pendidikan kewarganegaraan...bagi pemerintah pusat atau pemerintah daerah. memberikan informasi dan...
TRANSCRIPT
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
‘POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL’
NAMA : INGE AGUSTI GANI
KELAS : 2TB05
NPM : 22317925
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS GUNADARMA
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….....i
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………......1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………….............1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….......1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….....1
1.4 Manfaat penulisan……………………………………………………………………...2
II. PEMBAHASAN…..……………………………………………………………………….3
2.1 Pengertian Politik, Strategi, POLSTRANAS..........………………………..………......3
2.1.1 Pengertian Nasional…………..…………………………………………….…...3
2.1.2 Pengertian strategi……………………………………………………………....4
2.1.3 Politik dan Strategi Nasional…………………………………………...……….5
2.2 Dasar Pemikiran Penyusunan POLSTRANAS………………………………..……....5
2.3 Penyusunan Politik Strategi Nasional………………………………………………....5
2.3.1 Otonomi Daerah…………………………………………………………………6
2.3.2 Kewenangan Daerah…….………………………………………………………6
2.3.3 Politik Luar Negeri……………………………………………………………...7
2.3.4 Politik Dalam Negeri………………………………………………………........8
2.3.5 Penyelengaraan Negara…..………………………………………………..........9
2.3.6 Komunikasi, Informasi, dan Media Massa………………………………….......9
2.3.7 Agama…………………………………..……………………………………...10
2.3.8 Pendidikan……………………..…………………………………….................10
III. PENUTUP………………………………………………………………………..............11
3.1 Kesimpulan ……….....………………………………………………………………..11
3.2 Saran/solusi…………………………………………………………………………....11
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………......12
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Politik dan Strategi nasional merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Politik yang
dikatakan sebagai upaya proses menentukan tujuan dan cara mewujudkannya berhubungan langsung
dengan strategi yang merupakan kerangka rencana untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam
hal ini politik dan strategi nasional merupakan sesuatu yang berhubungan erat dengan cara-cara untuk
mencapai tujuan nasional. Politik nasional pada hakikatnya merupakan kebijakan nasional. Hal ini
dikarenakan, politik nasional merupakan landasan serta arah bagi konsep strategi nasional dan strategi
nasional merupakan pelaksanaan dari kebijakan nasional. Dalam penyusunan politik nasional hal-hal
yang perlu diperhatikan secara garis besar adalah kebutuhan pokok nasional yang meliputi masalah
kesejahteraan umum dan masalah keamanan dan pertahanan negara. Pelaksanaan politik dan strategi
nasional yang dilekukan oleh negara Indonesia mencakup beberapa bidang yang dianggap central bagi
penyelarasan kehidupan berbangsa dan bernegara dari masyarakat Indonesia. Bidang-bidang tersebut
adalah bidang hukum, bidang ekonomi, bidang politik, bidang agama, bidang pendidikan, bidang
sosial dan budaya, bidang pembangunan daerah, bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup,
serta bidang pertahanan dan keamanan.
1.2 . RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan politik dan strategi naional?
2. Bagaimana penyusunan politik dan strategi nasional?
3. Bagaimana kaidah pelaksanaan politik dan strategi nasional?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ini adalah agar masyarakat di daerah Indonesia
mendapat lebih mengetahui politik dan strategi nasional Indonesia. Adapun tujuan adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui apa itu politik dan strategi nasional.
2. Mengetahui penyusunan politik dan strategi nasional.
3. Mengetahui kaidah pelaksanaan politik dan strategi nasional.
2
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat.
Memberikan informasi serta dukungan untuk dapat lebih memiliki rasa ingin tahu terhadap
politik dan strategi nasional Indonesia.
2. Bagi pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
Memberikan informasi dan referensi bagi pemerintah setempat dalam pengambilan kebijakan
untuk lebih mensejahterakan dan berhubungan erat agar tercapai tujuan nasional.
3. Manfaat bagi Penulis
Mengetahui kondisi realita yang terjadi di negara Indonesia dan berhubungan erat dengan cara-
cara agar tercapai tujuan nasional.
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN POLITIK, STRATEGI, DAN POLSTRANAS
2.1.1 PENGERTIAN POLITIK
Kata ”politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani politeia, yang akar katanya dadalah
polis, berarti satuan kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teia, berarti urusan.
Dalam bahasa indonesia, politik dalam arti politics mempunyai kepentingan umum warga negara
satuan bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang di kehendaki.
