pemaknaan cara frankl sebagai strategi coping … · di sisi lain, muncul juga sindroma...

94
i PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING TERHADAP PENGALAMAN PENOLAKAN SOSIAL OLEH TEMAN SEBAYA DI KALANGAN REMAJA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Silvester Kalpika Narantaka 119114035 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: trinhnguyet

Post on 06-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

i

PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING

TERHADAP PENGALAMAN PENOLAKAN SOSIAL OLEH TEMAN

SEBAYA DI KALANGAN REMAJA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Silvester Kalpika Narantaka

119114035

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

iv

HALAMAN MOTTO

Kehidupan memiliki momen bahagia yang memadai, jadi janganlah takut

menghadapi penderitaan (Viktor Frankl)

Modal dasar meneliti adalah “teliti” (A. Supratiknya)

Menghayati pengalaman adalah salah satu cara memperoleh pemaknaan

(Viktor Frankl)

If you wanna be the best, you have to learn from the best (Agnes Monica)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini secara khusus dipersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan kesabaran, mendampingi, dan

menginspirasi penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir, yang juga telah

memberikan hikmat, pengertian, dan dorongan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

Ayah dan Ibu yang selalu mengerti, memahami, dan yang terpenting menerima

semua hal yang terjadi selama penulisan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

vii

PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING

TERHADAP PENGALAMAN PENOLAKAN SOSIAL OLEH TEMAN

SEBAYA DI KALANGAN REMAJA

Silvester Kalpika Narantaka

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan memahami nilai daya cipta, nilai pengalaman, dan

nilai sikap sebagai cara mengatasi tekanan akibat penolakan sosial teman sebaya ala Frankl.

Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan adalah “bagaimana cara remaja mengatasi

stress/tekanan akibat penolakan oleh teman sebaya dengan menggunakan konsep pemaknaan

pengalaman ala Victor Frankl?” Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif dengan

AIK sebagai metode analisis data. Partisipan dalam penelitian ini ialah remaja berusia 12-18 tahun

yang mempunyai pengalaman ditolak oleh teman sebayanya. Pengambilan data penelitian

dilakukan dengan metode focus group discussion. Reliabilitas hasil penelitian didapatkan dengan

melakukan intercoder agreement dengan 2 orang coder. Validitas hasil penelitian dilakukan

dengan strategi validasi thick description dimana peneliti memberikan deskripsi yang sangat rinci

tentang lingkungan penelitian dan mengkaji tema-tema dengan berbagai macam perspektif dan

sudut pandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para partisipan mampu memaknai

pengalaman sebagai cara mengatasi tekanan akibat penolakan sosial teman sebaya dengan

mewujudkan nilai-nilai yang ditawarkan Frankl, yaitu nilai daya cipta, nilai pengalaman, dan nilai

sikap. Nilai sikap muncul paling banyak, dilanjutkan dengan nilai pengalaman, dan nilai daya cipta

muncul paling sedikit. Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi

eksistensial dalam diri partisipan.

Kata kunci : nilai daya cipta, nilai pengalaman, nilai sikap, frustrasi eksistensial, neurosis

noogenik, penolakan sosial teman sebaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

viii

COPING STRATEGIES TOWARD SOCIAL REJECTION EXPERIENCES

BY PEERS AMONG ADOLESCENTS BASED ON FRANKL’S THEORY

OF MEANING

Silvester Kalpika Narantaka

ABSTRACT

This research aims to uncover and understand the value of creativity, the value of experience, and

attitudes value as a Frankl way to overcome the pressure due to social rejection by peers. As for

the question of the purposed research is “how adolescents cope with stress/pressure due to

rejection by peers using the concept of the meaning as a Frankl way?” This type of research used

is qualitative content analysis method as a method of data analysis. Participants in this study is that

adolescents aged 12-18 years who have experience rejected by peers. Data retrieval research was

conducted using focus group discussion. The reliability of the results obtained by performing

intercoder agreement with 2 coder. The validity of the results of research conducted with thick

description validation strategy where researchers provide a very detailed description of the

research environment and examine themes with various perspectives and viewpoints. The result

showed that participants were able to interpret the experience as a way to overcome the pressure

due to social rejection by peers embody the values offered Frankl, which is the value of creativity,

the value of experience, and attitude value. Attitude value appear at most, followed by the value of

experience, and the value of creativity appeared the least. On the other hand, also appears the

syndrome of meaninglessness in the form of existential frustration within participants.

Keywords : the value of creativity, the value of experience, attitudes value, existential frustration,

noogenic neuroses, social rejection by peers.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia-

Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menginspirasi para pembaca.

Penyusunan skripsi ini terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang turut memberikan motivasi selama

penulisan skripsi ini.

2. P. Eddy Suhartanto, M. Si, selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya., selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu sabar membimbing dan memotivasi penulis menyusun skripsi dari

tahap ke tahap.

4. Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya, selaku dosen pembimbing akademik yang

telah mendampingi proses kuliah dari awal hingga akhir, memberikan

nasihat-nasihat, dan motivasi untuk mengembangkan diri.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

berbagi ilmu, pengalaman, dan memberikan inspirasi untuk berkarya di dunia

psikologi.

6. Veronika Dwi H., yang mampu membantu memahami dan meringankan

hambatan-hambatan dalam mengerjakan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 12

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 13

1. Manfaat Praktis ................................................................................ 13

2. Manfaat Teoritis ............................................................................... 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Remaja dan Teman Sebaya ................................................................... 14

B. Teman Sebaya : Penerimaan vs Penolakan Sosial ................................ 16

C. Cara Remaja Menghadapi Penolakan Sosial ........................................ 20

1. Nilai Daya Cipta……………………………………………………22

2. Nilai Pengalaman…………………………………………………...23

3. Nilai Sikap ........................................................................................ 25

4. Sindroma Ketidakbermaknaan ......................................................... 26

D. Kerangka Teoretis ................................................................................. 28

E. Hasil yang Diharapkan ......................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 30

A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 30

B. Partisipan .............................................................................................. 31

C. Peran Peneliti ........................................................................................ 35

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Perekaman Data .............................. 36

1. Protokol Observasi………………………………………………….39

2. Protokol Wawancara………………………………………………..39

3. Perekaman Data…………………………………………………….41

E. Reliabilitas dan Validitas ...................................................................... 41

1. Reliabilitas………………………………………………………….41

2. Validitas…………………………………………………………….43

F. Analisis dan Interpretasi Data .............................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

xiv

A. Pelaksanaan Penelitian dan Observasi .................................................. 47

B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 48

1. Bentuk Penolakan Teman Sebaya .................................................... 43

2. Memaknai Pengalaman sebagai Cara Mengatasi Tekanan/Coping . 51

a. Nilai Daya Cipta ........................................................................... 51

b. Nilai Pengalaman ......................................................................... 53

c. Nilai Sikap .................................................................................... 55

3. Sindroma Ketidakbermaknaan sebagai Cara Mengatasi Tekanan .... 59

a. Frustrasi Eksistensial .................................................................... 59

b. Neurosis Noogenik ...................................................................... 60

C. Pembahasan .......................................................................................... 62

1. Bentuk Penolakan Teman Sebaya .................................................... 62

2. Pemaknaan Cara Frankl sebagai Strategi Coping dari Pengalaman

Penolakan Sosial Teman Sebaya .......................................................... 63

3. Kegagalan Pemaknaan sebagai Cara Mengatasi Tekanan Akibat

Penolakan Sosial Teman Sebaya .......................................................... 68

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 69

A. Kesimpulan ........................................................................................... 69

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 71

C. Saran ..................................................................................................... 72

1. Bagi Penelitian Selanjutnya .............................................................. 72

2. Bagi Praktisi Psikologi ..................................................................... 72

3. Bagi Orang Tua ................................................................................ 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

xv

4. Bagi Sekolah ..................................................................................... 73

DAFTAR ACUAN ................................................................................................ 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sindroma Penerimaan VS Sindroma Penolakan Teman Sebaya ............. 17

Tabel 2 Data Umum Partisipan ............................................................................ 33

Tabel 3 Ringkasan Hasil Intercoder Agreement .................................................. 42

Tabel 4 Kategori Koding ...................................................................................... 46

Tabel 5 Ringkasan Hasil FGD .............................................................................. 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Coping ala Frankl .................................................................................. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena penolakan sosial di kalangan remaja banyak terjadi di Indonesia.

Fenomena itu dapat dijumpai dalam berbagai macam bentuk, misalnya pengucilan,

kekerasan verbal dan fisik, serta pelecehan. Kekerasan adalah bentuk penolakan

sosial yang paling umum terjadi pada remaja di Indonesia. Beberapa lembaga

terkait seperti Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat

Statistik (BPS), UNICEF Indonesia, dan Child Protection Program Manager Plan

Indonesia (CPPMPI) memberikan perhatian khusus terhadap fenomena ini. Pada

tahun 2006, BPS mencatat kasus penolakan sosial yang berujung kekerasan pada

anak dan remaja mencapai 25 juta kasus, dengan berbagai macam bentuk, dari yang

ringan sampai yang berat (Kurniasari et al., 2013). Pada tahun 2007, Global School-

based Student Health Survey (GSHS), BPS dan kepolisian mencatat dari seluruh

laporan kasus penolakan, 40% dilakukan oleh anak dan remaja (usia 13-15 tahun)

dan terjadi di lingkungan sekolah (Takariawan, 2015). Pada tahun 2011, CPPMPI

melakukan survei tentang perilaku kekerasan di sekolah. Survei ini dilakukan di

Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bogor, dengan melibatkan 1.500 siswa SMA

dan 75 guru. Hasilnya adalah 67,9% responden menganggap terjadi penolakan

sosial di lingkungan sekolah, yang berupa kekerasan verbal, psikologis, dan fisik,

serta dilakukan oleh teman, kakak kelas, adik kelas, guru, kepala sekolah, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

2

preman di sekitar sekolah. Dalam penelitian tersebut, sebanyak 27,9% siswa

mengaku ikut melakukan kekerasan, sedangkan 25,4% siswa mengambil sikap

apatis terhadap korban maupun pelaku kekerasan yang mereka jumpai di sekolah

(Kurniasari et al., 2013). Pada tahun 2013, Kemsos, BPS, UNICEF Indonesia, dan

beberapa lembaga terkait melakukan Survei Kekerasan Terhadap Anak (SKTA).

Survei ini dilakukan di 25 provinsi, 108 kabupaten, dan 125 kecamatan. Responden

dalam survei ini dibagi menjadi 2, yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang

mengalami penolakan berupa kekerasan sebelum usia 18 tahun dan kelompok usia

13-17 tahun yang mengalami penolakan berupa kekerasan dalam 12 bulan terakhir.

Hasilnya adalah 14.123.892 atau sekitar 47,74% responden laki-laki dan 5.207.540

atau sekitar 17,98% responden perempuan (hasil penjumlahan 2 kelompok usia)

mengaku mengalami penolakan berupa kekerasan fisik, seksual, maupun emosional

(Kurniasari et al., 2013). Survei penolakan sosial dari tahun 2006 sampai dengan

2013 tersebut menunjukkan banyaknya kasus penolakan sosial di kalangan remaja.

Salah satu pihak yang sering melakukan penolakan sosial pada remaja

adalah teman sebaya mereka sendiri. Baru-baru ini, NF (14 tahun), siswi kelas IX

SMP mengalami penolakan berbentuk pengucilan oleh teman sebayanya yang

membuatnya kabur dari rumah selama 6 hari (Putera & Afriyanti, 2015). Sementara

itu, JCS (10 tahun), siswa kelas IV SD Pringsurat 1, Temanggung, Jawa Tengah

mengalami penolakan berbentuk kekerasan oleh teman sebayanya. JCS mengaku

bahwa dirinya dipukul, dijambak, kepalanya dibentur-benturkan di tembok, dan

kakinya diseret oleh beberapa kakak kelasnya (Widrianto, 2014). Fenomena

penolakan sosial berbentuk kekerasan juga dialami DNA, siswa SD Trisula Perwari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

3

Bukittinggi. Menurut O, salah satu teman korban, beberapa siswa SD tersebut

memukuli DNA di sudut ruangan kelas. O juga menjelaskan bahwa saat itu DNA

terlihat menangis, tetapi tidak ada satu pun teman yang berusaha menolongnya.

Sebaliknya, teman-teman lain tampak tersenyum lebar (Amfelzer, 2014).

Fenomena penolakan sosial berbentuk kekerasan juga dialami ACI, siswa kelas X

SMA Negeri 3 Setiabudi Jakarta Selatan hingga ia meninggal dunia (Irwanto,

2014). Kelima pelaku, DW, PM, AM, KR, dan PU, mengaku memukuli dan

mengintimidasi ACI pada saat kegiatan pembekalan anggota baru pecinta alam

SMAN 3 di Tangkuban Perahu, Jawa Barat, 12-19 Juni 2014. Beberapa contoh di

atas hanya sebagian kecil dari banyaknya kasus penolakan sosial oleh teman sebaya

di kalangan remaja di Indonesia.

Menurut tahap perkembangannya, remaja menghabiskan sebagian besar

waktu mereka untuk berkumpul bersama teman-teman sebayanya. Mereka mulai

membentuk kelompok-kelompok. Di dalam kelompok mereka mulai merasa aman,

memiliki rasa kebersamaan, saling belajar dan mengarahkan, serta terus menerus

menggali dirinya (Brooks, 2011). Kegiatan kelompok inilah yang mampu

mendukung pembentukan identitas diri remaja secara stabil. Akan tetapi, tidak

semua remaja menerima dan diterima kelompoknya, tidak sedikit dari mereka yang

ditolak oleh kelompok teman sebayanya.

Pada beberapa contoh kasus di atas, penolakan sosial teman sebaya

termasuk ke dalam bentuk perilaku agresif. Perilaku agresif adalah perilaku fisik

dan atau lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan

orang lain (Myers, Turner, & Helms dalam Nisfiannoor, 2005). Di sisi lain, ternyata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

4

penolakan sosial teman sebaya tidak selalu ditunjukkan dengan perilaku agresif.

Penolakan sosial teman sebaya tetap dapat terjadi tanpa adanya kesengajaan dan

keinginan untuk menyakiti orang lain.

Secara psikologis, penolakan sosial teman sebaya didefinisikan sebagai

keadaan di mana seorang individu secara aktif tidak disukai dan sengaja

dikeluarkan dari hubungan sosial oleh satu atau sekelompok teman sebaya yang

menolak keberadaannya (Hurlock, 1980; Thomas, 1997). Bentuk-bentuk penolakan

sosial yang umum terjadi antara lain pengucilan, pelecehan, kekerasan verbal

(mengejek, menyindir, memfitnah, mengintimidasi, dan lain-lain), kekerasan fisik

(menonjok, menendang, mencambuk, menjegal, memukul dengan benda, dan lain-

lain), dan kekerasan seksual (Kurniasari et al., 2013).

Di kalangan remaja, ada berbagai macam faktor yang membuat seorang

remaja ditolak teman sebayanya (Mappiare, 1982; Hurlock, 1980), yaitu : (1)

kurangnya kematangan dalam hal pengendalian emosi, ketenangan, kepercayaan

diri, dan kebijaksanaan; (2) kemampuan berfikir yang rendah; (3) sifat-sifat

kepribadian yang mengganggu orang lain seperti egoisme, keras kepala, gelisah,

dan mudah marah; (4) sikap seseorang seperti suka melanggar norma dan nilai-nilai

kelompok, suka menguasai anak lain, curiga, dan suka melaksanakan kemauan

sendiri; (5) terkenal sebagai pribadi yang tidak sportif; dan (6) perilaku seperti suka

menonjolkan diri, mengganggu, menggertak orang lain, senang memerintah, tidak

dapat bekerja sama, dan kurang bijaksana. Selain itu, Astuti (2008, dalam Umasugi,

in press) juga menemukan bahwa etnis dan budaya juga merupakan faktor yang

membuat seorang remaja ditolak oleh lingkungan sosialnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

5

Penolakan sosial teman sebaya memiliki konsekuensi yang cukup signifikan

bagi individu yang mengalaminya (Garris et al., 2011). Garris et al. (2011)

membagi konsekuensi tersebut menjadi 3, yaitu : (1) konsekuensi yang berupa afek.

Penolakan sosial membuat korban merasa buruk. Korban merasa mengalami

penurunan afek positif dan peningkatan afek negatif; (2) konsekuensi yang

berkaitan dengan kebutuhan manusia. Penolakan sosial membuat korban tidak bisa

memenuhi 4 kebutuhan dasarnya, yaitu : kebersamaan (belonging), penghargaan

diri (self-esteem), kontrol, dan juga keberadaan yang berarti (meaningful existence);

(3) konsekuensi yang berkaitan dengan perilaku antisosial dan prososial. Penolakan

sosial mampu meningkatkan agresi dalam diri korban, baik fisik maupun non-fisik.

Hal ini mereduksi kemampuan korban dalam meregulasi dirinya, sehingga korban

lebih berperilaku berdasarkan insting dan lebih agresif (Baumeister et al., 2005

dalam Garris, 2011).

Berdasarkan konsekuensi di atas, peneliti meyakini bahwa pengalaman

penolakan sosial teman sebaya merupakan peristiwa traumatis bagi korban.

