan pengeluaran biaya yang

digunakan sebesar Rp129.085.500,- atau 98,19% pencapaian kinerja.

Program Pembinaan Industri membutuhkan dana Rp1.385.597.500,-

dari anggaran Rp1.678.664.000,- dan masih tersisa Rp293.066.500,-

Pembinaan lingkungan sosial memerlukan dana

Rp774.725.500,- dan tersisa Rp85.274.500,- dari anggaran

Rp860.000.000,- dilakukan oleh Dinas kesehatan dengan pengadaan

mobil klinik, pembuatan smoking area, dan bantuan pengobatan

dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp138.300.800,- dari

Rp725.000.000,- anggaran. Badan Lingkungan hidup melakukan

pelatihan dan supervisi composting dengan pencapaian kinerja 93%

dari anggaran Rp60.000.000,- serta kajian perokok aktif/pasif di

kawasan bisnis oleh Badan Pengawas Daerah dengan dana

Rp70.624.700,- atau 94,17% dari Rp75.000.000,- anggaran.

Page 80: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Program sosialisasi ketentuan di bidang cukai dilakukan

oleh 3 (tiga) SKPD dengan biaya Rp360.057.500,- tersisa

Rp14.942.500,- dari anggaran Rp375.000.000,- Penyusunan raperda

cukai dilaksanakan Bagian Hukum HAM dengan pencapaian kinerja

92,98% dari anggaran Rp150.000.000,- atau terealisasi

Rp139.465.000,- Monitoring evaluasi penggunaan DBHCHT

dianggarkan kepada SKPD pelaksana Bagian perekonomian dengan

anggaran Rp150.000.000,- dan terealisasi 98,01% pencapaian

kinerja atau Rp147.020.500,-.

3. Alokasi dana Dana Bagi hasil Cukai Hasil Tembakau berdasarkan

peruntukannya.

Penggunaan alokasi dana bagi hasil cukai tembakau yang di

salurkan kepada SKPD sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan

dan penggunaannya untuk peningkatatan kualitas bahan baku tembakau ,

pembinaan sosial, sosialisasi di bidang cukai dan pemberantasan barang

kena cukai ilegal adalah dengan program setiap tahunnya yaitu :

Pada tahun 2008 program-program yang dibuat oleh SKPD antara lain

a. Program-program tentang Sosialisasi kententuan di Bidang Cukai

ditangani oleh 4 SKPD antara lain adalah Hukum HAM mempunyai

kegiatan Fasilitas Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan

dibidang Cukai, sedangkan SKPD Disperindag mempunyai kegiatan

Penyediaan Sarana Informasi yang dapat diakses Masyarakat,

Page 81: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dengan uraian untuk Pembelian Note Book Toshiba Satelite M300,

LCD Proyektor Sanyo PDG-DSU 21, Komputer, Camera Kodak

Easy Share C 713, Printer Canon MP 145, dan SKPD Diskominfo

mempunyai program Cetak Buku, Pembuatan Dokumentasi, Belanja

Modal dengan uraian: Jasa Cetak Buku Sosialisasi aturan Cukai, Jas

Pembuatan Video Cukai, dan Belanja Modal Pengadaan alat-alat

angkutan darat bermotor Station Wagon.

b. Program-program tentang pemberantasan BKC Ilegal ditangani oleh

1 SKPD yaitu Satpol PP, mempunyai program/ kegiatan

Pemeliharaan Kamtramtibnas dan pencegahan Tindak Kriminal,

kerjasama Pengembangan Kemampuan Aparat Polisi Pamong Praja

dengan TNI/POLRI dan Kejaksaan.

Pada tahun 2009 Program - program yang dibuat oleh masing-masing

SKPD antara lain

a. Program - program tentang Sosialisasi kententuan di Bidang Cukai

ditangani oleh 5 SKPD antara lain adalah Adm.Pem mempunyai

kegiatan Sosialisasi Aparatur, Hukum HAM mempunyai kegiatan

Sosialisasi Masyarakat, Diskominfo mempunyai kegiatan

Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa, DISPORA

mempunyai kegiatan Sosialisasi Pelajar, dan Adm. Eko sebagai

Sekretariat.

Page 82: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

b. Program - program tentang pemberantasan BKC Ilegal ditangani

oleh 1 SKPD yaitu Satpol PP mempunyai kegiatan Pemberantasan

Cukai Ilegal/Peningkatan Keamanan Lingkungan.

c. Program – program tentang pembinaan Industri ditangani oleh 2

SKPD antara lain adalah Disperindag mempunyai kegiatan GMP/

Pendataan Pemakai IHT, Bantuan dan Latihan, dan

DISOSNAKERTRANS mempunyai kegiatan Pelatihan Pekerja.

d. Program – program tentang Pembinaan Lingkungan Sosial ditangani

oleh 4 SPKD antara lain adalah DPPKA mempunyai kegiatan Hibah

Penguatan Ekonomi Masyarakat RT, BAPPEDA mempunyai

kegiatan Perencanaan/Study , DINKES mempunyai kegiatan

Pembuatan Smoking Area, Pengadaan Alat Uji Paru dan

Pemeriksaan Kesehatan Pekerja, BLH mempunyai kegiatan

Pelatihan Komposting.