Dalam bahasa inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prisip), keadaan, cara, dan alat yang
digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Sedangkan policy, yang dalam bahasa
indonesia diterjemahkan sebagai kebijaksanana, adalah pertimbangan-pertimbangan yang di
anggap dapat menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau tujuan yang di kehendaki.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau alokasi sumber daya.
a. Negara
Negara merupakan suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang di
taati oleh rakyatnya. Boleh di katakan negara merupakan bentuk memasyarakat dan organisasi
politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.
b. Kekuasaan
kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang
atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Dalam politik yang perlu di perhatikan adalah
bagaimana kekuasaan itu di peroleh, bagaimana mempertahankannya, dan bagaimana
melaksanakannya.
4
c. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan keputusan perlu di
perhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat. Jadi, politik adalah
pengambilan keputusan melalui sarana umum. Keputusan yang diambil menyangkut sektor publik
dari suatu negara.
d. Kebijakan Umum
Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan yang diambil oleh seseorang atau kelompok politik
dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Dalam pemikirannya adalah bahwa masyarakat
memilih beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula, sehingga perlu rencana yang
mengikat yang dirumuskan dalam kebijakan-kebijakan oleh pihak yang berwenang.
e. Distribusi
Yang dimaksud distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values) dalam masyarakat.
Nilai adalah suatu yang diinginkan dan penting. Ia harus membagi secara adil. Politik membicarakan
bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.
2.1.2 PENGERTIAN STRATEGI
Strategi berasal dari bahasa yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the general” atau
seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-
1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan tempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari perang.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau
pencapaian tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan
mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkann.
5
2.1.3 POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai
tujuan suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas,
haluan, usaha serta kebijakan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan,
dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
2.2 DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN POLSTRANAS
Penyusunan politik dan strategi nasional harus memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung
dalam sistem manajemen nasional yang berlandasan ideologi pancasila, UUD 1945, Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini sangat
penting sebagai kerangkai acuan dalam penyusunan politik dan strategi nasional, karena didalamnya
terkandung dasar negara, cita-cita nasional, dan konsep strategi bangsa indonesia.
2.3 PENYUSUNAN POLITIK STRATEGI NASIONAL
Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan
lembaga-lembaga tersebut dalam UUD 1945 merupakan “suprastruktur politik”. Lembaga-lembaga
tersebut adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden,
Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan MA. Sedangkan badan-
badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata
politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group). Suprastruktur dan
infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastuktur politik di atur oleh
presiden/mandataris MPR. Dalam melaksanakan tugas ini presiden dibantu oleh berbagai lembaga
tinggi negara lainnya serta dewan-dewan yang merupakan badan koordinasi, seperti dewan stabilitas
ekonomi nasional, Dewan Pertahanan Keamanan Nasional, Dewan Tenaga Atom, Dewan
Penerbangan Antariksa Nasional RI, Dewan Maritim, Dewan Otonomi Daerah, dan Dewan
Stabilitas Politik dan Keamanan.
Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran yang akan dicapai
oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik nasional, penyelenggaraan negara harus
6
mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan
mencantumkan sasaran sektoralnya.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun bidang
Hankam akan selalu berkembang karena:
- Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. - Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya. - Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup.
- Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
- Semakin kritis dan terbukannya masyarakat terhadap ide baru.
2.3.1 OTONOMI DAERAH
Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang merupakan salah satu wujud
politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua bentuk otonomi kepada dua
daerah’ yaitu otonomi terbatas bagi daerah provinsi dan otonomi luas bagi daerah kabupaten/kota.
Perbedaan antara undang-undang yang lama dan yang baru ialah:
- Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat (Central
government looking)
- Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah (Local
government looking). Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah sesuai
dengan tuntunan reformasi yang mengharapkan adanya pemerataan pembangunan dan hasil
hasilnya untuk semua daerah, yang pada gilirannya diharapkan dapat mewujudkan
masyarakat madani.
2.3.2 KEWENANGAN DAERAH
Kewenangan bidang lain, sebagai mana dimaksud poin (1), meliputi kebijakan tentang
perencanaan nasional dan pengadilan pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan
keuangan, system administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan serta
pemberdayaan sumber daya manusia, pemberdayaan daya alam, teknologi yang strategis,
konservasi, dan standarisasi nasional.
Dengan berlakunya UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, daerah mempunyai kewenangan
yang lebih luas dibandingkan ketika UU No.5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di
7
Daerah dan UU No.5 tahun 1979 tentang pemerintahan Desa masih berlaku. Berdasarkan UU No.
22 tahun 1999 kewenangan daerah mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal,
agama, serta kewenangan bidang lain.