Peristiwa traumatis tersebut dapat diatasi dengan strategi coping atau disebut juga

strategi mengatasi stress. Beberapa strategi coping yang umum digunakan adalah

active coping yang meliputi problem focused coping, positive cognitive coping,

preventive coping, dan passive coping yang meliputi emotion focused coping,

support seeking coping, reactive coping (Kim, J., Park, S. H., Youn, Y. S., Han, A., &

Kim, M., 2016; Valiente, C., Eisenberg, N., Fabes, R. A., Spinrad, T. L., & Sulik, M. J.,

2015; Hudson, C. C., Lambe, L., Pepler, D. J., & Craig, W. M., 2016). Strategi coping

yang kurang tepat dapat berdampak buruk pada kehidupan individu. Dalam contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

6

kasus di atas, strategi coping yang dipilih NF (14 tahun) adalah kabur dari rumah.

Perilaku NF tersebut merupakan reactive coping. Contoh lainnya adalah DNA yang

menangis setelah ditolak oleh teman-temannya. Strategi coping yang dipilih adalah

emotion focused coping.

Dalam penelitian ini, strategi coping yang digunakan adalah pemaknaan

secara personal ala Frankl (1962) yang diturunkan dari teorinya tentang

kebermaknaan dalam hidup (Logotherapy). Victor Frankl (1962) mengemukakan

bahwa pengalaman yang bahkan sangat traumatis sekalipun, tidak akan

menghambat perkembangan diri individu, ketika individu tersebut memiliki

kemauan untuk menemukan makna atau the will to meaning darinya (Schultz,

1991). Bagi Frankl bukan makna hidup itu sendiri yang menjadi tujuan akhir tetapi

yang lebih penting adalah kemauan individu untuk selalu menemukan makna dalam

hidupnya. Makna hidup menurut Frankl adalah hasil samping yang akan diperoleh

individu, ketika dirinya memiliki kemauan untuk menemukan makna dalam

hidupnya. Selain itu, Frankl juga memandang kehidupan sebagai kesempatan yang

sangat berharga. Menurut Frankl kemauan untuk terus menemukan makna adalah

alasan manusia untuk hidup. Tanpa hal itu tidak ada alasan untuk tetap hidup.

Frankl menjelaskan 3 cara bagaimana individu memberi makna pada

kehidupan: (1) nilai daya cipta, yaitu dengan memberi pada dunia lewat suatu

ciptaan, makna diberikan kepada kehidupan melalui aktivitas yang kreatif dan

produktif, seperti: bekerja, bersekolah, merencanakan kegiatan, penuh perhatian

terhadap kegiatan yang dilakukan, menyumbangkan gagasan, dan tindakan lain

yang menciptakan hasil; (2) nilai pengalaman, yaitu dengan mengalami situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

7

kehidupan yang konkret melalui pertemuan dengan sebuah momen yang khas,

pertemuan dengan kebaikan atau kebenaran, dan pertemuan dengan sesama. Makna

kehidupan dapat ditemukan tidak hanya melalui aktivitas yang kita lakukan saja,

tetapi juga melalui pertemuan kita dengan cinta. Menurut Edith Weisskopf-Joelson

(dalam Frankl, 1972), mengalami, memberi, dan menerima cinta sama pentingnya

dengan pekerjaan, sebab pekerjaan menyumbangkan sesuatu kepada dunia

eksternal, sedangkan cinta menyumbangkan sesuatu kepada dunia internal kita; dan

(3) nilai sikap, yaitu dengan sikap yang kita ambil terhadap penderitaan, hal ini

berarti individu mampu menerima situasi-situasi yang sama sekali tidak dapat

diubah, memiliki keberanian dalam menahan penderitaan, dan memiliki keagungan

ketika berhadapan dengan bencana. Menurut Frankl (1972) dalam menghadapi

situasi yang tidak dapat diubah, individu mampu bangkit atas dirinya sendiri.

Individu juga mampu tumbuh melampaui dirinya sendiri. Pada akhirnya individu

bergerak ke arah perubahan dirinya. Frankl (1972) menambahkan bahwa ketika

individu memiliki nilai sikap, individu mampu untuk membalikkan tragedi personal

menjadi kemenangan atas dirinya sendiri.

Sementara itu, keadaan di mana individu tidak mampu untuk

mengembangkan ketiga nilai itu, Frankl sebut sebagai sindroma

ketidakbermaknaan (syndrome of meaninglessness). Frankl (1972) menandai

bahwa sindroma ketidakbermaknaan memiliki dua jenis, yaitu frustrasi eksistensial

(existential frustration) dan neurosis noogenik (noogenic neuroses). Frustrasi

eksistensial adalah satu fenomena umum yang berkaitan dengan hambatan dan atau

kegagalan individu dalam memenuhi keinginan akan makna. Frustrasi eksistensial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

8

ditandai dengan hilangnya minat, kurangnya inisiatif, dan munculnya perasaan-

perasaan absurd dan hampa. Sedangkan neurosis noogenik adalah suatu bentuk

hambatan dan atau kegagalan individu memenuhi makna yang ditandai dengan

simptom neurotik klinis yang tampak, seperti depresi, hiperseksualitas,

alkoholisme, maupun kejahatan.

Menurut Frankl makna kehidupan bersifat khas (istimewa) atau unik bagi

setiap individu. Oleh karena itu, setiap individu memiliki tugas untuk menemukan

sendiri makna dalam kehidupannya masing-masing. Ketika individu sudah mampu

untuk selalu menemukan makna dari setiap pengalaman hidupnya, baik

pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang sangat traumatis

sekalipun, maka individu tersebut telah mencapai keadaan transendensi diri.

Keadaan ini Frankl jelaskan sebagai keadaan terakhir untuk kepribadian yang sehat.

Dalam penelitian ini, pemaknaan cara Frankl inilah yang digunakan sebagai coping

dari pengalaman penolakan sosial teman sebaya di kalangan remaja.

Pemaknaan cara Frankl memang melibatkan proses kognitif yang cukup

kompleks. Akan tetapi peneliti meyakini bahwa pemaknaan cara Frankl sudah bisa

diterapkan pada subjek remaja. Hal ini terkait dengan perkembangan kognitif

seorang remaja. Pada usia 11 hingga 15 tahun, seorang remaja sudah mampu

mengembangkan pemikiran operasional formal (Piaget dalam Santrock, 2002).

Pemikiran operasional formal ditandai dengan pemikiran yang semakin abstrak,

logis, dan idealistis. Selain itu, remaja juga sudah mampu untuk menguji pemikiran

mereka sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri

mereka. Remaja juga cenderung untuk menginterpretasikan sendiri dunia sosialnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

9

Beberapa penelitian tentang penolakan sosial oleh teman sebaya di kalangan

remaja yang pernah dilakukan di Indonesia umumnya mengaitkan penolakan sosial

dengan variabel psikologis yang lain, misalnya regulasi emosi, kepercayaan diri,

kemampuan menyesuaikan diri (social adjustment), dan prestasi akademik

(Nisfianoor & Kartika, 2014; Rohayati, 2011; Ary, Andayani, & Sawitri, in press;

Sumiati & Chairunnissa, 2010). Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil

yang relatif sama, yaitu penerimaan sosial pada remaja berkorelasi positif terhadap

regulasi emosi, kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan prestasi

akademik. Artinya, semakin tinggi penerimaan sosial remaja, semakin tinggi pula

regulasi emosi, kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan prestasi

akademik seorang remaja. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan yang dialami

remaja atau semakin remaja ditolak semakin rendah pula regulasi emosi,

kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan prestasi akademik seorang

remaja.

Meski demikian, ada juga penelitian yang tidak mengaitkan penolakan

sosial dengan aspek lain. Penelitian yang dilakukan oleh Wasito, Sarwindah, &

Sulistiani (2010) mencoba menggali pengalaman remaja tuna rungu yang

bersekolah di sekolah reguler dengan metode wawancara mendalam. Dalam

penelitian tersebut, ditemukan bahwa bukan keterbatasan secara fisik (tidak bisa

mendengar) yang menyebabkan remaja tersebut diterima atau ditolak, tetapi

kemauan untuk menyesuaikan diri (social adjustment). Namun di sisi lain, tema

tentang penolakan sosial masih sangat sedikit muncul dalam cerita para partisipan

penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Wartini, Ilyas, & Zikra (2013) secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

10

khusus lebih berfokus pada penolakan sosial remaja. Melalui metode studi kasus,

penelitian ini menjelaskan aspek-aspek yang berisiko membuat partisipan (remaja

SMP) ditolak. Meskipun demikian, pendekatan dalam penelitian ini masih terbatas

pada kurangnya keterlibatan partisipan dalam pembentukan kesimpulan dari

peristiwa penolakan sosial yang dialaminya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lim, J. T. & Gan, L. (2012) di salah satu

kelompok bermain di Singapura, cukup memberi gambaran umum terhadap

pengalaman penolakan sosial yang cukup kompleks. Partisipan dalam penelitian

Lim juga terlibat dalam pembentukan tema karena menggunakan metode

wawancara dan inquiry (pertanyaan penjelas). Penelitian ini mampu

mengidentifikasi atribusi, mekanisme coping, dan dampak dari penolakan sosial,

akan tetapi penelitian ini tidak secara khusus melihat mekanisme coping dari

partisipannya.

Defisiensi atau celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya mengenai

topik penolakan sosial di kalangan remaja adalah sebagai berikut. Dari segi variabel

yang diteliti, sebagian besar penelitian sebelumnya menghubungkan penolakan

sosial dengan variabel atau aspek psikologis lain. Penelitian sebelumnya juga

kurang berfokus pada pemaknaan dari pengalaman penolakan sosial teman sebaya

sebagai coping. Dari segi subjeknya, penelitian sebelumnya memilih subjek secara

random (acak), padahal belum tentu subjek yang bersangkutan pernah mengalami

penolakan sosial oleh teman sebayanya. Dari segi metodenya, penelitian

sebelumnya menggunakan skala, wawancara mendalam, eksperimen, dan studi

kasus sebagai alat pengumpulan datanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

11

Berdasarkan defisiensi tersebut, maka penelitian ini secara khusus akan

mengungkap dan memahami bagaimana pemaknaan model Frankl digunakan

remaja sebagai strategi coping terhadap pengalaman penolakan teman sebaya.

Pandangan yang sangat personal dan mendalam dari Victor Frankl tentang makna

kehidupan digunakan dalam penelitian ini sebagai dasar untuk memperoleh dan

menganalisis data. Semua variabel atau aspek psikologis yang muncul dalam

pengalaman partisipan akan dilibatkan dalam penelitian ini, bukan hanya variabel

atau aspek tertentu saja.

Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan yang

mengalami penolakan sosial berusia 12-18 tahun. Prosedur pengambilan data akan

dilakukan dengan metode focus group discussion (FGD). Peneliti meyakini melalui

metode FGD, partisipan mendapatkan dukungan untuk menemukan makna dari

pengalaman penolakan sosial yang dialaminya. Di sisi lain, FGD juga dapat

mendorong pengungkapan diri di kalangan para partisipan (Supratiknya, 2015).

FGD juga mampu merangsang partisipan untuk mendalami jawaban, saling

meminta penjelasan, mengklarifikasi maksud yang mungkin masih samar-samar,

dan yang terpenting adalah mendorong dan memudahkan partisipan yang merasa

kesulitan mengungkapkan diri untuk tetap berpartisipasi (Supratiknya, 2015).

Dengan demikian, partisipan penelitian dapat memperoleh pemahaman baru dari

partisipan lain terkait dengan pengalaman penolakan sosial. Berdasarkan uraian di

atas, maka rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian adalah sebagaimana

dipaparkan berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

12

B. Rumusan Masalah

Pertanyaan pokok :

1. Bagaimana cara remaja mengatasi stress/tekanan akibat penolakan oleh teman

sebaya dengan menggunakan konsep pemaknaan pengalaman ala Victor Frankl?

Pertanyaan turunan :

2. Bagaimana pengalaman stress/tekanan yang dialami remaja akibat penolakan

oleh teman sebaya?

3. Bagaimana cara remaja mewujudkan nilai daya cipta, nilai pengalaman, dan nilai

sikap sebagai cara mengatasi stress/tekanan akibat penolakan oleh teman

sebaya?

4. Bagaimana kegagalan pemaknaan yang dialami remaja sebagai cara mengatasi

stress/tekanan akibat penolakan oleh teman sebaya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap dan memahami nilai

daya cipta, nilai pengalaman, dan nilai sikap sebagai cara mengatasi tekanan

(coping) akibat penolakan sosial oleh teman sebaya ala Victor Frankl. Melalui focus

group discussion (FGD), diharapkan para subjek dapat menceritakan secara bebas

pandangannya tentang fenomena penolakan sosial teman sebaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

13

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoretis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pengetahuan baru khususnya yang berkaitan dengan

pemaknaan pengalaman penolakan sosial teman

sebaya.

2. Manfaat praktis : Penelitian ini berupa proses menemukan pemaknaan

ala Frankl, sehingga dapat digunakan untuk membantu

korban penolakan sosial untuk menemukan nilai dan

makna dibalik pengalaman penolakan yang

dialaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini, penulis pertama-tama akan menjelaskan tentang remaja dan

hubungannya dengan teman sebayanya. Kemudian penulis akan menjelaskan

tentang hubungan remaja dengan teman sebaya berupa penerimaan dan penolakan

beserta konsekuensinya masing-masing. Selanjutnya penulis akan menjelaskan cara

remaja yang khas dalam menghadapi penolakan sosial. Pada bagian akhir, penulis

akan menyajikan kerangka berpikir dan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian

ini.

A. Remaja dan Teman Sebaya

Usia remaja dimulai dari usia 12 tahun sampai dengan usia matang secara

hukum yaitu 18 tahun (Hurlock, 1980). Seorang remaja lebih banyak meluangkan

waktunya bersama dengan teman-teman sebayanya. Menurut Santrock (2002) yang

disebut teman sebaya (peers) ialah mereka yang tingkat usia dan kematangannya

kurang lebih sama. Seorang remaja memilih teman yang memiliki minat sama

dengan mereka, dan mereka mendapat manfaat dari hubungan tersebut melalui

sikap saling berbagi pengalaman dan perasaan satu sama lain (Brooks, 2011).

Remaja yang bergaul dengan banyak teman terbukti lebih percaya diri, mampu

secara sosial, dan berhasil secara akademik dibandingkan dengan remaja yang

kekurangan teman (Brooks, 2011). Oleh karena itu, tidak sedikit remaja ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

15

populer, disukai, dan diterima oleh teman sebayanya. Hal ini bahkan menjadi

motivasi utama bagi sebagian remaja.

Hurlock (1980) membagi kelompok teman sebaya menjadi 6 jenis, yaitu :

teman dekat, kelompok kecil (cliques), kelompok besar (crowd), kelompok yang

terorganisir, dan kelompok geng. Teman dekat dijelaskan Hurlock (1980) sebagai

dua atau tiga orang teman dekat atau sahabat karib yang dimiliki oleh seorang

remaja. Mereka saling mempengaruhi satu sama lain. Biasanya mereka memiliki

persamaan minat, seks, dan kemampuan. Kemudian kelompok kecil atau klik.

Kelompok kecil biasanya terdiri dari kelompok teman dekat. Pada awalnya terdiri

dari seks yang sama, tetapi kemudian meliputi kedua jenis seks. Selanjutnya

kelompok besar. Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok kecil dan teman

dekat. Karena jumlah anggotanya yang banyak, maka terdapat jarak sosial yang

lebih besar di antara mereka. Kemudian kelompok yang terorganisir. Kelompok ini

dibina oleh orang dewasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sosial remaja

yang tidak mempunyai klik maupun kelompok besar. Terakhir adalah kelompok

geng. Kelompok ini terbentuk karena perasaan tidak puas dengan klik, kelompok

besar, maupun kelompok terorganisasi. Anggota geng biasanya terdiri dari remaja

sejenis dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi penolakan teman-teman

melalui perilaku antisosial (Hurlock, 1980).

Hubungan teman sebaya memang memiliki dua sisi yang saling

berhubungan. Di satu sisi hubungan tersebut menjadi kebutuhan pokok bagi banyak

remaja, tetapi di sisi lain teman sebaya bisa menarik remaja melakukan kenakalan.

Brooks (2011) menjelaskan bahwa kelompok sebaya mampu memberikan rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

16

kebersamaan, meningkatkan penggalian diri dan pencapaian, dan memberi

kesempatan untuk belajar dan mengarahkan. Kegiatan dalam kelompok tersebut

akan memberikan mereka pengalaman yang mereka butuhkan untuk membentuk

pemahaman identitas yang stabil. Permasalahannya adalah kegiatan kelompok

sebaya juga mampu melibatkan remaja dalam perilaku konformitas yang negatif,

seperti : menggunakan bahasa yang jorok, mencuri, merusak, mengolok-olok orang

tua dan guru, dan masih banyak lagi perilaku lain (Santrock, 2002). Berndt et al.,

(1979, dalam Santrock, 2002) menjelaskan bahwa pada masa remaja, khususnya

pada awal remaja (usia 12 atau 13 tahun), mereka cenderung untuk mengikuti

standar-standar dari teman-teman sebayanya. Kemudian standar-standar tersebut

digunakan untuk menilai anggota kelompok (Hurlock, 1980).