Pada tahun 2010 Program - program yang laksanakan oleh masing-

masing SKPD antara lain

a. Program - program tentang Sosialisasi kententuan di Bidang Cukai

ditangani oleh 3 SKPD antara lain adalah Hukum HAM mempunyai

kegiatan Penyusunan Raperda Cukai, Diskominfo mempunyai

kegiatan Sewa Billboard, Bag. Eko mempunyai kegiatan Monitoring,

Evaluasi dan Pelaporan berjalannya kesekretariatan DBHCHT.

b. Program – program tentang pembinaan Industri ditangani oleh 4

SKPD antara lain adalah Disperindag mempunyai kegiatan Fasilitas

Page 83: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Pengembangan Inkubator Teknologi dan Bisnis,

DISOSNAKERTRANS mempunyai kegiatan Rekruitmen Pelatihan

Pencari Kerja, DPPKA mempunyai kegiatan Penguatan Ekonomi

Masyarakat, Bag. Eko mempunyai kegiatan Pengembangan Klaster

Bisnis.

c. Program – program tentang Pembinaan Lingkungan Sosial ditangani

oleh 3 SPKD antara lain adalah DINKES mempunyai kegiatan

Pengadaan Mobil Laboratorium Paru, Pembuatan Smoking Area,

Bantuan pengobatan, BLH mempunyai kegiatan Pelatihan dan

Supervisi Komposting dan BAPPEDA mempunyai kegiatan Kajian

Perokok Aktif/ Pasif di Kawasan Bisnis.

Setiap tahun dan setiap SKPD mengalami perubahan dalam

penggunaan dana alokasi DBH CHT dikarenakan memang pada tahun itu

sendiri melihat perkembangan program – program yang dilakukan

berkembang atau tidak, bertujuan supaya lebih optimal dalam

penggunanan DBH CHT dikarenakan dana alokasi itu sendiri, jika masih

tersisa akan digunakan pada tahun selanjutnya.

Page 84: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya

yang berhubungan dengan alokasi DBHCHT di kota Surakarta, penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. DBH CHT dialokasikan ke kota Surakarta melalui provinsi sesuai dengan

ketetapan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.9 tahun 2009 dan PMK

No.20/PMK.07/2009, Dana alokasi DBH CHT tersebut nantinya akan

dikelola dan dialokasikan ke setiap SKPD terkait oleh Walikota.

2. Tahun 2008 perkembangan nilai anggaran untuk alokasi DBH CHT yaitu

sebesar Rp. 1.158.259.124,00 untuk 4 SKPD antara lain adalah Hukum

HAM, Disperindag, Diskominfo, Satpol PP.Pada tahun 2009 nilai

anggaran yang diberikan sebesar Rp. 3.329.480.000,00 untuk 12 SKPD

antara lain adalah DISPERINDAG, DISOSNAKER, DPPKA,

BAPPEDA, DINKES, BLH, Administrasi Pemerintahan, Hukum HAM,

DISKOMINFO, DISPORA, Administrasi Ekonomidan Satpol PP. Tahun

2010 nilai anggaran yang didistribusikan kepada SKPD yaitu sebesar Rp.

2.913.664.000,00 dan SKPD yang mendapatkan distribusi anggaran antara

lain adalah Disperindag, Dinsosnaker, DPPKA, bag. Eko, DINKES,

DINKES, BLH, BAPPEDA, Diskominfo, Hukum HAM, Bag.Eko.

3. Perkembangan nilai realisasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau di Kota

Surakarta dari tahun 2008-2009 mengalami peningkatan, dari Rp.

Page 85: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

257.940.125,00 menjadi Rp 3.220.472.175,00. Dari data tersebut

mengalami kenaikan sebesar 1187,30%. Namun pada tahun 2010

penerimaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau mengalami penurunan

sebesar 21,74% yaitu menjadi Rp 2.520.389.500,00.

4. Pada tahun 2008 program-program yang dibuat oleh SKPD tentang

Sosialisasi kententuan di Bidang Cukai dan tentang pemberantasan BKC

Ilegal. Tahun 2009 Program - program yang dibuat oleh masing-masing

SKPD antara lain tentang Sosialisasi kententuan di Bidang Cukai tentang

pemberantasan BKC Ilegal tentang pembinaan Industri dan Pembinaan

Lingkungan Sosial. Tahun 2010 Program - program yang laksanakan oleh

masing-masing SKPD adalah tentang Sosialisasi kententuan di Bidang

Cukai tentang program pembinaan Industri dan program Pembinaan

Lingkungan Sosial

B. Saran

1. Dengaan adanya kebijakan dan peraturan DBHCHT di Surakarta

seharusnya tetap di awasi dan dipantau supaya kinerja setiap SKPD (

Satuan Kinerja Pemerintah Daerah ) sesuai dengan program yang

dilaksanakan dan berdampak positif pada masyarakat.

2. Meningkatkan anggaran DBH CHT untuk memperluas cakupan kegiatan

yang bermanfaat dan juga mengoptimalkan distribusi alokasi dana DBH

CHT jika perlu mengajak kerjasama pihak atau badan swasta untuk

Page 86: STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI EVALUASI PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL CUKAI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

merealisasikan lebih baik dalam program-program yang dijalankan SKPD

yang diberi anggaran setiap tahunnya.

3. Seharusnya nilai realisasi yang meningkat drastis dari tahun 2008 ke tahun

2009 da tahun 2010 disertai realisasi pencapaian kinerja yang bagus juga,

karena dengan dana yang sangat besar, saya sebagi peneliti kurang

mengetahui realisasi dari masing – masing SKPD yang bersentuhan

dengan industri dan terutama bagi masyarakat.

4. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan masing – masing SKPD harus di

informasikan kepada masyarakat atau pihak – pihak yang bersentuhan baik

langsung atau tidak langsung, dimana bertujuan untuk partisipasi seluruh

pihak dalam kegiatan, selain itu peneliti kurang menjumpai kegiatan-

kegiatan dari alokasi dana DBH CHT yang di kerjakan masing-masing

SKPD.