Bentuk dan Susunan pemerintahan daerah:
- DPRD sebagai badan Legislatif Derah ah sebagai dan pemerintahan daerah sebagai
eksekutif daerah dibentuk di daerah.
- DPRD Sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk
melaksanakan demokrasi berdasarkan pancasila.
DPRD mempunyai tugas dan wewenang yaitu:
- Memilih gubernur/wakil gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Wali Kota/Wakil Wali Kota
- Memilih anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari utusan daerah.
- Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian gubernur/wakil Gubernur, Bupati
/Wakil Bupati, Walikota/ Wakil Wali Kota.
- Membentuk peraturan daerah bersama Gubernur, Bupati dan Wali Kota.
- Menetapkan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama Gubernur, Bupati, dan
Wali Kota.
- Mengawasi pelaksanaan peraturan daerah, pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan
Wali Kota, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kebijakan daerah, dan
dan pelaksanaan kerjasama internasional, di daerah. Memberikan pendapatan dan
pertimbangan kepada pemerintah atas rencana perjanjian internasional yang mennyangkut
kepentingan daerah. Menampung dan menindak lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat.
2.3.3 POLITIK LUAR NEGERI
a. Menegaskan arah politik luar indonesia yang bebas aktif berorientasi pada
kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas antar negara berkembang
yang mendukung negara kamerdekaan.
b. Dalam melakukan perjanjian dan kerja sama internasional yang menyangkut kepentingan
dan hajat orang banyak harus mempersatuan lembaga perwakilan rakyat.
c. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur luar negeri melakukan deformasi proaktif dalam
segala bidang.
d. Meningkatkan kualitas dipormasi guna mempercepat pemulihan ekonomi dan pembangunan melalui kenerja ekonomi regional maupun internasional.
8
e. Meningkatkan kesiapan indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan
bebas terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, APEC DA WTO.
f. Memperluas perjanjian ektradisi dengan negara sahabat serta mempelancar prosedur
diplomatik dalam upaya melaksanakan bagian penyelesaian bagi penyelesaian masalah
perkara pidana.
g. Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan negara tertangga yang berbatasan
langsung dengan kawasaan ASEAN untuk memelihara kestabilan, pembanguan dan
kesejateraan.
2.3.4 POLITIK DALAM NEGERI
a. Memperkuat keberadaan dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
bertumpu pada ke-bhinekatunggalika-an. Untuk menyelesailan masalah-masalah yang
mendesak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perlu upaya rekonsiliasi
nasional yang diatur dengan undang-undang.
b. Menyempurnakan Undang-Undang Dasar 1945 sejalan dengan perkembangan kebutuhan
bangsa, dinamika dan tuntutan reformasi, dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan
bangsa, serta sesuai dengan jiwa dan semangat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
c. Meningkatkan peran Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan
lembaga-lembaga tinggi negara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan tanggung
jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
d. Mengembangkan sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis dan terbuka,
mengembangkan kehidupan kepartaian yang menghormati keberagaman aspirasi politik, serta
mengembangkan sistem dan penyelenggaraan pemilu yang demokratis dengan
menyempurnakan berbagai peraturan perundang-undangan di bidang politik.
e. Meningkatkan kemandirian partai politik terutama dalam memperjuangkan aspirasi dan
kepentingan rakyat serta mengembangkan fungsi pengawasan secara efektif terhadap kinerja
lembaga-lembaga negara dan meningkatkan efektivitas, fungsi dan partisipasi organisasi
kemasyarakatan, kelompok profesi, dan lembaga swadaya masyarakat dalam kehidupan
bernegara.
f. Meningkatkan pendidikan politik secara intensif dan komprehensif kepada masyarakat untuk
mengembangkan budaya politik yang demokratis, menghormati keberagaman aspirasi, dan
menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
g. Memasyarakatkan dan menerapkan prinsip persamaan dan anti-diskriminasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
h. Menyelenggarakan pemilihan umum secara lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat seluas-
luasnya atas dasar prinsip demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan
beradab yang dilaksanakan oleh badan penyelenggara independen dan non-partisan selambat-
lambatnya pada tahun 2004.
i. Membangun bangsa dan watak bangsa (nation and character building) menuju bangsa dan
masyarakat Indonesia yang maju, bersatu, rukun, damai, demokratis, dinamis, toleran,
sejahtera, adil dan makmur.
9
j. Menindak lanjuti paradigma baru Tentara Nasional Indonesia dengan menegaskan secara
konsisten reposisi dan redefinisi Tentara Nasional Indonesia sebagai alat negara dengan
mengoreksi peran politik Tentara Nasional Indonesia dalam kehidupan bernegara.