B. Teman Sebaya : Penerimaan vs Penolakan Sosial

Seorang remaja memiliki nilai yang baru dalam menerima anggota-anggota

berbagai kelompok sebaya seperti klik, kelompok besar, atau geng. Tidak ada satu

sifat atau pola perilaku khas yang akan menjamin penerimaan sosial selama masa

remaja (Hurlock, 1980). Penerimaan bergantung pada sekumpulan sifat dan pola

perilaku yang disenangi remaja dan dapat menambah gengsi dari klik atau

kelompok besar yang diidentifikasikannya (sindroma penerimaan). Begitu pula

tidak ada satu sifat atau pola perilaku yang menjauhkan remaja dari teman-teman

sebayanya. Namun ada pengelompokkan sifat yang membuat orang lain tidak

menyukai atau bahkan menolaknya (sindroma penolakan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

17

Berikut ini adalah sekumpulan sifat dan pola perilaku yang beresiko

menyebabkan remaja diterima atau ditolak (Hurlock, 1980) :

Tabel 1

Sindroma Penerimaan vs Sindroma Penolakan Teman Sebaya

Sindroma Penerimaan Sindroma Penolakan

Kesan pertama yang

menyenangkan sebagai akibat dari

penampilan menarik perhatian, sikap

yang tenang, dan gembira.

Kesan pertama yang kurang

baik karena penampilan diri yang

kurang menarik atau sikap menjauhkan

diri, yang mementingkan diri sendiri.

Reputasi sebagai seorang yang

sportif menyenangkan.

Terkenal sebagai seorang yang

tidak sportif.

Penampilan diri yang sesuai

dengan penampilan teman-teman

sebaya.

Penampilan yang tidak sesuai

dengan standar kelompok dalam hal

daya tarik fisik atau tentang kerapian.

Perilaku sosial yang ditandai

oleh kerjasama, tanggungjawab,

panjang akal, kesenangan bersama

orang-orang lain, bijaksana dan sopan.

Perilaku sosial yang ditandai

dengan menonjolkan diri, mengganggu

dan menggertak orang lain, senang

memerintah, tidak dapat bekerjasama

dan kurang bijaksana.

Matang, terutama dalam hal

pengendalian serta kemauan untuk

mengikuti peraturan-peraturan.

Kurangnya kematangan,

terutama terlihat dalam hal

pengendalian emosi, ketenangan,

kepercayaan diri dan kebijaksanaan.

Memiliki kepribadian yang

menimbulkan penyesuaian sosial yang

baik seperti jujur, setia, tidak

mementingkan diri sendiri, dan

ekstraversi.

Sifat-sifat kepribadian yang

mengganggu orang lain seperti

mementingkan diri sendiri, keras

kepala, gelisah, dan mudah marah.

Status sosial ekonomi yang

sama atau sedikit di atas anggota-

anggota lain dalam kelompoknya dan

hubungan yang baik dengan anggota-

anggota keluarganya.

Status sosial ekonomi berada di

bawah status anggota lain dalam

kelompok dan hubungan yang buruk

dengan anggota keluarga.

Tempat tinggal yang dekat

dengan kelompok sehingga

mempermudah hubungan dan

partisipasi dalam berbagai kegiatan

kelompok.

Tempat tinggal yang terpencil

dari kelompok atau ketidakmampuan

untuk berpartisipasi dalam kegiatan

kelompok karena tanggungjawab

keluarga atau karena bekerja sambilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

18

Hartup (1983, dalam Santrock 2002) juga menambahkan ciri-ciri yang

membantu seorang remaja populer di mata teman-teman sebayanya yaitu

kemampuan remaja untuk memberikan banyak bantuan kepada teman sebayanya,

kemauan untuk mendengarkan dengan baik temannya dan memelihara jalur-jalur

komunikasi yang terbuka, mampu menjadi diri sendiri, gembira, memperlihatkan

antusiasme (semangat) dan perhatian kepada orang lain, percaya diri, dan tidak

sombong. Selain itu, dalam studi lain dijelaskan bahwa remaja yang populer juga

memiliki kecenderungan untuk berkomunikasi secara lebih jelas, menarik

perhatian, dan lebih memelihara percakapan dibandingkan dengan anak-anak yang

tidak populer (Kennedy dalam Santrock, 2002).

Menurut beberapa pakar psikologi perkembangan anak-anak yang tidak

populer memiliki dua tipe, yaitu : anak-anak yang diabaikan dan anak-anak yang

ditolak. Anak-anak yang diabaikan (neglected children) adalah anak-anak yang

menerima sedikit perhatian dari teman-teman sebaya mereka, tetapi tidak berarti

mereka tidak disukai oleh teman-teman sebaya mereka. Brooks (2011) mengatakan

bahwa anak-anak yang diabaikan bisa saja memperoleh kepuasan dan kesuksesan

sosial dalam hubungan dengan teman sebayanya, walaupun dirinya tidak populer.

Menurut Brooks (2011) perasaan pribadi atas penerimaan sosial-lah yang

membantu anak memperoleh kepuasan dan kesuksesan sosial di lingkungan

sosialnya kemudian hari. Sedangkan anak-anak yang ditolak (rejected children)

adalah anak-anak yang tidak disukai oleh teman-teman sebaya mereka. Mereka

cenderung bersifat mengganggu dan agresif dibandingkan dengan anak-anak yang

diabaikan (Albrecht et al., dalam Santrock, 2002). Kupersmidh & Petterson (1993,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

19

dalam Santrock, 2002) juga menemukan bahwa anak-anak yang ditolak seringkali

mengalami masalah penyesuaian diri yang lebih serius di kemudian hari dalam

hidupnya dibandingkan dengan dengan anak-anak yang diabaikan. Brooks (2011)

menambahkan bahwa anak-anak yang ditolak mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri, karena mereka merasa tidak diterima dan kurang berhubungan

dengan orang lain. Selain itu, mereka juga cenderung merasa marah dan tercabut

dari kontak sosial sehingga masalah mereka berlanjut dan semakin meningkat.

Kebutuhan untuk mendapatkan penerimaan yang aman dan menghindari

penolakan telah dianggap sebagai motivasi yang mendasar dari manusia

(Baumeister & Leary, dalam Ayduk et al., 2009). Maner et al., (2010) mengatakan

bahwa penolakan sosial mengarahkan individu yang ditolak ke dalam permasalahan

sosial yang lebih serius. Permasalahan sosial ini dapat dilihat dari tingginya

kecemasan sosial setelah mengalami penolakan. Individu yang mengalami

penolakan lebih memandang relasi baru sebagai sumber penolakan selanjutnya

daripada sebagai hubungan yang potensial (Maner et al., 2010). Fenomena

penolakan sosial memang cukup berpengaruh pada perkembangan sosial remaja,

oleh karena itu beberapa penelitian secara khusus mendalami isu ini.

Pada bagian pendahuluan dijelaskan bahwa fenomena penolakan sosial

merupakan keadaan di mana seorang individu sengaja dikeluarkan dari hubungan

atau interaksi sosial karena secara aktif tidak disukai oleh satu atau sekelompok

orang yang menolak keberadaannya (Hurlock, 1980; Bierman dalam Thomas,

1997). Kurniasari et al, (2013) menemukan bentuk-bentuk penolakan sosial yang

umum terjadi di Indonesia, yaitu pengucilan, pelecehan, kekerasan verbal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

20

(mengejek, menyindir, memfitnah, mengintimidasi, dan lain-lain), kekerasan fisik

(menonjok, menendang, mencambuk, menjegal, memukul dengan benda, dan lain-

lain), dan kekerasan seksual. Penolakan sosial tersebut, memiliki konsekuensi yang

cukup signifikan bagi individu yang mengalaminya yaitu dalam hal afek,

pemenuhan kebutuhan dasar, dan tumbuhnya perilaku antisosial (Garris et al.,

2011). Ketiga konsekuensi tersebut mengarahkan individu kepada keberadaan yang

kurang berarti. Individu merasa hampa dan tidak memiliki tujuan dalam hidupnya.

Oleh karena itu, pengalaman penolakan sosial perlu disikapi dengan tepat sehingga

konsekuensi dari penolakan tersebut dapat dikelola, khususnya oleh seorang

remaja.

C. Cara Remaja Menghadapi Penolakan Sosial

Geldard (2012) mengemukakan bahwa setiap remaja memiliki sikap,

keyakinan, perilaku, dan respons yang unik (berbeda satu dengan yang lain) dalam

menghadapi tantangan dalam hidupnya. Penolakan sosial adalah salah satu

tantangan atau bahkan krisis yang menimbulkan stress di dalam diri remaja. Stress

ini dapat diatasi dengan strategi coping atau disebut juga strategi mengatasi stress.

Salah satu strategi coping yang peneliti anggap paling relevan dengan pengalaman

penolakan sosial pada remaja adalah Logotherapy (Frankl, 1970). Pendekatan

logotherapy secara umum berfokus pada motivasi individu untuk menemukan

makna dalam hidupnya.

Logotherapy Frankl memang melibatkan proses kognitif yang kompleks,

akan tetapi seorang remaja dianggap mampu menggunakan logotherapy seiring

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

21

dengan berkembangnya pemikiran operasional formal dalam dirinya. Pemikiran

operasional formal berlangsung antara usia 11-15 tahun (Piaget dalam Santrock,

2002). Pada tahap ini seorang remaja mulai mampu berfikir abstrak dan logis.

Mereka mulai mampu memantau dunia sosial mereka sendiri. Mereka juga cukup

memberi perhatian kepada diri mereka sendiri. Selain itu, mereka juga semakin

mampu mengambil keputusan atas diri mereka sendiri. Melalui keputusan-

keputusan inilah seorang remaja bergerak dari stress akibat penolakan sosial.

Frankl mengemukakan bahwa pengalaman yang bahkan sangat traumatis

sekalipun, seperti pengalaman penolakan sosial, tidak akan menghambat

perkembangan diri individu, ketika individu tersebut memiliki kemauan untuk

menemukan makna atau will to meaning (Frankl dalam Schultz, 1991). Pengalaman

penolakan sosial perlu diyakini sebagai tugas hidup (Frankl, 1972). Individu akan

berkonfrontasi dengan pengalaman penolakannya itu, membuat orientasi baru

terhadap tujuan hidupnya, dan pada akhirnya menemukan arti atau makna baru

dalam hidupnya (Frankl, 1970). Menurut Frankl (1972), makna kehidupan adalah

segi-segi pengalaman yang saling berhubungan, yang memungkinkan individu

untuk selalu memiliki arah dan tujuan. Makna kehidupan ini bersifat khas, berbeda

satu dengan yang lain. Tugas-tugas dan cara meresponnya pun berbeda satu dengan

yang lain. Menurut Frankl (1972) setiap situasi pengalaman adalah baru dan

membutuhkan respons tersendiri (termasuk penolakan sosial). Individu yang sehat

selalu mampu untuk meningkatkan tegangan dan bukan mereduksi tegangan

batinnya. Individu ini selalu memperjuangkan tujuan yang memberikan makna dari

kehidupannya. Frankl menambahkan bahwa perjuangan dalam meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

22

tegangan ini, secara terus-menurus akan menghasilkan kehidupan yang penuh

semangat dan bahagia.

Frankl menjelaskan 3 cara bagaimana individu memberi makna pada

kehidupannya, yaitu malalui nilai daya cipta, melalui nilai pengalaman, dan

melalui nilai sikap.

1. Nilai Daya Cipta

Nilai daya cipta adalah cara pemberian makna pada kehidupan dengan

melakukan kegiatan atau aktivitas yang kreatif dan produktif. Menurut Frankl untuk

merealisasi nilai daya cipta ini, individu tidak bisa hanya menggunakan proses akal

atau intelektualitasnya saja. Untuk mencapai makna, individu perlu bertindak

secara konkret untuk menjawab tantangan hidupnya. Frankl menambahkan bahwa

wujud konkret dari nilai daya cipta ini yaitu berupa pelaksanaan kegiatan atau

aktivitas kerja yang menciptakan hasil baik tampak maupun tidak tampak (berupa

ide). Individu secara bebas memilih dan terlibat dalam kegiatan atau aktivitas kerja

itu. Individu juga bertanggungjawab dan mengambil kontrol penuh atas dirinya

dalam kegiatan itu. Menurut Frankl, yang terpenting bukanlah bentuk pekerjaan

atau lingkup pekerjaannya, melainkan bagaimana individu bekerja dan mengisi

penuh lingkaran aktivitasnya. Frankl juga menambahkan bahwa sejauh nilai-nilai

daya cipta sejalan dengan tugas hidup, maka realisasinya secara umum bersamaan

dengan pekerjaannya itu. Kerja biasanya merepresentasikan wilayah di mana

keunikan individu tampil dalam hubungannya dengan masyarakat, dan individu pun

menemukan makna. Menurut keyakinan Frankl, setiap bentuk pekerjaan bisa

mengantarkan individu kepada makna asalkan pekerjaan itu merupakan usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

23

memberikan hasil kepada hidup (kehidupan diri dan sesama) yang dilakukan secara

kreatif, unik, dan dijalankan sebagai komitmen atau tanggungjawab pribadi atas

keberadaannya di dunia. Dalam konteks pengalaman penolakan sosial teman

sebaya di kalangan remaja, aktivitas kerja seperti bersekolah, berorganisasi,

mengikuti pelajaran tambahan, dan menyumbangkan gagasan adalah beberapa

contoh aktivitas kerja yang bisa dilakukan oleh individu dalam rangka mengatasi

tekanan akibat penolakan oleh teman sebaya. Masih banyak aktivitas kerja unik lain

yang bisa dilakukan individu dalam upaya memenuhi nilai daya cipta ini.

2. Nilai Pengalaman

Menurut Frankl, di samping melalui realisasi nilai-nilai daya cipta, individu

bisa menemukan makna dalam hidupnya melalui realisasi nilai yang kedua yaitu

nilai pengalaman atau nilai penghayatan. Nilai pengalaman atau nilai penghayatan

adalah cara pemberian makna pada kehidupan dengan mengalami, merasakan, dan

menghayati situasi kehidupan yang konkret. Nilai pengalaman atau penghayatan

dapat dilihat ketika individu menemui kekhasan sebuah momen, menemui kebaikan

atau kebenaran, dan menemui sesama. Frankl (1972) mengingatkan untuk tidak

memandang remeh makna yang bisa dihasilkan melalui realisasi nilai-nilai

pengalaman atau penghayatan ini. Makna yang tinggi dari suatu momen tertentu di

dalam kehidupan manusia bisa muncul dan dialami terlepas dari tindakan konkret.

Untuk menjelaskan hal ini, Frankl memberikan contoh seorang penikmat musik dan

seorang pendaki gunung. Mereka bisa sungguh menemukan hidup yang penuh

makna dengan menikmati alunan musik yang indah dan menikmati keindahan alam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

24

pegunungan sebagai momen yang tunggal (tidak tergantikan). Frankl juga

menambahkan bahwa nilai-nilai pengalaman juga dapat direalisasi melalui

pertemuan dengan kebaikan atau kebenaran. Frankl percaya bahwa melalui

pemenuhan nilai-nilai yang berasal dari agama maupun filsafat hidup, individu

mampu menemukan makna dalam hidupnya. Selain kedua hal itu, Frankl juga

menjelaskan bahwa nilai pengalaman juga dapat direalisasi dengan menemui

sesama. Menurut Frankl, ketika individu mau menemui sesama dengan segenap

keunikannya berarti individu tersebut mencintainya. Hanya melalui cinta,

seseorang dapat menyentuh inti dari kepribadian individu. Ketika menyadari

keberadaan cinta, individu mampu untuk mengaktualisasikan potensi-potensi yang

dimilikinya. Pendek kata, menurut Frankl (1972), cinta (seharusnya) tidak membuat

buta, tetapi membuat melek, menjadikan orang yang mengalaminya mampu melihat

nilai-nilai. Kemampuan melihat nilai inilah yang membuat batin individu menjadi

kaya. Pemerkayaan batin itu sendiri adalah salah satu unsur pembentuk makna

hidup. Dalam konteks pengalaman penolakan sosial teman sebaya pada remaja,

individu yang memiliki nilai pengalaman atau penghayatan paling tidak telah

memenuhi satu dari tiga hal yang disebutkan di atas, yaitu menemui kekhasan

sebuah momen (momen ditolak teman sebaya sebagai momen yang khas), menemui

kebaikan atau kebenaran (berasal dari nilai agama atau filsafat hidup), dan menemui

sesama (merasakan cinta) sebagai cara mengatasi tekanan akibat penolakan sosial

teman sebaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

25

3. Nilai Sikap

Menurut Frankl (1972), bahkan dalam keadaan kehilangan (deprivation)

pun, baik kehilangan daya cipta maupun kehilangan penerimaan, individu tetap bisa

menemukan makna. Hal ini tepatnya ketika individu menghadapi nasib buruk atau

situasi yang menghambat, individu tetap bisa merealisasi nilai yang

mengantarkannya kepada makna. Frankl menyebut nilai ketiga ini dengan nilai

sikap. Nilai sikap adalah kemauan dan sikap yang dimiliki individu untuk merubah

situasi kehidupannya (life changing encounter). Menurut Frankl (1972) dalam

menghadapi situasi yang tidak dapat diubah, individu tersebut mampu bangkit atas

dirinya sendiri. Individu juga mampu tumbuh melampaui dirinya sendiri. Pada

akhirnya individu bergerak ke arah perubahan dirinya. Frankl (1972) menambahkan

bahwa ketika individu memiliki nilai sikap, individu mampu untuk membalikkan

tragedi personal menjadi kemenangan atas dirinya sendiri. Selain itu, nilai sikap

juga meliputi kemampuan individu untuk merasakan keberadaan secara umum

(sense of existance), dan secara khusus kemampuan untuk merasakan penderitaan

(sense of suffering). Frankl (1972) meyakini bahwa makna sudah berada dalam

penderitaan tersebut, tugas individu adalah bergerak menemukannya. Frankl

mengatakan bahwa individu tidak harus bahagia sepanjang waktu, tetapi kesedihan,

penderitaan, dan situasi kehidupan yang lain perlu disadari sebagai pengalaman dari

keberadaan individu di dunia. Frankl juga menambahkan bahwa kehidupan di dunia

memiliki momen bahagia yang memadai. Individu tidak perlu khawatir terhadap

penderitaannya. Dalam konteks pengalaman penolakan sosial teman sebaya pada

remaja, individu yang memiliki nilai sikap mampu mengatasi tekanan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

26

mengandalkan proses analitisnya (misalnya berpikir positif) setelah ditolak oleh

teman sebayanya. Individu tersebut memusatkan perhatian kepada penderitaannya

(menyadari kekurangannya), membuat keputusan atas dirinya sendiri (misalnya

memperbaiki kekurangannya), dan pada akhirnya bergerak melanjutkan

kehidupannya.

4. Sindroma Ketidakbermaknaan

Sebaliknya, jika seseorang gagal menggunakan tiga cara pemberian makna

sebagai cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya, maka orang itu bisa

mengalami sindroma ketidakbermaknaan (syndrome of meaninglessness). Seperti

dijelaskan pada bab pendahuluan, sindroma ketidakbermaknaan ditandai dengan

munculnya dua hal, yang Frankl (1972) sebut sebagai frustrasi eksistensial

(existential frustration) dan neurosis noogenik (noogenic neuroses). Frustrasi

eksistensial adalah hambatan dan atau kegagalan individu dalam memenuhi

keinginan akan makna, yang ditandai dengan hilangnya minat, kurangnya inisiatif,

munculnya perasaan absurd dan hampa, tidak memiliki kepastian tentang apa yang

harus diperbuatnya, serta merasa kehilangan dukungan dan bimbingan moral.

Sedangkan neurosis noogenik adalah suatu bentuk hambatan dan atau kegagalan

individu memenuhi makna yang ditandai dengan munculnya simptom neurotik

yang tampak, seperti depresi, hiperseksualitas, alkoholisme, kejahatan, dan

simptom lainnya. Menurut Frankl baik frustrasi eksistensial maupun neurosis

noogenik bukan merupakan sebuah penyakit, melainkan suatu penderitaan batin.

Frankl menekankan bahwa tidak semua penderitaan sama dengan neurosis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

27

penderitaan itu normal dan sehat. Frankl juga menambahkan bahwa frustrasi

eksistensial dan juga neurosis noogenik merupakan fenomena yang umum terjadi

pada masyarakat modern. Oleh karena itu Frankl mengingatkan bahwa individu

semestinya tidak melawan pergulatan batin, melainkan menerima dan berjuang,

sebab perjuangan inilah yang mengarahkan individu kepada makna.

Pada konteks pengalaman penolakan sosial, konsep sindroma

ketidakbermaknaan sangat dekat dengan konsep inferioritas Adler. Menurut Adler

inferioritas adalah perasaan-perasaan yang muncul akibat kekurangan psikologis

atau sosial yang dirasakan secara subjektif maupun perasaan-perasaan yang muncul

dari kelemahan atau cacat tubuh nyata (Hall & Lindzey, 1993). Penolakan sosial

teman sebaya adalah fenomena yang sangat mungkin menyebabkan inferioritas.

Oleh karena itu disinilah muncul dorongan untuk menjadi superior. Bagi Frankl

maupun Adler, baik sindroma ketidakbermaknaan maupun inferioritas bukan

merupakan suatu hambatan. Sebaliknya, sindroma ketidakbermaknaan maupun

inferioritas mengarahkan individu kepada taraf perkembangan yang lebih tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

28

D. Kerangka Teoretis

Gambar 1. Coping ala Frankl

Ditolak oleh teman sebaya menimbulkan stress dalam diri seorang remaja.

Untuk dapat menghadapi stress tersebut diperlukan strategi coping atau strategi

mengatasi stress yang tepat. Strategi coping yang kurang tepat dapat berakibat

buruk bagi kehidupan individu. Strategi coping yang dianggap relevan dan

digunakan dalam penelitian ini adalah pemaknaan personal ala Frankl yang

diturunkan dari teorinya Logotherapy.

Dalam Logotherapy dijelaskan bahwa ada 3 cara bagaimana individu dapat

memaknai kehidupannya, yaitu melalui nilai daya cipta, melalui nilai pengalaman,

dan melalui nilai sikap. Dengan kata lain, penelitian ini ingin menjelaskan dan

memahami cara subjek memberikan makna pada pengalaman penolakan teman

sebayanya melalui ketiga nilai itu. Memaknai pengalaman penolakan sosial teman

sebaya tidaklah selalu berhasil. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam

mengembangkan ketiga nilai itu Frankl sebut sebagai sindroma

ketidakbermaknaan. Sindroma ketidakbermaknaan dibedakan menjadi 2, yaitu :

frustrasi eksistensial dan neurosis noogenik. Dalam penelitian ini, sindroma

ketidakbermaknaan juga akan dijelaskan.

Remaja menghadapi penolakan sosial dan mengalami

stress

Memaknai Pengalaman

sebagai coping(Model Frankl)

melalui :

Nilai Daya Cipta

Nilai Pengalaman

Nilai Sikap

Gagal memaknai pengalaman atau

mengalami Sindroma

Ketidakbermaknaan

Frustrasi Eksistensial

Neurosis Noogenik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

29

E. Hasil yang Diharapkan

Berikut ini adalah hasil yang diharapkan dari penelitian ini :

1. menjelaskan pengalaman stress/tekanan akibat penolakan oleh teman sebaya.

2. menjelaskan proses pemaknaan sebagai cara mengatasi tekanan akibat

penolakan oleh teman sebaya dalam bentuk perwujudan nilai daya cipta, nilai

pengalaman, dan nilai sikap.

3. menjelaskan proses kegagalan pemaknaan sebagai cara mengatasi tekanan

akibat penolakan oleh teman sebaya dalam bentuk frustasi eksistensial dan atau

neurosis noogenik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang mencoba mengungkap secara detail bagaimana partisipan

memaknai dunia personal dan dunia sosialnya. Ciri-ciri pentingnya adalah peneliti

melakukan pemeriksaan secara rinci terhadap lingkungan atau suasana alamiah

partisipan. Peneliti juga mengumpulkan jenis data yang beragam, yaitu wawancara

dan observasi. Selain itu, peneliti juga berusaha menangkap makna dari fenomena

penolakan sosial sebagaimana diyakini atau dihayati oleh para partisipan (Creswell

dalam Supratiknya, 2015).

Desain penelitian ini analisis isi kualitatif (AIK), yaitu metode penelitian

untuk menafsirkan secara subjektif isi data berupa teks melalui proses klasifikasi

sistematik berupa coding atau pengkodean dan pengidentifikasian aneka tema atau

pola (Hsieh & Shannon dalam Supratiknya, 2015). Desain penelitian AIK

dipandang peneliti sesuai diterapkan untuk penelitian ini karena AIK mampu untuk

untuk mengungkap isi atau makna sesuai dengan konteksnya (Supratiknya, 2015).

Tujuan dari penelian ini adalah untuk mengungkap dan memahami nilai

daya cipta, nilai pengalaman, dan nilai sikap sebagai cara mengatasi tekanan

(coping) akibat penolakan sosial oleh teman sebaya ala Victor Frankl. Metode

pengambilan data dalam penelitian ini adalah focus group discussion (FGD).

Alasan peneliti memilih FGD karena FGD mampu mendorong partisipan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

31

saling mengungkapkan diri, mendalami jawaban, meminta penjelasan,

mengklarifikasi maksud (Supratiknya, 2015). Jenis pertanyaan dalam penelitian ini

berupa pertanyaan-pertanyaan terbuka dan beberapa pertanyaan tertutup.

Analisis data diawali dengan mentranskripsikan data lisan atau rekaman

elektronik ke dalam sebuah teks tertulis atau dokumen (verbatim). Kemudian

dengan menggunakan analisis isi kualitatif (AIK), teks tersebut diklasifikasikan

menjadi beberapa kategori. Tujuannya adalah untuk mendapatkan deskripsi yang

padat tentang fenomena yang diteliti (Supratiknya, 2015).

B. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah 15 orang remaja kelas IX SMP Negeri

3 Godean yang terdiri dari 4 remaja laki-laki dan 11 perempuan, berada dalam

rentang usia 12-18 tahun, dan mempunyai pengalaman ditolak oleh teman

sebayanya. Pemilihan partisipan dilakukan atas rekomendasi dari guru. Kriteria

yang digunakan untuk memilih para partisipan adalah kesediaan dan keterbukaan

siswa untuk menceritakan pengalamannya kepada peneliti.

Proses pemilihan partisipan dilakukan dengan melakukan pra-FGD (FGD

pendahuluan) pada kelompok yang sudah direkomendasikan guru. Pada saat pra-

FGD dilakukan, partisipan yang hadir berjumlah 15 orang. Beberapa partisipan

meminta izin untuk tidak mengikuti FGD lanjutan karena harus mengikuti

serangkaian kegiatan lain. Partisipan lain juga mengaku tidak nyaman ketika

membahas topik penolakan sosial dalam kelompok. Pada saat FGD 1, partisipan

yang hadir berkurang menjadi 10 orang. Dua orang partisipan menghindar dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

32

pertemuan FGD 1 tanpa alasan yang jelas. Beberapa partisipan juga mengaku tidak

nyaman dan menangis pada saat FGD 1 berlangsung. Partisipan lain juga ada yang

menangis sampai tidak dapat melanjutkan ceritanya. Tidak ada informasi yang

memadai tentang ketidaknyamanan partisipan, apakah karena penolakan sosial atau

karena hal lain. Pada saat FGD 2, partisipan yang hadir berkurang lagi menjadi 7

orang. Ketujuh orang partisipan ini mampu melanjutkan ceritanya sampai selesai.

Beberapa data tentang para partisipan dapat dilihat pada Tabel 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

33

Tabel 2

Data Umum Partisipan

Kode Usia Jenis

Kelamin

Sindroma Penolakan

yang Dimiliki

Bentuk Penolakan Teman

Sebaya

Tempat

Terjadinya

Penolakan

Teman Sebaya

Kontribusi dalam

Proses FGD

P1 16 th Perempuan Status sosial ekonomi

berada di bawah status

anggota lain

Difitnah secara diam-diam,

diejek, dan dibocorkan rahasia

pribadinya

Sekolah Datang 2x,

menangis sampai

tidak bisa bercerita

banyak di FGD 1

P2 15 th Perempuan Memiliki perilaku sosial

menonjolkan diri dan tidak

dapat bekerjasama

Disindir, dijauhin, dan

dimusuhin karena dianggap

merebut pacar teman

Sekolah Datang semua,

menangis di FGD 1

P3 15 th Perempuan Kurang matang dalam hal

ketenangan dan

pengendalian emosi

Dimusuhin, dijauhi, tidak diajak

bicara, dan disindir melalui

media sosial

Sekolah Datang semua,

sangat sedikit

berbicara

P4 14 th Perempuan Sulit bekerjasama Tidak bercerita Sekolah Datang 1x, tidak

banyak bicara

P5 15 th Perempuan Suka menonjolkan diri Dijauhi dan diabaikan Rumah Datang semua,

bercerita dengan

baik

P6 18 th Laki-laki Tidak sportif Tidak bercerita Sekolah Datang 1x, banyak

bicara hal lain

P7 15 th Perempuan Penampilan tidak sesuai

dengan standar kelompok

dalam hal daya tarik fisik

dan atau kerapian

Dijauhin dan diabaikan teman

satu kelas

Sekolah Datang 2x,

menangis di FGD 1

sampai berhenti

bercerita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

34

Kode Usia Jenis

Kelamin

Sindroma Penolakan

yang Dimiliki

Bentuk Penolakan Teman

Sebaya

Tempat

Terjadinya

Penolakan

Teman Sebaya

Kontribusi dalam

Proses FGD

P8 15 th Laki-laki Suka menyendiri dan

mengikuti geng sekolah

Tidak mau bercerita Sekolah Datang 1x, diajak

geng untuk kabur

dari diskusi dan mau

P9 16 th Perempuan Memiliki kepribadian acuh

tak acuh atau sangat cuek

Dijauhi dan diabaikan karena

berbeda agamanya

Rumah Datang semua,

bercerita dengan

baik

P10 15th Perempuan Kurang percaya diri Tidak mau bercerita Sekolah Datang semua,

pelaku penolakan

P11

P11 12th Perempuan Sangat cuek Difitnah, dijauhi, dan dimusuhi

karena dianggap merebut pacar

teman

Sekolah Datang semua,

menangis di FGD 1

P12 15th Perempuan Memiliki perilaku sosial

suka menonjolkan diri dan

memiliki hubungan buruk

dengan keluarga

Diejek tidak punya teman Sekolah Datang 2x, bercerita

banyak tentang

keluarga dan bukan

tentang penolakan

P13 16th Laki-laki Memiliki kepribadian yang

menganggu orang lain yaitu

suka mengejek

Tidak bercerita Sekolah Datang 2x, sedikit

bercerita

P14 15th Perempuan Mudah marah Tidak bercerita Sekolah Datang 1x, tidak

bercerita banyak

P15 16th Laki-laki Kurang matang dalam

pengendalian emosi

Tidak bercerita Sekolah Datang 1x, tidak

bercerita banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

35

C. Peran Peneliti

Peneliti berperan sebagai instrumen penelitian. Artinya peneliti berperan

untuk menangkap suara subjek dan mengolahnya. Pada saat FGD berlangsung,

peneliti berperan sebagai fasilitator. Peneliti memfasilitasi interaksi antar partisipan

(Supratiknya, 2015).

Peneliti pernah mengalami penolakan sosial oleh teman sebaya pada saat

duduk di kelas IX di salah satu SMP Negeri di kota Yogyakarta. Beberapa bentuk

perilaku seperti mengejek, menyindir, menjauhi, mendorong, menatap sinis,

maupun menjegal pernah dialami peneliti hampir setiap hari selama 1 bulan (1

Maret 2007-30 Maret 2007). Peneliti tidak memahami penyebab terjadinya

penolakan tersebut. Peneliti hanya mampu mengingat bahwa pada saat itu peneliti

merupakan minoritas di antara teman-teman sebayanya. Selain memiliki agama dan

kepercayaan yang berbeda, peneliti juga satu-satunya siswa yang sudah diterima di

salah satu SMA Swasta di Yogyakarta sebelum diselenggarakannya Ujian

Nasional. Oleh karena itu, peneliti menginterpretasikan penolakan sosial sebagai

kesempatan untuk menghadapi ketidakberdayaan.

Peneliti belum mengenal partisipan dalam penelitian ini. Peneliti baru akan

mengenal partisipan ketika pihak sekolah menyetujui dan merekomendasikan siswa

atau siswinya (10-12 orang) sesuai dengan proposal ijin. Peneliti memilih lokasi

penelitian di salah satu ruang kelas di SMP N 3 Godean. Peneliti juga bisa

memodifikasi lokasi penelitian ini sewaktu-waktu.

Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2013 tentang ijin

penelitian di kabupaten Sleman, maka peneliti akan melengkapi persyaratan ijin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

36

penelitian yang sekurang-kurangnya terdiri dari 3 hal : (1) membawa surat

permohoman ijin penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma; (2)

membawa proposal ijin penelitian dan daftar pertanyaan yang telah disetujui oleh

dosen pembimbing; (3) membawa fotokopi KTP. Kemudian ketiga berkas tersebut

dibawa ke Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman untuk mendapatkan surat

rekomendasi penelitian. Surat rekomendasi kemudian dibawa ke Bappeda untuk

mendapatkan surat ijin penelitian.

Berikut ini adalah isu-isu sensitif terkait etika yang kemungkinan muncul

pada saat dilakukannya penelitian : (1) menimbulkan ketidaknyamanan secara fisik;

(2) menimbulkan ketidaknyamanan secara psikis; dan (3) kerahasiaan informasi

atau data penelitian (confidentiality). Cara peneliti dalam mengatasi isu tersebut

adalah : (1) mengkondisikan ruangan yang nyaman dan menyediakan konsumsi; (2)

partisipan dapat mengajukan keberatan untuk menunda atau menghentikan

tindakan asesmen jika merasa ada yang tidak sesuai dengan harapan. Selain itu,

pada awal sesi FGD akan diadakan ice breaking dan di akhir sesi FGD akan

dilakukan relaksasi nafas; (3) informasi yang diperoleh dari penelitian hanya akan

peneliti diskusikan dengan dosen pembimbing. Selain itu, peneliti juga membuat

kesepakatan dengan coder dan partisipan untuk menjaga kerahasiaan informasi

dalam FGD.