Keikutsertaan Tentara Nasional Indonesia dalam merumuskan kebijaksanaan nasional
dilakukan melalui lembaga tertinggi negara Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2.3.5 PENYELENGGARAAN NEGARA
a. Membersihkan penyelenggaraan negara dari pratek koropsi, kolusi, dan
Nipotisme dengan memberikan sanksi seberat – beratnya sesuai sesuai engan
ketentuan hukum yang berlaku.
b. Meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejateraan dan
profesionalise serta memberikan sitem karier berdasarkan presentasi dengan prinsip
pemberian.
c. Melakukan pemeriksaan kekayaan pejabat – pejabat pemerintahaan sebelum dan
sesudah memangku abataan dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia.
d. Meningkatkan fungsi dan profesionalisme birokrasi dalam melayani masyarakat serta
dalam mengelola kekayaan negara secara transparan.
e. Meningkatkan kinerja kesejahteraan pegawai negeri sipil, tentara nasional dan
kepolisian nasional republik indonesia.
f. Menetapkan netralisasi politik pegawai negeri degan menghargai hak polik.
2.3.6 KOMUNIKASI, INFORMASI DAN MEDIA MASSA
a. Meningkatkan pemanfaatan peranan komunikasi memalui media massa modern dan
tradisional untuk menjelaskan kehidupan bangsa.
b. Meningkatkan kualitas komunikasi diberbagai bidang melalui pengusahaan dan penerapan
teknologi informasi dan komunkasi guna memperkuat daya saing bangsa menghadapi
tantangan globalisasi.
c. Meningkatkan peran pres yang dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan. d. Membanguan jaringan informasi dan komunikasi antara pusat dan daerah dan serta
antar daerah secara timbal balik dalam rangka mendukung pembangun nasional.
e. Memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penerangan khusus
dari luar negeri.
10
2.3.7 AGAMA
a. Memantapkan fungsi peranan, dan kebudayaan agama sebagai landasan moral, spiritual,
dan etika dalam penyelanggaraan negara serta mengupayakan agar segala peraturan
perundang –undangan.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sitem pendidikan agama. c. Menigkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama untuk
menciptakan suasana harmonis dan saling menghormati.
d. Mempermudahkan umat agama dan menjalankan ibadahnya. e. Meningkatkan peranan dan fungsi lembaga – lembaga keagamaan dalam mengatasi
dampak perubahan yang terjadi disemua aspek kehidupan.
2.3.8 PENDIDIKAN
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang
bermutu tinggi.
b. Meningkatkan kemampuan akademis, profesionalme, dan jaminan kesejahteraan bagi
para pendidik.
c. Melakukan pembahruan sistem pendidikan, termasuk pembaruan kurikulum untuk melayani
keagamaan pendidik.
d. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sakolah. e. Melakukan pembaruan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan
prinsip desentralisasi otonomi keilmuan.
f. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat
maupun pemerintah dan menetkan sitem pendidikan.
g. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara tertata terpadu dan
menyeluruh.
11
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN : Dari pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Politik dan strategi nasional Indonesia
akan berhasil dengan baik dan memiliki manfaat yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan
dan kebahagiaan seluruh rakyat, jikalau para warga negara terutama para penyelenggara negara
memiliki moralitas, semangat, serta sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang mana nantinya
menjadi panutan bagi warganya. Dengan demikian ketahanan nasional Indonesia akan terwujud dan
akan menumbuhkan kesadaran rakyat untuk bela negara, serta kesadaran nasionalisme yang tinggi
namun bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yang adil dan beradab.
1.2 SARAN / SOLUSI :
Dari pembahasan di atas diharapkan bangsa Indonesia dapat melaksanakan politik dan strategi
nasional sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia agar kesesatuan dan kesejahteraan bangsa
Indonesia lebih terjamin dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Diharapakan para
penyelenggara negara memiliki moralitas dan semangat serta sikap mental yang baik agar dapat
menjadikan bangsa Indonesia lebih maju.
12
DAFTAR PUSTAKA
WEBSITE: https://yogiearieffadillah.wordpress.com/2014/06/13/politik-dan-strategi-nasional-implementasi-
politik-dan-strategi-nasional-dalam-bidang-pembangunan-nasional/
https://www.bambanghariyanto.com/2013/10/politik-dan-strategi-keamanan-nasional.html
https://www.slideshare.net/noviaarimi/makalah-politik-dan-strategi-nasional?from_action=save
https://www.coursehero.com/file/34428611/PKN-BAB-10-POLITIK-DAN-STRATEGI-NASIONALpdf/
S. Sumarsono, H. Mansyur, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2001.