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Perekaman Data

Peneliti memilih setting atau lingkungan tempat penelitian berlangsung di

salah satu ruangan di SMP N 3 Godean. Peneliti meyakini bahwa di lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

37

sekolahnya sendiri, partisipan lebih merasa aman dan bebas dibandingkan dengan

lingkungan yang lain. Aktor-aktor atau orang-orang yang akan diobservasi maupun

diwawancarai peneliti adalah partisipan penelitian (15 orang), Kepala Sekolah SMP

N 3 Godean (1 orang), dan wali kelas (1 orang). Partisipan penelitian akan dipilih

berdasarkan rekomendasi, observasi, maupun wawancara pendahuluan dari Kepala

Sekolah, dan wali kelas. Peneliti juga akan meminta ijin kepada Kepala Sekolah

SMP N 3 Godean untuk memakai sarana dan prasarana sekolah pada saat

melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian. Peneliti juga akan menjelaskan

bahwa penelitian ini bersifat meluas, artinya peneliti menerima dan mengharapkan

informasi tambahan dari para aktor berkaitan dengan penelitian.

Peneliti akan mengumpulkan data dalam tiga jenis prosedur, yaitu : (1)

observasi kualitatif, yaitu catatan lapangan tentang tingkah laku dan aktivitas orang-

orang di lokasi penelitian; (2) focus group discussion; (3) bahan audio-visual

kualitatif, yaitu berupa video dan rekaman suara dari focus group discussion

(Creswell dalam Supratiknya, 2015).

Peneliti akan menggunakan focus group discussion sebagai prosedur utama

pengumpulan data. Focus group discussion atau disingkat FGD adalah diskusi

kelompok di antara sejumlah kecil partisipan yang dipandu oleh seorang fasilitator,

di mana para anggota kelompok diharapkan berbicara secara bebas dan spontan

sebuah topik tertentu (Supratiknya, 2015). Topik dalam penelitian ini adalah

pemaknaan pengalaman penolakan sosial oleh teman sebaya. Penulis menggunakan

jenis FGD fenomenologis di dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mengungkap

pengalaman, pemahaman, pendapat, sikap, pengetahuan, dan keyakinan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

38

partisipan terkait dengan isu-isu penolakan sosial oleh teman sebaya. Peneliti

menggunakan convenience sampling dalam merekrut partisipan untuk dilibatkan

dalam FGD. Peneliti juga menentukan besar kelompok atau jumlah partisipan FGD

sebanyak 8-15 orang. Durasi atau panjang setiap sesi diskusi yang peneliti tentukan

yaitu satu jam. Peneliti menentukan 1 sesi sama dengan 1 kali pertemuan FGD

dengan 1 kelompok subjek, dan sesi lain berupa 1 kali pertemuan FGD dengan

kelompok subjek lain. Peneliti tetap akan melihat titik saturnasi atau

exhaustiveness, yaitu titik di mana tidak akan diperoleh informasi baru jika dibuka

atau dilanjutkan dengan sesi atau sesi-sesi diskusi fokus tambahan (Supratiknya,

2015). Pada akhir setiap sesi peneliti juga akan melakukan evaluasi apakah titik

saturnasi sudah tercapai (Shart-Hopko, dalam Supratiknya, 2015). Peneliti

menggunakan kelompok yang heterogen dalam FGD ini. Hal ini karena hasil FGD

akan lebih kaya dan lebih natural ketika anggota-anggota kelompok FGD sangat

heterogen atau memiliki karakteristik yang sangat berlainan (Freeman, dalam

Supratiknya, 2015). Peneliti akan berinteraksi dengan partisipan sampai data

penelitian berhasil terkumpul. Melalui heterogenitas anggota FGD dan pemilihan

anggota sampel secara convenience, peneliti akan mendapatkan memandang

interaksi antar anggota FGD sebagai sumber bahan analisis utama. Peneliti akan

memberikan perhatian secara khusus pada interaksi dan pengungkapan pendapat

dan perasaan anggota FGD tentang isu penolakan sosial. Dengan demikian, isu

tentang penolakan sosial dapat disajikan secara lebih rinci dan tuntas.

Berikut ini adalah jenis data yang akan direkam peneliti dan prosedur

perekamannya :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

39

1. Protokol Observasi

Instrumen ini berisi tentang informasi demografik, catatan deskriptif, dan

juga catatan reflektif peneliti (Supratiknya, 2015). Instrumen ini berupa

deskripsi keadaan ruang FGD, deskripsi perilaku partisipan saat FGD, sebelum

FGD, dan sesudah FGD, deskripsi mood/perasaan partisipan melalui mood-

meter yang diisi oleh partisipan, serta deskripsi tentang temuan yang menarik.

Instrumen ini berfungsi sebagai pendukung sumber data primer, yaitu FGD.

2. Protokol Wawancara

Berikut ini adalah daftar pertanyaan wawancara yang akan diberikan kepada

partisipan.

Pertanyaan pembuka :

1. Mari kita saling berkenalan! Silahkan teman-teman sebut nama, usia, dan

daerah asal masing-masing secara bergantian!

Pertanyaan pendahuluan :

1. Menurut kamu, teman itu apa? Kalau sahabat itu apa?

2. Apakah kamu punya teman dan sahabat? Coba sebutkan di mana saja kamu

memiliki teman dan sahabat itu?

3. Apakah ada di antara teman-teman dan sahabatmu itu, memiliki rentang usia

atau umur yang hampir sama denganmu? Kira-kira berapakah usia mereka?

4. Coba ceritakan tentang mereka!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

40

Pertanyaan transisi :

1. Bagaimana hubunganmu dengan teman-teman sebaya atau teman

seumuranmu itu?

2. Apakah mereka semua menerimamu, ataukah justru ada yang menolakmu?

Pertanyaan kunci :

1. Kapan kamu merasa ditolak oleh teman sebayamu itu?

2. Coba ceritakan bagaimana peristiwa penolakan teman sebayamu itu terjadi?

3. Coba ceritakan apa yang kamu rasakan ketika ditolak oleh teman sebayamu

itu?

4. Coba ceritakan apa yang kamu pikirkan ketika ditolak oleh teman sebayamu

itu?

5. Kegiatan atau aktivitas apa yang kamu lakukan atau tetap kamu lakukan

setelah mengalami penolakan teman sebayamu itu? (nilai daya cipta)

6. Hal-hal apakah yang kamu dapatkan setelah mengalami penolakan teman

sebaya? (nilai pengalaman)

7. Bagaimana caramu menghadapi penolakan teman sebayamu itu? (nilai

sikap)

Pertanyaan penutup :

1. Apakah ada yang masih ingin untuk diceritakan tentang pengalaman

penolakannya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

41

3. Perekaman Data

Data utama dalam penelitian ini adalah verbatim dari hasil FGD.

Sedangkan data tambahan berupa hasil observasi. Hasil observasi berisi tentang

deskripsi kualitatif tentang perilaku partisipan (Creswell dalam Supratiknya,

2015). Hasil observasi bermanfaat sebagai alat validasi, yaitu sebagai bukti

bahwa ucapan partisipan benar-benar keluar dari diri mereka. Selain itu, hasil

observasi juga digunakan untuk mengidentifikasi reaksi partisipan selama FGD.

Peneliti juga menggunakan perekam audio dan video sebagai materi primer dari

FGD.

E. Reliabilitas dan Validitas

Prosedur reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

beberapa cara berikut :

1. Reliabilitas

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan intercoder agreement atau

kesesuain antar pengode untuk menguji reliabilitas hasil penelitian. Coder

dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, yaitu peneliti sendiri dan rekan peneliti

yang berinisial V. Intercoder agreement adalah prosedur pengujian reliabilitas

hasil penelitian kualitatif dengan cara melakukan pemeriksaan secara

mendalam bersama dengan tim peneliti terhadap transkrip-transkrip data

wawancara ataupun observasi untuk memastikan tidak ada kesalahan serius

selama proses transkripsi. Setelah memperoleh kode-kode dalam proses

pengkodean, data kembali dibandingkan dengan kode-kode yang berhasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

42

dirumuskan tersebut untuk memastikan kembali tidak ada perubahan makna

(Creswell dalam Supratiknya, 2015). Peneliti juga mendokumentasikan semua

data dalam penelitian ini, sehingga pengambilan keputusan dalam penelitian ini

bisa diperiksa sewaktu-waktu. Berikut ini adalah hasil dari intercoder

agreement yang disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3

Ringkasan Hasil Intercoder Agreement

Pemaknaan sebagai Cara Mengatasi Tekanan akibat Penolakan Teman Sebaya

(Coping ala Frankl)

Bentuk

Penolakan

Teman

Sebaya

Memaknai sebagai Cara Mengatasi Tekanan Sindroma

Ketidakbermaknaan

sebagai Cara Mengatasi

Tekanan

Nilai

Daya Cipta

Nilai

Pengalaman

Nilai Sikap Frustrasi

Eksistensial

Neurosis

Noogenik

Jumlah

temuan: 6

temuan

Disetujui

oleh

coder: 4

temuan

Jumlah

temuan: 5

temuan

Disetujui

oleh

coder: 5

temuan

Jumlah temuan:

8 temuan

Disetujui oleh

coder: 6 temuan

Jumlah

temuan: 11

temuan

Disetujui

oleh coder:

8 temuan

Jumlah

temuan: 3

temuan

Disetujui

oleh

coder: 2

temuan

Jumlah

temuan: 1

temuan

Disetujui

oleh

coder: 1

temuan

Secara umum, skor reliabilitas hasil intercoder agreement dalam penelitian

ini sebesar 76,47% dengan rincian sebagai berikut: dari total 34 temuan, yang

disetujui oleh coder yaitu 26 temuan. Selain itu, temuan nilai daya cipta dan

neurosis noogenik memiliki skor reliabilitas paling tinggi yaitu sebesar 100%.

Kemudian dilanjutkan dengan skor reliabilitas nilai pengalaman 75% dan nilai

sikap 72%. Skor reliabilitas terendah terdapat pada temuan sindroma

ketidakbermaknaan yang berbentuk frustrasi eksistensial dan bentuk penolakan

teman sebaya dengan skor reliabilitas sebesar 67%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

43

2. Validitas

Validitas dalam penelitian ini akan diuji dengan strategi validasi thick

description. Thick description adalah deskripsi yang sangat rinci tentang

lingkungan penelitian dan mengkaji tema-tema dengan berbagai macam

perspektif dan sudut pandang dengan (Creswell dalam Supratiknya, 2015).

Dalam penelitian ini thick description dilakukan dengan observasi selama

proses FGD dan menjelaskan proses penemuan makna sesuai logotherapy.

F. Analisis dan Interpretasi Data

Peneliti menggunakan analisis isi kualitatif (AIK) sebagai metode analisis

dan interpretasi data. Menurut Hsieh dan Shannon (2005, dalam Supratiknya, 2015)

AIK adalah metode penelitian untuk menafsirkan secara subjektif isi data berupa

teks melalui proses klasifikasi sistematik berupa coding atau pengkodean dan

pengidentifikasian aneka tema atau pola. Tujuan dari AIK adalah untuk

mengungkap isi atau makna dari sebuah teks sesuai dengan konteksnya untuk

memperoleh pengetahuan baru tentang fenomena yang diteliti. Peneliti memilih

metode ini karena dianggap paling sesuai untuk mengungkap makna dari

pengalaman penolakan sosial teman sebaya yang dialami partisipan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif atau analisis isi terarah.

Hasil transkrip FGD akan diuji dan divalidasi dengan menggunakan teori Frankl

tentang pemaknaan personal. Data yang didapat akan dikoding berdasarkan 6

kriteria, yaitu 1 kriteria bentuk penolakan teman sebaya, 3 kriteria memaknai

pengalaman sebagai cara mengatasi tekanan : nilai daya cipta, nilai pengalaman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

44

nilai sikap; dan 2 kriteria sindroma ketidakbermaknaan sebagai cara mengatasi

tekanan : frustrasi eksistensial dan neurosis noogenik. Jika ada data yang tidak dapat

dimasukkan ke dalam kelima kriteria tersebut, maka peneliti akan menandai data

tersebut. Sesudah selesai dengan pengodean, data yang sudah ditandai tersebut akan

dianalisis apakah merupakan kategori baru atau hanya subkategori dari keenam

kriteria tersebut (Hsieh & Shanon dalam Supratiknya, 2015). Kriteria pemaknaan

sebagai cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya yang dipakai untuk

koding :

a. Bentuk Penolakan Teman Sebaya : bentuk-bentuk penolakan teman sebaya

yang dialami individu.

b. Nilai daya cipta : cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya

dengan melakukan aktivitas konkret yang kreatif dan produktif.

c. Nilai pengalaman : cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya

dengan mengalami, merasakan, dan menghayati pengalaman penolakannya itu

melalui pertemuan dengan kebaikan atau kebenaran.

d. Nilai sikap : cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya yang

ditunjukkan dengan kemauan dan sikap untuk merubah situasi kehidupan (life

changing encounter).

e. Frustasi Eksistensial : kegagalan individu memaknai pengalaman sebagai cara

mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya yang ditandai dengan

hilangnya minat, kurang inisiatif, mucul perasaan absurd dan hampa, tidak

memiliki kepastian tentang apa yang harus diperbuat, serta merasa kehilangan

dukungan dan bimbingan moral.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

45

f. Neurosis Noogenik : kegagalan individu memaknai pengalaman sebagai cara

mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya yang ditunjukkan dengan

munculnya simptom neurotik yang tampak, seperti depresi, hiperseksualitas,

alkoholisme, kejahatan, dan simptom lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

46

Tabel 4

Kategori Koding

Pemaknaan sebagai Cara Mengatasi Tekanan akibat Penolakan Teman Sebaya

(Coping ala Frankl)

Bentuk

Penolakan

Teman

Sebaya

Memaknai sebagai Cara Mengatasi

Tekanan

Sindroma

Ketidakbermaknaan

sebagai Cara Mengatasi

Tekanan

Nilai

Daya Cipta

Nilai

Pengalaman

Nilai Sikap Frustrasi

Eksistensial

Neurosis

Noogenik

Bentuk-

bentuk

penolakan

teman sebaya

yang dialami

individu.

Contoh :

“Teman-

temanku saat

itu

mengejekku

dan

menyindirku

dari

belakang”.

Cara

remaja

mengatasi

tekanan

akibat

penolakan

teman

sebaya

dengan

melakukan

aktivitas

konkret

yang kreatif

dan

produktif.

Contoh :

“Aku tetap

mengikuti

OSIS di

sekolah”.

Cara remaja

mengatasi

tekanan akibat

penolakan

teman sebaya

dengan

mengalami,

merasakan, dan

menghayati

pengalaman

penolakannya

melalui

pertemuan

dengan

kebaikan atau

kebenaran.

Contoh: “Aku

merasa sedih

karena ditolak

teman-temanku,

ada yang

menghindariku,

ada juga yang

mengabaikanku

. Tapi di sisi lain

aku belajar

untuk tabah”

Cara remaja

mengatasi

tekanan

akibat

penolakan

teman

sebaya yang

ditunjukkan

dengan

kemauan

dan sikap

untuk

merubah

situasi

kehidupann

ya (life

changing

encounter).

Contoh :

“Aku

memaafkan

teman-

temanku

lebih

dahulu,

kemudian

aku baru

minta maaf

kepada

temanku”

Remaja

kehilangan

minat,

kurang

inisiatif,

merasa

absurd dan

hampa, tidak

memiliki

tujuan, dan

kehilangan

dukungan

moral.

Contoh :

“Aku gapapa

lah seperti

ini, sudah

menjadi

nasibku

seperti ini.

Mau

melakukan

apapun tidak

akan

merubah

nasibku”

Muncul

simptom

neurotik

yang

tampak

dalam diri

remaja.

Contoh :

“Mending

mabok aja

daripada

mikirin

teman-

teman”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian dan Observasi

Penelitian ini diadakan selama bulan Januari sampai dengan bulan Februari

2016. Pertemuan pertama dengan para partisipan diadakan pada hari Sabtu, 13

Januari 2016 di ruang laboratorium biologi SMP Negeri 3 Godean. Sedangkan

proses pengambilan data melalui focus group discussion (FGD) diadakan dua kali,

yaitu pada hari Sabtu, 20 Februari 2016 dan Sabtu, 27 Februari 2016 di ruang kelas

9E dan laboratorium biologi SMP Negeri 3 Godean.

Secara umum, proses FGD pertama berjalan dengan lancar, walaupun ada 5

partisipan yang tidak hadir. Tiga dari 5 partisipan yang tidak hadir tersebut, sengaja

kabur dari kelompok FGD. Ketika peneliti tanyakan lebih lanjut, partisipan yang

lain menjawab,”Sensitif paling mas”. Pada awal FGD dimulai, 6 orang partisipan

mengaku merasa sedih dan kecewa, 2 orang partisipan merasa biasa saja, dan 2

orang partisipan merasa senang. Hal ini terlihat dari mood-meter awal yang diisi

partisipan. Pada saat FGD berlangsung, beberapa partisipan sempat ada yang

menangis. Diduga partisipan merasa tertekan dan sungkan karena pelaku penolakan

ada di antara mereka sendiri. Akan tetapi, secara keseluruhan para partisipan dapat

memahami pertanyaan yang diajukan, saling berdiskusi, dan menyelesaikan

ceritanya. Pada akhir FGD, sebagian besar partisipan mengaku merasa senang (6

orang), lega (2 orang), dan tanpa beban (1 orang). Satu orang partisipan juga

mengaku masih memiliki beban. Hal ini terlihat dari mood-meter akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

48

FGD kedua di hari Sabtu, 27 Februari 2016 berlangsung dengan cukup baik,

meski ada 8 partisipan yang tidak hadir. Dua dari 8 orang partisipan yang tidak

hadir tersebut, mengaku tidak sanggup lagi untuk melanjutkan proses FGD. Total

akhir partisipan menjadi 7 orang. Walaupun sudah dibujuk peneliti dan beberapa

partisipan lain mereka tetap menolak untuk melanjutkan FGD. Satu orang

partisipan juga memilih untuk kabur. Ketika peneliti tanya lebih lanjut, partisipan

tersebut menjawab,”Ra ana lanange eee mas”. Pada awal FGD, para partisipan

meminta untuk membatasi waktu diskusi karena memiliki kegiatan lain. Mood-

meter awal menunjukkan 4 orang partisipan merasa senang, 2 orang merasa biasa

saja, dan 1 orang merasa sedih. Pada saat FGD berlangsung, para partisipan mampu

lebih terfokus dan lebih jelas dalam memberikan pendapat dibandingkan dengan

FGD pertama. Selain itu, selama proses FGD kedua, para partisipan mampu

memberikan perhatian penuh kepada partisipan lain yang sedang berbicara. Pada

akhir FGD, sebagian besar partisipan mengaku merasa senang (6 orang) dan hanya

ada 1 orang yang merasa kelelahan karena FGD. Hal ini terlihat dari mood-meter

akhir para partisipan.

B. Hasil Penelitian

1. Bentuk Penolakan Teman Sebaya

Penolakan sosial teman sebaya memiliki berbagai macam bentuk. Bentuk

penolakan sosial yang umum terjadi yaitu pengucilan, pelecehan, kekerasan

verbal, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual (Kurniasari et al., 2013). Dalam

penelitian ini bentuk penolakan yang dialami para partisipan seperti berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

49

Dari hasil FGD, bentuk penolakan teman sebaya yang dialami partisipan

yaitu diabaikan. Diabaikan adalah bentuk penolakan sosial dimana seorang

individu tidak dianggap keberadaannya. Hal ini dapat dilihat dari pendapat

seorang partisipan (P7),”Saya pernah didiemin gitu mas sama satu kelas, kalo

main aja aku sama kelas lain”. Selain itu, partisipan lain (P9) juga

berpendapat,”Waktu itu kejadiannya di rumah mas, pas ada hajatan, aku sama

temenku tu cuma didiemin, ga dianggep gitu mas dari awal acara sampai akhir

acara”. Partisipan lain (P5) juga menambahkan,”Pas itu temen-temenku tu pada

ndiemin aku gitu waktu jajan”.

Bentuk penolakan lain yang dialami partisipan yaitu dijauhi. Dijauhi adalah

bentuk penolakan sosial dimana satu atau beberapa orang secara aktif membuat

jarak (menjauhi) dengan individu. Hal ini dapat dilihat dari pendapat seorang

partisipan (P2),”Saya pernah dijauhin satu kelas, tapi saya ga tahu salah saya

apa”. Partisipan lain (P5) juga berpendapat,”Ya itu mas, temenku pada

ngehindarin aku gitu waktu itu”. Partisipan lain (P7) juga menambahkan,”Saya

pernah dijauhin gitu sama temen-temen, ya ga tahu kenapa gitu”. Partisipan lain

(P3) juga menambahkan,”Saya pernah ga ditemenin gitu, dijauhin, dan ga

diajak bicara sama temen-temen”. Selain itu, partisipan lain (P9) juga

menambahkan,”Ya mereka (teman-teman yang menolak) pada nggerombol,

njauhin aku, aku cuma sendiri disitu”.

Bentuk penolakan lain yang juga dialami partisipan yaitu disindir. Disindir

adalah bentuk penolakan sosial dimana pelaku melakukan agresi verbal kepada

korbannya secara tidak langsung. Seorang partisipan (P3) berkata,”Saya pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

50

disindir lewat PM Whatsapp”. Partisipan lain (P2) menambahkan,”Waktu itu

aku merasa mereka (teman-teman yang menolak) bilang sesuatu apa gitu, kaya

nyindir-nyindir, tapi aku ga ngerasa karna aku ga tahu aku salah apa”.

Selain itu, partisipan juga pernah diejek. Diejek adalah bentuk penolakan

sosial dimana pelaku melakukan agresi verbal kepada korbannya secara

langsung. Seorang partisipan (P1) berpendapat,”Mereka tu (teman-teman yang

menolak) ngejekin aku di depanku kak, itu aku denger lho”. Partisipan lain (P3)

berpendapat,”Waktu itu aku diejek lewat PM katanya aku temen musiman

gitu”.

Bentuk penolakan lain yang dialami partisipan yaitu difitnah. Difitnah

adalah bentuk penolakan sosial dimana pelaku melakukan agresi verbal kepada

korbannya dengan menyebarkan kesaksian yang tidak benar (rumor). Hal ini

dapat dilihat dari pendapat seorang partisipan (P1),”Tapi gini lho mas, ada

sahabat yang diem-diem ngebocorin rahasia dan jelek-jelekin aku”. Partisipan

lain (P11) juga berpendapat,”saya dulu pernah difitnah ngrebut pacarnya este

lah, nikungan lah, gitu-gitu”. Partisipan lain (P3) juga berpendapat,”Pertama

yang jelek-jelekin aku 1 orang, terus cerita sama yang lain, terus kayak jadi

memprovokasi gitu mas”.

Selain itu, partisipan juga pernah dimusuhi atau dikucilkan. Dimusuhi atau

dikucilkan adalah bentuk penolakan sosial dimana seorang korban dijadikan

musuh bersama oleh sekelompok orang yang menolak keberadaannya. Seorang

partisipan (P2) berkata,”Dia (teman yang menolak) merasa kalo aku tu ndeketin

cowonya, terus waktu itu aku dimusuhin sama satu kelas”. Partisipan lain (P3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

51

menambahkan,”Pas kelas 8 saya pernah ditolak teman, ga tahu kenapa tiba-tiba

dimusuhin”.

2. Memaknai Pengalaman sebagai Cara Mengatasi Tekanan/Coping

Memaknai pengalaman dapat digunakan sebagai cara mengatasi

tekanan/coping dalam menghadapi penolakan sosial teman sebaya. Hal ini

dapat dilakukan dengan memenuhi 3 nilai dasar, yaitu nilai daya cipta, nilai

pengalaman, dan nilai sikap.

a. Nilai Daya Cipta

Nilai daya cipta adalah cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman

sebaya dengan melakukan aktivitas konkret yang kreatif dan produktif.

Dari hasil FGD, para partisipan menyampaikan bahwa pada saat ditolak,

mereka mengatasinya dengan keputusan sadar untuk mengikuti kegiatan di

sekolah seperti kegiatan belajar mengajar. Seorang partisipan (P5)

berkata,”Banyak hal mas yang waktu itu (saat terjadi penolakan sosial) jadi

ga bisa dilakukan. Tapi kalo aku tetep sekolah mas, soale nek dipikir

sekolah tu tujuane bukan ketemu sama mereka (pelaku) aja, hahahahaha”.

Partisipan lain (P2) juga berkata,”Aku juga tetep sekolah mas, sekalian

nunjukin ke mereka (pelaku) kalo aku gapapa”. Partisipan lain (P11) juga

menambahkan,”Biasa sih mas, sekolah biasa. Aku cuek aja soalnya aku

yang butuh sekolah”. Partisipan lain (P10) menambahkan,”Ya kalo kegiatan

seperti umumnya di kelas mas. Saya tetep sekolah biasa karena saya lebih

kuat dari mereka. Hahahaha”. Partisipan lain (P3) juga berkata,”Mmm biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

52

aja, sama-sama di sekolah. Di sekolah itu temennya kan ga cuma dia

(pelaku)”.

Aktivitas lain yang dilakukan partisipan adalah pramuka. Seorang

partisipan (P12) berkata,”Ya persami (jenis kegiatan dalam pramuka) mas,

aku sebagai ketua regu. Aku milih sendiri mas kegiatanku, daripada ga

ngapa-ngapain malah keinget lagi sedih-sedih lagi”.

Aktivitas lain yang dilakukan partisipan adalah les. Seorang partisipan

(P5) berkata,”Kalo aku les-lesan. Di tempat les-lesan juga ada temennya tu

lho. Jadi aku tetep ga kesepian. hahahaha”. Partisipan lain (P9) juga

sependapat dengan P5,”Aku juga di les-lesan, banyak temennya soale. Kalo

diem aja itu malah kepikiran terus eeee mas”.

Selain itu, ada juga partisipan yang melakukan aktivitas olahraga.

Seorang partisipan (P12) berkata,”Aku tetep ikut pertandingan, walau tetep

wae dirasani. Hahahaha. Soalnya kaya bangga banget tu lho mas. Ga semua

orang bisa ikut pertandingan mewakili sekolah”. Partisipan lain (P13)

menambahkan,”Aku pergi ke tempat main sama tempat olahraga. Di sana

juga banyak temennya”.

Ada juga partisipan yang melakukan aktivitas berorganisasi. Salah

seorang parisipan (P11) berkata,”Aku main biasa tapi ga sama temen kelas,

aku sama anak-anak OSIS. Aku sendiri mas yang milih jadi OSIS. Soalnya

aku ga mau sedih-sedihan terus”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

53

b. Nilai Pengalaman

Nilai pengalaman adalah cara mengatasi tekanan akibat penolakan

teman sebaya dengan mengalami, merasakan, dan menghayati pengalaman

penolakannya melalui pertemuan dengan kebaikan atau kebenaran. Semua

partisipan belum bisa menemukan nilai pengalaman karena penolakan

teman sebaya masih mereka maknai negatif. Berikut ini contoh-contohnya.

Berdasarkan pengalaman partisipan, penolakan sosial teman sebaya

dihayati partisipan sebagai peristiwa yang menyakitkan. Hal ini dapat

dilihat dari pendapat seorang partisipan (P1),”Tapi gini tu lho mas, ada juga

sahabat itu yang diem-diem menyakitkan gitu”. Ketika ditanya lebih lanjut,

P1 menjelaskan,”Dia malah ngebocorin rahasia kita, dan dia juga di

belakang tu diem-diem tu jelek-jelekin kita”. Pendapat partisipan 1 tersebut

didukung oleh pendapat partisipan lain (P12),”Kita kalau kita salah, kan

lebih baik sakit di depan, diberitahu, kita bisa memperbaiki, daripada dia di

belakang nyakitin kita, kita ga tahu salah kita dan ga bisa memperbaiki”.

Partisipan lain (P12) juga berkata,”Aku pernah ke kantin to mas

diejekin,“Azizah karo sopo, Azizah dewe”. Saya tu sebenernya sakit. Udah

ngadepin masalah yang lebih besar dari itu, dan saya harus ngadepin

masalah itu, sebenernya saya lebih sakit”. Dua orang partisipan (P3&P9)

pada akhir ceritanya juga mengatakan,”Yang dirasain pastinya sakit, yang

sakit hatinya”.

Penolakan sosial teman sebaya juga dihayati sebagai peristiwa yang

mengecewakan. Seorang partisipan (P2) berkata,”Hahaha kecewa lah”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

54

Pendapat partisipan 2 didukung dengan pendapat partisipan lain

(P9),”Kecewa pasti ada”.

Penolakan sosial teman sebaya juga dihayati sebagai peristiwa yang

menimbulkan kegelisahan. Seorang partisipan (P3) mengaku,”Aku ngerasa

gelisah mas, waktu ditolak sama temanku”. Ketika ditanya lebih lanjut, P3

menjelaskan,”Ya kenapa kok temenku gak nemenin aku, habis itu gak

ngajak main, gak ngajak bicara”.

Selain itu, penolakan sosial teman sebaya juga dihayati sebagai

peristiwa pengkhianatan dari teman. Seorang partisipan (P2) berkata,”Saya

zaina, kalo menurut saya sahabat itu kadang mengkhianati kita”. Ketika

ditanya lebih lanjut P2 menjelaskan,”Kadang tu seakan-akan mereka

nglakuin itu (mengkhianati) tu biasa aja, tapi kitanya aja sudah terlanjur

sayang sama dia, maksudte sayang sama sahabat”.

Penolakan sosial teman sebaya juga dihayati sebagai konflik karena

kesalahpahaman. Seorang partisipan (P5) berkata,”Tadi saya ada konflik

sedikit sama sahabat-sahabat saya. Karena aku capek to mas, aku diemin

sahabat-sahabatku. Sahabatku tu ngerasa aku nyuekin sahabatku. Terus di

jalan itu aku ga ada yang nyapa. Aku tuh ga ada niat untuk jauhin, nyuekin

temen-temenku tadi. Cuma salah paham tu lho”.

Di sisi lain, beberapa partisipan menghayati penolakan sosial teman

sebaya sebagai konflik karena hubungan lawan jenis. Seorang partisipan

(P2) berkata,”Saya pernah punya sahabat. Sekarang mungkin ga sahabatan

lagi. Itu gara-gara masalah cowok”. Partisipan lain (P11) juga berkata,”Saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

55

pernah berbulan-bulan dijauhi teman-teman karena pacarnya Este (P10) itu

jadi pacarku setelah mereka putus. Waktu itu temen-temen bilang kalo aku

nikungan”.

Penolakan sosial teman sebaya juga dihayati sebagai konflik karena

perbedaan agama. Seorang partisipan (P9) bercerita,”Lima bulan lalu saya

ditolak di rumah mas waktu ada hajatan di deket rumah. Waktu itu saya

nyinom mas. Ga tahu kenapa hari itu aku sama temenku 1 orang, cuma

didiemin sama temenku yang lain. Ternyata karena kami minoritas mas,

yang lainnya tu Islam”. Ketika ditanya lebih lanjut P9 menjelaskan,”Mereka

tu pada nggerombol dan aku cuman sendiri. Tiga hari berturut-turut kaya

gitu mas. Aku tanya to mas ke mereka kenapa kok aku didiemin. Terus

mereka njawab gapapa, ga ada apa apa”.

Selain itu, penolakan sosial teman sebaya juga dihayati sebagai konflik

personal yang berubah menjadi konflik kelompok. Hal ini dapat dilihat dari

pendapat seorang partisipan (P9),”Gini mas gini, ga tahu kenapa ada satu

orang itu kaya nge-ching tu lho mas, terus ngomporin temen-temen yang

lain”.

c. Nilai Sikap

Nilai sikap adalah cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman

sebaya yang ditunjukkan dengan kemauan dan sikap untuk merubah situasi

kehidupan (life changing encounter). Selain itu, perjuangan untuk

mengatasi inferioritas (dorongan untuk superior) juga dikategorikan ke

dalam bagian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

56

Berdasarkan pengalaman partisipan, kemauan dan sikap yang pertama

kali muncul setelah mengalami penolakan sosial teman sebaya adalah

memberi maaf dan meminta maaf. Hal ini dapat dilihat dari pendapat

seorang partisipan (P2),”Aku minta maaf banget sama kalian buat yang lalu-

lalu itu. Aku tu masih nganggep kamu sahabat karena aku masih sayang

sama kamu”. Partisipan lain (P11) juga berpendapat,”Kalau terus

bermusuhan aku yakin semuanya ga bakal berjalan baik. Makanya aku

selalu mulai dengan meminta maaf. Saya bersyukur kelas IX ini saya sudah

maafan, sudah baikan sama este (P10), dan este sudah ga mempermasalahin

masalah itu lagi. Este itu orangnya baik, ga pendendam. Masalah itu sudah

selesai mas”. Partipisan lain (P9) juga berkata,”Aku pernah minta maaf,

tanya kenapa kok didiemin. Aku udah memaafkan dulu sebelum bertanya”.

Partisipan lain (P3) juga menambahkan,”Aku juga minta maaf”.

Selain itu, kemauan dan sikap yang muncul dalam diri partisipan adalah

berpikir positif (positive thinking). Seorang partisipan (P5) berkata,”Kalo

sekarang lho mas, saya lebih positif thinking aja gitu. Saya pikir ketika

terus-menerus berpikir buruk ga baik juga buat akunya. Makanya saya pilih

untuk positif thinking aja gitu”.

Kemauan dan sikap lain yang muncul dalam diri partisipan adalah

menyadari kelemahan dan kekurangan diri atau berintrospeksi. Berikut ini

adalah beberapa kutipan percakapan partisipan,

“Iya itu kan terus bisa jadi buat introspeksi” (P5).

“Introspeksi, ya introspeksi gitu” (P10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

57

“Iya kaya Introspeksi diri, lebih introspeksi diri” (P2).

“Dulu pertama ada masalah itu to mas, aku introspeksi dulu” (P11).

“Ya introspeksi” (P3).

Di sisi lain, kemauan dan sikap dalam diri partisipan yang muncul

setelah mengalami penolakan sosial teman sebaya adalah tetap bersikap

baik terhadap teman yang menolak. Hal ini dapat dilihat dari jawaban

seorang partisipan (P5),”Ya aku baik-baikin, biar ga kemana-mana mas

masalahnya”. Partisipan lain (P2) juga sependapat dengan P5,”Ya menjadi

diri yang baik”. Selain itu, seorang partisipan (P9) juga mengaku,”Waktu

ketemu sama dia (orang yang menolak), aku tetep nyapa, tetep baik, tapi dia

diem”. Partisipan 3 juga menambahkan,”Kalo aku baik-baikin”.

Selain itu, kemauan dan sikap yang muncul dalam diri partisipan adalah

datang konseling. Seorang partisipan (P10) mengaku,”Kalo aku konseling

sama Pak Nyamik”. Setelah ditanya lebih lanjut P10 menjelaskan,”Aku

dikasih motivasi, masukan, terus aku disuruh memutuskan sesuatu gitu”.

Partisipan 2 juga menambahkan,”Kalo sama Pak Nyamik bisa 4 mata tu lho

mas”. Partisipan 5 juga ikut berpendapat,”Biasanya kemauan sendiri mas,

kalo ada yang bilang enak konseling sama Pak Nyamik, terus pada dateng”.

Kemauan dan sikap lain yang muncul dalam diri partisipan adalah

menjadi mandiri. Seorang partisipan (P2) berkata,”Sekarang aku sudah bisa

sendiri, gitu”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

58

Selain itu, ada juga partisipan yang memiliki kemauan dan sikap untuk

memperbaiki kekurangan diri. Seorang partisipan (P11) berkata,”Hmm ya

bisa berubah jadi lebih baik, jadi lebih akrab, bareng-bareng”.

Di sisi lain, ada partisipan yang memiliki kemauan dan sikap untuk lebih

menyadari keberadaan teman lain yang tidak menolak keberadaannya.

Seorang partisipan (P2) berkata,”Kadang tu gara-gara ada masalah ini

(penolakan sosial teman sebaya), kita tu malah jadi tahu kalo kita juga punya

sahabat lain, bukan cuma dia tu lho”.

Kemauan dan sikap lain yang muncul adalah berhati-hati dalam

bertindak. Hal ini dapat dilihat dari jawaban seorang partisipan (P11),”Hmm

gimana ya mas, jadi lebih berhati-hati dalam bertindak, takut salah”.

Partisipan lain (P12) juga menambahkan,”Iya mas, jadi lebih berhati-hati

kalo bersikap, terutama sama orang yang nolak, takut terjadi lagi”.

Partisipan lain (P10) juga berkata,”Ya lebih hati-hati mas”. Partisipan 9 juga

menambahkan,”Sama sih lebih berhati-hati, lebih bersikap”.

Selain itu, ada juga partisipan yang memiliki kemauan dan sikap untuk

mengontrol emosinya. Seorang partisipan (P10) berkata,”Aku lebih mateng

dalam mengontrol emosi, lebih dewasa”.

Kemauan dan sikap lain yang terakhir muncul adalah keputusan untuk

mengalah. Seorang partisipan (P12) mengatakan,”Kalo aku salah sama

temenku, sama-sama salah, aku mengalah”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

59

3. Sindroma Ketidakbermaknaan sebagai Cara Mengatasi Tekanan/Coping

Sindroma ketidakbermaknaan adalah ketidakmampuan atau kegagalan

individu dalam mengembangkan nilai daya cipta, nilai pengalaman, dan nilai

sikap. Sindroma ketidakbermaknaan memiliki 2 jenis, yaitu frustrasi

eksistensial dan neurosis noogenik.

a. Frustrasi Eksistensial

Frustasi eksistensial adalah kegagalan individu memaknai pengalaman

sebagai cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya yang

ditandai dengan hilangnya minat, kurang inisiatif, muncul perasaan absurd

dan hampa, tidak memiliki kepastian tentang apa yang harus diperbuat, serta

merasa kehilangan dukungan dan bimbingan moral.

Dari hasil FGD, kegagalan partisipan memaknai pengalaman sebagai

cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya ditandai dengan

hilangnya dukungan dan bimbingan moral. Hal ini dapat dilihat dari

pendapat seorang partisipan (P7),”Soalnya gini mas kalo aku di kelas, sama

aja aku ga ada temennya, makanya aku main aja saya sama kelas lain”.

Partisipan lain (P10) menambahkan,”Kalo aku biasanya tak simpen sih mas,

tak pendem, ga aku cerita-ceritain. Karena gini mas, kan waktu itu ga ada

temen sama sekali yang bisa diajak cerita-cerita”. Partisipan lain (P12) juga

berpendapat,”Habis masalah itu aku sukanya menyendiri, atau main sama

kelas lain, karena temen-temen kelas tu pada ngejauhin ga nemenin”.

Partisipan 3 juga menambahkan,”Aktivitas lain? Ya mainan sendiri lah,

main hape atau apalah”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

60

Partisipan juga tidak memiliki kepastian tentang apa yang harus

diperbuat. Seorang partisipan (P11) mengatakan,”Kalo mau berbuat tu aku

takut salah lagi, taku dijauhin lagi, takut ga punya temen lagi”.

Selain itu, partisipan merasa absurd dan hampa dalam menjalani

kehidupannya. Hal ini dapat dilihat dari pendapat seorang partisipan

(P3),”Rasane hambar mas pokokke”.

b. Neurosis Noogenik

Neurosis noogenik adalah kegagalan individu memaknai pengalaman

sebagai cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya yang

ditunjukkan dengan munculnya simptom neurotik yang tampak, seperti

depresi, hiperseksualitas, alkoholisme, kejahatan, dan simptom lainnya.

Berdasarkan hasil FGD, kegagalan partisipan memaknai pengalaman

sebagai cara mengatasi tekanan akibat penolakan teman sebaya ditandai

dengan simptom neurotik alkoholisme. Hal ini dapat dilihat dari pendapat

salah seorang partisipan (P13),”Nek aku mabuk”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

61

Tabel 5

Ringkasan Hasil FGD

Pemaknaan sebagai Cara Mengatasi Tekanan akibat Penolakan Teman Sebaya

(Coping ala Frankl)

Bentuk

Penolakan

Teman

Sebaya

Memaknai sebagai Cara Mengatasi Tekanan Sindroma

Ketidakbermaknaan

sebagai Cara Mengatasi

Tekanan

Nilai

Daya Cipta

Nilai

Pengalaman

Nilai Sikap Frustrasi

Eksistensial

Neurosis

Noogenik

Diabaikan

Dijauhi

Disindir

Diejek

Difitnah

Dimusuhi

atau

dikucilkan

Kegiatan

belajar

mengajar

Pramuka

Les

Olahraga

Organisa

si

Peristiwa

menyakitkan

Peristiwa

mengecewakan

Menimbulkan

kegelisahan

Pengkhianatan

teman

Konflik karena

kesalahpahaman

Konflik karena

hubungan lawan

jenis

Konflik karena

perbedaan

agama

Konflik

personal yang

berubah menjadi

konflik

kelompok

Memberi

maaf dan

meminta

maaf

Berpikir

positif

Menyadari

kekurangan

/introspeksi

Tetap

bersikap

baik kepada

teman yang

menolak

Datang

konseling

Mandiri

Memperbai

ki

kekurangan

diri

Lebih

menyadari

keberadaan

teman yang

tidak

menolak

Berhati-hati

dalam

bertindak

Mengontrol

emosi

Keputusan

untuk

mengalah

Kehilangan

dukungan

dan

bimbingan

moral

Tidak

memiliki

kepastian

tentang apa

yang harus

diperbuat

Merasa

absurd dan

hampa

dalam

menjalani

kehidupan

Mabuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

62

C. Pembahasan

Bagian pembahasan ini dimulai dengan membahas temuan terkait bentuk-

bentuk penolakan teman sebaya. Kemudian dilanjutkan dengan membahas temuan

terkait pemaknaan cara Frankl sebagai strategi coping dari pengalaman penolakan

sosial teman sebaya, baik melalui perwujudan nilai daya cipta, nilai pengalaman

atau penghayatan, maupun nilai sikap. Pada bagian ini, akan ada pembahasan secara

khusus tentang 2 temuan. Pertama, terkait nilai pengalaman yang tidak mampu

dipenuhi oleh semua partisipan. Kedua, terkait nilai sikap yang justru muncul paling

banyak. Pada bagian akhir akan ada pembahasan tentang temuan lain berupa

kegagalan dalam memaknai pengalaman sebagai cara mengatasi tekanan, baik

dalam bentuk frustrasi eksistensial maupun dalam bentuk neurosis noogenik.

1. Bentuk Penolakan Teman Sebaya

Bentuk penolakan teman sebaya yang muncul dan dialami partisipan dalam

penelitian ini yaitu diabaikan, dijauhi, disindir, diejek, difitnah, dan dimusuhi

atau dikucilkan. Disindir, diejek, dan difitnah dikategorikan sebagai bentuk

agresi verbal, sedangkan diabaikan, dijauhi, dan dimusuhi/dikucilkan

dikategorikan sebagai bentuk perilaku pengucilan. Temuan ini sejalan dengan

temuan Kurniasari et al. (2013) yang menunjukkan bahwa bentuk-bentuk

penolakan sosial teman sebaya yang umum terjadi di masyarakat Indonesia

yaitu pengucilan, pelecehan, kekerasan verbal (mengejek, menyindir,

memfitnah, mengintimidasi, dan lain-lain), kekerasan fisik (menonjok,

menendang, mencambuk, menjegal, memukul dengan benda, dan lain-lain), dan

kekerasan seksual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

63

2. Pemaknaan Cara Frankl sebagai Strategi Coping dari Pengalaman

Penolakan Sosial Teman Sebaya

Secara umum, dua dari tiga nilai yang ditawarkan Frankl sebagai coping

dari penolakan teman sebaya, muncul dalam hasil penelitian ini. Temuan

pertama yaitu nilai daya cipta. Nilai daya cipta muncul dalam aktivitas positif

partisipan seperti kegiatan belajar mengajar, pramuka, les, olahraga, dan

berorganisasi. Sebagian besar aktivitas tersebut (kegiatan belajar mengajar,

pramuka, dan berorganisasi) mereka lakukan di sekolah. Hal ini sejalan dengan

pendapat Brooks (2011) bahwa seorang remaja akan menghabiskan waktunya

untuk berkumpul bersama sebayanya dan membentuk kelompok salah satunya

di lingkungan sekolah. Temuan ini juga didukung oleh pendapat Frankl (1972)

bahwa individu yang bertanggungjawab dan memiliki kontrol penuh atas

dirinya dalam pekerjaannya adalah individu yang memenuhi nilai daya cipta.

Pekerjaan atau tugas utama bagi partisipan adalah sekolah, oleh karena itu

aktivitas-aktivitas di sekolah merupakan perwujudan dari nilai daya cipta.

Di sisi lain, ada juga aktivitas positif yang partisipan lakukan di luar

lingkungan sekolah, seperti les dan olahraga. Hal ini sesuai dengan pendapat

Brooks (2011) bahwa seorang remaja akan memilih teman yang memiliki minat

sama dengan mereka, dan mereka mendapat manfaat dari hubungan tersebut

melalui sikap saling berbagi pengalaman dan perasaan. Frankl (1972) juga

berpendapat bahwa aktivitas merepresentasikan wilayah di mana keunikan

individu tampil dalam hubungannya dengan masyarakat. Hal ini menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

64

bahwa beberapa partisipan memiliki minat pada aktivitas olahraga dan les dan

di sini lah keunikan mereka tampil.

Nilai yang kedua adalah nilai pengalaman. Semua partisipan dalam

penelitian ini ternyata belum mampu untuk menemukan makna di dalam

pengalaman penolakan teman sebaya yang mereka alami. Secara umum, para

partisipan memang sudah mengalami, merasakan sendiri, dan juga menghayati

pengalaman penolakannya. Akan tetapi, mereka belum sampai kepada

penemuan kebaikan atau kebenaran dibalik pengalamannya. Berikut ini adalah

penghayatan partisipan terhadap pengalaman penolakan teman sebaya yang

muncul dalam koding. Pertama, penolakan sosial teman sebaya dihayati sebagai

peristiwa yang negatif dan traumatis, antara lain: penolakan sosial teman sebaya

itu peristiwa yang menyakitkan, peristiwa yang mengecewakan, menimbulkan

kegelisahan, peristiwa pengkhianatan teman, konflik karena kesalahpahaman,

konflik karena hubungan lawan jenis, konflik karena perbedaan agama, dan

konflik personal yang berubah menjadi konflik kelompok. Hal ini sesuai dengan

pendapat Frankl (1972) bahwa mengalami, merasakan, dan menghayati

penderitaan mampu mengantarkan individu kepada makna ketika individu

mampu menemukan kebaikan atau kebenaran di dalamnya. Para partisipan

dalam penelitian ini ternyata baru mampu untuk menghayati penderitaannya,

tetapi belum mampu untuk menemukan kebaikan di dalamnya.

Pengalaman penolakan sosial teman sebaya dihayati partisipan sebagai

peristiwa yang menyakitkan, mengecewakan, dan menimbulkan kegelisahan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Lim & Gan (2012) yang menemukan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

65

seseorang yang mengalami penolakan sosial mengalami stress emosional

(emotional distress) yang cukup tinggi. Temuan tersebut juga didukung dengan

temuan penelitian Moor et al., (2010) bahwa penolakan sosial mampu

menimbulkan perasaan sakit (feeling of hurts).

Pengalaman penolakan sosial teman sebaya juga dihayati partisipan sebagai

peristiwa pengkhianatan dari teman dan konflik personal yang meluas menjadi

konflik kelompok. Hasil temuan ini sejalan dengan temuan Garris et al., (2011)

dan pendapat Berndt et al., (1979, dalam Santrock, 2002). Garris, et al., (2011)

menemukan bahwa penolakan sosial teman sebaya merupakan pengkhianatan

yang tidak dapat diprediksi (unexpected betrayal). Sedangkan Berndt et al.,

(1979, dalam Santrock, 2002) berpendapat bahwa pada masa remaja, khususnya

remaja awal (12-13th), mereka cenderung mengikuti standar-standar dari teman

sebayanya, kemudian standar itu digunakan untuk menilai anggota kelompok.

Hal ini menunjukkan bahwa konflik individual antar teman sebaya mungkin

menjadi meluas ketika ada satu pihak yang mengkomunikasikan konfliknya ke

dalam kelompoknya.

Selain itu, pengalaman penolakan sosial teman sebaya juga dihayati

partisipan sebagai konflik karena kesalahpahaman. Menurut Ayduk et al.,

(2009) kesalahpahaman (misunderstanding) adalah salah satu indikator dari

banyaknya indikator dari penolakan sosial teman sebaya (global indicators of

peer rejection). Pengalaman penolakan sosial teman sebaya juga dihayati

partisipan sebagai konflik karena hubungan lawan jenis. Peneliti belum

menemukan cukup bukti dari penelitian terdahulu mengenai hal ini. Oleh karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

66

itu, peneliti mengkategorikan temuan ini sebagai temuan baru. Pengalaman

penolakan sosial teman sebaya juga dihayati partisipan sebagai konflik karena

perbedaan agama. Hasil temuan ini sejalan dengan temuan Astuti (2008, dalam

Umasugi, in press) bahwa perbedaan kelas: ekonomi, agama, gender, etnisitas

atau ras merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya penolakan

sosial teman sebaya.

Nilai yang ketiga adalah nilai sikap. Nilai sikap yang muncul dalam

penelitian ini cukup positif, yaitu sikap untuk memberi maaf dan meminta maaf,

tetap berpikir positif, menyadari kekurangan/introspeksi, tetap bersikap baik

kepada teman yang menolak, datang konseling, mandiri, memperbaiki

kekurangan diri, lebih menyadari keberadaan teman yang tidak menolak,

berhati-hati dalam bertindak, mengontrol emosi, dan mengambil keputusan

untuk mengalah. Di luar dugaan peneliti, ternyata nilai sikap muncul lebih

banyak dibandingkan dengan nilai daya cipta dan nilai pengalaman.

Sebagian besar nilai sikap yang muncul dalam penelitian ini berasal dari

dalam diri partisipan, yaitu sikap untuk memberi dan meminta maaf, berpikir

positif, menyadari kekurangan/introspeksi, mandiri, memperbaiki kekurangan

diri, berhati-hati dalam bertindak, mengontrol emosi, serta keputusan untuk

mengalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Frankl (1972) bahwa individu yang

memenuhi nilai sikap adalah mereka yang memiliki keikhlasan dalam

menghadapi penderitaannya dan bergerak ke arah perubahan dirinya. Memberi

maaf, berpikir positif, introspeksi, mengontrol emosi, dan mengalah merupakan

bentuk keikhlasan yang ditunjukkan partisipan, sedangkan meminta maaf,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

67

mandiri, memperbaiki kekurangan diri, dan berhati-hati dalam bertindak

merupakan bentuk usaha partisipan ke arah perubahan dirinya. Frankl (1972,

dalam Koeswara, 1992) juga memiliki semboyan bahwa,”Sesuatu yang tidak

dapat membunuhku membuat aku lebih kuat”. Jadi, dalam pandangan Frankl,

penderitaan memiliki makna ganda yaitu mampu membentuk karakter dan

membentuk kekuatan atau ketahanan diri. Sikap-sikap yang muncul dari dalam

diri partisipan seperti memberi dan meminta maaf, berhati-hati dalam bertindak,

mengontrol emosi, dan mengalah merupakan bentuk ketahanan diri yang

ditunjukkan partisipan, sedangkan berpikir positif, menyadari

kekurangan/introspeksi, mandiri, serta memperbaiki kekurangan diri

merupakan sikap yang mengarahkan partisipan kepada pembentukan karakter.

Di sisi lain ada juga nilai sikap yang muncul dalam hubungan partisipan

dengan orang lain, yaitu sikap untuk lebih menyadari keberadaan teman yang

tidak menolak, sikap untuk mencari bantuan kepada guru BK melalui konseling,

dan tetap bersikap baik kepada teman yang menolak. Temuan ini sejalan dengan

penelitian Lim & Gan (2012) yang menemukan bahwa strategi coping yang

umum digunakan partisipan penelitiannya (anak-anak anggota kelompok

bermain di Singapura) pada saat ditolak teman sebaya adalah mencari teman

lain (seek alternative playmates) dan mencari bantuan orang dewasa (seek

adults help). Sedangkan temuan tentang sikap baik terhadap teman yang

menolak, peneliti kategorikan sebagai temuan baru dalam penelitian ini. Hal ini

karena tidak ditemukan cukup bukti dalam penelitian terdahulu mengenai

temuan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

68

3. Kegagalan Pemaknaan sebagai Cara Mengatasi Tekanan Akibat

Penolakan Sosial Teman Sebaya

Meskipun secara keseluruhan nilai-nilai yang ditawarkan Frankl muncul

lebih banyak, tetapi masih ada partisipan yang mengalami kegagalan dalam

memaknai pengalaman penolakan sosial teman sebaya sebagai cara mengatasi

tekanan, baik dalam bentuk frustasi eksistensial maupun neurosis noogenik.

Temuan tentang frustasi eksistensial yang dialami partisipan berupa hilangnya

dukungan dan bimbingan moral, tidak memiliki kepastian tentang apa yang

harus diperbuat, serta merasa absurd dan hampa dalam menjalani hidup.

Temuan ini memiliki kesesuaian dengan temuan beberapa penelitian terdahulu:

penolakan sosial meningkatkan penilaian negatif terhadap orang lain,

meningkatkan perilaku menghindari orang lain, merasa bersalah dan mudah

terluka, kekurangan afek positif, depresif, merasa sendiri, dan menganggap

keberadaannya tidak berharga (Garris et al., 2011; Sommer, K. L. & Barnieri,

F., 2015; Lim, J. T. & Gan, L., 2012). Sedangkan temuan tentang neurosis

noogenik yang dialami partisipan berupa keputusan untuk mabuk. Temuan

tentang ini tidak memiliki cukup bukti yang menunjukkan bahwa partisipan

mengalami neurosis noogenik. Hanya ada 1 partisipan yang mengatasi tekanan

akibat penolakan teman sebaya dengan mabuk (alkoholisme). Meski demikian,

Frankl meyakini bahwa baik frustasi eksistensial maupun neurosis noogenik

bukan merupakan patologis, melainkan suatu kendala yang wajar ketika

individu memiliki kemauan untuk menemukan makna dalam hidupnya (will to

meaning).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan dari

penelitian yang bertujuan untuk mengungkap dan memahami cara remaja

memaknai pengalaman penolakan sosial teman sebaya. Beberapa kesimpulan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Secara umum, para partisipan mampu memaknai pengalaman sebagai cara

mengatasi tekanan akibat penolakan sosial teman sebaya dengan mewujudkan 2

nilai yang ditawarkan Frankl, yaitu nilai daya cipta dan nilai sikap. Nilai sikap

muncul paling banyak, dilanjutkan dengan nilai daya cipta. Sedangkan nilai

pengalaman tidak muncul dalam penelitian ini karena para partisipan belum mampu

menemukan kebaikan atau kebenaran dari peristiwa penolakan yang mereka alami.

Semua partisipan masih melihat penolakan sosial sebagai peristiwa yang negatif.

Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi

eksistensial dalam diri partisipan.

2. Pengalaman stress yang dialami partisipan bersumber dari penolakan teman

sebaya yang berbentuk pengucilan atau dimusuhi teman, diabaikan, dijauhi,

disindir, diejek, dan difitnah.

3. Dilihat dari nilai daya cipta, para partisipan mampu mewujudkan nilai daya

cipta melalui aktivitas positif yang mereka lakukan di lingkungan sekolah dan di

luar lingkungan sekolah. Aktivitas yang mereka lakukan di sekolah yaitu kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

70

belajar mengajar, pramuka, dan berorganisasi. Sedangkan aktivitas yang mereka

lakukan di luar lingkungan sekolah yaitu les dan olahraga. Dilihat dari nilai

pengalaman, para partisipan masih menghayati pengalaman penolakan teman

sebayanya sebagai peristiwa yang negatif bahkan traumatis. Pendapat partisipan

yang muncul yaitu: penolakan sosial teman sebaya sebagai peristiwa yang

menyakitkan, mengecewakan, menimbulkan kegelisahan, pengkhianatan teman,

konflik karena kesalahpahaman, konflik karena hubungan lawan jenis, konflik

karena perbedaan agama, dan konflik personal yang berubah menjadi konflik

kelompok. Dilihat dari nilai sikap, para partisipan memiliki sikap yang cukup

positif dalam menghadapi penolakan sosial teman sebayanya. Sikap yang muncul

antara lain: sikap untuk memberi maaf dan meminta maaf, tetap berpikir positif,

menyadari kekurangan/introspeksi, tetap bersikap baik kepada teman yang

menolak, datang konseling, mandiri, memperbaiki kekurangan diri, lebih

menyadari keberadaan teman yang tidak menolak, berhati-hati dalam bertindak,

mengontrol emosi, dan mengambil keputusan untuk mengalah.

4. Kegagalan pemaknaan yang dialami partisipan sebagai cara mengatasi

tekanan akibat penolakan teman sebaya yaitu berbentuk frustasi eksistensial, berupa

hilangnya dukungan dan bimbingan moral, tidak memiliki kepastian tentang apa

yang harus diperbuat, serta merasa absurd dan hampa dalam menjalani hidup.

B. Keterbatasan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

71

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, khususnya pada saat pemilihan

partisipan dan pengambilan data.

1. Pemilihan partisipan dilakukan oleh guru dengan indikator yang kurang

detail dari peneliti. Peneliti tidak menduga bahwa indikator yang kurang detail ini

membuat FGD kurang tepat sasaran. Tidak semua partisipan ternyata merupakan

korban penolakan sosial teman sebaya. Beberapa dari mereka ternyata adalah

pelaku penolakan sosial teman sebaya.

2. Peneliti kurang melakukan rapport pendahuluan pada para partisipan.

Rapport pendahuluan hanya dilakukan satu kali sebelum dilaksanakan FGD. Hal

ini membuat partisipan kesulitan menyamakan jadwal. Akibatnya pada saat FGD

pertama dilaksanakan, partisipan yang hadir tidak lengkap, dan pada saat FGD

kedua dilaksanakan, partisipan yang hadir semakin berkurang.

3. Peneliti tidak melibatkan supervisi psikolog, sehingga ketika ada gejala

psikis pasca FGD, peneliti kurang dapat mengantisipasi. Dalam penelitian ini,

ketidaknyamanan secara psikis diminimalisir dengan melakukan relaksasi nafas

setelah sesi FGD.

C. Saran

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan melakukan penelitian

sejenis. Pertama, peneliti perlu melakukan rapport lebih banyak. Hal ini akan

meminimalisir terjadinya kesalahan kriteria dalam pemilihan partisipan. Selain itu,

rapport dalam jumlah yang memadai dapat meningkatkan kedekatan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

72

partisipan dan peneliti. Rapport yang memadai juga mampu meningkatkan

komitmen partisipan pada kelompok FGD.

Kedua, peneliti perlu melakukan probing pada nilai daya cipta yang dimiliki

partisipan. Hal ini karena nilai daya cipta yang muncul dalam penelitian ini masih

sedikit. Ketiga, peneliti perlu lebih memahami kondisi partisipan pada saat FGD

berlangsung. Pengalaman penolakan sosial teman sebaya bisa jadi merupakan

persoalan yang sensitif. Oleh karena itu, peneliti perlu menyiapkan rencana

cadangan jika FGD terpaksa untuk ditunda atau dihentikan. Keempat, coping model

Frankl bisa diuji cobakan pada subjek lain atau pada pengalaman lain selain

pengalaman penolakan sosial teman sebaya. Temuan dalam penelitian tersebut akan

memperkaya hasil penelitian ini.

2. Bagi Praktisi Psikologi

Upaya pendampingan pada remaja khususnya remaja yang mengalami

penolakan sosial teman sebaya perlu untuk ditingkatkan. Selain itu, edukasi

mengenai dampak yang cukup signifikan dari peristiwa penolakan sosial teman

sebaya juga perlu dijelaskan kepada significant others atau orang-orang terdekat

dari seorang remaja. Lebih jauh lagi, edukasi tentang coping model Frankl juga

perlu dilakukan sebagai langkah alternatif remaja dalam menghadapi penolakan

sosial teman sebayanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

73

3. Bagi Orang Tua

Orang tua memiliki peran yang penting bagi remaja yang mengalami

penolakan sosial oleh teman sebayanya. Ketika ditolak oleh teman sebayanya,

seorang remaja akan merasa kehilangan dukungan dan penerimaan. Hal ini terlihat

dari hasil temuan tentang frustrasi eksistensial yang berupa hilangnya dukungan

dan bimbingan moral. Oleh karena itu, orang tua diharapkan mampu menjadi

“sahabat” bagi seorang remaja. Selain itu, orang tua juga diharapkan mampu

mengarahkan remaja pada aktivitas yang positif (nilai daya cipta), menerima

pengalamannya (nilai pengalaman), dan bergerak mengatasi permasalahannya

(nilai sikap).

4. Bagi Sekolah

Sekolah juga memiliki peran dalam membantu remaja menghadapi penolakan

sosial teman sebaya. Selain dengan melakukan upaya pendampingan melalui guru

BK dan wali kelas (nilai pengalaman), sekolah juga bisa menambahkan aktivitas

dalam bentuk ekstra kurikuler maupun aktivitas positif lain (nilai daya cipta).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

74

DAFTAR ACUAN

Adiratna, R. (in press). Peran penolakan sosial dan kecenderungan neurotik dalam

memprediksikan ketidakberdayaan yang dipelajari pada narapidana. Jakarta: Binus

University.

Amfelzer. (Ed.). (2014). Pelaku bullying SD Trisula Perwari beraksi tiap hari. (2014,

Oktober 13). Diunduh 30 April, 2015, dari

http://news.metrotvnews.com/read/2014/10/13/304394/pelaku-bullying-sd-trisula-

perwari-beraksi-tiap-hari

Artemis, G. & Touloumakos, A. K. (2014). “They Accept Me, They Accept Me Not”:

Psychometric Properties of the Greek Version of the Child Parental Acceptance-

Rejection Questionnaire-Short Form. Journal of Family Issues, 1-18.

Ary, W. B., Andayani, T. R., & Sawitri, D. R. (in press). Hubungan konsep diri dengan

penyesuaian sosial siswa kelas akselerasi di SMP Negeri 2 dan SMP PL Dominico

Savio Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro.

Ayduk, O., Gyurak, A., & Luerssen, A. (2009). Rejection sensitivity moderates the impact

of rejection on self-concept clarity. Society for personality and Social Psychology,

35(11), 1467-1478.

Brooks, J. (2011). The process of parenting (ed. ke-1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Frankl, V. E. (1988). The will to meaning. New York: Meridian.

Frankl, V. E. (1972). Man’s search for meaning. New York: Pocket Books.

Garris, C.P., Ohbuchi, K., Oikawa, H., & Harris, M. J. (2011). Consequences of

interpersonal rejection: A cross-cultural experimental study. Journal of Cross-

Cultural Psychology, 42(6), 1066-1083.

Geldard, K. (2012). Intervensi praktis bagi remaja berisiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Greenman, P. S., Schneider, B. H., & Tomada, G. (2009). Stability and change in patterns

of peer rejection implication for children’s academic performance over time. School

Psychology International, 30(2), 163-183.

Hall, C. S. & Lindzey, G. (1993). Teori-teori psikodinamik (klinis). Supratiknya, A. (Ed.).

Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

75

Hudson, C. C., Lambe, L., Pepler, D. J., & Craig, W. M. (2016). Coping while connected:

The association among cybervictimization, privacy setting, and reporting tools in

youth. Canadian Journal of School Psychology, 31(1), 3-16.

Hurlock, E. B. (1980). Development psychology : A life-span approach (ed. ke-5). Dalam

Sijabat, R. M. (Ed.), Masa Remaja (hh. 205-240). Jakarta : Erlangga.

Irwanto, D. (Ed.) (2014). Kasus bullying pencinta alam SMA 3 divonis hari ini. (2014,

Agustus 26). Diunduh 30 April, 2015, dari

http://news.metrotvnews.com/read/2014/08/26/282734/kasus-bullying-pencinta-

alam-sma-3-divonis-hari-ini

Kang, S. K. & Inzlicht, M. (2012). Stigma Building Blocks: How instruction and

experience teach children about rejection by outgroups. Personality and Social

Psychology Bulletin, 38(3), 357-369.

Kim, J., Park, S. H., Youn, Y. S., Han, A., & Kim, M. (2016). Stress and coping associated

with acculturation among North Korean defectors. Journal of Humanistic

Psychology, 1(1), 1-21.

Knowles, M. G., Green, A., & Weidel, A. (2014). Social rejection biases estimates

interpersonal distance. Social Psychological and Personality Science, 5(2), 158-167.

Koeswara, E. (1992). Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta : Kanisius.

Kurniasari, A., Wismaayanti, Y. F., Irmayani., Husmiati., Widodo, N., Susantyo, B. (2013).

Ringkasan Hasil Survei Kekerasan Terhadap Anak. Naskah yang tidak diterbitkan.

Lim, J.T., & Gan, L. (2012). Peer rejection in preschool: Foregrounding children’s voices.

Journal of Early Childhood Research, 11(1), 45-62.

Maner, J. K., Miller, S. L., Schmidt, N. B., & Eckel, L. A. (2010). The endocrinology of

exclusion: Rejection elicits Motivationally tuned changes in progesterone.

Association for Psychological Science, 21(4), 581-588.

Moor, B. G., Crone, E. A., & Molen, M. W. (2010). The heartbrake of social rejection:

Heart rate deceleration in response to unexpected peer rejection. Psychological

Science, 21(9), 1326-1333.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

76

Nisfiannoor, M. & Kartika, Y. (2004). Hubungan antara regulasi emosi dan penerimaan

kelompok teman sebaya pada remaja. Jurnal Psikologi, 2(2), 160-178.

Nisfiannoor, M. & Yulianti, E. (2005). Perbandingan perilaku agresif antara remaja yang

berasal dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh. Jurnal Psikologi, 3(1), 1-18.

Putera, A. D. & Afrianti, D. (Ed.). (2015). SMP Al-Jannah bantah nadhira mengalami

“Bullying” di sekolah. (2015, Maret 16). Diunduh 30 April, 2015, dari

http://megapolitan.kompas.com/

read/2015/03/16/21290921/SMP.Al.Jannah.Bantah.Nadhira.Mengalami.Bullying.d

i.Sekolah

Rene, J. T. & Berenbeum, H. (2009). The association between rejection and depression in

the context of women’s relationsips with their parents. Journal of Social and

Personal Relationships, 26(2-3), 327-339.

Rohayati, I. (2011). Program bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan percaya diri

siswa. ISSN, 1412-565X(1), 368-376.

Santrock, J. W. (2002). Life-span development. Dalam W. C. Kristiaji & Y. Sumiharti

(Ed.), Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak (hh. 295-378). Jakarta : Erlangga.

Santrock, J. W. (2002). Life-span development. Dalam W. C. Kristiaji & Y. Sumiharti

(Ed.), Masa Remaja (hh. 6-66). Jakarta : Erlangga.

Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan: Model-model kepribadian sehat. Yogyakarta:

Kanisius.

Sommer, K. L. & Barnieri, F. (2015). Minimizing the pain and probability of rejection:

Evidence for relational distancing and proximity seeking within face to face

interaction. Social Psychological and Personality Science, 6(2), 131-139.

Sumiati, A. & Chairunnissa (2010). Hubungan antara penerimaan kelompok teman sebaya

dengan prestasi akademik mahasiswa pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Jakarta. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 2(2), 105-118.

Supratiknya, A. (2007). Kiat merujuk sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta: Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PEMAKNAAN CARA FRANKL SEBAGAI STRATEGI COPING … · Di sisi lain, muncul juga sindroma ketidakbermaknaan berbentuk frustrasi ... yaitu kelompok usia 18-24 tahun yang ... mengintimidasi

77

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam psikologi.

Yogyakarta: Sanata Dharma.

Takariawan, C. (2015). Anak kita rentan mengalami kekerasan. (2015, Maret 8). Diunduh

18 April, 2016, dari http://www.kompasiana.com/pakcah/anak-kita-rentan-

mengalami-kekerasan_54fd1a80a333118e2050f84d

Thomas, S.C. (1997). On understanding the processes of peer rejection: The potential

contributions of labelling theory. The School Community Journal, 7(2), 77-86.

Umasugi, S. C. (in press). The relationship between emotion regulation and religiosity with

bullying behavior tendencies in teens. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Valiente, C., Eisenberg, N., Fabes, R. A., Spinrad, T. L., & Sulik, M. J. (2015). Coping

across the transition to adolescence: Evidence of interindividual consistency and

mean-level change. Journal of Early Adolescence, 35(7), 947-965.

Wartini, Ilyas, A., & Zikra. (2013). Karakteristik belajar siswa terisolir. Jurnal Ilmiah

Konseling, 2(1), 131-135.

Wasito, D. R., Sarwindah, D., & Sulistiani, W. (2010). Penyesuaian sosial remaja tuna

rungu yang bersekolah di sekolah umum. INSAN, 12(3), 138-152.

Widrianto, G. K. (Ed.). (2014). Video pengeroyokan siswa SD beredar di Temanggung.

(2014, Oktober 15). Diunduh 30 April, 2015, dari

http://regional.kompas.com/read/2014/10/15/

15531011/Video.Pengeroyokan.Siswa.SD.Beredar.di.Temanggung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI